Anda di halaman 1dari 18

PROGRAM KIE & KONSELING DALAM PELAYANAN KB

Disusun untuk memenuhi tugas

MATA KULIAH KB & KESEHATAN REPRODUKSI

DOSEN PENGAMPU : NS.FARIDAH BD S.KEP,M.KES

DISUSUN OLEH :

NAMA : RINA RAHMADONA

KELAS : 1A

NIM : 214110322

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES PADANG

JURUSAN KEBIDANAN

TP. 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya makalah yang
berjudul “Program KIE & Konseling Dalam Pelayanan KB” ini. Dalam rangka pemenuhan
tugas mata kuliah Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Atas dukungan moral dan materi yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka
penulis mengucapan banyak terimakasih kepada Ibu Ns. Faridah BD S.Kep,M.Kes selaku
dosen pengampu mata kuliah yang memberikan dorongan , masukan kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, saran dan
kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk penyempurnaan makalah
ini.

Padang,17 Januari 2022

Rina Rahmadona

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………...………………………………… …i

DAFTAR ISI………………………………………………………………………… ……….ii

BAB I

PENDAHULUAN………………………………………………………………………… ….1

A. Latar Belakang…...…………………………………………………………………… ..1

B. Rumusan Masalah …………………………………………………………………...….1

C. Tujuan………………………………………………………………………… ………..2

BAB II

PEMBAHASAN……………………………………………………………………………....3

A. Pengertian KIE ………………………………………………………………………..3


B. Tujuan KIE………………………..……….. …..……..………………………………4
C. Jenis kegiatan KIE……………………………………………………………………..4
D. Prinsip Langkah KIE…………………………………………………………………..5
E. Konseling ……………………………………………………………………………..6
1. Pengertian …………………………………………………………………………..6
2. Tujuan ………………………………………………………………………………6
3. Jenis Konseling ……………………………………………………………………..7
4. Langkah - Langkah dalam konseling ……………………………………………….8
BAB III

PENUTUP………………………………………………………………………… ………...14

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………… …14

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pemerintah mengadakan program keluarga berencana (KB) agar laju
pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan.Kementrian Kesehatan Republik
Indonesia telah mengeluarkan kebijakan Jaminan Persalinan ( Jampersal) di tahun
2011 yang terintegrasi dalam pelayanan KB yang memiliki tujuan dan harapan
meningkatkan satatus kesehatan dan kelangsungan hidup ibu dan bayi (juknis
jampersal, 2011). Kebijakanjampersal yang terintegrasi tersebut, pelayanan KB
lebih diarahkan kepada kontrasepsi jangka panjang (MKJP) seperti IUD, AKBK /
susuk KB, Metode Operasi Pria (MOP) dan Metode Operasi Wanita (MOW). Agar
dalam penyediaan alat / obat kontrasepsi dan sarana sesuai dengan yang diharapkan,
pelayanan KB diperlukan adanya pendataan ibu hamil, Komunikasi Informasi dan
Edukasi (KIE), konseling saat pasca persalinan dan pasca keguguran, kemudian
memberi pelatihan bagi dokter dan bidan khususnya pelayanan KB MKJP (juknis
jampersal, 2011).
Penyediaan alat / obat kontrasepsi dan sarana pendukung pelayanan KB ini
diperlukan adanya beberapa proses kegiatan seperti pendataan ibu hamil,
Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE), konseling saat pasca persalinan dan
pasca keguguran, memfasilitasi pelatihan bagi dokter dan bidan khususnya
pelayanan KB MKJP (juknis jampersal, 2011).Pada penelitian sebelumnya
dijelaskan bahwa ada pengaruh hubungan tingkat pendidikan dengan penggunaan
metode kontrasepsi, berdasarkan hasil dari chi-square dapat diketahui bahwa
tingkat pendidikan di Kecamatan Jenu sebanyak 27 orang (27%) responden
berpendidikan rendah yang menggunakan metode kontrasepsi tidak efektif,
sedangkan untuk 14 orang (14%) responden berpendidikan tinggi yang
menggunakan metode kontrasepsi yang tidak efektif

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian tadi, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut.:
1. Apa pengertian KIE ?
2. Apa tujuan Program KIE ?
1
3. Apa saja jenis kegiatan Program KIE ?
4. Bagaimana prinsip langkap KIE ?
5. Apa pengertian Konseling KB ?
6. Apa tujuan dari konseling dalam pelayanan KB?
7. Apa saja jenis konseling dalam pelayanan KB ?
8. Bagaimana Langkah – Langkah dalam konseling ?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini aadalah, sebagai berikut :
1. Mengetahui pengertian KIE
2. Mengetahui tujuan Program KIE
3. Mengetahui jenis kegiatan Program KIE
4. Mengetahui prinsip langkap KIE
5. Mengetahui pengertian Konseling KB
6. Mengetahui tujuan dari konseling dalam pelayanan KB
7. Menjelaskan jenis konseling dalam pelayanan KB
8. Mngetahui langkah – langkah dalam konseling KB

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian KIE
KIE merupakan gabungan dari tiga konsep yaitu Komunikasi, Informasi dan
Edukasi. Pengertian ketiga konsep tersebut memiliki keterkaitan satu sama lain.
BKKBN mendefinisikan Komunikasi sebagai suatu proses penyampaian isi pesan dari
seseorang kepada pihak lain untuk mendapatkan tanggapan, Informasi sebagai data dan
fakta untuk diketahui dan dimanfaatkan oleh siapa saja, sementara Edukasi
didefinisikan sebagai sesuatu kegiatan yang mendorong terjadinya perubahan
(pengetahuan, sikap, perilaku dan keterampilan) seseorang, kelompok dan masyarakat.

KIE juga biasa disebut dengan penyuluhan adalah suatu kegiatan dimana
terjadi proses komunikasi dan edukasi dengan penyebaran informasi. Dalam kaitannya
dengan program Kependudukan, Keluarga Berencana dan Pembangunan Keluarga
(KKBPK) Nasional, Komunikasi, Informasi dan Edukasi (KIE)/ Penyuluhan adalah
kegiatan penyampaian informasi untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku
individu, keluarga dan masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga
Berencana (BKKBN, 2012:13).

KIE/ Penyuluhan dapat dilaksanakan dengan baik dengan memperhatikan


media/saluran yang digunakan, dimana media/saluran merupakan suatu alat
bantu/wadah yang digunakan untuk menyampaikan informasi/ pesan kepada khalayak.
Selain itu dalam penyampaian KIE/ Penyuluhan juga harus memahami materi KIE/
Penyuluhan yang akan disampaikan. Materi KIE/ Penyuluhan adalah keseluruhan
bahan pendukung yang dihasilkan/ diproduksi untuk dipergunakan sebagai alat bantu
penyampaian pesan KIE/ Penyuluhan Program KKB Nasional kepada
sasaran/khalayak, baik berupa bahan cetakan, elektronik, fotografi maupun alat peraga
yang siap dikomunikasikan. Adapun Isi pesan KIE/ Penyuluhan itu sendiri merupakan
informasi program KKB Nasional yang perlu diketahui oleh keluarga dan masyarakat.

3
B. Tujuan KIE
Tujuan KIE/ Penyuluhan Tujuan KIE/ Penyuluhan adalah mengubah sikap
mental, kepercayaan nilai-nilai dan perilaku individu serta kelompok masyarakat 39
(BKKBN, 2011).
Ditambahkan dalam Soleh (2011), dalam kaitannya dengan program KB, tujuan
dilaksanakannya Program KIE/ Penyuluhan adalah:
1. Meningkatkan pengetahuan, sikap dan praktek KB sehingga tercapai
penambahan peserta baru.
2. Membina kelestarian peserta KB.
3. Meletakkan dasar bagi mekanisme sosio-kultural yang dapat menjamin
berlangsungnya proses penerimaan.
4. Mendorong terjadinya proses perubahan perilaku ke arah yang positif,
peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara wajar
sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku
yang sehat dan bertanggung jawab.

Sementara BKKBN (2010) merangkum bahwa tujuan KIE/ Penyuluhan


program KKB untuk mempercepat pencapaian suatu perubahan pengetahuan, sikap,
dan perilaku individu, keluarga dan masyarakat tentang kependudukan dan KB yang
dapat dilakukan melalui berbagai saluran komunikasi.

C. Jenis Kegiatan KIE


Jenis – jenis kegiatan KIE adalah :
a) KIE Individu KIE individu merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung
antara petugas KIE dengan individu sasaran program KB. Biasanya dilakukan oleh
PLKB dalam kegiatan kunjungan rumah atau jika sasaran individu mendatangi
PLKB untuk mendapatkan KIE/ Penyuluhan sesuai keinginannya.

4
b) KIE Kelompok KIE kelompok merupakan suatu proses KIE timbul secara langsung
antara petugas KIE dengan kelompok (2-15 orang). PKB harus mempunyai jadwal
kegiatan rutin pertemuan-pertemuan ditingkat kelurahan dan kelompok kegiatan
(poktan) yang ada. Contohnya kegiatan pertemuan rutin bulanan ditingkat
kelurahan, kegiatan poktan BKB, BKR, BKL dan UPPKS.
c) KIE Massa KIE massa merupakan suatu proses KIE tentang program KKB yang
dapat dilakukan secara langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam
jumlah yang besar. PLKB bisa berkoordinasi dengan SKPDKB untuk minta
bantuan mobil penerangan (Mupen) untuk menayangkan film program KKB dan
mobil pelayanan (Muyan) untuk melakukan pelayanan KB di saat kegiatan-
kegiatan momentum.

D. Prinsip Langkah KIE


Pada dasarnya program KIE adalah untuk melakukan perubahan, maka akan
selalu ada resistensi, oposisi, dan conflict. Tidak ada faktor tunggal yang menjamin
keberhasilan KIE.
Beberapa prinsip di bawah ini dapat dijadikan pedoman dalam melakukan KIE yang
sukses:
1. Realistis
Program KIE yang berhasil bersandar pada isu dan agenda yang spesifik, jelas, dan
terukur. Biasanya berdasarkan identifikasi permasalahan atau hasil dari analisis
pendataan keluarga.
2. Sistematis
Program KIE adalah seni tetapi bukan lukisan abstrak sehingga diperlukan
perencanaan yang akurat. KIE/ Penyuluhan memerlukan perencanaan yang matang
mulai dari persiapan sampai tahapan pelaksanaan dan evaluasi.
3. Taktis
Program KIE tidak mungkin dilakukan secara sendiri sehingga harus membangun
kemitraan. PKB hendaknya selalu membangun hubungan baik dengan mitra kerja,
antara lain Kepala Desa/ Lurah, Kepala Puskesmas, dokter, bidan, tokoh agama,
tokoh masyarakat, PKK, LSM lainnya, kader dan masyarakat.

5
4. Strategis
KIE/ Penyuluhan tidak selalu menjadi kegiatan yang berdiri sendiri namun bisa
dilakukan secara integratif dengan kegiatan lainnya di lini lapangan (bersifat luwes
sesuai karakteristik wilayahnya).
5. Berani KIE/ penyuluhan yang bertujuan mengubah sikap mental, kepercayaan
nilai-nilai perilaku individu serta kelompok masyarakat haruslah bersifat berani
memberikan informasi yang jujur apa adanya. Contohnya efek samping alat dan
obat kontrasepsi.

Prinsip lain yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan KIE adalah:

a. Memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah


b. Memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu sebagaimana adanya
c. Memberi penjelasan dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami
d. Menggunakan alat peraga yang menarik dan mengambil contoh dari
kehidupan sehari-hari
e. Menyesuaikan isi penyuluhan dengan keadaaan dan resiko yang dimiliki ibu

E. Konseling
1. Pengertian
Secara umum, konseling adalah hubungan yang dibangun oleh penyedia
layanan klien dan pasanganya untuk membantu mereka memahami kondisi saat ini
dan kemungkinan yang akan terjadi di masa yang akan datang.
Dalam konseling KB, tujuan utama dari pelaksanaan konseling adalah
membantu klien bersama pasangan memahami diri sendiri dan situasinya agar dapat
mengambil keputusan mengenai program KB yang akan dijalankan serta
memahami dan mempersiapkan diri untuk menjalani dengan baik program KB yang
telah ia putuskan.
2. Tujuan
Biasanya, klien bersama pasangan yang membutuhkan konseling datang dalam
keadaan bingung dan membutuhkan bantuan. Bantuan yang dibutuhkan pun
beragam, mulai dari bantuan informasi sampai dengan bantuan emosional. Oleh
karena itu, konseling KB sebenarnya bertujuan untuk mengambil keputusan ber-
KB yang sesuai dengan kondisi diri dan kesehatannya. Di samping itu, konseling
6
KB juga memiliki manfaat, antara lain: a. Membantu penyedia layanan dalam
mengumpulkan berbagai informasi penting dari klien bersama pasangan. b.
Membantu penyedia layanan membangun relasi yang baik dengan klien bersama
pasangan. Pedoman Konseling Menggunakan Lembar Balik ABPK 21 c. Membuat
klien merasa lebih nyaman dan puas dengan perhatian yang diberikan oleh penyedia
layanan, sehingga ia cenderung lebih terbuka dan jujur, serta patuh terhadap saran
yang diberikan. d. Membantu klien bersama pasangan mengambil keputusan yang
tepat dan sesuai dengan kondisinya mengenai metode ber-KB yang akan dilakukan.

3. Jenis konseling
Jenis Konseling dalam pelayanan KB
a) Konseling umum
Konseling umum dapat dilakukan oleh Petugas Lapangan Keluarga Berencana
(PLKB) serta kader yang sudah mendapatkan pelatihan konseling yang standar.
Konseling umum sering dilakukan di lapangan (nonklinik).
Tugas utama dipusatkan pada pemberian informasi KB, baik dalam
kelompok kecil maupun secara perseorangan. Konseling umum meliputi
penjelasan umum dari berbagai metode kontrasepsi untuk mengenalkan kaitan
antara kontrasepsi, tujuan dan fungsi reproduksi keluarga.

b) Konseling spesifik
Konseling spesifik dapat dilakukan oleh dokter / bidan / konselor.
Pelayanan konseling spesifik dilakukan di klinik dan diupayakan agar diberikan
secara perorangan di ruangan khusus. Pelayanan konseling di klinik dilakukan
untuk melengkapi dan sebagai pemantapan hasil konseling lapangan.
Konseling spesifik berisi penjelasan spesifik tentang metode yang
diinginkan, alternatif, keuntunganketerbatasan, akses, dan fasilitas layanan

c) Konseling pra dan pasca Tindakan


Konseling pra dan pasca tindakan dapat dilakukan oleh operator /
konselor / dokter / bidan. Pelayanan konseling ini juga dilakukan di klinik secara
perseorangan.

7
Konseling ini meliputi penjelasan spesifik tentang prosedur yang akan
dilaksanakan (pra, selama dan pasca) serta penjelasan lisan / instruksi tertulis
asuhan mandiri.

4. Langkah – Langkah dalam konseling


Langkah – Langkah melakukan konseling dalam pelayanan KB :

KONSELING AWAL
1. Sapa klien dengan ramah, perkenalkan diri anda dan tanyakan tujuan
kedatangannya
2. Berikan informasi umum tentang Keluarga Berencana
3. Berikan informasi tentang jenis kontrasepsi yang tersedia dan resiko serta
keuntungan dari masing- masing kontrasepsi termasuk perbedaan antara
kontap dan metode reversibel :
- Tunjukkan dimana dan bagaimana alkon tersebut digunakan
- Jelaskan bagaimana cara kerja
- Jelaskan kemungkinan efek samping dan masalah kesehatan lain yang
mungkin akan dialami
4. Jelaskan apa yang bisa diperoleh

KONSELING METODE KHUSUS

1. Berikan jaminan akan kerahasian yang diperlukan klien


2. Kumpulkan data data pribadi klien ( nama, alamat, dsb )
3. Tanyakan tujuan KB yang diinginkan (apakah klien ingin mengatur jarak
kelahiran atau ingin membatasi jumlah anaknya )
4. Tanyakan agama/kepercayaan yang dianut klien yang mungkin menentang
penggunaan salah satu metode KB
5. Diskusikan kebutuhan, pertimbangan dan kekhawatiran klien dengan sikap
yang simpatik
6. Bantulah klien untuk memilih metode yang tepat
7. Bila klien memilih AKDR, jelaskan bahwa diperlukan pemeriksaan panggul

8
8. Jelaskan kemungkinan-kemungkinan efek samping semua alat kontrasepsi
sampai benar-benar dimengerti oleh klien

KONSELING PRA PEMASANGAN & SELEKSI KLIEN

1. Lakukan seleksi klien (anamnesa) secara cermat untuk memastikan tidak ada
masalah kondisi kesehatan, misal klien memilih AKDR maka:
2. Tanyakan Riwayat kesehatan Reproduksi :
- Tanggal haid terakhir, lama haid, pola perdarahan haid
- Paritas dan riwayat persalinan yang terakhir
- Riwayat kehamilan ektopik
- Nyeri yang hebat setiap haid
- Anemia yang berat ( Hb < 9 gr % atau Ht < 30 )
- Riwayat infeksi sistem genital ( ISG ), penyakit hubungan seksual ( PHS )
atau infeksi panggul
- Berganti – ganti pasangan ( Risiko ISG tinggi )
- Kanker serviks
3. Jelaskan bahwa perlu dilakukan pemeriksaan fisik dan panggul dan jelaskan
apa yang akan dilakukan dan persilahkan klien untuk mengajukan pertanyaan
(khusus untuk klien yang memilih AKDR, bila klien memilih kontrasepsi lain
maka tidak perlu pemeriksaan panggul kecuali curiga hamil)

TINDAKAN PRA PEMASANGAN

Jelaskan proses pemasangan setiap alat kontrasepsi dan apa yang akan klien rasakan
pada saat proses pemasangan dan setelah pemasangan dan persilahkan klien untuk
mengajukan pertanyaan.

KONSELING PASCA PEMASANGAN (contoh bila klien memlih AKDR)

1. Ajarkan klien bagaimana cara memeriksa sendiri benang AKDR dan kapan
harus dilakukan
2. Jelaskan pada klien apa yang harus dilakukan bila mengalami efek samping
3. Beritahu kapan klien harus datang kembali ke klinik untuk kontrol
9
4. Ingatkan kembali masa pemakaian AKDR Cu T 380A adalah 10 tahun
5. Yakinkan klien bahwa ia dapat datang ke klinik setiap saat bila memerlukan
konsultasi, pemeriksaan medik atau bila menginginkan AKDR tersebut
dicabut.
6. Minta klien untuk mengulangi kembali penjelasan yang telah diberikan
7. Lengkapi rekam medik dan kartu AKDR untuk klien

HAK DAN PERSETUJUAN DALAM KONSELING KB

a) Informed Choice
Informed choice merupakan bentuk persetujuan pilihan tentang: Metode
kontrasepsi yang dipilih oleh klien setelah memahami kebutuhan reproduksi yang
paling sesuai dengan dirinya atau keluarganya. Pilihan tersebut merupakan hasil
bimbingan dan pemberian informasi yang obyektif, akurat dan mudah dimengerti
oleh klien. Pilihan yang diambil merupakan yang terbaik dari berbagai alternatif
yang tersedia.

b) Informed Consent
Informed consent merupakan :
1) Bukti tertulis tentang persetujuan terhadap prosedur klinik suatu metode
kontrasepsi yang akan dilakukan pada klien.
2) Harus ditandatangani oleh klien sendiri atau walinya apabila akibat kondisi
tertentu klien tidak dapat melakukan hal tersebut.
3) Persetujuan diminta apabila prosedur klinik mengandung risiko terhadap
keselamatan klien (baik yang terduga atau tak terduga sebelumnya).
Persetujuan tindakan medik (Informed Consent) berisi tentang kebutuhan
reproduksi klien, informed choice, dan prosedur klinik yang akan dilakukan.

Ada penjelasan tentang risiko dalam melakukan prosedur klinik


tersebut. Informed consent juga dilakukan pada pasangannya dengan alasan
sebagai berikut:
a. Aspek hukum, hanya saksi yang mengetahui bahwa pasangannya

10
secara sadar telah memberikan persetujuan terhadap tindakan medik.
b. Suami tidak dapat menggantikan posisi istrinya untuk memberikan
persetujuan (atau sebaliknya) kecuali pada kondisi khusus tertentu.
c. Secara kultural (Indonesia) suami selalu menjadi penentu dalam
memberikan persetujuan tetapi secara hukum, hal tersebut hanya
merupakan persetujuan terhadap konsekuensi biaya dan pemahaman
risiko (yang telah dijelaskan sebelumnya) yang mungkin timbul dari
prosedur klinik yang akan dilakukan.

CONTOH PEMBERIAN KONSELING KB

▪ GATHER

G - Greet :

Memberi salam, mengenalkan diri dan membuka komunikasi

A – Ask :

Menanyakan keluhan / kebutuhan klien dan menilai apakah keluhan /


keinginan yang disampaikan memang sesuai dengan kondisi yg dihadapi

T – Tell :

Memberikan informasi dan pilihan mengenai metode KB yang tersedia


dan yang cocok untuk klien (kelebihan dan keterbatasan). Tanyakan
mengenai 4 hal berikut:

- Apakah masih ingin memiliki anak?


- Apakah sedang menyusui anak berusasi <6 bulan?
- Apakah suami mau bekerjasama dalam menggunakan kontrasepsi
yang
diinginkan? (Pantang berkala, kondom)
- Apakah memiliki pengalaman tidak menyenangkan dengan metode
KB sebelumnya?

11
H - Help :

Bantu klien untuk memutuskan metode KB terbaik sesuai dengan


kebutuhan (Informed Choice). Apabila terdapat kontraindikasi terhadap
metode yang diinginkan, bantu klien untuk memilih metode KB
alternatif

E-Explain :

Menjelaskan mengenai cara penggunaan metode KB yang tepat lalu


meminta klien untuk menjelaskan kembali. Ingatkan juga klien tentang
efek samping yang mungkin terjadi dan kapan diperlukan kunjungan
kembali

R- Return : Jelaskan bahwa klien perlu untuk kembali apabila :

1. Ingin memakai metode yang berbeda


2. Mengalami efek samping dalam menggunakan KB
3. Ada tanda bahaya
4. Butuh kontrasepsi darurat
5. Kontrol dalam penggunaan AKDR

▪ SATU TUJU

SA :
SApa dan SAlam kepada klien secara terbuka dan sopan. Berikan
perhatian sepenuhnya kepada mereka dan berbicara di tempat yang
nyaman serta terjamin privasinya.
Tanyakan kepada klien apa yang perlu dibantu serta jelaskan pelayanan
apa yang diperoleh.

12
T:
Tanyakan kepada klien informasi tentang dirinya. Bantu klien untuk
berbicara mengalami pengalaman Keluarga Berencana. Tanyakan
kontrasepsi yang diinginkan oleh klien. Coba tempatkan diri kita
didalam hati klien.

U:
Uraian dan diberi tahu apa pilihan kontrasepsi, bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang diingini.

TU :
banTUlah klien menentukan pilihannya. Bantulah klien berpikir
mengenai apa yang paling sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
Doronglah klien untuk menunjukkan keinginannya dan mengajukan
pertanyaan.

J : Jelaskan secara lengkap bagaimana menggunakan kontrasepsi


pilihannya.

U : Perlunya dilakukan kunjungan Ulang. Bicarakan dan buatlah


perjanjian kapan klien akan kembali untuk melakukan pemeriksaaan
lanjutan atau permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan

13
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung/tidak langsung melalui saluran


komunikasi kpd penerima pesan untuk mendapatkan efek.
Komunikasi kesehatan adalah usaha sistematis untuk mempengaruhi perilaku positif
dimasyarakat, dengan menggunakan prinsip dan metode komunikasi baik menggunakan
komunikasi pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan maupun kenyataan yang perlu diketahui masy
(pesan yang disampaikan).
Edukasi adalah proses perubahan perilaku ke arah yang positif. Pendidikan
kesehatan merupakan kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan karena merupakan
salah satu peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan kesehatan.

Konseling merupakan aspek yang sangat penting dalam pelayanan Keluarga Berencana
(KB) dan Kesehatan Reproduksi. Dengan melakukan konseling berarti petugas membantu
klien dalam memilih dan memutuskan jenis kontrasepsi yang akan digunakan sesuai
dengan pilihannya. Konseling yang baik juga akan membantu klien dalam menggunakan
kontrasepsinya lebih lama dan meningkatkan keberhasilan KB. Dan konseling dapat
meningkatkan hubungan dan kepercayaan antara klien dan petugas

14
DAFTAR PUSTAKA

http://digilib.unhas.ac.id/uploaded_files/temporary/DigitalCollection/MmRhMzdlN
mIyMmYyMzM0ZTFjN2IyZTRlNGI2ZGI2YTZkOWQyYWU5ZA==.pdf

https://kesga.kemkes.go.id/assets/file/pedoman/Buku%20Pedoman%20Konseling.pd
f

Keterampilan AKDR. JNPK-KS, Mei 2000

http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-content/uploads/2017/08/Kespro-dan-
KB-Komprehensif-1.pdf

Anda mungkin juga menyukai