Anda di halaman 1dari 18

BAB II

LAPORAN PELAKSANAAN LATIHAN PEMBELAJARAN

A. Muhamad Devi Setya Ramadan/18144100008/Pendidikan Matematika


1. Penyusunan Program BK
Menyusun Program BK/Program kegiatan mahasiswa Bimbingan
dan Konseling selama PPL disekolah kurang lebih 2 (dua) bulan.
Mahasiswa menyusun program BK antara lain dengan cara:
a. Mengumpulkan data siswa / need assessment
b. Mengidentifikasi hasil need assessment
c. Menganalisa hasil identifikasi
d. Menyusun Program BK

2. Layanan Bimbingan Konseling


a. Bimbingan Klasikal
Bimbingan klasikal adalah salah satu pelayanan dasar
bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal, konselor
memberikan pelayanan bimbingan ini kepada peserta didik.
b. Bimbingan Kelompok
Bimbingan Kelompok adalah proses pemberian informasi dan
bantuan oleh seorang ahli (Guru Pembimbing) kepada sekelompok
orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna mencapai suatu
tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah membentuk konsep
diri yang positif.
c. Layanan Konseling Individual
Konseling Individual merupakan layanan yang memungkinkan
konseli mendapat layanan secara langsung secara tatap muka untuk
mengentaskan atau memecahkan permasalahan yang sedang dialami,
sehingga akhirnya konseli dapat mengembangkan potensi dirinya.
d. Studi Kasus
Studi kasus meliputi: (1) sasaran penelitiannya dapat berupa
manusia, peristiwa, latar, dan dokumen; (2) sasaran-sasaran tersebut
ditelaah secara mendalam sebagai suatu totalitas yang sesuai dengan
latar atau konteksnya masing-masing dengan maksud untuk
memahami berbagai kaitan yang ada di antara variabel-variabelnya.
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:250) studi kasus adalah
suatu metode untuk memahami individu yang dilakukan secara
integratif dan komprehensif agar diperoleh pemahaman yang
mendalam tentang individu tersebut beserta masalah yang dihadapinya
dengan tujuan terselesaikan permasalahannya dan memperoleh
perkembangan diri yang baik.
Pendapat serupa disampaikan oleh Bimo Wagito (2010:92)
studi kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau
mempelajari suatu kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup).
Pada metode studi kasus ini diperlukan banyak informasi guna
mendapatkan bahan-bahan yang luas. Metode ini merupakan integrasi
dari data yang diperoleh dengan metode lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus
merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang
meliputi aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan
memperoleh pemahaman secara mendalam dan komprehensif.
e. Media BK
Media Bimbingan dan Konseling dalam bimbingan dan
konseling sebagai hal yang digunakan menjadi perantara atau
pengantar ketika guru BK (konselor) melaksanakan program BK.
Namun dalam perkembanganya Media BK tidak sebatas
untuk perantara atau pengantar ketika guru BK (konselor)
melaksanakan program BK tetapi memiliki makna yang lebih luas
yaitu segala alat bantu yang dapat digunakan dalam melaksanakan
program BK (Diklat profesi guru, PSG Rayon 15, 2008). misalnya
konselor ketika melaksanakan konseling individu memerlukan ruang
konseling, meja kursi, alat perekam/pencatat. ketika konselor pada
akhir minggu/bulan/semester/tahun akan melaporkan kegiatan kepada
Kepala Sekolah memerlukan media.
Sebagaimana dituliskan Deviarimariani pada situsnya.
Penerapan Teknologi Informasi Konseling, Gagne menyatakan bahwa
media adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang
dapat merangsangnya untuk belajar. Lebih lanjut, Briggs menyatakan
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan
serta merangsang siswa untuk belajar.
Definisi tersebut mengarahkan kita untuk menarik suatu
simpulan bahwa media adalah segala jenis (benda) perantara yang
dapat menyalurkan informasi dari sumber informasi kepada orang
yang membutuhkan informasi. Ada beberapa jenis media dalam
program BK yaitu:
1) Media untuk menyampaikan informasi
2) Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan data)
3) Media sebagai alat bantu dalam memberikan group informasi
4) Media sebagai Biblioterapi 
5) Media sebagai alat menyampaikan laporan 
Berikut mnerupakan beberapa contoh media diantara adalah :
1) Media untuk menyampaikan informasi Selebaran, leaflet, booklet,
dan papan bimbingan
2) Media sebagai alat (pengumpul data dan penyimpan data) a)  Media
Pengumpul data seperti: angket, pedoman wawancara, lembaran
observasi berupa anekdo record, daftar cek, skala penilaian,
mekanikal device, camera, tape, daftar cek masalah,  lembar isian
pilihan teman (semua dapat dibuat sendiri kecuali mekanikal
device, camera, tape). b) Media penyimpan data seperti: kartu
pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing cabinet, almari, rak,
dan lainnya.
3) Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information a)
Media auditif: radio, tape b) Media visual: gambar, foto, tranparansi,
lukisan, dll c) Media audio visual: film yang ada suaranya. 
4) Media sebagai Biblioterapi Buku-buku, majalah, komik (yang
penting di dalamnya berisi cara-cara atau tips) misalnya cara
beternak ayam, cara cepat membaca Alquran, cara mengatasi rendah
diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa buku yang
berisi cara-cara atau tips lainnya. 
5) Media sebagai alat menyampaikan laporan Berupa laporan kegiatan
BK. Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan tahunan. 
Dengan demikian Media BK dapat berperan di dalam pelaksanaan
kegiatan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu
dalam melaksanakan  berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan
konseling individu maupun konseling kelompok. Media bimbingan dan
konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan
dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan
penggunaannya dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang
diberikan kepada siswa. Oleh karena itu  dengan penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan
kualitas proses layanan bimbingan dan konseling. 
B. Muhamad Devi Setya Ramadan/18144100008/Pendidikan Matematika
1. Penyusunan Program BK
Menyusun Program BK/Program kegiatan mahasiswa Bimbingan
dan Konseling selama PPL di sekolah kurang lebih 2 (dua) bulan.
Mahasiswa menyusun program BK antara lain dengan cara :
a. Mengumpulkan data siswa / need assessment
Assesment merupakan salah satu bagian dari suatu pengukuran.
Assesment merupakan bagian yang integral dengan proses kegiatan
bimbingan dan konseling. Assesment dilakukan untuk menggali
dinamika dan faktor penentu yang mendasari munculnya masalah. Hal
ini sesuai dengan tujuan dalam bimbingan dan konseling yaitu
mengumpulkan informasi yang memungkinkan bagi konselor untuk
menentukan masalah dan memahami latar belakang serta situasi pada
masalah konseli.
Dalam menyusun program BK, praktikan melakukan need
assesment peserta didik menggunakan instrumen berupa Angket
Kebutuhan Peserta Didik (AKPD). AKPD merupakan salah satu cara
untuk memperoleh kebutuhan peserta didik. AKPD berisi daftar
pernyataan permasalahan mengenai bidang Pribadi, Sosial, Belajar,
dan Karir. Melalui AKPD, praktikan mampu mengetahui berbagai
permasalahan yang dialami peserta didik sehingga dapat memberikan
layanan Bimbingan dan Konseling yang sesuai.
b. Mengidentifikasi hasil need assessment
Setelah mengumpulkan data siswa melalui penyebaran angket,
praktikan mengidentifikasi hasil Need Assesment yaitu dengan
menginput data hasil AKPD menggunakan aplikasi AKPD.
Berdasarkan hasil identifikasi, maka praktikan dapat mengetahui
permasalahan-permasalahan apa saja yang dialami peserta didik dan
mengetahui kebutuhan apa saja yang diperlukan peserta didik.
c. Menganalisa hasil need assessment
Setelah mengidentifikasi hasil need assesment, praktikan
menganalisis hasil need assesment sehingga mampu mengetahui
berbagai permasalahan yang banyak dialami peserta didik dan
mengetahui kebutuhannya khususnya kelas VIII B. Adapun data
hasil need assesment terlampir.
d. Menyusun Program BK
Setelah melaksanakan analisis hasil need assesment, praktikan
menyusun program Bimbingan dan Konseling selama PPL untuk
memberikan layanan dan membantu mengentaskan permasalahan yang
dialami peserta didik. Layanan Bimbingan dan Konseling yang akan
diberikan oleh praktikan yaitu layanan Bimbingan Klasikal,
Bimbingan Kelompok, Studi Kasus, Konseling Individu, dan Media
BK.

2. Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling


Berdasarkan hasil penyusunan program BK, maka dapat diberikan
layanan Bimbingan dan Konseling yaitu sebagai berikut :
a. Layanan Bimbingan Klasikal
Layanan Bimbingan Klasikal adalah salah satu layanan dasar
bimbingan yang dirancang menuntut konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan peserta didik sejumlah satuan kelas secara terjadwal.
Dari layanan bimbingan klasikal, praktikan dapat memperoleh
pengalaman langsung mengenai siswa/konseli dalam proses pemberian
layanan. Sebelum melaksanakan bimbingan klasikal terdapat beberapa
hal yang perlu direncanakan yaitu membuat Rencana Pelaksanaan
Layanan (RPL), menyusun materi layanan, dan mempersiapkan media
yang digunakan yang bertujuan agar memudahkan konseli/peserta
didik dalam pemberian layanan. Kegiatan layanan bimbingan klasikal
dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi WhatsApp,
dengan membagikan materi dalam bentuk power point.
b. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah suatu kegiatan kelompok yang
dilakukan oleh sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika
kelompok yaitu adanya interaksi saling mengeluarkan pendapat,
memberikan tanggapan, saran, dan sebagainya, di mana pemimpin
kelompok menyediakan informasi-informasi yang bermanfaat agar
dapat membantu individu mencapai perkembangan yang optimal.
Dalam pelaksanaan layanan bimbingan kelompok praktikan
membuat RPL. Dalam layanan bimbingan kelompok terdapat dua jenis
kelompok yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas. Kelompok
bebas adalah anggota kelompok yang menentukan topik, sedangkan
kelompok tugas adalah pemimpin kelompok/Guru BK yang
menentukan topik layanan.
Kegiatan layanan bimbingan kelompok dilakukan secara daring
dengan menggunakan aplikasi google meet dan whatsapp video call.
c. Layanan Konseling Individual
Konseling individual adalah layanan yang diberikan kepada
peserta didik untuk membantu mengentaskan permasalahan yang
dimilikinya. Konseling individual diberikan secara langsung/ tatap
muka kepada peserta didik.
Praktikan melaksanakan layanan konseling individual sebanyak
1x. Praktikan membantu mengentaskan permasalahan konseli tersebut
dengan Pendekatan dan Teknik Bimbingan dan Konseling yang sesuai
dengan permasalahan yang dialami. Kegiatan layanan konseling
individu dilakukan secara daring dengan menggunakan aplikasi
whatsapp video call.
d. Studi Kasus
Studi kasus merupakan metode pengumpulan data yang bersifat
menyeluruh atau terpadu. Menyeluruh artinya data yang dikumpulkan
meliputi seluruh aspek pribadi individu, sedangkan terpadu artinya
menggunakan berbagai pendekatan. Praktikan melaksanakan 2x studi
kasus dengan masalah bidang belajar. Praktikan melakukan
pengumpulan data untuk studi kasus menggunakan metode observasi
dan wawancara. Untuk wawancara sendiri ada yang dilakukan secara
daring dan ada yang dilakukan bertatap muka langsung.
e. Media BK
Media sebagai alat menyampaikan laporan Berikut mnerupakan
beberapa contoh media diantara adalah :
1) Media untuk menyampaikan informasi Selebaran, leaflet, booklet,
dan papan bimbingan
2) Media sebagai alat ( pengumpul data dan penyimpan
data) a)  Media Pengumpul data seperti: angket, pedoman
wawancara, lembaran observasi berupa anekdo record, daftar cek,
skala penilaian, mekanikal device, camera, tape, daftar cek
masalah,  lembar isian pilihan teman (semua dapat dibuat sendiri
kecuali mekanikal device, camera, tape). b) Media penyimpan data
seperti: kartu pribadi, buku pribadi, map, disket, folder, filing
cabinet, almari, rak dll 
3) Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information a)
Media auditif: radio, tape b) Media visual: gambar, foto,
tranparansi, lukisan, dll c) Media audio visual: film yang ada
suaranya. 
4) Media sebagai Biblioterapi Buku-buku, majalah, komik (yang
penting di dalamnya berisi cara-cara atau tips) misalnya cara
beternak ayam, cara cepat membaca Alquran, cara mengatasi
rendah diri, cara meningkatkan motivasi belajar, dan beberapa
buku yang berisi cara-cara atau tips lainnya. 
5) Media sebagai alat menyampaikan laporan Berupa laporan
kegiatan BK. Laporan bisa mingguan, bulanan, semesteran dan
tahunan. 
Dengan demikian Media BK dapat berperan di dalam pelaksanaan
kegiatan program layanan bimbingan dan konseling sebagai alat bantu
dalam melaksanakan berbagai kegiatan bimbingan dan juga kegiatan
konseling individu maupun konseling kelompok. Media bimbingan dan
konseling dalam penggunaannya harus relevan dengan tujuan layanan
dan isi layanan. Hal ini mengandung makna bahwa penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling harus melihat kepada tujuan
penggunaannya dan memiliki nilai  dalam mengoptimalkan layanan yang
diberikan kepada siswa. Oleh karena itu  dengan penggunaan media
dalam layanan bimbingan dan konseling berfungsi untuk meningkatkan
kualitas proses layanan bimbingan dan konseling. 
BAB III
ANALISIS HASIL LATIHAN PEMBELAJARAN

A. Muhamad Devi Setya Ramadan/18144100008/Pendidikan Matematika


1. Penyusunan Program BK
Menyusun Program BK/Program kegiatan mahasiswa
Bimbingan dan Konseling selama PPL disekolah kurang lebih 2 (dua)
bulan. Mahasiswa menyusun program BK antara lain dengan cara:
a. Mengumpulkan data siswa / need assessment
b. Mengidentifikasi hasil need assessment
c. Menganalisa hasil identifikasi
d. Menyusun Program BK
Mahasiswa praktikan mengambil hasil need assesment melalui
AKPD (Angket Kebutuhan Peserta Didik). Aplikasi AKPD ini merupakan
aplikasi terbaru bagi Guru BK yaitu POP BK dalam menentukan
kebutuhan peserta didik. Dan menghasilkan program BK sesuai dengan
kebutuhan.
a. Penyebaran angket
Waktu pelaksanaan : 22 September 2020
Sasaran : Kelas VIII A
b. Menginput data
Waktu pelaksanaan : 24-27 September 2020
Sasaran : Kelas VIII A
c. Hasil need assesment
Waktu pelaksanaan : 29 September 2020
Sasaran : Kelas VIII A

2. Layanan Bimbingan Klasikal


Layanan bimbingan klasikal adalah sebagai salah satu pelayanan
dasar bimbingan yang dirancang konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal. Konselor
memberikan layanan bimbingan klasikal kepada peserta didik untuk
mengetahui perkembangan peserta didik mengenai sosialisasi dan interaksi
peserta didik, khususnya kemampuan komunikasi antar anggota didalam
kelas tersebut.
a. Layanan Bimbingan Klasikal
Permasalahan : Sosial ( Etika Dalam Pergaulan )
Waktu pelaksanaan : Selasa, 06 Oktober 2020
Sasaran : kelas VIII A
b. Layanan Bimbingan Klasikal
Permasalahan : Belajar ( Peran Otak Kanan dan Otak Kiri )
Waktu Pelaksanaan : Senin, 26 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII A

3. Layanan Bimbingan Kelompok


Bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan
bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna
mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah
membentuk konsep diri positif. Konselor memberikan layanan bimbingan
kelompok kepada peserta didik untuk mengetahui perkembangan peserta
didik mengenai sosialisasi dan interaksi peserta didik, khususnya
kemampuan komunikasi antar anggota kelompok
a. Layanan Bimbingan Kelompok
Permasalahan : Belajar (Multi Kecerdasan)
Waktu pelaksanaan : Kamis, 29 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII A
b. Layanan Bimbingan Kelompok
Permasalahan : Belajar (Cara Memilih Lembaga Bimbingan
Belajar Yang Baik)
Waktu Pelaksanaan : Rabu, 04 November 2020
Sasaran : Kelas VIII A

4. Layanan Konseling Individual


Konseling Individual merupakan layanan yang memungkinkan
konseli mendapat layanan secara langsung secara tatap muka untuk
mengentaskan atau memecahkan permasalahan yang sedang dialami,
sehingga akhirnya konseli dapat mengembangkan potensi dirinya.
a. Konseling Individual
Permasalahan : Sosial (tidak betah tinggal di rumah sendiri karena
suatu alasan
Waktu pelaksanaan : Selasa, 29 September 2021
Sasaran : MPP siswa kelas VIII A

5. Studi Kasus
Susilo Rahardjo & Gudnanto (2011:250) studi kasus adalah suatu
metode untuk memahami individu yang dilakukan secara integratif dan
komprehensif agar diperoleh pemahaman yang mendalam tentang individu
tersebut beserta masalah yang dihadapinya dengan tujuan terselesaikan
permasalahannya dan memperoleh perkembangan diri yang baik.
Pendapat serupa disampaikan oleh Bimo Wagito (2010:92) studi
kasus merupakan suatu metode untuk menyelidiki atau mempelajari suatu
kejadian mengenai perseorangan (riwayat hidup). Pada metode studi kasus
ini diperlukan banyak informasi guna mendapatkan bahan-bahan yang
luas. Metode ini merupakan integrasi dari data yang diperoleh dengan
metode lain.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa studi kasus
merupakan metode pengumpulan data secara komprehensif yang meliputi
aspek fisik dan psikologis individu, dengan tujuan memperoleh
pemahaman secara mendalam dan komprehensif.
a. Studi Kasus 1
Permasalahan : Malas Belajar
Waktu Pelaksanaan : Selasa, 27 Oktober 2020
Sasaran : RS siswa kelas VIII A
b. Studi Kasus 2
Permasalahan : Ketergantungan Terhadap Handphone
Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 06 November 2020
Sasaran : GWS siswa kelas VIII A
Sebagai bentuk laporan ada dibagian lampiran

6. Media BK
Media BK adalah alat yang digunakan untuk menjadi perantara
atau pengantar ketika guru BK melaksanakan program BK, menyamakan
persepsi antara konselor dan konseli. Salah satu kegiatan PPL BK yang
membutuhkan suatu karya/kreatifitas praktikan adalah pembuatan media
BK, dimana media ini dibuat oleh praktikan dan dikonsultasikan oleh guru
pembimbing di sekolah.
Adapun Media BK yang dibuat oleh mahasiswa praktikan yaitu
poster tentang cara memilih lembaga bimbingan belajar yang baik, multi
kecerdasan, dan etika dalam pergaulan teman sebaya.
B. Muhamad Devi Setya Ramadan/18144100008/Pendidikan Matematika
1. Menyusun Program Bimbingan Dan Konseling
Assesment kebutuhan (need assessment) di SMP Negeri 10
Yogyakarta menggunakan program AKPD (Angket Kebutuhan Data
Siswa) yang sekolah miliki. Hasil pengumpulan data adalah sebagai
berikut :
a. Kebutuhan Bidang Pribadi : 31.44%
b. Kebutuhan Bidang Sosial : 21.26%
c. Kebutuhan Bidang Belajar : 33.53%
d. Kebutuhan Bidang Karir : 13.77%
Kegiatan ini menjadi tahap awal dan juga sebagai dasar untuk
mengetahui perencanaan kegiatan yang akan dilaksanakan pada program
bimbingan dan konseling di sekolah.
Program bimbingan dan konseling yang baik mengikuti pola
perencanaan seperti prinsip-prinsip penyusunan program, tahap-tahap
penyusunan program agar guru pembimbing memiliki pedoman, sehingga
kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah dapat terlaksana dengan
lancar, efektif dan efisien serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan.
Dan menghasilkan program BK sesuai dengan kebutuhan.
a. Penyebaran angket
Waktu pelaksanaan : 28 September 2020
Sasaran : Kelas VIII B
b. Menginput data
Waktu pelaksanaan : 30 September 2020
Sasaran : Kelas VIII B
c. Hasil need assesment
Waktu pelaksanaan : 05 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII B
Sebagai bentuk laporan ada di bagian lampiran

2. Layanan Bimbingan Klasikal


Layanan bimbingan klasikal adalah sebagai salah satu pelayanan
dasar bimbingan yang dirancang konselor untuk melakukan kontak
langsung dengan para peserta didik di kelas secara terjadwal. Konselor
memberikan layanan bimbingan klasikal kepada peserta didik untuk
mengetahui perkembangan peserta didik mengenai sosialisasi dan interaksi
peserta didik. Materi ini dipilih oleh praktikan berdasarkan hasil analisis
AKPD. Layanan bimbingan klasikal sangat penting karena pemberian
layanan ini berdasarkan hasil analisis data yang dihimpun dan
permasalahan yang sesuai.
Dalam pemberian layanan ini, praktikan menggunakan media Power
Point. Yang di mana layanan bimbingan klasikal dilalukan secara daring
dengan menggunakan aplikasi Whatsapp. Adapun materi dan pelaksanaan
kegiatan layanan bimbingan klasikal.
a. Layanan Bimbingan Klasikal
Permasalahan : Mengenal Bakat dan Minat
Waktu pelaksanaan : 12 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII B
b. Layanan Bimbingan Klasikal
Permasalahan : Meningkatkan Rasa Percaya Diri
Waktu Pelaksanaan : 20 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII B
Sebagai bentuk laporan ada di bagian lampiran
Dalam pemberian layanan tersebut bisa dikatakan peserta didik
kurang aktif bertanya, karena yang saya lihat peserta didik kurang antusias
terhadap layanan bimbingan dan konseling.
3. Layanan Bimbingan Kelompok
Bimbingan kelompok adalah proses pemberian informasi dan
bantuan yang diberikan oleh seorang yang ahli (guru pembimbing) pada
sekelompok orang dengan memanfaatkan dinamika kelompok guna
mencapai suatu tujuan tertentu, tujuan dalam penelitian ini adalah
membentuk konsep diri positif. Konselor memberikan layanan bimbingan
kelompok kepada peserta didik untuk mengetahui perkembangan peserta
didik mengenai sosialisasi dan interaksi peserta didik, khususnya
kemampuan komunikasi antar anggota kelompok. Adapun kegiatan
layanan bimbingan kelompok dilakukan secara daring dengan
menggunakan aplikasi google meet dan whatsapp (video call).
Dalam pemberian layanan ini peserta didik merasa senang dan
antusias untuk mengikuti kegiatan hingga akhir. Hasil yang diperoleh
setelah pemberian layanan ini yaitu anggota kelompok memahami materi
yang sudah disampaikan. Adapun materi dan pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan kelompok.
a. Layanan Bimbingan Kelompok
Permasalahan : Motivasi Belajar
Waktu pelaksanaan : 23 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII B
b. Layanan Bimbingan Kelompok
Permasalahan : Membina Persahabatan Sejati
Waktu pelaksanaan : 25 Oktober 2020
Sasaran : Kelas VIII B
Sebagai bentuk laporan ada di bagian lampiran

4. Layanan Konseling Individu


Praktikan melaksanakan layanan konseling individual sebanyak 1x
dengan membantu menyelesaikan permasalahan yang dialami konseli.
Konseli memiliki masalah yaitu malas belajar, karena adanya wabah virus
corona ini pembelajaran dilakukan secara daring. Konseli merasa malas
dalam belajarnya karena ada banyak tugas yang diberikan sehingga
menghambat proses belajarnya. Di sini praktikan membantu
menyelesaikan masalah konseli menggunakan pendekatan behavioristik,
dengan teknik positive reinforcment, yaitu dengan cara memberikan
penguatan yang menyenangkan setelah tingkah laku yang diinginkan
ditampilkan yang bertujuan agar tingkah laku yang diinginkan cenderung
akan diulang, meningkat dan menetap di masa yang akan datang.
Dalam pemberian layanan ini konseli menjawab hanya seperlunya,
tidak banyak bicara sehingga praktikan berusaha menggali permasalahan
konseli secara mendalam agar konseli mau bercerita. Berdasarkan hasil
layanan konseling individu ini, konseli merasa senang telah dibimbing dan
konseli akan bersemangat lagi dalam belajarnya
Layanan konseling individu tersebut dilakukan secara daring dengan
menggunakan aplikasi google meet. Berikut rincian kegiatan Konseling
Individu:
a. Konseling Individual 1
Permasalahan : Malas Belajar
Waktu pelaksanaan : Selasa, 27 Oktober 2020 ( pertemuan 1)
Sasaran : Kelas VIII B

5. Studi kasus
Dalam pelaksanaan Praktik Pengalaman Lapangan II, praktikan
melaksanakan studi kasus sebanyak 2 kasus. Di sini praktikan
mengumpulkan data dengan metode observasi/pengamatan dan wawancara
dengan konseli. Praktikan menggali secara mendalam mengenai
permasalahan yang terjadi pada 2 konseli tersebut. Dalam studi kasus ini
praktikan juga mengetahui identitas konseli dan orang tua konseli. Adapun
tahapan dalam pelaksanaan studi kasus adalah analisis, sintesis, diagnosis,
prognosis, dan follow up. Berikut rincian kegiatan Studi Kasus :
a. Studi Kasus 1
Nama konseli : Xerxes Rayhan Rogo Prakoso
Bidang masalah : Belajar
Permasalahan : Malas Belajar
Hari/tanggal : Selasa, 27 Oktober 2020
b. Studi Kasus 2
Nama konseli : Silviana Rahma Ningrum
Bidang masalah : Belajar
Permasalahan : Kesulitan Memahami Materi Pembelajaran
saat Daring.
Hari/tanggal : Senin, 6 November 2020
Sebagai bentuk laporan ada di bagian lampiran

6. Media BK
Salah satu kegiatan PPL BK yang membutuhkan suatu
karya/kreatifitas praktikan adalah pembuatan media BK, di mana media ini
dibuat oleh praktikan dan dikonsultasikan oleh guru pembimbing di
sekolah. Pihak Universitas menentukan mahasiswa minimal membuat 1
media BK dan praktikan memilih:
a. Poster yang bertema “Bakat dan Minat”.
b. Leaflet tentang “Etika Pergaulan dengan Teman Sebaya”
Pembuatan media BK telah dilaksanakan 05 November 2020.
Adapun bentuk medianya terlampir.

Anda mungkin juga menyukai