Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga
Berencana
Disusun oleh :
Kelompok 3
2019
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT., karena atas nikmat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan Makalah KIE dalam Pelayanan KB menggunakan ABPK
untuk memenuhi tugas mata kuliah Asuhan Kebidanan Keluarga Berencana.
Dalam penulisan tugas ini tentunya ada pihak-pihak yang turut serta mendukung
kelancarannya, maka dari itu penulis menyampaikan terima kasih kepada :
1. Ibu Yulinda, S.ST., M.PH selaku ketua jurusan Kebidanan Bandung Poltekkes
Kemenkes Bandung.
2. Ibu Titi Legiati, S.ST., M.Kes selaku Koordinator mata kuliah Asuhan Kebidanan
Keluarga Berencana
4. Orang tua kami tercinta yang senantiasa memberikan semangat, doa dan
dukungan baik moril maupun materil.
6. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
Saya menyadari dalam pembuatan dan penyusunan makalah ini masih terdapat
kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun
untuk hasil penyusunan makalah yang lebih baik.
Demikian makalah ini, semoga dapat bermanfaat, khususnya bagi penulis dan umumnya
bagi para pembaca.
Penulis
i
DAFTAR ISI
I. Kesimpulan......................................................................................................... 8
ii
BAB I
KAJIAN PUSTAKA
I. Pengertian KIE
KIE/Penyuluhan adalah kegiatan penyampaian informasi untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku individu, keluarga dan
masyarakat dalam program Kependudukan dan Keluarga Berencana (BKKBN,
2011).
Komunikasi adalah penyampaian pesan secara langsung ataupun tidak
langsung melalui saluran komunikasi kepada penerima pesan, untuk
mendapatkan suatu efek (DEPKES RI, 1984). Komunikasi adalah pertukaran
pikiran atau keterangan dalam rangka menciptakan rasa saling mengerti dan
saling percaya, demi terwujudnya hubungan yang baik antara seseorang dengan
orang lain. Komunikasi adalah pertukaran fakta, gagasan, opini atau emosi
antara dua orang atau lebih. Komunikasi kesehatan adalah usaha yang
sistematis untuk mempengaruhi secara positif perilaku kesehatan masyarakat ,
dengan menggunakan berbagai prinsip dan metode komunikasi, baik
menggunakan komunikasi antar pribadi maupun komunikasi massa.
Informasi adalah keterangan, gagasan, maupun kenyataan-kenyataan
yang perlu diketahui oleh masyarakat (BKKBN, 1993). Sedangkan menurut
DEPKES, 1990 Informasi adalah pesan yang disampaikan.
Edukasi adalah proses perubahan perilaku kearah yang positif (DEPKES
RI, 1990). Menurut Effendy (1998), pendidikan kesehatan merupakan salah satu
kompetensi yang dituntut dari tenaga kesehatan, karena merupakan salah satu
peranan yang harus dilaksanakan dalam setiap memberikan pelayanan
kesehatan, baik itu terhadap individu, keluarga, kelompok ataupun masyarakat.
1
III. Jenis-jenis KIE
KIE dapat dikelompokkan menjadi 3 kegiatan :
1. KIE Massa
KIE Massa adalah suatu proses KIE tentang yang dapat dilakukan secara
langsung maupun tidak langsung kepada masyarakat dalam jumlah besar.
2. KIE Kelompok
KIE Kelompok adalah Suatu proses KIE timbul secara langsung antara
petugas KIE dengan kelompok (2-15) orang.
3. KIE Perorangan
KIE Perorangan adalah Suatu proses KIE timbul secara langsung antara
petugas KIE dengan individu sasaran program.
1. GATHER
G (Greet) : Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi
A (Ask) : Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah
keluhan/kebutuhan sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T (Tell) : Beritahukan persoalan pokok yg dihadapi pasien dari hasil
tukar informasi dan carikan upaya penyelesaiannya
H (Help) : Bantu klien memahami & menyelesaikan masalahnya
E (Explain) : Jelaskan cara terpilih telah dianjurkan dan hasil yang
diharapkan mungkin dapat segera terlihat/ diobservasi)
R (Refer) : Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang
sesuai. Buat jadwal kunjungan ulang).
2. SATU TUJU
SATU TUJU ini tidak perlu dilakukan berurutan karena menyesuaikan
dengan kebutuhan klien.
SA : Sapa dan salam.
Sapa klien secara terbuka dan sopan. Kemudian beri perhatian
sepenuhnya, jaga privasi pasien. Bangun percaya diri pasien.
Tanyakan apa yang perlu dibantu dan jelaskan pelayanan apa yang
dapat diperolehnya.
T : Tanya.
Tanyakan informasi tentang dirinya. Bantu klien pengalaman tentang KB
dan kesehatan reproduksi. Tanyakan kontrasepsi yang ingin digunakan.
2
U : Uraikan.
Uraikan pada klien mengenai pilihannya. Bantu klien pada jenis
kontrasepsi yang paling dia ingini serta jelaskan jenis yang lain
TU : Bantu.
Bantu klien berfikir apa yang sesuai dengan keadaan dan
kebutuhannya. Tanyakan apakah pasangan mendukung pilihannya
J : Jelaskan.
Dijelaskan secara lengkap bagaiman menggunakan kontrasepsi
pilihannya setelah klien memilih jenis kontrasepsinya. Jelaskan
bagaimana penggunaannya. Jelaskan manfaat ganda dari kontrasepsi.
U : Kunjungan Ulang.
Perlu dilakukan kunjungan ulang untuk dilakukan pemeriksaan atau
permintaan kontrasepsi jika dibutuhkan.
Dalam informed choice, ada dua hal yang harus diperhatikan, yaitu:
3
a. Informed choice bukan sekadar mengetahui berbagai pilihan namun
mengerti manfaat dan risiko dari pilihan yang ditawarkan.
b. Informed choice tidak sama dengan membujuk atau memaksa klien
mengambil keputusan yang menurut orang lain baik (meskipun
dilakukan secara halus).
2) Inform Consent
Persetujuan (consent) penting dilihat dari sudut pandang bidan,
karena berkaitan dengan aspek hukum yang memberikan otoritas untuk
semua prosedur yang akan dilakukan oleh bidan. Ada beberapa
pengertian informed consent, yaitu:
1. Menurut D. Veronika Komalawati “Informed Consent” dirumuskan
sebagai “suatu kesepakatan atau persetujuan pasien atas upaya
medis yang akan dilakukan dokter terhadap dirinya setelah
memperoleh informasi dari dokter mengenai upaya medis yang
dapat dilakukan untuk menolong dirinya disertai informasi
mengenai segala risiko yang mungkin terjadi.
2. Persetujuan dari pasien atau keluarganya terhadap tindakan medik
yang akan dilakukan terhadap dirinya atau keluarganya setelah
mendapat penjelasan yang adekuat dari dokter atau tenaga medis.
4
Tujuan informed consent yaitu untuk melindungi pasien dari
tindakan medis yang dilakukan tanpa sepengetahuannya, tindakan
medis yang sebenarnya tidak diperlukan dan secara medik tidak ada
dasar pembenarannya, tindakan medis yang bertentangan dengan hak
asasi pasien dan standar profesi medis, penyalahgunaan alat canggih
yang berbiaya tinggi yang sebenarnya tidak perlu.
Informed consent untuk tindakan medik telah diatur dalam
Permenkes No. 290/2008 sebagai langkah yang paling penting untuk
mencegah terjadinya konflik dalam masalah etik antara tenaga
kesehatan atau bidan dengan pasien. Dasar hukum proses informed
consent :
1. UUD RI tahun 1945
2. UU No.39/1999 tentang HAM
3. UU No.36/2009 tentang Kesehatan
4. UU No.44/2009 tentang Rumah Sakit
5. UU No. 29/2004 tentang Praktik Kedokteran
6. Permenkes No.290/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran
1. Implied Consent
Yaitu persetujuan yang dianggap telah diberikan walaupun tanpa
pernyataan resmi yaitu pada keadaan emergency yang
mengancam jiwa pasien, tindakan penyelamatan kehidupan tidak
memerlukan persetujuan tindakan medik.
2. Expressed Consent
Yaitu persetujuan tindakan medik yang diberikan secara explisit
baik secara lisan maupun tertulis. Sekalipun bentuk persetujuan
secara tersirat dapat dibenarkan namun akan lebih baik bila
persetujuan klien dinyatakan dalam bentuk tertulis karena hal ini
dapat menjadi bukti yang lebih kuat di masa mendatang bila
dibutuhkan.
5
2. Promosi terhadap hak untuk menentukan nasibnya sendiri.
3. Membantu kelancaran tindakan medis sehingga diharapkan
dapat mempercepat proses pemulihan.
4. Untuk mendorong dokter melakukan kehati-hatian dalam
mengobati pasien.
5. Menghindari penipuan oleh dokter.
6. Mendorong diambil keputusan yang lebih rasional.
7. Mendorong keterlibatan publik dalam masalah kedokteran dan
kesehatan.
8. Sebagai suatu proses edukasi masyarakat dalam bidang
kedokteran dan kesehatan.
9. Meningkatkan mutu pelayanan.
6
metode kontrasepsi yang akan digunakn oleh calon/klien KB
tersebut. Dalam memberikan informasi ini penting sekali
adanya komunikasi verbal antara dokter dan klien. Ada
anggapan banyak klien sering melupakan informasi lisan yang
telah diberikan oleh dokter/bidan. Oleh karena itu untuk
mencegah hal tersebut perlu diberikan pula informasi tertulis
dan jika perlu dibacakan kembali.
7
BAB II
PENUTUP
I. Kesimpulan
Komunikasi Informasi dan Edukasi dalam pelayanan kebidanan
mempunyai tujuan mendorong terjadinya proses perubahan perilaku kearah yang
positif, peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik masyarakat (klien) secara
wajar sehingga masyarakat melaksanakannya secara mantap sebagai perilaku
yang sehat dan bertanggung jawab.
Adapun jenis-jenis kegiatan dalam KIE antara lain KIE massa, KIE
kelompok KIE perorangan. Prinsip yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan
KIE dalam memperlakukan klien dengan sopan, baik dan ramah serta
memahami, menghargai dan menerima keadaan ibu, memberikan penjelasan
dengan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami, menggunakan alat peraga
yang menarik dan mengambil contoh dari kehidupan sehari-hari dan
menyesuikan isi penyuluhan dengan keadaan dan risiko yang dimiliki ibu.
II. Saran
Sebagai mahasiswa kebidanan sangat penting memahami dan mampu
melalukan KIE ini karena KIE ini menjadi salah satu modal utama sebagai tenaga
kesehatan khususnya bidan yang kelak akan memberikan berbagai asuhan
kebidanan yang memerlukan komunikasi yang baik untuk membantu
pengambilan keputusan klien terutama dalam Pelayanan KB.
8
DAFTAR PUSTAKA
Prijatni, Ida.,dkk. (2016). Modul Bahan Ajar Kebidanan Kesehatan Reproduksi dan
Keluarga Berencana. Jakarta : Pusdik SDM Kesehatan
Saifuddin, Abdul Bari. (2006). Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta :
YBP_SP
Republik Indonesia. (1999). Undang-Undang RI No.39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia. Jakarta
Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit.
Jakarta
Republik Indonesia. (2004). Undang-Undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik Dokter.
Jakarta