Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

DISEMINATION STRATEGY

OELH :

KELOMPOK 7

JULISA NIM B.22.06.502

JUMIANI DARWIS NIM B.22.06.503

ISNA UMABAIHI NIM B.22.06.501

ICHE GUSRI WARNITA NIM B.22.06.498

IRMA ANGELINA SULO NIM B.22.06.499

IRMAYANTI NIM B.22.06.500

KASMIATI BTE KAMARUDDIN NIM B.22.06.504

UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan hidayah-
nyahlah sehinggah kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “DISEMINATION
STRATEGY”.

Dalam penyususnan makalah ini, kami menyadari, bahwa dalam makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekeliruan serta jauh dari kesempurnaan sebagaimana yang
kita harapkan. Oleh karna itu, dengan senang hati kami senantiasa memngharapkan kritikan
dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan makalah ini di kemudian hari.

Demikian makalah ini disusun, semoga dapat bermanfaat bagi kita semua dan semoga
jerih payah kita mendapatkan berkah dari Tuhan Yang Maha Esa.

PALOPO, 17 Maret 2023

Penyusun
DAFTARA ISI

COVER i

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I PENDAHULUAN 1

BAB II TUJUAN TEORI 6

BAB III PENUTUP 11

DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I

PENDAHULUAN

Bidan memaikan peran penting salam mengatasitantangan kesehatan


masyarakat hadir dalam system kesehatan di seluruh wilayah Eropa WHO. Kelompok
professional perawatan kesehatan ini secara kolektif membentuk komponen terbesar
dari tenaga kesehatan,dan adalah actor kunci dalam memberikan pelayanan yang
efektif, efisen, dapat diakses, dapat diterima berpusat pada pasien, pelayanan
kesehatan yang adil dan aman. Pelayanan kesehatan yang berkualitas membutuhkan
itu pengambilan keputusan klinis dalam perawatan dan kebidanan dan koordinasi
asuhan didasarkan atas bukti. Bukti terbaik yangtersedia harus digunakan saat
meningkatkan aspek kualitas alam keperawatan kesehatan dan meningkatkan praktik
berbasis bukti ( EBP )

Keperawatan dan profesi kebidanan tetap penting untuk pencapaian EBP dalam
mengaturan perawatan kesehatan, khususnya dalam menstandarisasi
danmenyelaraskan praktik keperawatan kesehatan dengan bukti di titik perawatan (3-5)

Tujuan dari panduan ini adalah untuk mempromosikan pemahamanbersama


tentang EBP dalam keperawatan dan kebidanan dan memperkuat fondasinya di WHO
Wilaya Eropa. Dokumen bertujuan untuk mendukungpembuat kebijakan kesehatan,
manajer, professional perawatan kesehatan danlainya pemangku kepentingan terkait
dalam memfasilitasi budaya EBP dalam keperawatan dan kebidanan. Ini pada giliranya
dapat meningkatkan efektivitas layanan perawatan kesehatan, berkontrobusi pada
pemanfaatan bukti dalam perawatan klinis dan memperkuat basis pengetahuan
keperawatan dan kebidanan.

Contoh-contoh diberikan di seluruh teks untuk menyoroti elemen-elemen kunci


EBP, mengidentifikasi manfaatnya, menjelaskan elemen dasar implementasi dan
mempertahankan dalam keperawatan dan kebidanan. Ini memberikan contoh
bagiamana EBP dapat difasilitasi di nasional, regional, tingkat organisasi dan unit kerja.
Berbagipengetahuan tentang inovasi, strategis atau intervensi yang terkait dengan EBP
antar Negara dapat mempromosikan dan meperkuat EBP dan inovasi dalam
keperawan dan kebidanan di seluruh Wilayah. Negara Anggota harus berjuang untuk
memungkingkan perawat dan bidan menerapkan EBP dalam peran klinis merekan
untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah penyakit sambil memberikan perawatan
terkait untuk pasien dan populasi berdasarkan tentang kebutuhan merdeka.

Perawat dan bidan harus memahami arti EBP dan factor fasilitasinya
implementasi yang sukses. Mereka mereka harus mengakui alas an menerapkan EBP
dan berusaha untuk mengembangkan keterampilan untuk terlibat dengan bukti
danmenerapkan pada perawatan harian dan praktik kebidanan. Untuk memberikan
perawatan berbasis bukti bagi pasien secara konsisten, pembuat kebijakan, manajer,
professional perawatan kesehatan, pendidik dan peneliti harus mengindentifikasi peran
dan tanggung jawab mereka dalam proses. Hanya jika semua pemangku kepentingan
bertanggung jawab memikul tanggung jawab mereka dapat mencapai tujuan EBP
sebagai standar perawatan.
BAB II

TINJAUAN TEORITAS

A. Strategin Penebaran Pelayanan Kebidanan

Istilah diseminasi saat ini sudah menjadi istilah umum yang digunakan sebagai
sinonim dari “ penyebaran “. Dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin
pesat, diseminasi daapat digunakan dalam berbagai bidaang sebagai penyampaian
informasi instansi/lembaga terkait.
Adanya respon atau timbal balik dati penikmat informasi terhadap materi yang
disevarluarskan oleh divisi bidang diseminasi merupakan tujuan utama dari
penyebarluasan informasi yang disampaikan. Dalam menyampaukan diseminasi
onformasi harus inovatif, interajtif, dan dapat mempengaruhi pola pikiran dan tindakan
publik, termasuk orang yang membawa inovasi itu sendiri.
Dalam kamus Merriam Webster Online Distionarty (2008), diseminasisecara
etimology berasal dari bahasa Latim disseminatus yang mengandung makna to spread
dan to disperse theroughout. Pengertian diseminasi tersebut sejalan dengan
dissemination dalam kamus bahasa inggris yang juga bermakna to spread atau to
distribute ( Horby , 1974; Echols dan Shadily, 1997 )
Diseminasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang ditujukan kepada
kelompok target atau individu agar merekan memperoleh informasi, timbul kesadaran,
menerima, mengubah perilaku sasaran, dan akhirnya mereka mampu memanfaatkan
informasi tersebut. Perubahan yang diharapkan dari kegiatan diseminasi adalah akan
terjadi pada aspek kognitif ( pengetahuan ), efektif ( sikap ) dan psikomotorik
( keterampilan ) perubaha tersebut menujuh di arah yangs sesuai dengan konsep dan
cara yang benar atau seharusnya.
Diseminasi juga bisa disebut sebagai proses penyebaran inovasi
yangdirencanakan, diarahakan, dan dikelola. Sehinggah terjadi tukar informasi dan
akhirya terjadi kesamaan pendapat tentang inovasi tersebut.

B. Langkah strategi dalam Proses Diseminasi


Perkembangan teknologi infoemasi dan komunikasih yang semkain pesat, dan
pengaruh dinamika sosial politik akan berdampak pada pilihan stategi komuniaksih dan
diseminasi informasi publik. Hal ini tentunya menjadi tantangan bagi pejabat publik dan
humas instansi/lembaga untuk menyesuaikan diri dengan perkembangan dan
perubahan tersebut.
Secara umum pola penyebaran informasi di masa mendatang relatif tidak
berubah. Diseminasi melalui komunikasih satu arah masih banyak digunakan. Namun,
proses penyebaran informasi di melalui pendekatankomuniasih transaksional ( yang
bersifat diskusi interaktif, kooperatif, egaliter, dan resiprokaal ) akan berkembang dan
menjadi kebutuhan.
Dalam konteks trategis proses diseminasi kepada masyarakat, prinsip
komunikasih tetap harus menciptakan kepentingan bersama ( common interset ).yakni
bagaimana kepentingan pemerintah dan masyarakat “ bertemu “. Untuk iyu, ada
beberapa langkah yang harus diperhatikan dalam proses diseminasi.
a. Menentukan dan memahami tujuan
b. Mengidentifikasih pesan atau kunci ( key messages ) yang akan dikomuniasihkan.
c. Memahami target audience; siapa saja ayang etrlibat, siapa yang dipengaruhi, siapa
yang tertarik? Informasi apa yang mereka butuhksn?
Bagaimana reaksi mereka? Apa konsrn atau minat mereka?
1. Menetukan media yang paling efektif.
2. Memotivasi audiens untuk memberikan tanggapan atau masukan.
3. Frekuensi penyampaian pesan.
4. Memperhitungkan dampak, baik negatif ataupun positif.
a. Pendekatan edukatif dalam peran serta masyarakat.
Pendekatan edukatif adalah suatu rangkayan kegiatan yang dilaksanakan secara
sistematis terancam daan terarah partisifasi aktf dari individu kelompok maupun
masyarak umum, untuk memecahkan masalah yang dirasakan oelh masyarakat
dengan mempertimbangkan faktor-faktor sisial ekonomi dan budaya.
Tujuan pendekatan edukatif adalah
1) Memecahkan masalah yang dihadapi masyarakat.
2) Mengembangkan kemampuan masyarakat untuk dapat memcahkan masalah
sendiri secara swadaya dan gotong royong.
Langkah-langkah pendekatan edukatif :
a) Pendekatan pada tokoh msyarakat.
- Nonformal untuk penjagaan lahan
- Formal dengan surat resmi
- Tatap muka antara provider dengan tokoh masyarakat.
- Kunjuangan ramah untuk menyelaskan maksud dan tujuan pengumpulan
data
- Pertemuan provider dan tokoh masyarakat untuk menetapkan suatu
kebijakan alternatif pemecahan masalah dalam rangkah perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
- Menjalin hubungan sosial yang baik dengan menghadiri upacara-upacara
agama, perkawinan, kematian dsb.
b) Pendekatan kepada provider
Diadakan pada waktu pertemuan tingkat kecematan, tingkat
desa/kelurahan, tingkat dusun/lingkungan.
c) Pengumpuluan data primer dan sekunder,
Data umum, data teknisi sesuai dengan kepentingan masing-masing
sektor, dan perilaku sesuai sesuai dengan masalah yang ada. Data
khasus hasil pengamatan, data orang lain.
d) Pelayanan yang berorientasi pada kebutuhan masyarakat.
Proses dimana masyarakat dapat mengidentifikasih kebutuhan
dantentukan prioritas dari kebutuhan tersebut serta mengembangkan
keyakinan masyarakat untuk berusaha memenuhi kenutuhan sesuai
skala prioritas berdasarkan atas sumber-sumber yang ada di masyarakat
sendiri mampu berasal daari luar secara gotong royong.

Terdiri dari 3 pendekatan :

1) Specifict Content Apparoach


Yaitu pendekatan perorangan atau atau kelompok yang
merasahakanmasalah melalui proposal program kepada instansi yang
berwenang. Contoh : pengasapan pada kasus DBD
2) General content abjektive Approach
Yaitu pendekatan dengan mengoordiasikan berbagi upaya dalam bidang
kesehatan dalam wadah tertentu. Contoh : posyandu melupuyi KIA,
Imunisasi, gizi, KIE.
3) Proses Objective Approach
Yaitu pendekatan yang lebih menengkankan pada proses yang
dilaksanakan masyarakat sebagai pengambilan prakarsa kemudian
dikembangkan sendiri sesuai kemampuan. Contoh : kader menggunakan
atau memanfaatkan fasilitas dan potensi yang ada di masyarakat
merupakan usahan membantu manusia mengubah sikapnya terhadap
masyarakat, membantu menumbuhkaan kemampuan orang,
berkomunikasih dan membguasai lingkungan fisiknya.

Langkah – langkah:

a. Ciptakan kondisi agar potensi setempat dapat dikembangkan dan


dimanfaatkan
b. Tingkatkan mutu potensi yang ada
c. Usahakan kelangsungankegiatan yang sudah ada
d. Tingkatkan kesejahteraan masyarakat secara keseluruhan.

Prinsip – prinsif dalam mengembangkan masyarakat:

a. Program ditentukan oleh atau bersama masyarakat


b. Program disesuaikan dengan kemampuan masyarakat
c. Dalam pelaksanaan kegiatan harus ada bimbingan, pengarahan, dan
dorongan agar dari satu kegiatan dapat dihasilkan kegiatan lainya.
d. Petugas harus bersedia mendampingi dengan mengambil fungsi sebagai
katalisator untuk mempercepat proses

Bentuk bentuk program masyarakat

1) Program intensif yaitu pengembangan masyarakat melalui koordinasi dengan


dinas terkait/kerjasama lintas sektor.
2) Program adaptif yaitu pengembangan masyarakat hanya ditugaskan pada
salah satu instansi/depatemen yang bersangkutan saja secara khusus untuk
melaksanakan kegiatan tersebut/kerjasama lintas program.
3) Program proyek yaitu pengembangan masyarakat dalam bentuk usaha-
usaha terbatas di wilayah tertentu dan program disesuaikan dengan
kebutuhan wilayah tersebut. Komunikasih yang baik. beberapa hal yang perlu
diperhatikan bidan dalamberkomunikasih kepada masyarakat : 1) jangan
terlalu banyak bicara, cobalah untuk tidak banyak menyelah. 2) jangan
meneruskan kalimat mereka atau mengantisipasi apa yang sedang mereka
bicarakan. 3) tanyakan apanilah anda merasa kurang jelas. 4) lebih baik
membicarakan sesuatu secara tatap muka dari pada membicarakan sesuatu
tertulis.

Pemberdayaan masyarakat adalah bagaimana dari paradigmaa


pembangunan yang yang mengfokuskan perhatikan kepada semua aspek yang
prinsipil dari manusia di lingkungan yakni melalui aspek intelektual ( sumber
daya manusia ). , aspek meterial dan fisik, sampai kepada aspek manajerial.

Keberdayaan masyarakat dicirikan dengan timbulnya kesadaran bahwa,


mereka paham akaan haknya atas lingkungan hidup yang baik dan sehat serta
sanggup menjalangkan kewajiban dan tanggung jawab.
BAB III

PENUTUPAN

3.1 KESIMPULAN

Diseminasi merupakan penyebaran inovasi yang disusun dan disebarkan secara


metode perencana yang matang serta pandangan jauh ke depan baik melalui diskusi atau
forum lainnya yang sengaja diprogramkan , sehinggah terdapat kesepakatan untuk
melaksanakan inovasi.

Beberapa langkah harus diperhatikan dalam proses diseminasi.

a) Menentukan dan memahami tujuan


b) Mengindetifikasi pesan ini atau kunci ( key messages ) yang akan dikomunikasihkan
c) Memahami target audience : siapa saja yang terlibat, siapa yang dipengaruhi, siapa
yang tertarik ?informasi apa yang mereka butuhkan?
Bagaimana reaksi mereka? Apa konsrn atau minat mereka?
1. Menetukan media yang paling efektif.
2. Memotivasi audiens untuk memberikan tanggapan atau masukan.
3. Frekuensi penyampaian pesan.
4. Memperhitungkan dampak, baik negatif ataupun positif.
DAFTAR PUSTAKA

Achadi, Umar Fahmi, 2014, Kesehatan Masyarakat dan Globalisasi. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada
Admini, Qorinah Estiningtysa Sakilah. 2013. Filosofi Kebidanan. Jakarta : TM.
Asrina, dkk 2010. Konsep Kebidanan . Yogyakarta: Graaha Ilmu
Ayuningtyas, Dumila. 2014,kebiajakan Kesehatan: Prinsip dan praktik. Jakarta Rajawali
Pers.
Heriyani, Reni. 2011. Buku Ajaran Konsep Kebidanan. Jakarta: TIM
Internation Confederation off Midwivws, 2014. Core Document ICM. Jakarta: IBI
Kementrian Kesehatan. 2015. Kesehatan Dalam Karangka Sustainable Development
Goals ( SDGx ).Jakarta: kementrian Kesehatan.
Kementrian Kesehatan RI. 2015. Profil Kesehatan Indonesia 1014, jakarta: kementrian
Kesehatan.

Anda mungkin juga menyukai