Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

EVIDENCE BASED CLINICAL DECISION MAKING AND


SCOPE OF PRACTICAL

KELOMPOK 9:

1. MASKAWATI (B.22.06.512)
2. MAYA SARI (B.22.06.513)
3. MEGA NURUL RIDHAYANTI ( B.22.06.514)
4. MINARTI TIKU PADANG ( B.22.06.515)
5. MIRNA TODING LAMBA (B.22.06.516)
6. MURNI T (B.22.06.517)

PROGRAM STUDI S1 KEBIDANAN


UNIVERSITAS MEGA BUANA PALOPO
TAHUN 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
dengan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Evidence Based Clinical Decison Making and Scope of Practical” dapat
selesai tepat pada waktunya.

Adapun makalah ini disusun dalam rangka untuk memenuhi tugas


kelompok Program Studi S1 Kebidanan Universitas Mega Buana palopo

Dalam penyusunan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal


mungkin agar makalah ini sesuai dengan yang diharapkan, akan tetapi karena
keterbatasan kemampuan pengetahuan dan pengalaman, penulis menyadari
sepenuhnya dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan,
namun berkat bantuan, bimbingan dan saran serta dorongan semangat dari
berbagai pihak akhirnya penulis dapat menyelesaikan dengan baik.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak
yang telah banyak membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini dan
penulis berharap kiranya makalah ini bermanfaat bagi kita semua.

Palopo, 18 Maret 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL...........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI .....................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

A. Latar Belakang .........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................2

C. Tujuan ......................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN ...................................................................................3

A. Pengertian Evidence Based .....................................................................3

B. Pengalaman Klinis ...................................................................................3

C. Pengambilan Keputusan Klinis Dalam Asuhan.......................................3

D. Bentuk Pengambilan Keputusan ..............................................................4

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pemgambilan Keputusan......4

F. Langkah-langkah Dalam Pengambilan Keputusan .................................4

G. Lingkup Praktik Dalam Kebidanan .........................................................5

H. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan..........................................................5

BAB III PENUTUP ...........................................................................................7

A. KESIMPULAN........................................................................................7

DATAR PUSTAKA ...........................................................................................8

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu kebidanan adalah ilmu yang mempelajari tentang kehamilan, persalinan, dan
kala nifas serta kembalinya alat reproduksi ke keadaan normal. Tujuan ilmu kebidanan
adalah untuk mengantarkan kehamilan, persalinan, dan kala nifas serta pemberian ASI
dengan selamat dengan kerusakan akibat persalinan sekecil-kecilnya dan kembalinya alat
reproduksi kekeadaan normal. Kemampuan pelayanan kesehatan suatu negara ditentukan
dengan perbandingan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
Dikemukakan bahwa angka kematian perinatal lebih mencerminkan kesanggupan suatu
negara untuk memberikan pelayanan kesehatan. Indonesia, di lingkungan ASEAN,
merupakan negara dengan angka kematian ibu dan perinatal tertinggi, yang berarti
kemampuan untuk memberikan pelayanan kesehatan segara untuk memberikan
pelayanan kesehatan masih memerlukan perbaikan yang bersifat menyeluruh dan lebih
bermutu.
Dengan perkiraan persalinan di Indonesia setiap tahunnya sekitar 5 juta jiwa dapat
dijabarkan bahwa:
1. Angka kematian ibu sebesar 19.500-20.000 setiap tahunnya atau terjadi setiap 26-27
menit. Penyebab kematian ibu adalah perdarahan 30,5 %, infeksi 22,5.%, gestosis
17′,5 %, dan anestesia 2,0 %.
2. Kematian bayi sebesar 56/10.000 menjadi sekitar 280.000 atau terjadi setiap 18- 20
menit sekali. Penyebab kematian bayi adalah asfiksia neonatorum 49-60 %, infeksi
24-34 %, prematuritas/BBLR 15-20 %, trauma persalinan 2-7 %, dan cacat bawaan 1-
3 %.

Memperhatikan angka kematian ibu dan bayi, dapat dikemukakan bahwa:

1. Sebagian besar kematian ibu dan perinatal terjadi saat pertolongan pertama sangat
dibutuhkan.
2. Pengawasan antenatal masih belum memadai sehingga penyulit hamil dan hamil
dengan risiko tinggi tidak atau terlambat diketahui.

1
Masih banyak dijumpai ibu dengan jarak hamil pendek, terlalu banyak anak, terlalu
muda, dan terlalu tua untuk hamil.
3. Gerakan keluarga berencana masih dapat digalakkan untuk meningkatkan sumber
daya manusia melalui norma keluarga kecil bahagia dan sejahtera (NKKBS).
4. Jumlah anemia pada ibu hamil cukup tinggi.
5. Pendidikan masyarakat yang rendah cendrung memilih pemeliharaan kesehatan
secara tradisional, dan belum siap menerima pelaksanaan kesehatan modern.
Berdasarkan tingginya angka kematian ibu dan perinatal yang dialami sebagian
besar negara berkembang, maka WHO menetapkan salah satu usaha yang sangat penting
untuk dapat mencapai peningkatan pelayanan kebidanan yang menyeluruh dan bermutu
yaitu dilaksanakannnya praktek berdasar pada evidence based. Dimana bukti secara
ilmiah telah dibuktikan dan dapat digunakan sebagai dasar praktek terbaru yang lebih
aman dan diharapkan dapat mengendalikan asuhan kebidanan sehingga mampu
memberikan pelayanan yang lebih bermutu dan menyeluruh dengan tujuan menurunkan
angka kematian ibu dan angka kematian perinatal.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan evidence based practice?
2. Bagaimana ruang lingkup praktis dalam kebidanan?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian evidence based practice.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup praktis dalam kebidanan?

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Evidence Based


Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata, semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak
sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggung jawabkan.
Evidence Based Practice adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien
sehingga dapat memebrikan perawatan terbaik kepada pasien.
B. Pengalaman Klinik
Evidance Kebidanan digunakan oleh bidan sebagai pemberi pelayanan asuhan kebidanan
yang baik karena pengambilan kesepakatan klinis berdasarkan pembuktian. Mengambil
keputusan yang tepat dalam asuhan kebidanan yang dilakukan seorang bidan profesional
dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya pengalaman klinik yang dimiliki dan hasil-
hasil riset yang terbaik sehingga kualitas asuhan kebidanan berbasis pembuktian terjaga.
Bidan yang melaksanakan praktiknya berdasarkan pengalaman klinik yang dimiliki dan
hasil-hasil riset terbaik berarti telah melaksanakan Evidance Based dalam kebidanan.
C. Pengambilan Keputusan Klinis Dalam Asuhan
1. Pengertian
Proses pengambilan keputusan merupakan bagian dasar dan integral dalam praktik
suatu profesi dan keberadaannya sangat penting karena akan menentukan tindakan
selanjutnya. Menurut George R.Terry, pengambilan keputusan adalah memilih
alternatif yang ada.
2. Hal pokok dalam pengambilan keputusan
a. Intuisi berdasarkan perasaan, lebih subjektif dan terpengaruh.

3
b. Pengalaman mewarnai pengetahuan praktis, seringnya terpapar suatu kasus
meningkatkan kemampuan mengambil keputusan terhadap suatu kasus.
c. Fakta, keputusan lebih real, valid dan baik.
d. Wewenang lebih bersifat rutinitas.
e. Rasional, keputusan bersifat objektif, transparan dan konsisten.
D. Bentuk Pengambilan Keputusan
a. Strategi : dipengaruhi oleh kebijakan organisasi atau pimpinan , rencana dan masa
depan
b. Cara kerja : yang dipengaruhi pelayanan kebidanan didunia, klinik dan komunitas.
c. Individu dan Profesi : dilakukan oleh bidan yang dipengaruhi oleh standar praktik
kebidanan.
E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Dalam Pengambilan Keputusan
a. Faktor fisik, didasarkan pada rasa yang dialami oleh tubuh seperti rasa sakit, tidak
nyaman dan kenikmatan
b. Emosional, didasarkan pada perasaan atau sikap
c. Rasional, didasarkan pada pengetahuan.
d. Praktik, didasarkan pada keterampilan individual dan kemampuan dalam
melakukannya.
e. Interpersonal, didasrkan pada pengaruh jaringan sosial yang ada
f. Struktural, didasrkan pada lingkup sosial, ekonomi dan politik.
F. Langkah-langkah Dalam Pengambilan Keputusan
1. Penilaian (Pengumpulan Informasi)
Langkah pertama dalam pengambilan keputusan klinis adalah menilai atau menggali
keluhan utama klien. Keluhan utama ini mengarah kepada masalah yang lebih penting
atau merupakan dasar dari masalahnya.
2. Diagnosis (Menafsirkan Informasi atau Menyimpulkan Hasil Pemeriksaan)
Setelah mengumpulkan beberapa informasi, tenaga kesehatan mulai merumuskan
suatu diagnosis defferensial (diagnosa banding). Diagnosa defferensial ini merupakan
kemungkinan-kemungkinan diagnosa yang akan dtetapkan.
3. Perencanaan (Pengembangan Rencana)

4
Setelah memutuskan diagnosa kerja, maka tenaga kesehatan akan memilih
perencanaan pengobatan atau asuhan. Dalam perencanaan ini bisa ditemukan
beberapa pilihan yang perlu dipertimbangkan resiko dan keuntungannya.
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pemilihan prioritas perencanaan
adalah:
a. Pengalaman tenaga kesehatan
b. Penelitian dan bukti-bukti klinis (evidance based)
c. Nilai-nilai yang dianut tenaga kesehatan yang bersangkutan
d. Ketidakjelasan yang disebabkan tidak adanya atau tidak lengkapnya data.
4. Intervensi (Melaksanakan Rencana)
Langkah berikutnya dalam pengambilan keputusan klinis setelah merencanakan
pilihan tindakan yang akan dilakukan adalah melaksanakan pengobatan atau asuhan
yang telah ditentukan.
5. Evaluasi (Mengevaluasi Rencana Asuhan)
Dalam langkah evaluasi pengambilan keputuan klinis, rencana tindakan atau
pengobatan yang dipilih untuk diagnosisnya harus dievaluasi untuk mengetahui
apakah sudah efektif atau tidak.
G. Lingkup Praktik Dalam Kebidanan
Ruang lingkup praktik kebidanan adalah batasan dari kewenangan bidan dalam
menjalankan praktikan yang berkaitan dengan upaya pelayanan kebidanan dan jenis
pelayanan kebidanan. Definisi secara umum : Ruang Lingkup Praktik Kebidanan dapat
diartikan sebagai luas area praktik dari suatu profesi. Definisi secara khusus : Ruang
Lingkup Praktik Kebidanan digunakan untuk menentukan apa yang boleh dilakukan
seorang bidan.
H. Ruang Lingkup Asuhan Kebidanan
Secara ringkas, Asuhan kebidanan adalah asuhan yang di berikan oleh seorang bidan
yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
Asuhan yang diberikan bidan kepada Remaja putri, bidan memberikan penyuluhan
tentang proses menstruasi.
2. Wanita Pranikah

5
Asuhan yang diberikan Bidan kepada wanita sebelummenikah, bidan memberikan
penyuluhan tentang dampak hubungan seksual
3. Ibu Hamil
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan bidan pada ibu hamil
utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan menangani secara
dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
4. Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan bidan pada ibu bersalin, bidan melakukan observasi pada ibu
bersalin, yani pada Kala I, Kala II,kala III, Dan kala IV.
5. Bayi Baru lahir
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan bidan pada
bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir bidan memotong tali pusat, memandikan,
mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dan sebagainya serta
memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.
6. Ibu Nifas
Asuhan kebidanan yang di berikan pada ibu nifas biasanya berlangsung selama 40
hari atau sekitar 6 minggu. Pada Asuhan ini bidan memberikan Asuhan berupa
memantau involusi uteri, kelancaran ASI, dan kondisi Ibu dan Anak,
7. Bayi dan Balita
Asuhan kebidanan pada neonatus dan balita adalah asuhan yang di berikan bidan pada
neonatus dan balita. Pada balita bidan memberikan pelayanan informasi tentang
imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neonatus dan balita.
8. Menopause
Asuhan yang diberikan bidan kepada wanita yang sudah berhenti masa suburnya.
9. Wanita dengan Gangguan Reproduksi
Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan reproduksi adalah asuhan yang di
berikan bidan pada wanita yang mengalami gangguan reproduksi. Bidan memberikan
KIE tentang gangguan-gangguan reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti
keputihan, menstruasi yang tidak teratur.

6
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Evidence Based artinya berdasarkan bukti. Artinya tidak lagi berdasarkan
pengalaman atau kebiasaan semata, semua harus berdasarkan bukti. Bukti ini pun tidak
sekedar bukti tapi bukti ilmiah terkini yang bisa dipertanggung jawabkan.
Pengambilan keputusan dapat dianggap sebagai suatu dari proses mental atau
kognitif yang membawa pada pemilihan keputusan yang dibuat untuk mencapai tujuan
melalui pelaksanaan atau tindakan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Sarwono P. Ilmu Kebidanan, Jakarta, 2007.

Syofyan,Mustika,et all. 50 Tahun IBI Bidan Menyongsong Masa Depan Cetakan ke-III Jakarta:
PP IBI.2004

Estiwidani, Dwana. 2008. Konsep Kebidanan, Yogyakarta: Fitramaya.

Narulita, Rury Sari.2012. Konsep Kebidanan. Yogyakarta : Graha Ilmu

Anda mungkin juga menyukai