Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH PENYULUHAN KB

EVALUASI PENYULUHAN KELUARGA BERENCANA

Dosen Pengampu:

Minarsi, S.Pd, M.Pd

Disusun oleh Kelompok 9


1. Aulia Hayatul Husna (1911320011)
2. Selimaryesa Putri (1911320028)

PRODI BIMBINGAN KONSELING ISLAM


FAKULTAS USHULUDDIN ADAB DAN DAKWAH
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI FATMAWATI SUKARNO BENGKULU
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan
karunia-Nya maka makalah Penyuluhan KB dengan judul ” Evaluasi Penyuluhan Keluarga
Berencana” dapat diselesaikan pada waktunya. Makalah di buat secara berkelanjutan dengan
maksud, tujuan, arah dan sasaran yang jelas berdasarkan materi yang dikumpulkan .
Keterbatasan ilmu yang dimiliki oleh penyusun merupakan kelemahan, kekurangan,
dan kekeliruan dalam pembuatan makalah ini. Penulis memohon maaf yang sebesar-besarnya
apabila dalam penulisan, inti makalah dan lain sebagainya terdapat hal yang kurang berkenan
di hati pembaca.
Sekian yang dapat penyusun sampaikan. Semoga apa yang telah berbagai pihak
lakukan demi tersusunnya makalah ini, mendapatkan imbalan yang setimpal dari Allah SWT.

Bengkulu, Maret 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL............................................................................................................i

KATA PENGANTAR..........................................................................................................ii

DAFTAR ISI.........................................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang...............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah..........................................................................................................2
C. Tujuan............................................................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana.................................................3


B. Bentuk Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana......................................................5

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan..........................................................................................................10
B. Saran…................................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suksesnya suatu program dalam hal ini program keluarga berencana, tergantung
dari aktif atau tidak aktifnya partisipasi masyarakat untuk mensukseskan program
tersebut. Sehingga dalam posisi ini peran aktif masyarakat sangat penting artinya
bagi kelancaran dan keberhasilan program tersebut dan tercapainya tujuan secara
mantap. Program Keluarga Berencana dicanangkan dalam rangka usaha pemerintah
untuk membangun manusia Indonesia yang berkualitas. Pada dasarnya pemerintah
berkeinginan untuk membuat perubahan dari suatu kondisi tertentu ke keadaan lain
yang lebih bernilai. Agar proses perubahan itu dapat menjangkau sasaran-sasaran
perubahan keadaan yang lebih baik dan dapat digunakan sebagai pengendali masa
depan, di dalam melaksanakan pembangunan itu perlu sekali memperhatikan segi
manusianya. Karena dalam arti proses, pembangunan itu menyangkut makna bahwa
manusia itu obyek pembangunan dan sekaligus subyek pembangunan. Sebagai
subyek pembangunan manusia harus diperhitungkan, sebab dia punya nilai dan
potensi yang luar biasa. Oleh karena itu, di dalam pembangunan perlu sekali
mengajak subyek tadi untuk ikut berpartisipasi aktif dalam proses pembangunan
secara berkelanjutan (Pasaribu dan Simanjntak, 1986: 62).
Proses dan persepsi seseorang tidak mudah diungkap secara lengkap dan rinsi,
lebih-lebih apabila orang tersebut tidak bersikap terbuka. Banyak hal yang
merupakan pengalaman seseorang dapat mempengaruhi makna hasil persepsi
terhadap kegiatan hubungan antar manusia dalam masyarakat. Selain tergantung dari
bentuk dan proses interaksinya, persepsi seseorang sangat tergantung pada banyak
faktor yang membentuk pengalamannya dalam kehidupan masyarakat itu sendiri.
Dalam kaitannya dengan program Keluarga Berencana sebagai usaha pemerintah
mewujudkan masyarakat adil dan makmur, materiil, dan spirituil sesuai dengan
tujuan pokok yang dirumuskan dalam pembahasan dan batang tubuh UUD 45, maka
partisipasi aktif warga masyarakat juga akan sangat ditentukan oleh persepsinya
terhadap program Keluarga Berencana yang sangat dipengaruhi oleh latar belakang
sosial ekonomi dan budayanya yang khusus.

1
Dalam Sebuah proses penyuluhan adanya sebuah evaluasi agar terciptanya
kesuksesan dalam kegiatan tersebut. Kegiatan Evaluasi dalam penyuluhan KB
bertujuan untuk mengetahui pencapaian program-program peningkatan kualitas
hidup masyarakat melalui program kependudukan, KB dan, pembangunan keluarga
serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas. Program-program untuk mewujudkan keluarga berkualitas antara lain
pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, pengarahan mobilitas
penduduk, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan. Implementasi
dari upaya tersebut akan menjadikan penduduk sebagai SDM yang tangguh bagi
pembangunan dan ketahanan nasional, mampu bersaing dengan bangsa lain dan
dapat menikmati hasil pembangunan secara adil merata
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana?
2. Apa saja Bentuk Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana?

C. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yakni sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui Pengertian Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana
2. Untuk mengetahui Bentuk Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana


 Penyuluhan
Penyuluhan Salah satu bentuk penyampaian pesan dalam komunikasi adalah
penyuluhan. Teknik pemberian penyuluhan untuk menyampaikan ide dan
gagasan adalah suatu tindakan yang paling sering dilakukan oleh komunikator
untuk melakukan perubahan perilaku. Penyuluhan juga sering dilakukan oleh
petugas kesehatan untuk merubah perilaku pola hidup sehat. Penyuluhan adalah
suatu upaya perubahan perilaku manusia yang dilakukan melalui pendekatan
edukatif.
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara
keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan melakukan apa yang
biasa dilakukan, secara perseorangan maupun secara kelompok dengan meminta
pertolongan (Effendy, 2003)
Proses komunikasi dalam penyuluhan selalu dikaitkan dengan tujuan
untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, pengetahuan dan keterampilan
sasaran komunikasi, baik secaralangsung atau tidak langsung sehingga sasaran
komunikasi akan berubah menuju ke arah lebihbaik dengan cara mengikuti
saran, gagasan, atau inovasi yang diajarkan (Setiana, 2005).
 Keluarga Berencana
Keluarga Berencana menurut UU No 10 tahun 1992 (tentang
perkembangan kependudukan dan pembangunan keluarga sejahtera) adalah
upaya peningkatan kepedulian dan peran serta masyarakat melalui pendewasaan
usia perkawinan (PUP), pengaturan kelahiran, pembinaan ketahanan keluarga,
peningkatan kesejahteraan keluarga kecil, bahagia dan sejahtera (Handayani,
2010)

3
Sasaran utama dari pelayanan KB adalah Pasangan Usia Subur (PUS).
Pelayanan KB diberikan di berbagai unit pelayanan baik oleh pemerintah
maupun swasta dari tingkat desa hingga tingkat kota dengan kompetensi yang
sangat bervariasi. Pemberi layanan KB antara lain adalah Rumah Sakit,
Puskesmas, dokter praktek swasta, bidan praktek swasta dan bidan desa. Jenis
alat atau obat kontrasepsi antara lain suntik, kondom, pil,IUD, implant,
vasektomi, dan tubektomi. Untuk jenis pelayanan KB jenis kondom dapat
diperoleh langsung dari apotek atau toko obat, pos layanan KB dan kader desa
 Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana
Evaluasi merupakan proses yang sitematis yang berkelanjutan untuk
mengumpulkan, mendeskripsikan, mengintepretasikan dan menyajikan
informasi untuk dapat digunakan sebagai dasar membuat keputusan, menyusun
kebijakan maupun menyusun program selanjutnya. Evaluasi yang digunakan
dalam penelitian ini menggunakan model CIPP (Context, Input, Process,
Product) yang diperkenalkan oleh Stuffebeam, dilaksanakan dalam setiap tahap
kegiatan program.
Kegiatan penyuluhan Keluarga Berencana ini bertujuan untuk
mengetahui pencapaian program-program peningkatan kualitas hidup
masyarakat melalui program kependudukan, KB dan, pembangunan keluarga
serta pembangunan sektor terkait dalam rangka mewujudkan keluarga kecil
berkualitas. Program-program untuk mewujudkan keluarga berkualitas antara
lain pengendalian angka kelahiran, penurunan angka kematian, pengarahan
mobilitas penduduk, penyiapan dan pengaturan perkawinan serta kehamilan.
Implementasi dari upaya tersebut akan menjadikan penduduk sebagai SDM yang
tangguh bagi pembangunan dan ketahanan nasional, mampu bersaing dengan
bangsa lain dan dapat menikmati hasil pembangunan secara adil merata.
Dengan adanya program dalam penyuluhan KB tersebut, poin penting
terkait target capaian peserta KB dan pelayanan KB bisa terpenuhi. Pasangan
Usia Subur (PUS) yang belum masuk KB agar dalam pelayanan nanti diarahkan
masuk KB dengan menggunakan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang dan
jangka Pendek dan bagi PUS yang menggunakan metode kontrasepsi baik itu
dalam jangka pendek maupun jangka panjang agar diarahkan ber KB. Untuk itu

4
perlu adanya peningkatan peran PPKBK dan SUB PPKBK dalam melaksanakan
KIE (Komunikasi Informasi Dan Edukasi) di wilayah masing-masing yang
merupakan ujung tombak program KB diwilayah paling bawah.

B. Bentuk Evaluasi Penyuluhan Keluarga Berencana


Menurut Stuffebeam (1973) menenyatakan bahwa dalam pelaksanaan
evaluasi meliputi hal hal sebagai berikut:
a) Evaluasi Konteks (Context Evaluation), merupakan penggambaran dan
spesifikasi tentang lingkungan program, kebutuhan yang belum dipenuhi,
karakteristik populasi dan sampel dari individu yang dilayani dan tujuan
program.
b) Evaluasi Input, membantu mengatur keputusan, menentukan sumber –
sumber yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk
mencapai tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya.
c) Evaluasi Proses, digunakan untuk mendeteksi atau merancang imolementasi
selama implemantasi, menyediakan informasi untuk keputusan program dan
sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi.
d) Evaluasi Produk, merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
keberhasilan dalam pencapaian yang dilakukan untuk mengukur keberhasilan
dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.

1. Evaluasi Konteks
Evaluasi konteks program menyajikan data tentang alasan-alasan untuk
menetapkan tujuan-tujuan program dan prioritas tujuan. Menurut Djuju Sudjana
(2006: 54-55) evaluasi ini menjelaskan menganai kondisi lingkungan yang
relevan, menggambarkan kondisi yang ada dan yang diinginkan dalam
lingkungan, dan mengidentifikasi kebutuhan- kebutuhan yang belum terpenuhi
dan peluang yang belum dimanfaatkan.
Tujuan dari pelaksanaan program penyuluhan keluarga berencana ini
adalah untuk meningkatkan pengatahuan warga masyarakat khusunya mengenai
penggunaan alat kontrasepsi jangka panjang. Dengan memiliki pengetahuan
yang baik akan meningkatkan kesadaran peserta sehingga mau mengganti alat

5
kontrasepsi yang digunakan dari sebelumnya menggunakan kontrasepsi jangka
pendek menjadi jangka panjang, ataupun meningkatkan kesadaran bagi
pasangan usia subur yang belum mengikuti program KB agar segera
menggunakan alat kontrasepsi yang cocok untuk menekan jumlah angka
kelahiran, yang selanjutnya dapat meningkatkan kesejahteraan keluarga, dan
sejalan dengan Menurut Djuju Sudjana (2006: 55) evaluasi input program
menyediakan data-data untuk menentukan sumber-sumber yang digunakan
untuk mencapai tujuan penyuluhan.
2. Evaluasi Input
Evaluasi input membantu mengatur keputusan, menentukan sumber daya
yang ada, alternatif apa yang diambil, apa rencana dan strategi untuk mencapai
tujuan, bagaimana prosedur kerja untuk mencapainya. Informasi yang terkumpul
selama tahap penilaian hendaknya digunakan untuk mentukan sumber strategi
didalam keterbatasan dan hambatan yang ada.
Menurut Joko Sutarto (2007: 123) identifikasi sumber daya (manusia
maupun non manusia) yang dapatmendukung proses penyelenggaraan program
pendidikan nonformal perlu dilakukan disamping memperhitungkan kendala
yang dimungkinkan akan menghambat pencapaian tujuan yang telah ditetapkan.
Sumber-sumber yang ada atau masukan dalam kegiatan penyuluhan KB ini
merupakan unsur penting dalam pelaksanaan program.
Sumber-sumber yang ada atau masukan dalam kegiatan prenyuluhan KB
ini merupakan unsur penting dalam pelaksanaan program. Berdasarkan hasil
penelitian sumber daya yang mendukung dalam kegiatan penyuluhan yang
berasal dari dalam atau dari pihak pelaksanan adalah adanya tenaga penyuluh
lapangan yang memiliki pengalam di bidangnya, petugas lapangan memiliki
kualifikasi tertentu yang telah ditetapkan dari pihak penyelenggara program,
pada umumnya petugas lapangan sudah seringkali mengikuti kegiatan diklat dan
seminar yang berkaitan dengan materi yang akan disampaiakan pada saat
pelaksanaan program sehingga tidak ada kesulitan yang berarti dan dapat
mengendalikan keadaan. Sarana dan prasarana untuk kegiatan inipun sudah
cukup memadai, dengan adanya lokasi penyuluhan yang dilengkapi dengan

6
fasilitas penunjang dapat meningkatkan efektifitas ketercapaian tujuan suatu
program penyuluhan KB tersebut.
Tempat yang nyaman dan fasilitas peraga yang lengkap menjadikan
materi yang disampaikan lebih mudah diterima oleh peserta penyuluhan ,
dengan adanya kader KB di setiap RW yang juga membantu pelaksanaan
program KB dalam menyebarkan undangan untuk peserta juga sangatlah
membantu terlaksananya program- program pemerintah dalam menekan jumlah
pertembuhan penduduk di Indonesia.
3. Evaluasi Proses
Evaluasi proses digunakan untuk mendeteksi atau merancang
implementasi, selama implementasi, menyediakan informasi untuk keputusan
program dan sebagai rekaman atau arsip prosedur yang telah terjadi. Menurut
Djuju Sudjana (2006: 55). Evaluasi proses menyediakan umpan balik berkenaan
dengan efisiensi pelaksanaan penyuluhan, termasuk didalamnya pengaruh sistem
dan keterlaksanaannya. Evaluasi ini mendetekasi atau memprediksi kekurangan
dalam merancang prosedur kegiatan penyuluhan dan pelaksanaannya,
menyediakan data untuk keputusan dalam implementasi penyuluhan, dan
memelihara dokumentasi tentang prosedur yang dilakukan. Dalam program
pendidikan, evaluasi ini menyediakan informasi terhadap jenis keputusan yang
mungkin dilakukan oleh pendidik. Model evaluasi ini berkaitan pula dengan
hubungan akrab antar pelaksana dan peserta didik, media komunikasi sumber-
sumber, jadwal kegiatan, dan potens penyebab kegagalan penyuluhan.
Dokumentasi tentang prosedur kegiatan pelaksanaam penyuluhan
tersebut akan membantu untuk kegiatan analisis akhir tentang hasil-hasil
penyuluhan yang telah tercapai. Pada dasarnya evalusi proses untuk mengetahui
sampai sejauhmana rencana telah diterapkan dan komponen apa yang perlu
diperbaiki. Menurut Djuju Sudjana (2006:55), menyatakan bahwa evaluasi
proses berkaitan dengan efisiensi pelaksanaan bentuk penyuluhan yang
didalamnya berkaitan dengan hubungan akrab antar pelaksana dan peserta didik,
media komunikasi, logistic, sumber- sumber, jadwal kegiatan, dan potensi-
potensi penyebab kegagalan sebuah penyuluhan.
4. Evaluasi Produk

7
Evaluasi produk merupakan penilaian yang dilakukan untuk mengukur
keberhasilan dalam pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Dari evaluasi
proses diharapkan dapat membantu keputusan yang berkenaan dengan
kelanjutan, akhir maupum modifikasi sebuah penyuluhan, karena data yang
dihasilkan akan sangat menentukan apakah program penyuluhan akan
diteruskan, dimodifikasi atau dihentikan.
Menurut Djuju Sudjana (2006: 57) evaluasi ini berkaitan dengan
pengaruh utama, pengaruh sampingan, biaya dan keunggulan penyuluhan.
Evaluasi produk melibatkan upaya penetapan kriteria, melakukan pengukuran,
membandingkan ukuran keberhasilan dengan standar absolut tau relatif dan
melakukan interpretasi rasional tentang hasil dan pengaruh dengan
menggunakan data tentang konteks, input dan proses. Kriteria yang ditetapkan
dapat terdiri atas kriteria konseptual dan instrumental, kriteria konseptual
berkenaan dengan pencapaian tujuan jangka panjang yang mendasari upaya
untuk mencapai tujuan tujuan akhir penyuluhan. Kriteria instrumental
berhubungan dengan pencapaian tujuan jangka pendek dan menengah yang
berkontribusi pada pencapaian tujuan akhir penyuluhan.
Hasil pengamatan dilapangan menunjukan bahwa keterkaitan antar
tujuan yang telah ditetapkan yaitu memberikan pengetahuan kepada peserta
mengenai metode kontrasepsi jangka pendek atau jangka panjang yang
dilakukan oleh para petugas yang profesional dan ditunjang dengan sarana dan
parasarana yang baik, juga adanya anggaran dana guna pelaksanaan program
menjadikan program dapat terlaksana dengan baik. Metode yang digunakan
selama proses kegitan dapat diterima oleh peserta sehingga pemahaman peserta
mengenai materi yang disampaikan juga bertambah.
Berdasarkan pembahasan di atas mengenai evaluasi konteks, evaluasi
input, evaluasi proses dan evaluasi produk, maka dapat direkomendasikan untuk
melanjutkan program tersebut. hal ini dikarenakan penatapan tujuan,
pengelolaan sumber sumber pendukung dan proses pelaksanaan program
penyuluhan sudah berjalan dengan baik dan menghasilkan pencapaian tujuan
yang baik. Walaupun ada beberapa hal yang perlu di perbaiki, diantaranya
adalah penanganan jumlah peserta yang mana ada beberapa kelurahan yang

8
kelebihan peserta dan ada beberapa kelurahan yang kekurangan peserta, namun
secara keseluruhan penyuluhan.
Adapun pencapaian produk terhadap target perencanaan program dan
kegiatan yang telah ditetapkan, diukur berdasarkan indikator kinerja dan
dilakukan evaluasi Program KB, yakni kegiatan penyediaan penyediaan
pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin sebanyak 1.190
akseptor. Kegiatan penyediaan penyediaan pelayanan KB dan alat
kontrasepsi bagi keluarga miskin harus terlayani secara gratis sedangkan
bagi masyarakat yang mampu ber KB secara Mandiri, KB diharapkan
mampu memutus lingkaran kemiskinan, di mana para akseptor kalangan
masyarakat kurang mampu, diberikan subsidi (alat) KB yang berkelanjutan
secara gratis.
Apalagi dengan program KB gratis, keluarga yang tadinya miskin
dapat merencanakan masa depan sang anak tanpa harus berlarut terjerumus
di tengah kesulitan ekonomi keluarga. Jika keluarga miskin hanya memiliki
anak dua atau maksimal tiga dengan jarak yang teratur atau anak pertama
ke anak berikutnya berjarak sekitar tiga tahun, tentunya kesulitan ekonomi
(terkait pembiayaan) tidak akan begitu terasa. Karenanya, dalam
menyukseskan Program KB saat ini, pemerintah terfokus pada alat
kontrasepsi yang murah, namun berkelanjutan, atau berfungsi hingga jangka
waktu cukup lama yang nantinya diberikan secara gratis ke kalangan
masyarakat kurang mampu. Jika masyarakat miskin dipaksa menggunaka

Keberadaan Keluarga Berencana (KB) tidak terbatas hanya untuk


membatasi kelahiran. KB harus diarahkan agar pesertanya bisa membina
dan mencapai keluarga yang sejahtera. Haryono Suyono (2008): KB
merupakan salah satu sarana untuk menciptakan keluarga sejahtera. Pada
dasarnya keberadaan KB tidak hanya untuk mengurangi kepadatan penduduk.

9
BAB III
PENUTUP

A. Keseimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas mengenai evaluasi konteks, evaluasi


input, evaluasi proses dan evaluasi produk, maka dapat direkomendasikan untuk
melanjutkan program tersebut. hal ini dikarenakan penatapan tujuan,
pengelolaan sumber sumber pendukung dan proses pelaksanaan program
penyuluhan sudah berjalan dengan baik dan menghasilkan pencapaian tujuan
yang baik. Walaupun ada beberapa hal yang perlu di perbaiki, diantaranya
adalah penanganan jumlah peserta yang mana ada beberapa kelurahan yang
kelebihan peserta dan ada beberapa kelurahan yang kekurangan peserta, namun
secara keseluruhan penyuluhan. Karena keberadaan Keluarga Berencana (KB)
tidak terbatas hanya untuk membatasi kelahiran. KB harus diarahkan agar
pesertanya bisa membina dan mencapai keluarga yang sejahtera.

B. Saran
Pada Program kegiatan penyuluhan Keluarga Berencana ini diharapkan
mampu memutus lingkaran kemiskinan, di mana para akseptor kalangan
masyarakat kurang mampu, diberikan subsidi (alat) KB yang berkelanjutan
secara gratis. Apalagi dengan program KB gratis, keluarga yang tadinya
miskin dapat merencanakan masa depan sang anak tanpa harus berlarut
terjerumus di tengah kesulitan ekonomi keluarga. Jika keluarga miskin
hanya memiliki anak dua atau maksimal tiga dengan jarak yang teratur
atau anak pertama ke anak berikutnya berjarak sekitar tiga tahun,
tentunya kesulitan ekonomi (terkait pembiayaan) tidak akan begitu terasa

10
DAFTAR PUSTAKA

Anggraeni, Yeti dan Martini. 2012. Pelayanan keluarga Berencana. Yogyakarta:


Rohima Pers

Handayani , Sri. 2010. Buku Ajar Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta:


Pustaka Rihama

Sulistyawati , Ari. 2013. Pelayanan keluarga Berencana. Jakarta: Salemba Alfabeta.

Badan Badan Kependudukan Keluarga Berencana Nasional.(2010). Gerakan


KB Nasional. http://www.bkkbn. go. Id (Diakses pada 27 Maret 2022)

Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional. Program KB Nasional Era


Desentralisasi. http://www.bkkbn.go.id (Diakses pada 27 Maret 2022)

Hartanto. H. (2010). Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Sinar


Harapan.

Kementerian Kesehatan. 2016. Kesehatan Reproduksi dan Keluarga Berencana.


Jakarta: Kementerian Kesehatan. http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiks (Diakses
pada 27 Maret 2022)

Priyanti, S. and Syalfina, A. D. (2017) Buku Ajar Kesehatan Reproduksi Dan


Keluarga Berencana

11

Anda mungkin juga menyukai