Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN PROGRAM BIMBINGAN dan KONSELING


Dosen Pengampu : Fitriyah Nurdianah., S.Pd.,M.Pd.I.

Disusun Oleh
Nisfa Awaliyah : 0503201041
Dwi Cahya Asep Juliawan : 0503201015
Ana melki : 0503201031
Zulfa Arnita Utami : 0503201011
Mukhlisul amal : 0503201029

PRODI PENDIDIKAN BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
2023
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin
Kami panjatkan ke hadirat Allah SWT. Karena atas rahmat-Nya penulis dapat
menyelesaikan makalah ini guna memenuhi tugas darimatakuliah Pengembangan
Program Media BK yang berjudul “Perencanaan Program BK” ini tepat pada
waktunya.

Penulis menyampaikan terima kasih pada beberapa pihak yang ikut mendukung
proses pembuatan makalah ini hingga selesai. Yaitu:
1. FitriyahNurdianah., S.Pd..,M.Pd.I Selaku dosen pengampu mata kuliah
2. Orang tuapenulis sebagai pendukung utama segala kegiatan yang penulis
lakukan.
3. Seluruh pihak-pihak yang terkait lainnya juga yang sudah mendukung.

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat memberi manfaat bagi para
pembaca.

Cirebon, Rabu 08 Maret 2023

Penulis,
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI............................................................................................................................iii
BAB I PEDAHULUAN...........................................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................................1
B. Tujuan ..............................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Perencanaan Program BK................................................................................................2
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perencanaan Program BK..............................4
C. Evaluasi Perencanaan Program Bimbingan & Konseling...............................................8
BAB III PENUTUP................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................................11
B. Daftar Pustaka..................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Merencanakan pada dasarnya menentukan kegiatan yang hendak dilakukan
pada masa depan. Kegiaatan ini dimaksudkan untuk mengatur berbagai sumber daya
agar hasil yang dicapai sesuai dengan apa yang diharapkan. Perencanaan adalah
proses penentuan tujuan atau sasaran yang hendak dicapai dan menetapkan jalan dan
sumber yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu seefisien dan seefektif mungkin
(Roger A. Kauffman, 1972) dalam setiap perencanaan selalu terdapat 3 kegiatan yang
meskipun dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dibedakan, tetapi tidak dapat dipisahkan
antara satu dengan yang lainnya dalam pproses perencanaan.
Ketiga Kegiatan itu meliputi:
1. Perumusan tujuan yang Ingin dicapai;
2. Pemilihan Program untuk mencapai tujuan itu;       
3. Identifikasi dan pengerahan sumber yang jumlahnya selalu terbatas.

Perencanaan merupakan tindakan menetapkan terlebih dahulu apa yang akan


dikerjakan, bagaimana mengerjakannya, apa harus dikerjakan dan siapa yang
mengerjakannya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian perencanaan program BK ?
2. Apa saja manfaat dan tujuan perencanaan program BK ?
3. Bagaimanaimplementasiperencanaan program BK?

C. Tujuan
1. Untuk memahami pengertian perencanaan program BK
2. Untuk manfaat perencanaan program BK
3. Untuk mengetahui bagaimana mengimplementasikan perencanaan program BK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling


Perencanaan program BK memberikan manfaat yang penting bagi
kelangsungan program (Nurihsan & Sudianto, 2005). Pertama, adanya kejelasan arah
pelaksanaan program. Kedua, mempermudah pengontrolan dan pengevaluasian
kegiatan bimbingan. Ketiga, terlaksananya program BK yang lancar, efektif, dan
efisien. Program BK yang disusun tanpa ada perencanaan akan berbahaya bagi
pelaksanaan dan hasil program BK itu sendiri. Dengan tidak adanya perencanaan,
hasil program yang diharapkan juga tidak bisa ditetapkan dan diukur. Alokasi waktu,
biaya, sumber, dan kegiatan pendukung tidak akan bisa dikendalikan efisiensi dan
efektivitasnya. Fatalnya, kebutuhan siswa yang harus diakomodasi agar
perkembangan kepribadian mereka berkembang dengan baik dapat tidak
terakomodasi dalam program BK karena tanpa didahului perencanaan.
Gysbers & Henderson (2006) menjelaskan bahwa perencanaan program BK
merupakan sebuah proses asesmen terhadap program BK yang ada saat ini dengan
cara mengkaji program dari berbagai sudut. Asesmen ini merupakan suatu proses
untuk memperoleh gambaran yang konkret dan detail mengenai program. Dengan
menilai program yang ada, guru BK akan mampu menentukan apa yang benar-benar
dibutuhkan dalam menyusun sebuah program BK.
berikut ini adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam menyusun program
Bimbingan Konseling di sekolah maupun madrasah.
1. Menentukan karakteristik siswa.
Penentuan karakteritik siswa merupakan hal yang sangat penting karena layanan
bimbingan konseling diadakan adalah untuk membantu siswa. Jadi layanan
tersebut harus disesuaikan dengan karakteristik siswa.
2. Penyusunan program.
Setelah identifikasi karakteristik siswa barulah dapat dilakukan penyusunan
program yang meliputi
 Identifikasi kebutuhan.
Yakni penyusunan program harus disesuaikan dengan kebutuhan nyata siswa
secara lengkap dan mneyeluruh.
 penyusunan rencana kegiatan
yakni bentuk kegiatan yang seperti apa saja yang akan dilakukan, pelaksanaan
kegiatan yang telah disusun serta penilaian kegiatan agar dapat dijadikan
feedback dalam kegiatan layanan berikutnya.
Berikut ini contoh bagan perencanaan program BK :
B. Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Perencanaan Program BK
Terdapat empat hal penting yang harus diperhatikan dalam melakukan
perencanaan program BK.
1. Mengumpulkan informasi mengenai siswa dan komunitas
Informasi mengenai siswa berupa apa yang mereka ketahui, mereka pelajari,
dan mereka butuhkan. Informasi komunitas yang dimaksud adalah konteks
dimana siswa tinggal seperti etnisitas, bahasa, status sosio-ekonomi, dan latar
belakang keluarga. Informasi siswa dan komunitas penting untuk menentukan
tujuan layanan BK. Ini merupakan langkah awal dalam menyusun program BK.
Kebutuhan siswa dalam program BK adalah pencapaian tugas
perkembangan dan pemberian bantuan terhadap masalah siswa (Badrujaman,
2011). Tugas perkembangan siswa berhubungan dengan pemenuhan kebutuhan
psikologi dan social siswa. Pada usia siswa SLTA, sekitar 16-18 tahun, tergolong
sebagai remaja akhir (Berk, 2012) sehingga tugas perkembangan siswa SLTA
berhubungan erat dengan permasalahan yang dihadapi remaja pada umumnya.
Salah satu contoh tugas perkembangan pada periode usia ini adalah
menerima keadaan fisik sendiri. Setiap individu pada periode usia ini harus
belajar untuk melaksanakan tugas perkembangan tersebut. Misalnya anak remaja
dengan tubuh pendek, ia harus belajar untuk menerima keadaaan fisik tersebut.
Jika ia tidak mampu atau gagal, ia akan merasa tidak bahagia.

2. Adanya guru BK yang berlatar belakang pendidikan BK.


Kenapa diharuskan adanya guru BK yang berlatar belakang pendidikan BK?
Hal ini dikarenakan kegiatan layanan merupakan kegiatan yang membutuhkan
berbagai keahlian dalam menghadapi segala kebutuhan siswa. Jika layanan
dilakukan oleh orang yang profesional dalam bidangnya, maka kegiatan tersebut
akan berjalan sesuai yang diinginkan
Untuk menjadi guru BK yang professional terdapat beberapa persyaratan
yang harus dipenuhi. Menurut Permendiknas No. 27 Tahun 2008, seorang
konselor sekolah harus minimal merupakan lulusan Program Strata 1 Studi
Bimbingan & Konseling atau peserta program Pendidikan Profesi Konselor dari
perguruan tinggi penyelenggara program pengadaan tenaga kependidikan yang
terakreditasi. Dalam SK Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan
Kepala Badan Administrasi Kepegawaian Negara No. 04331/P/1993 dan No.
25/1993, perbandingan konselor sekolah dan jumlah siswa di setiap sekolah
adalah 1:150 atau tidak lebih dari 250 tiap tahun. Hasil penelitian di SLTA di
Missouri menunjukkan bahwa rasio guru BK : siswa yang memadai menghasilkan
lulusan yang lebih baik dan menurunkan pelanggaran kedisiplinan di kalangan
siswa (Lapan et al, 2012 ).
Seorang guru BK juga harus memenuhi empat standar kompetensi,
yaitu kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional.
a. Dalam kompetensi pedagogik, guru BK harus
1. Menguasai teori dan praksis pendidikan,
2. Mengaplikasikan perkembangan fisiologis dan psikologis serta perilaku
konseli, dan
3. Menguasai esensi pelayanan bimbingan dan konseling dalam jalur, jenis,
dan jenjang satuan pendidikan.

b. Dalam kompetensi kepribadian, guru BK harus mampu


1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
2. Menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan, individualitas
dan kebebasan memilih,
3. Menunjukkan integritasdan stabilitas kepribadian yang kuat, dan
4. Menampilkan kinerja berkualitas tinggi.

c. Dalam kompetensi sosial, seorang guru BK dharapkan mampu


1. Mengimplementasikan kolaborasi intern di tempat bekerja,
2. Berperan dalam organisasi dan kegiatan profesi bimbingan dan konseling,
dan
3. Mengimplementasikan kolaborasi antarprofesi.
d. kompetensi professional
Sejalan dengan pemikiran Gysbers & Henderson (2006) bahwa
seorang guru BK haruslah seorang yang professional dan bersertifikat,
kompetensi professional memberikan tuntutan yang paling banyak dibanding
dengan tiga kompetensi lainnya. Guru BK harus mampu
1. Menguasai konsep dan praksis asesmen untuk memahami kondisi,
kebutuhan, dan masalah konseli,
2. Menguasai kerangka teoretik dan praksis bimbingan dan konseling,
3. Merancang program Bimbingan dan Konseling,
4. Mengimplementasikan program Bimbingan dan Konseling yang
komprehensif,
5. Menilai proses dan hasil kegiatan Bimbingan dan Konseling,
6. Memiliki kesadaran dan komitmen terhadap etika profesional, dan
7. Menguasai konsep dan praksis penelitian dalam bimbingan dan
konseling.

Pada kenyataan di lapangan, kompetensi profesional ini menjadi hambatan


terbesar dalam melaksanakan program BK sekolah (Winkel & Hastuti, 2004).
Guru BK lebih sering dianggap sebagai polisi sekolah dibandingkan sebagai
pembimbing karena lebih sering bersikap pasif dengan hanya menunggu siswa
datang atau staf lain memberikan tugas.

3. Keuangan/anggaran Operasional Kegiatan BK


Salah satu pemanfaatan anggaran untuk kegiatan BK adalah pemenuhan
sarana dan prasarana, sarana dan prasarana yang lengkap dan memadai
berdasarkan pedoman pelaksanaan dan prinsi-prinsip BK. Adanya sarana dan
prasarana adalah salah satu penunjang kegiatan BK di sekolah. sarana dan
prasarana yang memadai pun juga menjadi faktor penting penunjang kegiatan
BK. Kategori sumber keuangan meliputi anggaran, material, perlengkapan, dan
fasilitas. Anggaran keuangan digunakan antara lain untuk penyediaan media
bimbingan, seperti CD, buku, film, dan penyediaan tes standar. Jika media tidak
dapat tersedia akibatnya kegiatan bimbingan tidak akan bervariasi, guru BK akan
lebih banyak melakukan ceramah disbanding kegiatan-kegiatan yang lebih
mendukung lainnya.
Akan tetapi pada praktiknya, anggaran untuk program BK masih minim
padahal sumber keuangan ini akan memperlancar pelaksanaan program.
Kebanyakan konselor tidak memiliki anggaran yang baik untuk program BK yang
mengakibatkan tidak terlaksananya evaluasi program karena terkendala anggaran
yang tidak mencukupi (Schimdt dalam Badrujaman, 2011).
Kegiatan evaluasi yang tertunda atau bahkan tidak terlaksana akan
mengakibatkan minimnya perbaikan dalam program. Strategi yang sudah
dipersiapkan tidak akan terlaksana tanpa adanya dukungan anggaran keuangan.

4. Kesamaan sikap dan pandangan seluruh stakeholder pendidikan tentang arti


pentingnya BK
BK memiliki peranan penting bagi peserta didik untuk mengenal kepribadian
dirinya, karena kegiatan BK di sekolah bukan hanya dilakukan oleh guru BK saja
namun juga dilakukan oleh kepala sekolah, guru kelas ataupun guru mata
pelajaran, koordinator BK, orang tua serta pihak-pihak lain yang bekerja sama
maka akan lebih baik jika mereka juga mengetahui seberapa pentingnya program
BK dilaksanakan dan tujuan dari program BK itu sendiri agar dapat memperoleh
dukungan yang kuat dalam memperlancar kegiatan Bimbingan ini.

5. Perencanaan program bimbingan sesuai dengan waktu pelaksanaan program


BK.
Karena jenis-jenis program bimbingan dapat dilaksanakan tahunan, semester,
bulanan, mingguan, dan harian maka guru juga harus dapat menyusun waktu yang
tepat dalam melakukan perencanaan, pelaksanaan, penilaian dan penindak lanjutan
program agar jenis-jenis program tersebut dapat dilakukan sesuai tujuan.
Dengan pertimbangan kapan dan dimana jenis kegiatan konseling itu dapat
dilakukan dengan tidak mengurangi dan menggangu kegiatan belajar siswa
sedikitpun. Dengan demikian, jika semua tahap-tahap, hal-hal urgen yang
dibutuhan serta kerjasama dalam kegiatan telah dipertimbangkan dan dilakukan
maka tujuan dari perencanaan layanan bimbingan dan konseling dapat tercapai
secara efektif dan efisien.
Gysbers & Henderson (2006) menyarankan prosentase pendistribusian waktu
bagi guru BK dalam melaksanakan program sebagai berikut:
15% - 25% untuk kurikulum bimbingan,
25% – 35% untuk perencanaan individu,
25% - 35% untuk layanan responsif,
15% - 20 untuk dukungan sistem, dan
0% untuk kegiatan dan layanan non bimbingan.
Artinya, guru BK seharusnya sesedikit mungkin melaksanakan tugas-tugas yang
berada di luar area bimbingan dan konseling.

C. Evaluasi Perencanaan Program Bimbingan dan Konseling


Evaluasi program merupakan sebuah metode yang sistematik untuk
mengumpulkan, menganalisis, dan memakai informasi untuk menjawab pertanyaan
dasar mengenai sebuah program (Wirawan, 2011). Evaluator melakukan kegiatan
evaluasi melalui prosedur atau tahapan tertentu dalam mengumpulkan data. Prosedur
atau tahapan dimulai dari menentukan tujuan evaluasi diikuti dengan memilih desain
evaluasi, menentukan instrumen dan teknik analisis evaluasi, dan diakhiri dengan
melaporkan hasil evaluasi. Prosedur tersebut dilakukan berurutan, tidak dengan cara
bebas menentukan tahap mana terlebih dahulu yang ingin dilakukan.
Evaluasi program Bimbingan dan Konseling (BK) merupakan sebuah proses
pemberian penilaian terhadap keberhargaan dan keberhasilan program BK yang
dilaksanakan melalui pengumpulan, pengolahan, dan analisis data yang akan
dijadikan dasar untuk membuat keputusan (Badrujaman, 2011). Tujuan
dilaksanakannya evaluasi program BK adalah untuk memperbaiki praktik
penyelenggaraan program BK dan untuk meningkatkan akuntabilitas program di mata
stakeholder sekolah.
Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan
program. Ketika kelebihan dan kekurangan program dapat terdeteksi, program akan
bisa dikembangkan. adapun hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui
ketercapaian program maka dapat dilakukan dengan cara mempelajari penyampaian
program BK yang ada. beberapa hal penting yang harus diidentifikasi untuk
mengetahui deskripsi mengenai penyampaian program BK, yaitu:
a. aktivitas BK saat ini yang meliputi layanan dasar, layanan responsif, perencanaan
individu, dan dukungan system
b. bagaimana kompetensi guru BK digunakan
c. siapa saja yang dilayani dalam program BK
d. hasil program sampai dengan saat ini
e. bagaimana guru BK menggunakan waktu mereka
f. jumlah siswa dan klien lain yang saat ini dilayani
g. jumlah siswa dan klien lain yang dilayani oleh sub kelompok
h. jumlah siswa yang mencapai hasil yang diharapkan sampai dengan saat ini.

Perbaikan dan pengembangan program dengan memperhatikan poin-poin


diatas akan meningkatkan kepercayaan stakeholder. Program yang akuntabel dapat
memberikan informasi yang memadai mengapa sebuah program dapat atau tidak
dapat dilaksanakan. Informasi akurat tersebut hanya bisa disampaikan jika ada
pelaksanaan evaluasi.

Badrujaman (2011) menyampaikan bahwa tiga hal yang perlu diperhatikan


dalam mengevaluasi perencanaan program BK adalah tujuan program, strategi untuk
mencapai tujuan, dan sumber-sumber yang ada di sekolah. Nurihsan & Sudianto
(2005) juga mengemukakan beberapa aspek kegiatan yang penting dilakukan dalam
perencanaan program BK, yaitu
1. analisis kebutuhan dan permasalahan siswa,
2. penentuan tujuan program layanan BK,
3. analisis situasi dan kondisi sekolah,
4. penentuan jenis-jenis kegiatan yang akan dilakukan,
5. penetapan metode dan teknik yang akan digunakan dalam kegiatan,
6. penetapan personel yang akan melaksanakankegiatan,
7. persiapan fasilitas dan biaya, dan
8. perkiraan tentang hambatan yang akan ditemui dan upaya untuk mengatasi
hambatan tersebut.

Berdasarkan pandangan mengenai evaluasi program dan perencanaan program


BK, maka evaluasi perencanaan program BK dapat disimpulkan sebagai sebuah
kegiatan mengumpulkan dan menganalisis data mengenai gambaran yang konkret
dan detail tentang program BK yang ada sehingga informasi yang diperoleh dapat
digunakan untuk membuat keputusan. Sebelum perencanaan program BK
dilaksanakan, harus ada keterlibatan pihak lain selain guru BK yang memberikan
penilaian, seperti kepala sekolah, guru dan staf. Keterlibatan ini akan menjadikan
program BK sebagai program yang familiar dan tidak hanya menjadi milik staf BK
karena pada pelaksanaannya, program BK akan melibatkan semua warga sekolah
(Gysbers & Henderson, 2006).
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari dapat disimpulkan bahwa pengertian perencanaan BK adalah langkah
penting untuk merumuskan mengenai apa yang diharapkan dan apa yang harus
dilakuakan. Perencanaan ini harus dilakukan secara matang dan sistematis hingga
evaluasi programnya. Atau juga dapat diartikan bahwa perencanaan BK adalah
penentuan serangkaian tindakan atau usaha yang dilakukan lembaga pendidik
(konselor) kepada siswa (Klien) agar menyesuaikan diri dengan memuaskan diri
dalam lingkungan dimana mereka hidup agar tercapai tujuan yang diinginkan oleh
konselor dan klien.
Menurut eddy M ( Haryati,2003:13) tujuan penyusunan program bimbingan
dan Konseling agar guru pembimbing memiliki pedoman, sehingga kegiatan
bimbingan dan konseling disekolah dapat terlaksana dengan lancar, efektif, dan
efisien, serta dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Sejalan dengan itu pengurus
besar ABKIN (Surur,2004:38) menyatakan bahwa tujuan penyusunan program
bimbingan dan konseling ialah agar guru pembimbing memiliki pedoman yang pasti
jelas dan jelas, sehingga kegiatan bimbingan dan konseling disekolah dapat
terlaksana dengan lancar, efektif dan efisien, serta hasil-hasilnya dapat dinilai.

B. Saran
Penulis berharap agar makalah ini dapat memberi pengetahuan bagi pembaca dan
dipergunakan sebagaimana mestinya. Dan pembaca dapat memberikan kritik juga
saran yang membangun untuk penulis agar dapat memberkan informasi yang lebih
baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA

Fattah Nanang. 1999. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja


Rosdakarya.

Supardi, Syah Darwyan. 2010. Perencanaan Pendidikan suatu pendekatan


Praktik .Jakarta: Diadit Media

Susanto Ahmad. 2018. Bimbingan dan Konseling di Sekolah Konsep, Teori, Dan


Aplikasinya. Jakarta: Prenadamedia Group

M. Luddin Abu Bakar. 2010. Dasar-dasar Konseling Tinjauan Teori dan


Praktik. Bandung: Citapustaka Media Perintis

A Hallen. 2005. Bimbingan & Konseling.Ciputat: Ciputat press

https://www.kompasiana.com/maulidaad/58e4028c759373113cfdbf90/perencanaan

http://www.te2n.com/tag/tujuan-dan-manfaat-penyusunan-program-bimbingan-dan-
konseling
https://www.kompasiana.com/smu39arrifah/58cf59243297739f05ab51fb/tujuan-
perencanaan-bk-disekolah
https://www.slideshare.net/nur-arifaizal-basri/project-dasardasar-bimbingan-dan-
konseling

Anda mungkin juga menyukai