Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

BIMBINGAN DAN KONSELING

“Konsep Penyusunan Program BK di SD dan Implikasi Pengembangannya”

Dosen Pengampu:

Opi Andriani, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 10:

M. Rizqi Maulana (221186206074)

Iqbal Pratama (221186206095)

Eny Kusrini Br P. A (221186206102)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MUARA BUNGO

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas rahmat Allah SWT, berkat rahmat serta karunia-Nya
sehingga Kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Konsep Penyusunan
Program BK di SD dan Implikasi Pengembangannya”. Makalah ini dibuat dengan
tujuan memenuhi tugas dari Opi Andriani, M.Pd. pada program studi PGSD.
Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan Menambah wawasan kepada
pembaca tentang konsep penyusunan program BK di SD dan implikasi
pengembangannya. Kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada ibu Opi
Andriani, M.Pd. selaku Dosen pengampu mata kuliah bimbingan dan konseling.
Berkat tugas yang Diberikan ini, dapat menambah wawasan kami berkaitan
dengan topik yang diberikan.
Kami juga Mengucapkan terima kasih yang sebesarnya kepada semua
pihak yang membantu dalam proses Penyusunan makalah ini. Kami menyadari
bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan banyak kesalahan.
Oleh karena itu, kami mohon maaf atas kesalahan dan kekurangan yang
Pembaca temukan dalam makalah ini. Kami juga mengharapkan adanya kritik
serta saran dari Pembaca apabila menemukan kesalahan dalam makalah ini.

Muara Bungo, 19 Juni 2023

Kelompok 10
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................

DAFTAR ISI...............................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...........................................................................

A. Latar Belakang...........................................................................
B. Rumusan Masalah......................................................................
C. Tujuan.........................................................................................

BAB II PEMBAHASAN............................................................................

A. Konsep Progam BK..........................................................................


B. Ketentuan atau Dasar Program BK..................................................
C. Jenis - Jenis Program BK.................................................................
D. Dasar Penyusunan Program BK.......................................................
E. Syarat - syarat Program BK..............................................................
F. Unsur – unsur Progam BK...............................................................

BAB III PENUTUP....................................................................................

A. Kesimpulan ......................................................................................
B. Saran.................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Program bimbingan dan konseling diartikan seperangkat kegiatan
bimbingan dan konseling yang dirancang secara terencana, terorganisasi,
terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait
untuk mencapai tujuan. Pengurus Besar IPBI mendefinisikan program
bimbingan dan konseling sebagaisatuan rencana keseluruhan kegiatan
bimbingan dan konseling yang akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu,
seperti periode bulanan, semester, tah unan.
Sedangkan menurut Wahyu Sumidjo (1996) yang dimaksud dengan
program ialah rencana komprehensif yang memuat penggunaan sumber-
sumber dalam pola yang terintegrasi serta urutan tindakan kegiatan yang
dijadwalkan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Program
menggariskan apa, oleh siapa,bila mana dan dimana tindakan akan dilakukan.
Program pelayanan Bimbingan dan Konseling pada masing-masing satuan
sekolah/madrasah dikelola dengan memperhatikan keseimbangan dan
kesinambungan program antar kelas dan antar jenjang kelas, dan
mensinkronisasikan program pelayanan Bimbingan dan Konseling dengan
kegiatan pembelajaran mata pelajaran dan kegiatan ekstra kurikuler serta
mengefektifkan dan mengefisienkan penggunaan fasilitas sekolah/ madrasah.
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan salah satu pilar penyangga
dalam membantu mengoptimalkan perkembangan siswa disamping pilar-pilar
lainnya. Negara memposisikan pelayanan BK sebagai profesi yang
terintegrasikan sepenuhnya dalam bidang pendidikan. Dalam undang-undang
No.20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas menyatakan bahwa konselor adalah
pendidik sejajar dengan kategori pendidik lainnya yang diakui oleh
pemerintah. Dengan kedudukan demikian itu konselor sebagai penanggung
jawab profesi BK dituntut untuk sepenuhnya menyukseskan upaya
pendidikan.
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima layanan
bimbingan dan konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling
diharuskan membuat suatu perencanaan penyusunan program terlebih dahulu
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.

B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui Konsep program BK
2. Mengetahui Ketentuan/ Dasar Program BK
3. Mengetahui Jenis – Jenis Program BK
4. Mengetahui Dasar Penyusunan Program BK
5. Mengetahui Syarat – Syarat Program BK
6. Mengetahui Unsur – Unsur Program BK

C. Tujuan Penulisan
1. Mampu memahami konsep program BK
2. Mampu memahami ketentuan/dasar program BK
3. Mampu memahami jenis-jenis program BK
4. Mampu memahami dasar penyusunan program BK
5. Mampu memahami syarat-syarat program BK
6. Mampu memahami unsur-unsur program BK
BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Program Bk
Menurut Giyono (2010) program bimbingan dan konseling adalah satuan
rencana keseluruhan kegiatan bimbingan dan konseling yang akan
dilaksanakan pada periode tertentu, yakni periode bulanan, semester dan
tahunan. Dapat disimpulkan bahwa program bimbingan dan konseling adalah
keseluruhan rencana kegiatan yang disusun dengan memperhatikan kebutuhan
peserta didik yang dilaksanakan pada periode tertentu. Dalam hal ini periode
tertentu yakni periode harian, mingguan, bulanan, semesteran, dan periode
tahunan. Pelaksanaan program bimbingan konseling yang sesuai dengan
periode-periode tersebut akan membuat pelaksanaan kegiatan layanan
bimbingan konseling berkesinambungan.
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari suatu
sistem di sekolah dan mengandung makna bahwa program bimbingan
konseling bukan berarti program milik guru bimbingan dan konseling sekolah
sendiri tetapi lebih dari itu, program bimbingan dan konseling merupakan
milik semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah. Program
tersebut mengandung unsur-unsur yang terdapat di dalam berbagai ketentuan
tentang pelaksanaan bimbingan dan konseling dan berorientasikan pada
pencapaian tujuan kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah.
Dengan demikian program bimbingan dan konseling adalah seperangkat
kegiatan bimbingan konseling yang saling terkait satu dengan yang lain untuk
mencapai tujuan bimbingan konseling yang telah ditentukan. Tujuan
penyusunan program tidak lain agar kegiatan BK disekolah dapat terlaksana
dengan lancar, efektif, dan efisien, serta hasilhasilnya dapat dinilai.

B. Ketentuan atau Dasar Program BK


Ridwan (2004) mengungkapkan program bimbingan dan konseling
berarti sederatan kegiatan yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan,
sederatan kegiatan tersebut perlu direncanakan sehingga sesuai dengan situasi
dan kondisi di sekolah. Selanjutnya, dalam buku Panduan Pengembangan
Diri dijelaskan bahwa Program bimbingan dan konseling merupakan kegiatan
layanan dan kegiatan pendukung yang akan dilaksanakan pada periode
tertentu.
Adapun ketentuan dalam penyusunan program BK ialah:

1. Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan


Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat
1 dijelaskan bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling
memiliki 4 (empat) program yang mencakup:
a Layanan dasar.
b Layanan peminatan dan perencanaan individual.
c Layanan responsive.
d Layanan dukungan sistem.
2. Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat
2 dijelaskan bahwa Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
a Bidang layanan pribadi
b Bidang layanan belajar
c Bidang layanan sosial
d Bidang layanan karir.
3. Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat
3 bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan bidang layanan sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) dituangkan ke dalam program tahunan dan semester dengan
mempertimbangkan komposisi dan proporsi serta alokasi waktu layanan
baik di dalam maupun di luar kelas.
4. Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 8 ayat
2 dijelaskan bahwa mekanisme pengelolaan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) huruf a merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan yang meliputi langkah:
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan
tindak lanjut pengembangan program.
5. Dalam POP BK SMA 2016 dijelaskan bahwa Program bimbingan dan
konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program
pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah.
Bimbingan dan konseling di SMK diupayakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan
aktivitas esensial dalam menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi
sesuai potensi masing-masing peserta didik/konseli.

C. Jenis – Jenis Program BK


1. Program tahunan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu tahun ajaran untuk masing-
masing kelas rombongan belajar pada satuan pendidikan.
2. Program semesteran yaitu program pelayanan bimbingan dan
konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu semester yang
merupakan jabaran program tahunan.
3. Program bulanan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
4. Program mingguan yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
meliputi seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
5. Program Harian yaitu program pelayanan bimbingan dan konseling
yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
Satuan Layanan atau Rencana Program Layanan dan/atau Satuan
Kegiatan Pendukung atau Rencana Kegiatan Pendukung pelayanan
bimbingan dan konseling
Berkaitan dengan jenis program BK, hal yang sama dikemukakan oleh
Wardati (2011) sebagai berikut:
1. Program tahunan yang didalamnya meliputi program semesteran dan
bulanan yaitu program yang dilaksanakan selama satu tahun pelajaran
dalam unit semesteran dan bulanan. Program ini mengumpulkan
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas.
Program tahunan dipecah menjadi program semesteran dan program
semesteran dipecah menjadi program bulanan.
2. Program bulanan yang didalamnya meliputi program mingguan dan
harian, yaitu program yang dilaksanakan selama satu bulan dalam unit
mingguan dan harian. Program ini mengumpulkan seluruh kegiatan
selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dalam tahun-tahun
sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa.
Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran,
sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program
bulanan.
3. Program harian yaitu program yang dilaksanakan pada hari-hari
tertentu dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari
program mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara
tertulis pada satuan layanan (Satlan) dan atau kegiatan pendukung
(satkung) bimbingan dan konseling.
Jenis program tersebut satu sama lain saling terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya
meliputi program bulanan, program bulanan didalamnya meliputi program
mingguan, dan program mingguan didalamnya meliputi program harian.
Program harian disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL)/
satuan layanan (satlan) dan rencana kegiatan pendukung (RKP)/ satuan
pendukung (satkung) pelayanan BK, sebagai bentuk khusus rencana
pelaksanaan pelayanan (RPP) dalam bidang BK.
D. Dasar Penyusunan Program BK
Menyusun suatu program bimbingan dan konseling memerlukan langkah-
langkah yang bersifat menyeluruh dan terintegral. Proses penyusunan program
BK disekolah melalui 8 tahap. Uman Suherman (2009) mengemukakan
sebagai berikut:
1. Mengkaji kebijakan dan produk hukum yang relefan
2. Menganalisis harapan dan kondisi sekolah.
3. Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa.
4. Menganalisis program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-faktor
penghambat program sebelumnya.
5. Merumuskan tujuan program baik umum maupun khusus.
6. Merusumuskan alternatif komponen dan isi kegiatan
7. Menetapkan langkah-langkah kegitan pelaksanaan program, dan
8. Merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program
Sedangkan Dewa Ketut Sukardi (2003) mengemukakan tahap-tahap dalam
penyusunan program sebagai berikut:
1. Persiapan
a. Pertemuan penyusunan program BK
b. Pembagian tugas
c. Mempersiapkan perangkat kelengkapan instrumen BK
2. Kegiatan layanan dan penunjang BK
a. Layanan Orientasi
b. Layanan Informasi
c. Layanan Penempatan/Penyaluran
d. Layanan Pembelajaran
e. Layanan Konseling Perorangan
f. Layanan Bimbingan Kelompok
g. Aplikasi Instrumentasi
h. Himpunan Data
i. Konferensi Kasus j. Kunjungan Rumah
j. Alih Tangan Kasus
k. Konseling Kelompok
3. Kerjasama dengan orang tua siswa dan instansi terkait
4. Penilaian
a. Pelaksanaan Program BK
b. Hasil Pelaksanaan BK
c. Tindak lanjut
5. Pelaporan
a. Semesteran
b. Tahunan
Menurut buku panduan pelayanan umum BK ABKIN (2013) penyusunan
program BK sebagai berikut:
1. Program pelayanan BK disusun berdasarkan kebutuhan peserta didik
yang diperoleh melalui aplikasi instrumentasi dan atau cara-cara
lainnya.
2. Substansi program BK meliputi keempat bidang dengan kelima arah
pelayanannya, jenis layanannya dan kegiatan pendukung. Format
layanan termasuk program layanan peminatan peserta didik, sasaran
pelayanan dan volume/beban tugas guru BK atau konselor.

E. Syarat-syarat Program BK
Dalam penyusunan program bimbingan dan konseling diharapkan
memenuhi persyaratan tertentu. Menurut Prayitno (2000) adapun syarat-
syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program bimbingan dan
konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai dengan
kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan,
kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan karakteristik
peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program disusun menurut urutan logis,
tersinkronisasi dengan menghindari tumpang tindih yang tidak perlu, serta
dibagi-bagi secara logis.
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk
pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program itu
secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka
sebesar-besarnya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang
tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan BK.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan dan
keefisienan penyelenggaraan program BK pada umumnya.

F. Unsur – Unsur Program BK


Program bimbingan dan konseling untuk setiap periode disusun dengan
memperhatikan unsur-unsur seperti yang dikemukakan Wardati (2011)
sebagai berikut:
1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan data
yang terdapat di dalam himpunan data.
2. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing sebanyak
150 orang (minimal); kepala sekolah yang berasal dari guru pembimbing
sebanyak 75 orang.
3. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan karier).
4. Jenis-jenis layanan: layanan orientasi, informasi, penempatan dan
penyaluran, pembelajaran, konseling perorangan, bimbingan kelompok
dan konseling kelompok.
5. Kegiatan pendukung: aplikasi instrumentasi, himpunan data, konferensi
kasus, kunjungan rumah dan alih tangan kasus.
6. Volume kegiatan yang diperkirakan sebagai berikut:
a) Layanan orientasi: 4 - 6%
b) Layanan informasi: 10 - 12%
c) Layanan penempatan dan penyaluran: 5 - 8%
d) Layanan pembelajaran: 12 - 15%
e) Layanan konseling perorangan: 12 - 15%
f) Layanan bimbingan kelompok: 15 - 20%
g) Layanan konseling kelompok: 12 - 15%
h) Aplikasi instrumen: 4 - 8%
i) Konferensi kasus: 5- 8%
j) Kunjungan rumah: 5- 8%
k) Alih tangan kasus: 0 - 2%
7. Frekuensi layanan: setiap siswa mendapatkan berbagai layanan minimal
lima kali dalam setiap semester, baik layanan dalam format perorangan,
kelompok maupun klasikal.
8. Lama kegiatan: setiap kegiatan layanan dan pendukung dilaksanakan pada
jam pelajaran sekolah dan di luar jam pelajaran sekolah, sampai 50% dari
seluruh kegiatan bimbingan dan konseling, sesuai dengan SK Mendikbud
No.25/O/1995
9. Kegiatan khusus: pada semester pertama setiap tahun ajaran baru
diselenggarakan layanan orientasi kelas/ sekolah bagi siswa baru.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Program bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari suatu
sistem di sekolah dan mengandung makna bahwa program bimbingan
konseling bukan berarti program milik guru bimbingan dan konseling sekolah
sendiri tetapi lebih dari itu, program bimbingan dan konseling merupakan
milik semua pihak yang terlibat dalam proses pendidikan di sekolah
Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat 1
dijelaskan bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4
(empat) program yang mencakup:a) Layanan dasar, b)Layanan peminatan dan
perencanaan individual, c)Layanan responsive, d)Layanan dukungan sistem.
Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat 2
dijelaskan bahwa Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup: a)
Bidang layanan pribadi, b)Bidang layanan belajar, c) Bidang layanan sosial,
d) Bidang layanan karir.
Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 6 ayat 3
bahwa Komponen layanan Bimbingan dan Konseling sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) dan bidang layanan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
dituangkan ke dalam program tahunan dan semester dengan
mempertimbangkan komposisi dan proporsi serta alokasi waktu layanan baik
di dalam maupun di luar kelas.
Dalam Permendikbud No. 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 8 ayat 2
dijelaskan bahwa mekanisme pengelolaan sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) huruf a merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan program
Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan yang meliputi langkah:
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak
lanjut pengembangan program.
Dalam POP BK SMA 2016 dijelaskan bahwa Program bimbingan dan
konseling memberikan layanan yang terintegrasi dengan program
pengembangan semua aspek hidup peserta didik/konseli di sekolah.
Bimbingan dan konseling di SMK diupayakan untuk mengidentifikasi
kebutuhan bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir yang merupakan aktivitas
esensial dalam menghadapi rintangan dalam mencapai prestasi sesuai potensi
masing-masing peserta didik/konseli.
Adapun jenis-jenis program diantaranya:
1. Program tahunan
2. Program semesteran
3. Program bulanan
4. Program mingguan
5. Program harian
Proses penyusunan program BK disekolah melalui 8 tahap. Uman
Suherman (2009) mengemukakan sebagai berikut:
1. Mengkaji kebijakan dan produk hukum yang relefan
2. Menganalisis harapan dan kondisi sekolah.
3. Menganalisis karakteristik dan kebutuhan siswa.
4. Menganalisis program, pelaksanaan, hasil, dukungan serta faktor-
faktor penghambat program sebelumnya.
5. Merumuskan tujuan program baik umum maupun khusus.
6. Merusumuskan alternatif komponen dan isi kegiatan
7. Menetapkan langkah-langkah kegitan pelaksanaan program, dan
8. Merumuskan rencana evaluasi pelaksanaan dan keberhasilan program
Adapun syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai
dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh,
3. Sistematik,
4. Terbuka dan luwes,
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka
sebesar-besarnya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan
yang tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan BK.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan
dan keefisienan penyelenggaraan program BK pada umumnya.
unsur-unsur prpgram seperti yang dikemukakan Wardati (2010) sebagai
berikut:
1. Kebutuhan siswa yang diketahui melalui pengungkapan masalah dan
data yang terdapat di dalam himpunan data.
2. Jumlah siswa asuh yang wajib dibimbing oleh guru pembimbing
3. Bidang-bidang bimbingan (bimbingan pribadi, sosial, belajar dan
karier).
4. Jenis-jenis layanan:
5. Kegiatan pendukung.
6. Volume kegiatan
7. Frekuensi layanan
8. Lama kegiatan
9. Kegiatan khusus
B. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
terdapat kekurangan dan sangat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu,
kami mengharapkan sekali kritik dan saran untuk makalah, semoga
bermanfaat bagi pembaca
DAFTAR PUSTAKA

ABKIN. (2013). Panduan Umum Pelayanan Bimbingan dan Konseling Pada


Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: ABKIN

Dewa ketut Sukardi .(2003). Manajemen Bimbingan dan Konseling di Sekolah .


Bandung: Alpa Beta.
Giyono. 2010. Bimbingan dan Konseling di Sekolah (Diktat). Bandar Lampung :
Universitas Lampung
Uman Suherman, (2009), Manajemen Bimbingan dan Konseling, Bandung: Rizqi
Press
Prayitno, (2000), Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling di Sekolaha,
Padang: UNP (makalah tidak diterbitkan)
Wardati dan Mohammad Jauhari, (2011), Implementasi Bimbingan dan
Konseling disekolah, Jakarta: Prestasi Pustaka
Wahjosusumijo, (2003). Kepemimpinan Kepala Sekolah Tinjauan Teoritik
dan Permasalahannya, Jakarta: PT Radja Grafindo Persada

Anda mungkin juga menyukai