JUMLAH HALAMAN
TIDAK SESUAI
INSTRUKSI’
DAFTAR PUSTAKA G
SESUAI DENGAN ISI’
FULL COPAS
Disusun oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadiran Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah ini tepat
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi
tugas mata kuliah Pengembangan Program BK yang diampu oleh Bapak Umi Dr.
Agus Wibowo, M. Pd. Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah
wawasan tentang Pengembangan Program BK dengan focus pada tahap
penyusunan program BK bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Kami juga mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam penyusunan makalah ini sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini. Kami menyadari, makalah yang kami tulis ini masih
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun
akan kami nantikan demi kesempurnaan makalah ini.
Metro, April 2022
Penyusun
2
MAKALAH.........................................................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................2
A. Latar Belakang…………………………………………………………………………………………………2
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………………………..3
C. Tujuan Masalah……………………………………………………………………………………………….4
BAB II PEMBAHSAN.....................................................................................................5
A. Pengertian, Tujuan dan Manfaat Penyusunan Program Bimbingan dan
Konseling………………………………………………………………………………………………………………5
B. Tahap-Tahap Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling…….8
C. Model Penyusunan Program Bimbingan Konseling………………………….10
D. Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis Sekolah……….11
E. Unsur dan Syarat Penyusunan Program Pelayanan Konseling Berbasis
Sekolah………………………………………………………………………………………………………………..11
F. Keuntungan Penyusunan Program Bimbingan dan Konseling Berbasis
Sekolah………………………………………………………………………………………………………………..13
G. Jenis Penyusunan Program Bimbingan Konseling......................................13
H. Penyusunan Program Bimbingan Konseling................................................14
BAB III PENUTUP.........................................................................................................16
A. Kesimpulan…………………………………………………………………………………………………….16
B. Saran....................................................................................................................16
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari beberapa
harapan atau tujuan yang saling bergantung dan saling terkait, untuk mencapai
suatu sasaran yang sama. program BK adalah satuan rencana kegiatan BK yang
akan dilaksanakan pada periode waktu tertentu, program BK diartikan
seperangkat kegiatan BK yang dirancang secara terencana, terorganisasi,
terkoordinasi selama periode waktu tertentu dan dilakukan secara kait mengait
untuk mencapai tujuan.
Pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah, diarahkan untuk memenuhi
kebutuhan siswa, Implikasinya guru pembimbing dituntut untuk melakukan
assessment kebutuhan siswa sebelum menyusun program bimbingan dan
konseling. Assessment kebutuhan siswa yang akurat menjadi sangat penting,
supaya program bimbingan dan konseling benar-benar relevan dengan kondisi
siswa. Assessment kebutuhan siswa ini memegang peranan penting dalam
penyusunan program, mengingat hasil assessment yang memadai akan menjadi
dasar untuk menentukan intervensi edukatif secara tepat. Namun demikian,
dengan mencermati kondisi di sekolah pelayanan bimbingan belum mampu
memberikan kontribusi yang diharapkan.
Melalui pemahaman dan penguasaan yang mendalam tentang asumsi
pokok program BK yang bersifat komprehensif dan penjabaran dalam komponen-
komponen program, maka konselor diharapkan dapat menyusun dan
mengembangkan rencana aksi layanan BK dengan tujuan dan target terukur
serta berdasarkan skala prioritas layanan yang sesuai dengan kebutuhan
peserta didik (need assessment).
Terkait dengan pelayanan bimbingan dan konseling lebih menekankan sisi
peningkatan motivasi dalam artian membuat peserta didik rajin masuk kelas, mau
mengerjakan pekerjaan rumah, dan lain-lain. Adapun peningkatan keterampilan
belajar belum banyak disentuh guru pembimbing, mengingat guru pembimbing
masih merasa bahwa peningkatan keterampilan belajar merupakan bagian
pekerjaan guru mata pelajaran.
Sedangkan secara implisif tujuan bimbingan dan konseling adalah
tercapainya perkembangan yang optimal pada individu yang dibimbing, dengan
perkataan lain agar individu dapat mengembangkan dirinya secara optimal
4
sesuai dengan potensi atau kapasitasnya dan individu dapat berkembang sesuai
dengan lingkungannya. dalam surat Al-Nahl : 78 Allah berfirman:
Artinya : Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui apa-apa,dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan af-
idah (daya nalar),agar kamu bersyukur.
Di dalam setiap manusia mempunyai potensi/kemampuan yang berbeda-
beda, sama dengan halnya dengan peserta didik mempunyai potensi dan
kemampuan yang berbeda-beda, sehingga kemampuan peserta didik tersalurkan
melalui proses belajar.
Program bimbingan dan konseling di sekolah dimaksudkan untuk
mendukung pencapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan. Siswa
merupakan subjek garapan bimbingan dan koseling di sekolah. Hal tersebut
mengimplikasikan perlunya pemahaman terhadap siswa sebagai dasar untuk
merancang dan merumuskan isi dan pendekatan program bimbingan di sekolah.
Dalam menyusun program bimbingan dan konseling berbasis sekolah yang
baik, harus memperhatikan tahap-tahap dan prosedur penyusunan program yang
sudah ada demi kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan dan konseling
di sekolah. Sekolah merupakan bagian dari pendidikan, dimana di sekolah
terdapat peserta didik yang mana membutuhkan suatu perhatian agar dapat
mengembangkan potensinya secara optimal. Sekolah memiliki banyak sekali
kegaiatn, sehingga perlu adanya suatu management sekolah yang baik agar
kegiatan– kegiatan di sekolah dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.
Siswa atau peserta didik merupakan salah satu objek penerima layanan
bimbingan dan konseling, sehingga untuk memudahkan pemberian layanan
bimbingan dan konseling di sekolah, seorang guru bimbingan dan konseling
diharuskan membuat suatu perencanaan penyusunan program terlebih dahulu
untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan pelayanan bimbingan dan konseling.
Agar pelayanan bimbingan dan konseling di sekolah dan madrasah dapat
terlaksana secara efektifdan efisien serta tujuanya dapat tercapai efektif dan
efisien pula maka harus disusun programnyasecara terencana dan sistematis
dengan perkataan lain, pelayanan BK di sekolah dan
madrasah perludirencanakan , dilaksanakan, dan dinilai secara sistematis
sehingga di rasakan manfaatnya olehberbagai pihak
5
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam
makalah ini adalah “Bagaimana tahap-tahap dan prosedur penyusunan program
yang sudah ada demi kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan dan
konseling di sekolah?”.
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penulisan makalah ini
adalah untuk mengetahui Bagaimana tahap-tahap dan prosedur penyusunan
program yang sudah ada demi kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan
dan konseling di sekolah.
6
BAB II
PEMBAHASAN
7
program BK dengan baik selain akan lebih menjamin pencapaian tujuan kegiatan
BK pada khususnya tujuan sekolah pada umumnya, juga akan menegakkan
akuntabilitas BK di sekolah.Masa Liberal (Politik pintu terbuka) (1850-1900)
8
6) Petugas bimbingan akan memiliki ketrampilan dalam kegiatan pelaksanaan
bimbingan dan konseling di sekolah secara lebih operasional, kontinyu dan
terarah.
6) Petugas bimbingan akan memiliki pengertian tentang kewajiban dan
kewenangannya, serta apa yang harus dikerjakannya.
7) Dalam pelaksanaan layanan bimbingan di sekolah akan dapat dihindari
terjadinya overlapping, antara petugas bimbingan dengan staf sekolah
lainnya.Untuk menambah pemahamam guru bimbingan konseling tentang
keuntungan dari penyusunan program
9
c) Memungkinkan setiap petugas mengetahui dan memahami peranannya
dan mengetahui bagaimana dan dimana mereka harus melakukan upaya
secara tepat, dan
d) Memungkinkan para petugas untuk menghayati pengalaman yang
berguna untuk kemajuan sendiri dan untuk kepentingan para siswa yang
dibimbingnya
Sementara, Ahmad Juntika Nurihsan (2005: 40) mengemukakan manfaat menyusun
program sebagai berikut:
10
4. Pembentukan panitia penyelenggara program. Panitia ini bertugas
mempersiapkan program tes, mempersiapkan dan melaksanakan sistem
pencatatan, dan melatih para pelaksana program bimbingan untuk
melaksanakan kegiatan tersebut
11
5. Menyeleksi koordinator dan pimpinan masing-masing bagian program
Iayanan bimbingan dan konseling,
6. Menetapkan fasilitas yang memadai,
7. Pemeliharaan catatan dan laporan yang memadai dalam selaruh kegiatan
Iayanan bimbingan dari setiap individu,
8. Pendidikan in-service bagi rekan sekerja (sejawat),
9. Memanfaatkan sumber daya masyarakat dan referal, dan
10. Menyusun alokasi dan biaya kegiatan bimbingan
12
program bimbvingan konseling berdasarkan PPBS maksudnya dalam
menyusun program didasarkan pada sistem yang memperhatikan
perencanaan, program, dan penganggaran.
13
kegiatan bimbingan dan konseling, dan frekuensi layanan terhadap siswa.
Sedangkan syarat-syarat yang harus dipenuhi dalam penyusunan program
bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut:
1. Berdasarkan kebutuhan bagi pengembangan peserta didik sesuai
dengan kondisi pribadinya, serta jenjang dan jenis pendidikannya.
2. Lengkap dan menyeluruh, artinya memuat segenap fungsi bimbingan.
kelengkapan program ini disesuaikan dengan kebutuhan dan
karakteristik peserta didik pada satuan pendidikan yang bersangkutan.
3. Sistematik, dalam arti program, disusun menurut urutan logis,
tersinkronisasi dengan menghindari turnpang tindih yang tidak perlu,
serta dibagi-bagi secara logis,
4. Terbuka dan luwes, artinya mudah menerima masukan untuk
pengembangan dan penyempurnaan, tanpa harus merombak program
itu secara menyeluruh.
5. Memungkinkan kerja sama dengan pihak yang terkait dalam rangka
sebesar-besamya memanfaatkan berbagai sumber dan kemudahan yang
tersedia bagi kelancaran dan keberhasilan pelayanan bimbingan dan
konseling.
6. Memungkinkan diselenggarakannya penilaian dan tindak lanjut untuk
penyempurnaan program pada khususnya dan peningkatan keefektifan
dan keefisienan penyelenggaraan program pelayanan bimbingan dan
konseling pada umumnya.
14
7. Penyusunan disesuaikan dengan program pendidikan di lingkungan
sekolah yang bersangkutan.
8. Memberikan kemungkinan pelayanan semua siswa.
9. Memperlihatkan peranan yang penting dalam menghubungkan dan
memadukan sekolah dengan masyarakat.
10. Berlangsung sejalan dengan proses penilaian diri, baik mengenai
program itu sendiri maupun kemajuan pengetahuan, keterampilan dan
sikap petugas pelaksanaanya.11. Program itu hendaknya menjamin
keseimbangan dan kesinambungan seluruh pelayanan bimbingan.
15
selama satu bulan untuk kurun bulan yang sama dalam tahun-tahun
sebelumnya dengan modifikasi sesuai dengan kebutuhan siswa.
Program bulanan merupakan jabaran dari program semesteran,
sedangkan program mingguan merupakan jabaran dari program bulanan.
3. Program harian yaitu program yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program
mingguan untuk kelas tertentu. Program ini dibuat secara tertulis pada
satuan layanan (Satlan) dan atau kegiatan pendukung (satkung)
bimbingan dan konseling
Jenis program tersebut satu sama lain saling terkait. Program tahunan
didalamnya meliputi program semester, program semester didalamnya meliputi
program bulanan, program bulanan didalamnya meliputi program mingguan, dan
program mingguan didalamnya meliputi program harian. Program harian disusun
dalam bentuk rencana pelaksanaan layanan (RPL)/ satuan layanan (satlan) dan
rencana kegiatan pendukung (RKP)/ satuan pendukung (satkung) pelayanan BK,
sebagai bentuk khusus rencana pelaksanaan pelayanan (RPP) dalam bidang
BK.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar adalah sebagai proses pemberian bantuan kepada seluruh
konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman terstruktur secara klasikal atau
kelompok yang disajikan secara sistematis dalam mengembangkan perilaku
jangka panjang sesuai dengan tahap dan tugas- tugas perkembangan (yang
dituangkan sebagai tandar kompetensi kemandirian) yang diperlukan dalam
pengembangan kemampuan memilih dan mengambil keputusan dan menjalani
kehidupannya.
2. Layanan Perencanaan Individual
Perencanaan individual diartikan sebagai bantuan kepada konseli agar
mampu merumuskan dan melakukan aktifitas yang berkaitan dengan
perencanaan masa depan berdasarkan pemahaman akan kelebihan dan
kekurangan dirinya, serta pemahaman akan peluang dan kesempatan yang
tersedia di lingkungannya.
16
3. Layanan Responsif
Layanan responsif merupakan pemberian bantuan kepada konseli yang
menghadapi kebutuhan dan masalah yang memerlukan pertolongan dengan
segera, sebab jika tidak segera dibantu menimbulkan gangguan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangan. Konseling individual, konseling krisis,
konsultasi dengan orang tua, guru dan alih tangan kepada ahli lain adalah
bantuan yang dapat dilakukan pelayanan responsif.
4. Dukungan Sistem
Dukungan sistem merupakan komponen pelayanan dan kegiatan
manajemen, tata kerja, infrastruktur (misalnya teknologi informasi dan
komunikasi) dan pengembangan kemampuan profesional konselor secara
berkelanjutan yang secara tidak langsung memberikan bantuan kepada konseli
atau memfasilitasi kelancaran perkembangan konseli.
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Setiap guru BK perlu membuat program BK, karena membuat program
merupakan tugas pokok pertama guru BK. Penyusunan program bimbingan dan
konseling berbasis sekolah didasarkan pada kebutuhan sekolah dan di buat
prioritas dengan mempertimbangkan kebutuhan siswa, konselor, dan kepala
sekolah. Dalam penyusunan program pelayanan konseling ada beberapa aspek
yang seharusnya mendapatkan penekanan, yaitu (a) tujuan, (b)
kebutuhan¬kebutuhan siswa, (c) materi dan kegiatan Iayanan yang diberikan, (d)
kegiatan evaluasi, (d) sumber daya manusia, dan (e) sarana dan prasarana.
Dalam menyusun program bimbingan dan konseling berbasis sekolah yang
baik, harus memperhatikan tahap-tahap dan prosedur penyusunan program yang
sudah ada demi kelancaran dan kemudahan kegiatan bimbingan dan konseling
di sekolah.
B. Saran
Program yang telah tersusun rapi dalam bentuk rincian aktivitas yang akan
dilakukan tentunya membutuhkan komitmen yang kuat dari seluruh staff program
tidak hanya petugas BK dan konselor, melainkan juga faktor kepemimpinan
sekolah yang mendukung. Termasuk pula, keterlibatan guru bidang studi dalam
memahami kerangka filosofis dan konseptual program serta layanan BK yang
bersifat mendukung program pembelajaran. Melalui dukungan‐dukungan
tersebut, tujuan‐ tujuan layanan serta kompetensi yang akan dicapai mampu
terwujud secara optimal.
18
DAFTAR PUSTAKA
Finarti, dkk. 2019. Konsep Dasar Penyusunan Program BK. Makalah disajikan
dalam Perangkat Kinerja dalam Program Pelayanan Bimbingan dan
konseling, Universitas Halu Oleo, Kendari 2019.
19