Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN OBSERVASI

MANAGEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING


Dosen Pengampu : Dr. Devi Permatasari, M.Pd

Disusun Oleh :
1. Listian Nanda (210401010030)
2. Renha Rosari (210401010031)
3. Fatimah Azzahra A. (210401010047)
4. Maudy Valensia G. (210401010058)

PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PGRI KANJURUHAN MALANG
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas limpahan rahmat dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan observasi ini sesuai dengan jadwal
yang telah ditentukan. Laporan observasi ini merupakan salah satu tugas yang harus kami
selesaikan dalam rangka pemenuhan tugas dari mata kuliah Managemen Bimbingan dan
Konseling dosen pengampu ibu Dr. Devi Permatasari, M.Pd.
Penulis menyadari bahwa laporan observasi ini masih jauh dari sempurna, untuk itulah
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun untuk peningkatan laporan
onservasi ini selanjutnya. Akhirnya penulis berharap semoga laporan observasi ini dapat
bermanfaat bagi bagi Pembaca pada umumnya.

Malang, 23 Desember 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................ i


DAFTAR ISI.......................................................................................................................................... ii
BAB I ...................................................................................................................................................... 3
PENDAHULUAN ................................................................................................................................. 3
A. Latar Belakang .......................................................................................................................... 3
B. Tujuan ........................................................................................................................................ 4
BAB II .................................................................................................................................................... 5
TEORITIK MANAJEMEN BK DALAM PERUMUSAN PROGRAM BK ............................... 5
BAB III................................................................................................................................................... 9
HAL YANG DILAKUKAN DI SEKOLAH ................................................................................... 9
BAB IV ................................................................................................................................................. 10
HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH ............................................................................................ 10
BAB V .................................................................................................................................................. 15
PEMBAHASAN .............................................................................................................................. 15
BAB VI ................................................................................................................................................. 18
PENUTUP ........................................................................................................................................ 18
A. Kesimpulan .............................................................................................................................. 18
B. Saran ........................................................................................................................................ 18
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................................................... 19
LAMPIRAN......................................................................................................................................... 20
I. LAPORAN PEDOMAN OBSERVASI ................................................................................. 20
II. LAPORAN PEDOMAN WAWANCARA ........................................................................ 21
III. LAPORAN DOKUMENTASI................................................................................................. 23

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bimbingan dan konseling di sekolah diadakan untuk membantu siswa dalam


kegiatan belajarnya. Program bimbingan dan konseling di sekolah diadakan untuk
mencapai tujuan pendidikan. Membantu siswa yang mengalami kesusahan terutama
dalam kegiatan pembelajaran seperti susah menerima mata pelajaran dan sebagainya.
Hal ini dilakukan agar siswa mendapatkan pendidikan yang rata di sekolah dan
membantu siswa mempermudah kegiatan belajarnya.

Pelaksanaan bimbingan dan konseling selaku sub-unit dari sistem pendidikan di


sekolah (Zamroni, 2015). Dalam pelaksanaannya tentunya harus memiliki perencanaan
yang tertata dan bersistem. Melakukan perancangan program sebelum program tersebut
dilaksanakan agar tersusun secara matang. Pelaksanaan bimbingan dan konseling yang
tidak terstruktur secara baik dan bersistem tidak akan menemukan hasil yang dicapai
sebagai konstribusi dalam dunia pendidikan.

Dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling tentunya tidak luput dari adanya
manajemen bk. Semua upaya yang dilakukan untuk menggerakan individu maupun
kelompok untuk bekerja sama dalam melaksanakan sebuah program untuk mencapai
tujuan merupakan prinsip dari manajemen bk. Jika diterapkan sekolah berarti semua
upaya yang dilakukan oleh guru bk dan stick holder sekolah guna membantu kegiatan
bimbingan dan konseling untuk mencapai tujuan pendidikan. Bukan hanya stick holder
seperti guru bk, guru mata pelajaran, wali kelas dan kepala sekolah tetapi sarana dan
prasarana juga dana yang digunakan juga ikut membantu pemberian layanan bimbingan
dan konseling. Maka dari itu membutuhkan kekompakan dan keselarasan dalam
pelakasanaannya.

Manajemen bimbingan dan konseling memiliki struktur yang meliputi planning,


designing, implementating, evaluating, dan enhancing. Dimana ke lima hal tersebut
harus diikuti secara bertahap agar pemberian layanan bimbingan dan konseling berjalan
secara terstruktur.

3
B. Tujuan

Mengetahui teoritik manajemen bk dan program bk. Juga mengetahui


bagaimana kondisi lapangan yang sesungguhnya. Kemudian mengkaitkan antara
kondisi lapangan yang sesungguhnya dengan teori yang sudah dipelajari. Memberikan
wawasan baru bagi pembaca tentang bagaimana kondisi lapangan yang sesugguhnya
serta bagaimana kita mengkaitkannya dengan teori

4
BAB II
TEORITIK MANAJEMEN BK DALAM PERUMUSAN PROGRAM BK

1. Manajemen BK
A. Planning (Perencanaan).

Proses Perencanaan program bimbingan dan konseling di sekolah, seharusnya


dilakukan secara terbuka, bukan hanya guru bimbingan dan konseling, namun juga melibatkan
seluruh pihak yang memiliki peran penting dalam pengambilan kebijakan. Schmidt (2008:90)
pada tahap perencanaan yang dilakukan adalah berfokus pada prosedur kepemimpinan dan
keputusan tentang schoolwide, mengadakan asesmen pada siswa, orang tua, dan guru, setelah
itu merancang tujuan yang obyektif. Florida (2010:45) pada tahap merancang program
bimbingan ada beberapa hal yang dilakukan adalah sebagai berikut :

a) Menentukan tujuan program


b) Menentukan standar program
c) Penilaian sekolah dan kebutuhan siswa
d) Penilaian program saat ini
e) Identifikasi kompetensi siswa
f) Identifikasi kebutuhan dibandingkan kesenjangan sumber daya
g) Menentukan prioritas

B. Designing (Perencanaan).

Perancangan (Designing) Sebagai arahan dalam penyusunan program bimbingan dan


konseling komprehensif Gysbres (2012:140) ada enam tahap mewujudkan desain program BK
sebagai berikut :

a) Menentukan struktur program dasar dari program yang akan disusun, termasuk
menyusun struktur komponen dan menentukan komponen program.
b) Merancang kompetensi siswa berdasarkan isi wilayah dan tingkat sekolah.
c) Menegasan kembali dukungan kebijakan pengembangan program bimbingan dan
konseling.
d) Menetapkan prioritas pada program delivery.
e) Menetapkan parameter untuk alokasi sumber daya program.

5
f) Menempatkan semua keputusan secara tertulis dan mendistribusikan pedoman
pelaksanaan program kepada semua konselor dan para pengelola.

C. Implementing (Penerapan).

Gysbers (2012:224) beberapa rekomendasi aktualisasi program untuk perubahan,


pemimpin program bimbingan dan konseling perlu mempertimbangkan sumberdaya personil,
sumber daya keuangan dan sumber daya politik program bimbingan dan konseling

a. Sumberdaya Personil

1) Mengimplementasikan rasio jumlah siswa : konselor yang direkomendasikan. Untuk


standart di Indoensia rasio konselor dengan siswa yaitu 1 : 150 siswa.
2) Mengembangkan deskripsi tugas konselor sekolah
3) Menetapkan tingkat peran dan tanggung jawab pemimpin program bimbingan dan
konseling.
4) Mengembangkan deskrisi tugas untuk semua personil yang terlibat dalam program
bimbingan dan konseling
5) Memperjelas hubungan dalam organisasi program bimbingan dan konseling.

b. Sumberdaya Keuangan

1) Menetapkan anggaran pada setiap bagian bimbingan


2) Mengekplorasi penggunaan sumber daya luar sekolah
3) Mengembangkan panduan sumberdaya komponen program bimbingan dan konseling.
4) Menetapkan fasilitas standar bimbingan.

c. Sumberdaya Politik

1) Memperbaharui kebijakan dan prosedur yang ada


2) Memunculkan dukungan dari tingkatan konselor, pengelola dam guru
3) Bekerja dengan resistan terhadap staff pendukung
4) Bekerja dengan unsur penting yaitu orang tua bersngkutansan,

6
D. Evaluating (Evaluasi).

Setelah pada tahap perencanaan dan perancangan program selesai, selanjutnya


melangkah pada tahap implementasi program, maka tahap selanjutnya adalah evaluasi.
Gysbers (2012:353) mendefinisikan evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan dan menganalisis
tentang program atau intervensi dengan cara tertib untuk membuat keputusan.

E. Enhancing (Peningkatan).

Tahap ini bertujuan untuk mendisain ulang program bk.

2. Struktur Organisasi dalam Bimbingan Konseling

Organisasi dalam bimbingan dan konseling merupakan kegiatan pengaturan atau


pengolahan program bimbingan dan konseling agar program tersebut berjalan dengan sebaik
mungkin. Organisasi bimbingan dan konseling yang baik dan teratur dapat dijadikan sebagai
alat untuk menciptakan hubungan dan mekanisme kerja yang efektif. Dalam organisasi yang
demikian setiap guru dan personil lainnya mengetahui dengan tegas dan jelas tugas, wewenang
dan tanggungjawabnya masing-masing. Petugas bimbingan akan mengetahui apa yang harus
dikerjakannya, dengan siapa dia mengerjakannya dan dimana pekerjaan itu dilakukannya.
Dalam sebuah organisasi bimbingan dan konseling, terdapat-beberapa pola organisasi
bimbingan. Bentuk atau pola organisasi bimbingan dan konseling dikembangkan sesuai dengan
situasi dan kondisi sekolah dan besar kecilnya isi program. Ada beberapa kemungkinan pola
organisasi bimbingan dan konseling yang dapat diikuti. Untuk penerapan di sekolah dasar dapat
dipilih tiga pola organisasi, yaitu:

a. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan guru kelas sebagai
tenaga pembimbing. Dalam pola organisasi ini guru kelas berperan langsung menjadi
pembimbing bagi murid-murid di kelasnya. Dengan menerapkan pola ini setiap guru
kelas berkewajiban menyelenggarakan pelayanan bimbingan dan konseling terhadap
murid-muridnya. Dalam pola organisasi di atas, kepaoa sekolah sebagai koordinator
bimbingan bertanggung jawab secara langsung terhadap program bimbingan dan
konseling di sekolahnya. Tugas-tugas yang menyangkut pelayanan bimbingan dan
konseling diselenggarakan oleh masing-masing guru kelas. Dalam menangani masalah-
masalah yang memerlukan penanganan secara teroadu, masing-masing guru dapat
bekerjasama dengan teman sejawatnya di sekolah. Begitu pula masing-masing guru

7
dapat bekerjasama dengan orangtua murid (yang tergabung dalam BP3) untuk
mengatasi masalah-masalah murid yang penangananya memerlukan keterlibatan orang
tua. Selanjutnya pola ini dikembangkan dengan menjadikan konselor-konselor di
SMPT dan SMTA terdekat sebagai tenaga yang dimanfaatkan untuk
mengkonsultasikan berbagai masalah murid yang memerlukan penanganan yang lebih
khusus.
b. Pola organisasi bimbingan dan konseling dengan memanfaatkan seorang konselor
untuk beberapa sekolah terdekat. Pola ini dapat diterapkan dila kondisi sekolah telah
memungkinkan penempatan tenaga khusus (konselor) untuk menyelenggarakan
pelayanan bimbingan dan konseling. Dalam hal ini seorang konselor bertugas untuk
melaksanakan kegiatan bimbingan pada beberapa sekolah terdekat, atau secaha khusus
bertugas pada setiap sekolah sekaligus, struktur organisasi bimbingan dan konseling
menggunakan pola ini. Pada bagan di atas kelihatan bahwa empat buah sekolah dasar
terdekat menyelenggarakan bimbingan dan konseling sesuai dengan program mereka
masing-masing. Penyelenggaraanya dikoordinasikan oleh suatu badan (koordinator
bimbingan) dengan memakai tenaga konselor yang bertugas sebagai konsultan untuk
keempat sekolah tersebut. Masalah-masalah yang memerlukan penanganan khusus
dikonsultasikan kepada konselor.
c. Pola organisasi bimbingan dan konseling yang memakai seorang konselor untuk setiap
sekolah.

8
BAB III
HAL YANG DILAKUKAN DI SEKOLAH

Pada tanggal 16 Desember 2022, kami melakukan observasi mengenai tugas akhir kami
tentang bagaimana Penerapan Manajemen Bimbingan dan Konseling di SMK PGRI 06
Malang. Kami mewawancarai Bapak Bahtiar selaku Guru BK disekolah tersebut. Wawancara
ini dilakukan tepat disekolah tersebut dan diruangan Pak Bahtiar. Dalam hal in, informasi yang
kami dapat adalah mengenai perencanaan Program BK di sekolah tersebut bawasannya
dilakukan dengan cara melakukan analisa terlebih dahulu dengan penyebaran angket
kebutuhan siswa. Setelah ditemukan kebutuhan siswa seperti apa maka disusunlah program
BK disekolah tersebut. Guru BK mendisign atau membentuk layanan BK disekolah yaitu
layanan klasical dan layanan Bimbingan kelompok. Namun disekolah ini lebih berfokus pada
pemberian layanan klasical, sedangkan layanan bimbingan kelompok kurang atau jarang
diberikan. Bentuk layanan klasical yang diberikan sebagai contohnya yaitu seperti yang ada di
Universitas, Mickroticing. Di Sekolah tersebut memberikan layanan yang sama dengan tujuan
bagaimana siswa dapat memahami, menguasai materi, dan menaklukkan kelas. Penyebaran
Need assesment yang dilakukan sekolah tersebut yaitu SCM ( Daftar Cek Masalah ) sesuai
dengan kebutuhan siswa. Cara yang dilakukan oleh guru BK disekolah tersebut dalam
penyebaran angket kepada Siswa/i sesuai dengan program yang sudah dibuat. Dengan
mengarah pada Silabus yang sudah ditentukan misalnya kegiatan apa yang akan dilakukan pada
minggu pertama dan yang sudah terdaftar pada Silabus. Untuk menentukan kapan kegiatannya
tergantung pada penyebaran angket sesuai dengan kebutuhan siswa, dan disekolah tersebut
penyebaran angket diberikan kepada seluruh siswa/i dan setiap jurusan yang ada di Sekolah
tersebut.

9
BAB IV
HASIL OBSERVASI DI SEKOLAH

Hasil Observasi
Berdasarkan observasi yang dilakukan di sekolah layanan bimbingan dan konseling
yang diberikan sudah cukup sesuai dengan program bimbingan dan konseling yang ada.
Misalnya dalam memberikan informasi guru bk akan melakukan bimbingan klasikal dalam.
Kemudian untuk kegiatan bimbingan dan konseling juga diadakan sesuai dengan
permendikbud yang ada 2 jam tiap minggunya. Dalam pemberian penanganan siswa pun juga
sudah sesuai dengan yang ada. Program yang dirancang dan dijalankan juga sudah banyak.
Namun, memang kondisional tidak semua program bisa dijalankan melihat bagaimana kondisi
yang ada.

Selain kelebihan-kelebihan adapun kekurangan yang dimiliki oleh sekolah ini adalah
ruangan yang kurang memadai dan tidak sesuai dengan petunjuk layanan bimbingan dan
konseling. Ruangan yang diberikan terbatas belum bisa memberikan ruangan yang sesuai
dengan prosedur pemberian layanan bimbingan dan konseling. Namun untuk
pengadministrasian di sekolah ini sudah rapi. Dimana berkas-berkas penting akan disimpan
dengan sebaik mungkin untuk menjadi data rahasia siswa.

Hasil Wawancara

Terkait hasil wawancara yang dilakukan kepada guru bk kami mendapatkan informasi
terkait kegiatan bimbingan dan konseling di sekolah tersebut. Terkait dengan program
bimbingan dan konseling pada awalnya guru bk akan menganalisa bagaimana kondisi siswa
seperti memberikan angket, kebutuhan siswa kalau kebutuhan siswa diketahui baru dibuat
programnya. Jadi setelah dianalisis dengan persebaran angket hal tersebut akan dirundingkan
dengan tim bimbingan dan konseling di sekolah kemudian baru membentuk program bk.

Guru bk di sekolah tersebut membentuk atau mendesign program bimbingan dan


konseling di sekolah tergantung dengan kebutuhannya. Misalnya jika siswa membutuhkan
sebuah informasi terkait sesuatu maka akan diberikan layanan bimbingan klasikal sebagai
pemberian informasi. Jika terkait dengan persebaran angket dan sebagainya tergantung dari
pihak guru bk ingin mengetahui apa dari siswanya. Misalnya ingin mengetahui tingkat emosi,

10
minat bakat akan disesuaikan dengan angket atau instrumen lain yang disebarkan. Pihak
sekolah biasanya menggunakan instrumen seperti daftar cek masalah, aum umum, dan aum
ptsdl. Namun, untuk aum umumnya belum bisa seaktif aum ptsdl jika digunakan di sekolah ini.

Setelah adanya persebaran angket yang dilakukan diawal guru bk akan membuat
program dengan dicantumkan pada silabus. Misalnya pada minggu ini materi untuk kelas
Akuntansi dan Keuangan Lembaga tentang budi pekerti. Kemudian untuk minggu selanjutnya
dilanjut dengan pengendalian emosi. Nah setelah itu untuk persebaran angket akan diatur dalam
jadwal yang sudah ditentukan. Misalnya pada bulan november setelah ujian tengah semester.

Setelah dilakukan persebaran angket hasil yang didapatkan akan dirapatkan dan akan
ditinjau ulang. Misalnya jika terdapat anak yang kurang dalam pengisian angket tersebut akan
ditindak lanjuti kebutuhan apa kiranya yang dia butuhkan. Bisa juga dengan melakukan
pemanggilan atau konseling individu untuk anak yang memang kurang pada pengisian
angketnya.

Untuk peningkatan dan evaluasi terkait program biasanya tergantung bagaimana


kondisi di lapangan. apabila kondisi di lapangan memungkinkan untuk menjalankan program
maka akan dijalankan. Namun, jika program yang akan dijalankan akan mengalami kendala
akan diganti dikemudian hari dengan mengkondisikan mana program yang lebih utama dan
penting.

Hasil Need Asesmen

Terkait dengan need asesmen yang sudah tim penulis sebarkan adapun hasil sebagai
berikut :

1. Apakah kamu memerlukan jadwal untuk melakukan ibadah?


a. Memerlukan b. Tidak memerlukan c. Sangat memerlukan
20 anak menjawab Memerlukan
2. Apakah kamu merasa kurang informasi terkait bahaya seks bebas dan narkoba?
a. Kurang b. Tidak kurang c. Sangat kurang
20 anak menjawab Kurang
3. Apakah kamu sudah mengisi waktu luang dengan sangat efektif?
a. Belum b. Sudah c. Tidak tentu

11
6 anak menjawab Sudah, 1 anak menjawab Belum, dan 13 anak menjawab Tidak
tentu
4. Apakah kamu memiliki komunikasi yang buruk dengan keluarga?
a. Tidak b. Cukup buruk c. Agak buruk
4 anak menjawab Cukup buruk, 16 anak menjawab Tidak
5. Seberapa banyak teman yang kamu miliki?
a. Kurang dari 10 b. Lebih dari 10 c. Tidak memiliki teman sama sekali
7 anak menjawab Lebih dari 10, 2 anak menjawab Tidak memiliki teman sama
sekali , 11 anak menjawab Kurang dari 10
6. Apakah kamu sering mengalami kesulitan ketika ingin bersosialisasi?
a. Tidak b. Iya c. Tidak tentu
9 anak menjawab Tidak tentu, 5 anak menjawab Iya, 6 anak menjawab Iya
7. Menurutmu kamu tipe orang yang mudah bergaul atau tidak?
a. Mudah b. Tidak mudah c. Sangat mudah
1 anak menjawab Sangat mudah, 8 anak menjawab mudah , 11 anak menjawab
tidak mudah
8. Apakah kamu memiliki kesusahan dalam belajar?
a. Iya b. Tidak
6 anak menjawab Tidak, 14 anak menjawab Iya
9. Menurutmu gaya belajar yang cocok denganmu seperti apa?
a. Visual b. Kinestetik c. Auditori
6 anak menjawab Auditori, 6 anak menjawab Visual, 8 anak menjawab Kinestetik
10. Apakah kamu memiliki rasa takut untuk bertanya saat pembelajaran berlangsung?
a. Tidak b. Ada c. Lumayan
5 anak menjawab Tidak, 6 anak menjawab Ada, 9 anak menjawab Lumayan
11. Apakah kamu memiliki mata pelajaran yang kamu sangat kuasai?
a. Tidak b. Iya c. Semua mata pelajaran sama
2 anak menjawab Tidak, 5 anak menjawab Iya, 13 anak menjawab semua mata
pelajaran sama
12. Rencana kamu setelah ini kamu ingin lanjut kemana?
a. PTN b. PTS c. Bekerja
9 anak menjawab PTN 11 anak menjawab Bekerja
13. Apakah kamu memerlukan sosialisasi untuk perguruan tinggi?
a. Sangat perlu b. Tidak c. Perlu
12
1 anak menjawab Sangat perlu, 19 anak menjawab Perlu
14. Apakah kamu memerlukan bimbingan karir dari guru bk?
a. Tentu saja b. Tidak c. Perlu
1 anak menjawab Tentu saja, 19 anak menjawab Perlu
15. Apakah lingkungan dan keluargamu mendukung rencana karirmu?
a. Mendukung b. Tidak c. Cukup mendukung
2 anak menjawab Cukup Mendukung, 18 anak menjawab Mendukung

Dari hasil diatas bisa disimpulkan jika siswa membutuhkan beberapa informasi terkait
karir lanjutan mereka. Selain itu perlu juga memberikan mereka lebih dalam terkait bimbingan
konseling pribadi dan sosial. Melihat banyaknya siswa yang kurang memiliki teman, memiliki
hubungan yang buruk dengan keluarga, dan juga susah untuk bersosialisasi.

Hasil Perumusan Program BK

Dalam perumusan program bk di sekolah biasanya guru bk akan membuat angket pada
awal-awal untuk penyaringan kebutuhan apa yang peserta didik butuhkan. Kemudian guru bk
akan membuat silabus dengan memberikan kebutuhan yang paling urgent untuk peserta didik.
Misalnya jika peserta didik membutuhkan infomasi terkait bahaya narkoba maka hal itu akan
dicantumkan pada silabus. Silabus akan tertata sesuai dengan angket awal yang di sebarkan

Di awal guru bk akan menganalisa bagaimana kondisi siswa seperti memberikan


angket, kebutuhan siswa kalau kebutuhan siswa diketahui baru dibuat programnya. Jadi
setelah dianalisis dengan persebaran angket hal tersebut akan dirundingkan dengan tim
bimbingan dan konseling di sekolah kemudian baru membentuk program bk.

Kemudian setelah dianalisis jika terdapat anak yang kurang dalam pengisian angket
tersebut akan ditindak lanjuti kebutuhan apa kiranya yang dia butuhkan. Bisa juga dengan
melakukan pemanggilan atau konseling individu untuk anak yang memang kurang pada
pengisian angketnya. Jadi anak tersebut akan mendapatkan perhatian lebih untuk menangani
kebutuhan apa yang memang ia butuhkan.

13
Hasil Manjemen BK

Hasil dari manajemen bk di sekolah ini terlihat cukup tertata untuk


pengadministrasiannya. Dalam permasalahan yang dihadapi guru bk dan teman guru lainnya
bekerja sama untuk mendidik dan membantu siswa dalam proses belajarnya. Jika terdapat
kendala teman guru lainnya akan memberikan permasalahan yang memang jalannya kepada
guru bk untuk ditangani.

14
BAB V
PEMBAHASAN

Dalam pedoman kurikulum berbasis kompetensi bidang bimbingan dan konseling


tersirat bahwa suatu sistem layanan bimbingan dan konseling di sekolah tidak mungkin
tercipta, terselenggara, dan tercapai dengan baik apabila tidak memiliki suatu sistem
pengelolaan (manajemen) yang profesional dalam mutu. Untuk itu diperlukan tenaga
pembimbing yang profesional dalam mengelola system layanan bimbingan dan konseling
berbasis kompetensi yang terintegrasi di sekolah (Nurihsan, 2007: 3). Kepada peserta didik
sehingga program ini diharapkan dapat membimbing etika dan moral para siswa selain dapat
mengatasi setiap persoalan yang dihadapi mereka baik di sekolah maupun di luar sekolah.

Fungsi manajemen yang diimplementasikan dalam BK terlihat dan dapat diwujudkan


dalam perencanaan program, pengorganisasian aktivitas, dan semua unsur pendukung BK. BK
perlu dilakukan sebagai aktivitas layanan. bermutu, yaitu yang mampu mengintegrasikan,
mendistribusikan, mengelola dan mendayagunakan semua sumber daya secara optimal agar
dapat mengembangkan seluruh potensi individu. Untuk tercapainya program perencanaan BK
yang efektif dan efisien,maka ada beberapa hal yang harus dilakukan:

Hal yang dilakukan agar program bk tercapai dengan efektif dan efesien :

1. Analisis kebutuhan siswa


2. Penentuan tujuan BK
3. Analisis situasi sekolah
4. Penentuan jenis kegiatan yang akan dilaksanakan
5. Penetapan metode pelaksanaan kegiatan
6. Penetapan personel kegiatan
7. Persiapan fasilitas dan biaya kegiatan 8. Perkiraan tentang hambatan kegiatan
dan antisipasinya.

Beberapa prinsip perencanaan dalam bimbingan dan konseling meliputi beberapa hal
sebagai berikut:

1. Perencanaan tersebut sistematis, yaitu berurutan sesuai dengan tujuan yang


ingin dicapai.
2. Perencanaan itu juga berkesinambungan, sebagai suatu proses yang berlanjut
dan bertahap.

15
3. Perencanaan dapat mengarahkan pelaksanaan BK 4. Seluruh komponen dari
perencanaan mampu dijalankan dengan baik.

Beberapa prinsip perencanaan dalam bimbingan dan konseling meliputi beberapa hal
sebagai berikut:

1. Pengorganisasian berarti suatu bentuk kegiatan yang mengatur cara kerja,


prosedur dan pola kerja kegiatan layanan BK.
2. Manfaat pengorganisasian
a) Tiap personel BK menyadari tugas, wewenang dan tanggung jawabnya.
b) Terhindar dari tumpang tindih tugas.
c) Terjadi mekanisme kerja secara baik dan teratur.
d) Terjadi kelancaran, efisiensi dan efektivitas.
3. Tujuan Pengorganisasian, merupakan manifestasi dari tujuan BK itu sendiri.
4. Implementasi pengorganisasian dalam Bimbingan dan Konseling.

Menghadapi persoalan-persoalan yang dapat timbul dalam hidupnya. Bantuan


semacam itu sangat tepat jika diberikan di sekolah supaya setiap siswa lebih berkembang ke
arah yang semaksimal mungkin. Dengan demikian bimbingan menjadi bidang layanan khusus
dalam keseluruhan kegiatan pendidikan sekolah yang ditangani oleh tenaga-tenaga ahli dalam
bidang tersebut. Permasalahan yang dialami oleh para siswa di sekolah sering kali tidak dapat
dihindari meski dengan pengajaran yang baik sekalipun. Haltersebut juga disebabkan oleh
karena sumber-sumber permasalahan siswa banyak yang disebabkan oleh hal-hal di luar
sekolah. Dalam konteks ini permasalahan siswa tidak boleh dibiarkan begitu saja, termasuk
perilaku siswa yang tidak dapat mengatur waktu untuk melakukan aktifitas belajar sesuai apa
yang dibutuhkan.Apabila para siswa tersebut belajar sesuai dengan kehendak sendiri dalam arti
tanpa aturan yang jelas, maka upaya belajar siswa tersebut tidak dapat berjalan dengan efektif.

Jika dilihat dari hasil observasi yang telah dilakukan kemudian dikaitkan dengan teori.
Ada beberapa yang sesuai dengan teori dan ada beberapa juga yang tidak sesuai. Misalnya
dalam planning dan design sudah sesuai. Dimana guru bk membuat program beserta dengan
tujuan dan penilaiannya. Juga design yang sesuai dimana semua dibuat berdasarkan kepada
kebutuhan. Prioritas juga dipilih mana yang harus diutamakan.

Namun memang tidak semua sama, misalnya dengan jumlah guru bk dan siswa yang
harus dipegang yang sebenarnya 150 siswa untuk 1 guru bk. Kemudian sarana dan prasarana

16
yang belum sesuai seperti ruangan yang belum memadai dan lebih ke apa adanya karena
memang keterbatasan dana dan sebagainya.

Untuk struktur organisasi sendiri di sekolah ini sudah memadai. Stick holder yang
membantu sudah sesuai pada perannya masing-masing. Seperti wali kelas yang berperan
sebagai pembimbing di kelasnya dan menjadi semacam pengamat untuk mengamati bagaimana
perkembangan siswa di kelas. Kemudian untuk guru mata pelajaran juga sudah sesuai dengan
menjadi pengamat dalam bidang pelajaran yang ada dalam kegiatan pembelajaran.

Sedangkan untuk siswa sendiri membutuhkan beberapa informasi terkait bimbingan


dan konseling. Baik itu dalam layanan pribadi, sosial, belajar dan karirnya. Yang paling urgen
dalam sekolah ini adalah bagaimana siswa memiliki hubungan yang baik dengan sosialnya.
Berdasarkan persebaran angket ada beberapa siswa yang mengaku sedikit susah untuk bergaul
dan juga ada siswa yang mengatakan tidak memiliki teman sama sekali dan memiliki
komunikasi yang buruk dengan keluarganya. Tentunya hal ini penting untuk ditinjak lanjuti
karena berhubungan dengan pribadi siswa itu sendiri.

Selain itu, kebanyakan siswa di sekolah ini juga membutuhkan informasi terkait karir.
Misalnya perusahaan apa saja yang menerima jurusan mereka. Kemudian apakah jurusan yang
saat ini mereka tempuh memiliki lapangan pekerjaan yang luas. Ada juga yang membutuhkan
informasi terkait perusahaan apa saja yang bekerja sama dengan sekolah untuk memudahkan
mereka masuk dan bekerja. Banyak informasi yang mereka butuhkan terkait layanan
bimbingan dan konseling karir.

17
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembelajaran yang diberikan tidak hanya terpancang pada materi pelajaran
tetapi ditambah dengan bimbingan yang akan semakin membantu siswa dalam
mengatasi persoalan baik dalam masalah pembelajaran materi maupun di luar
pembelajaran sekolah. Penyelesaian persoalan yang dihadapi para siswa akan berujung
pada kelapangan mereka menyerap materi bimbingan moral dan etika yang mesti
dikembangkan juga melalui manajemen BK di sekolah. Melihat begitu kompleksnya
tugas seorang guru serta begitu pentingnya bimbingan dan konseling (BK) bagi
siswasiswi di sekolah maka kepala sekolahdirasa perlu mengembangkan manajemen
untuk meningkatkan kinerja guru BK di sekolah. Kepada peserta didik sehingga
program ini diharapkan dapat membimbing etika dan moral para siswa selain dapat
mengatasi setiap persoalan yang dihadapi mereka baik di sekolah maupun di luar
sekolah.

Layanan bimbingan dan konseling di sekolah beberapa memang ada yang


belum sesuai dengan teori karena memang terdapat beberapa keterbatasan guru bk
untuk menyesuaikan program layanan bimbingan dan konseling dengan sekolah.
Namun, meskipun memiliki hal yang kurang sesuai dengan teori tapi banyak juga yang
sesuai dengan teori. Keberagaman instrumen yang digunakan dengan penyesuaian
kebutuhan siswa. Kemudian program-program yang dilakukan tiap semester juga
beragam tergantung dengan apa yang diinginkan.

B. Saran
Perlu difokuskan kepada beberapa siswa terkait layanan bimbingan dan
konseling sosial agar siswa bisa berhubungan baik dengan sosialnya dan memiliki
teman juga memiliki hubungan baik dengan keluarga. Kemudian memberikan
informasi terkait lapangan pekerjaan yang sesuai dengan jurusan yang diambil siswa.
Karena dalam angket yang disebar siswa sangat membutuhkan informasi karir terutama
lapangan pekerjaan dan perusahaan apa yang menerima jurusan mereka dan perusahaan
apa saja yang bekerja sama dengan sekolah. Mungkin dengan berjalannya waktu
program dan layanan bimbingan dan konseling di SMK PGRI 6 bisa diperbaiki dan
semakin meningkat.

18
DAFTAR PUSTAKA

-. (-, - -). PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING KOMPREHENSIF UNTUK


MENGEMBANGKAN STANDAR KOMPETENSI SISWA. Retrieved from
garuda.kemdikbud: http://download.garuda.kemdikbud.go.id
Al Anshari, A. F. (2019). MANAJEMEN PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DI
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) (Studi Deskriptif pada Sekolah
Menengah Kejuruan) (2018). Jurnal Visipena, 67-69.
Ibrahim, M. (2017, Maret 19). Pola Organisasi dalam Bimbingan dan Konseling. Retrieved
from Kompasiana.com: https://www.kompasiana.com
Saniyyah, N. (2022). PELAYANAN BK MODEL KOMPREHENSIF. -, 10.
Zamroni, E., & Rahardjo, S. (2015). MANAJEMEN BIMBINGAN DAN KONSELING
BERBASIS PERMENDIKBUD NOMOR 111 TAHUN 2014. Jurnal Konseling
GUSJIGANG, 1.

19
LAMPIRAN

I. LAPORAN PEDOMAN OBSERVASI


Pada kegiatan observasi kali ini kami mengobservasi hal-hal yang berhubungan dengan
manajemen bimbingan dan konseling di SMK PGRI 6 MALANG. Adapun hal-hal yang
diamati berupa:
1. Program Layanan bimbingan dan konseling
2. Ruangan bimbungan dan konseling
3. Fasilitas layanan bimbingan dan konseling
4. Struktur organisasi bimbingan dan konseling
5. Administrasi bimbingan dan konseling

20
II. LAPORAN PEDOMAN WAWANCARA

Narasumber Bpk. Bahtiar, S.pd


Pewawancara - Listian Nanda
- Renha Rosari
- Fatimah Azzahra A.
- Maudy Valensia G.
Tempat Ruang BK SMK PGRI 6 Malang
Alamat Jl. Janti Selatan, Gadang Kec. Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, 65148
Waktu 08.00-09.00 dan 13.00-14.00

Pertanyaan :
1. Bagaimana perencanaan program bk di SMK PGRI 6 Malang?
2. Bagaimana guru bk membentuk layanan bk di SMK PGRI 6 Malang?
3. Bagaimana guru bk mengimplementasikan program bk?
4. Setelah melakukan program apakah ada evaluasi?
5. Setelah diadakannya evaluasi apakah ada peningkatan?
6. Bagaimana bapak menyikapi jika semua permasalahan terkait peserta didik
diserahkan kepada guru bk?
7. Menurut bapak, bagaimana manajemen bk di sekolah ini?
8. Apakah stick holder sudah membantu guru bk?
9. Apakah siswa memiliki kesadaran diri untuk melakukan konseling?
Jawaban :
1. Menganalisa terlebih dahulu apa saja kebutuhan siswa, seperti persebaran angket. Jika
sudah diketahui kebutuhan siswa tim bk akan mengadakan rapat dan membentuk
program apa yang dibutuhkan siswa. Kemudian akan diletakkan pada silabus.
2. Tergantung bagaimana kebutuhan siswa, jika dibutuhkan klasikal maka akan
diberikan bimbingan klasikal. Jika untuk persebaran angket tergantung namun, diawal
guru bk akan menyaring apa saja yang dibutuhkan siswa dan sisanya tergantung guru
bk ingin menyaring apa, seperti minat bakat dan sebagainya. Instrumen yang sering
digunakan adalah angket, AUM PTSDL, Who am I
3. Pengimplementasian program bk sydah tertera pada silabus. Disesuaikan dengan
kebutuhan dan semua terjadwal pada silabus dan matriks. Untuk menentukan kapan
dilaksanakan penyebarannya tergantung kapan angket pertama disebar.
4. Terdapat evaluasi, terutama jika ada anak yang memiliki jawaban yang dirasa kurang
akan diadakan pemanggilan untuk dilakukan konseling.
5. Jika terdapat program yang tidak terlaksana akan dilakukan secara kondisional.
Apabila ada program yang minggu ini tidak bisa dilakukan maka akan dilakukan
minggu selanjutnya. Namun, lebih diutamakan materi atau program yang lebih urgent.
6. Di sekolah ini permasalahan akan diselesaikan oleh wali kelas terlebih dahulu.
Kemudian apabila wali kelas tidak bisa menangani baru permasalahan tersebut akan

21
dibawa ke bk. Jalan terakhir adalah pemanggilan orang tua jika sudah dilakukan home
visit kemudian semua cara sudah dilakukan.
7. Dalam administrasi sudah dilakukan prota, promes, asesmen, matriks. Mengikuti
kurikulum yang tengah berlangsung.
8. Untuk pemberian bimbingan semua bekerja sama, wali keelas , guru mata pelajaran,
guru bk, kepala , dan kepala jurusan semua saling sinkron untuk mengatasi
permasalahan.
9. Proses konseling cenderung siswa yang memiliki kesadaran diri untuk melakukan
konseling. Namun, ada beberapa pula guru yang meminta bantuan apabila ada siswa
yang memang bermasalah.

22
III. LAPORAN DOKUMENTASI

a. Struktur dan Asas Bimbingan dan Konseling

23
b. Pengadministrasian

24
25
c. Contoh Program

26
d. Dokumentasi

27

Anda mungkin juga menyukai