Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERENCANAAN, LANDASAN, LEGALITAS, DAN TUJUAN


PENDIDIKAN

Disusun Sebagai Tugas Mata Kuliah Hadist Manajemen Pendidikan

Dosen Pengampu :
Dr. Zulli Umri Siregar,M.Ag
Dr. Abdul Kodir,M.Ag

Disusun Oleh :
Arul
NIM 2220060047
Dina Ayustina
NIM 2220060056

PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SUNAN GUNUNG DJATI BANDUNG
2022
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..................................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ...................................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................................. 2

C. Tujuan ................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

A. Pengertian Perencanaan Pendidikan ...................................................................... 3

B. Landasan Perencanaan Pendidikan ........................................................................ 5

C. Legalitas Pendidikan .............................................................................................. 6

D. Tujuan Pendidikan ................................................................................................. 8

BAB II PENUTUP ........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan.......................................................................................................... 11

DAFTAR ISI.................................................................................................................... 12

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang karena berkat rahmat dan hidayah-Nya, penulis bisa menyusun
dan menyelesaikan tugas matakuliah hadist manajemen pendidikan ini
dengan banyak kekurangan.
Tugas ini disusun untuk menyelesaikan tugas yang diberikan oleh bapak Dr.
Zulli Umri Siregar,M.Ag. dan bapak Dr. Abdul Kodir,M.Ag. selaku dosen
pada mata kuliah hadist manajemen pendidikan Pascasarjana UIN Sunan
Gunung Djati Bandung. Sehingga penulis memperoleh banyak ilmu,
informasi dan pengetahuan selama membuat dan menyelesaikan tugas ini.
Dengan begitu ilmu yang diperoleh tidak akan sia-sia.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna menyempurnakan
makalah ini dan dapat menjadi acuan dalam penyusunan tugas-tugas
selanjutnya.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembanca
dalam memahami maksud dari isi makalah ini.
Bandung, 18 September 2022

Penulis

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan bagi umat manusia merupakan kebutuhan mutlak yang
harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidkan sama sekali mustahil suatu
kelompok manusia dapat hidup berkembang sejalan dengan aspirasi (cita-
cita) untuk maju, sejahtera dan bahagia menurut konsep pandangan hidup
mereka. Untuk memajukan kehidupan mereka itulah, maka pendidkan
menjadi sarana utama yang perlu dikelola secara sistematis dan konsisten
berdasarkan berbagai pandangan teoretikal dan praktikal sepanjang waktu
sesuai dengan lingkungan hidup manusia itu sendiri.
Pendidikan adalah salah satu upaya untuk menyempurnakan kehidupan
manusia, akan tetapi dalam pendidikan sangat perlu perencanaan, lanndasan,
legalitas, dan tujuan pendidikan. agar pendidikan yang dikelola sesuai dengan
tujuan yang diharapkan.
Perencanaan, landsan, legalitas dan tujuan pendidikan merupakan
sesuatu yang penting dalam pendidikan. keempat komponen tersebut
dianggap penting karena akan menjadi penentu dan sekaligus memberi arah
terhadap tujuan pendidikan yang ingin dicapai. Dengan demikian suatu
lembaga akan berantakan dan tidak terarah jika tidak ada perencaan,
landasan, legalitas, dan tujuan pendidkan yang matang, perencaan yang
matang dan jelas landasan, legalitas dan tujuanya, dan disusun dengan baik
akan memberi pengaruh terhadap ketercapaian tujuan. Penjelasan ini makin
menguatkan alasan akan posisi stragetis keempat komponen tersebut dalam
sebuah lembaga. Hal ini merupakan proses yang dikerjakan oleh seseorang
manajer dalam usahanya untuk mengarahkan segala kegiatan untuk meraih
tujuan yang dicapai.

1
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latarbelakang yang dijabarkan, penulis merumuskan masalah:
1. Bagaimana perencanaan pendidikan?
2. Bagaimana landasan pendidikan?
3. Bagaimana legalitas pendidikan?
4. Bagaiamana tujuan pendidikan?
C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan sebagai berikut:
1. Mengetahui perencanaan pendidikan
2. Mengetahui landasan pendidikan
3. Mengetahui legalitas pendidikan
4. Mengetahui tujuan pendidikan

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian perancanaan pendidikan


Secara terminologi, perencanaan berasal dari kata perencanaan
berasal dari kata rencana yaitu pengambilan keputusan tentang hal yang
harus dilakukan untuk mencapai tujuan. Dengan demikian, hal yang harus
dilakukan dalam melakukan perencanaan yaitu menetapkan tujuan yang
akan dicapai, kemudian menetapkan langkahlangkah yang harus dilakukan
dalam mencapai tujuan.
Zainal Arifin (2012) mengatakan bahwa perencanaan mengandung
beberapa istilah, diantaranya :
1. Perencanaan merupakan suatu bentuk pengambilan keputusan suatu
proses yang mengikuti langkah-langkah prosedural dalam rangka
pengambilan keputusan, pemilihan alternative, konsesus, dan hasil.
2. Perencanaan merupakan suatu proses dimana berbagai masalah sistem
dipecahkan secara sistemik.
3. Perencanaan merupakan suatu metode untuk mereduksi kompleksitas
masalah dan memajukan organisasi yang ditujukan secara langsung pada
proses pengambilan keputusan.
4. Perencanaan adalah pemilihan sekumpulan kegiatan dan pembuatan
keputusan lebih lanjut mengenai apa yang harus dilakukan, kapan,
bagaimana, dan oleh siapa. Berdasarkan pendapat tersebut, dapat difahami
bahwa perencanaan mengandung beberapa unsur, yaitu :
1. Tujuan yang ingin dicapai
2. Langkah-langkah yang akan dilakukan
3. Identifikasi masalah yang akan terjadi
4. Proses pertimbangan dan pengambilan keputusan
Perencanaan merupakan hasil pengambilan keputusan dari
pemikiran yang mendalam mengenai prediksi hal-hal yang akan terjadi
pada saat pelaksanaan suatu kegiatan dengan mencari alternativ

3
penyelesaian masalah yang efektif dan efisien. Perencanaan merupakan
awal dari suatu pelaksanaan kegiatan yang merupakan pedoman dalam
melaksanakan suatu kegiatan.
Perencanaan Pendidikan, merupakan suatu proses yang yang
mempersiapkan seperangkat alternative keputusan bagi kegiatan masa
depan yang diarahkan kepadanpencapaian tujuan dengan usaha yang
optimal dan mempertimbangkan kenyataan-kenyataan yang ada di bidang
ekonomi, sosial budaya serta menyeluruh suatu Negara. Perencanaan
Pendidikan merupakan suatu usaha melihat ke masa depan ke masa depan
dalam hal menentukan kebijaksanaan prioritas, dan biaya pendidikan yang
mempertimbangkan kenyataan kegiatan yang ada dalam bidang ekonomi,
sosial, dan politik untuk mengembangkan potensi sistem pendidikan
nasioanal memenuhi kebutuhan bangsa dan anak didik yang dilayani oleh
sistem tersebut.
Perencanaan Pendidikan merupakan suatu proses mempersiapkan
seperangkat keputusan untuk kegiatan-kegiatan di masa depan yang
diarahkan untuk mencapai tujuan tujuan dengan cara-cara optimal untuk
pembangunan ekonomi dan social secara menyeluruh dari suatu Negara.
Jadi, definisi perencanaan pendidikan apabila disimpulkan dari
beberapa pendapat tersebut, adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang
serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidangbidang itu sendiri maupun
dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu
untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului
dan didahului oleh kegiatan lain. Dengan demikian perencanaan adalah
usaha untuk menggali siapa yang bertangungjawab terhadap berbagai
aktifitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama. Aktifitas tersebutkan
tergambar dalam sebuah perencanaan yang matang dan komprehensif. Di
sisi lain, perencanaan dapat dikatakan sebagai usaha mencari penangggung

4
jawab terhadap berbagai rumusan kebijakan untuk dilaksanakan bersama
sesuai dengan bidang masing-masing (Uno, 2007)

‫ى‬ْ ‫سلَّ َم بِ َم ْن َك َب‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬


َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫س ْو ُل هللا‬ُ ‫ أَ َخذَ َر‬: ‫ع ْن ُهما قَا َل‬
َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع َم َر َر‬ ُ ‫ع ْن اب ِْن‬ َ
‫ع ْن ُهما‬ َ ُ‫ي هللا‬ َ ‫ض‬ ِ ‫ع َم َر َر‬ ُ ‫ َكانَ اب ِْن‬. ‫س ِب ْي ٌل‬ َ ‫ ُك ْن ِفى الدُّ ْن َيا َكاَنَّكَ غ َِريْبٌ اَ ْو‬:َ‫فَقَال‬
َ ‫عا ِب ٌر‬
‫سا َء َو ُخذْ ِم ْن‬ َ ‫ت فَ ََل تَ ْنت َِظ ُر ْال َم‬ ْ َ‫صبَا َح َو ِإذَا ا‬
ْ ‫صبَ َح‬ َّ ‫سيْتَ فَ ََل تَ ْنت َِظ ُر ال‬ َ ‫يَقُ ْو ُل ِإذَا اَ ْم‬
ِ ‫(ر َواهُ ْالبُخ‬
)‫َارى‬ َ َ‫ضكَ َو ِم ْن َحيَاتِكَ ِل َم ْوتِك‬ َ ‫ص َّحتِكَ ِل َم ْر‬ ِ
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang
pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan
perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.
Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu
sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka
janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk
sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu” . (HR. Bukhori) dalam
hadist lain disebutkan.

. َ‫ش َبا َبكَ قَ ْب َل ه ََرمِك‬ ً ‫ ِإ ْغتَنِ ْم َخ ْم‬: ‫سلَّ َم‬


َ . ‫سا قَ ْب َل َخ ْم ٍس‬ َ ُ‫صلَّى هللا‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬ ِ ‫س ْو ُل‬
َ ‫هللا‬ ُ ‫قَا َل َر‬
َ‫سغَلُكَ َو َحيَتُكَ قَ ْب َل َم ْوتِك‬
َ ‫غنَمِكَ قَ ْب َل فَ ْق ُركَ َو فَ َرغَكَ قَ ْب َل‬ َ ‫ص َحتَكَ قَ ْب َل‬
َ ‫سقَ َهكَ َو‬ ِ ‫َو‬
Rasulullah SAW bersabda “Manfaatkalah lima perkara sebelum
datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu,
masa sehatmu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa
fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu
sebelum masa matimu.” (HR. Bukhori dan Muslim).
B. Landasan Perencanaan Pendidikan
Omar Muhammad al-Thoumy alSyaibany (1997) merumuskan
landasan pendidikan Islam sebagai dasar tujuan Islam yang digali dari
sumber yang sama, yaitu Alquran dan Hadis. Atas dasar pemikiran
tersebut, dikembangkan pemikiran mengenai pendidikan Islam dengan
merujuk kedua sumber utama ini, dengan bantuan berbagai metode dan
pendekatan seperti qiyās, ijmā’, ijtihād dan tafsīr. 15 Dari pemahaman
yang komprehensif terhadap sumber-sumber pendidikan Islam tersebut
diperoleh suatu rumusan landasan pengetahuan tentang alam semesta,

5
manusia, masyarakat dan bangsa, pengetahuan kemanusian dan akhlak.
Islam memberi negasi peran manusia sebagai sebagai objek dan
sekaligus juga subjek pendidikan yang bebas nilai. Artinya, pendidikan
yang tidak bebas nilai menuntut transfer pengetahuan yang sarat dengan
nilai-nilai misi penciptaan manusia sebagai khalifah di muka bumi.
Jalaludin (2001) memberikan penjelasan, apabila hasil pendidikan
dapat menjadikan manusia dapat menjalankan kehidupan yang sikap dan
perilakunya sejalan dengan hakikat itu, ia akan mendapatkan kehidupan
yang bahagia dan bermakna. Sebaliknya jika tidak sejalan atau
bertentangan dengan prinsip tersebut, manusia akan menghadapi berbagai
permasalahan yang rumit, yang apabila tidak terselesaikan akan membawa
kepadakehancun.
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang
berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang
mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau
menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi)

C. Legalitas Pendidikan

(‫علَى ُك ِل ُم ْس ِل ٍم (رواه ابن مجة‬ َ ‫ب ْال ِع ْل ُم فَ ِر ْي‬


َ ٌ‫ضة‬ ُ َ‫طل‬
َ
Artinya:
Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim (baik muslimin maupun muslimah).
(HR. Ibnu Majah)
Legalitas adalah berasal dari kata legal yang berarti sesuai
dengan peraturan perundang-undangan atau hukum, sah, sedangkan
legalitas berarti perihal (keadaan) sah atau keabsahan.
Hadits riwayat ibnu majah diatas sudah jelas bahwa menuntut ilmu
merupakan kewajiban bagi orang islam, kewajiban di sini mempunyai arti
keabsahan dalam menuntut ilmu. Oleh karena itu, secara tidak langsung
agama Islam sudah melegalkan menyelenggarakan pendidikan khusunya

6
bagi kaum muslimin. Selain agama Islam di negara kita Indonesia sudah
mewajibkan bagi para penduduknya wajib belajar sembilan tahun.
Pendidikan merupakan kebutuhan manusia yang mendasar karena
setiap manusia mempunyai hak untuk memperoleh pendidikan. Berbicara
mengenai pendidikan, tetunya tidak terlepas dengan lembaga-lembaga
yang bertanggung jawab menetapkan cita-cita atau tujuan pendidikan, isi,
sistem, dan organisasi pendidikan. Lembaga-lembaga itu meliputi
keluarga, sekolah dan masyarakat.
Pendidikan merupakan proses seseorang untuk mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat,
proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol (khususnya yang datang dari sekolah),
sehingga dia dapat memperoleh atau mengalami perkembangan
kemampuan sosial dan kemampuan individu yang optimum, yang di
dalamnya terdapat faktor-faktor dalam penyelenggaraan pendidikan, yaitu:
1. Faktor tujuan
Dalam praktek pendidikan banyak sekali tujuan pendidikan yang
diinginkan oleh pendidik agar dapat dicapai oleh peserta didik baik tujuan
umum, tujuan tak sempurna/tak lengkap, tujuan sementara, tujuan
perantara dan tujuan insedental.
2. Faktor pendidik
Kita dapat membedakan pendidikan menjadi dua kategori, pendidik
menurut kodrat yaitu orangtua dan pendidik menurut jabatan yaitu guru.
3. Faktor peserta didik
Secara teoritis peserta didik bisa berkembang secara optimal bila ada
dorongan dalam jiwa si peserta didik tersebut.
4. Faktor isi/materi pendidikan
Ada syarat utama dalam pemilihan materi pendidikan, yaitu materi harus
sesuai dengan tujuan pendidikan dan materi harus dengan peserta didik.
5. Faktor metode pendidikan

7
Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk
mencapai tujuan.
6. Faktor situasi lingkungan
Situasi lingkungan mempengaruhi proses dan hasil pendidikan. Situasi
lingkungan ini meliputi lingkungan fisis, lingkungan teknis dan
lingkungan sosio kultural.
D. Tujuan Pendidikan
Ada tiga komponen dasar manusia yang dibawa sejak lahir.
Komponen-komponen tersebut adalah tubuh atau jasad, ruh, dan akal. Satu
diantaranya yaitu tubuh, berkembang sesuai dengan sunatullah artinya
apabila manusia itu mengkonsumsi nutrisi makanan yang cukup ia akan
tumbun dan berkembang layaknya tumbuh-tumbuhan dan makhluk
lainnya. Sementara ruh dan akal berkembang untuk mengeksplor dirinya
melalui proses pendidikan. Ketiganya, merupakan kesatuan yang utuh dan
bulat dan tak terpisahkan.
Oleh karena itu tujuan pendidikan tidak boleh mengabaikan salah
satu unsur-unsur dasariah manusia agar masing-masing berkembang dan
terjaga dengan baik. Kegagalan pendidikan dalam memproduksi unsur-
unsur tersebut menyebabkan hasilnya tidak kualified bagi manusia dalam
menjalankan peran khalifah. Lalu seperti apa tujuan pendidikan Islam itu?
Menurut Jalaluddin tujuan pendidikan Islam itu harus dirumuskan
dari nilai-nilai filosofis yang terdapat dalam filsafat pendidikan Islam.
Tujuan pendidikan Islam menurutnya adalah identik dengan Tujuan Islam
itu sendiri. (Jalaluddin,2003) Pandangan ini kemudian menimbulkan pro
dan kontra diantara para ahli. Mereka yang kontra berpandangan berangkat
dari paradigma filsafat ilmu, yakni kerangka dasar ilmu harus berawal dari
pengalaman empiris bukan dari wahyu yang kebenarannya sudah mutlak
dan sulit dibuktikan secara empiris, karena bukan kajian keilmuan.
Padahal Islam tidak seperti itu.
Menurut pendapat H.A.R Gibb sebagaimana dikutib Jalaluddin,
Islam bukan ajaran agama semata dan Islam hanya sistem nilai teologi

8
semata, melainkan Islam juga suatu sistem peradaban yang lengkap.
Artinya Islam itu adalah ajaran yang bersumber dari wahyu Tuhan.Tujuan
pendidikan Islam, tidak sekedar aspek duniawi (konkrit) saja tetapi juga
aspek ukhrawi (abstrak) dan fungsional, maka dalam kajian ini penulis
membagi menjadi dua bagian, yaitu: tujuan umum dan tujuan khusus
pendidikan Islam yang masing-masing saling terkait dan fungsional.
1. Tujuan Umum Pendidikan
Islam Pakar-pakar pendidikan Islam, seperti Al-Abrasy
mengelompokkan tujuan umum pendidikan Islam menjadi lima bagian,
yaitu:
a. Membentuk akhlak yang mulia. Tujuan ini telah disepakati oleh
orang-orang Islam bahwa inti dari pendidikan Islam adalah mencapai
akhlak yang mulia, sebagaimana misi kerasulan Muhammad SAW;
b. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan dunia dan akhirat;
c. Mempersiapkan peserta didik dalam dunia usaha (mencari rizki) yang
profesional;
d. Menumbuhkan semangat ilmiah kepada peserta didik untuk selalu
belajar dan mengkaji ilmu; e. Mempersiapkan peserta didik yang
profesional dalam bidang teknik dan pertukangan. (al-Abrasy, 1969)
2. Tujuan khusus Pendidikan
Di samping tujuan-tujuan tersebut, ada sepuluh macam tujuan
khas/khusus dalam pendidikan Islam, yaitu:
a. Memperkenalkan kepada peserta didik tentang aqidah Islam, dasar-
dasar agama,
b. Menumbuhkan kesadaran yang benar kepada peserta didik terhadap
agama termasukprinsip-prinsiup dan dasar-dasar akhlak yang mulia.;
c. Menanamkan keimanan kepada Allah pencipta Alam, malaikat, rasul,
dan kitabkitabnhya;
d. Menumbuhkan minat peserta didik untuk menambah ilmu
pengetahuan tentang adab, pengetahuan keagamaan, dan hukum-hukum
Islam dan upaya untuk mengamalkandengan penuh suka rela;

9
e. Menanamkan rasa cinta dan penghargaan kepada Al-Qur`an;
membaca, memahami, dan mengamalkannya;
f. Menumbuhkan rasa bangga terhadap sejarah dan kebudayaan Islam;
g. Menumbuhkan rasa rela, optimis, percaya diri, dan bertanggung
jawab;
h. Mendidik naluri, motivasi, dan keinginan generasi muda dan
membentenginya dengan aqidah dan nilai-nilai kesopanan.

10
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian diatas dapat kita ambil kesimpulan bahwa
perencanaan pendidikan adalah suatu proses intelektual yang
berkesinambungan dalam menganalisis, merumuskan, dan menimbang
serta memutuskan dengan keputusan yang diambil harus mempunyai
konsistensi internal yang berhubungan secara sistematis dengan
keputusan-keputusan lain, baik dalam bidangbidang itu sendiri maupun
dalam bidang-bidang lain dalam pembangunan, dan tidak ada batas waktu
untuk satu jenis kegiatan, serta tidak harus selalu satu kegiatan mendahului
dan didahului oleh kegiatan lain. sementara landasan pendidikan Islamnya
adalah tujuan Islam yang digali dari sumber yang sama, yaitu Alquran dan
Hadis.
Pendidikan merupakan proses seseorang untuk mengembangkan
kemampuan sikap dan bentuk tingkah laku lainnya di dalam masyarakat,
proses sosial dimana seseorang dihadapkan pada pengaruh lingkungan
yang terpilih dan terkontrol. hal yang paling medasar dari sebuah
pendidikan itu adalah tujuanya. yang mana tujuan utama dari pendidikan
isklam adalah menyempurnakan akhlaq sesuai dengan sabda Rasuullah
Saw.

ِ ‫إِنَّ َما بُ ِعثْتُ ألُتَ ِم َم َمك َِار َم األَ ْخ‬


‫الق‬
Artinya: “Sesungguhnya aku diutus hanya untuk menyempurnakan
keshalihan akhlak.

11
DAFTAR PUSTAKA

Drs. H.A.Fuad Ihsan. 2010. Filsafat Ilmu. Jakarrta. Rineka Cipta Jl. Mataram
Raya No. 148.
Dr. H. Mukni’ah, M.Pd.I dalam (Zainal Arifin Ahmad), Perencanaan
Pembelajaran, (Yogyakarta: Pedagogia, 2012), 32-33.
H. Kamaruddin Amin.2019. Panduan dan perancanaan penganggaran.
DIREKTORAT JENDRAL PENDIDIKAN ISLAM. Kementerian agama
republik indonesia. 2020
Jurnal
Sayid Qutub. HUMANIORA Vol.2 No.2 Oktober 2011: 1339-1350 Jln. K.H.
Syahdan No. 9, Palmerah, Jakarta Barat 11480
Ulil Albab. Jurnal PANCAR. Institut Agama Islam Imam Ghozali Cilaca Vol. 5
No. 1 (2021)
Idam Mustofa. STAI Darussalam. Nganjuk Jawa Timur. Vol. 01 Nomor 02, 27
Februari 2021
Imam Syafe’i. Al-Tadzkiyyah: Jurnal Pendidikan Islam, Volume 6, November
2015. (jakarta, balai Pustaka, 1996)
Munirah. LENTERA PENDIDIKAN, VOL. 19 NO. 2 DESEMBER 2016: 209-222
http://makalahqw.blogspot.com/2014/05/hadis-tarbawi-legalitas

12

Anda mungkin juga menyukai