Anda di halaman 1dari 17

PERENCANAAN PEMBELAJARAN

Disusun Oleh :

Nama : Mela Apriani


NIM : 132018006
Dosen Pembimbing : Citra Lidiawati. S.Pd.,M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)
TAHUN AJARAN 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga makalah ini dapat tersusun
hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan terimakasih terhadap bantuan dari pihak yang
telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik pikiran maupun materinya.

Kami berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk para
pembaca. Bahkan kami berharap lebih jauh lagi agar makalah ini bisa pembaca praktekkan
dalam kehidupan sehari-hari.

Kami yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini karena keterbatasan
pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

Kayuagung, Februari 2021

Penyusun

DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..............................................................................................
KATA PENGANTAR............................................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................................
PENDAHULUAN
Latar Belakang.........................................................................................................
Rumusan Masalah...................................................................................................
PEMBAHASAN
Tinjauan Umum Mengenai Yurisdiksi Negara......................................................
Tinjauan Umum Mengenai Tanggung jawab Negara..........................................
Tinjauan Umum Mengenai Kawasan Tumpang Tindih.......................................
PENUTUP
Kesimpulan .............................................................................................................
Saran.........................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan
manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk kesejahteraan bangsa
mencakup pengembangan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya
pembangunan.

Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya, manusia
menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya keberhasilan membangun manusia sebagai
insan seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya, yaitu
pelaku dalam membangun diri dan lingkungannya.

Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pendidikan dapat


dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia. Berkenaan
perbincangan pendidikan, dalam konteks ke Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan
pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan, kurikulum dan
manajemennya dari pemerintah.

Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan melakukan
perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa masih
belum memberikan hasil yang memuaskan.

Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey mutu pendidikan Internasional,
Indonesia setia menempati peringkat bawah. Human Development Index (HDI) memposisikan
Indonesia di peringkat 102 dari 106 negara yang disurvey. Sementara PERC (The Political
Economic Risk Consultation) menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada peringkat ke-12
dari 12 negara yang disurvey, satu peringkat di bawah Vietnam.[1]

Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah
dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan
yang strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya
dalam membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan
komponen-komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

B. Rumusan Masalah

1. Apakah Konsep dasar perencanaan pembelajaran?

2. Apa fungsi dan tujuan perencanaan pembelajaran?


3. Ruang lingkup perencanaan pembelajaran

4. Bagaimana Ruang Lingkup Perencanaan pembelajaran?

5. Apa Masalah-Masalah Pokok Dalam Perencanaan Pengajaran ?

6. Bagaimana Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan Pengajaran ?

7. Apa Macam Macam Perencanaan Pengajaran ?

8. Bagaimana Karakteristik Perencanaan Pengajaran ?

9. Bagaimana Dimensi-Dimensi Perencanaan Pengajaran ?

10. Apa Manfaat Dan Pentingnya Perencanaan Pengajaran ?

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran


Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang
membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses,
cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.[1]

Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan


masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Bintoro Cokroamijoyo menyebut
perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan
utuk mencapai tujuan tertentu. Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai
suatu cara yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai
dengan berbagai langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses pemecahan masalah dengan
mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

Berkaitan dengan pengertian perencanaan pembelajaran, para ahli memiliki pendapat


berlainan meskipun memiliki tujuan yang sama, diantaranya adalah: Branch yang mengartikan
perencanaan pembelajaran sebagai suatu sistem yang berisi prosedur untuk mengembangkan
pendidikan dengan cara yang konsisten dan reliable. Ritchy memberi arti perencanaan
pembelajaran sebagai ilmu yang merancang detail secara spesifik untuk pengembangan,
evaluasi dan pemeliharaan situasi dengan fasilitas pengetahuan diantara satuan besar dan kecil
persoalan pokok. Sementara Smith & Ragan menyebut rencana pembelajaran sebagai proses
sistematis dalam mengartikan prinsip belajar dan pembelajaran kedalam rancangan untuk
bahan dan aktifitas pembelajaran, sumber informasi dan evaluasi.

Oval: 3Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran
sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan
siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.

Tujuan dari pembelajaran adalah perubahan perilaku siswa baik perubahan perilaku dalam
bidang kognitif, afektif, maupun psikomotorik. Pengembangan perilaku dalam bidang kognitif
adalah pengembangan kemampuan intelektual siswa, misalnya kemampuan penambahan
pemahaman, dan informasi agar pengetahuan menjadi lebih baik. Pengembangan perilaku
dalam bidang afektif adalah pengembangan sikap siswa terhadap bahan dan proses
pembelajaran, maupun pengembangan sikap sesuai dengan norma-norma yang berlaku di
masyarakat. Pengembangan perilaku dalam bidang psikomotor adalah pengembangan
kemampuan menggunakan otot atau alat tertentu, maupun menggunakan potensi otak untuk
memecahkan permasalahan tertentu.
Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka juga dapat
disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan
hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu
perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya
pencapaian tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang
ada. Hasil dari proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang
dapat dijadikan acuan dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran mempunyai
karakteristik sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu


perencanaan pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan mempertimbangkan
segala aspek yang mungkin dapat berpengaruh, dan segala sumber daya yang tersedia yang
dapat mendukung keberhasilan proses pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan merupakan fokus utama dalam
perencanaan pembelajaran.

3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan


untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

B. Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran


yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara
mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah
menyelesaikan proses pembelajarannya.

Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak ada perencanan yang baik,
tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses belajarnya tapi guru juga tidak akan
terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses belajar yang dikembangkannya pada siswa.

Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, mungkin pendapat Oemar Hamalik bisa
dijadikan sebagai acuan, yakni;

1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah, dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.
2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap
pencapaian tujuan pendidikan.

3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya
organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.

4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri


untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.

5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan


perkembangan profesionalnya.

6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan

jaminan atas diri sendiri.

7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan
lebih efektif dan efisien[3]

Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan pembelajaran
sebagai berikut:

a. Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan


umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat
meningkatkan dan memperbaiki program.

b. Fungsi Inovatif

Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika
kita memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram
secara utuh.

c. Fungsi selektif

`Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih efektif
dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan materi
pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

d. Fungsi Komunikatif
Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik
mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.

e. Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan
terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui
fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi,
dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

f. Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran
efektif.

g. Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang
utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap
dan ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang.

h. Fungsi kontrol dan evaluatif

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat
ditentukan sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami,
sehingga akan dapat memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program
pembelajaran selanjutnya.

C. Ruang Lingkup Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran atau disebut juga desain instruksional merupakan kegiatan


organisasi instruksional. Yang dimaksud dengan organisasi instruksional adalah perencanaan
pembelajaran mengkoordinasikan komponen-komponen pembelajaran atau disebut juga
dengan desain instruksional. Komponen organisasi instruksional yang dimaksud adalah:

1. tujuan pembelajaran,

2. materi pembelajaran,
3. metode pembelajaran,

4. langkah-langkah interaksi pembelajaran,

5. sumber belajar yang digunakan, dan

6. evaluasi pembelajaran

Secara sistematik perencanaan pembelajaran mencakup kegiatan merumuskan tujuan


pembelajaran, merumuskan isi/materi pembelajaran yang harus dipelajari, merumuskan
kegiatan belajar, dan merumuskan sumber belajar/media pembelajaran yang digunakan serta
merumuskan evaluasi pembelajaran. Untuk itu dalam bahan kuliah ini akan diarahkan
bagaimana mahasiswa dapat membuat perencanaan pembelajaran tersebut.

Perencanaan pembelajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untuk


melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswa-siswinya.
Perencanaan pembelajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses
pembelajaran berlangsung. Dengan demikian, maka perencanaan pembelajaran digunakan
sebagai pedoman kegiatan guru dalam mengajar dan pedoman siswa-siswi dalam kegiatan
belajar yang disusun secara sistematis.

Menentukan alat pengukur atau standar untuk mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja,
sasaran, dan kegiatan usahanya.

D. Manfaat Perencanaan Pengajaran

Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu guru untruk


melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan belajar siswanya.
Perencanaan pengajaran juga dimaksudkan sebagai langkah awal sebelum proses pembelajaran
berlangsung.

Terdapat beberapa manfaat perencanaan pembelajaran dalam proses belajar mengajar, yaitu:

a. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

b. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.

c. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

d. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.

e. Untuk bahan penyususan data agar terjadi keseimbangan kerja.


E. Masalah-Masalah Pokok Dalam Perencanaan Pembelajaran

Beberapa permasalahan pokok yang harus diperhatikan dan dicarikan solusi pemecahannya
yaitu:

1. Masalah Arah atau Tujuan ; Masalah yang sering terjadi dalam penentuan arah atau
tujuan pengajaran adalah : rumusan masalah yang dibuat oleh guru terlalu luas dan tidak
operasional, sehingga sulit diukur dan diobservasi yang berakibat tujuan pengajaran tidak
dipahami oleh siswa.

2. Masalah Evaluasi ; Masalah yang muncul dalam evaluasi, berkisaran antara lain : Prosedur
evaluasi yang tidak dikenal oleh siswa yang berakibat evaluasi yang dilaksanakan tidak adil, dan
memuaskan para siswa. Rumusan instrumen penilaian tidak jelas, alat penilaian di buat secara
sembarang, kurang atau tidak memenuhi syarat validitas, serta tingkat reliabilitas yang rendah.
Tingkat daya pembeda soal yang kurang baik yaitu tidak dapat membedakan mana siswa pintar
dan mana siswa yang kurang pintar.

3. Masalah Isi dan Urutan Materi Pelajaran ; Masalah yang muncul adalah bagaimana
memilah-milah mana materi pelajaran yang harus didahulukan penyajiannya secara runtun,
logis dan sistematis. Lalu apabila materi pelajaran yang disajikan tidak serasi dan tidak
terorganisasi dengan baik maka akibatnya terjadi kegagalan dalam menyampaikan uraian
materi pelajaran. Penyebab kegagalan penyampaian materi disebabkan guru membuat
instrumen penilaian yang isinya menghendaki jawaban materi pelajaran yang sebenarnya
belum atau tidak diajarkan.

4. Masalah Metode ; Masalah yang berkaitan dengan metode pengajaran adalah kurang atau
tidak tepat sasaran dalam pemilahan metode yang digunakan, bersifat monoton dan tidak
sesuai dengan tujuan, strategi, model serta pendekatan pengajaran yang digunakan.

5. Hambatan-hambatan ; Hambatan-hambatan bisa datang dari siswa (kurangmampu


mengikuti pelajaran, memiliki perbedaan indvidual), dari guru (kurang berminat mengajar),
faktor institusional (terbatasnya ruang kelas, laboratorium serta alat-alat peraga).

F. Langkah-Langkah Menyusun Perencanaan Pembelajaran

1. Menetapkan Misi dan Tujuan ; Dalam pendidikan misi dan tujuan pengajaran mengacu
kepada misi dan tujuan pendidikan mulai dari tujuan pendidikan nasional, tujuan institusional,
tujuan kurikuler, tujuan pengajaran atau tujuan instruksional baik umum maupun khusus
(standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator hasil belajar).

2. Diagnosa Hambatan dan Peluang ; Diagnosa hambatan dan peluang termasuk kedalam
bagian dari analisis SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats). Kekuatan, kelemahan,
peluang dan ancaman yang dihadapi suatu lembaga atau organisasi. Analisis SWOT bila
diterapkan secara akurat akan membawa keberhasilan suatu program kegiatan yang
direncanakan. Peluang adalah situasi penting yang menguntungkan dalam lingkungan
madrasah. Ancaman merupakan situasi-situasi penting yang tidak menguntungkan bagi
lembaga dan merupakan gangguan terhadap eksistensi lembaga di masa sekarang maupun di
masa yang akan datang. Ancaman terhadap lembaga pendidikan Madrasah bisa datang dari
pesaing baru, kebijakan pemerintah, kondisi makro serta mikro ekonomi yang sulit dan
kesadaran yang rendah dari masyarakat tentang pentingnya pendidikan Madrasah.

3. Menilai Kekuatan dan Kelemahan ; Kekuatan adalah sumber daya yang dimiliki baik
sumber daya personal maupun sumber daya material, maupun sumber daya keuangan.
Kelemahan adalah kekurangan atau keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki lembaga yang
berkaitan dengan sumber daya manusia dengan kualitas dan kapabilitasnya, sumber daya
material yang terbatas baik kualitas maupun kuantitasnya, sumber daya keuangan yang
terbatas, serta kecintaan dan loyalitas yang kurang baik dari guru, pegawai maupun siswa.

4. Mengembangkan Tindakan Alternatif ; Setelah analisis SWOT maka kepala sekolah dan
guru membuat perencanaan pengajaran harus dapat memilih alternatif tindakan dan langkah-
langkah yang terbaik yang dapat digunakan untuk mencapai tujuan pengajaran yang telah
ditetapkan.

5. Mengembangkan Rencana Strategi ; Dalam perencanaan pengajaran strategi yang


dikembangkan adalah strategi pengajaran. Strategi pengajaran adalah tindakan guru dalam
melaksanakan rencana pengajaran dengan menggunakan berbagai komponen pengajaran
(tujuan, bahan, metode, alat, sumber serta evaluasi) agar dapat mempengaruhi siswa untuk
melakukan kegiatan belajar dalam ranga mencapai tujuan belajar dan pengajaran yang telah
ditetapkan.

6. Mengembangkan Rencana Strategi ; Pengembangan rencana strategi pengajaran


dilakukan dengan membuat model pengembangan sistem pengajaran. Model pengembangan
merupakan kerangka dasar yang dijadikan acuan dalam melakukan pengajaran yang meliputi
dua dimensi yaitu dimensi rencana dan dimensi proses yang nyata.Dimensi rencana : prosedur
dan langkah-langkah yang seharusnya dilakukan dalam mempersiapan proses belajar mengajar.
Dimensi proses yang nyata : interaksi belajar mengajar yang berlangsung di kelas.

7. Mengembangkan Rencana Operasional ; Diawali dengan melakukan analisis materi


pelajaran yang terdapat dalam kurikulum, analisis terhadap kalender pendidikan, pembuatan
program tahunan, program semester serta pembuatan silabus dan sistem penilaian.

G. Macam-macam Perencanaan Pembelajaran


Perencanaan termasuk perencanaan pengajaran dapat dilihat dari beberapa segi:

1. Berdasarkan jangka waktu

a) Perencanaan Jangka Panjang; Rencana jangka panjang adalah perencanaan yang meliputi
kurun waktu 10, 20, atau 25 tahun. Parameter atau ukuran keberhasilannya bersifat sangat
umum, global dan tidak terperinci. Namun demikian perencanaan jangka panjang dapat
memberi arah untuk jangka menengah dan jangka pendek.

b) Perencanaan Jangka Menegah ; Perencanaan jangka menengah adalah perencanaan yang


dilaksanakan dalam kurun waktu antara 4-7 tahun. Perencanaan jangka menengah merupakan
penjabaran dari perencanaan jangka panjang dan perlu dijabarkan dalam perencanaan jangka
pendek.

c) Perencanaan Jangka Pendek ; Merupakan perencanaan dengan kurun waktu antara 1


sampai 3 tahun dan merupakan penjabaran dari perencanaan jangka menengah.

2. Berdasarkan luas jangkauannya.

a) Perencanaan Makro ; Perencanaan makro adalah perencanaan yang bersifat menyeluruh


(umum) dan bersifat nasional.

b) Perencanaan Mikro ; Perencanaan mikro adalah perencanaan yang memiliki ruang lingkup
terbatas, hanya untuk satu institusi. Perencanaan ini lebih rinci, konkrit dan operasional dengan
memperhatikan karakteristik lembaga, namun tidak boleh bertentangan dengan perencanaan
makro atau nasional.

3. Perencanaan Dilihat dari Telaahnya

a) Perencanaan Strategis ; Merupakan rencana yang berkaitan dengan kegiatan menetapkan


tujuan, pengalokasian sumber-sumber untuk mencapai tujuan. Biasanya diambil oleh pucuk
pimpinan yang kadang kurang didukung oleh data-data statistik

b) Perencanaan Manajerial ; Merupakan perencanaan yang ditujukan untuk menggerakan


dan mengarahkan proses pelaksanaan agar tujuan yang telah ditetapkan dapat dicapai secara
efektif dan efisien. Dalam perencanaan ini sudah lebih terperinci dan didukung data-data
statistik.

c) Perencanaan Operasional ; Merupakan rencana apa yang akan dikerjakan dalam tingkat
pelaksanaan di lapangan. Perencanaan ini bersifat konkret dan spesifik serta berfungsi
memberikan petunjuk teknis mengenai aturan, prosedur serta ketentuan-ketentuan lain yang
telah ditetapkan.
H. Karakteristik Perencanaan Pembelajaran

Menurut Banghart dan Trull dalam Harjanto ada beberapa karakteristik perencanaan
pengajaran yaitu :

1. Merupakan proses rasional.

2. Merupakan konsep dinamik.

3. Terdiri dari beberapa aktivitas.

4. Berkaitan dengan pemilihan sumberdana, sehingga mampu mengurangi pemborosan,


duplikasi, salah pengunaan dan salah dalam manajemennya.

I. Dimensi-Dimensi Perencanaan Pembelajaran

Merupakan cakupan dan sifat-sifat dari beberapa karakteristik yang ditemukan dalam
perencanaan pengajaran. Dimensi perencanaan pengajaran meliputi :

1. Signifikansi ; Merupakan tingkat kekuatan atau pengaruh serta ketergantungan antara


tujuan pendidikan yang diajukan dengan kriteria-kriteria yang dibangun selama proses
perencanaan.

2. Feasibilitas ; Bahwa dalam perencanaan pengajaran harus disusun dengan pertimbangan


realitas dengan sumber-sumber pembiayaan serta pertimbangan-pertimbangan lainnya yang
bersifat realisitik untuk dicapai.

3. Relevansi ; Konsep relevansi berkaitan dengan jaminan bahwa perencanaan pengajaran


memungkinkan penyelesaian masalah-masalah secara lebih spesifik dan mendetail serta
tercapai tujuan spesifik secara optimal sesuai waktu yang telah ditetapkan.

4. Kepastian ; Konsep kepastian mengarahkan agar dalam perencanaan pengajaran perlu


mempertimbangkan serta memilih hal-hal yang sifatnya pasti dan dapat dilaksanakan.

5. Ketelitian ; Yang perlu diperhatikan ialah agar perencanaan pengajaran disusun dalam
bentuk yang sederhana dengan mempertimbangkan pengambilan keputusan dari alternatif
yang terbaik dan efektif serta efisien untuk dilaksanakan.

6. Adaptabilitas ; Karena dunia pendidikan dan pengajaran bersifat dinamis, sehingga perlu
senantiasa mencari informasi yang terbaru sebagai umpan balik

7. Waktu ; Faktor yang berkaitan dengan waktu harus diperhatikan, baik untuk prediksi
jangka pendek, jangka menengah maupun jangka panjang.
8. Monitoring ; Monitoring merupakan proses mengembangkan kriteria untuk menjamin
bahwa berbagai komponen perencanaan pengajaran berjalan dan dikembangkan secara efektif
dengan berbagai variasi.

9. Isi Perencanaan ; Perencanaan yang baik perlu memuat :Tujuan apa yang diinginkan.

a) Program dan layanan.

b) Tenaga manusia.

c) Keuangan.

d) Bangunan fisik mencakup tentang cara-cara pengunaan pola distribusi dan kaitannya
dengan pengembangan psikologis.

e) Struktur organisasi.

f) Konteks sosial atau elemen-elemen lainnya yang perlu dipertimbangkan dalam


perencanaan pengajaran.

J. Manfaat dan Pentingnya Perencanaan Pembelajaran

Banyak manfaat yang diperoleh dari perencanaan pengajaran dalam proses belajar mengajar
yaitu :

1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan.

2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur yang terlibat
dalam kegiatan.

3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur murid.

4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat diketahui
ketepatan dan kelambatan kerja.

5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.

6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.

Menurut Udin Syaefudin Sa’ud dan Abin Syamsudin Makmun, perencanaan memiliki arti
penting sebagai berikut :
1. Dengan adanya perencanaan diharapkan tumbuhnya suatu pengarahan kegiatan, adanya
pedoman bagi pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang ditujukan kepada pencapaian tujuan
pembangunan.

2. Dengan perencanaan, maka dapat dilakukan suatu perkiraan (fore-casting) terhadap hal-
hal dalam masa pelaksanaan yang akan dilalui.

3. Perencanaan memberikan kesempatan untuk memilih berbagai alternatif tentang cara


terbaik (the best alternatif) atau kesempatan untuk memilih kombinasi cara yang terbaik (the
best combination).

4. Dengan perencanaan dilakukan penyusunan skala prioritas.

5. Dengan adanya rencana, maka akan ada suatu alat pengukur atau standar untuk
mengadakan pengawasan atau evaluasi kinerja usaha atau organisasi, termasuk pendidikan.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perencanaan pembelajaran sebagai suatu proses kerjasama tidak hanya menitikberatkan pada
kegiatan guru atau kegiatan siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama
berusaha mencapai tujuan pembelajaran yang telah ditentukan. Tujuan akhir dari proses ini
adalah perubahan perilaku siswa.

perencanaan pembelajaran juga merupakan proses pengambilan keputusan hasil berpikir


secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan tingkah
laku serta rangkaian kegiatan yang hatus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan tersebut
dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses
pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dalam melakukan perencanaan pembelajaran, harus juga memperhatian prinsip-prinsip yang


bisa menghantarkan pada sebuah tujuan. Dengan demikian, hasil akhir dari proses
pembelajaran akan menciptakan kualitas sumberdaya manusia yang mumpuni.
B. Daftar Pustaka

Hamzah B.Uno. 2010. Perencanaan Pembelajaran, Jakarta., Bumi Aksara

Hernawan, H A dkk. (2007). Belajar dan Pembelajaran. Bandung : Upi Press Jumhana, Nana & Sukirman.
(2008). Perencanaan Pembelajaran. Bandung: UPI PRESS.

Majid, Abdul (2005) , Perencanaan Pembelajaran, Bandung, PT REMAJA ROSDAKARYA.

Anda mungkin juga menyukai