Anda di halaman 1dari 12

MENGANALISIS HUBUNGAN KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

DISUSUN OLEH :

MELLA APRIANI (132018006)

DOSEN PENGAJAR :

ARI FERNANDES, M.Si

UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KAYUAGUNG 2021
Definisi Karakter

Karakter mengacu pada kualitas individu dan karakteristik yang membedakannya dengan orang
lain. Karena itu karakter mengandung dua makna yaitu values (nilai-nilai) dan kepribadian.
Karakter yang baik memiliki nilai dan kepribadian yang baik. Nilai mengacu pada kualitas moral.
Kepribadian mencerminkan mentalitas, sikap dan perilaku. Karakter meliputi sifat-sifat seperti,
kejujuran, kepemimpinan, kepercayaan, keberanian dan kesabaran. Sifat-sifat tersebut
melahirkan Indikator dari karakter yang nampak dalam gaya hidup, pengalaman hidup,
penampilan, hubungan dalam relasi, ambisi, keunikan, pikiran.

Kata “karakter” memiliki banyak definisi menurut Kamus Webster (1983) sebagai berikut:

(a) sifat-sifat individu yang membentuk pikiran, perasaan dan perilaku;

(b) kualitas moral atau integritas,

(c) kepribadian khusus.

Karakter sering digunakan secara bergantian dengan istilah “kepribadian”. Dalam literatur
psikiatri, penulis seperti Allport (1961) memilih istilah “kepribadian” sebagai “karakter moral
yang tinggi”. Allport menunjukkan bahwa psikolog Eropa lebih suka istilah “karakter”,
sementara Amerika Utara, psikolog lebih suka istilah “kepribadian.”

Karakter secara internal dan eksternal menunjukkan sifat-sifat individu. Karena itu karakter
didefinisikan sebagai, sifat-sifat positif yang tercermin dalam pikiran, perasaan dan perilaku ‘
(Park, et al., 2004: 613). Terdapat 24 kekuatan karakter, termasuk harapan, rasa syukur,
kerendahan hati, apresiasi terhadap keindahan, rasa ingin tahu, dan cinta belajar. Menurut
Eysenck (1991), karakter diakui secara universal sebagai kualitas moral untuk kelangsungan
hidup manusia. Bukti-bukti penelitian yang tersedia sampai saat ini, bahwa kualitas moral yaitu
harapan, semangat, rasa syukur, cinta, dan rasa ingin tahu berkorelasi tinggi dengan ukuran
kepuasan hidup termasuk kualitas kesopanan, apresiasi keindahan dan cinta belajar (Park, et
al., 2004).

24 kekuatan karakter diklasifikasikan ke dalam enam kategori yaitu:

(1) kebijaksanaan dan pengetahuan: kreativitas, rasa ingin tahu, penilaian, cinta belajar,
pemahaman;

(2) keberanian: keberanian, ketekunan, kejujuran, semangat;

(3) kemanusiaan: cinta, kebaikan, kecerdasan social;

(4) keadilan: kepemimpinan, keadilan, kerja sama tim;


(5) integritas (temperance): regulasi diri, kerendahan hati, pengampunan, kehati-hatian;

(6) transendensi: spiritualitas, humor, harapan, rasa terima kasih, apresiasi keindahan &
keunggulan (Park, et al., 2004).

Setiap orang memiliki ciri-ciri karakter, baik dan buruk. Setiap individu menampilkan ciri-ciri
karakter yang merupakan model sosial dari moralitas. Ciri-ciri karakter tersebut dibentuk oleh
seleksi moral kognisi, emosi, dan cinta dalam perilaku. Budidaya karakter memungkinkan kita
untuk menunjukkan pertimbangan moral, emosi dan tindakan dalam konteks tertentu
(Goldberg, 2003). Karakter mengacu pada perilaku yang peduli dan melayani secara positif,
ditunjukkan setelah individu menerima pendidikan karakter, dinyatakan dalam sikap dan
perilaku positif, kerja keras, cinta dan kepedulian, humor, pengendalian diri, persistensi, rasa
hormat, dan rasa syukur.

Definisi Kepribadian

Asumsi bahwa “Self” (pribadi) seseorang termasuk di antaranya adalah komponen sosial
merupakan identitas pribadi. Identitas pribadi memungkinkan seorang individu untuk tampil
unik melalui karakteristik kepribadiannya. Kepribadian adalah identitas pribadi yang terorganisir
dari karakteristik yang dimiliki oleh seseorang, yang secara unik mempengaruhi kognisi, emosi,
motivasi, dan perilaku dalam berbagai situasi. Kata “kepribadian” berasal dari bahasa Latin
persona, yang menggambarkan identitas seseorang.

Lima kategori berikut adalah beberapa asumsi-asumsi filosofis yang paling mendasar dari
kepribadian:

(1) kebebasan versus determinisme.

Setiap pribadi mempunyai kebebasan tetapi di sisi lain manusia memiliki kontrol atas
perilakunya sendiri dan memahami motif di balik itu;

(2) keturunan vs lingkungan.

Kepribadian adalah pola pikiran, perasaan, dan perilaku yang ditentukan baik oleh genetika dan
biologi, juga oleh lingkungan dan pengalaman. Penelitian kontemporer menunjukkan bahwa
sebagian besar ciri-ciri kepribadian didasarkan pada pengaruh gabungan genetika dan
lingkungan. Salah satu pelopor dalam bidang ini adalah C. Robert Cloninger, yang merintis
Temperamen dan Karakter;

(3) keunikan vs universalitas.

Kepribadian menggambarkan keunikan yang membedakan dirinya dengan orang lain, tetapi di
sisi lain ada banyak kesamaan dirinya dengan orang lain. Semua orang sama dalam beberapa
hal, namun berbeda dalam dirinya dengan orang lain. Pernyataan ini membahas sejauh mana
individualitas masing-masing manusia itu mempunyai keunikan tetapi punya kesamaan secara
universalitas;

(4) aktif vs reaktif.

Kepribadin adalah identitas pribadi yang bertindak melalui inisiatif individu (aktif) tetapi juga
melalui rangsangan luar (reaktif). Teori perilaku tradisional biasanya percaya bahwa manusia
secara pasif dibentuk oleh lingkungan mereka, sedangkan teori humanistik dan kognitif,
percaya bahwa manusia lebih aktif dalam peran mereka. Kebanyakan teori modern setuju
bahwa keduanya penting, dengan perilaku agregat yang terutama ditentukan oleh sifat dan
faktor-faktor situasional menjadi prediktor utama dari perilaku dalam jangka pendek;

(5) optimis vs pesimis

Kepribadian merupakan bagian integral dengan penekanan pada belajar tetapi membutuhkan
pengalaman dan bantuan orang lain sebagai mahkluk sosial.

Kepribadian juga mengacu pada pola pikiran, perasaan, penyesuaian sosial, dan perilaku secara
konsisten dari waktu ke waktu, sangat mempengaruhi harapan seseorang, persepsi diri, nilai-
nilai, dan sikap. Hal ini juga memprediksi reaksi manusia untuk orang lain, masalah, dan stres.

Sedangkan karakteristik kepribadian seseorang membedakannya dari orang lain, bagaimana


orang berpikir, merasa dan bertindak, yang memungkinkannya untuk tampil unik. Pada saat
yang sama, karakteristik kepribadian menentukan perilaku, sikap dan emosi untuk hal-hal
tertentu (Pervin 2000: 24).

Beberapa ciri-ciri kepribadian positif:

(1) menjadi jujur tidak peduli apa konsekuensinya:

(2) memiliki tanggung jawab untuk semua tindakan dan menjadi sedikit perfeksionisme;

(3) adaptasi dan kompatibilitas yang besar dan dapat membantu dalam pergaulan dengan
orang lain;

(4) memiliki dorongan untuk terus berjalan, dan memiliki kasih sayang dan pengertian;

(5) kesabaran adalah suatu kebajikan dan membangun keberanian untuk melakukan apa yang
benar dalam situasi sulit serta loyalitas kepada teman dan orang yang dicintai adalah ciri-ciri
kepribadian.
Beberapa ciri kepribadian yang positif yang lain adalah: petualangan (adventurous), ramah,
teliti, terpelajar, teguh, bijaksana, adil, tak kenal takut, taat, imparsial, independen, optimis,
cerdas, suka berteman (gregarious), gigih, mampu, charming, tepat, yakin, patuh, mendorong,
reliable, riang, bermanfaat, rendah hati, ramah tamah, imajinatif, jelimet, taat, mempercayai,
berani.

Beberapa ciri kepribadian yang negatif adalah: kemalasan, pemilih (picky), cemberut,
sombong, ketidakjujuran, rewel, sarkastik, sombong, pengecut, licik (sneaky), kasar, cerewet,
impulsive, jorok, egois, kasar, bermuka masam, tidak ramah, tegar, thoughless, pelit, bertonjol,
vulgar, jahat, sombong , buruk.

Kepribadian dapat mempengaruhi lingkungan sekitar. Bepikir positif dan optimis,


mempengaruhi orang di sekitar kita berpikir positif dan optimis, tetapi juga bisa sebaliknya.
Senyum ramah dapat menyenangkan orang lain, tetapi senyum sinis, menyakitkan orang lain.
Menjadi orang yang menyenangkan dapat mengubah dan mempengaruhi lingkungan sekitar,
bahkan membangun, menyenangi dan menghadapi suatu tantangan, dapat membuat
perubahan positif untuk tipe kepribadian seseorang. Inti dari kepribadian yang dapat mengubah
dan mempengaruhi adalah melakukan kepada orang lain seperti yang kita ingin mereka lakukan
untuk kita.

Kepribadian VS Karakter

Kepribadian mudah dipahami melalui penilaian bahwa orang itu lucu, ekstrover, energik,
optimis, percaya diri, serta terlalu serius, malas, negatif, dan pemalu. Ciri-ciri kepribadian
ditentukan oleh faktor keturunan dan sebagian besar berubah. Sedangkan ciri-ciri karakter,
adalah sifat-sifat yang didasarkan pada keyakinan sifat-sifat seperti kejujuran, kebajikan,
kebaikan, percaya diri dan memperlakukan orang lain dengan baik dan menyenangkan,
membuat kita lebih cenderung berpikir bahwa mereka jujur dan mempunyai moral yang baik.

Ada dua sisi kepribadian, adalah temperamen dan karakter. Temperamen adalah konfigurasi
dari kecenderungan, sedangkan karakter adalah konfigurasi dari kebiasaan. Karakter adalah
disposisi, temperamen adalah pra-disposisi. Otak kita adalah semacam komputer yang memiliki
karakter untuk hardware dan temperamen untuk perangkat lunaknya. Hardware adalah basis
fisik dari karakter yang muncul, menempatkan sidik jari dapat diidentifikasi pada sikap dan
tindakan masing-masing individu. Konsistensi yang mendasari hal ini dapat dilihat dari usia yang
sangat dini bahwa beberapa fitur pengalaman awal dari kehidupan seseorang sebagai sifat
bawaan yang disebut temperamen. Ketika sifat bawaan yang disebut temperamen berinteraksi
dengan lingkungan dalam konteks sosialnya disebut sebagai karakter.

Menurut Livesley (2001:8), karakter merujuk kepada aspek kepribadian yang diasumsikan
menjadi produk pembelajaran dan berinteraksi dengan lingkungan. Definisi ini ini berbeda
dengan istilah “temperamen” yang lebih mengacu pada genetik ditentukan oleh sifat-sifat
bawaan. Karakter memainkan peran penting dalam pengembangan kepribadian, karena
pengembangan kepribadian tidak hanya tentang mencari yang baik tetapi tentang
pengembangan diri seseorang menjadi manusia yang baik dan bertanggung jawab kepada diri
sendiri.

A. KARAKTER DAN KEPRIBADIAN MANUSIA

Empat tipe karakter manusia berdasarkan teori the four temprament :

1. Sanguinis

Sanguinis adalah tipe karakteristik manusia yang paling umum. Orang-orang sanguinis memiliki
ciri kepribadian seperti berikut ini:

 Suka bersenang-senang
 Mudah bergaul dengan orang lain
 Punya energi yang besar
 Cenderung ekstrovert
 Aktif
 Optimistis
 Impulsif
 Punya selera humor yang baik
 Ekspresif
 Tidak ragu menunjukkan rasa sayang ke orang lain
 Perhatian mudah teralih ketika bosan
 Cenderung pelupa
 Kurang tertata
 Kompetitif

Orang yang memiliki tipe kepribadian sangunis biasanya mendominasi di bidang olahraga,
politik, dan bisnis. Beberapa orang bahkan ada yang dianggap sebagai super sanguine. Individu
dengan kepribadian ini sangat cerewet dan begitu aktif, hingga terkadang membuat orang di
sekitarnya merasa terganggu.

2. Melankolis

melankolis memiliki konotasi seperti mudah sedih dan berkaitan dengan sesuatu yang berbau
depresi. Namun dalam hal tipe temperamen, orang yang melankolis dikenal sebagai individu
yang sangat berhati-hati.
Orang yang memiliki kepribadian ini adalah tipe pemikir dan perfeksionis. Selain sifat-sifat
tersebut, orang melankolis juga memiliki ciri lain, seperti:

 SehatQ Logo

Cari Apapun di SehatQ

Kesehatan Mental

Jenis Karakter Manusia: Sanguinis, Melankolis, Plegmatis, dan Koleris

Karakter manusia bisa dibagi menjadi empat jenis, sanguinis, melankolis, plegmatis, dan koleris.
Seperti apa masing-masing karakter tersebut?

26 Aug 2020|Nina Hertiwi Putri

Ditinjau olehdr. Reni Utari

Karakteristik manusia: sanguis, melankolis, plegmatis, dan koleris

Karakteristik manusia bisa dikelompokkan menjadi 4 jenis

Hingga saat ini, karakteristik manusia sudah banyak dikelompokkan ke dalam berbagai kategori
yang berbeda.

Selain yang dimunculkan dari tes MBTI, kepribadian manusia juga bisa dikelompokkan menjadi
empat kepribadian yang berbeda, yaitu sanguinis, melankolis, plegmatis, dan koleris.

Masing-masing tipe kepribadian tersebut memiliki karakteristik dasar yang berbeda. Sebagai
gambaran, orang dengan kepribadian sanguinis akan memiliki sikap berbeda dari pemilik
kepribadian lain dalam menyikapi suatu hal. Begitu juga untuk semua jenis kepribadian.

Sejauh ini, pembagian karakter manusia menjadi empat kelompok besar, tidak dijadikan
sebagai acuan ilmiah dalam ilmu psikologi. Namun, tentu tidak ada salahnya apabila Anda ingin
mencoba mencocokkan karakteristik diri dengan salah satu jenis kepribadian.

Tipe karakter manusia

Pembagian tipe karakter manusia menjadi empat kelompok besar, yaitu sanguinis, melankolis,
plegmatis, dan koleris, disebut juga sebagai the four temperament. Tempramen adalah sifat
dasar manusia yang terbentuk sejak lahir dan tidak akan pernah berubah.

Seiring berjalannya waktu, tempramen mungkin berkembang, tapi dasarnya tetaplah sama.
Satu orang juga bisa memilik lebih dari satu tempramen, dengan dominasi salah satunya.
Berikut ini tipe karakter manusia berdasarkan teori the four temprament.

1. Sanguinis

Karakter manusia sanguinis adalah ekstrovert dan mudah bergaul

Orang sanguinis mudah bergaul dan ekstrovert

Sanguinis adalah tipe karakteristik manusia yang paling umum. Orang-orang sanguinis memiliki
ciri kepribadian seperti berikut ini:

 Suka bersenang-senang
 Mudah bergaul dengan orang lain
 Punya energi yang besar
 Cenderung ekstrovert
 Aktif
 Optimistis
 Impulsif
 Punya selera humor yang baik
 Ekspresif
 Tidak ragu menunjukkan rasa sayang ke orang lain
 Perhatian mudah teralih ketika bosan
 Cenderung pelupa
 Kurang tertata
 Kompetitif

Orang yang memiliki tipe kepribadian sangunis biasanya mendominasi di bidang olahraga,
politik, dan bisnis. Beberapa orang bahkan ada yang dianggap sebagai super sanguine. Individu
dengan kepribadian ini sangat cerewet dan begitu aktif, hingga terkadang membuat orang di
sekitarnya merasa terganggu.

2. Melankolis

Karakter manusia melankoli adalah rinci, detail, introvert

Orang yang bersifat melankoli, cenderung detail dalam segala hal

Selama ini, melankolis memiliki konotasi seperti mudah sedih dan berkaitan dengan sesuatu
yang berbau depresi. Namun dalam hal tipe temperamen, orang yang melankolis dikenal
sebagai individu yang sangat berhati-hati.
Orang yang memiliki kepribadian ini adalah tipe pemikir dan perfeksionis. Selain sifat-sifat
tersebut, orang melankolis juga memiliki ciri lain, seperti:

 Sangat detail
 Menjunjung tinggi kualitas
 Taat aturan
 Cemas jika berada di lingkungan baru
 Bisa agresif di saat-saat tertentu
 Cenderung introvert dan tertutup
 Sangat logis, faktual, dan analitis dalam berpikir
 Selalu membuat rencana detail sebelum melakukan sesuatu
 Rapi
 Tepat waktu
 Tidak malu bertanya dan mencari tahu lebih dalam sebelum memutuskan sesuatu
 Mudah curiga
 Teliti

Para melankolis cenderung sulit membangun suatu hubungan dengan orang lain, karena sulit
percaya orang lain dan memiliki standar yang tinggi.

Namun dalam hal pekerjaan, sifat yang dimiliki orang-orang melankolis membuat mereka cocok
menjadi pemimpin.

3. Plegmatis

Orang yang punya kepribadian plegmatis biasanya menghargai kedekatan antarmanusia. Sifat
seperti ini juga sering disebut sebagai people person.

Para plegmatis adalah pemerhati. Mereka senang menganalisis hubungan interpersonal


antarmanusia, serta kejadian-kejadian di sekitarnya. Lebih lanjut, berikut ini karakteristik orang
dengan tipe plagmatis.

 Pembawaannya tenang atau kalem


 Setia pada pasangan dan keluarga
 Selalu berusaha menjaga hubungan baik dengan teman lama
 Cenderung menghindari konflik
 Sering jadi penengah dalam suatu masalah
 Senang beramal
 Sering ikut menjadi relawan
 Pasif
 Cenderung tidak punya ambisi
 Mudah setuju dengan keputusan orang lain
 Apabila bertengkar atau kehilangan kepercayaan, akan sulit dipulihkan
 Sulit beradaptasi dengan kebiasaan baru

Orang dengan tipe kepribadian ini, seringkali terjun ke profesi-profesi yang berhubungan
dengan pelayanan, seperti perawat, guru, psikolog, atau pekerja sosial

4. Koleris

Koleris adalah tipe kepribadian yang memiliki keinginan besar dan sangat fokus pada tujuannya.
Sifat-sifatnya yang lain juga menggambarkan hal serupa, seperti:

 Cerdas
 Analitis dan logis
 Tidak terlalu ramah
 Lebih suka bekerja sendiri
 Tidak terlalu suka basa-basi
 Menyukai percakapan mendalam
 Lebih suka berkumpul dengan orang-orang dengan sifat yang sama
 Konsisten dengan tujuannya
 Percaya diri
 Ekstrovert
 Mandiri
 Cenderung keras kepala
 Kreatif
 Tidak mudah terbawa arus pergaulan

Tipe kepribadian ini adalah yang paling jarang dibanding tiga jenis lainnya. Orang-orang koleris
jarang berempati kepada orang lain, tapi di saat yang bersamaan juga tidak mudah marah.

Hanya saja, mereka suka bicara apa adanya sehingga banyak orang yang menganggapnya
sebagai suatu kemarahan, padahal bukan.

Karakteristik tersebut membuat orang koleris cenderung akan menekuni bidang teknologi,
statistik, teknik, dan pemrograman dalam bekerja.

B. KARAKTER SEBAGAI PEMBENTUK KEPRIBADIAN MANUSIA


Berbagai peristiwa yang muncul banyak memberikan pengaruh pada kehidupan dan perilaku
peserta didik.Oleh karena itu dibutuhkannya pendidikan karakter . Pendidikan karakter akan
berpengaruh kepada pembentukan kepribadian seseorang.

Pendidikan karakter adalah upaya yang sadar untuk dilakukan dan secara sungguh – sungguh
untuk membantu seseorang dalam memahami, peduli untuk menjadi manusia seutuhnya yang
berkarakter. Pendidikan Karakter merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sengaja untuk
memengaruhi seseorang agar bertindak sesuai dengan nilai – nilai etika yan baik.

Kepribadian seseorang dipengaruhi oleh adanya proses sosialisasi.

Sosialisasi adalah proses sosial seorang individu mendapatkan pembentukan sikapnya.Selain itu
proses sosialisasi ini erat kaitannya dengan nilai – nilai dan norma- norma sosial dalam proses
pengembangan sikap kepribadian . Pembentukan kepribadian seorang anak melalui pendidikan
karakter dianggap berhasil jika ia telah menerapkan nilai – nilai karakter yang sesuai dengan
pancasila dengan baik dan dijadikan acuan atau komitmen bagi dirinya agar bisa membangun
jati diri generasi penerus bangsa yang berjiwa pancasila dan beretika yang baik sesuai dengan
norma yang berlaku.

Belajar bersikap jujur, bertanggung jawab merupakan salah satu pendidikan karakter yang
mencerminkan adanya pembentukan kepribadian seorang anak yang dianggap sudah baik .Jika
sikap atau nilai – nilai dalam pendidikan karakter bisa dijadikan suatu komitmen dalam jiwanya
maka seseorang itu akan dapat mewujudkan integritas jati dirinya, dan hal itu akan
berpengaruh dari adanya keberhasilan dalam menerapkan pendidikan karakter yang sempurna.

Faktor – faktor pembentuk kepribadian :

Adanya perbedaan kepribadian setiap individu misalnya, jujur, bertanggung jawab, dan disiplin
sangatlah bergantung pada faktor- faktor yang memengaruhinya.kepribadian terbentuk,
berkembang,dan berubah seiring dengan proses sosialisasi yang dipengaruhi oleh faktor- faktor
sebagai berikut :

1) Faktor Biologis,beberapa pendapat menyatakan bahwa bawaan biologis berpengaruh


terhadap pembentukan kepribadian.

2) Faktor Geografis, Keadaan lingkungan fisik ( iklim, topografi,sumber daya alam) dan
lingkungan sosial tertentu dapat mempengaruhi kepribadian individu atau kelompok karena
manusia harus menyesuaikan diri dengan lingkungannya.

3) Faktor Faktor Kebudayaan.

4) pengalaman Kelompok.
5) Pengalaman Unik ( Unique Experince).

Kepribadian sesungguhnya merupakan integrasi dari kecenderungan seseorang untuk


berperaasaan, bersikap, bertindak, dan berperilaku sosial tertentu.Sosialisasi degan kata lain
berperan penting dalam membentuk kepribadian seseorang.Jika proses sosialisasi berlangsung
dengan baik, maka akan baik pula kepribadian seseorang.

Misalnya, seorang anak yang berasal dari keluarga yang Broken Home tentunya, si anak
mengalami sosialisasi yang kurang baik,akibatnya anak tersebut menjadi nakal.Dengan
demikian, proses pembentukan kepribadian dimulai dari proses sosialisasi baik di lingkungan
keluarga, teman sepermainan, lingkungan sosial,lingkungan kerja, maupun lingkungan
masyarakat luas.Selain,itu kepribadian seseorang juga dipengaruhi pula oleh kebudayaan yang
berlaku di lingkungan sekitar.

Perwujudan Integritas bisa dilakukan dengan banyak cara, salah satunya dengan berperilaku
jujur, bertanggung jawab dan dapat dipercaya serta konsisten.Dengan berperilaku jujur,
memegang teguh prinsip- prinsip kebenaran, etika, dan moral serta berbuat sesuai dengan
perkataan maka orang tersebut bisa disebut bertanggung jawab serta memiliki integritas.Hal
tersebut cukup untuk menjadi modal agar mendapat kepercayaan dari orang lain.Pendidkan
karakter dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,pendidikan budi pekerti, pendidikan
moral,pendidikan watak,yang bertujuan mengembangkan kemampuan peserta didik untuk
memberikan keputusan baik- buruk, memelihara apa yang baik,dan mewujudkan kebaikan itu
dalam kehidupan sehari – hari dengan sepenuh hati.

Setidaknya membiasakan penanaman nilai- nilai pendidikan karakter yang baik atau yang sesuai
dengan ideology kita yaitu Pancasila mulai sejak dini,agar para generasi penerus bangsa bisa
mepunyai kepribadian dan karakter yang baik sesuai harapan bangsa Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai