Anda di halaman 1dari 17

DAERAH OTONOM

DISUSUN OLEH:

MENI LANARTI (132018001)

DOSEN PENGAJAR:

IDEHAM SYAHZILI.,M.Pd

UNIVERSITAS ISLAM OGAN KOMERING ILIR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

KAYUAGUNG 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul "Daerah Otonom"
dengan tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Pelajaran Seminar


Ketatanegaraan. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan
tentang Daerah Otonom bagi para pembaca dan juga bagi penulis.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Idgham Syazili M.pd


selaku guru Mata Seminar Ketatanegaraan. Ucapan terima kasih juga disampaikan
kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Kayuagung, 20 April 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATAPENGANTAR...................................................................................ii

DAFTAR ISI................................................................................................iii

I.PENDAHULUAN.......................................................................................1

A.LatarBelakang.............................................................................................1

B.RumusanMasalah........................................................................................1

C.Tujuan.........................................................................................................2

D.Manfaat.......................................................................................................2

II. KAJIAN PUSTAKA................................................................................3

A. Pengertian Daerah Otonom Menurut Para Ahli........................................3

III.PEMBAHASAN......................................................................................4

A.Pengertian Daerah Otonom.........................................................................4

B.Contoh Daerah Otonom..............................................................................5

C..Syarat Terbentuk nya Daerah Otonom…………………………………...6

D.Tata Cara Pembentukan Daerah Otonom…………………………………7

E.Faktor Pendorong Terbentuknya Daerah Otonom………………………...9

IV.PENUTUP..............................................................................................10

A.Kesimpulan...............................................................................................10

B.Saran.........................................................................................................10

DAFTAR PUSTAKA

iii
iv
I.PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014 tentang pemerintahan


daerah, “Otonomi daerah adalah hak, wewenang, dan kewajiban daerah otonom
untuk mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat, sesuai dengan peraturan perundang-undangan”.

Yang dimaksud daerah Otonom yang selanjutnya disebut daerah adalah


kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-batas wilayah, yang
berwenang mengatur dan mengurus urusan Pemerintahan dan kepentingan
masyarakat setempat, menurut prakarsa sendiri berdasarkan aspirasi masyarakat
dalam sistem Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Di dalam UUD 1945, pasal 2 ayat (1) disebutkan bahwa, “Negara


Kesatuan Republik Indonesia, dibagi atas daerah provinsi dan daerah provinsi itu
dibagi atas daerah kabupaten dan kota”.Dalam menyelenggarakan pemerintahan
daerah, pemerintah daerah menggunakan asas otonomi dan tugas pembantuan.

1
B. RumusanMasalah

Dari latar belakang diatas timbul permasalahan yang perlu dibahas dalam
makalah ini, sebagaimana berikut:

1. Apa yang dimaksud pengertian dari Daeah Otonom?

2. Apa saja contoh Daerah Otonom?

3. Apa syarat syarat Terbentuknya Daerah Otonom?

4.Bagaimana proses terbentuknya Daerah Otonom?

5.Apa saja Faktor faktor terbentuknya Daerah Otonom?

C. TujuanPembahasan

1. Untuk mengetahui pengertian dari Daerah Otonom?

2. Untuk mengetahui contoh dari Daerah Otonom?

3. Untuk mengetahui syarat syarat terbentukny Daerah Otonom?

4.Untuk mengetahui bagaimana proses terbentuknya Daerah Otonom?

5.Untuk mengetahui Faktor faktor terbentuknya Daerah Otonom?

D. Manfaat

Adapun manfaat dari makalah ini untuk mengetahui tentang Daerah


Otonom . Sehingga kita bisa mengetahui Apa saja yang dibahas mengenai Daerah
Otonom tersebut.

2
II. KAJIAN PUSTAKA

Pengertian Daerah Otonom Menurut Para Ahli

Sugeng Istianto, ia mengartikan Daerah Otonomi adalah suatu daerah yang


memiliki berbagai hak serta kewajiban yang telah ditentukan untuk melakukan
pengaturan serta mengurus rumah tangganya sendiri.

Hal tersebut disambut senada oleh pengertian Syarifuddin yang


berpendapat bahwa daerah otonomi merupakan suatu makna yang berhubungan
langsung dengan kebebasan atau kemandirian akan tetapi bukan suatu
kemerdekaan yang mutlak. Kebebasan yang terbatas atau kemandirian itu
terwujud pemberian kesempatan yang harus dipertanggungjawabkan.

Sedangkan Syarif lebih berpendapatbahwa daerah otonomi hanya sekedar


hak untuk mengatur dan hak tersebut diperoleh dari pemerintahan pusat

Menurut Ateng, Otonomi mempunyai makna kebebasan atau kemandirian,


namun bukanlah kemerdekaan tetapi kebebasan yang terbatas dan terwujud pada
pemberian kesempatan yang harus bisa dipertanggungjawabkan

Menurut Mariun, Otonomi daerah adalah kebebasan yang dimiliki


pemerintah daerah yang memungkinkan untuk membuat inisiatif sendiri dalam
rangka mengelola dan mengoptimalkan sumber daya yang dimiliki oleh daerahnya
sendiri dalam suatu negara. Otonomi daerah diartikan juga sebagai kebebasan
yang diberikan untuk bisa berbuat apapun sesuai dengan kebutuhan masyarakat di
lingkungan setempat.

3
III. PEMBAHASAN

A. Pengertian Daerah Otonom

Dalam sistem pemerintahan tentu kita sering mendengar istilah daerah


otonom. Meski istilah tersebut sudah tidak asing lagi dalam kehidupan sehari-hari,
masih banyak yang belum memahami arti daerah otonom itu sendiri. Padahal,
sebagai penduduk yang tinggal di negara kepulauan, yang mana terdapat beragam
suku dan adat istiadat, perlu memahami arti istilah tersebut.

Daerah otonom kerap diartikan sebagai kekuasaan otonom suatu daerah di


dalam sebuah negara. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), daerah
otonom didefinisikan sebagai daerah yang berdiri sendiri, mempunyai batas
wilayah tertentu, mempunyai undang-undang dan peraturan berlaku untuk
daerahnya dengan tidak menyalahi undang-undang pemerintah pusat.

Daerah otonom sebenarnya memiliki asal kata yang sama dengan otonomi
daerah. Meski begitu, keduanya memiliki arti yang berbeda. Di mana daerah
otonom merupakan daerah yang menjalankan otonomi, sedangkan otonomi daerah
adalah aturan dan kewenangan daerah dalam menjalankan otonomi.

Otonomi berasal dari kata autonomy yang terdiri dari dua kata, yaitu auto
dan nomy. Yang mana auto berarti sendiri, sedangkan nomy sama halnya dengan
nomos diartikan sebagai urusan pemerintahan atau rumah tangga.

Sederhananya, daerah otonom atau daerah maura swantantra merupakan


daerah di dalam suatu negara yang memiliki kekuasaan otonom, atau kebebasan
dari pemerintah di luar daerah tersebut. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun
2004, daerah otonom adalah kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai batas-
batas wilayah yang berwenang mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan kepentingan masyarakat setempat menurut prakarsa sendiri
berdasarkan aspirasi masyarakat dalam sistem Negara Kesatuan Republik
Indonesia.

Biasanya, suatu daerah diberi sistem tersebut karena memiliki keadaan


geografi yang unik, adat istiadat yang kuat, atau warga negara minoritas. Oleh
karena itu, daerah tersebut memerlukan hukum-hukum khusus yang cocok
diterapkan di daerah tersebut. Dengan begitu, suatu daerah dapat mengatur dan
mengurus kepentingan masyarakat setempat dan tetap dalam ikatan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.

4
Contoh Daerah Otonom

Seperti yang sudah diketahui, daerah otonom memiliki hak untuk


mengatur serta mengurus kepentingan daerah mereka sendiri. Dengan adanya
kebijakan ini, diharapkan mampu membuat masyarakat mengalami perkembangan
ke arah yang lebih baik.

Salah satu contoh dari daerah otonom adalah kebebasan pemerintah dalam
membuat kebijakan daerah. Adapun pemerintah daerah tersebut bisa berupa
Gubernur, Bupati, hingga Ketua RW ada beberapa contoh daerah otonom lainnya,
di antaranya sebagai berikut:

Menentuan Upah Minimum Regional (UMR)

Salah satu contoh daerah otonom adalah menentukan UMR sesuai dengan
kebutuhan dan kondisi di wilayah tersebut. Dalam menetapkan UMR, pemerintah
daerah mempertimbangkan berbagai aspek dan tidak hanya mendukung satu pihak
saja. Selain itu, UMR ini juga berkaitan dengan pertumbuhan ekonomi suatu
daerah, semakin tinggi kemampuan ekonomi daerah, maka akan semakin tinggi
pula UMR yang diberikan.

Penggunaan APBD

Dalam daerah otonom, pemerintah daerah memiliki hak dan kewajiban


dalam mengelola anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) tanpa campur
tangan pemerintah pusat. Tentunya, pemerintah daerah bisa mengalokasikan dana
ke suatu kebutuhan tertentu yang dibutuhkan wilayah tersebut.

Pemberlakuan Retribusi Daerah

Contoh daerah otonom berikutnya yaitu memberlakukan pajak atau


retribusi. Dalam pelaksanaannya, masyarakat bisa membayar pajak sesuai dengan
kemampuannya masing-masing. Retribusi daerah yang dikenakan akan masuk ke
dalam APBD, sehingga ia akan dikembalikan dalam bentuk pembangunan
infrastruktur atau bidang lainnya.

Banyak manfaat dari adanya kebijakan daerah otonom, salah satunya adalah
agar memudahkan pengaturan administrasi pemerintahan. Dengan begitu,
kesejahteraan masyarakat di daerah semakin meningkat. Selain itu, ada beberapa
manfaat daerah otonom lainnya, di antaranya seperti berikut:

 Tidak terjadi pemusatan kekuasaan di pusat.


 Kebijakan yang dibuat bisa disesuaikan dengan kepentingan masyarakat di
daerah.

5
Syarat Pembentukan Daerah Otonom

Dalam pembentukan daerah otonom ini terdapat 3 (tiga) syarat yang harus
dipenuhi adapun diantaranya adalah:

1. Syarat Administratif

Syarat adminstratif merupakan syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh sutau


daerah secara administratif yang berupa keputusan maupun rekomendasi, untuk
syarat adminstratif daerah propvinsi seperti dijabarkan di bawah ini:

 Surat keputusan yang menandakan persetujuan dari DPRD kabupaten/kota


yang akan menjadi cakupan wilayah provinsi
 Surat keputusan yang menandakan persetujuan dari Bupati/Walikota yang
akan menjadi cakupan wilayah provinsi
 Surat keputusan yang menandakan persetujuan dari DPRD provinsi induk
 Surat keputusan yang menandakan persetujuan dari Gubernur
 Surat rekomendasi dari Menteri Dalam Negeri

Kelima syarat di atas juga wajib dipenuhi oleh kota/kabupaten yang daerahnya
akan dijadikan sebagai daerah otonom.

2. Syarat Teknis

Syarat-syarat teknis yang dimaksud disini merupakan syarat yang harus


dipenuhi oleh calon daerah otonom dari segi teknis yang mana dijadikan dasar
pembentukan suatu daerah untuk dijadikan daerah otonom, diantaranya terdapat
beberapa faktor meliputi:

 Luas wilayah
 Kependudukan
 Kemampuan ekonomi

3. Syarat Fisik

Adapun syarat fisik untuk menjadi daerah otonom meliputi standar minimal
jumlah kabupaten, kecamatan, dan lokasi pemerintahannya yakni:

 Untuk membentuk sebuah kabupaten setidaknya harus terdiri dari 5 (lima)


kecamatan

6
 Untuk pembentukan kota minimal harus memiliki 4 (empat) daerah
kecamatan

Tata Cara Pembentukan Daerah Otonom

Berikut ini diuraian tata cara membentuk daerah otonom baru bagi beberapa
kecamatan yang akan membentuk sebuah kabupaten/kota. Adapun langkah-
langkah nya termuat dalam Pasal 17 – Pasal 21, yakni:

1. Sebagian masyarakat setempat memberikan aspirasinya melalui Keputusan


BPD untuk Desa dan Forum Komunikasi Kelurahan untuk Kelurahan yang
menjadi calon wilayah daerah kota/kabupaten

2. Persetujuan atau penolakan hasil aspirasi oleh DPRD melalui surat


Keputusan DPRD dan oleh bupati/walikota dalam bentuk keputusan
bupati/walikota

3. Setelah disetujui maka masing-masing bupati/walikota menyampaikan


usulan kepada gubernur terkait pembentukan kota/kabupaten tersebut di
atas dengan melampirkan data calon kabupaten/kota meliputi:

 Dokumen aspirasi masyarakat


 Hasil kajian daerah
 Peta wilayah
 Surat keputusan DPRD dan bupati/walikota

4. Setelah itu gubernur melakukan persetujuan atau penolakan terhadap


usulan bupati/walikota. Jika setuju maka gubernur menyampaikan usulan
tersebut kepada DPRD provinsi untuk mendapatkan persetujuan. Gubernur
juga menyampaikan usulan tersebut kepada presiden melaui menteri
dengan melampirkan data calon kota/kabupaten, meliputi:

 Dokumen aspirasi masyarakat


 Hasil kajian daerah
 Peta wilayah
 Keputusan DPRD kabupaten/kota dan bupati/walikota
 Keputusan DPRD provinsi

7
5. Menteri membentuk tim dan melakukan penelitian bersamanya terhadap
usulan gubernur. Dari hasil penelitian tersebut maka menteri
menyampaikan rekomendasi usulan pembentukan daerah kepada DPOD
dan meminta tanggapan tertulis para anggota DPOD dalam sidang DPOD.

6. DPOD melakukan klarifikasi dan penelitian kembali terhadap calon


kabupten/kota, setelah itu memberikan saran dan pertimbangan kepada
presiden terkait usulan pembentukan daerah tersebut

7. Menteri menyampaikan usulan kepada presiden berdasarkan saran dan


pertimbangan yang didapatkan dari DPOD

8. Jika presiden menyetujui pembentukan tersebut maka menteri menyiapkan


RUU (Rancangan Undang-Undang) tentang pembentukan daerah

9. Setelah UU disahkan maka dilakukanlah pelantikan pejabat kepala daerah

10. Peresmian daerah dilakukan selambat-lambatnya 6 (enam) bulan sejak


disahkannya UU tentang pembentukan daerah.

Faktor Pendorong Terbentuknya Daerah Otonom Baru

Menurut Prasojo terdapat 4 (empat) faktor yang dapat mendorong suatu


daerah untuk melakukan pemekaran dan membentuk daerah otonom baru. Adapun
diantaranya seperti diuraikan di bawah ini:

 Aliran Dana Pemerintah – Sebagai sarana bagi daerah agar alokasi dana
dari pemerintah pusat mengalir langsung untuk daerah otonom. Hal ini
dikarenakan selama ini insentif dana alokasi umum maupun dana
perimbangan lainnya banyak yang mengalir kepada DBO (Daerah Otonom
Baru)

8
 Kader Politik Baru – Dilihat dari sisi politik, pemekaran ini dilakukan
agar terpilihnya kader partai politik di daerah baru. Dengan demikian
mereka mendapatkan posisi di berbagai lembaga pemerintahan daerah
maupun lembaga perwakilan

 Alat Kampanye – Janji pemekaran juga dijadikan sebagai sarana untuk


berkampanye bagi para kader politik dimana cara seperti ini dipandang
sangat efektif untuk meningkatkan jumlah pendukung menjelang pemilu

 Kemakmuran Rakyat – Pemekaran merupakan jalan yang sangat efektif


untuk meningkatkan pelayanan masyarakat sehingga tercapainya tujuan
bersama demi kemakmuran rakyat.

Berdeda dengan Prasojo, Syafrizal memiliki pandangan tersendiri alasan suatu


daerah melakukan pemekaran. Adapun diantaranya seperti berikut ini:

 Agama – Perbedaan agama di suatu wilayah dapat mendorong


terbentuknya DOB. Misalnya saja di suatu daerah terdapat 2 (dua)
mayoritas penduduk, di daerah sebelah utara mayoritas penduduknya
beragama A sedangkan di daerah bagian selatan mayoritas penduduknya
beragama B. Pemekaran dapat terjadi jika toleransi antar umat bergama
keduanya tidak kuat.

 Etnis dan Budaya – Tidak hanya agama, perbedaan etnis dan budaya juga
dapat mempengaruhi pemekaran suatu daerah. Budaya suku A belum tentu
dapat diterima oleh budaya suku B, begitu juga sebaliknya budaya suku B
belum tentu dapat diterima oleh budaya suku A

 Ketimpangan Ekonomi – Pembangunan yang tidak merata dapat


menyebabkan ketimpangan ekonomi suatu daerah. Ketimpangan ekonomi
antar daerah ini juga dapat menyebabkan terjadinya pemekaran. Proses

9
pemekaran dengan alasan tersebut bertujuan agar pembangunan terjadi
secara lebih merata.

 Luas Daerah – Luas dan kondisi wilayah juga dapat menyebabkan


pembangunan yang tidak merata sehingga menyebabkan pula terjadinya
pemekaran suatu daerah.

10
IV. PENUTUP

A.Kesimpulan

Daerah Otonom adalah daerah yang memiliki kekuasaan/kebebasan untuk


mengatur daerahnya sendiri yang diberikan oleh Pemerintah dengan tidak
menyalahi Undang-Undang Dasar.

Pengertian Otonomi daerah adalah Hak, Wewenang, serta kewajiban yang


diberikan pemerintah kepada daerah otonom guna mengatur dan mengurus sendiri
urusan pemerintahan dan masyarakat di wilayahnya berlandaskan peraturan
perundang-undangan.

    Otonomi daerah adalah Hak, Wewenang, serta kewajiban yang diberikan


pemerintah kepada daerah otonom guna mengatur dan mengurus sendiri urusan
pemerintahan dan masyarakat di wilayahnya berlandaskan peraturan perundang-
undangan.  

Adanya pelaksanaan otonomi daerah sendiri dinilai sangat penting, sebab


dengan adanya otonomi daerah, daerah otonom kemudian akan mampu
menjalankan otonomi yang seluas-luasnya dengan tujuan untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, dan daya saing daerah.

B.Saran
Saya berharap semoga makalah ini dapat menjadi salah satu referensi dan
pengetahuan untuk mengetahui lebih dalam tentang Daerah Otonom. Dan untuk
lebih baik lagi makalah ini saya berharap saran dan masukan dari pada dosen dan
mahasiswa sekalian untuk perbaikan makalah ini untuk kedepannya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Admin. (2018, Agustus 16). Daerah Otonom Menurut Para Ahli,


https://idtesis.com/daerah-otonomi/, diakses pada 20 April 2021 pukul 10.30.

Amel. (2017, Juli 30). Pengertian Daerah Otonom dan Otonomi Daerah"
,https://guruppkn.com/pengertian-daerah-otonom,diakses pada 20 April
2021 pukul 10.40.

Ari Umbara. (2019,September 11). Otonomi Daerah dan Daerah Otonom,


https://resonansi.id/otonomi-daerah-dan-daerah-otonom/, diakses pada 20 April
2021 pukul 10.47

Nugraha, J. (2020,September 10). Mengenal Daerah Otonom Beserta Manfaatnya


yang Perlu Diketahui, https://www.merdeka.com/jateng/mengenal-daerah-
otonom-beserta-manfaatnya-yang-perlu-diketahui,diakses pada 20 April
2021 pukul 10.50.

Rizky Argama. (2005, Mei 20). Pemberlakuan Otonomi Daerah Dan Fenomena
Pemekaran Wilayah Indonesia,
http://jdih.sumselprov.go.id/userfiles/makalah/Makalah%20Otonomi%20Daerah
%20dan%20Pemekaran%20Wilayah.pdf.pdf, diakses pada 20 April 2021 pukul
11.00.

12
13

Anda mungkin juga menyukai