Anda di halaman 1dari 25

PROPOSAL

PROGRAM PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA (P2MD)

PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JAPAN KECAMATAN


TEGALREJO MELALUI RUMAH PENIMBANGAN SIAGA MENUJU DESA
BEBAS STUNTING

Ketua Neny Laksita Devi 20.0601.0049-2020 Angkatan 2020


Anggota 1. Rosieta Anindya Setiawan 20.0601.0009-2020 Angkatan 2020
2. Puji Lestari 20.0601.0025-2020 Angkatan 2020
3. Amelia Cahaya Dewanti 20.0601.0031-2020 Angkatan 2020
4. Agus Zulianto 20.0601.0032-2020 Angkatan 2020
5. Andini Intan Suryoko 20.0601.0044-2020 Angkatan 2020
6. Hervina Isnanti 21.0601.0016-2021 Angkatan 2021
7. Shella Oktavia Cahyaningrum 21.0601.0037-2021 Angkatan 2021
8. Amalia Dhea Pratiwi 21.0602.0003-2021 Angkatan 2021
9. Dita Putri Anggraeni 21.0602.0016-2021 Angkatan 2021

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


MAGELANG
2022
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul...............................................................................................................................i
Halaman Pengesahan....................................................................................................................ii
Daftar Isi.......................................................................................................................................iii
Ringkasan......................................................................................................................................1
Pendahuluan..................................................................................................................................2
Perumusan Masalah......................................................................................................................6
Tujuan...........................................................................................................................................6
Manfaat.........................................................................................................................................6
Metode Pelaksanaan......................................................................................................................7
Indikator Keberhasilan Program...................................................................................................10
Luaran Yang Diharapkan..............................................................................................................11
Jadwal Kegiatan............................................................................................................................12
Rancangan Biaya...........................................................................................................................13
Instrumen Pendukung...................................................................................................................14
Daftar Pustaka...............................................................................................................................15
Lampiran-Lampiran......................................................................................................................16
Lampiran 1. Biodata Ketua Tim....................................................................................................16
Lampiran 2. Biodata Dosen Pembimbing.....................................................................................17
Lampiran 3. Surat Pernyataan Kesediaan Bekerjasama Dengan Pemerintah Desa......................20
Lampiran 4. Surat Pernyataan Pelaksanan P2MD........................................................................21
Lampiran 5. Denah Lokasi............................................................................................................22

iii
RINGKASAN
Japan merupakan salah satu desa di Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang yang
memiliki angka stunting cukup tinggi yaitu 22% dari jumlah anak yang ada di desa tersebut dan
terdapat 24 balita yang mengalami stunting. Tinggi nya angka stunting ini antara lain disebabkan
oleh 1) Rendahnya pengetahuan kader tentang deteksi anak anak yang mengarah ke stunting di desa
Japan Kecamatan Tegalrejo sehingga kader tidak dapat memantau pertumbuhan dana
perkembangan yang sesuai pada saat Posyandu dilaksanakan, 2) Minimnya pengatahuan kader
dalam pemenuhan kebutuhan gizi awal kehamilan dan selama kehamilan, karena wanita hamil
merupakan suatu rangkaian 1000 hari Pertama Kehidupan pada anak yang sangat penting karena
seluruh organ penting dan sistem tubuh mulai terbentuk dengan pesat 3) Rendahnya memberikan
edukasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan informasi mengenai pengelolaan Makanan
Pendamping ASI (MPASI) 4) Belum memiliki kemampuan menejerial wirausaha dalam menggali
potensi lokal yang dimiliki oleh ibu yang memiliki anak stunting dalam meningkatkan
kesejahteraan keluarga. Sehubungan dengan hal tersebut maka akan dilakukan pendampingan
melalui Penerapan Ipteks Masyarakat berbasis potensi lokal untuk membantu Desa Japan mengatasi
masalah tersebut. Sebagai mitra kegiatan ini adalah posyandu yang mempunyai topoksi yang
berkaitan erat dengan stunting. Target luaran kegiatan pendampingan ini adalah 1) Terpenuhinya
kondisi yang baik bagi anak, ibu hamil, 2) Meningkatnya pengetahuan ibu untuk memberikan ASI
eksklusif dan pembuatan makanan pendamping ASI 3) Terciptanya kemampuan manajerial
wirausaha sehingga bisa mengidentifikan potensi lokal yang dimiliki oleh ibu-ibu yang memiliki
anak dengan stunting. Pendampingan dikelompokkan menjadi 3 tahapan yaitu tahap persiapan
yang meliputi Tahap persiapan meliputi 1) Memberitahukan kegiatan dan meminta ijin kepada
Kepala Desa Japan yang wilayahnya digunakan sebagai lokasi kegiatan pengabdian pada
masyarakat ini 3) menyusun jadwal kegiatan dan melakukan pembagian tugas di antara anggota tim
pelaksana, tahap pelaksanaan. Tahap pelaksanaan meliputi 1) Sosialisasi tentang kegiatan
pengabdian pada masyarakat yang akan dilakukan kepada mitra sosialisasi dan pelatihan pemberian
makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang/akut, sosialisasi pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak; 2) Pelatihan yang akan diberikan kepada mitra adalah pembuatan Rumah
Penimbangan Siaga (RUMPIS), pelatihan pengolahan makanan bergizi dan pemberian makanan
tambahan, 3) Pendampingan dilakukan hingga berlangsung selama 8 bulan. Kegiatan
pendampingan yang dilakukan adalah pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak gizi
kurang/akut, pemberian makanan tambahan, dan tahap pelaporan. Tahap penyusunan laporan
meliputi 1) penyusunan laporan kemajuan apabila kegiatan sudah tercapai 80 persen yang
jadwalnya disesuaikan dengan yang telah ditentukan , 2) penyusunan laporan akhir dilakukan
setelah seluruh kegiatan pengabdian pada masyarakat ini selesai.
1
PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DESA JAPAN KECAMATAN
TEGALREJO MELALUI RUMAH PENIMBANGAN SIAGA MENUJU DESA
BEBAS STUNTING

PENDAHULUAN
Prioritas Pembangunan Masyarakat Kabupaten Magelang tahun 2019 -2024 yang memiliki
visi yaitu terwujudnya masyarakat kabupaten Magelang yang sejahtera berdaya saing dan amanah
serta misi adalah meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat yang sejahtera dan berakhlak mulia
sasaranya adalah meningkatnya kinerja pembangunan kesehatan dengan strategi meningkatkan
kualitas kesehatan maasyarakat dengan arah kebijakan meningkatkan pemenuhan kebutuhan gizi
dan pelayanan terhadap kesehatan ibu, anak dan lansia dan dalam peraturan Gubernur Jawa tentang
No.34 tahun 2019 tentang percepatan pencegahan Stunting di Provinsi Jawa Tengah, amanah
peraturan gubernur adalah menurunkan prevalensi stunting pada anak usia bawah dua tahun dan
anak usia bawah lima tahun di daerah hingga dibawah 20% pada tahun 2021 melalui pelaksanaan 8
aksi konvergen pencegahan stunting. Dan dalam keputusan gubernur Jawa Tengah Nomor
440.1/120 tahun 2019 juga disebutkan tentang pembentukan tim koordinasi dan tim kelompok kerja
penanggulangan stunting provinsi Jawa Tengah. Kemudian dalam keputusan bupati Magelang
Nomor 180.182/447/ kep/24/2019 membuat tim koordinasi dan kelompok kerja penanggulangan
stunting kabupaten Magelang.
Dalam Penanggulan stunting juga di sebutkan dalam Sustainable Developmen Goals
(SDGs) yang merupakan kesepakatan pembangunan baru yang mendorong perubahan perubahan
kearah pembangunan berkelanjutan berdasarkan hak asasi manusia dan kesetaraan untuk
mendorong pembangunan dibidang sosial ekonomi dan lingkungan hidup diseluruh dunia baik
negara maju maupun negara berkembang diharapkan dapat memberikan solusi atau ketertinggalan
diantaranya adalah kemiskinan, kesehatan, pendidikan sanitas dan ketersediaan sanitasi dan
ketersediaan air minum. Sesuai yang tecantum dalam tujuan yang ke 3 dan 6 yang memiliki target
yang ingin dicapai adalah menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan seluruh
penduduk smua usia. Berdasarkan data yang di paparkan oleh Yekti (2020) lembar fakta SDGs
Indonesia menunjukkan kondisi yang semakin baik yaitu angka kematian ibu (AKI)menurun dan
angka kematian Bayi (AKB) juga menurun sehingga perlu dipertahankan kondisi yang seperti ini
dengan didukung tujuan yang 6 adalah menjamin ketersediaan serta pengelolaan air bersih dan
saitasi yang berkelanjutan. Indonesia baru memiliki akses air minum yang layak hanya 62.14%
(Bawana, 2018).

2
Pada tahun 2017 22,2% atau sekitar 150,8 juta balita di dunia mengalami stunting. Namun
angka ini sudah mengalami penurunan apabila dibandingkan pada tahun 2000 yaitu 32,6%.
Indonesia masuk kedalam negara ketiga prevalensi tertinggi stunting di regional Asia Tenggara.
Rata rata prevalensi balita stunting di Indonesia tahun 2005 -2017 adalah 36% dari 33 provinsi yang
ada di Indonesia, lebih saperuhnya memiliki prevalensi ditasa rata rata nasional. Penyebab stunting
adalah faktor multi dimensi yang tidak hanya disebabkan oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh
ibu hamil maupun anak balita. Beberapa faktor yang dapat menyebabkan stunting diantaranya, yaitu
praktek pengasuhan yang kurang baik (Mareta & Masyitoh, 2016) terbatasnya layanan kesehatan
termasuk layanan ANC (Ante Natal Care) atau pelayanan kesehatan untuk ibu selama masa
kehamilan, Post Natal Care dan pembelajaran dini yang berkualitas, masih kurangnya akses rumah
tangga/keluarga ke makanan bergizi; serta kurangnya akses ke air bersih dan sanitasi (Sari,
Angraini, & Oktaria, 2021).
Dari analisis tersebut diharapkan dapat menentukan program atau kegiatan, kelompok
sasaran dan lokasi upaya percepatan pencegahan stunting di daerah khsusunya di kabupaten
Magelang dan kemudian diterjemahkan dalam Rencana Kerja Pemerintaf Daerah (RKPD), Rencana
Kerja Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)
termasuk didalamnya dalah mendorong penggunaan dana desa untuk percepatan pencegahan
stunting dan Mobilisasi kader Pembangunan Manusia (KPM), kerjasama dengan pihak lain/ non
pemerintah termasuk organisasi Masyarakat (Setiana Andarwulan, Retno Setyo Iswati, Tetty
Rihardini, & Diva Tresna Anggraini, 2020)
Data dari studi Status Gizi Indonesia mencatat angka stunting di Jawa Tengah pada tahun
2021 tercatat 20 persen, jumlah ini turun dari data sebelumnya yang mencapai 27%, capaian
tersebut telah berhasil melampaui target Sustainable Development Goals (SDGs), dimana dalam
SDGs ditargetkan angka stunting harus di bawah 20% pada tahun 2030 (Yekti, 2020). Di Jawa
Tengah khusunya adalah di kabupaten Magelang memiliki desa lokus stunting yang tersebar dalam
beberapa kecamatan yang memiliki tingkat stunting tinggi yakni masih diatas nilai yang diharapkan
pemerintah yaitu kecamatan Ngablak dengan jumlah anak stunting terdapat 38 anak pendek dan
sangat pendek dengan prosentase prevalensi 50%, sawangan dengan jumlah 36% yang ketiga
adalah Kecamatan Tegalrejo 22% kasus stunting dan data data yang lain dapat dilihat dalam tabel 1
sebagai berikut:
Tabel 1. Desa Lokasi Stunting tahun 2022
Jumlah anak stunting %Prevalensi
No Desa Kecamatan
(pendek dan sangat pendek) stunting
1. Genikan Ngablak 38 50 %
2. Soronalan Sawangan 53 36,05 %
3
3. Seloprojo Ngablak 47 34,31 %
4. Ngeplak Windusari 32 23,02 %
5. Petung Pakis 41 17,98 %
6. Candisari Windusari 74 24,34 %
7. Jogonayan Ngablak 16 25, 4 %
8. Jogoyasan Ngablak 32 26,67 %
9. Sangen Kajoran 19 27,94 %
10. Mangunrejo Tegalrejo 41 20,5 %
11. Sumberejo Ngablak 45 23,08 %
12. Tejosari Ngablak 41 21,24 %
13. Rejosari Pakis 29 20,28 %
14. Banyusari Grabag 68 18, 43 %
15. Klopo Tegalrejo 30 18,29 %
16. Sukorejo Tegalrejo 35 17,95 %
17. Girirejo Ngablak 48 17,02 %
18. Losari Pakis 35 15,91 %
19. Kaponan Pakis 41 15,77 %
20. Tampingan Tegalrejo 46 15,38 %
21. Gumelem Pakis 25 22,73 %
22. Japan Teglarejo 24 22,64 %
23. Magersari Ngablak 27 21, 43 %
24. Donorojo Tegalarejo 26 20,97 %
25. Keditan Ngablak 16 19,28 %
26. Kenalan Pakis 16 19,28 %
27. Tampir kulon Candimulyo 23 18,7 %
28. Sidorejo Kajoran 20 17,24 %
29. Tembeleng Candimulyo 17 16,67 %
30. Jambewangi Pakis 21 15,79 %
(Sumber; dinkes (2021))
Dari tabel diatas Kecamatan Tegalrejo khususnya di desa Japan angkat stunting juga masih
dalam kategori tinggi yaitu 22%, angka tersebut masih diatas target yaitu melebih 20% angka yang
sudah ditentukan oleh WHO.

4
Gambar I. Peta Kecamatan Tegalrejo
Desa Japan berbatasan dengan batas wilayah sebelah utara grabag, sebelah timur Pakis dan
sebelah selatan adalah Candimulyo dengan luas wilayah 35,89 km2. Dengan kondisi wilayahnya
adalah tanah hamparan dan mengalami pertumbuhan penduduk setiap tahunnya dengan jumlah
penduduk sekitar 1597 jiwa. Di desa Japan terdapat kegiatan rutin seperti posyandu balita untuk
deteksi balita yang mengalami masalah pada tubuh kembang yang dilakukan oleh ibu ibu PKK
khususnya kader stunting yang terdiri 7 orang yang menangani masalah stunting didesa yang selalu
mendapat arahan dari petugas kesehatan yaitu bidan desa. Data yang kami dapatkan dari bidan desa
setempat adalah penderita stunting di desa Japan tersebut terdapat 24 anak yang tersebut di 6 dusun
tersebut yang memiliki latar belakang ekonomi menengah ke bawah dengan tingkat kemiskinan
yang tinggi karena pendidikan yang rendah. Rata rata kepala keluarga yang memiliki anak stunting
bekerja sebagai buruh dengan upah rata rata per hari duapuluh ribu rupiah bahkan ada yang kurang
dari duapuluh ribu rupiah, dan istri hanya sebagai Ibu Rumah Tangga yang mengurus keluarga dan
ada ibu ibu dalam satu dusun tepatnya di daerah ngencek bekerja sebagai penganyam kerajinan
bambu yang memanfaatkan bambu yang tumbuh di sekitar lingkungan. Hal ini didukung oleh
adanya potensi jumlah tanaman berupa tanaman bambu yang mencapai 1.088 jenis produk.

5
Gambar II. Kader Stunting bersama tenaga kesehatan perawat dan bidan desa

Gambar III. Menggali potensi lokal sebagai pengrajin bambu

PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan kondisi yang terjadi di Desa Japan Kecamatan Tegalrejo Kabupaten
Magelang yaitu dengan jumlah kasus stunting mencapai 22% dan sesuai dengan kesepakatan antar
tim pengusul dengan mitra. Adapun prioritas permasalahan yang akan dibantu penyelesaianya
adalah masalah kesehatan terutama terkait kesehatan degan angka stunting yang tinggi di Desa
Japan.

TUJUAN
Tujuan kegiatan yang secara umum melakukan Pemberdayaan Perempuan di Desa Japan
Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang untuk mengatasi masalah stunting melalui penerapan
Ipteks dan pengabdian kepada masyarakat. Disamping itu juga mendukung Indikator Kinerja Utama
(IKU) agar mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus dalam rangka mendukung
pelaksanaan MBKM (Merdeka Belajar Kampus Merdeka).

MANFAAT
Manfaat yang diharapkan dari pelaksanaan Program Pemberdayaan Masyarakat Desa
(P2MD) ini ialah:

6
a) 80% kader mampu mendeteksi anak dengan stunting dengan menggunakan pengukuran
atropometri,
b) 80% kader mampu memberikan pemenuhan kebutuhan gizi kehamilan,
c) 80% meningkatnya pengetahuan ibu hamil dalam pemberian ASI Eksklusif dan pengolahan
makanan pendamping ASI,
d) 80% Tumbuh kembangnya ketrampila manajerial kewirausahaan dan memliki akses pasar untk
meningkatkan kesejahteraan keluarga.

METODE PELAKSANAAN
Metode yang akan digunakan untuk pelaksanaan kegiatan Program Pemberdayaan
Masyarakat ini adalah metode pemberdayaan partisipatif dengan model Participatory Rural
Apraissal yaitu suatu metode pendekatan dalam proses pemberdayaan dan peningkatan partisipasi
masyarakat, yang tekanannya pada keterlibatan masyarakat dalam keseluruhan kegiatan yang
dilaksanakan (Burhan, 2002).
1. Roadmap Kegiatan

Tahap Tahap monitoring Tahap Pelapran


Tahap Pra pelaksanaan
Pelaksanaan dan evaluasi dan Publikasi

Sosialisasi kegiatan Monitoring dan evaluasi


Survei I ke Balai Desa Japan Pembuatan poster
P2MD internal

Sosialisasi Stunting
Penetapan lokasi utama Monitoring dan evaluasi Publikasi kegiatan di
ditingkat rumah tangga
kegiatan eksternal media massa
dan tempat umum

Penyusunan laporan
Survei II ke lokasi warga desa Pelatihan-pelatihan
akhir

Penyusunan proposal dan Pendampingan


pembagian tugas masyarakat

Menjalin kerjasama
penyusunan jadwal kegiata
dengan pihak luar

Perintisan
pembentukan
kelembagaan lokal

Gambar IV. Roadmap Kegiatan P2MD


2. Tahap-tahap dari model PRA ini adalah:
a. Pengenalan kebutuhan
Dalam tahap ini dilakukan identifikasi terhadap berbagai permasalahan yang
dihadapi mitra pada semua aspek bisnisnya. Metode untuk melakukan identifikasi adalah

7
dengan observasi dan wawancara dengan pihak-pihak terkait yaitu Kader PKK desa Japan
Kecamatan Tegalrejo Kabupaten Magelang, Puskesmas dan Dinas Kesehatan
b. Permasalahan mitra
1. Rendahnya pengetahuan kader tentang deteksi anak anak yang mengarah ke stunting di
desa Japan Kecamatan Tegalrejo sehingga kader tidak dapat memnatau pertumbuhan dana
perkembangan yang sesuai pada saat Posyandu dilaksanakan,
2. Minimnya pengatahuan kader dalam pemenuhan kebutuhan gizi awal kehamilan dan
selama kehamilan, karena wanita hamil merupakan suatu rangkaian 1000 hari Pertama
Kehidupan pada anak yang sangat penting karena seluruh organ penting dan sistem tubuh
mulai terbentuk dengan pesat
3. Rendahnya memberikan edukasi kepada ibu untuk memberikan ASI eksklusif dan
informasi mengenai pengelolaan Makanan Pendamping ASI (MPASI)
4. Belum memiliki kemamampuan menejerial wirausaha dalam menggali potensi lokal yang
dimiliki oleh ibu yang memiliki anak stunting dalam meningkatkan kesejahteraan keluarga
Hasil permasalahan yang sudah teridentifikasi selanjutnya didiskusikan melalui FGD
dengan mitra maupun dengan puskesmas dan dinas kesehatan Kecamatan Tegalrejo untuk
menentukan prioritas permasalahan.
c. Partisipasi mitra dalam Pelaksanaan Program
Kegiatan hibah Program Pemberdayaan Masyarakat Desa (P2MD) menggunakan
model pemberdayaan masyarakat partisipatif/Participatory Rural Apraisal (PRA), sehingga
diperlukan partisipasi dari mitra. Berikut beberapa partisipasi mitra dalam kegiatan P2MD:
a. Bersama pengusul mitra terlibat dalam sebuah grup diskusi untuk menentukan
permasalahan, solusi dan proses pelaksanaan kegiatan untuk menyelesaikan permasalahan
b. Mitra menyediakan tempat dan sarana yang dibutuhkan pengusul selama kegiatan
d. Evaluasi pelaksanaan program dan keberlanjutan program di lapangan setelah kegiatan P2MD
selesai dilaksanakan
Evaluasi dilakukan pada setiap tahapan yang telah dilakukan yaitu tahap persiapan,
pelaksanaan, dan pembuatan laporan. Evaluasi tahap persiapan dilaksanakan dengan tujuan
agar di lapangan tidak ditemui kendala yang dapat menghambat pelaksanaan pengabdian.
Kemudian evaluasi tahap pelaksanaan dilakukan agar kegiatan dapat terlaksana secara
optimal dan tepat sasaran hingga mempunyai manfaat yang besar bagi mitra. Evaluasi
pelaporan dilaksanakan sebagai pertanggungjawaban administratif tim pelaksana dan untuk
kegiatan publikasi.
3. Prosedur kerja untuk mendukung realisasi metode yang ditawarkan
a. Tahap persiapan
8
Tahap persiapan meliputi 1) memberitahukan kegiatan yang akan dilaksanakan
kepada Kabupaten Magelang dalam hal ini adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Magelang, 2)
menyampaikan ijin kepada Kepala Kantor KecamatanTegalrejo, Kepala Desa Japan yang
wilayahnya digunakan sebagai lokasi kegiatan pengabdian pada masyarakat ini, 3) menyusun
jadwal kegiatan dan melakukan pembagian tugas di antara anggota tim pelaksana.
b. Tahap pelaksanaan
Tahap pelaksanaan meliputi 1) Sosialisasi tentang kegiatan pengabdian pada
masyarakat yang akan dilakukan kepada mitra Sosialisasi dan pelatihan Pemberian makanan
tambahan pemulihan bagi anak gizi kurang/akut, Sosialisasi Pemantauan pertumbuhan dan
perkembangan anak; 2) Pelatihan dan implementasi program yang akan diberikan kepada
mitra adalah pembuatan kebun Gizi (sayur, buah, ikan dan ternak), Pelatihan pengolahan
makanan bergizi dan pemberian makanan tambahan, 3) Pendampingan dilakukan hingga
kegiatan pengabdian pada masyarakat ini berlangsung selama 8 bulan. Kegiatan
pendampingan yang dilakukan adalah Pemberian makanan tambahan pemulihan bagi anak
gizi kurang/akut, Pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil, pengolahan makanan bergizi
dan pemberian makanan tambahan.
c. Tahap penyusunan laporan
Tahap penyusunan laporan meliputi 1) penyusunan laporan kemajuan apabila
kegiatan sudah tercapai 80 persen yang jadwalnya disesuaikan dengan yang telah ditentukan
2) penyusunan laporan akhir dilakukan setelah seluruh kegiatan pengabdian pada masyarakat
ini selesai, dan 3) penyusunan artikel ilmiah untuk publikasi
Tabel 2. Peran dan tugas dari masing masing anggota tim sesuai dengan kompetensinya
No Nama Pengusul Peran Tugas
1 Neny Laksita Devi Ketua Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan seluruh kegiatan
yang telah direncanakan hingga
kegiatan monev, pelaporan, dan
luaran-luaran yang sudah
ditargetkan
2 Rosieta Anindya Setiawan Anggota 1 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
3 Puji Lestari Anggota 2 Bertanggungjawab terhadap
9
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
4 Amelia Cahya Dewanti Anggota 3 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
5 Agus Zulianto Anggota 4 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
6 Andini Intan Suryoko Anggota 5 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
7 Hervina Isnanti Anggota 6 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
8 Shella Oktavia Cahyaningrum Anggota 7 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
9 Amalia Dhea Pratiwi Anggota 8 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil
10 Dita Putri Anggraeni Anggota 9 Bertanggungjawab terhadap
pelaksanaan cara proses
identifikasi anak dengan
stunting, kebutuan gizi pada
anak dan ibu hamil

INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Para mahasiswa yang dilibatkan dalam kegiatan P2MD ini sebanyak 10 orang berasal dari
berbagai prodi sesuai dengan prodi tim pengusul. Para mahasiswa tersebut selanjutnya ditugaskan
sebagai Pendamping Desa yang akan menjalankan tugasnya selama 8 bulan. Tugas sebagai
Pendamping Desa ini akan direkognisi setara dengan 5 SKS dalam bentuk kegiatan Desa. Adapun
indikator keberhasilan program untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan P2MD dengan
indikator indikat tersebut adalah:

10
a. Perubahan perilaku masyarakat meliputi; 80% kader mampu mendeteksi anak dengan stunting
dengan menggunakan pengukuran atropometri dan 80% kader mampu mendeteksi anak dengan
stunting dengan menggunakan pengukuran atropometri
b. Peningkatan berat badan dan tinggi badan secara berkala
c. Terjalinya kemitran dengan kader PKK dan kader posyandu yang memiliki peran, memantau
kondisi anak dengan stunting, bidan desa sebagai penggerak dan memberdayakan masyarakat
dalam pemantauan angka stunting, dinas kesehatan membuat kebijakan dalam upaya
penanggulangan stunting
d. Rintisan kelembagaan kader stunting yang memiliki peran untuk menjalin komunikasi antara
pihak bidan desa dengan puskemas agar cepat mendapatkan penanangan
e. Dihasilkan rancangan program tindak lanjut pasca P2MD sebagai berikut:
1. Pemberian makanan tambahan (PMT) pada balita dan ibu hamil
2. Pemberian tablet tambah darah atau TTD pada remaja putri dan ibu hamil
3. Peningkatan cakupan imunisasi dasar lengkap pada bayi dan balita
4. Pemberian vitamin A pada balita dan pemberian Zinc pada kasus diare terutama pada ibu
hamil dan balita
f. Pengakuan terhadap kegiatan penuh tersebut adalah 5 SKS yang dapat dikonversi ke mata
kuliah sesuai kebijakan program studi sebagai bentuk structural form atau diakui penuh sebagai
bentuk free form, dengan uraian sebagai berikut.
Tabel 4. SKS yang dikonversi ke Matakuliah
Kegiatan SKS
Hard skill
Merencanakan kegiatan pengabdian (menemukan problem, solusi, metode) 1
Melaksanakan kegiatan pengabdian (memberikan pelatihan, pendampingan, dan 1
pemberdayaan masyarakat)
Menyusun laporan pengabdian (parsial) 1
Menindaklanjuti hasil pengabdian 1
Soft skill penelitian
Integritas, Kemampuan bekerjasama, Kemampuan pengembangan diri 1
Total 5

LUARAN YANG DIHARAPKAN


Luaran wajib dari P2MD adalah:
1. Buku panduan penanggulangan stunting
2. Poster hasil pelaksanaan program P2MD
11
3. Video pelaksanaan kegiatan P2MD
4. Isian profil kegiatan P2MD
Luaran tambahan dari P2MD
1. Artikel ilmiah yang akan di publikasikan dalam jurnal pengabdian masyarakat
2. Publikasi media massa suara merdeka, media sosial ; instagram, facebook, twitter Whatsapp

JADWAL KEGIATAN
Tabel 5. Jadwal kegiatan
Bulan
No Nama Kegiatan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1  Penyusunan rencana kerja tim pelaksana √
 Pengurusan ijin ke Desa Japan Kecamatan
2 √
Tegalrejo Kabupaten Magelang
 Koordinasi dengan pihak kelurahan, desa,
3 dusun dan RT bersama pihak Puskemas dan √
tenaga kesehatan (bidan dan perawat)
4 Sosialisasi deteksi anak stunting √
Sosialisasi pemenuhan kebutuhan gizi ibu
5 √
hamil
Sosialisasi pemberian ASI eksklusif dan
6 √
pengelolaan makanan pendamping ASI
7 Pelatihan deteksi anak stunting √
Pelatihan pemenuhan kebutuhan gizi ibu
8 √
hamil
Pelatihan pemberian ASI Ekslusif dan
9 √
pengolahan makanan pendamping ASI
Pendampingan dalam menejerial wirausaha
9 √
untuk meningkatan kesejahteraan keluarga
10 Pemantauan dan pendampingan kegiatan √
11 Penyelesaian Laporan √

RANCANGAN BIAYA
Tahap ini diawali dengan 1) Kegiatan sosialisasi kepada mitra, perangkat desa, tokoh-tokoh
masyarakat, dan masyarakat umum dan stunting, 2) Pelatihan-pelatihan terkait stunting, dengan
penguatan kelembagaan kader PKK dalam pembinaan kesehatan pencegahan stunting di Kelurahan
12
Japan, Kecamatan Tegalrejo, Kabupaten Magelang kepada masyarakat, pelatihan pengelolaan
makanan sehat bernutrisi, pelatihan menjaga kebersihan dan kesehatan diri, pelatihan menjaga
kebersihan dan kesehatan lingkungan.
Pembiayaan yang diusulkan untuk pelaksanaan kegiatan P2MD ini disusun sebagai berikut:
Tabel 6. Rekapitulasi Rancangan Anggaran Biaya
No Jenis Pengeluaran Rincian (Rp) Jumlah (Rp)
1 Bahan Habis Pakai
Masker 6 box x 40.000 240.000
Hand Sanitizer 20 box x 72.000 1.440.000
Thermo Gun 3 buah x 160.000 480.000
Konsumsi Sosialisasi 40x2 sosialisasi x 10.000 800.000
Konsumsi Pelatihan 40x8 pelatihan x 10.000 3.200.000
Kertas Plano 8x8 lembar x 7500 480.000
Spidol 5 buah x 10.000 50.000
Kertas HVS 2 rim x 40.000 80.000
Transportasi 11x15.000x8 1.320.000
Sabun Cuci Tangan 8 buah x 20.000 160.000
APE Alat Permainan Edukatif 24 paket x 200.000 4.800.000
PMT pemberian makanan tambahan 24x8 paket 100.000 19.200.000
Pengukur tinggi badan anak 3x 150.000 450.000
Timbangan bayi 1x400.000 400.000
Timbangan digital 2x150.000 300.000
ATK 1.630.000
Lain – lain 3.000.000
2 Peralatan Penunjang
Ember cuci tangan 3 buah x 50.000 150.000
3 Lain-Lain
Pembuatan Video Kegiatan 1 video x 200.000 200.000
Pembuatan Poster 4 lembar x 150.000 600.000
Pembuatan banner 1 lembar x 300.000 300.000
Publikasi di media massa 2 media x 100.000 200.000
Publikasi di jurnal ilmiah 1 artikel x 500.000 500.000
Total 39.980.000

13
INSTRUMEN PENDUKUNG
1. Logbook kegiatan dalam sistem P2MD
No. Tanggal Kegiatan Hasil Kendala Paraf

2. Pemutakhiran data dalam 2 bulan pasca program


No. Sasaran 25% 50% 75% 100% Keterangan

DAFTAR PUSTAKA
14
Bawana. Sustainable Development Goals SDGs 2018
Sari, M.I Angraini, D.I & Oktaria, D (2021). Jurnal Pengabdian Kesehatan Masyarakat (JPKM)
Volume 2 , Nomor 1 Mei Tahun 2021
Mareta, R., & Masyitoh, R. F. (2016). Analisis Faktor Yang Mempengaruhi Rendahnya
Cakupan Asi Eksklusif. Jurnal Keperawatan Anak, 3(1), 53–55. Retrieved from
https://jurnal.unimus.ac.id/
Setiana Andarwulan, Retno Setyo Iswati, Tetty Rihardini, & Diva Tresna Anggraini. (2020).
Penerapan Teknologi Deteksi Dini Stunting Sebagai Upaya Peningkatan Status Gizi Anak
Di Kelurahan Siwalankerto Kecamatan Wonocolo Surabaya. JURPIKAT (Jurnal
Pengabdian Kepada Masyarakat), 1(3), 364–374.
https://doi.org/10.37339/jurpikat.v1i3.414
Yekti, R. (2020). SDGs (Sustainable Development Goals) dan 1000 Hari Pertama Kehidupan.
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Indonesia. Retrieved from
http://repository.uki.ac.id/2325/1/SDGs.pdf

15
LAMPIRAN

16
17
18
19
LAMPIRAN 3. SURAT PERNYATAAN PELAKSANA P2MD

20
LAMPIRAN 4. SURAT PERNYATAAN KERJASAMA DENGAN PEMERINTAH DESA

21
LAMPIRAN 5. DENAH LOKASI

Jarak antara Perguruan Tinggi ke lokasi Mitra = 13,9 Km.

22

Anda mungkin juga menyukai