BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.2 Etiologi
1) Fisiologis
c) Disfungsi neuromuskuler
h) Proses infeksi
i) Respon alergi
3
tubuh terhadap suatu zat, mulai dari suhu udara, debu, serbuk
2) Situasional
a) Merokok aktif
b) Merokok pasif
5) Sianosis
8) Dypsnea
11) Orthopneu
12) Gelisah
komplit.
2) Sclerosis multiple
(Mumenthelar, 2006)
3) Myasthenia gravis
echocardiography/TEE)
5
6) Cedera kepala
7) Stroke
2019)
8) Kuadriplegia
6
seluruh organ tubuh lainnya. Bakteri ini dapat masuk melalui saluran
pernapasan dan saluran pencernaan (GI) dan luka terbuka pada kulit.
Tetapi paling banyak melalui inhalasi droplet yang berasal dari orang
M. Leprae dsb. Yang juga dikenal sebagai Bakteri Tahan Asam (BTA).
antaranya:
1) Pecandu alcohol
2) Infeksi HIV
5) Usia lanjut
6) Penyalahgunaan obat
7) Predisposisi genetic
2.2.2 Etiologi
buku ini, hanya akan dikemukakan beberapa hal yang prinsip saja.
Karena asam, secara teoretis BTA belum tentu identik dengan basil
bahwa BTA belum tentu identik dengan basil TB. Mungkin saja,
penyebab Mycobacteriosis.
sudah akan mati bila terkena air bersuhu 100° C. Basil TB juga akan
terbunuh dalam beberapa menit bila terkena alkohol 70%, atau lisol
2.2.3 Patofisiologi
basil yang masih hidup dan sudah mati dikelilingi oleh makrofag yang
dapat juga terjadi dengan infeksi ulang dan aktivasi bakteri. Tuberkel
2.2.4 Pathway
Saluran pernapasan
Suplai O2 menurun
Peningkatan jumlah
Meningkat
secret permeabilitas kalpiler
Demam, mual, muntah
1) Batuk
2) Batuk darah
3) Sesak nafas
4) Nyeri dada
5) Demam
6) Keringat malam
7) Anoreksia
1) Pemeriksaan radiologi
2) Pemeriksaan bakteriologi
3) Pemeriksaan darah
5) Uji tuberculin
Sewaktu (SPS).
berkunjung pertama kali dan pada saat pulang diberi sebuah pot
2) Pemeriksaan penunjang
selesai.
Diberikan untuk :
Danusantoso, 2018)
2.2.8 Penatalaksanaan
(2-3 bulan) dan fase lanjutan (4-7 bulan). Panduan obat yang digunakan
(1) Rifampisin
15
(2) INH
mg/hari.
(3) Pirazinamid
(4) Streptomisin
(5) Etambutol
16
seminggu atau
mg.
(a) Kanamisin
17
(b) Kuinolon
asam klavulanat
yang terjadi dapat ringan dan berat, bila efek samping ringan dan
2.2.9 Komplikasi
3) TB laring
4) Pleuritis Eksudatif
5) Pneumotoraks
7) Abses paru
2.3.1 Pengkajian
18
1) Identitas
a) Identitas Pasien
2013).
2) Riwayat Kesehatan
a) Keluhan Utama
(Muttaqin, 2008).
(1) Batuk
19
(Muttaqin, 2008).
2008).
(Muttaqin, 2008).
(Muttaqin, 2008).
(1) Demam
(Muttaqin, 2008).
paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai seperti
seketika itu juga, apakah gejala timbul secara terus menerus atau
klien pada masa adanya efek samping yang terjadi dimasa lalu.
Adanya alergi obat juga harus ditanyakan serta reaksi alergi yang
6) Riwayat Psiko-Sosio-Spiritual
kapasitas fisik dan intelektual saat ini. Data ini [penting untuk
23
merupakan hal yang penting. Padahal, taraf hidup yang baik amat
7) Pemeriksaan Fisik
ketepatan penilaian.
b) Pemeriksaan Fisik
(a) Palpasi
sakit.
(Muttaqin, 2008).
(b) Perkusi
(c) Auskultasi
meliputi:
kelemaha fisik.
sehat.
(Muttaqin, 2008).
2008).
2008).
(Muttaqin, 2008).
(a) Inspeksi
(b) Palpasi
8) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Dahak
c) Pemeriksaan Biakkan
BTA (-). Kedua, bila ditemukan bakteri asam 1-3 batang pada
saat.
2008).
cara yang dipakai tapi yang paling sering adalah cara dari
tuberculosis (PPD).
etambutol.
SDKI SLKI
meningkat efektif
3) Produksi 3. Monitor adanya
sputum produksi sputum.
menurun catat karakter
4) Suara nafas sputum, jumlah
tambahan sputum serta
menurun adanya
5) Gelisah hemoptysis.
menurun 4. Atur posisi semi-
6) Frekuensi dan fowler atau fowler
pola nafas 5. Ajarkan batuk
membaik efektif serta nafas
7) Sianosis dalam
menurun 6. Lakukan
penghisapan lendir
[SLKI L.01001 – kurang dari 15
hal.18] detik
7. Anjurkan asupan
cairan 2500ml/hari
8. Kolaborasi dengan
tim medis dalam
pemberian :
a. Berikan O2
b. Berikan obat
sesuai indikasi
: agen
mukolitik,
bronkodilator,
jika perlu.
c. Berikan obat
anti-infeksi :
36
OAT
atas.
2015).