Anda di halaman 1dari 12

TINJAUAN TEORITIS 1. A.KONSEP DASAR PENYAKIT 2.

DEFINISI Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh Virus. ( suriadi & Rita, 2006: 135 ) Bronchiolitis adalah penyakit obstruktif akibat inflamasi akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang dari 2 tahun dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan. ( Mansjoer, arif, 2000: 468 ) Bronchiolitis adalah suatu inflamasi infeksi virus pada bronkiolus, yang menyebabkan obstruktif akut jalan nafas dan penurunan pertukaran gas dalam alveoli. ( CPD_ContinuingProfessionalDevelopmentDokterIndonesia, diunduh: Kamis, 29 Juli 2010 ) 2. ETIOLOGI

Bronkiolitis terutama disebabkan oleh Respiratory Syncitial Virus (RSV), 6090% dari kasus, dan sisanya disebabkan oleh virus Parainfluenzae tipe 1,2, dan 3, Influenzae B, Adenovirus tipe 1,2, dan 5, atau Mycoplasma. RSV adalah penyebab utama bronkiolitis dan merupakan satu-satunya penyebab yang dapat menimbulkan epidemi. Hayden dkk (2004) mendapatkan bahwa infeksi RSV menyebabkan bronkiolitis sebanyak 45%-90% dan menyebabkan pneumonia sebanyak 40%. ( Mansjoer, Arif. 2000 : 468 ). 3. P ATOFISIOLOGI Infeksi pernafasan atas oleh Respiratory Synctial Virus ( RSV ) Edema secret atau lender, debris seluller menghambat bronkiolus Bronkiolus konstriksi selama ekspirasi, dan menyebabkan hyperinflasi pada paru Terjadi atelektasis karena obstruksi komplit dan udara tidak teraborbsi Pertukaran gas terganggu atau abnormal Hypoxemia Terjadi asidosis metabolic dan alkalosis respiratorik ringan

Keterangan: Bronkiolitis adalah suatu peradangan yang terjadi dengan adanya edema atau pembengkakan pada mukosa, akumulasi secret atau lendir dan debris seluler yang menyebabkan obstruksi sehingga terjadi penyempitan lumen pada bronkiolus, Dengan adanya obstruksi akan meningkatkan resistensi pada jalan nafas selama inspirasi dan ekspirasi. Terjadinya hyperinflasi pada paru merupakan akibat dari udara yang tidak terabsorbsi oleh karena terjadi konstriksi pada bronkiolus selama ekspirasi. Dengan mekanisme terjadinya konstriksi dimana udara tidak dapat diabsorbsi maka akan terjadinya atelektasis. ( Mansjoer,arif. 2000: 35). 4. MANIFESTASI KLINIS

Mula-mula bayi menderita gejala ISPA atas ringan berupa pilek yang encer dan bersin. Gejala ini berlangsung beberapa hari, kadang-kadang disertai demam dan nafsu makan berkurang. Kemudian timbul distres nafas yang ditandai oleh batuk paroksismal, wheezing, sesak napas. Bayi-bayi akan menjadi rewel, muntah serta sulit makan dan minum. Bronkiolitis biasanya terjadi setelah kontak dengan orang dewasa atau anak besar yang menderita infeksi saluran nafas atas yang ringan. Bayi mengalami demam ringan atau tidak demam sama sekali dan bahkan ada yang mengalami hipotermi. (breathebetter.blogspot.com, diunduh: kamis, 29 Juli 2010 ) Terjadi distres nafas dengan frekuensi nafas lebih dari 60 kali per menit, kadang-kadang disertai sianosis, nadi juga biasanya meningkat. Terdapat nafas cuping hidung, penggunaan otot bantu pernafasan dan retraksi. Retraksi biasanya tidak dalam karena adanya hiperinflasi paru (terperangkapnya udara dalam paru). Terdapat ekspirasi yang memanjang , wheezing yang dapat terdengar dengan ataupun tanpa stetoskop, serta terdapat crackles. Hepar dan lien teraba akibat pendorongan diafragma karena tertekan oleh paru yang hiperinflasi. Sering terjadi hipoksia dengan saturasi oksigen <92% pada udara kamar. Pada beberapa pasien dengan bronkiolitis didapatkan konjungtivitis ringan, otitis media serta faringitis. Ada bentuk kronis bronkiolitis, biasanya disebabkan oleh karena adenovirus atau inhalasi zat toksis (hydrochloric, nitric acids ,sulfur dioxide). ( Mansjoer,arif. 2000: 468 ). 5. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Tes laboratorium rutin tidak spesifik. Hitung lekosit biasanya normal. Pada pasien dengan peningkatan lekosit biasanya didominasi oleh PMN dan bentuk batang. Gambaran radiologik mungkin masih normal bila bronkiolitis ringan. Umumnya terlihat paru-paru mengembang (hyperaerated). Bisa juga didapatkan bercak-bercak yang tersebar, mungkin atelektasis (patchy atelectasis ) atau pneumonia (patchy infiltrates). (pharmachology2000, diunduh: kamis 29 juli 2010). 2. Pada x-foto lateral, didapatkan diameter AP yang bertambah dan diafragma tertekan ke bawah. Pada pemeriksaan x-foto dada, dikatakan hyperaerated apabila kita mendapatkan: siluet jantung yang menyempit, jantung terangkat, diafragma lebih rendah dan mendatar, diameter anteroposterior dada bertambah, ruang retrosternal lebih lusen, iga horisontal, pembuluh darah paru tampak tersebar. Bayibayi dengan bronkiolitis mengalami wheezing untuk pertama kalinya, berbeda dengan asma yang mengalami wheezing berulang. (Mansjoer,arif.2000 :468) 3. Untuk menentukan penyebab bronkiolitis, dibutuhkan pemeriksaan aspirasi atau bilasan nasofaring. Pada bahan ini dapat dilakukan kultur virus tetapi memerlukan waktu yang lama, dan hanya memberikan hasil positif pada 50% kasus. Ada cara lain yaitu dengan melakukan pemeriksaan antigen RSV dengan menggunakan cara imunofluoresen atau ELISA. Sensitifitas pemeriksaan ini adalah 8090%. (pharmachology2000, diunduh: kamis 29 juli 2010). 4. Analisis gas darah ; hiperkarbia sebagai tanda trapping, asidosis metabolic, atau asidosis respiratorik. (Mansjoer,arif. 2000 :468).

1. Medik 6. PENATALAKSANAAN 1) Pemberian oksigen dengan humidifikasi atau terapi aerosol; Ribavirin, Terbutalin Albuterol, dan Aminophillin. 2) Terapi cairan oral ( seperti; pedialyte ) dan parenteral 3) Antibiotik bila sekunder dari infeksi bakteri. (breathebetter.blogspot.com, diunduh: kamis, 29 Juli 2010 ) 1. Keperawatan 1) Kaji tanda- tanda distress pernafasan ( nafas cepat, dyspnea, tarikan dada, cuping hidung, cyanosis) 2) Kaji suara atau bunyi nafas 3) Monitor apnea selama fase akut 4) Kaji saturasi oksigen melalui pulse oximetry 5) Kaji tanda- tanda dehidrasi ( turgor kulit, membrane mukosa, intake cairan, cekung ubun- ubun dan berat badan menurun ). 6) Kaji adanya batuk tidak efektif 7) 8) Kaji system kardiovaskuler, bradikardi, dan hypotensi, nadi cepat dan lemah. Kaji status neurologi: tingkat kesadaran dan tidak ada reflex.

(Suriadi & Rita. 2006 : 35) 7. KOMPLIKASI 1. Atelektasis adalah pengembangan paru-paru yang tidak sempurna atau kolaps paru merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau refleks batuk hilang. 1. Hipoksia yaitu kondisi sindrom kekurangan oksigen pada jaringan tubuh. 2. Gangguan Asam Basa ( asidosis metabolic, alkalosis respiratorik, dan asidosis respiratorik ). ( Suriadi & Rita. 2006:35 ) 2. B. KONSEP TUMBUH KEMBANG BAYI USIA 3-9 BULAN 1. 1. Pertumbuhan (growth) Proses bertambahnya ukuran akibat bertambah banyanya sel- sel dan atau bertambah besarnya sel- sel serta bertambahnya jaringan interseluler. (Wong L. Donna. 2000) 1. 2. Perkembangan (development) Bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan sebagai hasil dari proses pematangan. 1. 3. Faktor Penentu Tumbuh Kembang 1. Faktor Keturunan 2. Faktor Lingkungan

Komplikasi dari bronchiolitis adalah :

Suasana dimana anak berada, lingkunan berfungsi sebagai penyedia kebutuhan dasar anak

1) a) b) c) d) e) 2) a) 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 1) 2) 3) 1) 2) 3) 4) 5) 6) d) 1) 2) 3) 4)

Lingkungan Pranatal (masih dalam kandungan) Imunisasi Stress Gizi Ibu hamil Radiasi Hormon Lingkungan Post Natal Lingkungan biologis Suku bangsa/ Ras Jenis Kelamin Umur Gizi Perawatan terhadap penyakit Penyakit Kronis kesehatan Kepekaan Fungsi metabolisme Cuaca/ Musim Sanitasi Keadaan rumah Stimulasi Motivasi belajar Hukuman Stress Sekolah Cinta dan kasih sayang Faktor Keluarga Pekerjaan Pendidikan Adat Istiadat Jumlah Saudara

Faktor- factor yang mempengaruhi lingkungan prenatal:

Faktor- factor yang mempengaruhi lingkungan post natal

b) Faktor Fisik

c) Faktor Psikososial

5) 6)

Jenis Kelamin Stabilitas Rumah tangga 1. 4. Kebutuhan Dasar Anak

Kebutuhan dasar anak meliputi: 1. Kebutuhan Fisik (asuh) 1) 2) 3) 4) 5) 6) b. 1) 2) 3) 5. 1) 2) Pangan Perawatan Kesehatan Papan Higiene Sanitasi Sandang Kesegaran Jasmani, rekreasi Kebutuhan kasih sayang (Asih) Kehadiran ibu/ Pengganti ibu menjalin rasa aman Kontak fisik/ Kulit/ mata dan psikis sedini mungkin Meliputi Agama, Moral, Etika, Kecerdasan, Kreatifitas, Ketrampilan. (Wong L. Donna.2000) Konsep Tumbuh kembang bayi dari usia 3 sampai 9 bulan adalah: Keseimbangan kepala pada posisi duduk baik Punggung sedikit melengkung, lengkung hanya di daerah lumbal a. Motorik kasar

(Wong L. Donna.2000)

3) Mampu duduk tegak bila disangga 4) Berguling dari telungkup ke sisi lain b. Motorik Halus 1) 2) 3) 4) 5) 1) 2) 3) Melihat dan memainkan tangan Menarik pakaian dan selimut ke atas wajah untuk bermain Mencoba meraih objek dengan tangan tapi melampaui Menggenggam objek dengan kedua tangan Dapat memasukkan objek ke mulut Mampu mengakomodasi objek yang dekat Penglihatan binokuler cukup baik terbentuk Dapat memfokuskan pada blok yang berada pada jarak 1,25 m.

c. Sensori

2a lain yang mengalami sakit saluran pernapasan.


5) b. 1) 2) 3) 4) c. 1) 2) 3) 4) d. 1) 2) 3) 2. Batuk produktif, pernafasan cuping hidung, pernapasan cepat dan dangkal, gelisah, sianosis. Pemeriksaan fisik Demam, takipnea, sianosis, pernapasan cuping hidung Auskultasi paru ronchi basah Laboratorium leukositosis, LED meningkat atau normal Rontgent dada abnormal (bercak, konsolidasi yang tersebar pada kedua paru) Factor fsikologis / perkembangan Toleransi / kemampuan memahami tindakan Koping Pengalaman terpisah dari keluarga / orang tua Pengalaman infeksi saluran pernafasan sebelumnya Pengetahuan keluarga / orang tua Tingkat pengetahuan keluarga tentang penyakit saluran pernapasan Pengalaman keluarga tentang penyakit saluran pernafasan Kesiapan / kemauan keluarga untuk belajar merawat anaknya Diagnosa keperawatan

Usia tingkat perkembangan

a. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan edema dan meningkatnya produksi lender atau secret. ( Suriadi & Rita. 2006:35 ) b. Tidak efektifnya bersihan jalan napas berhubungan dengan obstruksi mekanis, inflamasi, peningkatan sekresi, ketidaknyamanan, kerusakan persepsi dan kognitif, nyeri. c. Resiko tinggi infeksi berhubungan dengan adanya organisme infektif. (Wong. L. Donna.2003;463) d. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan proses infeksi (Suriadi & Rita. 2006; 35) e. Fatigue berhubungan dengan distress pernafasan. (Suriadi & Rita. 2006; 35)

f. Kecemasan keluarga berhubungan dengan penyakit dan atau hospitalisasi anak.(Wong L. Donna. 2003;463)
g. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan meningkatnya metabolisme. h. Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan perawatan di rumah.

(Suriadi & Rita. 2006; 35) 3. a) Intervensi Diagnosa 1

Tujuan : pertukaran gas kembali normal. Kriteria : Klien memperlihatkan perbaikan ventilasi, pertukaran gas secara optimal dan oksigenisasi jaringan secara adekuat Rencana tindakan : 1) Ciptakan lingkungan dengan tinggi kelembabannya dengan cara menempatkan ke dalam tenda lembab atau alat dengan humidifikasi yang dingin. 2) 3) 4) 5) 6) 7) Berikan oksigen melalui sungkup muka, kanule hidung, atau oksigen tenda, sesuai petunjuk. Posisikan anak dengan kepala dan dada lebih tinggi dan leher agak ekstensi. Lakukan fisioterapi dada setiap 4 jam, atau sesuai petunjuk. Berikan bronkodilator sesuai petunjuk Lakukan pengisapan lendir sesuai kebutuhan untuk mengeluarkan secret Berikan obat antivirus sesuai petunjuk.

8) Berikan istirahat yang adekuat dengan mengurangi kegaduhan dan pencahayaan dan berikan kehangatan dan kenyamanan 9) Kaji frekuensi pernafasan anak dan iramanya setiap jam. Jika anak mengalami gangguan pernafasan, auskultasi bunyi nafas, lakukan fisioterapi dada, dan informasikan pengobatan pernafasan. 10) Monitor denyut apikal pada anak; jika mendeteksi adanya takikardia (dasarkan pada usia anak), laporkan pada dokter kejadian tersebut Rasional: 1) Kelembaban yang dingin dari tenda atau Croupette akan membantu mengencerkan lendir dan mengurangi edema bronkiolus 2) Oksigen akan membantu mengurangi kegelisahan berhubungan dengan kesukaran pernafasan dan hipoksia 3) Posisi ini mempertahankan terbukanya jalan nafas dan memudahkan respirasi oleh karena menurnnya tekanan diaphragm 4) Fisoterapi dada membantu menghilangkan dan mengeluarkan mukus yang dapat menghambat jalan nafas yang lebih kecil 5) Walaupun sering digunakan untuk menangani spasme otot, bronkodilator juga secara efektif mengobatan edema bronkiolus 6) Mengeluarkan lendir akan membantu membersihkan bronkiolus, akan meningkat pertukaran gas.

7) Obat anti virus, seperti respiratory syncytial virus immune globulin (RespiGam), digunakan untuk pengobati RSV, ribavirin (Virasole) juga digunakan, walaupun kemanjuran dapat dipertanyakan. 8) 9) b) Meningkatkan istirahat akan mengurangi kesukaran pernafasan yang berhubungan dengan bronkiolitis. Pengkajian yang sering akan menjamin fungsi pernafasan yang adekuat. Diagnosa 2

10) Takikardia dapat disebabkan adanya hipoksia atau pengaruh penggunaan bronkodilator. Tujuan : Bersihan jalan nafas kembali efektif. Kriteria : sekret dapat keluar. Rencana tindakan : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 7) 8) 9) Observasi TTV Kaji frekwensi dan kedalaman gerakan dada Auskultasi daerah paru, catat area penurunan / tidak adanya aliran udara dan bunyi nafas Berikan obat sesuai indikasi Libatkan keluarga dalam setiap tindakan Monitor status respirasi setiap 2 jam, kaji adanya peningkatan pernapasan dan buny napas abnormal. Lakukan suction sesuai indikasi. Beri terapi oksigen setiap 6 jam Ciptakan lingkungan / nyaman sehingga pasien dapat tidur dengan tenang

10) Beri posisi yang nyaman bagi pasien 11) Monitor analisa gas darah untuk mengkaji status pernapasan Rasional: 1) Mengetahui tanda- tanda vital pada anak 2) Takipnoe, pernafasan dangkal, dan gerakan tak simetris sering terjadi karena ketidaknyamanan gerakan dinding dada dan atau cairan paru- paru 3) Penurunan aliran udara terjadi pada area konsolidasi dengan cairan, bunyi nafas bronchial ( normal pada bronchus ) dapat juga terjadi pada area konsolidasi. 4) 5) 6) 7) 8) 9) c) Therapi obat merupakan suatu cara untuk meurunkan spasme bronchus dengan mobilisasi secret Membina hubungan saling percaya Mengetahui tanda- tanda vital pada anak Mengeluarkan secret Memberikan kebutuhan oksigen terhadap tubuh Anak dapat tidur dengan tenang Diagnosa 3

10) Untuk mengkaji status pernapasan Tujuan : Klien tidak menunjukkan tanda- tanda infeksi sekunder

Kriteria : Terjadi penurunan gejala infeksi. Rencana tindakan : 1) 2) 3) 4) 5) 6) 1) 2) 3) 4) 5) 6) d) Ajarrkan mencuci tangan yang baik Isolasi anak sesuai indikasi. Beri antibiotic sesuai ketentuan Berikan diet bergizi sesuai kesukaan anak dan kemauan untuk mengkonsumsi nutrisi Anjurkan fisioterapi dada yang baik Ajarkan anak dan/ atau keluarga tentang manifestasi penyakit Mempertahankan lingkungan aseptik. Mencegah penyebaran infeksi nasokomial Mencegah atau mengatasi infeksi Mendukung pertahanan tubuh alami. Memfasilitasi proses penyembuhan Meningkatkan pengetahuan keluarga Diagnosa 4

Rasional:

Tujuan : Tidak terjadi peningkatan suhu tubuh. Kriteria : Hipertermi/peningkatan suhu dapat teratasi dengan proses infeksi hilang Rencana tindakan : 1) Pertahankan lingkungan yang sejuk melalui penggunaan piyama sinar kuat dan selimut dan pertahankan temperatur ruangan antara 72 dan 75F (22 dan 24 C). 2) 3) 4) 5) Berikan antipiretik sesuai petunjuk. monitor temperatur anak setiap 1 sampai 2 jam bila terjadi peningkatan secara tiba-tiba Berikan antimikroba, jika disarankan Berikan kompres pada anak (98,6 F [37C]) guna menurunkan demam

Rasional: 1) Lingkungan yang sejuk akan membantu menurunkan temperatur tubuh melalui kehilangan panas melalui radiasi. 2) 3) Antipiretika seperti acetaminophen (Tyleno), efektif menurunkan demam Peningkatan temperatur secara tiba-tiba akan mengakibatkan kejang-kejang

4) Antimikroba sesuai dengan petunjuk guna mengobati organisma penyebab. Antibiotik biasanya tidak disarnkan untuk mengobati RSV. 5) e) Kompres air efektif menyebabkan tubuh menjadi dingin melalui peristiwa konduksi. Diagnosa 5

Tujuan : Meningkatkan kebutuhan istirahat anak

Kriteria : Fatigue dapat diatasi dengan berkurangnya distress pernafasan Rencana tindakan : 1) Kaji tingkat kemampuan aktifitas anak 2) Berikan periode istirahat dan hindari hal- hal yang melelahkan anak: sering menangis, frekwensi prosedur 3) 4) 1) 2) 3) Berikan lingkungan yang nyaman dan tenang Atur posis anak yang nyaman dan sesuai kebutuhan Rasional: Memberikan aktifitas pengalihan yang tepat dan sesuai dengan kemampuan kognitif dan kondisi anak Memberikan kenyamanan tidur anak Memaksimalkan istirahat

4) Kegaduhan yang tidak dikehendaki dan aktifitas yang menyebabkan kelelahan pada anak akan meningkatkan terjadinya gangguan pernafasan. f) Diagnosa 6 Tujuan : Menurunnya rasa cemas keluarga. Kriteria : Anak dan orang tua akan berkurang kecemasannya yang ditandai mengekspresikan pemahamannnya tentang kondisi anak Rencana tindakan : 1) Kaji pengetahuan orang tua dan (jika perlu) anak tentang kondisi anak dan program pengobatan yang diberikan. 2) 3) 4) 1) Dorong orang tua tinggal bersama anak Jelaskan semua prosedur sesuai dengan perkembangan anak Berikan dukungan emosional pada orang tua selama tinggal dirumah sakit. Pengkajian sebagai dasar memulai pengajaran.

Rasional : 2) Tinggal bersama dengan anak memungkinkan orang tua memberikan dukungan dan membantu mengurangi kecemasan pada keduanya yaitu anak dan orang tua. 3) Memberikan penjelasan sebelum prosedur dan selama tinggal di rumah sakit akan menurunkan kecemasan akibat kesalahan pemahaman dan kuirangnya pengetahuan. 4) Hospitalisasi menimbulkan krisis situasi. Mendengarkan perhatian orang tua serta perasannnya akan membantu dia untuk menangani krisis yang dialami g) Diagnosa 7 Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi. Kriteria : Klien dapat mempertahankan/meningkatkan pemasukan nutrisi.. Rencana tindakan : 1) Kaji status nutrisi klien

2) 3) 4) 5) 6) 7) 1) 2) 3) 4)

Lakukan pemeriksaan fisik abdomen klien (auskultasi, perkusi, palpasi, dan inspeksi) Timbang BB klien setiap hari. Kaji adanya mual dan muntah Berikan diet sedikit tapi sering Berikan makanan dalam keadaan hangat kolaborasi dengan tim gizi Mengetahui kebutuhan pemenuhan makanan Mengetahui keadaan fisik klien Mengetahui intake yang adekuat atau tidak Mengkaji penyebab mual dan muntah

Rasional :

5) Makan yang sedikit tapi sering memerlukan sedikit pengeluaran energi dan penggunaan pernafasan. Anak makan banyak pada setiap kali makan termasuk makanan kesukaannya. 6) 7) h) Mampu meningkatkan nafsu makan Diet tinggi protein,tinggi kalori diperlukan anak untuk meningkatkan kebutuhan metabolik. Diagnosa 8

Tujuan : Pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya meningkat setelah dilakukan tindakan keperawatan Kriteria : Orang tua klien mengerti tentang penyakit anaknya. Rencana tindakan : 1) 2) Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit anaknya Kaji tingkat pendidikan orang tua klien

3) Ajarkan orang tua dan anak (jika perlu) bagaimana dan kapan pemberian pengobatan, termasuk uraian tentang dosis dan reaksi nya. 4) Jelaskan tanda tanda dan gejala-gejala kesukaran pernafasan dan infeksi, termasuk demam, dispnea, takipnea, perubahan warna sputum, dan adanya wheezing. 5) Ajarkan perlunya menciptakan lingkungan yang lembab dan sejuk., Rasional : 1) Pemahaman diperlukan untuk mempertahankan program pengobatan yang teraur yang dapat membantu orang tua berada dengan anak selama pengobatan. Mengetahui akibat lanjut pengobatan diharapkan orang tua segera meminta bantua seuai kebutuhan. 2) Pengetahuan yang tepat pada orang tua akan memberikan perhatian pada saran dokter saat diperlukan 3) Setelah infeksi,anak akan isitirahat secara teratur merupakan alat untuk kembali pulih dan mencegah kambuhnya infeksi. 4) Pemberian cairan akan mengencerkan lendir. Diet tinggi kalori akan membantu mengembalikan kalori yang diperlukan dalam melawan penyakit. 5) Udara yang lembab membantu mengencerkan lendir. Uidara yang lembab dan sejuk yang berasal dari

tenda yang terpasang pada anak akan menjamin penguapan dan udara yang hangat, yang dapat menyebabkan kebakaran.

4. Evaluasi

Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan Brochiolitis adalah : 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. Pertukaran gas normal. Bersihan jalan napas kembali efektif Intake dan output seimbang Suhu tubuh dalam batas normal Meningkatkan kebutuhan istirahat Menurunnya rasa cemas pada keluarga Kebutuhan nutrisi terpenuhi Pengetahuan keluarga meningkat

Anda mungkin juga menyukai