Anda di halaman 1dari 10

PROPOSAL KEBIDANAN KOMUNITAS

TENTANG PENCEGAHAN STANTING

Dosen Pengampuh : DEWA AYU PUTU MARIANA K, S.Si.T, M.Kes

Oleh :

NAMA : NATALIA I MARTINI

NIM : PO530324019478

TINGKAT : II- B SEMESTER IV

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG PROGRAM STUDI

D-III KEBIDANAN

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan anugerahnya
sehingga penulis dapat Tulisan ini dengan baik.

Saya menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna dan masih banyak terdapat
kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca
untuk makalah ini, supaya tulisan ini nantinya dapat menjadi tulisan yang lebih baik lagi. Kemudian
apabila terdapat banyak kesalahan pada tulisan ini saya mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Kupang, 20 Mei 2021

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR...................................................................................................................2

DAFTAR ISI...............................................................................................................................2

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG.............................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.........................................................................................4
C. TUJUAN..................................................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A. ANALISA MASALAH...........................................................................................5
B. MASALAH .............................................................................................................6
C. PEMECAHAN MASALAH ...................................................................................6
D. TEKNOLOGI TEPAT GUNA ...............................................................................8
E. BENTUK TTG .......................................................................................................8

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN........................................................................................................9
B. SARAN....................................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Masalah gizi merupakan masalah yang sangat komplek karena status gizi dipengaruhi
oleh berbagai faktor baik secara langsung maupun tidak langsung. Riset Kesehatan Dasar
Tahun 2013 menunjukan secara nasional di Indonesia prevalensi berat – kurang
(underweight) menurut BB/U pada anak balita 5,7 % gizi buruk dan 13,9 % gizi kurang.
Menurut hasil South East Asia Nutritions Surveys (Seanuts), stunting di Indonesia
berjumlah 34 %, dan 22, 3 % gizi buruk. Apabila dibandingkan dengan negara-negara di
ASEAN seperti Vietnam, Malaysia, dan Thailand, maka Indonesia jumlah anak-anak
dengan ukuran tubuh pendek diketahui lebih banyak (Seanuts, 2012
Stunting adalah keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE/ mikronutrien),
yang mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu,
gizi selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah,
stunting pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat
memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa
lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit
diperbaiki. Salah satu faktor sosial ekonomi yang mempengaruhi stunting yaitu status
ekonomiorang tua dan ketahanan pangan keluarga.
B. Rumusan Masalah
Analisa situasi dan pemecahan masalah dengan teknologi tepat guna terkait stanting di
NTT
C. Tujuan Progam
Untuk menetahui Analisa situasi dan pemecahan masalah dengan teknologi tepat guna
terkait stanting di NTT.

4
BAB II

PEMBAHASAN
A. Analisa Masalah
Jakarta (15/10) – data Stunting dan Gizi Buruk yang dikeluarkan Dinas Kesehatan
Kabupaten Kupang pada Februari 2020, menyebutkan dari 26.204 balita yang diukur tinggi
dan berat badannya di 24 kecamatan, 7.891 balita di antaranya menderita stunting dan
4.904 balita menderita gizi buruk. Dari jumlah itu, 161 balita stunting dan 168 balita gizi
buruk terdapat di dua desa itu. Sebagai pembandingan, balita stunting di sana pada 2019
berjumlah 216 orang dan gizi buruk sebanyak 79 orang. Kondisi ini yang mendorong PT
Pertamina (Persero) Marketing Operation Region V Jatimbalinus turut mengambil peran
membantu pemerintah setempat menangani masalah ini
Permasalahan gizi buruk atau stunting masih menjadi momok dalam pembangunan
manusia Indonesia. Salah satu provinsi yang memiliki masalah stunting cukup tinggi
adalah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Di NTT, khususnya di Kabupaten Sumba
Barat Daya (SBD) yang termasuk satu dari 100 kabupaten prioritas penanganan stunting,
masih banyak bayi dan balita yang mengalami gizi kurang hingga stunting. Kasus di sana
disebabkan multi faktor yang saling berkaitan, seperti masih minimnya sarana dan
prasarana sanitasi, kurangnya sumber air bersih, kesadaran masyarakat, dan sebagainya.
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK)
Muhadjir Effendy mengatakan, pemerintah sangat menaruh perhatian besar dalam
penanganan stunting ini. Apalagi, Presiden RI Joko Widodo telah mencanangkan target
yang ambisius, yaitu berada di angka 14% pada tahun 2024. Hal tersebut disampaikan
Menko PMK dalam Rapat Koordinasi Rapat Koordinasi Tingkat Menteri Percepatan
Perbaikan Status Gizi Di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT, yang dihadiri oleh
perwakilan Kementerian, Lembaga, dan Pemkab Sumba Barat Daya, dan dilaksanakan
secara virtual, pada Kamis (15/10)"Karena itu, pemerintah berusaha mempercepat
penanganan stunting di Kabupaten Sumba Barat Daya, NTT. Betapa besar perhatian
pemerintah pusat untuk memperhatikan NTT. Kita akan 'keroyok' nanti NTT, khususnya
Sumba Barat Daya, untuk mengentaskan stunting dan meningkatkan tingkat
kesejahteraannya," ujar Menko PMK.

5
Dalam rapat koordinasi, Menko PMK mengatakan, permasalahan sanitasi, imunisasi, dan
pemenuhan sumber air adalah masalah utama mengapa stunting mengakar di Sumba Barat
Daya. Karena itu, sinergitas antar kementerian dan lembaga dalam penanganan stunting ini
sangat diperlukan dalam penanganan stunting ini."Untuk penanganan stunting, perlu
difokuskan di bidang sanitasi, imunisasi dasar, keluarga berencana, pemenuhan air layak
dan lain-lain. Sehingga diperlukan koordinasi dan sinergi antar kementerian dan lembaga
terkait dalam pelaksanaan program dan efisiensi anggaran," jelasnya.
Selain itu, Menko PMK mengatakan, permasalahan stunting juga sangat erat kaitannya
dengan permasalahan di ranah keluarga. Karena itu, edukasi dan sosialisasi kepada
keluarga terkait gizi anak juga penting dilakukan. Dalam hal ini, Menko PMK
mengatakan, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang
menjadi lead untuk melakukan dan sosialisasi stunting di keluarga. Selain itu, dalam
sosialisasi dan edukasi ini juga diperlukan keterlibatan tokoh masyarakat agar sosialisasi
bisa dilakukan dengan maksimal. "BKKBN akan menjadi lead dalam penanganan stunting
dan sebagai integrator di ranah keluarga sesuai dengan arahan Pak Presiden. Selain itu
pelibatan tokoh masyarakat, tokoh adat, dan tokoh agama juga diperlukan untuk
mengedukasi masyarakat tentang penanganan stunting ini di wilayah sasaran," ujarnya.
Dalam rapat koordinasi, ditemukan masalah lain yang perlu ditangani, diantaranya yaitu
administrasi penduduk yang masih bermasalah, pemutakhiran Data Terpadu Kesejahteraan
Sosial (DTKS). Selain itu pelatihan sumber daya manusia untuk sosialisasi hidup sehat dan
penanganan infrastruktur, penggunaan dana desa dan padat karya untuk memaksmialkan
penanganan stunting, dan inovasi juga perlu dilakukan dalam penanganan stunting di
Sumba Barat Daya. Muhadjir berharap, intervensi penanganan stunting yang dilakukan
pemerintah pusat di Kabupaten Sumba Barat Daya akan berhasil dan akan menjadi contoh
dalam penanganan stunting di daerah lainnnya. "Sehingga target kita untuk penanganan
gizi buruk dan stunting bisa kita laksanakan dengan baik, dan kemudian kita rumuskan
sebagai model yang bisa kita replikasikan di kabupaten lain," pungkas Menko PMK.

B. Masalah
Meningkatnya angka stanting di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada tahun2020

6
C. Pemecahan masalah
Kegiatan mulai dari sosialisasi, penyuluhan di posyandu terkait gizi seimbang, pola asuh,
sanitasi, ASI ekslusif, seribu hari pertama kehidupan, dan perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS).

D. Teknologi Tepat Guna


Melakuan timbang berat badan saat melaksanakan jadwal posyandu, mengukur LILA,
mengkur tekanan darah menggunakan tensimeter, mengukur tinggi badan menggunakan
stadiometer, menyusun menu makanan gizi seimbang dengan bahan local seperti daun
kelor, jagung dll.

E. Bentuk TTG
Media yang di gunakan atau teknologi tepat guna yang di gunakan untk mengatasi masalah
stanting di NTT adalah dengan menggunakan leaflet tentang defenisi stanting dan
penyebabnya serta cara mengatasi atau memecahkan masalah stanting.

7
8
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Masalah gizi merupakan masalah yang sangat komplek karena status gizi dipengaruhi
oleh berbagai faktor baik secara langsung maupun tidak langsung. Stunting adalah
keadaan paling umum dari bentuk kekurangan gizi (PE/ mikronutrien), yang
mempengaruhi bayi sebelum lahir dan awal setelah lahir, terkait dengan ukuran ibu, gizi
selama ibu hamil, dan pertumbuhan janin. Menurut Sudiman dalam Ngaisyah, stunting
pada anak balita merupakan salah satu indikator status gizi kronis yang dapat
memberikan gambaran gangguan keadaan sosial ekonomi secara keseluruhan di masa
lampau dan pada 2 tahun awal kehidupan anak dapat memberikan dampak yang sulit
diperbaiki.

B. Saran
Makanlah makanan bergizi seimbang serta memanfaatkan bahan makanan lokal.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.gatra.com/detail/news/468739/kesehatan/ntt-masih-hadapi-masalah-ibu-bayi-dan-
anak- di akses pada tanggal 02 Maret 2021 pukul 22.240

Sumber: https://mediaindonesia.com/nusantara/347725/angka-stunting-dan-gizi-buruk-di-kota-
kupang-melonjak

Sumber: https://mediaindonesia.com/nusantara/356936/mengatasi-stunting-dan-gizi-buruk-di-
ntt-dengan-bernas%3EMengatasi
Winarno G. F. 2018. Tanaman Kelor Nilai gizi, manffat dan potensi Usaha. Jakarta: PT
Grandmedia Pustaka Utama

10

Anda mungkin juga menyukai