Pembimbing:
Disusun oleh:
RSU UKI
FAKULTAS KEDOKTERAN
JAKARTA
2020
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
rahmat dan bimbingan-Nya, penulis dapat menyelesaikan karya tulis dengan judul “Evaluasi
UKI Periode Februari 2018 - April 2020 di Kabupaten Sumedang” sebagai salah satu
M.Kes, selaku pembimbing dan teman sejawat IKM FK UKI yang telah menyediakan waktu,
Penulisan karya tulis ini masih jauh dari sempurna karena penulis menyadari
keterbatasan yang ada. Oleh karena itu, penulis mohon maaf apabila terdapat kekurangan
pada penulisan ini, kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Semoga karya
Penulis
DAFTAR ISI
BAB 1
PENDAHULUAN
Salah satu langkah yang harus dilalui dalam mewujudkan hasil-hasil penelitian yang
lebih mantap dan berguna bagi kebutuhan masyarakat khususnya di bidang kesehatan di
Indonesia adalah melalui kegiatan evaluasi hasil-hasil penelitian. Salah satu kegiatan
penelitian yang telah dilaksanakan oleh Dokter Muda Kepaniteraan Ilmu Kesehatan
Masyarakat (IKM) Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Kristen Indonesia (UKI) adalah
mengenai stunting. Penelitian inidilaksanakan di Kabupaten Sumedang sejak Februari 2018
sampai dengan April 2020 dengan tujuan untuk pencegahan stunting sehingga dapat
menurunkan angka kejadian stunting di Indonesia khususnya di Kabupaten Sumedang. Hal
ini dikarenakan stunting merupakan salah satu target Sustainable Development Goals (SDGs)
yang termasuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan ke-2 yaitu menghilangkan kelaparan
dan segala bentuk malnutrisi pada tahun 2030 serta mencapai ketahanan pangan. Target yang
ditetapkan adalah menurunkan angka stunting hingga 40% pada tahun 2025.1
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan yaitu pada masa 1000 hari pertama
kehidupan (HPK) akibat pemberian makanan yang tidak sesuai dengan kebutuhan gizi. 2
Balita pendek (stunted) dan sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang
badan (PB/U) atau tinggi badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku
WHO-MGRS (Multicentre Growth Reference Study) 2006.3 Sedangkan definisi stunting
menurut Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai Z-scorenya
kurang dari -2SD/Standar Deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely
stunted).4Balita/Baduta (Bayi dibawah usia Dua Tahun) yang mengalami stunting akan
memiliki tingkat kecerdasan tidak maksimal, menjadikan anak menjadi lebih rentan terhadap
penyakit dan di masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktivitas. Pada
akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan
kemiskinan dan memperlebar ketimpangan.3
KPM adalah kader yang berfungsi untuk membantu desa dalam memfasilitasi
pelaksanaan integrasi intervensi penurunanstunting di tingkat desa. Kader tersebut berasal
dari masyarakat sendiri seperti kader Posyandu, guru PAUD, dan kader lainnya yang terdapat
di desa.9Kegiatan pelatihan dan pemberdayaan kader dalam pencegahan dan penatalaksanaan
stunting pada anak dilakukan agar semua kader terpapar mengenai konsep, deteksi dini,
pencegahan dan penatalaksanaan stunting pada anak. Misalnya dalam deteksi dini,
kaderdilatih untuk melakukan penimbangan berat badan dan pengukuran panjang badan atau
tinggi badan anak dengan baik dan benar agar hasil pengukuran yang didapatkan akurat.
Selain itu kader kesehatan juga diharapkan dapat memberikan informasi yang terkait dengan
stunting pada anak kepada masyarakat khususnya orangtua anak, terkait dengan ciri-ciri anak
stunting dan bagaimana upaya untuk pencegahan dan penatalaksanakannya.8
1.2 TUJUAN
2. Sebagai tolak ukur capaian program penelitian stunting dalam pelayanan kesehatan
masyarakat oleh dokter muda Kepaniteraan IKM FK UKI periode Februari 2018 -
3. Untuk mengevaluasi peran serta kader pada program penelitian stunting dalam
1. Pusat Data dan Informasi Kemenkes RI. Situasi Balita Pendek (Stunting) di Indonesia.
Bul Jendela Data dan Inf Kesehat. 2018;53(9):1689–99.
2. Nadhiroh, Siti Rahayu; Ni’mah K. Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian
Stunting pada Balita. Media Gizi Indones [Internet]. 2010;1:13–9. Available from:
https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3117/2264
3. Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan. 100 Kabupaten/Kota Prioritas
untuk Intervensi Anak Kerdil (Stunting). Jakarta Pusat: Sekretariat Wakil Presiden
Republik Indonesia; 2017. 5 p.
4. Kepmenkes 1995/MENKES/SK/XII/2010.
5. World Health Organization. Reducing stunting in children: equity considerations for
achieving the Global Nutrition Targets 2025. 2018;
6. Millennium Challenge Account – Indonesia. Stunting dan masa depan Indonesia.
Jakarta: MCA – Indonesia; 2018.
7. Website Resmi Pemerintah Provinsi Jawa Barat. 13 Kabupaten di Jabar Kasus Stunting
Tinggi [Internet]. 2018 [cited 2020 Apr 22]. Available from:
https://jabarprov.go.id/index.php/news/30750/2018/11/18/13-Kabupaten-di-Jabar-
Kasus-Stunting-Tinggi
8. HENDRAWATI S. Pemberdayaan Kader Kesehatan dalam Pencegahan dan
Penatalaksanaan Stunting pada Anak di Wilayah Kerja Puskesmas Jatinangor.
Dharmakarya. 2018;7(4):274–9.
9. Kementerian PPN/ Bappenas. Pedoman Pelaksanaan Intervensi Penurunan Stunting
Terintegrasi di Kabupaten/Kota. Rencana Aksi Nas dalam Rangka Penurunan Stunting
Rembuk Stunting [Internet]. 2018;(November):1–51. Available from:
https://www.bappenas.go.id