Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN KEGIATAN MINI PROJECT

STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM PENINGKATAN DAN


PENGEMBANGAN SDM KADER SUKMADESI DI PUSKESMAS ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI

Disusun oleh :
dr. Raden Sakya Pradipta Gunadarma

Pembimbing:
dr. Ida Kurniawati

DOKTER INTERNSIP PUSKESMAS ANDONG


PERIODE MEI 2019– MEI 2020

1
BOYOLALI

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Mini Project


Program Internsip Dokter Indonesia
UPT Puskesmas Andong

“STRATEGI REVITALISASI POSYANDU DALAM PENINGKATAN DAN


PENGEMBANGAN SDM KADER SUKMADESI DI PUSKESMAS ANDONG
KABUPATEN BOYOLALI”

Oeh :
dr. Raden Sakya Pradipta Gunadarma

Mengesahkan,
Pembimbing Internsip Puskesmas Andong,

dr. Ida Kurniawati


NIP. 19750227 200501 2 008

2
KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan laporan tugas Mini Project sebagai syarat menjalani Program Internsip
Dokter Indonesia dengan Judul “Strategi Revitalisasi Posyandu Dalam Peningkatan
Dan Pengembangan SDM Kader Sukmadesi Di Puskesmas Andong Kabupaten
Boyolali”.
Laporan ini disusun berdasarkan pada teori-teori dan literatur yang telah kami
dapatkan dari buku pedoman, serta materi-materi. Tak lupa penulis sampaikan
terimakasih kepada UPT Puskesmas Andong selaku wahana program Internsip, dr.
Ida Kurniawati selaku pembimbing Dokter Internsip, dr. Ony Hardoko selaku Kepala
Puskesmas Andong, Ibu Tutik Haryanti, Amd.Keb selaku koordinator UKM
Puskesmas Andong, Ibu Luluk Sundari, SKM. selaku penanggung jawab program
promosi kesehatan Puskesmas Andong, dan seluruh kader di Puskesmas Andong atas
segala dukungan moril maupun materiil sehingga acara Mini Project berjalan lancar
dan tersusunnya laporan ini.
Penulis menyadari, dalam penyusunan laporan ini masih banyak terdapat
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan
kritik yang bersifat membangun. Penulis berharap, semoga laporan ini bermanfaat.

Boyolali, 31 Agustus 2019

Penulis

3
DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................................ i


Halaman Pengesahan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar ...................................................................................................... iii
Daftar Isi............................................................................................................... iv
BAB I. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1. Latar Belakang .......................................................................................... 1
2. Permasalahan ............................................................................................. 4
3. Tujuan ........................................................................................................ 4
4. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 6
1. Posyandu ................................................................................................... 6
2. Pengertian Posyandu .................................................................................. 6
3. Tujuan Penyelenggaraan Posyandu ............................................................. 9
4. Manfaat Posyandu .................................................................................... 10
5. Revitalisasi Posyandu ............................................................................... 11
6. Tujuan Revitalisasi Posyandu ................................................................... 12
7. Sasaran Revitalisasi Posyandu .................................................................. 12
8. PHBS ....................................................................................................... 13
9. PHBS di Rumah Tangga........................................................................... 14
BAB III. METODE PELAKSANAAN ................................................................ 16
1. Tempat dan Waktu .................................................................................. 16
BAB V SIMPULAN DAN SARAN ..................................................................... 17
1. Simpulan .................................................................................................. 17
2. Saran ........................................................................................................ 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
LAMPIRAN ........................................................................................................ 19

4
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Pelatihan dan pembagian buku saku kader

5
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dan terpenting dari

pembangunan nasional. Tujuan diselenggarakannya pembangunan kesehatan

adalah meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi

setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal (Depkes

RI, 2014). Indonesia sehat merupakan visi pembangunan nasional yang

merupakan arah dan tujuan serta serangkaian upaya peningkatan kesehatan

masyarakat. Untuk mewujudkan visi tersebut ditetapkan misi pembangunan

kesehatan antara lain memelihara dan meningkatkan pelayanan kesehatan yang

bermutu, merata dan terjangkau (Depkes RI, 2014).

Keberhasilan pembangunan kesehatan Indonesia tidak terlepas dari

partisipasi aktif masyarakat. Salah satu peran aktif masyarakat dan swasta dalam

penyelenggaran upaya kesehatan masyarakat strata pertama diwujudkan melalui

berbagai upaya yang dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya

kesehatan yang bersumber masyarakat (UKBM). Upaya kesehatan yang

bersumber masyarakat ini telah dikembangkan, salah satunya adalah Posyandu

(Depkes RI, 2014).

Posyandu merupakan wadah untuk mendapatkan pelayanan dasar

terutama dalam bidang kesehatan dan keluarga berencana yang dikelola oleh

6
masyarakat, penyelenggaraannya dilaksanakan oleh kader yang telah dilatih di

bidang kesehatan dan KB, dimana anggotanya berasal dari PKK, tokoh

masyarakat dan pemudi. Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan

masyarakat, oleh sebab itu masyarakat diharapkan aktif membentuk,

menyelenggarakan dan memanfaatkan dengan sebaik- baiknya yaitu dalam

bentuk peran serta atau partisipasi di dalam Posyandu setiap bulan yang

bertujuan untuk meningkatkan status gizi balita (Depkes RI, 2014).

Sejak pencanangan Posyandu di tahun 1986, berbagai hasil telah

dicapai antara lain, angka kematian ibu dan bayi telah berhasil diturunkan dan

umur harapan hidup rata-rata bangsa Indonesia telah meningkat secara bermakna

(signifikan). Jika pada tahun 1995 Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

Kematian Bayi (AKB) masing-masing adalah 373/100.000 kelahiran hidup

(SKRT, 1995) serta 60/1000 kelahiran hidup (Susenas, 1995), maka pada

tahun 2003 AKI turun menjadi 307/100000 kelahiran hidup (SDKI, 2003),

sedangkan AKB turun menjadi 45/1000 kelahiran hidup (SDKI, 2003).

Sementara Umur Harapan Hidup rata-rata meningkat dari 45 tahun 1970 manjadi

66,2%/tahun, pada tahun 2000 (Depkes RI, 2014).

Posyandu merupakan salah satu bentuk peran serta masyarakat yang

strategis dibidang pelayanan kesehatan masyarakat. Kader memegang peranan

yang sangat penting dalam pelaksanaan Posyandu di lapangan sehingga

keberadaannya perlu dipertahankan. Persentase kader aktif nasional adalah

69,2% dan kader drop out sebesar 30,8%. Revitalisasi Posyandu secara nasional

7
di canangkan oleh Mendagri pada tahun 1999 sebagai upaya membangkitkan

kinerja Posyandu termasuk di dalamnya adalah kader (Soekijo, 2007).

Dengan pentingnya upaya Revitalisasi Posyandu dimaksud, mengharapkan

agar jajaran Pemerintah Daerah Propinsi, Kabupaten dan Kota untuk

mensosialisasikan pedoman tersebut serta mengkoordinasikan pelaksanaannya

pada tingkat pengelola dan dengan melibatkan peran serta masyarakat (LSM,

organisasi kemasyarakatan, sektor swasta, dunia usaha, lembaga/negara donor

atau Organisasi Internasional), agar pelaksanaan akselerasi Revitalisasi Posyandu

dapat berlangsung secara optimal (Depkes RI, 2014). Tenaga utama pelaksana

posyandu adalah kader posyandu, yang kualitasnya sangat menentukan dalam

usaha meningkatkan kualitas pelayanan yang dilaksanakan. Dengan demikian,

kemampuan kader harus dikembangkan untuk berpotensi secara maksimal,

dengan bekal pengetahuan dan keterampilan yang disesuaikan dengan tugas

yang diemban dalam mengelola posyandu, agar dapat berperan aktif dalam

meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2014).

Kader sebagai salah satu sub system dalam posyandu yang bertugas untuk

mengatur jalannya program dalam posyandu, kader harus lebih tahu atau lebih

menguasai tentang kegiatan yang harus dijalankan atau dilaksanakan. Banyak

faktor yang mempengaruhi kinerja kader posyandu diantaranya adalah pelatihan,

dan motivasi. (Sulistyorini, 2010).

Berdasarkan data dari Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali Provinsi

Jawa Tengah jumlah Posyandu pada tahun 2019 ada 98 yang terdiri dari

8
Posyandu Pratama 8 (8,1%), Posyandu Madya 26 (26,5%), Posyandu Purnama

28 (28,5%) dan Posyandu Mandiri 36 (36.7%). Sedangkan menurut strata dari

tahun 2019 khusus persentase Posyandu Purnama dan Mandiri baru mencapai

17,34%, angka ini masih jauh dari target yaitu 40%.

2. Permasalahan

Perlunya kader yang aktif dan terlatih disetiap Posyandu dalam

meningkatkan revitalisasi Posyandu sangat berpengaruh terhadap program

revitalisasi Posyandu, sehingga masyarakat akan memanfaatkan pelayanan

Posyandu. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui determin kinerja kader Posyandu

dalam menuju Revitalisasi Posyandu di Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

tahun 2019.

3. Tujuan

Tujuan umum strategi ini adalah diharapkan pemberian penyuluhan dan

buku saku tentang PHBS dapat meningkatkan SDM kader di Puskesmas Andong.

4. Manfaat Penelitian

a. Memberikan masukan bagi Kader Puskesmas Andong tentang pentingnya

PHBS.

9
b. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat tentang manfaat Revitalisasi

Posyandu di Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali.

c. Sebagai usaha meningkatkan strata posyandu.

10
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. POSYANDU

1. Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu)

Posyandu merupakan salah satu bentuk kegiatan dari Lembaga Ketahanan

Masyarakat Desa (LKMD), dimana masyarakat antara lain melalui kader-kader

yagn terlatih dibidang kesehatan menyelenggarakan 5 (lima) program prioritas

secara terpadu pada suatu tempat dan waktu yang telah ditentukan dengan

bantuan pelayanan dari petugas Puskesmas, bagi jenis pelayanan dimana

msayrakat tidak mampu memberikan sendiri.

2. Pengertian Posyandu

Posyandu adalah suatu wadah komunikasi alih teknologi dalam pelayanan

kesehatan mayarakat dari Keluarga Berencana dari masyarakat, oleh masyarakat

dan untuk masyarakat dengan dukungan pelayanan serta pembinaan tehnis dari

petugas kesehatan dan keluarga berencana yang mempunyai nilai strategis untuk

pengembangan sumber daya manusia sejak dini. Yang dimaksud dengan nilai

strategi untuk pengembangan sumber daya manusia sejak dini yaitu dalam

meningkatkan mutu manusia dimasa mendatang dan akibat dari proses

pertumbuhan dan perkembangan manusia ada 3 (tiga) intervensi, yaitu :

11
a. Pembinaan kelangsungan hidup anak (Child Survival) yang ditujukan

untuk menjaga kelangsungan hidup anak sejak janin dalam kandungan ibu

sampai usia balita.

b. Pembinaan perkembangan anak (Child Development) yang ditujukan

untuk membina tumbuh/kembang anak secara sempurna, baik fisik maupun

mental sehingga siap menjadi tenaga kerja tangguh.

c. Pembinaan kemampuan kerja (Employment) yang dimaksud untuk

memberikan kesempatan berkarya dan berkreasi dalam pembangunan bangsa

dan negara.

Agar kegiatan posyandu merupakan kegiatan warga masyarakat

setempat maka kader dan pemuka masyarakat berperan untuk menumbuhkan

kesadaran semua warga agar menyadari bahwa Posyandu adalah milik warga.

Pemerintah khususnya petugas kesehatan hanya berperan membantu (Azwar,

2012).

Dilihat dari indikator-indikator yang ditetapkan oleh Depkes, Posyandu

secara umum dapat dibedakan menjadi 4 (empat) tingkat yaitu : (1) Posyangu

Pratama; (2) Posyandu Madya; (3) Posyandu Purnama dan (4). Posyandu

Mandiri (Depkes RI,2014).

1. Posyandu Pratama

Posyandu Pratama adalah Posyandu yang belum mantap, yang ditandai

oleh kegiatan bulanan Posyandu belum terlaksana secara rutin serta jumlah

kader terbatas yakni kurang dari 5 (lima) orang. Penyebab tidak terlaksananya

12
kegiatan rutin bulanan Posyandu, disamping jumlah kader yang terbatas, dapat

pula karena belum siapnya masyarakat. Intervensi yang dapat dilakukan untuk

perbaikan peringkat adalah memotivasi masyarakat serta menambah jumlah

kader.

2. Posyandu Madya

Posyandu Madya adalah Posyandu yang sudah dapat melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5

orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya masih rendah yaitu

< 50%. Intervensi yang dapat dilakukan untuk perbaikan peringkat adalah

meningkat cakupan dengan mengikut sertakan tokoh masyarakat sebagai

motivator serta lebih menggiatkan kader dalam mengelola kegiatan Posyandu.

3. Posyandu Purnama

Posyandu Purnama adalah Posyandu yang sudah melaksanakan

kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata jumlah kader sebanyak 5

(lima) orang atau lebih. Cakupan utamanya > 50% serta mampu

menyelenggarakan program tambahan seta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh masyarakat yang pesertanya

masih terbatas yakni kurang dari 50% KK di wilayah kerja Posyandu.

4. Posyandu Mandiri

Posyandu Mandiri adalah Posyandu yang sudah dapat

melaksanakan kegiatan lebih dari 8 kali per tahun dengan rata-rata kader

sebanyak 5 (lima) orang atau lebih. Cakupan dari kegiatan utamanya > 50%,

13
mampu menyelenggarakan program tambahan serta telah memperoleh sumber

pembiayaan dari dana sehat yang dikelola masyarakat yang pesertanya lebih

dari 50% KK yang bertempat tinggal di wilayah kerja Posyandu Intervensi

yang dilakukan bersifat pembinaan termasuk pembinaan dana sehat, sehingga

terjamin kesinambungannya.

3. Tujuan Penyelenggara Posyandu

Secara umum tujuan penyelenggara posyandu adalah sebagai berikut (Depkes RI,

2014) :

a. Mempercepat penurunan Angka Kematian Bayi (AKB), anak balita dan

angka kelahiran.

b. Mempercepat penurunan AKI (Angka Kematian Ibu ), ibu hamil dan ibu

nifas.

c. Mempercepat diterimanya Norma Keluarga Kecil Bahagia dan

Sejahtera (NKKBS).

d. Meningkatkan kemampuan masyarakat untuk mengembangkan

kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang sesuai

kebutuhan.

e. Meningkatkan daya jangkau pelayanan kesehatan.

Sasaran dalam pelayanan kesehatan di Posyandu adalah bayi (usia kurang

dari 1 tahun) anak balita (usia 1-5 tahun), ibu hamil, ibu menyusui dan wanita

PUS (pasangan usia subur).

14
4. Manfaat Posyandu

Adapun manfaat dari Posyandu adalah sebagai berikut :

a. Bagi Masyarakat

Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan

pelayanan kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI

dan AKB.

b. Bagi Kader

Pengurus posyandu dan tokoh masyarakat mendapatkan informasi

terdahulu tentang upaya kesehatan yang terkait dengan penurunan AKI

dan AKB.

c. Bagi Puskesmas

Optimalisasi fungsi puskesmas sebagai pusat penggerak

pembangunan kesehatan masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata

pertama.

d. Bagi Sektor Lain

 Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan

masalah sektor terkait, utamanya yang terkait dengan upaya

penurunan AKI dan AKB sesuai kondisi setempat.

 Meningkatkan efesiensi melalui pemberian pelayanan secara

terpadu sesuai dengan terpoksi masing-masing sektor.

15
5. Revitalisasi Posyandu

Revitalisasi Posyandu adalah upaya pemberdayaan kembali Posyandu sebagai

salah satu upaya untuk meminimalisasi dampak krisis ekonomi tahun 1997 pada

penurunan status gizi dan kesehatan ibu dan anak. Revitalisasi Posyandu

diperlukan untuk menunjang program JPSBK baik dalam PMT pemulihan

maupun dalam penemuan sasaran yang berhak dan perlu mendapatkan bantuan

program JPSBK. Upaya revitalisasi Posyandu harus dikembangkan meskipun

krisis sudah teratasi sebagai upaya permanen mempertemukan kebutuhan

masyarakat dengan ketersediaan layanan oleh petugas kesehatan untuk menjaga

keluarga sehat tetap sehat.

Revitalisasi Posyandu adalah sebagai upaya pemenuhan kebutuhan kesehatan

dasar dan peningkatan status gizi masyarakat, yang secara umum terpuruk sebagai

akibat langsung maupun tidak langsung adanya krisis multi dimensi di

Indonesia. Oleh karena itu untuk meningkatkan kemampuan setiap keluarga dalam

memaksimalkan potensi pengembangan kualitas sumber daya manusia, diperlukan

upaya Revitalisasi Posyandu sebagai unit pelayanan kesehatan dasar masyarakat

yang langsung dapat dimanfaatkan untuk melayani pemenuhan kebutuhan dasar

pengembangan kualitas manusia dini, sekaligus merupakan salah satu komponen

perwujudan kesejahteraan keluarga.

16
6. Tujuan Revitalisasi Posyandu

a. Tujuan umum

Meningkatkannya fungsi dan kinerja Posyandu agar dapat memenuhi

kebutuhan tumbuh kembang anak sejak dalam kandungan dan agar

status gizi maupun derajat kesehatan ibu dan anak dapat dipertahankan

dan atau ditingkatkan.

b. Tujuan Khusus

 Meningkatkan kualitas kemampuan dan keterampilan kader

Posyandu b. Meningkatkan pengelolaan dalam pelayanan

Posyandu.

 Meningkatkan pemenuhan kelengkapan sarana, alat dan obat di

Posyandu

 Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan

masyarakat untuk kesinambungan kegiatan Posyandu

 Meningkatkan fungsi pendampingan dan kualitas pembinaan

Posyandu

7. Sasaran Revitalisasi Posyandu

Sasaran kegiatan revitalisasai Posyandu pada dasarnya meliputi

seluruh Posyandu dengan prioritas utama pada Posyandu yang sudah tidak

aktif atau yang berstrata rendah (Posyandu Pratama dan Madya) dan

Posyandu yang ada di daerah yang sebagian besar penduudknya tergolong

miskin.(Depkes RI,2014).
B. PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

1. Pengertian

Beberapa pengertian kaitannya dengan PHBS adalah:

a. Perilaku Sehat adalah pengetahuan, sikap, dan tindakan proaktif untuk

memelihara dan mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri

dari ancaman penyakit, serta berperan aktif dalam Gerakan Kesehatan

Masyarakat.

b. PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran

sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri

di bidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan-kegiatan

kesehatan di masyarakat.

c. Program PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar

bagi perorangan, kelompok dan masyarakat dengan cara membuka jalur

komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi guna

meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku melalui pendekatan

advokasi, bina suasana dan melakukan gerakan pemberdayaan

masyarakat sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

rangka menjaga, memelihara, melindungi, dan meningkatkan

kesehatannya.

ii
2. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Rumah Tangga

PHBS di rumah tangga dilakukan untuk mencapai Rumah Tangga

Sehat. Rumah Tangga Sehat adalah rumah tangga yang melakukan 16 PHBS

di rumah tangga yaitu:

1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan (bidan, dokter, dan

tenaga para medis lainnya).

2. Pemberian ASI Eksklusif pada usia bayi 0-6 bulan.

3. Penimbangan balita setiap bulan atau minimal 8 kali dalam

setahun sampai berusia 60 bulan.

4. Anggota rumah tangga mengkonsumsi aneka ragam makanan

dalam jumlah cukup untuk mencapai gizi seimbang.

5. Aktivitas fisik dilakukan secara terukur minimal 30 menit setiap

hari. Dilakukan 3 – 5 kali seminggu.

6. Tidak merokok yaitu anggota rumah tangga yang merokok di luar

rumah/rumah bebas asap rokok.

7. Cuci tangan dengan sabun sebelum makan dan sesudah BAB.

8. Gosok gigi minimal 2 kali sehari sesudah makan dan sebelum tidur.

9. Tidak minum minuman keras dan tidak menyalah gunakan narkoba.

10. Anggota rumah tangga menjadi anggota JPK (Dana Sehat,

Askes, Jamsostek, KIS (Kartu Indonesia Sehat), BPJS, dll.

11. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan 3 M :

Menguras, Menutup, Mengubur (bak, mandi, tempayan, drum, vas

bunga, dll).

iii
12. Air bersih yaitu anggota rumah tangga menggunakan air bersih

untuk minum, memasak, mandi dan mencuci.

13. Jamban sehat yaitu anggota rumah tangga menggunakan jamban

sehat (leher angsa, septic tank atau jamban cemplung tertutup).

14. Sampah ditampung dan dibuang setiap hari pada tempat yang

memenuhi syarat.

15. Kepadatan hunian yaitu setiap anggota rumah tangga menempati

ruang minimal 9 m2.

16. Lantai rumah yaitu kedap air dan dijaga kebersihannya.

iv
BAB III
METODE PELAKSANAAN

1. Tempat dan Waktu

Saya melakukan penyuluhan keliling di desa desa dengan didampingi oleh

bidan yaitu Desa Sempu, Desa Pakel, Desa Gondang Rawe, Desa Palang Rejo,

Desa Semawung, Desa Kadipaten, Desa Munggur, Desa Pakang, Desa Kunti,

Desa Pranggong, Desa Kedung, Desa Senggrong, Desa Mojo, Desa Kacangan,

Desa Beji, Desa Andong. Waktu pada bulan agustus 2019.

2. Pelaksanaan Kegiatan

Saya melakukan penyuluhan tentang PHBS dengan tujuan agar dapat

meningkatkan strata posyandu melalui kegiatan ini, disini saya juga

membagikan buku saku tentang PHBS.

3. Subjek Kegiatan

Kader Puskesmas Andong Kabupaten Boyolali

v
BAB IV
SIMPULAN DAN SARAN

1. Simpulan

Pada kegiatan yang saya lakukan adalah upaya untuk meningkatan SDM

kader agar dapaet berdampak positif pada peningkatan strata posyandu. Saya

mengambil tema PHBS karena merupakan poin dari penilaian untuk strata

posyandu.

2. Saran

Selalu aktif memberikan pelatihan dan penyuluhan karena kader memiliki

semangat untuk membangun posyandu yang lebih baik.

vi
DAFTAR PUSTAKA

1. Pengembangan Promosi Kesehatan Didaerah Melalui Dana Dekon 2006. Jakarta

: Depkes RI. (2014).

2. Pusat Promosi Kesehatan dalam Pencapaian PHBS. Dibuka pada tanggal 3

september 2019, dari http://www.promosikesehatan.com. (2009).

3. Notoatmojo, Soekidjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta:

Rineka Cipta.

4. Sulistyorini. (2010). Posyandu dan Desa Siaga. Jogjakarta: Nuha Medika.

vii
LAMPIRAN

Saat memberikan penyuluhan kepada para kader dan masyarakat desa Andong

Pembagian buku panduan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rumah tangga

viii

Anda mungkin juga menyukai