Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN PRAKESMAS

EVALUASI PROGRAM INTERVENSI IBU HAMIL KEK

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ILANGATA

KABUPATEN GORONTALO UTARA

OLEH :

AYUB ADII
501170052

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2020

i
LAPORAN PRAKESMAS

EVALUASI PROGRAM INTERVENSI IBU HAMIL KEK

DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ILANGATA

KABUPATEN GORONTALO UTARA

OLEH :

AYUB ADII
501170052

PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN


PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS GORONTALO
TAHUN 2020

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah Yang Maha Esa, atas segala

Kemurahan, Rahmat Serta Hidayah-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan

Kegiatan Praktek Kesehatan Masyarakat (PRAKESMAS) yang dilaksanakan di

Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara, sebagai salah satu persyaratan

mutlak untuk kelulusan Strata S1 Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Universitas Gorontalo.

Tujuan dari Prakesmas ini adalah untuk menambah pemahaman, wawasan,

dan pengalaman. Serta untuk mengaplikasikan teori yang di ajarkan di Kampus

ke dunia kerja yang sesungguhnya.

Dengan begitu penulis jadi tahu bagaimana lingkungan kerja tersebut.

Selama 1 (satu ) bulan kegiatan Prakesmas penulis berkesempatan untuk melakun

beberapa aktivitas pekerjaan Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara.

Karya Tulis Ilmiah ini berbentuk Semi Skripsi berjudul : “EVALUASI

PROGRAM INTERVENSI IBU HAMIL KEK DI PUSKESMAS ILANGATA

KABUPATEN GORONTALO UTARA”.

Tugas akhir ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan

Dalam menyelesaikan Laporan Praktek Kesehatan Masyrakat

(PRAKESMAS) ini penulis tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan

pengarahan dari berbagai pihak baik Orang Tua, Guru, Dosen, Teman-teman yang

mendorong dari belakang, untuk itu penulis mengucapkan rasa hormat dan terima

kasih kepada :

iii
1. Bapak, selaku Rektor Universitas Goronalo dan segenap jajarannya

2. Ibu Dr. Firdaus Ramdhani, S.KM.,M.Si, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat .

3. Ibu Ririn Pakaya, S.KM.,M.Ph, selaku Ketua Program Studi Fakultass

Kesehatan Masyarakat.

4. Ibu Yanti Hz Hano, S.KM.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing

Lapangan yang selalu mendampingi selama kegiatan Prakesmas di

lokasi Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan tugas akhir ini masih banyak

kekurangannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik

yang bersifat membangun dari semua pihak untuk menyempurnakan yang lebih

lanjut. Semoga tugas akhir ini dapat memberikan manfaat bagi penulis pada

khususnya, dan dapat menambah wawasan pembaca pada umumnya.

Gorontalo, November 2020

Penulis

Ayub Adii

iv
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

EVALUASI PROGRAM INTERVENSI IBU HAMIL KEK DI

PUSKESMAS ILANGATA KABUPATEN GORONTALO UTARA

Telah Di Setujui, Diperiksa Dan Dipertahankan Di Hadapan Tim Penguji


Prakesmas Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Gorontalo

Gorontalo, November 2020

Mengetahui
Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Yanti Hz Hano, S.KM.,M.Kes Nizma Alamri, S.KM


NIDN : 093001860 NIP : ………………….

Kepala Puskesmas Ilangata

Rastri NP Wemben, S.KM


NIP. 19810508 200902 2 003

v
DAFTAR TABEL

Sumber Gambar Halaman

Gambar 2.1. Pita LILA (Kemenkes RI, 2013) 10

Gambar 4.1. Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata 18

Gambar 4.2. Proporsi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Di Wilayah Puskesmas

Ilangata Tahun 2019 20

Sumber 4.3. Data Puskesmas Ilangata, Desa Yang Memiliki Ibu Hamil KEK

34

Sumber 4.4. Data Puskesmas Ilangata, Jumlah Ibu Hamil KEK 35

Sumber 4.5. Data Puskesmas Ilangata, Jumlah Intervensi Ibu Hamil KEK, Dari

Bulan Januari 2020 Hingga sampai dengan September 2020 36

vi
DAFTAR GRAFIK
Berdasarkan daftar grafik dibawah ini, Hasil Intervensi Ibu Hamil KEK melalui
penelitian yang dapat di Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata, yang termasuk dari
Bulan Januari s/d Bulan September, yang termasuk dalam 6 Enam Desa

1.
DAFTAR GRAFIK IBU HAMIL KEK

1.

1.
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September

Ilangata Ibarat Datahu Tolango Iloheluma Dudepo

1–2 2–3 3–4 4–5 5-6

vii
DAFTAR SINGKATAN
……………………………………………………………………………………

KEK : Kekurangan Energi Kronis

LILA : Lingkar Lengan Atas

PMT : Pemberian Makanan Tambahan

SDM : Sumber Daya Manusia

KEMENKES : Kementerian Kesehatan

WHO : Word Health Organization

RI : Republik Indonesia

UKP : Unit Kegiatan Perorangan

UKM : Unit Kegiatan Masyarakat

PKM : Puskesmas

viii
DAFTAR ISI
Halaman Depan
Lembar Persetujuan Pembimbing
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Tabel
Daftar Grafik
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
D. Manfaat
BAB II KAJIAN TEORI
A. Definisi
B. Penyebab
C. Urgensi Pokok
D. Prosedur
BAB III METODE
A. Desain Kegiatan
B. Waktu Dan Tempat Kegiatan
C. Alur/Prosedur Pelaksanaan
D. Uraian Pelaksanaan Kegiatan
E. Teknik Pengumpulan Data, Analisis Data
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
C. Hasil Kebaruan Dan Urgensi Pokok Temuan
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
Daftar Lampiran
- Biodata Mahasiswa
- Logbook Kegiatan / Lembar Kegiatan Individual
- Dokumentasi Kegiatan
- Pedoman Wawancara
- Hasil Wawancara / Hasil Output Spss
- Matriks Wawancara / Master Table

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut WHO bahwa Tercapainya kualitas hidup yang baik bagi

keluarga dan masyarakat sangat ditentukan oleh kesehatan ibu dan anak. Ibu

hamil adalah salah satu kelompok yang rawan akan masalah gizi. Organisasi

Kesehatan Dunia (WHO) melaporkan bahwa prevalensi KEK (Kekurangan

Energi Kronik) pada kehamilan secara global 35-75% dimana secara

bermakna tinggi pada trimester ketiga dibandingkan dengan trimester

pratama dan kedua kehamilan. Ibu Hamil merupakan kelompok sasaran

yang perlu mendapat perhatian khusus. (Ilmu et al., 2019).

KEK (Kekurangan Energi Kronis) merupakan salah satu masalah

kekurangan gizi yang diakibatkan oleh asupan makanan tidak seimbang

yang dapat dialami oleh setiap orang bahkan ibu hamil pada masa

kehamilannya (Kemenkes, 2017).

Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu dipersiapkan, dalam

proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan janin. Untuk menunjang dan mempercepat tercapainya

tujuan perbaikan situasi gizi ibu, diperlukan juga upaya pendidikan dan

penyebarluasan informasi kepada pihak yang terlibat langsung maupun

tidak langsung dan tercapai.

1
Status gizi merupakan ukuran keberhasilan dalam pemenuhan nutrisi

untuk ibu hamil. Gizi ibu hamil merupakan nutrisi yang diperlukan dalam

jumlah yang banyak untuk pemenuhan gizi ibu sendiri dan perkembangan

janin yang dikandungnya (Bobak, dkk, 2005). Masa kehamilan merupakan

masa yang sangat menetukan kualitas sumber daya manusia masa depan,

karena tumbuh kembang anak sangat ditentukan kondisinya dimasa janin

dalam kandungan. (Depkes RI, 2007)

Telah banyak penelitian yang membuktikan efektifitas PMT untuk

mengatasi berbagai masalah gizi makro maupun mikro dengan

menggunakan bahan pangan lokal. PMT dalam bentuk biskuit dengan

menggunakan bahan pangan lokal efektif dalam meningkatkan berat badan

ibu hamil KEK (Chandradewi, 2015).

Salah satu indikator pembangunan berkelanjutan 2030 atau yang biasa

disebut dengan Sustainable Development Goals (SDGs) adalah adanya

pelaksanaan kesehatan yang baik. Tujuan dari indikator tersebut yaitu

menjamin kehidupan yang sehat dan mendorong kesejahteraan bagi semua

orang di segala usia. Salah satu target yang bisa menjadi ukuranya adalah

adanya penurunan Angka Kematian Ibu (AKI). (KEK).

Penelitian ini mendeskripsikan Intervensi Ibu Hamil KEK di Wilayah

Kerja Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara, dengan jenis

penelitian secara Kualitatif Deskriptif, serta dengan teknik pengumpulan

data lapangan dengan cara Observasi, Wawancara, Dokumentasi.

2
B. Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam pembahasan ini adalah

untuk mengevaluasi program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis KEK di

Puskesmas Ilangata Tahun 2020.

C. Tujuan

1. Tujuan Umum

Untuk mengevaluasi program Ibu Hamil Kekurangan Energi

Kronis KEK di Puskesmas Ilangata Tahun 2020.

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui input pada program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis KEK di Puskesmas Ilangata.

b. Untuk mengetahui proses pada program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis KEK di Puskesmas Ilangata.

c. Untuk mengetahui output pada program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis KEK di Puskesmas Ilangata.

D. Manfaat

1. Bagi Institusi Tempat PRAKESMAS

a. Menciptakan kerjasama yang saling menguntungkan bagi kedua

belah pihak salah satunya institusi tempat PRAKESMAS.

b. Institusi dapat memanfaatkan tenaga terdidik untuk

diperbantukan dapat hal penyelesaian tugas Puskesmas untuk

kebutuhan unit kerja masing – masing.

c. Mendapatkan masukan dalam pengembangan keilmuan.

3
2. Bagi Program Studi

a. Mendapatkan masukan dalam penyempurnaan kurikulum yang

sesuai dengan kebutuhan kerja.

b. Terbinanya jaringan kerjasama dengan institusi tempat

PRAKESMAS dalam upaya peningkatan keterkaitan substansi

akademik dengan pengetahuan dan keterampilan sumber daya

manusia yang dibutuhkan dalam pembangunan kesehatan

masyarakat.

3. Bagi Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman dan mengetahui langsung kondisi

yang sesungguhnya ada dalam lingkungan kerja.

b. Menambah referensi mahasiswa dalam mengkaji masalah–

masalah kesehatan yang ada.

c. Menjadi Prasyarat mengikuti mata kuliah semester VII dan

bentuk pengabdian masyarakat.

4
BAB II

KAJIAN TEORI

A. Definisi Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi. Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung

menahun (kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan

pada ibu secara relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar, dkk.

2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan

malnutrisi atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau

absolut satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2013).

Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah kekurangan energi

yang memiliki dampak buruk terhadap kesehatan ibu dan pertumbuhan

perkembangan janin. Ibu hamil dikategorikan KEK jika Lingkar Lengan

Atas (LILA) < 23,5 cm (Muliarini, 2015).

Widayanti (2012) menyatakan kehamilan adalah masa seorang wanita

membawa embrio kedalam tubuhnya. Kehamilan merupakan suatu yang

diharapkan oleh seorang ibu, Oleh sebab itu persiapan harus dilakukan

sebaik-baiknya supaya kualitas bayi yang akan dilahirkan juga baik.

Kualitas bayi lahir sangat tergantung pada asupan gizi ibu hamil. Gizi yang

cukup merupakan salah satu faktor pendukung lahirnya bayi sehat dengan

berat badan yang cukup. Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

5
sampai lahirnya janin. Lama kehamilan normal adalah 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Manfaat Gizi

bagi Ibu Hamil dan Bayi :

1. Manfaat bagi ibu hamil

a. Kesehatan ibu saat kehamilan

b. Proses persiapan persalinan

c. Memproduksi ASI

2. Manfaat bagi bayi

a. Pertumbuhan janin

b. Kesehatan janin

c. Pembentukan sel otak

Kehamilan merupakan suatu proses faali yang menjadi awal

kehidupan generasi berikutnya. Salah satu kebutuhan esensial untuk proses

reproduksi sehat adalah terpenuhinya kebutuhan energi, protein,

karbohidrat, vitamin, mineral dan cairan termasuk air serta serat yang

cukup baik kuantitas maupun kualitas, (Kemenkes RI, 2015).

B. Penyebab Ibu Hamil KEK

a. Umur Ibu

Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang

dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia

kurang dari 20 tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih

tinggi. Usia ibu hamil yang terlalu muda, tidak hanya

6
meningkatkan risiko KEK namun juga berpengaruh pada banyak

masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan

Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden

yang berada pada kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami

KEK, dari 37 orang hanya 6 orang (16,2%) yang mengalami KEK.

Ibu dengan kategori umur >35 tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang

(10%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas

yaitu umur ibu dapat mempengaruhi status gizi ibu pada saat hamil.

b. Pendidikan

Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi

terjadinya risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan

dapat menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan

memahami pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang

pendidikan ibu adalah suatu faktor penting yang akan berpengaruh

terhadap status kesehatan dan gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan

Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki

pendidikan SD ke bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi

dibandingkan ibu yang memiliki latar belakang pendidikan SMP ke

atas. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu pendidikan dapat

mempengaruhi terjadinya risiko KEK pada ibu.

7
c. Status Ekonomi

Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan

seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah

daya beli keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang,

berpengaruh terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan

keluarga untuk membeli bahan makanan antara lain tergantung

pada besar kecilnya pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu

sendiri, serta tingkat pengelolaan sumber daya lahan dan

pekarangan (Stephanie dan Kartikasari, 2016).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan

Kartikasari (2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden

yang berpendapatan di atas UMR tidak mengalami KEK, hanya

terdapat 2 orang responden (6,9%) yang berpendapatan di atas UMR

mengalami KEK. Responden yang berpendapatan di bawah UMR

terdapat 5 orang (10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari

penelitian di atas yaitu status ekonomi dapat mempengaruhi risiko

KEK pada ibu hamil.

d. Status Anemia

Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan

yang mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga

mengakibatkan kadar Hb ibu hamil rendah dan dapat

menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan energi kronis.

8
Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr% (Putri,

dkk.,2015).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014)

menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang

anemia dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian

diketahui dari 31 ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian

anemia lebih besar (88,9%) dibandingkan yang tidak anemia

(11,1%). Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu status anemia

pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada ibu hamil.

C. Urgensi Pokok

Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani

melalui berbagai langkah, antara lain :

a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang

berpedoman umum gizi seimbang

b. Hidup sehat

c. Tunda kehamilan.

d. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan

oleh ibu hamil (Supariasa, 2013).

D. Prosedur

Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) adalah kurangnya asupan

energi yang berlangsung lama/kronik dengan timbulnya gangguan

kesehatan pada ibu. Salah satu cara untuk menilai kualitas bayi adalah

9
dengan mengukur berat bayi pada saat lahir. Seorang ibu hamil akan

melahirkan bayi yang sehat bila tingkat kesehatan dan gizinya berada pada

kondisi yang baik. Sampai saat ini masih banyak ibu hamil yang

mengalami masalah gizi khususnya gizi kurang seperti Kurang Energi

Kronis (KEK) dan Anemia gizi. Ibu hamil dengan ukuran Lingkar Lengan

Atas (LILA) < 23,5 cm dinyatakan menderita KEK (Kemenkes RI, 2015).

Cara mengukur LILA pada ibu hamil :

1. Pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan

kiri.

2. Lengan harus dalam keadaan bebas, artinya otot lengan tidak tegang.

3. Alat ukur tidak kusut (permukaan rata).

4. Tetapkan letak bahu dan letak siku tangan.

5. Tetapkan titik tengah lengan atas. Caranya rentangkan pita dari bahu

ke arah siku, tentukan tengah-tengah lengan atas ibu.

6. Lengkarkan pita ukur tepat pada tengah-tengah lengan atas ibu.

7. Bacalah skalanya secara benar. Bila berada di bagian MERAH, maka

ibu tersebut tergolong SANGAT KURUS atau menderita KEK.

10
Gambar 2.1. Pita LILA (Kemenkes RI, 2013)

Produk PMT untuk ibu hamil KEK yang akan diberikan perlu

memperhatikan aspek cita rasa, kepraktisan, daya simpan, kemudahan

dalam penyajian dan mudah mendapatkan bahannya di masyarakat karena

masyarakat sudah mengenalnya. Biskuit merupakan jenis produk yang

dinilai dapat memenuhi persyaratan tersebut sehingga sesuai digunakan

sebagai Makanan tambahan (Candradewi, 2015).

Tujuan Pemberian Makanan Tambahan pada ibu hamil KEK :

1. Memberikan asupan tambahan makanan dalam bentuk paket

pada ibu hamil KEK untuk memperbaiki status gizi.

2. Menanamkan perilaku gizi seimbang pada ibu hamil

dalam pemenuhan kebutuhan gizi.

3. Mendorong peran serta masyarakat untuk secara aktif

mendukung dan melestarikan PMT pada ibu hamil KEK

(Dinkes Kab. Brebes, 2016).

Kemenkes RI (2015) penyediaan PMT dapat berupa pangan lokal atau

pabrikan dan minuman padat gizi. PMT yang dibuat berbasis pangan lokal

dapat berupa makanan selingan padat seperti :

- 200 gr pempek kapal selam dan es kacang merah

- 1 porsi siomay lengkap dan jus jeruk

- 1 porsi bubur kacang hijau dan 2 iris roti tawar

- 1 porsi bubur sagu kenari

11
- 3 buah lontong/arem-arem dan 4 potong tahu goreng.

- 1 porsi panada ikan

- 1 porsi srikaya pandan nangka

- 1 porsi otak-otak panggang

- 1 porsi serabi telur

- 1 porsi bola-bola udang

- 1 porsi bolu kukus

- 1 porsi martabak manis

- 1 porsi kroket kentang

- 1 porsi lumpia tahu

PMT ibu hamil pabrikan mengandung 500 kkal, 15 gram

protein, diberikan selama 90 hari, seperti :

- Biskuit lapis sandwich (100 gram)

- Minuman padat gizi berupa :

Formula susu (susu, gula, minyak, dan mineral mix), Minuman

padat gizi formula non susu (kacang, telur, gula, minyak)

(Kemenkes RI, 2015).

12
BAB III

METODE PENELITIAN

A. DESAIN KEGIATAN

Desain kegiatan yang di gunakan adalah secara Deskriptif Kualitatif

yaitu dengan menggali informasi tentang Intervensi Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis (KEK) di wilayah kerja Puskesmas Ilangata Kabupaten

Gorontalo Utara.

B. WAKTU DAN TEMPAT KEGIATAN

1. Waktu

Kegiatan ini dilaksanakan selama 1 Bulan yaitu pada hari Kamis

tanggal 24 September sampai Kamis 23 Oktober 2020.

2. Tempat Kegiatan

Kegiatan Prakesmas ini dilakukan di Puskesmas Ilangata Kabupaten

Gorontalo Utara.

C. ALUR/PROSEDUR PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan kegiatan prakesmas kami mahasiswa mengikuti

beberapa kegiatan terlebih dahulu seperti pembekalan prakesmas yang

diharapkan melalui kegiatan tersebut mahasiswa memahami apa saja yang

harus dilaksanakan di lapangan.

Dalam tahap pelaksanaan prakesmas tersebut kami juga dibekali

dengan sekian banyak ilmu dan diberikan buku pedoman prakesmas. Dalam

pelaksanaan kegiatan itu mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Gorontalo. Di bagi dalam beberapa kelompok vertical yang

13
bertempat di Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara. Kami

mahasiswa peserta prakesmas yang berjumlah Enam (6) orang ditempatkan

di beberapa bidang yang ada di Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo

Utara yakni, Bidang Gizi, Promkes, Bidang Kesling dan Bidang lainnya.

D. URAIAN PELAKSANAAN

Dalam pelaksanaan ini kami mahasiswa banyak di perbantukan dalam

hal administrasi, pengelolahan data di lapangan.

E. TEKNIK PENGUMPULAN DATA, ANALISIS DATA

Data yang di kumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data

primer penelitian ini adalah data yang di peroleh dari hasil wawancara

secara langsung serta data sekunder adalah data yang di ambil dari instansi

Sumber Daya Manusia bagian Gizi.

Instrumen pada penelitian ini menggunakan pedoman wawancara

yang di gunakan untuk memperoleh informasi dari informan tentang

Program Intervensi Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) yang ada

di wilayah kerja Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara.

14
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

1. Profil Lokasi

a) Puskesmas Ilangata

Puskesmas Ilangata adalah unit pelayanan kesehatan yang

bertanggung jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan

di wilayah kerjanya dan merupakan ujung tombak pelayanan

kesehatan pemerintah yang berfungsi memberikan pelayanan

kesehatan dasar bagi masyarakat. Puskesmas berperan

menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan

kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap

penduduk agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Dengan demikian Puskesmas berfungsi sebagai pusat penggerak

pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan

keluarga dan masyarakat, serta pusat pelayanan kesehatan strata

pertama.

Penyelenggaraan upaya kesehatan Puskesmas Ilangata

terbagi dalam dua kegiatan pokok yaitu Upaya Kesehatan Wajib

(Promosi Kesehatan, Kesehatan Lingkungan, Kesehatan Ibu

Anak dan Keluarga Berencana, Perbaikan Gizi Masyarakat,

Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular serta

Pengobatan) dan Upaya Kesehatan Pengembangan (Kesehatan

15
Sekolah, Perkesmas, Kesehatan Gigi dan Mulut, Upaya

Kesehatan Jiwa, Kesehatan Usia Lanjut, Pengobatan

Tradisional), Dalam menyelenggarakan upaya kesehatan wajib

dan upaya kesehatan pengembangan harus menerapkan asas

penyelenggaraan Puskesmas secara terpadu yaitu asas

pertanggung jawaban wilayah, pemberdayaan masyarakat,

keterpaduan dan rujukan.

Pembangunan Kesehatan merupakan upaya untuk

memenuhi salah satu hak dasar rakyat yang sangat fundamental,

oleh karenanya diharapkan setiap program pemerintah yang

terkait dengan program pembangunan kesehatan dapat

memberikan kontribusi yang positif terhadap tercapainya nilai-

nilai dasar pembangunan kesehatan.

Untuk keberhasilan pembangunan kesehatan,

penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan harus berangkat dari

masalah dan potensi daerah, peran masyarakat dalam

pembangunan kesehatan semakin penting. Masalah kesehatan

perlu diatasi oleh masyarakat sendiri dan Pemerintah. Selain itu

banyak permasalahan kesehatan yang wewenang dan tanggung

jawabnya berada diluar sektor kesehatan. Untuk itu perlu adanya

kemitraan antar berbagai pelaku pembangunan kesehatan.

Pemberdayaan masyarakat pada hakekatnya adalah melibatkan

masyarakat untuk aktif dalam pengabdian masyarakat, aktif

16
dalam pelaksanaan advokasi kesehatan, serta aktif dalam

mengkritisi didalam pelaksanaan upaya kesehatan.

b) Visi dan Misi Puskesmas Ilangata

1) Visi

Mewujudkan Masyarakat Sehat dan Produktif

2) Misi

(a) Memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan

professional

(b) Meningkatkan peran serta masyarakat dalam

pembangunan berwawasan kesehatan

(c) Meningkatkan kerjasama lintas sector dan lintas

program

(d) Memasyarakatkan pola hidup bersih dan sehat

c) Maksud Dan Tujuan

Secara garis besar tujuan dari Penyusunan Profil

Kesehatan Puskesmas Ilangata Tahun 2019 ini adalah untuk

memberikan sajian data dan informasi kesehatan sebagai bagian

dari sistem informasi kesehatan guna memberikan bahan

masukan dalam pengambilan kebijakan pembangunan

kesehatan.

Tujuan Penyusunan Profil Kesehatan Puskesmas Ilangata

Tahun 2019 adalah :

1) Menyajikan data umum wilayah

17
2) Menyajikan data sumber daya kesehatan

3) Menyajikan data program kesehatan dalam indikator

standar pelayanan minimal

d) Gambaran Umum Puskesmas Ilangata

(a Keadaan Geografi

Gambar 4.1

Peta Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata

18
Wilayah kerja puskesmas ilangata mempunyai batas –

batas wilayah sebagai berikut :

a) Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gorontalo

b) Sebelah Selatan berbatasan dengan wilayah kerja

Puskesmas Ponelo

c) Sebelah Timur berbatasan dengan wilayah kerja

Puskesmas Anggrek

d) Sebelah Barat berbatasan dengan wilayah kerja

Puskesmas Monano

(b Iklim

Sebagaimana pada umumnya Kabupaten Gorontalo

Utara yang merupakan daerah tropis yang terdapat 2 musim

yaitu musim penghujan yang berlangsung dari bulan

Desember sampai bulan Maret dan musim kemarau yang

19
berlangsung dari bulan Juni sampai bulan September, iklim ini

bergantian dalam keadaan normal setiap 6 bulan. Suhu rata –

rata 28o – 32o Celcius dengan curah hujan rata – rata 128,75

mm dan rata – rata hari hujan 187 hari hujan per tahun.

Kelembaban rata – rata 70% - 90 %. Demikian juga kondisi

iklim di wilayah Puskesmas Ilangata.

(c Kependudukan

Kebijakan kependudukan diarahkan kepada

pembangunan sumber daya manusia yang berciri mandiri

untuk melanjutkan pengembangan kualitas dan peningkatan

mobilitas dengan tetap memberikan dukungan terhadap

pengendalian jumlah, struktur, komposisi serta pertumbuhan

dan persebaran penduduk yang ideal, melalui upaya

pengendalian kelahiran, menekan angka kematian dan

meningkatkan kualitas program keluarga berancana. Selain

suku asli terdapat suku lain yang telah lama menetap,

diantaranya suku Jawa, Bugis, dan Minahasa.

Gambar 4.2
Proporsi Penduduk menurut Jenis Kelamin
Wilayah Puskesmas Ilangata Tahun 2019

Laki - Laki
4,464 4,533
Perempuan

20
Total Jumlah Penduduk = 8997 Jiwa,

Jumlah Penduduk Laki-laki = 4533 Jiwa

Jumlah Penduduk Perempuan = 4464 Jiwa

Jumlah Kepala Keluarga = 2579 KK

(d Agama

Mayoritas pemeluk agama di Wilayah Puskesmas

Ilangata adalah Islam dengan persentase 89,5 % .

(e Tugas Pokok dan Fungsi Struktur Organisasi

Tugas Pokok Puskesmas adalah Pelaksana Pemberian

pelayanan kesehatan tingkat pertama dalam upaya

mengakselerasikan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat

yang optimal dalam rangka pembangunan SDM menuju

masyarakat sehat 2019 sebagai bagian tak terpisahkan dari

upaya menuju Kabupaten Gorontalo Utara Sehat, Cerdas,

Kreatif dan Berwawasan lingkungan menuju Masyarakat yang

Sejahtera dan Mandiri.

1) Fungsi Puskesmas Ilangata sebagaimana Keputusan

MenKes No. 128 tahun 2004 adalah sebagai berikut :

a) Pusat pembangunan wilayah berwawasan kesehatan

21
b) Pusat pemberdayaan masyarakat

c) Pusat pelayanan kesehatan masyarakat primer

d) Pusat pelayanan kesehatan perorangan primer

2) Selanjutnya Susunan Organisasi Puskesmas Ilangata sebagai

berikut :

a) Kepala Puskesmas :

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Puskesmas :

(1) Bertanggung jawab atas seluruh kegitan Puskesmas

(2) Memimpin pelaksanaan tugas pokok dan fungsi

Puskesmas

(3) Membina kerajasama karyawan/ karyawati dalam

pelaksanaan tugas sehari-hari

(4) Melakukan pengawasan melekat bagi seluruh

pelaksanaan kegiatan program dan pengelolaan

keuangan

(5) Mengadakan koordinasi dengan Kepala Kecamatan

dan Lintas Sektoral dalam upaya pembangunan

kesehatan di wilayah kerja

(6) Menjalin kemitraan dengan berbagai pihak dan

masyarakat dalam rangka peningkatan derajat

kesehatan masyarakat

(7) Menyusun perencanaan kegiatan Puskesmas dibantu

oleh staf puskesmas

22
(8) Memonitor dan mengevaluasi kegiatan Puskesmas

(9) Melaporkan hasil kegiatan program ke Dinas

Kesehatan baik berupa laporan rutin maupun khusus

(10) Membina petugas dalam meningkatkan mutu

pelayanan

(11) Melakukan supervise dalam pelaksanaan kegiatan di

Puskesmas induk, Pustu, Puskesling, Polindes dan di

Masyarakat

b) Kepala tata Usaha

Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Tata Usaha :

(1) Melaksanakan pengelolaan ketatausahaan

(2) Penyusunan rencana program dan anggaran

(3) Pelayanan Umum dan kepegawaian sesuai tugas

teknis organisasi

(4) Pengendalian dan pengawasan, evaluasi dan

pelaporan

c) Unit Kesehatan Keluarga

Tugas Pokok dan Fungsi kesehatan keluarga :

(1) Melaksanakan Pelayanan Kesehatan bagi Ibu dan

Anak

(2) Maksanakan kegiatan pemeriksaan/pembinaan

kepada ibu hamil, ibu bersalin, ibu nifas, ibu

menyusui, bayi dan balita.

23
(3) Melaksanakan kegiatan pelayanan dan konseling

Keluarga Berencana.

(4) Melaksanakan pemantauan dan pembinaan Status

Gizi Masyarakat

(5) Melaksanakan Kewaspadaan dan Penanggulangan

KLB Gizi

(6) Melaksanakan kegiatan lapangan dalam kegiatan

Posyandu, Pembinaan kader kesehatan dan dukun

bayi.

(7) Membantu Kepala Puskesmas dalam menyusun

rencana kegiatan.

(8) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat

laporan kegiatan.

d) Unit Pelayanan Medis

Uraian tugas pokok dan fungsi Yan Medis :

(1) Melaksanakan tugas pelayanan kepada pasien

Puskesmas.

(2) Melaksanakan Perawatan pasien rawat jalan di

Puskesmas.

(3) Melaksanakan Pelayanan Kegawat daruratan di

Puskesmas.

(4) Membantu manajemen dalam pelaksanaan tugas

pokok dan fungsi Puskesmas.

24
(5) Membina petugas dalam meningkatkan mutu

pelayanan (QA).

(6) Membantu manajemen melakukan supervisi dalam

pelaksanaan kegiatan di Puskesmas induk, Pustu,

Poskesdes, Posyandu dan di Masyarakat.

(7) Menyusun laporan bulanan.

e) Unit Kesehatan Lingkungan

Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi Petugas Hygiene

Sanitasi (Kesehatan Lingkungan) :

(1) Membuat perencanaan kegiatan Kesling (Kesehatan

Lingkungan).

(2) Melaksanakan Pemantauan dan Pembinaan Sanitasi

Perumahan.

(3) Melaksanakan pembinaan dan pemeriksaan TTU

(Tempat-Tempat Umum).

(4) Melaksanakan Peningkatan pengetahuan . kemauan

dan kemandirian masyarakat dalam pengembangan

sanitasi dasar.

(5) Melaksanakan Penyuluhan kesehatan lingkungan

bersama dengan petugas lintas program dan lintas

sektoral terkait.

(6) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan

kesling.

25
f) Unit Promosi Kesehatan

Uraian tugas pokok dan fungsi petugas Promosi

Kesehatan :

(1) Mengkoordinir kegiatan promosi kesehatan,

penyuluhan kesehatan (PKM) dan peningkatan peran

serta masyarakat (PSM).

(2) Melakukan pendataan Peminaan dan upaya-upaya

dalam peningkatan PHBS (Perilaku Hidup Bersih

Sehat) baik untuk individu, kelompok, institusi,

sekolah maupun masyarakat

(3) Mendorong dan Mengembangkan Peran aktif

masyarakat dalam pembangunan kesehatan

(4) Mendorong dan mengembangkan UKBM.

(5) Membina dan mengembangkan Usaha Kesehatan

sekolah

(6) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat

pelaksanaan kegiatan.

(7) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan

PKM dan PSM.

g) Unit laboratorium

Tugas dan Fungsi Laboratorium :

(1) Melaksanakan pemeriksaan Penunjang Diagnostik

TB dan Malaria

26
(2) Melaksanakan laboratorium Sentinel untuk TB

(3) Melaksanakan pencatatan dan pelaporan kegiatan

Laboratorium

h) Unit Perawatan Kesehatan Masyarakat dan Kesehatan

Kerja

Tugas Pokok Dan Fungsi Perawatan Kesehatan

Masyarakat dan Kesehatan Kerja :

(1) Melaksanakan Pembinaan Kesehatan Masyarakat

Beresiko

(2) Melaksanakan Pembinaan, pemeriksaan Kesehatan

dilingkungan Kerja baik formal maupun informal

i) Unit P2 - PL

Tugas Pokok Dan Fungsi P2 – PL :

(1) Mengkoordinir kegiatan pemberantasan penyakit

menular dan tidak menular, yang

(2) meliputi kegiatan P2TB, P2 Malaria, P2 DBD, P2

Diare, P2 ISPA, P2 Kusta, P2 TM, serta penyakit

potensial wabah lainnya.

(3) Mengumpulkan data kegiatan pemberantasan

penyakit menular dan tidak menular.

(4) Mengkoordinir kegiatan surveilans pemberantasan

penyalit dan mendeteksi adanya

(5) KLB (Kejadian Luar Biasa).

27
(6) Mengkoordinir laporan kegiatan pemberantasan

penyakit menular dan tidak menular, laporan adanya

KLB (W1), laporan PE dan laporan W2 (Laporan

Penyakit Potensial Wabah).

j) Unit Farmasi

Tugas dan Fungsi Farmasi :

(1) Bertanggung jawab atas kegiatan pelayanan di

apotek.

(2) Melaksanakan pelayanan pemberian obat di apotek.

(3) Mencatat petugas gudang obat dalam memonitor

obat di apotek (LPLPO).

(4) Bertanggung jawab terhadap gudang obat dalam

memonitor obat di Pustu dan Polindes dan

Puskesling.

(5) Membantu Kepala Puskesmas dalam membuat

perencanaan kebutuhan obat Puskesmas.

2. Hasil Temuan

Berdasarkan kerangka pemikiran yang digunakan, maka

wawancara dalam laporan magang ini diarahkan ke dalam tiga

variabel yakni Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil KEK,

langkah-langkah Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil KEK,

dan Tujuan pencapaian pada hasil intervensi Ibu Hamil KEK dan

28
tujuan untuk mengetahui bagaimana Evaluasi Program Intervensi Ibu

Hamil Kek Di Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata Kabupaten

Gorontalo Utara.

1) Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil KEK

Evaluasi Program Intervensi Ibu Hamil Kek Di Wilayah

Kerja Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara. Diangkat

sesuai dengan pelaksanaan program yang sudah ada Puskesmas

Ilangata dalam program-program Intervensi Ibu Hamil Kek Di

Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata dan kegiatan tersebut

dilaksanakan pada setiap bulan. Hal ini sesuai dengan penjelasan

informan sebagai berikut :

a) Siapa saja Sumber Daya Manusia (SDM), yang terlibat

dalam Pelaksanaan Program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis (KEK)?

- Sumber Daya Manusia (SDM), yang terlibat dalam

pelaksanaan program ibu hamil dalam petugas gizi

dan petugas bidan.

b) Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM),

dari segi jumlah?

- Dalam petugas pelayanan kesehatan sangat

memenuhi dalam petugas gizi maupun petugas

bidan.

29
c) Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM),

dari segi Kualifikasi dan Kemampuan?

- Ketersediaan dalam pelayanan kualifikasi dan

kemampuan dalam petugas gizi maupun petugas

bidan sangat memenuhi dalam pelayanan dan

semua memiliki S.Tr.

d) Menurut Ibu, Apakah ketersediaan Sumber Daya Manusia

(SDM), mencakup sebagai tenaga pelaksana, tiap kegiatan

program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), di

Wilayah Kerja Puskemas Ilangata?

- Pelaksana tiap kegiatan program sangat mencapai

pada tujuan dan cukup tersedia dalam pelayanan.

2) Langkah-langkah Pelaksaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil

KEK

a) Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Program Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronis (KEK), yang harus di lakukan?

- Dalam pelaksanaan yang akan dilakukan dengan

adalah ada 2 cara yaitu pemeriksaan petugas bidan

dan

 Petugas Gizi, dan kita melakukan

pemeriksaan dengan cara memakai LILA, dan

Hamil kita lakukan konseling dan kita

memberikan makanan tambahan untuk ibu

30
hamil seperti Biscuat Sandwitch atau susu ibu

hamil.

 Petugas Bidan mereka menemukan ibu hamil

kek mereka memberikan Vitamin dan Tablet.

b) Apakah Hambatan yang di hadapi dalam melakukan

Kegiatan Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK),

Jika Ya? Bagaimana Cara Mengatasi?

- Ya. Karena hambatan yang dihadapi pada ibu hamil

kek, biasa kami melakukan konseling tetapi tidak

ada peningkatan, atau tingkat ACU, pada

pemberian pengetahuan dari tenaga pelayanan

kesehatan.

3) Tujuan pencapaian pada hasil intervensi Ibu Hamil KEK

a) Menurut ibu apa yang menjadi kriteria keberhasilan

program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)?

- Kriteria Keberhasilan adalah saat melahirkan dia

tak mengalami Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR),

dan tidak Perdarahan.

b) Bagaimana pendapat ibu tentang hasil capaian tiap

kegiatan program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis

(KEK), yang telah dilaksanakan pada tahun 2020?

- Perlu meningkatkan pemantauan ibu hamil KEK di

dalam tiap bulan.

31
c) Apakah hasil capaian tiap kegiatan sudah sesuai dengan

target yang telah di rencanakan?

- Dalam pelaksanaan kegiatan intevensi ibu hamil

KEK belum mencapai target, tetapi kami selalu

berusaha untuk mencapai target.

(Informan)

B. Pembahasan

Pemanfaatan pelayanan kesehatan adalah hasil dari proses pencarian

pelayanan kesehatan oleh sesorang atau kelompok. Model sistem kesehatan

(Health system model) yang berupa model kepercayaan kesehatan. Model

ini terdapat 3 kategori utama dalam pemanfaatan pelayanan kesehatan, yaitu

faktor predisposisi, faktor pendukung dan faktor kebutuhan (Notoatmodjo,

2014).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator

keberhasilan pelayanan kesehatan di suatu negara. Kematian ibu hamil

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor sosial, faktor budaya dan

faktor ekonomi. Kemiskinan masyarakat akan membawa kemiskinan

pengetahuan dan informasi.

Menurut World Health Organization (WHO), persentase tertinggi

penyebab kematian ibu adalah perdarahan (28%) dan infeksi, yang dapat

disebabkan anemia dan kekurangan energi kronis (KEK). Di berbagai

negara kejadian ini berkisar kurang 10% sampai hampir 60%

(Prawirohardjo, 2006).

32
Kontribusi dan terjadinya KEK pada ibu hamil akan mempengaruhi

tumbuh kembang janin antara lain dapat meningkatkan resiko terjadinya

berat bayi lahir rendah (BBLR). Ibu hamil dengan KEK memiliki resiko

kesakitan yang lebih besar terutama pada trimester III kehamilan sehingga

dapat mengakibatkan kelahiran BBLR.

Kehamilan usia remaja sangat berisiko karena kondisi ibu masih

dalam pertumbuhan sehingga asupan makanan lebih banyak dibutuhkan

oleh tubuhnya sendiri, sedangkan janin yang dikandungnya juga

memerlukan masukan gizi yang tinggi, selain itu perkembangan fisik juga

belum sempurna termasuk organ reproduksi.

Status gizi adalah ekspresi dari keadaan seimbang dalam bentuk

variabel tertentu atau perwujudan dari nutrisi dalam bentuk variabel tertentu

(Supriasa, 2002). Status gizi ibu hamil adalah suatu keadaan keseimbangan

atau perwujudan nutrisi pada ibu hamil.

Status kesehatan dan gizi ibu kemungkinan sangat berpengaruh

terhadap nafsu makannya. Kehamilan dengan jarak yang pendek dengan

kehamilan sebelumnya (kurang dari 2 tahun) dapat mempengaruhi status

gizi ibu hamil terutama dalam pola pemilihan makanan. Paritas dimana

kehamilan memerlukan tambahan zat gizi utuk meningkatkan jumlah sel

darah merah, membentuk sel darah merah janin dan plesent. Makin sering

seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan akan makin banyak.

Kehilangan cadangan zat gizi tubuh sehingga ibu akan kekurangan zat gizi,

dan usia hamil, usia mudah perlu tambahan gizi yang banyak karena selain

33
di gunakan untuk pertumbuhan dan perkembengan diri sendiri juga berbagi

dengan janin yang di kandung.

C. Hasil Kebaruan dan Urgensi Pokok Temuan

Berdasarkan hasil penelitian melalui permasalahan diatas tersebut,

Hasil Intervensi Program Ibu Hamil KEK dalam jangkah waktu < 1 bulan

dari bulan September sampai dengan Oktober di wilayah kerja Puskesmas

Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara :

Berdasarkan permasalahan diatas tersebut, Hasil Intervensi Program

Ibu Hamil KEK di Desa sebagai berikut :

Desa

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Ilangata 9 17.6 17.6 17.6

Ibarat 8 15.7 15.7 33.3

Datahu 8 15.7 15.7 49.0

Valid Tolango 9 17.6 17.6 66.7

Iloheluma 9 17.6 17.6 84.3

Dudepo 8 15.7 15.7 100.0

Total 51 100.0 100.0

Sumber 4.3. : Data Puskesmas Ilangata, Desa Yang Memiliki Ibu Hamil KEK

34
Berdasarkan permasalahan diatas tersebut, Hasil Intervensi Program

Ibu Hamil KEK dengan berjumlah sebagai berikut :

Jumlah Ibu Hamil KEK

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

1 19 37.3 37.3 37.3

2 15 29.4 29.4 66.7

3 8 15.7 15.7 82.4

Valid
4 8 15.7 15.7 98.0

5 1 2.0 2.0 100.0

Total 51 100.0 100.0

Sumber 4.4. : Data Puskesmas Ilangata, Jumlah Ibu Hamil KEK

35
Berdasarkan permasalahan diatas tersebut, Hasil Intervensi Program

Ibu Hamil KEK dalam bulan Jauari s/d September sebagai berikut :

Bulan

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Percent

Januari 3 5.9 5.9 5.9

Februari 6 11.8 11.8 17.6

Maret 6 11.8 11.8 29.4

April 6 11.8 11.8 41.2

Mei 6 11.8 11.8 52.9


Valid
Juni 6 11.8 11.8 64.7

Juli 6 11.8 11.8 76.5

Agustus 6 11.8 11.8 88.2

September 6 11.8 11.8 100.0

Total 51 100.0 100.0

Sumber 4.5. : Data Puskesmas Ilangata, Jumlah Intervensi Ibu Hamil KEK

Urgensi Pokok

Kehamilan merupakan permulaan suatu kehidupan baru-suatu periode

pertumbuhan. Nutrisi merupakan satu dari banyak faktor yang ikut

mempengaruhi hasil akhir kehamilan. Status nutrisi dipengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kemiskinan, kurang pendidikan, lingkungan yang

buruk, kebiasaan makan, dan kondisi kesehatan yang buruk akan terus

berpengaruh pada status gizi dan pertumbuhan dan perkembangan janin

(Bobak, 2004).

36
BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditetapkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Peran kader kesehatan saat posyandu di wilayah Kerja Puskesmas

Ilangata Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara yakni

melakukan persiapan kegiatan Posyandu seperti menyiapkan

timbangan bayi, KMS, dan alat pengukur lingkaran kepala dan lingkar

lengan serta alat peraga dan merangsang agar para ibu-ibu datang ke

Posyandu maka para kader terlebih dahulu mengundang ibu-ibu.

2. Peran kader kesehatan di luar Posyandu dalam peningkatan status

gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Ilangata Kecamatan Anggrek

Kabupaten Gorontalo Utara meliputi kegiatan memindahkan catatan

hasil pelaksanaan Posyandu dalam KMS ke dalam buku register atau

buku bantu kader, melakukan evaluasi hasil kegiatan dan

merencanakan kegiatan dari posyandu yang akan datang,

melaksanakan penyuluhan kelompok maupun individu dengan cara

mengunjungi rumah ibu yang memiliki masalah tentang status

gizi balita sehingga mereka akan memeriksakan balitanya ke

Posyandu.

37
B. Saran

Sehubungan dengan kesimpulan di atas dapat diberikan saran sebagai

berikut :

1. Diharapkan para kader kesehatan dapat berperan aktif dalam

meningkatkan status gizi balita di wilayah kerja Puskesmas Ilangata

Kecamatan Anggrek Kabupaten Gorontalo Utara.

38
DAFTAR PUSTAKA

Ilmu, F., Universitas, K., Minggu, P., Selatan, J., Tambahan, P. M., Hamil, S.,

Food, S., On, M., Weight, B., Among, G., & Energy, C. (2019). Pemberian

Makanan Tambahan dan Susu Terhadap Penambahan Berat Badan Pada Ibu

Hamil KE (Kekurangan Energi Kronis) di Tangerang Tahun 2018. 79–85.

Prima, J. K., Badan, B., Lila, D. A. N., & Hamil, I. B. U. (2019). Giving Biscuit
Based On Local Food To Increase Weight And Upper Arm. 13(1), 32–40.

Nomor, V. X. (2019). Kurang Energi Kronis Di Wilayah Kerja Puskesmas

Ibrahim Adjie Kota Bandung Tahun 2018. XIII, 40–46.

Energi, K., Kek, K., Hamil, I. B. U., & Wilayah, D. I. (2019). Faktor – faktor

yang berhubungan dengan kekurangan energi kronik (kek) ibu hamil di wilayah

kerja puskesmas rowosari semarang. 8(1), 562–571.

Hani, U., & Rosida, L. (2018). Gambaran Umur dan Paritas pada Kejadian KEK.

Journal of Health Studies, 2(1), 103–109. https://doi.org/10.31101/jhes.438

Simpang, P., Kota, T., & Tahun, P. (2019). Jurnal Ibu dan Anak. Volume 7,

Nomor 1, Mei 2019 17. 7, 17–23.

39
HASIL WAWANCARA

1) Pelaksanaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil KEK

Evaluasi Program Intervensi Ibu Hamil Kek Di Wilayah Kerja

Puskesmas Ilangata Kabupaten Gorontalo Utara. Diangkat sesuai dengan

pelaksanaan program yang sudah ada Puskesmas Ilangata dalam program-

program Intervensi Ibu Hamil Kek Di Wilayah Kerja Puskesmas Ilangata

dan kegiatan tersebut dilaksanakan pada setiap bulan. Hal ini sesuai dengan

penjelasan informan sebagai berikut :

a) Siapa saja Sumber Daya Manusia (SDM), yang terlibat dalam

Pelaksanaan Program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)?

- Sumber Daya Manusia (SDM), yang terlibat dalam pelaksanaan

program ibu hamil dalam petugas gizi dan petugas bidan.

b) Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), dari segi

jumlah?

- Dalam petugas pelayanan kesehatan sangat memenuhi dalam

petugas gizi maupun petugas bidan.

c) Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), dari segi

Kualifikasi dan Kemampuan?

- Ketersediaan dalam pelayanan kualifikasi dan kemampuan

dalam petugas gizi maupun petugas bidan sangat memenuhi

dalam pelayanan dan semua memiliki S.Tr.

d) Menurut Ibu, Apakah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM),

mencakup sebagai tenaga pelaksana, tiap kegiatan program Ibu Hamil

40
Kekurangan Energi Kronis (KEK), di Wilayah Kerja Puskemas

Ilangata?

- Pelaksana tiap kegiatan program sangat mencapai pada tujuan

dan cukup tersedia dalam pelayanan.

2) Langkah-langkah Pelaksaan Kegiatan Intervensi Ibu Hamil KEK

a) Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis (KEK), yang harus di lakukan?

- Dalam pelaksanaan yang akan dilakukan dengan adalah ada 2

cara yaitu pemeriksaan petugas bidan dan

 Petugas Gizi, dan kita melakukan pemeriksaan dengan

cara memakai LILA, dan Hamil kita lakukan konseling

dan kita memberikan makanan tambahan untuk ibu hamil

seperti Biscuat Sandwitch atau susu ibu hamil.

 Petugas Bidan mereka menemukan ibu hamil kek mereka

memberikan Vitamin dan Tablet.

b) Apakah Hambatan yang di hadapi dalam melakukan Kegiatan Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), Jika Ya? Bagaimana Cara

Mengatasi?

- Ya. Karena hambatan yang dihadapi pada ibu hamil kek, biasa

kami melakukan konseling tetapi tidak ada peningkatan, atau

tingkat ACU, pada pemberian pengetahuan dari tenaga

pelayanan kesehatan.

3) Tujuan pencapaian pada hasil intervensi Ibu Hamil KEK

41
a) Menurut ibu apa yang menjadi kriteria keberhasilan program Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK)?

- Kriteria Keberhasilan adalah saat melahirkan dia tak

mengalami Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), dan tidak

Perdarahan.

b) Bagaimana pendapat ibu tentang hasil capaian tiap kegiatan program

Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), yang telah dilaksanakan

pada tahun 2020?

- Perlu meningkatkan pemantauan ibu hamil KEK di dalam tiap

bulan.

c) Apakah hasil capaian tiap kegiatan sudah sesuai dengan target yang

telah di rencanakan?

- Dalam pelaksanaan kegiatan intevensi ibu hamil KEK belum

mencapai target, tetapi kami selalu berusaha untuk mencapai

target.

(Informan)

42
PEDOMAN WAWANCARA

A. Input

1. Siapa saja Sumber Daya Manusia (SDM), yang terlibat dalam

Pelaksanaan Program Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) ?

2. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), dari segi

jumlah ?

3. Bagaimana ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), dari segi

Kualifikasi dan Kemampuan ?

4. Menurut Ibu, Apakah ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM),

mencakup sebagai tenaga pelaksana, tiap kegiatan program Ibu Hamil

Kekurangan Energi Kronis (KEK), di Wilayah Kerja Puskemas

Ilangata?

B. Proses

1. Bagaimana Pelaksanaan Kegiatan Program Ibu Hamil Kekurangan

Energi Kronis (KEK), yang harus di lakukan.

2. Apakah Hambatan yang di hadapi dalam melakukan Kegiatan Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), Jika Ya? Bagaimana Cara

Mengatasi?

C. Output

1. Menurut ibu apa yang menjadi kriteria keberhasilan program Ibu

Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK) ?

43
2. Bagaimana pendapat ibu tentang hasil capaian tiap kegiatan program

Ibu Hamil Kekurangan Energi Kronis (KEK), yang telah dilaksanakan

pada tahun 2020 ?

3. Apakah hasil capaian tiap kegiatan sudah sesuai dengan target yang

telah di rencanakan ?

44
BIODATA MAHASISWA
Data Personal
Nama : AYUB ADII
NIM : 501170052
Jumlah SKS yang telah lulus : 102
Tahun Akademik : 2017
Data Institusi PRAKESMAS
Nama Institusi : UNIVERSITAS GORONTALO
Unit Kerja : PUSKESMAS ILANGATA
Alamat : ILANGATA
Bidang Konsentrasi Prakesmas dan Pembimbing
Bidang Konsentrasi : Administrasi Kebijakan Kesehatan
Pendamping Lapangan : Nizma Alamri, S.KM
Dosen Pembimbing : Yanti Hz Hano, S.KM,.M.Kes

Limboto, ….. November 2020

Dosen Pembimbing Pendamping Lapangan

YANTI HZ HANO, S.KM.,M.Kes NIZMA ALAMRI, S.KM


NIDN : 0930018601 NIP :

Mengetahui,
Ketua Program Studi

RIRIN PAKAYA, S.KM.,M.Ph


NIDN : 927058904

45
MATRIKS HASIL WAWANCARA
(Master Tabel)

Indicator : Pemegang Program


Dimensi : Proses (Prosedur Intervensi IBU HAMIL KEK)

N
INFORMASI PERTANYAAN JAWABAN KESIMPULAN
O

Siapa saja Sumber Daya Puskesmas


Sumber Daya Manusia (SDM),
Manusia (SDM), yang maupun sector
yang terlibat dalam
Fatra S.K terlibat dalam desa semua
1 pelaksanaan program ibu hamil
Nadi, AMG Pelaksanaan Program Ibu terlibat karena
dalam petugas gizi dan petugas
Hamil Kekurangan kekurangan
bidan.
Energi Kronis (KEK)? tenaga

Kekurangan
Bagaimana ketersediaan Dalam petugas pelayanan
tenaga
Fatra S.K Sumber Daya Manusia kesehatan sangat memenuhi
2 kesehatan
Nadi, AMG (SDM), dari segi dalam petugas gizi maupun
dalam program
jumlah ? petugas bidan.
GIZI

Ketersediaan dalam pelayanan


Bagaimana ketersediaan
kualifikasi dan kemampuan Kekurangan
Sumber Daya Manusia
Fatra S.K dalam petugas gizi maupun tenaga kualitas
3 (SDM), dari segi
Nadi, AMG petugas bidan sangat memenuhi dalam program
Kualifikasi dan
dalam pelayanan dan semua Gizi
Kemampuan ?
memiliki S.Tr.

46
Menurut Ibu, Apakah

ketersediaan Sumber Kekurangan

Daya Manusia (SDM), tenaga karena

mencakup sebagai tenaga Pelaksana tiap kegiatan melihat dengan

Fatra S.K pelaksana, tiap kegiatan program sangat mencapai pada kualitasnya
4
Nadi, AMG program Ibu Hamil tujuan dan cukup tersedia pelayanan

Kekurangan Energi dalam pelayanan tenaga

Kronis (KEK), di kesehatan

Wilayah Kerja Puskemas sangat kurang

Ilangata?

4 Fatra S.K Bagaimana Pelaksanaan Dalam pelaksanaan yang akan Petugas

Nadi, AMG Kegiatan Program Ibu dilakukan dengan adalah ada 2 kesehatan

Hamil Kekurangan cara yaitu pemeriksaan petugas dalam

Energi Kronis (KEK), bidan dan penanggung

yang harus di lakukan? - Petugas Gizi, dan kita jawab UKP,

melakukan pemeriksaan yang selalu

dengan cara memakai LILA, memonitoring

dan Hamil kita lakukan pada tugasnya

konseling dan kita

memberikan makanan

tambahan untuk ibu hamil

seperti Biscuat Sandwitch

atau susu ibu hamil.

- Petugas Bidan mereka

menemukan ibu hamil kek

47
mereka memberikan Vitamin

dan Tablet.

Ya. Karena hambatan yang


Apakah Hambatan yang
dihadapi pada ibu hamil kek,
di hadapi dalam Penting
biasa kami melakukan
melakukan Kegiatan Ibu perrhatian
Fatra S.K konseling tetapi tidak ada
5 Hamil Kekurangan dalam
Nadi, AMG peningkatan, atau tingkat ACU,
Energi Kronis (KEK), pemberian
pada pemberian pengetahuan
Jika Ya? Bagaimana gizinya.
dari tenaga pelayanan
Cara Mengatasi?
kesehatan.

Menurut ibu apa yang Kriteria Keberhasilan adalah Masyarakat

menjadi kriteria saat melahirkan dia tak penting untuk


Fatra S.K
6 keberhasilan program Ibu mengalami Berat Bayi Lahir mematuhi
Nadi, AMG
Hamil Kekurangan Rendah (BBLR), dan tidak proses

Energi Kronis (KEK)? Perdarahan. prosedurnya.

Bagaimana pendapat ibu

tentang hasil capaian tiap


Tenaga
kegiatan program Ibu Perlu meningkatkan
Fatra S.K kesehatan selalu
7 Hamil Kekurangan pemantauan ibu hamil KEK di
Nadi, AMG memantau ibu
Energi Kronis (KEK), dalam tiap bulan.
hamil KEK
yang telah dilaksanakan

pada tahun 2020?

8 Fatra S.K Apakah hasil capaian tiap Dalam pelaksanaan kegiatan Hasil tujuan

Nadi, AMG kegiatan sudah sesuai intevensi ibu hamil KEK belum mencapai

dengan target yang telah mencapai target, tetapi kami sukses 80%

48
selalu berusaha untuk
di rencanakan?
mencapai target.

49
DOKUMENTASI

Dokumentasi : Wawancara Bersama Penanggungjawab UKP Bidang GIZI

Dokumentasi : Saat Pemberian Materi GIZI pada Anak dan Ibu Hamil

Dokumentasi : Usai Pemaparan Hasil Masalah di Lapangan Kerja

50

Anda mungkin juga menyukai