Anda di halaman 1dari 18

LEMBAR TUGAS KELOMPOK

APLIKASI PENERAPAN 5 MEJA POSYANDU DAN


POSBINDU

Disusun untuk Memenuhi Penilaian Tugas Mata Kuliah Keperawatan


Komunitas III

Dosen Fasilitator:
Ns. Yoga Kertapati, S.Kep., M,Kep., Sp.Kep.Kom

Oleh Kelompok 5
1. Farida Ayu Isdyaputri 1510014
2. Irwan Bahari Rizkillah 1510025
3. Mahkda Anjani Putri 1510030
4. Novelda Febriyanti 1510037
5. Tyas Solit Naomiyah 1510053

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN HANG TUAH SURABAYA
TAHUN 2018

1
LEMBAR PERNYATAAN

Dengan ini kami menyatakan bahwa:


1. Kami mempunyai copy dari makalah ini yang bisa dicetak ulang jika lembar
tugas kelompok yang dikumpulkan rusak
2. Lembar tugas kelompok ini adalah hasil karya sendiri dan bukan merupakan
karya orang lain kecuali yang telah dituliskan dalam referensi yang sudah
dilakukan paraphrase

Jika dikemudian hari terbukti adanya ketidak jujuran akademik, kami bersedia
mendapatkan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Surabaya, 9 September 2018

NO NAMA NIM TANDA TANGAN

1. Farida Ayu 1510014

2. Irwan Bahari 1510025

3. Mahkda Anjani 1510030

4. Novelda F. 1510037

5. Tyas Solit N. 1510053

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat, dan karunia-Nya,
penulis dapat menyelesaikan Lembar Tugas Kelompok yang berjudul “Aplikasi
Penerapan 5 Meja Posyandu dan Posbindu”. Tugas ini disusun untuk memenuhi
salah satu syarat dalam penilaian tugas mata kuliah Keperawatan Komunitas III.
Penulis mengucapkan terimakasih pada semua pihak yang telah membantu dalam
proses penyelesaian tugas ini. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Ketua STIKES Hang Tuah Surabaya, Ibu Wiwiek Liestyaningrum, M.Kep
yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas kepada kami untuk
mengikuti dan menyelesaikan pendidikan di Program Studi Ilmu
Keperawatan.
2. Kepala Prodi S1 Keperawatan, Ibu Puji Hastuti, S.Kep., Ns., M.Kep yang
telah memberi kesempatan untuk mengikuti dan menyelesaikan program studi
S1 Keperawatan
3. Dosen PJMK, Bapak Yoga Kertapati, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep.Kom,
selaku penanggung jawab mata kuliah Keperawatan Komunitas III di Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya yang telah bersedia
mengorbankan waktu dan pikirannya untuk bimbingannya dalam
penyelesaian makalah ini.
4. Dosen Fasilitator Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Hang Tuah Surabaya yang
turut membantu dalam penyusunan makalah ini.
5. Rekan-rekan satu kelompok dan seangkatan Program Studi S-1
Keperawatan , yang banyak membantu dalam penyusunan makalah ini.
Peneliti menyadari bahwa Lembar Tugas Kelompok ini memiliki banyak
kekurangan dan jauh dari sempurna oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik
dan saran yang membangun sebagai perbaikan yang berkelanjutan. Akhir kata,
penulis berharap Lembar Tugas Kelompok ini dapat memberi manfaat bagi semua
pihak.

Surabaya, 9 Setember 2018


Penulis
DAFTAR ISI

2
COVER................................................................................................................... i
LEMBAR PERNYATAAN................................................................................... ii
KATA PENGANTAR........................................................................................... iii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iv

BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.................................................................................................. 1
1.2 Rumusan masalah...............................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................... 2
1.3 Manfaat Penulisan............................................................................................. 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep 5 Meja Posyandu
2.1.1 Pengertian Posyandu
2.1.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posyandu
2.1.3 Kegiatan Posyandu
2.1.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posyandu
2.2 Konsep 5 Meja Posyandu Lansia
2.2.1 Pengertian Posyandu Lansia
2.2.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posyandu Lansia
2.2.3 Kegiatan Posyandu Lansia
2.2.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posyandu Lansia
2.3 Konsep 5 Meja Posbindu
2.3.1 Pengertian Posbindu
2.3.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posbindu
2.3.3 Kegiatan Posbindu
2.3.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posbindu

BAB 1
PENDAHULUAN

3
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.4 Konsep 5 Meja Posyandu


2.4.1 Pengertian Posyandu
Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber
Daya Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh,

4
untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan
kesehatan, guna memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes, 2011).
Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu adalah suatu upaya
mensinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat meliputi
perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan
kesejahteraan sosial. UKBM adalah wahana pemberdayaan masyarakat,
yang dibentuk atas dasar kebutuhan masyarakat, dikelola oleh, dari, untuk
dan bersama masyarakat, dengan bimbingan dari petugas Puskesmas, intas
sektor dan lembaga terkait lainnya (Depkes, 2011).

2.4.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posyandu


1. Tujuan Posyandu
Menurut Sulistyorini (2011) tujuan penyelenggaraan Posyandu adalah
sebagai berikut:
a. Menurunkan Angka Kematian Bayi (AKB), Angka Kematian Ibu
(ibu hamil, melahirkan, dan nifas). AKI dsn AKB masih cukup
tinggi meskipun dari tahun ketahun sudah dapat diturunkan,
b. Membudayakan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia
Sejahtera),
c. Meningkatkan peran serta dan kemampuan masyarakat untu
mengembangkan kegiatan kesehatan dan Keluarga Berenacana
(KB) serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk tercapainya
masyarakat sehat sejahtera,
d. Posyandu berfungsi sebagai Wahana Gerakan Reproduksi Keluarga
Sejahtera, Gerakan Ketahanan Keluarga dan Gerakan Ekonomi
Keluarga Sejahtera,
e. Menghimpun potensi masyarakat untuk berperan serta secara aktif
meningkatkan kesejahteraan ibu, bayi, dan balita dan keluarga serta
mempercepat penurunan angka kematian ibu, bayi dan balita.

2. Sasaran Posyandu
Sasaran utama pelayanan Posyandu adalah kelompok-kelompok
rentan yakni ibu hamil, ibu menyusui bayi dan balita. Oleh sebab itu

5
pelayanan Posyandu mencakup pelayanan-pelayanan: kesehatan ibu
dan anak, imunisasi, gizi, penanggulangan diare, dan keluarga
berencana. Tujuan dikembangkan Posyandu sejalan dengan tujuan
pembangunan kesehatan (Depkes, 2009).
3. Manfaat Posyandu
a. Bagi Masyarakat
Menurut Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) manfaat posyandu
bagi masyarakat adalah:
1) Memperoleh kemudahan untuk mendapatkan informasi dan
pelayanan kesehatan bagi anak balita dan ibu,
2) Pertumbuhan anak balita terpantau sehingga tidak menderita
gizi kurang atau gizi buruk,
3) Bayi dan balita mendapatkan kapsul vitamin A,
4) Memperoleh penyuluhan kesehatan yang berkaitan tentang
kesehatan ibu dan anak,
5) Apabila mendapat kelainan pada anak balita, ibu hamil, ibu
nifas menyusui dapat segera diketahui dan dirujuk ke
puskesmas,
6) Dapat berbagi pengetahuan dan pengalaman tentang ibu dan
anak balita.
b. Bagi Kader
Karwati, Pujiati, dan Mujiwati (2011) mengidentifikasi manfaat
Posyandu bagi kader antara lain:
1) Mendapatkan berbagai informasi kesehatan lebih dahulu dan
lebih lengkap,
2) Ikut berperan secara nyata dalam perkembangan tumbuh
kembang anak balita dan kesehatan ibu,
3) Menjadi panutan karena telah mengabdi demi pertumbuhan
anak dan kesehatan ibu.
c. Bagi Puskesmas
Menurut Meilani, Setiyawati, Estiwidani, dan Sumarah (2009)
manfaat posyandu bagi puskesmas adalah:

6
1) Optimalisasi fungsi Puskesmas sebagai pusat penggerak
pembangunan berwawasan kesehatan, pusat pemberdayaan
masyarakat, pusat pelayanan kesehatan strata pertama,
2) Dapat lebih spesifik membantu masyarakat dalam pemecahan
masalah kesehatan sesuai kondisi setempat,
3) Meningkatkan efesiensi waktu, tenaga, dan dana melalui
pemberian pelayanan terpadu.

2.4.3 Kegiatan Posyandu


Menurut Depkes RI (2011), kegiatan Posyandu terdiri dari kegiatan
utama dan kegiatan pengembangan atau pilihan. Secara rinci kegiatan
utama Posyandu adalah sebagai berikut:
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
1) Ibu Hamil
Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu hamil mencakup:
a) Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan,
pengukuran tekanan darah, pemantauan nilai status gizi
(pengukuran lingkar lengan atas), pemberian tablet besi,
pemberian imunisasi Tetanus Toksoid, pemeriksaan tinggi fundus
uteri, temu wicara (konseling) termasuk Perencanaan Persalinan
dan Pencegahan Komplikasi (P4K) serta KB pasca pesalinan yang
dilakukan oleh tenaga kesehatan dibantu oleh kader. Apabila
ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
b) Untuk lebih meningkatkan kesehatan ibu hamil, perlu
diselenggarakan Kelas Ibu Hamil pada setiap hari buka Posyandu
atau pada hari lain sesuai dengan kesepakatan.

2) Ibu Nifas dan Menyusui


Pelayanan yang diselenggarakan untuk ibu nifas dan menyusui
mencakup:
a) Penyuluhan/konseling kesehatan, KB pasca persalinan, Inisiasi
Menyusui Dini (IMD) dan ASI eksklusif dan gizi,
b) Pemberian 2 kapsul vitamin A warna merah 200.000 SI (1 kapsul
segera setelah melahirkan dan 1 kapsul lagi 24 jam setelah
pemberian kapsul pertama),

7
c) Perawatan payudara,
d) Dilakukan pemeriksaan kesehatan umum, pemeriksaan payudara,
pemeriksaan tinggi fundus uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia
oleh petugas pemeriksaan payudara, pemeriksaan tinggi fundus
uteri (rahim) dan pemeriksaan lochia oleh petugas kesehatan.
Apabila ditemukan kelainan, segera dirujuk ke Puskesmas.
3) Keluarga Berencana (KB)
Pelayanan KB di Posyandu yang dapat diberikan oleh kader adalah
pemberian kondom dan pemberian pil ulangan. Jika ada tenaga
kesehatan Puskesmas dapat dilakukan pelayanan suntikan KB dan
konseling KB. Apabila tersedia ruangan dan peralatan yang
menunjang serta tenaga yang terlatih dapat dilakukan pemasangan
IUD dan implant (Depkes RI, 2011).
4) Imunisasi
Pelayanan imunisasi di Posyandu hanya dilaksanakan oleh petugas
Puskesmas. Jenis imunisasi yang diberikan disesuaikan dengan
program terhadap bayi dan ibu hamil (Depkes RI, 2011).
Menurut Syarifuddin, Theresia, dan Jomima (2009), survey
epidemiologi untuk menemukan kasus penyakit menular sedini
mungkin, imunisasi untuk memberikan perlindungan kepada
kelompok-kelompok masyarakat sehingga dapat mencegah terjadi
penularan penyakit seperti TBC, tetanus, difteri, batuk rejan (pertusis),
folio nyelitis, campak dan hepatitis B.
5) Pelayanan gizi di Posyandu dilakukan oleh kader
Jenis pelayanan yang diberikan meliputi penimbangan berat badan,
deteksi dini gangguan pertumbuhan, penyuluhan dan konseling gizi,
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal, suplementasi vitamin A
dan tablet Fe. Apabila ditemukan ibu hamil Kurang Energi Kronis
(KEK), balita yang berat badannya tidak naik 2 kali berturut-turut atau
berada di bawah garis merah (BGM), kader wajib segera melakukan
rujukan ke Puskesmas atau Poskesdes.
6) Pencegahan dan Penanggulangan Diare

8
Pencegahan diare di Posyandu dilakukan dengan penyuluhan
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Penanggulangan diare di
Posyandu dilakukan melalui pemberian oralit. Apabila diperlukan
penanganan lebih lanjut akan diberikan obat Zinc oleh petugas
kesehatan
2.4.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posyandu
1) Meja 1 Pendaftaran balita, ibu hamil, ibu menyusui oleh kader
posyandu
2) Meja 2 Penimbangan dan pemantauan tumbuh kembang oleh kader
posyandu
3) Meja 3 Pencatatan hasil penimbangan di KMS atau buku KIA oleh
kader
4) Meja 4 Penyuluhan dan pelayanan gizi bagi ibu balita, ibu hamil dan
ibu menyusui
5) Meja 5 Pelayanan kesehatan, KB, imunisasi dan pojok oralit

Kegiatan Di MEJA 1
1) Pendaftaran Balita
a. Balita didaftar dalam formulir pencatatan balita
b. Bila anak sudah memiliki KMS, berarti bulan lalu anak sudah
ditimbang. Minta KMSnya, namanya dicatat pada secarik kertas.
Kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita diminta
membawa anaknya menuju tempat penimbangan.
c. Bila anak belum punya KMS, berarti baru bulan ini ikut
penimbangan atau KMS lamanya hilang. Ambil KMS baru,
kolomnya diisi secara lengkap, nama anak dicatat pada secarik
kertas. Secarik kertas ini diselipkan di KMS, kemudian ibu balita
diminta membawa anaknya ke tempat penimbangan.
2) Pendaftaran ibu hamil
a. Ibu hamil didaftar dalam formulir catatan untuk ibu hamil.
b. Ibu hamil yang tidak membawa balita diminta langsung menuju ke
meja 4 untuk mendapat pelayanan gizi oleh kader serta pelayanan
oleh petugas kesehatan di meja 5.
c. Ibu yang belum menjadi peserta KB dicatat namanya pada secarik
kertas, dan ibu menyerahkan kertas itu langsung kepada
petugas kesehatan di meja 5.

Kegiatan di MEJA 2

9
1) Penimbangan anak dan balita, hasil penimbangan berat anak dicatat
pada secarik kertas yang terselip di KMS. Selipkan kertas ini kembali
ke dalam KMS.

2) Selesai ditimbang, ibu dan anaknya dipersilakan menu meja 3, meja


pencatatan

Kegiatan di MEJA 3

1) Buka KMS balita yang bersangkutan.


2) Pindahkan hasil penimbangan anak dari secarik kertas ke KMSnya.

3) Pada penimbangan pertama, isilah semua kolom yang tersedia pada


KMS.

4) Bila ada Kartu Kelahiran, catatlah bulan lahir anak dari kartu tersebut.

5) Bila tidak ada Kartu Kelahiran tetapi ibu ingat, catatlah bulan lahir
anak sesuai ingatan ibunya.

6) Bila ibu tidak ingat dan hanya tahu umur anaknya yang sekarang,
perkirakan bulan lahir anak dan catat.

Kegiatan di MEJA 4

1) Penyuluhan untuk semua orang tua balita. Mintalah KMS anak,


perhatikan umur dan hasil penimbangan pada bulan ini. Kemudian ibu
balita diberi penyuluhan.
2) Penyuluhan untuk semua ibu hamil. Anjurkan juga agar ibu
memeriksakan kehamilannya sebanyak minimal 5 kali selama
kehamilan pada petugas kesehatan atau bidan

3) Penyuluhan untuk semua ibu menyusui mengenai pentingnya ASI,


kapsul iodium/garam iodiumdan vitamin A.

Kegiatan di MEJA 5

10
Kegiatan di meja 5 adalah kegiatan pelayanan kesehatan dan pelayanan
KB, imunisasi serta pemberian oralit. Kegiatan ini dipimpin dan
dilaksanakan oleh petugas kesehatan dari Puskesmas.

2.5 Konsep 5 Meja Posyandu Lansia


2.5.1 Pengertian Posyandu Lansia
Menurut Kemenkes (2011), posyandu Lansia adalah pos pelayanan
terpadu untuk masyarakat lanjut usia di suatu wilayah tertentu yang sudah
disepakati, dan di gerakkan oleh masyarakat agar lanjut usia mendapatkan
pelayanan kesehatan yang memadai dan merupakan kebijakan pemerintah
untuk pengembangan pelayanan kesehatan bagi lansia yang
penyelenggaraannya melalui program puskesmas dengan melibatkan peran
serta lansia, keluarga, tokoh masyarakat dan organisasi sosial (Sulistyorini
& dkk, 2010).
Posyandu lansia adalah suatu wadah pelayanan kepada usia lanjut di
masyarakat dimana proses pembentukan dan pelaksanaannya dilakukan
oleh masyarakat bersama lembaga swadaya masyarakat (LSM), lintas
sektor pemerintahan dan non pemerintahan, swasta, organisasi sosial dan
lain-lain, dengan menitik beratkan pelayanan pada upaya promotif dan
preventif (KomNas, 2010).

2.5.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posyandu Lansia


1. Tujuan Posyandu Lansia
Tujuan pelayanan posyandu lansia, antara lain :
a. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan lansia.
b. Meningkatkan pelayanan kesehatan lansia.
c. Membina kesehatan dirinya sendiri.
d. Meningkatkan kesadaran pada lansia.
e. Meningkatkan derajat kesehatan dan mutu pelayanan kesehatan
usia lanjut di masyarakat, untuk mencapai masa tua yang bahagia
dan berdaya guna bagi keluarga.

2. Sasaran Posyandu Lansia


Sasaran posyandu lansia menurut Depkes RI (2006), dapat dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu :
a. Sasung meliputi kelompok pra usia lanjut usia 45 sampai dengan
59 tahun, kelompok lansia 60 tahun keatas, dan kelompok lansia
resiko tinggi yaitu usia lebih dari 70 tahun.

11
b. Sasaran tidak langsung adalah keluarga yang mempunyai lansia,
masyarakat di lingkungan lansia berada, organisasi sosial yang
bergerak dalam pembinaan lansia, masyarakat luas.

3. Manfaat Posyandu Lansia


Menurut Depkes RI (2006), manfaat dari posyandu lansia adalah
a. Kesehatan fisik lanjut usia dapat dipertahankan tetap bugar.
b. Kesehatan rekreasi tetap terpelihara.
c. Dapat menyalurkan minat dan bakat untuk mengisi waktu luang.
d. Pengetahuan lansia menjadi meningkat, yang menjadi dasar
pembentukan sikap dan dapat mendorong minat lansia sehingga
lebih percaya diri di hari tuanya.

2.5.3 Kegiatan Posyandu Lansia

Menurut Komnas (2010), Kegiatan posyandu lansia ini mecakup upaya-


upaya perbaikan dan peningkatan kesehatan masyarakat, seperti:

a. Promotif yaitu upaya peningkatan kesehatan, misalnya penyuluhan


perilaku hidup sehat, gizi usia lanjut dalam upaya meningkatkan
kesegaran jasmani.
b. Preventif yaitu upaya pencegahan penyakit, mendeteksi dini adanya
penyakit dengan menggunakan KMS lansia.
c. Kuratif yaitu upaya mengobati penyakit yang sedang diderita lansia.
d. Rehabilitatif yaitu upaya untuk mengembalikan kepercayaan diri
pada lansia.
e. Pengukuran tekanan darah menggunakan tensimeter/
spigmomanometer dan stetoskop serta penghitungan denyut nadi
selama satu menit.
f. Pemeriksaan kadar gula darah dalam air seni sebagai deteksi awal
adanya penyakit diabetes.
g. Penyuluhan bisa dilakukan di dalam maupun diluar kelompok dalam
rangka kunjungan rumah atau konseling kesehatan dan gizi sesuai
dengan masalah kesehatan yang dihadapi oleh individu dan atau
kelompok lansia.

12
2.5.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posyandu Lansia

Mekanisme pelayanan posyandu lansia terdiri atas 5 meja, yaitu :

a. Meja 1 : Tempat pendaftaran. Lansia mendaftar, kemudian kader


mencatat lansia tersebut. Lansia yang sudah terdaftar dibuku register
kemudian menuju meja selanjutnya.
b. Meja 2 : Tempat pengukuran dan penimbangan berat badan.

c. Meja 3 : pencatatan tentang pengukuran tinggi badan dan berat badan,


Indeks Masa Tubuh (IMT), dan mengisi KMS.
d. Meja 4 : Tempat melakukan kegiatan konseling dan pelayanan pojok
gizi, Penyuluhan kesehatan individu berdasarkan KMS, serta
pemberian PMT.
e. Meja 5 : Pemeriksaan kesehatan dan pengobatan, mengisi data-data
hasil pemeriksaan kesehatan pada KMS. Dan diharapkan setiap
kunjungan para lansia dianjurkan untuk selalu membawa KMS lansia
guna memantau status kesehatan.

2.6 Konsep 5 Meja Posbindu


2.6.1 Pengertian Posbindu
Posbindu PTM merupakan wujud peran serta masyarakat dalam
kegiatan deteksi dini, monitoring dan tindak lanjut dini faktor risiko PTM
secara mandiri dan berkesinambungan. Kegiatan ini dikembangkan
sebagai bentuk kewaspadaan dini terhadap PTM mengingat hampir semua
faktor risiko PTM tidak memberikan gejala pada yang mengalaminya
(Kemenkes RI, 2014).
Posbindu PTM merupakan salah satu upaya kesehatan masyarakat
(UKM) yang berorientasi kepada upaya promotif dan preventif dalam
pengendalian PTM dengan melibatkan masyarakat mulai dari
perencanaan, pelaksanaan dan monitoring-evaluasi. Masyarakat
diperankan sebagai sasaran kegiatan, target perubahan, agen pengubah
sekaligus sebagai sumber daya. Dalam pelaksanaan selanjutnya kegiatan
Posbindu PTM menjadi Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat

13
(UKBM), di mana kegiatan ini diselenggarakan oleh masyarakat sesuai
dengan sumber daya, kemampuan, dan kebutuhan masyarakat (Kemenkes
RI, 2014).

2.6.2 Tujuan, Sasaran, dan Manfaat Penyelenggaraan Posbindu


1. Tujuan Posbindu
a. Tujuan Umum
Terlaksananya pencegahan dan pengendalian faktor risiko PTM
berbasis peran serta masyarakat secara terpadu, rutin dan periodik
b. Tujuan khusus :
 Terlaksananya deteksi dini faktor risiko PTM
 Terlaksananya monitoring faktor risiko PTM
 Terlaksananya tindak lanjut dini
(Kemenkes RI, 2014)
2. Sasaran Posbindu
Menurut Kemenkes RI (2014) sasaran dalam penyelenggaraan
Posbindu PTM dibagi menjadi 3 kelompok yaitu sasaran utama,
sasaran antara, dan sasaran penunjang. Pendekatan terhadap ketiga
sasaran tersebut tidak dilakukan satu persatu berurutan namun harus
dilakukan secara integratif selama proses pelaksanaan.
a. Sasaran Utama
Sasaran utama merupakan sasaran penerima langsung manfaat
pelayanan yang diberikan, yaitu masyarakat sehat, masyarakat
berisiko dan masyarakat dengan PTM berusia mulai dari 15 tahun
ke atas.
b. Sasaran Antara
Sasaran antara merupakan sasaran individu/ kelompok masyarakat
yang dapat berperan sebagai agen pengubah terhadap faktor risiko
PTM, dan lingkungan yang lebih kondusif untuk penerapan gaya
hidup sehat. Sasaran antara tersebut adalah petugas kesehatan baik
pemerintah maupun swasta, tokoh panutan masyarakat, anggota
organisasi masyarakat yang peduli PTM.
c. Sasaran Penunjang

14
Sasaran penunjang merupakan sasaran individu,
kelompok/organisasi/ lembaga masyarakat dan profesi, lembaga
pendidikan dan lembaga pemerintah yang berperan memberi
dukungan baik dukungan kebijakan, teknologi dan ilmu
pengetahuan, material maupun dana, untuk terlaksananya Posbindu
PTM dan keberlanjutannya. Mereka antara lain adalah pimpinan
daerah/ wilayah, Perusahaan, Lembaga Pendidikan, Organisasi
Profesi, dan Penyandang Dana.
3. Manfaat Posbindu
Melalui kegiatan Posbindu PTM, faktor risiko yang terdeteksi akan
dilakukan tindak lanjut dini sesuai dengan jenis faktor risiko dan
tindak lanjut yang dibutuhkan (Kemenkes RI, 2014).

2.6.3 Kegiatan Posbindu


Penyelenggaraan Posbindu PTM meliputi kegiatan wawancara,
pengukuran, pemeriksaan dan tindak lanjut. Wawancara dilakukan untuk
menelusuri faktor risiko perilaku seperti merokok, konsumsi sayur dan
buah, aktivitas fisik, konsumsi alkohol, dan stress. Pengukuran berat
badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, dan
tekanan darah. Pemeriksaan faktor risiko PTM seperti gula darah sewaktu,
kolesterol total, trigliserida, pemeriksaan klinik payudara, arus puncak
ekspirasi, lesi pra kanker (Inspeksi Visual asam asetat /IVA positif), kadar
alkohol dalam darah, tes amfetamin urin (Kemenkes RI, 2014).
Berdasarkan hasil wawancara, pengukuran dan pemeriksaan dilakukan
tindak lanjut berupa pembinaan secara terpadu dengan peningkatan
pengetahuan dan kemampuan masyarakat tentang cara mengendalikan
faktor risiko PTM melalui penyuluhan/ dialog interaktif secara massal dan
atau konseling faktor risiko secara terintegrasi pada individu dengan faktor
risiko, sesuai dengan kebutuhan masyarakat termasuk rujukan sistematis
dalam sistem pelayanan kesehatan paripurna. Rujukan dilakukan dalam
kerangka pelayanan kesehatan berkelanjutan (Continuum of Care) dari
masyarakat hingga ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar termasuk rujuk
balik ke masyarakat untuk pemantauannya. Kegiatan posbindu PTM

15
dalam situasi kondisi tertentu dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kesepakatan bersama (Kemenkes RI, 2014).
Sebelum dan setelah kegiatan Posbindu PTM dapat dilaksanakan
kegiatan bersama, seperti senam bersama, bersepeda, ceramah agama,
demo makanan sehat, penyuluhan kesehatan tentang IVA dan CBE, upaya
berhenti merokok, gizi seimbang, dll (Kemenkes RI, 2014).

2.6.4 Langkah-Langkah Kegiatan 5 Meja di Posbindu


Pemeriksaan
(satu persatu)

Tahap Tahap Tahap Tahap


Tahap
Layanan 4 Layanan 3 Layanan 2 Layanan 1
Layanan 5

Identifikasi faktor risiko


Pemeriksaan Tekanan Pengukuran TB,BB,Wawancara olehRegistrasi, Pemberian
PTM, Konseling/Edukasi, darah, Gula darah, IMT Lingkar perut,Petugas nomor
serta tindak lanjut Kolesterol total Analisa Lemak Pelaksana urut / kode yang sama
lainnya danTrigliserida, Tubuh Posbindu PTM serta
APE, lain-lain pencatatan ulang hasil
pengisian Buku
monitoring FRPTM
ke Buku Pencatatan
Sumber: Kemenkes RI, 2014 oleh
Petugas Pelaksana
Posbindu
PTM

BAB 3

PENUTUP

16
DAFTAR PUSTAKA

Karwati., Pujiati D., Mujiwati S. 2011. Asuhan Kebidanan V (Kebidanan


Komunitas). Jakarta: Trans Info Media

Kemenkes RI, 2014. Pedoman Umum Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak
Menular. Jakarta: Kemenkes RI

Sulistyorini. 2011. Posyandu dan Desa Siaga. Yogyakarta: Nuha Medika

http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/buku-saku-
posyandu.pdf

17

Anda mungkin juga menyukai