OLEH :
Mengetahui
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas rahmat dan
berkatNya sehingga laporan ini dapat diselesaikan. Laporan ini disusun untuk melengkapi
“PKL KOMUNITAS" kegiatan tersebut dapat menumbuhkan sikap dan kepribadian
mahasiswa untuk mengetahui pengetahuan yang dapat dipelajari pada pembelajaran ini.
Kegiatan-kegiatan yang telah saya lakukan mulai dari pendataan, tabulasi, dan analisa
masalah,diharapkan dapat bermanfaat dengan baik untuk meningkatkan pelayanan kesehatan
pada masyarakat, khususnya kesehatan pada ibu dan anak.
Dalam menyusun Laporan ini saya telah mendapatkan banyak bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak,untuk itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada:
Saya menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna, maka dari itu
dengan kerendahan hati saya mengharapkan saran dan masukan yang berguna untuk
kesempurnaan laporan ini.
Kupang, 04 Maret 2022
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah ..................................................................................1
C. Tujuan .....................................................................................................1
D. Manfaat......................................................................................................
BAB II TINJAUAN TEORI ............................................................................2
A. .................................................................................................................2
B. .................................................................................................................3
C. M
D. m
BAB IV PENUTUP..............................................................................................
A. Kesimpulan..............................................................................................8
B. Saran........................................................................................................8
LAMPIRAN KUISIONER....................................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebidanan Komunitas adalah suatu bidang dalam kebidanan yang merupakan
perpaduan antara kebidanan dan kesehatan masyrakat, serta mengutamakan pelayanan
Promotif, Preventif, dan berkesinambungan tanpa mengabaikan pelayanan kuratif dan
Rehabilitatif serta menyeluruh dan terpadu, ditujukan kepada individu, keluarga,
kelompok, masyrakat sebagai suatu kesatuan yang utuh melalaui proses Asuhan
kebidanan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manuasia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya agar angka kematian ibu dan bayi dapat ditekan.
Untuk mewujudkan kesehatan masyrakat secara optimal diperlukan peran
serta masyrakat dan sumber daya masyrakat sebagai modal dasar dalam pembangunan
kesehatan nasional, termasuk keluarga sebagai unit terkecil dari masyrakat.
Asuhan keluarga merupakan asuhan kebidanan komunitas yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga biasanya
dijumpai lebih dari beberapa permasalahan kesehatan, misalnya adalah keluarga Tn.
A.T Didalam keluarga ini terdapat masalah kesehatan yaitu tidak ber-KB
Keluarga Tn A.T terdiri dari empat anggota keluarga dengan permasalahan
kesehatan yang terdapat pada masing-masing anggota keluarga,
B. Rumusan masalah
Asuhan kebidanan komunitas dalam konteks keluarga ini memiliki masalah
yaitu:
1. Kurangnya pengetahuan keluarga tentang metode kontrasepsi
C. Tujuan
1. Tujuan umum
Untuk meningkatkan derajat kesehatan dalam keluarga sehingga terwujudnya
keluarga sehat dan sejahtera
2. Tujuan khusus
Untuk memberikan pengetahuan pada keluarga Tn A. T. mengenai metode
kontrasepsi.
D. Manfaat
Dari asuhan kebidanan dalam konteks keluarga kepada keluarga Tn. A.T bermanfaat
untuk :
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Seorang bidan komunitas mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
khususnya kesehatan perempuan diwilayah kerjanya, sehingga masyarakat
mampu mengenali masalah dan kebutuhan serta mampu memecahkan
masalahnya secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan cakupan pelayanan kebidanan komunitas sesuai dengan
tanggung jawab bidan.
b. Meningkatkan mutu pelayanan ibu hamil, pertolongan persalinan,
perawatan nifas dan perinatal secara terpadu.
c. Menurunkan jumlah kasus-kasus yang berkaitan dengan risiko
kehamilan, persalinan, nifas, dan perinatal.
d. Medukung program-program pemerintah lainnya untuk menurunkan
angka kesakitan dan kematian pada ibu dan anak.
e. Membangun jaringan kerja dengan fasilitas rujukan dan tokoh
masyarakat setempat atau terkait.
C. Sejarah Kebidanan komunitas
Pada tahun 1849 seiring dengan dibukanya pendidikan dokter jawa di
Batavia (di rumah sakit militer belanda sekarang RSPAD Gatot Subroto), pada
tahun 1851 dibuka pendidikan bidan bagi wanita pribumi di Batavia oleh dokter
Belanda (dr. W. Rosch). Fokus peran bidan hanya sebatas pelayanan di rumah
sakit (bersifat klinis). Pada tahun 1952, sekolah bidan 4 tahun menitikberatkan
pendidikan formal masih pada kualitas pertolongan persalinan di rumah sakit.
Selain itu bidan bertugas secara mandiri di biro konsultasi (CB) yang saat ini
menjadi poliklinik antenatal rumah sakit. Dalam peran tersebut, bidan sudah
memasukkan konsep pelayanan kebidanan komunitas.
Pada tahun 1953 di Yogyakarta diadakan kursus tambahan bagi bidan
(KTB), yang berfokus pada kesehatan masyarakat. Dengan demikian pemerintah
mengakui bahwa peran bidan tidak hanya terbatas pada pelayanan di rumah
sakit tetapi juga meluas pada pelayanan masyarakat, yang berbasis di balai
kesehatan ibu dan anak (BKIA) di tingkat kecamatan. Ruang lingkup pelayanan
BKIA meliputi pelayanan antenatal (pemberian pendidikan kesehatan, nasehat
perkawinan, perencanaan keluarga); intranatal; postnatal (kunjungan rumah,
termasuk pemeriksaan dan imunisasi bayi, balita, dan remaja); penyuluhan gizi,
pemberdayaan masyarakat; serta pemberian makanan tambahan. Pengakuan ini
secara formal dalam bentuk adanya bidan koordinator yang secara struktural
tercatat di jenjang inspektorat kesehatan, mulai daerah tingkat I (Propinsi) sampai
dengan II (Kabupaten).
Ketika konsep puskesmas dilaksanakan pada tahun 1967, pelayanan
BKIA menjadi bagian dari pelayanan Puskesmas. Secara tidak langsung, hal ini
menyebabkan penyusutan peran bidan di masyarakat. Bidan di Puskesmas tetap
memberikan pelayanan KIA dan KB di luar gedung maupun di dalam gedung,
namun hanya sebagai staf pelaksana pelayanan KIA, KB, Posyandu, UKS dan bukan
sebagai perencana dan pengambil keputusan pelayanan di masyarakat. Tanpa
disadari, bidan kehilangan keterampilan menggerakkan masyarakat, karena hanya
sebagai pelaksana.
Efek Samping:
Keterbatasan:
1) Susuk / Kb implant harus dipasang dan diangkat oleh tenaga kesehatan
yang terlatih
2) Lebih mahal
3) Sering timbul pola haid
4) Akseptor ttidak dapat menghentikan implant sehendaknya
g. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan
selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
Nama populernya adalah spiral.
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan mencegah
sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR atau IUD dapat
bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat dikeluarkan kembali
apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Cara Kerja:
1) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
2) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uter
3) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun
IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan
dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Keuntungan
1) Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama
(1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
2) Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
3) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
4) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5) Tidak ada efek samping hormonal
6) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui
– tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
8) Dapat digunakan sampai menopause
9) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10) Membantu mencegah kehamilan ektopik
11) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri dibagian
perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan selama 3 bulan
setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar, karena biasanya
setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya. Tetapi apabila setelah 3
bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk memeriksanya ke dokter.
Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak terlalu tegang, karena ini juga bisa
menimbulkan rasa nyeri dibagian perut. Dan harus segera ke klinik jika:
1) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda kehamilan: mual,
pusing, muntah-muntah.
2) Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
3) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan meningkat,
mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu merasa tidak sehat.
4) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah pergi
kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
h. Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan suami-istri.
Kalau pun dilakukan didasari alasan yang sangat umum yakni merasa cukup
dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi mantap ini dilakukan dengan
jalan operasi pemotongan atau memutuskan saluran sperma pada pria yang
disebut vasektomi begitu pula dengan wanita memutuskan atau memotong
saluran sel telur yang disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi
kehamilan kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
1) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
2) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
3) Tidak bergantung pada faktor senggama
4) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan
beresiko karena akan terhindar dari keadaan tersebut
5) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan dengan
anestesi local
6) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
7) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek pada
produksi hormone ovarium.
Keterbatasan:
1) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak dapat
dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
2) Anda mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih metode
ini. Ini bisa terjadi jika anda belum memiliki keyakinan yang benar-benar
mantap memilih metode ini.
3) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek setelah
dilakukan pembedahan
4) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
5) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah jika
yang dilakukan adalah proses laparoskopi
6) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual, termasuk
HIV/AIDS.
Tempat pelayanan KB
KB dapat dilayani di tempat-tempat sebagai berikut :
a. Dokter atau bidan praktek swasta
b. Lemabaga masyarakat seperti posyandu,atau kelompok akseptor KB
c. Lembaga kesehatan seperti rumah sakit, puskesmas, klinik, dll.
6. Masalah yang mungkin terjadi jika PUS tidak menjadi akseptor KB
a. Jarak kehamilan dekat
b.
DAFTAR PUSTAKA
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS KELUARGA Tn.’’A. T”
DI RT 020 RW 009, DUSUN OEPUNU,
DESA OELNASI KECAMATAN KUPANG TENGAH
KABUPATEN KUPANG
Pengkajian
Tanggal : 16 Februari 2022
Jam : 15:00 WITA
Tempat : Rmh. Ny “A. T”
A. Data Subyektif
1. Struktur Keluarga
Nama Kepala Keluarga :Tn. A. T
Umur : 29 tahun
Jeniskelamin :Laki-laki
Agama :Kristen Protestan
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Petani
Alamat : RT 020 RW 009 Dusun Oepunu
Desa Oelnasi
Suku/bangsa : Timor/Indonesia
2. Daftar Anggota Keluarga :
No Hubungan L/P Umur Pendidikan Pekerjaan Ket
1. Tn A. T L 29 thn SMA Petani Sehat
2. Ny N. B P 26 Thn SMP IRT Sehat
3 An S. T L 06 Thn - - Sehat
4. An A. T P 04 Thn - - Sehat
Dena rumah
HALAMAN BELAKANG
DAPUR
KAMAR TIDUR RUANG MAKAN
B. Data Obyektif
1) Keadaan umum (masing – masing anggota keluarga) :
1. Tn “A. T”
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital :
Tekanan darah :120/80 MmHg
Nadi : 78 x/mnt
Suhu : 36, 5 C
Pernapasan : 18x/mnt
Berat Badan : 50 kg
2. Ny “ N. B”
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Tanda-tanda vital
Tekana Darah : 110/80 MmHg
Nadi : 80x/mnt
Suhu : 36,8 C
Pernapasan : 20x/mnt
Berat Badan : 45 kg
3. An S. T
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Pernapasan : 25x/menit
Nadi : 74x/mnt
Suhu : 36,6 C
BB : 19 kg
TB : 105 cm
4. An. A. T
Keadaan umum : baik
Kesadaran : Composmentis
Pernapasan : 250 x/menit
Denyut jantung :125x/menit
Suhu : 36ᴼс
Berat badan : 13 Kg
2) Pemeriksaan fisik (masing – masing anggota keluarga) :
1. Tn A.T
Kepala : bersih, rambut tidak ada ketombe, rambut pendek
Wajah : bentuk simetris, tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, skelera putih
Hidung : bersih tidak ada polip, tidak ada sekret
Mulut : kurang bersih, terdapat sisa makanan (sirih)
Telinga : bentuk simetris, bersih,
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, dan pembendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan dinding dada kedalam
Ekstremitas : pergerakan kaki tangan aktif, tidak ada kelainan
2. Ny. N.B
Kepala : bersih, tidak ada ketombe, rambut tidak rontok
Wajah : bentuk simetris, wajah tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda, skelera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret
Mulut : kurang bersih, terdapat sisa makanan (sirih)
Telinga : bentuk simetris, bersih, tidak ada pengeluaran
Serumen.
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar limfe, dan
tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan dinding dada kedalam, bentuk payudara
simetris, puting susu menonjol, ada pigmentasi
aerola mamae
Abdomen : tidak ada luka bekas operasi, ada striae
Ekstremitas : pergerakan kaki tangan aktif, tidak ada kelainan
3. An. S.T
Kepala : bersih, rambut tidak rontok, rambut pendek
Wajah : bentuk simetris, wajah tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda skelera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : bersih, gigi terdapat lubang
Telinga : bentuk simetris, tidak ada pengeluaran serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan dinding dada kedalam
Abdomen : perut tidak kembung
Ekstremitas : pergerakan kaki tangan aktif, tidak ada kelainan
4. An. A.T
Kepala : bersih, rambut tidak rontok, rambut pendek
Wajah : bentuk simetris, wajah tidak pucat
Mata : konjungtiva merah muda skelera putih
Hidung : bersih, tidak ada sekret, tidak ada polip
Mulut : bersih, lidah bersih
Telinga : bentuk simetris, tidak ada pengeluaran serumen
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, kelenjar
limfe, tidak ada pembendungan vena jugularis
Dada : tidak ada tarikan dinding dada kedalam
Abdomen : perut tidak kembung
Ekstremitas : pergerakan kaki tangan aktif, tidak ada kelainan
C. Prioritas Masalah
Penentuan prioritas masalah adalah:
Kurangnya pengetahuan ibu dan suami tentang program KB.
Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian ditemukan masalah kesehatan yaitu ibu
belum menggunakan alat kontrasepsi
E. Evaluasi
1. Ibu dan suami sudah mengetahui penjelasan yang diberikan tentang KB dan jenis-
jenis metode kontrasepsi KB..
2. Ibu dan suami memilih salah satu metode kontrasepsi yaitu Implan.
F. Catatan Perkembangan :
Tanggal : 28 Februari 2022
Ibu telah bersedia menggunakan alat kontrasepsi Implan
Hasilnya : Ibu sudah bersedia menggunakan alat kontrasepsi Implan dan akan dilakukan
pemasangan pada tanggal 05 Maret 2022 di Posyandu dan telah di rekomendasikan ke
bidan Pustu.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Asuhan kebidanan komunitas memfokuskan pemberian pelayanan pada setiap
keluarga yang berada dalam wilayah kerjanya. Bentuk pemberian pelayanan yang
dilaksanakan adalah menyelesaikan berbagai permasalahan dibidang kesehatan
khususnya kesehatan ibu dan anak. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya bertujuan
untuk menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Dari berbagai
penyuluhan yang telah dilakukan diharapkan akan mampu meningkatkan pengetahuan
masyarakat mengenai permasalahan kesehatan mereka sehingga diharapkan
masyarakat akan lebih mandiri dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang ada
dilingkungannya. Begitu juga dengan keluarga Tn. A.T setelah dilakukan beberapa
tindakan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Kini keluarga Tn A.T sudah lebih
memahami apa dan bagaimana cara mengatasi masalah kesehatannya.
B. Saran
1. Kepada mahasiswa.
Mahasiswa diharapkan lebih dapat menggali lebih dalam lagi mengenai kesehatan
keluarga, usaha peningkatan kesehatan keluarga dan meningkatkan pengetahuan
mengenai asuhan kebidanan keluarga.
2. Kepada keluarga
Dengan diadakan penyuluhan ini diharapkan keluarga dapat mengenali masalah
kesehatan serta mampu mencari penyelesaian secara mandiri.
3. Kepada institusi pendidikan
Institusi pendidikan diharapkan dapat memberikan bimbingan yang dapat
memberikan semangat bagi para mahasiswa.
LAMPIRAN