Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL

PENCEGAHAN STUNTING MELALUI KELAS BALITA 0-5 TAHUN


DESA SELOKERTO, KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

Oleh:
Dhenara Madumeta B2019002
Fanesah Tri Astianah B2019005
Nurina Dewi B2019010
Suryati B2019017
Nadya Alifah Putri B2019021

FAKULTAS ILMU KESEHATAN


PRODI KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH GOMBONG
TAHUN 2022

i
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

DESA SELOKERTO, KECAMATAN SEMPOR KABUPATEN KEBUMEN

Laporan Kelompok Praktik PKMD

Telah Memenuhi Persyaratan dan disahkan pada

Mengesahkan

Koordinator

Adinda Putri Sari Dewi, M. Keb

2
DAFTAR ISI

Halaman

Halaman Sampul.......................................................................................... i
Halaman Pengesahan................................................................................... ii
Daftar Isi ..................................................................................................... iii
Daftar Tabel ................................................................................................ iv
Daftar Gambar.............................................................................................. v
Ringkasan .................................................................................................... vi
Bab I Pendahuluan
A. Analisa Situasi ....................................................................... 1
B. Permasalahan Mitra ............................................................... 1
Bab II Solusi Permasalahan
A. Solusi yang Ditawarkan.......................................................... 2
B. Tujuan Kegiatan..................................................................... 2
C. Manfaat Kegiatan.................................................................... 2
D. Kerangka Pemecahan Masalah .............................................. 3
E. Khalayak Sasaran................................................................... 4
F. Keterkaiatan............................................................................ 4
Bab III Metode Pelaksanaan
A. Metode Kegiatan .................................................................... 5
B. Rancangan Evaluasi................................................................ 7
Bab IV Biaya dan Jadwal Kegiatan
A. Anggaran Biaya ..................................................................... 8
B. Jadwal Penelitian.................................................................... 8
Daftar Pustaka ............................................................................................... 9
Lampiran .......................................................................................................... 10

3
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1 Kegiatan Pengabdian Masyarakat.............................................. 6
Tabel 2 Anggaran Biaya........................................................................... 8

4
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1 Kerangka Pemecahan Masalah.................................................. 3

5
PRAKTIK KLINIK KEBIDANAN
PEMBANGUNAN KESEHATAN MASYARAKAT DESA (PKMD)
MAHASISWA KEBIDANAN PROGRAM DIPLOMA TIGA UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH GOMBONG
Alamat : Kruwed, Selokerto, Sempor, Kebumen Regency, Central Java 54421, Indonesia
Web : https://selokerto.kec-sempor.kebumenkab.go.id Email : selokertosempor@gmail.com

RINGKASAN

Latar Belakang Permasalahan stunting masih dipandang seputar realitas kondisi


kesehatan akibat dari kekurangan gizi, sehingga penanganannya masih didominasi oleh
lembaga dan penyedia layanan di bidang kesehatan. Tingginya tingkat partisipasi
masyarakat termasuk pemerintah Desa merupakan ujung tombak keberhasilan upaya
pencegahan stunting di Desa yang secara langsung akan berdampak pada penanggulangan
kemiskinan, dikarenakan rumah tangga miskin yang paling rentan terhadap permasalahan
stunting. Masyarakat harus ditingkatkan peran dan kapasitasnya dalam melakukan fungsi-
fungsi fasilitasi (pendataan dan pemantauan) dan advokasi (koordinasi, konvergensi dan
regulasi) pencegahan stunting di Desa. Hal ini searah dengan tujuan pembangunan Desa
dalam peningkatan kualitas hidup manusia, kesejahteraan masyarakat dan penanggulangan
kemiskinan. konvergensi pencegahan stunting dapat mengisi ruang-ruang kosong
intervensi yang telah dilakukan. Partisipasi masyarakat dapat ditingkatkan untuk
memastikan konsumsi asupan gizi, keterjangkauan layanan, serta terbangunnya tanggung
jawab bersama atas permasalahan stunting di Desa.

6
BAB I

PENDAHULUAN
A. ANALISA SITUASI
Angka stunting di Indonesia sama dengan jumlah stunting pada anak-anak di Benua
Afrika. Karena itu presiden RI sangat prihatin dengan kondisi stunting di Indonesia. Padahal jika
bicara kondisi ekonomi dan sumberdaya alam dan manusianya, negara kita lebih maju ketimbang
negara- negara di Benua Afrika. Karena itu, pemerintah pusat meminta komitmen seluruh kepala
daerah untuk menurunkan tingginya angka stunting di Indonesia. Kasus stunting (tumbuh pendek)
di kabupaten Kebumen terbilang tinggi. Berdasarkan data pemantauan status gizi (PGS) tahun
2017, kasus stunting di Kabupaten Kebumen mencapai 28,5 %. Secara nasional angka ini
meningkat dari tahun 2016 sebesar 27,5% meski demikian, kasus stunting di Kebumen masih
dibawah provinsi jawa tengah sebesar 28,9% dan nasional 37%.
Salah satu desa yang masih menjadi perhatian di wilayah Puskesmas sempor I yaitu
Desa Selokerto. Dikarenakan di Desa Selokerto terdapat bayi balita yang mengalami stunting
sejumlah 18 orang. Hal ini disebabkan karena masih kurangnya pemahaman masyarakat bahkan
petugas kesehatan tentang pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita usia 0 - 5 tahun dan teknik
pemberian MP-ASI.
B. PERMASALAHAN MITRA
Berdasarkan uraian pada analisis situasi, Salah satu permasalahn kesehatan yang
dighadapi di desa Selokerto saat ini adalah tingginya angka stunting pada bayi balita. Selain itu
terbatasnya tenaga konselor yang ada di Desa Selokerto, sehingga efektifitas pemberian motifasi
pemenuhan gizi seimbang kurang menyeluruh meskipun tidak lepas dari permasala internal ibu
pada saat hamil diantaranya pemeriksaan rutin pada saat hamil, pemenuhan gizi saat hamil,
permasalahan ekonomi, dukungan keluarga, dan informasi yang kurang tentang pemenuhan gizi
seimbang.
Untuk itu perlu dilakukan penyuluhan pencegahan stunting pada bayi balita usia 0-5
tahun, dengan tujuan untuk menurunkan angka stunting serta meningkatkan pengetahuan ibu
mengenai cara pengolahan makanan dan pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita. Serta
melakukan pijat tuina pada bayi balita yang mengalami masalah nafsu makan.

1
BAB II
SOLUSI PERMASALAHAN
A. SOLUSI YANG DITAWARKAN
Solusi yang ditawarkan untuk permasalah yang terjadi pada mitra adalah dengan
melakukan penyuluhan mengenai cara pengolahan makanan dan pemenuhan gizi seimbang pada
bayi balita. Serta melakukan pijat tuina pada bayi balita yang mengalami masalah nafsu makan.
Pengusul dan mitra telah melakukan diskusi untuk menangani permasalahan- permasalahan yang
mucul. Adapun masalah yang pertama yakni tingginya angka stunting di Desa Selokerto. Untuk
itu, solusi yang yang disepakati oleh pengusul dan mitra yaitu memberikan penyuluhan secara
langsung di Aula Desa Selokerto mengenai cara pengolahan makanan dan pemenuhan gizi
seimbang pada bayi balita. Serta melakukan pijat tuina pada bayi balita yang mengalami masalah
nafsu makan.
B. TUJUAN KEGIATAN
Tujuan dari kegiatan ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan pengetahuan tentang stunting dan gejala- gejalanya serta bagaimana cara
pencegahannya.
2. Memberikan pengetahuan tentang gizi seimbang pada orang tua yang memiliki balita.
3. Dapat merubah pola makan anak balita menjadi lebih baik dan lebih bergizi.
4. Meninkatkan derajad kesehatan pada anak didesa selokerto.
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat kegiatan ini adalah sarana untuk melakukan kegiatan mengenai stunting serta
terpenuhinya operasional yang menunjang kegiatan para kader sehingga dapat sedini mungkin
mencegah terjadinya stunting pada bayi balita di desa Selokerto.

2
D. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Wilayah Puskesmas Sempor I

Cakupan Stunting dari 2 RW mencapai sejumlah 18 orang yaitu 8 orang


dari RW 1 dan 10 orang dari RW 2

 Masih terbatasnya tenaga konselor di Desa Selokerto


 Kurangnya pengetahuan ibu tentang pemberian gizi seimbang pada
bayi balita
 Terkendalanya ekonomi dan dukungan keluarga

Perlu adanya penyuluhan pengolahan makanan dan pemenuhan gizi


seimbang pada bayi balita. Serta melakukan pijat tuina pada bayi balita
yang mengalami masalah nafsu makan.

Menurunkan angka stunting dan meningkatkan pengetahuan ibu tentang


pemenuhan gizi seimbang pada bayi balita
Gambar
Gambar 1 : Kerangka Pemecahan Masalah

3
E. KHALAYAK SASARAN
Sasaran pada kegiatan ini adalah ibu yang memiliki bayi usia 0-5 tahun dengan stunting sejumlah
18 orang.
F. KETERKAITAN
Kegiatan dilakukan atas kerjasama antara beberapa sektor terkait, diantaranya adalah
1. UNIVERSITAS Muhammadiyah Gombong
Peran institusi adalah mengembangkan Tri Dharma Perguruan Tinggi yaitu pengabdian
masyarakat. Mendekatkan kalangan intelektual kesehatan aplikasi langsung di tingkat
masyarakat.
2. Kepala Desa Selokerto
Kepala desa Selokerto sebagai pemberi ijin berlangsungnya kegiatan pengabdian
masyarakat
3. Kader Posyandu Ibu Balita di Desa Selokerto
Kader posyandu Ibu balita merupakan penggerak langsung dimasyarakat secara sukarela
dan bersedia mencarikan balita yang mengalami stunting.

4
BAB III
METODE PELAKSANAAN
A. METODE KEGIATAN
Metode yang akan digunakan untuk merealisasi program ini yaitu:
1.Tahap 1: Persiapan
Pada tahap pertama melakukan koordinasi dengan pihak Puskesmas Sempor I dan Desa Selokerto
untuk persiapan pengabdian.
2.Tahap 2: Penjaringan
Pada tahap kedua melakukan penjaringan pada ibu yang memiliki bayi usia 0-5tahun yang
mengalami stunting. Selanjutnya memberikan undangan pada ibu yang memiliki bayi balita yang
sesuai dengan kriteria.
3.Tahap 3: Pemberian Materi tentang Stunting
Pada tahap ketiga akan diberikan pemberian materi tentang Srtunting selama 1 jam secara
langsung di aula balaidesa selokerto. Sebelum diberikan materi, terlebih dahulu diberikan pretes
untuk mengukur pengetahuan sebelumnya. Selanjutnya diberikan materi tantang stunting melalui
leaflet.
4.Tahap 4: Pemberian Materi tentang MP-ASI
Pada tahap keempat akan diberikan pemberian materi tentang MP-ASI secara langsung di aula
balaidesa selokerto. Adapun materi yang disajikan tentang MP-ASI berupa leaflet mengenai
pengertian MP-ASI, Waktu pemberian MP-ASI, Cara membuat MP-ASI.
5.Tahap 5: Pijat Tuina
Pada tahap kelima akan dilakukan pijat tuina yang diikuti oleh semua peserta.
6.Tahap 6: Evaluasi
Evaluasi dilakukan untuk menyampaikan kendala-kendala yang ditemukan pada saat pelaksanaan
pengabdian serta Rencana tindak lanjut program bersama kepala desa Selokerto secara offline.
Tabel 1: Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Nama Waktu Tempat

5
Share info menggunakan Senin, 17 Januari 2022 Rumah ibu yang memiliki
surat undangan balita

Pelaksanaan program Selasa,18 Januari 2022 Aula Balai Desa Selokerto


pencegahan stunting pada
balita

Pemantauan pemberian gizi Minggu 23 Januari 2022 Rumah ibu yang memiliki
balita

B. PEMBAGIAN TUGAS TIM PENGABDIAN MASYARAKAT


Untuk menjamin proses pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat berjalan dengan maksimal
maka perlu dibuat pengaturan tugas masing masing anggota tim pengabdian masyarakat
1. Pembimbing : Adinda Putri Sari Dewi, S.ST.,M.Keb
2. Penanggung Jawab : Sri Ruwiyati A.md. Keb
3. Pemateri : Nurina Dewi
4. Pendamping : Perwakilan kader RW 1 dan 2
5. Ketua Pelaksana : Suryati (B2019017)
Tugas ketua pelaksana dalam program ini meliputi: Menyusun proposal, memimpin
pembuatan intrumen pelaksanaan kegiatan, melakukan koordinasi dengan mitra dan
memastikan mitra siap sebagai sasaran kegiatan. Saat kegiatan pemberian materi ASI
menjadi narasumber. Saat evaluasi program rencana tindak lanjut sebagai penanggung
jawab kegiatan. Serta bertanggung jawab dalam membuat laporan akhir kegiatan.
6. Anggota 1 : Dhenara Madumeta (B2019002)
Tugas Anggota 1: Membantu ketua dalam menyiapkan bahan usulan proposal dan
instrumen, melakukan koordinasi dengan mitra, menjadi narasumber kedua dalam
kegiatan pemberian materi mengenai MP-ASI, membantu menyusun laporan kegiatan
dan berkoordinasi dengan mahasiswa.
Anggota 2 : Fanesah Tri Astianah (B2019005)
Tugas anggota 2 meliputi: membantu menyiapkan bahan usulan dan intrumen,
memastikan berkas pelaksanaan kegiatan (daftar hadir, berita acara melalui google
form). Bersama mahasiswa membuat dokumentasi kebidanan, mengupload di
instagram, dan membantu penyusunan laporan keuangan pelaksanaan kegiatan.
7. Anggota 3 : Nurina Dewi (B2019010)

6
Tugas anggota 3 membantu menyiapkan bahan dalam pembuatan proposal kegiatan,
membantu dalam proses dokumentasi kegiatan, melakukan ceking peserta melalui
google form dan membantu penyusunan laporan keuangan pelaksanaan kegiatan.
8. Anggota 4 : Nadya Alifah Putri (B2019021)
Tugas anggota 4 membantu menyiapkan bahan dalam pembuatan proposal kegiatan,
membantu dalam proses dokumentasi kegiatan, melakukan ceking peserta melalui
google form dan membantu penyusunan laporan keuangan pelaksanaan kegiatan.

C. RANCANGAN EVALUASI
Setelah dilakukan penyuluhan akan dilakukan pemantauan pada hari ke lima yaitu pada hari
minggu 23 Januari 2022
D. RENCANA TINDAK LANJUT
Rencana Tindak Lanjut dalam program ini adalah:
1. Memotivasi ibu untuk memberikan makanan menu seimbang pada bayinya dan mengikuti
posyandu secara rutin.

7
BAB VI
LAPORAN HASIL KEGIATAN

A. PERSIAPAN
Persiapan kegiatan dilaksanakan dengan melakukan koordinasi dengan kepala desa, bidan
desa, kepala puskesmas dan kader kesehatan desa Selokerto. Pada kegiatan persiapan tim
pengabdian melakukan pertemuan dengan pembahasan mengenai teknik kegiatan dan
pembagian tugas masing-masing. Tim pengabdian juga melakukan kegiatan persiapan
berupa vidio presentasi (Pijat Tuina), kuisioner, dan membuat whatsapp grup serta
mengundang target sasaran.
B. PELAKSANAAN
Kegiatan pengabdian telah dilakukan sebanyak 5x. rincian kegiatan terlihat pada tabel 2
Dibawah ini:
Tabel 2: Kegiatan Pengabdian Masyarakat

Nama Waktu Petugas

Persiapan Minggu, 16 Januari Tim Pengabdian,Bidan


administrasi/koordinasi dengan 2022 Desa,Kader
tim

Share info menggunakan surat Senin, 17 Januari 2022 Tim Pengabdian,Bidan


undangan Desa,Kader

Pelaksanaan program Selasa,18 Januari 2022 Tim Pengabdian,Bidan


pencegahan stunting pada balita Desa,Kader

Lomba MPASI Sabtu,22 Januari 2022 Rumah ibu yang memiliki


balita

Pemantauan pemberian gizi Minggu 23 Januari Tim Pengabdian,Bidan


2022 Desa,Kader

8
C. EVALUASI
Evaluasi kegiatan pengabdian dilakukan sebagai upaya untuk mengukur ketercapaian
program kegiatan yang telah dilaksanakan. Evaluasi kegiatan dalam program pengabdian
ini meliputi:
1. Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan pemberian materi
tentang ASI
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lim tahun)
akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untukusianya. Kekurangan
gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi,
kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Balita pendek (stunted) dan
sangat pendek (severely stunted) adalah balita dengan panjang badan (PB/U) atau tinggi
badan (TB/U) menurut umurnya dibandingkan dengan standar baku WHO-MGRS
(Multicentre Growth Reference Study) 2006. Sedangkan definisi stunting menurut
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) adalah anak balita dengan nilai z-scorenya kurang
dari -2SD/standar deviasi (stunted) dan kurang dari – 3SD (severely stunted).
Tingkat pengetahuan ibu mengenai Stunting, manfaat dan keunggulan ASI,
fisiologi laktasi, dan manajemen laktasi dilakukan melalui kegiatan pre test dan post test.
Hal ini dilakukan sebagai upaya bagi tim kegiatan untuk memastikan terjadi peningkatan
pngetahuan setelah program dilakukan. Tingkat pengetahuan ini penting karena dengan
memiliki tingkat pengetahuan yang baik mengenai managemen laktasi diharapkan ibu
dapat mensukseskan ASI Eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan dan dilanjutkan hingga 2
tahun. Hasil kegiatan pre-post tes dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3: Hasil tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan materi tentang
Stunting,

Pre Test Post Test

Rata-rata = 75 Rata-rata = 85

Tertingginya = 80 Tertinggi = 90

Terendah = 50 Terendah= 65

2. Tingkat pengetahuan sebelum dilakukan dan sesudah dilakukan pemberian materi


tentang MP-ASI
Makanan pendamping ASI adalah makanan atau minuman tambahan yang
mengandung zat gizi yang diberikan kepada bayi atau anak usia 6-24 untuk memenuhi
kebutuhan gizi selain dari ASI. Pada umumnya, setelah usia 6 bulan kebutuhan zat gizi
bayi baik zat gizi makro maupun zat gizi mikro tidak dapat terpenuhi hanya oleh ASI.

9
Selain itu, keterampilan makan (oromotor skills) terus berkembang dan bayi mulai
memperlihatkan minat akan makanan lain selain susu (ASI atau susu formula) .
Memulai pemberian MP-ASI pada saat yang tepat akan sangat bermanfaat bagi
pemenuhan kebutuhan zat gizi dan tumbuh kembang bayi. Periode ini dikenal pula sebagai
masa penyapihan (weaning), yang merupakan suatu proses dimulainya pemberian makanan
khusus selain ASI secara bertahap dalam jenis, jumlah, frekuensi maupun tekstur dan
konsistensi sampai seluruh kebutuhan nutrisi anak terpenuhi oleh makanan. Masa peralihan
ini yang berlangsung antara 6 bulan sampai 24 bulan yang merupakan masa rawan
pertumbuhan anak, karena bila tidak diberi.
Pengukuran Tingkat pengetahuan ibu dilakukan sebelum dan sesudah dilakukan
pemberian materi tentang MP-ASI. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal
dan akhir sehingga diharapkan ibu dapat membuat menu inovasi MP-ASI yang kaya
nutrisi dan pastinya dapat memenuhi kebutuhan zat gizi dan tumbuh kembang.
Tabel 4: Hasil tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah diberikan pemberian
materi MP-ASI

Pre Test Post Test

Rata-rata = 65 Rata-rata = 80

Tertingginya = 75 Tertinggi = 85

Terendah = 60 Terendah= 75

3. Lomba MP-ASI
Setiap ibu yang mempunyai anak 0-24 bulan di ikutkan lomba menu MP-ASI lokal dan
dilakukan penilaiam sesuai dengan format yang sudah disediakan. Adapun hasil
penilainnya sebagai berikut:
Tabel 5: Hasil penilaian lomba MP-ASI menu lokal

Kategori Frekuensi Prosentase

Baik 6 30%

Cukup 10 50%

Kurang 4 20%

10
D. LAPORAN PENGGUNAAN DANA

Tabel 6. Laporan Penggunana Dana


A. Pemasukan

No Pemasukan Jumlah Total

1 UNIVERSITAS Rp. 700.000 Rp. 700.000


Muhammadiyah Gombong

Total Rp. 700.000

B. Pengeluaran

No KEGIATAN FREK/ NOMINAL Total


JML

1 Perlengkapan

a. Stunting Pack 20 25.000 Rp.500.000


(Leaflet,Bisciut,Susu
Kotak,ToteBag Mini)

b. Snack 30 8.000 Rp.240.000

c. Banner 1 150.000 Rp. 150.000

d. Hadiah Lomba 1 200.000 Rp. 100.000


MPASI

2 Biaya Dokumentasi

a. FC Lembar 18 500 Rp. 9.000


observasi

b. Biaya cetak laporan 2 25.000 Rp. 50.000

Total Rp. 1. 049.000

3 Sumber Dana

a. Universitas Rp. 700.000


Muhammadiyah
Gombong

b. Kas Kelompok 5 Rp. 69. 800 Rp. 349. 000

11
Total Rp. 1.049.000

12
DAFTAR PUSTAKA
Kementrian Kesehatan RI. (2016). Info. Situasi Balita Pendek, 2442–7659.
Rachmi CN, Agho KE, Li M, Baur LA (2016). Stunting, Underweight and Overweight in
ChildrenAged 2.0–4.9 Years in Indonesia: Prevalence Trends and Associated Risk Factors. PLoS
ONE 11(5): e0154756. doi:10.1371/journal.pone.0154756
World Health Organization. (2010). Interpretation Guide Nutrition Landscape Information System
(NLIS). Who, 1–51.

13
14
LEMBAR REKAP OBSERVASI KEBERHASILAN PEMENUHAN GIZI

SEIMBANG

HARI KE 5

A. Petunjuk Pengisian Kuesioner


1. Bacalah pernyataan dengan cermat dan teliti sebelum anda menjawab
2. Berilah tanda (×) pada kolom pilihan ganda
B. Karakteristik Responden
Umur Ibu : .................................................

Pendidikan Terakhir : .................................................

Pekerjaan : .................................................

LAMPIRAN
Jumlah Anak : .................................................

Umur Anak terakhir Saat Ini : .................................................

C. Kuesioner Pengetahuan Stunting


Nama :

Umur :

No Rincian Pertanyaan Ya Tidak

1. Stunting adalah kurangnya asupan gizi dalam waktu yang cukup lama,

sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi

badan anak lebih rendah/pendek dari standar usianya.

15
2. Penyebab terjadinya stunting yaitu tidak tercukupinya kebutuhan gizi

sejak dari dalam kandungan hingga anak-anak berusia 2 tahun.

3. Cara pencegahannya yaitu dengan pemberian makanan tambahan bagi

ibu hamil, memberikan ASI ekslusif hingga usia 6 bulan, berikan

MPASI dengan gizi yang cukup bagi bayi diatas 6 bulan hingga 2

tahun.

4. Sampai umur 6 bulan bayi wajib mendapatkan ASI Ekslukif.

5. Sayur dan buah merupakan contoh makanan yang memperlancar ASI.

6. pemberian makanan pendamping ASI adalah pemberian makanan

tambahan pada bayi setelah bayi berusia 6-24 bulan.

7. Peran makanan pendamping ASI sangat penting terhadap tumbuh

kembang anak

8. Karbohidrat, protein, vitamin dan mineral adalah zat yg di butuhkan

oleh bayi dalam proses tumbuh kembang.

9. Pemberian makanan pendamping ASI harus bertahap dan bervariasi.

10. Pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya di mulai dengan

bentuk bubur kental, sari buah, buah segar, makanan lumat, makanan

lembek dan akhirnya makanan padat.

11. Selain di berikan makanan pendamping ASI,ASI juga tetap diberikan

pada bayi usia 6-24.

12. Ditinjau dari sudut masalah kesehatan dan gizi, maka bayi termasuk

16
kelompok yang paling susah menderita kelainan gizi.

13. Pemberian ASI saja sudah cukup untuk anak pada usia 0-24 bulan

14. Setelah umur bayi lebih dari 6 bulan tidak perlu diberkan ASI lagi.

15. Frekuensi pemberian makanan pendamping ASI sebaiknya sesering

mungkin.

16. ASI merupakan makanan yang paling baik untuk bayi.

17. Makanan sayur-sayuran dan kacang-kacangan dapat memperlancar

produksi ASI.

18. Sebelum berumur 2 tahun, bayi belum dapat mengkonsumsi makanan

orang dewasa.

19. Pada permulaan, makanan tambahan harus diberikan dalam keadaan

kasar.

20. Hindari makan makanan yang dapat menggangu organ pencernaan,

seperti makanan terlalu berbumbu tajam,pedas, terlalu asam atau

berlemak.

21. hentikan pemberian makanan apabila bayi muntah.

22. Bayi perlu diperkenalkan dengan beraneka ragam bahan makanan.

23. Gunakan peralatan makan dan minum yang steril, yakni dicuci bersih di

air mengalir dan direndam di air mendidih.

24. Saat bayi lahir, ASI belum banyak keluar sebaiknya tetap disusukan

17
pada bayi.

25. Bila bayi sudah diberikan susu formula/ makanan tambahan pada usia 6

bulan maka pemberian ASI diberikan semua bayi

26. Makanan lumat mulai diberikan pada bayi usia 4 bulan.

27. Pemberian makanan tambahan pada bayi sebelum 6 bulan dapat

berpengaruh bayi cepat besar

28. Syarat dari pemberian makanan tambahan diantaranya memenuhi

kebutuhan gizi yang diperlukan

18
19
LEMBAR REKAP PRETEST PEMENUHAN GIZI SEIMBAN

Petunjuk Pengisian:

Isilah jawaban pada kolom dan lembar yang sudah disediakan! (diisi oleh edukator)

No Nama Nama Anak Umur Hasil

1 Mutia M Faiz 2 th 3 bln 60

2 Endah Adara Yumna 5 th 75

3 Rohani Novan L 2 th 75

4 Laminah M Alfariz 2 th 5 bln 75

5 Dewi Sakila 3 th 5 bln 75

6 Ayu Sarang 2 th 7 bln 75

7 Sizka Kayra 4 th 5 bn 80

8 Vicky Kayla 3 th 7 bln 70

9 Yuli Hendra Z 9 bln 70

10 Haryati Sheza A 4 th 6 bln 75

11 Riyani Fidi M 3 th 4 bln 75

12 Eni Berlian 3 th 7 bln 75

13 Ratna Faradiba 2 th 65

14 Ria Ardian 3 th 4 bln 75

15 Alfiyati Faris 2 th 3 bln 75

20
LEMBAR REKAP POSTTEST PEMENUHAN GIZI SEIMBANG

Petunjuk Pengisian:

Isilah jawaban pada kolom dan lembar yang sudah disediakan! (diisi oleh edukator)

No Nama Nama Anak Umur Hasil

1 Mutia M Faiz 2 th 3 bln 65

2 Endah Adara Yumna 5 th 85

3 Rohani Novan L 2 th 85

4 Laminah M Alfariz 2 th 5 bln 85

5 Dewi Sakila 3 th 5 bln 85

6 Ayu Sarang 2 th 7 bln 85

7 Sizka Kayra 4 th 5 bn 90

8 Vicky Kayla 3 th 7 bln 90

9 Yuli Hendra Z 9 bln 90

10 Haryati Sheza A 4 th 6 bln 85

11 Riyani Fidi M 3 th 4 bln 85

12 Eni Berlian 3 th 7 bln 85

13 Ratna Faradiba 2 th 85

14 Ria Ardian 3 th 4 bln 85

15 Alfiyati Faris 2 th 3 bln 85

21
RUBRIK PENILAIAN LOMBA MP-ASI LOKAL
SECARA ONLINE

Kriteria 2 1 0

Menu 4 bintang Terdiri dari 5 Terdiri dari 3-4 Terdiri <3

kandungan yaitu kandungan saja kandungan

karbohidrat, protein

hewani, protein

nabati, sayur,

lemak tambahan

Menggunakan Menggunakan Menggunakan 1 Menggunakan <1

bahan makanan semua bahan bahan makanan non bahan makanan non

lokal makanan lokan lokal lokal

Variasi menu variatif dan variatif dan kurang Tidak variatif dan

memiliki nilai gizi memperhatikan kurang

tinggi nilai gizi memperhatikan

nilai gizi

Kemudahan Mudah dalam Sedikit sulit dalam Sulit dalam

pengolahan pengolahan pengolahan pengolahan

Ketepatan Bentuk makanan Bentuk makanan Bentuk makanan

pemberian tepat untuk usia kurang tepat untuk tidak tepat untuk

berdasarkan usia bayi usia bayi usia bayi

22
REKAP PENILAIAN LOMBA MP-ASI LOKAL
SECARA ONLINE

No Peserta Menu 4 Menggunakan Variasi Kemudahan Ketepatan Total


bintang bahan menu pengolahan pemberian
makanan berdasarkan
lokal usia
1 Bunda 2 2 1 1 1 7
Endah
2 Bunda 1 2 1 1 1 6
Syifa
3 Bunda 1 2 1 1 1 6
Ella
4 Bunda 2 2 1 2 1 8
Weswill
5 Bunda 2 2 2 2 2 10
Dini
6 Bunda 2 2 1 1 1 7
Kandita
7 Bunda 2 2 2 2 1,5 9,5
Reey

23
DOKUMENTASI

Pendaftaran

Penimbangan dan Pengukuran

24
Penyuluhan

Penanya

25
Pijat TUINA

Lomba MPASI

26

Anda mungkin juga menyukai