Anda di halaman 1dari 14

FORM LAPORAN

KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama Mahasiswa : 1. Anida Nur Ngarofah (B2020001)


2. Anisa Nur Hamidah (B2020002)
3. Dhea Kurnia Sari (B2020003)
4. Imelia Putri (B2020007)
5. Nur Injiyah (B2020013)
6. Talita Khairunnisa J. H (B2020017)
Hari/ Tanggal : 05 Desember 2022
Tempat Pelaksana : Posbindu Desa Pekuncen
Stase : Praktik Kebidanan Komunitas

Komponen Uraian
1. Tema Pentingnya Menjaga Kesehatan Pada Lansia Dengan Hipertensi
2. Nara Puji Handoko S.Ag M.Pd
Sumber
3. Kajian Kasus :
Ke- Pada hari Rabu, 14 January 2023 diadakan Posbindu di RW 4 Desa Pekuncen dimana peserta
Islaman yang mengikuti posbindu terdiri dari ibu lansia. Banyak keluhan mengenai penyakit yang dialami
terutama di usia tua hingga lanjut seperti pegal-pegal, keram, dan hipertensi. Beberapa peserta
mengatakan mengalami sakit badan dan pusing ketika bangun tidur atau saat kelelahan. Adapula
beberapa peserta yang menyampaikan keluhanya saat mengalami pusing,sakit kepala dan
penglihatan kabur setelah melakukan pemeriksaan di fasilitas kesehatan hasilnya adalah
hipertensi yang cukup tinggi. Peserta yang mengalami hipertensi memiliki keluhan utama yaitu
sakit kepala,gelisah,pusing, pengelihatan kabur dan merasa lelah.
Adapun resiko dari hipertensi pada lansia merupkan factor resiko utama untuk stroke iskemik.
Tekanan darah tinggi juga bisa meningkatkan resiko lansia yaitu penyakit jantung, stroke
penyakit ginjal retinopati (kerusakan retina), penyakit pembuluh darah tepi, gangguan saraf.
Rumusan Masalah
Dari latar belakang kasus di atas mendapatkan rumusan masalah yang dapat dikaji dan dicari
jawabannya yaitu:
1. Bagaimanakah pandangan islam tentang pentingnya menjaga kesehatan menurut Al Quran
dan hadist?
2. Bagaimanakah pandangan islam tentang pentingnya menjaga kesehatan menurut
Muhammadiyah?
3. Apa pengertian, factor penyebab, tanda dan gejala, dari hipertensi?
4. Bagaimana tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hipertensi?
5. Bagaimana cara menangani hipertensi pada lansia ?
6. Bagaimana dampak yang bisa terjadi bila ibu tidak memriksakan hipertensi ke tenaga
kesehatan?

Pembahasan :
A. Pandangan Islam tentang pentingnya menjaga kesehatan menurut Al-Quran dan
Hadist
Kesehatan adalah hal utama yang paling diinginkan oleh siapapun diantara kita. Tidak ada
sesuatu yang berharga seperti kesehatan. Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi
berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari
Allah kepada manusia. Dalam Islam juga ada cara untuk menjaga kesehatan seperti halnya
menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudhu dan membersihkan diri secara rutin.
 Maka jika kita dalam keadaan sehat, sebagai hamba Allah hendaklah bersyukur atas
kesehatan yang kita miliki dan tidak bersikap kufur. Nabi saw. bersabda, “Ada dua anugerah
yang karenanya banyak manusia tertipu, yaitu kesehatan yang baik dan waktu luang.” (HR.
Bukhari).
 Abu Darda berkata, “Ya Rasulullah, jika saya sembuh dari sakit saya dan bersyukur
karenanya, apakah itu lebih baik daripada saya sakit dan menanggungnya dengan sabar?”
Nabi saw menjawab, “Sesungguhnya Rasul mencintai kesehatan sama seperti engkau juga
menyenanginya.”
 Diriwayatkan oleh  at-Tirmidzi bahwa Rasulullah saw bersabda: ‘Barangsiapa bangun di
pagi hari dengan badan schat dan jiwa sehat pula, dan rezekinya dijamin, maka dia seperti
orang yang memiliki dunia seluruhnya.”

B. Pandangan islam tentang pentingnya menjaga kesehatan menurut Muhammadiyah


Sabda Nabi SAW tentang lima perkara sebelum datang lima perkara, salah satunya: “waktu
sehatmu sebelum datang waktu sakitmu”. Dalam konteks ini, ahli tafsir Ibn Katsir ketika
membahas ayat: Rabbana atina fi al-dunya hasanah wafil akhirati hasanah… (QS: Al
Baqarah :201). Menurutnya, muatan ‘kebahagiaan dunia’ yang kita mohonkan kepada Allah
salah satunya adalah nikmat kesehatan.
Kesehatan dalam Islam adalah perkara yang penting, ia merupakan nikmat besar yang harus
disyukuri oleh setiap hamba. Terkait pentingnya kesehatan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
‫نعمتان مغبون فيهما كثير من الناس الصحة والفراغ‬
“Dua kenikmatan yang sering dilupakan oleh kebanyakan manusia adalah kesehatan dan
waktu luang.” (HR. Al-Bukhari: 6412, at-Tirmidzi: 2304, Ibnu Majah: 4170)

C. Pengertian Dari Hipertensi


Pengertian :
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).
Faktor Penyebab :
1. Memiliki usia di atas 65 tahun.
2. Sering mengonsumsi makanan tinggi garam berlebihan.
3. Pola makan tidak sehat, kurang serat, tinggi lemak
4. Alami kelebihan berat badan atau obesitas.
5. Adanya riwayat keluarga dengan kondisi medis yang sama.
6. Kurang mengonsumsi buah dan sayuran.
7. Tidak aktif secara fisik atau jarang berolahraga.
8. Mengonsumsi terlalu banyak makanan atau minuman yang mengandung kafein.
9. Memiliki kebiasaan merokok.
10. Banyak mengonsumsi minuman beralkohol.
11. Stres. Tingkat stres yang tinggi dapat meningkatkan tekanan darah untuk sementara.
12. Alami kondisi kronis tertentu, seperti penyakit ginjal, diabetes, atau sleep apnea.
Tanda dan Gejala Hipertensi
1. Sakit kepala parah, pusing
2. penglihatan buram
3. mual
4. telinga berdenging
5. detak jantung tidak teratur
6. kebingungan
7. kelelahan
8. nyeri dada
9. sulit bernapas
10. muncul darah dalam urin
11. serta sensasi berdebar di dada, leher, atau telinga.
Mendengarkan murottal surah Ar Rahman berpengaruh terhadap pola tekanan darah yaitu
ketenangan dalam tubuh sebab adanya unsur relaksasi, autosugesti dan meditasi (Anwar, 2010).
Murottal surah Ar Rahman dapat merangsang hipotalamus untuk mensekresikan hormone
endorphin, yang mana hormon tersebut dapat membuat seseorang bahagia. Dan selanjutnya
amigdala akan merangsang pengaktifan sekaligus pengendalian saraf otonom yaitu saraf simpatis
dan parasimpatis. Saraf parasimpatis berfungsi untuk mempersarafi jantung dan kerjanya dapat
memperlambat denyut jantung adapun saraf simpatis adalah sebaliknya. Rangsangan saraf otonom
yang terkendali dapat mengontrol sekresi epinefrin dan norepinefrin oleh medua adrenal sehingga
dapat 5 menghambat pembentuukan angiontensin sehingga dapat menurunkan tekanan darah
(Pedak, 2009).
D. Tindakan preventif untuk mencegah terjadinya hipertensi
1. Mengurangi konsumsi garam (jangan melebihi 1 sendok teh per hari)
2. Melakukan aktivitas fisik teratur (seperti jalan kaki 3 km/ olahraga 30 menit per hari
minimal 5x/minggu)
3. Tidak merokok dan menghindari asap rokok
4. Diet dengan Gizi Seimbang
5. Mempertahankan berat badan ideal
6. Menghindari minum alcohol

E.Cara Menangani Hipertensi Pada Lansia


Gaya hidup sehat :
1. Mengonsumsi lebih banyak buah-buahan dan sayur-sayuran
2. Mengurangi konsumsi garam, yaitu maksimal sebanyak satu sendok teh per hari
3. Memperbanyak aktivitas fisik dan rutin berolahraga
4. Menurunkan berat badan berlebih dan menjaga berat badan ideal
5. Menghentikan kebiasaan merokok
6. Menghindari atau mengurangi konsumsi minuman beralkohol
7. Mengurangi konsumsi minuman berkafein, seperti kopi, teh, atau soda
8. Melakukan terapi relaksasi untuk mengelola stres, seperti yoga atau meditasi
Dampak yang bisa terjadi bila ibu tidak memriksakan hipertensi ke tenaga kesehatan
Komplikasi/bahaya yang dapat ditimbulkan pada penyakit adalah :
1. Pada mata: penyempitan pembuluh darah pada mata karena penumpukan kolesterol dapat
mengakibatkan retinopati, dan efek yang ditimbulkan pandangan mata kabur;
2. Pada jantung: jika terjadi vasokonstriksi vaskuler pada jantung yang lama dapat
menyebabkan sakit lemah pada jantung, sehingga timbul rasa sakit dan bahkan
menyebabkan kematian yang mendadak;
3. Pada ginjal: suplai darah vaskuler pada ginjal turun menyebabkan terjadi penumpukan
produk sampah yang berlebihan dan bisa menyebabkan sakit pada ginjal;
4. Pada otak: jika aliran darah pada otak berkurang dan suplai O2 berkurang bisa
menyebabkan pusing. Jika penyempitan pembuluh darah sudah parah mengakibatkan
pecahnya pembuluh darah pada otak (stroke).

Kesimpulan
Kesehatan adalah hal utama yang paling diinginkan oleh siapapun diantara kita. Tidak ada
sesuatu yang berharga seperti kesehatan. Sehat adalah kondisi fisik di mana semua fungsi
berada dalam keadaan sehat. Menjadi sembuh sesudah sakit adalah anugerah terbaik dari
Allah kepada manusia. Dalam Islam juga ada cara untuk menjaga kesehatan seperti halnya
menjaga kebersihan dan melaksanakan syariat wudhu dan membersihkan diri secara rutin.
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/ tenang (InfoDATIN, Kemenkes RI).

 DAFTAR PUSTAKA
https://www.rsimadiun.com/home.php?page=kajian.html&id=6
https://www.alodokter.com/hipertensi/pengobatan
https://alazharasysyarifsumut.sch.id/pentingnya-menjaga-kesehatan-menurut-pandangan-islam/
#:~:text=Diriwayatkan%20oleh%20at%2DTirmidzi%20bahwa,orang%20yang%20memiliki
https://muhammadiyah.or.id/menjaga-kesehatan-bagian-dari-amal-saleh/
https://suaramuhammadiyah.id/2022/09/16/manusia-agama-dan-kesehatan/amp/
https://p2ptm.kemkes.go.id/infographic/pencegahan-dan-pengendalian-hipertensi-mengurangi-
risiko-hipertensi
file:///D:/Pindahan%20Data%20C/Downloads/infodatin-hipertensi-si-pembunuh-senyap
%20(2).pdf
file:///D:/Pindahan%20Data%20C/Downloads/4.%20BAB%20I%20(2).pdf

Nara Sumber,

Puji Handoko S.Ag M.Pd


FORM PENILAIAN
KAJIAN KLINIK KEISLAMAN

Nama Mahasiswa : Siti Nurfay Waluyo


NIM : B2020016
Hari/ Tanggal : 05 Desember 2022
Tempat Pelaksana : Zoom
Stase : Kegawatdaruratan

BOBO SKORE TOTA


NO ASPEK YANG DINILAI
T 4 3 2 1 L
1. Partisipasi dalam kajian klinik Ke-Islaman 50
2. Melaporkan hasil kajian klinik Ke-Islaman : 50
a. Pada saat penilaian OSLER.
b. Penulisan sesuai dengan aturan / form yang
disediakan.
Jumlah Skor
NILAI= Jumlah Skor/4

Jumat, 05 Desember 2022

Mahasiswa, Penilai,
(Siti Nurfay Waluyo) Puji Handoko S.Ag
M.Pd
Pertanyaan:
1. Saya imelia Putri izin bertanya ke kelompok 3, pada usia 8 Minggu, apakah masa
nifasnya tetap normal antara 4 - 8 minggu ataukah bisa jadi bertambah lama?
Jawaban:
Saya Tyas Sayekti Pratama B2020018 izin menjawab, kehamilan yang tidak mencapai
usia tersebut akan membentuk posisi dan kondisi uterus yang berbeda. Sebuah kaedah
bisa dibuat di sini bahwa semakin tua usia kandungan, maka rahim akan semakin
membuka, dan secara otomatis akan menyebabkan sang ibu mengalami masa nifas lebih
lama. Sebaliknya, dalam kondisi kelahiran karena abortus, masa involusi atau pengerutan
uterus akan berlangsung lebih cepat, sehingga masa nifasnya pun akan berlangsung lebih
sebentar. Secara fikih hal tersebut dimungkinkan terjadi, karena baik hadis maupun para
ulama tidak pernah membuat batasan tentang masa paling sebentar (aqallu muddah)
dalam nifas (Fiqh al-Sunnah, 2006: vol. I/84). Dalam fikih hanya diatur masa paling lama
(athwalu muddah) dari waktu nifas, yaitu empat puluh hari.

2. Saya dhea kurnia sari dari kelompok 1 izin bertanya kepada kelompok 3, berapa lama
masa nifas setelah kuret menurut muhammadiyah?
Jawaban:
Saya Talita Khairunnisa B2020017, ijin menjawab pertanyaan Dhea Kurniasari, meski
tidak sering, pada beberapa kasus, perdarahan yang cepat berhenti justru diikuti dengan
perdarahan berat sekitar satu sampai dua minggu kemudian. Kejadian ini sering kali
disalahartikan sebagai timbulnya suatu masalah lain, padahal kondisi ini masih termasuk
normal. Dengan catatan, perdarahan ini tidak berlangsung lebih dari dua minggu.
Perdarahan berat ini biasanya disebabkan tubuh yang masih dalam proses ‘bersih-bersih’,
yaitu menghilangkan sebagian plasenta yang tertinggal saat keguguran. Namun, jika
darah masih keluar dan rasa sakit berlanjut melebihi waktu normalnya, yakni 10-14 hari.

3. Saya Ika izin bertanya ke kelompok 3, apakah hamil anggur juga akan dianggap darah
nifas?
Jawaban:
Nur Injiyah NIM B2020013 ijin menjawab, tindakan yang umum disebut kuret ini,
diindikasikan semisal pada jaringan yang tersisa akibat abortus (keluarnya jaringan
embrio/janin secara spontan sebelum mampu bertahan hidup) atau hamil anggur (mola
hidatidosa). Keluhan yang dialami pasien biasanya adalah perdarahan yang banyak dari
jalan lahir. Apakah tindakan kuret yang “hasilnya” belum mewujud manusia ini dihukumi
sebagaimana wiladah, sehingga darah pasca-kuret dapat dihukumi nifas? Berikut
keterangan fiqih yang bisa Anda rujuk: ‫ط ُر الصَّاِئ َم ِة بِهَا‬ ْ ِ‫ُت لِ ْل َعلَقَ ِة ِم ْن َأحْ َك ِام ْال ِواَل َد ِة ُوجُوبُ ْال ُغ ْس ِل َوف‬
ُ ‫يَ ْثب‬
َ‫ُت لِ ْل ُمضْ َغ ِة َذلِك‬
ُ ‫‘“ َوتَ ْس ِميَةُ ال َّد ِم َعقِبَهَا نِفَاسًا َويَ ْثب‬Alaqah (gumpalan darah yang keluar dari jalan lahir)
ditetapkan memiliki hukum sebagaimana melahirkan, sehingga diwajibkan mandi, boleh
tidak berpuasa, dan darah yang keluar setelah itu dianggap sebagai nifas. Dan demikian
juga mudigah (gumpalan jaringan yang padat).” (Syekh Sulaiman al-Ujaili, Hasyiyatul
Jumal, Beirut-Darul Fikr, juz 1, hal. 234)

4. Saya Anisa Nur Hamidah ijin bertanya ke kelompok 3, bagaimana hukum darah yang
terjeda jeda keluarnya pada masa nifas?
Jawaban:
Siti Nurfay Waluyo B2020016 izin menjawab, para ulama fiqih pada umumnya
bersepakat darah yang terjeda-jeda pada masa nifas selama tidak dijeda dengan batasan
minimal suci 15 hari, maka darah tersebut dihukumi sebagai darah nifas semuanya.
Tetapi jika sampai terjedanya sudah 15 hari atau lebih maka mereka berbeda pendapat.
Darah yang keluar setelah 15 hari adalah darah haidh ini merupakan pendapat dari
madzhab Maliki dan pendapat Imam Asy-Syafi’I dalam qaul jadidnya. Sedangkan
madzhab Hanafi dan Hambali berpendapat selama terjedanya masih dalam kurun waktu
40 hari, maka sebentar atau lama jeda tersebut semuanya terhitung nifas.

5. Saya Anida nur ngarofah dari kelompok 1 izin bertanya kepada kelompok 3, jika menurut
imam Syafi'i darah kuret termasuk juga dengan nifas apakah menurut pandangan
Muhammadiyah darah kuret itu juga termasuk nifas atau bukan?
Jawaban:
Saya Siti Nurfay Waluyo B2020016 izin menjawab, majelis Tarjih dan Tajdid pernah
mengeluarkan Putusan berkenaan dengan hukum abortus, yaitu ketika Muktamar Tarjih
XXII di Malang. Para ulama Islam sepakat mendefinisikan nifas sebagai darah yang
keluar dari alat vital wanita sesaat setelah ia melahirkan. Darah wanita yang melahirkan,
baik dalam kondisi normal ataupun karena abortus, tetap dihukumi sebagai darah nifas.
Jadi, wanita yang mengalami abortus dalam usia kehamilan 8 minggu, tetap dikenai
hukum nifas dengan jangka waktu sampai darah tersebut berhenti keluar. Karena si ibu
mengalami hukum nifas, maka berlaku pula baginya hukum-hukum yang berkaitan
dengan nifas, yaitu dilarang berhubungan suami istri, berpuasa, salat dan tawaf.

6. Saya Listia Ningsih izin bertanya kepada kelompok 3, dari berbagai jenis abortus apa
hukum sholat dari masing-masing jenis abortus yg dialami ibu, Tolong dijelaskan!
Jawaban:
Shevia triyani B2020015 izin menjawab, Dari Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud
radhiyallahu ‘anhu, ia berkata, Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

‫ ثُ َّم يُرْ َس• ُل‬،َ‫•ل َذلِ•ك‬ َ •‫ض• َغةً ِم ْث‬ ْ ‫ ثُ َّم يَ ُك••وْ نُ ُم‬،َ‫ ثُ َّم يَ ُكوْ نُ َعلَقَةً ِم ْث َل َذلِك‬،ً‫طفَة‬ ْ ُ‫ط ِن ُأ ِّم ِه َأرْ بَ ِع ْينَ يَوْ ما ً ن‬ ْ َ‫ِإ َّن َأ َح َد ُك ْم يُجْ َم ُع خَ ْلقُهُ فِي ب‬
‫ب ِر ْزقِ ِه َوَأ َجلِ ِه َو َع َملِ ِه َو َشقِ ٌّي َأوْ َس ِع ْي ٌد‬ ٍ ‫ َويُْؤ َم ُر بَِأرْ بَ ِع َكلِ َما‬،‫ك فَيَ ْنفُ ُخ فِ ْي ِه الرُّ وْ َح‬
ِ ‫ بِ َك ْت‬:‫ت‬ ُ َ‫ِإلَ ْي ِه ْال َمل‬

“Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya sebagai setetes


mani (nuthfah) selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi segumpal darah
(‘alaqah) selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging (mudhgah)
selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepadanya seorang malaikat lalu ditiupkan
padanya ruh dan diperintahkan untuk ditetapkan empat perkara, yaitu rezekinya, ajalnya,
amalnya dan kecelakaan atau kebahagiaannya.” (HR. Bukhari, no. 6594 dan Muslim, no.
2643)
Pembentukan manusia dalam rahim mulai dari fase nuthfah (setetes mani), ‘alaqah
(segumpal darah), mudhgah (segumpal daging) masing-masing selama 40 hari.
Terkait status darah keguguran yang dialami wanita, para ulama memberikan rincian
sebagai berikut:
Pertama, keguguran terjadi ketika janin berada pada dua fase pertama, yaitu fase nuthfah
yang masih bercampur dengan mani, berlangsung selama 40 hari pertama dan fase
‘alaqah, yaitu segumpal darah yang berlangsung selama 40 hari kedua. Sehingga total dua
fase ini berjalan selama 80 hari.
Dalam fase nuthfah atau ‘alaqah ini tidak berlaku hukum sama sekali tanpa ada
perbedaan pendapat di antara para ulama. Para ulama hukumi darah yang keluar adalah
darah istihadhah, sehingga wanita masih tetap berpuasa dan melaksanakan shalat. Untuk
melaksanakan shalat, cukup baginya berwudhu pada setiap kali akan shalat lima waktu.
Kedua, keguguran terjadi pada fase ketiga, yaitu fase mudhghah, dalam bentuk gumpalan
daging. Pada fase ini, mulai terjadi pembentukan anggota badan, bentuk, wajah, dan
seterusnya. Fase ini berjalan sejak usia 81 hari sampai 120 hari masa kehamilan.
Jika terjadi keguguran pada fase ini, ulama merinci menjadi dua:
Janin belum terbentuk seperti layaknya manusia. Pembentukan anggota badan masih
sangat tidak jelas. Hukum keguguran dengan model janin semacam ini, statusnya sama
dengan keguguran di fase pertama. Artinya, status wanita tersebut dihukumi sebagai
wanita yang mengalami istihadhah.
Janin sudah terbentuk seperti layaknya manusia, sudah ada anggota badan yang
terbentuk, dan secara kasatmata seperti manusia memiliki tangan, kaki, atau
semacamnya. Atau bisa jadi bentuknya samar, namun dianggap sebagai awal bentuk
manusia. Status keguguran dengan model janin semacam ini dihukumi sebagaimana
wanita nifas. Sehingga berlaku semua hukum nifas untuk wanita ini (di antaranya
dilarang shalat dan puasa, pen.). Sehingga berlaku juga hukum selesainya ‘iddah kalau
nifasnya selesai.
Ketiga, ketika keguguran terjadi di fase keempat, yaitu fase setelah ditiupkannya ruh ke
janin. Ini terjadi di usia kehamilan mulai 121 hari atau masuk bulan kelima kehamilan.
Jika terjadi keguguran pada fase ini, ulama sepakat wanita tersebut statusnya
sebagaimana layaknya wanita nifas. Perlakuan pada bayi yang keguguran dalam fase ini
dirinci menjadi dua:
Bayi dalam keadaan tidak teriak saat lahir, maka berlaku di dalamnya hukum seperti
keadaan kedua pada mudghah yang telah disebutkan sebelumnya. Juga berlaku hukum
dimandikan, dikafani, dishalatkan, diberi nama, hingga diaqiqahi.
Bayi dalam keadaan teriak saat lahir, maka berlaku hukum bayi secara sempurna, yaitu
dimandikan, dikafani, dishalatkan, diberi nama, diaqiqahi, juga ia mendapatkan
kepemilikan harta dari wasiat, dan bisa dapat hukum terkait waris (yaitu mewariskan dan
diwariskan) dan hukum semisal itu.
Demikian Fatwa Al-Lajnah Ad-Daimah, 21:434-438, dinukil dari Fatwa Al-Islam Sual
wa Jawab karya Syaikh Muhammad Shalih Al-Munajjid, no. 12475
bisa dilihat jika ia mengalami nifas, maka ia meninggalkan shalat, juga meninggalkan
puasa. Jika ia mengalami istihadhah (berarti bukan nifas), ia tetap mengerjakan shalat,
juga puasa.

Anda mungkin juga menyukai