Anda di halaman 1dari 14

STRATEGI KABUPATEN KENDAL DALAM

PENCEGAHAN DAN PENANGANAN KASUS


STUNTING

Penulis: dr. Hj. Siti Musri’ah, M. H.Kes.

PEMERINTAH KABUPATEN KENDAL DINAS


KESEHATAN PUSKESMAS BRANGSONG I
Jl. Sidorejo no. 43 Telp (0294) 3688944 Kode Pos 51371
email : puskbrangsong01kendal@gmail.com
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................................. 1


DAFTAR ISI ............................................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 3
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 3
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 7
2.1 Pembahasan dan Analisa ............................................................................. 7
2.2 Rencana Tindak Lanjut ............................................................................... 10
BAB III KESIMPULAN ........................................................................................... 13
3.1 Kesimpulan .................................................................................................. 13

2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sebagaimana diketahui bahwa tugas seorang Kepala Dinas Kesehatan
yaitu memposisikan diri membantu Bupati untuk mewujudkan visi yaitu:
Kendal Handal, Unggul, Makmur dan Berkeadilan. Dalam bidang kesehatan
yaitu “meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, pengendalian penduduk,
pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, penanganan bencana,
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS), serta penanggulangan
kemiskinan“. Program utama Bupati Kendal saat ini salah satunya dalam
bidang kesehatan adalah dalam hal stunting.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat dari
kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk seusianya.
Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal-
awal setelah anak lahir, tetapi baru nampak setelah anak berusia 2 tahun.
Kerdil (stunting) pada anak mencerminkan kondisi gagal tumbuh pada anak
balita akibat kekurangan gizi kronis sehingga anak menjadi sangat pendek
untuk seusianya.
Stunting sebagai masalah kesehatan masyarakat di Indonesia
merupakan salah satu target program SDG’s (Sustainable Developmen Goals)
yang masuk pada tujuan pembangunan berkelanjutan yaitu mengakhiri
kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan gizi pada tahun
2030. Dalam kunjungan kerja dan seminar yang bertema “Peran OPD
(Organisasi Perangkat Daerah) dan ormas dalam percepatan penurunan
stunting di Pendopo Tumenggung Bahurekso pd hari Jum’at 7/5/2021,
Kepala BKKBN pusat dr.Hasto Wardoyo menyampaikan bahwa Kabupaten
Kendal dijadikan proyek percontohan percepatan penurunan stunting di
Indonesia.
Penyusunan makalah ini juga dalam rangka menindak lanjuti acara
yang pernah diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Kendal Jawa

3
Tengah dalam gelar “rembuk stunting“ sebagai bentuk komitmen dan
keseriusan percepatan pencegahan stunting yg digelar di Pendopo
Tumenggung Bahurekso Kendal pada hari Rabu 27 Oktober 2021 dimana Ibu
Bupati Kendal sekaligus ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Kendal, Ibu
Wynne Frederica menekankan agar sosialisasi pencegahan stunting dapat
menyeluruh dan harus benar-benar bisa dipahami oleh masyarakat. Beliau
mengatakan bahwa masalah stunting ini bukan hanya karena masalah
ekonomi.
Ibu Wynne Frederica mengatakan, dalam sosialisasi pencegahan
stunting ke masyarakat khususnya kepada ibu-ibu hamil harus dilakukan
secara door to door, dengan mendatangi rumahnya satu persatu langsung,
agar lebih dekat dengan sasaran dan apa yang disosialisakan ini bisa lebih
mendalam dengan menggunakan bahasa yang mudah dimengerti. Ibu Wynne
yg juga sebagai “Duta Stunting Nasional“ memiliki 2 program untuk
menangani stunting di Kabupaten Kendal, pertama akan ada tim yg
mendatangi rumah warga untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan
stunting. Kedua adanya program pengelolaan makanan bergizi di tingkat
desa.
Sementara itu, Bupati Kendal Bapak Dico M. Ganinduto mengatakan
“rembug stunting“ sengaja digelar dengan mengundang sejumlah dinas-dinas
terkait agar permasalahan stunting dapat segera tertangani secara terintegrasi.
Dalam kesempatan tersebut, Bapak Bupati menekankan agar pengembangan
SDM menjadi fokus bagi seluruh stakeholder untuk bersama-sama berupaya
mencegah stunting. Kabupaten Kendal harus bisa fokus mengembangkan
SDM agar dapat menghadapi Revolusi Industri, sehingga masyarakat bisa
ikut berpartisipasi tidak hanya jadi penonton di daerahnya sendiri. Menurut
Bapak Bupati, stunting di Kendal jika tidak dicegah dipastikan berdampak
besar terhadap penciptaan SDM di Kabupaten Kendal yang selama ini belum
ada perhatian lebih terhadap stunting di Kabupaten Kendal. Bapak Bupati
juga mengatakan bahwa BKKBN sudah memberikan fasilitas untuk upaya
pencegahan Stunting. Oleh karena itu mensosialisasikan stunting sangat

4
penting, karena saat ini pencegahan stunting sudah menjadi tanggung jawab
bersama. Kabupaten Kendal mentargetkan bebas stunting tahun 2024. Upaya
yg dilakukan untuk mengatasi masalah stunting di antaranya segera
menyusun Perbup tentang “Percepatan Pencegahan Stunting Terintegrasi“.
Stunting memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang,
dampak jangka pendek terdiri dari peningkatan mortalitas dan morbiditas,
penurunan fungsi kognitif, motorik dan bahasa serta peningkatan biaya
pengobatan utk anak yang sakit. Sedangkan dampak jangka panjang terdiri
dari penurunan tinggi badan saat dewasa, obesitas, penurunan kesehatan
reproduksi, penurunan performa di sekolah, kapasitas belajar tidak maksimal
dan penurunan produktivitas dan kapasitas kerja. Anak yang mengalami
stunting berdampak pada pertumbuhan yang terhambat dan bersifat
irreversible (bertahan seumur hidup) dan mempengaruhi generasi
selanjutnya.
Balita yang mengalami stunting juga akan memilik tingkat kecerdasan
yang tidak maximal, menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit dan di
masa depan dapat beresiko pada menurunnya tingkat produktifitas. Pada
akhirnya secara luas stunting akan dapat menghambat pertumbuhan ekonomi,
meningkatkan kemiskinan dan memperlebar ketimpangan. Apa yang
disampaikan Bapak Bupati Kendal secara ilmiah sesuai penelitian Tim
Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan bahwa pengalaman dan
bukti Internasional menunjukkan bahwa stunting dapat menghambat
pertumbuhan ekonomi dan menurunkan produktifitas pasar kerja, sehingga
mengakibatkan hilangnya 11% GDP (Gross Domestic Product) serta
mengurangi pendapatan pekerja dewasa hingga 20%. Stunting juga dapat
berkontribusi pada melebarnya kesenjangan, sehingga mengurangi 10% dari
total pendapatan seumur dan juga menyebabkan kemiskinan.
Stunting dapat terjadi karena faktor penyebab langsung dan tidak
langsung. Faktor langsung terdiri dari berat badan bayi lahir, status gizi ibu
sebelum hamil, saat hamil dan saat menyusui serta kejadian diare. Faktor
penyebab tidak langsung terdiri ketahanan pangan berupa ketersediaan,

5
keterjangkauan dan akses makanan bergizi, rendahnya tingkat pendidikan
pengasuh, praktek pengasuhan yang buruk, persediaan air bersih dan sanitasi
yang buruk, rendahnya keberagaman makanan, asupan protein hewani, dan
kandungan energi dalam makanan. Kekurangan zat gizi kronis sejak dalam
kandungan menyebabkan anak mengalami berat badan lahir rendah (BBLR)
yang kemudian memicu perkembangan anak tersebut terhambat hingga
menjadi stunting.
Berdasarkan data dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) Jateng tahun
2018 prevalensi stunting yaitu 31,22%. Sesuai data hasil Survei Status Gizi
Balita Indonesia (SSGBI) pada tahun 2019 prevalensi Stunting di Jawa
Tengah mengalami penurunan menjadi 27,68 %. Selain itu berdasarkan data
dari Dinas Kesehatan Propinsi Jawa Tengah pada bulan Pebruari tahun 2020
terdapat 14,6% balita yang diukur mengalami stunting.
Di wilayah Kabupaten Kendal angka stunting meningkat dibanding
tahun sebelumnya, yakni sebesar 9,5 % atau 5017 orang balita pada tahun
2021, sedangkan pada tahun sebelumnya atau tahun 2020 sebesar 8,3 % atau
4324 orang balita dan tauhn 2019 sebesar 5,6 %. Untuk tahun 2022 dengan
jumlah 6413 kasus stunting dari 61969 balita keseluruhan dari 56386 balita
yang ditimbang dengan presentase 11,4 %.
Dengan berlatar belakang tersebut diatas penulis ingin mengangkat
sebuah persoalan “Strategi Kabupaten Kendal Dalam Pencegahan dan
Penanganan Kasus Stunting“. Harapannya agar terwujud Keluarga dan
Generasi yang berkwalitas.

6
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pembahasan dan Analisa


Gizi buruk adalah salah satu hal yang menjadi masalah global.
Pemenuhan gizi yang belum tercukupi baik sejak dalam kandungan hingga
bayi lahir dapat menyebabakan terjadinya berbagai masalah Kesehatan, baik
pada ibu maupun pada bayinya. Salah satu gangguan kesehatan yang
berdampak pada bayi yaitu stunting atau tubuh pendek akibat kurang
gizi.kronik.
Anak stunting penyebab utamanya adalah asupan gizi. Masyarakat
pada umumnya menganggap pertumbuhan fisik sepenuhnya dipengaruhi oleh
faktor keturunan. Pemahaman yang keliru ini kerap menghambat sosialisasi
pencegahan stunting yang semestinya dilakukan dengan upaya mencukupi
kebutuhan gizi sejak anak dalam kandungan hingga usia 2 tahun. Sosialisasi
terus dilakukan, meski demikan diperlukan juga kemauan masyarakat untuk
dapat menerima hal tersebut, diikuti dengan kesadaran akan kewajiban
menjaga Kesehatan.
Komitmen pemerintah dalam upaya percepatan penurunan stunting
sesuai dengan UU No.36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, Instruksi Presiden
No. 1 Tahun 2017 tentang Germas (Gerakan Masyarakat Hidup Sehat),
Permenkes RI No. 3 Tahun 2014 tentang Sanitasi Total Berbasis Masyarakat
(STBM), Permenkes RI No. 66 Tahun 2014 tentang Pemantauan
Pertumbuhan, Perkembangan dan gangguan tumbuh kembang anak, Pedoman
strategi Komunikasi Perubahan Perilaku dalam percepatan pencegahan
stunting di Indonesia, PerPes No.72 tahun 2021 dan PerPes no.42 tahun 2013
tentang perbaikan gizi.pada tanggal 23 Mei 2013 diadakan Gerakan Nasional
(Gernas ) tentang percepatan perbaikan gizi yang merupakan upaya bersama
antara pemerintah dan masyarakat melalui penggalangan partisipasi dan
kepedulian pemangku kepentingan secara terencana dan terkoordinasi untuk
percepatan perbaikan gizi masyarakat dengan prioritas pada seribu hari

7
pertama kehidupan (1000 HPK) melalui penetapan strategi utama GERNAS
tentang Percepatan Perbaikan Gizi,yaitu:
a. Menjadikan perbaikan gizi sebagai arus utama pembangunan sumber daya
manusia, sosial budaya dan perekonomian
b. Peningkatan kapasitas dan kompetensi sumber daya manusia di semua
sektor baik pemerintah maupun swasta
c. Peningkatan intervensi berbasis bukti yg efektif pada berbagai tatanan
yang ada di masyarakat
d. Peningkatan partisipasi masyarakat untuk penerapan norma-norma sosial
yang mendukung perilaku sadar gizi.
Dalam mengatasi permasalahan gizi terdapat 2 solusi yang dapat
dilakukan yaitu dengan intervensi spesifik dan sensitive. Intervensi spesifik
diarahkan untuk mengatasi penyebab langsung dan tidak langsung masalah
gizi, sedangkan intervensi sensitive diarahkan untuk mengatasi akar
masalahnya dan sifatnya jangka panjang. Intervensi sensitive salah satunya
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan dari orang tua atau keluarga
tentang hal- hal yang berkaitan dengan gizi, serta kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam pengolahan bahan makanan misalnya ikan. Ikan di sekitar
mereka banyak, tetapi tidak mereka konsumsi karena kebanyakan dari mereka
hanya bisa memasak ikan dengan digoreng dan dibakar saja, sehingga anak-
anak merasa lebih cepat bosan makan menu ikan.
Dengan meningkatnya angka stunting di Kabupaten Kendal maka
perlu adanya penanggulangan masalah gizi, yaitu dengan :
a. Pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri, calon pengantin, ibu
hamil
b. Promosi ASI eksklusif
c. Promosi makanan pendamping ASI
d. Promosi makanan terfortifikasi termasuk garam beryodium
e. Promosi dan kampanye Tablet Tambah Darah
f. Suplemen gizi makro (PMT)
g. Suplemen gizi mikro (Taburia)

8
h. Kelas bumil
i. Promosi dan kampanye gizi seimbang dan perubahan perilaku
j. Pemberian obat cacing
k. Tata laksana gizi kurang /buruk
l. Suplementasi vitamin A
m. Jaminan Kesehatan Nasional
Penanggulangan stunting bukan hanya tanggung jawab pemerintah,
melainkan semua pihak, dan setiap keluarga. Dalam jangka panjang stunting
berdampak buruk tidak hanya terhadap tumbuh kembang anak tetapi juga
terhadap perkembangan emosi yang berakibat pada kerugian ekonomi, baik
skala mikro semata dalam keluarga maupun skala makro, dalam hal ini
anggaran belanja Kesehatan Nasional. Karena itu upaya percepatan perbaikan
gizi membutuhkan komitmen kuat dari berbagai pihak,baik dari pemerintah
pusat dan pemerintah daerah, Lembaga sosial kemasyarakatan dan
keagamaan, akademis, organisasi profesi, media massa, dunia usaha/mitra
pembangunan dan masyarakat secara keseluruhan. Diharapkan kerjasama ini
berhasil mencapai satu tujuan utama yaitu perbaikan generasi masa depan
yang sehat produktif dan memiliki daya saing. Dimulai dari pemenuhan gizi
yang baik selama 1000 HPK anak hingga menjaga lingkungan agar tetap
bersih dan sehat.
Dalam penanganan stunting dikenal istilah 5 pilar ,yaitu:
1. Pilar 1 : Komitmen dan Visi pemimpi tertinggi Negara
2. Pilar 2 : Kampanye Nasional berfokus pada pemahaman, perubahan
perilaku, komitmen politik dan akuntabilitas
3. Pilar 3 : Konvergensi, koordinasi dan konsolidasi program Nasional,
Daerah dan Masyarakat
4. Pilar 4 : Mendorong kebijakan Nasional Food Security
5. Pilar 5 : Pemantauan dan evaluasi.

9
2.2 Rencana Tindak Lanjut
Ada beberapa indikator stunting, yang menjadi tolak ukur penilaian
kinerja pencegahan dan penanganan stunting, yang menjadi target pencapaian
di beberapa Organisasi Perangkat Daerah lain. Indikator yang ada di Dinas
Kesehatan meliputi:
1. Cakupan Ibu hamil (Bumil) kurang energi kronik yang medapat PMT
pemulihan
2. Cakupan Bumil mendapat TTD minimal 90 tablet selama kehamilan
3. Cakupan Balita kurus yang mendapat PMT
4. Cakupan kehadiran di posyandu (rasio yang datang terhadap total
sasaran)
5. Cakupan Ibu hamil K4
6. Cakupan anak 6-59 bulan yg mendapat vitamin A
7. Cakupan bayi 0-11 bulan yang mendapat imunisasi dasar lengkap
8. Cakupan Balita diare yang memperoleh suplementasi Zinc
9. Cakupan Remaja Putri yg mendapatkan TTD
10. Cakupan layanan Ibu nifas
11. Cakupan kelas Bumil (Ibu mengikuti konseling Gizi dan Kesehatan)
12. Cakupan keluarga yang mengikuti bina keluarga balita
13. Cakapun rumah tngga menggunakan sumber air layak
14. Cakupan rumah tangga yang menggunakan sanitasi layak
Menindak lanjuti dan mengimplementasikan program yang sudah
dirancang oleh Bapak Bupati Kendal dan Ibu ketua tim penggerak PKK Kab.
Kendal, dalam menghadapi masalah stunting ini dan juga program yang
sudah dicanangkan oleh pemerintah, penulis menyarankan untuk melakukan
strategi tambahan, antara lain:
1. Mengusulan percepatan penyusunan regulasi peraturan Bupati tentang
percepatan pencegahan dan penanganan kasus stunting
2. Menginstruksikan kepada semua kepala Puskesmas lewat surat edaran
untuk lebih fokus dalam pencegahan dan penanganan kasus “stunting dan

10
masalah gizi“ guna mendukung program yang sudah dicanangkan
pemerintah oleh pemerintah daerah
3. Membuat Gerakan Kendal Sehat dalam upaya pencegahan dan
penanganan kasus stunting dimulai dari hulu ke hilir
4. Sinergitas antar OPD untuk mewujudkan satu data tentang stunting.
Untuk inovasi tambahan bisa dilakukan:
1. Kebal stunting (Kelas Balita Stunting) yang sasarannya adalah semua
balita di desa dan memprioritaskan balita stunting dengan memberikan
edukasi dan melakukan pemantauan pertumbuhan balita
2. Sayangi Ibu dan anak yang dilakukan oleh petugas Puskesmas dalam
memantau perkembangan Ibu hamil dan bayi baru lahir serta memberikan
edukasi seputar tentang kehamilan
3. Mari buat jamban sehat hari ini dan tidak nanti, yaitu program sanitasi
yang dapat dilakukan di desa lokus stunting
4. Penggalakan “Kampung KB“ telah terbukti bisa menurunkan kasus
stunting dengan signifikan.

RENCANA TINDAK LANJUT UPAYA PENCEGAHAN DAN


PENANGANAN KASUS STUNTING DI KABUPATEN KENDAL
NO KEGIATAN DIMULAI SELESAI
1 Mengusulan percepatan bulan Januari Bulan Mei 2024
penyusunan regulasi peraturan tahun 2024
Bupati tentang percepatan
pencegahan dan penanganan
kasus stunting
2 Menginstruksikan kepada semua Januari tahun Januari tahun 2024
kepala Puskesmas lewat surat 2024
edaran untuk lebih fokus dalam
pencegahan dan penanganan
kasus “stunting dan masalah
gizi“ guna mendukung program
yang sudah dicanangkan
pemerintah oleh pemerintah
daerah
3 Membuat Gerakan Kendal Sehat bulan Pebruari Desember 2024
dalam upaya pencegahan dan tahun 2024
penanganan kasus stunting
dimulai dari hulu ke hilir

11
4 Sinergitas antar OPD untuk Pebruari tahun Desember 2024
mewujudkan “satu data tentang 2024
stunting

5 Kebal stunting (Kelas Balita bulan Maret 2024 akhir Desember


Stuting) 2024
6 Sayangi Ibu dan anak yang bulan Maret 2024 akhir Desember
dilakukan oleh petugas 2024
Puskesmas
7 Mari buat jamban sehat hari ini bulan Agustus akhir Desembaer
dan tidak nanti, yaitu program 2024 thn 2024
sanitasi yang dapat dilakukan di
desa lokus stunting

8 Penggalakan “Kampung KB” bulan Agustus Akhir Desember


2024 2024

Kasus stunting sangat berkaitan dengan kebijakan Nasional dan situasi


saat ini,maka harus kita tuntaskan bersama karena adanya keterkaitan stunting
dengan neurodevelopment (gangguan perkembangan saraf) yang akan
mengganggu tumbuh kembang anak ke depannya.
Untuk itu kami kedepannya akan melaksanankan program tersebut
melalui Posyandu yang bekerja sama dengan semua Puskesmas dan rumah
sakit yang ada di Kabupaten Kendal, agar saling bekerja sama,
berkesinambungan dan bersinergi karena karena penanganan kasus stunting
harus dilakukan dari hulu ke hilir melalui sistem MILESTONE (tonggak
pencapaian)t umbuh kembang anak melalui ;
1. Sistem MBO (Management by Obyektif)
2. KPSP (Kwisioner Pra-Skrining Perkembangan)
3. Pemeriksaan SDIDTK (Stimulasi, Deteteksi Invasi Dini Tumbuh
Kembang)

12
BAB III
KESIMPULAN

3.1 Kesimpulan
Mendukung kebijakan Bupati untuk Menyusun “Peraturan Bupati“
tentang percepatan Pencegahan stunting yang terintegrasi di Kab. Kendal
sebagai payung hukum atas program BKKBN untuk menjadikan Kabupaten
Kendal sebagai proyek percontohan percepatan penurunan stunting di
Indonesia.
Mendukung Program Ibu Wynne Frederica selaku ketua Tim
penggerak PKK Kabupaten Kendal, yaitu, pertama, akan ada tim yang
mendatangi rumah warga untuk melakukan sosialisasi terkait pencegahan
stunting. Kedua, program pengelolaan makanan bergizi di tingkat desa, di
antaranya pembuatan tambak ikan yang akan diberikan secara gratis hasil
ikannya kepada masyarakat, khususnya bagi ibu hamil dan anak-anak yang
sedang membutuhkan asupan gizi.
Menindaklanjuti dan mengimplementasikan program yang sudah
dicanangkan oleh Bapak Dico M. Ganinduto dan Ibu Wynne Frederica dalam
menghadapi masalah ini dan juga program yang sudah dicanangkan oleh
pemerintah pusat, yaitu dengan melakukan strategi sebagai berikut:
1. Mengusulkan percepatan penyusunan Peraturan Bupati tentang
Pencegahan dan Penanganan Stunting
2. Membuat surat edaran utk semua kepala Puskesmas se-Kabupaten Kendal
untuk lebih fokus dalam hal pencegahan serta penanganan kasus stunting
dan masalah gizi, guna mendukung program yang sudah dicanangkan oleh
Pemerintah Daerah.
3. Membuat Gerakan Kendal Sehat
4. Sinergitas antar OPD untuk mewujudkan satu data tentang stunting.

13
Penulis juga menyarankan untuk melakukan Gerakan inovasi
tamabahan sebagai berikut:
1. Kebal Stunting (Kelas Balita Stunting) sasaran semua balita diprioritaskan
balita sunting yaitu dengan memberikan edukasi dan pemantauan
pertumbuhan balita
2. Sayangi Ibu dan Anak yg dilakukan oleh petugas Puskesmas dalam
memantau perkembangan ibu hamil dan bayi baru lahir serta memberikan
edukasi seputar kehamilan
3. Mari Buat jamban sehat hari, tidak ada nanti, yaitu program sanitasi di
desa lokus stunting
4. Menggalakkan Kampung KB percontohan yg terbukti bisa menurunkan
kasus stunting dengan signifikan.

14

Anda mungkin juga menyukai