Anda di halaman 1dari 6

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PROGRAM GIZI MASYARAKAT


INTERVENSI DATA KADARZI DAN STUNTING

Disusun oleh :
Ucu Iar Wiarsih
NIP. 19650613 1978703 2 006

PEMERINTAH KOTA BANJAR


DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1
Jalan Raya Banjar KM 9 Kecamatan Langensari Kota Banjar 46325
Email : pkmlangensari1@gmail.com
PEMERINTAH KOTA BANJAR
DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1
Jl Raya Banjar KM 9 Telp (0265) 742920 Kec. Langensari Kota Banjar 46325
Email : pkmlangensari1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


INTERVENSI DATA KADARZI DAN STUNTING

A. Pendahuluan
Gambaran keadaan gizi masyarakat di Indonesia sampai saat ini belum
memuaskan. Pada tahun 2000 diperkirakan ada 25% anak Indonesia yang
mengalami gizi kurang, 7% diantaranya gizi buruk, dan sekitar 50% Bumil
menderita anemia gizi. Masalah gizi disebabkan oleh banyak factor yang saling
terkait. Secara langsung keadaan gizi dipengaruhi oleh kecukupan asupan
makanan dan keadaan kesehatan individu. Kedua factor tersebut selain
dipengaruhi oleh masalah ekonomi dan pelayanan kesehatan, juga dipengaruhi
oleh pola asuh anak yang tidak memadai. Oleh karena itu masalah gizi harus
dipecahkan melalui pendekatan keluarga dan pendekatan terpadu, tidak hanya dari
masalah kesehatan saja, melainkan harus melibatkan sektor lain yang terkait.
Untuk menanggulangi masalah tersebut, di dalam Undang - Undang No. 25
tahun 2000 tentang Program Pemberdayaan Nasional (Propenas) dan didalam
Visi Indonesia Sehat 2010, ditetapkan bahwa 80 % keluarga di Indonesia menjadi
keluarga mandiri sadar gizi (Kadarzi), karena keluarga mempunyai nilai yang amat
strategis dan menjadi inti dalam pembangunan seluruh masyarakat serta menjadi
tumpuan dalam pembangunan manusiai seutuhnya.
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan
gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Menurut WHO
kondisi gagal tumbuh pada anak balita disebabkan oleh kurangnya asupan gizi
dalam waktu lama serta terjadinya infeksi berulang, dan kedua faktor penyebab ini
dipengaruhi oleh pola asuh yang tidak memadai terutama dalam 1.000 HPK. Anak
tergolong stunting apabila panjang atau tinggi badan menurut umurnya lebih rendah
dari standar nasional yang berlaku. Standar dimaksud terdapat pada buku
Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) dan beberapa dokumen lainnya.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang
anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan
anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting
berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan,
stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada
hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya (World Bank 2014).
B. Latar Belakang
Pada umumnya masyarakat telah memiliki pengetahuan dasar mengenai
gizi. Namun demikian, sikap dan ketrampilan serta kemauan untuk bertindak
memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian masyarakat menganggap
asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk
yang mereka rasakan. Sebagian masyarakat juga mengetahui bahwa ada jenis
makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak
mempunyai keterampilan untuk penyiapannya.
Masalah lain yang menghambat penerapan perilaku KADARZI adalah
adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga. Sebagai
contoh masih banyak keluarga yang mempunyai anggapan negatif dan pantangan
terhadap beberapa jenis makanan yang justru sangat bermanfaat bagi asupan
gizi. Oleh sebab itu untuk membantu mencukupi kebutuhan gizi masyarakat
tentang anak balita, pemerintah mengembangkan program Pemberian Makanan
Tambahan (PMT).
Pada 2010, gerakan global yang dikenal dengan Scaling-Up Nutrition (SUN)
diluncurkan dengan prinsip dasar bahwa semua penduduk berhak untuk
memperoleh akses ke makanan yang cukup dan bergizi. Pada 2012, Pemerintah
Indonesia bergabung dalam gerakan tersebut melalui perancangan dua kerangka
besar Intervensi Stunting. Kerangka Intervensi Stunting tersebut kemudian
diterjemahkan menjadi berbagai macam program yang dilakukan oleh
Kementerian dan Lembaga (K/L) terkait.
Kerangka Intervensi Stunting yang dilakukan oleh Pemerintah Indonesia
terbagi menjadi dua, yaitu Intervensi Gizi Spesifik dan Intervensi Gizi Sensitif.
Kerangka pertama adalah Intervensi Gizi Spesifik. Ini merupakan intervensi yang
ditujukan kepada anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dan
berkontribusi pada 30% penurunan stunting. Kerangka kegiatan intervensi gizi
spesifik umumnya dilakukan pada sektor kesehatan. Intervensi ini juga bersifat
jangka pendek dimana hasilnya dapat dicatat dalam waktu relatif pendek. Kegiatan
yang idealnya dilakukan untuk melaksanakan Intervensi Gizi Spesifik dapat dibagi
menjadi beberapa intervensi utama yang dimulai dari masa kehamilan ibu hingga
melahirkan balita.
C. DASAR HUKUM
Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor xxxxxxxxxxxxx tanggal 15 Desember
2021 tentang Dokumen Pelaksanaan Anggaran satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA_SKPD) Tahun Anggaran 2022 dengan nomor :
DPA/A.1/1.02.0.00.0.00.01.0000/0001/2022 Tanggal 03 Januari 2022.
D. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
1. Tujuan Umum
Seluruh keluarga berperilaku sadar gizi agar tercapainya keadaan gizi yang
optimal untuk seluruh anggota keluarga sehingga menurunkan angka stunting.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan perilaku anggota keluarga dalam
mengatasi masalah gizi.
b. Meningkatnya kepedulian masyarakat dalam menanggulangi masalah gizi
keluarga.
c. Meningkatnya kemampuan dan ketrampilan petugas dalam memberdayakan
masyarakat/keluarga dalam mencegah dan mengatasi masalah gizi.

E. Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting dilaksanakan dengan
tahapan sebagai berikut :
1. Persiapan :
- Persiapan administrasi
- Persiapan koordinasi
2. Penyiapan bahan dan narasumber
3. Pelaksanaan Pertemuan/sosialisasi :
Melaksanakan Sosialisasi melalui kegiatan diskusi, Tanya jawab, ceramah, dan
kegiatan lain yang melibatkan petugas kesehatan serta menggunakan media-
media yang mendukung seperti lembar balik, leaflet dan lain-lain.
4. Pelaporan hasil Pertemuan/sosialisasi

F. Sasaran
Sasaran kegiatan Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting adalah
kader kesehatan wilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

G. Matrik Pelaksanaan

Program RKA 1.02.02 PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN


PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Kegiatan RKA 1.02.02.2.02 Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan
UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan RKA 1.02.02.2.02.018 Pengelolaan Pelayanan Promosi Kesehatan

Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des
H. Peserta
Peserta Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting sebanyak 148 orang terdiri
kader kesehatan wilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

I. Materi
1. Sosialisasi materi mengenai 5 Indikator KADARZI
2. Sosialisasi materi Stunting
3. Pemaparan Pendataan KADARZI tahun 2021
4. Pemaparan Data Stunting

J. Narasumber
1. Ketua PJ Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Pemegang Program Gizi

K. Pelaksana
Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting ini merupakan program kerja
BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar dalam hal ini Pokja UKM.
Adapun pelaksana kegiatan ini adalah Tim yang ditunjuk oleh Penanggungjawab
UKM BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

L. Sumber Anggaran
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting Tahun 2022
dibiayai dari DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp. xxxxxxxx,-
(xxxxxxxxxxxxxxx). (Rincian Biaya terlampir)

M. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan (KAK) ini disusun sebagai pedoman
dalam pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Intervensi Data Kadarzi dan Stunting.

Mengetahui, Banjar, Oktober 2022


Kepala BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Petugas Gizi

Hj Sulawati Rahayu, SKM.,MM Ucu Iar Wiarsih


NIP. 19710805 198912 2 002 NIP. 19650613 198703 2 006

Anda mungkin juga menyukai