DINAS KESEHATAN
UPTD PUSKESMAS TERISI
Jln. Raya Rajasinga No. 72 B Kec. Terisi Kab. Indramayu Kode Pos 45262
Telp. (0234) 7145147 Email : puskesmas_terisi@yahoo.com Hotline SMS : 0895321788788
A. Pendahuluan
Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak usia di bawah lima tahun
(balita) akibat kekurangan gizi kronis, infeksi berulang, dan stimulasi psikososial
yang tidak memadai terutama dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu
dari janin hingga anak berusia dua tahun. Anak tergolong stunting apabila panjang
atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi
anak seumurnya (Kementerian Kesehatan, 2018). Stunting dan kekurangan gizi
lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK, disamping berisiko menghambat pertumbuhan
fisik dan rentan terhadap penyakit, juga menghambat perkembangan kognitif yang
akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di masa depan.
Kondisi ini diperkirakan dapat menurunkan Produk Domestik Bruto (PDB) sekitar 3
persen per tahun (World Bank, 2014).
B. Latar Belakang
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018, 30.8% balita di Indonesia
menderita stunting. Pemerintah Indonesia, baik tingkat pusat dan daerah, telah
memiliki berbagai program yang dapat digunakan untuk menurunkan stunting tetapi
belum terkoordinasi secara optimal, baik dalam hal perencanaan, penganggaran, dan
pelaksanaannya. Selain itu, kapasitas pelaksana dan kualitas pelaksanaan program
juga masih terbatas. Wakil Presiden Republik Indonesia memimpin Rapat
Koordinasi Tingkat Menteri untuk pencegahan stunting pada tanggal 12 Juli 2017.
Rapat tersebut memutuskan bahwa pencegahan stunting penting dilakukan dengan
pendekatan multi-sektor melalui sinkronisasi program-program nasional, lokal, dan
masyarakat. Pada Rapat Koordinasi Tingkat Menteri tanggal 9 Agustus 2017
ditetapkan beberapa hal penting, yaitu: (1) Lima Pilar Pencegahan Stunting; (2)
Kementerian/Lembaga penanggungjawab upaya percepatan pencegahan stunting; (3)
wilayah prioritas; (4) Strategi intervensi pencegahan stunting; dan (5) penyiapan
strategi kampanye nasional.
Lima Pilar yang menjadi dasar Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting,
yaitu: (1) Komitmen dan Visi Kepemimpinan; (2) Kampanye Nasional dan
Komunikasi Perubahan Perilaku; (3) Konvergensi, Koordinasi, dan Konsolidasi
Program Pusat, Daerah, dan Desa; (4) Gizi dan Ketahanan Pangan; dan (5)
Pemantauan dan Evaluasi. Strategi ini diselenggarakan di semua tingkatan
pemerintah dan melibatkan berbagai institusi pemerintah terkait dan institusi non
pemerintah, seperti swasta, masyarakat madani, dan komunitas. Strategi ini
digunakan untuk menyasar kelompok prioritas rumah tangga 1.000 HPK di
kabupaten/kota prioritas yang ditetapkan 100 kabupaten/kota pada tahun 2018 dan
menjadi 160 kabupaten/kota pada tahun 2019.
C. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
Melakukan pendampingan pada ibu balita stunting dengan memberikan edukasi
mengenai PMBA (Pemberian Makan Bayi dan Anak) di wilayah kerja Puskesmas
Widasari
b. Tujuan Khusus:
1. Teridentifikasi data balita stunting yang ada diwilayah kerja puskesmas Terisi
2. Terdeteksi secara dini adanya balita stunting
3. Teridentifikasi faktor-faktor penyebab balita mengalami stunting
4. Memberikan rekomendasi untuk penyusunan kebijakan perencanaan
Puskesmas kedepan yang efektif dan efisien