Email : pkm.ranugedang@gmail.com
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia yang hidup dan berprilaku dalam lingkungan sehat dan mampu
jika pemenuhan fisiologi ini tidak terpenuhi atau terpenuhi dalam kurun waktu
kelebihan gizi maupun kekurangan gizi .Konsep dasar status gizi yang optimal
merupakan variabel sebagai ekspresi dari keseimangan antara intake zat gizi
pelayanan gizi di dalam gedung dan di luar gedung. Pelayanan program gizi di
gizi yang akan dilakukan di luar gedung. Sedangkan pelayanan program gizi di
luar gedung umumnya pelayanan program gizi pada kelompok dan masyarakat
dalam bentuk promotif dan preventif. Dalam pelaksanaan pelayanan gizi dalam
pasien. Pelayanan gizi yang bermutu dapat diwujudkan apabila tersedia acuan
Tujuan Umum :
Tujuan Khusus :
4. Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang
kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
5. Pelaksana Gizi adalah lulusan minimal pendidikan Diploma Gizi (DIII Gizi)
didalam maupun diluar negeri yang diakui oleh Pemerintah Republik
BAB II
STANDART KETENAGAAN
1. Mempunyai Surat Tanda Register (STR) yang dikeluarkan oleh KKI dan
masih berlaku.
7. Mengeloa PMT
8. Penanggulangan GAKY.
BAB III
STANDART FASILITAS
Pintu Masuk
Meja alat
kursi
Meja kerja
kursi
LemariArsip
LemariArsip
Meja Arsip
No Meubeller Jumlah
1 Meja Kerja 1
2 Meja Alat 1
3 Kursi Kerja 3
4 Komputer/ laptop 1
5 Printer 1
14 Leaflet V
TATALAKSANA PELAYANAN
adalah kegiatan pelayanan gizi mulai dari upaya promotif dan preventif, .yang
1. Promotif Preventif :
yang meliputi :
1. Konseling ANCT
PEMERIKSAANPASIEN
PEMERIKASAAN KLINIS,BB/TB,LILA
ANAMNESA PASIEN
DIAGNOSA GIZI
KUNJUNGAN ULANG
DIRUJUK
PASIENPULANG
PEMBUATAN
INFORMEDC
ONSENT
B. Upaya Pelayanan Gizi di Luar Gedung
1. Pembinaan posyandu
Ranugedang.
5. Distribusi dan mengelola barang gizi dan PMT sesuai sasaran (balita
gikur,bumil kek )
adalah :
1. Buku register .
3. Buku kunjungan .
4. Laporan Bulanan.
luar gedung.
a. Penyuluhan Gizi
1) Frekuensi penyuluhan gizi yang direncanakan diselenggarakan di luar
BAB V
LOGISTIK
Logistik dalam hal ini diartikan bahan ketersediaannya diperlukan dalam
upaya pelayanan program gizi .
A. Bahan Habis Pakai Untuk Program Gizi
1. Register
2. Blanko
3. Kertas HVS.
BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU
Indikator mutu layanan yang digunakan di pelayanan upaya program gizi
UPT Puskesmas Ranugedang adalah sebagai berikut :
1. Kepuasan pelanggan 100%. Tujuannya terselenggaranya pelayanan
gizi yang mampu memberikan kepuasan pelanggan.
Pengendalian mutu akan dipantau oleh Tim Mutu UPT Puskesmas
Ranugedang melalui monitoring dan evaluasi pelaksanaan, pencapaian
pengendalian mutu, dibahas dalam pertemuan manajemen dan dilaporkan
kepada Kepala Puskesmas.
BAB IX
PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI
Alat Pelindung Diri
Alat Pelindung Diri (APD) adalah perangkat alat yang dirancang
sebagai penghalang terhadap penetrasi zat, partikel padat, cair, atau udara
untuk melindungi pemakainya dari cedera atau penyebaran infeksi atau
penyakit. APD yang digunakan untuk Dokter Gigi selama Pandemi Covid-
19 yaitu APD level 3.
Jenis APD tergantung dari tupoksi (tugas pokok dan fungsi)
1) Level 1 : Asisten dalam ruang tunggu
2) Level 2: Petugas Kebersihan
3) Level 3: Dokter Gigi dan Perawat Gigi dalam Poli Gigi dan Mulut
(mmHg) tekanan yang ada sangat rendah. HVE dengan pola sistem seperti ini,
akan menghasilkan arus balik yang tidak diharapkan
Gambar HVE Portable
UV-C
Pertimbangkan penggunaan iradiasi ultraviolet (UV) pada ruang praktik
sebagai ambahan untuk pembersihan udara yang lebih tinggi. Paparan UV-C
menyebabkan inaktivasi parsial dalam waktu 1 menit paparan, yang semakin
meningkat efektivitasnya dalam watu 6 menit paparan, sehingga jumlah virus
(viral load) berkurang hingga 400 kali lipat. Setelah 15 menit, virus menjadi
seluruhnya mati (<1.0TCID50(log10) per mL.
Sekat Penghalang
Pasang penghalang kaca, plastik atau fiber pada meja bagian penerima
tamu (recepsionist/front office). Pastikan ketersediaan masker dan hand
sanitizer yang cukup dan tisu kertas di meja pendaftaran, serta tempat sampah
infeksius.
Disinfeksi
Disinfeksi menggambarkan suatu proses yang menghilangkan banyak atau
semua mikroorganisme patogen, kecuali spora bakteri pada benda mati. Dalam
pengaturan layanan kesehatan, objek biasanya didisinfeksi dengan cairan kimia
atau pasteurisasi basah. Bahan yang digunakan sebagai bahan disinfeksi
disebut disinfektan.
Disinfeksi alat yang sudah dipakai Disinfektan permukaan alat dapat
menggunakan campuran air dan detergen atau sodium hipoklorit 5% dengan
perbandingan 1:100 (konsentrasi final sebesar 0,05%) selama 1 menit. Untuk
barang dengan permukaan yang kecil, dapat dibersihkan menggunakan etanol
70% atau detergen dan air selama 10 menit.
Instrumen. Instrumen bedah dan instrumen lain yang biasanya berkontak
dengan jaringan lunak atau tulang (misalnya, ekstraksi forceps, pisau bedah,
chisel (pahat tulang), scaler periodontal, dan bur bedah, alat diagnostik)
digolongkan critical item. Instrumen yang tidak untuk menembus jaringan lunak
mulut atau tulang (seperti burniser (kondensor amalgam) dan three way
syringe), tetapi tetap dapat berkontak dengan mukosa, diklasifikasikan sebagai
semi critical item dan disterilkan dengan panas atau sekurang-kurangnya
dengan air detergen, etanol atau disinfektan kimia lainnya.
Handpiece. Khusus handpieces yang tahan panas, dapat disinfeksi
menggunakan uap tekanan tinggi (autoklaf), uap kimia (formaldehida), dan
panas kering (contoh 320F atau 160C selama 2 jam). Handpiece yang tidak
tahan panas, dapat didisinfeksi alkohol 70% atau hidrogen peroksida 1%.
Baju. Bahan pakaian yang dapat dipakai ulang (surgical scrub, baju
hazmat, leg cover, plastic shoe cover), disinfeksi dengan cara mencuci
menggunakan detergen dan air (direndam 30 menit). Sebaiknya penggunaan
jenis bahan pakaian ini mengikuti anjuran yang berlaku seperti bahan yang tidak
mudah tembus air dan kedap pori terhadap partikel virus.
Ruangan. Pembersihan lingkungan kerja dan lingkungan lain meliputi
ruang tunggu pasien, pintu, jendela, kursi, dental unit, dan sebagainya, dengan
menggunakan swab (kain lap) alkohol 70%, Pembersihan dan disinfeksi area
klinik gigi dilakukan setelah pasien (tanpa, dicurigai atau terkonfirmasi COVID-
19) keluar dari ruang dental unit dan pasien selanjutnya baru dapat masuk
setelah 15 menit pembersihan.
BAB X
PENUTUP
Keberhasilan Program gizi dapat terwujud apabila dilaksanakan secara
terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektoral dan secara terarah dan
berkesinambungan.
Dengan dibuatnya Pedoman Pelayanan Program Gizi di UPT Puskesmas
Ranugedang ini dapat dijadikan pedoman dalam pelaksanaan pelayanan
program gizi sehingga di harapkan dapat membantu peningkatan derajat
kesehatan dan mutu pelayanan di UPT Puskesmas Ranugedang.
Akhirnya kami ucapkan terima kasih pada semua pihak yang ikut terlibat
hingga tersusunnya pedoman ini.