Anda di halaman 1dari 5

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)

PROGRAM GIZI MASYARAKAT


PERTEMUAN PENANGGULANGAN STUNTING

Disusun oleh :
Ucu Iar Wiarsih
NIP. 19650613 1978703 2 006

PEMERINTAH KOTA BANJAR


DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1
Jalan Raya Banjar KM 9 Kecamatan Langensari Kota Banjar 46325
Email : pkmlangensari1@gmail.com
PEMERINTAH KOTA BANJAR
DINAS KESEHATAN
BLUD UPTD PUSKESMAS LANGENSARI 1
Jl Raya Banjar KM 9 Telp (0265) 742920 Kec. Langensari Kota Banjar 46325
Email : pkmlangensari1@gmail.com

KERANGKA ACUAN KEGIATAN (KAK)


PERTEMUAN PENANGGULANGAN STUNTING

A. Pendahuluan
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh
pada anak berusia di bawah lima tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan
infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu
dari janin hingga anak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang
atau tinggi badannya berada di bawah minus dua standar deviasi panjang atau
tinggi anak seumurnya.
Stunting disebabkan oleh faktor multi dimensi dan tidak hanya disebabkan
oleh faktor gizi buruk yang dialami oleh ibu hamil maupun anak balita. Intervensi
yang paling menentukan untuk dapat mengurangi pervalensi stunting oleh
karenanya perlu dilakukan pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari anak
balita.
Penurunan stunting penting dilakukan sedini mungkin untuk menghindari
dampak jangka panjang yang merugikan seperti terhambatnya tumbuh kembang
anak. Stunting mempengaruhi perkembangan otak sehingga tingkat kecerdasan
anak tidak maksimal. Hal ini berisiko menurunkan produktivitas pada saat dewasa.
Stunting juga menjadikan anak lebih rentan terhadap penyakit. Anak stunting
berisiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Bahkan,
stunting dan berbagai bentuk masalah gizi diperkirakan berkontribusi pada
hilangnya 2-3% Produk Domestik Bruto (PDB) setiap tahunnya (World Bank 2014).
B. Latar Belakang
Menurut Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, 37,2% atau sekitar 9 juta
balita menderita stunting. Sebanyak 228 kabupaten/kota mempunyai prevalensi
stunting di atas 40 (tergolong sangat tinggi). 190 kabupaten/kota mempunyai
prevalensi stunting antara 30-40% (tergolong tinggi). Hanya 8 kabupaten/kota
(1,6%) yang mempunyai prevalensi stunting di bawah 20%, (tergolong sedang dan
rendah).
Penanggulangan stunting harus mengakamodir semua faktor penyebab
(dasar, tak langsung, langsung), sehingga diperlukan kontribusi gizi yang harus
dilakukan dengan serius. Kontribusi gizi ada dua yaitu intervensi gizi spesifik dan
intervensi sensitif. Intervensi gizi spesifik adalah upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara langsung melalui program pembangunan sektor
kesehatan. Kegiatan yang dapat dilakukan berupa imunisasi, pemberian makanan
tambahan ibu hamil dan balita, monitoring pertumbuhan balita di Posyandu.
Sasaran penerima program dan kegiatan adalah kelompok 1.000 hari pertama
kehidupan (HPK) baik pada ibu hamil, ibu menyusui, dan anak 0-23 bulan.
Sedangkan intervensi gizi sensitif adalah upaya-upaya untuk mencegah dan
mengurangi gangguan secara tidak langsung melalui program pembangunan non
kesehatan seperti penyediaan air bersih, penyediaan bahan pangan, keluarga
berencana, penanggulangan kemiskinan, dan kesetaraan gender dengan sasaran
masyarakat umum tidak harus 1.000 hari pertama kehidupan (HPK).
Berdasarkan uraian di atas, jelas bahwa upaya penanggulangan stunting
melalui pendekatan lintas sektor menjadi solusi sebagai sebuah langkah konkrit.
Pendekatan lintas sektor ini melibatkan berbagai pihak antara lain pemerintah pusat
dan pemerintah daerah, lembaga sosial kemasyarakatan dan keagamaan,
akademisi, dan media massa. Memang upaya penanggulangan stunting tidak
mudah dilakukan, karena banyak melibatkan pihak dengan kepentingan. Namun
upaya penaggulangan stunting melalui pendekatan lintas sektor dapat dijadikan
momentum untuk menghilangkan ego sektoral yang selama ini melekat di
Perangkat Daerah.

C. DASAR HUKUM
Surat Keputusan Walikota Banjar Nomor xxxxxxxxxxxxx tanggal 15 Desember
2021 tentang Dokumen Pelaksanaan Anggaran satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA_SKPD) Tahun Anggaran 2022 dengan nomor :
DPA/A.1/1.02.0.00.0.00.01.0000/0001/2022 Tanggal 03 Januari 2022.

D. Tujuan Umum dan Tujuan Khusus


1. Tujuan Umum
Agar tercapainya keadaan gizi yang optimal untuk seluruh anggota keluarga
sehingga menurunkan angka stunting.
2. Tujuan khusus
a. Meningkatnya pengetahuan dan pemahaman mengenai penanggulangan
stunting pada anak balita khususnya anak yang berusia dibawah 2 tahun.
b. Bertambahnya keterampilan kader akan mendukung upaya pemantauan
kesehatan dan pengendalian stunting.
c. Optimalnya pelaksana deteksi dini dan intervensi dini tumbuh kembang balita
di posyandu.
E. Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Stunting dilaksanakan dengan tahapan
sebagai berikut :
1. Persiapan :
- Persiapan administrasi
- Persiapan koordinasi
2. Penyiapan bahan dan narasumber
3. Pelaksanaan Pertemuan/sosialisasi :
Melaksanakan Sosialisasi melalui kegiatan diskusi, Tanya jawab, ceramah, dan
kegiatan lain yang melibatkan petugas kesehatan serta menggunakan media-
media yang mendukung seperti lembar balik, leaflet dan lain-lain.
4. Pelaporan hasil Pertemuan/sosialisasi

F. Sasaran
Sasaran kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Stunting adalah kader
kesehatan wilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

G. Matrik Pelaksanaan

Program RKA 1.02.02 PROGRAM PEMENUHAN UPAYA KESEHATAN


PERORANGAN DAN UPAYA KESEHATAN MASYARAKAT
Kegiatan RKA 1.02.02.2.02 Penyediaan Layanan Kesehatan untuk UKM dan
UKP Rujukan Tingkat Daerah Kabupaten/Kota
Sub Kegiatan RKA 1.02.02.2.02.018 Pengelolaan Pelayanan Promosi Kesehatan

Bulan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sept Okt Nov Des

H. Peserta
Peserta Sosialisasi Penanggulangan Stunting sebanyak 148 orang terdiri kader
kesehatan wilayah kerja BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

I. Materi
1. Sosialisasi materi Stunting
2. Pemaparan Data Stunting
3. Pemaparan mengenai cara pengukuran tinggi badan dan berat badan kepada
kader ketika di posyandu
J. Narasumber
1. Ketua PJ Upaya Kesehatan Masyarakat
2. Pemegang Program Gizi

K. Pelaksana
Sosialisasi Penanggulangan Stunting ini merupakan program kerja BLUD UPTD
Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar dalam hal ini Pokja UKM. Adapun pelaksana
kegiatan ini adalah Tim yang ditunjuk oleh Penanggungjawab UKM BLUD UPTD
Puskesmas Langensari 1 Kota Banjar.

L. Sumber Anggaran
Pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Stunting Tahun 2022 dibiayai
dari DAK Non Fisik Tahun Anggaran 2022 sebesar Rp. xxxxxxxx,-
(xxxxxxxxxxxxxxx). (Rincian Biaya terlampir)

M. Penutup
Demikian kerangka acuan kegiatan (KAK) ini disusun sebagai pedoman
dalam pelaksanaan Kegiatan Sosialisasi Penanggulangan Stunting.

Mengetahui, Banjar, 28 November 2022


Kepala BLUD UPTD Puskesmas Langensari 1 Petugas Gizi

Hj Sulawati Rahayu, SKM.,MM Ucu Iar Wiarsih


NIP. 19710805 198912 2 002 NIP. 19650613 198703 2 006

Anda mungkin juga menyukai