TAHUN 2023
SAMBUTAN
BUPATI
Program penurunan stunting menjadi program prioritas pemerintah saat ini, sebagaimana dalam Peraturan
Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting bahwa dalam
rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif serta pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan, dilakukan percepatan penurunan stunting, dan bahwa percepatan penurunan
stunting dilaksanakan secra holistic, integrative, dan berkualitas melalui koordinasi, sinergi, dan sinkronisasi
diantara kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah daerahkabupaten/kota, pemerintah desa
dan pemangku kepentingan.
Permasalahan stunting di Kabupaten Indramayu harus cepat ditangani karena tingginya kasus stunting, yaitu
tahun 2018 sebesar 33,39%, tahun 2019 hasil SSGBI prevalensi stunting sebesar 29,19%, tahun hasil SSGI
2021 14,4%, dan tahun 2022 sebesar 21,1 %, sedangkan target nasional penurunan prevalensi stunting
menjadi 14% di tahun 2024. Suatu penurunan yang cukup menantang dengan kecepatan penurunan yang
diharapkan sebesar 2,7% per tahun.
Stunting merupakan hasil dari tidak terpenuhinya status nutrisi anak sejak dalam kandungan dan di awal
kehidupannya. Anak dengan stunting tidak mengalami pertumbuhan dan perkembangan maksimal
sebagaimana anak di usia mereka. Prestasi sekolah rendah dan mereka berisiko mengalami penyakit
metabolisme sehingga membatasi kontribusi optimal untuk berkarya.
Peraturan Presiden Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting memberikan amanah
dan kepercayaan kepada BKKBN sebagai Ketua Pelaksana Tim Percepatan Penurunan Stunting Tingkat
Pusat. Formulasi program yang dituangkan di dalam Perpres tersebut berbasis keluarga berisiko stunting
dengan penekanan pada penyiapan kehidupan berkeluarga, pemenuhan asupan gizi, perbaikan pola asuh,
peningkatan akses dan mutu pelayanan kesehatan, dan peningkatan akses air minum serta sanitasi.
Kompleksitas intervensi program percepatan penurunan stunting tidak dapat dilakukan hanya oleh pemerintah
saja. Negara memberikan ruang apresiasi atas kontribusi setiap unsur pemangku kepentingan termasuk
masyarakat dalam upaya percepatan penurunan stunting. Program Orang Tua Asuh Anak Stunting hadir untuk
menyediakan ruang kontribusi pemangku kepentingan untuk turut ambil bagian dalam percepatan penurunan
stunting. Semoga dengan adanya program ini dapat memberikan kontribusi nyata dalam menurunkan angka
stunting di tahun 2024.
BUPATI INDRAMAYU,
DAFTAR ISI
Pendahuluan ................................................... 4
Definisi .............................................................. 5
Pendahuluan
Sesuai dengan tujuan pembangunan nasional dan tujuan pembangunan daerah, yang dituangkan dalam visi
Kabupaten Indramayu yaitu mewujudkan Indramayu Bermartabat (Bersih, Religius, Maju, Adil, Makmur dan
Hebat) berdasarkan Rancangan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Indramayu Tahun 2021-2026. Misi nya adalah Sapta Nata Mulia Jaya (7 Penataan Menuju Mulia),dimana salah
satu misi nya adalah Peningkatan Pelayanan Pendidikan, Kesehatan dan Pertumbuhan Ekonomi, dengan
program diantaranya, yaitu : Pelayanan kesehatan dasar, Pencegahan & pengendalian penyakit dan
Peningkatan pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak.
Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi gagal tumbuh pada anak berusia dibawah lima
tahun (balita) akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang terutama pada periode 1.000 Hari Pertaa
Kehidupan (HPK), yaitu dari janin hingga nak berusia 23 bulan. Anak tergolong stunting apabila panjang
atau tinggi badannya berada dibawah minus dua standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya.
Penyebab langsung stunting adalah rendahnya asupan gizi dan status kesehatan yaitu ketahanan pangan,
lingkungan social, lingkungan kesehatan, lingkungan pemukiman. Sedangkan penyebab tidak langsung
dipengaruhi berbagai faktor meliputi pendapat, dan kesenjangan ekonomi,perdagangan, urbanisasi,
globalisasi, system pangan, jaminan social, system kesehatan, pembangunan pertanian, dan pemberdayaan
perempuan.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting
bahwa dalam rangka mewujudkan sumber daya manusia yang sehat, cerdas, dan produktif serta
pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan, dilakukan percepatan penurunan stunting, dan bahwa
percepatan penurunan stunting dilaksanakan secra holistic, integrative, dan berkualitas melalui koordinasi,
sinergi, dan sinkronisasi diantara kementerian/lembaga, pemerintah daerah provinsi, pemerintah
kabupaten/kota, pemerintah desa dan pemangku kepentingan.
Upaya – upaya percepatan pencegahan dan penanggulangan stunting di Kabupaten Indramayu terus
dilakukan oleh berbagai pihak baik pemerintah daerah, kecamatan, desa, lembaga – lembaga, pihak swasta
dan masyarakat. Berbagai inovasi dibuat untuk mempercepat penurunan.
Target angka stunting yang telah ditetapkan Pemerintah Indonesia untuk tahun 2024 adalah 14%, sedangkan
Kabupaten Indramayu saat ini masih berada dalam angka 20,1% sehingga diperlukan upaya – upaya yang lebih
terfokus pada sasaran. Untuk itu diluncurkan Program Orang Tua Asuh Anak Stunting.
Tujuan
Panduan bertujuan untuk memudahkan semua
pihak berperan serta dalam program Orang Tua
Asuh Anak Stunting (OTAAS)
ORANG TUA ASUH ANAK STUNTING
DEFINISI
BAGIAN 1
SASARAN:
ORANG TUA ASUH ANAK
STUNTING
BAGIAN 2
SASARAN
Sumber Data
PAKET MANFAAT
BAGIAN 3
Agar Program Orang Tua Asuh Anak Stunting memiliki nilai manfaat bagi keluarga berisiko stunting
khususnya dalam percepatan penurunan stunting, tersedia paket manfaat yang dapat dipilih oleh
pemangku kepentingan.
Manfaat yang diberikan dalam program OTAAS terbagi menjadi asuhan prioritas dan pendukung
dengan rincian sebagai berikut:
ASUHAN PRIORITAS
KEGIATAN INDIKATOR KEBERHASILAN KETERANGAN
Pemberian Makanan Membaiknya: Pemberian pangan lokal karya
Tambahan (PMT) 1. Panjang/Tinggi Badan protein dengan kecukupan gizi per
2. Berat Badan hari. Estimasi kebutuhan sebesar
3. Lingkar Lengan Atas Rp. 15.000/hari/orang selama
minimal 3 bulan.
ASUHAN
PENDUKUNG
KEGIATAN INDIKATOR KEBERHASILAN KETERANGAN
Komunikasi Informasi dan 1. Kegiatan penyuluhan Direkomendasikan pemberian KIE
Edukasi (KIE) kelompok 2. Peningkatan capaian bersama Tim Pendamping Keluarga
sasaran surveilans rutin melalui komunikasi intrapersonal
dan kelompok.
ORANG TUA ASUH ANAK STUNTING
1. Memastikan data sasaran anak stunting ke TPPS Kabupaten ( Dinas kesehatan) dan
TPPS Kecamatan ( Kepala Puskesmas)
2. Menentukan paket bantuan konsultasi dan komunikasi dengan Petugas Gizi
Puskesmas
3. Pengadaan paket bantuan dan pengemasan
4. Pendistribusian :
a. Koordinasi dengan Kecamatan
b. Koordinasi dengan Koramil
c. Koordinasi dengan Bidan Desa
ORANG TUA ASUH ANAK STUNTING
KETENTUAN
PEMBERIAN MAKANAN TAMBAHAN
BALITA STUNTING
Konseling Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) dengan memperhatikan usia,
frekuensi, jumlah, tekstur, responsif dan kebersihan.
Pemantauan
0–6 6–8 9 – 11 12 – 23 24 – 60
BULAN BULAN BULAN BULAN BULAN
REKOMENDASI REKOMENDASI REKOMENDASI REKOMENDASI
REKOMENDASI
PMT PEMULIHAN PMT PEMULIHAN PMT PEMULIHAN PMT PEMULIHAN
• HANYA ASI • SUSU FORMULA • SUSU FORMULA • SUSU FORMULA • SUSU FORMULA
EKSKLUSIF SESUAI UMUR SESUAI UMUR 400 GR ATAU 15 400 GR ATAU 15
400 GR 400 GR BUAH SUSU BUAH SUSU
KOTAK KOTAK
• Jika harus • TELUR 1 KG • TELUR 1 KG
diberikan • TELUR 1 KG • TELUR 1 KG
SUSU
KHUSUS
UNTUK BAYI
ASI
AKSKLUSIF
9-11
BULAN
6-8
BULAN
15 Buah
15 Buah
Susu Susu
Kotak Kotak
UHT
UHT
1 Kg
1 Kg
1 Kg 1 Kg
MATERI KOMUNIKASI INFORMASI
EDUKASI KEPADA KELUARGA
ORANG TUA ASUH ANAK STUNTING
INFORMASI DAMPAK
PEMBERIAN MANFAAT
BAGIAN 5