Anda di halaman 1dari 45

BAB I

PENDAHULUAN

Menurut Undang-Undang No. 5 tahun 2014 tentang Aparatur

Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi Pegawai Negeri Sipil dan

pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja pada instansi

pemerintah. Aparatur Sipil Negara (ASN) yang tertuang dalam

pasal 3 dan 4 Undang-Undang No. 5 tahun 2014 dalam

melaksanakan cita-cita bangsa mewujudkan tujuan negara

sebagaimana tercantum dalam pembukaan Undang- Undang

Dasar Republik Indonesia tahun 1945.

Dalam upaya mewujudkan PNS yang berintegritas, profesional

dan berkualitas maka diselenggarakan Pelatihan Dasar (Latsar)

seperti yang telah diatur dalam Peraturan Lembaga Administrasi

Negara No. 12 Tahun 2018 tentang Pelatihan Dasar Calon Pegawai

Negeri Sipil. Pelatihan Dasar ini bertujuan untuk membentuk nilai-nilai

dasar profesi PNS agar dapat melaksanakan fungsi dan perannya

sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayan publik, dan perekat

serta pemersatu bangsa serta dapat membentuk nilai- nilai dasar

profesi PNS.

Nilai-nilai dasar tersebut adalah Berorientasi pelayanan,

Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, Kolaboratif yang

diakronimkan menjadi BerAkhlak. Dalam penerapan BerAkhlak

berpinsip pada agenda tiga atau kedudukan dan peran PNS dalam

NKRI yaitu Manajemen ASN dan Smart ASN.

1
Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan sumber utama yang

menentukan keberhasilan penyelenggaran pemerintahan dan

pembangunan. Di Era Globalisasi sekarang ini masyarakat semakin

kritis terhadap segala aspek, termasuk terhadap mutu pelayanan

ASN, salah satunya dibidang kesehatan. Sejalan dengan

peningkatan pengetahuan dan teknologi, kebutuhan dan tuntutan

masyrakat terhadap mutu pelayanan kesehatan meningkat. Peran

ASN di bidang kesehatan adalah mewujudkan pelayanan kesehatan

yang berkualitas prima di pusat-pusat pelayanan kesehatan yang ada

seperti rumah sakit milik pemerintah dan pusat kesehatan

masyarakat (PUSKESMAS).

Generasi penerus bangsa harus sehat,cerdas, kreatif dan

produktif. Jika anak-anak terlahir sehat, tumbuh dengan baik dan

didukung oleh pendidikan yang berkualitas maka mereka akan

menjadi generasi yang menunjang kesuksesan pembangunan

bangsa, sebaliknya jika anak-anak terlahir dan tumbuh dalam situasi

kekurangan gizi kronis,mereka akan merjadi anak kerdil (stunting).

Stunting atau sering disebut kerdil atau pendek adalah kondisi

gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan gizi kronis terutama pada

periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK), yaitu dari masa

kehamilan hingga anak berusia 2 tahun.Anak tergolong stunting

apabila panjang atau tinggi badannya berada di bawah minus dua

standar deviasi panjang atau tinggi anak seumurnya. Stunting dan

kekurangan gizi lainnya yang terjadi pada 1.000 HPK di samping

berisiko menghambat pertumbuhan fisik dan kerentanan anak

2
terhadap penyakit,juga menghambat perkembangan kognitif yang

akan berpengaruh pada tingkat kecerdasan dan produktivitas anak di

masa depan. (Strategi Nasional Percepatan Pencegahan Stunting,

2018).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2018 menunjukkan

penurunan prevalensi stunting Balita di tingkat nasional sebesar 6,4%

selama periode 5 tahun, yaitu dari 37,2% (2013) menjadi 30,8%

(2018). Sedangkan untuk balita normal terjadi peningkatan dari 48,6%

(2013) menjadi 57,8% (2018).Untuk di ketahui berdasarkan data

kasus stunting di kota Kendari hingga tahun 2022 tercatat mencapai

227 kasus dan tersebar di 15 kelurahan sekaligus menjadi lokus

penanganan stunting dan berdasarkan hasil studi status gizi indonesia

(SSGI) tahun 2021 kasus stunting di kota Kendari di bawah angka

nasional yakni 24 persen.

Status gizi anak balita merupakan hal penting yang harus

diketahui oleh setiap orang tua. Anak balita usia 1-5 tahun adalah

masa yang sangat berharga di dalam proses pertumbuhan dan

perkembangan manusia. Pada masa emas (Gold period) anak balita,

perhatian terhadap status gizi harus menjadi prioritas karena kejadian

kurang gizi akan berpengaruh pada kualitas tumbuh kembang anak

(Marimbi, 2010).

Penyebab timbulnya gizi kurang dapat dipengaruhi oleh beberapa

faktor diantaranya adalah faktor internal dan eksternal. Faktor internal

yaitu asupan makanan dan penyakit infeksi. Faktor eksternal yaitu

pendidikan orangtua, jenis pekerjaan, pendapatan orangtua,

3
pengetahuan ibu ketersediaan pangan dan pola konsumsi pangan

(Adriani, 2014).

Penyuluhan gizi kepada masyarakat adalah salah satu upaya

pencegahan stunting dan diharapkan dapat menurunkan angka

stunting. Penyuluhan gizi kepada masyarakat dapat diselenggarakan

di dalam gedung seperti puskesmas, rumah sakit dan pelayanan

kesehatan lainnya dan di luar gedung seperti dilakukan di Posyandu

dan pertemuan- pertemuan kelompok masyarakat. Penyuluhan

kesehatan masyarakat merupakan salah satu kegiatan yang rutin

dilakukan, oleh sebab itu kita wajib memberikan informasi masalah

kesehatan kepada masyarakat, dari beberapa program wajib

Puskesmas seperti kesehatan ibu dan anak serta KB, peningkatan gizi

keluarga, manfaat imunisasi pada bayi dan balita, menerapkan

perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), meningkatkan kesehatan

lingkungan termasuk gerakan 3M kepada masyarakat. sehingga

masyarakat sadar dan mengetahui serta diharapkan dapat mengubah

perilaku yang buruk menjadi baik menurut standar kesehatan

walaupun memakan waktu yang panjang dan lama.

Selama menjadi CPNS di Puskesmas Pulau Laut, penulis

mengamati bahwa terjadinya peningkatan angka kejadian stunting, hal

ini terjadi karena kebanyakan orang tua dan keluarga belum

memahami betul pentingnya mengetahui status gizi anaknya terhadap

masalah stunting. Hal ini sering kali diutarakan oleh mereka saat

mereka ditanyai oleh petugas kesehatan Puskesmas, mereka belum

4
mengerti dan cenderung mengabaikan pola perilaku dan pola asuh

yang benar.

Sebagai Dokter, penulis berkewajiban untuk

mengimplementasikan nilai-nilai dasar profesi ASN. Nilai- nilai

tersebut diimplementasikan dalam melakukan pelayanan sesuai

dengan tugas pokok Dokter. Salah satu dari tugas pokok tersebut

adalah mengambik langkah untuk mencegah dan memberantas

supaya kejadian tersebut tidak mengalami peningkatan dan

menjadikan dampak yang buruk kedepannya. Untuk itu maka penulis

tertarik untuk mengambil judul ”MENINGKATKAN KESADARAN

MASYARAKAT DALAM UPAYA MENCEGAH DAN

MEMBERANTAS STUNTING DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS

PULAU LAUT”.

1.2 Tujuan Aktualisasi

a) Tujuan Umum

Teraktualisasinya nilai-nilai dasar ASN yaitu BerAkhlak (Berorientasi

pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif,

Kolaboratif) serta peran dan kedudukan ASN dalam NKRI dalam

pelaksanaan tugas sebagai Dokter di wilayah kerja Puskesmas

Pulau Laut.

b) Tujuan Khusus

1) Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai stunting melalui

pengawasan dan kontrol terhadap ibu hamil dan anak balita yang

5
beresiko menyebabkan meningkatnya angka stunting di wilayah

kerja Puskesmas Pualu Laut.

2) Mengadakan media edukasi videografis mengenai stunting di

wilayah kerja Puseksmas Pulau Laut.

1.3 Manfaat

a) Manfaat Untuk Penulis

Penulis mampu mengimplementasikan nilai-nilai dasar ASN kepada

diri sendiri maupun dalam unit kerja sesuai dengan kegiatan serta

menguasai bidang dan tugasnya sehingga mampu melaksanakan

tugas dan perannya secara profesional sebagai pelayan masyarakat.

b) Untuk Organisasi

Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan di Pusekesmas Pulau Laut

terutama pelayanan gizi Puskesmas Pulau Laut.

c) Manfaat Untuk Masyarakat

Terlaksananya kegiatan ini maka diharapkan dapat mencegah dan

memberantas peningkatan kasus stunting dengan meningkatkan

kesadaran masyarakat melalui pengawasan dan kontrol pada ibu

hamil dan anak balita yang beresiko serta edukasi mengenai stunting.

1.4 Ruang Lingkup

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak akibat kekurangan

gizi kronis terutama pada periode 1.000 Hari Pertama Kehidupan

(HPK) dimana tinggi badan anak tidak sesuai usianya.

Adapun ruang lingkup dari rancangan aktualisasi ini adalah wilayah

6
kerja Puskesmas Pulau Laut dan dilakukan kepada ibu hamil dan ibu

yang memiliki bayi berusia dibawah 2 tahun. Kegiatan aktualisasi

berlangsung mulai tanggal 2022 sampai tanggal 2022.

7
BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. PROFIL INSTANSI

Secara astronomis, Kecamatan Pulau Laut terletak pada titik

koordinat 04 30’ 30” – 04 48’ 02’’ LU dan 107 43’ 06’’- 108 01‘ 46’’

BT, dengan luas daratan seluruhnya ± 37,59 km², yang terdiri dari 8 pulau

yaitu : (Pulau Laut, Pulau Semiun, Pulau Sekatung, Pulau Sunyut, Pulau

Kapul, Pulau Sebator, Tokong Buruk dan Batu Imong). Di antara 8 Pulau

tersebut, 3 Pulau yang didiami yaitu Pulau Laut, Pulau Sekatung dan

Pulau Semiun. Pulau laut terdiri dari tiga desa, yaitu desa tanjungpala, desa

air payang dan desa kadur. Batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah utara dengan Negara Vietnam, Kamboja dan Laut Cina

Selatan,

 Sebelah selatan dengan Kecamatan Bunguran Barat,

 Sebelah barat dengan Kabupaten Anambas dan Malaysia Barat,

 Sebelah timur dengan Malaysia Timur dan Laut Cina Selatan.

Puskesmas Pulau laut merupakan salah satu Puskesmas di

Kabupaten Natuna yang beralamat di Komplek Perkantoran Air kudur

Kecamatan Pulau Laut. Puskesmas Pulau Laut berdiri pada tahun 2007.

Puskesmas ini merupakan jenis puskesmas rawat inap.

8
Gambar 1 Puskesmas Pulau Laut

a. Tugas dan Fungsi Pokok

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2019 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat,

Puskesmas mempunyai tugas melaksanakan kebijakan kesehatan untuk

mencapai tujuan pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya dalam

rangka mendukung terwujudnya kecamatan sehat. Puskesmas

menyelenggarakan fungsi :

 Penyelenggaraan UKM (Usaha Kesehatan Masyarakat) tingkat

pertama di wilayah kerjanya:

1) Melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah

kesehatan masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang

diperlukan

2) Melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan

9
3) Melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan

pemberdayaan masyarakat dalam bidang kesehatan;

4) Menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan

menyelesaikan masalah kesehatan pada setiap tingkat

perkembangan masyarakat yang bekerjasama dengan sektor

lain terkait.

5) Melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan

dan upaya kesehatan berbasis masyarakat

6) Melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya

manusia Puskesmas

7) Memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan

kesehatan

8) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi

terhadap akses, mutu, dan cakupan Pelayanan

Kesehatan

9) Memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan

masyarakat, termasuk dukungan terhadap sistem

kewaspadaan dini dan respon penanggulangan penyakit

 Penyelenggaraan UKP (Unit Kesehatan Perorangan) tingkat

pertama:

1) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara

komprehensif, berkesinambungan dan bermutu

2) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan

upaya promotif danpreventif

1
0
3) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi

pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

4) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang

mengutamakan keamanan dan keselamatan pasien,

petugas dan pengunjung.

5) Menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip

koordinatif dan kerja sama inter dan antar profesi

6) Melaksanakan rekam medis

7) Melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi

terhadap mutu dan akses Pelayanan Kesehatan

8) Melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga kesehatan.

9) Mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas

pelayanan kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya

10) Melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi

medis dan Sistem Rujukan.

1
1
b. Struktur Organisasi

Kepala Puskesmas

dr. Arrany Rahmaning Safitri

Ka. TU

Marziah, Amd. Keb

UKM Essensisal UKM Jaringan Pelayanan


UKP Kefarmasian Prasarana dan Penanggung Jawab
Pengembangan dan Laboratorium Puskesmas dan Peralatan
Supriadi, Mutu
Amd.Kep Jejaring Fasilitas
Sulastri, dr. Yohandri Blast Hilman, Amd.Kes
Pelayanana Kesehatan dr. Trisman
Amd.Kep Dova Purba

Pustu Air Payang : Rasmidawati, Amd.Keb


Poskesdes Kadur : Helen Saparingga, Amd.Keb
Pustu Tanjung Pala : Nonong Sundari, Amd.Kep
Polindes : Rekayanti, Amd.Kep

Gambar 2 Struktur Organisasi Puskesmas Pulau Laut

10
c. Sumber Daya Manusia (SDM)

Tenaga kesehatan yang bertugas di Puskesmas Pulau Laut

berjumlah 45 orang dan tenaga non-kesehatan berjumlah 7 orang. Rincian

jenis ketenagaan dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 1 Data Pegawai Puskesmas Pulau Laut Tahun 2021

Puskesmas Luar Gedung Puskesmas


Jenis Tenaga PTT/
PNS KONTRAK PNS PTT KONTRAK
NS
Dokter Gigi
Dokter Umum 2 2
Bidan 3 3 2 3
Perawat 4 2 9 1
Kesehatan 1
3
Lingkungan
Gizi 1 1 1
Apoteker 1 1
Analis laboratorium 1 1
Non Nakes 1 8
Kesehatan Masyarakat 3

Total jumlah ketenagaan di dalam gedung Puskesmas Pulau Laut

adalah 41 orang terdiri dari 34 orang tenaga kesehatan dan 7 orang tenaga

non-kesehatan. Sedangkan total jumlah ketenagaan di luar gedung

Puskesmas adalah 4 orang tenaga kesehatan.

d. Nilai-Nilai Organisasi

Nilai-nilai organisasi di Puskesmas Pulau Laut yaitu disingkat

SEMIUN (Senyum, Empati, Melayani, Inovatif, Unggul, Nyaman ).

11
B. PROFIL PESERTA

Peserta ditugaskan di Puskesmas Pulau Laut dengan jabatan

sebagai ahli pertama-dokter umum yang merupakan Calon Pegawai Negeri

Sipil (CPNS).

Nama Peserta : dr. Yohandri Blast Dova Purba

NIP : 199506202022031003

Golongan : III/b

Jabatan : Ahli Pertama – Dokter Umum

Tempat Tanggal Lahir : Pematangsiantar, 20 Juni 1995

Agama : Kristen Protestan

Gelombang :II

Kelompok :3

Unit kerja : Puskesmas Pulau Laut

Uraian tugas Dokter dipaparkan dalam Keputusan Menteri

Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :139/KEP/M.PAN/11/2003

tentang Jabatan Fungsional Dokter dan Angka Kreditnya. Adapun rincian

kegiatan Dokter Pertama (Golongan Ruang III/b) adalah sebagai berikut :

1. Melakukan pelayanan medik umum rawat jalan tingkat pertama;

2. Melakukan pelayanan spesialistik rawat jalan tingkat

pertama;

3. Melakukan tindakan khusus tingkat sederhana oleh Dokter

Umum;

12
4. Melakukan tindakan khusus tingkat sedang oleh Dokter

Umum;

5. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sederhana;

6. Melakukan tindakan spesialistik tingkat sedang;

7. Melakukan tindakan darurat medik/pertolongan pertama pada

kecelakaan (P3K) tingkat sederhana;

8. Melakukan kunjungan (visite) kepada pasien rawat inap;

9. Melakukan pemulihan mental tingkat sederhana;

10. Melakukan pemulihan mental kompleks tingkat I;

11. Melakukan pemulihan fisik tingkat sederhana;

12. Melakukan pemulihan fisik kompleks tingkat I;

13. Melakukan pemeliharaan kesehatan Ibu;

14. Melakukan pemeliharaan kesehatan bayi dan balita;

15. Melakukan pemeliharaan kesehatan Anak;

16. Melakukan pelayanan keluarga berencana;

17. Melakukan pelayanan imunisasi;

18. Melakukan pelayanan gizi;

19. Mengumpulkan data dalam rangka pengamatan

epidemiologi penyakit;

20. Melakukan penyuluhan medik;

21. Membuat catatan medik rawat jalan;

22. Membuat catatan medik rawat inap;

23. Melayani atau menerima konsultasi dari luar atau keluar;

24. Melayani atau menerima konsultasi dari dalam;

13
25. Menguji kesehatan individu;

26. Menjadi tim penguji kesehatan;

27. Melakukan visum et repertum tingkat pertama;

28. Melakukan visum et repertum kompleks tingkat I

29. Menjadi saksi ahli;

30. Mengawasi penggalian mayat untuk pemeriksaan;

31. Melakukan otopsi dengan pemeriksaan laboratorium;

32. Melakukan tugas jaga panggilan/on call;

33. Melakukan tugas jaga di tempat/ rumah sakit;

34. Melakukan tugas jaga di tempat sepi pasien;

35. Melakukan kaderisasi masyarakat dalam bidang

kesehatan tingkat sederhana

14
BAB III

RANCANGAN AKTUALISASI

A. IDENTIFIKASI ISU

Dalam mengidentifikasi isu rancangan aktualisasi ini dilakukan

pengamatan untuk mendapatkan isu-isu aktual yang ditemukan di

Puskesmas Pulau Laut adalah sebagai berikut:

 Belum Optimalnya Pelayanan Hipertensi pada Pasien Posbindu

(Pos Binaan Terpadu) Di Wilayah Kerja Puskesmas Pulau Laut.

 Belum Optimalnya Cakupan ASI Eksklusif Disebabkan Masih

Rendahnya Pengetahuan Ibu Tentang Pemberian ASI Secara

Eksklusif

 Rendahnya Penelusuran Kasus TB Paru di Lingkungan Kerja

Puskesmas Pulau Laut.

B. DESKRIPSI ISU

Data dari WHO 2015 estimasi jumlah kasus hipertensi di dunia

adalah 1,56 miliyar. Berdasarkan kemenkes 2019 hipertensi juga

merupakan kasus penyakit tidak menular tertinggi di Indonesia.

Penyakit ini tidak ada gejala khas dan berbahaya jika tidak ditangani

dengan baik. Hipertensi di pulau laut juga termasuk kasus penyakit

tidak menular tertinggi di Puskesmas Pulau Laut, berdasarkan buku

profil Puskesmas

15
2020, dari 473 pasien yang datang ke puskesmas 133 pasien menderita

hipertensi yaitu sekitar 28%, jumlah ini terlihat dalam 10 besar kasus

terbanyak di Puskesmas Pulau Laut, dilanjutkan urutan kedua ISPA

17%. Pada tahun 2019 terdapat 23% pasien yang mengalami

hipertensi. Pada tahun 2018 terdapat 13% pasien yang mengalami

hipertensi di Puskesmas Pulau Laut. Dari hasil pengamatan saya

selama 3 bulan bekerja di Puskesmas Pulau Laut, banyak pasien

hipertensi yang tidak melakukan pengobatan secara teratur dan

memiliki status hipertensi yang tidak terkontrol, terutama pada pasien

Posbindu, karena Posbindu khusus untuk menangani penyakit yang

tidak menular salah satunya adalah hipertensi.

Dari hasil pengamatan saya selama 3 bulan di Puskesmas

Pulau Laut, ibu menyusui yang memberikan ASI secara Eksklusif

sangat sedikit serta minimnya pengetahuan mereka mengenai ASI.

Pada profil kesehatan tahun 2020 terdapat 41,18% ibu-ibu yang

memberikan ASI ke bayinya. Berdasarkan data laporan bulanan 2021

selama 3 bulan terakhir di Puskesmas, pemberian ASI Eksklusif pada

bulan Juni yaitu 33%, bulan Juli 34 %, dan pada bulan Agustus 40 %,

Cakupan Asi Ekslusif ini masih jauh dengan target Rencana Strategis

Kementerian Kesehatan tahun 2020-2024 yaitu persentase bayi usia

kurang dari 6 bulan yang mendapat ASI eksklusif sebesar 50%.

16
Penyakit TB di Puskesmas Pulau Laut berdasarkan profil

Puskesmas 2020 ada 6 orang, namun tidak dilakukan penelusuran lebih

lanjut terhadap keluarga pasien yang kontak erat, sehingga rendahnya

penelusuran kasus TB paru di Pulau laut , hal ini terjadi karena

beberapa faktor yaitu Mikroskop yang digunakan untuk melihat bakteri

Tb sudah kurang maksimal, kasus Tb sudah mulai ditinggalkan

semenjak pandemi Covid 19 karena lebih seringnya petugas

melakukan penelusuran Covid 19.

10 PENYAKIT TERBESAR TAHUN 2020 PUSKESMAS PULAU LAUT


113
120
100 75 81
80 56 47 52
60 38 25 2329 28 34 28 2828
33 34 23 2
40 1617 13 6 1612 11 4 1216 1414
20
0

LAKI-LAKIPEREMPUANTOTAL

Gambar 3 Sepuluh Penyakit Terbesar di Puskesam Pulau Laut

Tabel 2 Profil Kesehatan 2020 Kabupaten Natuna

17
Tabel 3 jumlah kasus Tb di Puskesmas Pulau Laut tahun 2020

No Nama Desa Kasus TBC Total


Laki-Laki Perempuan
1 Desa Air Payang 2 1 3
2 Desa Kadur 2 0 2
3 Desa Tanjung Pala 1 0 1
Jumlah 5 1 6

C. PENETAPAN CORE ISU

Berdasarkan identifikasi isu-isu aktual yang telah ditemukan di

Puskesmas Pulau Laut. Penulis melakukan pemilihan isu yang

diangkat dalam rancangan aktualisasi dengan mengugunakan Metode

analisis (USG) yaitu Urgency, Seriousness, dan Growthness. Hasil

analisis dari kegiatan aktualisasi berdasarkan Urgency, Seriousness,

dan Growthness (USG) disajikan dalam tabel:

18
Tabel 4 penetapan core isu dengan teknik USG

No Isu Aktual / U S G Skor Prioritas


Masalah pokok
1. Belum 4 5 5 14 I
Optimalnya
Pelayanan
Hipertensi pada
Pasien
Posbindu (Pos
Binaan
Terpadu) Di
Wilayah Kerja
Puskesmas
Pulau Laut
2. Belum Optimalnya 4 5 4 13 II
Cakupan ASI
Eksklusif
Disebabkan Masih
Rendahnya
Pengetahuan Ibu
Tentang
Pemberian ASI
Secara Eksklusif

3. Rendahnya 4 4 4 12 III
Penelusuran Kasus
TB Paru di
Lingkungan Kerja
Puskesmas Pulau
Laut.
Keterangan:
Angka 5: Sangat prioritas
Angka 4: Prioritas
Angka 3: Cukup
Angka 2: Kurang Angka
1: Tidak prioritas

Urgency :Seberapa mendesak suatu isu harus di bahas, dianalisis dan

ditindaklanjuti.

Seriousness :Seberapa serius suatu isu harus di bahas dikaitkan dengan

akibat yang akan ditimbulkan.

19
Growth : Seberapa besar kemungkinan memburuknya isu tersebut jika

tidak ditangani segera.

Berdasarkan analisis USG yang telah dilakukan penetapan isu

prioritas yang diambil adalah Belum Optimalnya Pelayanan Hipertensi

pada Pasien Posbindu (Pos Binaan Terpadu) Di Wilayah Kerja Puskesmas

Pulau Laut. Dasar pertimbangannya adalah jumlah kasus hipertensi di

Puskesmas Pulau Laut yang makin bertambah setiap tahunnya dan

hipertensi selalu menjadi 10 penyakit teratas serta masih kurang

optimalnya pelayanan hipertensi khususnya di posbindu.

D. PENENTUAN PENYEBAB ISU

Selanjutnya isu prioritas tersebut akan dianalisa faktor penyebabnya

dengan diagram tulang ikan (fishbone). Pendekatan dengan diagram

fishbone ini akan mengidentifikasi berbagai sebab potensial dari suatu efek

atau masalah dan menganalisis masalah tersebut.

20
Gambar 4 Analisa penyebab isu dengan diagram fishbone

21
Tabel 5 Gagasan Kreatif Dari Fishbone

No Akar Permasalahan Gagasan Kreatif

1. Kurangnya kepatuhan kontrol rutin oleh Membuat buku kontrol yang

petugas. berisi tentang hipertensi dan

pengobatan

serta waktu kontrol.

2. Metode edukasi yang diberikan kurang Membuat media edukasi

menarik. dengan media flipchart.

3. Pengadaan obat dari dinkes terbatas. Melakukan komunikasi dan

koordinasi ke instalasi

farmasi dinkes untuk

menambah pengadaan

obat.

4. Alat yang digunakan kurang akurat. Menyediakan alat tensi

manual dan dilakukan

kalibarasi pada tensi

digital.

22
Apabila penyebab isu tersebut tidak ditangani, maka akan

memberikan dampak sebagai berikut:

1. Kesadaran pasien hipertensi untuk melakukan pengobatan secara rutin

dan melakukan upaya pencegahan komplikasi akan semakin menurun

yang akan berdampak pada perburukan kondisi hipertensi yang diderita

dan munculnya komplikasi berupa penyakit yang lebih berat akibat status

hipertensi yang tidak terkontrol.

2. Kesadaran petugas untuk melakukan pemantauan terhadap kepatuhan

pasien berobat semakin menurun yang berakibat pada pelayanan yang

diberikan terhadap pasien menjadi tidak maksimal.

3. Angka kejadian Hipertensi di Puskesmas Pulau Laut akan semakin

mengalami peningkatan dan semakin banyaknya pasien yang memiliki

status hipertensi tidak terkontrol.

E. GAGASAN KREATIF PEMECAHAN ISU

Berdasarkan penyebab isu yang telah dijabarkan diatas dan dampak

yang akan terjadi apabila tidak dilakukan upaya penyelesaian, maka saya

mengajukan gagasan kreatif pemecahan isu berupa “Optimalisasi Pelayanan

Hipertensi Pada Pasien Posbindu (Pos Binaan Terpadu) Melalui Penggunakan

Buku Kontrol Hipertensi, Edukasi Menggunakan Media Flipchart di Wilayah

Kerja Puskesmas Pulau Laut”, yang akan diwujudkan dalam bentuk kegiatan

sebagai berikut:

1. Menyusun perencanaan pelaksanaan kegiatan

2. Membuat Buku kontrol hipertensi yang berisi semua tentang

23
Hipertensi (pengertian ,sebab, diagnosa, pengobatan ,komplikasi),

identitas pasien, tekanan darah, pengobatan, dan waktu kontrol ulang.

3. Membuat media flipchart berisi edukasi mengenai hipertensi.

4. Melakukan pemeriksaan pasien di Posbindu secara holistik.

5. Memberikan edukasi menggunakan media flipchart pada pasien

hipertensi serta memberikan buku kontrol hipertensi.

6. Evaluasi Kegiatan

24
F. MATRIK RANCANGAN AKTUALISASI

Unit Kerja : Puskesmas Pulau Laut

Identifikasi Isu : 1. Belum Optimalnya Pelayan Hipertensi Pada Pasien Posbindu (Pos Binaan Terpadu) di Wilayah
Kerja Puskesmas Pulau Laut
2. Belum Optimalnya Cakupan ASI Eksklusif Disebabkan Masih Rendahnya Pengetahuan Ibu Tentang
Pemberian ASI Eksklusif
3. Rendahnya Penelusuran Kasus Tb Paru di Lingkungan Kerja Puskesmas Pulau Laut
Isu yang Diangkat : Belum Optimalnya Pelayanan Hipertensi Pada Pasien Posbindu (Pos Binaan Terpadu) di Wilayah
Kerja Puskesmas Pulau Laut

Gagasan Pemecahan Isu : Optimalisasi Pelayanan Hipertensi Pada Pasien Posbindu (Pos Binaan Terpadu) Melalui Penggunaan
Buku Kontrol Hipertensi dan Edukasi Menggunakan Media Flipchart di Wilayah
Kerja Puskesmas Pulau Laut

26
Tabel 6 Rancangan Aktualisasi

Kontribusi Terhadap
Nama Output/Hasil Penguatan Nilai
No TahapanKegiatan Keterkaitan Substansi Tugas dan Fungsi
Kegiatan Kegiatan Organisasi
Instansi
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
1. Persiapan 1. Melakukan 1. Draf 1. Melakukan konsultasi dengan Kegiatan ini berkaitan Terlaksananya
rancangan konsultasi dengan rancangan mentor terkait rancangan dengan fungsi persiapan
kegiatan mentor terkait aktualisasi aktualisasi dengan jelas dan puskesmas dalam rancangan
rancangan kegiatan tanggung jawab penyelenggaran UKM kegiatan dengan
aktualisasi (Akuntabilitas: kejelasan, yaitu menyusun mentor dan
tanggung jawab). rencana kegiatan pemegang
2. Menyusun jadwal
2. Diskusi dengan pemegang berdasarkan analisis program posbindu
kegiatan posbindu 2. Draf jadwal program posbindu dengan masalah kesehatan dapat menjalin
dengan pemegang kegiatan saling menghargai pendapat / masyarakat dan komunikasi dan
program posbindu argumen dari lawan diskusi kebutuhan pelayanan koordinasi yang
kita dan tidak memaksakan yang diberikan. baik. ini
3. Mengumpulkan
kehendak dalam merupakan
data pasien mengemukakan pendapat penguatan nilai
hipertensi dari 3. Draf data
(Nasionalisme: organisasi
pemegang pasien musyawarah dan Puskesmas Pulau
program sebagai hipertensi menghargai keputusan) Laut yaitu
acuan pelaksanaan 3. Menggunakan bahasa Unggul.
kegiatan yang sopan dan santun (SEMIUN).
selama menyampaikan

27
persiapan kegiatan
aktualisasi (Etika
publik:sopan santun).
4. Mengumpulkandata pasien
yang terdiagnosa Hipertensi
yang akan digunakan sebagai
dasar pelaksanaan kegiatan
yangakan di lakukan.
(Komitmen Mutu:
Berorientasi Mutu)
5. Melakukan Aktualisasi
dengan tujur dan berani
dalam menyampaikan
tujuan (Antikorupsi :
jujur).
6. Melaksanakan kewajiban
dalam persiapan rancangan
aktualisasi salah satunya
dengan berkonsultasi dengan
mentor (Manajemen ASN)
7. Melakukan konsultasi dengan
mentor menggunakan bahasa
yang baik, bersikap sopan dan
santun serta menerima
masukan dari mentor
(Pelayanan Publik)

28
8. Konsultasi ke mentor dan
melakukan Koordinasi dengan
pemegang program dalam
membahas rancangan jadwal
kegiatan (Wog).

2. Membuat 1. Berkonsultasi 1. Draft 1. Membuat buku kontrol Kegiatan ini berkaitan Dengan tersedianya
buku kontrol kepadamentor dan persiapan dengan penuh dengan fungsi buku kontrol pada
yang berisi pemegang pembuatan tanggungjawab puskesmas dalam pasien hipertensi,
tentang programmengenai buku kontrol (Akuntabilitas : penyelenggaraan akan meningkatkan
hipertensi dan pembuatan buku tanggugjawab) UKM dan UKP yaitu nilai Inovatif
catatan kontrol Hipertensi 2. Mengumpulkan beberapa meningkatkan (SEMIUN).
tekanan literatur sebagai bahan materi Pelayanan
darah, 2. Mengumpulkan 2. Rekapitulasi merupakan tanggung jawab Kesehatan dengan
pengobatan, beberapa literatur literatur buku dalam membuat sebuah buku prinsip koordinatif
dan jadwal sebagai bahan kontrol kontrol (Akuntabilitas: dan kerja sama inter
kontrol ulang materi yang akan tanggungjawab ) dan antar profesi.
dimasukkan 3. Melakukan
didalambuku musyawarah/diskusi untuk
kontrol. menghagai saran dan masukan
sehingga apa yang dikerjakan
3. Mencari contoh 3. Contoh berjalan baik.
design buku kontrol design buku (Nasionalisme:
sebagai acuan kontrol musyawarah).
pembuatan 4. Membuat buku kontrol
dengan cermat agar sesuai
4. Membuat design 4. Design Buku

29
buku kontrol yang kontrol dengan kebutuhan (Etika
edukatif dan hipertensi. Publik : Cermat).
mudah dibawa. 5. Menggunakan bahasa yang
sopan dan santun selama
5. Mencetak buku 5. Buku kontrol menyampaikan sosialisai
kontrol hipertensi. (Etika publik: sopan)
6. Mencari contoh design agar
6. Mensosialisasikan 6. Dokumentasi dapat menghasilkan design
penggunaan buku sosialisasi buku kontrol yang baik yang
kontrol dengan akan memberikan kepuasan
petugas kepada pasien(Komitmen
posbindu Mutu: Berorientasi Mutu).
7. Membuat design buku kontrol
dengan inovatif sehingga
menghasilkan buku kontrol
yang edukatif dan mudah
dibawa (Komitmen mutu:
inovatif)
8. Membuat buku kontrol
dengan mandiri dan kerja
keras (Anti Korupsi:
Mandiri, kerja keras)
9. Komunikasi dan koordinasi
dengan mentor serta
kolaborasi dengan tim
pemegang program dalam
pembuatan buku kontrol.
(Wog).

30
10. Melaksanakan kewajiban dan
tugas ASN dengan membuat
buku kontrol pasien hipertensi.
Kegiatan ini membentuk ASN
yang profesional,
menumbuhkan kreatifitas dan
inovasi dalam bekerja.
(ManajemenASN)
11. Membuat buku kontrol
hipertensi yang berisi tentang
hipertensi dengan bahasa
daerah/bahasa Indonesia yang
mudah dipahami sekaligus
adanya tabel untuk kontrol
pasien hipertensi
(Pelayanan Publik).

3 Membuat 1. Berkonsultasi 1. Draft 1. Membuat media flipchart Kegiatan ini berkaitan Dengan adanya
media kepada mentor, pembuatan dengan jelas, agar mudah dengan fungsi media edukasi
flipchart teman sejawat flipchart. dipahami (Akuntabilitas: puskesmas flipchart pada
berisi mengenai Kejelasaan) meningkatkan pasien hipertensi,
edukasi pembuatan media 2. Mengumpulkan beberapa pelayanan akan meningkatkan
mengenai edukasi berupa literatur sebagai bahan materi kesehatan yang nilai Inovatif
hipertensi flipchart merupakan tanggung jawab mengutamkan (SEMIUN).
saya dalam membuat flipchart upaya preventif dan
2. Mengumpulkan 2. Rekapitulasi (Akuntabilitas: promotif
beberapa literatur Literatur tanggungjawab)

31
sebagai bahan Flipchart 3. Musyawarah untuk mendapat
materi edukasi keputusan dalam pembuatan
yang akan flipchart, serta saling
dimasukkan ke menghormati khususnya
flipchart kepada pimpinan agar terjalin
komunikasi yang baik
3. Membuat design 3. Design Media (Nasionalisme:
media edukasi flipchart musyawarah, saling
flipchart hipertensi menghormati).
4. Sebelum memulai pembuatan
4. Mencetak media 4. Media media flipchart hipertensi,
flipchart hipertensi flipchart menghubungi mentor, dan
hipertensi teman sejawat untuk
berkonsultasi dengan cara
5. Mensosialisasikan 5. Dokumentasi yang sopan. (Etika Publik :
penggunaan sosialisasi Sopan).
flipchart dengan 5. Menggunakan bahasa yang
petugas sopan dan santun selama
posbindu menyampaikan sosialisasi
(Etika publik: sopan)
6. Membuat design menarik
media flipchart hipertensi
dengan baik, serta
memberikan pemahaman
dan kepuasan kepada
pasien (Komitmen Mutu :
Orientasi Mutu, inovatif ).

32
7. Berani dengan menghadirkan
media flipchart hipertensi
sebagai pembaharuan dalam
pelayanan (Anti Korupsi:
Berani).
8. Melakukan pencetakan
flipchart hipertensi secara
mandiri dan kerja keras (Anti
korupsi: kerja keras,
mandiri)
9. Komunikasi dan koordinasi
dengan mentor serta
kolaborasi dengan teman
sejawat dalam pembuatan
flipchart. (Wog)
10. Membuat media edukasi
(flipchart) dengan tulisan dan
gambar sehingga lebih
dimengerti masyarakat
(Pelayanan Publik)
11. Melaksanakan kewajiban dan
tugas ASN dengan membuat
media edukasi flipchart
Kegiatan ini membentuk
ASN yang
profesional, menumbuhkan
kreatifitas dan inovasi dalam

33
bekerja. (Manajemen ASN).

4. Melaksanakan 1. Melakukan 1. Draft rekam 1. Melakukan anamnesis , Kegiatan ini berkaitan Melaksanakan
pemeriksaan di anamnesis dan medik pemeriksaan fisik dan dengan fungsi pemeriksaan
posbindu secara pemeriksaan fisik pengobatan dengan penuh puskesmas yaitu secara holistik
holistik tanggungjawab menyelenggarakan merupakan
2. Melakuan 2. Draft rekam (Akuntabilitas: tanggung pelayanan penguatan nilai
diagnosis medik jawab) kesehatan dasar organisasi
hipertensi 2. Tidak membeda-bedakan secara Puskesmas yaitu
pasien berdasarkan agama, ras, komprehensif, Senyum, Empati
3. Memberikan 3. Draft rekam suku bangsa. (Nasionalisme berkesinambungan, Melayani,
pengobatan pada medik : saling menghormati, bermutu, dan Unggul,
pasien hipertensi tidak diskriminatif) holistik. Nyaman
3. Melakukan anmesis dengan (SEMIUN)
bahasa yang sopan. Etika
Publik: sopan)
4. Anamnesis dilakukan dengan
tepat, menggunakan waktu
dengan sebaik-baiknya,
mengingat masih ada pasien lain
yang menunggu. (Komitmen
Mutu: efisien).
5. Dalam melakukan pemeriksaan
fisik tanda-tanda vital seperti
tekanan darah, denyut nadi dan
suhu tubuh harus dengan jujur

34
berdasarkan hasil yang didapat
(anti korupsi: jujur)
6. Melaksanakan kewajiban
sebagai ASN dan tugas
seorang dokter yaitu
melakukan pemeriksaan dan
pengobatan ke pasien.
(Manajemen ASN).
7. Memberikan pelayanan
kesehatan yang profesional dan
berkualitas. (Pelayanan
Publik)
8. Melakukan komunikasi dan
koordinasi serta kolaborasi
dengan pemegang program,
kader posbindu dalam
pelaksanaan kegiatan
(Wog).
5. Memberikan 1. Melakukan edukasi 1. Dokumentasi 1. Memberikan edukasi secara Kegiatan ini berkaitan Dengan
edukasi mengenai hipertensi edukasi benar, berdasarkan ilmu yang dengan tugas memberikan
menggunaka menggunakan tentang dimiliki sehingga masyarakat puskesmas yaitu edukasi dan
n media flipchart hipertensi percaya apa yang kita menigkatkan menggunakan
flipchart pada sampaikan (Akuntabilitas: pembanguan buku kontrol pada
pasien 2. Melakukan kepercayaan) kesehatan di pasien hipertensi,
hipertensi pengisian buku 2. Buku kontrol 2. Tanggung jawab dalam wilayah kerjanya. diharapkan dapat
serta kontrol hipertensi terisi lengkap memberikan pelayanan meningkatkan
memberikan kepada pasien dengan nilai organisasi
buku kontrol

35
hipertensi 3. Memberikan buku 3. Dokumentasi melakukan pengisian buku yaitu Senyum
kontrol kepada pemberian kontrol pasien secara rutin Empati,
pasien dan buku kontrol dan konsisten Melayani ,
menjelaskan (Akuntabilitas: tanggung Inovatif, Unggul,
penggunaannya jawab, kejelasan, Nyaman
konsisten). (SEMIUN) pada
3. Kerja sama dengan pasien diri petugas
ketika memberikan buku Puskesmas.
kontrol dan menjelaskan
kegunaanya
(Nasionalisme: kerja
sama)
4. Memberikan edukasi
dengan cara yang sopan
(Etika publik: sopan)
5. Memberikan pemaparan
singkat dan jelas mengenai
penggunaan buku kontrol.
(Komitmen Mutu: efektif
dan efisien).
6. Melakukan kegiatan edukasi
dan pemberian buku kontrol
secara jujur dan penuh
tanggungjawab.
(Antikorupsi: j u j u r ).
7. Melaksanakan kewajiban
sebagai ASN dan tugas
seorang dokter salah

36
satunya memberikan edukasi
kepada masyarakat.
menunjukkan profesionalitas
ASN dalam bekerja
(Manajemen ASN).
8. Memberikan pelayanan
kesehatan yang profesional dan
berkualitas. (Pelayanan
Publik)
9. Melakukan kerjasama dengan
pemegang program dan kader
posbindu dalam pelaksanaan
kegiatan (Wog).

6. Evaluasi 1. Melihat buku 1. Buku kontrol 1. Dalam mengisi ulang buku Kegiatan ini berkaitan Evaluasi sebagai
Kegiatan kontrol pasien terisi dengan kontrol pasien harus dengan dengan bentuk penguatan
dan mengisinya baik jelas, konsisten, dan penyelenggaraan nilai organisasi
kembali tanggungjawab UKM dan UKP yaitu Puskesmas yaitu
(Akuntabilitas: kejelasan, melaksanakan Unggul
2. Melakukan 2. Video konsistensi, pencatatan, (SEMIUN).
wawancara kepada wawancara tanngungjawab). pelaporan, dan
salah satu pasien mengenai 2. Wawancara dengan evaluasi terhadap
hipertensi yang pendapat menggunakan bahasa yang akses, mutu, dan
datang di /tanggapan dapat dipahami cakupan Pelayanan
kunjungan ulang. (Nasionalisme: bahasa Kesehatan.
3. Mengidentifikasi dapat dipahami )
hasil kegiatan 3. Draft hasil 3. Melakukan wawancara
Kegiatan dengan baik dan sopan,

37
posbindu dengan posbindu (Etika publik: sopan)
pemegang 4. Dengan adanya buku
program. kontrol maka lebih efektif
dalam menangani pasien
4. Memberikan 4. Laporan hasil hipertensi (Komitmen
laporan kepada kegiatan mutu: efektif).
mentor. posbindu 5. Mengidentifikasi hasil
kegiatan posbindu dengan
pemegang program
dilakukan dengan penuh
tanggungjawab
(Akuntabilitas:
tanggungjawab).
6. Jujur dalam memberikan
laporan kepada mentor
terkait hasil evaluasi
kegiatan (Anti
korupsi:jujur).
7. Melakukan evaluasi
kegiatan membentuk ASN
yang profesional dan
berkualitas dalam bekerja
(Manajemen ASN).
8. Dengan adanya evaluasi
kegiatan dapat memberikan
pelayanan posbindu yang
lebih baik (Pelayanan
publik)

38
9. Melakukan kerjasama dan
kolaborasi dengan pemegang
program dan kader posbindu
dalam pelaksanaan kegiatan
(Wog).

39
G. MATRIK REKAPITULASI RENCANA HABITUASI NILAI-NILAI

DASAR PNS

Tabel 7 Rekapitulasi Rencana Habituasi Nilai-Nilai dasar PNS

Jumlah
kegiatan
No Mata pelatihan per MP
Ke -1 Ke - 2 Ke - 3 Ke - 4 Ke - 5 Ke - 6
1. Akuntabilitas 1 2 2 1 2 2 10
2. Nasionalisme 1 1 1 1 1 1 6
3. Etika Publik 1 2 2 1 1 1 8
4. Komitmen Mutu 1 2 1 1 1 1 7
5. Anti Korupsi 1 1 2 1 1 1 7
6. Manajemen
ASN 1 1 1 1 1 1 6
7. Pelayanan
Publik 1 1 1 1 1 1 6
8. Whome Of
Goverment 1 1 1 1 1 1 6
(WoG)
Jumlah aktualisasi
8 11 11 8 9 9 56
per kegiatan

40
H. RENCANA JADWAL KEGIATAN AKTUALISASI

Tabel 8 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Pelaksanaan 11 Oktober-15 November 2021


No Nama
Kegiatan

Minggu 1 Minggu 2 Minggu 3 Minggu 4 Minggu 5


(11-16 (18-23 (25-30 (1-6 (8-13
Oktober Oktober Oktober November November
2021) 2021) 2021) 2021) 2021)

Menyusun
perencanaan
1
pelaksanaan
kegiatan

Membuat buku
2 kontrol
hipertensi

Membuat media
flipchart berisi
3 edukasi
mengenai
hipertensi
4 Melaksanakan
pemeriksaan di
posbindu secara
holistik
5 Memberikan
edukasi
menggunakan
media flipchart
serta
memberikan
buku kontrol
hipertensi
6 Evaluasi
Kegiatan

41
REFERENSI

Kemenkes 2019. Profil Penyakit Tidak Menular Tahun 2019:Jakarta.:

Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes. Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024.

Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2020.

Lembaga Administrasi Negara Repulik Indonesia. 2021. Tentang

Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon PNS:Jakarta.

Lembaga Administrasi Negara.2019. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Habituasi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara. 2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Manajemen ASN. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Akuntabilitas. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Nasionalisme. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Etika

Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Komitmen Mutu. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

42
Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Anti

Korupsi. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS

Pelayanan Publik. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Lembaga Administrasi Negara.2017. Modul Pelatihan Dasar Calon PNS Whole

of Government:. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Profil Kesehatan Kabupaten Natuna Tahun 2020

Profil Puskesmas Pulau Laut Tahun 2020

Profil Puskesmas Tahun 2019

Profil Puskesmas Tahun 2018

P2PTM Kemenkes RI.2020. Apa itu Hipertensi (Tekanan Darah Tinggi).

diakses pada 15 September 2021. Dari

http://www.p2ptm.kemkes.go.id/infographicp2ptm/ hipertensi-

penyakit-jantung-dan-pembuluh-darah/apa-itu-hipertensitekanan-

darah-tinggi

Republik Indonesia. 2014. Undang-Undag Republik Indonesia Nomor 5

Tahun 2014 tentang Aparatur sipil Negara:Jakarta.

Republik Indonesia. 2019. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 43 Tahun 2019 Tentang Pusat Kesehatan Masyarakat:Jakarta.

43
Republik Indoensia. 2003. Keputusan Mentei Pendayagunaan Aparatur

Negara Nomor 139/KEP/M.PAN/11/2003 Tentang Jabatan dan

Fungsi Dokter dan Angka Kreditnya:Jakarta.

WHO 2015. Global Status Hypertension Diseases. Switzerland: WHO Press;

2015. 10 p.

44

Anda mungkin juga menyukai