Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Manusia selalu bertumbuh dan berkembang, sejak ia dilahirkan hingga
menjadi lanjut usia. Kehidupan manusia merupakan sebuah rentang tahapan
perkembangan. Dalam perjalanan tumbuh kembangnya, manusia mengalami banyak
perubahan. Perubahan yang dialami manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat
seseorang memulai tahap demi tahap perkembangannya, ada banyak kemungkinan
arah perkembangannya. Tidak menutup kemungkinan bagi seseorang yang memiliki
awal yang baik untuk bertumbuhkembang maka akan baik juga pertumbuhan dan
perkembangannya di masa depan. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode
sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak
manusia. Periode ini merupakan "Masa emas" (Golden period), Jendela kesempatan
(Window Opportunity) sekaligus Masa kritis (critical Periode) bagi otak anak dalam
menerima berbagai masukan /pembelajaran /pengaruh dari lingkungan disekitarnya
baik yang bersifat positif maupun negatif. Mengingat perode 2 tahun pertama ini
merupakan masa yang "relatif pendek" dan tidak akan terulang kembali, maka orang
tua dan keluarga harus memanfaatkan periode yang singkat ini untuk membentuk
anak kearah yang positif dengan cara memberikan masukan /pembelajaran nilai nilai
positif, memberikan asupan nutrisi dan gizi seimbang , memberikan stimulasi yang
tepat serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi balita. Setiap anak
perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak, bahkan gangguan menetap. Pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas di perlukan untuk mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Untuk menjamin perkembangan yang selalu positif, maka diperlukan
pemantauan agar dapat dilakukan deteksi atas gangguan tumbuh kembang secara
lebih awal guna menghindari kesalahan yang bekelanjutan. Pemantauan terhadap
setiap perubahan yang terjadi pada setiap tahapan tumbuh kembang akan membantu
dalam deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Perkembangan teknologi informasi seiring berjalannya waktu mampu mengubah
dan memengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat khususnya masyarakat digital.
Berkembangnya alat komunikasi dan aplikasi yang sekarang ini sudah memasuki era
digitalisasi membawa tantangan tersendiri agar masyarakat dapat memanfaatkan
teknologi digital ini secara bijak dalam mempermudah aktivitas keseharian. Hal ini
tentunya tak bisa dipisahkan dari dampak perkembangan teknologi internet yang hingga
saat ini telah meluas sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara luas walaupun di
Indonesia faktanya masih terdapat beberapa daerah di pelosok yang belum terjangkau
koneksi internet.
Puskesmas yang merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan di masyarakat. Mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya Puskesmas dalam pembangunan
nasional dan peningkatan kesehatan maka diperlukan penilaian kinerja Puskesmas
disusunlah Profil Puskesmas yang akan menjabarkan dan memberikan informasi
rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga bisa digunakan sebagai
bahan masukan kabupaten untuk tahun yang akan datang.
Sejak bulan tahun 2019 Posyandu balita di Puskesmas Cikijing tidak melakukan
screening perkambangan dikarenakan oleh kondisi pandemi covid 19, sehingga proses
pemantauan perkembangan anak menjadi terhambat. Bidan memiliki peran penting
dalam pemantauan tumbuh kembang anak, dimana hal tersebut merupakan salah satu
tugas pokok dan fungsi bidan terkait dengan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Melihat kondisi yang terjadi di Puskesmas Cikijing, maka perlu adanya sebuah inovasi
terobosan dalam hal pemantauan tumbuh kembang anak supaya pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut tetap dapat terpantau di masa pandemi covid 19 ini.
Tertundanya Pemantauan Tumbuh Kembang Anak ketika Posyandu Balita tidak
berjalan oleh karena kondisi pandemi covid 19 menjadi prioritas masalah di Puskesmas
Cikijing yang harus segera ditangani
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka maka penulis tertarik membuat
rancangan aktualisasi dengan judul “PEMANFAATAN GOOGLE FORM DALAM
OPTIMALISASI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-24 BULAN”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai–nilai dasar ASN yang terangkum dalam
BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif, serta kedudukan dan peran ASN yaitu
Manajemen ASN dan Smart ASN.
2. Tujuan Khusus

a. Meningkatkan kesadaran ibu balita mengenai pentingnya screening


perkembangan anak.

b. Meningkatkan kemampuan ibu dalam pemantauan perkembangan anak


secara mandiri.
c. Mengetahui keterkaitan antara visi, misi dan nilai organisasi dengan hasil
kegiatan dari isu yang diangkat.
d. Mencegah adanya keterlambatan dalam peningkatan tumbuh kembang
anak.
e. Memenuhi salah satu syarat kelulusan pada Pelatihan Dasar CPNS Tahun
2022.

D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu menerapkan nilai-nilai
dasar profesi ASN, diantaranya:
a. Mampu bekerja dengan berorientasi kepada pelayanan sehingga
masyarakat dapat merasakan pelayanan terbaik dari ASN.
b. Mampu menerapkan nilai akuntabel sehingga dapat bekerja jujur dan
bertanggung jawab.
c. Mampu meningkatkan kompetensi diri untuk setiap tantangan yang selalu
berubah.
d. Mampu berhubungan baik dengan semua orang.
e. Mampu berkolaborasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak.
f. Mampu menyesuaikan diri dan berinovasi dengan berbagai perubahan.
g. Mampu menjaga nama baik ASN, instansi, dan pemerintah.
2. Bagi Pasien
Meningkatkan kesadaran dan kemampuan ibu dalam pemantauan
perkembangan anak secara mandiri sebagai upaya pencegahan stunting
3. Bagi Instansi Kerja
Menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan dan menerapkan nilai- nilai
BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel, Kompeten,Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menjadikan organisasi yang dapat
memberikan pelayanan dengan yang berkualitas.

E. Ruang Lingkup Kegiatan


Ruang lingkup kegiatan yang akan dilaksanakan adalah kegiatan yang sesuai
dengan Rancangan Aktualisasi yang telah disusun :
1. Kegiatan aktualisasi ini dilaksanakan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi
pada isntansi kerja masing-masing
2. Waktu pelaksanaan kegiatan Aktualisasi ini adalah tanggal 17 September
sampai dengan 22 Oktober 2022
3. Tempat pelaksanaan kegiatan Aktualisasi ini di Desa Sukasari UPTD
Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka.
BAB II

PROFIL INSTANSI DAN PESERTA

A. Profil Instansi
1. Gambaran umum

Puskesmas Cikijing merupakan satu-satunya Puskesmas induk di


Kecamatan Cikijing dan UPTD Puskesmas Cikijing berada di wilayah Desa
Kasturi.
Puskesmas Cikijing awalnya dibangun sesuai dengan standar Puskesmas non rawat
inap satu lantai pada Tahun 1984 yang kemudian mengalami renovasi menjadi dua
lantai dan ditambahkan rawat inap serta PONED pada Tahun 2007.
Puskesmas Cikijing ditetapkan menjadi Puskesmas Rawat Inap yang
berdasarkan Surat Keputusan Bupati Majalengka Nomor 312 Tahun 2012 tentang
Penetapan Status Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Pada Puskesmas di
Kabupaten Majalengka dengan izin operasional Puskesmas Nomor
449/007.SIOP/DPMPTSP/X/2018.
Secara geografis wilayah kerja Puskesmas Cikijing berada di Kecamatan
Cikijing Kabupaten Majalengka, terletak di daerah pedesaan (koordinat latitude -
7.011647 dan longitude 108.3535754) Adapun batas-batas wilayahnya adalah
sebagai berikut:
Sebelah Utara : Kecamatan Banjaran

Sebelah Selatan : Kecamatan Cingambul

Sebelah Timur : Kecamatan Darma Kab. Kuningan

Sebelah Barat : Kecamatan Talaga

Gambar 2.1 Peta Wilayah Kerja UPT Puskesmas Cikijing


Kecamatan Cikijing secara administratif terdiri dari 15 desa yaitu:
 Desa Cikijing,
 Desa Sukamukti,
 Desa Cidulang,
 Desa Kasturi,
 Desa Sindangpanji,
 Desa Bagjasari,
 Desa Cisoka,
 Desa Banjaransari,
 Desa Sukasari,
 Desa Sindang,
 Desa Jagasari,
 Desa Sunalari,
 Desa Kancana,
 Desa Cilangcang dan
 Desa Cipulus.
Luas wilayah Kecamatan Cikijing 43.54 Km2 dengan jumlah penduduk
68.853 jiwa, maka tingkat kepadatan penduduk Kecamatan Cikijing adalah 1.981
jiwa/Km2.
Desa Cidulang mempunyai luas wilayah 208.436 ha memiliki jumlah
penduduk 7107 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga sebanyak 2042, dengan tingkat
pendidikan SD 2052 orang, SMP 635 orang, SMA 378 orang, D1 7 orang, D2 8
orang, D3 15 orang, S1 23 orang dan S2 sebanyak 5 orang. Desa Cidulang
merupakan lokasi khusus stunting dengan SK Bupati Nomor
KS.02.00.00/KEP.293-DP3AKB/2022 Tentang Desa Lokus Percepatan Penurunan
Stunting Tahun 2023.

2. Kependudukan
Wilayah kerja Puskesmas Cikijing merupakan kawasan pedesaan dengan
jumlah penduduk yang padat yaitu 68.853 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki
sebesar 35.021 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 33.832 jiwa. Hal
tersebut karena banyaknya pembangunan perumahan yang hingga saat ini masih
berkembang terutama di wilayah Desa Cikijing.

3. Visi dan Misi Kabupaten Majalengka


Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah (RPJMD) Tahun
2020-2023 Pemerintah Kabupaten Majalengka telah menetapkan Visi yaitu :
Mewujudkan Masyarakat Majalengka yang Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera

“MAJALENGKA RAHARJA”
Raharja merupakan penggalan kata dari kalimat Majalengka Sindangkasih
Sugih Mukti Bagja Raharja. Rangkaian kata tersebut mempunyai tiga dimensi makna
yang luhur menyatu dalam filosopi keberadaan satu kesatuan masyarakat yang berada
pada salah satu teritori Wilayah Negara Kesatuan Repubrik Indonesia yang disebut
Majalengka, dan mempunyai karakteristik keunggulan alami sebagai anugerah dari
Allah SWT (Bagja) sebagai comperative degree, serta selalu berusaha untuk
mewujudkan suatu tatanan kehidupan dan penghidupan yang Religius, Adil,
Harmonis dan Sejahtera.

Adapun definisi operasional atau yang dimaksud dengan MAJALENGKA


RAHARJA dalam Visi nya adalah : “Mewujudkan Tata Kehidupan dan Penghidupan
Masyarakat Majalengka yang Religius, Adil, Harmonis dan Sejahtera dalam arti :

Religius : Seluruh aktivitas kehidupan masyarakat Kabupaten


Majalengka dijiwai oleh nilai-nilai keagamaan, mampu
menjalankan dan mengamalkan ajaran agama dengan
didukung sarana dan prasarana keagamaan yang memadai;
Adil : Perlakuan yang sama terhadap semua kalangan atau
golongan tanpa adanya diskriminasi sehinggga tercipta
suasana yang tentram, tertib, bebas dari ancaman, gangguan,
ketakutan, dan konflik sosial;
Harmonis : Terbangunnya sinergi, keterpaduan, keselarasan, dan
keserasian antara seluruh pemangku kepentingan
(Stakeholder) pembangunan;
Sejahtera : Tercapainya kondisi masyarakat Majalengka yang
berkecukupan, bahagia secara lahir dan bathin dengan
terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan hidup mereka;
Dalam rangka pencapaian Visi tersebut di atas, maka telah ditetapkan Misi sebagai
berikut:

a) Memantapkan Kualitas Kehidupan Beragama yang didukung dengan pemenuhan


Sarana dan Prasarana Keagamaan, serta memberdayakan tokohtokoh agama;

b) Meneguhkan nilai-nilai kebangsaan untuk menciptakan pembangunan yang


berkeadilan, rasa aman, tentram dan tertib di masyarakat;

c) Membangun sinergi dan hubungan yang harmonis dengan seluruh mitra kerja dan
pemangku kebijakan baik dengan unsur legislatif, pemerintah desa, pemerintah
provinsi dan pemerintah pusat, serta para pemangku kepentingan lainnya;
d) Meningkatkan kualitas layanan publik terutama di sektor pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, pertanian, pariwisata, perizinan, penanaman modal dan sektorsektor
unggulan, dengan didukung oleh sumber daya aparatur yang berintegritas,
profesional, humanis dan melayani;

e) Membangun desa menuju pada kemandirian dengan berbasis potensi lokal untuk
mewujudkan peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan.

4. Visi UPTD Puskesmas Cikijing


Visi UPT Puskesmas Cikijng disusun berdasarkan Visi Dinas Kesehatan
Kabupaten Majalengka pada dokumen Rencana Startegis Dinas Kesehatan Tahun
2019-2023, jika terjadi perubahan visi Pemerintah Daerah Kabupaten Majalengka
yang dalam hal ini diterjemahkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Majalengka maka
visi Puskesmas juga akan direvisi sesuai perubahan tersebut.
Visi UPT Puskesmas Cikijng Tahun 2019-2023 adalah “Mewujudkan Tata
Kehidupan dan Penghidupan Masyarakat Majalengka yang RELIGIUS, ADIL,
HARMONIS dan SEJAHTERA pada tahun 2023”.

5. Misi UPTD Puskesmas Cikijing


“Meningkatkan kualitas layanan publik terutama sektor pendidikan, kesehatan,
infrastuktur, pertanian, pariwisata, perizinan, penanaman modal dan sektor-sektor
unggulan dengan didukung oleh sumber daya Aparatur yang bersinergitas,
profesional, humanis dan melayani”.

Misi Puskesmas adalah langkah-langkah yang akan diambil untuk


mewujudkan visi Puskesmas. Upaya untuk mewujudkan visi dijabarkan melalui Misi:

a. Memberikan pelayanan yang berkualitas


b. Menciptakan lingkugan sehat yang merupakan sumber Kesehatan perorangan,
keluarga dan masyarakat
c. Mendorong kemandirian masyarakat untuk berperilaku hidup sehat dalam upaya
pencegahan penyakit menular dan penyakit tidak menular
d. Meningkatkan derajat Kesehatan ibu dan dan anak dalam upaya penurunan AKI
(Angka Kematian Ibu) dan AKB (Angka Kematian Bayi).
6. Tata Nilai Dan Budaya Kerja
Tata nilai yang digunakan dalam mendukung pelaksanaan misi untuk mewujudkan
visi adalah “SOMEAH” yaitu:

S : Senyum

O : Sopan

M : Menarik

E : Edukatif

A : Aktif

H : Ramah
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS CIKIJING

KEPALA PUSKESMAS
Dr. Hj. Iis Kusmawati,
M.Kes

KEPALA TATA USAHA Berdasarkan SK Kepala DInas Kesehatan


Nomor 440/Kep.82-YANKES/2021 Tentang
Struktur Organisasi dan Tata Kerja Puskat
Koordinator Koordinator Koordinator Koordinator Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan
Koordinator
Tim Manajemen Sistem Informasi Kepegawaian Rumah Tangga Keuangan Kabupaten Majalengka
Puskesmas Puskesmas

PJ UKM Essensial dan PJ UKP Kefarmasian


keperawatan Kesehatan PJ UKM Pengembangan dan Laboratorium PJ Jaringan Pelayanan PJ Bangunan Prasarana PJ Mutu
masyarakat Puskesmas Dan dan Peralatan
koordinator pelayanan promosi Kesehatan Koordinator Pelayanan
koordinator pelayanan Kesehatan Jejaring Puskesmas
Pemeriksaan Umum
lingkungan
koordinator pelayanan Kesehatan keluarga Koordinator Pelayanan
yang bersifat UKM Kesehatan Gigi Dan Mulut Koordinator Puskesmas
Kesehatan ibu Koordinator Pelayanan Pembantu
Kesehatan anak
Kesehatan Keluarga Yang Koordinator Pelayanan
Kesehatan keluarga berencana Koordinator Pelayanan Gigi Kesling
koordinator pelayanan gizi bersifat UKM Bersifat UKP
coordinator pelayanan pencegahan dan Masyarakat Desa (UKGMD) Koordinator Bidaan Desa Koordinator mutu
Pelayanan Ibu Hamil
pengendalian penyakit Koordinator Pelayanan Gigi Koordinator Jejaring manajemen
Penyakit Menular (PM) Pelayanan Keluarga
Sekolah (UKGS) Puskesmas Pengelola Bangunan ,
P2-ISPA
Koordinator Pelayanan
Berencana Koordinator mutu
P2-TB
P2-DBD Pelayanan Imunisasi Upaya Kesehatan Sarana Dan Prasarana UKM
Kesehatan Haji Bersumber Masyarakat
P2-Diare Koordinator Pelayanan Gawat Pengelola Barang Koordinator mutu
P2-Kusta Koordinator Pelayanan Darurat Usaha Keshatan Sekolah
P2-HIV/AIDS Kesehatan Kerja Pengelola Aspak klinis (UKP)
Koordinator Pelayanan Klinik
P2-Hepatitis
P2-Penyakit Kronis Koordinator Pelayanan Pemeriksaan Balita Rumah Sakit Koordinator Tim
Anak Usia Sekolah Dan Koordinator Pelayanan Gizi
P2-Malaria
Yang Bersifat UKP
Apotek PMKP
koordinator pelayanan pencegahan dan Remaja (AUSREM)
pengendalian penyakitfilariasis dan Koordinator Pelayanan Laboratorium Koordinator Tim
kecacingan Koordinator Pelayanan Tempat PraktekMandiri
Persalinan Audit Internal
Penyakit tidak menular Kesehatan Koordinator Pelayanan Rawat Tenaga Kesehatan
P2- Penyakit jantung dan pembuluh darah
Olahraga(Kesorga) Inap Untuk Puskesmas Yang
Koordibnator tim
P2-Penyakit diabetes dan gangguan Fasilitas Kesehatan
metabolic Koordinator Pelayanan Menyediakan Pelayanan Rawat PPI
P2-Penyakit kanker dan kelainan darah
Lainnya
Lanjut Usia Inap
P2-Paru kronik dan gangguan imunologi Koordinator Pelayanan
P2-Kesehatan jiwa dan penyalahgunaan Koordinator Pelayanan
Kefarmasian
NAPZA Kesehatan Tradisional Koordinator Pelayanan Gudang
P2-Gangguan indra fungsional
Survailance Komplementer (Kestrad) Obat
koordinator pelayanan keperawatan Koordinator Pelayanan
Kesehatan masyarakat Laboratorium
Koordinator Pelayanan
Pendaftrana
Koordinator Pelayanan Kesling
B. Profil Peserta Dan Tugas Pokok
1. Profil Peserta

Nama : Vidya Yusiana Pendani, A.Md.Keb


NIP : 199209272022032011
Jabatan : Bidan Terampil
Gol. Ruang : II/c
Unit Kerja : UPTD Puskesmas Cikijing
Pendidikan Terakhir : D-III Kebidanan
Tempat/Tanggal : Ciamis/27 September 1992
Lahir
Alamat : Warungjarak RT 003/009 Desa Muktisari
Kecamatan Cipaku Kabupaten Ciamis Jawa Barat
Agama : Islam
No Handphone : 082214808155
E-mail : vidyayusianapendani22@gmail.com

2. Tugas Pokok Bidan


Dalam menyelenggarakan praktik kebidanan, bidan bertugas memberikan
pelayanan yang meliputi pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak,
pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana dan pelaksanaan
tugas berdasarkan pelimpahan wewenang (UU No. 4 Tahun 2019 Tentang
Kebidanan).

Berdasarkan PERMENPAN RB No. 36 Tahun 2019 tentang jabatan fungsional


bidan, bidan mempunyai tugas pokok sebagai berikut:
1. Melakukan pengkajian pada ibu hamil fisiologis;
2. Melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana pada pelayanan kebidanan;
3. Merencanakan asuhan kebidanan kasus fisiologis sesuai kesimpulan;
4. Memfasilitasi informed choice dan/atau informed consent;
5. Melakukan tindakan pencegahan infeksi;
6. Memberikan nutrisi dan rehidrasi/oksigenisasi/ personal hygiene;
7. Memberikan vitamin/suplemen pada klien/ asuhan kebidanan kasus fisiologis;
8. Melaksanakan kegiatan asuhan pada kelas Ibu hamil;
9. Memberikan KIE tentang kesehatan ibu pada individu/keluarga sesuai dengan
kebutuhan;
10. Melakukan asuhan Kala I persalinan fisiologis;
11. Melakukan asuhan Kala II persalinan fisiologis;
12. Melakukan asuhan Kala III Persalinan fisiologis;
13. Melakukan asuhan Kala IV Persalinan fisiologis;
14. Melakukan pengkajian pada ibu nifas;
15. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas 6 jam sampai dengan hari ke tiga pasca
persalinan (KF 1);
16. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 4-28 pasca persalinan (KF 2)
17. Melakukan asuhan kebidanan masa nifas hari ke 29-42 pasca persalinan (KF 3);
18. Melakukan asuhan kebidanan pada gangguan psikologis ringan dengan
pendampingan;
19. Melakukan fasilitasi Inisiasi Menyusu Dini (IMD) pada persalinan normal;
20. Melakukan asuhan bayi baru lahir normal;
21. Melakukan penanganan awal kegawatdaruratan pada Bayi Berat Lahir Rendah
(BBLR);
22. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan anak
pada individu/keluarga sesuai kebutuhan;
23. Melakukan pelayanan Keluarga Berencana (KB) oral dan kondom;
24. Memberikan Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE) tentang kesehatan
reproduksi perempuan dan Keluarga Berencana (KB) pada individu/keluarga
sesuai kebutuhan;
25. Melakukan promosi dan edukasi tentang perilaku pola hidup sehat untuk remaja
termasuk personal hygiene dan nutrisi;
26. Melakukan pendataan sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita) di wilayah kerja Puskesmas melalui
kunjungan rumah;
27. Melakukan tabulasi sasaran pada individu (WUS/PUS/Keluarga Berencana/Ibu
hamil/ ibu nifas/ibu menyusui/ bayi dan balita);
28. Mengikuti pelaksanaan kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) atau Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD);
29. Melaksanakan pelayanan kebidanan di Posyandu/Posbindu/kampung Keluarga
Berencana (KB) atau tempat lain sesuai penugasan; dan
30. Melakukan pemberian imunisasi rutin sesuai program pemerintah pada anak
sekolah.

C. Role Model
Role model adalah sosok yang dapat dijadikan figure atau contoh teladan yang baik.
Sosok yang menjadi role model penulis yaitu Jenderal Soedirman. Beliau sosok pahlawan
yang luar biasa, saat kondisi sedang sakit beliau tetap berjuang membela bangsa kita,
benar-benar mengaplikasikan apa itu bela negara, semoga penulis bisa mencontoh beliau,
mengaplikasikan ASN BerAKHLAK dan rela membela negara kita segenap jiwa dan raga.
BAB III

KERANGKA TEORI

A. Nilai-nilai Dasar ASN BerAKHLAK


Dalam rangka penguatan budaya kerja sebagai salah satu strategi transformasi
pengelolaan ASN menuju pemerintahan berkelas dunia (world class government) serta
untuk melaksanakan ketentuan Pasal 4 tentang nilai dasar dan Pasal 5 tentang kode etik
dan kode perilaku Undang-undang Nomor 5 tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara
diperlukan keseragaman nilai-nilai dasar ASN. Sehingga pada tanggal 27 Juli 2021
Presiden Republik Indonesia telah meluncurkan core values (nilai-nilai dasar) ASN
BerAKHLAK dan employer branding ASN "Bangga Melayani Bangsa". Adapun
penjabaran dari masing-masing nilai-nilai dasar terangkum sebagai berikut:
1. Berorientasi Pelayanan
Berorientasi Pelayanan memiliki arti sebagai keinginan dalam memberikan pelayanan
prima demi kepuasaan masyarakat. Seorang ASN memiliki salah satu peranan sebagai
pelayan public yang wajib menjunjung nilai dasar Berorientasi pelayanan dalam
menjalankan tugasnya, agar sesuai dengan employer branding ASN saat ini yaitu
“Bangga Melayani Bangsa” maka diharapkan para ASN mampu menerapkan
indikator pelayanan kepada publik.
Adapun indikator prilaku untuk nilai berorientasi pelayanan terangkum sebagai
berikut :
a. Memahami dan memenuhi kebutuhan masyarakat.
b. Ramah, cekatan, solutif, dan dapat diandalkan.
c. Melakukan perbaikan tiada henti.

2. Akuntabel
Akuntabel memiliki arti bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator prilaku untuk
nilai akuntabel terangkum sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, tanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Kompeten memiliki arti terus belajar dan mengembangkan kapabilitasnya. Adapun
indikator prilaku untuk nilai kompeten terangkum sebagai berikut:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Harmonis memiliki arti saling peduli dan menghargai perbedaan. Adapun indikator
prilaku untuk nilai harmonis terangkum sebagai berikut :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Loyal memiliki arti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Adapun indikator prilaku untuk nilai loyal terangkum sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif memiliki arti terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan. Adapun indikator prilaku untuk nilai adaptif terangkum
sebagai berikut:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif memiliki arti untuk membangun kerja sama yang sinergis. Adapun
indikator prilaku untuk nilai adaptif terangkum sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.

B. Sikap Perilaku Bela Negara


Bela negara adalah adalah kebulatan sikap, tekad dan perilaku warga negara yang
dilakukan secara ikhlas, sadar dan disertai kerelaan berkorban sepenuh jiwa raga yang
dilandasi oleh kecintaan terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
berdasarkan Pancasila dan UUD NKRI 1945 untuk menjaga, merawat, dan menjamin
kelangsungan hidup berbangsa dan bernegara.
Bela Negara diharapkan dapat menjamin kelangsungan hidup bangsa Indonesia dan
Negara dari berbagai ancaman, warga negara harus patuh, taat, loyal, dan tunduk pada
setiap regulasi yang dibuat oleh negara dalam upaya meningkatkan kesadaran bela Negara.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya
Nasional untuk Pertahanan Negara Pasal 7 Ayat (3), indicator nilai dasar Bela Negara,
meliputi :
1. Indikator cinta tanah air.
Ditunjukkannya dengan adanya sikap :
a. Menjaga tanah dan perkarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia.
b. Jiwa dan raganya bangga sebagai bangsa Indonesia;
c. Jiwa patriotisme terhadap bangsa dan negaranya
d. Menjaga nama baik bangsa dan negara
e. Memberikan konstribusi pada kemajuan bangsa dan negara
f. Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia.
2. Indikator sadar berbangsa dan bernegara.
Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
a. Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
b. Menjalankan hak dan kewajibannya sebagai warga Negara sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku
c. Ikut serta dalam pemilihan umum
d. Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbaik bagi bangsa dan negaranya
e. Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara.
f.
3. Indikator setia pada Pancasila Sebagai ideologi Bangsa.
Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
a. Paham nilai-nilai dalam Pancasila.
b. Mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
c. Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
d. Senantiasa mengembangkan nilai-nilai Pancasila
e. Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara.
4. Indikator rela berkorban untuk bangsa dan Negara.
Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
a. Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikirannya untuk kemajuan bangsa
dan negara.
b. Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman.
c. Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat, bangsa dan negara
d. Gemar membantu sesama warga negara yang mengalami kesulitan
e. Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negaranya tidak sia-
sia.
5. Indikator kemampuan awal Bela Negara.
Ditunjukkannya dengan adanya sikap:
a. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelijensia.
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kenikmatan yang telah diberikan Tuhan
Yang Maha Esa
d. Gemar berolahraga
e. Senantiasa menjaga kesehatannya.

C. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran
terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Indikator nilai-nilai kebangsaan, antara lain:
1. Pancasila
 Nilai Religius
 Nilai Kekeluargaan
 Nilai Keselarasan
 Nilai Kerakyatan
 Nilai Keadilan (Individual)
2. Bhineka Tunggal Ika
 Nilai Kepedulian (Toleransi)
 Nilai Keadilan
 Nilai Gotong royong
3. UUD 1945
 Nilai Demokrasi (Kebebasan)
 Nilai Kesederajatan
 Nilai Ketaatan Hukum
4. NKRI
 Nilai Kesatuan Wilayah
 Nilai Persatuan
 Nilai Kemandirian
 Nilai Daya saing

D. Kedudukan dan Peran ASN menuju Smart Governance


Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan Pegawai ASN yang
profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari intervensi politik, bersih dari
praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi pegawai sehingga
diharapkan agar selalu tersedia sumber daya aparatur sipil negara yang unggul selaras
dengan perkembangan jaman. Untuk menjalankan kedudukannya tersebut, pegawai ASN
berfungsi sebagai :
1. Pelaksana kebijakan publik;
2. Pelayan publik; dan
3. Perekat dan pemersatu bangsa.
4.
Pegawai ASN bertugas :
1. Pelaksanakan kebijakan yang dibuat oleh Pejabat Pembina Kepegawaian sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan,
2. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas, serta
3. mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Pegawai ASN berperan sebagai : perencana, pelaksana, dan pengawas penyelenggaraan
tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional.
BAB IV

RANCANGAN AKTUALISASI

1. Latar Belakang
A. Identifikasi Isu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),
menyebutkan bahwa ASN memiliki 3 fungsi yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. ASN yang berkaitan di sektor
kesehatan pasti erat kaitannya dengan pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan
publik diberikan disemua jenjang fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang selanjutnya disebut fasyankes merupakan suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan dasar yang banyak dijangkau oleh
masyarakat. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam memberikan
pelayanan publik dalam sektor kesehatan, puskesmas di dukung oleh pelayanan
kebidanan, dimana bidan merupakan salah satu profesi atau tenaga kesehatan yang
berperan penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu dan anak.
Menurut Undang-Undang No 4 tahun 2019 kewenangan bidan meliputi
pelayanan kesehatan ibu (asuhan kebidanan pra hamil, hamil, melahirkan, menyusui),
pelayanan kesehatan anak (asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, anak
pra sekolah, pemberian imunisasi sesuai program pemerintah, pemantauan tumbuh
kembang pada bayi, balita dan anak pra sekolah serta deteksi dini kasus penyulit,
gangguan tumbuh kembang dan rujukan), kesehatan reproduksi wanita dan keluarga
berencana.
Berdasarkan realita di tempat kerja, terdapat beberapa kegiatan yang tidak
dapat terlaksana secara optimal padahal kegiatan tersebut sangat penting untuk
dilakukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hal tersebut dipicu karena
dunia termasuk Indonesia sedang mengalami masa pandemi covid-19 yang dalam
setiap kegiatan yang akan dilakukan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat
dan juga ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat
terlaksana dengan baik. Beberapa isu tersebut diantaranya :
1. Kurang optimalnya system rujukan yang dipakai
2. Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak
3. Kurangnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet tambah darah (fe)
4. Kurangnya kepatuhan pengunjung rawat inap tentang protokol kesehatan

PIHAK
NO ISU FAKTA DAMPAK
TERDAMPAK

1 Kurang optimalnya Sulitnya atau Meningkatnya Pasien, janin,


system rujukan lambatnya system resiko bagi ibu tenaga
yang dipakai rujukan sangat hamil ataupun janin kesehatan
berpengaruh terhadap yang akan dirujuk
keadaan pasien
2 Kurangnya Ketidaktahuan ibu Meningkatkan Anak, ibu,
kesadaran ibu balita tentang pemantauan resiko tenaga
terhadap perkembangan anak penyimpangan kesehatan
pemantauan secara mandiri perkembangan
perkembangan anak

3 Kurangnya Pada saat posyandu Meningkatkan Janin, ibu


kepatuhan ibu hamil masih banyak resiko anemia, hamil, tenaga
meminum tablet ditemukan ibu hamil perdarahan post kesehatan
tambah darah (fe) yang tidak meminum partum, atonia uteri,
tablet fe sesuai anjuran IUGR

4 Kurangnya Banyaknya pengunjung Meningkatkan Pasien, keluarga


kepatuhan rawat inap yang abai, resiko pernyabaran pasien, tenaga
pengunjung rawat tidak melakukan cuci penyakit kesehatan
inap tentang tangan ataupun
protokol kesehatan memakai masker
B. Deskripsi Isu
1. Kurang optimalnya system rujukan yang dipakai
Sistem rujukan pelayanan kesehatan berjenjang ini menjadikan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan oleh pasien, namun kadang terhambat dan
membutuhkan waktu lebih lama, peningkatan biaya kesehatan, Dengan adanya
sistem rujukan ini dapat berjalan dengan lebih efektif dan efisien melalui
pemanfaatan sistem teknologi informasi yaitu melalui Aplikasi Sistem Rujukan
Terintegrasi (SISRUTE). SISRUTE merupakan sistem informasi penyelenggaraan
pelayanan kesehatan terpadu berbasis IT berguna untuk meningkatkan kinerja
fasilitas pelayanan kesehatan serta untuk mempercepat proses rujukan sesuai
kebutuhan medis pasien dan kompetensi.
Akan tetapi pada kenyataanya, banyak kendala yang dihadapi pada saat
melakukan rujukan melalui SISRUTE ini, seperti lambatnya koneksi internet,
ketidakmampuan tenaga Kesehatan untuk mengakses website SISRUTE tersebut,
ataupun lambatnya respon dari admin. Hal ini meningkatkan resiko bagi
keselamatan ibu hamil maupun janin

2. Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak


Kegiatan posyandu dilakukan untuk memantau pertumbuhan dan
perkembangan balita, meliputi proses penimbangan, mengukur tinggi badan,
pemantauan tumbuh kembang anak. Namun biasanya kegiatan pemantauan
perkembangan bisa dilakukan mandiri oleh keluarga, baik ibu maupun ayah
ataupun saudara lainnya. Kurangnya pengetahuan orangtua balita tentang
pentingnya pemantauan tumbuh kembang balita berpengaruh terhadap optimalnya
perkembangan anak. Padahal sudah disediakan dalam buku KIA agar ibu bisa
memantau perkembangan anaknya secara mandiri.

3. Kurangnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet tambah darah (fe)


Pemerintah merekomendasikan konsumsi tablet tambah darah atau tablet zat
besi bagi orang hamil sebanyak minimal 90 tablet atau setiap hari selama
kehamilan. Selama masa kehamilan, kebutuhan zat besi ibu hamil mengalami
peningkatan dan sangat dibutuhkan oleh ibu hamil. Hal tersebut tentu bertujuan
untuk mencegah anemia defisiensi zat besi saat hamil. Selain itu, konsumsi tablet
tambah darah penting dilakukan untuk mendorong perkembangan saraf janin.
Sehingga mencegah bayi lahir cacat, bayi lahir dengan berat badan rendah, serta
mencegah stunting.
Seringkali ditemukan di posyandu ataupun poli KIA, ibu hamil yang diberi
tablet tambah darah pada kunjungan antenatal dibulan sebelumnya mengatakan
bahwa tablet tambah darah tidak diminum, ataupun masih belum habis karena
berbagai alasan.
4. Kurangnya kepatuhan pengunjung rawat inap tentang protokol kesehatan

Berbagai kebijakan percepatan penanganan COVID-19 telah dikeluarkan oleh


pemerintah, salah satunya yang tertuang dalam keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor hk.01.07/menkes/382/2020 Tentang protokol
kesehatan bagi masyarakat di tempat dan fasilitas umum dalam rangka
pencegahan dan pengendalian corona virus. Penularan COVID-19 itu sendiri
melalui droplet yang dapat menginfeksi manusia dengan masuknya droplet yang
mengandung virus ke dalam tubuh melalui hidung, mulut dan mata.

Resiko pergerakan orang dan berkumpulnya masyarakat pada tempat dan


fasilitas umum, khususnya di Puskesmas memiliki potensi penularan COVID-19
yang cukup besar. Maka dari itu peran masyarakat untuk dapat memutuskan mata
rantai penularan COVID-19 (resiko tertular dan menular) harus dilakukan dengan
menerapkan protokol kesehatan. Seringkali ditemukan di Puskesmas Cikijing,
pengunjung maupun penunggu pasien kurang mematuhi protokol kesehatan. Hal
ini membuat masyarakat yang datang berobat serta petugas beresiko tertular.

C. Penetapan Isu Terpilih

Penetapan penyebab prioritas isu menggunakan metode USG (Urgency,


Seriousness, Growth)

1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penudaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak
dipecahkan.

3. Growth
Seberapa besar kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk apabila
dibiarkan.

Urgency (U)/ Seriousness (S)/ Growth (G)/


Mendesaknya Gawat Perkembangan

Sangat Mendesak 5 Sangat Serius 5 Sangat Berpengaruh 5


Mendesak 4 Serius 4 Berpengaruh 4
Cukup
Cukup Mendesak 3 Cukup Serius 3 3
Berpengaruh
Kurang
Kurang Mendesak 2 Kurang Serius 2 2
Berpengaruh
Sangat Kurang Sangat Kurang Sangat Kurang
1 1 1
Mendesak Serius Berpengaruh

Kriteria
No Masalah Skor Prioritas
U S G

1. Kurangnya kesadaran ibu balita


terhadap pemantauan 5 4 5 14 1
perkembangan anak
2. Kurangnya kepatuhan ibu hamil
5 4 3 12 2
meminum tablet tambah darah (fe)
3. Kurangnya kepatuhan pengunjung
4 4 3 11 3
rawat inap tentang protokol kesehatan

Berdasarkan hasil analisis USG di atas, penyebab prioritas dari isu yang telah
diangkat adalah Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan
perkembangan anak

D. Penentuan Penyebab Core Isu


Berdasarkan analisis isu menggunakan metode USG, didapatkan isu yang
menjadi prioritas untuk segera diatasi adalah masalah tentang Kurangnya kesadaran
ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak, sehingga isu tersebut harus
segera ditangani guna mendukung penanganan Kesehatan. Isu prioritas selanjutnya
dianalisis dengan pendekatan fishbone diagram untuk mendapatkan penyebab yang
perlu diselesaikan.
Gambar Fishbone Diagram

Man Material

Kurangnya Tingkat Pendidikan Metode Penyuluhan


pengetahuan ibu rendah terbatas Kurangnya
kesadaran ibu
balita terhadap
pemantauan
Tidak tau Daerah berresiko perkembangan
penggunaan buku
stunting
anak
KIA ) kurangnya
dukungan keluarga

Metode Lingkungan

Dari hasil analisa fishbone, ditemukan beberapa akar masalah yang


menyebabkan masih kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan
perkembangan anak. Adapun factor penyebabnya sebagai berikut:
1. Manusia
 Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak
 Tingkat pendidikan rendah
2. Material/bahan
Metode penyuluhan terbatas
3. Lingkungan
Kurangnya dukungan dari keluarga
Daerah berresiko stunting
4. Metode
Edukasi yang belum optimal tentang pentingnya pemantauan perkembangan anak
dan pemanfaatan media yang ada.
E. Gagasan Kreatif Penyelesaian Core Isu
Tahapan selanjutnya setelah mengidentifikasi isu yaitu menemukan dan
menentukan gagasan kreatif untuk pemecahan masalah isu. Penulis melakukan
beberapa upaya seperti studi literasi, observasi, dan diskusi, sehingga penulis
menemukan gagasan pemecahan masalah yang dipilih yaitu “PEMANFAATAN
GOOGLE FORM DALAM OPTIMALISASI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-24 BULAN DI DESA SUKASARI
KECAMATAN CIKIJING KABUPATEN MAJALENGKA” yaitu :
1. Konsultasi rencana kegiatan aktualisasi bersama mentor
2. Mengumpulkan data

a. Mengumpulkan data balita dengan berkoordinasi dengan kader balita


menggunakan form manual meliputi nama anak, alamat, tanggal lahir, nama
orangtua dan nomor whattsapp
b. Pemeriksaan ulang kelengkapan dan kejelasan data balita yang telah
dikumpulkan
3. Membuat alat/bahan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan balita
a. Membuat google form pemantuan pertumbuhan dan perkembangan balita
b. Mengkonsultasikan google form

4. Membuat whattsapp grup, sosialisasi dan melakukan uji coba

a. Membuat whatsaap grup orangtua balita & kader


b. Melakukan sosialisasi cara melakukan pemantauan tumbuh kembang ke
kader dan orang tua balita
c. Melakukan uji coba mengisi google form

5. Melakukan pemantauan pertumbuhan dan perkembangan melalui google form


a. Membagikan link google form di grup whattsapp

b. Menginstruksikan orangtua balita untuk mengisi link google form yang


telah dibagikan sesuai petunjuk
6. Menganalisa data hasil pengisian google form pertumbuhan dan perkembangan
balitaMelakukan validasi data dan rencana tindak lanjut
F. Matrik Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : UPTD Puskesmas Cikijing


1. Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak
Identifikasi Isu : 2. Kurangnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet tambah darah (fe)
3. Kurangnya kepatuhan pengunjung rawat inap tentang protokol kesehatan

Isu yang Diangkat : Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak

Gagasan “Pemanfaatan Google Form Dalam Optimalisasi Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia
:
Pemecahan Isu 1-24 Bulan”
Tabel 7. Rancangan Kegiatan Aktualisasi

Keterkaitan
Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
Mata Tujuan Organisasi Organisasi
Pelatihan

1 Konsultasi a. Membuat janji dengan  Jadwal (waktu Berorientasi pelayanan Sebagai upaya untuk  Kolaboratif
rencana kegiatan mentor disertai sikap dan tempat) Responsif dan ramah mewujudkan tujuan  Kreatif
aktualisasi dan perilaku responsif  Bukti chat bersama sesuai dengan dan
bersama mentor dan ramah Whatsapp Kolaboratif Visi dan Misi Puskesmas. Inovatif
Koordinasi dan  Profesionalisme
sharing informasi Visi
“Mewujudkan Masyarakat
Majalengka yang
Religius, Adil, Harmonis
dan Sejahtera”
b. Menyiapkan bahan  Tersusunny Akuntabel Misi
pembahasan kegiatan a Materi Tanggung jawab, 1. Memantapkan
aktualisasi dengan pembahasa jelas,cermat, dan teliti Kualitas Kehidupan
penuh rasa tanggung n rancangan Beragama yang
jawab, jelas, cermat aktualisasi Adaptif didukung dengan
dan teliti. Inovatif dan Kreatif pemenuhan Sarana
dan Prasarana
Keagamaan,
c. Membahas rencana  Tersampaikan Akuntabel
kegiatan aktualisasi 2. Meneguhkan nilai-
isu yang akan Efektif, efisien, dan
dengan proaktif, tepat nilai kebangsaan
diangkat Tepatwaktu
waktu, komukasi yang
dalam 3. Membangun sinergi
efektif, efisien,
rancangan Harmonis dan hubungan yang
kondusif, dan
aktualisasi Kondusif harmonis dengan
koordinasi agar
menjadi sharing  Adanya Loyal seluruh mitra kerja
informasi terkait masukan Musyawarah dan pemangku
kegiatan yang dari mentor untuk mufakat kebijakan
dilakukan agar  Rancangan
musyawarah 4. Meningkatkan
aktualisasi Adaptif
menghasilkan kualitas layanan
disetujui Proaktif
mufakat, Serta publik
meminta arahan dari  Notulensi dan
dokumentasi Kolaboratif 5. Membangun desa
mentor. menuju pada
konsultasi Koordinasi dan
kemandirian dengan
kerjasama
berbasis potensi lokal

2 Mengumpulkan a. Mengumpulkan data  Tersediany  Sebagai upaya untuk  Profesionalism


Kompeten
Data balita dan orangtua a data mewujudkan tujuan  Kolaboratif
balita sasaran Profesional
bersama sesuai dengan
balita dan Visi dan Misi
identitas Kolaboratif Puskesmas.
orangtua Kerjasama
balita
b. Mengecek  Tersedianya Kompeten
kelengkapan dan data yang
kejelasan data balita lengkap dan Profesional
yang telah valid
dikumpulkan Kolaboratif
Kerjasama
3 Membuat alat/bahan a. Membuat Google  Menghasilkan Kolaboratif  Sebagai upaya untuk  Profesionalism
pemantauan form sebagai alat alat/bahan Kerjasama mewujudkan tujuan  Kolaboratif
pertumbuhan dan untuk pemantauan pemantauan bersama sesuai dengan
perkembangan pertumbuhan dan tumbuh Adaptif visi, misi Puskesmas.
balita. perkembangan kembang balita Inovatif dan Kreatif
yang inovatif

b. Mengkonsultasikan  Setelah diberi Kolaboratif


google form dan saran dan Kerjasama
video. masukan
diharapkan agar Adaptif
google form Inovatif dan Kreatif
yang dibuat
dapat
bermanfaat
4 Membuat grup a. Membuat grup  Adanya Kolaboratif  Sebagai upaya untuk  Kolaboratif
Whatsapp, whatsapp antara kader whatsapp Kerjasama mewujudkan tujuan  Kreatif
Sosialisasi dan dan orangtua balita group bersama sesuai dengan dan
Uji Coba visi, misi Puskesmas. Inovatif
Pengisian
 Profesionalisme
Google Form

b. Melakukan  Terjalin Berorientasi pelayanan


Sosialisasi kepada komunikasi Ramah, cekatan, solutif
kader dan orangtua yang baik
balita antara petugas, Akuntabel
kader dan Tepat waktu, tanggung
orangtua balita jawab, efektif, dan efisien
Kompeten
Profesional
Harmonis
Saling menghargai,
sopan,santun, hormat,
dan tidak diskriminatif
Loyal
Komitmen, Musyawarah
untuk mufakat
Kolaboratif
Kerjasama
c. Melakukan Uji Coba  Kader, ibu Kolaboratif
Mengisi google form balita mengerti Kerjasama
cara pengisian
google form Adaptif
Inovatif dan Kreatif

5 Melakukan a. Membagikan link  Terkumpulnya Berorientasi pelayanan  Sebagai upaya untuk  Solutif
Pemantauan google form dan data Ramah, cekatan, solutif mewujudkan tujuan  Kolaboratif
Pertumbuhan Mengisi google form pertumbuhan bersama sesuai dengan  Kreatif
dan dan Akuntabel visi, misi Puskesmas. dan
Perkembangan perkembangan Tanggung jawab, Inovatif
Balita anak cermat, teliti, efektif,  Profesionalisme
dan efisien

Kompeten
Profesional
Loyal
Komitmen
Kolaboratif
Kerjasama

b. Menganalisa data hasil  Data Akuntabel  Sebagai upaya untuk


pengisian google form pertumbuhan Tanggung jawab, mewujudkan tujuan
dan cermat, teliti, efektif, bersama sesuai dengan
perkembangan dan efisien visi, misi Puskesmas.
anak yang valid Kompeten
Profesional
6 Melakukan a. Menjelaskan hasil  Data Validasi Berorientasi pelayanan  Sebagai upaya untuk  Solutif
Validasi Data pemantauan pada pertumbuhan Ramah, cekatan, solutif mewujudkan tujuan  Kolaboratif
Hasil Pengisian keluarga (untuk anak dan bersama sesuai dengan  Kreatif
Google Form yang memiliki hasil perkembangan Akuntabel visi, misi Puskesmas. dan
ceklis kurang) balita Tanggung jawab, Inovatif
cermat, teliti, efektif,  Profesionalisme
dan efisien
Loyal
Komitmen

Kompeten
Profesional
G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi

Tabel 8. Jadwal Rencana Kegiatan Aktualisasi

SEPTEMBER OKTOBER
NO KEGIATAN
III IV I II III

1 Konsultasi rencana kegiatan aktualisasi bersama mentor


Mengumpulkan data balita dengan berkoordinasi dengan kader balita
2
menggunakan form manual
Membuat google form pemantuan pertumbuhan dan perkembangan
3
balita
Membuat grup Whatsapp, Sosialisasi dan Uji Coba Pengisian Google
4
Form
Melakukan Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Balita
5
melalui Google Form
6 Melakukan Validasi Data Hasil Pengisian Google Form
H. Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi Nilai Dasar ASN BerAKHLAK
Tabel 9. Matrik Rekapitulasi Realisasi Habituasi

KEGIATAN Jumlah Kegiatan


NO MATA PELATIHAN
Per MP

Ke-1 Ke-2 Ke-3 Ke-4 Ke-6


1 Berorientasi Pelayanan 1 0 0 1 1 1 4
2 Akuntabel 2 0 0 1 2 1 6
3 Kompeten 0 2 0 1 2 1 6
4 Harmonis 1 0 0 1 0 0 2
5 Loyal 1 0 0 1 1 1 4
6 Adaptif 0 2 2 1 0 0 5
7 Kolaboratif 2 2 2 3 1 0 10

Jumlah Aktualisasi Per Kegiatan 7 6 4 9 7 4 37


BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari isu yang ada di Puskesmas Cikijing Kabupaten Majalengka, penulis


melakukan tekhnik penapisam dengan metode USG sehingga didapatkan core isu
mengenai ““Pemanfaatan Google Form Dalam Optimalisasi Pemantauan Pertumbuhan
dan Perkembangan Anak Usia 1-24 Bulan di Desa Sukasari Kecamatan Cikijing”.
Kemudian dilakukan penetapan penyebab core isu dengan metode Fishbone. Ide gagasan
pemecahan isu yang penulis akan lakukan adalah dengan media Google Form. Kegiatan
aktualisasi akan dilaksanakan secara off campus terhitung dari tanggal 17 September
sampai dengan 22 Oktober 2022. Tempat kegiatan aktualisasi yaitu di Desa Sukasari
UPTD Puskesmas Cikijing.

B. SARAN
1. Bagi Penulis
Rancangan Aktualisasi ini diharapakan dapat menjadi habituasi atau pembiasaan
dalam menanamkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam Pelayanan Publik.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan
kearah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai - nilai BerAKHLAK,
untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Cikijing

Anda mungkin juga menyukai