PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Manusia selalu bertumbuh dan berkembang, sejak ia dilahirkan hingga
menjadi lanjut usia. Kehidupan manusia merupakan sebuah rentang tahapan
perkembangan. Dalam perjalanan tumbuh kembangnya, manusia mengalami banyak
perubahan. Perubahan yang dialami manusia dipengaruhi oleh banyak faktor. Saat
seseorang memulai tahap demi tahap perkembangannya, ada banyak kemungkinan
arah perkembangannya. Tidak menutup kemungkinan bagi seseorang yang memiliki
awal yang baik untuk bertumbuhkembang maka akan baik juga pertumbuhan dan
perkembangannya di masa depan. Tahun-tahun pertama kehidupan, terutama periode
sejak janin dalam kandungan sampai anak berusia 2 tahun merupakan periode yang
sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan yang paling pesat pada otak
manusia. Periode ini merupakan "Masa emas" (Golden period), Jendela kesempatan
(Window Opportunity) sekaligus Masa kritis (critical Periode) bagi otak anak dalam
menerima berbagai masukan /pembelajaran /pengaruh dari lingkungan disekitarnya
baik yang bersifat positif maupun negatif. Mengingat perode 2 tahun pertama ini
merupakan masa yang "relatif pendek" dan tidak akan terulang kembali, maka orang
tua dan keluarga harus memanfaatkan periode yang singkat ini untuk membentuk
anak kearah yang positif dengan cara memberikan masukan /pembelajaran nilai nilai
positif, memberikan asupan nutrisi dan gizi seimbang , memberikan stimulasi yang
tepat serta memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik bagi balita. Setiap anak
perlu mendapatkan stimulasi rutin sedini mungkin dan terus menerus pada setiap
kesempatan. Kurangnya stimulasi dapat menyebabkan penyimpangan tumbuh
kembang anak, bahkan gangguan menetap. Pembinaan tumbuh kembang anak secara
komprehensif dan berkualitas di perlukan untuk mencapai tumbuh kembang yang
optimal. Untuk menjamin perkembangan yang selalu positif, maka diperlukan
pemantauan agar dapat dilakukan deteksi atas gangguan tumbuh kembang secara
lebih awal guna menghindari kesalahan yang bekelanjutan. Pemantauan terhadap
setiap perubahan yang terjadi pada setiap tahapan tumbuh kembang akan membantu
dalam deteksi dini gangguan tumbuh kembang
Perkembangan teknologi informasi seiring berjalannya waktu mampu mengubah
dan memengaruhi pola-pola komunikasi masyarakat khususnya masyarakat digital.
Berkembangnya alat komunikasi dan aplikasi yang sekarang ini sudah memasuki era
digitalisasi membawa tantangan tersendiri agar masyarakat dapat memanfaatkan
teknologi digital ini secara bijak dalam mempermudah aktivitas keseharian. Hal ini
tentunya tak bisa dipisahkan dari dampak perkembangan teknologi internet yang hingga
saat ini telah meluas sehingga dapat diakses oleh masyarakat secara luas walaupun di
Indonesia faktanya masih terdapat beberapa daerah di pelosok yang belum terjangkau
koneksi internet.
Puskesmas yang merupakan ujung tombak terdepan dalam pembangunan
kesehatan di masyarakat. Mempunyai peran cukup besar dalam upaya mencapai tujuan
pembangunan kesehatan. Mengingat pentingnya Puskesmas dalam pembangunan
nasional dan peningkatan kesehatan maka diperlukan penilaian kinerja Puskesmas
disusunlah Profil Puskesmas yang akan menjabarkan dan memberikan informasi
rencana kegiatan Puskesmas dan Dinas Kesehatan sehingga bisa digunakan sebagai
bahan masukan kabupaten untuk tahun yang akan datang.
Sejak bulan tahun 2019 Posyandu balita di Puskesmas Cikijing tidak melakukan
screening perkambangan dikarenakan oleh kondisi pandemi covid 19, sehingga proses
pemantauan perkembangan anak menjadi terhambat. Bidan memiliki peran penting
dalam pemantauan tumbuh kembang anak, dimana hal tersebut merupakan salah satu
tugas pokok dan fungsi bidan terkait dengan pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA).
Melihat kondisi yang terjadi di Puskesmas Cikijing, maka perlu adanya sebuah inovasi
terobosan dalam hal pemantauan tumbuh kembang anak supaya pertumbuhan dan
perkembangan anak tersebut tetap dapat terpantau di masa pandemi covid 19 ini.
Tertundanya Pemantauan Tumbuh Kembang Anak ketika Posyandu Balita tidak
berjalan oleh karena kondisi pandemi covid 19 menjadi prioritas masalah di Puskesmas
Cikijing yang harus segera ditangani
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka maka penulis tertarik membuat
rancangan aktualisasi dengan judul “PEMANFAATAN GOOGLE FORM DALAM
OPTIMALISASI PEMANTAUAN PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN
ANAK USIA 3-24 BULAN”
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mengaktualisasikan nilai–nilai dasar ASN yang terangkum dalam
BerAKHLAK yaitu Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis,
Loyal, Adaptif, Kolaboratif, serta kedudukan dan peran ASN yaitu
Manajemen ASN dan Smart ASN.
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat
1. Bagi Penulis
Menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mampu menerapkan nilai-nilai
dasar profesi ASN, diantaranya:
a. Mampu bekerja dengan berorientasi kepada pelayanan sehingga
masyarakat dapat merasakan pelayanan terbaik dari ASN.
b. Mampu menerapkan nilai akuntabel sehingga dapat bekerja jujur dan
bertanggung jawab.
c. Mampu meningkatkan kompetensi diri untuk setiap tantangan yang selalu
berubah.
d. Mampu berhubungan baik dengan semua orang.
e. Mampu berkolaborasi dan bekerjasama dengan berbagai pihak.
f. Mampu menyesuaikan diri dan berinovasi dengan berbagai perubahan.
g. Mampu menjaga nama baik ASN, instansi, dan pemerintah.
2. Bagi Pasien
Meningkatkan kesadaran dan kemampuan ibu dalam pemantauan
perkembangan anak secara mandiri sebagai upaya pencegahan stunting
3. Bagi Instansi Kerja
Menciptakan lingkungan kerja yang mencerminkan dan menerapkan nilai- nilai
BerAKHLAK (Berorientasi pada pelayanan, Akuntabel, Kompeten,Harmonis,
Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif) untuk menjadikan organisasi yang dapat
memberikan pelayanan dengan yang berkualitas.
A. Profil Instansi
1. Gambaran umum
2. Kependudukan
Wilayah kerja Puskesmas Cikijing merupakan kawasan pedesaan dengan
jumlah penduduk yang padat yaitu 68.853 jiwa, dengan jumlah penduduk laki-laki
sebesar 35.021 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak 33.832 jiwa. Hal
tersebut karena banyaknya pembangunan perumahan yang hingga saat ini masih
berkembang terutama di wilayah Desa Cikijing.
“MAJALENGKA RAHARJA”
Raharja merupakan penggalan kata dari kalimat Majalengka Sindangkasih
Sugih Mukti Bagja Raharja. Rangkaian kata tersebut mempunyai tiga dimensi makna
yang luhur menyatu dalam filosopi keberadaan satu kesatuan masyarakat yang berada
pada salah satu teritori Wilayah Negara Kesatuan Repubrik Indonesia yang disebut
Majalengka, dan mempunyai karakteristik keunggulan alami sebagai anugerah dari
Allah SWT (Bagja) sebagai comperative degree, serta selalu berusaha untuk
mewujudkan suatu tatanan kehidupan dan penghidupan yang Religius, Adil,
Harmonis dan Sejahtera.
c) Membangun sinergi dan hubungan yang harmonis dengan seluruh mitra kerja dan
pemangku kebijakan baik dengan unsur legislatif, pemerintah desa, pemerintah
provinsi dan pemerintah pusat, serta para pemangku kepentingan lainnya;
d) Meningkatkan kualitas layanan publik terutama di sektor pendidikan, kesehatan,
infrastruktur, pertanian, pariwisata, perizinan, penanaman modal dan sektorsektor
unggulan, dengan didukung oleh sumber daya aparatur yang berintegritas,
profesional, humanis dan melayani;
e) Membangun desa menuju pada kemandirian dengan berbasis potensi lokal untuk
mewujudkan peningkatan daya beli dan kesejahteraan masyarakat yang
berkeadilan.
S : Senyum
O : Sopan
M : Menarik
E : Edukatif
A : Aktif
H : Ramah
STRUKTUR ORGANISASI UPTD PUSKESMAS CIKIJING
KEPALA PUSKESMAS
Dr. Hj. Iis Kusmawati,
M.Kes
C. Role Model
Role model adalah sosok yang dapat dijadikan figure atau contoh teladan yang baik.
Sosok yang menjadi role model penulis yaitu Jenderal Soedirman. Beliau sosok pahlawan
yang luar biasa, saat kondisi sedang sakit beliau tetap berjuang membela bangsa kita,
benar-benar mengaplikasikan apa itu bela negara, semoga penulis bisa mencontoh beliau,
mengaplikasikan ASN BerAKHLAK dan rela membela negara kita segenap jiwa dan raga.
BAB III
KERANGKA TEORI
2. Akuntabel
Akuntabel memiliki arti bertanggung jawab terhadap kepercayaan yang diberikan.
Akuntabilitas merujuk pada kewajiban setiap individu, kelompok atau institusi untuk
memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya. Adapun indikator prilaku untuk
nilai akuntabel terangkum sebagai berikut:
a. Melaksanakan tugas dengan jujur, tanggung jawab, cermat, disiplin, dan
berintegritas tinggi.
b. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung jawab,
efektif, dan efisien.
c. Tidak menyalahgunakan kewenangan jabatan.
3. Kompeten
Kompeten memiliki arti terus belajar dan mengembangkan kapabilitasnya. Adapun
indikator prilaku untuk nilai kompeten terangkum sebagai berikut:
a. Meningkatkan kompetensi diri untuk mengjawab tantangan yang selalu berubah.
b. Membantu orang lain belajar.
c. Melaksanakan tugas dengan kualitas terbaik.
4. Harmonis
Harmonis memiliki arti saling peduli dan menghargai perbedaan. Adapun indikator
prilaku untuk nilai harmonis terangkum sebagai berikut :
a. Menghargai setiap orang apapun latar belakangnya.
b. Suka menolong orang lain
c. Membangun lingkungan kerja yang kondusif
5. Loyal
Loyal memiliki arti berdedikasi dan mengutamakan kepentingan Bangsa dan Negara.
Adapun indikator prilaku untuk nilai loyal terangkum sebagai berikut:
a. Memegang teguh ideologi Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik
Indonesia tahun 1945, setia kepada Negara Kesatuan Republik Indonesia serta
pemerintahan yang sah.
b. Menjaga nama baik sesama ASN, pimpinan, instansi, dan negara.
c. Menjaga rahasia jabatan dan negara.
6. Adaptif
Adaptif memiliki arti terus berinovasi dan antusias dalam menggerakkan ataupun
menghadapi perubahan. Adapun indikator prilaku untuk nilai adaptif terangkum
sebagai berikut:
a. Cepat menyesuaikan diri menghadapi perubahan.
b. Terus berinovasi dan mengembangkan kreativitas.
c. Bertindak proaktif.
7. Kolaboratif
Kolaboratif memiliki arti untuk membangun kerja sama yang sinergis. Adapun
indikator prilaku untuk nilai adaptif terangkum sebagai berikut:
a. Memberi kesempatan kepada berbagai pihak untuk berkontribusi
b. Terbuka dalam bekerja sama untuk menghasilkan nilai tambah
c. Menggerakkan pemanfaatan berbagai sumberdaya untuk tujuan bersama.
C. Wawasan Kebangsaan
Wawasan Kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam rangka mengelola
kehidupan berbangsa dan bernegara yang dilandasi oleh jati diri bangsa dan kesadaran
terhadap sistem nasional yang bersumber dari Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI,
dan Bhinneka Tunggal Ika, guna memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bangsa
dan negara demi mencapai masyarakat yang aman, adil, makmur, dan sejahtera.
Indikator nilai-nilai kebangsaan, antara lain:
1. Pancasila
Nilai Religius
Nilai Kekeluargaan
Nilai Keselarasan
Nilai Kerakyatan
Nilai Keadilan (Individual)
2. Bhineka Tunggal Ika
Nilai Kepedulian (Toleransi)
Nilai Keadilan
Nilai Gotong royong
3. UUD 1945
Nilai Demokrasi (Kebebasan)
Nilai Kesederajatan
Nilai Ketaatan Hukum
4. NKRI
Nilai Kesatuan Wilayah
Nilai Persatuan
Nilai Kemandirian
Nilai Daya saing
RANCANGAN AKTUALISASI
1. Latar Belakang
A. Identifikasi Isu
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (ASN),
menyebutkan bahwa ASN memiliki 3 fungsi yaitu sebagai pelayan publik, pelaksana
kebijakan publik dan perekat serta pemersatu bangsa. ASN yang berkaitan di sektor
kesehatan pasti erat kaitannya dengan pelayanan publik kepada masyarakat. Pelayanan
publik diberikan disemua jenjang fasilitas pelayanan kesehatan. Fasilitas Pelayanan
Kesehatan yang selanjutnya disebut fasyankes merupakan suatu alat dan/atau tempat
yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif.
Puskesmas merupakan fasilitas kesehatan dasar yang banyak dijangkau oleh
masyarakat. Puskesmas adalah suatu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai
pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang
kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan
kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu
masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu. Dalam memberikan
pelayanan publik dalam sektor kesehatan, puskesmas di dukung oleh pelayanan
kebidanan, dimana bidan merupakan salah satu profesi atau tenaga kesehatan yang
berperan penting dalam upaya peningkatan derajat kesehatan masyarakat terutama
kesehatan ibu dan anak.
Menurut Undang-Undang No 4 tahun 2019 kewenangan bidan meliputi
pelayanan kesehatan ibu (asuhan kebidanan pra hamil, hamil, melahirkan, menyusui),
pelayanan kesehatan anak (asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, bayi, balita, anak
pra sekolah, pemberian imunisasi sesuai program pemerintah, pemantauan tumbuh
kembang pada bayi, balita dan anak pra sekolah serta deteksi dini kasus penyulit,
gangguan tumbuh kembang dan rujukan), kesehatan reproduksi wanita dan keluarga
berencana.
Berdasarkan realita di tempat kerja, terdapat beberapa kegiatan yang tidak
dapat terlaksana secara optimal padahal kegiatan tersebut sangat penting untuk
dilakukan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, hal tersebut dipicu karena
dunia termasuk Indonesia sedang mengalami masa pandemi covid-19 yang dalam
setiap kegiatan yang akan dilakukan harus menerapkan protokol kesehatan yang ketat
dan juga ada beberapa kriteria yang harus dipenuhi agar suatu kegiatan dapat
terlaksana dengan baik. Beberapa isu tersebut diantaranya :
1. Kurang optimalnya system rujukan yang dipakai
2. Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak
3. Kurangnya kepatuhan ibu hamil meminum tablet tambah darah (fe)
4. Kurangnya kepatuhan pengunjung rawat inap tentang protokol kesehatan
PIHAK
NO ISU FAKTA DAMPAK
TERDAMPAK
1. Urgency
Seberapa mendesak isu tersebut harus dibahas dikaitkan dengan waktu yang
tersedia serta seberapa keras tekanan waktu tersebut untuk memecahkan masalah
yang menyebabkan isu tersebut.
2. Seriousness
Seberapa serius isu tersebut perlu dibahas dikaitkan dengan akibat yang timbul
dengan penudaan pemecahan masalah yang menimbulkan isu tersebut atau akibat
yang menimbulkan masalah-masalah lain jika masalah penyebab isu tidak
dipecahkan.
3. Growth
Seberapa besar kemungkinan-kemungkinan isu tersebut menjadi berkembang
dikaitkan kemungkinan masalah penyebab isu akan makin memburuk apabila
dibiarkan.
Kriteria
No Masalah Skor Prioritas
U S G
Berdasarkan hasil analisis USG di atas, penyebab prioritas dari isu yang telah
diangkat adalah Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan
perkembangan anak
Man Material
Metode Lingkungan
Isu yang Diangkat : Kurangnya kesadaran ibu balita terhadap pemantauan perkembangan anak
Gagasan “Pemanfaatan Google Form Dalam Optimalisasi Pemantauan Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Usia
:
Pemecahan Isu 1-24 Bulan”
Tabel 7. Rancangan Kegiatan Aktualisasi
Keterkaitan
Substansi Kontribusi Terhadap Penguatan Nilai
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output
Mata Tujuan Organisasi Organisasi
Pelatihan
1 Konsultasi a. Membuat janji dengan Jadwal (waktu Berorientasi pelayanan Sebagai upaya untuk Kolaboratif
rencana kegiatan mentor disertai sikap dan tempat) Responsif dan ramah mewujudkan tujuan Kreatif
aktualisasi dan perilaku responsif Bukti chat bersama sesuai dengan dan
bersama mentor dan ramah Whatsapp Kolaboratif Visi dan Misi Puskesmas. Inovatif
Koordinasi dan Profesionalisme
sharing informasi Visi
“Mewujudkan Masyarakat
Majalengka yang
Religius, Adil, Harmonis
dan Sejahtera”
b. Menyiapkan bahan Tersusunny Akuntabel Misi
pembahasan kegiatan a Materi Tanggung jawab, 1. Memantapkan
aktualisasi dengan pembahasa jelas,cermat, dan teliti Kualitas Kehidupan
penuh rasa tanggung n rancangan Beragama yang
jawab, jelas, cermat aktualisasi Adaptif didukung dengan
dan teliti. Inovatif dan Kreatif pemenuhan Sarana
dan Prasarana
Keagamaan,
c. Membahas rencana Tersampaikan Akuntabel
kegiatan aktualisasi 2. Meneguhkan nilai-
isu yang akan Efektif, efisien, dan
dengan proaktif, tepat nilai kebangsaan
diangkat Tepatwaktu
waktu, komukasi yang
dalam 3. Membangun sinergi
efektif, efisien,
rancangan Harmonis dan hubungan yang
kondusif, dan
aktualisasi Kondusif harmonis dengan
koordinasi agar
menjadi sharing Adanya Loyal seluruh mitra kerja
informasi terkait masukan Musyawarah dan pemangku
kegiatan yang dari mentor untuk mufakat kebijakan
dilakukan agar Rancangan
musyawarah 4. Meningkatkan
aktualisasi Adaptif
menghasilkan kualitas layanan
disetujui Proaktif
mufakat, Serta publik
meminta arahan dari Notulensi dan
dokumentasi Kolaboratif 5. Membangun desa
mentor. menuju pada
konsultasi Koordinasi dan
kemandirian dengan
kerjasama
berbasis potensi lokal
5 Melakukan a. Membagikan link Terkumpulnya Berorientasi pelayanan Sebagai upaya untuk Solutif
Pemantauan google form dan data Ramah, cekatan, solutif mewujudkan tujuan Kolaboratif
Pertumbuhan Mengisi google form pertumbuhan bersama sesuai dengan Kreatif
dan dan Akuntabel visi, misi Puskesmas. dan
Perkembangan perkembangan Tanggung jawab, Inovatif
Balita anak cermat, teliti, efektif, Profesionalisme
dan efisien
Kompeten
Profesional
Loyal
Komitmen
Kolaboratif
Kerjasama
Kompeten
Profesional
G. Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi
SEPTEMBER OKTOBER
NO KEGIATAN
III IV I II III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. SARAN
1. Bagi Penulis
Rancangan Aktualisasi ini diharapakan dapat menjadi habituasi atau pembiasaan
dalam menanamkan nilai-nilai BerAKHLAK dalam Pelayanan Publik.
2. Bagi Puskesmas
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan dan usulan untuk melakukan perbaikan
kearah yang lebih baik, khususnya tentang aktualisasi nilai - nilai BerAKHLAK,
untuk meningkatkan kualitas pelayanan Kesehatan di UPTD Puskesmas Cikijing