Anda di halaman 1dari 78

LAPORAN KELOMPOK TINGKAT RT 19, 20, 23

RW 09 DESA KARANGANYAR KECAMATAN


KEDUNGNBANTENG KABUPATEN TEGAL
TANGGAL 1 Februari – 22 Februari 2019

Disusun Oleh:

Kelompok

1. Ana Meiliya (B0016002)


2. Devi Saraswati (B0016012)
3. Khulfi Nurul K. (B0016024)

PRODI D III KEBIDANAN


STIKES BHAKTI MANDALA HUSADA SLAWI
Jln. Cut Nyak Dien No. 16, Kalisapu – Slawi, 52416
Tahun 2019
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Asuhan Kebidanan Komunitas di Desa Karanganyar Kecamatan


Kedungbanteng Kabupaten Tegal, telah mendapat pengesahan dari:

Kepala Desa Ketua Kelompok

Nuryanto Ana Meiliya


B0016002

Mengetahui

Koordinator Pembimbing

Adrestia RN, S.SiT .M.PH Rina Febri W, S.SiT


NIPY: 1987.06.06.10.058 NIPY: 1986.02.07.09.049

Ka. Prodi DIII Kebidanan

Siswati, S.SiT. M.Kes


NIP: 19810721 2005 01 2 002
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah swt yang telah melimpahkan rahmat-Nya kepada
penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas laporan individu Asuhan
Kebidanan Komunitas. Laporan Kelompok Tingkat RT 19, 20, 23 RW 09 Desa
Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal ini disusun untuk
memenuhi tugas Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD), di desa
Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal yang dilakukan dari
tanggal 1 Februari – 22 Februari 2019. Laporan Kelompok ini tidak dapat
terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Dr. Risnanto, M.Kes selaku Ketua STIKes Bhakti Mandala Husada
Slawi.
2. Bapak Nuryanto, selaku kepala desa Karanganyar kecamatan Kedungbanteng..
3. Ibu Siswati, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Prodi D III Kebidanan STIKes Bhakti
Mandala Husada Slawi.
4. Ibu Rina Febri W, S.SiT selaku dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Wiyatin, Amd.keb dan ibu Rubiyanti, Amd. Keb selaku bidan desa
Karanganyar.
6. Bapak Rabun selaku ketua RT 19, bapak Lidin selaku ketua RT 20 dan bapak
Solikhin selaku ketua RT 23.
7. Seluruh masyarakat desa Karanganyar.
Laporan Kelompok Tingkat RT 19, 20, 23 RW 09 Desa Karanganyar
Kecamatan Kedungbanteng Kabupaten Tegal ini sebagai tambahan referensi,
melatih mahasisiwa untuk memberikan intervensi serta menambah pengetahuan
bagi masyarakat pada umumnya.
Dalam pembuatan laporan ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang
membangun guna pembuatan laporan yang lebih baik lagi di masa yang akan
datang.

Karanganyar, 10 Februari 2019


DAFTAR ISI

Lembar pengesahan..................................................................................................i
Kata pengantar........................................................................................................ii
Daftar isi................................................................................................................iii
BAB I Pendahuluan
A. Latar belakang.............................................................................4
B. Tujuan.........................................................................................5
C. Metode pengumpulan data..........................................................5
BAB II Tinjauan Teori
A. Konsep dasar keluarga.................................................................7
B. Konsep dasar manajemen asuhan kebidanan komunitas..........12
BAB III Tinjauan Kasus
A. Pengumpulan data....................................................................16
B. Analisis data.............................................................................24
C. Perumusan masalah...................................................................25
D. Prioritas masalah ......................................................................25
E. Diagnosa masalah .....................................................................29
F. Rencana tindakan......................................................................30
G. Implementasi.............................................................................30
H. Evaluasi.....................................................................................31
BAB IV Pembahasan....................................................................................32
BAB V Penutup
A. Kesimpulan................................................................................45
B. Saran.........................................................................................45
Daftar pustaka
Lampiran
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tantangan global saat ini adalah pencapaian sasaran MDGs tahun 2015,
yakni angka kematian ibu sebesar 102 per 100.000 kelahiran. Saat iini
Indonesia baru mencapai 228 per 100.000 kelahiran. Pemerintah saat ini
masih terus berupaya dan optimistis bisa memenuhi target tersebut
(Pudiastuti, 2011; h.12)
Lahirnya Deklarasi Milenium pada bulan September 2000 membawa
suasana kegiatan pembangunan manusia menjadi lebih fokus, semarak dan
terukur dalam kerangka penuntasan persoalan kemiskinan. Tetapan indikator
Millennium Development Goals (MDGs) bagi Indonesia yang ikut
meratifikasinya adalah suatu komitmen untuk mencapai dan meningkatkan
kesejahteraan rakyat serta memberi kontribusi kepada kesejahteraan
masyarakat dunia.
Tujuan Pembangunan Milenium di Indonesia merupakan sebuah upaya
bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengarusutamakan MDGs
ke dalam kegiatan pembangunan nasional jangka menengah dan jangka
panjang.
Indonesia mencapai 8 (delapan) goal atau obyektif pada tahun 2015
yang dikenal sebagai Millenium Development Goals (MDGs) yaitu:
1. Menghapuskan kemiskinan yang ekstrim dan kelaparan
2. Memenuhi kebutuhan pendidikan dasar
3. Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan
4. Mengurangi jumlah angka kematian anak
5. Meningkatkan kualitas kesehatan ibu
6. Memberantas HIV/AIDS, malaria, dan beragam
penyakit lainnya,
7. Menjamin keberlanjutan lingkungan hidup
8. Mengembangkan kemitraan global untuk
pembangunan.
Penyelenggaraan upaya kesehatan dilakukan bersama-sama oleh
masyarakat dan pemerintah mencapai Indonesia sehat 2020 dengan
menerapkan konsep PHC (Primary Health Care ) dengan pendekatanya
PKMD ( Pembangunan kesehatan masyarakat desa ) khususnya kebidanan
komunitas.
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan
kesehatan, yang diarahkan untuk mewujudkan kesehatan keluarga yang
berkualitas. Pelayanan kebidanan merupakan layanan yang diberikan oleh
bidan sesuai dengan kewenangan yang diberikannya dengan maksud untuk
meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka tercapainya keluarga
berkualitas, bahagia dan sejahtera (Ambarwati, 2009; h.1).
Pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan
bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita
dalam keluarga dan masyarakat. Pelayanan kebidanan profesional yang
ditujukan pada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, peningkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan (Pudiastuti,
2011; h.2).
Untuk itu mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Mandala
Husada Slawi prodi DIII KEBIDANAN melaksanakan praktek langsung ke
masyarakat guna memenuhi persyaratan sebelum menempuh ujian akhir.
Praktek Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa dilaksanakan di Desa
Dukuhdamu Kecamatan Lebaksiu Kabupaten Tegal dari tanggal 16 Maret –
06 April 2018 diharapkan setelah praktek selesai kelompok masyarakat dapat
merubah perilaku dan meningkatkan peran serta aktif sehingga derajat
kesehatan masyarakat dapat terwujud.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan umum
Dengan diadakannya praktik belajar lapangan asuhan kebidanan
komunitas diharapkan mampu mengaplikasikan teori dalam bentuk praktik
yang nyata dengan cara melakukan pemberdayaan masyarakat Desa
Karanganyar untuk mewujudkan perilaku hidup yang sehat, meningkatkan
derajat kesehatan dan mahasiswa mampu memberikan asuhan kebidanan
dengan melibatkan peran serta masyarakat dalam pelayanan kesehatan ibu
dan anak, keluarga berencana, serta kesehatan wanita sepanjang daur
kehidupan pada setiap tahap kegiatan.
2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu melakukan pengkajian data di desa Karanganyar
Kecamatan Kedungbanteng.
b. Mahasiswa mampu melakukan analisis data di desa Karanganyar
Kecamatan Kedungbanteng.
c. Mahasiswa mampu membuat intervensi dalam mengatasi suatu
masalah di desa Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng.
d. Mahasiswa mampu melakukan intervensi dalam mengatasi yang ada di
Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng.
e. Mahasiswa mampu melakukan evaluasi masalah yang ada di desa
Karanganyar Kecamatan Kedungbanteng.

C. Metode Pengumpulan Data


Metode yang digunakan dalam penulisan laporan, menggunakan metode
pengumpulan data yaitu ;
1. Survey
Survey adalah suatu cara penelitian deskriptif yang dilakukan terhadap
sekumpulan objek yang biasanya cukup banyak dalam jangka waktu
tertentu (Notoatmodjo, 2010; h.140).
Pada tahap ini mahasiswi melakukan survey mawas diri di RT. 05, 06, 07
RW. 04 di desa Dukuhdamu dengan menyurvei setiap rumah warga dan
melihat keadaan rumah mulai dari bentuk, ventilasi, kebersihan,
penggunaan jamban, pembuangan limbah, dll.
2. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti
atau kolaboratornya mencatat informasi sebagaimana yang mereka
saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-peristiwa itu
bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang kemudian dicatat
seobyektif mungkin (Gulo, 2009; h.116)
Pada tahap ini mahasiswa mencatat informasi yang didapat dari jawaban
kepala keluarga atau yang mewakilinya atas setiap pertanyaan yang
diberikan oleh mahasiswi sesuai dengan blanko panduan.
3. Wawancara
Wawancara merupakan proses interaksi atau komunikasi secara langsung
antara pewawancara dengan responden (Budiarto, 2003; h. 40).
Pada tahap ini mahasiswi memberikan pertanyaan kepada kepala keluarga
atau yang mewakilinya sesuai dengan blanko panduan mengenai kondisi
keluarga dan kebersihan rumahnya.
4. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik adalah cara memahami individu dengan mempelajari
berbagai catatan mengenai fisik yang bersangkutan, baik catatan terbaru
maupun yang sudah berupa dokumen. Kondiosi fisik seseorang
mempunyai pengaruh terhadap kondisi psikisnya. Pertumbuhan dan
keadaan jasmani seseorang mempunyai pengaruh dalam perkembangan
dirinya, terutama dalam proses dan hasil belajarnya.(Drs. Susilo raharjo,
2008; h. 212).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Keluarga


1. Definisi Komunitas
Komunitas berasal dari bahasa latin yaitu “ communicans” yang
berarti “kesamaan”, juga “communis” yang berarti “sama, publik atau pun
banyak”. Istilah “Community” dapat diterjemahkan sebagai “masyarakat
setempat”.
Komunitas adalah kelompok sosial yang ditentukan dengan batas-
batas wilayah, nilai-nilai keyakinan dan minat yang sama, serta adanya
saling mengenal dan berinteraksi antara anggota yang satu dengan anggota
yang lainnya (Pudiastuti, 2011; h.2).
2. Bidan Komunitas
Pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang dilakukan
bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak balita
dalam keluarga dan masyarakat (Pudiastuti, 2011; h.2).
Kebidanan komunitas adalah memberikan asuhan kebidanan pada
masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang
terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), Keluarga Berencana
(KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara
paripurna. Hubungan – hubungan individual dalam sebuah komunitas akan
membangun dan mendukung terbentuknya suatu sistem kepercayaan atau
kenyakinan baik tentang arti keluarga, konsep sehat maupun sakit sehingga
diperlukan bidan dimasyarakat. Kebidanan komunitas merupakan konsep
dasar bidan melanyani keluarga dan masyarakat yang mencakup bidan
sebagai penyedia layanan dan komunitas sebagai sasaran yang dipengaruhi
oleh IPTEK dan lingkungan (Meilani Niken, dkk. 2002).
a. Pelayanan kebidanan komunitas : upaya yang dilakukan bidan untuk
pemecahan terhadap masalah kesehatan ibu dan anak (KIA) balita dalam
keluarga dan masyrakat.
b. Pelayanan kebidanan profesional yang ditunjukan pada masyarakat
dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi dalam upaya
pemcapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit, penigkatan kesehatan, menjamin keterjangkauan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kebidanan.
c. Bidan yang melayani keluarga,masyarakat, wilayah tertentu (Pediastuti
Dewi Ratna, 2011).
3. Ciri–ciri Masyarakat / Komunitas
a. Interaksi diantara sesama anggota masyarakat
Didalam masyarakat terjadi interaksi sosial yang merupakan hubungan
sosial yang dinamis yang menyangkut hubungan antara perseorangan,
antara kelompok-kelompok, untuk terjadinya interaksi sosial harus
memiliki dua syarat, yaitu kontak sosial dan komunikasi.
b. Menempati wilayah dengan batas-batas tertentu
Suatu kelompok masyarakat menempati wilayah tertentu menurut suatu
keadaan geografis, sebagai tempat tinggal komunitasnya, baik dalam
ruang lingkup yang kecil RT/RW, desa, kelurahan, kecamatan,
kabupaten, propinsi dan bahkan negara.
c. Saling tergantung satu dengan yang lainnya
Anggota masyarakat yang hidup pada suatu wilayah tertentu salaing
ketergantungan satu dengan yang lainnya dalam memenuhi kebutuhan
hidupnya. Tiap-tiap anggota masyarakat mempunyai ketrampilan sesuai
dengan kemampuan dan profesi masing-masing. Mereka hidup saling
melengkapi, saling memenuhi agar tetap berhasil dalam hidupnya.
d. Memiliki adat istiadat kebudayaan tertentu
Adat istiadat dan kebudayaan diciptakan untuk mengatur tatana
kehidupan bermasyarakat, mencakup bidang yang sangat luas diantara
tata cara berinteraksi antara kelompok-kelompok yang ada di
masyarakat, apakah itu dalam perkawinan, kesenian, mata pencahariaan,
sistem kekerabatan, dan sebagainya.
e. Memiliki identitas bersama
Suatu kelompok masyarakat memiliki identitas yang dapat dikenali oleh
anggota masyarakat lainnya, hal ini penting untuk menopang kehidupan
dalam bermasyarakat yang lebih luas. Identitas kelompok dapat berupa
lamabang-lambang, bahasa, pakaian, simbol-simbol tertentu dari
perumahan, benda-benda tertentu seperti alat pertanian, mata uang,
senjata tajam, kepercayaan, dan sebagainya. (Meilani Niken, dkk. 2002).
4. Ciri–ciri Masyarakat Desa
a. Para warganya saling mengenal dan bergaul secara intensif
b. Karena kecil maka setiap bagian dan kelompokm khusus yang ada
didalamnya tidak terlalu berbeda antara satu dan lainnya
c. Para warganya dapat menghayati lapangan kehidupan mereka dengan
baik. Selain itu, masyarakat desa memiliki sifat solidaritas yang tinggi,
kebersamaan dan gotong royong yang muncul dari prinsip timbal balik.
Artinya sifat tolong menolong yang muncul pada masyarakat desa lebih
dikarenakan hutang jasa atau kebaikan. (Koentjaraningrat, 2005)
5. Ciri–ciri Masyarakat Sehat
a. Peningkatan kemampuan masyarakat untuk hidup sehat
b. Mengatasi masalah kesehatan sederhana melalui upaya peningkatan,
pencegahan, penyembuhan penyakit, dan pemulihan kesehatan terutama
untuk ibu dan anak.
c. Peningkatan upaya kesehatan ligkungan terutama penyediaan sanitasi
dasar yang dikembangkan dan dimanfaatkan oleh masyarakat untuk
meningkatkan mutu lingkungan hidup.
d. Peningkatan status gizi masyarakat berkaitan dengan peningkatan status
sosial ekonomi masyarakat.
e. Penurunan angka kesakitan dan kematian dari berbagai sebab dan
penyakit (Meilani Niken, dkk. 2002).
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
1. Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Masyarakat
Definisi Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Konteks masyarakat
kebidanan adalah suatu bidang ilmu yang mempelajati keilmuan dan seni
yang mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui,
masa interval dan pengaturan kebutuhan, klimakterium dan menopause,
bayi baru lahir dan balita, fungsi-fungsi reproduksi manusia, serta
memberikan bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga,masyarakat
dan komunitasnya (Depkes, RI; 2004).
Bidan adalah seseorang yang telah secara teratur mengikuti suatu
program pendidikan kebidanan yang dilalui di Negara-negara tersebut
diselenggarakan, telah berhasil menyelesaikan serangkaian pendidikan
kebidanan yang ditetapkan dan telah memperoleh kualifikasi yang
diperluakan untuk bisa di daftarkan dan/secara bukan memperoleh ijin untuk
melakukan praktek kebidanan (Varney, 2006).

2. Tujuan Asuhan Kebidanan Komunitas dalam Kontek Masyarakat


Tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah meningkatnya
kesehatan jbu dan anak balita didalam keluarga sehingga terwujud keluarga
sehat dan sejatera didalam komuniti (Eni Ratna, 2011).
a. Tujuan umum
1) Meningkatkan kesehatan ibu dan anak, balita dan keluarga sehingga
terwujud keluarga sehat sejahtera dalam komunitas tertentu.
2) Meningkatkan kemandirian masyarakat dalam mengatasi masalah
kebidanan komunitas untuk mencapai derajat kesehatan yang
optimal.
b. Tujuan khusus
1) Mengidentifikasi masalah kebidanan komunitas.
2) Melakukan upaya promotif dan preventif pelayanan kesehatan.
3) Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
4) Mengidentifikasi struktur masyarakat daerah setempat.
5) Meningkatkan kemampuan individu/ keluarga/kelompok/masyarakat
untuk melaksanakan asuhan kebidanan dalam rangka mengatasi
masalah.
6) Tertanganinya kelainan resti atau rawan yang perlu pembinaan dan
pelayanan kebidanan.
7) Terlayaninya kasus kebidanan di rumah.
8) Tertanganinya tindak lanjut kasus kebidanan dan rujukan.
9) Mengidentifikasi stasus kesehatan ibu dan anak.
10) Pelayanan KIA/KB/Imunisasi.
11) Menggambarkan keadaan wilayah kerja dengan daerah.
12) Mengidentifikasi faktor penunjang KIA/KB di wilayahnya
13) Bimbingan pada kader posyandu/ kesehatan/dukun bayi.
14) Mengidentifikasi kerjasama LP/LS dalam pemecahan masalah
KIA/KB.
15) Mengarahkan berbagai bentuk PSM (Posyandu, Polindes, Pos Obat
Desa, Tabulin).
16) Kunjungan rumah.
17) Penyusunan laporan & seminar & evaluasi.
18) ASKEB pada sasaran KIA.
19) Menolong persalinan rumah/polindes.
20) Melakukan tindakan kegawat daruratan kebidanan sesuai wewenang
21) Pembuatan peta sasaran resti & kantong persalinan & PWS (Ratna
Dewi, 2011)

3. Metode Prioritas Masalah


Masalah yang telah diidentifikasi perlu ditentukan menurut urutan
atau prioritas masalah, untuk itu digunakan beberapa metode. Metode yang
dapat digunakan dalam menetapkan urutan prioritas masalah, pada
umumnya dibagi atas, Teknik Skoring dan Teknik Non Skoring.
Teknik skoring dapat digunakan apabila tersedia data kuantitatif atau
data yang dapat terukur dan dapat dinyatakan dalam angka, yang cukup dan
lengkap. Yang termasuk teknik scoring dalam penetuan prioritas masalah,
yakni:
a. Metode USG (Urgency, Seriousness, and Growth)
b. Metode MCUA (Multi Criteria Utility Assesment)
c. Metode CARL (Capability, Accesability, Readiness & Leverage)
d. Metode Hanlon (nama penemu metode Hanlon)
1) Hanlon Kuantitaf
Tujuan:
a) Identifikasi faktor-faktor luar yang dapat diikutsertakan dalam
proses penentuan masalah
b) Mengelompokan faktor-faktor yang ada serta memberikan bobot
kepada kelompok faktor tersebut.
c) Memungkinkan anggota untuk mengubah faktor dan nilai sesuai
dengan kebutuhan.
2) Hanlon Kualitatif
Prinsip dasar penetapan prioritas masalah ini adalah
membandingkan pentingnya masalah satu dengan yang lainnya
dengan cara matching untuk tiap-tiap masalah. Untuk keperluan
mathcing ini digunakan 3 kriteria yaitu:
a) Urgency ( U )
Apabila masalah tersebut mendesak dalam aspek waktu perlu
segera ditangani maka maslah tersebut merupakan masalah
prioritas.
b) Seriousness ( S )
Apabila masalah tersebut gawat dapat menyebabkan kematian
fasilitas.
c) Growth ( G )
Perkembangan dilihat dari relevansi dan insidensi semakin
besar maslahnya semakin diprioritaskan.
Langkah-langkah penetapan:
1) Buat matrik
2) Tulis semua masalah pada sumbu vertikal dan horizontal
3) Bandingkan/ Mathcing: masalah yang ada dan laksanakan
penilaian dengan ketentuan sebagai berikut:
a) Jika masalah pada kolom kiri lebih penting dari diatasnya
beri tanda positif (+) pada kotaknya dan apabila kalah
penting berikan tanda (-) pada kotaknya.
b) Kerjakan hanya yang sebelah kanan garis saja.
c) Jumlah tanda (+) secara horizontal dan masukan pada kotak
total (+) horizontal.
d) Jumlah tanda (-) secara vertikal dan masukkan ke dalam
kotak tanda (-) vertikal.
e) Nilai total tidak boleh sama
f) Hasil penjumlahan pada kotak total pindahkan pada hasil
rekapitulasi dengan tiga kriteria (USG) yang mempunyai
nilai tertinggi adalah urutan prioritas masalah.
Contoh
Penetapan prioritas dengan kriteria Urgency (U)  Mendesak
Masalah A B C Horizontal

A + - 1

B - 0

C 0

Total 0 0 2
Vertikal
Total 1 0 0
Horizontal
Total 1 0 2
Penetapan prioritas dengan kriteria Seriousness (S)  Kegawatan
Masalah A B C Horizontal

A + - 1

B - 0

C 0

Total 0 0 2
Vertikal
Total 1 0 0
Horizontal
Total 1 0 2

Penetapan prioritas dengan kriteria Growth (G)  Perkembangan


Masalah A B C Horizontal

A + + 2

B - 0

C 0

Total 0 0 1
Vertikal
Total 2 0 0
Horizontal
Total 2 0 1
Rekapitulasi Hasil Prioritas Masalah ( USG )
Masalah U S G Total/Prioritas
A 1 1 2 4 II
B 0 0 0 0 III
C 2 2 1 5 I

3) Analisis Faktor Penyebab Masalah


Untuk analisis ini dilakukan dengan pendekatan sistem analisis
masalah dan penyebanya. Masalah selalu dimunculkan pada output
(prestasi kerja) hal ini dapat dilihat pada hasil stratifikasi Puskesmas
sampai pada variabel dan sub variabel. Penyebab masalah pada
proses manajemen (P1, P2 dan P3), sedangkan lingkungan dan
sumber daya merupakan faktor yang berperan dan perlu
dipertimbangkan dalam pemecahan masalah.
Contoh matrik Analisis Penyebab Masalah
Masalah Penyebab Masalah
Proses Sumber Daya Lingkungan
(output)
Stratifikasi
Cakupan Tindakan ada Tenaga Adanya
Imunisasi POA Kurang Kepercayaan
yang keliru
terhadap
imunisasi

C. PHC/ Primary Health Care


Pada tahun 1978, dalam konferensi Alma Alta ditetapkan prinsip-prinsip
Primary Health Care sebagai pendekatan atau strategi global guna mencapai
kesehatan bagi semua. Lima prinsip dasar Primary Health Care meliputi tiga
unsure utama yaitu: upaya dasar kesehatan, peran serta masyarakat dan
kerjasama lintas sektoral, sebagai berikut:

1. Pemerataan upaya kesehatan;


2. Penekanan pada upaya preventif;
3. Penggunaan teknologi tepat guna dalam upaya kesehatan;
4. Peran serta masyarakat dalam semangat kemandirian;
5. Kerjasama lintas sektoral dalam membangun kesehatan
Pengertian Primary Health Care, menurut deklarasi Alma Alta 1978,
adalah sebagai berikut:
1. “Primary Health Care is essential health care, based on practical,
scientifically sound socially acceptable methods and technology made
universally accessible to individuals and families in the community,
through their full participation and at a cost that the community and the
country can afford to maintain at every stage of their development, in the
spirit of self reliance and self determination”
2. “It forms and integral part both of the country’s health system, of which it
is the central function and its main focus, and of the overall social and
economic development of the community. It is the first level of contact of
individuals, the family and community with the national health system
bringing health care as close as possible to where people live and work,
and constitutes the first element of a continuing health care process”.
Primary Health Care:
a) Menggambarkan keadaan social ekonomi, budaya dan politik
masyarakat dan berdasarkan penerapan hasil penelitian kesehatan-
sosial-biomedis dan pelayanan kesehatan masyarakat.
b) Ditujukan untuk mengatasi masalah utama kesehatan masyarakat
dengan upaya preventif, promotif, kuratif dan rehabilitatif.
c) Minimal mencakup: penyuluhan tentang masalah kesehatan utama dan
cara pencegahan dan pengendaliannya, penyediaan makanan dan
peningkatan gizi, penyediaan sanitasi dasar dan air bersih, pembinaan
kesehatan ibu dan anak termasuk keluarga berencana, imunisasi
terhadap penyakit menular utama dan penyegahan penyakit endemic,
pengobatan penyakit umum dan cedera serta penediaan obat esensial.
d) Melibatkan dan meningkatkan kerjasama lintas sector dan aspek-
aspek pembangunan nasional dan masyarakat di samping sector
kesehatan, terutama pertanian, peternakan, industri makanan,
pendidikan, penerangan, agama, perumahan, pekerjaan umum,
perhubungan dan sebagainya.
e) Membutuhkan sekaligus meningkatkan kepercayaan diri serta
masyarakat dalam perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengendalian PHC serta penggunaan sumberdaya yang ada.
f) Ditunjang oleh system rujukan upaya kesehatan secara terpadu
fungsional dan timbal balik guna memberikan pelayanan secara
menyeluruh, dengan memprioritaskan golongan masyarakat yang
paling membutuhkan.
g) Didukung oleh tenaga kesehatan professional dan masyarakat,
termasuk tenaga kesehatan tradisonal yang terlatih di bidang teknis
dan social untuk bekerja sebagai tim kesehatan yang mampu bekerja
bersama masyarakat dan membangunkan peran serta masyarakat.
Hal-hal yang mendorong pengembangan konsep Primary Health Care
adalah:
a) Kegagalan penerangan teknologi pelayanan medis tanpa disertai
orientasi aspek social-ekonomi-politik.
b) Penyebaran konsep pembangunan yang mengaitkan kesehatan dengan
sektor pembangunan lainnya serta menekankan pentingnya
keterpaduan, kerjasama lintas sektor dan pemerataan/perluasan daya
jangkau upaya kesehatan.
c) Keberhasilan pembangunan kesehatan dengan pendekatan peran serta
masyarakat di beberapa negara.
BAB III
TINJAUAN KASUS
LAPORAN KELOMPOK TINGKAT RT 19, 20, 23
RW 09 DESA KARANGANYAR KECAMATAN
KEDUNGNBANTENG KABUPATEN TEGAL

A. Pengumpulan Data
1. Profil Desa Karanganyar RT 19, 20, 23 RW 09
Desa Karanganayar merupakan salah satu desa yang berada di
Kecamatan Kedungbanteng. Berdasarkan data survey yang telah kami
lakukan di Rt 19, 20, 23 Rw 09 terdapat 171 Kepala keluarga. Dari jumlah
penduduk jiwa, 280 perempuan dan 328 laki-laki. Pendidikan kepala
keluarga tamat SD 101 orang, SMP 24 orang, SMA 14 orang, DIII 1 orang,
S1 1. Kemudian tingkat pendidikan penduduk yang belum sekolah 69 orang,
8 anak menmpuh TK, 24 orang tidak sekolah, 83 orang berpendidikan SD,
120 orang tamat SD, 30 orang menempuh pendidikan SMP/SLTP, 38 orang
tamat SMP/SLTP, 18 orang menempuh pendidikan SMA/SLTA, 23 orang
tamat SMA/SLTA, 1 orang menempuh perguruan tinggi, 2 orang
menempuh pendidikan S1, 1 orang tamat pendidikan DIII, 2 orang tamat
pendidikan S1 dan 1 orang tamat pendidikan S2.
Mata pencaharian masyarakat Rt 19, 20, 23 RW 09 sebagian besar
adalah Buruh dengan penghasilan rata-rata <1.000.000,00.-. Dan ibu hamil
di RT 19, 20, 23 RW 09 ada 4 ibu hamil, Ibu meneteki ada 11 orang.
Pasangan usia subur yang mengikuti KB ada 70 PUS. Jumlah BALITA ada
2 BALITA.
Diagram Rekapitulasi Hasil Survey
a. Berdasarkan Umur

B ER DA SA R KA N U MU R
Berdasarkan Umur

351

81
33 55 53
6 29

0 -1 1 1 -4 5 -6 7 -1 4 1 5 -4 9 5 0 -6 0 > 60
BUL AN TAH UN TAH UN TAH UN TAH UN TAH UN TAH UN

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganayar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram tersebut, bahwa di RT 19, 20, 23 RW 09


yang paling banyak adalah penduduk yang berumur 15-49 tahun yaitu
ada 351 orang dan yang paling sedikit adalah penduduk yang berumur
0-11 bulan yaitu ada 6 orang.

b. Berdasarkan jenis kelamin

340
Berdasarkan Jenis Kelamin
320
300
280 328
260 280
240
Laki-laki Perempuan
Berdasarkan Jenis…
Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT. 19,
20, 23 RW. 09

Berdasarkan diagram diatas, bahwa penduduk di desa Karanganyar


RT. 19, 20, 23 RW. 09 paling banyak adalah penduduk yang berjenis
kelamin laki-laki yaitu sebanyak 328 orang.

c. Berdasarkan pekerjaan

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa penduduk di desa Karanganyar


paling banyak mata pencahariannya adalah dan lain-lain yaitu sebesar
154 dan yang paling sedikit adalah mata pencaharian sebagai pelayaran
dan pengrajin yaitu masing-masing 1 orang.
d. Berdasarkan tingkat pendidikan

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa tingkat pendidikan di desa


Karanganyar paling banyak adalah tamat SD yaitu sebesar 120 orang
dan yang paling sedikit adalah yang perguruan tinggi yaitu 3 orang.

e. Keikutsertaan KB

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,20,


23 RW 09.
Berdasarkan data diatas, bahwa pasangan usia subur yang
mengikuti program KB di desa Karanganyar RT 19, 20, 23 RW 09
paling banyak adalah KB suntik yaitu sebesar 55 orang dan yang
paling sedikit adalah KB MOP yaitu sebesar 1 orang.

f. Ibu Hamil

Jumlah Ibu Hamil


Jumlah Ibu Hamil

Normal
Resti

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa penduduk di desa


Karanganayar RT 19, 20, 23 RW 09 terdapat 5 ibu hamil dan
kondisinya normal baik ibu maupun janinnya.

g. Ibu Meneteki

15

10
Series 1
5 Series 2
0 Series 3
Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,
20, 23 RW 09.

Bedasarkan diagram diatas, bahwa di desa Karanganyar RT 19, 20,


23 RW 09. terdapat ibu meneteki sebanyak 11 orang.

h. Balita (1-4 tahun 11 bulan 29 hari)

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa di desa Karanganyar RT 19,


20, 23 terdapat BALITA yaitu sebanyak 35 anak.

i. Pra Sekolah (5-6 tahun 11 bulan 29 hari)


16
14
12
10 Series
8 3
6 Series
4 2
2
0
Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,
20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa di desa Karanganayar terdapat


anak pra sekolah yaitu sebanyak laki-laki sebanyak 15 anak dan
perempuan sebanyak 10 anak.

j. Usia Sekolah (7-10 tahun 11 bulan 29 hari)

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, bahwa di desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09 terdapat anak usia sekolah yaitu laki – laki ada 22 anak
dan perempuan ada 21 anak.
k. Remaja (12-18 tahun 11 bulan 29 hari)

Sumber: diambil dari Survey Mawas Diri Desa Karanganyar RT 19,


20, 23 RW 09.

Berdasarkan diagram diatas, di desa Karanganyar RT 19, 20, 23


RW 09 terdapat remaja dan yang paling banyak adalah remaja laki-laki
yaitu 36 orang dan remaja perempuan yaitu 34 orang.

B. Analisa Data
1. Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup bersih
dan sehat masyarakat RT 19, 20, 23 RW 09 yang masih kurang.
2. Kurangnya pengetahuan ibu hamil RT 19, 20, 23 RW 09 tentang
pemeriksaan ANC.
3. Kurangnya pengetahuan PUS RT 19, 20, 23 RW 09 tentang keluarga
berencana.
4. Kurangnya pengetahuan remaja tentang KRR.
5. Kurangnya pengetahuan tentang pap smears.

C. Perumusan Masalah
Setelah dianalisa, maka dapat disimpulkan bahwa :
1. Masih kurangnya pengetahuan masyarakat tentang perilaku hidup
bersih dan sehat masyarakat RT 19, 20, 23 RW 09 yang masih kurang.
2. Masih kurangnya pengetahuan ibu hamil RT 19, 20, 23 RW 09
tentang pemeriksaan ANC.
3. Masih kurangnya pengetahuan PUS RT 19, 20, 23 RW 09 tentang
keluarga berencana.
4. Masih kurangnya pengetahuan remaja tentang KRR.
5. Masih kurangnya pengetahuan tentang pap smears.

D. PRIORITAS MASALAH DENGAN USG


WILAYAH RT 19, 20, 23 RW 09
Penetapan prioritas dengan kriteria Urgency ( U )  Mendesak
Pap
Masalah PHBS ANC KB KRR semar Horizontal
s

PHBS + + + + 4

ANC - - - 0

KB - - 0

KRR - 0

Pap semars 0

Vertikal 0 0 1 2 3

Horizontal 4 0 0 0 0

Total 4 0 1 2 3
Penetapan prioritas dengan kriteria Serriusly ( S )  Kegawatan
Pap
Masalah PHBS ANC KB KRR Horizontal
Smears
PHBS + - - - 1

ANC - - - 0

KB + + 2

KRR + 1

Pap
0
Smears

Vertikal 0 0 2 2 2

Horizontal 1 0 2 1 0

Total 1 0 4 3 2

Penetapan prioritas dengan kriteria Growth ( G )  Perkembangan


Pap
Masalah PHBS ANC KB KRR Horizontal
Smears
PHBS + + - + 3

ANC - - - 0

KB - - 0

KRR + 1

Pap
Smears

Vertikal 0 0 1 3 2

Horizontal 3 0 0 1 0

Total 3 0 1 4 2

E. Diagnosa Dan Penyebab Masalah


Rekapitulasi Hasil Prioritas Masalah ( USG )
Masalah U S G Total Rangking
PHBS 4 1 3 8 II
ANC 0 0 0 0 V
KB 1 4 1 6 IV
KRR 2 3 4 9 1
Pap smears 3 2 2 7 III

Analisis Penyebab Masalah


Masalah Penyebab Masalah
Proses Sumber Daya Lingkungan
(output)
Stratifikasi
1. KRR Penyuluhan Tenaga yang Kurangnya
tentang KRR kurang keingintahuan
remaja tentang
KRR

2. PHBS Penyuluhan Tenaga yang Adanya


tentang PHBS kurang kebiasaan dan
perilaku yang
sulit diubah

3. Pap Smears Penyuluhan Tenaga kesehatan Kurangnya


tentang yang kurang keingintahuan
Pap smears memadai masyarakat
tentang pap
smears

4. KB Penyuluhan Tenaga kesehatan Kurangnya


tentang yang kurang keingintahuan
KB memadai Tentang KB

5. ANC Penyuluhan Tenaga kesehatan Kurangnya


tentang ANC yang kurang pengetahuan
memadai tentang ANC

F. Rencana Tindakan
1. Melakukan penyuluhan tentang KRR.
2. Melakukan penyuluhan tentang PHBS.
3. Melakukan penyuluhan tentang pap smears.
4. Melakukan penyuluhan tentang KB.
5. Melakukan penyuluhan tentang ANC.

G. Implementasi
1. Memberikan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja (KRR)
a. Definisi Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan
fisik, psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam
kehidupan kita biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan
berakhir lebih kurang diusia 15-16 tahun. Pada masa ini memang
pertumbuhan dan perkembangan berlangsung derngan cepat. Pada
laki-laki ditandai dengan mimpi basah. Pengeluaran cairan-cairan
semen disaat tidur yang hanya mengalami laki-laki. Mimpi basah
sering dialami oleh remaja laki-laki yang menjadi tanda bahwa ia
telah memasuki masa pubertas. Pengeluaran ini dapat terjadi tanpa
di sertai ereksi atau ejakulasi. Semakin bertambanya umur maka,
mimpi basah ini jarang dialami. Mimpi basah tergantung dari
respon fisik seseorang yang mengalami mimpi tadi. Peristiwa ini
adalah mekanisme yang di alami akibat vesikula seminalis
(kantong sperma) telah penuh oleh sperma yang dihasilkan oleh
testis akibatnya kantong sperma yang telah penuh tidak bisa
menampung lagi dan akhirnya dikeluarkan oleh penis. Pada saat
seorang laki-laki mengalami mimpi basah.
b. Penyebab
Ditandai dengan diproduksinya sel sperma oleh testis. setiap hari,
testis dapat memproduksi cairan sperma. Jika penuh cairan keluar
dengan sendirinya. Saat laki-laki mengalami mimpi basah.
c. Tanda- Tanda Pertama Pubertas
1) Dada terlihat bidang
2) Tumbuh kumis dan jenggot
3) Rambut-rambut halus disekitar alat kemaluan
4) Tumbuh jakun
5) Suara lebih berat
6) Organ kemaluan lebih besar
7) Mimpi basah

2. Melakukan penyuluhan tentang PHBS.


PHBS adalah semua perilaku yang dilakukan atas kesadaran
sehingga anggota keluarga atau keluarga dapat menolong dirinya
sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan kesehatan
di masyarakat.
PHBS adalah perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang yang mempertahankan dan meningkatkan
kesehatannya (Notoarmodjo, 2003 : 118)
PHBS itu jumlahnya banyak sekali bisa ratusan, misalnya
tentang gizi : makanan beraneka ragam makanan, minuman, tablet
darah, mengkonsumsi garam beryodium, memberi bayi dan balita
kapsul vitamin A. Tentang kesehatan lingkungan seperti membuang
sampah pada tempatnya, membersihkan lingkungan. Setiap rumah
tangga di anjurkan untuk melaksanakan semua perilaku kesehatan.
PHBS dirumah tangga adalah upaya untuk memperdayakan
anggota rumah tangga agar tahu, mau dan mampu melaksanakan
perilaku hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam gerakan
kesehatan di masyarakat.
PHBS dirumah tangga dilakukan untuk mencapai rumah tangga
Ber-PHBS. Rumah tangga Ber-PHBS adalah rumah tangga yang
melakukan 10 PHBS dirumah tangga yaitu :
a. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
b. Memberi bayi ASI Eksklusif
c. Menimbang balita setiap bulan
d. Menggunakan air bersih
e. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
f. Menggunakan jamban sehat
g. Memberantas jentik dirumah sekali seminggu
h. Makan buah dan sayur setiap hari
i. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
j. Tidak merokok didalam rumah
Manfaat PHBS
a. Bagi Rumah Tangga :
1) Setiap anggota keluarga menjadi sehat dan tidak mudah
sakit
2) Anak tumbuh sehat dan cerdas
3) Anggota keluarga giat bekerja
4) Pengeluaran biaya rumah tangga dapat ditunjukan untuk
memenuhi gizi keluarga, pendidikan dan modal usaha untuk
menambah pendapatn keluarga
b. Bagi Masyarakat
1) Masyarakat mampu mengupayakan lingkungan sehat
2) Masyarakat mampu mencegah dan menanggulangi masalah-
masalah kesehatan
3) Masyarakat memanfaatkan pelayanan kesehatan yang ada
4) Masyarakat mampu menegmbangkan Upaya Kesehatan
Bersumber Masyarakat (UKBM) seperti Posyandu, tabungan
ibu bersalin, arisan jamban, ambulans desa dan lain-lain.

3. Memberikan penyuluhan tentang pap smears


a. IVA (inspeksi vagina asam asetat)
Pemeriksaan visual dengan cara mengamati serviks yang telah
dipulas cdengan asam asetat 3-5% tanpa mikroskop, oleh
dokter dan bidan terlatih. Hasil IVA :
(+) positif berpotensi kanker serviks, ada daerah tidak normal
berubah warna menjadi putih
(-) negatif berpotensi kanker serviks, harus menjalani
penipisan sesuai petunjuk dokter.
b. Pengertian Pap Smears
Merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding leher
rahim dengan menggunakan mikroskop. Papsmear merupakan
alat skrining kanker serviiks uteri yang digunakan untuk
membantu perubahan sel epitel servik uteri yang dipergunkan
untuk memantau sel epitel servik uteroi mulai dari perubahan
dysplasia ringan, dysplasia sedang, dysplasia berat dan
krasinoma insitu.
c. Kegunaan Papsmear
Pap smear berguna sebagai pemeriksa penyaringan atau
skrining dan pelacak adanya perubahan sel kearah keganasan
dini sehingga kelainan pra kanker dapat terdeteksi serta
pengobatannya menjadi lebih murah dan mudah.
d. Faktor Resiko
1) Infeksi human papiloma virus (HPV)
Lebih dari 90% kasus kandiloma servik, semua NIS dan
kanker servik mengandung DNA virus HPV. Dari 70 tipe
HPV yang diketahui saat ini, ada 16 tipe HPV yang erat
kaitannya dengan kejadian kanker servik. Virus ini
ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang berisiko
terkena penyakit akibat hubungan seksual juga berisiko
terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena
kanker servik.

2) Perilaku seksual
Berdasarkan penelitian, resiko kanker servik uteri meningkat
lebih dari 10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra
seks, atau bila hubungan seks pertama di bawah umur 15 tahun.
3) Trauma kronis pada servik
Trauma ini terjadi Karena persalinan yang berulang kali atau
anak banyak adanya infeksi dan iritasi menahan.
4) Kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko
1,5-2,5 kali bila diminum dapat jangka panjang yaitu lebih dari
4 tahun
e. Pencegahan
1) Wanita usia diatas 25 tahun, telah menikah dan sudah
mempunyai anak perlu melakukan pemeriksaan papsmear 1
tahun sekali
2) Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan
kondom, karena member perlindunngan terhadap kanker
serviks
3) Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-
ganti pasangan seks
4) Dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat, seperti menjaga
kebersihan alat kelamin dan tidak merokok.
5) Perbanyak makan sayur dan buah segar.
f. Gejala kanker serviks
1) Keluar cairan encer dari vagina atau biasa disebut keputihan
bahkan ada stadium lanjut cairan berwarna kuning
kemerahan dengan sangat berbau sangat menyengat.
2) Perdarahan setelah bersenggama yang kemudian berlanjut
menjadi perdarahan yang abnormal
3) Perdarahan antara haid atau setelah mati haid atau
menopause.
4) Rasa berat di perut bawah
5) Rasa kering di vagina
6) Sering timbul rasa gatal yang berlebihan di bagian dalam
7) vagina, bahkan terkadang timbul koreng dibagian dalam
vagina.
g. Faktor pemicu timbulnya kanker
Hingga sekarang penyebab utama kanker belum diketahui secara
pasti oleh para ahli. Mereka hingga kini masih terus melakukan
pengkajian. Namun, terjadinya kanker pada wanita dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu keturunan, umur, makanan,
bahan kimia dan pola hidup tidak sehat.
h. Siapa yang dianjurkan iva/papsmear
Perempuan yang sudah menikah dan sudah melakukan hubungan
seks.
Perempuan yang akan atau sedang menggunakan alat kontrasepsi
(terutam IUD dan hormonal)
i. Syarat sebelum pemeriksan
Tidak sedang haid
Dua hari sebelum pemeriksaan tidak bersenggama atau
menggunakan obat yang dimasukkan kedalam vagina.

4. Memberikan penyuluhan tentang KB.


a. Kondom
Kondom adalah alat kontrasepsi dari bahan sintesis (karet) untuk
mencegah kehamilan
Pemakaian: dipasang pada saat penis tegang/ tegak
Keuntungan: dapat dipakai, murah dan praktis
Kelemahan : kemungkinan bocor, sobek, menyebabkan
alergi/iritasi pada penis ataupun vagina
b. Suntik
Suntik adalah obat pencegah kehamilan yang disuntikkan ke
dalam tubuh wanita
Pemakaian :cara ini baik untuk wanita setelah melahirkan,
disuntikkan 4 minggu setelah melahirkan, berikutnya 1 bulan
atau tiga bulan suntikan
Kontra indikasi :
Tidak diberikan pada wanita dengan penyakit jantung,
hipertensi, penyakit gua, paru-paru dan kelainan darah
Efek samping: tidak datang haid, perdarahan, mual,muntah,
kenaikan bb dan jerawat.
c. Pil
Pil adalah obat untuk mencegah kehamilan yang diminum setiap
hari. Pemakaian: minum pil dimulai setelah haid, setelah terjadi
keguguran, setelah melahirkan (bagi ibu tidak menyusui)
Kontra indikasi: hipertensi, gangguan jantung, kanker payudara,
penyakit paru, sakit kepala sebelah, varises
Efek samping: perdarahan diluar haid, mual, jerawat, nyeri
kepala, dan penambahan berat badan.
d. Susuk (implant)
Susuk adalah alat kontrasepsi berupa kapsul yang dipasang di
bawah kulit di lengan atas wanita
Kelebihan :
Dipasang pada Semua umur,
Tidak mengganggu kelancaran asi, dipakai cukup lama (5 tahun)
Kontra indikasi :
Tidak dipasang pada wanita dengan penyakit jantung, darah
tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, penyakit ginjal
Efek samping :
Bisa tidak haid, jerawat, berat badan bertambah, perdarahan
ringan
e. AKDR/IUD (alat kontrasepsi dalam rahim)
AKDR adalah alat pencegah kehamilam yang dipasang di dalam
rahim. Pemasangan 40 hari setelah melahirkan atau pada akhir
masa haid didalam rahim
Kelebihan : praktis, ekonomis, mudah di kontrol, pemasangan
cukup lama (2 – 5 tahun), tidak menganggu kelancaran asi
Kontra indikasi:
Belum pernah melahirkan, hamil, perdarahan, kanker leher
rahim
Efek samping :
Rasa mules, sedikit perdarahan, perubahan jumlah darah haid
(setelah beberapa waktu pemasangan), keputihan, infeksi
f. Sterilisasi
Merupakan cara ber-kb yang sifatnya permanen.
g. Vasektomi (pada pria)
Pemotongan saluran yang membawa sperma dari testis
Komplikasi : perdarahan, respon peradangan terhadap sperma
yang merembes, pembukaan spontan
h. Tubektomi (pada wanita)
Pemotongan dan pengikatan/penyumbatan saluran telur dari
indung telur ke rahim.

5. Memberikan penyuluhan tentang ANC


Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam
pelaksanaan Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur
(2006) terdapat beberapa pengertian mengenai asuhan antenatal,
yaitu sebagai berikut.
1. Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat
dan memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara
berkala diikuti dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan
yang ditemukan selama kehamilan.
2. Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan
terutama ditujuakan pada pertumbuhan dan perkembangan
janin dalam rahim.
3. Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk
mengoptimalisasikan kesehatan mental dan fisik ibu hamil,
sehingga mampu menghadapi persalinan, masa nifas, persiapan
memberikan ASI dan pemulihan kesehatan reproduksi secara
wajar.

BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pembahasan ini, mahasiswa akan membandingkan praktek belajar
lapangan di desa Karanganyar RT 19, 20, 23 RW 19 Kecamatan Kedungbanteng
Kabupaten Tegal.
Dari keseluruhan permasalahan yang ditemukan berdasarkan hasil
pendekatan dan tabulasi data, telah dilakukan langkah-langkah pemecahan
masalah bersama sesuai dengan prioritas masalah.

A. Pengkajian
Pada tahap pengkajian ini data diperoleh melalui observasi dan
wawancara yang dilakukan secara kunjungan rumah.
Kegiatan pengkajian dilakukan pendekatan, tabulasi, analisis data dan
perumusan masalah. Dalam kegiatan pengkajian terdapat kesulitan antara
lain, kesulitan menemui responden. Namun dalam menghadapi kesulitan-
kesulitan tersebut, mahasiswa berusaha bekerja keras melakukan pendekatan
dan waktu yang seefektif mungkin. Mengkunjungi kembali mereka
responden yang waktu pendekatan belum ditemui dan sabar untuk menerima
tanggapan dari responden.

B. Perencanaan
Tahap perencanaan yang terdiri atas rumusan dan penyusunan rencana
tindakan, telah dilaksanakan sesuai konsep, perencanaan merupakan rencana
kerja yang dilaksanakan oleh masyarakat, dari masyarakat dan untuk
masyarakat dengan mahasiswa sebagai fasilitator.
Dengan melibatkan semua masyarakat RT 19, 20, 23 RW 09 , maka
ditetapkan dan dibahas prioritas masalah, sasaran, waktu, tempat dan
penanggung jawab yang dilakukan sesuai kebutuhan masyarakat khususnya
RT 19, 20, 23 RW 09.

C. Pelaksanaan
Pelaksanaan disesuaikan dengan waktu senggang masyarakat RT 19,
20, 23 RW 09, pada prioritas ini kegiatan dilaksanakan berdasarkann
kebutuhan yang dirasakan dan kebutuhan nyata yang ada dilapangan dengan
menekan upaya promotif dan preventif.
Berikut ini beberapa masalah yang ada di masyarakat RT 19, 20, 23
RW 09, dan solusi atau alternative pemecahan masalah yang dilakukan
mahasiswa pada langkah implementasi.

D. Evaluasi
a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang KRR.
Hari/tanggal : Senin, 11 Februari 2019
Pokok bahasan : KRR
Sasaran : Remaja anggota jamiyah Nursalam
Tempat : Rumah Ibu Muawanah
b. Memberikan penyuluhan tentang PHBS.
Hari/tanggal : Sabtu,16 Februari 2019
Pokok bahasan : PHBS
Sasaran : Semua anggota jamiyah Fatayat
Tempat : Rumah Ibu Sumi
c. Memberikan penyuluhan tentang Pap smears.
Hari/tanggal : Sabtu, 16 Februari 2019
Pokok bahasan : Pap smears
Sasaran : Semua anggota jamiyah Fatayat
Tempat : Rumah Ibu Sumi
d. Memberikan pendidikan kesehatan tentang KB
Hari, Tanggal : Sabtu,16 Februari 2019
Pokok bahasan : KB
Sasaran : Semua anggota Jamiyahan Fatayat
Tempat : Rumah Ibu Sumi

e. Memberikan pendidikan kesehatan tentang pemeriksaan ANC


Hari/tanggal : Kamis, 16 Februari 2019
Pokok bahasan : ANC
Sasaran : Ibu hamil di RT 19 dan 20
Tempat : Rumah Ibu Kasih, Siti, Azizah, Ainun dan Maliha

BAB V
PENUTUP

A. Simpulan
Simpulan yang di peroleh dari pelaksanaan praktek komunitas kebidanan,
sebagai berikut :
1. Mengidentifikasi struktur masyarakat setempat beserta tokoh masyarakat.
2. Menetapkan masalah yang ada, memprioritaskan masalah, menganalisa
masalah, mencari solusi terbaik dari permasalahan yang ada, menentukan
alternative, pemecahan masalah dan pengambil keputusan dari berbagai
macam alternative yang ada.
3. Menerapkan asuhan kebidanan komunitas pada individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat resiko tinggi dengan pendekatan menejemen
kebidanan.
4. Pada akhir praktek lapangan diadakan evaluasi terhadap program kerja
yang telah di laksanakan.

B. Saran
1. Dinkes Tegal
Agar secara terus menerus dan berkesinambungan meningkatkan
profesionalisme dan memberikan bimbingan pada mahasiswa yang sedang
praktek belajar lapangan.
2. Puskesmas dan bidan desa
Agar dapat secara proaktif menjalin kerjasama dan menindak lanjuti
kegiatan yang telah dilaksanakan.
3. Masyarakat
Agar dapat meningkatkan partisipasi dalam kegiatan pendekatan kesehatan
seperti : Pemeriksaan ANC massal, Minggu bersih, Pemeriksaan golongan
darah, posyandu lansia, Sehingga tercapai MDG’s 2015.

DAFTAR PUSTAKA
Castro,T.2004.Materi Kesehatan Komunitas.Magelang:BAPELKES
Effendy,N.1998.Keperawatan Kesehatan Masyarakat.Jakarta:EGC
Ester,M.2007.Buku Ajar Kebidana Komunitas.Jakarta:EGC
Fatmawati,E.2009.Asuhan Kebidan Komunitas.Yogyakarta:Fitramaya
Mansjoer,Arif.1999.Kapita Selekta Kedokteran edisi III Jilid I.jakarta
Manuaba,IGB.1998.Ilmu Kedokteran,Penyakit Kandungan dan KB Untuk
Pendidikan Bidan.Jakarta:EGC
Meilani,N.2009.Kebidanan Komunitas.Yoyakarta:Fitramaya
WHO.2003.Mastitis.Jakarta:Widya Mediaka
Ambarwati, Eny.2009. Asuhan Kebidanan Komunitas. Yogjakarta:numed

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

POKOK BAHASAN : Kesehatan ReproduksiRemaja


SASARAN : Remaja
HARI/TANGGAL : Senin, 11 Februari 2019
TEMPAT : Rumah Ibu Muawanah
WAKTU : 14.00 – Selesai

A. Tujuan Instruktusional
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan tentang kesehatan reproduksi
remaja dapat memahami dan mengerti mengenai kesehatan reproduksi
remaja.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat
menjelaskan pengertian kesehatan reproduksi
b. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remajadapat menjelaskan
tentang hak-hak kesehatan reproduksi
c. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat
menjelaskan tumbuh kembang remaja
d. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remaja dapat
menjelaskan tentang fungsi reproduksi wanita dan tanda-tanda
kematangan wanita.
e. Setelah mengikuti penyuluhan diharapkan remajadapat menjelaskan
tentang penyakit menular seksual.
B. Pokok Bahasan
Kesehatan Reproduksi Remaja
C. Sub Pokok Bahasan
1. Pengertian Kespro
2. Hak-Hak Kespro
3. Tumbuh Kembang Remaja
4. Fungsi Reproduksi Wanita
5. Menstruasi atau Haid
6. PMS
D. Materi
(terlampir)
E. Media
1. Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Proses penyuluhan/kegiatan
Tahap Kegiatan Pengajaran Waktu Audiens Media/meto
Kegiatan de
Pendahuluan 1. Salam 5 menit Mendengarkan Ceramah
2. Perkenalan dan menjawab
3. Menjelaskan
tujuan penyuluhan
Penyajian 1. Menjelaskan 10 Audiens Leaflet,
tentang : menit menjawab, tanya jawab
a. Pengertian kespro menanyakan dan
b. Hak-hak kespro hal-hal yang ceramah
c. Tumbuh kembang belum jelas,
emaja mendengarkan
d. Fungsi reproduksi dan
wanita
memperhatika
e. Menstruasi atau
n
haid
f. PMS
2. Memberi kesempatan
audiens untuk
bertanya
3. Menjawab
pertanyaan evaluasi
Penutup 1. Menyimpulkan 5 menit Mendengarkan Ceramah
2. Salam penutup dan menjawab
MATERI PENYULUHAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA

A. Pengertian
1. Definisi Pubertas
Pubertas adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik,
psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan
kita biasanya dimulai saat berumur 8-10 tahun dan berakhir lebih kurang
diusia 15-16 tahun. Pada masa ini memang pertumbuhan dan
perkembangan berlangsung derngan cepat. Pada laki-laki ditandai dengan
mimpi basah. Pengeluaran cairan-cairan semen disaat tidur yang hanya
mengalami laki-laki. Mimpi basah sering dialami oleh remaja laki-laki
yang menjadi tanda bahwa ia telah memasuki masa pubertas. Pengeluaran
ini dapat terjadi tanpa di sertai ereksi atau ejakulasi. Semakin bertambanya
umur maka, mimpi basah ini jarang dialami. Mimpi basah tergantung dari
respon fisik seseorang yang mengalami mimpi tadi. Peristiwa ini adalah
mekanisme yang di alami akibat vesikula seminalis (kantong sperma) telah
penuh oleh sperma yang dihasilkan oleh testis akibatnya kantong sperma
yang telah penuh tidak bisa menampung lagi dan akhirnya dikeluarkan oleh
penis. Pada saat seorang laki-laki mengalami mimpi basah.
2. Penyebab
Ditandai dengan diproduksinya sel sperma oleh testis. setiap hari, testis
dapat memproduksi cairan sperma. Jika penuh cairan keluar dengan
sendirinya. Saat laki-laki mengalami mimpi basah.
3. Tanda- Tanda Pertama Pubertas
1. Dada terlihat bidang
2. Tumbuh kumis dan jenggot
3. Rambut-rambut halus disekitar alat kemaluan
4. Tumbuh jakun
5. Suara lebih berat
6. Organ kemaluan lebih besar
7. Mimpi basah
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)


Sub Pokok Bahasan : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Hari / Tanggal : Sabtu, 16 Februari 2019
Waktu : 19.00 WIB
Sasaran : Anggota Jamiyah Fatayat
Tempat : Rumah Ibu Sumi
A. Tujuan
1. Tujuan umum
              Setelah mengikuti penyuluhan ini masyarakat dapat memahami dan
mengerti tentang pentingnya kesehatan lingkungan dalam bentuk
perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).
2. Tujuan khusus
                 Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
1.   Mengetahui apa itu perilaku hidup bersih dan sehat.
2.   Mengetahui 10 PHBS
B. Materi Penyuluhan
a. Pengertian kesehatan lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization), kesehatan
lingkungan adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara
manusia dan lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari
manusia.
Menurut HAKLI (Himpunan Ahli Kesehatan Lingkungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidup
manusia yang sehat dan bahagia.
b. Pengertian perilaku hidup sehat dan bersih (phbs)
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah wujud keberdayaan
masyarakat yang sadar, mau dan mampu mempraktekkan PHBS. Dalam
hal ini ada 5 program priontas yaitu KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan,
Gaya Hidup, Dana Sehat / Asuransi Kesehatan / JPKM.
Sedangkan penyuluhan PHBS itu adalah upaya untuk memberikan
pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi perorangan,
keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, untuk
meningkatkan pengetahuan, sikap dan perilaku, melalui pendekatan
pimpinan (Advokasi), bina suasana (Social Support) dan pemberdayaan
masyarakat (Empowerment).
Dengan demikian masyarakat dapat mengenali dan mengatasi
masalahnya sendiri, terutama dalam tatanan masing-masing, dan
masyarakat dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dengan menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatannya.

c. Indikator phbs
Indikator PHBS ada 10 yaitu :
1.      Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
2.      Memberi bayi ASI Eksklusif
3.      Menimbang balita setiap bulan
4.      Menggunakan air bersih
5.      Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
6.      Menggunakan jamban sehat
7.      Memberantas jentik di rumah
8.      Makan sayur dan buah setiap hari
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
10.      Tidak merokok di dalam rumah
d. Keterangan indikator phbs:
1. Persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan
Pertolongan pertama pada persalinan balita termuda dalam rumah tangga
dilakukan oleh tenaga kesehatan (dokter, bidan).
2. Memberi bayi ASI Eksklusif
Bayi termuda umur 0 – 6 bulan diberi ASI saja sejak lahir sampai dengan
24 jam terakhir Menimbang balita setiap bulan balita (0–59 bl) ditimbang
berat badannya secara rutin setiap bulan dan dicatat dalam KMS.
Penimbangan ke posyandu, puskesmas, pustu, RS, bidan dan sarana
kesehatan lainnya minimal 8 kali setahun.
3. Menimbang balita setiap bulan
Untuk memantau pertumbuhan dan perkembangan balita sesuai dengan
garis pertumbuhan.
4. Menggunakan Air Bersih
Rumah tangga menggunakan air bersih untuk keperluan sehari-hari.
Syarat fisik air bersih adalah tidak berwarna, tidak berbau dan tidak
berasa. Jarak sumber air bersih dengan tempat penampungan limbah
minimal 10 m.
5. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun
Kebiasaan anggota rumah tangga untuk mencuci tangan dengan air bersih
dan sabun sebelum dan sesudah makan, sesudah buang air besar (BAB)
6. Menggunakan jamban sehat
Rumah tangga memiliki atau menggunakan jamban leher angsa dengan
septik tank/lubang penampung kotoran sebagai tempat pembuangan
akhir. Jamban/kakus adalah bangunan yang dipergunakan untuk
membuang tinja atau kotoran manusia.tinja bagi keluarga. Manfaat
jamban adalah untuk mencegah penularan penyakit dan pencemaran dari
kotoran manusia.
Syarat jamban sehat adalah :
a. Tidak mencemari sumber air minum (jarak sumber air minum dengan
lubang penampungan minimum 10 m, bila tidak memungkinkan perlu
konstruksi kedap air).
b. Tidak berbau dan tinja tidak dijamak oleh serangga dan tikus
c. Tidak mencemari tanah di sekitarnya
d. Mudah dibersihkan
e. Aman digunakan
f. Dilengkapi dinding dan atap pelindung
g. Cukup penerangan
h. Lantai kedap air
a. Luas ruangan cukup
b. Ventilasi cukup baik
c. Tersedia air dan alat pembersih
7. Memberantas jentik di rumah
Tidak ditemukan jentik di semua tempat yang dapat menampung air baik
di dalam atau di lingkungan rumah, yakni dengan cara 3M menguras
menutup menimbun.
8. Makan sayur dan buah setiap hari
Anggota rumah tangga umur hendaknya mengonsumsi sayur dan buah
setiap hari.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari
Anggota keluarga umur > 10 th melakukan aktifitas fisik setiap hari
minimal 30 menit dalam 1 minggu terakhir. Aktifitas fisik yang dimaksud
adalah kegiatan olah tubuh yang membuat tubuh menjadi lebih sehat : lari,
jalan, bersepeda kayuh, menimba air, dll. Ibu disarankan untuk beraktifitas
diluar rumah seperti jalan-jalan atau olahraga ringan agar ibu lebih bugar.
Karena ibu lebih sering menghabiskan waktu didepan tv dan tidur.
10. Tidak merokok di dalam rumah
Anggota keluarga tidak merokok di dalam rumah ketika berada bersama
anggota keluarga lainnya. Menyampaikan pada ibu agar menyarankan
suaminya untuk mengurangi atau berhenti merokok dengan
menyampaikan bahaya merokok, terlebih bagi ibu hamil dan bayinya
nanti.
C. Media
Leaflet
D. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
E. Kegiatan Penyuluhan

No. Waktu Kegiatan Penyuluhan Peserta

1. 2 Menit Pembukaan: Menjawab salam.


1.Memberi salam Mendengarkan.
2.Memperkenalkan diri. Mendengarkan.
3.Menyampaikan topik Mendengarkan.
bahasan. Mendengarkan dan
4.Menjelaskan tujuan memberikan
penyuluhan. persetujuan.
5. Melakukan kontrak waktu.

2. 15 Menit Penyajian Materi: Menjawab.


1. Mengkaji pengetahuan awal Mendengarkan dan
peserta tentang topik yang akan memperhatikan.
disampaikan.
2. Menyampaikan materi
tentang PHBS

3. 15 Menit Evaluasi: Bertanya.


1. Memberikan kesempatan Menjawab.
pada peserta untuk bertanya.
2. Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
telah diberikan.

4. 3 Menit Penutup: Mendengarkan.


1. Menyimpulkan materi. Menjawab salam.
2. Memberi salam.

F. Rencana evaluasi
1. Ibu mampu menjelaskan tentang perilaku hidup sehat dan bersih.
2. Ibu mampu menjelaskan 10 indikator perilaku hidup bersih dan sehat.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PAP SMEAR
Pokok Bahasan : Pap Smear
Sasaran : Anggota Jamiyah Fatayat
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Februari 2019
Tempat : Rumah ibu Sumi
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan diharapkan Ibu mengetahui
pap smear
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan Ibu diharapkan mampu :
a. Ibu dapat menjelaskan pengertian IVA dan papsmear
b. Ibu dapat menjelaskan kegunaan papsmear
c. Ibu dapat menjelaskan tentang faktor resiko
d. Ibu dapat menjelaskan tentang pencegahan papsmear
e. Ibu dapat menjelaskan tentang gejala kanker serviks
f. Ibu dapat menjelaskan siapa saja yang dianjurkan IVA/papsmear
g. Ibu dapat menjelaskan syarat sebelum pemeriksaan
B. Pokok Bahasan
IVA/Papsmear
C. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian IVA dan papsmear
b. Kegunaan papsmear
c. Faktor resiko
d. Pencegahan papsmear
e. Gejala kanker serviks
f. Siapa saja yang dianjurkan IVA/papsmear
g. Syarat sebelum pemeriksaan

D. Materi
(Terlampir)
E. Media
Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan Pengajaran Waktu Audiens Media/me
Kegiatan tode
Pendahuluan 1. Salam 5 menit Mendengar Ceramah
2. Perkenalan kan dan
3. Menjelaskan tujuan menjawab
penyuluhan

Penyajian 1. Menjelaskan tentang : 10 Audiens Leaflet,


a. Pengertian IVA menit menjawab tanya
dan papsmear jawab
dan
b. Kegunaan
ceramah
papsmear
c. Faktor resiko
d. Pencegahan
papsmeear
e. Gejala kanker
serviks
2. Memberi kesempatan
audiens untuk
bertanya
3. Menjawab pertanyaan
evaluasi
Penutup 1. Menyimpulkan 5 menit Mendengar Ceramah
2. Salam penutup kan dan
menjawab

MATERI PENYULUHAN
IVA DAN PAPSMEAR
A. IVA (Inspeksi Vagina Asam Asetat)
Pemeriksaan visual dengan cara mengamati serviks yang telah dipulas
cdengan asam asetat 3-5% tanpa mikroskop, oleh dokter dan bidan terlatih.
Hasil IVA
(+) positif berpotensi kanker serviks, ada daerah tidak normal berubah
warna menjadi putih
(-) negatif berpotensi kanker serviks, harus menjalani penipisan sesuai
petunjuk dokter.
B. Pengertian Pap smears
Merupakan suatu metode pemeriksaan sel cairan dinding leher rahim
dengan menggunakan mikroskop. Papsmear merupakan alat skrining
kanker serviiks uteri yang digunakan untuk membantu perubahan sel epitel
servik uteri yang dipergunkan untuk memantau sel epitel servik uteroi
mulai dari perubahan dysplasia ringan, dysplasia sedang, dysplasia berat
dan krasinoma insitu.
C. Kegunaan Pap Smear
Papsmear berguna sebagai pemeriksa penyaringan atau skrining dan
pelacak adanya perubahan sel kearah keganasan dini sehingga kelainan pra
kanker dapat terdeteksi serta pengobatannya menjadi lebih murah dan
mudah.
D. Faktor Resiko
1. Infeksi human papiloma virus (HPV)
Lebih dari 90% kasus kandiloma servik, semua NIS dan kanker servik
mengandung DNA virus HPV. Dari 70 tipe HPV yang diketahui saat
ini, ada 16 tipe HPV yang erat kaitannya dengan kejadian kanker
servik. Virus ini ditularkan melalui hubungan seksual. Wanita yang
berisiko terkena penyakit akibat hubungan seksual juga berisiko
terinfeksi virus ini sehingga mempunyai resiko terkena kanker servik.
2. Perilaku seksual
Berdasarkan penelitian, resiko kanker servik uteri meningkat lebih dari
10 kali bila berhubungan dengan 6 atau lebih mitra seks, atau bila
hubungan seks pertama di bawah umur 15 tahun.
3. Trauma kronis pada servik
Trauma ini terjadi Karena persalinan yang berulang kali atau anak
banyak adanya infeksi dan iritasi menahan.
4. Kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko
1,5-2,5 kali bila diminum dapat jangka panjang yaitu lebih dari 4 tahun
E. Pencegahan
1) Wanita usia diatas 25 tahun, telah menikah dan sudah mempunyai
anak perlu melakukan pemeriksaan papsmear 1 tahun sekali
2) Pilih kontrasepsi dengan metode barrier, seperti diafragma dan
kondom, karena member perlindunngan terhadap kanker serviks
3) Hindari hubungan seks pada usia muda dan jangan berganti-ganti
pasangan seks
4) Dianjurkan untuk berperilaku hidup sehat, seperti menjaga kebersihan
alat kelamin dan tidak merokok.
5) Perbanyak makan sayur dan buah segar.
F. Gejala Kanker Serviks
1. Keluar cairan encer dari vagina atau biasa disebut keputihan bahkan
ada stadium lanjut cairan berwarna kuning kemerahan dengan sangat
berbau sangat menyengat.
2. Perdarahan setelah bersenggama yang kemudian berlanjut menjadi
perdarahan yang abnormal
3. Perdarahan antara haid atau setelah mati haid atau menopause.
4. Rasa berat di perut bawah
5. Rasa kering di vagina
6. Sering timbul rasa gatal yang berlebihan di bagian dalam vagina,
bahkan terkadang timbul koreng dibagian dalam vagina.

G. Faktor Pemicu Timbulnya Kanker


Hingga sekarang penyebab utama kanker belum diketahui secara pasti oleh
para ahli. Mereka hingga kini masih terus melakukan pengkajian. Namun,
terjadinya kanker pada wanita dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
yaitu keturunan, umur, makanan, bahan kimia dan pola hidup tidak sehat.
H. Siapa Yang Dianjurkan Iva/Papsmear
Perempuan yang sudah menikah dan sudah melakukan hubungan seks.
Perempuan yang akan atau sedang menggunakan alat kontrasepsi (terutam
IUD dan hormonal)
I. Syarat Sebelum Pemeriksan
Tidak sedang haid
Dua hari sebelum pemeriksaan tidak bersenggama atau menggunakan obat
yang dimasukkan kedalam vagina.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


ALAT KONTRASEPSI

Pokok Bahasan : KB
Sasaran : Anggota jamiyah fatayat
Hari, Tanggal : Sabtu, 16 Februari 2019
Tempat : Rumah ibu Sumi
A. Tujuan Instruksional
1. Tujuan Umum
Setelah kegiatan penyuluhan ini dilakukan diharapkan semua PUS RW
01 mengerti tentang
Macam-macam KB
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penjelasan Ny. N diharapkan mampu :
a. Ibu mengetahui pengertian KB
b. Ibu mengetahui manfaat KB
c. Ibu mengetahui macam-macam metode alat kontrasepsi
B. Pokok Bahasan
Macam-macam KB
C. Sub Pokok Bahasan
a. Pengertian KB
b. Manfaat KB
c. Macam-macam metode alat kontrasepsi
D. Materi
(Terlampir)
E. Media
1. Leaflet
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab

G. Kegiatan penyuluhan

Tahap Kegiatan Pengajaran Waktu Audiens Media/meto


Kegiatan de
Pendahulua 1. Salam Perkenalan 5 menit Mendengarkan Ceramah
n 2. Menjelaskan tujuan dan menjawab
penyuluhan
Penyajian 3. Menjelaskan tentang : 10 Audiens Leaflet,
a.pengertian KB menit menjawab tanya jawab
b. manfaat KB dan
c.macam-macam ceramah
metode alat
kontrasepsi
4. Memberi kesempatan Menanyakan
audiens untuk bertanya hal-hal yang
5. Menjawab pertanyaan belum jelas
evaluasi Mendengarkan
dan
memperhatika
n
Penutup 1. Menyimpulkan 5 menit Mendengarkan Ceramah
2. Salam penutup dan menjawab

MATERI
ALAT KONTRASEPSI

A. Pengertian Keluarga Berencana


Keluarga Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak
antara kelahiran anak. Untuk menghindari kehamilan yang bersifat sementara
digunakan kontrasepsi sedangkan untuk menghindari kehamilan yang sifatnya
menetap bisa dilakukan sterilisasi.
B. Tujuan Keluarga Berencana
Tujuan umum
1) Membentuk keluarga kecil sesuai dengan kekuatan social ekonomi suatu
keluarga dengan cara pengaturan kelahiran anak, agar diperoleh suatu
keluarga bahagia dan sejahtera yang dapat memenuhi kebutuhan
hidupnya.
2) Mewujudkan keluarga kecil bahagia sejahtera yang menjadu dasar bagi
terwujudnya masyarakat yang sejahtera melalui pengendalian kelahiran
dan pertumbuhan penduduk Indonesia.
Tujuan khusus
(a) Pengaturan kelahiran
(b) Pendewasaan usia perkawinan
(c) Peningkatan ketahanan dan kesejahteraan keluarga.
(d) Mencegah kehamilan karena alasan pribadi
(e) Menjarangkan kehamilan
(f) Membatasai jumlah anak
Tujuan KB berdasar RENSTRA 2005-2009 meliputi :
(a) Keluarga dengan anak ideal
(b) Keluarga sehat
(c) Keluarga berpendidikan
(d) Keluarga sejahtera
(e) Keluarga berketahanan
(f) Keluarga yang terpenuhi hak-hak reproduksinya
(g) Penduduk Tumbuh Seimbang (PTS)
C. Manfaat Keluarga Berencana
1) Manfaat KB Bagi Ibu
a) Perbaikan kesehatan
b) Peningkatan kesehatan
c) Waktu yang cukup untuk mengasuh anak
d) Waktu yang cukup untuk istirahat
e) Menikmati waktu luang
f) Dapat melakukan kegiatan lain
2) Manfaat KB Bagi Anak
(a) Dapat tumbuh dengan wajar dan sehat
(b) Memperoleh perhatian, pemeliharaan dan makanan yang cukup
(c) Perencanaan kesempatan pendidikan lebih baik
3) Manfaat KB Bagi Keluarga
(a) Meningkatkan kesejahteraan keluarga
(b) Harmonisasi keluarga lebih terjaga

D. Macam-Macam Jenis Alat Kontrasepsi

1) Metode Kalender (Pantang Berkala)


Metode kalender atau pantang berkala adalah cara/metode
kontrasepsi sederhana yang dilakukan oleh pasangan suami istri dengan
tidak melakukan senggama atau hubungan seksual pada masa
subur/ovulasi.
Metode kalender atau pantang berkala mempunyai keuntungan
sebagai berikut:
(a) Metode kalender atau pantang berkala lebih sederhana.
(b) Dapat digunakan oleh setiap wanita yang sehat.
(c) Tidak membutuhkan alat atau pemeriksaan khusus dalam
penerapannya.
(d) Tidak mengganggu pada saat berhubungan seksual.
(e) Kontrasepsi dengan menggunakan metode kalender dapat
menghindari resiko kesehatan yang berhubungan dengan kontrasepsi.
(f) Tidak memerlukan biaya.
(g) Tidak memerlukan tempat pelayanan kontrasepsi.
Keterbatasan
(a) Memerlukan kerjasama yang baik antara suami istri.
(b) Harus ada motivasi dan disiplin pasangan dalam menjalankannya.
(c) Pasangan suami istri tidak dapat melakukan hubungan seksual setiap
saat.
(d) Pasangan suami istri harus tahu masa subur dan masa tidak subur.
(e) Harus mengamati sikus menstruasi minimal enam kali siklus.
(f) Siklus menstruasi yang tidak teratur (menjadi penghambat).
(g) Lebih efektif bila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
Efektifitas
Metode kalender akan lebih efektif bila dilakukan dengan baik
dan benar. Sebelum menggunakan metode kalender ini, pasangan suami
istri harus mengetahui masa subur. Padahal, masa subur setiap wanita
tidaklah sama. Oleh karena itu, diperlukan pengamatan minimal enam
kali siklus menstruasi. Selain itu, metode ini juga akan lebih efektif bila
digunakan bersama dengan metode kontrasepsi lain. Berdasarkan
penelitian dr. Johnson dan kawan-kawan di Sidney, metode kalender akan
efektif tiga kali lipat bila dikombinasikan dengan metode simptothermal.
Angka kegagalan penggunaan metode kalender adalah 14 per 100 wanita
per tahun.
4) Kontrasepsi Oral (Pil KB)
Pil KB mengandung hormon, baik dalam bentuk kombinasi progestin
dengan estrogen atau progestin saja. Pil KB mencegah kehamilan dengan
cara menghentikan ovulasi (pelepasan sel telur oleh ovarium) dan
menjaga kekentalan lendir servikal sehingga tidak dapat dilalui oleh
sperma. Keuntungan pemakaian pil KB adalah mengurangi:
(a) Resiko kanker jenis tertentu
(b) Angka kekambuhan kram pada saat menstruasi
(c) Ketegangan premenstruasi
(d) Perdarahan tidak teratur
(e) Anemia
(f) Kista payudara
(g) Kista ovarium
(h) Kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan)
(i) Infeksi tuba falopii.
5) Suntikan
Kontrasepsi yang menggunakan sutikan mengandung hormon
sintetik. Penyuntikan ini dilakukan 2-3 kali dalam sebulan. Suntikan
setiap 3 bulan (Depoprovera), setiap 10 minggu (Norigest), dan setiap
bulan (Cyclofem). Salah satu keuntungan suntikan adalah tidak
mengganggu produksi ASI. Pemakaian hormon ini juga bisa mengurangi
rasa nyeri dan darah haid yang keluar.
Cara Kerja KB Suntik
(a) Menghalangi ovulasi (masa subur)
(b) Mengubah lendir serviks (vagina) menjadi kental
(c) Menghambat sperma & menimbulkan perubahan pada rahim
(d) Mencegah terjadinya pertemuan sel telur & sperma
(e) Mengubah kecepatan transportasi sel telur.
Efek Samping
(a) Siklus haid kacau
(b) Perdarahan bercak (spotting), yang dapat berlangsung cukup lama.
(c) Jarang terjadi perdarahan yang banyak.
(d) Sering menjadi penyebab bertambahnya Berat Badan.
(e) Bisa menyebabkan (tidak pada semua akseptor) terjadinya sakit
kepala, nyeri pada payudara, "moodiness", timbul jerawat dan
berkurangnya libido seksual.
6) Kondom
Pada dasarnya fungsi kondom hanya untuk menampung sperma
agar tidak masuk ke dalam vagina. Penggunaan kondom dinilai cukup
efektif mencegah kehamilan hingga 90 %. Bahkan penggunaan kondom
untuk pencegahan kehamilan akan semakin efektif apabila disertai
penggunaan spermisida (pembunuh sperma) namun jarang sekali
ditemukan pasangan suami istri yang menggunakan spermisida. Namun
kemungkinan terjadinya kehamilan masih dapat terjadi dari survei yang
dilakukan dari 100 pasangan suami-istri yang menggunakan alat
kontrasepsi ini sekitar 4 orang wanita yang terjadi kehamilan.
Kondom selain berfungsi sbagai pencegah kehamilan, kondom
juga dapat digunakan sebagai suatu alat bantu dalam pencegahan
penularan penyakit kelamin seksual.
7) Susuk / Implan
Susuk juga digunakan sebagai alat kontrasepsi wanita atau yang
juga disebut sebagai alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di
bawah kukit pada lengan kiri atas. Bentuk susuk ini seperti tabung-tabung
kecil atau pembungkus silastik (plastik berongga) dan ukurannya sebesar
batang korek api. Susuk yang ditanam dibawah kulit ini berisi zat aktif
yang berupa hormon atau levonorgestrel. Kemudian susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Susuk ini bekerja dengan cara
menghalangi terjadinya ovulasi (pembuahan) dan menghalangi migrasi
sperma.
Pemakaian susuk dapat diganti setiap 5 tahun (Norplant) dan 3
tahun (Implanon). Sekarang ada pula yang diganti setiap tahun.
Penggunaan kontrasepsi ini biayanya ringan. Pencabutan bisa dilakukan
sebelum waktunya jika memang ingin hamil lagi. Efektifitasnya, dari
10.000 pasangan, ada 4 wanita yang hamil dalam setahun. Dampak
negatif dari penggunaan alat kontrasepsi jenis susuk ini berupa
terganggunya menstruasi, haid tidak lancar, bercak atau tidak mengalami
menstruasi sama sekali. Selain itu mengalami kenaikan berat tubuh,
ketegangan payudara dan liang vagina terasa kering. Timbul infeksi pada
pencabutan susuk yang disebabkan susuk sulit untuk dikeluarkan karena
pemasangan susuk yang terlalau dalam.
Pemasangan implant menurut Saifuddin (2006) dapat dilakukan pada :
(a) Perempuan yang telah memilih anak ataupun yang belum.
(b) Perempuan pada usia reproduksi (20 – 30 tahun).
(c) Perempuan yang menghendaki kontrasepsi yang memiliki efektifitas
tinggi dan menghendaki pencegahan kehamilan jangka panjang.
(d) Perempuan menyusui dan membutuhkan kontrasepsi.
(e) Perempuan pasca persalinan.
(f) Perempuan pasca keguguran.
(g) Perempuan yang tidak menginginkan anak lagi, menolak sterilisasi.
(h) Perempuan yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi hormonal
yang mengandung estrogen.
(i) Perempuan yang sering lupa menggunakan pil.
Keuntungan kontrasepsi Susuk/Implan yaitu :
(a) Daya guna tinggi
(b) Perlindungan jangka panjang (sampai 5 tahun).
(c) Pengembalian tingkat kesuburan cepat setelah pencabutan.
(d) Tidak memerlukan pemeriksaan dalam.
(e) Bebas dari pengaruh estrogen.
(f) Tidak mengganggu kegiatan senggama.
(g) Tidak mengganggu ASI.
(h) Klien hanya perlu kembali ke klinik bila ada keluhan.
(i) Dapat dicabut setiap saat sesuai dengan kebutuhan.
8) Alat Kontasepsi Dalam Rahim (AKDR/IUD)
IUD adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang
dimasukkan ke dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah
digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi
jangka panjang. Nama populernya adalah spiral.
Fungsi dari AKDR ini adalah mencegah kehamilan dengan
mencegah sel telur yang telah dibuahi bersarang di dalam rahim. AKDR
atau IUD dapat bertahan di dalam rahim selama 2-5 tahun dan dapat
dikeluarkan kembali apabila ada keinginan untuk hamil kembali.
Cara Kerja
(a) Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii
(b) Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
(c) IUD bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu,
walaupun IUD membuat sperma sulit masuk ke dalam alat
reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi
Keuntungan
(a) Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun
pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
(b) Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10
tahun
(c) IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
(d) Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih
nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
(e) Tidak ada efek samping hormonal
(f) Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu
menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
(g) Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus.
(h) Dapat digunakan sampai menopause
(i) Tidak ada interaksi dengan obat-obat
(j) Membantu mencegah kehamilan ektopik
(k) Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur
Kerugian :
Setelah pemasangan, beberapa ibu mungkin mengeluh merasa nyeri
dibagian perut dan pendarahan sedikit-sedikit (spoting). Ini bisa berjalan
selama 3 bulan setelah pemasangan. Tapi tidak perlu dirisaukan benar,
karena biasanya setelah itu keluhan akan hilang dengan sendrinya.
Tetapi apabila setelah 3 bulan keluhan masih berlanjut, dianjurkan untuk
memeriksanya ke dokter. Pada saat pemasangan, sebaiknya ibu tidak
terlalu tegang, karena ini juga bisa menimbulkan rasa nyeri dibagian
perut. Dan harus segera ke klinik jika:
(a) Mengalami keterlambatan haid yang disertai tanda-tanda
kehamilan: mual, pusing, muntah-muntah.
(b) Terjadi pendarahan yang lebih banyak (lebih hebat) dari haid biasa.
(c) Terdapat tanda-tanda infeksi, semisal keputihan, suhu badan
meningkat, mengigil, dan lain sebagainya. Pendeknya jika ibu
merasa tidak sehat.
(d) Sakit, misalnya diperut, pada saat melakukan senggama. Segeralah
pergi kedokter jika anda menemukan gejala-gejala diatas.
9) Kontrasepsi Mantap
Kontrasepsi mantap, jarang sekali dilakukan para pasangan
suami-istri. Kalau pun dilakukan didasari alasan yang sangat umum
yakni merasa cukup dengan jumlah anak yang dimiliki. Kontrasepsi
mantap ini dilakukan dengan jalan operasi pemotongan atau
memutuskan saluran sperma pada pria yang disebut vasektomi begitu
pula dengan wanita memutuskan atau memotong saluran sel telur yang
disebut dengan tubektomi. Sehingga tidak akan terjadi kehamilan
kembali atau tidak akan memiliki keturunan.
Manfaat:
(a) Sangat efektif, karena merupakan metode kontrasepsi permanen.
(b) Tidak mempengaruhi proses pemberian ASI
(c) Tidak bergantung pada faktor senggama
(d) Akan lebih bermanfaat bagi anda yang memiliki riwayat kehamilan
beresiko karena akan terhindar dari keadaan tersebut
(e) Dilakukan dengan pembedahan sederhana, dapat dilakukan
dengan anestesi local
(f) Tidak ada efek samping dalam jangka panjang, serta
(g) Tidak mempengaruhi keadaan fungsi seksual karena tidak ada efek
pada produksi hormone ovarium.
Keterbatasan:
(a) Metode ini merupakan metode kontrasepsi permanen yang tidak
dapat dipulihkan kembali, kecuali dengan operasi rekanalisasi
(b) Ada mungkin akan menyesal di kemudian hari karena memilih
metode ini. Ini bisa bisa terjadi jika anda belum memiliki
keyakinan yang benar-benar mantap memilih metode ini.
(c) Akan mengalami rasa sakit dan ketidaknyamanan jangka pendek
setelah dilakukan pembedahan
(d) Risiko komplikasi dapat meningkat jika dilakukan anestesi umum
(e) Dibutuhkan dokter spesialis ginekologi atau dokter spesialis bedah
jika yang dilakukan adalah proses laparaskopi
(f) Tidak dapat melindungi anda dari infeksi menular seksual,
termasuk HIV/AIDS
SATUAN ACARA PENYULUHAN
STANDAR PEMERIKSAAN ANTENATAL CARE (ANC)

Pokok Bahasan : Standar Pemeriksaan ANC


Sasaran : Ibu Hamil di RT 19 dan 20
Hari, Tanggal : Senin, 11 Februari 2019
Jumlah : 5 Orang
Tempat : Rumah Ny. K, Ny. S, Ny. A, Ny. A, Ny. M

A. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta dapat mengikuti
dan memahami tentang Standar Pelayanan Antenatal Care (ANC) dengan
10T.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, diharapkan peserta mampu
menjelaskan tentang :
a. Pengertian Antenatal Care
b. Tujuan dan Manfaat Antenatal Care
c. Dampak Ibu Tidak ANC
d. Jadwal Kunjungan Antenatal Care
e. Tempat Kunjungan Antenatal Care
f. Pemeriksaan 10 T
3. MATERI
Terlampir

4. METODE
a. Ceramah
b. Tanya jawab

5. MEDIA
Leafle

6. KEGIATAN PENYULUHAN
Tahap
Kegiatan KEGIATAN PENYULUH KEGIATAN PESERTA

a.       Menjawab salam dan


a.       Memberi salam dan perkenalan diri. memperhatikan.
b.      Menjelaskan tujuan penyuluhan. b.      Mempeerhatikan

Pembukaan c.       Menggali pengetahuan peserta mengenai c.       Memperhatika dan


informasi gambaran yang akan disampaikan memjawab pertanyaan

Menjelaskan tentang materi penyuluhan secara


teratur :
a.       Pengertian Antenatal Care

b.      Tujuan dan Manfaat Antenatal Care

c.       Dampak Ibu Tidak ANC

d.      Jadwal Kunjungan Antenatal Care

e.       Tempat Kunjungan Antenatal Care


Pelaksanaan
f.       Pemeriksaan 10T
Menyimak dan memperhatikan.

a.       Evaluasi
b.      Kesimpulan
Bertanya dan mengulang
Penutup c.       Memberi salam penutup dan terima kembali materi yang
kasih. disampaikan secara singkat dan
menjawab pertanyaan.
7. EVALUASI
Jenis evaluasi     : Tanya Jawab
Waktu                : Akhir kegiatan
a. Ibu dapat menyebutkan 4 dari 6 manfaat pemeriksaan antenatal dengan
benar.
b. Ibu dapat menyebutkan 2 dari 3 jika tidak melakukan ANC dengan
benar.
c. Ibu dapat menyebutkan jadwal kunjungan ANC
d. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 4 tempat kunjungan ANC.
e. Ibu dapat menyebutkan sedikitnya 7 T dari 10 T pelayanan ANC.

MATERI PENYULUHAN
ANTENATAL CARE (ANC)
 
A. Pengertian
Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Dati I Jawa Timur dalam pelaksanaan
Pemgembangan Desa Siaga Provinsi jawa Timur (2006) terdapat beberapa
pengertian mengenai asuhan antenatal, yaitu sebagai berikut.

a.) Antenatal Care adalah pemeriksaan kehamilan untuk melihat dan


memeriksa keadaan ibu dan janin yang dilakukan secara berkala diikuti
dengan upaya koreksi terhadap penyimpangan yang ditemukan selama
kehamilan.
b.) Antenatal Care adalah pengawasan sebelum persalinan terutama
ditujuakan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
c.) Antenatal care adalah pemeriksaan kehamilan untuk mengoptimalisasikan
kesehatan mental dan fisik ibu hamil, sehingga mampu menghadapi
persalinan, masa nifas, persiapan memberikan ASI dan pemulihan
kesehatan reproduksi secara wajar.

B. Tujuan dan Manfaat


a. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan keehatan ibu dan
tumbuh kembang janin.
b. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, maternal, dan sosial
ibu bayi.
c. Mengenal secara dini adanya komplikasi yang mungkin terjadi selama
kehamilan, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan
pembedahan.
d. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu
maupun bayinya dengan trauma seminimal mungkin.
e. Mempersiapkan peran ibu daan keluarga dalam menerima kelahiran bayi
agar dapat tumbuh kembang secara normal.
f. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu dan perinatal

C. Dampak Ibu Hamil Tidak ANC


a. Meningkatnya angka mortalitas dan morbilitas ibu
b. Tidak terdeteksinya kelainan-kelainan kehamilan
c. Kelainan fisik yang terjadi pada saat persalinan tidak dapat dideteksi
secara dini.

D. Jadwal Kunjungan Antenatal Care


Minimal 1 kali pada trimester I (<14 minggu)
Tujuannya :
a. Menentukan diagnosis ada atau tidaknya kehamilan
b. Menentukan uia kehamilan dan perkiraan persalinan
c. Menentukan normal atau tidaknya kehamilan serta ada atau tidaknya
faktor resiko kehamilan.
d. Menentukan rencana pemeriksaan / penetalasanaan selanjutnya.
e. Minimal 1 kali pada trimester II (14-20 minggu)
Pada kunjungan ini, ibu hamil akan lebih mendapatkan informasi yang
lebih dalam lagi mengenai kehamilan di trimester I dan kewaspadaan khusus
terhadap komplikasi yang mungkin terjadi pada trimester ini.

Minimal 2 kali pada trimester III (28-36 minggu)

Biasanya pada kunjungan pertama aka dideteksi ada tidaknya kehamilan


ganda/gemeli, sedangkan untuk kunjungan kedua pada trimester ini akan
diperiksa dan dideteksi ada/tidaknya kelainan letak janin.

E. Tempat Kunjungan Antenatal Care


a. Puskesmas/Puskemas Pembantu
b. Pondok bersalin desa
c. Rumah Sakit Pemerintah/Swasta
d. Rumah Sakit Bersalin
e. Tempat Praktik Swasta (Bidan dan Dokter)

F. Pemeriksaan 10 T
Pelayanan Antenatal Care (ANC) selengkapmya mencakup anamnesis,
pemeriksaan fisik (umum dan kebidanan), pemeriksaan laboratorium atas
indikasi dan intervasi khusus dengan tingkat resiko dengan peneraan
operasional yang dikenal dengan “10 T” untuk pelayanan antenatal yang
terdiri dari:

G. Timbang Berat Badan dan Tinggi Badan


Pertambahan berat badan yang normal pada ibu hamil yaitu berdasarkan
masa tubuh (BMI: Body Mass Index) dimana metode ini untuk menentukan
pertambahan berat badan yang optimal selama masa kehamilan, karena
merupakan hal yang penting mengetahui BMI wanita hamil. Total
pertambahan berat badan pada kehamilan yang normal 11,5-16 kg. adapun
tinggi badan menentukan ukuran panggul ibu, ukuran normal tinggi badan
yang baik untuk ibu hamil antara lain >145 cm. Rekomendasi WHO pada
wanita dinegara berkembang, kenaikan BB selama kehamilan 5-9 kg atau
minimal 1 kg setiap bulan selama 2 trimester terakhir kehamilan.

H. Ukur Tekana Darah


Pengukuran tekanan darah/tensi dilakukan secara rutin setiap ANC,
diharapkan tenakan darah selama kehamilan tetap dalam keadaan normal
(120 / 80 mmHg). Hal yang harus diwaspadai adalah apabila selama
kehamilan terjadi peningkatan tekanan darah (hipertensi) yang tidak
terkontrol, karena dikhawatirkan dapat terjadinya preeklamsia atau eklamsia
(keracunan dalam masa kehamilan) dan dapat menyebabkan ancaman
kematian bagi ibu dan janin / bayinya. Hal yang juga harus menjadi perhatian
adalah tekanan darah rendah (hipotensi), seringkali disertai dengan keluhan
pusing dan kurang istirahat.

I. Ukur Tinggi Fundus Uteri


Pada seorang ibu hamil untuk menentukan usia kehamilan dilakukan
pemeriksaan abdominal/perut secara seksama.  Pemeriksaan dilakukan dengan
caramelakukan palpasi (sentuhan tangan secara langsung di perut ibu hamil)
dan dilakukan pengukuran secara langsung  untuk memperkirakan usia
kehamilan, serta bila umur kehamilan bertambah.

Usia Kehamilan TFU dalam cm Tinggi Fundus Uteri

28 Minggu 25 cm 3 Jari diatas pusat

32 Minggu 27 cm Pertengahan pusat dengan processus xyphoideus

36 Minggu 30 cm 1 jari dibawah processus xyphoideus

3 jari dibawah processus


40 Minggu 33 cm xyphoideus
Pemeriksaan ini dilakukan pula untuk menentukan posisi, bagian terendah
janin dan masuknya kepala janin ke dalam rongga panggul, untuk mencari
kelainan serta melakukan rujukan tepat waktu. Pemantauan ini bertujuan
untuk melihat indikator kesejahteraan ibu dan janin selama masa kehamilan.

J. Pemberian Tablet Zat Besi (min 90 tablet)


Wanita hamil cenderung terkena anemia (kadar Hb darah rendah) pada 3
bulan terakhir masa kehamilannya, karena pada masa itu janin menimbun
cadangan zat besi untuk dirinya sendiri sebagai persediaan bulan pertama
sesudah lahir. Anemia pada kehamilan dapat disebabkan oleh meningkatnya
kebutuhan zat besi untuk pertumbuhan janin, kurangnya asupan zat besi pada
makanan yang dikonsumsi ibu hamil, pola makan ibu terganggu akibat mual
selama kehamilan, dan adanya kecenderungan rendahnya cadangan zat besi
(Fe) pada wanita akibat persalinan sebelumnya dan menstruasi.

Kekurangan zat besi dapat mengakibatkan hambatan pada pertumbuhan


janin baik sel tubuh maupun sel otak, kematian janin, abortus, cacat bawaan,
BBLR (Berat Badan Lahir Rendah), anemia pada bayi yang dilahirkan, lahir
prematur, pendarahan, rentan infeksi. Defisiensi besi bukan satu-satunya
penyebab anemia, tetapi apabila prevalensi anemia tinggi, defisiensi besi
biasanya dianggap sebagai penyebab yang paling dominan. Pertimbangan itu
membuat suplementasi tablet besi folat selama ini dianggap sebagai salah satu
cara yang sangat bermanfaat dalam mengatasi masalah anemia. Anemia dapat
diatasi dengan meminum tablet besi atau Tablet Tambah Darah (TTD).
Kepada ibu hamil umumnya diberikan sebanyak satu tablet setiap hari
berturut-turut selama 90 hari selama masa kehamilan. TTD mengandung 200
mg ferrosulfat, setara dengan 60 miligram besi elemental dan 0.25 mg asam
folat.

K. Pemberian imunisasi Tetanus Toxoid


Salah satu kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk menurunkan angka
kematian bayi atau neonatus yang disebabkan oleh penyakit tetanus, maka
dilakukan kegiatan pemberian imunisasi TT.

Manfaat dari imunisasi TT ibu hamil diantaranya:

a. Melindungi bayi yang baru lahir dari penyakit tetanus neonatorum.


Tetanus neonatorum adalah penyakit tetanus yang terjadi pada neonatus
(bayi berusia kurang 1 bulan) yang disebabkan oleh clostridium tetani,
yaitu kuman yang mengeluarkan toksin (racun) dan menyerang sistim
saraf pusat.
b. Melindungi ibu terhadap kemungkinan tetanus apabila terluka.Kedua
manfaat tersebut adalah cara untuk mencapai salah satu tujuan dari
program imunisasi secara nasional yaitu eliminasi tetanus maternal (pada
ibu hamil) dan tetanus neonatorum (bayi berusia kurang dari 1 bulan).
Pemberian imunisasi TT untuk ibu hamil diberikan 2 kali, dengan
dosis 0,5 cc di injeksikan intramuskuler/subkutan (dalam otot atau
dibawah kulit). Imunisasi TT sebaiknya diberikan sebelum kehamilan 8
bulan untuk mendapatkan imunisasi TT lengkap. TT1 dapat diberikan
sejak di ketahui postif hamil dimana biasanya di berikan pada kunjungan
pertama ibu hamil ke sarana kesehatan. Jarak pemberian (interval)
imunisasi TT1 dengan TT2 adalah minimal 4 minggu.
Pemberian imunisasi tetanus toxoid pada kehamilan umumnya
diberikan 2 kali saja, imunisasi pertama diberikan pada usia kehamilan 16
minggu untuk yang kedua diberikan 4 minggu kemudian akan tetapi untuk
memaksimalkan perlindungan maka dibentuk program jadwal pemberian
imunisasi pada ibu hamil.

Imunisasi TT 0,5 cc

Antigen Interval (SelangLama Perlindungan % Perlindungan


Waktu
Minimal)

Pada kunjungan
antenatal
TT 1 pertama – –

4 minggu
TT2 setelah TT1 3 tahun* 80

6 bulan setelah
TT3 TT2 5 tahun 95

1 tahun setelah
TT4 TT3 10 tahun 99

1 tahun setelah
TT5 TT4 26 ahun 99
L. Tes laboratorium
Tes laboratorium sederhana yang dilakukan saat pemeriksaan kehamilan
adalah pemeriksaan Hb untuk menilai status anemia atau tidak pada ibu hamil.
Sebaiknya pemeriksaan Hb ini dilakukan sejak trimester I, sehingga apabila
ditemukan kondisi anemia akan dapat segera diterapi dengan tepat.

Apabila didapatkan resiko penyakit lainnya saat kehamilan seperti darah


tinggi/hipertensi dan kencing manis/diabetes melitus, maka dapat dilakukan
tes laboratorium lainnya seperti tes fungsi ginjal, kadar protein (albumin dan
globulin), kadar gula darah dan urin lengkap.

Tes laboratorium dilakukan sesuai dengan kebutuhan dan kondisi ibu


hamil saat melakukan pemeriksaan kehamilan dan bertujuan untuk mengatasi
risiko penyakit lain selama kehamilan. Sehingga ketika waktu persalinan dapat
berlangsung dengan aman dan sehat.

M. Tes Terhadap Penyakit Menular Seksual (PMS)


Ibu hamil resiko tinggi terhadap PMS, sehingga dapat mengganggu
saluran perkemihan dan reproduksi. Upaya diagnosis kehamilan dengan PMS
di komunitas adalah melakukan diagnosis pendekatan gejala, memberikan
terapi, dan konseling untuk rujukan. Hal ini bertujuan untuk melakukan
pemantauan terhadap adanya PMS agar perkembangan janin berlangsung
normal.

N. Status gizi ibu


Untuk mengetahui status gizi ibu hamil, haruslah dilakukan beberapa
pengukuran. Bidan / dokter saat pemeriksaan masa kehamilan akan melakukan
pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).Pengukuran LILA dilakukan pada
wanita usia subur (15-45 tahun) dan ibu hamiluntuk memprediksi adanya
kekurangan energi dan protein yang bersifat kronis atau sudah terjadi dalam
waktu lama.

Pengukuran LILA dilakukan dengan melingkarkan pita LILA sepanjang


33 cm, atau meteran kain dengan ketelitian 1 desimal (0,1 cm). Saat dilakukan
pengukuran, ibuhamil pada posisi berdiri dan dilakukan pada titik tengah
antara pangkal bahu dan ujung siku lengan kiri, jika ibu hamil yang
bersangkutan tidak kidal.

Sebaliknya jika dia kidal, pengukuran dilakukan pada lengan kanan. Hal


ini dilakukan untuk memperkecil bias yang terjadi, karena adanya pembesaran
otot akibat aktivitas, bukan karena penimbunan lemak. Demikian juga jika
lengan kiri lumpuh, pengukuran dilakukan pada lengan kanan.

Dengan pengukuran LILA dapat digunakan untuk deteksi dini dan


menapis risiko bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). Setelah melalui
penelitian khusus untuk perempuan Indonesia, diperoleh standar LILA sebagai
berikut:

a. Jika LILA kurang dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil kurang,


misalnya kemungkinan mengalami KEK (Kurang Energi Kronis) atau
anemia kronis, dan berisiko lebih tinggi melahirkan bayi BBLR.
b. Jika LILA sama atau lebih dari 23,5 cm, berarti status gizi ibuhamil baik,
dan risiko melahirkan bayi BBLR lebih rendah.

O. Letak presentase bayi dan djj


Dalam melakukan pemeriksaan fisik saat kehamilan, bidan / dokter akan
melakukan suatu pemeriksaan untuk menentukan posisi janin, terutama saat
trimester III atau menjelang waktu prediksi persalinan. Selain itu, akan
dilakukan pula pemeriksaan denyut jantung janin (DJJ) sebagai acuan untuk
mengetahui kesehatan ibu dan perkembangan janin, khususnya denyut jantung
janin dalam rahim. Denyut jantung janin normal permenit adalah sebanyak
120-160 kali. Pemeriksaan denyut jantung janin harus dilakukan pada ibu
hamil, dan denyut jantung janin baru dapat didengar pada usia kehamilan 16
minggu / 4 bulan.
Alat yang sering digunakan dalam menentukan posisi janin dan denyut
jantung janin saat ini adalah USG (Ultra Sono Grafi). USG adalah suatu alat
dalam dunia kedokteran yang memanfaatkan gelombang ultrasonik
(gelombang yang memiliki frekuensi yang tinggi yaitu 250 kHz – 2.000 kHz)
yang kemudian hasilnya ditampilkan dalam layar monitor. USG ini aman
untuk janin dan sang ibu.

P. Temu wicara dan Tata Laksana Kasus


Memberikan konsultasi atau melakukan kerjasama penanganan
tindakan yang harus dilakukan oleh bidan atau dokter dalam temu wicara,
antara lain :
a. Merujuk ke dokter untuk konsultasi, menolong ibu menentukan pilihan
yang tepat.
b. Melampirkan kartu kesehatan ibu beserta surat rujukan
c. Meminta ibu untuk kembali setelah konsultasi dan membawa surat hasil
rujukan
d. Meneruskan pemantauan kondisi ibu dan bayi selama kehamilan
e. Memberikan asuhan Antenatal (selama masa kehamilan)
f. Perencanaan dini jika tidak aman melahirkan dirumah
g. Menyepakati diantara pengambil keputusan dalam keluarga tentang
rencana proses kelahiran
h. Persiapan dan biaya persalinan

Anda mungkin juga menyukai