Anda di halaman 1dari 24

LAPORAN PRAKTIK BELAJAR LAPANGAN II

SOSIALISASI DAN PENCEGAHAN DINI PENYAKIT


DIABETES MELITUS PADA MASYARAKAT DESA KETOS
KECAMATAN PARANGGUPITO
WONOGIRI

Disusun Oleh :
Ema Agus Putranto 18517000135
Wardi 18517000
Aditya Lilih Mistrian 1851700146

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS VETERAN BANGUN NUSANTARA
SUKOHARJO
2021

i
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Praktik Belajar Lapangan II dengan judul :


SOSIALISASI DAN PENCEGAHAN DINI PENYAKIT DIABETES
MELITUS PADA MASYARAKAT DESA KETOS KECAMATAN
PARANGGUPITO WONOGIRI
Disusun oleh :
1. Emma Agus Putranto 1851700
2. Wardi 1851700
3. Aditya Lilih Mistrian 1851700146
Telah diketahui dan disahkan oleh Pembimbing Akademik
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
laporan Praktik Belajar Lapangan (PBL) II tanpa hambatan yang berarti. Laporan
Praktik Belajar (PBL) II ini ditulis sebagai persyaratan memenuhi mata kuliah
Praktik Belajar Lapangan (PBL) II.
Pada kesempatan ini ijinkan kami mengucapkan terimakasih kepada :
1. Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bangun
Nusantara Sukoharjo Ibu Titik Haryanti, S.K.M., M.P.H yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan Praktik
Belajar Lapangan (PBL) II.
2. Ketua Program Studi Kesehatan Masyarakat Univesitas Veteran Bangun
Nusantara Ibu Nine Elissa Maharani, S.K.M., M.Kes yang telah
memberikan kesempatan kepada kami untuk mengikuti kegiatan Praktik
Belajar Lapangan (PBL) II.
3. Pembimbing Akademik Ibu Wartini, S.K.M., M.Sc yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam Praktik Belajar Lapangan (PBL)
II.
4. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo angkatan 2017.
Penyusun berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi penyusun dan semua
pihak terkait. Penyusun menyadari adanya kekurangan dalam penyusunan laporan
ini. Oleh karena itu, penyusun harapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan.
Sukoharjo, 15 Desember 2020
iv

Penyusun
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL........................................................................................ i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
KATA PENGANTAR...................................................................................... iii
DAFTAR ISI.................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 3
BAB II HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA MASALAH
KESEHATAN
A. Gambaran Umum Desa Ketos.............................................................. 5
B. Perencanaan.......................................................................................... 6
BAB III PEMBAHASAN
A. Perencanaan.......................................................................................... 13
B. Pelaksanaan........................................................................................... 13
C. Monitoring dan Evaluasi....................................................................... 14
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................................... 16
B. Saran..................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 18
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus untuk keberhasilan
pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakaan pembangunan kesehatan
secara menyeluruh dan berkesinambungan dengan tujuan guna meningkatkan
kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi orang agar terwujud
derajat kesehatan masyarakat setinggi – tingginya. Pembangunan kesehatan
tersebut merupakan upaya seluruh potensi bangsa Indonesia baik masyarakat,
swasta maupun pemerintah.
Pembanguanan dalam bidang pendidikan nasional bertujuan untuk
mencerdaskan kehidupan bangsa serta meningkatkan harkat dan martabat
bangsa, mewujudkan masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan
yang maha esa sehingga mampu membangun masyarakat sekelilingnya dan
dapat memenuhi kebutuhan pembangunan bangsa dan negara dalam mencapai
masyarakat adil dan makmur berdasarkan pancasila dan UU 1945.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan
dari pembangunan nasional yang diupayakan oleh pemerintah. Dalam
melaksanakan pembangunan kesehatan ditengah beban dan permasalahan
kesehatan yang semakin sulit, dibutuhkan strategi jitu untuk menghadapinya.
Kegiatan belajar yang dilaksanakan di lapangan dalam bentuk suatu
kegiatan khusus, dimana masyarakat dapat berinteraksi langsung,
sehinggadapat terbentuk kondisi saling berkomunikasi dan memberi motivasi
dalam bentuk kegiatan praktik belajar lapangan (PBL) II. PBL II merupakan
salah satu upayapeningkatan mutu pendidikan, dengan terjun langsung ke
masyarakat, mahasiswa akan mampi menerapkan teori yang sama dalam hal
kesehatan secara langsung pada fasilitas pelayanan kesehatan maupun di
tengah – tengah masyarakat, yang bersifat menyeluruh dan multi disiplin
sehingga mahasiswa menjadi terampil dalam mengidentifikasi masalah
2

kesehatan, menganalisa, membuat skala prioritas masalah serta mencapai


pemecahan yang paling tepat dalam melakukan intervensi secara terpadu dan
multi sektor.
Kegiatan PBL II yang dilakukan oleh mahasiswa ini diharapkan dapat
menambah wawasan dan keterampilan mahasiswa dalam penerapan ilmu
kesehatan masyarakat yang telah didapatkan dalam bangku kuliah. Kegiatan
PBL II bertujuan untuk mengaplikasikan kemampuan mahasiswa bekerja di
instansi kesehatan seperti Dinas Kesehatan, Puskesmas, dan Poliklinik Desa,
serta terjun langsung ke masyarakat/komunitas. Mahasiswa akan langsung
berhadapan dengan masalah – masalah kesehatan masyarakat dan diharapkan
dapat secara mandiri belajar memecahkan masalah – masalah tersebut dengan
“Metode Survei Mawas Diri (SMD) dan Musyawarah Masyarakat Desa
(MMD)”.
Praktik Belajar Lapangan II dilaksanakan oleh mahasiswa Fakultas
Kesehatan Masyarakat di Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito, Kabupaten
Wonogiri. Desa Ketos memiliki luas wilayah sebesar 676 Ha yang merupakan
pegunungan kapur. Dengan jumlah penduduk per awal tahun 2021 tercatat
3.452 jiwa, yang terdiri dari 1.573 laki – laki dan 1.884 perempuan.
Sedangkan kepala keluarga berjumlah 700 KK. Desa Ketos dibagi menjadi 10
dusun. Mayoritas penduduk Desa Ketos bermata pencaharian sebagai
petani/pekebun. Desa Ketos termasuk salah satu desa yang merupakan
wilayah kerja Puskesmas Paranggupito, dimana Desa Ketos dipilih sebagai
tempat melaksanakan PBL II.
Sosialisasi pencegahan dini penyakit Diaetes Melitus pada masyarakat
sangat diperlukan karena seiring dengan perubahan lingkungan, Indonesia
punya kecenderungan mempunyai penyakit yang tadinya menular menjadi
Penyakit tidak Menular (PTM). Terkadang karena kesibukan dan
mobilitasnya, masyarakat kurang menyadarinya.
Sedangkan masyarakat hanya melihat penyakit dari menular atau tidaknya
saja, akan tetapi penyakit juga harus dilihat dari segi kronis atau tidaknya.
Salah satu PTM adalah diabetes yang cukup memberatkan masyarakat dari
3

segi politik dan kesehatan. Pernyataan tersebut dikatakan oleh Dirjen


Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, Kemenkes RI, dr. H. M. Subuh,
MPPM, ketika berlangsung acara Hari Diabetes Dunia yang dikemas dalam
Simposium Nasional di Jakarta Convention Center (JCC) di Jakarta (19/11).
Yang lebih parahnya lagi Diabetes sudah mengakibatkan amputasi kaki
dan gagal ginjal. Walaupun tidak menular, Diabetes merupakan penyebab
kematian tertinggi yang ada di dunia. Akibat Diabetes, seseorang menjadi
tidak produktif dan menghilangkan pendapatan.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Memahami dan menganalisis permasalahan kesehatan dimasyarakat
serta menerapkan ilmu pengetahuan teoritas untuk pemecahan masalah
kesehatan dengan tema “Metode Survei Mawas Diri (SMD) dan
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD)”.
2. Tujuan Khusus
Setelah melakukan kegiatan PBL II diharapkan mahasiswa mampu :
a. Memahami gambaran umum dari lokasi PBL II.
b. Melakukan analisis situasi untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
masyarakat di Desa Ketos, yang meliputi: pengumpulan, pengolahan,
penyajian, dan analisis data masalah kesehatan masyarakat.
c. Melakukan pembuatan perancanaan pemecahan masalah kesehatan
meliputi: penepatan masalah kesehatan dan penyebab, menentukan
prioritas masalah, dan membuat rencana pemecahan masalah
kesehatan.
d. Melakukan intervensi pemecahan masalah kesehatan berdasarkan
prioritas.
e. Melakukan evaluasi pelaksanaan program pemecahan masalah
kesehatan yang diprioritaskan.

C. Manfaat
4

1. Bagi Mahasiswa
a. Mendapatkan pengalaman dan keterampilan sebagai seorang kader
dilingkungan masyarakat.
b. Menumbuhkan sikap profesionalisme dan kepedulian sosial dalam diri
mahasiswa.
c. Mendapatkan kemampuan dalam pengumpulan data, prioritas masalah
dan metode analisis yang tepat terhadap masalah kesehatan di
masyarakat.
d. Mampu menyusun berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan di
instansi kesehatan dari masyarakat.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
a. Membina hubungan yang baik dengan instansi kesehatan dari
masyarakat.
b. Pengembangan akademik bagi mahasiswa dan staff pengajar di prodi
kesehatan masyarakat.
c. Memperoleh masukan dari tempat PBL untuk menyempurnakan
pembelajaran agar sesuai kebutuhan di lapangan.
d. Kerjasama untuk mendapatkan dan mengembangkan penemuan baru
guna analisis permasalahan yang ada di lapangan.
3. Bagi Masyarakat
a. Meningkatkan, memperluas, dan mempererat kerjasama dengan
institusi pendidikan kesehatan masyarakat.
b. Memperoleh pengetahuan tentang analisis, prioritas, perencanaan,
pemecahan masalah kesehatan dengan masukan dari mahasiswa.
c. Mendapatkan tenaga bantuan dalam upaya perencanaan dan
pemecahan masalah kesehatan.
BAB II
HASIL PENGAMATAN DAN ANALISIS DATA MASALAH
KESEHATAN

A. Gambaran Umum Lokasi PBL II


1. Kondisi Geografis Desa Ketos
a. Letak Desa
Desa Ketos terletak di Kecamatan Paranggupito Kabupaten
Wonogiri Provinsi Jawa Tengah. Desa Ketos berada di sekitar 59 km
sebelah selatan dari pusat kota Kabupaten Wonogiri, dan sekitar 3 km
dari pusat Kecamatan Paranggupito ke sebelah Barat Laut. Desa Ketos
memiliki batas – batas wilayah administratif sebagai suatu desa,
sebelah Utara berbatasan dengan Desa Johunut, sebelah Timur
berbatasan dengan Desa Sambiharjo, sebelah Selatan berbatasan
dengan Desa Paranggupito, dan sebelah Barat berbatasan dengan Desa
Songbledeg. Desa Ketos merupakan daerah dengan topografi
pegunungan kapur, hal ini dapat dilihat dengan banyak ditemuinya
perbukitan karang, selain itu desa Ketos tidak memiliki sungai ataupun
sumber mata air, hal ini membuat mayoritas petani harus mengolah
tanah dengan mengandalkan air hujan sebagai sarana irigasi. Hal ini
membuat petani hanya dapat memanen padi 1 kali dalam 1 tahun.
Luas wilayah Desa Ketos adalah 676 Ha. menurut fungsinya, luas
wilayah Desa Ketos adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Luas Wilayah Desa Pengkol
NO Penggunaan Lahan Luas (Ha)
1 Tanah pekarangan/bangunan 53,403 Ha
2 Tanah tegal 615,053 Ha
3 Hutan Negara 0 Ha
4 Lain-lain ( jalan, kuburan) 7,6 Ha
Jumlah luas lahan 676,06 Ha
Sumber : Paranggupito Dalam Angka 2020
6

Dari data diatas dapat diketahui bahwa di Desa Ketos tegal /


ladang tadah hujan yang diolah sebesar 615,053 Ha. Yang mana
pengolahannya menggunakan sistem tanah palawija agar dapat
memaksimalkan potensi dari ladang tadah hujan yang hanya
mengandalkan air hujan di musim penghujan untuk pengairan
lahan.
Tanah pekarangan dan bangunan di Desa Ketos hanya terpakai
seluas 53,403 Ha. menandakan bahwa pemukiman di Desa Ketos
masih belum padat dan belum banyak alih fungsi lahan. Tanah
pekarangan dan bangunan merupakan tanah yang biasanya untuk
didirikan bangunan-bangunan rumah, kantor, sekolahan, tempat ibadah
dan jenis bangunan lainnya. Bangunan-bangunan rumah penduduk
didirikan di sepanjang jalan desa dengan tanah pekarangan berada
disamping dan dibelakang rumah. Tanah dengan luas wilayah 7,6 Ha
yang berfungsi sebagai tanah untuk fasilitas umum seperti telaga, jalan
dan tanah kuburan.

B. Perencanaan
1. Analisis Situasi
Dalam analisis situasi menggunakan konsep Survei Mawas Diri
(SMD), Survei Mawas Diri (SMD) adalah kegiatan pengenalan,
pengumpulan, dan pengkajian masalah kesehatan yang dilakukan oleh
kader dan tokoh masyarakat setempat di bawah bimbingan kepala
desa/kelurahan dan petugas kesehatan, tapi di PBL II ini dilakukan oleh
mahasiswa PBL II.
Populasi Survei Mawas Diri (SMD) ini dilaksanakan di Desa Ketos,
Paranggupito, Wonogiri yang berjumlah 700 KK. Survei dilakukan pada
tanggal 14 Oktober 2021, dengan menggunakan metode diskusi dengan
kepala desa dan BPD untuk menanyakan keadaan kesehatan dari setiap
dusun di Desa Ketos. Setelah Survei Mawas Diri (SMD) kemudian
membahas hasil dan menentukan prioritas masalah.
7

2. Identifikasi Masalah dan Prioritas Masalah


Setelah melakukan mengumpulkan data dari Survei Mawas Diri
(SMD), pada Desa Ketos, Paranggupito, Wonogiri terdapat beberapa
masalah kesehatan, yaitu :
a. Perilaku Buang Sampah Sembarangan
Di Desa Ketos belum ada tempat penampungan sementara (TPU),
sedangkan untuk pengolahan sampah sebesar 60% masih diolah
dengan cara konvensional seperti dibakar dan dikubur. Selain itu
belum ada petugas pengangkut sampah dikarenakan Tempat
Pembuangan Akhir (TPA) sangat jauh. Hal ini diperburuk dengan
tingkat produksi sampah plastik yang meningkat tanpa memikirkan
dampak kepada lingkungan. Akan sangat sulit untuk merubah perilaku
konsumsi plastik sekali pakai jika tidak diawal dari generasi muda
terlebih dahulu. Masalah datang justru dari remaja dan orang dewasa
yang sengaja membuang sampah plastik dijalan desa, yang mana akan
menimbulkan masalah lingkungan dan juga mengotori jalan.
b. Perilaku Merokok
Berdasarkan Survei Mawas Diri (SMD) yang dilakukan pada Desa
Ketos sebanyak 75% laki – laki merupakan perokok aktif, hal ini mulai
menjalar kepada pelajar SMA karena pergaulan yang salah dan
kurangnya edukasi bahaya rokok bagi kesehatan. Merokok sudah
menjadi kabiasaan masyarakat saat melakukan aktivitas sehari – hari.
c. Banyaknya Penderita Diabetes Melitus
Masyarakat Desa Ketos masih mengkonsumsi nasi sebagai makanan
utama, hal ini dapat dilihat dari hasil survei sebanyak 85% mayarakat
mengidap diabetes melitus. Kegemaran masyarakat terhadap makanan
manis merupakan penyebab utama dari tingginya angka diabetes
melitus. Sedangkan masyarakat masih belum paham akan resiko dari
mengkonsumsi makanan manis yang kandungan gulanya tinggi.
8

d. Gizi Buruk Pada Anak – Anak


Dengan mayoritas masyarakat Desa Ketos bermata pencaharian
sebagai petani ladang tadah hujan, membuat angka kecukupan gizi
masyarakat menjadi rendah. Ketersediaan pangan hanya bisa
mengandalkan panen palawija bagi sebagian orang tua, membuat
pemenuhan gizi pada anak menjadi kurang. Sebanyak 30% anak –
anak memiliki berat badan dibawah berat badan normal.
e. Sanitasi Limbah Rumah Tangga Kurang Baik
Berdasarkan survei hanya 20% warga desa ketos yang tidak memiliki
sanitasi limbah rumah tangga. Hal ini dipicu dengan belum adanya
penyuluhan terkait sanitasi limbah rumah tangga, yang akan
berdampak pada kerusakan lingkungan jika tidak ditangani secara
tuntas.
Dari hasil SMD yang ditujukan kepada masyarakat Desa Ketos
terdapat 5 permasalahan kesehatan yang kemudian akan ditentukan dengan
metode USG untuk menentukan prioritas masalah kesehatan. Dalam
penentuan prioritas masalah kesehatan kami juga melakukan Musyawarah
Masyarakat Desa (MMD) yang dihadiri oleh BPD Desa Ketos, Ketua RT
dan RW, ketua Karang Taruna. MMD dilaksanakan pada hari Senin
tanggal 18 Oktober 2021. Berikut hasil MMD di Desa Ketos, Paranggupito
:
Tabel 2. Penentuan Prioritas Masalah

Masalah U S G Total
Perilaku Buang
Sampah Sembarangan 2 3 1 6

Perilaku Merokok 4 2 2 8
Banyaknya
Penderita Diabetes 4 5 3 12
Mellitus
Gizi Buruk Pada
Anak - Anak 3 1 3 7

Masalah Sanitasi
Limbah Rumah 1 3 2 6
9

Tangga

Berdasarkan pemilihan prioritas masalah dengan metode USD skor


tertinggi dimiliki “Angka Diabetes Melitus Tinggi”. Dengan begitu
masalah kesehatan yang menjadi prioritas adalah Banyaknya Penderita
Diabetes Melitus.
3. Identifikasi Penyebab Masalah
Dalam mengidentifikasi penyebab masalah, metode yang
digunakan adalah metode Fishbone. Metode Fishbone adalah suatu cara
untuk menganalisis suatu masalah dengan mengkatagori penyebab
potensial yang menyebabkan masalah tersebut. Metode ini berbentuk
tulang ikan. Masalah diletakkan pada kepala dan tulang belakang ikan.
Tulang yang menuju tulang belakang merupakan penyebab masalah.
Penyebab lanjutan digambarkan dengan tulang menuju tulang
sebelumnya.. Kelebihan metode ini adalah dapat menjabarkan setiap
masalah yang terjadi di dalamnya dapat menyumbangkan saran yang
mungkin menjadi penyebab masalah tersebut.

Fishbone Diabetes Mellitus

Manusia Metode

Tidak teratur Kesalahan dalam


kontrol gula darah pelaporan

Pengetahuan yang Tidak


rendah tentang kesehatan mengatur pola makan
Angka DM
Tinggi
Pemeriksaan gula
darah masih bayar Biaya untuk
pembelian alat
pemeriksaan gula Masih banyak makan dan
Kurangnya himbauan minumas pemicu
dari puskesmas darah masih kurang
timbulnya diabetes

Sarana Dana Lingkungan


10

Gambar 1. Fish Bone


11

4. Penentuan Alternatif Solusi/Kegiatan (POA)


Dari prioritas masalah akan dilakukan perencanaan pemecahan masalah sebagai berikut :
Tabel 2. Planing of Action (POA)
Prioritas Penyebab Tujuan Sasaran Rencana Lokasi Jadwal Penanggun Anggaran Indikator
Masalah Masalah Pemecahan Kegiatan Pelaksanaan gjawab dan Sumber Keberhasilan
Pencegah 1. Pengetahuan 1. Meningkat Warga 1. Sosialisasi Balai 1. Sosialisasi Kepala Dana 80% KK
an yang rendah kan Desa dan Desa kesehatan Desa Ketos kelompok Rp mampu
Penyakit tentang pengetahua Ketos, Deteksi Ketos tentang diabetes 300.000 mengetahui
Tidak kesehatan n warga Kec. Dini melitus pada penyebab
Menular 2. Tidak teratur tentang Parangg Diabetes Selasa-Kamis, penyakit
Diabetes kontrol gula pentingnya upito Mellitus 19 Oktober – 21 diabetes
Melitus darah menjaga 2. Mengajark Oktober 2021 melitus dan
3. Tidak kesehatan an metode dapat
mengatur 2. Meningkat mengkontr menghindariny
pola makan kan ol gula a.
4. Biaya untuk kesadaran darah
pembelian kontrol 3. Mengeduk
alat gula darah asi
pemeriksaan 3. Dapat bagaimana
gula darah mengatur cara
masih pola makan mengatur
kurang yang baik pola makan
5. Masih 4. Menyediak 4. Menyediak
banyak an alat an
makanan dan pemeriksaa pemeriksaa
minuman n gula n gula
pemicu darah darah
12

Prioritas Penyebab Tujuan Sasaran Rencana Lokasi Jadwal Penanggun Anggaran Indikator
Masalah Masalah Pemecahan Kegiatan Pelaksanaan gjawab dan Sumber Keberhasilan
timbulnya 5. Mampu secara
diabetes menghinda gratis
mellitus ri makanan 5. Memilah
– makanan makanan
yang yang
menyebabk memicu
an diabetes penyakit
melitus diabetes
mellitus
13

5. Monitoring dan Evaluasi


Tabel 3. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan
Program Monitoring Ket
SMD Merupakan program wajib dari Praktik SMD dilakukan pada
(Survei Belajar Lapangan II dilaksanakan cara hari kamis, 14 Oktober
Mawas Diri) diskusi. Dalam mempemudah dan 2021 di Balai Desa
menyingkat waktu survei kami Ketos, Kec.
menggunakan metode diskusi dengan Paranggupito
kepala desa serta Badan Permusyawaratan
Desa. Setelah selesai survei mawas diri
kemudian permasalahan yang ada pada
setiap dusun dikumpulkan untuk dianalisis
guna memilih alternatif permecahan
masalah, dan menindaklanjuti atau
melaksanakan pemecahan masalah
kesehatan berdasarkan prioritas tersebut.
Evaluasi dari SMD yang dilakukan
kurangnya terbukanya beberapa BPD
tentang masalah kesehatan yang sedang
dihadapi.
MMD Merupakan tahap lanjutan dari SMD yang MMD dilaksanakan
(Musyawarah dilakukan bersama kepala desa, ketua RT, pada Senin 18 Oktober
Masyarakat ketua RW, dan Karang Taruna. Kegiatan 2021 di Balai Desa
Desa) ini merupakan pembahasan mengenai Ketos
masalah kesehatan yang ditemukan di
Desa Ketos, Kecamatan Paranggupito.
Dari hasil SMD kami mengambil 4
prioritas masalah yang ada di Desa Ketos
kemudian kami menggunakan metode
USG untuk menentukan prioritas masalah.
Masalah yang dijadikan prioritas adalah
Banyaknya Penderita Diabetes
Mellitus.Setelah mamilih prioritas masalah
kami mencari penyebab masalah dan solusi
terkait masalah tersebut. Hasil diskusi
yang di dapatkan adalah masyarakat
menyepakati usulan kegiatan yang kami
rencanakan yaitu melakukan sosialisasi
dan deteksi dini penyakit diabetes melitus.
Evaluasi acara MMD berjalan dengan
lancar, tokoh masyarakat dan pemuda aktif
dalam bermusyawarah.
Sosialisasi dan Pelaksanaan rencana tindak lanjut yang Sosialisasi dilakukan
deteksi dini dilakukan kegiatan sosialisasi pada tanggal dengan ceramah dan
Diabetes Selasa-Kamis, 19 Oktober – 21 Oktober memanfaatkan media
Melitus 2021 tentang pencegahan dan deteksi dini proyektor. Kemudian
penyakit diabetes mellitus di Desa Ketos. dilakukan pemeriksaan
kadar gula darah.
BAB III
PEMBAHASAN

A. Perencanaan
Kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) dilakukan pada tanggal 14 Oktober
2021, dengan melakukan diskusi dengan Kepala Desa dan Badan
Permusyawaratan Desa dari 10 dusun di Desa Ketos kemudian dilakukan
kegiatan MMD pada tanggal 18 Oktober 2021 yang dilaksanakan di Balai
Desa Ketos, dan mendapatkan hasil prioritas masalah pencegahan penyakit
diabetes mellitus. Setelah mendapatkan prioritas masalah, dilakukan
penyusunan perencanaan kegiatan dimana kegiatan tersebut dilaksanakan pada
tanggal 19 – 21 Oktober 2021. Kegiatan yang dilakukan, yaitu malakukan sosialisasi
dan deteksi dini penyakit diabetes mellitus. Tujuan dari kegiatan ini, yaitu :
1. Meningkatkan pengetahuan warga tentang pentingnya menjaga kesehatan.
2. Meningkatkan kesadaran kontrol gula darah.
3. Masyarakat dapat mengatur pola makan yang baik.
4. Mampu menghindari makanan – makanan yang menyebabkan diabetes
melitus.

B. Pelaksanaan
Kegiatan rencana tindak lanjut terselenggara dengan baik pada 19 – 21
Oktober 2021. Sosialisasi dan deteksi dini penyakit diabetes mellitus
dilaksanakan selama 3 hari, pada tanggal 19 Oktober 2021 dihadiri oleh
masyarakat dusun Blimbing, lalu pada tanggal 20 Oktober 2021 dihadiri oleh
masyarakat dusun Sambi, kemudian tanggal 21 Oktober 2021 dihadiri oleh
masyarakat dusun Tlahap. Hal ini dilakukan guna mengurangi kerumunan
yang ditimbulkan oleh masyarakat.
15

90
80 80

40
35
30

Blimbing Sambi Tlahap

Pre Tes Post Tes

Gambar 1. Hasil Evaluasi Tingkat Pengetahuan dan Sikap

Untuk mengetahui apakah masyarakat memahami apa yang telah


disampaikan, menggunakan metode pretest dan post test dalam sosialisasi
sangatlah efektif dalam kegiatan ini. Masyarakat sudah mulai mengerti
bagaimana cara mengatur pola makan dan dapat memilih makanan dan
minuman sehat untuk dikonsumsi setiap harinya.
Berdasarkan Gambar 3 diketahui bahwa terjadi perbedaan hasil pre tes dan
post tes yang mengindikasikan terjadi peningkatan pengetahuan dan sikap
responden di dusun Blimbing, Sambi dan Tlahap terhadap pentingnya deteksi
dini penyakit diabetes mellitus dan pencegahannya sebesar 40%-50%. Hal ini
sejalan dengan Uljatunnisa, dkk (2021), bahwa metode sosialisasi dibantu
dengan penggunaan video berhasil meningkatkan pengetahuan dan sikap
peserta.

C. Monitoring dan Evaluasi


1. Monitoring
Monitoring dilakukan setiap hari selama PBL II berlangsung
monitoring dilakukan di Posko PBL II yaitu di Desa Ketos. Pencatatan
seluruh kekurangan dilakukan pada hari itu juga setelah kegiatan selesai.
Sedangkan untuk monitoring kegiatan dilakukan setelah kegiatan
berlangsung. Monitoring meliputi daftar hadir peserta, kelengkapan
materi, pemateri, media yang digunakan serta kelengkapan lain yang
16

mendukung berjalannya kegiatan. Kekurangan akan dicatat oleh sekretaris


untuk perbaikan kegiatan serupa selanjutnya.
Monitoring dari kegiatan Survei Mawas Diri (SMD) adalah tim
yang akan melakukan survei dan diskusi dengan kepala desa dan BPD.
Monitoring dari kegiatan Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) adalah
peserta MMD, panitia MMD, kelengkapan isi materi, pembicara, dan
media yang digunakan. Monitoring rencana tindak lanjut adalah berhasil
tidaknya kegiatan rencana tindak lanjut yang dilakukan.
2. Evaluasi
Evaluasi program dilakukan setelah seluruh kegiatan dimonitoring.
Survei telah terlaksana yaitu diskusi dengan Kepala Desa dan BPD 10
dusun di desa Ketos. Kendala yang dialami saat melakukan diskusi adalah
kurang terbukanya beberapa BPD terhadap permasalahan kesehatan yang
dusun mereka hadapi.
Musyawarah Masyarakat Desa (MMD) telah terlaksana dengan
baik. Dihadiri oleh anggota BPD, Ketua RT dan RW serta Karang Taruna
Desa Ketos. Peserta yang hadir adalah seluruh undangan. Sehingga acara
sudah berjalan dengan baik melihat dapat dihadiri oleh semua undangan.
Dan peserta juga memberi masukan dalam pemecahan masalah.
Kegiatan Sosialisasi berjalan lancar semua masyarakat yang hadir
mendapatkan pengetahuan dan dapat menerapkannya dengan baik.
Fasilitas yang disediakan berupa pengecekan gula darah dan konsultasi
dimanfaatkan dengan baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengetahuan dan
pemahaman masyarakat terhadap bahaya diabetes mellitus meningkat.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Desa Ketos memiliki jumlah penduduk per awal tahun 2021 tercatat 3.452
jiwa, yang terdiri dari 1.573 laki – laki dan 1.884 perempuan. Sedangkan
kepala keluarga berjumlah 700 KK. Desa Ketos dibagi menjadi 10 dusun.
Mayoritas penduduk Desa Ketos bermata pencaharian sebagai
petani/pekebun.
2. Analisis situasi menggunakan konsep Survei Mawas Diri (SMD). Survei
Mawas Diri (SMD) menggunakan metode diskusi dengan kepala desa dan
juga anggota BPD Desa Ketos. Hasil Survei Mawas Diri (SMD) terdapat 5
permasalahan kesehatan yang terdapat di Desa Ketos yaitu perilaku buang
sampah sembarangan, perilaku merokok, banyaknya penderita diabetes
mellitus, gizi buruk pada anak – anak, masalah sanitasi limbah rumah
tangga.
3. Hasil MMD kesepakatan bersama perhitungan tertinggi dengan teknik
USG adalah permasalahan banyaknya penderita diabetes mellitus di Desa
Ketos. Dilakukan rencana kegiatan sosialisasi, pencegahan, dan deteksi
dini penyakit diabetes melitus.
4. Alternatif pemecahan masalah adalah melakukan kegiatasn sosialisasi dan
deteksi dini penyakit diabetes melitus yang dihadiri masyarakat, sehingga
meningkatkan pemahaman akan pola hidup sehat agar terhindar dari
diabetes mellitus.
5. Sebesar 70% warga masyarakat telah meahami bahaya diabetes mellitus
dan dapat mengetahui polah makan yang benar.
18

B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
a. Diharapkan mahasiswa mendapatkan pengalaman dan keterampilan
sebagai seorang kader dilingkungan masyarakat.
b. Diharapkan mahasiswa mampu menumbuhkan sikap profesionalisme
dan kepedulian social dalam diri mahasiswa.
c. Diharapkan mahasiswa mendapatkan kemampuan dalam pengumpulan
data, prioritas masalah dan metode analisis yang tepat terhadap
masalah kesehatan di masyarakat.
d. Diharapkan mahasiswa memiliki kemampuan untuk menyusun
berbagai alternatif pemecahan masalah kesehatan di instansi kesehatan
dari masyarakat.
2. Bagi Program Studi Kesehatan Masyarakat
a. Diharapkan mampu membina hubungan yang baik dengan instansi
kesehatan dari masyarakat.
b. Diharapkan mampu menjadi pengembangan akademik bagi mahasiswa
dan staff pengajar di prodi kesehatan masyarakat.
c. Diharapkan mampu memperoleh masukan dari tempat PBL untuk
menyempurnakan pembelajaran agar sesuai kebutuhan di lapangan.
d. Diharapkan mampu untuk mendapatkan dan mengembangkan
penemuan baru guna analisis permasalahan yang ada di lapangan.
3. Bagi Masyarakat
a. Diharapkan mampu meningkatkan, memperluas, dan mempererat
kerjasama dengan institusi pendidikan kesehatan masyarakat.
b. Diharapkan mampu memperoleh pengetahuan tentang analisis,
prioritas, perencanaan, pemecahan masalah kesehatan dengan masukan
dari mahasiswa.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik, 2021. Kecamatan Paranggupito Dalam Angka 2021.


Wonogiri : BPS Wonogiri
Berdasarkan Profil Desa dan Keluarahan yang diperolah di Kantor Desa Ketos
Pada Tanggal Oktober 2021.

Anda mungkin juga menyukai