Anda di halaman 1dari 422

LAPORAN AKHIR KEPERAWATAN

KOMUNITAS di UNIVERSITAS
FORT DE KOCK
BUKITTINGGI

OLEH ;
KELOMPOK 1

ATIKA AFRI MUTIA SEPTI AFLIS SARI SAPUTRI


CAHYANI NELFIKA OKTIA SONIA ADE PUTRI
ATIKA HUMAIRA SARI SRI WAHYUNI
BOBY M OKJA YUDIA SARI SYAKIRATUNIRAH
CATUR TITI ARTINI OKTIA MIRANDA MAH
CHIKA ANGELIA RAHMADINA ULFA ZAKYIAH
DEWITA AZILA WINDA ELVIA
MAHARANI RISA DIANA HASTI GUSRI
FAUZIAH RAHMAH RISKA APRIA YOLA PRIMA REZA
FEBBY AFGIAN PUTRI
PUTRA RONA
MERI ANGGRAINI RIHHADATHUL
MILA SARI ROSSALINDA

FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

JUDUL : LAPORAN AKHIR KEPERAWATAN KOMUNITAS


di UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

PENYUSUN : KELOMPOK 1

BUKITINGGI, JUNI 2021


Menyetujui,

Pembimbing Kelompok 1 Pembimbing Kelompok 2

( Ns. Cory Febrina, S.Kep,M.Kes) (Ns. Lidya Mardison,S.Kep,M.Kes)

Pembimbing Kelompok 3

(Ns. Rahmat Syukri,S.Kep,M.Kep)


KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laoran
ini merupakan laporan Praktik Keperawatan Profesi Ners Siklus Komunitas di
Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Siklus Komunitas.
Dalam penyelesaiian laporan ini, penyusun menyadari bahwa dalam proses
awal pembuatan laporan hingga akhir terselesaikannya laporan tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat maupun rezeki muai dari
proses pengkajian masalah hingga penyusunan laporan
2. Para dosen Pembimbing yang telah mengarahkan pemikirannya dan juga
membimbing kami dalam proses paraktik di Lapangan
3. Teman-teman kelompok yang sama-sama memberi dukungan selama
proses praktik di Siklus Komunitas
Penyusun menyadari bahwa ada kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, walaupun demikian penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
dunia kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan. Kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan selanjutnya.

Bukittinggi, Juni 2021

Penyusun
DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
C. Metode Penulisan..................................................................................

BAB II TINJAUAN TEORITIS....................................................................


A. Konsep teoritis keperawatan komunitas...............................................
1. Pengertian keperawatan komunitas................................................
B. Tujuan keperawatan komunitas ...........................................................
C. Sasaran keperawatan komunitas...........................................................
D. Pengkajian Komunitas..........................................................................
1. Data umum......................................................................................
a. Riwayat / Sejarah......................................................................
b. Data demografi wilayah ...........................................................

BAB III APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS...........


A. Pengkajian.............................................................................................
B. Diagnosa keperawatan..........................................................................
C. Intervensi / Pre Planning.......................................................................
D. Implementasi & Evaluasi......................................................................

BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................

BAB V PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan adalah kebutuhan dasar yang merupakan modal utama

untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki

kesehatan. Kenyataannya tidak semua orang memperoleh atau memiliki

derajat kesehatan yang optimal, karena berbagai masalah secara global

diantaranya adalah kesehatan lingkungan yang buruk, sosial ekonomi yang

rendah yang menyebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan gizi, pemeliharaan

kesehatan pendidikan dan kebutuhan lainnya. Oleh karena itu pelayanan

kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai

kesehatan bagi semua pada tahun 2021 sebagai tujuan pembangunan

kesehatan dalam rangka mencapai derajad kesehatan yang optimal.

Dalam rangka mewujudkan derajat kesehatan yang optimal dan

mampu mendorong dirinya sendiri dalam bidang kesehatan. Berbagai upaya

kesehatan telah diselenggarakan. Salah satu bentuk pelayanan kesehatan yaitu

melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan

Sistem Pelayanan Kesehatan yang dikembangkan dalam Sistem Kesehatan

Nasional dengan melibatkan peran serta masyarakat.

Perawat sebagai orang pertama dalam tatanan pelayanan kesehatan,

melaksanakan fungsi-fungsi yang sangat relevan dengan kebutuhan individu,

keluarga, kelompok dan masyarakat.. Dalam kesehatan masyarakat keluarga

sebagai unit utama yang menjadi sasaran pelayanan, kerena keluarga


merupakan unit terkecil dalam masyarakat. Apabila ada salah satu anggota

keluarga mempunyai masalah keperawatan atau kesehatan akan

mempengaruhi anggota keluarga yang lain, demikian pula terhadap kelompok

dan masyarakat disekitarnya.

Kesehatan yang optimal bagi setiap individu, keluarga, kelompok

dan masyarakat merupakan tujuan dari keperawatan, khususnya perawatan

kesehatan masyarakat yang lebih menekankan kepada upaya peningkatan

kesehatan dan pencegahan terhadap berbagai gangguan kesehatan dan

keperawatan, dengan tidak melupakan upaya-upaya pengobatan dan

perawatan serta pemulihan bagi yang sedang menderita penyakit maupun

dalam kondisi pemulihan terhadap penyakit. Perawatan kesehatan masyarakat

ditujukan untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, serta

memberikan bantuan melalui intervensi keperawatan sebagai dasar

keahliannya dalam membantu individu, keluarga, kelompok dan masyarakat

dalam mengatasi berbagai masalah keperawatan kesehatan yang dihadapinya

dalam kehidupan sehari-hari.

B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah menyelesaikan praktik belajar lapangan ini mahasiswa

mampu menerapkan asuhan keperawatan komunitas dengan pendekatan

proses keperawatan komunitas.


2. Tujuan Khusus

a. Setelah menyelesaikan Program praktik komunitas lapangan

mahasiswa mampu Melaksanakan asuhan keperawatan komunitas

dengan menerapkan model konseptual keperawatan relevan meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, implementasi dan

evaluasi.

b. Menerapkan pendidikan kesehatan dan strategi organisasi komunitas

dalam melaksanakan implementasi keperawatan

c. Melaksanakan keperawatan komunitas berdasarkan faktor risiko

personal, sosial dan lingkungan

C. Metode Penulisan

1. Lokasi Praktek

Lokasi praktik belajar lapangan ini bertempat di kampus Universitas Fort

De Kock Bukittinggi khususnya di gedung Rektorat

2. Waktu Praktek

Waktu praktik belajar lapangan komunitas ini dilakukan mulai pada

tanggal 24 Mei 2021- 12 Juni 2021.

3. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam kegiatan praktik belajar

lapangan ini berupa kuisioner melalui google form.

4. Data yang digunakan

Data yang kami dapatkan berdasarkan metode teknik pengumpulan data

yang kami lakukan berupa data sekunder (data yang kami dapat dari
dosen di gedung rektorat) dan data primer (data yang kami dapat melalui

hasil penyebaran kuesioner kepada dosen yang berada di gedung

rektorat).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS

A. Konsep Teoritis Keperawatan Komunitas

1. Pengertian Keperawatan Komunitas

Komunitas berarti sekelompok individu yang tinggal pada wilayah

tertentu, memiliki nilai-nilai keyakinan dan minat yang relative sama,

serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak &

Chayatin, 2009). Keperawatan komunitas merupakan suatu sintesis dari

praktik keperawatan dan praktik kesehatan masyarakat yang diterapkan

untuk meningkatkan serta memelihara kesehatan penduduk. Sasaran dari

keperawatan kesehatan komunitas adalah individu yaitu balita gizi buruk,

ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran

keluarga yaitu keluarga yang termasuk rentan terhadap masalah

kesehatan dan prioritas. Sasaran kelompok khusus, komunitas baik yang

sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan

(Ratih Dwi Ariani, 2015)

Berbagai definisi dari keperawatan kesehatan komunitas telah

dikeluarkan oleh organisasi-organisasi profesional. Berdasarkan

pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang mendefinisikan

keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk meningkatkan

dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan mengintegrasikan

ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan keperawatan dan

kesehatan masyarakat. Praktik yang dilakukan komprehensif dan umum


serta tidak terbatas pada kelompok tertentu, berkelanjutan dan tidak

terbatas pada perawatan yang bersifat episodik. (Effendi & Makhfudli,

2010).

Definisi keperawatan kesehatan komunitas menurut American

Public Health Association (2004) yaitu sintesis dari ilmu kesehatan

masyarakat dan teori keperawatan profesional yang bertujuan

meningkatkan derajat kesehatan pada keseluruhan komunitas.

B. Tujuan Keperawatan Komunitas

Tujuan keperawatan komunitas adalah untuk pencegahan dan peningkatan

kesehatan masyarakat melalui upaya-upaya sebagai berikut:

1. Pelayanan keperawatan secara langsung (direct care) terhadap individu,

keluarga, kelompok, dalam konteks komunitas.

2. Perhatian langsung terhadap kesehatan seluruh masyarakt (health

general community) dengan mempertimbangkan permasalahan atau isu

kesehatan masyarakat yang dapat mempengaruhi keluarga, individu dan

kelompok

Selanjutnya secara spesifik diharapkan individu, keluarga, kelompok,

dan masyarakat mempunyai kemampuan untuk :

1. Mengidentifikasi masalah kesehatan yang di alami

2. Menetapkan masalah kesehatan dan memprioritaskan masalah tersebut

3. Merumuskan serta memecahkan masalah kesehatan

4. Menanggulangi masalah kesehatan yang mereka hadapi


5. Mengevaluasi sejauh mana pemecahan msaalah yang mereka hadapi ,

yang akhirnya dapat meningkatkan kemampuan dalam mempelihara

kesehatan secara mandiri (self care)

C. Sasaran Keperawatan Komunitas

Sasaran Keperawatan Kesehatan Komunitas (Depkes, 2006)

1. Sasaran individu

Kenyamanan ergonomis di lingkungan kerja dan protokol

kesehatan para dosen di ruang lingkup gedung rektorat.

2. Sasaran keluarga

3. Sasaran kelompok

D. Pengkajian Komunitas

1. Data Umum

a. Riwayat Atau Sejarah

Universitas Fort De Kock Bukittinggi sudah direncanakan

semenjak Tahun 2002 yang merupakan gagasan dari beberapa

anggota Yayasan Pendidikan Fort De Kock Bukittinggi. Yayasan ini

dipimpin oleh seorang Ketua Yayasan yang dijabat oleh Drs. Zainal

Abidin, MM. Setelah dilakukan beberapa kali pertemuan, kemudian

para anggota yayasan menemukan satu kesepakatan untuk

mendirikan Perguruan Tinggi yang akan didirikan di kota

Bukittinggi. Perguruan Tinggi yang akan didirikan ini bergerak

dibidang kesehatan. Setelah gagasan ini disepakati oleh seluruh


anggota yayasan, maka dilanjutkan pembicaraannya dengan

pemerintahan kota Bukittinggi yang saat itu walikota Bukittinggi di

jabat oleh Bapak Drs. H. Djufri.

Setelah ada pembicaraan lanjutan dengan Bapak Walikota

Bukittinggi, saat itu juga gagasan ini langsung direspon oleh Beliau,

karena pendirian Perguruan Tinggi ini sesuai dengan Visi dan Misi

Pemerintahan Kota Bukittinggi yaitu menjadikan Kota Bukittinggi

sebagai kota pendidikan dan kota parawisata. Atas dasar visi dan

Misi Kota Bukittinggi ini maka pemerintahan Kota Bukittinggi

sepakat dengan anggota Yayasan untuk memberi nama Perguruan

Tinggi ini dengan SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FORT

DE KOCK BUKITTINGGI, Terbentuknya kesepakatan dengan

pemerintahan Kota Bukittinggi maka dilahirkan sebuah surat

Rekomendasi pendirian perguruan tinggi oleh Walikota Bukittinggi

sebagai tanda sudah diizinkannya untuk mendirikan sebuah

perguruan tinggi di Kota Bukittinggi.

Proses pendirian ini selanjutnya diproses di Departemen

Kesehatan RI untuk mendapatkan rekomendasi di bidang Sumber

Daya manusia yang selanjutnya akan digunakan dalam proses

permintaan izin di Departemen Pendidikan Nasional Republik

Indonesia di Jakarta. Dua tahun kemudian tepetnya tanggal 15 Juni

2004 terbitlah SK Mendiknas No. 77/D/O/2004.

Pemerintahan sangat menyadari bahwa upaya kesehatan yang

semula berupa upaya penyembuhan penderita kurang efektif dan


efisien, sehingga secara perlahan-lahan berkembang kearah upaya

preventif untuk seluruh lapisan masyarakat. Upaya ini dikenal

dengan upaya kesehatan masyarakat (Public Health) dan upaya

perawatan kesehatan masyarakat (Health Care Community) yang

bergerak dalam bidang peningkatan peran serta/penggerakkan

masyarakat, dalam bidang promosi kesehatan dan pencegahan

penyakit, perawatan kesehatan masyarakat. Mencakup upaya

peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), tanpa

mengabaikan upaya penyembuhan (curative) dan pemeliharaan

kesehatan (Rehabilitatif).

Pada hakekatnya proses perubahan orientasi nilai dan

pemikiran yang dimaksud diatas selalu berkembang sejalan dengan

perkembangan teknologi dan sosial budaya sehingga konsep

pembangunan kesehatan saat ini lebih difokuskan kepada

pembangunan budaya hidup sehat dan pencegahan penyakit

(promotif dan preventif). Untuk mendukung program pembangunan

kesehatan tersebut maka dibutuhkan tenaga kesehatan yang khusus

bergerak dibidang promotif dan preventif yaitu tenaga ahli kesehatan

masyarakat (sarjana kesehatan masyarakat), dan tenaga keperawatan

(sarjana keperawatan).

Mengingat kemampuan lembaga pendidikan yang sudah ada

belum dapat menghasilkan tenaga ahli kesehatan yang memadai, dan

masih jauhnya jangkauan masyarakat untuk melanjutkan

pendidikannya ke luar Pulau Sumatera, maka Yayasan Pendidikan


Fort De Kock mendirikan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan di

Bukittinggi, untuk menjawab tantangan dalam bidang kesehatan.

b. Data Demografi Wilayah (Gedung Rektorat)

Gedung rektorat diapit oleh gedung keperawatan kebidanan, dan

gedung kesmas fisioterapi. Sebelah selatan, gedung rektorat

berbatasan dengan kuburan dan tanah Pemda (samar-samar), sebelah

utara berbatasan dengan parkiran mobil dosen, sebelah timur

berbatasan dengan gedung fisioterapi dan kesmas, sedangkan selatan

berbatasan dengan gedung perawat dan kebidanan.


BAB III
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
KOMUNITAS

A. Pengkajian

1. Domain 1: Promosi kesehatan

a. Gaya Hidup Kurang Gerak (00168)

Batasan karakteristik :

1) Deconditioning fisik
2) Pilihan yang rendah gerak fisik
3) Rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
usia dan jenis kelamin.

b. Perilaku kesehatan cenderung berisiko (00188)


Batasan karakteristik:
1) Gagal melakukan tindakan pencegahan masalah kesehatan
2) Gagal mencapai pengendalian yang optimal
3) Meminimalkan perubahan status kesehatan

c. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (00078)


Batasan karakteristik:
1) Gagal melakukan tindakan untuk mengurangi faktor resiko
2) Kesulitan dengan regimen yang diprogramkan
3) Pilihan yang tidak efektif dalam hidup yang sehari – hari untuk
memenuhi tujuan kesehatan

d. Kesiapan meningkatkan manajemen kesehatan (00162)


Batasan karakteristik
1) Mengeskpresikan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap
faktor resiko
2) Mengeskpresikan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap
gejala
3) Mengespresikan keinginan untuk melakukan penanganan terhadap
regimen yang diprogramkan
4) Mengespresikan keinginan untuk meningkatkan pilihan hidup sehari –
hari untuk memenuhi kebutuhan.
5) Mengespresikan keinginan untuk menangani penyakit

e. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan (00099)


Batasan karakteristik
1) ketidakmampuan bertanggung jawab untuk memenuhi praktik
kesehatan dasar
2) pola perilaku kurang mencari bantuan kesehatan
3) tidak menunjukkan minat pada perbaikan perilaku sehat
4) tidak menunjukkan perilaku adaptif terhadap perubahan lingkungan

2. Whinshield Survey
a. Gedung
1) Bangunan
mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok
2) Arsitektur
hampir sama antara satu bangunan dengan bangunan yang lain.
Lantai yang terbuat dari porselen. Rata-rata di setiap bangunan
terdapat jendela dengan pencahayaan yang baik.
3) Keunikan lingkungan
tanah-tanah kosong di sekitar kampus dijadikan kebun untuk
menanam pohon yang menghasilkan buah-buahan.

b. Lingkungan Terbuka
1) Luas
luas wilayah kampus Universitas Fort De Kock
Kualitas: lahan terbuka digunakan untuk dijadikan kebun

2) Batas Wilayah
Gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana
terletak disebelah timur. Disebelah barat gedung keperawatan dan
kebidanan adalah gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi
dan pasca sarjana. Disebelah utara gedung kesehatan
masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana terdapat gedung
rektorat. Dibagian selatan gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi,
farmasi dan pasca sarjana terdapat parkiran dan musholla

3) Transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor dan mobil) ,
Situasi jalan beraspal dan dibagian tengah lapangan menggunakan
paving blok

4) Pusat Pelayanan
Di area kampus terdapat klinik kesehatan, bank, kantin, perpustakan,
dan hall.

5) Kebiasaan Masyarakat
Sebelum pandemic covid-19 biasanya kegiatan yang dilakukan
yaitu melaksanakan apel dan senam sekali sebulan dan apabila ada
seminar dilaksanakan di aula atau hall. Pada saat pandemic seperti
sekarang tidak ada perkumpulan atau kegiatan yang biasa
dilaksanakan setiap bulan.
Kebiasaan masyarakat pada saat proses belajar mengajar
biasanya dengan metode tatap muka dan praktek laboran sedangkan
pada saat pandemic covid-19 hanya melakukan proses belajar
mengajar via online (daring) sehingga mengakibatkan kegiatan
aktifitas harian masyatakat dihabiskan dengan duduk dan sering
melakukan kegiatan yang monoton dan kurang gerak.
Masyarakat menginginkan pandemi cepat berlalu sehingga
proses belajar mengajar dapat dilaksanakan kembali secera efektif
dan kegiatan di Universitas dapat dilaksanakan dengan baik dan
tidak monoton. Serta masyarakat menginginkan untuk menerapkan
wilayah sehat/ phbs di kawasan Universitas Fort De Kock
Bukitinggi . Masyarakat biasanya melakukan aktititas di tempat kerja
sekitar lebih kurang 8 jam mulai dari jam 08.00 sampai dengan jam
16.00, dan selebihnya melakukan kegiatan di rumah.
Masyarakat juga masih sering membuang sampah di
lingkungan sekitar, serta tidak mematuhi membuang sampah sesuai
dengan tempatnya sehingga mengakibatkan sampah bercampuran.
Masyarakat masih sering merokok di area Universitas Fort De Kock,
padahal sudah ada larangan seperti poster mengenai larangan
merokok. Masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan seperti
cuci tangan dan pakai masker.
Masyarakat pada umunya sudah mengetahui dampak dari
merokok, mematuhi protokol kesehatan, dan buang sampah
sembarangan, tetapi masyarakat masih mengabaikannya.
Masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada di kawasan Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

6) Masyarakat Yang Di Jumpai


Sebagaian besar yang dijumpai di area kampus yaitu dosen dan
mahasiswa, dan sebagian tamu yang datang kekampus. Biasanya
dosen dan mahasiswa berkumpul di hall atau lapangan.
7) Media Informasi
Biasanya menggunakan madding, media sosial seperti
whatsapp dan instagram dan website kampus.

8) Issue

Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik Universitas


Fort De Kock Bukittinggi

No Masalah keperawatan Jumlah


kunjungan
1 Sakit kepala 22
2 Nyeri punggung 37
3 Benda asing 2
4 Luka bakar 5
5 Nyeri menelan 1
6 Kecelakaan lalu lintas 15
7 Infeksi kulit (herpes) 2
8 Batuk 1
9 Cek tanpa indikasi 7
10 Persiapan donor 5
11 Luka bakar 3
12 Disminore 1
13 Sakit gigi 3
14 Benjolan 1

9) Pencemaran Lingkungan
Terdapat tumpukan barang bekas di belakang kelas gedung
farmasi. Di lantai 3 gedung kesmas terdapat tumpukan material bahan
bangunan yang berserakan dan salah satu toilet laki-laki gedung
kesmas terdapat tumpukan barang seperti ember, kardus kosong dan
kertas bekas sehingga banyak jentik-jentik nyamuk terdapat pada
tumpukan barang tersebut.
Di area gedung juga tidak adanya pembeda jenis sampah yaitu
jenis sampah organik dan yang non organik. Di bagian fasilitas
kampus (klinik) juga tidak terdapat tempat pengolahan limbah medis

10) Kondisi Selokan Dan Parit


Di selokan terdapat genangan air, air tampak kotor, air
mengalir tidak lancar dan terdapat beberapa sampah dan jentik-jentik
nyamuk disekitar selokan.

11) Binatang Peliharaan, Ternak, Dan Binatang Lainnya


Terdapat kucing-kucing liar disekitaran gedung kampus
kesmas, farmasi dan fisioterapi

3. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Data Sabjektif
-
Data Objektif
 Tampak adanya tumpukan barang
bekas di belakang kelas gedung
kebidanan.
 Selokan didepan gedung
keperawatan terdapat genangan air
dan tidak mengalir sehingga banyak
jentik-jentik nyamuk.
 Tampak adanya tumpukan piring
kotor kotor di westafel toilet. Ketidakefektifan Pemeliharaan

 Salah satu toilet laki-laki gedung Kesehatan (1982)

keperawatan, terdapat bak yang


berisi air yang banyak jentik-jentik
nyamuk.
 Di sepanjang lorong gedung
keperwatan lantai 1 terdapat
pencahayaan yang kurang.
 Tampak kurangnya ventilasi udara
disetiap ruangan karena jendela
terhambat oleh bangunan lainnya
 Tampak banyak sampah di WC laki-
laki lantai dua.
 Tampak adanya tumpukan barang
bekas di belakang kelas gedung
farmasi.
 Tampak adanya tumpukan material
bahan bangunan yang berserakan di
lantai 3 gedung kesmas
 Tampak adanya tumpukan piring
kotor kotor di westafel toilet
 Salah satu toilet laki-laki gedung
kesmas terdapat tumpukan barang
seperti ember, kardus kosong dan
kertas bekas sehingga banyak jentik-
jentik nyamuk terdapat pada
tumpukan barang tersebut.
 Rata-rata di setiap bangunan
terdapat jendela dengan
pencahayaan yang kurang
 Tampak kurangnya ventilasi udara
disetiap ruangan karena jendela
terhambat oleh bangunan lainnya
 Tampak ada puntung rokok pada
balkon lantai 3
 Tampak ada tumpukan pasir dan
material di gedung lantai 3 yang
menyebabkan debu
 Tidak terdapat tempatsampah
organic, non organic
 Tempat Sampah organic dan non
organic tidak dibedakan
 Tidak ada pengolahan limbah medis

Data Sabjektif
-
Data Objektif

 Sebelum pandemic covid-19


biasanya kegiatan yang dilakukan Gaya Hidup Kurang Gerak
yaitu melaksanakan apel dan senam (00168)
sekali sebulan dan apabila ada
seminar dilaksanakan di aula atau
hall. Pada saat pandemic seperti
sekarang tidak ada perkumpulan
atau kegiatan yang biasa
dilaksanakan setiap bulan.
 Kebiasaan masyarakat pada saat
proses belajar mengajar biasanya
dengan metode tatap muka dan
praktek laboran sedangkan pada saat
pandemic covid-19 hanya
melakukan proses belajar mengajar
via online (daring) sehingga
mengakibatkan kegiatan aktifitas
harian masyatakat dihabiskan
dengan duduk dan sering melakukan
kegiatan yang monoton dan kurang
gerak
Data Subjektif
-
Data Objektif
 Sebelum pandemic covid-19
biasanya kegiatan yang dilakukan
yaitu melaksanakan apel dan senam
sekali sebulan dan apabila ada
seminar dilaksanakan di aula atau
hall. Pada saat pandemic seperti
sekarang tidak ada perkumpulan Perilaku Kesehatan Cendrung
atau kegiatan yang biasa Beresiko (00188)
dilaksanakan setiap bulan.
 Kebiasaan masyarakat pada saat
proses belajar mengajar biasanya
dengan metode tatap muka dan
praktek laboran sedangkan pada saat
pandemic covid-19 hanya
melakukan proses belajar mengajar
via online (daring) sehingga
mengakibatkan kegiatan aktifitas
harian masyatakat dihabiskan
dengan duduk dan sering melakukan
kegiatan yang monoton dan kurang
gerak.
 Masyarakat juga masih sering
membuang sampah di lingkungan
sekitar, serta tidak mematuhi
membuang sampah sesuai dengan
tempatnya sehingga mengakibatkan
sampah bercampuran.
 Masyarakat masih sering merokok di
area Universitas Fort De Kock,
padahal sudah ada larangan seperti
poster mengenai larangan merokok.
 Masyarakat masih mengabaikan
protokol kesehatan seperti cuci
tangan dan pakai masker terutama
dimasa pandemic covid-19.
 Masyarakat kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada di
kawasan Universitas Fort De Kock
Bukittinggi.

Data Sabjektif
-
Data Objektif
 Masyarakat pada umunya sudah
mengetahui dampak dari merokok,
mematuhi protokol kesehatan, dan
buang sampah sembarangan, tetapi
masyarakat masih mengabaikannya. Ketidakefektivan managemen
 Masyarakat kurang memanfaatkan kesehatan (00078)
pelayanan kesehatan yang ada di
kawasan Universitas Fort De Kock
Bukittinggi.
 Masyarakat tidak memanfaatkan
fasilitas untuk penerapak protokol
kesehatan serta poster poster
peringatan yang ada
Data Sabjektif
-
Data Objektif
 Masyarakat menginginkan pandemi
cepat berlalu sehingga proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan
kembali secera efektif dan kegiatan
di Universitas dapat dilaksanakan
dengan baik dan tidak monoton. Kesiapan Meningkatkan
 Masyarakat menginginkan untuk managemen kesehatan (00162)
menerapkan wilayah sehat/ phbs di
kawasan Universitas Fort De Kock
Bukitinggi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Prioritas Masalah Dan Diagnosa Keperawatan Komunitas

Motivasi Kemampuan Mempercepat


Ketersediaan Beratnya
Kesadaran masyarakat perawat dalam penyelesaian
Diagnosa ahli atau pihak konsekuensi jika
No masyarakat untuk mempengaruhi masalah dengan Jmlh
Keperawatan terkait solusi masalah tidak
akan masalah menyelesaika penyelesaian resolusi yang
masalah terselesaikan
n masalah masalah dapat dicapai
1 Ketidakefektifan
pemeliharan 3 2 3 2 3 3 16
kesehatan
2 Ketidakefektifan
manajemen 2 2 3 2 2 2 13
kesehatan
3 Gaya hidup
3 3 3 2 3 3 17
kurang gerak
4 Perilaku
kesehatan
3 2 3 1 3 2 14
cenderung
beresiko
5 Kesiapan 2 2 3 1 2 2 12
meningkatkan
manajement
kesehatan

2. Diagnosa Prioritas
a. Gaya hidup kurang gerak (skor = 17)

b. Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan (skor = 16)

c. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (skor = 14)

d. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (skor = 13)

e. Kesiapan meningkatkan manajement kesehatan (skor = 12)

3. Kriteria Penilaian Prioritas Masalah

No Kriteria Skor
1. Kesadaran masyarakat akan masalah
 Tinggi 3

 Sedang 2

 Rendah 1
2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah

 Tinggi 3

 Sedang 2

 Rendah 1
3. Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah

 siap 3

 kurang siap 2

 tidak siap 1

4. Ketersediaan ahli atau pihak terkait solusi masalah

 siap 2

 kurang siap 1

0
 tidak siap

5. Beratnya konsekuensi jika masalah tidak terselesaikan

 Berat 3

 Sedang 2

 Ringan 1
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai

 Tinggi’ 3

 Sedang 2

 Ringan 1
C. Intervensi

Diagnosa
NOC NIC
Data Keperawatan
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Hasil
Data Sabjektif (00168) Gaya Hidup Prevensi Primer Prevensi Primer
(1823) - Pengetahu (4310) - Terapi
- Kurang
an : aktivitas
Data Objektif Gerak promosi (0200) - Peningkatan
kesehatan latihan
(1855)
 Sebelum pandemic covid-19 biasanya - Pengetahu (4470) - Bantuan
an : gaya modifikasi diri
kegiatan yang dilakukan yaitu
hidup (4480) - Fasilitasi
melaksanakan apel dan senam sekali sehat tanggung
jawab diri
sebulan dan apabila ada seminar
Prevensi (5612) - Pengajaran :
dilaksanakan di aula atau hall. Pada saat (1633) Sekunder peresapan
- Partisipasi latihan
pandemic seperti sekarang tidak ada
latihan (0180) - Manajemen
perkumpulan atau kegiatan yang biasa (2004) - Kebugara energy
n fisik (6490) - Pencegahan
dilaksanakan setiap bulan.
jatuh
 Kebiasaan masyarakat pada saat proses Prevensi Tersier (5360) - Terapi rekreasi
- Perilaku (1260) - Manajemenber
belajar mengajar biasanya dengan metode (1632) patuh : at badan
tatap muka dan praktek laboran sedangkan aktivitas
pada saat pandemic covid-19 hanya yang Prevensi Sekunder
(4310)
disarankan - Terapi
melakukan proses belajar mengajar via aktivitas
(0200)
online (daring) sehingga mengakibatkan - Peningkatan
(5360) latihan
kegiatan aktifitas harian masyatakat
(1260) - Terapi rekreasi
dihabiskan dengan duduk dan sering - Manajemen
beratbadan
melakukan kegiatan yang monoton dan
kurang gerak (4310) Prevensi Tersier
- Terapi
(0200) aktivitas
- Peningkatan
(4470) latihan
- Bantuan
(0140) modifikasi diri
- Peningkatan
mekanika
(5360) tubuh
(1260) - Terapi rekreasi
- Manajemen
berat badan

Data Sabjektif (1982) Ketidak Prevensi Primer Prevensi Primer


- efektifan (1823) - Promosi 5210) - Bimbingan
kesehatan antisipasif
Data Objektif Pemeliharaa
- Perilaku - Peningkatan
(1805) (5230)
 Tampak adanya tumpukan barang bekas di n Kesehatan kesehatan Koping
(1908) - Deteksi (0200) - Peningkatan
belakang kelas gedung kebidanan.
resiko latihan
 Selokan didepan gedung keperawatan - Orientasi - Pendidikan
(1705) (5510) kesehatan
terdapat genangan air dan tidak mengalir kesehatan
(5515) - Peningkatan
sehingga banyak jentik-jentik nyamuk. kesadaran
kesehatan
 Tampak adanya tumpukan piring kotor (6520) - Skrinning
kotor di westafel toilet. kesehatan
 Salah satu toilet laki-laki gedung Prevensi (7400) - Panduan
sistem
keperawatan, terdapat bak yang berisi air Sekunder
pelayanan
yang banyak jentik-jentik nyamuk. (1803) - Proses kesehatan
penyakit (5520) - Fasilitasi
 Di sepanjang lorong gedung keperwatan pembelajaran
- Sumber
(1806)
lantai 1 terdapat pencahayaan yang kurang. sumber - Peningkan
kesehatan 5540) kesiapan
 Tampak kurangnya ventilasi udara disetiap pembelajaran
(1843) - Pengetahu
ruangan karena jendela terhambat oleh an - Idetifikasi
(6610)
manajeme resiko
bangunan lainnya - Fasilitasi
n nyeri
 Tampak banyak sampah di WC laki-laki (4480) tanggung
jawab diri
lantai dua. Prevensi Tersier - Manajemen
 Tampak adanya tumpukan barang bekas di (1209) - Motivasi (6484) lingkungan
- Peningkatan
belakang kelas gedung farmasi. kesadaran diri
(5390) - Bantuan
 Tampak adanya tumpukan material bahan
modifikasi diri
bangunan yang berserakan di lantai 3 - Pencegahan
(4470)
gedung kesmas penggunaan
zat terlarang
 Tampak adanya tumpukan piring kotor (4500) - Manajemen
berat badan
kotor di westafel toilet
 Salah satu toilet laki-laki gedung kesmas Prevensi Sekunder
terdapat tumpukan barang seperti ember, (0200)
kardus kosong dan kertas bekas sehingga - Peningkatan
(0510) latihan
banyak jentik-jentik nyamuk terdapat pada
- Pendidikan
tumpukan barang tersebut. kesehatan
(7400) - Panduan
 Rata-rata di setiap bangunan terdapat
(5602)
sistem
jendela dengan pencahayaan yang kurang pelayanan
kesehatan
 Tampak kurangnya ventilasi udara disetiap - Pengajaran
(7320)
ruangan karena jendela terhambat oleh - Manajemen
(5240)
kasus
bangunan lainnya (4700) - Konseling
 Tampak ada puntung rokok pada balkon (2380) - Restrukturisasi
kognitif
lantai 3 (1100) - Manajemen
 Tampak ada tumpukan pasir dan material di pengobatan
(2400)
- Manajemen
gedung lantai 3 yang menyebabkan debu nutrisi
 Tidak terdapat tempatsampah organic, non - Bantuan pasien
untuk
organic mengontrol
(1800)
 Tempat Sampah organic dan non organic pemberian
analgesik
tidak dibedakan (1260) - Bantuan
perawatan diri
 Tidak ada pengolahan limbah medis
- Manajemen
berat badan
(1260)
Prevensi Tersier
(52500) - Dukungan
pengambilan
keputusan
(7370) - Perencanaan
pulang
- Pendidikan
(5510) kesehatan
(7400) - Panduan
sistem
pelayanan
kesehatan
(5240) - Konseling
- Manajemen
(2380) pengobatan
(1100) - Manajemen
nutrisi
- Dukungan
(5420) spiritual
(5430) - Dukungan
kelompok
- Manajemen
(1260) berat badan

Data Subjektif (00188) Perilaku (1823) Prevensi Primer Prevensi Primer


- Kesehatan - Promosi (7120) - Modifikasi
kesehatan perilaku
Data Objektif Cendrung
(2013) - Keseimba (5230) - Peningkatan
 Sebelum pandemic covid-19 biasanya Beresiko ngan gaya koping
hidup (5602) - Pengajaran
kegiatan yang dilakukan yaitu
proses :
melaksanakan apel dan senam sekali Prevensi penyakit
Sekunder (5210) - Bimbingan
sebulan dan apabila ada seminar
antisipasif
dilaksanakan di aula atau hall. Pada saat - Patuh (5510) - Pendidikan
(1632) terhadap
pandemic seperti sekarang tidak ada kesehatan
aktivitas (4490) - Bantuan
perkumpulan atau kegiatan yang biasa kesehatan penghentian
dilaksanakan setiap bulan. merokok
Prevensi Tersier (5395) - Penikatan
 Kebiasaan masyarakat pada saat proses (1209) - Motivasi efikasi diri
belajar mengajar biasanya dengan metode
Prevensi Sekunder
tatap muka dan praktek laboran sedangkan (5510)
- Pendidikan
pada saat pandemic covid-19 hanya kesehatan
(2400)
- Bantuan pasien
melakukan proses belajar mengajar via untuk
online (daring) sehingga mengakibatkan mengontrol
pemberian
kegiatan aktifitas harian masyatakat algesik
(5430)
dihabiskan dengan duduk dan sering - Dukungan
(5450) kelompok
melakukan kegiatan yang monoton dan
- Terapi
kurang gerak. kelompok
 Masyarakat juga masih sering membuang Prevensi Tersier
sampah di lingkungan sekitar, serta tidak (7120) - Modifikasi
perilaku
mematuhi membuang sampah sesuai dengan (5230) - Peningkatan
tempatnya sehingga mengakibatkan sampah koping
(5370) - Peningkatan
bercampuran.
peran
 Masyarakat masih sering merokok di area (5395) - Peningkatan
Universitas Fort De Kock, padahal sudah efikasi diri
(5240) - Konseling
ada larangan seperti poster mengenai (5510) - Pendidikan
larangan merokok. kesehatan
(4490) - Bantuan
 Masyarakat masih mengabaikan protokol penghentian
kesehatan seperti cuci tangan dan pakai merokok
(5430)
- Dukungan
masker terutama dimasa pandemic covid- kelompok
19.
 Masyarakat kurang memanfaatkan
pelayanan kesehatan yang ada di kawasan
Universitas Fort De Kock Bukittinggi.

Data Sabjektif (00078) Ketidakefekt Prevensi primer Prevensi primer


- ifan - Kontrol (4360) - Modifikasi
(1902) resiko prilaku
Data Objektif managemen (5230) - Peningkatan
 Masyarakat pada umunya sudah mengetahui kesehatan Prevensi koping
(7330)
sekunder - Perekatan
dampak dari merokok, mematuhi protokol
- Kontrol (5520) budaya
kesehatan, dan buang sampah sembarangan, gejala - Fasilitasi
- Partisipas (5395) pembelajaran
tetapi masyarakat masih mengabaikannya.
i latihan - Peningkatan
 Masyarakat kurang memanfaatkan (1633) - Pengetah (4470) efikasi diri
uan - Bantuan
pelayanan kesehatan yang ada di kawasan (1813) (5602) modifikasi diri
rejimen
Universitas Fort De Kock Bukittinggi. (4490) - Pengajaran
penangan
an - Bantuan
 Masyarakat tidak memanfaatkan fasilitas penghentian
untuk penerapak protokol kesehatan serta merokok
Prevensi Tersier - \
poster poster peringatan yang ada (2380)
- Motivasi Prevensi sekunder
- Perawatan (5430) - Managemen
(1209) pengobatan
diri
(0300) (2400) - Dukungan
kelompok
- Bantuan pasien
untuk
mengontrol
pemberian
analgesik
(4360)
Prevelensi tersier
(5230) - Modifikasi
prilaku
(5240) - Peningkatan
(7140) koping
- Konseling
(5246)
- Dukungan
(5395) keluarga
- Konseling
(4470) nutrisi
- Peningkatan
(4480) efikasi diri
- Bantuan
modiifikasi diri
(5602) - Fasilitasi
(0200) tanggung jawab
diri
(4490) - Pengajaran
- Peningkatan
(5430) latihan
- Bantuan
penghentian
merokok
- Dukungan
kelompok

Data Sabjektif (00162) Kesiapan Prevensi primer Prevensi Primer


- Kontrol (5210) - Bimbingan
- Meningkatk (1902)
resiko antisipasif
Data Objektif an (1803) - Pengetahu (5510) - Pendidikan
an proses kesehatan
managemen
penyakit (7400) - Panduan
 Masyarakat menginginkan pandemi cepat kesehatan - Pengetahu sistem
(1808) an pelayanan
berlalu sehingga proses belajar mengajar
pengobata kesehatan
dapat dilaksanakan kembali secera efektif n (6610) - Indentifikasi
dan kegiatan di Universitas dapat risiko
Prevensi (5604) - Pengajaran :
dilaksanakan dengan baik dan tidak sekunder individu
- Kontrol (5618) - Penfajaran :
monoton.
gejala prosedur/pera
 Masyarakat menginginkan untuk watan
Prevensi Tersier (7110) - Peningkatan
menerapkan wilayah sehat/ phbs di kawasan
(1209) - Motivasi keterlibatan
Universitas Fort De Kock Bukitinggi . - Kepercaya keluarga
an (5440) - Peningkatan
(1702)
mengenai sistem
kesehatan dukungan
kontrol
yang Prevensi Sekunder
dirasakan (5510)
- Pendidikan
kesehatan
(5430)
- Dukungan
kelompok
(7110)
- Peningkatan
keterlibatan
keluarga
Prevensi Tersier
(5510) - Pendidikan
kesehatan
(6610) - Indentifikasi
risiko
(5430) - Dukungan
kelompok
(7110) - Peningkatan
keterlibatan
keluarga
(5440) - Peningkatan
sistem
dukungan
D. Pre Planning

No Masalah Kegiatan Tujuan Sasaran Sumber Daya

PJ Waktu Tempa Alokasi


t Dana
1. Gaya Hidup Prevensi Primer Prevensi Primer
Kurang Gerak - Terapi aktivitas - Pengetahuan : Masyaraka Fauziah 7/6/2021 UFDK 70.000
promosi t (pagi)
- Peningkatan latihan kesehatan Yonardo 7/6/2021 UFDK 70.000
- Pengetahuan : Masyaraka (siang)
- Bantuan modifikasi gaya hidup sehat t Riska 8/6/2021 UFDK 70.000
(pagi)
diri Prevensi Sekunder Masyaraka
- Partisipasi latihan t
- Fasilitasi tanggung - Kebugaran fisik Catur 8/6/2021 UFDK 70.000
(siang)
jawab diri Prevensi Tersier
- Perilaku patuh : Masyaraka
- Pengajaran : aktivitas yang t Oktia 9/6/2021 UFDK 100.000
disarankan (pagi)
peresapan latihan

- Manajemen energy Masyaraka Ulfa 9/6/2021 UFDK 70.000


t (siang)
- Pencegahan jatuh
Sakiratuni 10/6/202 UFDK 70.000
- Terapi rekreasi r 1
Masyaraka (pagi) UFDK 70.000
t Afdal 10/6/202
- Manajemenberat
1 UFDK 70.000
Atika (siang)
badan
Masyaraka 11/6/202
t 1
(pagi)
Masyaraka
Prevensi Sekunder
t
- Terapi aktivitas Masyaraka UFDK 70.000
t Risa
- Peningkatan latihan UFDK 70.000
- Terapi rekreasi nugi 11/6/202
1
- Manajemen (siang)
11/6/202
beratbadan 1
(pagi)
Masyaraka
t
Prevensi Tersier
Masyaraka
- Terapi aktivitas t

- Peningkatan latihan

- Bantuan modifikasi

diri

- Peningkatan

mekanika tubuh

- Terapi rekreasi

- Manajemen berat

badan
2. Ketidakefektif Prevensi Primer Prevensi Primer
an Masyaraka Dinno 7/6/2021 UFDK 70.000
- Bimbingan - Promosi
Pemeliharaan t (pagi)
antisipasif kesehatan
Kesehatan
- Perilaku Atika Afri 7/6/2021 UFDK 70.000
- Peningkatan kesehatan Masyaraka (siang)
Koping - Deteksi resiko t Meri
- Orientasi 8/6/2021 UFDK 70.000
- Pendidikan kesehatan (pagi)
kesehatan
Masyaraka Sari
t 8/6/2021 UFDK 70.000
- Skrinning Prevensi Sekunder (siang)
kesehatan
- Proses penyakit Boby
- Sumber sumber Masyaraka 9/6/2021 UFDK 100.000
- Panduan sistem
kesehatan t (pagi)
pelayanan
kesehatan - Pengetahuan
Mutia
manajemen nyeri
Masyaraka 9/6/2021 UFDK 70.000
- Idetifikasi resiko
t (siang)
Prevensi Tersier Rossa
- Manajemen
Motivasi 10/6/202 UFDK 70.000
lingkungan -
1
Masyaraka Nelfika (pagi)
- Peningkatan
t UFDK 70.000
kesadaran
10/6/202
kesehatan
Sonia ade 1
Masyaraka (siang) UFDK 70.000
- Bantuan modifikasi t
diri Sri 11/6/202
1
- Pencegahan Masyaraka (pagi) UFDK 70.000
penggunaan zat t
terlarang Mila
11/6/202
- Manajemen berat Masyaraka 1 UFDK 70.000
badan t (siang)

- Peningkatan 11/6/202
kesadaran diri Masyaraka 1
- Peningkatan latihan t (pagi
- Fasilitasi
pembelajaran
- Peningkan kesiapan
pembelajaran Masyaraka
- Fasilitasi tanggung t
jawab diri

Prevensi Sekunder

- Peningkatan latihan
- Pendidikan
kesehatan
- Panduan sistem
pelayanan
kesehatan
- Pengajaran
- Manajemen kasus
- Konseling
- Restrukturisasi
kognitif
- Manajemen
pengobatan
- Manajemen nutrisi
- Bantuan pasien
untuk mengontrol
pemberian
analgesik
- Bantuan perawatan
diri
- Manajemen berat
badan

Prevensi Tersier
- Dukungan
pengambilan
keputusan
- Perencanaan pulang
- Pendidikan
kesehatan
- Panduan sistem
pelayanan
kesehatan
- Konseling
- Manajemen
pengobatan
- Manajemen nutrisi
- Dukungan spiritual
- Dukungan
kelompok
- Manajemen berat
badan
3. Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan - Modifikasi perilaku - Promosi Masyaraka Nopri 7/6/2021 UFDK 70.000
Cenderung - Peningkatan koping kesehatan t (pagi)
Beresiko - Pengajaran proses : - Keseimbangan Ilal 7/6/2021 UFDK 70.000
penyakit gaya hidup Masyaraka (siang)
- Bimbingan t Cika 8/6/2021 UFDK 70.000
antisipasif Prevensi Sekunder (pagi)
- Pendidikan Masyaraka
kesehatan - Patuh terhadap t Winda 8/6/2021 UFDK 70.000
- Bantuan aktivitas (siang)
penghentian kesehatan Sonia 9/6/2021 UFDK 100.000
merokok Masyaraka (pagi)
- Penikatan efikasi Prevensi Tersier t Rona 9/6/2021 UFDK 70.000
Motivasi (siang)
diri
Masyaraka
t Okja 10/6/202 UFDK 70.000
Prevensi Sekunder
1
- Pendidikan
kesehatan Masyaraka (pagi)
- Bantuan pasien t
untuk mengontrol
pemberian algesik
- Dukungan Masyaraka Febby UFDK 70.000
kelompok t 10/6/202
- Terapi kelompok 1
(siang)
Prevensi Tersier
- Konseling Zila 70.000
- Dukungan
kelompok Masyaraka Rani 11/6/202 70.000
- Modifikasi t 1
perilaku (pagi)
- Peningkatan koping 11/6/202
Yola 1 70.000
- Peningkatan peran
(siang)
- Peningkatan efikasi
Masyaraka
diri
t
- Pendidikan 11/6/202
kesehatan Masyaraka 1
- Bantuan t (pagi)
penghentian
merokok

Masyaraka
t
E. Implementasi dan Evaluasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) POSISI DUDUK YANG BENAR
SERTA PENANGANAN UNTUK MENGURANGI NYERI

PUNGGUNG DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

Oleh :
OKTIA MIRANDA
(2014901010)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2021

PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Pokok bahasan : Low Back Pain dan Penanganannya Bagi Dosen


Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Sasaran : Semua dosen Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu : 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

A. Latar Belakang
LBP merupakan nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan yang terlokalisir di
antara batas iga bagian bawah dan lipatan gluteus inferior, dengan atau tanpa
penjalaran ke paha dan/atau tungkai.1 Keluhan ini dapat disebabkan oleh
inflamasi, proses degeneratif, keganasan, kelainan ginekologi, trauma, dan
gangguan metabolik.6 Prevalensinya cukup bervariasi, di Amerika Serikat lebih
dari 80% penduduk pernah.
Di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Berdasarkan studi
yang telah dilakukan, kejadian tertinggi low back pain pada dekade ketiga dan
prevalensi meningkat pada usia 60-65 tahun dan kemudian secara bertahap
menurun. 7 Faktor resiko yang menyebabkan LBP adalah usia, IMT, jenis
kelamin, merokok, masa kerja, beban kerja, lama duduk, posisi kerja, kegiatan
repetisi, dan lingkungan fisik. Sebesar 90% kasus nyeri pinggang bawah bukan
disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam
bekerja.
Untuk meminimalisir risiko pada otot rangka (musculoskletal) dan
tulang belakang agar tidak mudah lelah dan terhindar dari nyeri maka kursi yang
digunakan oleh pekerja harus dilengkapi dengan sandaran pada bagian
punggung(Astutik, 2015). Jika posisi duduk tidak benar, maka tulang
belakang akan mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan bekerja dengan
posisi berdiri atau berbaring. Tekanan tulang belakang pada posisi selain duduk
yaitu sebesar100%, dan tekanan akan meningkat menjadi 140% bila pekerja
duduk dengan tegang dan kaku, dan tekananakan meningkat menjadi 190%
bila pekerja duduk dengan posisi membungkuk ke depan (Astutik, 2015).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan acara
penyuluhan (SAP) mengenai cara duduk yang benar serta aktivitas fisik dalam
upaya mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai latihan fisik kepada masyarakat Universitas fort
de kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi nyeri, dan melakukan
perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang posisi duduk


yang beanar serta aktivitas fisik yang dapat dilakukan sebagai
selingan saat dosen melakukan pekerjaan diharapkan seluruh
dosen Universitas Fort De Kock dapat memahami bagaimana
posisi duduk dan cara melakukan aktivitas fisik yang benar
saat bekerja agar resiko LBP yang terjadi dapat berkurang.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik selingan dalam


bekerja, audiens dapat :

1) Mengetahui posisi duduk yang benar untuk mengurangi keajdian LBP


2) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika tidak diselingi
dengan aktivitas fisik dalam bekerja
3) Mengetahui bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar
dalam bekerja

C. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Topik : Posisi duduk yang


benar dan aktivitas fisik yang dapat dilakukan dalam mengurangi LBP
karena terlalu lama mealkukan aktivitas duduk
b. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
c. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

d. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

e. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

f. Setting Tempat :
Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

g. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

h. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit a. a. Menjawab -


b. salam
anggota kelompok b. Mendenga
c. rkan dan
waktu dan bahasa memperhatikan
d. c. Mendenga
penyuluhan rkan dan menyetujui
d. Mendenga
rkan dan
memperhatikan
2. ISI 20 Menit a. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang resiko yang
terjadi jika tidak
mengelola sampah
medis dengan baik
b. Memberikan
b. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
c. Menjelaskan
c. Mendengarkan dan
kemungkinan resiko
memperhatikan
yang akan terjadi jika
pengolahan sampah
tidak dilakukan
dengan baik
d. Mencoba untuk
d. Review pengetahuan
menjawab
peserta mengenai
pengertian aktivitas
fisik
e. Menggali
e. Mencoba untuk
pengetahuan peserta
menjawab
tentang Aktivitas
Fisik (Peregangan)
yang Dapat
Dilakukan Dalam
Mengurangi
f. Menerima pujian
Aktivitas Duduk
f. Memberikan
reinforcement positif g. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta memperhatikan
g. Menjelaskan kepada
peserta Aktivitas
Fisik (Peregangan)
yang Dapat h. Mencoba untuk
Dilakukan Dalam menjelaskan
Mengurangi
Aktivitas Duduk
h. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit a. Penyuluh melakukan a. Menjawab Leaflead


evaluasi pertanyaan yang
b. penyuluh diajukan
menyimpulkan b. Mendengarkan
materi yang telah dan memperhatikan
disampaikan
c. panitia menyerahkan
c. Menerima dan
leaflet dan
menjawab salam
memberikan salam
penutup
i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian


 Peserta memahami mengenai:

1. 80% Peserta dapat menyebutkan posisi duduk yang benar


& apa saja resiko jika Aktivitas Fisik tidak dilakukan dengan
baik selama bekerja?

2. % Peserta dapat memperagakan cara melakukan


peregangaan saat bekerja?

D. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet

MATERI PENYULUHAN POSISI DUDUK YANG BENAR & UPAYA


PENANGANAN LOW BACK PAIN (LBP)

A. Pengertian Nyeri Punggung


Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung
yang berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah
tulang belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan
semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung
adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup
mereka. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan,
atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat
(Hulandani, 2012).

B. Klasifikasi Nyeri Punggung.


Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung
terus menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau
dapat menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau
tajam atau tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai
lengan dan tangan atau betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain
selain nyeri. Gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum,
kelemahan, dan mati rasa.
C. Etiologi Nyeri Punggung
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi
pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, amupun struktur
lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain :
1. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan
spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis.
2. Trauma minor: regangan, cedera whiplash
3. Fraktur: traumatik - jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik
– osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
4. Herniasi diskus intervertebral.
5. Degeneratif: kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal,
stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis reumatoid).
6. Arthritis: spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun
(misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter)

D. Faktor Resiko Nyeri Punggung


Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang yang
normal, dan lekukan tersebut bukan penyebab nyeri punggung. Obesitas
yang menyebabkan bobot abdomen menjadi berat, dan proses kehamilan
pada tahap lanjut, dapat mengubah kelengkungan tulang belakang dan
menyebabkan nyeri punggung. Dalam kasus kehamilan, rasa nyeri
biasanya menghilang setelah proses kelahiran. Beberapa kegiatan, seperti
jogging dan berlari di permukaan yang rata, angkat berat, dan duduk lama
(terutama di mobil, truk, dan kursi yang tidak nyaman), dapat
menyebabkan nyeri punggung.

E. TANDA DAN GEJALA


Tanda atau keluhan yang dialami :
1. Perubahan dalam gaya berjalan
a. Berjalan terasa kaku.
b. Tidak bias memutar punggung.
c. Pincang.
d. Jalan diseret
e. otot kaki lemah
f. kesemutan/kram
g. lumpuh

2. Persyarafan
a. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti, pasien
merasakan sensasi pada kedua anggota badan, tetapi mengalami
sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
3. Nyeri
a. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
b. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
c. Nyeri otot dalam
d. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
e. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
f. Nyeri pada pertengahan bokong.
g. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat
h. Konsistensi nyeri yang berulang

F.  CARA PENCEGAHAN LOW BACK PAIN


1. Sikap berdiri
a. Berdiri secara tegak, dada diangkat, bahu relaks dan dagu lurus
kedepan.
b. Sikap berdiri stabil, seimbang, dan relaks bila pindah posisi ke
duduk, berjalan atau berdiri kembali.
c. Tidak berdiri terlalu lama. Jika harus berdiri, pindahkan berat badan
dari satu kaki ke kaki yang lain.
d. Hindari gerakan membungkuk dari posisi berdiri. Untuk melakukan
stretching/pere-gangan punggung bawah dilakukan dari posisi duduk
atau tiduran.
e. Untuk memungut sesuatu sebaiknya dengan
menekuk lutut.
2. Sikap duduk
a. Hindari duduk secara terus menerus lebih dari satu jam.
b. Bila duduk sebaiknya ber-sandar dan secara begantian mengangkat
satu kaki lebih tinggi dari yang lain (pangkal kaki).
c. Posisi duduk dengan postur tubuh yang salah: slouching
(membungkuk), reclining (bersandar rendah ke belakang), dan
slumping (bertumpu pada meja di depan tubuh sehingga tubuh
membungkuk).
d. Berikut ini posisi duduk yang benar saat berada di depan laptop atau
komputer:
a) Monitor sejajar arah pandangan mata
Letakkan monitor berjarak lebih dari 40-75 cm dari mata,
dengan bagian paling atas monitor sejajar dengan arah pandangan
mata (eye level). Ketika monitor terlalu tinggi atau terlalu rendah,
Anda justru akan memberi tekanan berlebih pada leher yang
membuatnya terasa tidak nyaman. Idealnya, derajat kemiringan
untuk melihat layar monitor adalah 20 derajat.

b) Posisi kaki
Sebisa mungkin, letakkan kaki mendatar di lantai atau
di footrest. Kemudian, hindari menyilangkan kaki atau
pergelangan kaki. Posisi duduk yang ideal adalah tidak terlalu
rapat atau memberi jarak antara bagian belakang lutut dengan
kursi. 

c) Posisi siku
Posisi duduk yang benar juga melibatkan siku yang
berbentuk L dengan lengan. Artinya, keyboard laptop atau
komputer idealnya berada sedikit di atas paha. Tujuannya
agar siku berada di angle terbuka yang nyaman meski berada di
posisi yang sama selama berjam-jam.

d) Gunakan kursi ergonomis


Sangat penting untuk tahu apa jenis kursi yang Anda
gunakan saat beraktivitas seharian di depan laptop atau komputer.
Kursi yang ada di kantor sebaiknya bisa disesuaikan (adjustable)
dan memiliki penyokong punggung (lumbar support) sesuai
dengan posisi meja.Ukuran ideal posisi duduk yang benar adalah
kursi sekitar 38-55 cm dari lantai, sementara meja sekitar 72-75
cm dari lantai. Dengan demikian, tubuh akan tetap tegak dengan
kemiringan sekitar 90-100 derajat.

e) Tidak duduk terlalu lama


Idealnya, Anda harus mengambil waktu istirahat atau jeda
selama 10 menit setiap kali duduk selama 1 jam. Bila perlu,
pasang alarm pengingat di ponsel Anda. Saat jeda, pejamkan mata
sejenak dan jangan melihat layar lain seperti di ponsel karena
hanya akan memberi “tugas” baru pada mata.Tak hanya itu, saat
jeda Anda bisa melakukan peregangan atau stretching ringan
terutama di bagian bahu, tangan, dan juga kaki. Berjalan kaki
singkat ke area sekitar kantor juga bermanfaat untuk melancarkan
aliran darah.

f) Leher rileks
Satu hal yang kerap dilakukan tanpa disadari oleh orang
yang seharian beraktivitas di depan laptop atau komputer
adalah leher menjadi kaku. Hal ini terjadi ketika posisi monitor
dan kursi tidak sesuai dengan seharusnya.Untuk itu, pastikan
Anda meletakkan laptop atau komputer dengan sudut kemiringan
yang tepat agar tidak memberi tekanan pada leher. Apabila leher
terasa pegal setelah beberapa jam di depan laptop atau komputer
itu wajar. Namun apabila pegal terasa hanya dalam beberapa
menit pertama, mungkin posisi duduk yang benar belum Anda
lakukan.

g) Buat workspace jadi nyaman
Apabila profesi menuntut Anda untuk terus berada di
depan laptop atau komputer seharian, jangan ragu
membuat workspace menjadi lebih nyaman. Contohnya dengan
menambahkan footrests, wrist pads, atau backrests sehingga bisa
bersandar dengan lebih nyaman.

3. Tidur
1. Hindari tidur diatas tempat tidur dengan kasur/busa/spring bed yang
turun lebih dari 5cm bila anda tidur.
2. Tidurlah miring dengan lutut ditekuk. Jangan tidur dengan kaki lurus
dan jangan tidur tengkurap. Kalau harus tidur terlentang, tekukkan
lutut.
3. Sebelum turun dari tempat tidur pada pagi hari, lakukan latihan
punggung bawah seperti menarik satu kaki dan dua kaki, baru berdiri
dengan periahan

G. Latihan Praktis yang dianjurkan berupa senam


1. Peregangan otot punggung bawah
a. Berbaringlah dengan kaki yang diluruskan di atas lantai. Tekuk lutut
kanan kearah dada, peluk dengan kedua tangan sampai punggung
ter-angkat. Tahan 5-10 detik. Nafas biasa. Kembali ke posisi awal
dengan perlahan. Lakukan dengan kaki kiri. Ulangi 4-8 kali.
b. Posisi sama tetapi kedua kaki ditekuk dan dipeluk bersamaan.
2. Bridging
a. Berbaringlah dengan lutut menekuk dan telapak kaki menapak
dilantai, perut diken-cangkan, leher lurus dan punggung sedikit
menekan lantai untuk menjaga posisi tetap lurus. Kedua lengan lurus
disamping tubuh. Tarik nafas.
b. Perut tetap dikencangkan, lakukan gerakan bridging dengan cara
mengencangkan dan mengangkat bokong ber-samaan. Hembuskan
nafas saat mengangkat bokong. Tahan 5-10 detilc. Nafas biasa.
Kembali ke posisi awal dengan perlahan.
c. Ulangi 4-8 kali
d. Mulailah latihan dengan gerakan peregangan yang perlahan dan
tidak memantul.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN AKTIVITAS FISIK
(YOGA) DALAM UPAYA MENGURANGI NYERI PUNGGUNG DI
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Oleh :
RISA DIANA HASTI
(2014901014)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2021
PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Pokok bahasan : Aktivitas Fisik (Yoga) yang Dapat Dilakukan Dalam


Mengurangi Nyeri Punggung Akibat Aktivitas Duduk Bagi
Dosen Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Sasaran : Semua dosen


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama keterbatasan aktivitas
dan alasan alasan untuk tidak masuk kerja di seluruh dunia. Duduk dalam
waktu yang lama merupakan salah satu faktor resiko yang paling sering.
Aktivitas fisik berhubungan dengan beberapa penyakit. Nyeri punggung
bawah atau low back pain (LBP) adalah suatu masalah kesehatan yang
umumnya dialami dalam masyarakat. LBP didefinisikan sebagai suatu kondisi
tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan tidak
kenyamanan pada atau di dekat daerah lumbosakral, yang dapat disebabkan
oleh inflamasi, degenerasi, keganasan, kelainan ginekologi, trauma dan
gangguan metabolik. LBP diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu
kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.
Sedangkan, LBP kronis terjadi dalam waktu 3 bulan (Idyan Zamna, 2007)
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang
nyata. Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum
diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia
bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di
Indonesia. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung. Pada setiap saat, lebih dari 10% penduduk menderita nyeri
punggung. Insidensi nyeri punggung di beberapa negara berkembang lebih
kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri
punggung akut maupun kronik. Dan berdasarkan diagnosis yang telah
dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi penyakit muskuloskeletal di
Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit (Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan
acara penyuluhan (SAP) mengenai aktivitas fisik (yoga) dalam upaya
mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai aktivitas fisik (yoga) kepada masyarakat
Universitas fort de kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi
nyeri, dan melakukan perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik yang dapat
dilakukan diwaktu luang diharapkan seluruh dosen Universitas Fort De
Kock dapat memahami bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang
benar, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya
melakukan aktivitas fisik saat bekerja agar resiko-resiko yang terjadi dapat
berkurang.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik
(yoga), audiens dapat :
1) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika tidak diselingi
dengan aktivitas fisik dalam bekerja
2) Mengetahui bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar
dalam bekerja

C. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Topik : aktivitas fisik (yoga)


yang dapat dilakukan dalam mengurangi nyeri punggung aktivitas duduk
b. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
c. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

d. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

e. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

f. Setting Tempat :
Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

g. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

h. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam -


b. Memperkenalkan diri, b. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
c. Menjelaskan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
d. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit a. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang resiko yang
terjadi jika tidak
melakukakan
aktivitas fisik untuk
mengurangi nyeri
b. Menerima pujian
punggung
b. Memberikan
reinforcement positif
c. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta
memperhatikan
c. Menjelaskan
kemungkinan resiko
yang akan terjadi jika
tidak melakukan
d. Mencoba untuk
aktivitas fisik untuk
menjawab
mengurangi nyeri
punggung
d. Review pengetahuan
peserta mengenai
e. Mencoba untuk
pengertian aktivitas
menjawab
fisik
e. Menggali
pengetahuan peserta
tentang Aktivitas
Fisik (yoga)
f. Menerima pujian
f. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta g. Mendengarkan dan
g. Menjelaskan kepada memperhatikan
peserta aktivitas fisik
(yoga) yang dapat
dilakukan untuk
mengurangi nyeri h. Mencoba untuk
punggung menjelaskan
h. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit a. Penyuluh melakukan a. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
b. penyuluh b. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
c. Menerima dan
c. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan


 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

1. % Peserta dapat menyebutkan apa saja resiko jika Aktivitas


Fisik (Peregangan) tidak dilakukan dengan baik selama
bekerja?

2. % Peserta dapat memperagakan cara melakukan peregangaan


saat bekerja?
D. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet

MATERI PENYULUHAN LATIHAN FISIK (YOGA) DALAM MENGATASI


NYERI PUNGGUNG

A. Pengertian Nyeri Punggung


Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung
yang berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah
tulang belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan
semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung
adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup
mereka. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan,
atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat
(Hulandani, 2012).
B. Klasifikasi Nyeri Punggung.
Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya
berlangsung terus menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu
tempat atau dapat menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat
tumpul, atau tajam atau tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat
menyebar sampai lengan dan tangan atau betis dan kaki, dan dapat
menimbulkan gejala lain selain nyeri. Gejalanya dapat berupa perasaan
geli atau tersetrum, kelemahan, dan mati rasa.

C. Etiologi Nyeri Punggung


Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang
terjadi pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, amupun
struktur lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara
lain :
1. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan
spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis.
2. Trauma minor: regangan, cedera whiplash
3. Fraktur: traumatik - jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik
– osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
4. Herniasi diskus intervertebral.
5. Degeneratif: kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal,
stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis reumatoid).
6. Arthritis: spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun
(misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter)
D. Faktor Resiko Nyeri Punggung
Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang
yang normal, dan lekukan tersebut bukan penyebab nyeri punggung.
Obesitas yang menyebabkan bobot abdomen menjadi berat, dan proses
kehamilan pada tahap lanjut, dapat mengubah kelengkungan tulang
belakang dan menyebabkan nyeri punggung. Dalam kasus kehamilan, rasa
nyeri biasanya menghilang setelah proses kelahiran. Beberapa kegiatan,
seperti jogging dan berlari di permukaan yang rata, angkat berat, dan
duduk lama (terutama di mobil, truk, dan kursi yang tidak nyaman), dapat
menyebabkan nyeri punggung.
E. Pengobatan Nyeri Punggung
Terapi Farmakologi :
Asetaminofen Penggunaan asetaminofen dosis penuh (2 sampai 4 g per
hari) sebagai terapi lini pertama didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan
beberapa pedoman terapi (rekomendasi A). Harus diketahui bahwa pada
pasien dengan riwayat alkoholisme, sedang puasa, memiliki penyakit liver,
mengonsumsi obat tertentu (terutama antikonvulsan), atau orang tua yang
lemah, toksisitas hati dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan.
Terapi Non Farmakologis
 Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan
kerja seperti biasanya.
 Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada
beberapa kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama
untuk mengurangi nyeri
 Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak
kembali ke aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu
F. Latihan (YOGA)
Pemberian latihan dilaksanakan selama 5 minggu dengan 3 kali pertemuan
setiap minggu dan dengan waktu satu kali latihan 20 menit.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PEREGANGAN DI TEMPAT KERJA
Nama:
ULFA ZAKYIAH, S. Kep
NIM: 2014901047

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN &PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Pokok bahasan : Peregangan di Tempat Kerja

Sasaran : Masyarakat
Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Hari/tanggal : 09 Juni 2021

Waktu
: 30 menit

Tempat : Universitas Fort De


Kock Bukittinggi

Penyuluh : Mahasiswa Universitas Fort De Kock Bukittinggi

E. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi pekerja baik di sektor swasta
ataupun negeri adalah terkait aspek ergonomi. Di Indonesia masalah
ketidaksesuaian aspek ergonomi antara sarana kerja dengan manusia serta
pengaruhnya terhadap kesehatan belum mendapatkan perhatian yang serius.
Hal ini terbukti dengan masih banyaknya tempat-tempat kerja yang tidak dan
belum berpedoman dengan kaidah ergonomi dalam hal penyediaan peralatan
kerja bagi pekerjanya.
Duduk yang dilakukan dalam jangka waktu lama dan dalam posisi statis
dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Karena pada sikap kerja
statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa ada kesempatan
pemulihan yang memadai. Selain itu aliran darah ke otot juga mengalami
hambatan. Umumnya gangguan yang muncul adalah gangguan pada leher,
bahu, punggung, dan lengan. Dari gangguan-gangguan tersebut akan muncul
keluhan rasa nyeri dan pegal-pegal pada beberapa otot tubuh (Suma’mur,
1991 dalam Permana, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang dapat
ditimbulkan karena sikap kerja duduk adalah nyeri punggung bawah.
Fakta dilapangan terutama dalam institusi pendidikan, sangat jarang sekali
ditemukan adanya kebiasaan untuk melakukan peregangan. Kegiatan yang
bersifat fisikpun terkadang hanya dilakukan setiap jumat pagi. Universitas
Fort De Kock merupakan salah satu lembaga tinggi penyelenggara pendidikan
di bidang kesehatan. beberapa program studi yang dikelola diantaranya adalah
Profesi Ners, Program Studi Farmasi, Program Studi Keperawatan, Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kebidanan, serta Program Studi
Ekonomi Dan Bisnis Digital. Dari hasil distribusi frekuensi masalah
keperawatan di klinik universitas fort de kock jumlah staf atau dosen yang
mengeluhkan nyeri punggung sebanyak 37 orang. Salah satu upaya untuk
menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan seperti nyeri punggung
adalah dengan melakukan senam peregangan di tempat kerja.

F. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Peserta Lebih
Memahami Dan Lebih Mengerti Tentang Peregangan di Tempat Kerja

4. Tujuan Khusus
Setelah Mengikuti Penyuluhan Diharapkan Peserta Mampu:
a. Menjelaskan Pengertian Dari Peregangan di Tempat Kerja
b. Mengetahui Tujuan Perengangan di Tempat Kerja
c. Mengetahui Manfaat Peregangan di Tempat Kerja
d. Mengetahui Langkah-Langkah dan Tips Peregangan di Tempat
Kerja

G. Kegiatan Belajar Mengajar

i. Topik : Peregangan di
Tempat Kerja
j. Sasaran : Masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi
k. Metode : Ceramah, Tanya jawab
l. Media : Lembar balik, Leaflet
m. Waktu dan tempat
Hari : Rabu, 09 Juni 2021

Jam : 14.00

Tempat : Universitas Fort De Kock

n. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator & Observer

: panitia
: : LCD/Laptop

: Penyaji

: Moderator
o. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
2. Moderator : Riska Apria Fitri,
S.Kep
Tugas

a) Membuka dan menutup acara penyuluhan


b) Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
c) Mengarahkan jalannya penyuluhan
d) Menyimpulkan hasil penyuluhan

3. Penyaji
: Ulfa Zakyiah, S.Kep
Tugas
:

a) Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


b) Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
c) Menjawab pertanyaan peserta

4. Fasilitator : Catur Titi Artini,


S.Kep, Yonardo Efendi, S.Kep
Tugas
:

a) Memotivasi peserta untuk bertanya


b) Menjawab pertanyaan peserta

5. Observer
: Sakiratunir Rahmah, S.Kep
Tugas
:
a) Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
b) Mencatat jumlah peserta yang hadir
c) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
d) Menjawab pertanyaan peserta
e) Melaporkan hasil kegiatan

p. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit e. Memberikan salam e. Menjawab salam -


f. Memperkenalkan diri, f. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
g. Menjelaskan kontrak g. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
h. Menjelaskan tujuan h. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit i. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
pengertian
Peregangan
j. Memberikan b. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
k. Menjelaskan c. Mendengarkan dan
pengertian memperhatikan
Peregangan
l. Menggali d. Mencoba untuk
pengetahuan peserta menjawab
tentang Tujuan
Peregangan di
Tempat Kerja
m. Memberikan e. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
n. Menjelaskan kepada f. Mendengarkan dan
peserta mengenai memperhatikan
Tujuan Peregangan
di Tempat Kerja
o. Menggali g. Mencoba untuk
pengetahuan peserta menjelaskan
tentang Manfaat
Peregangan di
Tempat Kerja
p. Memberikan h. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
q. Menjelaskan tentang i. Mendengarkan dan
Manfaat Peregangan memperhatikan
di Tempat Kerja
r. Menggali j. Mencoba untuk
pengetahuan peserta menjawab dan
tentang Langkah- menjelaskan
Langkah dan Tips
Peregangan di
Tempat Kerja
s. Memberi k. Menerima pujian

reinforcement positif
atas usaha untuk
menjawab
t. Menjelaskan tentang l. Mendengarkan

Langkah-Langkah dengan penuh

dan Tips Peregangan perhatian

di Tempat
3. PENUTUP 5 Menit d. Penyuluh melakukan d. Menjawab pertanyaan Leaflead
evaluasi yang diajukan
e. Penyuluh e. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
f. Menerima dan
f. Panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

j. Evaluasi
4. Evaluasi Struktur

a) Peserta menghadiri penyuluhan

b) Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

c) Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

d) Setting tempat sesuai dengan perencanaan

e) Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

f) Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

5. Evaluasi proses

a) Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

b) Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

c) Pelaksanaan sesuai rencana

d) Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

e) Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan


H. Lampiran
3. Materi
4. Leaflet

Materi Terlampir
Senam Peregangan Di Tempat Kerja

A. Definisi Peregangan
Peregangan adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada
otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan kegiatan
terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangat
rentan, meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan tubuh, serta merelaksasi
otot yang stress.
Peregangan adalah kegiatan melakukan gerakan-gerakan yang
bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh
yang kaku. Peregangan merupakan salah satu aktivitas fisik dalam
program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Gerakan
peregangan yang banyak dilakukan adalah gerakan aktif dinamis sekitar 3
menit. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan yaitu upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap
tempat kerja agar dapat bekerja secara sehat dan tidak menimbulkan
penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.

B. Tujuan Peregangan
Peregangan ini bertujuan untuk mengurangi kelelahan dan
memulihkan konsentrasi serta untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga
membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih
kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja.

C. Manfaat Peregangan di Tempat Kerja


1. Meningkatkan Fleksibilitas Tubuh
Latihan peregangan sangat bermanfaat untuk meningkatkan fleksibilitas
tubuh. Fleksibilitas tubuh atau kelenturan tubuh adalah membuat
gerakan dan jangkauan lebih maksimal. Hal ini dapat mengurangi
resiko cedera otot dan persendian saat melakukan aktivitas fisik berat.
2. Melancarkan Sirkulasi Darah
Peregangan membantu melancarkan aliran darah ke seluruh tubuh sehigga
mengurangi gangguan kesehatan karena masalah sirkulasi darah seperti
tekanan darah tinggi.
3. Meningkatkan Keseimbangan dan Koordinasi
Melakukan latihan peregangan dapat membantu meningkatkan
keseimbangan dan koordinasi sehingga membuat gerakan lebih gesit
dan tidak mudah jatuh. Hal ini sangat bermanfaat terutama bagi
olahragawan dan pekerja seni gerak.
4. Meningkatkan Kemampuan Fisik
Peregangan merupakan aktivitas yang umum dilakukan oleh olahragawan
sebelum berlatih atau bertanding. Hal ini dilakukan untuk
mempersiapkan otot agar siap melakukan kontraksi secara maksimal.
5. Meningkatkan Kebugaran Tubuh
Latihan peregangan membantu melatih otot agar lebih kuat sehingga otot
tidak mudah capek saat melakukan aktivitas fisik tertentu.
6. Mengurangi Resiko Nyeri Punggung Bagian Bawah
Nyeri punggung bagian bawah dapat disebabkan otot yang kaku disekitar
punggung bagian bawah dan pinggul. Latihan peregangan dapat
mengurangi resiko nyeri punggung bagian bawah.
7. Mengurangi Stress
Olahraga ringan seperti peregangan dapat membantu melancarkan
sirkulasi darah yang membawa oksigen dan nutrisi ke otak serta
membantu mengendurkan ketegangan syaraf.

D. Tips Dan Langkah-Langkah Peregangan Ditempat Kerja


Tips peregangan ditempat kerja:
1. Perbaiki posisi duduk
Posisi duduk sempurna dapat anda peroleh dengan memosisikan kaki
berpijak sejajar. Jika anda memakai sepatu hak tinggi, lepaskan selama
berada duduk di meja agar tumit sejajar di atas lantai dan lutut yang
harus lebih rendah dari panggul.
2. Peregangan/stretching ringan
Jangan jadikan kubikel sempit sebagai halangan untuk meregangkan tubuh
Peregangan dapat Anda mulai dari leher. Lenturkan leher ke depan-
belakang, kanan-kiri, dan menoleh secara perlahan. Lalu, lanjutkan ke
bahu dengan cara memutarnya ke depan dan belakang sepuluh kali.
Lantas, untuk pergelangan tangan dan kaki, putar secara bergantian
searah dan berlawanan arah jam. Ketiga cara stretching di kantor ini
dapat Anda praktikan saat merasa pegal atau butuh penyegaran.

3. Manfaatkan waktu istirahat


Jam makan siang yang terbatas kadang menyulitkan dosen untuk
melakukan olahraga ringan seperti stretching. Namun, Anda dapat
mengakalinya dengan beberapa hal. Misalnya, alih-alih membeli
makan siang di restoran atau kantin, bawa bekal sendiri untuk
menghemat waktu. Dengan begitu, Anda akan punya jatah istirahat
lebih panjang untuk berolahraga sebelum kembali bekerja tanpa
kelelahan atau mengantuk.

4. Aktif sepanjang jam istirahat


Masih punya waktu tersisa setelah makan dan stretching? Bawa tubuh
Anda lebih aktif selama istirahat berlangsung. Contohnya dengan naik-
turun tangga alih-alih memakai lift dan berkeliling. Namun, kalau
cuaca sedang mendung atau hujan, manfaatkan waktu tersebut dengan
power nap selama 10-15 menit. Tidur siang singkat yang berkualitas
akan membuat Anda lebih jernih dalam bekerja dan tak akan mudah
mengantuk sampai jam pulang kerja.

Langkah-langkah senam peregangan ditempat kerja:


Secara umum senam peregangan di tempat kerja terbagi menjadi
beberapa bagian(Kemenkes RI, 2015), diantaranya adalah:
a. Posisi Awal
Untuk melakukan senam peregangan ditempat kerja, posisikan diri
untuk duduk dengan posisi tegak, Pandangan lurus ke depan, Tangan
diletakkan di paha, Telapak kaki menempel di lantai, Atur napas sesuai
gerakan yang akan dilakukan. Sebisa mungkin saat melakukan gerakan
senam peregangan sepatu yang dipakai dilepas terlebih dahulu. Hal ini
untuk menciptakan kondisi rileks pada kaki.

b. Gerakan Peregangan Mata


1) Tutup mata dengan relaks dan tahan pada hitungan 1 sampai 4
2) Buka mata dengan pandangan jauh ke depan dan tahan pada hitungan
5 sampai 8
3) Gerakkan buka dan tutup mata secara bergantian mengikuti hitungan 1
sampai 8

c. Gerakan Peregangan Bahu


1) Gerakkan putar bahu ke belakang 2 kali pada hitungan 1 sampai 4
2) Gerakkan putar bahu ke depan 2 kali pada hitungan 5 sampai 8
Saat melakukan gerakan peregangan bahu, pastikan telapak tangan tetap
berada di atas paha

d. Gerakan Peregangan Lengan


1) Angkat kedua lengan lurus ke depan setinggi dada, lalu turunkan ke
posisi semula
2) Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali pada hitungan 1 sampai 8
Saat mengangkat lengan tarik nafas, pada saat menurunkan lengan
hembuskan nafas
Posisi semula yang dimaksudkan dalam gerakan ini adalah posisi tangan
(jari berada di samping luar paha)
3) Angkat kedua lengan keatas kepala, kaitkan jari-jari tangan, lalu
dorong lengan lurus keatas dan tahan pada hitungan 1 sampai 8
4) Lepaskan kaitan jari-jari tangan dan turunkan lengan secara perlahan
pada posisi semula. Atur nafas anda
5) Angkat kedua lengan ke belakang badan, kaitkan jari-jari tangan, lalu
dorong lengan lurus ke belakang dan tahan pada hitungan 1 sampai 8
6) Lepaskan kaitan jari-jari tangan dan kembalikan lengan pada posisi
semula yaitu diatas paha

e. Gerakan Peregangan Pinggang Dan Paha


1) Angkat kaki kanan ke atas paha kaki kiri, letakkan tangan kiri di lutut
kanan
2) Badan menghadap ke kanan, tangan kanan diletakkan diatas sandaran
kursi
3) Tarik lutut kanan ke kiri sampai terasa tarikan di pinggang. Tahan
pada hitungan 1 sampai 8. Jika kursi dimana anda duduk tidak ada
sandaran tangan, maka letakkan telapak tangan diatas paha
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada sisi sebaliknya
4) Angkat kaki kiri ke atas paha kaki kanan, letakkan tangan kanan di
lutut kiri
5) Badan menghadap ke kiri, tangan kiri diletakkan diatas sandaran kursi
6) Tarik lutut kiri ke kanan sampai terasa tarikan di pinggang. Tahan
pada hitungan 1 sampai 8

f. Gerakan Peregangan Tungkai Bawah


Untuk melakukan gerakan ini, posisikan telapak tangan tetap berada di atas
paha
1) Luruskan tungkai kanan dengan telapak kaki menghadap ke atas
2) Turunkan ke posisi semua. Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali pada
hitungan 1 sampai 8
3) Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada kaki sebaliknya
Selanjutnya, lakukan kembali gerakan diatas namun kali ini telapak kaki
di tahan
4) Luruskan tungkai kanan dengan telapak kaki menghadap ke atas.
Tahan pada hitungan 1 sampai 4
5) Turunkan tungkai perlahan-lahan pada hitungan 5 sampai 8.
Berikutnya lakukan gerakan yang sama pada kaki sebaliknya

g. Gerakan Peregangan Posisi Berdiri


Untuk melakukan gerakan ini, beranjaklah dari tempat duduk. Posisi Awal:
Berdiri tegak, pandangan lurus ke depan, kedua lengan disamping badan,
tangan dibuka, kedua telapak kaki sejajar
1) Kedua tangan diletakkan di pinggang, angkat kedua tumit sampai
posisi jinjit, lalu turunkan ke posisi semula
2) Lakukan gerakan ini bergantian 4 kali pada hitungan 1 sampai 8
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

MODIFIKASI DIRI/PERILAKU

A. Latar Belakang

Manusia dilahirkan dengan segenap potensi dan

seperangkat kemampuan dari Tuhan untuk

dimanfaatkan  dalam pemenuhan kebutuhan. Perilaku

merupakan salah satu perantara manusia untuk mencapai

tujuan dalam memenuhi kebutuhan manusia. Perilaku dalam

psikologi, dipandang sebagai sesuatu yang dapat diubah  dan

dapat dipelajari. Kelompok behaviorisme menyatakan bahwa

perilaku yang dipelajari (learned) dapat pula

dihilangkan (unlearned). Perilaku manusia sangat berbeda

antara satu dengan lainnya. Perilaku itu sendiri adalah suatu

fungsi dari interaksi antara seseorang individu dengan

lingkungannya. Dilihat dari sifatnya, perbedaan perilaku

manusia itu disebabkan karena kemampuan, kebutuhan, cara

berpikir untuk menentukan pilihan perilaku, pengalaman, dan

reaksi affektifnya berbeda satu sama lain.


Perilaku manusia adalah suatu fungsi dan interaksi

antara individu dengan lingkungannya. Individu membawa

kedalam tatanan organisasi, kemampuan, kepercayaan,

pribadi, penghargaan kebutuhan dan pengalaman masa

lalunya.

Bagi individu yang mempunyai karaktristik yang

berbeda satu sama lain biasanya terdapat satu ketentuan-

ketentuan atau pola perilaku yang menurut khalayak

merupakan perilaku baku yang harus diikuti oleh semua

individu yang tergabung dalam satu komunitas yang

ditetapakan dalam peraturan . Jikalau karakteristik

orarganisasi maka akan terwujud perilaku individu dalam

organisasi. Oleh karena itu penulis mencoba untuk

membahas  tentang perubahan perilaku seorang individu,

dalam hal ini penulis membahas tentang perubahan perilaku

dengan teknik “Token Ekonomi”.

B. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang modifikasi diri/perilaku
selama 30 menit, diharapkan masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi
mengerti tentang memodifikasi diri/perilaku yang baik.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang memodifikasi diri/perilaku


selama 30 menit, diharapkan masyarakat Universitas Fort De Kock
Bukittinggi dapat mengetahui tentang:

1. Pengertian modifikasi diri/perilaku

2. Kenapa Harus dilakukan modifikasi diri/perilaku

3. Prosedur Memodifikasi diri/perilaku

4. Keuntungan Modifikasi diri/perilaku

D. Bentuk Kegiatan

penyuluhan kesehatan tentang memodifikasi diri/perilaku di klinik


Universitas Fort De Kock Bukittinggi

E. Tempat Kegiatan

Klinik Universitas Fort De Kock Bukittinggi

F. MEDIA

1. Leaflet

2. Infocus

G. Waktu Kegiatan

Penyuluhan yang akan dilaksanakan Sabtu 05 Juni jam 10 :00 wib

H. Metode

1. Penyuluhan/Ceramah

2. Tanya jawab

I. Setting Tempat

Keterangan :
: Moderator

: Pemateri

: responden (Masyarakat)

: fasilitator

PELAKSANAAN KEGIATAN

A. Pelaksanaan Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan / Tugas Kegiatan Peserta

Penyuluh
1. 5 menit Pembukaan :

1. Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuanpenyuluhan
dan
3. Menyebutkan materi/pokok
3. Memperhatikan
bahasan yang akandisampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menyimak
1. Menjelaskan materi penyuluhan
dan
secara berurutan dan teratur.
memperhatikan
2. Pelaksanaan intervensi
2. Mengikuti
intervensi

3. 5 menit Evaluasi :
Menyimak
a. Menyimpulkan intipenyuluhan
dan
b. Menyampaikan secara singkat
mendengarkan
materipenyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada
ibu- ibu untukbertanya.
d. Memberi kesempatan kepadaibu-
ibu untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menjawab salam
a. Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telahdisampaikan
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
c. Mengucapkan salam

B. Evaluasi

1. Masyarakat mengetahui pengertian modifikasi diri/perilaku

2. Masyarakat tau tujuan dilakukan modifikasi diri/perilaku

3. Masyarakat mengethaui prosedur memodifikasi diri/perilaku

4. Masyarakat memahami keuntungan modifikasi diri/perilaku


5. Lampiran Materi

1. Pengertian Modifikasi Diri

Modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai:

a. upaya, proses, atau tindakan untuk mengubah perilaku,

b. aplikasi prinsip-prinsip belajar yg teruji secara sistematis untuk

mengubah perilaku tidak adaptif menjadi perilaku adaptif,

c. penggunaan secara empiris teknik-teknik perubahan perilaku untuk

memperbaiki perilaku melalui penguatan positif, penguatan negatif,

dan hukuman, atau

d. usaha untuk menerapkan prinsip-prinsip proses belajar maupun

prinsip-prinsip psikologi hasil eksperimen pada manusia.

Dalam pandangan kaum behavioristik aliran klasik,

modifikasi perilaku dapat diartikan sebagai penggunaan secara sistematik

teknik kondisioning pada manusia untuk menghasilkan perubahan

frekuensi perilaku tertentu /mengontrol lingkungan perilaku tersebut. Jika

teknik kondisioning diterapkan secara ketat, dgn stimulus, respon dan

akibat konsekuensi diharapkan terbentuk perilaku lahiriah yg diharapkan.

Dalam pandangan aliran operan, modifikasi perilaku akan terbentuk ketika

penguat / pengukuh diberikan berupa reward / punishment. Sedangkan

dalam panangan aliran behavior analist, modifikasi perilaku merupakan

penerapan dari psikologi eksperimen seperti dalam laboratorium. Proses,

emosi, problema, prosedur, semua diukur. Pengubahan perilaku

dilaksanakan dengan rancangan eksperimen dibuat dengan cermat.

Perilaku dihitung secara cacah untuk mendaparkan data dasar. Variabel


bebas dimanipulasi, metode statistik digunakan untuk melihat perubahan

perilaku, pengulangan jika perlu dilakukan hingga terjadi perubahan

perilaku secara jelas.

Sedangkan dalam pandangan para ahli, menurut Eysenk

modifikasi Perilaku adalah upaya mengubah perilaku dan emosi manusia

dengan cara yg menguntungkan berdasarkan teori yg modern dalam

prinsip psikologi belajar. Menurut Wolpe, yaitu penerapan prinsip-prinsip

belajar yg telah teruji secara eksperimental untuk mengubah perilaku yg

tidak adaptif, dgn melemahkan atau menghilangkannya dan perilaku

adaptif ditimbulkan atau dikukuhkan. Sedangkan menurut Hana

Panggabean, modifikasi perilaku adalah penerapan dari teori Skinner,

sering juga disebut sebagai behavior therapy. Merupakan penerapan dari

shaping (pembentukan TL bertahap), penggunaan positive reinforcement

secara selektif, dan extinction.

2. Tujuan Modifikasi Diri/Perilaku


Tujuan utama dari modifikasi perilaku adalah menghendaki adanya

perubahan, tujuan modifikasi perilaku dapat mencakup empat

perubahan perilaku. Pengertian perubahan perilaku dalam modifikasi

perilaku menurut Sutarlinah Soekadji (dalam Munawir Yusuf, 2007)

mengandung empat hal :

1. Peningkatan perilaku yang dikehendaki. Peningkatan perilaku dapat

dilihat dari frekuensi, intensitas dan lamanya perilaku


2. Pemeliharaan perilaku yang dikehendaki. Pemeliharaan perilaku

nertujuan agar perilaku yang sudah terbentuk tidak hilang atau

berkurang frekuensi, intensitas dan lamanya perilaku

3. Pengurangan atau penghilangan perilaku yang kita tidak hendaki.

Pengurangan atau penghilangan perilaku dimaksudkan agar perilaku

yang tidak kita kehendaki dapat dihilangkan atau dikurangi.

Bentuknya dapat berupa extinction, punishment, reinforcement

4. Perkembangan atau perluasan perilaku. Perkembangan atau

perluasan perilaku bertujuan untuk membentuk perilaku yang lebih

spesifik, serta variasi perilaku yang berhasil dikukuhkan bertambah

luas penggunaan dan macamnya.

3. Prosedur Memodifikasi diri/perilaku


Langkah awal dalam modifikasi perilaku disebut dengan analisis fungsi, dalam

kegiatan ini mengumpulkan informasi yang relevan sesuai dengan

permasalahan yang ditangani. Untuk melakukan analisis fungsi dapat

digunakan formula ABC (Edi Purwanta, 2012). Formula tersebut adalah

sebagai berikut :

1. A (Antecendent) adalah segala hal yang mencetuskan atau

menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecendent ini

berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat

tertentu, selagi melakukan aktivitas tertentu, dan sebagainya)


2. B (Behavior) adalah segala hal mengenai perilaku yang

dipermasalahkan. Behavior ini dilihat dari sisi frekuensinya, intensitas,

dan lamanya

3. C (Consequence) adalah akibat–akibat yang diperoleh setelah orang lain

merespon anak. Konsekuensi inilah yang biasanya

memperkuat/memelihara perilaku yang menjadi masalah.

4. Keuntungan Modifikasi Diri/Perilaku

Berikut ini keuntungan dari modifikasi diri/perilaku :

a. Peningkatan perilaku,

b. Pemeliharaan perilaku,

c. Pengurangan atau penghilangan perilaku,

d. Perkembangan atau perluasan perilaku.

Setiap perubahan yang diinginkan memerlukan

prosedur tersendiri dalam meningkatkan ataupun mengurangi perilaku. Di

bawah ini adalah macam–macam perubahan beserta prosedur yang dapat

diterapkan dalam modifikasi perilaku

5. Bentuk Modifikasi diri/perilaku

IV. Macam-Macam Kebugaran Jasmani dan Manfaatnya bagi


Tubuh.
a. Kebugaran

V. macam-macam kebugaran jasmani dan manfaatnya bagi tubuh.

1) Kekuatan. Kekuatan disebut juga strength. Untuk meningkatkan

kekuatan tubuh, maka Anda dapat melakukan latihan pada otot


bagian tubuh yang sering digunakan untuk menopang atau

mengangkat beban. Otot yang biasanya digunakan untuk hal ini

adalah otot tangan dan otot kaki. Untuk melatih kekuatan otot pada

bagian tangan dan kaki, maka Anda dapat melakukan latihan

seperti pushup, situp dan angkat beban.


2) Kecepatan. Kecepatan disebut juga speed. Kecepatan ini

sebenarnya masih berhubungan dengan kekuatan dan

kelincahan otot, terutama pada otot tungkai. Untuk melatih

kecepatan itu sendiri, Anda dapat melakukan latihan sprint

hingga sepanjang 100 meter atau juga latihan naik turun

tangga. Jika semakin sering berlatih, maka tentu kecepatan

Anda akan meningkat juga.

3) Keseimbangan. Keseimbangan biasa disebut dengan balance.

Maksud dari keseimbangan adalah tubuh tetap berada pada

posisi selaras dengan bidang gravitasi dan tidak terjatuh.

4) Kelenturan. Kelenturan disebut juga flexibility. Kelenturan

adalah salah satu jenis kebugaran jasmani yang masih

berhubungan erat dengan kemampuan sendi dan otot pada

tubuh untuk meregang. Kelenturan ini tentu saja dapat dilatih.

Latihan dari fleksibilitas atau kelenturan itu sendiri adalah

dengan mencium lutut, duduk dengan kedua kaki terbentang

lurus di sisi kiri dan kanan atau juga bisa dilatih dengan

gerakan kayang
5) Kelincahan. Kelincahan umumnya dikenal juga dengan

sebutan agility. Kelincahan atau agility ini dapat Anda peroleh

dengan kekuatan atau strength, keseimbangan atau balance dan

yang terakhir adalah kecepatan atau speed yang baik.

Kombinasi dari kekuatan, keseimbangan dan kecepatan akan

menciptakan gerakan yang selincah dan gerakan yang tangkas

Berikut ini adalah beberapa manfaat yang didapat jika Anda rutin

melakukan latihan-latihan kebugaran jasmani:

a) Mengurangi Resiko Obesitas

b) Menurunkan Darah Tinggi

c) Mengatasi Depresi

d) Mencegah Penyakit Jantung

e) Terhindari dari Tulang Keropos

f) Mencegah Insomnia
SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

PENCEGAHAN RESIKO JATUH

DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Oleh :

SYAKIRATUNIR RAHMAH

(2014201028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2021
PROPOSAL PENYULUHAN

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Pokok bahasan : Pencegahan resiko jatuh Bagi Dosen Universitas Fort De

Kock Bukittinggi

Sasaran : Semua dosen

Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu

: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu

Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

I. Latar Belakang

Secara umum menjadi tua atau menua (Ageing process), ditandai oleh

kemunduran . Pada aspek Fisik banyak terjadi penurunan yang salah satunya

faktor ketidak seimbangan yang menimbulkan risioko jatuh. Jatuh merupakan

salah satu penyebab dari kematian yang bisa terjadi pada lansia juga penyebab

masalah fisik yang sering terjadi pada lasia. Hal ini disebabkan karena dengan

bertambahnya usia terjadi perubahan-perubahan baik yang bersifat fisiologis

dan mental. Akibat dari adanya perubahan fungsi dalam organ tubuh
menyebabkan individu mengalami masalah dalam pememenuhan kebutuhan

aktivitas sehari-hari.

Jatuh merupakan hasil dari campuran interaktif dan kompleks dari factor

biologis , perilaku dan lingkungan dan diantaranya dapat dicegah (Kamel,

Abdulmajeed& Ismail, 2013). Kurang dukungan keluarga pada lansia, Jatuh

pada lansia dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor

ekstrinsik (Lemier & Silver, 2008). Faktor intrinsik seperti gender, kelemahan

otot, defisit sensorik, penyakit kronis, gangguan kognitif dan usia (Edelberg,

2006). Faktor ekstrinsik seperti narkoba, faktor lingkungan, kebanyakan

mengkonsumsi alkohol, ketidak tahuan prinsip keselamatan, penggunaan

sepatu yang tidak tepat dan desain rumah (Jamebozorgiet al, 2013).

J. Tujuan

1. Umum

Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Peserta Lebih Memahami Dan

Lebih

Mengerti Tentang Pencegahan jatuh

2. Khusus

Setelah Mengikuti Penyuluhan Diharapkan Peserta Mampu:

 Menjelaskan Pengertian Dari jatuh

 Mengetahui Tujuan Pencegahan pada jatuh


 Mengetahui Manfaat Pencegahan jatuh

K. Kegiatan Belajar Mengajar

q. Topik : pencegahan jatuh

r. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock

Bukittinggi

s. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

t. Media

 Leaflet

 Lembar Balik

u. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock

Bukittinggi

Setting
v. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta

: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

w. Pengorganisasian

 Penanggung Jawab : Kelompok


Tugas

: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :

Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan

 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya

 Mengarahkan jalannya penyuluhan

 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji

Tugas

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan

 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan

 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :

Tugas

 Memotivasi peserta untuk bertanya

 Menjawab pertanyaan peserta


 Observer

Tugas

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir

 Mencatat jumlah peserta yang hadir

 Mencatat tanggapan yang dikemukakan

 Menjawab pertanyaan peserta

 Melaporkan hasil kegiatan

L. Kegiatan penyuluhan

N Kegiatan Kegiatan penyuluhan Peserta Wakt

o u

1 Pembuka  Membuka  Menjawab 5

an Kegiatan Dengan Salam menit

Mengucap

Salam

 Memperkenalkan  Mendengarkan

Diri

 Menjelaskan  Memperhatikan

Tujuan Dari

Penyuluhan  Memperhatikan

 Kontrak Waktu
 Memperhatikan
 Menyebutkan

Materi Yang  Menjawab

Akan Diberikan Pertanyaan

2 Isi Memberi Penjelasan 10

Tentang: menit

 Pengertian jatuh  Peserta

Mendengarkan

 Tujuan  Penjelasan

Pencegahan jatuh Yang Diberikan

 Manfaat Dan

pencegahan jatuh Memperhatikan

3 Evaluasi  Memberikan  Peserta 10

Kesempatan Bertanya menit

Peserta Untuk

Bertanya

 Penyuluh  Peserta

Bertanya Pada Menjawab

Peserta

4 Terminasi  Kesimpulan  Memperhatikan 5

 Mengucap  Mendengarkan menit

Terima Kasih

Atas Perhatian

Peserta  Menjawab
 Mengucap Salam Salam

Penutup

k. Evaluasi

6. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

7. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan


8. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

3. 80% Peserta dapat menyebutkan posisi duduk yang benar &

apa saja resiko jika Aktivitas Fisik tidak dilakukan dengan baik

selama bekerja?

4. % Peserta dapat memperagakan cara melakukan peregangaan

saat bekerja?

M. Lampiran

5. Materi

6. Leaflet

MATERI PENYULUHAN

i. Defenisi Resiko jatuh

Resiko jatuh adalah suatu kejadian yang mengakibatkan

seseorang mendadak terbaring, terduduk di lantai atau tempat yang

lebih rendah dengan atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka.


Untuk menghindari resiko jatuh, diperlukan pengetahuan keluarga

yang baik dalam merawat lansia untuk meningkatkan status

kesehatan lansia.

B. Tujuan

Untuk memperoleh gambaran mengenai pengetahuan dan

sikap keluarga dalam pencegahan resiko jatuh

C. Manfaat pencegahan jatuh

1. Memberikan Pengawasan Yang Lebih Kepada Pasien

Selain para perawat yang bekerja di rumah sakit, Anda

sebagai wali pasien juga harus memperhatikan dan memberikan

pengawasan yang lebih kepada pasien itu sendiri. Sehingga pasien

tidak mengalami yang namanya jatuh atau cedera. Selain itu, para

perawat juga harus selalu mengecek akan kondisi pasien sehingga

hal ini juga dapat memberikan pengawasan yang lebih terhadap

pasien tersebut.

2. Menunjukan Alat Bantu Panggilan Darurat

Selanjutnya Anda bisa menunjukan alat bantu panggilan

darurat yang dapat dilakukan oleh pasien tersebut. Apabila pasien

membutuhkan atau terjadi sesuatu, para pasien dapat menggunakan

alat bantu panggilan darurat tersebut. Sehingga para perawat yang

bekerja di rumah sakit tersebut dapat bisa langsung menuju kamar

pasien dan membantu pasien.


3. Pastikan Posisi Tempat Tidur Tidak Terlalu Tinggi

Hal seperti ini sangat penting sekali diperhatikan karena

jika posisi tempat tidur terlalu tinggi, dapat menyebabkan pasien

beresiko jatuh. Oleh karena itu, pastikan posisi tempat tidur selalu

dalam keadaan tepat sehingga pasien dapat tidur atau duduk

dengan nyaman.

4. Menggunakan Kursi Roda

Tips selanjutnya yang dapat Anda lakukan adalah

gunakanlah kursi roda. Hal tersebut sangatlah membantu para

pasien terlebih lagi bagi pasien yang memiliki kondisi lemah

seperti tidak bisa berjalan atau faktor usia yang sudah tua. Hal

seperti ini sangat penting sekali diperhatikan karena ini juga dapat

mengurangi angka beresiko pasien jatuh.

5. Penggunaan Stiker Resiko Jatuh

Tak hanya gelang pasien saja yang memiliki fungsi dan

manfaat untuk para pasien. Tetapi, stiker resiko jatuh tersebut juga

sama halnya sehingga hal ini dapat mengurangi resiko jatuh pasien

rawat inap di rumah sakit tersebut. Nah, apabila pasien

menggunakan stiker tersebut maka para tenaga medis dan juga

perawat dapat memberikan penanganan serta pengawasan ekstra

kepada setiap pasien.


SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIH AKTIVITAS FISIK
(PEREGANGAN ) DALAM UPAYA MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
DI UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Oleh :
FAUZIAH RAHMAH DEWI
(2014201016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI

2021

PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Pokok bahasan : Aktivitas Fisik (Peregangan) yang Dapat Dilakukan
Dalam Mengurangi Aktivitas Duduk Bagi Dosen
Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Sasaran : Semua dosen


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

N. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama keterbatasan aktivitas dan
alasan alasan untuk tidak masuk kerja di seluruh dunia. Duduk dalam waktu yang
lama merupakan salah satu faktor resiko yang paling sering. Aktivitas fisik
berhubungan dengan beberapa penyakit.
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang nyata.
Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum diketahui secara
pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia bervariasi antara 7,6%
sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Kira-kira 80%
penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung. Pada setiap
saat, lebih dari 10% penduduk menderita nyeri punggung. Insidensi nyeri
punggung di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total
populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri punggung akut maupun kronik.
Dan berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi
penyakit muskuloskeletal di Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit
(Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan acara
penyuluhan (SAP) mengenai aktivitas fisik (peregangan) dalam upaya
mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan pendidikan
kesehatan mengenai latihan (peregangan) kepada masyarakat Universitas fort de
kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi nyeri, dan melakukan
perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
O. Tujuan
5. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik


yang dapat dilakukan sebagai selingan saat dosen melakukan
pekerjaan diharapkan seluruh dosen Universitas Fort De Kock
dapat memahami bagaimana cara melakukan aktivitas fisik
yang benar, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih
memahami pentingnya melakukan aktivitas fisik saat bekerja
agar resiko-resiko yang terjadi dapat berkurang.

6. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik selingan dalam


bekerja, audiens dapat :

3) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika tidak diselingi
dengan aktivitas fisik dalam bekerja
4) Mengetahui bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar
dalam bekerja

P. Kegiatan Belajar Mengajar

x. Topik : aktivitas fisik


(peregangan) yang dapat dilakukan dalam mengurangi aktivitas duduk
y. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
z. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

aa. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

bb. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

cc. Setting Tempat :

Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

dd. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

ee. Kegiatan Penyuluhan


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit i. Memberikan salam i. Menjawab salam -


j. Memperkenalkan diri, j. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
k. Menjelaskan kontrak k. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
l. Menjelaskan tujuan l. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit u. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang resiko yang
terjadi jika tidak
mengelola sampah
medis dengan baik
v. Memberikan
b. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
w. Menjelaskan
c. Mendengarkan dan
kemungkinan resiko
memperhatikan
yang akan terjadi jika
pengolahan sampah
tidak dilakukan
dengan baik
d. Mencoba untuk
x. Review pengetahuan
menjawab
peserta mengenai
pengertian aktivitas
fisik
y. Menggali
e. Mencoba untuk
pengetahuan peserta
menjawab
tentang Aktivitas
Fisik (Peregangan)
yang Dapat
Dilakukan Dalam
Mengurangi
Aktivitas Duduk f. Menerima pujian
z. Memberikan
reinforcement positif
g. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta
memperhatikan
aa. Menjelaskan kepada
peserta Aktivitas
Fisik (Peregangan)
yang Dapat
h. Mencoba untuk
Dilakukan Dalam menjelaskan
Mengurangi
Aktivitas Duduk
bb. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit g. Penyuluh melakukan g. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
h. penyuluh h. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
i. Menerima dan
i. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

l. Evaluasi
9. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat


10. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

11. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

5. % Peserta dapat menyebutkan apa saja resiko jika Aktivitas


Fisik (Peregangan) tidak dilakukan dengan baik selama
bekerja?

6. % Peserta dapat memperagakan cara melakukan peregangaan


saat bekerja?

Q. Lampiran
7. Materi
8. Leaflet

MATERI PENYULUHAN UPAYA PENGENDALIAN RESIKO


NYERI PUNGGUNG

A. Pengertian
G. Pengertian Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung yang
berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah
tulang belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan
semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung
adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup
mereka. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan,
atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat
(Hulandani, 2012).
H. Klasifikasi Nyeri Punggung.
Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung
terus menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau
dapat menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau
tajam atau tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai
lengan dan tangan atau betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain
selain nyeri. Gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum,
kelemahan, dan mati rasa.
I. Etiologi Nyeri Punggung
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi
pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, amupun struktur
lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain :
7. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan
spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis.
8. Trauma minor: regangan, cedera whiplash
9. Fraktur: traumatik - jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik
– osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
10. Herniasi diskus intervertebral.
11. Degeneratif: kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal,
stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis reumatoid).
12. Arthritis: spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun
(misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter)
J. Faktor Resiko Nyeri Punggung
Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang yang
normal, dan lekukan tersebut bukan penyebab nyeri punggung. Obesitas
yang menyebabkan bobot abdomen menjadi berat, dan proses kehamilan
pada tahap lanjut, dapat mengubah kelengkungan tulang belakang dan
menyebabkan nyeri punggung. Dalam kasus kehamilan, rasa nyeri
biasanya menghilang setelah proses kelahiran. Beberapa kegiatan, seperti
jogging dan berlari di permukaan yang rata, angkat berat, dan duduk lama
(terutama di mobil, truk, dan kursi yang tidak nyaman), dapat
menyebabkan nyeri punggung.
K. Pengobatan Nyeri Punggung
Terapi Farmakologi :
Asetaminofen Penggunaan asetaminofen dosis penuh (2 sampai 4 g per
hari) sebagai terapi lini pertama didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan
beberapa pedoman terapi (rekomendasi A). Harus diketahui bahwa pada
pasien dengan riwayat alkoholisme, sedang puasa, memiliki penyakit liver,
mengonsumsi obat tertentu (terutama antikonvulsan), atau orang tua yang
lemah, toksisitas hati dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan.
Terapi Non Farmakologis
 Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan
kerja seperti biasanya.
 Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada
beberapa kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama
untuk mengurangi nyeri
 Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak
kembali ke aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu
L. Latihan (Stretching)
Pemberian latihan dilaksanakan selama 5 minggu dengan 3 kali pertemuan
setiap minggu dan dengan waktu satu kali latihan 20 menit.

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


FASILITASI TANGGUNG JAWAB DIRI
DENGAN POSISI DUDUK YG BAIK SAAT BEKERJA

J. Latar Belakang

Posisi kerja adalah postur yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh pekerja

yang berinteraksi dengan kebiasaan kerja maupun fasilitas yang digunakan

dalam sebuah pekerjaan. Dengan demikian rancangan sebuah posisi kerja dan
fasilitas kerja yang ergonomis perlu di sediakan untuk mencegah keluhan

penyakit akibat posisi kerja serta memberikan kenyamanan dan dapat

meningkatkan produktivitas dalam bekerja (Siska dan Teza, 2012).

Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan dari suatu

pekerjaan.Jika postur yang di lakukan oleh pekerja sudah baik atau ergonomi

maka hasil yang di dapatkan oleh pekerja akan baik dan jika sebaliknya apabila

postur yang di lakukan oleh pekerja buruk atau tidak ergonomic maka hasil

dari pekerjaan tersebut tidak sesuai dengan yang di harapkan(Sulaiman dan

Sari, 2016).

Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri

adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Lebih jauh

lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang

digunakan, dan lingkungan kerjanya (Agustin, 2013).

Menurut Fatimah, (2012) ergonomi adalah istilah dari bahasa yunani yang

terdiri dari kata “ergon” dan “nomos” yang arti ringkasnya adalah suatu aturan

atau norma dalam system kerja. Apabila pekerjaan atau aktivitas yang

dilakukan tidak secara ergonomis, ini akan mengakibatkan ketidak nyamanan

kerja. Tarwaka, (2004) dalam Fatimah, (2012) mengemukakan bahwa

“ergonomi” adalah kemampuan untuk menerapkan informasi menurut karakter

manusia, kapasitas dan keterbatasannya terhadap desain pekerjaan, mesin dan

sistemnya, ruangan kerja dan lingkungannya, sehingga manusia dapat hidup

dan bekerja secar sehat, aman, nyaman dan efisien

K. Tujuan Instruksional Umum


Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Fasilitasi Tanggung Jawab Diri

dengan posisi duduk yang benar saat bekerja selama 30 menit, diharapkan

masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi mengerti tentang fasilitas

tanggu jawab diri dengan posisi duduk yang benar saat bekerja

L. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mengikuti kegiatan Penyuluhan tentang Fasilitasi Tanggung Jawab Diri

dengan posisi duduk yang benar saat bekerja selama 30 menit, diharapkan

masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi dapat mengetahui tentang:

5. Pengertian posisi duduk yg baik dan benar saat bekerja

6. Kerja dengan Posisi Duduk

7. Sikap Tubuh Yang Baik Saat Bekerja

8. Dampak Dari Posisi Tubuh Yang Salah Saat Bekerja

9. Penyebab Keluhan Muskuloskeletal

M. Bentuk Kegiatan

Penyuluhan kesehatan tentang Fasilitasi Tanggung Jawab Diri Dengan posisi

duduk yg benar saat bekerja

N. Tempat Kegiatan

Di Universitas Fort De Kock Bukittingi

O. MEDIA
3. Leaflet

4. Infocus

P. Waktu Kegiatan

Penyuluhan yang akan dilaksanakan Rabu 09 juni jam 10:00 wib

Q. Metode

3. Penyuluhan/Ceramah

4. Tanya jawab

R. Setting Tempat

Keterangan :

: Moderator

: Pemateri
: responden (masyarakat)

: fasilitator

PELAKSANAAN KEGIATAN

C. Pelaksanaan Kegiatan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan / Tugas Kegiatan Peserta

Penyuluh
1. 5 menit Pembukaan :

4. Menjawab salam
4. Memberi salam
5. Mendengarkan
5. Menjelaskan tujuan penyuluhan
dan
6. Menyebutkan materi/pokok
6. Memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :

3. Menyimak
3. Menjelaskan materi penyuluhan
dan
secara berurutan dan teratur.
memperhatikan
4. Pelaksanaan intervensi
4. Mengikuti

intervensi
3. 5 menit Evaluasi :

Menyimak
e. Menyimpulkan inti penyuluhan
dan
f. Menyampaikan secara singkat
mendengarkan
materi penyuluhan

g. Memberi kesempatan kepada

ibu- ibu untuk bertanya.

h. Memberi kesempatan kepadaibu-

ibu untuk menjawab pertanyaan yang

dilontarkan
4. 5 menit Penutup :

Menjawab salam
d. Menyimpulkan materi penyuluhan

yang telah disampaikan

e. Menyampaikan terima kasih atas

perhatian dan waktu yang telah di

berikan kepada peserta

f. Mengucapkan salam

D. Evaluasi

1. Menjelaskan posisi duduk yg baik dan benar saat bekerja

2. Menjelaskan Kerja dengan Posisi Duduk

3. Menyebutkan Sikap Tubuh Yang Baik Saat Bekerja

4. Menyebutkan Dampak Dari Posisi Tubuh Yang Salah Saat Bekerja

5. Menyebutkan Penyebab Keluhan Muskuloskeletal

E. Lampiran Materi
4. Pengertian Sikap Tubuh

Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri

adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan.

Lebih jauh lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara

manusia, mesin yang digunakan, dan lingkungan kerjanya (Agustin,

2013).

Sikap Badan adalah posisi alami tubuh yang diatur dan dibiasakan

sedemikian rupa sesuai dengan keadaan yang tersedia agar memperoleh rasa

nyaman, aman, sehat dan selamat. Selain itu perlunya memperhatikan sikap

badan juga guna untuk menghindari sikap badan yang tidak alamiah dalam

bekerja yang dapat mempengaruhi kesehatan dan memperkecil beban

statis.Sikap tubuh merupakan faktor resiko ditempat kerja.

Manusia di muka bumi ini untuk dapat makan harus bekerja, sikap tubuh

saat melakukan setiap pekerjaan dapat berpengaruh terhadap keberhasilan

suatu pekerjaan, mari kita mempelajari bagaimana sikap kerja yang efektif

untuk menghasilkan produk yang maksimal (Anonim, 2010).

5. Kerja Dengan Posisi Duduk

Sikap badan atau posisi tubuh dalam bekerja kerja dengan Posisi

DudukUkuran tubuh yang penting adalah tinggi duduk, panjang lengan

atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis

punggung, serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki.Posisi duduk pada
otot rangka (musculoskletal) dan tulang belakang terutama pada

pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari

nyeri dan cepat lelah (Santoso, 2004).

Sikap duduk yang benar yaitu sebaiknya duduk dengan punggung

lurus dan bahu berada dibelakang serta bokong menyentuh belakang

kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih

tinggi panggul (gunakan penyangga kaki) dan sebaiknya kedua tungkai

tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan

hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari menit. Selama duduk,

istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto,

2005).Gambar :Sikap kerja pada Visual Display Terminal (VDT) yang

direkomendasikan oleh Cakir et al. (1980) (kiri) dan Grandjean et al.

(1982, 1984)

6. Kerja dengan Posisi Berdiri

Ukuran tubuh yang penting dalam bekerja dengan posisi berdiri

adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul,

panjang lengan. Bekerja dengan posisi berdiri terus menerus sangat

mungkin akan mengakibatkan penumpukan darah dan beragai cairan

tubuh pada kaki dan ini akan membuat bertambahnya biola berbagai

bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai, seperti pembersih (clerks),

dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan sepatu ketika

bekerja (Santoso, 2004).

7. Kerja dengan Posisi Membungkuk


Membungkuk adalah  posisi tubuh dimana tulang punggung

melengkung ke depan melebihi batas normal yaitu lebih dari 40

derajat.Berdasarkan penelitian bahwa tenaga kerja yang telah terbiasa

bekerja dengan posisi berdiri tegak dirubah menjadi posisi setengah

duduk tanpa sandaran dan setengah duduk dengan sandaran

menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat kelelahan otot

biomekanik antar kelompok (Santoso dalam Romanenko, 2004). Yang

mana posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk dan

posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik

dalam posisi duduk (Romanenko dalam Suma’mur, 1989).

8. Sikap tubuh yang baik saat bekerja

Sikap tubuh dalam pekerjaan sangat dipengaruhi oleh bentuk,

susunan, ukuran dan tata letak peralatan, penempatan alat-alat petunjuk,

cara-cara memperlakukan peralatan seperti macam gerak, arah dan

kekuatan. Dalam hal normalisasi ukuran peralatan, harus diambil ukuran

terbesar sebagai dasar, untuk selanjutnya dapat diatur, misalnya ukuran

dibesarkan dan dikecilkan, atau dapat dinaikturunkan, disetel maju atau

mundur dan lain-lain.Ada beberapa hal yang harus diperhatikan

berkaitan dengan sikap tubuh dalam melakukan pekerjaan, yaitu :

a. Semua pekerjaan hendaknya dilakukan dalam sikap duduk atau

sikap berdiri secara bergantian


b. Semua sikap tubuh yang tidak alami harus dihindarkan.

Seandainya hal ini tidak memungkinkan, hendaknya diusahakan

agar beban statik diperkecil.

c. Tempat duduk harus dibuat sedemikian rupa, sehingga tidak

membebani, melainkan dapat memberikan relaksasi pada otot-

otot yang sedang tidak pakai untuk bekerja dan tidak

menimbulkan penekanan pada bagian tubuh (paha).

9. Dampak Dari Posisi Tubuh Yang Salah Saat Bekerja

Dampak dari posisi tubuh yang salah saat bekerja keluhan

muskuloskeletal adalah keluhan pada bagian otot skeletal yang

dirasakan oleh seseorang mulai dari keluhan sangat ringan sampai

sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan

dalam waktu yang lama, akan dapat menyebabkan keluhan berupa

kerusakan pada sendi, ligamen dan tendon. Keluhan hingga kerusakan

ini biasanya diistilahkan dengan keluhan musculoskeletal disorders atau

cedera pada sistem muskuloskeletal.Secara garis besar keluhan otot

dapat dikelompokkan menjadi dua (Tarwaka, 2004), yaitu :Keluhan

sementara (reversible)Keluhan menetap (persistent).

10. Penyebab Keluhan Muskuloskeletal

Penyebab keluhan muskuloskeletalmenurut Peter Vi (2000) yang

dikutip oleh Rizki (2007) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor

yang dapat menyebabkan terjadinya keluhan otot skeletal, yaitu


:Peregangan Otot yang BerlebihanAktivitas BerulangPenyebab sekunder

terjadinya keluhan muskuloskeletal, yaitu

:TekananMikroklimatGetaranPenyebab Kombinasi

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MANAJEMEN BERAT BADAN

OLEH

NAMA : ATIKA HUMAIRA


NIM : 2014201038
PROFESI NERS
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI

SATUAN ACARA PENYULUHAN


MANAJEMEN BERAT BADAN

Topic : Manajemen berat badan

Sasaran : Masyarakat universitas fort de kock

Tempat : Gedung keperawatan dan kebidanan

Hari/tanggal : Senin,7 juni 2021

Waktu : 09.00-09.30 WIB

Penyuluh : Mahasiswa universitas fort de kock

A. LATAR BELAKANG

Obesitas merupakan masalah kesehatan yang terus berkembang dengan

mempengaruhi derajat kesehatan di berbagai negara.saat ini obesitas tidak

hanya menjadi masalah negara maju,namun menjadi beban keshatan di

negara berkembang termasuk INDONESIA riset kesehatan daras 2013

menghasilkan angkat prevalensi obesitas di Indonesia sebesar 32,9% untuk

wanita dan 19,7% untk PRIA


Obesitas di defenisikan sebagai suatu kondisi medis berupa kelebihan

lemak tubuh yang apterakumulasi sedemikian rupa, sehingga menimbulkan

dampak merugikan keshatn yang kemudian menurunkan harapan hidup atau

meningkatkan masalah kesehatan. Mengingat obesitas merupakan faktor

risiko utama beberapa berbagai penyakit degenerative seperti hipertensi,stoke,

penyakit jantung coroner, dan diabetes mellitus tipe dua yang makin banyak

menyerang usia produktif, akan sangat baik jika setiap individu memahami

pentingnya menjaga berat badan dan status gizi baik

Obesitas sebenarnya merupakan faktor resiko yang dapat dicegah melalui

perubahan gaya hidup (lifestyle), semua praktisi kesehatan harus

memperhatikan dan menyarankan terapi manajemen berat badan sesuai

kondisi yang ada. Penurunan berat badan 5-10 kg terbukti dapat

mempengaruhi tekanan darah, kadar kolesterol, trigliserida, serta merupakan

terapi yang efektif mengurangi resiko diabetes. Perubahan gaya hidup

mencakup pola makan sehat, aktivitas fisik, dan manajemen berat badan

dapat memperbaiki faktor-faktor resik terkait obesitas

B. TUJUAN

1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat universitas fort de kock

dapat mengetahui dan memahami tentang manajemen berat badan

2. Tujuan Khusus

Setelah meliputi kegiatan penyuluhan ini masyarkat di harapkan :


a. Peserta dapat memahami obesitas

b. Peserta dapat memahami penyebab obesitas

c. Peserta dapat memahami dampak obesitas

d. Peserta dapat memahami therapeutic lifestyle change

C. Materi Penyuluhan

(terlampir)

D. Strategi Pelaksanaan

1. Topik : Manajemnen berat badan

2. Sasaran : Masyarakat universitas fort de kock

3. Metode : Ceramah dan Tanya Jawab

4. Media : Infocus dan leaflet

5. Waktu dan tempat

Hari : senin

Tanggal : 7 juni 2021

Jam : 09.00 – 09.30 wib

Tempat : gedung keperawatan dan kebidanan

6. Seting tempat

INFOCUS
Keterangan :

: moderator : penyaji

: pembimbing

: fasilitator : peserta

: Observer

7. Pengorganisasian :

a. Moderator : Fauziah rahmah dewi

b. Penyaji : Atika Humaira

c. Observer : ulfa zakyah

d. Fasilitator :oktia Miranda,catur,titi artini,syakiratunirahmah

e. Dokumentasi : nugi saputra

E. PEMBAGIAN TUGAS

1. Peran Moderator

- Membuka dan menutup acara

- Membuat tata tertib acara

- Mengatur kelancaran acara


- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan

2. Peran Penyaji

- Menyampaikan materi

- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara

- Menjawab pertanyaan dari semua peserta

3. Peran Observer

- Mengamati jalannya kegiatan acara

- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua

peserta

- Membuat laporan penyuluhan

4. Peran Fasilitator

- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan

- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung

- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan

- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan

5. peran dokumentasi

- mendokumentasi proses penyuluhan

F. KEGIATAN PENYULUHAN

No Tahap Kegiatan Kegiatan audiens


1. Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam

5 menit - Menjelaskan tujuan kegiatan - Memperhatikan dan

penyuluhan mendengarkan

- Memperkenalkan diri, pembimbing - Memperhatikan dan


klinik dan anggota kelompok mendengarkan

- Membuat kontrak waktu dan bahasan - Menyetujui kontrak


2. Pelaksanaan - Menggali pengetahun audiens tentang - Menjawab

15 menit pengertian gigi

- Memberikan reinforcement positif

- Menjelaskan tentang pengertian - Memperhatikan dan

obesitas mendengarkan

- Menggali pengetahuan audiens tentang - menjawab

akibat tentang penyebab obesitas

- Memberikan reinforcement positif

- Menjelaskan tentang penyebab obesitas - memperhatikan dan

mendengarkan

- Menggali pengetahuan audiens tentang - menjawab

pengertian dampak obesitas

- Memberikan reinforcement positif - memperhatikan dan

- Menjelaskan tentang dampak obesitas mendengarkan

- Menggali pengetahuan audiens tentang - menjawab

manfaat tentang therapeutic lifestyle

change

- Memberikan reinforcement positif

- Menjelaskan tentang manfaat - memperhatikan dan

therapeutic life style change mendengarkan


c.       

Penutup - mengevaluasi kegiatan - memperhatikan dan

10 menit - menyimpulkan mendengarkan

salam penutup menjawab salam

G. EVALUASI

Kriteria Evaluasi

1. Evaluasi Struktur

a. Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan

b. Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan

c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

2. Evaluasi Proses

a. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan

b. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan

c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara

benar

d. Suasana penyuluhan tertib

e. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan

f. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang

3. Evaluasi Hasil

a. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan


b. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang

pengertian obesitas

c. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang penyebab

obesitas

d. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang dampak

obesitas

e. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang manfaat

therapeutic lyfe style

LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Obesitas

Menurut WHO, kelebihan berat badan dan obesitas merupakan

penumpukan lemak yang abnormal atau berlebih yang menganggu

kesehatan (WHO, 2014). Studi lain menyebutkan bahwa kedua istilah

tersebut mengacu pada kelebihan lemak tubuh dan biasanya berhubungan

dengan kenaikan berat badan disbanding dengan tingginya

B. Penyebab Obesitas

Menurut para ahli obesitas dapat diengaruhi oleh berbagai faktor.

Faktor-Faktor tersebut diantaranya ;

1. Faktor Genetik

Genetik Kegemukan dapat diturunkan dan generasi

sebelumnya pada generasi berikutnya didalam sebuah keluarga. Itulah


sebabnya kita seringkali menjumpai orangtua yang gemuk cenderung

memiliki anak-anak yang gemuk pula. Dalam hal ini nampaknya

faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel

lemak dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang

obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan

melebihi ukuran normal, secara otomatis akan diturunkan kepada sang

bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang

lahirpun memiliki unsur lemak tubuh yang relatif sama besar.

2. Kerusakan Pada Salah satu Bagian Otak

Sistem pengontrol yang mengatur perilaku makan terletak pada

suatu bagian otak yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel

dalam otak yang langsung berhubungan dengan bagian-bagian lain

dan otak dan kelenjar dibawah otak. Hipotalamus mengandung lebih

banyak pembuluh darah dan daerah lain pada otak, sehingga lebih

mudah dipengaruhi oleh unsur kimiawi dan darah. Dua bagian

hipotalamus yang mempengaruhi penyerapan makan yaitu

hipotalamus lateral (HL) yang menggerakan nafsu makan (awal atau

pusat makan); hipotalamus ventromedial (HVM) yang bertugas

menintangi nafsu makan (pemberhentian atau pusat kenyang). Dan

hasil penelitian didapatkan bahwa bila HL rusak/hancur maka individu

menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa

diberi makan dan minum (diberi infus). Sedangkan bila kerusakan

terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan

kegemukan.
3. Pola Makan Berlebihan

Orang yang kegemukan lebih responsif dibanding dengan orang berberat

badan normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau

makanan, atau saatnya waktu makan. Orang yang gemuk cenderung

makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar.

Pola makan berlebih inilah yang menyebabkan mereka sulit untuk

keluar dan kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri

dan motivasi yang kuat untuk mengurangi berat badan

4. Kurang Gerak/Olahraga

Tingkat pengeluaran energi tubuh sangat peka terhadap pengendalian

berat tubuh. Pengeluaran energi tergantung dan dua faktor: 1) tingkat

aktivitas dan olahraga secara umum; 2) angka metabolisme basal atau

tingkat energi yang dibutuhkan untuk mempertahankan fungsi

minimal tubuh. Dan kedua faktor tersebut metabolisme basal memiliki

tanggung jawab dua pertiga dan pengeluaran energi orang normal.

Meski aktivitas fisik hanya mempengaruhi satu pertiga pengeluaran

energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki

kelebihan berat badan aktivitas fisik memiliki peran yang sangat

penting. Pada saat berolahraga kalori terbakar, makin banyak

berolahraga maka semakin banyak kalori yang hilang. Kalori secara

tidak langsung mempengaruhi sistem metabolisme basal. Orang yang

duduk bekerja seharian akan mengalami penurunn metabolisme basal

tubuhnya. Kekurangan aktifitas gerak akan menyebabkan suatu siklus

yang hebat, obesitas membuat kegiatan olahraga menjadi sangat sulit


dan kurang dapat dinikmati dan kurangnya olahraga secara tidak

langsung akan mempengaruhi turunnya metabolisme basal tubuh

orang tersebut. Jadi olahraga sangat penting dalam penurunan berat

badan tidak saja karena dapat membakar kalori, melainkan juga

karena dapat membantu mengatur berfungsinya metabolis normal.

5. Pengaruh Emosional

Sebuah pandangan populer adalah bahwa obesitas bermula dan masalah

emosional yang tidak teratasi. Orang-orang gemuk haus akan cinta

kasih, seperti anak-anak makanan dianggap sebagai simbol kasih

sayang ibu, atau kelebihan makan adalah sebagai subtitusi untuk

pengganti kepuasan lain yang tidak tercapai dalam kehidupannya.

Walaupun penjelasan demikian cocok pada beberapa kasus, namun

sebagian orang yang kelebihan berat badan tidaklah lebih terganggu

secara psikologis dibandingkan dengan orang yang memiliki berat

badan normal. Meski banyak pendapat yang mengatakan bahwa orang

gemuk biasanya tidak bahagia, namun sebenarnya

ketidakbahagiaan/tekanan batinnya lebih diakibatkan sebagai hasil

dari kegemukannya. Hal tersebut karena dalam suatu masyarakat

seringkali tubuh kurus disamakan dengan kecantikan, sehingga orang

gemuk cenderung main dengan penampilannya dan kesulitannya

mengendalikan diri terutama dalam hal yang berhubungan dengan

perilaku makan. Orang gemuk seringkali mengatakan bahwa mereka

cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas,

dan eksperimen membuktikan kebenarannya. Orang gemuk makan


lebih banyak dalam suatu situasi yang sangat mencekam; orang

dengan berat badan yang normal makan dalam situasi yang kurang

mencekam (McKenna, 1999). Dalam suatu studi yang dilakukan

White (1977) pada kèlompok orang dengan berat badan berlebih dan

kelompok orang dengan berat badan yang kurang, dengan menyajikan

kripik (makanan ringan) setelah mereka menyaksikan empat jenis film

yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria,

merangsang gairah seksual dan sebuah ceramah yang membosankan.

Pada orang gemuk didapatkan bahwa mereka lebih banyak

menghabiskan kripik setelah menyaksikan film yang tegang dibanding

setelah menonton film yang membosankan. Sedangkan pada orang

dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah

menonton film yang tegang maupun film yang membosankan.

6. Lingkungan

Faktor lingkungan ternyata juga mempengaruhi seseorang untuk menjadi

gemuk. Jika seseroang dibesarkan dalam lingkungan yang

menganggap gemuk adalah simbol kemakmuran dan keindahan maka

orang tersebut akan cenderung untuk menjadi gemuk. Selama

pandangan tersebut tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal maka

orang yang obesitas tidak akan mengalami masalah-masalah

psikologis sehubungan dengan kegemukan.

7. Faktor Sosial

Di Negara-negara maju obesitas banyak di temukan pada golongan

ekonomi rendah, sedangkan di Negara-negara berkembang banyak


diketemukan pada golongan ekomoni menengah ke atas. Hal tersebut

dimungkinkan adanya pandangan sosial di Negara berkembang bahwa

ke suksesan dan karier suami dinilai dari gizi dengan memandang

ukuran tubuh istri dan anak-anaknya, jika mereka gemuk berarti suami

sukses dan sebaliknya. Di tambah pula adanya anggapan bahwa

gemuk adalah kemakmuran. Faktor kompensasi Problema sosial

umumnya sangat dirasakan oleh wanita terutama ibu-ibu rumah

tangga. Misalnya banyak tugas rumah tangga yang harus diselesaikan,

rutinitas sehari-hari yang membosankan ditambah lagi jika anak-

anaknya bandel. Kondisi tersebut diatas biasanya dilampiaskan oleh

ibu-ibu dengan makan berlebih (compensation eating) rasa kenyang

diidentikan dengan rasa puas, rasa aman (security feeling). Faktor

gaya hidup Salah satu dampak negatif kemajuan teknologi adalah

terjadinya pergeseran gaya hidup dan dinamis aktif menjadi malas-

malasan (sedentary). Kondisi tersebut disebabkan oleh peran mesin-

mesin serba otomatis yang rnenggantikan hampir semua pekerjaan

manusia, contoh : dahulu seorang Ibu rumah tangga harus menimba

air untuk keperluan mencuci pakaian, kini tinggal tekan menekan

tombol mesin cuci. Semuanya menjadi bersih, tanpa banyak

mengeluarkan tenaga. Keadaan tersebut menjadi tubuh surplus energi

artinya nilai kalori dan asupan makan besar dibanding nilai kalori

untuk aktivitas fisik, hal tersebut menyebabkan terjadinya obesitas.

C. Dampak Obesitas
1. Sleep Apnea / henti nafas waktu tidur

2. Asma

3. Kanker payudara

4. Perlemakan hati

5. Penyakit kandung empedu

6. Ginjal

7. Prostat

8. Varises

9. Stroke

10. Diabetes Melitus

11. Penyakit jantung coroner

12. Hipertensi

13. Colon

14. Hormon reproduksi abnormal

15. Orteoarthitis (radang sendi lutut dan panggul

16. Asam urat dan gout

D. Therapeutic Lifestyle Change

1. Diet

Pertimbangan penting setiap rencana diet adalah terpenuhinya

kebutuhan zat-zat gizi, meskipun jumlah kalori harian dikurangi.

Prinsip diet TLC adalah rendah lemak jenuh, kolesterol, dan sodium,

serta titik berat pada jumlah adekuat lemak tidak jenuh tunggal dan

ganda. Kadar zat-zat gizi yang tetap konstan pada pengurangan jumlah
kalori membuat diet TLC seimbang dan berkualitas tinggi untuk

manajemen berat badan

Lemak memiliki berbagai peranan, bukan hanya melapisi tubuh

namun juga berperan sebagai sumber energi. Selain itu, lemak juga

merupakan komponen penting membran sel yang melindungi setiap sel

dalam tubuh. Mengingat peranannya, konsumsi lemak penting dalam

jumlah dan jenis yang tepat. TLC merekomendasikan kecukupan

angka konsumsi lemak 25-35% total kebutuhan kalori harian masing-

masing individu. Angka konsumsi minimal adalah untuk menghindari

defi siensi energi dan zat gizi, peningkatan kadar trigliserida, dan

penurunan kadar kolesterol HDL, sedangkan angka maksimal

membantu membatasi konsumsi lemak jenuh dan konsumsi energi

berlebihan. Lebih lanjut, TLC merekomendasikan pembagian

konsumsi lemak menjadi sepertiga total kalori berasal dari lemak tidak

jenuh rantai tunggal (monounsaturated fats) dan lemak tidak jenuh

rantai ganda (polyunsaturated fats) serta membatasi bahan makanan

sumber lemak jenuh dan lemak trans.

Diet dianjurkan berfokus pada lemak berasal dari tumbuhan,

seperti minyak tumbuhan (vegetable oils, kacang-kacangan, biji-

bijian), dan mengurangi lemak jenuh yang khas ditemukan dalam

produk hewani (daging berlemak, whole milk, keju, es krim, butter).

Selain itu, meminimalkan asupan makanan gorengan cepat saji dan

produk makanan mengandung minyak terhidrogenasi sebagian

(partially-hydrogenated) yang merupakan sumber lemak trans.


Beberapa anjuran untuk mengurangi asupan lemak jenuh dan

lemak trans:

 Ganti produk whole-milk dengan produk rendak lemak (low-

fat) atau tanpa lemak (nonfat)

 Pilih makanan dengan kandungan lemak jenuh kurang dari 1

gram per saji

 Pilih daging dan unggas yang tidak gemuk/berlemak dan

jangan konsumsi kulitnya

 Ganti daging merah dengan ikan berlemak seperti salmon, tuna,

makarel dua kali seminggu, sehingga konsumsi lemak jenuh

dapat dikurangi serta meningkatkan asupan asam lemak

omega-3 yang baik untuk jantung

 Asupan lemak trans dapat dikurangi dengan membatasi

makanan gorengan (kentang goreng, breaded chicken nuggets,

dan breaded fi sh)

 Hindari konsumsi makanan yang mengandung ‘hydrogenated’,

‘partiallyhydrogenated’, dan ‘vegetables shortening’ pada food

label nya

Pilihan makanan yang juga dianjurkan dalam diet TLC adalah

plant stanols/sterols yang bersumber dari kacang kedelai dan minyak

pohon pinus. Stanols/sterols yang telah diproses, sangat mudah larut

dalam minyak dan margarin, dan saat ini telah tersedia dalam berbagai

jenis makanan, minuman, margarin, dan kapsul lunak. Saat

dikonsumsi, stanols/ sterols dicerna dan diubah menjadi senyawa yang


menghambat penyerapan kolesterol, sehingga efektif untuk

mengurangi kadar kolesterol LDL. Asupan plant stanol/sterol yang

dianjurkan adalah rata-rata 2 gram/ hari.

2. Manajemen Berat Badan

Tercapainya keseimbangan energi (konsumsi kalori = kebutuhan

kalori harian) merupakan kunci untuk mempertahankan berat badan

yang sehat. Penurunan berat badan diperoleh jika kalori yang

dikeluarkan melebihi kalori yang dikonsumsi. Langkah pertama setiap


rencana diet yang sehat (healthy eating plan) adalah menentukan

jumlah kalori harian berdasarkan tujuan manajemen berat badan

(mempertahankan/ menurunkan berat badan).

Untuk menurunkan berat badan, the National Heart, Lung, and

Blood Institute (NHLBI) merekomendasikan penurunan asupan 500-

1000 kalori per hari, untuk mendapatkan penurunan 0,5-1 kg per

minggu dan rata-rata penurunan berat badan 8% setelah 6 bulan.3,22

Dengan berfokus pada keseimbangan energi (atau defi sit energi untuk

menurunkan berat badan), mengonsumsi lemak yang sehat, lebih

banyak buah dan sayur, pemilihan jenis bahan makanan sumber

karbohidrat (whole-grain), mengurangi asupan garam, dan

meningkatkan aktivitas fi sik harian, maka semua individu dapat

memiliki hidup yang lebih berkualitas dengan status gizi yang baik

serta terhindar dari risiko berbagai penyakit degeneratif.

3. Aktivitas Fisik

Aktivitas fisik harian tidak hanya mem bantu mencapai dan

mempertahankan berat badan yang diinginkan, tetapi juga mengurangi

risiko penyakit degeneratif dan meningkatkan kesehatan psikologis,

kognitif, dan emosional. Penurunan berat badan yang dikombinasikan

dengan peningkatan aktivitas fi sik memperbaiki sejumlah faktor risiko

metabolik efek, termasuk resistensi insulin, tekanan darah, kadar

trigliserida, kolesterol LDL, dan kolesterol HDL.


Sebelum meningkatkan intensitas aktivitas fi sik, dianjurkan berkonsultasi

dengan praktisi kesehatan yang kompeten, terutama jika memiliki

risiko penyakit degeneratif. Panduan tingkat intensitas aktivitas dapat

dilihat pada tabel. Mengingat status gizi lebih dan kurangnya aktivitas

fi sik berkorelasi positif terhadap berbagai penyakit degeneratif, maka

penurunan berat badan dan peningkatan aktivitas fi sik dengan TLC

direkomendasikan untuk individu terkait serta risikonya terhadap

diabetes melitus tipe 2 dan/atau penyakit jantung koroner. Intervensi

gaya hidup (lifestyle) merupakan terapi yang efektif untuk penurunan

berat badan dan memperbaiki risiko penyakit jantung koroner dan

diabetes.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)

VI. Disusun Oleh :

CHIKA ANGELIA

(2014901039)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN
NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT

1. Topik
: Perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Sasaran
:
a. sasaran : Civitas Akademika
Universitas Fort De Kock
b. Target
: Dosen & Staf Fort de Kock
3. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media
: Lembar balik dan
leaflet
5. Waktu dan tempat

a. Hari
: Selasa
b. Tanggal : 8- Juni-2021
c. Jam
: 10.00 – 10.40
d. Waktu
: 40 menit
e. Tempat : Universitas Fort de
Kock

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah


yang diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah
perilaku masyarakat tidak sehat menjadi sehat. Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan di
Lingkungan kampus. PHBS di lingkungan kampus adalah sekumpulan
perilaku sehat yang dipraktikkan oleh Mahasiswa, Dosen dan masyarakat
lingkungan kampus atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran,
sehingga secara mandiri mampu meningkatkan kesehatan, berperan aktif
dalam mewujudkan lingkungan kampus yang sehat dan mampu mencegah
penyakit. Kampus sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi
pendidikan.
Mencegah timbulnya penyakit lebih baik daripada menderita sakit.
Paradigma sehat sebagai usaha dan proses untuk mengubah pola pikir kita
dari sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat.Penerapan
paradigma sehat dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan
dalam pembangunan, penguatan upaya promotif dan preventif, serta
pemberdayaan masyarakat.Salah satu wujud dari Paradigma Sehat tersebut
adalah bentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola hidup bersih
dan sehat sangat diperlukan untuk pencegahan penyakit (Erna & Wahyuni,
2011)(Karuniawati & Berlina Putrianti, 2020).
Hal ini disebabkan karena banyaknya sampah di lingkungan sekitar,
serta tidak patuh membuang sampah sesuai dengan tempatnya seperti
sampah kering dan sampah basah harus dibedakan organik dan yang non
organik sehingga menyebabkan sampah bercampuran.

B. Rumusan Masalah
a. Pengertian PHBS
b. Apa saja indikator di tatanan lingkungan kampus
c. pengertian pembuangan sampah.
d. Apa saja jenis sampah dan sumber sampah ?
e. Bagaimana pembagian sampah.?
f. Apa saja dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan ?
g. Apa saja dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah?.
h. Apa saja hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah?
i. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.

C. Tujuan Masalah
a. Menjelaskan Pengertian PHBS
b. Menjelaskan Apa saja indikator di tatanan lingkungan kampus
c. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
d. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
e. Menyebutkan pembagian sampah.
f. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
g. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
h. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah.
i. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar.
BAB II
TEORI

A. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


PHBS Adalah upaya memberikan pengalamna belajar bagi perorangan , keluarga
kelompok , dan masyarakat dengan membuka jalur komunikasi, memberikan
informasi dan melakukan edukasi, guna meningkatkan pengetahuan, sikap &
perilaku melalui pendekatan advokasi, bina suasana (social support), dan
gerakan masyarakat, sehingga dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam
rangka menjaga, memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat
(Depkes RI 2011).

Indikator PHBS di tatanan lingkungan kampus :

a. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun

b. Mengkonsumsi jajanan di kantin kampus

c. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

d. Memberantas jentik nyamuk

e. Tidak merokok

f. Membuang sampah pada tempatnya  

B. Pengertian Pembuangan Sampah ( Refuse disposal )


Pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah tidak terpakai lagi baik
berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses industri, sedangkan
sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

C. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah Organik
dan Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri.
Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol, botol
plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas,
koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain
(misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah
anorganik.

D. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan
oleh :
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun
pusat-pusat kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto
caopy, baterai dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami
dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim
panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung
dapat berupa organic maupun anorganik. Sampah organik : kayu, bambu,
triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus
untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini
meliputi :
5. Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini
terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.

E. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
1. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah
membusuk.
2. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang
tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.

F. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan


1. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah
sembarangan dan tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit
sebagai berikut :
a. Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat
karena sampah memasuki air minum.
b. Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana
cacing dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang
berupa sisa makanan / sampah.
c. Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi
ikan yang terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan
akumulator yang dibuang di perairan umum)
2. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga
mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke
dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik seperti
metana (dapat menimbulkan bau dan gasnya dapat menimbulkan ledakan
bila konsentrasinya cukup besar).

G. Dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah


1. Dampak negatif antara lain :
a. Musibah fatal contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah
timbunan sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak tanah.
b. Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh
kendaraan berat yang mengangkut sampah ke TPA menimbulkan
kerusakan pada jalan yang di laluinya.
c. Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh
kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA,
begitupun setelah penutupan TPA
d. Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah
organik, metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih potensial
daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan penduduk suatu
tempat.
e. gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, dan kutupolusi
suara.    
2. Dampak positif antara lain :
Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi
masyarakat sekitar. Banyaknya tumpukan sampah anorganik di TPA,telah
menimbulkan inisiatif baru dalam sektor ekonomi bagi masyarakat di
sekitar TPA,mereka menganggap tumpukan sampah tersebut adalah lahan
perekonomian yang sangat produktif,dengan cara mengumpulkan sampah-
sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-barang bekas yang tidak
mudah mudah hancur,plastik dan barang bekas tersebut telah mampu
memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari,bahkan menurut tanggapan
masyarakat yang ada di sekitar sana,penghasilan yang mereka dapatkan
dari TPA dengan cara mengumpulkan plastik dan barang bekas lebih dari
cukup. Bahkan ada masyarakat sekitar yang mau meninggalkan usaha
dagangan nya,karna mereka beranggapan TPA lebih mampu memenuhi
kebutuhan perekonomian mereka sehari-hari.

H. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah


Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuanagnnya.
Dari sampah ini harus diperhatikan :               
1. Penyimpanannya (Storage)
2. Pengumpulan (Collection
3. Pembuanagan (Disposal)

1. Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter
kubik. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di
pojok dapur, karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus
sehingga rumah banyak tikus.
Tempat sampah sebaiknya :               
1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
2. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
3. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
1. Perorangan                    
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing
untuk dibuang pada tempat tertentu
2. Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk sampah atau gerobak sampah
3. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan
palstik.

3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
1. Land fill                                                         
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah secara ini
hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis
garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah
ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, tikus, juga
menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.
2. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan
tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing,
tikus dan binatang-binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat
kesehatan.
3. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian dibakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak
asapnya mengotori udara dan bila tidak terbakar sempurna sisanya
tercecer kemana-mana.
4. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam incinerator
khusus (alat pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-
bagian :
a. Tempat pengumpulan sampah
b. Ruang pengeringan
c. Ruang pembakaran atau Cerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekli tapi biayanya mahal.
5. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan
alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah
digiling ini, sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga
maupun tikus-tikus.
6. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara
maju misalnya di Amerika Serikat. Pada prinsipnya :
a. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan
lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih
dahulu.
b. Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos
digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh
bakteri pembusuk berlangsung dengan baik.
c. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat
pengatur suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar
proses pembusukan terjadi secra optimum.
d. Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang dapat
mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak
perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung
mikrooranisema tersebut.
e. Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur dari
air limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali. Lama proses
pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6 minngu. Untuk
dijual ke pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kemabali dan
dibungkus.
7. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya.
Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.
8. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan, diambil
lagi misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya.
Dari benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna
misalnya karton, plastik alat-alat dari gelas dan sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi kantong
pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari
kertas segera dibakar setelah dibuang.

I. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar


Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara lain :
1. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah
2. Membuang sampah di sungai / kali
3. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
4. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
5. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang lain
6. Menggali tanah lalu mengubur sampah
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaurulang dan
yang tidak bisa didaur ulang
2. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non organik
(kering)
3. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun
pribadi
4. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis) pada
tukang beling/tukang loak barang bekas
5. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau
serahkan kepada ahlinya
6. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah
yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang nantinya
akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)
BAB III
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) PERILAKU HIDUP BERSIH
DAN SEHAT (PHBS) KONSEP PEMBUANGAN SAMPAH

A. Identifikasi Masalah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang
diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat tidak sehat menjadi sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan di Lingkungan
kampus. PHBS di lingkungan kampus adalah sekumpulan perilaku sehat yang
dipraktikkan oleh Mahasiswa, Dosen dan masyarakat lingkungan kampus atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
kampus yang sehat dan mampu mencegah penyakit. Kampus sebagai salah
satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan.
Mencegah timbulnya penyakit lebih baik daripada menderita sakit.
Paradigma sehat sebagai usaha dan proses untuk mengubah pola pikir kita dari
sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat.Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat.Salah satu wujud dari Paradigma Sehat tersebut adalah bentuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola hidup bersih dan sehat sangat
diperlukan untuk pencegahan penyakit (Erna & Wahyuni, 2011)(Karuniawati
& Berlina Putrianti, 2020).
Hal ini disebabkan karena banyaknya sampah di lingkungan sekitar, serta
tidak patuh membuang sampah sesuai dengan tempatnya seperti sampah
kering dan sampah basah harus dibedakan organik dan yang non organik
sehingga menyebabkan sampah bercampuran.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit warga diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c. Menyebutkan pembagian sampah.
d. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah.
g. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar.

C. Strategi Pelaksanaan
1. Topik
: Perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Sasaran
:
a. sasaran : Civitas Akademika
Universitas Fort De Kock
b. Target
: Dosen & Staf Fort de Kock
3. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media
: Infocus dan leaflet
5. Waktu dan tempat
a. Hari
: Sabtu
b. Tanggal : 9- Juni-2021
c. Jam
: 10.00 – 10.40
d. Waktu
: 40 menit
e. Tempat : Klinik Fort de Kock

6. Seting tempat
Keterangan :

: Moderator : dosen pembimbing :


Fasilitator

: Penyaji : Audiens :
Observer

7. Pengorganisasian :
1. Penyaji
: Chika angelia
2. Moderator : Rona Rihadatulaisy
3. Notulen : Sonia silalahi
4. Observer : Winda elvia gusri
5. Fasilitator : Rahmadina Azila
6. Dokumentasi : Okja yudia sari

Pembagian Tugas
1.Peran Moderator

- Membuka dan menutup acara


- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan

2.Peran Penyaji

- Menyampaikan materi
- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta

3. Peran Notulen
- Mencatat poin-poin penting seputar informasi yang sedang
dibahas, diutarakan, atau disepakati bersama.
- Mencatat berbagai tindakan dari penyuluhan tersebut.
- Mencatat waktu, tempat, dan hasil dari kegiatan

4.Peran Observer

- Mengamati jalannya kegiatan acara


- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua
peserta
- Membuat laporan penyuluhan

5.Peran Fasilitator

- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan


- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan
6. Peran Dokumentasi
- Mendokumentasi proses penyuluhan

D. URAIAN KEGIATAN
Uraian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Masyarakat
1. 5 menit Pendahuluan - Memberikan - Menjawab
salam salam
- Menjelaskan - Memperhatikan
tujuan kegiatan dan
penyuluhan mendengarkan
- Memperkenalkan - Menyetujui
diri, pembimbing kontrak
klinik dan
2. 20 Penjelasan anggota kelompok - Menjawab
menit materi

- Menggali
pengetahuan
audiens tentang - Memperhatikan
pengertian PHBS dan
- Memberikan mendengarkan
reinforcement - Menjawab
positif
- Menjelaskan
pengertian PHBS - memperhatikan
dan
- Menggali mendengarkan
pengetahuan - menjawab
audiens tentang
pengertian
pembuangan
sampah
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan - memperhatikan
pengertian dan
pembuangan mendengarkan
sampah - menjawab

- Menggali
pengetahuan jenis
sampah dan
sumber sambah
- memperhatikan
- Memberikan
dan
reinforcement
mendengarkan
positif
- menjawab
- Menjelaskan jenis
sampah dan
sumber sampah

- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
pembagian
sampah

- Memberikan
- memperhatikan
reinforcement
dan
positif
mendengarkan
- Menjelaskan
- menjawab
pembagian
sampah

- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
dampak sampah
terhadap manusia
dan lingkungan
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan
dampak sampah
terhadap manusia
dan lingkungan

- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
dampak negatif
dan positif dari
pembuangan
sampah
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan
dampak positif
dan negatif dari
pembuangan
sampah

- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
tentang hal-hal
yang perlu di
perhatikan dalam
membuang
sampah
- Memberikan
3. Evaluasi reinforcement
10
positif
4. menit Penutup
- Menjelaskan hal-
5 menit hal yang perlu di
perhatikan dalam
membuang
sampah

- Menggali
pengetahuan
audiens cara
pembuangan
sampah secara
benar dan tidak
benar
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan cara
pembuangan
sampah secara
benar dan tidak
benar

Tanya jawab

Menyimpulkan

E. Evaluasi
1. Antusias masyarakat dan keaktifan peserta dalam mengikuti penyuluhan
2. Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Penilaian dari posttest secara lisan
MATERI PENYULUHAN

A. Pengertian Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS)


PHBS Adalah upaya memberikan pengalamna belajar bagi
perorangan , keluarga kelompok , dan masyarakat dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan melakukan edukasi, guna
meningkatkan pengetahuan, sikap & perilaku melalui pendekatan
advokasi, bina suasana (social support), dan gerakan masyarakat, sehingga
dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam rangka menjaga,
memelihara dan meningkatkan kesehatan masyarakat (Depkes RI 2011).

Indikator PHBS di tatanan lingkungan kampus :

g. Mencuci tangan dengan air bersih mengalir dan sabun

h. Mengkonsumsi jajanan di kantin kampus

i. Menggunakan jamban yang bersih dan sehat

j. Memberantas jentik nyamuk


k. Tidak merokok

l. Membuang sampah pada tempatnya  

B. Pengertian Pembuangan Sampah ( Refuse disposal )


Pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah tidak
terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses
industri, sedangkan sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau
dibuang dari sumber aktivitas manusia maupun proses alam yang belum
memiliki nilai ekonomis.

C. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah
Organik dan Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri.
Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol,
botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik
lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan
sampah anorganik.
D. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan
oleh :
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar
maupun pusat-pusat kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner
foto caopy, baterai dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto
jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama
musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran
gedung dapat berupa organic maupun anorganik. Sampah organik :
kayu, bambu, triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja,
kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan
khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya.
5. Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan,
peralatan operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua
sampah ini terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit
lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya.

E. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
3. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah
membusuk.
4. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada
yang tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.

F. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan


1. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah
sembarangan dan tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai
penyakit sebagai berikut :
a. Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan
cepat karena sampah memasuki air minum.
b. Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana
cacing dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya
yang berupa sisa makanan / sampah.
c. Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat
mengkonsumsi ikan yang terkontaminasi sampah beracun (limbah
baterai dan akumulator yang dibuang di perairan umum)
2. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah
sehingga mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang
dibuang ke dalam air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair
organik seperti metana (dapat menimbulkan bau dan gasnya dapat
menimbulkan ledakan bila konsentrasinya cukup besar).
G. Dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah
1. Dampak negatif antara lain :
a. Musibah fatal contohnya burung bangkai yang terkubur di bawah
timbunan sampah akan menimbulkan bau busuk dan merusak
tanah.
b. Kerusakan infrastruktur contohnya kerusakan ke akses jalan oleh
kendaraan berat yang mengangkut sampah ke TPA menimbulkan
kerusakan pada jalan yang di laluinya.
c. Pencemaran lingkungan setempat seperti pencemaran air tanah oleh
kebocoran dan pencemaran tanah sisa selama pemakaian TPA,
begitupun setelah penutupan TPA
d. Pelepasan gas metana yang disebabkan oleh pembusukan sampah
organik, metana adalah gas rumah kaca yang berkali-kali lebih
potensial daripada karbon dioksida, dan dapat membahayakan
penduduk suatu tempat.
e. gangguan sederhana contohnya debu, bau busuk, dan kutupolusi
suara.    
2. Dampak positif antara lain :
Menjadi lahan Perekonomian yang sangat produktif bagi
masyarakat sekitar. Banyaknya tumpukan sampah anorganik di
TPA,telah menimbulkan inisiatif baru dalam sektor ekonomi bagi
masyarakat di sekitar TPA,mereka menganggap tumpukan sampah
tersebut adalah lahan perekonomian yang sangat produktif,dengan cara
mengumpulkan sampah-sampah anorganik,seperti plastik,atau barang-
barang bekas yang tidak mudah mudah hancur,plastik dan barang
bekas tersebut telah mampu memenuhi kebutuhan hidup mereka
sehari-hari,bahkan menurut tanggapan masyarakat yang ada di sekitar
sana,penghasilan yang mereka dapatkan dari TPA dengan cara
mengumpulkan plastik dan barang bekas lebih dari cukup. Bahkan ada
masyarakat sekitar yang mau meninggalkan usaha dagangan nya,karna
mereka beranggapan TPA lebih mampu memenuhi kebutuhan
perekonomian mereka sehari-hari.
H. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah
Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu
pengaturan pembuanagnnya.
Dari sampah ini harus diperhatikan :               
1. Penyimpanannya (Storage)
2. Pengumpulan (Collection
3. Pembuanagan (Disposal)

1. Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter
kubik. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di
pojok dapur, karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus
sehingga rumah banyak tikus.
Tempat sampah sebaiknya :               
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah
rusak.
b. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
c. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.

2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
a. Perorangan                    
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-
masing untuk dibuang pada tempat tertentu
b. Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk sampah atau gerobak sampah
c. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan
palstik.

3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
a. Land fill                                                         
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan
samapah secara ini hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish,
sedangkan bila jenis garbage atau tercampur dengan garbage,
tempat pembuangan sampah ini akan menjadi tempat
perkembangbiakan serangga, tikus, juga menimbulkan bau-bauan
yang tidak sedap.
b. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup
lagi dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah
pengorekan oleh anjing, tikus dan binatang-binatang lainnya. Cara
ini memenuhi syarat kesehatan.
c. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian
dibakar sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan
baik sebab bila tidak asapnya mengotori udara dan bila tidak
terbakar sempurna sisanya tercecer kemana-mana.
d. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang
telah dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam
incinerator khusus (alat pembakar sampah). Incinerator ini
mempunyai bagian-bagian :
1. Tempat pengumpulan sampah
2. Ruang pengeringan
3. Ruang pembakaran atau Cerobong asap
e. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling
(dihaluskan) dengan alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam
bentuk yang sudah digiling ini, sampah menjadi tidak disukai lagi
baik oleh serangga maupun tikus-tikus.
f. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai
penyubur tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di
negara-negara maju misalnya di Amerika Serikat. Pada
prinsipnya :
1. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan
lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih
dahulu.
2. Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos
digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi)
oleh bakteri pembusuk berlangsung dengan baik.
3. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat
pengatur suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar
proses pembusukan terjadi secra optimum.
4. Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang
dapat mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal
ini tidak perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup
mengandung mikrooranisema tersebut.
5. Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur
dari air limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali.
Lama proses pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6
minngu. Untuk dijual ke pasaran, kompos ini dikeringkan,
digiling kemabali dan dibungkus.
g. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya.
Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.
h. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan,
diambil lagi misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan
sebagainya. Dari benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda
baru yang berguna misalnya karton, plastik alat-alat dari gelas dan
sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi
kantong pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-
sampah dari kertas segera dibakar setelah dibuang.

I. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar


Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara lain :
1. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah
2. Membuang sampah di sungai / kali
3. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
4. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
5. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang lain
6. Menggali tanah lalu mengubur sampah

Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaurulang dan
yang tidak bisa didaur ulang
2. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non
organik (kering)
3. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun
pribadi
4. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis)
pada tukang beling/tukang loak barang bekas
5. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau
serahkan kepada ahlinya
6. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah
yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang
nantinya akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)

DAFTAR PUSTAKA

(diakses pada Rabu, 1 Maret 2017 pkl. 12.30 wit)


Kemenkes. (2011). Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan
Menteri Kesehatan No. 2406 TAHUN 2011 Tentang Pedoman Umum
Penggunaan Antibiotik, 4.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugoho, A., Erliyani, N., Laily, N., Anhar, VY.,
(2018). 9 786024 730406.
Sapti, M. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap
Pendekatan Pembelajaran Savi), 53(9), 1689–1699.
Ubay. 2016. Pengertian Sampah Organik dan Anorganik Serta Contohnya
Lengkap, http://www.seputar pendidikan.com/2016/03/pengertian-
sampah-organik-
BIMBINGAN ANTISIPATIF MENGENAI
(PERUBAHAHAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA)

Nama:
WINDA ELVIA GUSRI, S. Kep
NIM: 2014901022

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
BIMBINGAN FACE TO FACE

‘UPAYA BERHENTI MEROKOK PADA REMAJA’

Masalah : Kebiasaan Buruk

Pokok Bahasan : Bimbingan Berhenti Merokok Pada Remaja

Sasaran : Remaja Laki-laki Di


Lingkungan Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Waktu
: 20 menit

Tanggal : 8 Juni 2021

Tempat : Kampus Univ Fort De


Kock

1. LATAR BELAKANG
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang
merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tuastatus
kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah
menjadi kebudayaan (Tarwoto, dkk, 2010).
Di masa sekarang ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Para perokok
sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun masih tetap saja
melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan
ketidak nyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok,
terbukti bahwa bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga
berdampak pada orang - orang disekelilingnya (Permathic, 2012).
Dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat
kimia yang dikeluarkan ini terdiri komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari beribu ribu zat di dalam rokok.
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang
banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan
bahwa kebiasaan merokok dapatmeningkatkan resiko timbulnya berbagai
macam penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker
paruparu, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis,
tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada
janin. Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi
kesehatan, angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin
meningkat. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga
dirasakan oleh Secondhand-Smokeatau yang biasa disebut dengan perokok
pasif, yaitu orangorang yang berada disekitarperokok aktif sehingga turut
menghirup berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok
(Rusip, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO),tembakau membunuh
lebih dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta
orang sampai tahun 2020,dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara
berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama
di Asia. WHO memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke
atas yaitu sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki
peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika
Serikat, Jepang dan Rusia (Tarwoto, dkk, 2010). Bahkan saat ini bukan hanya
orang dewasa saja yang aktif merokok namun sudah banyak terlihat anak-
anak dengan seragam SMP bahkan SD mulai merokok di kota - kota besar di
Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari peran serta orang dewasa yang merokok.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak
negatif bagi tubuh penghisapnya, masalah ini masih sulit diselesaikan hingga
saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah
dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat
Indonesia masih sulit untuk dihentikan, terbukti dari data WHO pertumbuhan
rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per tahun (Triyono,
2009).
Menurut PP. No. 19 (2003) mengatakan bahwa tingkat kematian akibat
kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pada setiap
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di
negaranegara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).

2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan bimbingan diharapkan Klien mampu memahami tentang
bahaya merokok dan berusaha untuk menghindarinya.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan bimbingan selama 1x15 menit diharapkan:
a) Klien dapat mengetahui pengertian Merokok
b). Klien dapat mengetahui kandungan kimia dalam rokok
c). Klien dapat mengetahui dampak fisikologis merokok terhadap fungsi kerja
organ tubuh
d). Responden dapat mengetahui cara menghindari dan menghentikan kebiasaan
merokok
e) Responden dapat mengetahui saran bagi bukan perokok dan perokok

3. MATERI
Terlampir

4. METODE
Metode yang digunakan adalah bimbingan face to face, dan penempelan
poster.

5. MEDIA
Media yang digunakan adalah Laptop dan Poster

6. KEGIATAN

Langkah – Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


langkah

Orientasi 3 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam


2. Memperkenalkan 2. Memberi
diri pertanyaan
3. Menanyakan 3. Menjawab
perasaan klien pertanyaan
4. Menjelaskan tujuan 4. Menyimak

Tahap Kerja 8 menit Kegiatan Inti 1. Menyimak


1. Memberikan 2. Bertanya
penjelasan tentang 3. Memperhatikan
Bahaya Merokok
2. Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
3. Menjawab
pertanyaan dari
peserta
Penutup 5 menit Penutup 1. Memperhatikan
1. Menyimpulkan 2. menjawab
materi bimbingan
2. Memberikan salam
penutup

7. EVALUASI
a. Klien dapat menyebutkan pengertian Merokok
b. Klien dapat menyebutkan 3 kandungan kimia paling berbahaya dalam
rokok
d. Klien dapat menyebutkan cara menghindari dan menghentikan
kebiasaan merokok
e. Klien dapat menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok

Lampiran Materi

BAHAYA MEROKOK
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung melalui
mulut Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.

B. Kandungan Kimia dalam Rokok


Asap rokok diperkirakan mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia, yang
secara farmakologis terbukti aktif, beracun, dapat menyebabkan mutasi
(mutagenic), dan kanker (carcinogenic). Tiga racun utama dalam rokok,
yaitu nikotin, tar dan karbon monoksida (Sugito, 2007).
1. Nikotin
Nikotin, senyawa kimia yang secara alami ditemukan pada tembakau,
merupakan senyawa kimia adiktif (yang mampu menyebabkan
kecanduan). Seiring dengan berjalannya waktu, tubuh akan semakin
tergantung secara fisik dan psikologis terhadap nikotin. Selain menjadi
“biang kerok” ketagihan pada manusi, nikotin sejak dulu juga sering
digunakan sebagai insektisida (bahan kimia beracun yang digunakan
untuk membunuh serangga). Nikotin memproduksi perasaan senang yang
membuat para perokok ingin terus-terusan merokok. Setelah sistem saraf
beradaptasi dengan nikotin, perokok cenderung menambah jumlah
batang rokok yang dihisap. Akibatnya, kadar nikotin dalam darah juga
ikut meningkat. Dosis 30-60 mg dari nikotin dianggap sebagai dosis yag
mematikan pada manusia. Nikotin adalah salah satu racun yang bekerja
sangat cepat. Saat menghirup asap rokok, nikotin turut masuk kedalam
paru-paru, kemudian diabsorbsi secara cepat kedalam darah, dan
menyebar keseluruh tubuh. Nikotin memengaruhi banyak organ,
termasuk jantung dan pembuluh darah, sistem hormon, metabolisme, dan
otak. Efek ketagihan dari nikotin berasal dari fungsinya dalam
merangsang pembentukan dopamine (senyawa kimia pada otak yang
menimbulkan perasaan senang). Penelitian terkini menunjukkan bahwa
pemakaian nikotin dalam waktu lama akan menurunkan kemampuan
otak untuk mengenali perasaan “senang yang sesungguhnya”. Oleh
karena itu, para perokok biasanya menambah batang rokok yang disulut
setiap harinya untuk memperoleh kenikmatan yang sama seperti saat
pertama kali merokok. Saat seorang perokok berusaha mengurangi atau
menghentikan kebiasaan merokoknya, ketiadaan nkotin bisa
menimbulkan efek ketagihan. Efek ketagian ini bisa muncul dalam dua
sisi, yakni mental dan fisik. Gejala ketagihan yang muncul biasanya
berupa hal-hal berikut.
a. Pusing (hanya bertahan sekitar 1-2 hari setelah berhenti merokok)
b. Depresi
c. Merasa frustasi dan mudah marah
d. Sulit tidur, termasuk sulit terlelap,atau tetap terlelap namun akan
mengalami mimpi buruk
e. Perasaan lelah yang tidak kunjung hilang
f. Peningkatan nafsu makan Secara umum, nikotin dan sampingannya akan
tetap berada dalam tubuh selama 3-4 hari setelah berhenti.

2. Tar
Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang
berukuran lebih kecil dari debu) yang turut masuk kedalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala.
Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan
anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen, hydrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida, dan bahan-bahan kimia organik lain
yang mudah menguap. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi
penyebab noda kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok.
Selain itu, tar juga dapat membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene
(senyawa polycyclic aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat
karsinogen (zat penyebab kanker) yang terkandung dalam tar.

3. Karbon monoksida (CO)


Gas berbahaya ini seharusnya hanya ada dalam pembuangan asap kendaraan.
Namun, dengan adanya sumbangan dari para perokok, gas yang juga
dapat berikatan kuat dengan haemoglobin darah ini menjadi lebih banyak
di udara dan di dalam tubuh manusia. Dengan adanya karbon monoksida
(CO) yang berikatan dengan haemoglobin darah, maka jantung seorang
perokok yang memerlukan lebih banyak oksigen ternyata mendapat
oksigen lebih sedikit. Ini akan menyebabkan bertambahnya risiko
penyakit jantung dan paru-paru, serta penyakit saluran nafas. Selain
sesak nafas, batuk terus-menerus, stamina serta daya tahan tubuh si
perokok juga berangsur-angsur akan menurun. Terganggunya sistem
peredaran darah normal, yaitu dengan adanya gas karbon monoksida
pada darah, juga akan mengakibatkan rusaknya pembuluh darah sebagai
distributor aliran darah. Akan terdapat endapanendapan lemak sehingga
pembuluh darah akan tersumbat. Hal ini meningkatkan lagi risiko terkena
serangan jantung ataupun mati mendadak (Sugito, 2007).

C. Dampak Fisikologis Merokok terhadap Fungsi Kerja Organ Tubuh


Rokok bukan hanya menyebabkan kanker paru, penyakit jantung, dan masalah
kesehatan yang serius. Di bawah ini ada beberapa dampak akibat merokok
yang jarang dipublikasikan, mulai dari ujung rambut sampai ujung kaki
(Kemendikbud, 2014).
1. Dampak Terhadap Rambut
Rokok memperlemah sistem kekebalan, sehingga tubuh lebih rentan
terhadap penyakit, seperti lupus; erythernatosus, yang menyebabkan
rambut rontok. Dampak lain, sariawan mulut dan erupsi cutan (bintik
merah) di wajah, kulit kepala dan tangan.
2. Dampak Terhadap Mata
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisi mata, karena perokok
mempunyai resiko 40% lebih tinggi terkena katarak, yaitu buramnya atau
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan. Rokok dapat menyebabkan katarak, dengan cara
mengiritasi mata dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh
aliran darah sampai ke mata.
3. Dampak Terhadap Kulit
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini kepada kulit karena merusaknya
protein yang berguna untuk berjaga ekstisitas kulit, terkikisnya vitamin A
dan terhambatnya aliran darah. Kulit perokok menjadi kering dan keriput
terutama di daerah bibir dan mata. Perokok dua sampai tiga kali lebih
mudah terkena Psioriasis, suatu proses pembengkakan/inflamasi kulit
yang terasa gatal dan meninggalkan guratan merah yang menjadi faktor
terjadinya kanker kulit.
4. Dampak Terhadap Pendengaran
Karena tembakau menyebabkan timbulnya flek atau atau endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam, perokok dapat kehilangan pendengaran dari
yang tidak merokok atau lebih mudah kehilangan karena infeksi telinga
atau suara yang keras. Lebih berisiko untuk terkena infeksi telinga bagian
tengah yang dapat mengarah pada komplikasi yang lebih jauh, seperti
manginitis, dan paralis wajah. Bagi perokok resikonya tiga kali lebih
besar dibandingkan dengan yang tidak merokok.
5. Dampak Terhadap Gigi
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimia dalam mulut, membentuk flek
yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning, dan terjadi karies/lobang
gigi. Perokok beresiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali lipat.
6. Dampak Terhadap Sistem Pernapasan
Bahan kimia yang dihisap dari asap rokok merangsang permukaan sel
saluran pernapasan, sehingga menyebabkan keluar lendir atau dahak.
Pada perokok, buluh getar saluran pernapasan oleh asap rokok, sehingga
lendir bertahan di saluran pernapasan yang menyebabkan bakteri
berkembang yang akan menyebabkan bronkhitis kronis. Partikel dalam
asap rokok akan mengendap, yang menjadi sumber rangsangan kronis
dinding saluran pernapasan akan merubah sel paru menjadi pra kanker
yang akhirnya menjadi kanker paru. Penyebab emphysema, yaitu
pelebaran dan rusaknya kantung udara pada paru-paru yang menurun
kapasitas paru-paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan CO2.
7. Dampak Terhadap Tulang
Karbon monoksida, yaitu zat kimia beracun yang banyak terdapat pada asap
rokok lebih mudah terikat dalam darah dari pada oksigen, sehingga
kemampuan udara turun sampai 15% pada perokok, sehingga
menyebabkan para perokok tulangnya berkurang dan menjadi lebih
mudah patah/retak, penyembuhannya 80% lebih lama.
8. Dampak Terhadap Jantung dan Pembuluh Darah
Gas karbon monoksida yang dihisap dari asap rokok akan menurunkan
kapasitas sel darah merah mengangkut oksigen yang diperlukan jaringan
tubuh. Satu di antara tiga kematian di dunia diakibatkan penyakit
kardiovaskuler dan pemakaian tembakau adalah salah satu faktor resiko
terbesar untuk penyakit jantung. Kemampuan darah 200 kali lebih besar
mengikuti karbonmonoksida dibanding oksigen, sehingga otak
kekurangan oksigen, yang sering ditandai dengan nafas pendek dan
dangkal. Terjadinya inflamasi pada arteri vena dan syaraf utama kaki
yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah dan bila dibiarkan tanpa
perawatan akan mengarah ke gangren (matinya jaringan tubuh) sehingga
pasien perlu diamputasi.
9. Dampak Terhadap Sistem Pencernaan
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung, juga meminimilisasi kemampuan lambung
untuk menetralkan asam lambung setelah makan sehingga akan
menggerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita para
perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
10. Dampak Terhadap Uterus Wanita
Rokok dapat menyebabkan kanker leher rahim dan uterus, juga
menyebabkan timbulnya masalah kesuburan pada wanita dan berbagai
komplikasi selama masa kehamilan serta kelahiran bayi. Merokok selama
masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi dengan berat badan
rendah dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan kehamilan/abortus
terjadi 2 – 3 kali lebih besar pada wanita perokok, karena kekurangan
oksigen pada janin dan plasenta yang abnormal karena tercemar oleh
karbon monoksida dan nikotin sehingga kematian bayi mendadak.
11. Dampak Terhadap Bukan Perokok
Rokok yang dibakar mengeluarkan dua kali lebih banyak dibandingkan
dengan asap yang dihisap oleh perokok, yaitu pada kadar karbon
monoksida sampai empat kali lebih tinggi.
12. Dampak Terhadap Jari-jari dan Kuku
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari dan kuku
perokok sehingga menimbulkan warna kuning kecoklatan. Semua ini
terjadi karena pengaruh bahan-bahan dalam asap rokok seperti gas CO,
nikotin, tar dan lain-lainnya.
13. Dampak Bagi Perokok Pasif
Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok pasif tetap cukup tinggi misalnya
: kanker paru, penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan janin
bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta gangguan pernapasan
lainnya. sedangkan bagi anak-anak yang terpapar asap rokok dapat
timbul bronchitis, pneumonia, infeksi telinga dan memperburuk kondisi
penyakit asma.

D. Cara Menghindari dan Menghentikan Kebiasaan Merokok


Agar terhindar dari kebiasaan merokok, maka sepatutnya kita menanamkan
keyakinan yang kuat bahwa kebiasaan merokok tidak akan pernah
menguntungkan diri sendiri dan orang lain. Kita harus terbiasa untuk
bersikap asertif, untuk tetap mengatakan tidak pada rokok. Apabila telah
mampu kita terapkan, maka teman sebaya atau kelompok kita bisa dijadikan
kader pendidik sebaya.
Bagi para perokok, khususnya remaja, untuk berhenti dari kebiasaan merokok
bukanlah suatu hal yang mustahil. Apabila remaja meninggalkan kebiasaan
merokok hari ini, maka badan akan terbebas dari nikotin dalam masa 8 jam.
Setelah satu minggu efek dari kebiasaan merokok tersebut akan hilang.
Lama-kelamaan, tubuh akan memperbaiki kerusakannya akibat tembakau
dan bahan kimia lain yang pada rokok. Menghentikan kebiasaan merokok,
bisa tetap dilakukan, antara lain dengan cara sebagai berikut.
1. Berhenti secara mendadak
Tidak ada suatu cara terbaik bagi perokok untuk berhenti merokok, karena
pengaruhnya terhadap setiap perokok adalah berbeda. Namun, hanya ada
satu hal yang sama diantara mantan perokok yang berhasil, yaitu mereka
semua memang berkeinginan untuk berhenti merokok. Sebagaian besar,
perokok memilih cara ini untuk menghentikan kebiasaannya. Cara ini
bisa dipilih sebagai salah satu alternatif.
2. Cara menunda secara perlahan
Cara ini mengajak anda menunda masa menghisap batang rokok yang
pertama sehingga anda tetap dapat bertahan tanpa rokok. Atau anda bisa
menunda untuk menyalakan batang rokok dalam beberapa menit, sampai
anda bisa bertahan sepenuhnya setiap kali anda ingin merokok.
3. Cara mengurangi
Cara ini dilakukan dengan mengurangi jumlah batang rokok yang anda hisap
setiap merokok. Dalam satu hari, setiap kali merokok, bisa dikurangi
jumlah rokok yang anda hisap, mulai dari hitungan satu batang, dua
batang, hingga separuh dari jatah rokok anda setiap harinya, atau bahkan
mengurangi sepenuhnya.
4. Tidak mengikuti kebiasaan perokok
Pada umumnya, merokok identik dengan minum kopi ataupun minuman
keras. Apabila seseorang mengkonsumsi kopi ataupun minuman
beralkohol, maka biasanya dilengkapi dengan sebatang atau sebungkus
rokok. Dengan mengurangi atau sama sekali tidak mengkonsumsi kopi
atau minuman beralkohol secara berlebihan, maka keinginan untuk
merokok bisa dikurangi.
5. Pengalihan aktivitas
Biasanya, remaja mulai merokok karena ada waktu yang tersisa. Pada waktu
tersebut bisa dilakukan aktivitas-aktivitas lain, yang tentunya lebih
positif, untuk menghindari kebiasaan merokok. Bagi perokok yang ingin
berhenti, alternatif ini juga bisa ditempuh setiap anda ingin merokok.
Misalnya, melakukan aktivitas-aktivitas yang anda senangi, mulai dari
berolah raga, rekreasi bersama teman, membaca majalah atau komik
kesukaan, bermain atau mendengarkan musik, mengikuti kegiatan
organisasi remaja, seperti OSIS di sekolah-sekolah, organisasi
kemahasiswaan di kampus, hingga mengerjakan tugas bersama
temanteman kelompok belajar. Tentunya hal ini akan berhasil apabila
kondisi keluarga dan tempat bergaul saling mendukung untuk
mengurangi atau bahkan menghentikan sama sekali kebiasaan merokok
remaja. Tentu masih banyak cara lain yang bisa dilirik untuk
mengalihkan kebiasan merokok. Yang terpenting, kebiasaan merokok
tetap dialihkan pada aktivitas lain yang positif dan bermanfaat.
6. Menanamkan sikap asertif pada diri serta pemahaman akan dampak
negatif rokok terhadap kesehatan
Sikap tegas untuk tidak merokok atau memang akan menghentikan sama
sekali kebiasaan ini, sangat diperlukan untuk menunjang upaya berhenti
merokok. Dengan pemahaman yang cukup tentang berbagai dampak
negatif merokok bagi kesehatan, akan semakin menambah keyakinan
serta motivasi diri untuk tetap berusaha menghentikan kebiasaan
merokok. Secara berangsur-angsur, pemahaman ini akan semakin kuat
karena setiap kita mulai terbiasa berhenti merokok, akan terasa
manfaatnya.
7. Konsumsi makanan dengan menu seimbang
Menu seimbang adalah seperangkat makanan yang mengandung hampir
seluruh zat makanan yang diperlukan tubuh. Terdiri dari nasi,
sayursayuran, lauk-pauk, buah-buahan, air, serta dilengkapi dengan susu.
Sayur dan buah-buahan serta air mineral mengandung antioksidan yang
dapat mengurangi efek negatif bahan kimia pada rokok. Nasi, lauk-pauk
dan susu pun memiliki sejumlah vitamin, mineral, protein, serta serat
yang diperlukan tubuh.Untuk menambah keinginan mengkonsumsi menu
ini, bisa disiasati dengan tampilan menu yang menarik. Potongan
laukpauk ataupun sayuran bisa dimodifikasi sedemikian rupa sehingga
menarik bentuknya. Buah-buahan tertentu juga bisa dikonsumsi dalam
bentuk jus buah segar.
8. Membentuk kelompok sebaya
Kelompok ini bisa dibentuk berdasarkan kesamaan prinsip para remaja, yaitu
terdiri dari sekelompok remaja yang sama-sama menginginkan berhenti
merokok. Selain memberi ruang yang cukup bagi para remaja yang ingin
berhenti merokok, kelompok ini juga bisa menampung segala
permasalahan yang dialami remaja, khususnya yang berkaitan dengan
upaya menghentikan kebiasaan merokok. Kelompok ini bisa dikepalai
oleh seorang pendidik ataupun kolsultan yang mampu menggerakkan dan
menampung remaja yang ingin berhenti merokok, misalnya psikiater
ataupun mahasiswa yang peduli. Secara berangsur-angsur, kelompok ini
akan menghasilkan remaja-remaja yang benar-benar telah terbebas dari
kebiasan merokok, sehingga hal ini akan berguna bagi remaja yang lain
yang mempunyai keinginan yang sama untuk berhenti merokok. Apabila
kelompok semacam ini mendapat perhatian khusus dari pihak yang
berwenang, dan diberi kemudahan atau fasilitas tertentu, maka lama-
kelamaan akan dihasilkan kader pendidik sebaya yang semakin
bertambah dan tentunya semakin bermanfaat.
9. Senantiasa berdoa
Upaya sekeras apapun tidak akan pernah membuahkan hasil, apabila tidak
diikuti dengan doa. Selain bisa menambah keyakinan diri, doa bisa
memberikan semacam kekuatan pelindung, terutama bagi remaja
perokok untuk tetap melanjutkan upaya berhenti merokok, dan tidak
akan pernah merokok lagi. Selain itu, dukungan keluarga, serta teman-
teman dan masyarakat sekitar akan sangat membantu remaja untuk
menghentikan kebiasaan merokok.

Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti. Anda
boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup anda,
misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).

E. Saran Bagi Bukan Perokok dan Perokok


1. Bagi yang belum pernah merokok jangan memulainya dan jangan sekali-kali
mencoba.
2. Merokok jelas-jelas dapat menyebabkan banyak gangguan kesehatan tidak
hanya bagi perokok tapi juga bagi orang lain, seperti banyak dibuktikan oleh
para peneliti.
3. Banyak fakta menunjukan bahwa merokok membebani ekonomi keluarga.
4. Berhentilah merokok karena berhenti merokok sangat mudah caranya, yang
penting niat.
5. Jika sayang pada diri sendiri, pada keluarga, peduli dengan orang-orang
sekitar dan juga lingkungan, jangan merokok!
6. Jauh lebih baik belanja hal-hal yang membuat lebih sehat baik jasmani
maupun rohani. (Kemendikbud, 2014).

F. Langkah – Langkah Berhenti Merokok


1. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok
2. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam sehari dan catat kapan serta
dalam situasi bagaiman anda merokok
3. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik
a. bosan : lakukan tugas yang tertunda
b. sulit konsentrasi : gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis, wortel, timun dll
c. istirahat sejenak : minumlah segelas air jeruk
d. setelah makan : jalan-jalan, membaca majalah dll.
4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah berhenti merokok
DAFTAR PUSTAKA

Sugito.(2007). Stop rokok-mudah, murah, cepat. Jakarta: Redaksi Plus


Kemendikbud.(2014). Pedoman pencegahan penyalahgunaan narkoba di
sekolah. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar tahun 2014
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)
PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR
Nama:
Sonia Silalahi, S. Kep
2014901040

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN


NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


PEMAKAIAN MASKER YANG BENAR

Pokok Bahasan : Pemakaian Masker yang benar


Sasaran : Masyarakat
Tempat : Universitas fort de kock
Hari/ Tanggal :
waktu
: 3 menit
Metode :

A. Latar Belakang

Corona virus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit


mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknyadua jenis
coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat
menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) danSevere Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus
Disease 2019 (COVID-19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah
diidentifikasi sebelumnya pada manusia.Virus penyebab COVID-19 ini
dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara
hewan dan manusia).

Virus dapat berpindah secara langsung melalui percikan batuk atau


bersin dan napas orang yang terinfeksi yang kemudian terhirup orang
sehat. Virus juga dapat menyebar secara tidak langsung melalui benda-
benda yang tercemar virus akibat percikan atau sentuhan tangan yang
tercemar virus. Virus bisa tertinggal di permukaan benda-benda dan hidup
selama beberapa jam hingga beberapa hari, namun cairan disinfektan dapat
membunuhnya.

Data dari provinsi Sumatra barat 9 juli 2020 Positif 785 orang, 653
orang yang sembuh, Meninggal 32 orang, Di Rawat/Karantina 100 orang.
Di puskesmas nilam sari kota bukittinggi terdapat 17 ODP dalam kondisi
sehat tanpa ada keluhan saat ini sudah tidak termasuk kategori ODP karena
sudah melewati masa karantina 14 hari pada bulan mei. untuk
PDP,OTG,dan pasien terkonfirmasi covid 19.
Kementerian Kesehatan beserta jajarannya di daerah tak henti-
hentinya melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat agar paham
apa yang harus dilakukan supaya terhindar dari Covid-19.
Upaya yang akan dilakukan adalah memutuskan rantai penyebaran virus,
salah satunya dengan mengajarkan pemakaian masker.

B. TUJUAN

1. Tujuan Instruksional Umum


a. Setelah mengikuti penyuluhan dan pendidikan kesehatan,
masyarakat diharapkan mampu mengetahui dan memahami cara
pemakaian masker dengan baik dan benar.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah diberikan penyuluhan masyarakat mampu memahami
tentang :
a. Menjelaskan defenisi masker.
b. Menjelaskan tujuan pemakaian masker.
c. Menjelaskan manfaat pemakian masker.
d. Menjelaskan dampak jika tidak memakai masker.
e. Menjelaskan kapan waktu pemakaian masker.
f. Mampu mendemonstrasikan pemekian masker yang benar
g. Mampu mendemonstrasikan pelepasan masker yang benar.

C. SASARAN
Masyarakat
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Defenisi masker
2. Tujuan pemakaian masker
3. Manfaat pemakaian masker
4. Dampak jika tidak memakai masker
5. Kapan waktu memakai masker
6. Pemakaian masker yang benar
7. Melepas masker yang benar
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Tatap muka
F. MEDIA
Timbal balik
G. MATERI (Terlampir).

H. KEGIATAN PENYULUHAN.

Tahap Waktu Kegiatan Penyuluh Peserta


Pendahulu 5 menit 1. Memberi salam 1. Menjawab salam
an 2. Memperkenalkan diri. 2. Mendengarkan
3. Menjelaskan tujuan penyuluhan memperhatikan
dan pokok materi yang akan 3. Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan
4. Mengkaji pengetahuan peserta 4. Menjawab
penyuluhan tentang pemakaian
masker langkah yang benar
Penyajian 20 m 1. Menjelaskan materi 1. Mendengarkan dan
e a. Defenisi masker memperhatikan
ni b. Tujuan pemakaian masker 2. Mempraktekan cara
t c. Manfaat pemakaian masker pemakaian dan
d. Dampak jika tidak memakai melepaskan masker
masker yang benar.
e. Kapan waktu memakai 3. Memberikan
masker pertanyaan.
f. Pemakaian masker yang
benar.
g. Melepas masker yang benar
h. Memberikan sesi untuk
bertanya

Penutup 5 menit 1. Meminta peserta untuk 1. Mengajukan


menjelaskan kembali materi pertanyaan
yang telah di berikan dengan 2. Menjawab
singkat. pertanyaan yang di
2. Meminta peserta untuk berikan oleh
mempraktekan pemakaian dan penyuluh
melepas masker dengan benar 3. Mendemontrasikan
3. Menyimpulkan hasil 4. Membalas salam
penyuluhan
4. Menutup acara, dengan salam
penutup

I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur.
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Pre planning sudah di setujui

2. Evaluasi Proses.
a. Pelaksannaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di
rencanakan.
b. Seluruh peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
c. Seluruh peserta berperan aktif selama kegiatan.

3. Evaluasi Hasil.
a. Minimal 50 % masyarakat mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir.
b. Minimal 50 % masyarakat yang mengikuti penyuluhan dapat
memehami maateri yang dijelaskan yaitu:

1) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan definisi


masker.
2) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan tujuan
pemakaian masker.
3) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan manfaat
pemakaian masker.
4) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan dampak
jika tidak pemakaian masker.
5) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan kapan-
kapan saja waktu pemakaian masker.
6) Diharapkan masyarakat dapat menyebutkan
pemakaian masker yang baik dan benar

Lampiran Materi

A. Defenisi Masker
Masker medis didefinisikan sebagai masker bedah atau prosedur yang
datar atau memiliki lipatan; masker jenis ini dikencangkan pada kepala
dengan tali yang mengitari telinga atau kepala atau keduanya. Karakteristik
kinerjanya diuji menurut serangkaian metode uji terstandar (ASTM F2100,
EN 14683, atau yang setara) yang bertujuan untuk menyeimbangkan filtrasi
yang tinggi, kemudahan bernapas yang memadai, dan (opsional) resistansi
penetrasi cairan.
Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif
langkah pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran
penyakit-penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19.
Masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai
untuk melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi)
atau untuk mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk
mencegah penularan lebih lanjut). Namun, penggunaan masker saja tidak
cukup memberikan tingkat perlindungan atau pengendalian sumber yang
memadai. Karena itu, langkah-langkah lain di tingkat perorangan dan
komunitas perlu juga diadopsi untuk menekan penyebaran virus-virus saluran
pernapasan. Terlepas dari apakah masker digunakan atau tidak, kepatuhan
kebersihan tangan, penjagaan jarak fisik, dan langkah-langkah pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) lainnya sangat penting untuk mencegah
penularan COVID-19 dari orang ke orang.

B. Tujuan Pemakaian Masker


Tujuan penggunaan masker adalah untuk mencegah penularan
berbagai jenis penyakit yang berasal dari tetesan atau percikan cairan
(droplet) yang keluar sekaligus melindungi orang lain. Jadi, ketika
menurunkan masker di dagu hingga ke leher lalu menggunakannya
kembali ke hidung dan mulut dapat membuat fungsi masker menjadi tidak
optimal lagi untuk melindungi diri dan orang lain dari paparan bakteri dan
virus, termasuk virus corona.

C. Manfaat Pemakaian Masker


1. Melindungi diri dari virus, debu dan kuman
2. Mencegah Penularan Penyakit
3. Menjaga paru – paru terhindar dari polusi
4. Mencegah wajah terpapar dari sinar matahari berlebihan

D. Dampak Jika Tidak Memakai Masker


Berikut dampak yang ditimbulkan jika tidak memakai masker atau penutup
wajah setiap kali kita berada di tempat umum menurut Pusat Pengendalian
dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC).
1. Mudah Terpapar Virus
Salah satu bahaya tidak memakai masker di tempat terbuka adalah
terpapar virus. Seperti yang telah disampaikan oleh WHO, Covid-19
bisa menyebar melalui udara. Apabila seseorang tidak memakai
masker saat keluar rumah, maka virus dapat masuk ke dalam tubuh
melalui jalur pernapasan. Banyak studi membuktikan bahwa penutup
wajah (masker dan face shield) efektif dalam mencegah penularan
virus melalui cairan atau droplet yang keluar saat seseorang batuk,
berbicara, atau bersin.
2. Menyebarkan Virus ke Orang Lain
Bahaya lain dari tidak memakai masker adalah menularkan virus ke orang
lain. CDC menegaskan masker dapat membantu kita mencegah orang
lain terjangkit berbagai penyakit yang bisa ditularkan melalui udara
salah satunya Covid-19. Berdasarkan penelitian, penggunaan masker
secara teratur terutama di saat bertemu teman atau saudara di masa
pandemi dapat mengurangi penularan virus secara signifikan. CDC
menemukan banyak orang dengan Covid-19 tidak menyadari bahwa
mereka membawa virus di tubuhnya. Sekitar 40 persen orang positif
Covid-19 yang tidak menunjukkan gejala (OTG) berpotensi dapat
menularkan virus ke orang lain. Keberadaan OTG sebagai pembawa
virus corona semakin tidak terdeteksi oleh publik. Maka dari itu,
memakai masker sangat penting dilakukan untuk mengerem
laju penyebaran Covid-19.

3. Membawa Virus ke Tubuh


Bahaya lain akibat tidak memakai masker di tempat umum adalah
kemungkinan tubuh membawa virus. Beberapa studi menunjukkan
bahwa virus corona dapat bertahan hidup di permukaan benda dalam
waktu yang cukup lama. Dalam aktivitas sehari-hari, seseorang akan
memegang benda-benda yang ada di sekitarnya. Kemudian tidak sadar
menyentuh wajah dengan tangan yang mungkin saja terkontaminasi
virus. Maka dari itu, memakai masker sangat penting untuk
melindungi tubuh dari virus corona yang dapat masuk lewat area
wajah. Meskipun masker bukan alat pencegahan yang sempurna,
namun setidaknya dapat membatasi transmisi virus dari tangan ke area
wajah terutama hidung dan mulut.

E. Kapan waktu Pemakaian Masker


1. Jika Anda sehat, Anda hanya perlu memakai masker ketika merawat
orang yang diduga terinfeksi COVID-19.
2. Kenakan masker jika Anda batuk atau bersin.
3. Masker hanya efektif bila digunakan bersama dengan pembersih
tangan yang sering dilakukan dengan alkohol atau sabun dan air.
4. Jika Anda mengenakan masker, Anda harus tahu cara
menggunakannya dan membuangnya dengan benar.

Jenis masker beragam dengan fungsinya. Berikut perbedaan masker dan fungsinya
yang diyakini dapat mengurangi paparan Virus Corona ini.

1. Masker Kain
Menurut penelitian, masker kain memang tidak se-efektif masker N95
maupun masker bedah dalam menangkal Virus Corona hanya mampu
menangkal virus sebanyak 70%, jadi harus segera dicuci setelah dipakai
dalam waktu 4 jam dengan sabun dan air, air hangat lebih baik.
Dibandingkan masker kain, masker bedah dan masker respirator N95 jauh
lebih efektif dalam menyaring debu, bakteri, dan partikel yang ukurannya
sangat kecil seperti Virus Corona. Kedua jenis masker ini juga dapat
mencegah tembusnya percikan dahak atau air liur, karena memiliki lapisan
anti air.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa masker kain kurang efektif
dalam mengurangi risiko penularan Virus Corona :
 Masker kain kebanyakan dibuat oleh industri rumah tangga yang
proses pembuatan dan bahannya tidak mengikuti standar medis.
 Kain yang digunakan tidak sama dengan bahan masker bedah atau
masker N95.
 Ujung masker kain cenderung longgar, sehingga tidak dapat
menutupi area di sekitar hidung dan mulut dengan sempurna.
 Masker kain tidak dapat mencegah masuknya partikel yang sangat
kecil, seperti Virus Corona, ke dalam hidung atau mulut melalui
udara.
 Bila tidak digunakan dengan cara yang benar, masker kain justru
dapat meningkatkan risiko virus masuk ke dalam tubuh. Salah
satunya karena masker ini mudah bergerak dan longgar, sehingga
pemakainya perlu berulang kali menyentuh wajah untuk
menyesuaikan posisi masker.

Meski begitu, The Centers for Disease Control and Prevention (CDC)


menganjurkan penggunaan masker kain kepada masyarakat luas untuk
menekan penyebaran Virus Corona, terutama oleh orang yang sudah
terinfeksi Virus Corona namun tidak mengalami gejala apa pun dan
tampak sehat.

Agar masker kain dapat berfungsi seoptimal mungkin untuk menangkal


Virus Corona, lakukanlah beberapa tips berikut ini :

 Pilih masker yang sesuai dengan ukuran wajah dan dapat menutup
mulut, hidung, dan dagu.
 Cuci tangan sebelum mengenakan masker, lalu kenakan masker pada
wajah dan selipkan talinya di belakang telinga atau ikat tali masker
di belakang kepala dengan erat agar masker tidak longgar.
 Hindari menyentuh masker kain saat sedang dipakai. Jika ingin
memperbaiki posisi masker kain yang berubah atau longgar, cuci
tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh masker.
 Setelah selesai digunakan, lepaskan masker kain dengan hanya
menyentuh tali pengait atau pengikatnya, lalu segera cuci masker
kain dengan air bersih dan deterjen atau rebus masker di air
mendidih dengan suhu minimal 1300Celsius.
 Segera ganti masker kain apabila sudah robek atau rusak.

Masker kain memang tidak sepenuhnya efektif melindungi diri dari Virus
Corona. Namun, mengenakan masker kain bila tidak tersedia masker
sekali pakai setidaknya dapat menurunkan risiko tertular Virus Corona,
dengan catatan masker kain dipakai dengan benar serta dibarengi upaya
pencegahan lainnya.

2. Masker Bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai
yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas.
Masker bedah dapat dijadikan pilihan untuk mencegah penyebaran Virus
Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.
Meski begitu, masker ini lebih efektif bila dikenakan oleh orang yang
sedang sakit untuk mencegah penularan kuman ke orang lain, ketimbang
oleh orang yang sehat untuk melindungi diri dari penyakit.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi
berbeda, yaitu :
 Lapisan luar, yang anti air.
 Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman.
 Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar
dari mulut.

Tidak disarankan menggunakan masker tanpa ketiga fungsi tersebut karena


tidak efektif dalam mencegah penyakit menular, seperti infeksi Virus
Corona. Kekurangan dari masker ini adalah agak sedikit longgar ketika
digunakan, sehingga memungkinkan partikel kecil atau udara masuk
melalui sisi tepi masker. Masker bedah bisa didapatkan dengan harga yang
murah. Ditambah lagi, masker ini juga biasa dimanfaatkan untuk
penggunaan sehari-hari, baik orang dewasa maupun anak-anak. Namun
saat pandemi COVID-19 melanda saat ini membuat masker bedah menjadi
barang langka dengan harga yang tidak murah bagi masyarakat menengah
ke bawah.

3. Masker N95
Masker N95 juga disarankan untuk mencegah penularan Virus Corona.
Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya
mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di udara
yang mungkin mengandung virus. Dibanding masker bedah, masker N95
terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas untuk
menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan
masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup. Walaupun
daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk
penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat
orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah
memakainya dalam jangka waktu yang agak lama.

Cara Penggunaan Masker yang Benar :

Masker bedah dan masker N95 dapat digunakan untuk mencegah paparan Virus
Corona. Namun, manfaat dari kedua masker ini hanya akan efektif jika digunakan
dengan benar.

Berikut adalah panduan menggunakan masker yang benar :

1. Pastikan kita telah mencuci tangan dengan benar.


2. Jika menggunakan masker bedah, pastikan sisi luar adalah yang berwarna
hijau dan sisi dalam yang berwarna putih.
3. Pasang tali masker dengan baik. Jika tali masker perlu diikat, ikat bagian
atas terlebih dahulu, kemudian bagian bawahnya.
4. Pastikan masker menutupi hidung, mulut, dan dagu dengan sempurna.
Pastikan pula bagian yang ada logamnya berada di batang hidung.
5. Lekukkan strip logam mengikuti lekukan hidung hingga tidak ada
menyisakan lubang.
6. Hindari menyentuh bagian tengah masker saat menggunakan dan melepas
masker.
7. Buang masker ke tempat sampah dan cuci tangan hingga bersih setelah
menggunakan masker.

Menggunakan masker untuk Virus Corona efektif untuk mencegah penularan.


Apapun jenis maskernya, termasuk masker kain. Selain itu, cuci tangan juga sama
pentingnya dengan memakai masker. Pastikan selalu mencuci tangan setiap usai
melakukan atau menyentuh sesuatu, terutama di tempat umum.

Berikut adalah beberapa cara melepas masker yang benar, termasuk saat makan
atau minum, adalah sebagai berikut:

a. Sebelum melepas masker, cuci tangan terlebih dahulu menggunakan sabun


dan air mengalir atau cairan pembersih yang mengandung alkohol minimal
70%.
b. Ketika melepas masker, hindari menyentuh bagian depan masker. Sebab
bagian tersebut penuh dengan kuman yang menempel dari luar. Jadi,
sebaiknya hanya sentuh bagian tali atau karet pengaitnya.
c. Untuk melepas masker karet, pegang kedua karet yang menempel di kedua
telinga. Lepaskan masker dari telinga.
d. Sementara, untuk melepas masker tali, buka tali bagian bawah, lalu
lepaskan tali bagian atas.
e. Kita bisa membuang masker ke tempat sampah atau meletakkan masker
yang baru saja di gunakan ke dalam tas kertas atau plastik ziplock khusus
masker.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BANTUAN PENGHENTIAN MEROKOK

Oleh :
RONA RIHHADATHUL AISY
1614201030

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS KESEHATAN


UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN AJARAN 2019/2020

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Pembahasan : Rokok


Sub Pokok Bahasan : Cara Berhenti Merokok
Sasaran : Masyarakat
Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Waktu
: 30 Menit
Hari/ Tanggal : Rabu, 09 Juni 2021
Tempat : Universitas Fort De
Kock
Penyuluh : Mahasiswa Profesi
Universitas Fort De Kock

A. Latar Belakang
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 1 2 0

mm (bervariasi tergantung negara ) dengan diameter sekitar 10 m

yang berisi daun daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar

pada salah satu ujungnya dan dibiakan membara agar asapnya dapat

dihirup lewat mulut pada ujung lain.

Rokok biasanya dijual dalam bungkusan berbentuk kotak atau

kemasan kertas yang dapat dimasukkan dengan mudah kedalam

kantong. Sejak beberapa tahun terakhir bungkusan- bungkusan

tersebut umumnya disertai pesan kesehatan yang memperingatkan

perokok akan bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan dari

meorkok, misalnya kanker paru- paru atau serangan jantung

walaupun pada kenyataannya itu hanya hiasan, jarang sekali

dipatuhi.

Manusia di dunia yang merokok untuk pertama kalinya adalah

suku bangsa indian di amerika, untuk keperluan ritual seperti memuja dewa

atau roh. Pada abad 16 ketika bangsa eropa menemukan benua amerika,

sebagian dari para penjelajah eropa itu ikut mencoba- coba menghisap rokok

d a n kemudian membawa tembakau ke eropa. kemudian kebiasaan merokok

mulai muncul di kalangan bangsawan eropa. Tapi berbeda dengan

bangsa indian yang merokok untuk keperluan ritual, di eropa orang

merokok hanya untuk kesenangan semata- mata. Abad 17 para pedagang

Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-

negara islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan

kecanduan, disamping menyebabkan banyak tipe kanker, penyakit jantung,

penyakit pernapasan, penyakit pencemasan dan efek buruk bagi kelahiran.

B. Tujuan Instruksional Umum

Setelah mendapatkan penyuluhan tentang bahaya serta dampak merokok

terhadap tubuh, pasien dan keluarga pasien memahami tentang tahapan dalam

berhenti merokok.

C. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah mendapatkan penyuluhan satu kali diharapkan peserta penyuluhan

mampu :

1. Memahami bahaya rokok bagi tbuh

2. Mengerti kandungan atau racun yang terdapat dalam rokok

3. Mengurangi dalam mengkonsumsi rokok

4. Berhenti mengkonsumsi rokok

D. Strategi Pelaksanaan

1. Metode

Ceramah dan tanya jawab

2. Media

Lembar balik

3. Waktu dan tempat

Universitas fort de kock bukittinggi

4. Garis besar materi

a. Pengertian rokok

b. Kandungan rokok
c. Jenis rokok

d. Dampak merokok

e. Berhenti merokok

f. Kesimpulan

E. Pengorganisasian

Jumlah penyaji 1 orang, moderator 1 orang, notulen 1 orang fasilitator 3

orang, peraga 2 orang ,1 orang observer dan 1 orang pendokumentasian

dengan susunan sebagai berikut:

Moderator : Dewita Maharani

Penyaji

: Rona Rihhadathul Aisy

Fasilitator : Chika Angelia

Notulen : Sri Wahyui

Observer : Sonia Silalahi

Dokumentasi : Okja Yudia Sari

Pembagian Tugas :

1. Peran Leader

a. Katalisator, yaitu mempermudah komunikasi dan interaksi dengan

jalan menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien

termotivasi untuk mengekspresikan perasaannya

b. Auxilery Ego, sebagai penopang bagi anggota yang terlalu lemah

atau mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian

tujuan dengan cara memberi motivasi kepada anggota untuk terlibat

dalam kegiatan

2. Peran Moderator

a. Membuka dan menutup acara

b. Membuat tata tertib acara

c. Mengatur kelancaran acara

3. Peran Penyaji

a. Menyampaikan Materi

b. Menjawab pertanyaan dari peserta

4. Peran Fasilitator

a. Mempertahankan kehadiran peserta

b. Mempertahankan dan meningkatkan motivasi peserta

c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap kelompok baik dari

luar maupun dari dalam kelompok

d. Melakukan demonstrasi cuci tangan yang baik

5. Peran Notulen

a. Mencatat Pertannyaan

6. Peran Observer

a. Mengamati keamanan jalannya kegiatan play therapy

b. Memperhatikan tingkah laku peserta selama kegiatan

c. Memperhatikan ketepatan waktu jalannya kegiatan play therapy

d. Menilai performa dari setiap tim terapis dalam memberikan terapi

7. Peran Dokumentasi
a. Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan

F. Setting tempat

Duduk berhadapan antara penyuluh dengan peserta penyuluhan

Lembar balik

Keterangan:

: Moderator

: Penyaji

: Fasilitator

: Notulen

: Observer
: Dikumentasi

G. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Respon Masyarakat Waktu


1. Pendahuluan 5 menit

-penyampaian salam - Membalas salam

- Perkenalan - Memperhatikan

- Menjelaskan topik - Memperhatikan

- Menjelaskan tujuan - Memperhatikan

- menjelaskan waktu - Memperhatikan

pelaksanaan
2. Penyampaian materi

- Pengertian rokok - Memperhatikan 15 menit

- Kandungan rokok penjelasan dan

- Jenis rokok mencermati materi

- Dampak merokok

- Berhenti merokok

- Kesimpulan

Memberikan kesempatan - Bertanya

untuk bertanya

Menjawab pertanyaan - Memperhatikan

peserta jawaban
3. Penutup

- Menyimpulkan - Memperhatika 10 menit

hasil penyuluhan - Menjawab salam


- Mengakhiri dengan

salam

H. Kritria Evaluasi

1. Evaluasi struktur yang diharapkan

 Alat-alat yang digunakan lengkap

 Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana

2. Evaluasi proses yang diharapkan

 Penyuluhan dapat berjalan dengan lancar

 Masyarakat dapat mengikuti dengan baik

 Tidak adanya hambatan saat melakukan penyuluhan

 Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai

tugasnya

3. Evaluasi hasil yang diharapkan

 Masyarakat dapat mengerti dan memahami tentang materi yang telah

di sampaikan

 Masyarakat dapat mengikuti kegiatan dengan baik


MATERI PENYULUHAN

TENTANG BERHENTI ROKOK

A. Pengertian Rokok

Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan

bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan

berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan

tembakau terbungkus termasuk cerutu atau bentuk lainnya yang mengandung

nikotin dan tar dengan atau tanpa bahan tambahan.

B. Kandungan Rokok

Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4000 bahan kimia

beracun yang membahayakan dan membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu

menyerupai satu sedutan maut. Di antara kandungan asap rokok:

1. Bahan radioaktif (polonium-201)

2.Bahan - bahan yang digunakan di dalam cat (acetone)

3. Pencuci lantai (ammonia)

4. Racun serangga (DDT)

5. Tar mengandung racun anai - anai (arsenic)


6. Gas beracun (hydrogen cyanide) yang digunakan di “kamar gas maut” bagi

narapidana yang menjalani hukuman mati, dan banyak lagi.

Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.

Sekurang - kurangnya 43 bahan kimia yang diketahui menjadi penyebab kanker

(karsinogen). Nikotin turut menjadi puncak utama risiko serangan penyakit

jantung dan strok. Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil

puncak dari tabiat merokok. Karbon Monoksida adalah gas beracun yang biasanya

dikeluarkan oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia

ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula

dari hidung, mulut, tenggorokan, saluran pernafasan, paru -

paru, saluran pencernaan, aliran darah, jantung,

organ reproduksi, ke saluran kencing dan kandung kencing, yaitu apabila sebagian

dari racun - racun itu dikeluarkan dari tubuh.

C. Jenis Rokok

Terdapat 2 jenis rokok yang umum yaitu, rokok putih dan rokok

kretek.Rokok putih umum dikonsumsi di luar negeri sedangkan rokok kretek

biasa dikonsumsi masyarakat Indonesia. Perbedaan kedua jenis rokok tersebut

terletak pada komposisinya.Rokok kretek yang merupakan rokok khas Indonesia

memiliki campuran cengkeh didalamnya, sedangkan rokok putih tidak. Rokok

kretek juga terbagi lagi menjadi rokok kretek filter dan non-filter.

Rokok kretek yang mengandung cengkeh ini memiliki beberapa komposisi

yang berbeda dari rokok putih. Rokok kretek mengandung 5 komposisi tambahan

yaitu eugenol, acethyl eugenol, β-caryophillene, α-humulene, caryophillene

epoxide.Efek eugenol yang telah diteliti yaitu eugenol merupakan bahan anestetik
yang digunakan oleh dokter gigi sehingga dapat menimbulkan efek anestesi pada

pengguna rokok kretek. Eugenol juga memiliki efek lain sepertiantikonvulsan,

penghambat transmisi neural, dan peradangan. Rokok kretek dapat menyebabkan

pneumonitis aspirasi yang disebabkan berkurangnya reflek faringeal akibat efek

anestesi dari eugenol tersebut.

D. Dampak Merokok

Penyakit yang berhubungan dengan merokok adalah penyakit yang

diakibatkan langsung oleh merokok atau diperburuk keadaannya dengan merokok.

Penyakit yang menyebabkan kematian para perokok antara lain:

1. Penyakit jantung koroner.

Setiap tahun kurang lebih 40.000 orang di Inggris yang berusia dibawah

65 tahun meninggal karena serangan jantung dan sekitar tiga perempat dari

jumlah kematian ini disebabkan karena kebiasaan merokok. Merokok

mempengaruhi jantung dengan berbagai cara. Merokok dapat menaikkan

tekanan darah dan mempercepat denyut jantung sehingga pemasokan zat asam

kurang dari normal yang diperlukan agar jantung dapat berfungsi dengan baik.

Keadaan ini dapat memberatkan tugas otot jantung. Merokok juga dapat

menyebabkan dinding pembuluh darah menebal secara bertahap yang

menyulitkan jantung untuk memompa darah.

2. Trombosis coroner

Trombosis koroner atau serangan jantung terjadi bila bekuan darah

menutup salah satu pembuluh darah utama yang memasokjantung


mengakibatkan jantung kekurangan darah dan kadang-kadang

menghentikannya sama sekali. Merokok membuat darah menjadi lebih kental

dan lebih mudah membeku. Nikotin dapat mengganggu irama jantung yang

normal dan teratur sehingga kematian secara tiba-tiba akibat serangan jantung

tanpa peringatan terlebih dahulu dan lebih sering terjadi pada orang yang

merokok daripada yang tidak merokok.

3. Kanker

Kanker adalah penyakit yang terjadi di beberapa bagian tubuh akibat sel-

sel tumbuh mengganda secara tiba-tiba dan tidak berhenti, kadang-kadang

gumpalan sel hancur dan terbawa dalam aliran darah ke bagian tubuh lain

kemudian hal yang sama berulang kembali. Pertumbuhan sel secara tiba-tiba

dapat terjadi jika sel-sel di bagian tubuh terangsang oleh substansi tertentu

selama jangka waktu yang lama. Substansi ini bersifat karsinogenik yang

berarti menghasilkan kanker.

Dalam tar tembakau terdapat sejumlah bahan kimia yang bersifat

karsinogenik. Selain itu terdapat juga sejumlah bahan kimia yang bersifat ko-

karsinogenik yang tidak menimbulkan kanker bila berdiri sendiri tetapi

bereaksi dengan bahan kimia lain dan merangsang pertumbuhan sel kanker.

Penyimpanan tar tembakau sebagian besar terjadi di paru-paru sehingga kanker

paru adalah jenis kanker yang paling umum terjadi.

Tar tembakau dapat menyebabkan kanker bila merangsang tubuh untuk

waktu yang cukup lama, biasanya di daerah mulut dan tenggorokan.4.Bronkitis

atau radang cabang tenggorok. Batuk yang di derita perokok dikenal dengan

nama batuk perokok yang merupakan tanda awal adanya bronkhitis yang
terjadi karena paru-paru tidak mampu melepaskan mukus yang terdapat di

dalam bronkus dengan cara normal. Mukus adalah cairan lengket yang terdapat

di dalam tabung halus yaitu tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru.

Batuk ini terjadi karena mucus menangkap serpihan bubuk hitam dan debu

dari udara yang di hirup dan mencegahnya agar tidak menyumbat paru-paru.

Mukus beserta semua kotoran bergerak melalui tabung bronchial dengan

bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia terus bergerak bergelombang

seperti tentakel yang membawa mucus keluar dari paru-paru menuju

tenggorokan. Asap rokok dapat memperlambat gerakan silia dan setelah jangka

waktu tertentu akan merusaknya sama sekali dan menyebabkan perokok harus

lebih banyak batuk untuk mengeluarkan mucus. Karena sistem pernafasan

tidak bekerja sempurna, maka perokok lebih mudah menderita radang paru-

paru yang disebut bronchitis.

Penyakit paru-paru lain yang diderita oleh penderita bronchitis disebut

emfisema atau penyakit sulit bernafas dimana sebagian dinding paru-paru

rusak. Rusaknya dinding paru-paru mengakibatkan darah lebih sulit mengambil

oksigen. Penyebab utama penyakit emfisema adalah bernafas dalam udara yang

tercemar. Asap rokok merupakan udara tercemar yang terhisap setiap hari

sehingga selain perokok juga dapat menderita penyakit ini. Perokok pasif yang

tinggal serumah dengan perokok, dua kali akan lebih mudah terkena kanker

paru-paru dibandingkan mereka yang tinggal di lingkungan bebas asap rokok.

Asap yang dihembuskan pada saat merokok dapat dibedakan atas dua,

yaitu asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan bagian asap

tembakau yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping


merupakan asap tembakau yang disebarkan ke udara bebas dan dapat dihirup

oleh orang lain yang berada diruangan yang sama dan dikenal sebagai perokok

pasif. Dari ribuan jenis bahan kimia yang terdapat dalam rokok, 40 jenis

diantaranya bersifat karsinogenik dan telah diidentifikasi antara lain:

benzo(a)pyrene, cadmium, nikel, zink, karbon monoksida, cairan pembersih

lantai, dan nitrogen oksida, dimana bahan toksis ini banyak terdapat pada asap

samping. Karbon monoksida lima kali lipat lebih banyak terdapat pada asap

samping, benzo(a)pyrene tiga kali lipat, dan ammonia lima puluh kali lipat

jumlahnya dalam asap samping. Bahan-bahan tersebut dapat bertahan lama

beberapa jam dalam ruangan setelah kegiatan merokok dihentikan. Oleh karena

itu, asap rokok yang terdapat di udara dapat meningkatkan resiko terjadinya

penyakit jantung. (Mulyono, 1995).

Bahan toksis yang terkandung dalam asap rokok kemudian dihirup oleh

perokok dan dikeluarkan dari ujung rokok yang terbakar atau dihembuskan

perokok mempunyai pengaruh terhadap kesehatan manusia walaupun kadar

toksisnya lebih rendah karena pengenceran (dilusi) di udara sehingga kanker

paru di kalangan orang sehat yang tidak merokok merupakan akibat yang

paling serius. Penyakit lain yang disebabkan oleh asap rokok adalah

peningkatan infeksi saluran pernafasan, gejalaalergi, sakit dada, sakit kepala,

mual, radang mata, dan hidung. Pemaparan secara tidak sengaja terhadap

bahan-bahan yang terdapat dalam asap rokok dapat mempengaruhi

perkembangan janin wanita hamil yang merokok serta bayi ibu menyusui yang

merokok. Banyak dari bahan tersebut yang dapat menembus plasenta dan

mencapai fetus, juga dapat mempengaruhi air susu ibu. Akibat yang
ditimbulkan oleh pemaparan ini antara lain: anak lahir mati, keguguran,

kelahiran bayi secara prematur, berat bayi lahir rendah, dan pertumbuhan anak

terganggu.

Beberapa efek lain yang dapat timbul dari kebiasaan merokok, antara lain:

1. Wajah keriput, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang

diperlukan sel kulit wajah dengan jalan menyempitkan pembuluh darah di

sekitar wajah sehingga dapat menyebabkan wajah keriput.

2. Gigi berbercak dan nafas bau,partikel dari rokok dapat memberikan bercak

kuning hingga cokelat pada gigi, hal ini juga akan menyebabkan bakteri

penghasil bau akan terperangkap. Selain itu kelainan pada gusi dan gigi

tanggal juga akan lebih sering terjadi pada perokok.

3. Lingkungan akan menjadi bau, rokok sigaret memiliki bau yang tidak

menyenangkan dan dapat menempel pada segala sesuatu, mulai dari kulit,

rambut, pakaian, hingga barang-barang disekitar anda.

4. Menjadi contoh yang buruk bagi anak, kebiasaan anak untuk menjadikan

orang tua sebagai contoh dalam hidupnya menyebabkan anak akan

mengikuti dan menjadi ketagihan karena melihat orangtuanya.

5. Menjadi gerbang penggunaan narkoba, nikotin mempunyai sifat

mempengaruhi otak yang sama dengan efek pada obat-obatan terlarang.

Dalam urutan sifat adiktif (ketagihan), nikotin lebih menimbulkan

ketagihan dibandingkan alkohol, dan kafein sehingga akan lebih membuka

peluang penggunaan obat-obatan terlarang di masa yang akan datang.


E. Berhenti merokok

Penanggulangan masalah rokok memerlukan kerjasama yang baik dari

semua pihak. Negara yang mempunyai program penanggulangan rokok adalah

Australia, Kanada, Finlandia, Perancis, Hongkong, Selandia Baru, Norwegia,

Singapura, Swedia, Sudan, dan Thailand. (Aditama, 1995). Upaya yang dapat

dilakukan adalah meningkatkan harga rokok dengan menaikkan pajak rokok.

Tingginya pajak rokok dapat mempengaruhi kegiatan merokok dari golongan

anak-anak dan remaja serta perokok dari golongan menengah kebawah. Upaya

lain adalah memasang peringatan pada bungkus rokok. Peringatan untuk tidak

merokok diberlakukan pada lingkungan-lingkungan tertentu, seperti lingkungan

sekolah, gedung pemerintah, fasilitas kesehatan, atau dalam penerbangan tertentu.

Mendirikan klinik berhenti merokok, seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan

Jantung Indonesia, dan lain-lain.

Secara umum dikenal tiga aspek dari merokok, yaitu:

1. Ketagihan secara fisik atau kimia, yaitu ketagihan terhadap nikotin.

2. Automatic habit, berupa kebiasaan dalam merokok, ritual habit seperti

membuka bungkus rokok, menyalakannya, menghisapnya dalam-dalam,

merokok sehabis makan, merokok sambil minum kopi, dan lain-lain.

3. Ketergantungan secara psikologis atau emosional yaitu kebiasaan

menggunakan rokok dalam mengatasi masalah yang bersifat negatif, seperti

rasa gelisah, kalut atau frustasi.

Penanganan pada perokok berat tidak hanya ditujukan terhadap efek balik yang

ditimbulkan, tetapi juga memberikan bekal kepada perokok keterampilan khusus

agar dapat menolak keinginan merokok yang muncul sewaktu-waktu. Mulyono


(1995) mengemukakan upaya yang dapat ditempuh dalam menanggulangi

pengaruh rokok terhadap kesehatan manusia, yaitu:

1. Metode penghentian merokok secara bertahap

Penghentian merokok dapat dilakukan dengan cepat (metode langsung),dimana

perokok diharuskan langsung berhenti merokok dalam waktu singkat, yaitu 5

sampai 10 hari, sedangkan metode lambat dilakukan secara bertahap, yaitu

selama beberapa minggu. Metode ini menekankan pada aspek psikologis, yaitu

keinginan kuat dari setiap perokok untuk berhenti merokok.

2. Metode pemakaian obat-obatan (nicotine replacement therapy).

Penggunaan nikotin dosis rendah dalam bentuk gum (permen) atau bentuk patch

(plester) adalah salah satu upaya yang dilakukan dalam menanggulangi

pengaruh rokok dengan metode obat-obatan. Penggunaan nikotin dengan cara

mengunyah permen nikotin atau menempelkan plester nikotin pada kulit

dimaksudkan untuk mengatasi efek balik akibat penghentian merokok bila

timbul rangsangan ingin merokok. Hasil penelitian pada beberapa klinik

berhenti merokok menunjukkan keberhasilan yaitu 58% perokok berhenti

merokok setelah pemakaian permen nikotin selama 3 sampai 6 bulan. Filtrasi

merupakan salah satu upaya penanggulangan pengaruh asap rokok terhadap

kesehatan manusia dengan cara melewatkan udara yang mengandung asap

rokok melalui media tertentu. Bahan filter akan menangkap asap rokok

kemudian udara bersih diloloskan dari filter tersebut. Penyaringan atau filtrasi

digunakan untuk memisahkan pengotor (asap rokok) dari udara. Secara umum

karbonaktif digunakan sebagai filter untuk menangkap asap rokok tersebut.


Penanggulangan pengaruh rokok dan asap rokok merupakan tanggung jawab

semua pihak. Pemerintah, lembaga swadaya masyarakat (LSM), organisasi

profesi dokter, media massa, alim ulama, dan masyarakat luas memiliki

tanggung jawab bersama dalam mengatasi masalah rokok. Dalam pelaksanaan

program penanggulangan tersebut, pemerintah dapat menjalin kerjasama

dengan organisasi internasional World Health Organization(WHO), Asia

Pacific Associationfor The Control of Tobacco, dan lain-lain. Masalah rokok

bukan persoalan mudah tetapi semua pihak harus mendapat informasi yang

lengkap tentang pengaruh negative rokok, memahami peran, dan memberikan

kontribusi terhadap penanggulangan pengaruh rokok tersebut.

F. Kesimpulan

Penghentian merokok dapat dilakukan dengan cepat yang mana terdapat

metode penghentian merokok, pertama secara bertahap yaitu selama beberapa

minggu. Metode ini menekankan pada aspek psikologis, yaitu keinginan kuat dari

setiap perokok untuk berhenti merokok dan yang kedua terdapat metode

pemakaian obat-obatan (nicotine replacement therapy), Penggunaan nikotin dosis

rendah dalam bentuk gum (permen) atau bentuk patch (plester) adalah salah satu

upaya yang dilakukan dalam menanggulangi pengaruh rokok dengan metode

obat-obatan.

Upaya lain dalam penghentian merokok ini adalah memasang peringatan

pada bungkus rokok. Peringatan untuk tidak merokok diberlakukan pada

lingkungan-lingkungan tertentu, seperti lingkungan sekolah, gedung pemerintah,

fasilitas kesehatan, atau dalam penerbangan tertentu. Mendirikan klinik berhenti


merokok, seperti Yayasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, dan

lain-lain.

DAFTAR PUSTAKA

H.Ahmad. 2013. Jenis Rokok. Universitas Dipenegoro : Semarang

Nururrahmah. 2014. Pengaruh Rokok Terhadap Kesehatan Dan Pembentukan


Karakter Manusia. Universitas Cokroaminoto Palopo.

Sulastri, Deddy Herman, Eryati Darwin. 2018. Keinginan Berhenti Merokok


Pada Pelajar Perokok Berdasarkan Global Youth Tobacco Survey di SMK Negeri
Kota Padang. jurnal.fk.unand

Sitti Hasna Wati, Bahtiar, dan Dewi Anggraini. 2018. Dampak Merokok Terhadap
Kehidupan. Neo Societal.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENINGKATAN EFIKASI DIRI

OLEH

NAMA : OKJA YUDIA SARI


NIM : 2014201037

PROFESI NERS
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020/2021

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENINGKATAN EFIKASI DIRI

Topic
: Peningkatan motivasi dan Efikasi Diri Terhadap
Ergonomi Kerja
Sasaran : Masyarakat
universitas fort de kock
Tempat : Gedung keperawatan
dan kebidanan
Hari/tanggal : Kami 10 Juni 2021
Waktu
: 09.00-09.30 WIB
Penyuluh : Mahasiswa
universitas fort de kock

H. LATAR BELAKANG
Efikasi diri merupakan gagasan kunci dari teori sosial kognitif
(socialcognitive theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Bandura
(1997) mendefenisikan efikasi diri sebagai keyakinan individu akan
kemampuannya untuk mengatur dan melakukan tugas-tugas tertentu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Efikasi diri
membantu seseorang dalam menentukan pilihan, usaha untuk maju, serta
kegigihan dan ketekunan dalam mempertahankan tugas-tugas yang mencakup
kehidupan mereka.
Menurut Pender (1996, dalam Tomey & Alligood, 2006), efikasi diri
adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan melakukan
prilaku yang mendukung kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan
yang diinginkannya. Efikasi diri mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir,
merasa, memotivasi diri sendiri dan bertindak.
Istilah ergonomi (ergonomics) berasal dari ergo (Yunani lama, yang
berarti kerja) dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dalam hal ini
pengertian yang dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan kerja dan metode
kerja. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai
berikut : Ergonomi ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

I. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat universitas fort de kock
dapat mengetahui dan memahaminya serta mengaplikasikannya
4. Tujuan Khusus
Setelah meliputi kegiatan penyuluhan ini masyarkat di harapkan :
e. Peserta dapat menyebutkan pengertian efikasi diri
terhadap ergonomi kerja
f. Peserta dapat memahami tujuan dan manfaat
motivasi dan efikasi diri dari ergonomi kerja
g. Peserta dapat mengaplikasikan ergonomi kerja
dengan baik
h. Peserta dapat memahami penanggulangan
permasalahan ergonomi

J. Materi Penyuluhan
(terlampir)

K. Strategi Pelaksanaan
8. Topik : Motivasi dan Efikasi
Diri terhadap Ergonomi Kerja
9. Sasaran : Masyarakat
universitas fort de kock
10. Metode : Ceramah dan Tanya
Jawab
11. Media : lembar balik dan
leaflet
12. Waktu dan tempat
a. Hari
: Kamis
b. Tanggal : 10 Juni 2021
c. Jam
: 09.00 – 09.30 wib
d. Tempat : gedung keperawatan
dan kebidanan

13. Seting tempat

LEMBAR BALIK
Keterangan :
: moderator : penyaji
: pembimbing
: fasilitator : peserta : Observer

14. Pengorganisasian :
f. Moderator : Atika Humaira
g. Penyaji : Okja Yudia Sari
h. Observer : Chika Angelia
i. Fasilitator : Rona Rihadatul Aisy, Sonia Silalahi, Rani Saputri
j. Dokumentasi : Boby Marson

L. PEMBAGIAN TUGAS
5. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan
6. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta

7. Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua
peserta
- Membuat laporan penyuluhan
8. Peran Fasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan
5. peran dokumentasi
- mendokumentasi proses penyuluhan

M. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan audiens
1. Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan tujuan kegiatan - Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
- Memperkenalkan diri, pembimbing - Memperhatikan dan
klinik dan anggota kelompok mendengarkan
- Membuat kontrak waktu dan bahasan - Menyetujui kontrak
2. Pelaksanaan 15 1. Penyampaian Materi - Menjawab
menit Menjelaskan Tentang :
a) Motivasi dan efikasi diri terhadap
ergonomi kerja - Memperhatikan dan
b) Tujuan dan manfaat motivasi dan mendengarkan
efikasi diri terhadap ergonomi kerja
c) Cara mengaplikasikan ergonomi kerja
dengan baik
d) Penanggulanganpermasalah ergonomi - memperhatikan dan
kerja mendengarkan

2. Tanya Jawab - Menjelaskan


Memberi kesempatan pada peserta untuk ,memperhatikan
mengajukan pertanyaan dan mendengarkan
- Menjawab

3. Evaluasi
Memberikan pertanyaan tentang :
a) Manfaan dan tujuan memotivasi dan -Mendengarkan,
efikasi diri terhadap ergonomi kerja memperhatikan
b) Cara mengaplikasikan ergonomi kerja - menjawab
dengan baik
c) Cara penanggulangan permasalahan
ergonomi kerja

c.    

Penutup - mengevaluasi kegiatan - memperhatikan dan


10 menit - menyimpulkan mendengarkan
salam penutup menjawab salam

N. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
4. Evaluasi Struktur
a. Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan
b. Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

5. Evaluasi Proses
g. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
h. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
i. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
j. Suasana penyuluhan tertib
k. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
l. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang

6. Evaluasi Hasil
f. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan
g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang
pengertian obesitas
h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang penyebab
obesitas
i. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang dampak
obesitas
j. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang manfaat
therapeutic lyfe style

LAMPIRAN MATERI

A. Motivasi dan efikasi diri

Motivasi adalah keadaan dalam pribadi seseorang yang mendorong


keinginan individu untuk melakukan kegiatan tertentu guna untuk
mencapai suatu tujuan (Marquis & Huston, 2006). Motivasi yang ada pada
seseorang akan mewujudkan prilaku yang diarahkan untuk mencapai
kepuasan (Swansburg & Swansburg, 1999). Motivasi merupakan salah
satu faktor yang memberikan pengaruh terhadap efikasi diri pasien.

Menurut Bloom (dalam Notoatmodjo, 2005), prilaku yang


terbentuk di dalam diri seseorang dipengaruhi oleh dua faktor utama yaitu
stimulus yang merupakan faktor dari luar diri seseorang (faktor eksternal)
dan respon yang merupakan faktor dari dalam diri orang yang
bersangkutan (faktor internal). Faktor eksternal adalah faktor lingkungan
baik fisik seperti iklim, cuaca maupun non-fisik dalam bentuk sosial,
budaya, ekonomi, politik dan sebagainya. Seseorang individu yang tidak
berminat atau termotivasi untuk merespon stimulus dari lingkungan luar
seperti dukungan sosial, keluarga, dan lingkungan maka akan sulit untuk
merubah prilakunya ke arah yang positif, misalnya pada individu yang
mengalami depresi yang sulit untuk menerima stimulus dari luar dirinya.

Efikasi diri membantu seseorang dalam menentukan pilihan, usaha


untuk maju, serta kegigihan dan ketekunan dalam mempertahankan tugas-
tugas yang mencakup kehidupan mereka. Menurut Pender (1996, dalam
Tomey & Alligood, 2006), efikasi diri adalah keyakinan individu akan
kemampuannya untuk mengatur dan melakukan prilaku yang mendukung
kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan yang diinginkannya.
Efikasi diri mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir, merasa,
memotivasi diri sendiri dan bertindak.

1. Manfaat Motivasi dan efikasi diri :

a) Pengelolaan penyakit menjadi lebih baik

b) Membantu menentukan pilihan

c) Meningkatkan Usaha untuk maju

d) Meningkatkan kegigihan

e) Mental menjadi lebih kuat

2. Cara memotivasi pasien penderita Keluarga dapat memotivasi dengan


cara memberikan :

a) Dukungan emosional

b) Dukungan harga diri

c) Dukungan instrumental
d) Dukungan inform

B. ERGONOMI

1. Pengertian

Istilah ergonomi (ergonomics) berasal dari ergo (Yunani lama,


yang berarti kerja) dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dalam
hal ini pengertian yang dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan
kerja dan metode kerja. International Labour Organization (ILO)
mendefinisikan ergonomi sebagai berikut: Ergonomi ialah penerapan ilmu
biologi manusia sejalan dengan ilmu rekayasa untuk mencapai
penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia secara optimum
dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.

2. Tujuan dan Manfaat Ergonomi

Tujuan Ergonomi :

a) Meningkatkan kesejahteraan fisik dan mental dengan meniadakan


beban kerja tambahan (fisik dan mental), mencegah penyakit akibat
kerja, dan meningkatkan kepuasan kerja.
b) Meningkatkan kesejahteraan sosial dengan jalan meningkatkan
kualitas kontak sesama pekerja, pengorganisasian yang lebih baik
dan menghidupkan sistem kebersamaan dalam tempat kerja.
c) Berkontribusi di dalam keseimbangan rasional antara aspek-aspek
teknik, ekonomi, antropologi dan budaya dari sistem manusia-mesin
untuk tujuan meningkatkan efisiensi sistem manusia-mesin.

Manfaat Ergonomi :

a) Menurunnya angka kesakitan akibat kerja.


b) Menurunnya kecelakaan kerja.
c) Biaya pengobatan dan kompensasi berkurang.
d) Stres akibat kerja berkurang
e) Produktivitas membaik.
f) Alur kerja bertambah baik
g) Rasa aman karena bebas dari gangguan cedera.
h) Kepuasan kerja meningkat
3. Aplikasi Ergonomi

a) Posisi duduk/bekerja dengan duduk, dimana kaki tidak terbebani


dengan berat tubuh dan posisi stabil selama bekerja.  Ada beberapa
persyaratan :

 Terasa nyaman selama melaksanakan pekerjaannya.


 Tidak menimbulkan gangguan psikologis.
 Dapat melakukan pekerjaannya dengan baik dan memuaskan.

b) Posisi bekerja dengan berdiri : Berdiri dengan posisi yang benar,


dengan tulang punggung yang lurus/vertikal dan bobot badan terbagi
rata pada kedua tungkai.
c) Proses bekerja Para pekerja dapat menjangkau peralatan kerja sesuai
dengan posisi waktu bekerja dan sesuai dengan ukuran
antopometrinya
d) Penampilan tempat kerja Mungkin akan menjadi baik dan lengkap
bila disertai petunjuk-petunjuk berupa gambar-gambar yang mudah
diingat, mudah dilihat setiap saat.

4. Penanggulangan Permasalahan Ergonomi

Aplikasi ergonomi dapat dilaksanakan dengan prinsip pemecahan


masalah ; tahap awal adalah identifikasi masalah yang sedang dihadapi.
Hal ini dapat dilakukan dengan mengumpulkan sebanyak mungkin
informasi. Langkah selanjutnya adalah menentukan prioritas masalah ;
masalah yang paling mencolok harus ditangani lebih dahulu. Setelah
analisis dikerjakan, maka satu atau dua alternatif intervensi harus
diusulkan. Pada pengenalan ada 3 hal yang harus diperhatikan, ketiganya
berinteraksi dalam penerapan ergonomi dengan fokus utama pada sumber
daya manusia :

a) Kesehatan mental dan fisik harus diperhatikan untuk diperbaiki


sehingga didapatkan tenaga kerja yang sehat fisik, rohani dan sosial
yang memungkinkan mereka hidup produktif baik secara sosial
maupun ekonomi.
b) Kemampuan jasmani dapat diketahui dengan melakukan
pemeriksaan antropometri, lingkup gerak sendi dan kekuatan otot.
c) Lingkungan tempat kerja
 Harus memberikan ruang gerak secukupnya bagi tubuh dan
anggota badan sehingga dapat bergerak secara leluasa dan
efisien.
 Dapat menimbulkan rasa aman dan tidak menimbulkan stres
lingkungan.
d) Pembebanan kerja fisik. Selama bekerja, kebutuhan peredaran darah
dapat meningkat sepuluh sampai dua puluh kali. Meningkatnya
peredaran darah pada otot-otot yang bekerja, memaksa jantung untuk
memompa darah lebih banyak. Kerja otot dapat dikelompokkan
menjadi dua jenis yaitu :
 Kerja otot dinamik, ditandai dengan kontraksi bergantian yang
berirama dan ekstensi, ketegangan dan istirahat.
 Kerja otot statik, ditandai oleh kontraksi otot yang lama yang
biasanya sesuai dengan sikap tubuh. Tidak dianjurkan untuk
meneruskan kerja otot statik dalam jangka lama karena akan
timbul rasa nyeri dan memaksa tenaga kerja untuk berhenti.
e) Sikap tubuh dalam bekerja. Sikap tubuh dalam bekerja berhubungan
dengan tempat duduk, meja kerja dan luas pandangan. Untuk
merencanakan tempat kerja dan perlengkapannya diperlukan ukuran-
ukuran tubuh yang menjamin sikap tubuh paling alamiah dan
memungkinkan dilakukannya gerakan-gerakan yang dibutuhkan.
Pada posisi berdiri dengan pekerjaan ringan, tinggi optimum area
kerja adalah 5-10 cm di bawah siku. Agar tinggi optimum ini dapat
diterapkan, maka perlu diukur tinggi siku yaitu jarak vertikal dari
lantai ke siku dengan keadaan lengan bawah mendatar dan lengan
atas vertikal. Tinggi siku pada laki-laki misalnya 100 cm dan pada
wanita misalnya 95 cm, maka tinggi meja kerja bagi laki-laki adalah
antara 90-95 cm dan bagi wanita adalah antara 85-90 cm.
MEMBANTU PASIEN MENGONTROL PEMBERIAN ANALGETIK
(PRINSIP 6 BENAR MINUM OBAT) MELALUI BIMBINGAN
EDUKASI SECARA INDIVIDU

Nama:
FEBBY AFGIAN PUTRA, S. Kep
NIM: 2014901023

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN

NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS

FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2021
Masalah : untuk mengontrol
pemberian obat analgetik

Pokok Bahasan : Penjelasan mengenai prinsip 6 benar


pemberian obat

Sasaran : Mahasiswa Di
Lingkungan Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Waktu
: 20 menit

Tanggal : 8 Juni 2021

Tempat : Kampus Univ Fort De


Kock

A.Latar Belakang
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri (diakibatkan oleh berbagairangsangan pada
tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisissehingga menimbulkan
kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasanmediator nyeri seperti brodikinin
dan prostaglandin yang akhirnyamengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan
diteruskan ke otak) yangsecara umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu
analgetika nonnarkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan analgetika narkotik
seperti :morfin.
Terkadang, nyeri dapat berarti perasaan emosional
yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti
kerusakan pada jaringankarena pada dasarnya rasa nyeri
merupakan suatu gejala, serta isyarat bahaya tentang adanya
gangguan pada tubuh umumnya dan jaringankhususnya.
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebutmaka banyak
digunakan obat-obat analgetik (seperti parasetamol, asammefenamat dan antalgin)
yang bekerja dengan memblokir pelepasanmediator nyeri sehingga reseptor nyeri
tidak menerima rangsang nyeri.Terdapat perbedaan mencolok antara analgetika
dengan anastetika umumyaitu meskipun sama-sama berfungsi sebagai zat-zat
yang mengurangiatau menghalau rasa nyeri namun, analgetika bekerja tanpa
menghilangkankesadaraan. Nyeri sendiri terjadi akibat rangsangan mekanis,
kimiawi, ataufisis yang memicu pelepasan mediator nyeri. Intensitas
rangsanganterendah saat seseorang merasakan nyeri dinamakan ambang nyeri.
Analgetika yang bekerja perifer atau kecil memiliki
kerjaantipiretik dan juga komponen kerja antiflogistika
dengan pengecualianturunan asetilanilida. Nyeri ringan dapat
ditangani dengan obat perifer (parasetamol, asetosal,
mefenamat atau aminofenazon). Untuk nyerisedang dapat
ditambahkan kofein dan kodein. Nyeri yang disertai
pembengkakan sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum
anti radang (aminofenazon, mefenaminat dan nifluminat).
Nyeri yang hebat perluditanggulangi dengan morfin. Obat
terakhir yang disebut dapatmenimbulkan ketagihan dan
menimbulkan efek samping sentral yangmerugikan.
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika dibagi
dalamdua kelompok besar yaitu: analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiridari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.Analgetika narkotik, khusus
digunakan untuk mengahalau rasa nyerihebat, seperti pada
fractura dan kanker. Penggunaan analgetika perifer mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa
mempengaruhiSSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan.Kombinasi dari dua atau lebih
analgetika sering kali digunakan, karenaterjadi efek
potensiasi.
Analgetika narkotik merupakan kelompok obat yang
memilikisifat-sifat seperti opium atau morfin. Meskipun
memperlihatkan berbagaiefek farmakodinamik yang lain,
golongan obat ini terutama digunakanuntuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipunterbilang
ampuh, jenis ini dapat menimbulkan ketergantungan pada si
pemakai. Seiring berjalannya waktu, ditemukannya obat yang
bersifatcampuran agonis dan antagonis jenis ini yang mampu
meniadakanketergantungan fisik, maka penggunaan istilah
analgesik narkotik untuk pengertian farmakologik tidak
sesuai lagi.

B. Topik

Prinsip 6 benar minum obat

C. Tujuan Instruksional Umum

Setelah dilakukan bimbingan edukasi ke individu,


diharapkan klien mengetahui tentang prinsip 6 benar minum
obat

D. Tujuan Instruksional Khusus

Setelah dilakukan bimbingan edukasi ke individu :

1. Tujuan Umum
Setelah diberikan bimbingan diharapkan Klien mampu memahami tentang
prinsip 6 benar minum obat

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan bimbingan selama 1x15 menit diharapkan:
a) Klien dapat mengetahui prinsip 6 benar minum obat
b). Klien dapat mengetahui penatalaksanaan minum obat
7. MATERI
Terlampir
8. METODE
Metode yang digunakan adalah edukasi melalui tatap muka dan
penempelan poster.

9. MEDIA
Media yang digunakan adalah Laptop dan Poster

Langkah – Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


langkah

Orientasi 3 menit 5. Memberi salam 5. Menjawab salam


6. Memperkenalkan 6. Memberi
diri pertanyaan
7. Menanyakan 7. Menjawab
perasaan klien pertanyaan
8. Menjelaskan tujuan 8. Menyimak

Tahap Kerja 8 menit Kegiatan Inti 4. Menyimak


4. Memberikan 5. Bertanya
penjelasan tentang 6. Memperhatikan
Bahaya Merokok
5. Memberikan
kesempatan
kepada peserta
untuk bertanya
6. Menjawab
pertanyaan dari
peserta
Penutup 5 menit Penutup 3. Memperhatikan
3. Menyimpulkan 4. menjawab
materi bimbingan
4. Memberikan salam
penutup

Materi Terlampir

PRINSIP 6 BENAR PEMBERIAN OBAT

A. Pengertian Obat

          Obat adalah benda atau zat yang dapat digunakan untuk merawat penyakit,


membebaskan gejala, atau mengubah proses kimia dalam tubuh. Obat ialah suatu
bahan atau paduan bahan-bahan yang dimaksudkan untuk digunakan dalam
menetapkan diagnosis, mencegah, mengurangkan, menghilangkan,
menyembuhkan penyakit atau gejala penyakit, luka atau kelainan badaniah dan
rohaniah pada manusia atau hewan dan untuk memperelok atau memperindah
badan atau bagian badan manusia termasuk obat tradisional.

B.  Peran Perawat Dalam Pemberian Obat

Perawat harus terampil dan tepat saat memberikan obat,


tidak sekedar memberikan pil untuk diminum (oral) atau
injeksi obat melalui pembuluh darah (parenteral), namun juga
mengobservasi respon klien terhadap pemberian obat tersebut.
Pengetahuan tentang manfaat dan efek samping obat sangat
penting dimiliki oleh perawat. Perawat memiliki peran yang
utama dalam meningkatkan dan mempertahankan kesehatan
klien dengan mendorong klien untuk lebih proaktif jika
membutuhkan pengobatan. Perawat berusaha membantu klien
dalam membangun pengertian yang benar dan jelas tentang
pengobatan, mengkonsultasikan setiap obat yang dipesankan
dan turut serta bertanggung jawab dalam pengambilan
keputusa tentang pengobatan bersama dengan tenaga
kesehatan lain. Perawat dalam memberikan obat juga harus
memperhatikan resep obat yang diberikan harus tepat,
hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep
dan selalu menggunakan   prinsip

Prinsip Enam Benar


1.Benar Pasien
Sebelum obat diberikan, identitas pasien harus
diperiksa (papan identitas di tempat tidur, gelang identitas)
atau ditanyakan langsung kepada pasien atau keluarganya.
Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon non
verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan
mental atau kesadaran, harus dicari cara identifikasi yang lain
seperti menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus
selalu diidentifikasi dari gelang identitasnya.
2.Benar Obat
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap
obat dengan nama dagang yang kita asing (baru kita dengar
namanya) harus diperiksa nama generiknya, bila perlu
hubungi apoteker untuk menanyakan nama generiknya atau
kandungan obat. Sebelum memberi obat kepada pasien, label
pada botol atau kemasannya harus diperiksa tiga kali. Pertama
saat membaca permintaan obat dan botolnya diambil dari rak
obat, kedua label botol dibandingkan dengan obat yang
diminta, ketiga saat dikembalikan ke rak obat. Jika labelnya
tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi.
Jika pasien meragukan obatnya, perawat harus
memeriksanya lagi. Saat memberi obat perawat harus ingat
untuk apa obat itu diberikan. Ini membantu mengingat nama
obat dan kerjanya.

3.Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa
dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan
dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan
ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun
tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini
penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada
juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial
500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti ! 

4.Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang
berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
Oral , adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui
rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini berasal dari bahasa
Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi
parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau
membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes
mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa
enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan.
Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien
yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak
semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran
pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang
sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat
secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin),
combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.

5. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum
dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung
misalnya asam mefenamat.

6.Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan,
dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila
pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat
diminum, harus dicatat

C. Penatalaksanaan Obat
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi
menjadi 2 yaitu pemberian obatlangsung ke pasien dan
pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi
menjadi 3 yaitu persiaan peberian dan evaluasi.
1) Persiapan
Peratama erawat harus melihat obat apa yang akan di berikan.
Kemudian mengkaji obat (tujuan peberian cara kerja efek samping dosis dan
lainnya). Setelah itu elakukan persiapan yang berkaitan dengan pasien yaitu
mengkaji riwayat pengobatan pasien, pengetahuan pasien dan kondisi
sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 tahap yang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat :
- benar obat
- benar dosis
- benar pasien,
- benar waktu pemberian
- benar cara pemberian
- benar pendokumentasian
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhada
pengobatan. Untuk obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa
efek samping biasanya terlihat sampai 1 jam setelah pemberian.
b. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan
khusus sesuai dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien
bunuh diri dan pasien yang ketergantungan obat.
1) . Pendekatan khusus kepada pasien curiga
Pada pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu tindakan
atau pemberian yang diberikan padanya. Perawat harus meyakinkan
bahwa tindakan treatment yang dilakukan ke pasien tidaklah berbahaya
dan bermanfaat bagi pasien. Secara verbal dan non verbal, erawat harus
dapat mengontrol perilakunya agar tidak menimbulkan keraguan pada
diri pasien karena tindakan ragu-ragu dari perawat akan menimbulkan
kecurigaan pasien.
Berikan obat dala bentuk dan kemasan yang sama setiap emberi
obat agar pasien tidak bingung, ceas dan curiga. Jika ada perubahan dosis
diskusikan terlebih dahulu keada pasien sebelum einta pasien untuk
meminumnya. Yakinkan obat benar-benar diminum dan ditelan dengan
cara meminta pasien membuka mulut dan gunakan spatel untuk melihat
aakah obat disebunyikan. Hal ini terutaa pada pasien yang mempunyai
riwayat menyembunyikan obat di bawah lidah dan membuangnya. Untuk
pasien yang benar-benar menolak minum obat walaupun sudah dilakukan
pendekatan aka emberian obat dilakukan melalui injeksi sesuai dengan
instruktur dokter dengan memperhatikan aspek legal dan hak pasien
untuk menolak pengobatan dalam keadaan darurat.

2) Pendekatan khusus kepada pasien yang potensial bunuh diri.


Pada pasien bunuh diri masalah yang sering timbul adalah
penolakan pasien untuk minum obat dengan maksud pasien untuk
merusak dirinya. Perawat harus bersikap tegas dala pengawasan pasien
untuk minum obat karena pasien pada tahap ini berada dalam fase
ambivalen antara keinginan hidup dan mati. Perawat menggunakan
kesempatan treatment pada saat pasien memunyai keinginan hidup, agar
keraguan pasien untuk mengakhiri hidupnya berkurang karena pasien
merasa diperhatikan. 
Perhatian Perawat merupakan stimulus penting bagi pasien untuk
meningkatkan motivasi hidup. Dala hal ini peran erawat dalam
memberikan obat diintegrasikan dengan pendekatan keperawatan
diantaranya untuk meningkatkan harga diri pasien.

3) Pendekatan khusus pada pasien ketergantungan obat


Pada pasien yang mengalai ketegantungan obat biasanya
menganggap bahwa obat adalah segala-galanya dalam menyelesaikan
masalah. Sehingga perawat perlu memberikan penjelasan kepada pasien
tentang manfaat obat dan obat bukanlah satu-satunya cara untuk
menyelesaikan masalah. Terapi obat harus disesuaikan dengan terapi
modalitas lainnya seperti penjelasan cara-cara elewati proses kehilangan.

c. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan
mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat
pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan peberian obat yaitu
informasi tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.
DAFTAR PUSTAKA

Kaplan , Harold I. (1998). Ilmu Kedokteran. Jakarta : Widya


Medika.
Keliat, B.A.     Diktat Kuliah FK. UI : Terapi Aktifitas Kelompok, Jakarta 1994.
Tidak dipublikasikan.
Keliat, Budi A. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional. Jakarta :
EGC
Stuart, Gail W. (2006). Buku Saku Keperawatan. Jakarta: EGC
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) LATIHAN ( STRETCHING)
POSISI KERJA DUDUK DALAM MENGURANGI NYERI PUNGGUNG
BAWAH DI UNIVERSITAS

FORT DE KOCK BUKITTINGGI


DOSEN PEMBIMBING : Ns. Rahmat Syukri, S.Kep, M.Kep

Oleh:

RAHMADINA AZILA (2014901045)

UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

TAHUN 2021

Satuan Acara Penyuluhan (SAP)

Pokok Bahasan : Nyeri Punggung

Sub Pokok Bahasan : Latihan (Stretching)


Posisi Kerja Duduk Dalam Mengurangi Keluhan Nyeri Punggung Bawah
Penyaji
: Rahmadina Azila

Sasaran
: Masyarakat Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari / Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 11 Juni 2021

A. LATAR BELAKANG
Nyeri punggung termasuk salah satu gangguan muskuloskletal
yang sering terjadi. Nyeri punggung dapat didefinisikan sebagai rasa nyeri
dan ketidaknyamanan di area punggung atau tulang rusuk dan di atas
lipatan gluteal. Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai
dan umum dalam masyarakat hampir setiap orang pernah merasakan nyeri
punggung dalam hidupnya (Wahab, 2021).
Prevalensi nyeri punggung banyak terjadi di wilayah Asia Timur
dan Asia Tenggara. Nyeri punggung berdasarkan hasil studi sebesar 62%
terjadi pada pria, dan mayoritas dialami usia 35-55 tahun. Peningkatan
kasus nyeri punngung karena pekerjaan antara 1990 dan 2010 sebesar
22%. Hasil studi menyimpulkan bahwa nyeri punggung muncul akibat
paparan ergonomi di tempat kerja adalah penyebab utama dari kecacatan
sehingga perlu peningkatan pemberian informasi tentang distribusi
paparan dan risikonya terutama di negara berkembang (Wahab, 2021).
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang
nyata. Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum
diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia
bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di
Indonesia. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali
merasakan nyeri punggung. Pada setiap saat, lebih dari 10% penduduk
menderita nyeri punggung. Insidensi nyeri punggung di beberapa negara
berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar
merupakan nyeri punggung akut maupun kronik. Dan berdasarkan
diagnosis yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi penyakit
muskuloskeletal di Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit
(Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan
acara penyuluhan (SAP) mengenai Konseling latihan (Stretching) dalam
upaya mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah
dilakukan pendidikan kesehatan mengenai latihan (Stretching) kepada
masyarakat Universitas fort de kock. Masyarakat dapat memahami tentang
mengurangi nyeri, dan melakukan perawatan diri terhadap nyeri
punggung.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat penderita nyeri punggung mampu memahami tentang
penyebab nyeri punggung, pengobatan nyeri punggung, dan perawatan diri
terhadap nyeri punggung.
2. Tujuan Khusus
a. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui definisi nyeri
punggung.
b. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui faktor
penyebab nyeri punggung.
c. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui tanda dan
gejala nyeri punggung
d. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui pengobatan
untuk mengurangi nyeri punggung
C. SASARAN
Masyarakat penderitan nyeri punggung Universitas Fort de Kock
Bukittinggi.

D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 11 Juni 2021
Di Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock
Bukittinggi

a. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Penyaji

: Moderator

ff. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas
 Membuka dan menutup acara penyuluhan
 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

E. MATERI
Terlampir
F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA ME
1. Pembukaan 15 menit  Memberikan salam m. Menjawab
 Memperkenalkan diri, salam
anggota kelompok n. Mendengarkan dan

 Menjelaskan kontrak waktu memperhatikan

 Menjelaskan tujuan penyuluhan o. Mendengarkan dan


menyetujui
Mendengarkan dan
memperhatikan

2, Pelaksanaan 35 menit Menjelaskan tentang : Peserta Leaflet


dan
 Pengertian nyeri punggung mendengarkan dan
Lembar
-Menggali pengetahuan peserta menjawab balik
-Memberikan pujuan
 Penyebab nyeri punggng
-Menggali pengetahuan peserta
-Memberikan pujuan
 Tanda dan gejala nyeri punggng
-Menggali pengetahuan peserta
-Memberikan pujuan
 Simulasi Latihan (Stretching)
 Membuka sesi tanya jawab.
3 Penutupan 10 menit
 Menutup konseling
dengan salam

G. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Mendemonstrasikan Latihan (Stretching)
3. Tanya jawab

H. MEDIA DAN ALAT


1. Leaflet
2. Lembar balik

Lampiran 1

Materi Penyuluhan Kesehatan

Latihan (Stretching) dalam mengurangi nyeri punggung

M. Pengertian Nyeri Punggung


Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung yang
berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah
tulang belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan
semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung
adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup
mereka. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan,
atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat
(Hulandani, 2012).
N. Klasifikasi Nyeri Punggung.
Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung
terus menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau
dapat menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau
tajam atau tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai
lengan dan tangan atau betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain
selain nyeri. Gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum,
kelemahan, dan mati rasa.
O. Etiologi Nyeri Punggung
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi
pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, amupun struktur
lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain :
13. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan
spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis.
14. Trauma minor: regangan, cedera whiplash
15. Fraktur: traumatik - jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik
– osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
16. Herniasi diskus intervertebral.
17. Degeneratif: kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal,
stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis reumatoid).
18. Arthritis: spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun
(misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter)
P. Faktor Resiko Nyeri Punggung
Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang yang
normal, dan lekukan tersebut bukan penyebab nyeri punggung. Obesitas
yang menyebabkan bobot abdomen menjadi berat, dan proses kehamilan
pada tahap lanjut, dapat mengubah kelengkungan tulang belakang dan
menyebabkan nyeri punggung. Dalam kasus kehamilan, rasa nyeri
biasanya menghilang setelah proses kelahiran. Beberapa kegiatan, seperti
jogging dan berlari di permukaan yang rata, angkat berat, dan duduk lama
(terutama di mobil, truk, dan kursi yang tidak nyaman), dapat
menyebabkan nyeri punggung.
Q. Pengobatan Nyeri Punggung
Terapi Farmakologi :
Asetaminofen Penggunaan asetaminofen dosis penuh (2 sampai 4 g per
hari) sebagai terapi lini pertama didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan
beberapa pedoman terapi (rekomendasi A). Harus diketahui bahwa pada
pasien dengan riwayat alkoholisme, sedang puasa, memiliki penyakit liver,
mengonsumsi obat tertentu (terutama antikonvulsan), atau orang tua yang
lemah, toksisitas hati dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan.
Terapi Non Farmakologis
 Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan
kerja seperti biasanya.
 Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada
beberapa kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama
untuk mengurangi nyeri
 Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak
kembali ke aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu
R. Latihan (Stretching)
Langkah praktik peregangan yang dilakukan untuk mengurangi keluhan
nyeri punggung bawah adalah sebagai berikut (Anderson, 2010).
1. Duduk dengan kaki kiri ditumpuk pada kaki kanan, sandarkan
tangan kanan di bagian luar paha kiri, lakukan tekanan yang tetap
dan terkendali ke arah kanan dengan tangan.
2. Letakkan kedua tangan tepat di atas bagian belakang pinggul dan
siku menekuk lalu dorong ke depan dan angkat sedikit tulang dada
ke atas.
3. Jalin jari-jari kedua tangan kemudian putar telapak tangan
menghadap keatas diatas kepala dan luruskan posisi lengan.
4. Dengan jari yang terjalin di belakang kepala, biarkan siku lurus ke
samping, tariklah kedua bidang bahu sehingga saling mendekat.
5. Jalin jari-jari kedua tangan kemudian meluruskan lengan ke depan,
telapak tangan menghadap ke luar.
6. Membungkuk ke depan untuk meregang, posisi kepala menunduk
dan leher dalam posisi nyaman.
7. Duduk, berpegangan pada bagian dalam kaki kiri, sedikit di atas
dan di belakang lutut, secara halus tarik kaki yang ditekuk ke arah
dada.
8. Berdiri dengan kedua tangan di pinggang, putarlah badan dari
pinggang ke atas dan melihat melewati bahu, biarkan lutut sedikit
menekuk.
9. Pegang siku kiri dengan tangan kanan, secara halus tarik siku
tersebut ke belakang kepala.
S. Daftar Pustaka
Aeni, Heni Fa’riatul. Reza, F. (2017). Hubungan Sikap Kerja Duduk
dengan Keluhan
Nyeri Punggung Bawah pada Pengrajin Batik Tulis. Surakarta: UNS
Press..
Elleanor, B. G. A. (2007). Simple Guides Nyeri Punggung. Jakarta:
Erlangga.
Helmi, Z. N. (2011). Buku Ajar Gangguan Musculoskeletal. Jakarta:
Salemba
Medika
SATUAN ACARA PENYULUHAN

SENAM ERGONOMIK

Oleh :
Dewita Maharani
(2014201052)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS

UNIVERSITAS FORT DE KOCK

BUKITTINGGI
2021

PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Pokok bahasan : Senam Ergonomik

Sasaran : Semua masyarakat


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Rektorat Universitas


Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

R. Latar Belakang

Menurut Wratsongko (2006) senam ergonomik mampu


mengembalikan posisi dan kelenturan system saraf dan aliran darah,
memaksimalkan suplai oksigen ke otak, mampu menjaga system kesegaran
tubuh serta system pembuangan energy negatif dari dalam tubuh.Selain itu Senam
ergonomik juga dapat meningkatkan kekuatan otot dan efektivitas
fungsi jantung, mencegah pengerasan pembuluh arteri serta melancarkan
sistem pernafasan. Senam ergonomik bisa dilakukan oleh semua umur. Senam
ergonomi terdiri dari gerakan yang menyerupai gerakan sholat sehingga
mudah mengaplikasikan gerakan senam ini.`
S. Tujuan
7. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang senam


ergonomik diharapkan seluruh masyarakat universitas fort de
kock dapat memahami konsep tentang senam ergonomik yang
benar, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami
pentingnya senam ergonomik agar resiko-resiko yang terjadi
dapat berkurang.

8. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang senam ergonomik, audiens dapat :
5) Menjelaskan mengenai pengertian senam ergonomik
6) Menyebutkan gerakan senam ergonomik
7) Menjelaskan teknik senam ergonomik

T. Kegiatan Belajar Mengajar

gg. Topik : Senam Ergonomik


hh. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
ii. Metode

- Ceramah

- Senam

- Tanya jawab

jj. Media
 Leaflet
 Lembar Balik
kk. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Rektorat Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Setting

ll. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator
mm. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator : Rona rihadatul aisy


Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta
 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

nn. Kegiatan Penyuluhan


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit m. Memberikan salam p. Menjawab salam -


n. Memperkenalkan diri, q. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
o. Menjelaskan kontrak r. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
p. Menjelaskan tujuan s. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit cc. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang senam
ergonomik
dd. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
b. Menerima pujian
ee. Menjelaskan
kemungkinan resiko
yang akan terjadi jika
c. Mendengarkan dan
senam ergonomik
memperhatikan
tidak dilakukan
dengan baik
ff. Review pengetahuan
peserta mengenai d. Mencoba untuk
pengertian senam menjawab
ergonomik
gg. Menggali
pengetahuan peserta
tentang senam e. Mencoba untuk
ergonomik menjawab
hh. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
ii. Menjelaskan kepada
peserta senam
f. Menerima pujian
ergonomik
jj. Memberikan
reinforcement positif g. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta memperhatikan

h. Mencoba untuk
menjelaskan

3. PENUTUP 5 Menit j. Penyuluh melakukan j. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
k. penyuluh k. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
l. panitia menyerahkan l. Menerima dan
leaflet dan menjawab salam
memberikan salam
penutup

m. Evaluasi
12. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

13. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan


14. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

7. % Peserta dapat menyebutkan pengertian senam ergonomik?

8. % Peserta dapat menyebutkan apa saja gerakan senam


ergonomik

U. Lampiran
9. Materi
10. Leaflet
MATERI PENYULUHAN SENAM ERGONOMIK

B. Pengertian
Senam ergonomik merupakan senam yang gerakan
dasarnya terdiri atas lima gerak yang masing-masing memiliki
kandungan manfaat berbeda, tetapi saling terkait satu dan
lainnya. Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk
mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan
sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen
ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem
pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula
darah, asal laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem
kekebalan tubuh.

Senam ergonomik dapat dilakukan oleh siapa saja


tanpa batasan umur. Dengan melakukan senam ergonomik,
para orang tua dapat merasakan kesehatan yang optimal; para
remaja dapat meningkatkan daya tahan sehingga
produktivitasnya meningkat; meningkatkan kecerdasan anak-
anak; mengurangi rasa sakit saat melahirkan pada wanita
hamil, dan mengurangi rasa sakit bagi wanita yang biasanya
kesakitan saat haid.

C. Gerakan senam ergonomik


Gerakan dalam senam ergonomik terdiri dari lima
gerakan dasar dan satu gerakan penutup. Gerakan dasar senam
ergonomik terdiri dari gerakan lapang dada, tunduk syukur,
duduk perkasa, duduk pembakaran, dan berbaring pasrah.
Gerakan penutup senam ergonomik yaitu gerakan mikro
energi atau sering disebut gerakan putaran energi inti. Masing-
masing gerakan mengandung manfaat yang luar biasa dalam
pencegahan penyakit dan perawatan kesehatan.
D. Teknik senam ergonomik
Awali setiap gerakan senam dengan menarik napas,
gunakan teknik napas dada, yaitu saat menarik napas perut
dikecilkan dan dada dibusungkan. Tujuan gerakan ini ialah
agar rongga dada dapat berkembang optimal dan paru-paru
dapat lebih banyak menghimpun udara. Melakukan senam
ergonomik secara rutin, minimal selama dua minggu, akan
melatih tubuh untuk melakukan gerakan fisik. Berikut ini
penjelasan mengenai teknik senam ergonomic adalah:

a. Teknik ke satu
Berdiri tegak dengan dua lengan diputar ke belakang
semaksimal mungkin kemudian rasakan keluar dan masuknya
udara dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit
b. Teknik ke dua
Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara
rileks, tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas
dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki
sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah
sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu
dengan rileks dan perlahan.
c. Teknik ke tiga
Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil
membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada
paha. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
membungkuk, pantat jangan sampai menungging.
d. Teknik ke empat
Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam
pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan
membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/teregang,
wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk,
pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan
hal itu secara rileks dan perlahan
e. Teknik ke lima
Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan berbaring pasrah.
Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala,
napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Apabila
tidak mampu menekuk kaki, maka kaki bisa diposisikan pada
keadaan lurus
f. Teknik ke enam
Gerakan putaran energi inti diawali dengan duduk simpuh
dengan punggung kaki sebagai alas. Dua lengan lurus ke depan,
lalu pergelangan tangan diputar mulai dari depan dada sampai atas
kepala, wajah menengadah melihat putaran tangan, kemudian putar
pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran. Saat putaran
berakhir, menghirup napas dan ditahan. Dua lengan digerakan ke
belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Badan membungkuk ke depan,
kemudian wajah ditengadahkan sampai terasa darah (gerakan
energi) berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak
kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas dihembuskan
perlahan (rileks) tidak menghentak.

E. Manfaat senam ergonomik


1) Mengoptimalkan metabolisme
2) Mencegah sakit pinggang dan menjaga syaraf memori (daya
ingat).
3) Melancarkan BAK dan BAB dan melancarkan pencernaan.
4) Meningkatkan, mempertahankan suplai darah, dan oksigenasi otak
secara optimal.
5) Mengoptimalkan suplai darah dan oksigenasi otak, serta
optimalisasi fungsi organ paru, jantung, ginjal, lambung, usus, dan
liver.

Contoh Gambar Senam ergonomik


SATUAN ACARA PENYULUHAN

UPAYA PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP


LIMBAH ATAU SAMPAH MEDIS

Pokok bahasan : Upaya Pengendalian Resiko Pada Unit Pengelolaan


Limbah Medis

Sasaran : Semua masyarakat


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

V. Latar Belakang

Limbah medis memiliki bahaya utama yaitu risiko infeksi dari


mikroorganisme yang terdapat dilimbah tersebut, infeksi terjadi dikarenakan
terkena tusukan benda tajam. Hepatitis B, hepatitis C bahkan sampai
HIV/AIDS merupakan ancaman yang paling serius jika terkena tusukan limbah
medis benda tajam (Blenkharn, 2006). Limbah medis benda tajam beresiko
besar menimbulkan kecelakaan dan penyakit jika tidak diolah dengan baik dan
benar. Limbah medis adalah limbah yang berasal dari perawatan gigi, farmasi,
pelayanan medis atau yang sejenis, perawatan, pengobatan, atau pendidikan
yang menggunakan bahan-bahan yang infeksius berbahaya atau bisa
membahayakan, kecuali apabila terdapat pengamanan tertentu (Adisasmito,
2007).
`

W. Tujuan
9. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang upaya


penngendalian resiko pada unit pengolahan sampah medis
diharapkan seluruh masyarakat universitas fort de kock dapat
memahami konsep tentang bagaimana upaya pengendalian
resiko dalam pengolahan sampah medi yang benar,
diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami
pentingnya upaya pengendalian resiko pada unit pengolahan
limbah agar resiko-resiko yang terjadi dapat berkurang.

10. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Upaya Pengendalian Resiko pada Unit


Pengolahan Sampah Medis , audiens dapat :

8) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika sampah medis tidak
diolah dengan baik
9) Mengetahui bagaimana upaya pengendalian resiko terhadap sampah
medis

X. Kegiatan Belajar Mengajar

oo. Topik : Upaya pengendalian


resiko terhadap sampah medis
pp. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
qq. Metode

- Ceramah
- Tanya jawab

rr. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

ss. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

tt. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia

: Penyaji

: Moderator

uu. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

vv. Kegiatan Penyuluhan


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit q. Memberikan salam t. Menjawab salam -


r. Memperkenalkan diri, u. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
s. Menjelaskan kontrak v. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
t. Menjelaskan tujuan w. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit kk. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang resiko yang
terjadi jika tidak
mengelola sampah
medis dengan baik
ll. Memberikan
b. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
mm. Menjelask
c. Mendengarkan dan
an kemungkinan
memperhatikan
resiko yang akan
terjadi jika
pengolahan sampah
tidak dilakukan
d. Mencoba untuk
dengan baik
menjawab
nn. Review pengetahuan
peserta mengenai
pengertian diabetes
mellitus
e. Mencoba untuk
menjawab
oo. Menggali
pengetahuan peserta
tentang upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
medis f. Menerima pujian
pp. Memberikan
reinforcement positif
g. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta
memperhatikan
qq. Menjelaskan kepada
peserta upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
h. Mencoba untuk
medis
menjelaskan
rr. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit m. Penyuluh melakukan m. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
n. penyuluh n. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
o. Menerima dan
o. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

n. Evaluasi
15. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

16. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan


 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

17. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

9. % Peserta dapat menyebutkan apa saja resiko jika pengelolaan


sampah medis tidak dilakukan dengan baik?

10. % Peserta dapat menyebutkan upaya pengendalian resiko


terhadap sampah medis

Y. Lampiran
11. Materi
12. Leaflet
MATERI PENYULUHAN UPAYA PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP
SAMPAH MEDIS

F. Pengertian
Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik itu biologis
maupun non biologis yang dihasilkan oleh rumah sakit, klinik,
puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya termasuk
laboratorium kesehatan. Limbah medis bisa berupa darah,
cairan tubuh, tubuh, maupun alat-alat yang sudah
terkontaminasi seperti jarum suntik, kain kasa, selang infus,
dan lain-lain. Limbah ini jika tidak dikelola dengan baik, bisa
menjadi sumber kontaminasi. Pada limbah darah, misalnya,
jika berasal dari pasien yang mengidap penyakit infeksius,
maka jika tidak sengaja tersentuh orang, akan bisa menularkan
penyakit. Begitu pula dengan limbah jarum suntik yang bisa
melukai orang lain jika dibuang sembarangan. Maka dari itu,
pengelolaan limbah medis adalah hal yang sangat penting
dilakukan.

G. Jenis Limbah Medis


Berdasarkan pengertian limbah medis, limbah medis
terbagi menjadi beberapa jenis. Sebanyak 85% dari limbah
tersebut sama seperti limbah atau sampah pada umumnya.
Namun, sekitar 15% nya merupakan limbah berbahaya yang
harus benar-benar diperhatikan pengolahannya untuk
mencegah penyebaran penyakit.
Berikut ini jenis-jenis limbah medis menurut WHO :
1. Limbah infeksius
Limbah medis infeksius adalah limbah yang mengandung darah atau
cairan tubuh yang biasanya berasal dari prosedur medis tertentu, seperti
operasi atau pengambilan sampel di laboratorium. Limbah ini juga bisa
berasal dari berbagai bahan sekali pakai yang digunakan untuk menyerap
darah atau cairan tubuh, seperti kain kasa atau selang infus. Baik darah
maupun cairan tubuh, seperti air liur, keringat, dan urine, bisa saja
mengandung bakteri, virus, maupun sumber penyakit lain yang bisa
menular. Oleh karena itu, limbah ini disebut sebagai limbah infeksius.
2. Limbah patologis
Limbah patologis adalah limbah medis yang berupa jaringan manusia, organ
dalam tubuh, maupun bagian-bagian tubuh lainnya. Limbah ini biasanya
dihasilkan setelah prosedur operasi dilakukan.
3. Limbah benda tajam
Pada beberapa prosedur perawatan penyakit, alat-alat yang tajam seperti jarum
suntik, pisau bedah sekali pakai, maupun silet akan digunakan. Bekas alat
yang tajam tersebut, harus dibuang di kotak tersendiri berwarna kuning
terang dan bertuliskan khusus untuk benda tajam. Perlakuan untuk limbah
medis yang satu ini memang perlu dilakukan dengan sangat hati-hati.
4. Limbah kimia
Selain yang bersifat biologis, limbah medis juga bisa bersifat kimia. Contoh
limbah kimia dari fasilitas kesehatan adalah cairan reagen yang digunakan
untuk tes laboratorium dan sisa cairan disinfektan.
5. Limbah farmasi
Limbah medis yang satu ini juga perlu dikelola dengan baik. Sebab jika
dibuang sembarangan, maka bukan tidak mungkin ada orang-orang tak
bertanggung jawab yang menyalahgunakannya. Contoh limbah farmasi di
fasilitas kesehatan adalah obat-obat yang sudah kedaluwarsa, maupun
yang sudah tidak layak konsumsi karena adanya kontaminasi. Selain obat,
vaksin yang tak terpakai juga masuk sebagai kategori limbah farmasi.
6. Limbah sitotoksik
Limbah sitotoksik adalah buangan atau sisa produk dari barang-barang
beracun yang sifatnya sangat berbahaya karena bisa memicu kanker
hingga menyebabkan mutasi gen. Contoh limbah sitotoksik adalah obat
yang digunakan untuk kemoterapi.
7. Limbah radioaktif
Limbah radioaktif adalah limbah yang berasal dari prosedur radiologi, seperti
rontgen, CT Scan, maupun MRI. Limbah tersebut bisa berupa cairan, alat,
maupun bahan lain yang digunakan yang sudah terpapar dan bisa
memancarkan gelombang radioaktif.

8. Limbah biasa
Sebagian besar limbah medis merupakan limbah biasa yang dihasilkan dari
kegiatan harian di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti makanan untuk
pasien, bungkus plastik alat medis, dan lain-lain.

H. Risiko limbah medis


Jika tidak dikelola dengan benar, limbah medis bisa
membahayakan, terutama bagi para petugas medis dan
petugas kebersihan rumah sakit.
Berikut ini beberapa risiko yang mungkin timbul :
a) Luka atau sayatan akibat tertusuk jarum suntik bekas atau pisau
bedah bekas
b) Paparan racun yang membahayakan kesehatan
c) Luka bakar kimiawi
d) Peningkatan, polusi udara apabila limbah medis dimusnahkan
dengan cara dibakar
e) Risiko terkena paparan radiasi berlebih tanpa pengaman
f) Peningkatan risiko penyakit berbahaya seperti HIV dan hepatitis
Itulah alasannya, limbah medis memerlukan
pengelolaan khusus. Biasanya, di fasilitas kesehatan, ada tim
khusus yang bertugas untuk memastikan semua limbah medis
sudah dibuang dengan cara yang benar.

I. Pengelolaan Limbah Medis


Protokol pengelolaan limbah medis telah diatur
melalui Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Kesehatan Lingkungan Rumah
Sakit. Berdasdarkan peraturan tersebut, limbah yang termasuk
dalam limbah bahan berbahaya dan beracun (B3), harus
menjalani tahap-tahap khusus sebelum dibbuang.
Berikut ini beberapa poin singkat yang secara umum
tertulis di dalam payung hukum tersebut.
a) Limbah infeksius dan benda tajam perlu melalui proses sterilisasi
terlebih dahulu sebelum akhirnya dibakar menggunakan alat
khusus dan dibuang.
b) Limbah farmasi padat dalam jumlah besar, harus dikembalikan
kepada distributor. Sementara jika jumlahnya kecil atau tidak
memungkinkan untuk dikembalikan, harus dihancurkan atau
diserahkan ke perusahaan khusus pengolahan limbah B3.
c) Limbah sitotoksik, logam maupun kimiawi harus diolah dengan
cara khusus sebelum dibuang. Bila fasilitas kesehatan tidak mampu
melakukannya, limbah harus diserahkan kepada perusahaan khusus
pengolahan limbah B3.
d) Limbah kimia dalam bentuk cair harus disimpan dalam kontainer
yang kuat.
e) Limbah medis yang berbentuk cair tidak boleh dibuang langsung
ke saluran pembuangan.
Dalam pengelolaan suatu fasilitas kesehatan, limbah
medis adalah komponen yang tidak bisa diabaikan
pengolahannya. Sebab jika sampai salah langkah, maka sisa-
sisa tersebut bisa menjadi sumber penyakit bagi orang lain.
Contoh Gambar Sampah Infeksius
Pengolahan Limbah Padat

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN HIPERTENSI

A.    LATAR BELAKANG

Hipertensi adalah keadaan peningkatan tekanan


darah yang member gejala, yang akan berkelanjutan pada organ target, seperti
stroke (untuk otak), penyakit jantung koroner (pembuluh daarah jantung) dan
hipertofiventrikel kanan (untuk otot jantung).

Makin tinggi tekanan darah, makin keras jantung


harus bekerja untuk tetap memompa melawan hambatan. Jika dengan berjalannya
waktu otot jantung lelah, bisa terjadi kelemahan jantung dan akhirnya gagal
jantung. Karena beban berlebihan yang letakkannya pada arteri, tekanan darah
tinggi dapat mempercepat pelapukan dan kerusakkannya, terutama pada organ-
organ yang ditujuh yakni otak, koroner dan ginjal. Oleh karena itu hipertensi yang
tidak diobati sering mengakibatkan sroke dan serangan jantung yang berbahaya.
Stroke dan serangan jantung yang fatal mempunyai peluang lebih besar lebih
besar pada orang yang menderita hipertensi yang tidak diobati dibandingkan pada
mereka yang memiliki tekanan darah normal diusia yang sama.

Sekitar 20% dari semua orang dewasa menderita


hipertensi dan menurut statistic angka ini terus meningkat. Sekitar 40% dari
semua kematian dibawah usia 65 tahun adalah akibat hipertensi. (Wolff Peter
Hanss. 2006).

Kombinasis dan keterbatasan ekonomi, sumber


daya, dan tumpang tindih beberapa penyakit membebani kemampuan untuk
menangani faktor risiko tidak menular dan penyakit terkait.Delapan puluh persen
kematian kardiovaskuler seluruh dunia terjadi di negara penghasilan rendah
sampai menengah dan dalam perbandingan dengan negara penghasilan tinggi,
kematian ini (stroke dan infark miokard akut) terjadi diusia lebih muda,
berdampak pada keluarga dan tenaga kerja. Diperkirakan bentuk tidak menular
dari penyakit kardiovaskular akan menjadi penyebab utama kematian dan
disabilitas seluruh dunia pada tahun 2020. Secara signifikan, hipertensi sebagai
keadaan yang mendahului penyakit kardiovaskular yang bisa dimodifikasi
menyebab kematian lebih banyak dibandingkan yang lain, termasuk merokok,
obesitas, dan gangguan lipid. (Pikir dkk, 2015, p. 1)

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi selama 30 menit diaharapkan masyarakat dapat
memahami dan menerapkan cara pencegahan yang benar terhadap
penyakit hipertensi

2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Hipertensi diharapkan masyarakat dapat:
a) Masyarakat mampu mengenal penyakit Hipertensi
b) Masyarakat dapat mengetahui jenis hipertensi
c) Masyarakat mampu mengetahui penyebab hipertensi
d) Masyarakat mampu mengenali tanda dan gejala hipertensi
e) Masyarakat mampu mengetahui komplikasi hipertensi
f) Masyarakat dapat melakukan pencegahan hipertensi
C. SASARAN

Masyarakat yang menderita hipertensi

D. MEDIA

1) Lembar balik
2) Leaflet

E. METODE

1) Ceramah
2) simulasi
3) Tanya jawab
4) Diskusi

F. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN

1) Hari/Tanggal : Selasa, 08 Juni 2021


2) Waktu : 09.00- 10.00 Wib
3) Tempat : Digedung Keperawatan Lantai 1
G. PENGORGANISASIAN

Moderator: Nelfika Okktia Sari


Observer: Mila Sari
Penyaji: Meri Anggraini
Fasilitator: Rossalinda

H. SUSUNAN ACARA
No Acara Waktu Penanggung Jawab
1 Pembukaan 09.00-.09.05 Wib Nelfika Okktia Sari
2 Acara Inti: 09.05-09.25 Wib Meri Anggraini
1) Penyampaian materi
pencegahan
Hiertensi
2) Tanya jawab
3 Penutup dan Evaluasi 09.25-09.30 Wib Nelfika Okktia Sari

15. STRATEGI PELAKSANAAN


a. Topik : Hipertensi
b. Tempat : Posbindu
c. Hari/tanggal : 08 Juni 2021
d. Waktu : 30 menit (09.00 wib-10.00 wib)
e. Sasaran : Masyarakatyang menderita hipertensi
f. Sub pokok bahasan:
- Pengertian Hipertensi.
- Penyebab Hipertensi.
- Jenis Hipertensi.
- Tanda dan Gejala Hipertensi.
- Komplikasi Hipertensi.
- Pencegahan Hipetensi.
- Terapi Komplementer
g. Metode : Ceramah, Diskusi,
simulasi dan Tanya jawab.
h. Media dan Alat: Lembar Balik, dan leaflet
i. Materi
: Terlampir
j. Seting tempat

LEMBAR BaLIKL

Keterangan :
: penyaji : moderator

: fasilitator : peserta

: observer : Dosen Pembimbing

16. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi selama 30 menit diaharapkan masyarakat dapat
memahami dan menerapkan cara pencegahan yang benar terhadap
penyakit hipertensi

b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Hipertensi diharapkan masyarakat dapat:
a) Masyarakat mampu mengenal penyakit Hipertensi
b) Masyarakat dapat mengetahui jenis hipertensi
c) Masyarakat mampu mengetahui penyebab hipertensi
d) Masyarakat mampu mengenali tanda dan gejala hipertensi
e) Masyarakat mampu mengetahui komplikasi hipertensi
f) Masyarakat dapat melakukan pencegahan hipertensi
g) Masyarakat dapat melakukan terapi komplementer

17. METODE PELAKSANAAN


a) Ceramah
b) Diskusi dan Tanya Jawab
c) Simulasi
d) Leaflet

18. PEMBAGIAN TUGAS


9. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan

10. Peran Penyaji


- Menyampaikan materi
- Co Leader dan leader bekerjasama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
11. Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua peserta
- Membuat laporan penyuluhan
12. Peran Fasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan

19. KEGIATAN PENYULUHAN


No Tahap Kegiatan Kegiatan audiens
1. Pembukaan - Mengucapkan salam - Menjawab salam
5 menit - Perkenalan kelompok/diri, pembimbing - Memperhatikan dan
klinik dan anggota kelompok mendengarkan
- Menjelaskan topik penyuluhan - Menyetujui kontrak
- Menjelaskan tujuan kegiatan penyuluhan
- Membuat kontrak waktu dan meminta
kerjasama dengan audiens

2. Pelaksanaan 20 - Menggali pengetahuan peserta tentang - Menjelaskan


menit pengertian hipertensi. - mempehatikan
- Memberi reinforcement positif pada - memperhatikan dan
peserta yang menjelaskan mendengarkan
- Menjelaskan pengertian hipertensi. - menjelaskan
- Menggali pengetahuan tentang jenis - mendengakan dan
hipertensi. memperhatikan
- Memberi reinforcement positif pada - mendengarkan dan
peserta yang menjelaskan memperhatikan
- Menjelaskan jenis-jenis hipertensi. - menjelaskan
- Menggali pengetahuan peserta tentang - mendengarkan dan
penyebab hipertensi. memperhatikan
- Memberi reinforcement positif pada - mendengarkan dan
peserta yang menjelaskan memperhatikan
- Menjelaskan penyebab hipertensi. - menjelaskan
- Menggali pengetahuan tentang tanda dan - mendengarkan dan
gejala hipertensi. memperhatikan
- Memberi reinforcement positif pada - mendengarkan dan
peserta yang menjelaskan memperhatikan
- Menjelaskan tentang tanda dan gejala - menjawab
hipertensi - mendengarkan dan
- Menggali pengetahuan peserta tentang memperhatikan
komplikasi hipertensi.
- Memberikan reinforcement positif pada
peserta yang menjelaskan
- Menjelaskan tentang komplikasi
hipertensi.
- Menggali pengetahuan tentang melakukan
pencegahan hipertensi.
- Memberikan reinforcement positif pada
peserta yang menjawab
- Menjelaskan tentang pencegahan
hipertensi.
- Memberi kesempatan pada peserta untuk
bertanya.
- Memberi reinforcement positif pada
peserta yang bertanya.
- Melengkapi jawaban peserta.
- Menjelaskan tentang terapi komplementer
untuk penderita hipertensi
- Memberi kesempatan pada peserta untuk
bertanya
- Memberi reinforcement positif pada
peserta yang bertanya
- Melengkapi jawaban peserta

3. Penutup - mengevaluasi atau mendengar kembali - Memperhatikan dan


5 menit materi yang telah disampaikan kepada mendengarkan
peserta - Menjawab salam
- menyimpulkan isi materi yang telah
diberikan
- memberikan leaflet
- memberi salam penutup

20. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
7. Evaluasi Struktur
a) Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan
b) Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan
c) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan

8. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d) Suasana penyuluhan tertib
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang

9. Evaluasi Hasil
a. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan
b. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pengertian
tentang hipertensi.
c. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang jenis
hipertensi.
d. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang penyebab
hipertensi.
e. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang tanda dan
gejala hipertensi.
f. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang komplikasi
hipertensi.
g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pencegahan
hipertensi.
h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang terapi
komplementer untuk hipertensi.

MATERI TERLAMPIR

 A. Pengertian Hipertensi

Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi


medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka
waktu lama). Penderita yangmempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai
keadaan darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor
risiko untuk stroke, serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan
merupakan penyebab utama gagal jantung kronis.Pada pemeriksaan tekanan darah
akan didapat dua angka. Angka yang lebihtinggi diperoleh pada saat jantung
berkontraksi ( sistolik ), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik ). Tekanan darah kurang dari 120/80mmHg didefinisikan
sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi, biasanya terjadikenaikan tekanan
sistolik dan diastolik.
Hipertensi adalah kondisi abnormal hemodinamik,
dimana menurut WHO tekanan sistolik ≥ 140 mmHg dan atau tekanan diastolic >
90 mmHg ( untuk usia < 60 tahun ) dan tekanan sistolik ≥ 160 mmHg dan atau
tekanan diastolic > 95 mmHg (untuk usia > 60 tahun). 

B. Jenis Hipertensi

Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dikenal dengan 2 type klasifikasi,


diantaranya Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary:
1) Hipertensi Primary
Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana
terjadinya tekanan darah tinggi sebagai akibat dampak dari gaya hidup
seseorang dan faktor lingkungan.Seseorang yang pola makannya tidak
terkontrol dan mengakibatkan kelebihan berat badan atau bahkan obesitas,
merupakan pencetus awal untuk terkena penyakit tekanandarah tinggi.
Begitu pula sesorang yang berada dalam lingkungan atau kondisistressor
tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan darah tinggi, termasuk
orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami tekanan darah
tinggi.
2) Hipertensi Secondary
Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana
terjadinya peningkatan tekanandarah tinggi sebagai akibat seseorang
mengalami/menderita penyakit lainnya sepertigagal jantung, gagal ginjal,
atau kerusakan sistem hormon tubuh. Sedangkan pada Ibuhamil, tekanan
darah secara umum meningkat saat kehamilan berusia 20 minggu.
Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal atau gemuk
(gendut). Pregnancy-induced hypertension (PIH), ini adalah sebutan dalam
istilah kesehatan(medis) bagi wanita hamil yang menderita hipertensi.
Kondisi Hipertensi pada ibu hamil bisa sedang ataupun tergolang
parah/berbahaya, Seorang ibu hamil dengan tekanan darahtinggi bisa
mengalami Preeclampsia dimasa kehamilannya itu. Preeclampsia adalah
kondisi seorang wanita hamil yang mengalami hipertensi, sehingga
merasakan keluhan seperti pusing, sakit kepala, gangguan penglihatan,
nyeri perut, muka yang membengkak, kurang nafsu makan, mual bahkan
muntah. Apabila terjadi kekejangan sebagai dampak hipertensi maka
disebut Eclamsia

C. Penyebab Hipertensi

Beberapa faktor penyebab hipertensi adalah: 

1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan, misalnya usia, jenis kelamin dan ras
3. Kebiasaan hidup:
a. Konsumsi garam yang tinggi
b. Kegemukan atau makanan yang berlebihan
c. Stress atau ketegangan jiwa
d. Pengaruh lain : merokok, minum alkohol dan minum obat

D. Tanda Dan Gejala Hipertensi

Individu yang menderita hipertensi kadang tidak


menampakkan gejala sampai bertahun-tahun. Gejala yang biasanya ada:

1. Sakit kepala
2. Pusing atau migren
3. Rasa berat ditengkuk
4. Telinga berdenging
5. Mimisan
6. Mudah lelah dan mata berkunang-kunang
7. Sukar tidur
8. Sesak nafas

E. Komplikasi Hipertensi

Hipertensi yang dibiarkan tak tertangani, dapat


mengakibatkan: (Haryanto & Rini, 2015)

1. Transien Iskemik Attact


2. Stroke /CVA
3. Gagal jantung
4. Gagal ginjal
5. Infark miokard
6. Disritmia jantung

Komplikasi lainnya yaitu :

1) Pecahnya pembuluh darah serebral : aliran darah keotak tidak mengalami


perubahan masing-masing pada penderita hipertensi kronis dengan mean
adrenal pressure (MAP) 120-160 mmHg dan penderita hipertensi new
onset dengan MAP antara 60-120 mmHg.
2) Penyakit ginjal kronik : mekanisme hipertensi pada PGK melibatkan
beban volume dan vasokontriksi. Beban volume disebabkan oleh
gangguan ekskresi sodium sedangkan vasokonstriksi berkaitan dengan
perubahan parenkim ginjal.
3) Penyakit jantung koroner : ada dua mekanisme yang diajukan mengenai
hubungan hipertensi dengan peningkatan risiko terjadinya gagal jantung.
Pertama, hipertensi merupakan faktor risiko terjadinya infark miokard akut
yang dapat menyebabkan gangguan fungsi sistolik ventrikel kiri dan gagal
jantung. Kedua, hipertensi menyebabkan terjadi disfungsi diastolic dan
meningkatkan risiko gagal jantung.
4) Stroke pendarahan subarachnoid : terjadi ketika terdapat kebocoran
pembuluh darah didekat otak, yang mengakibatkan ekstravasasi drah
kedalam celah subarachnoid. Penyebab tersering SAH adalah rupture
mikroaneurisma ini tidak diketahui dan diduga terkait kelainan bawaan.

F. Pencegahan Hipertensi

Usaha pencegahan hipertensi dapat dilakukan


dengan beberapa tahap antara lain :

a. Mengurangi konsumsi garam


Pembatasan konsumsi garam sangat dianjurkan,
maksimal 2 gram garam dapur untuk diet setiap hari.
b. Menghindari kegemukan
Hindarkan kegemukan (obesitas) dengan menjaga
berat badan normal atau tidak berlebihan.
c. Membatasi konsumsi lemak agar kadar kolesterol darah tidak terlalu
tinggi. Konsumsi kolesterol dalam makanan dibatasi tidak lebih dari 300
mg setiap hari.
d. Mengatur menu makan
Mengatur menu makan sangat penting bagi
penderita hipertensi.makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah:
1. Makanan yang mengandung kadar lemak jenuh tinggi:otak, paru,
minyak kelapa, gajih.
2. Makanan yang diolah menggunakan garam
3. natrium:biscuit, crakers, keripik, dan makanan kering yang asin.
4. Makanan dan minuman dalam kaleng: sarden, sosis, kornet, sayur
serta buah dalam kaleng.
5. Makanan yang diawetkan: dendeng, asinan sayur atau buah, abon,
ikan asin telur asin.
6. Sumber protein hewani yang tinggi koles terol: mentega, margarin,
keju, mayonnaise.
7. Alcohol dan makanan yang mengandung alcohol seperti durian dan
tyape.
e. Olah raga teratur
Olah raga yang teratur dapat menyerap dan
menghilangkan endapan kolesterol pada pembuluh nadi. Olah raga yang
dimaksud adalah latihan menggerakkan sendi dan otot tubuh seperti gerak
jalan, berenang, naik sepeda .
f. Makan banyak buah dan tidak minum alkohol.
g. Melakukan kontrol rutin ke posbindu posyandu lansia.
Melakukan kontrol tekanan darah secara rutin minimal 1 bulan sekali di
posbindu posyandu lansia terdekatatau pada tenaga kesehatan.
h. Latihan relaksasi dan meditasi
Relaksasi dan meditasi berguna untuk mengurangi stress atau ketegangan
jiwa. Relaksasi dilaksanakan dengan mengencangkan dan mengendorkan
otot tubuh sambil membayangkan sesuatu yang damai, indah dan
menyenangkan.

G. INTERVENSI HIPERTENSI
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan cara
farmakologis yaitu dengan obat-obat anti hipertensi atau
secara non farmakologis yaitu dengan memodifikasi gaya
hidup dan obat-obatan tradisional.
1. Pijat refleksi dengan tempurung kelapa
Pijat refleksi adalah terapi yang bersifat holistik.Pijat melancarkan
peredaran darah dan aliran getah bening. Efek langsung yang bersifat
mekanis dari tekanan secara berirama dan gerakan-gerakan yang
digunakan dalam pijat secara dramatis dapat meningkatkan aliran darah.
Pijat dan latihan refleksi dapat dilakukan menggunakan jari tangan
maupun benda yang bersifat tumpul dan tidak menembus kulit. Salah satu
benda tumpul yang dapat digunakan sebagai alat pijat dan refleksi ialah
tempurung kelapa. Tempurung kelapa bersifat padat dan memiliki kontur
yang melengkung sehingga dapat menjangkau area telapak kaki. Sebagai
alat pijat refleksi kaki, tempurung kelapa dapat mengenai titik akupuntur
pada telapak kaki yang berhubungan dengan area jantung, sehingga dapat
memberikan rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah
pada titik syaraf kaki yang dipijat.
2. Daun alpukat
Daun alpukat merupakan salah satu ramuan herbal yang memiliki sifat
antihipertensi dan memiliki rasa pahit.Daun alpukat ini secara empiris
dipercayai sebagai diuretik yaitu menambah volume urin yang dihasilkan
saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah. Kandungan zat aktif yang
terdapat di daun alpukat untuk melancarkan peredaran darah dan
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah
dapat mengalir dengan normal.
Cara pembuatannya :
1. Daun alpukat yang diperlukan untuk membuat rebusan sebanyak 5
lembar kemudian dicuci dengan air mengalir
2. direbus dengan 3 gelas air selama 10 menit
3. Kemudian minum setelah dingin
4. Rebusan atau ekstrak daun alpukat dikonsumsi dua kali sehari (pagi
dan sore hari) sebanyak 1 gelas rebusan sekali minum
5. Rebusan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi kurang lebih dalam waktu 1 minggu
3. Infused water mentimun
Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi segar oleh
masyarakat Indonesia. Mentimun banyak memberikan manfaat bagi tubuh
diantaranya sebagai berikut: Membantu Menurunkan Tekanan Darah
tinggi, Sumber vitamin B yang dapat menjaga tubuh dari serangan
penyakit, Menjaga tubuh dari dehidrasi karena timun
Cara pembuatannya :
1. Ambil 1 buah mentimun, kemudian kupas jarang bagian kulitnya lalu
cuci dengan air bersih.
2. Serut mentimun
3. Masukkan seruttan mentimun ke botol di tambah dengan 500 ml air
dan jika ada madu tambahkan dengan madu.
4. Diamkan selama +_ 15 jam
5. Setelah 15 jam minum infused water mentinun secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA

Nugroho, T. (2011). Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika.

Nurarif, A. H., & Kusuma, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosis Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: Mediaction Jogja.

SDKI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan


Pengurus Pusat Persatuan Perawat Nasional Indonesia.
Wajan, J. (2013). Keperawatan Kardiovaskuler. Jakarta: Salemba Medika.

https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-pasien-
dengan-hipertensi/ (diakses pada tanggal 11 Maret 2019)

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)


BAHAYA MEROKOK

I. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga,
membaca, menulis, mengarang,dan sebagainya. Di antara sekian banyak
kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan
bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering
dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok sendiri
bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang
melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah.Hal ini sangat
memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok
terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh
kita
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya
bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok
pasif) yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan
persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi
organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh
terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.

II. Tujuan
11. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan masyarakat di universitas fort de kock dapat mengerti tentang
bahaya kebiasaan merokok.
12. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan masyarakat universitar fort de kock akan dapat menjelaskan
tentang:
1.      Pengertian merokok
2.      Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3.      Bahaya merokok
4.      Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5.      Alasan menghindari merokok
6.      Cara mencegah merokok
7.      Kiat-kiat berhenti merokok
8.      Pengaruh rokok terhadap lingkungan
III. Kegiatan Belajar Mengajar
ww. Topik
: Bahaya Merokok bagi kesehatan dan Lingkungan
xx. Sasaran : Masyarakat di universitas fort de kock
yy. Metode :

- Ceramah

- Tanya jawab

zz. Media
 Leaflet
 Lembar balik

aaa. Waktu dan tempat

Hari : Kamis, 11 juni 2021

Jam : 14.00 WIB

Tempat : Universitas Fort De Kock,Bukittinggi

Setting

bbb. Setting Tempat :


Moderator Dosen

Penyaji

Audiens Audiens

Fslttr

Observer

Keterangan :
: moderator : penyaji : pembimbing

:fasilitator : peserta : observer

ccc. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
 Moderator : Meri Anggraini
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
: Nelfika Oktia Sari
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator : Atika Afri Cahyani


Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
: Rossalinda
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

 Dokumentasi : Rossalinda
Tugas :

 Mengambil foto

ddd. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta


1. 3 menit Pembukaan :
 Mmemberi salam Menjawab salam
 Menjelaskan tujuan penyuluhan Mendengarkan dan

 Menyebutkan materi/pokok memperhatikan

bahasan yang akan disampaikan


2. 15 menit Pelaksanaan : Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan secara memperhatikan
berurutan dan teratur.
Materi :
 Pengertian merokok
 Zat-zat yang terkandung dalam
rokok
 Bahaya merokok
 Cara mengurangi efek jelek dari
rokok
 Alasan menghindarii merokok
 Cara mencegah merokok
 Kiat-kiat berhenti merokok
 Pengaruh rokok terhadap
lingkungan
3. 5 menit Evaluasi Menyimak dan
 Menyimpulkan inti penyuluhan mendengarkan
 Menyampaikan secara singkat
materi penyuluhan
 Memberi kesempatan kepada
responden untuk bertanya
 Memberi kesempatan kepada
responden untuk menjawab
pertantanyaan yang dilontarkan
4. 5 menit Penutup Menjawab salam
 Menyimpulkan materi yang telah
disampaikan
 Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yanga telah
dibarikan kepada peserta
 Mengucapkan salam

eee. Evaluasi
18. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan


 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

19. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan


LAMPIRAN MATERI

A. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
pada organ tubuh.

B. Zat-zat yang terkandung dalam rokok


1. Nikotin
Nikotin itu sendiri apabila diisap akan merangsang keluarnya
hormone adrenalin dan horman non adrenalin, yaitu hormon yang
mengakibatkan naiknya frekuensi denyut jantung dengan sendirinya
akan menaikkan kebutuhan energi.

2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan
cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat
yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan sistem
pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-
paru.

C. Bahaya yang ditimbulkan akibat merokok


1. Rambut rontok
Rokok memperlemah system kekebalan sehingga tubuh lebih
rentan terhadap penyakit yang menyebabkan rambut rontok, sariawan
mulut ,dll.
2. Katarak
Merokok dipercaya dapat memperburuk kondisis mata yaitu
memutihnya lensa mata yang menghalangi masuknya cahaya dan
menyebabkan kebutaan, 40 % lebih terjadi pada perokok. Rokok dapat
menyebabkan katarak dengan 2 cara, yaitu cara mengiritasi mata dan
dengan terlepasnya zat-zat kimia dalam paru yang oleh aliran darah
dibawa sampai ke mata. Merokok dapat juga dihubungkan dengan
degrasi muscular yang berhubungan dengan usia tua yaitu penyakit
mata yang tak  tersembuhkan yang disebabkan oleh memburuknya
bagian pusat retina yang disebut Mucula. Mucula ini berfungsi untuk
memfokuskan pusat penglihatan di dalam mata dan mengontrol
kemampuan membaca, mengendarai mobil, mengenal wajah dan warna
dan melihat objek secara detail.
3. Kulit keriput
Merokok dapat menyebabkan penuaan dini pada kulit karena
rusaknya protein yang berguna untuk menjaga elastisitas kulit,
terkikisnya vitamin A, terhambatnya aliran darah. Kulit perokok
menjadi kering dan keriput terutama disekitar bibir dan mata.
4. Hilangnya pendengaran
Karena tembakau dapat menyebabkan timbulnya endapan pada
dinding pembuluh darah sehingga menghambat laju aliran darah ke
dalam telinga bagian dalam . perokok dapat kehilangan pendengaran
lebih awal dari pada orang yang tidak merokok atau lebih mudah
kehilangan pendengaran karena infeksi telinga atau suara yang keras.
Resiko untuk terkena infeksi telinga bagian tengah yang dapt megarah
kepada kompliksi yang lebih jauh disebut Meningitis dan Paralysis
wajah bagi perokok 3 kali lebih besar dari pada orang yang tidak
merokok.
5. Kanker kulit
Merokok tidak menyebabkan melanoma ( sejenis kanker kulit yang
kadang-kadang menyebabkan kematian ) tetapi merokok
mengakibatkan  meningkatnya kemungkinan kematian akibat penyakit
tersebut. Ditengarai bahwa perokok berisiko menderita Custaneus
Scuamus Cell Cancer sejenis kanker yang meninggalkan bercak merah
pada kulit 2 kali lebih besar dibandingkan dengan non perokok

6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan
terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan
CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy untuk
membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang ventilasi
pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada
kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga
mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar
untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung
lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru
dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat
pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk
mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada
perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak
dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih
rentan terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih
retan terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan
bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri
punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang
penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah
dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri
yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa
asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita
para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari
dan kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi
dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil
atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka
yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.  
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan
kerusakan pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa
studi menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil
jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di
kaki, yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika
dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya
jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.

D. Cara mengurangi efek jelek dari rokok


1. Kurangi jumlah rokok yang diisap perharinya
2. Jangan menghisap asap dalam-dalam
3. Tinggalkan puntung rokok sejauh mungkin (jangan menghisap
sampai habis)
4. Melepaskan rokok dari bibir diantara tiap sedotan
5. Memakai rokok yang berfilter, pipa atau cerutu.

E. Alasan harus menghindari rokok


1. Melemahkan pikiran, ketagihan, cemas dan gelisah
2. Kita akan mempunyai kebugaran dan penampilan yang segar
3. Akan menghemat uang
4. Asap rokok akan merusak kesehatan keluarga dan lingkungan
5. Tidak menambah polusi alam dan turut memelihara kesehatan
lingkungan dengan udara bersih.

F. Cara mencegah merokok


1. Agar dibuat peta merokok selama 20 jam
2. Setiap merokok agar ditulis waktu dan apa yang dilakukan pada saat
itu. Hal ini agar dilakukan setiap merokok dalam satu hari.
3. Peta dan situasi ketika merokok agar dicatat dan dipelajari
4. Untuk menghitung jumlah rokok setiap hari agar dicatat pada setiap
dimana kita menikmati
5. Merubah situasi merokok. Apakah merokok ketika jenuh, konsentrasi
penuh, istirahat, minum dengan teman, dan sesudah makan?
6. Sekarang perlu dipertimbangkan untuk melakukan kegiatan lain pada
situasi tersebut diatas untuk merubah kebiasaan merokok pada saat itu
7. Apabila jenuh, tanganipekerjaan yang sudah lama tertunda
8. Apabila konsentrasi, kunyah sebatang wortel atau apel
9. Luangkan lebih bannyak waktu dengan orang yang tidak merokok dan
mendiskusikan masalah menarik yang sedang terjadi
10. Setelah makan, jalan-jalan atau membaca buku.

G. Kiat-kiat berhenti merokok


1. Tidak membeli rokok
2. Melakukan hobi yang menyenangkan setiap kali teringat atau merokok
3. Meminta keluarga atau teman yang tidak merokok untuk mengingatkan
agar tidak merokok setiap kali kita akan mulai merokok
4. Setiap ada perasaan ingin merokok agar ditunggu 10 menit, tarik nafas
dalam-dalam atau genggam kepalan tangan erat-erat dan coba untuk
santai, dorongan merokok akan hilang.
H. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
1. Sekarang ini kebanyakan perokok tahu bahwa merokok dapat
menyebabkan beberapa penyakit yang berbahaya. Namun mereka
biasanya masa bodoh terhadap hal itu dan menganggap merokok adalah
urusan pribadi mereka, tetapi sebenarnya merokok bukan merupakan
urusan pribadi.
2. Asap tembakau bukan hanya berpengaruh pada perokok, tetapi juga
mengotori udara sekitar. Orang-orang yang tidak merokok yang
kebetulan di sekitar orang yang merokok  terpaksa harus bersedia
bernafas dan menghisap udara yang penuh dikotori oleh asap rokoknya
para perokok.
3. Disamping perokok dikenal juga orangya yang bukan perokok, tetapi
yang menghirup udara yang tercemar asap rokok. Keadaan ini biasanya
terjadi di ruang-ruang umum tertutup seperti di bus, ruang kantor dan
lain-lain. Seorang yang bukan perokok, tetapi yang ikut mengkonsumsi
rokok beserta zat-zat yang terkandung di dalamnya disebut perokok
pasif.
4. Perlu diketahui bahwa asap yang dihasilkan rokok ditambah dengan
udara luar, mengandung zat kimia yang lebih tinggi  daripada asap yang
dihirup oleh perokok sendiri.
5. Yang lebih peka dan beresiko terhadap asap rokok yakni perokok pasif
terutama bayi dan anak-anak. Mereka dapat menderita asma dan
penyakit paru-paru. Orang dengan kadar Hb rendah dan orang yang
sedang menderita penyakit kardiovaskuler.
DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, SC &Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta

Mansjoer,A.,2004, Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga,Jilid Satu, Media


Aeskulapius,Jakarta.

Susalit, E, Kapojos, E.J., Lubis, H.R., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
“Hipertensi Primer”, FK UI, Jakarta

Dinas Kesehatan Kabupaten Cilacap 2011


SATUAN ACARA PENYULUHAN
PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK
DEMAM BERDARAH

Pokok bahasan : Pemberantasan Jentik Nyamuk Demam Berdarah Dengue

Sasaran : Semua masyarakat


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

A. Latar Belakang

Kurangnya menjaga kesehatan lingkungan dapatmenyebabkan nyamuk


berkembang dengan pesat pada lingkungan.Nyamuk merupakan salah satu
faktor penyebab penyakit yang kini telah menyerang manusia. Salah satu
faktornya adalah masyarakat. Untuk itu, agar masyarakat dapat terhindar dari
penyakit yang disebabkan oleh nyamuk misalnya Demam Berdarah dengue
(DBD), masyarakat dapat melakukan pemberantasan sarang nyamuk
dilingkungan masing –masingprogramPemberantasan Sarang Jentik Nyamuk
(PSJN) salah satunya (Adisasmito, 2007).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum

Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30


menit diharapkan masyarakat dapat mengetahui dan
memahami tentang pemberantasan jentik nyamuk di
Universitas Fort De Kock.

2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberantasan jentik
nyamuk , audiens dapat :
a. Menjelaskan pengertian bebas jentik
b. Menyebutkan cara memberantas jentik nyamuk
c. Menyebutkan cara menghindari gigitan nyamuk
d. Menjelaskan cara memberantas jentik

3. Kegiatan Belajar Mengajar

a) Topik : pemberantasan jentik


nyamuk
b) Sasaran : Seluruh masyarakat
Universitas Fort de Kock Bukittinggi
c) Metode : Ceramah , Dan Tanya
Jawab
d) Media : Leaflet Dan Lembar
Balik
e) Waktu dan tempat
Hari :
Jam :
f) Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
g) Setting Tempat :
Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

h) Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

I. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit u. Memberikan salam x. Menjawab salam -


v. Memperkenalkan diri, y. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
w. Menjelaskan kontrak z. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
x. Menjelaskan tujuan aa. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit ss. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang resiko yang
terjadi jika tidak
mengelola sampah
medis dengan baik
tt. Memberikan
b. Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta
uu. Menjelaskan
c. Mendengarkan dan
kemungkinan resiko
memperhatikan
yang akan terjadi jika
pengolahan sampah
tidak dilakukan
dengan baik
d. Mencoba untuk
vv. Review pengetahuan
menjawab
peserta mengenai
pengertian diabetes
mellitus

e. Mencoba untuk
ww. Menggali
menjawab
pengetahuan peserta
tentang upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
medis
f. Menerima pujian
xx. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta g. Mendengarkan dan
yy. Menjelaskan kepada memperhatikan
peserta upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
medis h. Mencoba untuk
zz. Memberikan menjelaskan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 5 Menit p. Penyuluh melakukan p. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
q. penyuluh q. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
r. Menerima dan
r. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

o. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan


 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat


b. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

2) Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

11. % Peserta dapat menyebutkan apa saja resiko jika pengelolaan


sampah medis tidak dilakukan dengan baik?

12. % Peserta dapat menyebutkan upaya pengendalian resiko


terhadap sampah medis

J. Lampiran
a) Materi
b) Leaflet
MATERI PENYULUHAN PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK

A. Pengertian
Jentik ( atau jentik-jentik) adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di
air dan memiliki perilaku mendekat atau ‘’menggantung’’ pada permukaan
air untuk bernafas. Nama ‘’jentik’’ berasal dari gerakannya ketika
bergerak di air.
Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk yang
berperan sebagai vektor penyakit menular melalui nyamuk, seperti malaria
dan demam berdarah dengue. Di beberapa tempat, jentik-jentik juga
dikumpulkan orang dan di manfaatkan sebagai pakan ikan hias.

B. Cara Memberantas Nyamuk


1. Menguras dan menyikat tempat-tempat penampungan air seperti bak
mandi,tatakan pot bunga.
2. Menutup rapat-rapat tempat penampungan air seperti lubang bak.
Lubang pohon, lekukan-lekukan yang dapat menampung air.
3. Membakar atau menyingkirkan barang-barang bekas yang dapat
menampung air seperti ban bekas, botol-botol bekas, kaleng bekas,
plastik-plastik bekas yang dibuang sembanrangan.

C. Jenis Jentik Nyamuk


1. Nyamuk culex
Culex adalah genus nyamuk yang berperan sebagai vector pada beberapa
penyakit.
2. Nyamuk Anopheles sp
Nyamuk Anopheles bisa menyebabkan penyakit malaria. Nyamuk ini suka
menusuk dalam posisi munungging alias posisi badan, mulut, dan
jarum yang dibenamkan ke kulit manusia dalam keadaan segaris.
Malaria adalah penyakit menular yang disebabkan oleh parasit jenis
plasmodium ditandai demam berkala, mengigil dan berkeringat.
3. Nyamuk aedes aegypti
Aedes aegypti merupakan jenis nyamuk yang dapat membawa virus
dengue penyebab penyakit demam berdarah.

D. Risiko limbah medis


Jika tidak dikelola dengan benar, jentik nyamuk bisa membahayakan, terutama
bagi para warga disekitar dan petugas kebersihan lingkungan.
Berikut ini beberapa risiko yang mungkin timbul :
g) Lingkungan yang cenderung panas dan lembab, sangat mendukung
proses perkembang biakan beberapa jenis nyamuk
h) Cuaca yang panas memudahkan manusia terkena infeksi kulit dan
kelembaban yang ada menyebabkan bakteri dan virus yang dibawa
oleh nyamuk.
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT PADA MASA PANDEMI


COVID-19 DI LINGKUNGAN KAMPUS UNIVERSITAS FORT DE
KOCK BUKITTINGGI

Topic : Kesehatan Lingkungan


Materi : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Dalam menghadapi pandemi
Covid-19
Sasaran : Masyarakat di Univesitas Fort De Kock Bukittinggi
Metode : Ceramah, Tanya jawab
Tempat :Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Hari/ Tgl :Jum’at/ 11-Juni-2021
Waktu : 09.00 WIB- Selesai

A. LATAR BELAKANG
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) kini telah menjadi
wabah pandemik di Indonesia. Mewabahnya penyebaran penyakit ini
menyebabkan bencana bagi masyarakat hingga mengakibatkan kematian
ribuan jiwa diseluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Munculnya wabah
penyakit ini mendorong pentingnya untuk memberikan edukasi terhadap
masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pencegahan
penularan virus ini dapat dicegah dengan melakukannya dari hal-hal yang
sederhana seperti cuci tangan dengan baik dan benar, menerapkan etika batuk,
serta menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh.
PHBS merupakan salah satu starategi dalam pencegahan penyebaran
Covid-19 yang sangat efektif dan mudah dilakukan oleh semua lapisan
masyarakat. Rekomendasi pemerintah yang terus menghimbau gerakan PHBS
serta keluarga yang memiliki kesepakatan bersama dalam gerakan hidup sehat
menjadi kunci pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa pandemic ini.
Melakukan PHBS diharapkan penyebaran Covid-19 dapat dihambat sehingga
kejadian tidak menambah angka terkonfirmasi. Oleh karena pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat, perlu dilakukan pemberian informasi secara
terus menerus sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seluruh lapisan
masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
2. Pengertian PHBS
3. Kaitan PHBS dengan Virus Corona

C. TUJUAN UMUM
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat di Universitas Fort De Kock Bukittinggi
dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, serta mengerti apa
manfaat dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.

D. MATERI
Terlampir

E. MEDIA
1. Media SAP
2. Leaflet
3. Powerpoint

F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi.

G. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal Pelaksanaan :Jumat, 11 Juni 2021
Di Universitas Fort De Kock Bukittinggi

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

1. Setting Tempat

Keterangan:
: Moderator
: Pemateri

: Responden
: Fasilitator

2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Kelompok

Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

b. Moderator :

Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

c. Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

d. Fasilitator :
Tugas
:
 Memotivasi peserta untuk bertanya
 Menjawab pertanyaan peserta

e. Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

H. MATERI
Terlampir

I. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1.5 menit Pembukaan:
1. Member salam 1. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan dan
3. Menyebutkan materi atau memperhatikan
pokok
2. 45 menit Pelaksanaa Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan.
secara menyeluruh dan teratur
Materi:
1. Pengertian Kesehatan
Lingkungan
2. Pengertian Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat
3. Apa kaitan PHBS dengan
virus Corona
3.8 mnt Evaluasi Merespon dan bertanya
1. Memberikan kesempatan
kepada ibu-ibu dan
bapak-bapak untuk
bertanya

4. 2 menit Penutup Menjawab salam


Mengakhiri penyuluhan,
mengucapkan terimakasih dan
salam

J. KRITERIA HASIL
1. Masyarakat mengetahui tentang kesehatan Lingkungan
2. Mayarakat mengetahui tentang Virus Corona
3. Masyarakat mengetahui Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)
4. Masyarakat dapat menyadari tentang kaitan PHBS dengan Virus
Corona

K. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI ( Himpunan Ahli Kesehatan Lingungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidupmanusia
yang sehat dan bahagia.
2. Pengertian Covid-19
Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah jenis penyakit
baru yang disebabkan oleh infeksi Virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV-2) atau yang dikenal dengan novel
coronavirus (2019-nCoV) (Singhal, 2020).Penyakit ini ditularkan melalui
droplet (percikan) pada saat berbicara, batuk, dan bersin dari orang yang
terinfeksi virus Corona. Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan
melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan penderita serta
menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar virus
Corona (Singhal, 2020).
Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan
dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk dengan
beberapa tindakan, seperti:
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi
dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang
mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila menggunakan masker
kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi
droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin,
serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Gejala klinis
yang muncul akibat terinfeksi virus ini seperti gejala flu biasa (demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) hingga
komplikasi berat (diare dan pneumonia) hingga menyebabkan kematian
(Huang dkk, 2020: Chen 2020).
3. Pengertian Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan
virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan benar,
cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical Distancing
(menjaga jarak fisik), dan cara menjaga kebersihan diri. Pemberian
edukasi mengenai PHBS ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau
dengan menggunakan media berupa poster.
4. Kaitan PHBS dengan Virus Corona
Menerapkan perilaku hidup sehat sebenarnya sangatlah mudah
selain itu juga murah, dibandingkan dengan harus mengeluarkan biaya
untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan. Hidup sehat
merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang karena
manfaat yang didapat sangat banyak, mulai dari fokus dalam mengerjakan
sesuatu, hingga pada kesejahteraan hidup anggota keluaga. Terlebih disaat
terjadi pandemi covid19 ini, perilaku hidup bersih dan sehat harus
ditekankan secara mendalam kepada masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga merupakan seluruh
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga
dapat menangani dirinya sendiri dalam hal kesehatan serta dapat berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan baik bagi individu atau pada
orang lain. Sayangnya masih banyak orang tidak memahami tentang apa
arti hidup sehat itu, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang
melakukan berbagai aktivitas tanpa memperdulikan tingkat kesehatannya.
Perilaku-perilaku tersebut memang terlihat biasa dan sepele namun
berdampak besar ketika menjadi sebuah kebiasaan. Untuk itu diperlukan
pemberitahuan atau informasi terkait pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat, supaya tumbuh kesadaran
akan pentingnya menerapkan PHBS pada masyarakat demi kesehatan dan
kesejahteraan anggota keluarga.
Lingkungan yang bersih dan sehat akan sangat membantu
masyarakat yang tinggal di dalamnya untuk merasa aman, nyaman, tenang
dan bahagia. Tubuh yang sehat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bersih dan sehat serta bergizi lengkap. Tubuh
yang sehat akan sangat sulit untuk terinfeksi oleh berbagai penyakit
berbahaya dan virus seperti Covid-19 maupun penyakit lainnya, karena
tubuh yang sehat memiliki pertahanan (imunitas) yang kuat dan mudah
melakukan penyebuhan sendiri. Oleh karena itu sangat penting bagi
masyarakat untuk menetapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.

SATUAN ACARA PENYULUHAN


PENCEGAHAN DAN PENANGANAN
NARKOBA

Pokok bahasan : Pencegahan Dan Penanganan Narkoba


Sasaran : Semua masyarakat
Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

Z. Latar Belakang

Permasalahan narkoba saat ini sudah sangat mengkhawatirkan, karena


tingkat penyalahgunaannya sudah merambah luas dan para penggunanya pun
telah melibatkan berbagai tingkatan usia. Menurut laporan kinerja Badan
Narkotika Nasional tahun 2016 korban penyalahgunaan Narkoba di Indonesia
tidak terbatas pada kalangan masyarakat yang mampu, tetapi sudah merambah
ke kalangan masyarakat ekonomi rendah. Korbannya juga bukan hanya pada
orang dewasa dan mahasiswa, namun pelajar Sekolah Menengah Umum
(SMU) sampai pelajar tingkat Sekolah Dasar (SD) sudah ada yang menjadi
korban. Data Badan Narkotika Nasional Republik Indonesia tahun 2008,
menunjukkan bahwa 1,9% dari jumlah penduduk Indonesia terlibat
penyalahgunaan narkoba, dan pada tahun 2005-2008 menunjukkan bahwa
diperkirakakan 15 ribu orang tewas setiap tahun akibat penyalahgunaan
narkoba.1
Penyalahgunaan narkoba dapat berdampak terhadap kejahatan lain,
seperti pencurian, pemerasan, penipuan, perampokan, penganiayaan, dan seks
bebas. Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan
acara penyuluhan (SAP) mengenai Pencegahan Dan Penanganan Narkoba
dengan tujuan dilakukan untuk masyarakat sehat yang belum mengenal
narkoba agar mengetahui seluk beluk narkoba sehingga tidak tertarik untuk
menyalah gunakannya. Adapun bentuk kegiatannya yaitu Membagikan poster-
poster yang berisikan pesan-pesan untuk menjauhi narkoba.`
AA. Tujuan
13. Tujuan Umum

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Pencegahan


Dan Penanganan Narkoba diharapkan seluruh masyarakat
universitas fort de kock dapat memahami konsep tentang
Pencegahan dan penanganan narkoba, diharapkan peserta
penyuluhan dapat lebih memahami tentang bahayanya
narkoba.

14. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang Pencegahan Dan Penanganan


Narkoba , audiens dapat :

10) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika menggunakan
narkoba
11) Mengetahui jenis – jenis narkoba dan gejala yang ditimbulkan
narkoba.

BB. Kegiatan Belajar Mengajar

fff. Topik : Pencegahan Dan


Penanganan Narkoba
ggg. Sasaran : Seluruh masyarakat
Universitas Fort de Kock Bukittinggi
hhh. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

iii. Media
 Leaflet
 Lembar Balik
jjj. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting

kkk.Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji
: Moderator

lll. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta
 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

mmm. Kegiatan Penyuluhan


NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit y. Memberikan salam bb. Menjawab salam -


z. Memperkenalkan diri, cc. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
aa. Menjelaskan kontrak dd. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
bb. Menjelaskan tujuan ee. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit aaa. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang narkoba
bbb. Memberik b. Menerima pujian
an reinforcement
positif atas jawaban
peserta c. Mendengarkan dan
ccc. Menyebut memperhatikan
kan jenis-jenis
narkoba d. Mencoba untuk
menjawab
ddd. Review
pengetahuan peserta
mengenai faktor e. Mencoba untuk
penyebab narkoba menjawab
eee. Menggali
pengetahuan peserta
f. Menerima pujian
tentang faktor yang
mendorong
fff. Memberikan
reinforcement positif g. Mendengarkan dan
atas jawaban peserta memperhatikan
ggg. Menjelask
an kepada peserta
h. Mencoba untuk
dampak narkoba
menjelaskan
terhadap perilaku
hhh. Memberik
an reinforcement
positif atas jawaban
peserta

3. PENUTUP 5 Menit s. Penyuluh melakukan s. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
t. penyuluh t. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
u. Menerima dan
u. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup
p. Evaluasi
20. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

21. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

22. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:


% Peserta dapat menyebutkan apa saja faktor penyebab narkoba
% Peserta dapat menyebutkan dampak narkoba terhadap perilaku

CC. Lampiran
1. Materi
2. leaflet

MATERI PENYULUHAN UPAYA PENCEGAHAN DAN PENANGANAN


NARKOBA

A. Pengertian Narkoba
Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik,
Psikotropika, dan ZatAditif (NAPZA) adalah bahan / zat yang dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan
dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan
narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan
saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.

B. Jenis-jenis narkoba dan gejalanya


1. Opiat / Opium (Candu)
Opiat atau opium adalah bubuk yang dihasilkan langsung oleh
tanaman yang bernama poppy/ papaver somniferum di mana di dalam
bubuk tersebut terkandung morfin yang sangat baik untuk
menghilangkan rasa sakit dan kodein yang berfungsi sebagai obat
antitusif.
Efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan rasa kesibukan
b. Menimbulkan semangat
c. Merasa waktu berjalan lambat
d. Pusing, kehilangan keseimbangan
e. Timbul masalah kulit di sekitar mulut dan hidung
2. Morfin
Mofrin adalah alkoloida yang merupakan hasil ekstraksi serta
isolasi opium dengan zat kimiatertentu untuk penghilang rasa sakit
atau hipnoanalgetik bagi pasien penyakit tertentu.
Dampak atau efek yang ditimbulkan :
a. Menimbulkan euforia
b. Mual,muntah,sulit buang hajat besar
c. Kebingungan
d. Berkeringat, mulut kering dan warna muka berubah
e. Dapat menyebabkan pingsan, jantung berdebar-debar
f. Gelisah dan perubahan suasana hati
3. Heroin
Heroin murni berbentuk bubuk putih sedangkan heroin tidak murni
berwarna putih keabuan. Zat ini sangat mudah menembus otak
sehingga bereaksi lebih kuat dari pada morfin. Umumnya digunakan
dengan cara disuntik atau dihisap.
Efek yang ditimbulkan :
a. Merasa damai, ingin selalu menyendiri untuk menikmatinya
b. Denyut nadi melambat, tekanan darah menurun, otot-otot menjadi
lemas/relaks
c. Diafrakma mata (pupil) mengecil (pin point)
d. Mengilangkan percaya diri
e. Membentuk dunia sendiri( tidak bersahabat, penyimpangan
perilaku : berbohong,menipu,mencuri,kriminal)
4. Kodein
Kodein adalah sejenis obat batuk yang digunakan oleh dokter, namun
dapat menyebabkan ketergantungan / efek adiksi sehingga
peredarannya dibatasi dan diawasi secara ketat.
5. Opiat
Jenis obat yang berasal dari opiat buatan tersebut seperti metadon,
petidin dan dektropropoksiven (distalgesic) yang memiliki fungsi
sebagai obat penghilang rasa sakit. Metadon berguna untuk
menyembuhkan ketagihan pada opium / opiat yang berbentuk serbuk
putih. Opiat sintesis dapat memberi efek seperti heroin, namun kurang
menimbulkan ketagihan / kecanduan. Namun karena pembuatannya
sulit, opiat buatan ini jarang beredarkalangan non medis.
6. Kokain
Kokain asam berupa bubuk kristal putih, yang sedikit pahit dan
lebih mudah larut dibandingkan brntuk basa bebas yang tidak berbau
dan rasanya pahit.
Efek psikologis atau mental spiritual yang dapat ditimbukan dari
penggunaan kokain secara terus menerus adalah :
a. Darah tinggi
b. Sulit / susah tidur
c. Bola mata menjadi kecil
d. Hilang nafsu makan / kurus
e. Detak jantung jadi cepat
f. Terbius sesaat, dan sebagainya
7. Ganja / Mariyuana / Kanabis
Ganja dikenal dapat memicu psikosis, terutama bagi mereka yang
memiliki latar belakang (gen). Ganja juga bisa pemicu dan
mencampuradukkan antara kecemasan dan depresi. Ganja dapat
menimbulkan efek yang menenangkan / relaksasi. Orang yang baru
memakai ganja atau mariyuana memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
a. Mabuk / mabok dengan mata merah.
b. Tubuh lemas dan lelah.
c. Bola mata menjadi besar.
efek buruk bagi fisik dan mental, yakni antara lain sebagai berikut ini :

a. Kemampuan konsentrasi berkurang.


b. Daya tangkap syaraf otak berkurang.
c. Penglihatan kabur / berkunang-kunang.
d. Pasokan sirkulasi darah ke jantung berkurang.

C. Faktor penyebab dan penyalahgunaan narkoba


Pemakai narkoba akan mengalami gangguan-gangguan fisik sebagai
berikut:
1. Berat badan akan turun secara drastis.
2. Mata akan terlihat cekung dan merah.
3. Muka pucat.
4. Bibir menjadi kehitam-hitaman.
5. Tangan dipenuhi bintik-bintik merah.
6. Buang air besar dan kecil kurang lancar.
7. Sembelit atau sakit perut tanpa alasan yang jelas.

D. Faktor yang mendorong


1. Pengendalian diri yang lemah
2. Kondisi kehidupan keluarga
3. Temperamen sulit
4. Mengalami gangguan perilaku
5. Suka menyendiri dan berontak
6. Prestasi sekolah yang rendah
7. Tidak di terima di kelompok
8. Berteman dengan pemakai
9.Mengenal narkoba di usia dini

E. Dampak narkoba terhadap perilaku


Pemakai narkoba akan menunjukkan perilaku negatif sebagai berikut:
1. Malas
2. sering melupakan tanggung jawab
3. jarang mengerjakan tugas-tugas rutinnya
4. menunjukan sikap tidak peduli
5. menjauh dari keluarga
6. mencuri uang di rumah, sekolah, ataupun tempat pekerjaan
7. menggadaikan barang-barang berharga di rumah
8. sering menyendiri
9. menghabiskan waktu ditempat-tempat sepi dan gelap, seperti di
kamar tidur,kloset, gudang, atau kamar mandi.
10. batuk dan pilek berkepanjangan
11. mengaluarkan keringat berlebihan
12. Mengalami nyeri kepala

F. Upaya Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba


1. Membuat perlombaan-perlombaan di sekolah-sekolah ketika
melakukan sosialisasi, seperti perlombaan yel-yel dan puisi yang
didalamnya terdapat unsur untuk tidak terjerumus kepada narkoba.
2. Membuat satgas anti narkoba dan membentuk relawan di masyarakat
dan memberikan pelatihan, sehingga masyarakat ini bisa menjadi
perpanjangan tangan dari BNNK.
3. Membagikan poster-poster, banner yang berisikan pesan-pesan untuk
menjauhi narkoba di setiap sekolah, puskesmas, kantor-kantor, dan
rumah sakit.
4. Melakukan tes urin di kantor-kantor.
5. Melakukan pemberantasan narkoba di jalan dan hotel-hotel.

G. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analitis.

Gambar Jenis-jenis Narkoba


Gambar Opiat/Opium Gambar Morfin
Gambar Heroin

Gambar Kodein Gambar Opiat


Gambar Kokain

Gambar Ganja
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANFAAT MINUM AIR PUTIH

A.    LATAR BELAKANG

Peranan air begitu penting dalam hidup ini. Saat lahir lalu tumbuh
berkembang dari bayi hingga dewasa bahkan tatkala ajal telah tiba jasad
ini akan selalu bersentuhan dengan air. Dengan air pula kita membersihkan
diri, minum dan bergaul.

Tubuh manusia sendiri terdiri dari 70%  sampai 80%  mengandung


air. Otak dan darah adalah dua organ penting yang memiliki kadar air di
atas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sementara darah
memiliki komponen air 95%. Sedikitnya, secara normal kita butuh 2 liter
sehari atau 8 gelas sehari. Bagi perokok jumlah tersebut harus ditambah
setengahnya. Air tersebut diperlukan untuk mengganti cairan yang keluar
dari tubuh lewat air seni, keringat, pernapasan.
Seluruh makhluk hidup yang ada di bumi pasti membutuhkan air.
Air bisa dikatakan sebagai sumber kehidupan. Banyak manfaat yang
diberikan air untuk makhluk hidup. Di sini akan dijelaskan fungsi-fungsi
penting air bersih dalam tubuh manusia. Dengan menggunakan air
secukupnya khususnya minum, tubuh kita akan selalu segar dan kesehatan
tetap terjaga

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Manfaat Minum Air Putih selama 30 menit
diaharapkan masyarakat dapat memahami dan menerapkan tentang minum
Air Putih
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Manfaat Air Putih diharapkan masyarakat dapat:
Agar Masyarakat lebih tahu manfaat air putih bagi tubuh manusia.
a) Agar masyarakat tahu pengaruh air putih terhadap tubuh
manusia.
b) Agar masyarakat tahu pentingnya air putih bagi tubuh manusia.

C. SASARAN

Masyarakat

D. MEDIA

3) Lembar balik

E. METODE

5) Ceramah
6) simulasi
7) Tanya jawab
8) Diskusi
F. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN

4) Hari/Tanggal : Selasa, 08 Juni 2021


5) Waktu : 09.00- 10.00 Wib
6) Tempat : Digedung Keperawatan Lantai 1

G. PENGORGANISASIAN

Moderator: Rossalinda
Observer: Meri angraini
Penyaji: Mila sari
Fasilitator: Nelfika oktia sari

H. SUSUNAN ACARA
No Acara Waktu Penanggung Jawab
1 Pembukaan 09.00-.09.05 Wib Rossalinda
2 Acara Inti: 09.05-09.25 Wib Mila Sari
3) Penyampaian materi
pencegahan
Hiertensi
4) Tanya jawab
3 Penutup dan Evaluasi 09.25-09.30 Wib Rossalinda

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Manfaat Kesehatan Air Putih

Hari / Tanggal : 08 – Juni - 2021


Waktu 
: 10.00 WIB (30 menit)

Penyaji
:

Tempat  : gedung keperawatan


lantai 1

1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu memahami tentang
kesehatan air putih.

b. Tujuan Instruksional Khusus

Pada akhir pertemuan, peserta dapat;


1) Menjelaskan pengaruh air putih bagi kesehatan
2) Menjelaskan jumlah kebutuhan air putih bagi manusia
3) Menjelaskan manfaat air putih bagi tubuh manusia

2.      Pelaksanaan Pendidikan Kesehatan

Media /
No Kegiatan Waktu Perawat Peserta
Alat
1. Pembuka
·      Salam pembuka

D = Deskripsi ·   Menjawab salam


·      Memperkenalkan diri
4 menit
T = Tujuan ·   Mendengarkan
·      Menjelaskan topik yang akan
disampaikan
R = Relevansi
·      Menjelaskan TIU dan TIK

·      Menjelaskan relevansi dari


materi yang disampaikan terhadap
kesehatan
1. Penyampaian Materi Menjelaskan
tentang :
a. Menjelaskan pengaruh air
putih bagi kesehatan
b. Menjelaskan jumlah
kebutuhan air putih bagi
manusia
c. Menjelaskan manfaat air putih ·   Mendengarkan
bagi tubuh manusia dengan penuh
perhatian
10 menit 2.  Tanya Jawab

·   Bertanya
2. Kerja 5 menit Memberi kesempatan pada peserta ·   Leaflet

untuk mengajukan pertanyaaan. ·   Menjawab


3 menit
Pertanyaan
3. Evaluasi

·   Menjelaskan
Memberikan pertanyaan tentang

a. Pengaruh air putih bagi


kesehatan
b. Jumlah kebutuhan air putih
bagi manusia
c. Manfaat air putih bagi
manusia
·      Mendengarkan
3. ·         Menyimpulkan
Penutup 3 menit
·      Menjawab
·         Salam Penutup
salam

3. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat

4. Strategi Pelaksanaan

1. Metode : Ceramah, diskusi


2. Media : Lembar Timbal Balik

5. Setting

Ket :

: Moderator

: Penyaji

: Fasilitator

:Peserta

6. Pembagian Tugas
a. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan
b. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Co Leader dan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
c. Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua peserta
- Membuat laporan penyuluhan.
d. PeranFasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan.
7. Evaluasi

a. Evaluasi Struktural

 Membuat SAP
 Kontrak Waktu
 Menyiapkan Peralatan

Peralatan atau media yang digunakan adalah leaflet dan infokus

 Setting

Tempat penyuluhan adalah UFDK

b. Evaluasi Proses

 Peserta
o Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
o Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
o Pertemuan berjalan dengan lancar.
 Penyuluh
o Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
o Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
o Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN

A. Definisi
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.
Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme
yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air
yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)Walaupun air dari sumber
alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.
Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, namun banyak
zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan cara
ini.
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara
konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati
sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber
daya air merupakan dasar peradaban manusia. 80% tubuh manusia terdiri
dari air. Organ otak dan darah adalah organ tubuh yang memiliki kadar air
diatas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sedangkan darah
memiliki komponen air 95%. Dari paparan ini, maka secara normal tubuh
kita membutuhkan 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Air tesebut digunakan
untuk mengganti cairan tubuh yang keluar melalui air seni, keringat,
pernapasan, dan sekresi. Jika tidak meminum air sebanyak 8 gelas sehari
maka secara keseluruhan tidak terasa efeknya. Tapi sebagai konsekuensi,
tubuh akan menyeimbangkan diri dengan cara mengambil sumber air dari
komponen tubuh sendiri. Diantaranya dari darah, kekurangan air bagi
darah amat berbahaya bagi tubuh, sebab darah akan mengental. Maka,
akibatnya sirkulasi darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat zat
makanan yang kita konsumsi akan mengalami gangguan.

B. Manfaat Dari Minum Air Putih:

1. Penyeimbang tubuh

Jumlah air yang menurun dalam tubuh menyebabkan turunya fungsi organ
tubuh, dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, dan virus. Tubuh
manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan
keseimbangan asupan air yang masuk dan yang di keluarkan. Rasa
haus pada manusia merupakan mekanisme yang normal dalam
mempertahankan asupan air dalam tubuh.

2. Kebugaran tubuh.
Air tidak hanya untuk membersihkan tubuh saja, tapi juga merupakan
senyawa yang di perlukan tubuh. Kita lebih dapat mempertahankan
kekurangan makan daripada kekurangan air. Karena air merupakan
komposisi terbesar dalam membangun tubuh manusia.

3. Memperlancar sistem pencernaan.

Mengkonsumsi air dalam jumlah yang cukup setiap hari akan


memperlancar sistem pencernaan sehingga kita akan terhindar dari
masalah - masalah pencernaan seperti maag dan sembelit. Proses
pembakaran kalori menjadi lebih efisien.

4. Memperlambat tumbuhnya sel tidak berguna dalam tubuh

Air putih membantu memperlambat tumbuhnya sel - sel kanker, mencegah


penyakit batu ginjal dan hati. Mengkonsumsi air putih juga membuat
tubuh lebih berenergi.
5. Menyehatkan jantung
Air juga di yakini dapat menyembuhkan penyakit jantung, rematik,
kerusakan kulit, gangguan saluran pernapasan, usus, dan masalah
kewanitaan. Air juga di gunakan dalam pengobatan alternatif.
6. Diet
Air putih bersifat mengeluarkan racun dan kotoran dalam tubuh lebih
cepat melalui urine dan keringat. Untuk yang sedang berdiet, minum
air hangat sebelum makan merupakan salah satu cara untuk
mengurangi jumlah makanan yang masuk, air tidak mengandung
kalori, gula, atau lemak.
7. Perawatan kecantikan kulit.
apabila kekurangan air, tubuh akan menyerap kandungan air dari dalam
kulit sehingga kulit menjadi kering dan berkerut. Air putih dapat
melindungi kulit dari luar, melembabkan, dan menyehatkan kulit.
8. Menambah kesuburan
Mandi dengan air dingin di pagi hari dapat meningkatkan produksi
hormon testosteron pada pria dan hormon estrogen pada wanita.
Sehingga kesuburan dan gairah seksualpun akan meningkat, peredaran
darah menjadi lancar, meningkatnya produksi sel darah putih dalam
tubuh, tubuh terasa lebih segar dan bugar. Selain itu air juga dapat
memperbaiki jaringan kulit yang rusak, kuku menjadi lebih sehat dan
kuat tidak mudah retak, air juga dapat meningkatkan kemampuan
seseorang terhadap serangan virus.
9. Obat stroke
Air panas tidak hanya di gunakan untuk mengobati penyakit kulit, tapi
juga efektif digunakan untuk mengobati lumpuh akibat stroke. Sebab
air panas dapan membantu menguatkan kembali otot - otot dan
ligamen serta memperlancar peredaran darah dan sistem pernapasan.
Efek panas yang di hasilkan oleh air panas serta kandungan ion - ion
terutama chlor, magnesium, hidrogen carbonat, dan sulfat dalam air
panas dapat membantu pelebaran pembulu darah, meningkatkan
sirkulasi darah dan oksigenisasi jaringan. Sehingga mencegah
kekakuan otot, menghilangkan rasa nyeri serta menenangklan pikiran.
Selain itu pH airnya mampu mensterilkan kulit.
10. Efek relaksasi
Jika mengalami ketegangan otot dapat di redakan dengan mandi air
hangat dengan suhu sekitar 37 derajat C, kaki yang pegal - pegal dapat
di hilangkan dengan merendam kaki dalam air hangat dan sedikit
garam. Mandi di bawah pancuran air mampu menghilangkan capek
karena terasa di pijat. Bersentuhan dengan air mancur, berjalan - jalan
di sekitar air terjun atau sungai dan taman dengan banyak pancuran
akan memperoleh khasiat dari ion - ion negatif. Ion negatif yang
timbul oleh butiran - butiran air yang berbenturan dapat
menghilangkan rasa sakit, menetralkan racun, memerangi penyakit,
serta membantu menyerap dan memanfaatkan oksigen. Ion negatif
dalam aliran darah akan mempercepat pengiriman oksigen ke dalam
sel dan jaringan.
Konsumsilah air minum secukupnya dan tidak berlebihan, yaitu tidak lebih
dari 0.03 liter per kg berat badan. Jadi, misalnya seseorang memiliki
berat badan 50 kg, konsumsi air minum yang diperbolehkan untuk
orang tersebut adalah tidak lebih dari 1.5 liter per hari. Rekomendasi
ini sangat logis, karena berat badan seseorang tentunya berpengaruh
pada jumlah kebutuhan air yang harus diminumnya perhari. Orang
yang lebih gemuk (berat badan lebih besar) tentunya membutuhkan air
dalam jumlah yang lebih banyak dibandingkan orang yang kurus. Bila
kita sering mendengar anjuran untuk mengkonsumsi air sebanyak 2
liter perhari, itu bukan berarti semua kebutuhan air yang diperlukan
tubuh harus berasal dari air putih. Dua liter yang dianjurkan tersebut
bisa juga termasuk dari makanan atau minuman yang banyak
mengandung air, misalnya sup, air susu, buah, atau jenis makanan dan
minuman lainnya yang mengandung air. Aturan minum 2 liter perhari
berlaku bagi orang sehat. Sementara untuk penderita ginjal tentulah
harus dibatasi, tidak boleh minum air putih terlalu banyak, karena akan
semakin memperberat kerja ginjalnya. Minumlah air putih secara
bertahap, jangan sekaligus dalam satu waktu. Contohnya, 1 gelas
setelah bangun tidur, dilanjutkan 1 gelas sebelum dan sesudah sarapan,
kemudian 1 gelas sebelum dan sesudah makan siang, satu gelas
sebelum dan sesudah makan malam, dan 1 gelas sebelum tidur.
Ternyata masih banyak orang yang salah kaprah tentang anjuran
minum air putih ini. Hanya karena ingin mencukupi kebutuhan air
untuk tubuh, mereka minum air putih banyak sekaligus dalam satu
waktu. Dampaknya justru tidak bagus.
 Pada orang yang punya penyakit ginjal atau yang hanya
punya satu ginjal khususnya tidak boleh terlalu banyak
minum air putih. Itu karena ginjalnya tidak dapat
berfungsi dengan semestinya dan kebanyakan cairan
justru bisa menyebabkan hiperfiltrasi dan pembengkakan
ginjal.
 Kebanyakan minum air juga memberi dampak buruk
bagi Anda yang ginjalnya masih bekerja dengan baik.
Kelebihan cairan dalam tubuh dapat menyebabkan
penurunan kadar natrium di dalam darah. Kekurangan
kadar natrium bisa menimbulkan kantuk dan membuat
Anda gampang lelah.
 Ketika olahraga pun Anda tetap dianjurkan minum air
putih secukupnya, tidak boleh kelebihan ataupun
kekurangan. Asupan cairan harus disesuaikan
berdasarkan kegiatan fisik atau olahraga yang dilakukan.
Ingat kebutuhan air per hari untuk tiap-tiap orang
berbeda bergantung pada kondisi-kondisi tertentu, yaitu
aktivitas fisik, cuaca, diet, berat badan, jenis kelamin, dan
kondisi kesehatan. Untuk itu, minumlah secukupnya
disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi masing-
masing dan minumlah saat Anda merasa haus, karena
haus dan dahaga adalah indikator terbaik untuk
mengetahui kapan saatnya tubuh kita membutuhkan
minum.Selain haus, Anda juga dapat mengetahui
kecukupan jumlah cairan bagi tubuh lewat warna air seni
(kencing). Bila air seni berwarna kuning cerah/bening
dan jumlahnya banyak, itu berarti kebutuhan cairan tubuh
cukup baik dan sudah terpenuhi. Sedangkan jika warna
air seni berubah menjadi lebih gelap (kuning tua/oranye)
dan jumlahnya sedikit, itu berarti kebutuhan cairan tubuh
masih belum terpenuhi. Dalam keadaan santai atau ketika
tidak melakukan kegiatan fisik, volume cairan yang
dikeluarkan dari dalam tubuh mencapai 1,6 liter. Cairan
yang dikeluarkan dari urin sebanyak kurang-lebih 500
ml, dari kulit melalui keringat kurang-lebih 500 ml,
melalui saluran pernapasan 400 ml, dan melalui feses
(tinja) sebanyak 200 ml. Asupan cairan ke dalam tubuh
sebaiknya mengimbangi jumlah cairan yang dikeluarkan.
Cairan tersebut dapat Anda dapatkan bukan hanya
dengan minum air putih, tetapi juga dari cairan yang
berasal dari minuman dan makanan. Dalam kondisi tubuh
normal, asupan air tidak boleh berlebihan karena ginjal
normalnya hanya sanggup mengeluarkan sekitar 400-600
ml air per jamnya.

Daftar Pustaka

http://id.shvoong.com/exact-
sciences/biology/1870490-10-manfaat-air- putih/

http://jacksite.wordpress.com/2007/04/13/manfaat-air-
putih/
http://ebymedico.student.umm.ac.id/2010/03/03/air
-putih-yang-sehat/
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=en|
id&u=http://wiki.answers.com/Q/Are_there_any_n
egative_effects_of_drinking_t oo_much_water

http://club-melilea.com/manfaat-air-putih.html
SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN)
PEMBUANGAN / PEMILIHAN SAMPAH

Topik               : Pembuangan Sampah

Sub Topik        : Konsep Pembuangan Sampah

Sasaran            : masyarakat

Tempat            : universitas Fort De kock Bukittinggi

Hari/ Tanggal  : Kamis, 10 Juni 2021

Waktu             : 30 menit

A. Latar Belakang
Permasalahan sampah merupakan masalah yang masih menjadi fokus
utama yang perlu kita perhatikan.Masih banyak sampah yang berserakan yang
akan menimbulkan berbagai macam dampak negatih baik bagi manusia dan
makhluk hidup yang lain. titik awal dari solusi masalah sampah harus dimulai
dari kesadaran semua lapisan masyarakat, lembaga pendidikan, pengusaha dan
pemerintah bahwa semua problem sampah yang ada sekarang ini adalah
sumbernya dari kesalahan kita bersama. Gunadi (2004) mengungkapkan
bahwa kita masih lemah dalam disiplin memilah sampah organik dan sampah
anorganik. Maka dari itu pemaparan tentang pembuangan sampah sangatlah
dibutuhkan. Apalagi bila disampaikan kepada generasi-generasi muda agar
terdidik lebih dinisehingga dari kecil dapat membiasakan untuk berperilaku
yang positif.

B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah.

2. Tujuan Instruksional Khusus


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan warga mampu :
a. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
d. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah
e. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar

C. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Topik : pengolahan sampah


b. Sasaran : masyarakat
c. Metode :
- Ceramah
- Tanya jawab
- Demonstrasi
d. Media
 Laptop
 LCD
 Leaflet

e. Waktu dan tempat

Hari : Kamis, 10 Juni 2021

Jam : 10.00 WIB

Tempat : UFDK

f. Setting Tempat :

infocus

Moderator Dosen

Penyaji

peserta peserta
Observer

Keterangan :
: moderator : penyaji : pembimbing

:fasilitator : peserta : observer

g. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:
 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan

h. Kegiatan Penyuluhan

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA


KEGIATAN

1. PEMBUKAA 10 - Memberikan salam Menjawab salam -


N E - Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
- Menjelaskan kontrak
waktu dan bahasa
Mendengarkan dan
- Menjelaskan tujuan
penyuluhan menyetujui
Mendengarkan dan
memperhatikan
2. ISI 20 Menit Menggali pengetahuan Peserta mencoba LCD +
peserta pengertian menjawab Laptop
pembuangan sampah
Memberikan Menerima pujian
reinforcement positif
atas jawaban peserta Mendengarkan dan
Menjelaskan pengertian memperhatikan
sampah Mencoba untuk
Review pengetahuan menjawab
peserta mengenai
pengolahan sampah
Menggali pengetahuan
peserta tentang Jenis Mencoba untuk
sampah menjawab
Memberikan
reinforcement positif Menerima pujian
atas jawaban peserta
Mendengarkan dan
Menjelaskan ke pada memperhatikan
peserta mengenai Menerima pujian
Dampak sampah
terhadap Manusia dan Mendengarkan dan
lingkungan memperhatikan
Memberikan
reinforcement positif Mencoba untuk
atas jawaban peserta menjawab dan
menjelaskan
Menjelaskan tentang Hal
– hal yang perlu di Menerima pujian
perhatikan dalam
pembuangan sampah
Menggali pengetahuan
peserta tentang
beberapa cara
pembuangan sampah
secara benar dan
tidak benar
Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta

3. PENUTUP 10 Menit penyuluh melakukan Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
penyuluh menyimpulkan
materi yang telah Mendengarkan dan
disampaikan memperhatikan
panitia menyerahkan
leaflet dan Menerima dan menjawab
memberikan salam salam
penutup

23. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan


 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat

2. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan

3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu membina hubungan saling percaya
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
c. Peserta memahami mengenai:

1. 75% Peserta dapat menyebutkan pengertian sampah organik


dan nonorganik

2. 75% Peserta dapat menyebutkan Dampak sampah terhadap


Manusia dan lingkungan

3. 75% Peserta dapat menyebutkan Hal – hal yang perlu di


perhatikan dalam pembuangan sampah

4. 75% Peserta dapat menyebutkan beberapa cara pembuangan


sampah secara benar dan tidak benar

4. Lampiran
a. Materi
b. Leaflet
MATERI PENYULUHAN

1. Pengertian Pembuangan Sampah ( Refuse disposal )

Yang dimaksud dengan pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah
tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses
industri. sedangkan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.

Berdasarkan buku yang berjudul “Ayo ke Bank Sampah” yang ditulis oleh
kantor lingkungan hidup kota Magelang, dijelaskan bahwa menurut Lembaga
Penelitian Universitas Indonesia (1989), sampah adalah limbah yang
berbentuk padat atau setengah padat yang berasal dari kegiatan manusia pada
suatu lingkungan, terdiri dari bahan organik dan atau anorganik, logam, dan
atau non logam, dapat dibakar dan atau tidak dapat dibakar, tetapi tidak
termasuk buangan (kotoran) manusia (Kurniaty, 2016).

2. Jenis Sampah

Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah


Organik dan Sampah Anorganik.

d. Sampah Organik
merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami.

e. Sampah Anorganik

merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri. Beberapa
bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara lambat. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga berupa botol, botol plastik, tas plastik, kaleng dan
lain-lain. Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan
asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain
(misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah
anorganik.

Selain itu juga dijelaskan bahwa secara garis besar sampah dibedakan menjadi
tiga saja 1:

c. Sampah organik/basah
Sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur,
sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi.
d. Sampah anorganik/kering
Sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya: logam, besi,
kaleng, plastik, karet, botol, dll.
e. Sampah berbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik
bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dll. Sampah jenis ini memerlukan
penanganan khusus.

3. Pembagian Sampah

Sampah ini dibagi dalam :

a. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah


membusuk.
b. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang
tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.

4. Dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan

f. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan dan
tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut :
1) Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat
karena sampah memasuki air minum.
2) Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa
sisa makanan / sampah.
3) Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi
ikan yang terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan
akumulator yang dibuang di perairan umum).
g. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga
mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik seperti metana
(dapat menimbulkan bau dan gasnya dapat menimbulkan ledakan bila
konsentrasinya cukup besar).

5. Hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan sampah

Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuanagnnya.

Dari sampah ini harus diperhatikan :               

1) Penyimpanannya (Storage)

2) Pengumpulan (Collection

3) Pembuanagan (Disposal)

Tempat sampah sebaiknya :               

a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
b) Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang
lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
c) Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan oleh
pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan
pengumpul sampah mudah mencapainya.

6. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar

Beberapa cara membuang sampah yang tidak benar antara


lain :

a. Membuang sampah sembarangan tak peduli tempat sampah


b. Membuang sampah di sungai / kali
c. Meletakkan sampah di pinggir jalan dengan harapan diambil
tukang sampah
d. Mengumpulkan/mengoleksi sampah hingga banyak lalu dibakar
e. Menumpang buang sampah di tempat sampah pribadi orang
lainMenggali tanah lalu mengubur sampah

Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :

a. Memisahkan antara sampah yang bisa didaur ulang dan


yang tidak bisa didaur ulang
b. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non
organik (kering)
c. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun
pribadi
d. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis)
pada tukang beling/tukang loak barang bekas
e. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau
serahkan kepada ahlinya
f. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah
yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang
nantinya akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)

DAFTAR PUSTAKA

Kurniaty Yulia, Dkk . 2016 . Mengefektifkan Pemisahan Jenis Sampah Sebagai


Upaya Pengelolaan Sampah Terpadu Di Kota Magelang. Universitas
Muhammadiyah Magelang.
Gunadi, E. (2003). Permasalahan dan Alternatif Teknologi Pengolahan Sampah
Kota.
Hendri, dkk . 2018. Pengolahan Limbah Organik Dan Anorganik Sebagai
Transmode Upaya Peningkatan Kreativitas Masyarakat Pantai Gondaria
Pariaman. Universitas Bung hatta
SAP (SATUAN ACARA PENYULUHAN)
MANFAAT PENGGUNAAN MASKER

Topik : Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi


Sub Topik : Penggunaan Masker Baik Dan Benar
Sasaran : Masyarakat UFDK
Tempat : Kampus Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Hari/Tanggal : Senin,7-6-2021
Waktu : 1 X 30 Menit (Penyuluhan)

A. Tujuan Instruksional Umum


Setelah dilakukan pendidikan kesehatan tentang Pencegahan Infeksi Nosokomial
selama      1 x 30 menit diharapkan keluarga pasien mengerti tentang
Pencegahan Infeksi Nosokomial.
B. Tujuan Instruksional Khusus
a. Masyarakat mampu memahami tentang pengendalian infeksi
b. Masyarakat mampu memahami tentang penggunaan masker yang benar
c. Masyarakat mampu memahami tentang 6 langkah cuci tangan dengan
benar
C. Pokok Bahasan
Penggunaan masker dalam pencegahan dan pengendalian infeksi
D. Sub Pokok Bahasan
3. Pengertian infeksi
4. Proses dan Sumber Penyebaran Infeksi
5. Cara Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
E. Metode
7. Ceramah
8. Diskusi Kelompok
9. Tanya Jawab
F. Media
 Leaflet

 Seting tempat

LEMBAR BaLIKL
Keterangan :
: penyaji : moderator

: fasilitator : peserta

: observer : Dosen Pembimbing

G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
2. Membuka kegiatan dengan 3. Menjawab
mengucapkan salam salam
3. Memperkenalkan diri 4. Mendengark
4. Menjelaskan tujuan dari an
penyuluhan 5. Memperhati
5. Menyebutkan materi yang kan
akan diberikan 6. Memperhati
kan
2. 15 menit Pelaksanaan :
3. Menjelaskan penggunaan masker  Memperhatikan
4. Menjelaskan proses dan sumber
 Bertanya dan
penyebaran infeksi
menjawabpertany
5. Menjelaskan cara pengendalian dan
aan yang
pencegahan infeksi
diajukan
3. 5 menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab
tentang materi yang telah diberikan, pertanyaan
dan reinforcement kepada pasien
dan keluarga yang dapat menjawab
pertanyaan
4. 5 menit Terminasi :
i. Mengucapkan 4.
terimakasih atas peran serta peserta 5.
j. Mengucapkan salam
penutup

H. Evaluasi
j. Evaluasi Struktur
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di kampus
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
e. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
f. Pada penyuluhan sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : leaflet dan absensi peserta penyuluhan
k. Evaluasi Proses
b. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
c. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
l. Evaluasi Hasil
b. 100% sarana dan prasarana sudah lengkap
c. 90% kegiatan edukasi sudah dilakukan
d. 100% setiap anggota berjalan sesuai jobdesk
e. 100% kehadiran tepat waktu
f. 95% komunikasi antar peserta dan fasilitator berjalan dengan baik
g. 95% peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
oleh penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus yaitu dengan mampu
menyawab post test
BAB II
PEMBAHASAN

1. PENGGUNAAN MASKER
Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif langkah
pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran penyakit-
penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Masker dapat
digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai untuk melindungi diri
sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi) atau untuk mengendalikan
sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah penularan lebih
lanjut).Namun, penggunaan masker saja tidak cukup memberikan tingkat
perlindungan ataupengendalian sumber yang memadai. Karena itu, langkah-
langkah lain di tingkat perorangan dan komunitas perlu juga diadopsi untuk
menekan penyebaran virus-virus saluran pernapasan. Terlepas dari apakah masker
digunakan atau tidak, kepatuhan kebersihan tangan, penjagaan jarak fisik, dan
langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) lainnya sangat
penting untuk mencegah penularan COVID-19.

2. CARA MEMAKAI MASKER YANG BAIK DAN BENAR


Cara memakai masker yang baik dan benar:
i. Biasakan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum menggunakan
masker,boleh menggunakan air yang mengalir dengan sabun, boleh
juga menggunakan cairan antiseptic berbahan dasar alcohol.
ii. Pastikan hidung, mulut dan dagu tertutup seluruhnya, bagia berwarna
berada depan, dan bagian berwarna putih yang menempel diwajah.
iii. Tekan bagian atas masker yang ada kawatnya agar sesuai bentuk
hidung.Selanjutnya bagaimana cara membuka dan membuang masker
yang benar
iv. Gantilah masker jika rusak, kotor atau basah.
v. Lepas kaitan masker dari telinga atau ikatan masker, pastikan tidak
memegang bagian depan masker.
vi. Buanglah masker dengan melipat masker lalu buang ke dalam tempat
sampah.
vii. Pemakaian masker maksimal 4 jam

3. CARA MENCUCI TANGAN YANG BAIK DAN BENAR


Dalam kaitan pandemi, Kementerian Kesehatan pada Maret 2020
menerbitkan Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Covid-19 yang
menganjurkan mencuci tangan untuk mencegah penularan Covid 19,
selain penggunaan masker, menjaga jarak fisik dan tidak menyentuh
bagian wajah. Metode pencegahan ini makin relevan karena hingga saat ini
belum ditemukan vaksin dan obat-obatan Covid, serta banyaknya orang
tanpa gejala (OTG) yang mampu menularkan kepada orang lain di
sekitarnya.Pencegahan ini akan optimal jika mencuci tangan dilakukan
dengan baik dan benar, menggunakan air mengalir dan sabun, lama 40-60
detik, serta mengikuti metode 6 langkah sesuai anjuran Kementerian
Kesehatan yang diadopsi dari WHO. enam cara mencuci tangan yang baik
dan benar:
a. Basahi tangan, gosokkan sabun, lalu gosok kedua telapak tangan
dengan arah memutar.
b. Usap dan gosok kedua punggung tangan secara bergantian.
c. Gosok sela-sela jari hingga bersih.
d. Bersihkan ujung jari bergantian dengan posisi mengunci.
e. Gosok dan putar kedua ibu jari secara bergantian.
f. Letakkan ujung jari ke telapak tangan, gosok perlahan secara
bergantian, kemudian bilas dengan air.
g.
4. ETIKA BATUK DAN BERSIN
Batuk bukanlah suatu penyakit. Batuk merupakan mekanisme pertahanan tubuh
pernapasan dan merupakan gejala suatu penyakit atau reaksi tubuh terhadap iritasi
di tenggorokan karena adanya lendir,makanan,debu,asap dan sebagainya. Etika
adalah teori tentang tingkah laku perbuatan manusia dipandang dari segi baik dan
buruk sejauh yang dapat ditentukan oleh akal.Etika Batuk adalah tata cara batuk
yang baik dan benar, dengan cara menutup hidung dan mulut dengan tissue atau
lengan baju. jadi bakteri tidak menyebar ke udara dan tidak menular ke orang lain.
Seperti hal lainnya, batuk dan bersin juga memiliki etika. Banyak orang yang
salah langkah saat mengalami batuk dan bersin, kebanyakan malah menutupi
mulut dan hidungnya dengan telapak tangan. Namun hal ini belum tentu benar,
karena kuman dapat berpindah ke tangan dan menyebar tanpa kita sadari melalui
sentuhan
atau bersalaman. Lalu bagaimana etika batuk dan bersin yang benar? Berikut
caranya:
a. Tutup mulut dan hidung menggunakan tisu atau lengan baju anda bila
batuk atau bersin
b. Buang tisu yang sudah digunakan ke tempat sampah
c. Cuci tangan menggunakan air bersih dan sabun atau handsanitizer
d. Saat anda batuk atau flu gunakan masker agar orang lain tidak
tertular.tidak meletakkan masker bekas dipakai pada leher karena bisa
menyebar kembali virus dan bakteri ketika digunakan kembali

5. RANTAI PENULARAN INFEKSI


Menurut Potter & Perry (2005) proses terjadinya infeksi seperti rantai yang saling
terkait antar berbagai faktor yang mempengaruhi, Proses tersebut melibatkan
beberapa unsur diantaranya:
a. Agen infeksi  (infectious agent) adalah mikroorganisme yang dapat
menyebabkan infeksi.  Pada manusia dapat berupa bakteri, virus, ricketsia,
jamur dan parasit.
b. Reservoir atau tempat dimana agen infeksi dapat hidup, tumbuh,
berkembang biak dan siap ditularkan kepada orang. Reservoir yang paling
umum adalah manusia, binatang, tumbuh-tumbuhan, tanah, air dan bahan-
bahan organik lainnya. Pada manusia: permukaan kulit, selaput lendir
saluran nafas atas, usus dan vagina
c. Port of exit (pintu keluar) adalah jalan darimana agen infeksi
meninggalkan reservoir. Pintu keluar meliputi : saluran pernafasan, saluran
pencernaan, saluran kemih dan kelamin, kulit dan membran mukosa,
transplasenta dan darah serta cairan tubuh lain.
d. Transmisi (cara penularan) adalah mekanisme bagaimana transport agen
infeksi  dari reservoir ke penderita (yang suseptibel). Ada beberapa cara
penularan yaitu :
a. Kontak (contact transmission):
b. Langsung/direct:   kontak badan ke badan pada saat pemeriksaan fisik,
memandikan pasien.
c. Tidak langsung/indirect: kontak melalui objek (benda/alat) perantara:
melalui instrumen, jarum, kasa, tangan yang tidak dicuci.
d. Droplet: partikel droplet > 5 μm melalui batuk, bersin, bicara, jarak
penyebaran pendek, tidak bertahan lama di udara, “deposit” pada
mukosa konjungtiva, hidung, mulut contoh: Difteria, Pertussis,
Mycoplasma, Haemophillus influenza type b (Hib),  virus Influenza,
mumps, rubella.    
e. Airborne: partikel kecil ukuran <  5 μm, bertahan lama di udara, jarak
penyebaran jauh, dapat terinhalasi, contoh: Mycobacterium
tuberculosis, virus campak, Varisela (cacar air), spora jamur.
f. Vehikulum : Bahan yang dapat berperan dalam mempertahankan
kehidupan kuman penyebab sampai masuk (tertelan) pada pejamu
yang rentan. Contoh: air, darah, serum, plasma, tinja, makanan.
g. Vektor : Artropoda (umumnya serangga) atau binatang lain yang dapat
menularkan kuman penyebab  cara menggigit pejamu yang rentan atau
menimbun kuman penyebab pada kulit pejamu atau makanan. Contoh:
nyamuk, lalat, pinjal/kutu, binatang pengerat.
e. Port of entry (Pintu masuk) adalah tempat dimana agen infeksi memasuki
pejamu (yang suseptibel). Pintu masuk bisa melalui:  saluran pernafasan,
saluran pencernaan, saluran kemih dan kelamin, selaput lendir, serta kulit
yang tidak utuh (luka).
f. Pejamu rentan (suseptibel) adalah  orang yang tidak memiliki daya tahan
tubuh yang cukup untuk melawan agen infeksi serta mencegah infeksi atau
penyakit. Faktor yang mempengaruhi: umur, status gizi, status imunisasi,
penyakit kronis, luka bakar yang luas, trauma atau pembedahan,
pengobatan  imunosupresan. Sedangkan faktor lain yang mungkin
berpengaruh adalah jenis kelamin, ras atau etnis tertentu, status ekonomi,
gaya hidup, pekerjaan dan herediter.

6. PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN INFEKSI (PPI)


Proses terjadinya infeksi bergantung kepada interaksi antara suseptibilitas
pejamu, agen infeksi (patogenesis, virulesi dan dosis) serta cara penularan.
Identifikasi faktor resiko pada penjamu dan pengendalian terhadap infeksi
tertentu dapat mengurangi insiden terjadinya infeksi (HAIs), baik pada
pasien ataupun pada petugas kesehatan. (Depertemen Kesehatan, 2009).

a. Elemen yang Berperan


1. Masyarakat
2. Lingkungan

7. HAL PENTING TENTANG YANG HARUS DIKETAHUI OLEH


MASYARAKAT
a. Cuci tangan dengan cara yang benar di saat yang tepat
Menjaga kebersihan tangan dengan cuci tangan dengan baik dan benar
dapat mencegah penularan mikroorganisme dan menurunkan frekuensi
infeksi nosokomial. Teknik yang digunakan adalah teknik cuci tangan 6
langkah. Dapat memakai sabun dan air mengalir atau handrub berbasis
alkohol.
Kapan Mencuci Tangan?
a. Sebelum kontak dengan masyarakat
b. Sebelum melakukan tindakan aseptik dan bersih
c. Setelah terpapar cairan tubuh pasien
d. Setelah kontak dengan pasien
e. Setelah terpapar dengan benda-benda disekitar pasien

Alternatif Kebersihan Tangan


Handrub berbasis alkohol 70%:
a. Pada tempat dimana akses wastafel dan air bersih terbatas
b. Tidak mahal, mudah didapat dan mudah dijangkau
c. Dapat dibuat sendiri (gliserin 2 ml  dan 100 ml alkohol 70 %)
d. Jika tangan terlihat kotor, mencuci tangan  air bersih mengalir dan
sabun harus dilakukan
e. Handrub antiseptik tidak menghilangkan kotoran atau zat organik,
sehingga jika tangan kotor harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir
f. Setiap 5 kali aplikasi Handrub harus mencuci tangan  sabun dan air
mengalir
g. Mencuci tangan sabun biasa dan air bersih mengalir sama efektifnya 
mencuci tangan  sabun antimikroba
h. Sabun biasa mengurangi terjadinya iritasi kulit

Enam langkah kebersihan tangan

Langkah 1    : Gosokkan kedua telapak tangan


Langkah 2    : Gosok punggung tangan kiri dengan telapak tangan kanan,
dan lakukan sebaliknya
Langkah 3    : Gosokkan kedua telapak tangan dengan jari-jari tangan
saling menyilang
Langkah 4    : Gosok ruas-ruas jari tangan kiri dengan ibu jari tangan
kanan dan lakukan sebaliknya
Langkah 5    : Gosok Ibu jari tangan kiri dengan telapak tangan kanan
secara memutar, dan lakukan sebaliknya
Langkah 6    : Gosokkan semua ujung-ujung jari tangan kanan di atas
telapak tangan kiri, dan lakukan sebaliknya
Untuk mencuci tangan :
1. Lepaskan perhiasan ditangan dan pergelangan.
2. Basahi tangan dengan air bersih dan mengalir.
3. Gosok kedua tangan dengan kuat menggunakan sabun biasa atau yang
mengandung anti septik selama 10-15 detik (pastikan sela-sela jari
digosok menyeluruh). Tangan yang terlihat kotor harus dicuci lebih
lama.
4. Bilas tangan dengan air bersih dan mengalir.
5. Biarkan tangan kering dengan cara diangin-anginkan atau dikeringkan
dengan kertas tissue atau handuk pribadi yang bersih dan kering.
PROPOSAL PENYULUHAN
KETERSEDIAAN LAYANAN DIKLINIK KESEHATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI

Pokok bahasan : Ketersediaan Layanan Di Klinik Kesehatan

Sasaran : Semua masyarakat


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Hari/tanggal :

Waktu
: 30 menit

Tempat : Klinik Kasih Ibu


Universitas Fort de Kock Bukittinggi

Penyuluh :

A. Latar Belakang

`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem
kesehatan nasional yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. UU 36/2009 juga
memberikan gambaran bahwa pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang pola hidup sehat dan mencegah terjadinya permasalahan kesehatan
masyarakat atau penyakit. Sedangkan pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada penyembuhan dan pengobatan
suatu penyakit serta mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
(Laksono, 2016).
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Upaya Pengendalian Resiko pada
Unit Pengolahan Sampah Medis , audiens dapat :
1) Mengetahui apa saja layananyang tersedia di layanan kesehatan
C. Kegiatan Belajar Mengajar

a. Topik : Ketersediaan Layanan


Di Klinik Kesehatan
b. Sasaran : Seluruh masyarakat Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
c. Metode

- Ceramah

- Tanya jawab

d. Media
 Leaflet
 Lembar Balik

e. Waktu dan tempat

Hari :

Jam :

Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock


Bukittinggi

Setting
f. Setting Tempat :

Keterangan :

: Peserta
: Fasilitator&Observer

: Panitia

: Penyaji

: Moderator

g. Pengorganisasian
 Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan

 Moderator :
Tugas

 Membuka dan menutup acara penyuluhan


 Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
 Mengarahkan jalannya penyuluhan
 Menyimpulkan hasil penyuluhan

 Penyaji
:
Tugas
:

 Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan


 Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
 Menjawab pertanyaan peserta

 Fasilitator :
Tugas
:

 Memotivasi peserta untuk bertanya


 Menjawab pertanyaan peserta

 Observer
:
Tugas
:

 Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir


 Mencatat jumlah peserta yang hadir
 Mencatat tanggapan yang dikemukakan
 Menjawab pertanyaan peserta
 Melaporkan hasil kegiatan
h. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA

1. PEMBUKAAN 5 Menit a. Memberikan salam a. Menjawab salam -


b. Memperkenalkan diri, b. Mendengarkan dan
anggota kelompok memperhatikan
c. Menjelaskan kontrak c. Mendengarkan dan
waktu dan bahasa menyetujui
d. Menjelaskan tujuan d. Mendengarkan dan
penyuluhan memperhatikan
2. ISI 20 Menit a. Menggali a. Peserta mencoba LCD +
pengetahuan peserta menjawab Laptop
tentang layanan yang
tersedia di klinik
kesehatan
b. Menjelaskan apa saja
layanan kesehatan
yang tersedia di
klinik
c. Review kembali pada
b. Mendengarkan dan
peserta tentang
memperhatikan
layanan yang tersedia
di klinik kesehatan

d. Memberikan
c. Mencoba untuk
reinforcement positif
menjawab
atas jawaban peserta
d. Menerima pujian

3. PENUTUP 5 Menit a. Penyuluh melakukan a. Menjawab pertanyaan Leaflead


evaluasi yang diajukan
b. penyuluh b. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
c. Menerima dan
c. panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup

i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur

 Peserta menghadiri penyuluhan

 Peserta mengikuti dari awal sampai akhir penyuluhan

 Tersedianya alat media untuk melakukan penyuluhan

 Setting tempat sesuai dengan perencanaan

 Peserta memberikan respon terhadap pelaksanaan

 Peserta menyetujui kontrak waktu dan tempat


2. Evaluasi proses

 Peserta berpartisipasi selama kegiatan penyuluhan

 Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan

 Pelaksanaan sesuai rencana

 Peserta menyampaikan perasaan setelah penyuluhan

 Peserta serta dalam penyimpulan pertemuan


3. Evaluasi Hasil

 Peserta mampu membina hubungan saling percaya

 Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian

 Peserta memahami mengenai:

% Peserta dapat menyebutkan apa saja layanan yan tersedia di klinik


kesehatan

D. Lampiran

1. Materi
2. Leaflet

MATERI PENYULUHAN UPAYA PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP


SAMPAH MEDIS

A. Pengertian
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem kesehatan
nasional yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. UU 36/2009 juga memberikan gambaran
bahwa pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bertujuan untuk
menginformasikan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan mencegah
terjadinya permasalahan kesehatan masyarakat atau penyakit. Sedangkan
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada
penyembuhan dan pengobatan suatu penyakit serta mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat. Akses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dalam Jaringan merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu access
yang mempunyai arti jalan masuk. Sehingga secara umum akses pelayanan
kesehatan dapat diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan dengan
berbagai macam jenis pelayanannya yang dapat dijangkau oleh masyarakat
(Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016). Secara umum akses dapat
dibagi menjadi beberapa aspek, antara lain: akses geografis, ekonomi dan sosial.
Akses geografis dapat dideskripsikan sebagai kemudahan menjangkau pelayanan
kesehatan yang diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi,
infrastruktur jalan. Akses ekonomi lebih menekankan kepada kemampuan
masyarakat untuk mengalokasikan kemampuan finansialnya dalam menjangkau
pelayanan kesehatan. Sedang akses sosial lebih pada masalah komunikasi,
budaya, keramahan, dan kepuasan pelayanan (Laksono, 2016).

.B. Jenis Klinik

1)Klinik PratamaKlinik pratamamerupakan klinik yang menyelenggarakan


pelayanan medik dasar yang dilayani oleh dokter umum dan dipimpin oleh
seorang dokter umum. Berdasarkan perijinannya klinik ini dapat dimiliki oleh
badan usaha ataupun perorangan

. 2)Klinik UtamaKlinik utama merupakanklinik yang menyelenggarakan


pelayanan medik spesialistik atau pelayanan medik dasar dan spesialistik.
Spesialistik berarti mengkhususkan pelayanan pada satu bidang tertentu
berdasarkan disiplin ilmu, golongan umur, organ atau jenis penyakit tertentu.
Klinik ini dipimpin seorang dokter spesialis ataupun dokter gigi spesial

C.Layanan di klinik kesehatan


1.Akupuntur
2.Akupresur
3.Bekam
4.Pengobatan herbal

BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil Whinshield survey ditemukan beberapa

masalah yang terjadi di lingkup Universitas Fort De Kock

Bukittinggi yaitu gaya hidup kurang gerak dimana batasan

karakteristik diantaranya : deconditioninf fisik, pilihan yang

rendah gerak fisik, rata-rata aktivitas fisik harian kurang dari

yang dianjurkan menurut usia dan jenis kelamin. Kemudian

ditemukan perilaku kesehatan cenderung beresiko dimana

batasn karakteristiknya : gagal melakukan tindakan

pencegahan masalah kesehatan, gagal mencapai pengendalian

yang optimal, meminimalkan perubahan status kesehatan.

Selanjutnya, ditemukan ketidakefektifan manajemen

kesehatan dimana batasan karakteristiknya : gagal melakukan

tindakan untuk mengurangi faktor resiko, kesulitan dengan

regimen yang diprogramkan dan pilihan yang tidak efektif

dalam hidup sehari-hari untuk memenuhi tujuan kesehatan.

Kemudian data yang ditemukan yaitu ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan dimana batasan karakteristik

diantaranya ketidakmampuan bertanggung jawab untuk

memenuhi praktik kebutuhan dasar, pola perilaku kurang

mencari bantuan kesehatan, tidak menunjukkan minat pada

perbaikan perilaku sehat, tidak menunjukkan perilaku adaftif

terhadap perubahan lingkungan. Dan terakhir kesiapan

meningkatkan manajemen kesehatan dimana batasan

karakteristiknya mengekspreksikan keinginan untuk


melakukan penanganan terhadap faktor resiko,

mengekspresikan keinginan untuk melakukan penanganan

terhadap gejala, mengekspresikan keinginan untuk menangani

penyakit.

Sementara itu, data distribusi frekuensi masalah

keperawatan di klinik Universitas Fort de Kock Bukittinggi

yaitu, sakit kepala jumlah kunjungan 22, nyeri punggung

jumlah kunjungan 37, benda asing jumlah kunjungan 2, Luka

bakar jumlah kunjungan 5, nyeri menelan jumlah kunjungan

1, kecelakaan lalu lintas jumlah kunjungan 15, infeksi kulit

(herpes) jumlah kunjungan 2, batuk jumlah kunjungan 1, cek

tanpa indikasi jumlah kunjungan 7, persiapan donor jumlah

kunjungan 5, luka bakar jumlah kunjungan 3, disminore

jumlah kunjungan 1, sakit gigi jumlah kunjungan 3, benjolan

jumlah kunjungan 1.

Berdasarkan data yang ditemukan diatas dimana

terdapat lima diagnose keperawatan sehingga akan dilakukan

skoring untuk menentukan mana masalah yang menjadi

prioritas. Berdasarkan hasil skoring didapatlah masalah yang

akan di prioritaskan terlebih dahulu yaitu gaya hidup kurang

gerak, ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan, perilaku

kesehatan cenderung beresiko.


Selanjutnya, disusunlah intervensi berdasarkan NIC

yang kemudian dibuatkan kedalam SAP, lembar balik dan

dilakukan melalui pendidikan kesehatan. Sebelumnya mencari

jurnal yang mendukung untuk melakukan implementasi pada

masing-masing diagnose yang sudah diprioritaskan.

Implementasi dipilih berdasarkan point pada NOC.

Implementasi mulai dilakukan pada tanggal 7 Juni sampai 12

Juni 2021. Setelah implementasi dilakukan peserta mendapat

informasi dan pengetahuan tentang bagaimana mengatasi

masalah diagnose gaya hidup kurang gerak, ketidakefektifan

pemeliharaan kesehatan dan perilaku cenderung beresiko.

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil pelaksanaan kegiatan praktik komunitas yang kami

lakukan selama kurang lebih 3 minggu di Universitas Fort De Kock

Bukittinggi masalah yang kami ambil adalah

1. Gaya hidup kurang gerak (skor = 17)

2. Ketidakefektifan pemeliharan kesehatan (skor = 16)

3. Perilaku kesehatan cenderung beresiko (skor = 14)

4. Ketidakefektifan manajemen kesehatan (skor = 13)

5. Kesiapan meningkatkan manajement kesehatan (skor = 12)

Anda mungkin juga menyukai