KOMUNITAS di UNIVERSITAS
FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
OLEH ;
KELOMPOK 1
FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2021
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING
PENYUSUN : KELOMPOK 1
Pembimbing Kelompok 3
Puji dan Syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, karena atas berkat
dan rahmat-Nya penyusun bisa menyelesaikan penyusunan laporan ini. Laoran
ini merupakan laporan Praktik Keperawatan Profesi Ners Siklus Komunitas di
Universitas Fort De Kock Bukittinggi yang disusun untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah Siklus Komunitas.
Dalam penyelesaiian laporan ini, penyusun menyadari bahwa dalam proses
awal pembuatan laporan hingga akhir terselesaikannya laporan tidak terlepas
dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu dalam kesempatan ini penyusun
ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Allah SWT yang telah memberikan nikmat sehat maupun rezeki muai dari
proses pengkajian masalah hingga penyusunan laporan
2. Para dosen Pembimbing yang telah mengarahkan pemikirannya dan juga
membimbing kami dalam proses paraktik di Lapangan
3. Teman-teman kelompok yang sama-sama memberi dukungan selama
proses praktik di Siklus Komunitas
Penyusun menyadari bahwa ada kekurangan yang terdapat dalam laporan
ini, walaupun demikian penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi
dunia kesehatan khususnya dalam bidang keperawatan. Kritik dan saran yang
membangun sangat penyusun harapkan untuk perbaikan selanjutnya.
Penyusun
DAFTAR ISI
LEMBAR JUDUL
ABSTRAK
LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
A. Latar Belakang......................................................................................
B. Tujuan...................................................................................................
C. Metode Penulisan..................................................................................
BAB IV PEMBAHASAN...............................................................................
BAB V PENUTUP..........................................................................................
A. Kesimpulan...........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
untuk hidup, karena setiap manusia berhak untuk hidup dan memiliki
kesehatan utama merupakan salah satu pendekatan dan alat untuk mencapai
melalui Puskesmas dan Rumah Sakit sebagai rujukannya. Hal ini merupakan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
evaluasi.
C. Metode Penulisan
1. Lokasi Praktek
2. Waktu Praktek
yang kami lakukan berupa data sekunder (data yang kami dapat dari
dosen di gedung rektorat) dan data primer (data yang kami dapat melalui
rektorat).
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
serta berinteraki satu sama lain untuk mencapai tujuan. (Mubarak &
ibu hamil resiko tinggi, usia lanjut, penderita penyakit menular. Sasaran
2010).
kelompok
1. Sasaran individu
2. Sasaran keluarga
3. Sasaran kelompok
D. Pengkajian Komunitas
1. Data Umum
dipimpin oleh seorang Ketua Yayasan yang dijabat oleh Drs. Zainal
Bukittinggi, saat itu juga gagasan ini langsung direspon oleh Beliau,
karena pendirian Perguruan Tinggi ini sesuai dengan Visi dan Misi
sebagai kota pendidikan dan kota parawisata. Atas dasar visi dan
kesehatan (Rehabilitatif).
(sarjana keperawatan).
A. Pengkajian
Batasan karakteristik :
1) Deconditioning fisik
2) Pilihan yang rendah gerak fisik
3) Rata – rata aktivitas fisik harian kurang dari yang dianjurkan menurut
usia dan jenis kelamin.
2. Whinshield Survey
a. Gedung
1) Bangunan
mayoritas bangunan adalah bangunan permanen terbuat dari tembok
2) Arsitektur
hampir sama antara satu bangunan dengan bangunan yang lain.
Lantai yang terbuat dari porselen. Rata-rata di setiap bangunan
terdapat jendela dengan pencahayaan yang baik.
3) Keunikan lingkungan
tanah-tanah kosong di sekitar kampus dijadikan kebun untuk
menanam pohon yang menghasilkan buah-buahan.
b. Lingkungan Terbuka
1) Luas
luas wilayah kampus Universitas Fort De Kock
Kualitas: lahan terbuka digunakan untuk dijadikan kebun
2) Batas Wilayah
Gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana
terletak disebelah timur. Disebelah barat gedung keperawatan dan
kebidanan adalah gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi, farmasi
dan pasca sarjana. Disebelah utara gedung kesehatan
masyarakat,fisioterapi, farmasi dan pasca sarjana terdapat gedung
rektorat. Dibagian selatan gedung kesehatan masyarakat,fisioterapi,
farmasi dan pasca sarjana terdapat parkiran dan musholla
3) Transportasi
Transportasi menggunakan kendaraan pribadi (motor dan mobil) ,
Situasi jalan beraspal dan dibagian tengah lapangan menggunakan
paving blok
4) Pusat Pelayanan
Di area kampus terdapat klinik kesehatan, bank, kantin, perpustakan,
dan hall.
5) Kebiasaan Masyarakat
Sebelum pandemic covid-19 biasanya kegiatan yang dilakukan
yaitu melaksanakan apel dan senam sekali sebulan dan apabila ada
seminar dilaksanakan di aula atau hall. Pada saat pandemic seperti
sekarang tidak ada perkumpulan atau kegiatan yang biasa
dilaksanakan setiap bulan.
Kebiasaan masyarakat pada saat proses belajar mengajar
biasanya dengan metode tatap muka dan praktek laboran sedangkan
pada saat pandemic covid-19 hanya melakukan proses belajar
mengajar via online (daring) sehingga mengakibatkan kegiatan
aktifitas harian masyatakat dihabiskan dengan duduk dan sering
melakukan kegiatan yang monoton dan kurang gerak.
Masyarakat menginginkan pandemi cepat berlalu sehingga
proses belajar mengajar dapat dilaksanakan kembali secera efektif
dan kegiatan di Universitas dapat dilaksanakan dengan baik dan
tidak monoton. Serta masyarakat menginginkan untuk menerapkan
wilayah sehat/ phbs di kawasan Universitas Fort De Kock
Bukitinggi . Masyarakat biasanya melakukan aktititas di tempat kerja
sekitar lebih kurang 8 jam mulai dari jam 08.00 sampai dengan jam
16.00, dan selebihnya melakukan kegiatan di rumah.
Masyarakat juga masih sering membuang sampah di
lingkungan sekitar, serta tidak mematuhi membuang sampah sesuai
dengan tempatnya sehingga mengakibatkan sampah bercampuran.
Masyarakat masih sering merokok di area Universitas Fort De Kock,
padahal sudah ada larangan seperti poster mengenai larangan
merokok. Masyarakat masih mengabaikan protokol kesehatan seperti
cuci tangan dan pakai masker.
Masyarakat pada umunya sudah mengetahui dampak dari
merokok, mematuhi protokol kesehatan, dan buang sampah
sembarangan, tetapi masyarakat masih mengabaikannya.
Masyarakat kurang memanfaatkan pelayanan kesehatan yang
ada di kawasan Universitas Fort De Kock Bukittinggi.
8) Issue
9) Pencemaran Lingkungan
Terdapat tumpukan barang bekas di belakang kelas gedung
farmasi. Di lantai 3 gedung kesmas terdapat tumpukan material bahan
bangunan yang berserakan dan salah satu toilet laki-laki gedung
kesmas terdapat tumpukan barang seperti ember, kardus kosong dan
kertas bekas sehingga banyak jentik-jentik nyamuk terdapat pada
tumpukan barang tersebut.
Di area gedung juga tidak adanya pembeda jenis sampah yaitu
jenis sampah organik dan yang non organik. Di bagian fasilitas
kampus (klinik) juga tidak terdapat tempat pengolahan limbah medis
3. Analisa Data
Data Masalah Keperawatan
Data Sabjektif
-
Data Objektif
Tampak adanya tumpukan barang
bekas di belakang kelas gedung
kebidanan.
Selokan didepan gedung
keperawatan terdapat genangan air
dan tidak mengalir sehingga banyak
jentik-jentik nyamuk.
Tampak adanya tumpukan piring
kotor kotor di westafel toilet. Ketidakefektifan Pemeliharaan
Data Sabjektif
-
Data Objektif
Data Sabjektif
-
Data Objektif
Masyarakat pada umunya sudah
mengetahui dampak dari merokok,
mematuhi protokol kesehatan, dan
buang sampah sembarangan, tetapi
masyarakat masih mengabaikannya. Ketidakefektivan managemen
Masyarakat kurang memanfaatkan kesehatan (00078)
pelayanan kesehatan yang ada di
kawasan Universitas Fort De Kock
Bukittinggi.
Masyarakat tidak memanfaatkan
fasilitas untuk penerapak protokol
kesehatan serta poster poster
peringatan yang ada
Data Sabjektif
-
Data Objektif
Masyarakat menginginkan pandemi
cepat berlalu sehingga proses belajar
mengajar dapat dilaksanakan
kembali secera efektif dan kegiatan
di Universitas dapat dilaksanakan
dengan baik dan tidak monoton. Kesiapan Meningkatkan
Masyarakat menginginkan untuk managemen kesehatan (00162)
menerapkan wilayah sehat/ phbs di
kawasan Universitas Fort De Kock
Bukitinggi
B. Diagnosa Keperawatan
1. Prioritas Masalah Dan Diagnosa Keperawatan Komunitas
2. Diagnosa Prioritas
a. Gaya hidup kurang gerak (skor = 17)
No Kriteria Skor
1. Kesadaran masyarakat akan masalah
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
2. Motivasi masyarakat untuk menyelesaikan masalah
Tinggi 3
Sedang 2
Rendah 1
3. Kemampuan perawat dalam mempengaruhi penyelesaian masalah
siap 3
kurang siap 2
tidak siap 1
siap 2
kurang siap 1
0
tidak siap
Berat 3
Sedang 2
Ringan 1
6. Mempercepat penyelesaian masalah dengan resolusi yang dapat dicapai
Tinggi’ 3
Sedang 2
Ringan 1
C. Intervensi
Diagnosa
NOC NIC
Data Keperawatan
Kode Diagnosa Kode Hasil Kode Hasil
Data Sabjektif (00168) Gaya Hidup Prevensi Primer Prevensi Primer
(1823) - Pengetahu (4310) - Terapi
- Kurang
an : aktivitas
Data Objektif Gerak promosi (0200) - Peningkatan
kesehatan latihan
(1855)
Sebelum pandemic covid-19 biasanya - Pengetahu (4470) - Bantuan
an : gaya modifikasi diri
kegiatan yang dilakukan yaitu
hidup (4480) - Fasilitasi
melaksanakan apel dan senam sekali sehat tanggung
jawab diri
sebulan dan apabila ada seminar
Prevensi (5612) - Pengajaran :
dilaksanakan di aula atau hall. Pada saat (1633) Sekunder peresapan
- Partisipasi latihan
pandemic seperti sekarang tidak ada
latihan (0180) - Manajemen
perkumpulan atau kegiatan yang biasa (2004) - Kebugara energy
n fisik (6490) - Pencegahan
dilaksanakan setiap bulan.
jatuh
Kebiasaan masyarakat pada saat proses Prevensi Tersier (5360) - Terapi rekreasi
- Perilaku (1260) - Manajemenber
belajar mengajar biasanya dengan metode (1632) patuh : at badan
tatap muka dan praktek laboran sedangkan aktivitas
pada saat pandemic covid-19 hanya yang Prevensi Sekunder
(4310)
disarankan - Terapi
melakukan proses belajar mengajar via aktivitas
(0200)
online (daring) sehingga mengakibatkan - Peningkatan
(5360) latihan
kegiatan aktifitas harian masyatakat
(1260) - Terapi rekreasi
dihabiskan dengan duduk dan sering - Manajemen
beratbadan
melakukan kegiatan yang monoton dan
kurang gerak (4310) Prevensi Tersier
- Terapi
(0200) aktivitas
- Peningkatan
(4470) latihan
- Bantuan
(0140) modifikasi diri
- Peningkatan
mekanika
(5360) tubuh
(1260) - Terapi rekreasi
- Manajemen
berat badan
- Peningkatan latihan
- Bantuan modifikasi
diri
- Peningkatan
mekanika tubuh
- Terapi rekreasi
- Manajemen berat
badan
2. Ketidakefektif Prevensi Primer Prevensi Primer
an Masyaraka Dinno 7/6/2021 UFDK 70.000
- Bimbingan - Promosi
Pemeliharaan t (pagi)
antisipasif kesehatan
Kesehatan
- Perilaku Atika Afri 7/6/2021 UFDK 70.000
- Peningkatan kesehatan Masyaraka (siang)
Koping - Deteksi resiko t Meri
- Orientasi 8/6/2021 UFDK 70.000
- Pendidikan kesehatan (pagi)
kesehatan
Masyaraka Sari
t 8/6/2021 UFDK 70.000
- Skrinning Prevensi Sekunder (siang)
kesehatan
- Proses penyakit Boby
- Sumber sumber Masyaraka 9/6/2021 UFDK 100.000
- Panduan sistem
kesehatan t (pagi)
pelayanan
kesehatan - Pengetahuan
Mutia
manajemen nyeri
Masyaraka 9/6/2021 UFDK 70.000
- Idetifikasi resiko
t (siang)
Prevensi Tersier Rossa
- Manajemen
Motivasi 10/6/202 UFDK 70.000
lingkungan -
1
Masyaraka Nelfika (pagi)
- Peningkatan
t UFDK 70.000
kesadaran
10/6/202
kesehatan
Sonia ade 1
Masyaraka (siang) UFDK 70.000
- Bantuan modifikasi t
diri Sri 11/6/202
1
- Pencegahan Masyaraka (pagi) UFDK 70.000
penggunaan zat t
terlarang Mila
11/6/202
- Manajemen berat Masyaraka 1 UFDK 70.000
badan t (siang)
- Peningkatan 11/6/202
kesadaran diri Masyaraka 1
- Peningkatan latihan t (pagi
- Fasilitasi
pembelajaran
- Peningkan kesiapan
pembelajaran Masyaraka
- Fasilitasi tanggung t
jawab diri
Prevensi Sekunder
- Peningkatan latihan
- Pendidikan
kesehatan
- Panduan sistem
pelayanan
kesehatan
- Pengajaran
- Manajemen kasus
- Konseling
- Restrukturisasi
kognitif
- Manajemen
pengobatan
- Manajemen nutrisi
- Bantuan pasien
untuk mengontrol
pemberian
analgesik
- Bantuan perawatan
diri
- Manajemen berat
badan
Prevensi Tersier
- Dukungan
pengambilan
keputusan
- Perencanaan pulang
- Pendidikan
kesehatan
- Panduan sistem
pelayanan
kesehatan
- Konseling
- Manajemen
pengobatan
- Manajemen nutrisi
- Dukungan spiritual
- Dukungan
kelompok
- Manajemen berat
badan
3. Perilaku Prevensi Primer Prevensi Primer
Kesehatan - Modifikasi perilaku - Promosi Masyaraka Nopri 7/6/2021 UFDK 70.000
Cenderung - Peningkatan koping kesehatan t (pagi)
Beresiko - Pengajaran proses : - Keseimbangan Ilal 7/6/2021 UFDK 70.000
penyakit gaya hidup Masyaraka (siang)
- Bimbingan t Cika 8/6/2021 UFDK 70.000
antisipasif Prevensi Sekunder (pagi)
- Pendidikan Masyaraka
kesehatan - Patuh terhadap t Winda 8/6/2021 UFDK 70.000
- Bantuan aktivitas (siang)
penghentian kesehatan Sonia 9/6/2021 UFDK 100.000
merokok Masyaraka (pagi)
- Penikatan efikasi Prevensi Tersier t Rona 9/6/2021 UFDK 70.000
Motivasi (siang)
diri
Masyaraka
t Okja 10/6/202 UFDK 70.000
Prevensi Sekunder
1
- Pendidikan
kesehatan Masyaraka (pagi)
- Bantuan pasien t
untuk mengontrol
pemberian algesik
- Dukungan Masyaraka Febby UFDK 70.000
kelompok t 10/6/202
- Terapi kelompok 1
(siang)
Prevensi Tersier
- Konseling Zila 70.000
- Dukungan
kelompok Masyaraka Rani 11/6/202 70.000
- Modifikasi t 1
perilaku (pagi)
- Peningkatan koping 11/6/202
Yola 1 70.000
- Peningkatan peran
(siang)
- Peningkatan efikasi
Masyaraka
diri
t
- Pendidikan 11/6/202
kesehatan Masyaraka 1
- Bantuan t (pagi)
penghentian
merokok
Masyaraka
t
E. Implementasi dan Evaluasi
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) POSISI DUDUK YANG BENAR
SERTA PENANGANAN UNTUK MENGURANGI NYERI
BUKITTINGGI
Oleh :
OKTIA MIRANDA
(2014901010)
BUKITTINGGI
2021
PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Hari/tanggal :
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
LBP merupakan nyeri, ketegangan otot, atau kekakuan yang terlokalisir di
antara batas iga bagian bawah dan lipatan gluteus inferior, dengan atau tanpa
penjalaran ke paha dan/atau tungkai.1 Keluhan ini dapat disebabkan oleh
inflamasi, proses degeneratif, keganasan, kelainan ginekologi, trauma, dan
gangguan metabolik.6 Prevalensinya cukup bervariasi, di Amerika Serikat lebih
dari 80% penduduk pernah.
Di Indonesia diperkirakan jumlahnya lebih banyak lagi. Berdasarkan studi
yang telah dilakukan, kejadian tertinggi low back pain pada dekade ketiga dan
prevalensi meningkat pada usia 60-65 tahun dan kemudian secara bertahap
menurun. 7 Faktor resiko yang menyebabkan LBP adalah usia, IMT, jenis
kelamin, merokok, masa kerja, beban kerja, lama duduk, posisi kerja, kegiatan
repetisi, dan lingkungan fisik. Sebesar 90% kasus nyeri pinggang bawah bukan
disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam
bekerja.
Untuk meminimalisir risiko pada otot rangka (musculoskletal) dan
tulang belakang agar tidak mudah lelah dan terhindar dari nyeri maka kursi yang
digunakan oleh pekerja harus dilengkapi dengan sandaran pada bagian
punggung(Astutik, 2015). Jika posisi duduk tidak benar, maka tulang
belakang akan mendapat tekanan yang lebih besar dibandingkan bekerja dengan
posisi berdiri atau berbaring. Tekanan tulang belakang pada posisi selain duduk
yaitu sebesar100%, dan tekanan akan meningkat menjadi 140% bila pekerja
duduk dengan tegang dan kaku, dan tekananakan meningkat menjadi 190%
bila pekerja duduk dengan posisi membungkuk ke depan (Astutik, 2015).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan acara
penyuluhan (SAP) mengenai cara duduk yang benar serta aktivitas fisik dalam
upaya mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai latihan fisik kepada masyarakat Universitas fort
de kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi nyeri, dan melakukan
perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
- Ceramah
- Tanya jawab
d. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Setting
f. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
g. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
h. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi Hasil
D. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
2. Persyarafan
a. Ketika dites dengan cahaya dan sentuhan dengan peniti, pasien
merasakan sensasi pada kedua anggota badan, tetapi mengalami
sensasi yang lebih kuat pada daerah yang tidak dirangsang.
3. Nyeri
a. Nyeri punggung akut maupun kronis lebih dari dua bulan.
b. Nyeri saat berjalan dengan menggunakan tumit.
c. Nyeri otot dalam
d. Nyeri menyebar kebagian bawah belakang kaki.
e. Nyeri panas pada paha bagian belakang atau betis.
f. Nyeri pada pertengahan bokong.
g. Nyeri berat pada kaki semakin meningkat
h. Konsistensi nyeri yang berulang
b) Posisi kaki
Sebisa mungkin, letakkan kaki mendatar di lantai atau
di footrest. Kemudian, hindari menyilangkan kaki atau
pergelangan kaki. Posisi duduk yang ideal adalah tidak terlalu
rapat atau memberi jarak antara bagian belakang lutut dengan
kursi.
c) Posisi siku
Posisi duduk yang benar juga melibatkan siku yang
berbentuk L dengan lengan. Artinya, keyboard laptop atau
komputer idealnya berada sedikit di atas paha. Tujuannya
agar siku berada di angle terbuka yang nyaman meski berada di
posisi yang sama selama berjam-jam.
f) Leher rileks
Satu hal yang kerap dilakukan tanpa disadari oleh orang
yang seharian beraktivitas di depan laptop atau komputer
adalah leher menjadi kaku. Hal ini terjadi ketika posisi monitor
dan kursi tidak sesuai dengan seharusnya.Untuk itu, pastikan
Anda meletakkan laptop atau komputer dengan sudut kemiringan
yang tepat agar tidak memberi tekanan pada leher. Apabila leher
terasa pegal setelah beberapa jam di depan laptop atau komputer
itu wajar. Namun apabila pegal terasa hanya dalam beberapa
menit pertama, mungkin posisi duduk yang benar belum Anda
lakukan.
g) Buat workspace jadi nyaman
Apabila profesi menuntut Anda untuk terus berada di
depan laptop atau komputer seharian, jangan ragu
membuat workspace menjadi lebih nyaman. Contohnya dengan
menambahkan footrests, wrist pads, atau backrests sehingga bisa
bersandar dengan lebih nyaman.
3. Tidur
1. Hindari tidur diatas tempat tidur dengan kasur/busa/spring bed yang
turun lebih dari 5cm bila anda tidur.
2. Tidurlah miring dengan lutut ditekuk. Jangan tidur dengan kaki lurus
dan jangan tidur tengkurap. Kalau harus tidur terlentang, tekukkan
lutut.
3. Sebelum turun dari tempat tidur pada pagi hari, lakukan latihan
punggung bawah seperti menarik satu kaki dan dua kaki, baru berdiri
dengan periahan
Oleh :
RISA DIANA HASTI
(2014901014)
BUKITTINGGI
2021
PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
A. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama keterbatasan aktivitas
dan alasan alasan untuk tidak masuk kerja di seluruh dunia. Duduk dalam
waktu yang lama merupakan salah satu faktor resiko yang paling sering.
Aktivitas fisik berhubungan dengan beberapa penyakit. Nyeri punggung
bawah atau low back pain (LBP) adalah suatu masalah kesehatan yang
umumnya dialami dalam masyarakat. LBP didefinisikan sebagai suatu kondisi
tidak spesifik yang mengacu pada keluhan nyeri akut atau kronik dan tidak
kenyamanan pada atau di dekat daerah lumbosakral, yang dapat disebabkan
oleh inflamasi, degenerasi, keganasan, kelainan ginekologi, trauma dan
gangguan metabolik. LBP diklasifikasikan kedalam dua kelompok, yaitu
kronik dan akut. LBP akut akan terjadi dalam waktu kurang dari 12 minggu.
Sedangkan, LBP kronis terjadi dalam waktu 3 bulan (Idyan Zamna, 2007)
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang
nyata. Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum
diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia
bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di
Indonesia. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan
nyeri punggung. Pada setiap saat, lebih dari 10% penduduk menderita nyeri
punggung. Insidensi nyeri punggung di beberapa negara berkembang lebih
kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri
punggung akut maupun kronik. Dan berdasarkan diagnosis yang telah
dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi penyakit muskuloskeletal di
Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit (Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan
acara penyuluhan (SAP) mengenai aktivitas fisik (yoga) dalam upaya
mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan
pendidikan kesehatan mengenai aktivitas fisik (yoga) kepada masyarakat
Universitas fort de kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi
nyeri, dan melakukan perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik yang dapat
dilakukan diwaktu luang diharapkan seluruh dosen Universitas Fort De
Kock dapat memahami bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang
benar, diharapkan peserta penyuluhan dapat lebih memahami pentingnya
melakukan aktivitas fisik saat bekerja agar resiko-resiko yang terjadi dapat
berkurang.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang aktivitas fisik
(yoga), audiens dapat :
1) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika tidak diselingi
dengan aktivitas fisik dalam bekerja
2) Mengetahui bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar
dalam bekerja
- Ceramah
- Tanya jawab
d. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Setting
f. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
g. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
h. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi Hasil
Sasaran : Masyarakat
Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Waktu
: 30 menit
E. Latar Belakang
Salah satu permasalahan yang dihadapi pekerja baik di sektor swasta
ataupun negeri adalah terkait aspek ergonomi. Di Indonesia masalah
ketidaksesuaian aspek ergonomi antara sarana kerja dengan manusia serta
pengaruhnya terhadap kesehatan belum mendapatkan perhatian yang serius.
Hal ini terbukti dengan masih banyaknya tempat-tempat kerja yang tidak dan
belum berpedoman dengan kaidah ergonomi dalam hal penyediaan peralatan
kerja bagi pekerjanya.
Duduk yang dilakukan dalam jangka waktu lama dan dalam posisi statis
dapat menimbulkan berbagai gangguan kesehatan. Karena pada sikap kerja
statis terjadi kontraksi otot yang kuat dan lama tanpa ada kesempatan
pemulihan yang memadai. Selain itu aliran darah ke otot juga mengalami
hambatan. Umumnya gangguan yang muncul adalah gangguan pada leher,
bahu, punggung, dan lengan. Dari gangguan-gangguan tersebut akan muncul
keluhan rasa nyeri dan pegal-pegal pada beberapa otot tubuh (Suma’mur,
1991 dalam Permana, 2010). Salah satu masalah kesehatan yang dapat
ditimbulkan karena sikap kerja duduk adalah nyeri punggung bawah.
Fakta dilapangan terutama dalam institusi pendidikan, sangat jarang sekali
ditemukan adanya kebiasaan untuk melakukan peregangan. Kegiatan yang
bersifat fisikpun terkadang hanya dilakukan setiap jumat pagi. Universitas
Fort De Kock merupakan salah satu lembaga tinggi penyelenggara pendidikan
di bidang kesehatan. beberapa program studi yang dikelola diantaranya adalah
Profesi Ners, Program Studi Farmasi, Program Studi Keperawatan, Program
Studi Kesehatan Masyarakat, Program Studi Kebidanan, serta Program Studi
Ekonomi Dan Bisnis Digital. Dari hasil distribusi frekuensi masalah
keperawatan di klinik universitas fort de kock jumlah staf atau dosen yang
mengeluhkan nyeri punggung sebanyak 37 orang. Salah satu upaya untuk
menurunkan resiko terjadinya gangguan kesehatan seperti nyeri punggung
adalah dengan melakukan senam peregangan di tempat kerja.
F. Tujuan
3. Tujuan Umum
Setelah Dilakukan Penyuluhan Diharapkan Peserta Lebih
Memahami Dan Lebih Mengerti Tentang Peregangan di Tempat Kerja
4. Tujuan Khusus
Setelah Mengikuti Penyuluhan Diharapkan Peserta Mampu:
a. Menjelaskan Pengertian Dari Peregangan di Tempat Kerja
b. Mengetahui Tujuan Perengangan di Tempat Kerja
c. Mengetahui Manfaat Peregangan di Tempat Kerja
d. Mengetahui Langkah-Langkah dan Tips Peregangan di Tempat
Kerja
i. Topik : Peregangan di
Tempat Kerja
j. Sasaran : Masyarakat Universitas Fort De Kock Bukittinggi
k. Metode : Ceramah, Tanya jawab
l. Media : Lembar balik, Leaflet
m. Waktu dan tempat
Hari : Rabu, 09 Juni 2021
Jam : 14.00
n. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator & Observer
: panitia
: : LCD/Laptop
: Penyaji
: Moderator
o. Pengorganisasian
1. Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
2. Moderator : Riska Apria Fitri,
S.Kep
Tugas
3. Penyaji
: Ulfa Zakyiah, S.Kep
Tugas
:
5. Observer
: Sakiratunir Rahmah, S.Kep
Tugas
:
a) Mengamati jalannya penyuluhan dari awal sampai akhir
b) Mencatat jumlah peserta yang hadir
c) Mencatat tanggapan yang dikemukakan
d) Menjawab pertanyaan peserta
e) Melaporkan hasil kegiatan
p. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
reinforcement positif
atas usaha untuk
menjawab
t. Menjelaskan tentang l. Mendengarkan
di Tempat
3. PENUTUP 5 Menit d. Penyuluh melakukan d. Menjawab pertanyaan Leaflead
evaluasi yang diajukan
e. Penyuluh e. Mendengarkan dan
menyimpulkan memperhatikan
materi yang telah
disampaikan
f. Menerima dan
f. Panitia menyerahkan
menjawab salam
leaflet dan
memberikan salam
penutup
j. Evaluasi
4. Evaluasi Struktur
5. Evaluasi proses
Materi Terlampir
Senam Peregangan Di Tempat Kerja
A. Definisi Peregangan
Peregangan adalah bentuk dari penguluran atau peregangan pada
otot-otot di setiap anggota badan agar dalam setiap melakukan kegiatan
terdapat kesiapan serta untuk mengurangi dampak cedera yang sangat
rentan, meningkatkan fleksibilitas atau kelenturan tubuh, serta merelaksasi
otot yang stress.
Peregangan adalah kegiatan melakukan gerakan-gerakan yang
bertujuan melenturkan atau melemaskan kembali bagian-bagian tubuh
yang kaku. Peregangan merupakan salah satu aktivitas fisik dalam
program Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS). Gerakan
peregangan yang banyak dilakukan adalah gerakan aktif dinamis sekitar 3
menit. Hal ini sejalan dengan amanat UU No. 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan yaitu upaya kesehatan kerja wajib diselenggarakan pada setiap
tempat kerja agar dapat bekerja secara sehat dan tidak menimbulkan
penyakit bagi diri sendiri dan masyarakat sekitar.
B. Tujuan Peregangan
Peregangan ini bertujuan untuk mengurangi kelelahan dan
memulihkan konsentrasi serta untuk melancarkan sirkulasi darah sehingga
membantu mengendurkan ketegangan syaraf dan melatih otot agar lebih
kuat sehingga tidak mudah lelah saat bekerja.
MODIFIKASI DIRI/PERILAKU
A. Latar Belakang
lalunya.
D. Bentuk Kegiatan
E. Tempat Kegiatan
F. MEDIA
1. Leaflet
2. Infocus
G. Waktu Kegiatan
H. Metode
1. Penyuluhan/Ceramah
2. Tanya jawab
I. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Pemateri
: responden (Masyarakat)
: fasilitator
PELAKSANAAN KEGIATAN
A. Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluh
1. 5 menit Pembukaan :
1. Menjawab salam
1. Memberi salam
2. Mendengarkan
2. Menjelaskan tujuanpenyuluhan
dan
3. Menyebutkan materi/pokok
3. Memperhatikan
bahasan yang akandisampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menyimak
1. Menjelaskan materi penyuluhan
dan
secara berurutan dan teratur.
memperhatikan
2. Pelaksanaan intervensi
2. Mengikuti
intervensi
3. 5 menit Evaluasi :
Menyimak
a. Menyimpulkan intipenyuluhan
dan
b. Menyampaikan secara singkat
mendengarkan
materipenyuluhan
c. Memberi kesempatan kepada
ibu- ibu untukbertanya.
d. Memberi kesempatan kepadaibu-
ibu untuk menjawab pertanyaan yang
dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menjawab salam
a. Menyimpulkan materi penyuluhan
yang telahdisampaikan
b. Menyampaikan terima kasih atas
perhatian dan waktu yang telah di
berikan kepada peserta
c. Mengucapkan salam
B. Evaluasi
sebagai berikut :
menyebabkan perilaku yang dipermasalahkan. Antecendent ini
berkaitan dengan situasi tertentu (bila sendiri, bila bersama teman, saat
dan lamanya
a. Peningkatan perilaku,
b. Pemeliharaan perilaku,
adalah otot tangan dan otot kaki. Untuk melatih kekuatan otot pada
lurus di sisi kiri dan kanan atau juga bisa dilatih dengan
gerakan kayang
5) Kelincahan. Kelincahan umumnya dikenal juga dengan
Berikut ini adalah beberapa manfaat yang didapat jika Anda rutin
c) Mengatasi Depresi
f) Mencegah Insomnia
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Oleh :
SYAKIRATUNIR RAHMAH
(2014201028)
BUKITTINGGI
2021
PROPOSAL PENYULUHAN
Kock Bukittinggi
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
I. Latar Belakang
Secara umum menjadi tua atau menua (Ageing process), ditandai oleh
kemunduran . Pada aspek Fisik banyak terjadi penurunan yang salah satunya
salah satu penyebab dari kematian yang bisa terjadi pada lansia juga penyebab
masalah fisik yang sering terjadi pada lasia. Hal ini disebabkan karena dengan
dan mental. Akibat dari adanya perubahan fungsi dalam organ tubuh
menyebabkan individu mengalami masalah dalam pememenuhan kebutuhan
aktivitas sehari-hari.
Jatuh merupakan hasil dari campuran interaktif dan kompleks dari factor
pada lansia dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik (Lemier & Silver, 2008). Faktor intrinsik seperti gender, kelemahan
otot, defisit sensorik, penyakit kronis, gangguan kognitif dan usia (Edelberg,
sepatu yang tidak tepat dan desain rumah (Jamebozorgiet al, 2013).
J. Tujuan
1. Umum
Lebih
2. Khusus
Bukittinggi
s. Metode
- Ceramah
- Tanya jawab
t. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Bukittinggi
Setting
v. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
w. Pengorganisasian
Moderator :
Tugas
Penyaji
Tugas
Fasilitator :
Tugas
Tugas
L. Kegiatan penyuluhan
o u
Mengucap
Salam
Memperkenalkan Mendengarkan
Diri
Menjelaskan Memperhatikan
Tujuan Dari
Penyuluhan Memperhatikan
Kontrak Waktu
Memperhatikan
Menyebutkan
Tentang: menit
Mendengarkan
Tujuan Penjelasan
Manfaat Dan
Peserta Untuk
Bertanya
Penyuluh Peserta
Peserta
Terima Kasih
Atas Perhatian
Peserta Menjawab
Mengucap Salam Salam
Penutup
k. Evaluasi
6. Evaluasi Struktur
7. Evaluasi proses
apa saja resiko jika Aktivitas Fisik tidak dilakukan dengan baik
selama bekerja?
saat bekerja?
M. Lampiran
5. Materi
6. Leaflet
MATERI PENYULUHAN
kesehatan lansia.
B. Tujuan
tidak mengalami yang namanya jatuh atau cedera. Selain itu, para
pasien tersebut.
beresiko jatuh. Oleh karena itu, pastikan posisi tempat tidur selalu
dengan nyaman.
seperti tidak bisa berjalan atau faktor usia yang sudah tua. Hal
seperti ini sangat penting sekali diperhatikan karena ini juga dapat
manfaat untuk para pasien. Tetapi, stiker resiko jatuh tersebut juga
sama halnya sehingga hal ini dapat mengurangi resiko jatuh pasien
BUKITTINGGI
2021
PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Pokok bahasan : Aktivitas Fisik (Peregangan) yang Dapat Dilakukan
Dalam Mengurangi Aktivitas Duduk Bagi Dosen
Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
N. Latar Belakang
Nyeri punggung bawah adalah penyebab utama keterbatasan aktivitas dan
alasan alasan untuk tidak masuk kerja di seluruh dunia. Duduk dalam waktu yang
lama merupakan salah satu faktor resiko yang paling sering. Aktivitas fisik
berhubungan dengan beberapa penyakit.
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang nyata.
Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum diketahui secara
pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia bervariasi antara 7,6%
sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di Indonesia. Kira-kira 80%
penduduk seumur hidup pernah sekali merasakan nyeri punggung. Pada setiap
saat, lebih dari 10% penduduk menderita nyeri punggung. Insidensi nyeri
punggung di beberapa negara berkembang lebih kurang 15-20% dari total
populasi, yang sebagian besar merupakan nyeri punggung akut maupun kronik.
Dan berdasarkan diagnosis yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi
penyakit muskuloskeletal di Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit
(Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan acara
penyuluhan (SAP) mengenai aktivitas fisik (peregangan) dalam upaya
mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah dilakukan pendidikan
kesehatan mengenai latihan (peregangan) kepada masyarakat Universitas fort de
kock. Masyarakat dapat memahami tentang mengurangi nyeri, dan melakukan
perawatan diri terhadap nyeri punggung.
`
O. Tujuan
5. Tujuan Umum
6. Tujuan Khusus
3) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika tidak diselingi
dengan aktivitas fisik dalam bekerja
4) Mengetahui bagaimana cara melakukan aktivitas fisik yang benar
dalam bekerja
- Ceramah
- Tanya jawab
aa. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Setting
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
dd. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
l. Evaluasi
9. Evaluasi Struktur
Q. Lampiran
7. Materi
8. Leaflet
A. Pengertian
G. Pengertian Nyeri Punggung
Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung yang
berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah
tulang belakang. Tulang belakang adalah suatu kompleks yang
menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan
semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri. Nyeri punggung
adalah masalah yang sering dirasakan kebanyakan orang dalam hidup
mereka. Nyeri punggung biasanya dirasakan sebagai rasa sakit, tegangan,
atau rasa kaku di bagian punggung. Nyeri ini dapat bertambah buruk
dengan postur tubuh yang tidak sesuai pada saat duduk atau berdiri, cara
menunduk yang salah, atau mengangkat barang yang terlalu berat
(Hulandani, 2012).
H. Klasifikasi Nyeri Punggung.
Nyeri punggung dapat bersifat akut atau kronik, nyerinya berlangsung
terus menerus atau hilang timbul, nyerinya menetap di suatu tempat atau
dapat menyebar ke area lain. Nyeri punggung dapat bersifat tumpul, atau
tajam atau tertusuk atau sensasi terbakar. Nyerinya dapat menyebar sampai
lengan dan tangan atau betis dan kaki, dan dapat menimbulkan gejala lain
selain nyeri. Gejalanya dapat berupa perasaan geli atau tersetrum,
kelemahan, dan mati rasa.
I. Etiologi Nyeri Punggung
Nyeri punggung dapat disebabkan oleh berbagai kelainan yang terjadi
pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, amupun struktur
lain yang menyokong tulang belakang. Kelainan tersebut antara lain :
7. Kelainan kongenital/kelainan perkembangan: spondilosis dan
spondilolistesis, kiposkoliosis, spina bifida, gangguan korda spinalis.
8. Trauma minor: regangan, cedera whiplash
9. Fraktur: traumatik - jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, atraumatik
– osteoporosis, infiltrasi neoplastik, steroid eksogen
10. Herniasi diskus intervertebral.
11. Degeneratif: kompleks diskus-osteofit, gangguan diskus internal,
stenosis spinalis dengan klaudikasio neurogenik, gangguan sendi
vertebral, gangguan sendi atlantoaksial (misalnya arthritis reumatoid).
12. Arthritis: spondilosis, artropati facet atau sakroiliaka, autoimun
(misalnya ankylosing spondilitis, sindrom reiter)
J. Faktor Resiko Nyeri Punggung
Postur tubuh yang tegak tergantung pada lekukan tulang belakang yang
normal, dan lekukan tersebut bukan penyebab nyeri punggung. Obesitas
yang menyebabkan bobot abdomen menjadi berat, dan proses kehamilan
pada tahap lanjut, dapat mengubah kelengkungan tulang belakang dan
menyebabkan nyeri punggung. Dalam kasus kehamilan, rasa nyeri
biasanya menghilang setelah proses kelahiran. Beberapa kegiatan, seperti
jogging dan berlari di permukaan yang rata, angkat berat, dan duduk lama
(terutama di mobil, truk, dan kursi yang tidak nyaman), dapat
menyebabkan nyeri punggung.
K. Pengobatan Nyeri Punggung
Terapi Farmakologi :
Asetaminofen Penggunaan asetaminofen dosis penuh (2 sampai 4 g per
hari) sebagai terapi lini pertama didukung oleh bukti-bukti yang kuat dan
beberapa pedoman terapi (rekomendasi A). Harus diketahui bahwa pada
pasien dengan riwayat alkoholisme, sedang puasa, memiliki penyakit liver,
mengonsumsi obat tertentu (terutama antikonvulsan), atau orang tua yang
lemah, toksisitas hati dapat terjadi pada dosis yang direkomendasikan.
Terapi Non Farmakologis
Aktivitas: lakukan aktivitas normal. Penting untuk melanjutkan
kerja seperti biasanya.
Tirah baring: tidak dianjurkan sebagai terapi, tetapi pada
beberapa kasus dapat dilakukan tirah baring 2-3 hari pertama
untuk mengurangi nyeri
Olahraga : harus dievaluasi lebih lanjut jika pasien tidak
kembali ke aktivitas sehari-harinya dalam 4-6 minggu
L. Latihan (Stretching)
Pemberian latihan dilaksanakan selama 5 minggu dengan 3 kali pertemuan
setiap minggu dan dengan waktu satu kali latihan 20 menit.
J. Latar Belakang
Posisi kerja adalah postur yang dibentuk secara alamiah oleh tubuh pekerja
dalam sebuah pekerjaan. Dengan demikian rancangan sebuah posisi kerja dan
fasilitas kerja yang ergonomis perlu di sediakan untuk mencegah keluhan
Postur kerja merupakan titik penentu dalam menganalisa keefektifan dari suatu
pekerjaan.Jika postur yang di lakukan oleh pekerja sudah baik atau ergonomi
maka hasil yang di dapatkan oleh pekerja akan baik dan jika sebaliknya apabila
postur yang di lakukan oleh pekerja buruk atau tidak ergonomic maka hasil
Sari, 2016).
Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri
adalah penyerasian antara pekerja, jenis pekerjaan, dan lingkungan. Lebih jauh
lagi ergonomi adalah ilmu tentang hubungan di antara manusia, mesin yang
Menurut Fatimah, (2012) ergonomi adalah istilah dari bahasa yunani yang
terdiri dari kata “ergon” dan “nomos” yang arti ringkasnya adalah suatu aturan
atau norma dalam system kerja. Apabila pekerjaan atau aktivitas yang
dengan posisi duduk yang benar saat bekerja selama 30 menit, diharapkan
tanggu jawab diri dengan posisi duduk yang benar saat bekerja
dengan posisi duduk yang benar saat bekerja selama 30 menit, diharapkan
M. Bentuk Kegiatan
N. Tempat Kegiatan
O. MEDIA
3. Leaflet
4. Infocus
P. Waktu Kegiatan
Q. Metode
3. Penyuluhan/Ceramah
4. Tanya jawab
R. Setting Tempat
Keterangan :
: Moderator
: Pemateri
: responden (masyarakat)
: fasilitator
PELAKSANAAN KEGIATAN
C. Pelaksanaan Kegiatan
Penyuluh
1. 5 menit Pembukaan :
4. Menjawab salam
4. Memberi salam
5. Mendengarkan
5. Menjelaskan tujuan penyuluhan
dan
6. Menyebutkan materi/pokok
6. Memperhatikan
bahasan yang akan disampaikan
2. 15 menit Pelaksanaan :
3. Menyimak
3. Menjelaskan materi penyuluhan
dan
secara berurutan dan teratur.
memperhatikan
4. Pelaksanaan intervensi
4. Mengikuti
intervensi
3. 5 menit Evaluasi :
Menyimak
e. Menyimpulkan inti penyuluhan
dan
f. Menyampaikan secara singkat
mendengarkan
materi penyuluhan
dilontarkan
4. 5 menit Penutup :
Menjawab salam
d. Menyimpulkan materi penyuluhan
f. Mengucapkan salam
D. Evaluasi
E. Lampiran Materi
4. Pengertian Sikap Tubuh
Posisi kerja yang ergonomis adalah posisi kerja yang baik. Ergonomi sendiri
2013).
Sikap Badan adalah posisi alami tubuh yang diatur dan dibiasakan
sedemikian rupa sesuai dengan keadaan yang tersedia agar memperoleh rasa
nyaman, aman, sehat dan selamat. Selain itu perlunya memperhatikan sikap
badan juga guna untuk menghindari sikap badan yang tidak alamiah dalam
Manusia di muka bumi ini untuk dapat makan harus bekerja, sikap tubuh
suatu pekerjaan, mari kita mempelajari bagaimana sikap kerja yang efektif
Sikap badan atau posisi tubuh dalam bekerja kerja dengan Posisi
atas, panjang lengan bawah dan tangan, jarak lekuk lutut dan garis
punggung, serta jarak lekuk lutut dan telapak kaki.Posisi duduk pada
otot rangka (musculoskletal) dan tulang belakang terutama pada
pinggang harus dapat ditahan oleh sandaran kursi agar terhindar dari
kursi. Selain itu, duduklah dengan lutut tetap setinggi atau sedikit lebih
tidak saling menyilang. Jaga agar kedua kaki tidak menggantung dan
hindari duduk dengan posisi yang sama lebih dari menit. Selama duduk,
istirahatkan siku dan lengan pada kursi, jaga bahu tetap rileks (Wasisto,
(1982, 1984)
adalah tinggi badan berdiri, tinggi bahu, tinggi siku, tinggi pinggul,
tubuh pada kaki dan ini akan membuat bertambahnya biola berbagai
bentuk dan ukuran sepatu yang tidak sesuai, seperti pembersih (clerks),
dokter gigi, penjaga tiket, tukang cukur pasti memerlukan sepatu ketika
mana posisi kerja yang baik adalah bergantian antara posisi duduk dan
posisi berdiri, akan tetapi antara posisi duduk dan berdiri lebih baik
sangat sakit. Apabila otot menerima beban statis secara berulang dan
:TekananMikroklimatGetaranPenyebab Kombinasi
OLEH
A. LATAR BELAKANG
penyakit jantung coroner, dan diabetes mellitus tipe dua yang makin banyak
menyerang usia produktif, akan sangat baik jika setiap individu memahami
mencakup pola makan sehat, aktivitas fisik, dan manajemen berat badan
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Materi Penyuluhan
(terlampir)
D. Strategi Pelaksanaan
Hari : senin
6. Seting tempat
INFOCUS
Keterangan :
: moderator : penyaji
: pembimbing
: fasilitator : peserta
: Observer
7. Pengorganisasian :
E. PEMBAGIAN TUGAS
1. Peran Moderator
2. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
3. Peran Observer
peserta
4. Peran Fasilitator
5. peran dokumentasi
F. KEGIATAN PENYULUHAN
penyuluhan mendengarkan
obesitas mendengarkan
mendengarkan
change
G. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi Proses
benar
3. Evaluasi Hasil
pengertian obesitas
obesitas
obesitas
LAMPIRAN MATERI
A. Pengertian Obesitas
B. Penyebab Obesitas
1. Faktor Genetik
faktor genetik telah ikut campur dalam menentukan jumlah unsur sel
lemak dalam tubuh. Hal ini dimungkinkan karena pada saat ibu yang
obesitas sedang hamil maka unsur sel lemak yang berjumlah besar dan
bayi selama dalam kandungan. Maka tidak heranlah bila bayi yang
suatu bagian otak yang disebut hipotalamus sebuah kumpulan inti sel
banyak pembuluh darah dan daerah lain pada otak, sehingga lebih
menolak untuk makan atau minum, dan akan mati kecuali bila dipaksa
terjadi pada bagian HVM maka seseorang akan menjadi rakus dan
kegemukan.
3. Pola Makan Berlebihan
badan normal terhadap syarat lapar eksternal, seperti rasa dan bau
makan bila ia merasa ingin makan, bukan makan pada saat ia lapar.
keluar dan kegemukan jika sang individu tidak memiliki kontrol diri
4. Kurang Gerak/Olahraga
energi seseorang dengan berat normal, tapi bagi orang yang memiliki
5. Pengaruh Emosional
cenderung makan lebih banyak apa bila mereka tegang atau cemas,
dengan berat badan yang normal makan dalam situasi yang kurang
White (1977) pada kèlompok orang dengan berat badan berlebih dan
yang mengundang emosi yang berbeda, yaitu film yang tegang, ceria,
dengan berat badan kurang selera makan kripik tetap sama setelah
6. Lingkungan
7. Faktor Sosial
ukuran tubuh istri dan anak-anaknya, jika mereka gemuk berarti suami
artinya nilai kalori dan asupan makan besar dibanding nilai kalori
C. Dampak Obesitas
1. Sleep Apnea / henti nafas waktu tidur
2. Asma
3. Kanker payudara
4. Perlemakan hati
6. Ginjal
7. Prostat
8. Varises
9. Stroke
12. Hipertensi
13. Colon
1. Diet
Prinsip diet TLC adalah rendah lemak jenuh, kolesterol, dan sodium,
serta titik berat pada jumlah adekuat lemak tidak jenuh tunggal dan
ganda. Kadar zat-zat gizi yang tetap konstan pada pengurangan jumlah
kalori membuat diet TLC seimbang dan berkualitas tinggi untuk
namun juga berperan sebagai sumber energi. Selain itu, lemak juga
defi siensi energi dan zat gizi, peningkatan kadar trigliserida, dan
konsumsi lemak menjadi sepertiga total kalori berasal dari lemak tidak
lemak trans:
label nya
dalam minyak dan margarin, dan saat ini telah tersedia dalam berbagai
Dengan berfokus pada keseimbangan energi (atau defi sit energi untuk
memiliki hidup yang lebih berkualitas dengan status gizi yang baik
3. Aktivitas Fisik
dilihat pada tabel. Mengingat status gizi lebih dan kurangnya aktivitas
diabetes.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS)
CHIKA ANGELIA
(2014901039)
PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN & PENDIDIKAN
NERS FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS
FORT DE KOCK BUKITTINGGI
TAHUN 2021
1. Topik
: Perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Sasaran
:
a. sasaran : Civitas Akademika
Universitas Fort De Kock
b. Target
: Dosen & Staf Fort de Kock
3. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media
: Lembar balik dan
leaflet
5. Waktu dan tempat
a. Hari
: Selasa
b. Tanggal : 8- Juni-2021
c. Jam
: 10.00 – 10.40
d. Waktu
: 40 menit
e. Tempat : Universitas Fort de
Kock
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
a. Pengertian PHBS
b. Apa saja indikator di tatanan lingkungan kampus
c. pengertian pembuangan sampah.
d. Apa saja jenis sampah dan sumber sampah ?
e. Bagaimana pembagian sampah.?
f. Apa saja dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan ?
g. Apa saja dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah?.
h. Apa saja hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah?
i. Beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan tidak benar.
C. Tujuan Masalah
a. Menjelaskan Pengertian PHBS
b. Menjelaskan Apa saja indikator di tatanan lingkungan kampus
c. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
d. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
e. Menyebutkan pembagian sampah.
f. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
g. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
h. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah.
i. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar.
BAB II
TEORI
e. Tidak merokok
C. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah Organik
dan Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan
dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri.
Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol, botol
plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena kertas,
koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain
(misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah
anorganik.
D. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan
oleh :
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar maupun
pusat-pusat kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner foto
caopy, baterai dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto jerami
dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama musim
panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran gedung
dapat berupa organic maupun anorganik. Sampah organik : kayu, bambu,
triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja, kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan khusus
untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya. Sampah jenis ini
meliputi :
5. Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan, peralatan
operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua sampah ini
terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit lainnya yang
sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan sekitarnya.
E. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
1. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah
membusuk.
2. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada yang
tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.
1. Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter
kubik. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di
pojok dapur, karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus
sehingga rumah banyak tikus.
Tempat sampah sebaiknya :
1. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
2. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
3. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
1. Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-masing
untuk dibuang pada tempat tertentu
2. Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk sampah atau gerobak sampah
3. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan
palstik.
3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
1. Land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan samapah secara ini
hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish, sedangkan bila jenis
garbage atau tercampur dengan garbage, tempat pembuangan sampah
ini akan menjadi tempat perkembangbiakan serangga, tikus, juga
menimbulkan bau-bauan yang tidak sedap.
2. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup lagi dengan
tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah pengorekan oleh anjing,
tikus dan binatang-binatang lainnya. Cara ini memenuhi syarat
kesehatan.
3. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian dibakar sendiri.
Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan baik sebab bila tidak
asapnya mengotori udara dan bila tidak terbakar sempurna sisanya
tercecer kemana-mana.
4. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang telah
dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam incinerator
khusus (alat pembakar sampah). Incinerator ini mempunyai bagian-
bagian :
a. Tempat pengumpulan sampah
b. Ruang pengeringan
c. Ruang pembakaran atau Cerobong asap
Cara pembuangan sampah ini baik sekli tapi biayanya mahal.
5. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling (dihaluskan) dengan
alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam bentuk yang sudah
digiling ini, sampah menjadi tidak disukai lagi baik oleh serangga
maupun tikus-tikus.
6. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai penyubur
tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di negara-negara
maju misalnya di Amerika Serikat. Pada prinsipnya :
a. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan
lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih
dahulu.
b. Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos
digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi) oleh
bakteri pembusuk berlangsung dengan baik.
c. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat
pengatur suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar
proses pembusukan terjadi secra optimum.
d. Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang dapat
mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal ini tidak
perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup mengandung
mikrooranisema tersebut.
e. Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur dari
air limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali. Lama proses
pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6 minngu. Untuk
dijual ke pasaran, kompos ini dikeringkan, digiling kemabali dan
dibungkus.
7. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya.
Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.
8. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan, diambil
lagi misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan sebagainya.
Dari benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda baru yang berguna
misalnya karton, plastik alat-alat dari gelas dan sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi kantong
pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-sampah dari
kertas segera dibakar setelah dibuang.
A. Identifikasi Masalah
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah program pemerintah yang
diluncurkan pada tahun 2006 yang bertujuan untuk mengubah perilaku
masyarakat tidak sehat menjadi sehat. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
(PHBS) dapat dilaksanakan di masyarakat, rumah tangga, dan di Lingkungan
kampus. PHBS di lingkungan kampus adalah sekumpulan perilaku sehat yang
dipraktikkan oleh Mahasiswa, Dosen dan masyarakat lingkungan kampus atas
dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, sehingga secara mandiri mampu
meningkatkan kesehatan, berperan aktif dalam mewujudkan lingkungan
kampus yang sehat dan mampu mencegah penyakit. Kampus sebagai salah
satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan.
Mencegah timbulnya penyakit lebih baik daripada menderita sakit.
Paradigma sehat sebagai usaha dan proses untuk mengubah pola pikir kita dari
sudut pandang sakit menjadi sudut pandang sehat.Penerapan paradigma sehat
dilakukan dengan strategi pengarusutamaan kesehatan dalam pembangunan,
penguatan upaya promotif dan preventif, serta pemberdayaan
masyarakat.Salah satu wujud dari Paradigma Sehat tersebut adalah bentuk
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Pola hidup bersih dan sehat sangat
diperlukan untuk pencegahan penyakit (Erna & Wahyuni, 2011)(Karuniawati
& Berlina Putrianti, 2020).
Hal ini disebabkan karena banyaknya sampah di lingkungan sekitar, serta
tidak patuh membuang sampah sesuai dengan tempatnya seperti sampah
kering dan sampah basah harus dibedakan organik dan yang non organik
sehingga menyebabkan sampah bercampuran.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 40 menit warga diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan masyarakat mampu:
a. Menjelaskan pengertian pembuangan sampah.
b. Mengetahui jenis sampah dan sumber sampah.
c. Menyebutkan pembagian sampah.
d. Menyebutkan dampak sampah terhadap Manusia dan lingkungan.
e. Menyebutkan dampak negatif dan positif dari pembuangan sampah.
f. Mengetahui hal – hal yang perlu di perhatikan dalam pembuangan
sampah.
g. Menyebutkan beberapa cara pembuangan sampah secara benar dan
tidak benar.
C. Strategi Pelaksanaan
1. Topik
: Perilaku hidup bersih
dan sehat
2. Sasaran
:
a. sasaran : Civitas Akademika
Universitas Fort De Kock
b. Target
: Dosen & Staf Fort de Kock
3. Metode
: Ceramah dan Tanya Jawab
4. Media
: Infocus dan leaflet
5. Waktu dan tempat
a. Hari
: Sabtu
b. Tanggal : 9- Juni-2021
c. Jam
: 10.00 – 10.40
d. Waktu
: 40 menit
e. Tempat : Klinik Fort de Kock
6. Seting tempat
Keterangan :
: Penyaji : Audiens :
Observer
7. Pengorganisasian :
1. Penyaji
: Chika angelia
2. Moderator : Rona Rihadatulaisy
3. Notulen : Sonia silalahi
4. Observer : Winda elvia gusri
5. Fasilitator : Rahmadina Azila
6. Dokumentasi : Okja yudia sari
Pembagian Tugas
1.Peran Moderator
2.Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
3. Peran Notulen
- Mencatat poin-poin penting seputar informasi yang sedang
dibahas, diutarakan, atau disepakati bersama.
- Mencatat berbagai tindakan dari penyuluhan tersebut.
- Mencatat waktu, tempat, dan hasil dari kegiatan
4.Peran Observer
5.Peran Fasilitator
D. URAIAN KEGIATAN
Uraian Kegiatan
No Waktu Kegiatan Penyuluhan
Kegiatan Masyarakat
1. 5 menit Pendahuluan - Memberikan - Menjawab
salam salam
- Menjelaskan - Memperhatikan
tujuan kegiatan dan
penyuluhan mendengarkan
- Memperkenalkan - Menyetujui
diri, pembimbing kontrak
klinik dan
2. 20 Penjelasan anggota kelompok - Menjawab
menit materi
- Menggali
pengetahuan
audiens tentang - Memperhatikan
pengertian PHBS dan
- Memberikan mendengarkan
reinforcement - Menjawab
positif
- Menjelaskan
pengertian PHBS - memperhatikan
dan
- Menggali mendengarkan
pengetahuan - menjawab
audiens tentang
pengertian
pembuangan
sampah
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan - memperhatikan
pengertian dan
pembuangan mendengarkan
sampah - menjawab
- Menggali
pengetahuan jenis
sampah dan
sumber sambah
- memperhatikan
- Memberikan
dan
reinforcement
mendengarkan
positif
- menjawab
- Menjelaskan jenis
sampah dan
sumber sampah
- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
pembagian
sampah
- Memberikan
- memperhatikan
reinforcement
dan
positif
mendengarkan
- Menjelaskan
- menjawab
pembagian
sampah
- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
dampak sampah
terhadap manusia
dan lingkungan
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan
dampak sampah
terhadap manusia
dan lingkungan
- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
dampak negatif
dan positif dari
pembuangan
sampah
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan
dampak positif
dan negatif dari
pembuangan
sampah
- Menggali
pengetahuan
audiens tentang
tentang hal-hal
yang perlu di
perhatikan dalam
membuang
sampah
- Memberikan
3. Evaluasi reinforcement
10
positif
4. menit Penutup
- Menjelaskan hal-
5 menit hal yang perlu di
perhatikan dalam
membuang
sampah
- Menggali
pengetahuan
audiens cara
pembuangan
sampah secara
benar dan tidak
benar
- Memberikan
reinforcement
positif
- Menjelaskan cara
pembuangan
sampah secara
benar dan tidak
benar
Tanya jawab
Menyimpulkan
E. Evaluasi
1. Antusias masyarakat dan keaktifan peserta dalam mengikuti penyuluhan
2. Masyarakat mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
3. Penilaian dari posttest secara lisan
MATERI PENYULUHAN
C. Jenis Sampah
Berdasarkan asalnya, sampah padat dapat digolongkan sebagai Sampah
Organik dan Sampah Anorganik.
1. Sampah Organik
Merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun
tumbuhan dan hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari
kegiatan pertanian, perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan
mudah diuraikan dalam proses alami.
2. Sampah Anorganik
Merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui
seperti mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri.
Beberapa bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan
aluminium. Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat
diuraikan oleh alam, sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara
lambat. Sampah jenis ini pada tingkat rumah tangga berupa botol,
botol plastik, tas plastik, kaleng dan lain-lain.
Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan asalnya,
kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik
lain (misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan
sampah anorganik.
D. Sumber Sampah
1. Sampah Pemukiman, Perdagangan dan Perkantoran yang disebabkan
oleh :
a. Penduduk yang tinggal di sepanjang sungai dan pemukiman padat
langsung membuang sampah ke sungai dan saluran pembuangan.
b. Limpasan air hujan yang membawa sampah dari pasar-pasar
maupun pusat-pusat kegiatan dan pemukiman.
c. Sampah perkantoran terdiri dari kertas, alat tulis menulis, toner
foto caopy, baterai dll.
2. Sampah Pertanian dan Perkebunan
Sampah dari kegiatan pertanian tergolong bahan organik, seperto
jerami dan sejenisnya. Sebagian besar sampah yang dihasilkan selama
musim panen dibakar atau dimanfaatkan untuk pupuk
3. Sampah Bangunan dan Gedung
Sampah yang berasal dari kegiatan pembangunan dan pemugaran
gedung dapat berupa organic maupun anorganik. Sampah organik :
kayu, bambu, triplek dll. Sampah Anorganik : semen, ubin, besi, baja,
kaleng, kaca dll.
4. Sampah Khusus
Sampah khusus merupakan sampah yang memerlukan penanganan
khusus untuk menghindari bahaya yang akan ditimbulkannya.
5. Sampah Rumah Sakit
Merupakan sampah biomedis, seperti sampah dari pembedahan,
peralatan operasi, botol infus dan sejenisnya serta obat-obatan. Semua
sampah ini terkontaminasi oleh bakteri, virus dan pembawa penyakit
lainnya yang sangat berbahaya bagi manusia dan lingkungan
sekitarnya.
E. Pembagian Sampah
Sampah ini dibagi dalam :
3. Garbage : adalah sisa pengolahan ataupun sias makanan yang sudah
membusuk.
4. Rubbish : adalah bahan-bahan sisa pengolahan yang tidak membusuk.
Rubbish ini ada yang mudah terbakar misalnya : kayu, kertas. Ada
yang tidak terbakar misalnya kaleng, kawat dan sebagainya.
1. Penyimpanan Sampah
Untuk tempat sampah di tiap-tiap rumah isinya cukup 1 meter
kubik. Tempat sampah janganlah ditempatkan di dalam rumah atau di
pojok dapur, karena merupakan gudang makanana bagi tikus-tikus
sehingga rumah banyak tikus.
Tempat sampah sebaiknya :
a. Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah
rusak.
b. Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-
binatang lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
c. Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan
oleh pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa
sehingga karyawan pengumpul sampah mudah mencapainya.
2. Pengumpulan Sampah
Pengumpulan sampah dapat dilakukan :
a. Perorangan
Tiap-tiap keluarga mengumpulkan sampah dari rumahnya masing-
masing untuk dibuang pada tempat tertentu
b. Pemerintah
Pengumpulan sampah di kota-kota dilakukan pemerintah dengan
menggunakan truk sampah atau gerobak sampah
c. Swasta
Swasta hanya mengambil sampah-sampah tertentu sebagai bahan baku
pada perusahaannya misalnya untuk pembuatan kertas, karton dan
palstik.
3. Pembuangan Sampah
Pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :
a. Land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah. Pembuangan
samapah secara ini hanya baik untuk sampah-sampah jenis rubbish,
sedangkan bila jenis garbage atau tercampur dengan garbage,
tempat pembuangan sampah ini akan menjadi tempat
perkembangbiakan serangga, tikus, juga menimbulkan bau-bauan
yang tidak sedap.
b. Sanitary land fill
Sampah dibuang pada tanah yang rendah, kemudian ditutup
lagi dengan tanah paling sedikit 60 cm, untuk mencegah
pengorekan oleh anjing, tikus dan binatang-binatang lainnya. Cara
ini memenuhi syarat kesehatan.
c. Individual incineration
Sampah dari rumah dikumpulkan sendiri, kemudaian
dibakar sendiri. Pembakaran sampah ini harus dilakukan dengan
baik sebab bila tidak asapnya mengotori udara dan bila tidak
terbakar sempurna sisanya tercecer kemana-mana.
d. Incineration dengan incinerator khusus
Cara ini dikerjakan oleh pemerintah. Sampah-sampah yang
telah dikumpulkan dari truk / gerobak sampah dibakar dam
incinerator khusus (alat pembakar sampah). Incinerator ini
mempunyai bagian-bagian :
1. Tempat pengumpulan sampah
2. Ruang pengeringan
3. Ruang pembakaran atau Cerobong asap
e. Pulverisation
Semua sampah baik garbage maupun rubbish digiling
(dihaluskan) dengan alat khusus, kemudian dibuang ke laut. Dalam
bentuk yang sudah digiling ini, sampah menjadi tidak disukai lagi
baik oleh serangga maupun tikus-tikus.
f. Composting (dibuat pupuk)
Dari sampah yang terbuang masih dapat dibuat pupuk sebagai
penyubur tanah pertanian. Cara ini telah banyak dikerjakan di
negara-negara maju misalnya di Amerika Serikat. Pada
prinsipnya :
1. Mula-mula sampah-sampah dari gelas, logam dan bahan-bahan
lainnya yang tak dapat dijadikan kompos dipisahkan terlebih
dahulu.
2. Setelah dipisah-pisahkan, sampah yang akan dijadikan kompos
digiling menjadi halus agar proses pembusukan (dekomposisi)
oleh bakteri pembusuk berlangsung dengan baik.
3. Kemudian sampah diletakkan pada suatu tempat dimana proses
pembusukan akan terjadi. Tempat ini dilengakapi dengan alat
pengatur suhu, pengatur kelembaban dan pengaliran udara agar
proses pembusukan terjadi secra optimum.
4. Kadang-kadang ditambahkan starin mikro-organisme yang
dapat mempercepat proses pembusukannya, tapi sering kali hal
ini tidak perlu, karena pada sampah sendiri telah cukup
mengandung mikrooranisema tersebut.
5. Bila sampah yang sedang dibusukkan ini ditambahkan Lumpur
dari air limbah akan dihasiklkan kompos yang baik sekali.
Lama proses pembusukannya bervariasi antara 2 hari samapi 6
minngu. Untuk dijual ke pasaran, kompos ini dikeringkan,
digiling kemabali dan dibungkus.
g. Hogfeeding (sebagai makanan ternak)
Yang dapat dipergunakan yaitu jenis garbage misalnya sisa sayuran ,
ampas pembuatan tapioca,ampas pembuatan tahu dan sabagainya.
Diberikan kepada ternak sebagai makanannya.
h. Recycling
Dengan cara ini dimaksudkan untuk mengurangi jumlah sampah, maka
bagian-bagian sampah yang masih dapat dipakai/ digunakan,
diambil lagi misalnya kertas-kertas, gelas-gelas, logam-logam dan
sebagainya. Dari benda-benda ini dapat dihasilkan benda-benda
baru yang berguna misalnya karton, plastik alat-alat dari gelas dan
sebagainya.
Sangat berbahaya untuk kesehtan bila kertas-kertas dari tempat sampah
yang dikumpulkan kaum tuna-wisma, dipergunakan sebagi
kantong pembungkus makanan. Karena itu sebaiknya sampah-
sampah dari kertas segera dibakar setelah dibuang.
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
1. Memisahkan antara sampah yang bisa didaurulang dan
yang tidak bisa didaur ulang
2. Memisahkan antara sampah organik (basah) dengan sampah non
organik (kering)
3. Membuang sampah pada tempatnya baik milik publik/umum maupun
pribadi
4. Memberikan sampah yang masih bernilai secara cuma-cuma (gratis)
pada tukang beling/tukang loak barang bekas
5. Sampah basah/sampah organik bisa dijadikan pupuk, olah sendiri atau
serahkan kepada ahlinya
6. Jika malas untuk melakukan apa-apa, kita tinggal bungkus saja sampah
yang ada di kantong plastik dan buang di tempat yang benar yang
nantinya akan diangkut ke tempat pembuangan akhir (TPA)
DAFTAR PUSTAKA
Nurmala, I., Rahman, F., Nugoho, A., Erliyani, N., Laily, N., Anhar, VY.,
(2018). 9 786024 730406.
Sapti, M. (2019). Kemampuan Koneksi Matematis (Tinjauan Terhadap
Pendekatan Pembelajaran Savi), 53(9), 1689–1699.
Ubay. 2016. Pengertian Sampah Organik dan Anorganik Serta Contohnya
Lengkap, http://www.seputar pendidikan.com/2016/03/pengertian-
sampah-organik-
BIMBINGAN ANTISIPATIF MENGENAI
(PERUBAHAHAN PERILAKU MEROKOK PADA REMAJA)
Nama:
WINDA ELVIA GUSRI, S. Kep
NIM: 2014901022
Waktu
: 20 menit
1. LATAR BELAKANG
Merokok merupakan salah satu kebiasaan yang lazim dilakukan dalam
kehidupan sehari-hari, sehingga dimanapun tempat selalu ditemukan orang
merokok baik laki-laki, perempuan, anak kecil, anak muda, orang tuastatus
kaya atau miskin tanpa terkecuali. Padahal sebagian besar masyarakat sudah
mengetahui bahaya dari merokok namun pada kenyataannya merokok telah
menjadi kebudayaan (Tarwoto, dkk, 2010).
Di masa sekarang ini, merokok merupakan suatu pemandangan yang
sangat tidak asing. Kebiasaan merokok dianggap dapat memberikan
kenikmatan bagi si perokok, namun dilain pihak dapat menimbulkan dampak
buruk bagi si perokok sendiri maupun orang-orang disekitarnya. Para perokok
sudah mengetahui akan dampak dan bahaya merokok, namun masih tetap saja
melakukan aktivitas tersebut. Berbagai pihak sudah sering mengeluhkan
ketidak nyamanannya ketika berdekatan dengan orang yang merokok,
terbukti bahwa bahaya merokok bukan saja milik perokok tetapi juga
berdampak pada orang - orang disekelilingnya (Permathic, 2012).
Dalam rokok terkandung tidak kurang dari 4000 zat kimia beracun. Zat
kimia yang dikeluarkan ini terdiri komponen gas (85%) dan partikel. Nikotin,
gas karbonmonoksida, nitrogen oksida, hidrogen sianida, amoniak, akrolein,
asetilen, benzaldehid, urethan, benzen, methanol, kumarin, 4-etilkatekol,
ortokresol, dan perylene adalah sebagian dari beribu ribu zat di dalam rokok.
Rokok merupakan salah satu penyebab terjadinya masalah kesehatan yang
banyak dialami oleh masyarakat. Banyak penelitian yang membuktikan
bahwa kebiasaan merokok dapatmeningkatkan resiko timbulnya berbagai
macam penyakit seperti penyakit jantung, gangguan pembuluh darah, kanker
paruparu, kanker rongga mulut, kanker laring, kanker esofagus, bronkhitis,
tekanan darah tinggi, impotensi, serta gangguan kehamilan dan cacat pada
janin. Meskipun masyarakat mengetahui mengenai bahaya rokok bagi
kesehatan, angka konsumsi rokok di Indonesia semakin tahun semakin
meningkat. Bahaya rokok tidak hanya dirasakan oleh si perokok tetapi juga
dirasakan oleh Secondhand-Smokeatau yang biasa disebut dengan perokok
pasif, yaitu orangorang yang berada disekitarperokok aktif sehingga turut
menghirup berbagai senyawa kimia yang terkandung dalam asap rokok
(Rusip, 2011).
Menurut World Health Organization (WHO),tembakau membunuh
lebih dari 5 juta orang per tahun dan diproyeksikan akan membunuh 10 juta
orang sampai tahun 2020,dari jumlah itu 70% korban berasal dari negara
berkembang yang didominasi oleh kaum laki-laki sebesar 700 juta terutama
di Asia. WHO memperkirakan 1,1 miliar perokok dunia berumur 15 tahun ke
atas yaitu sepertiga dari total penduduk dunia. Indonesia menduduki
peringkat ke-5 dalam konsumsi rokok di dunia setelah China, Amerika
Serikat, Jepang dan Rusia (Tarwoto, dkk, 2010). Bahkan saat ini bukan hanya
orang dewasa saja yang aktif merokok namun sudah banyak terlihat anak-
anak dengan seragam SMP bahkan SD mulai merokok di kota - kota besar di
Indonesia. Hal ini tidak terlepas dari peran serta orang dewasa yang merokok.
Berbagai kandungan zat yang terdapat di dalam rokok memberikan dampak
negatif bagi tubuh penghisapnya, masalah ini masih sulit diselesaikan hingga
saat ini. Berbagai dampak dan bahaya merokok sebenarnya sudah
dipublikasikan kepada masyarakat, namun kebiasaan merokok masyarakat
Indonesia masih sulit untuk dihentikan, terbukti dari data WHO pertumbuhan
rokok Indonesia pada periode 2000-2008 adalah 0.9 % per tahun (Triyono,
2009).
Menurut PP. No. 19 (2003) mengatakan bahwa tingkat kematian akibat
kebiasaan merokok di Indonesia telah mencapai 57.000 orang pada setiap
tahunnya dan mencapai 4.000.000 kematian di dunia setiap tahunnya. Pada
tahun 2030 diperkirakan tingkat kematian akibat konsumsi tembakau akan
mencapai 10.000 orang tiap tahunnya, dengan sekitar 70% terjadi di
negaranegara berkembang termasuk Indonesia (Saktyoati, 2008).
2. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah diberikan bimbingan diharapkan Klien mampu memahami tentang
bahaya merokok dan berusaha untuk menghindarinya.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan bimbingan selama 1x15 menit diharapkan:
a) Klien dapat mengetahui pengertian Merokok
b). Klien dapat mengetahui kandungan kimia dalam rokok
c). Klien dapat mengetahui dampak fisikologis merokok terhadap fungsi kerja
organ tubuh
d). Responden dapat mengetahui cara menghindari dan menghentikan kebiasaan
merokok
e) Responden dapat mengetahui saran bagi bukan perokok dan perokok
3. MATERI
Terlampir
4. METODE
Metode yang digunakan adalah bimbingan face to face, dan penempelan
poster.
5. MEDIA
Media yang digunakan adalah Laptop dan Poster
6. KEGIATAN
7. EVALUASI
a. Klien dapat menyebutkan pengertian Merokok
b. Klien dapat menyebutkan 3 kandungan kimia paling berbahaya dalam
rokok
d. Klien dapat menyebutkan cara menghindari dan menghentikan
kebiasaan merokok
e. Klien dapat menyebutkan saran bagi bukan perokok dan perokok
Lampiran Materi
BAHAYA MEROKOK
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah kegiatan yang membakar rokok dan atau mengisap asap
rokok. Merokok merupakan salah satu penyebab gangguan kesehatan dan
penyebab kematian.(Kemendikbud, 2014).
Perokok Aktif Adalah orang yang menghisap rokok secara langsung melalui
mulut Perokok Pasif Adalah orang yang berada di sekitar perokok aktif yang
turut menghisap asap rokok bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri
melainkan asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan keluar dari
perokok aktif.
2. Tar
Tar dideskripsikan sebagai bahan partikulat (bahan padat halus yang
berukuran lebih kecil dari debu) yang turut masuk kedalam tubuh saat
perokok menghisap asap rokok dari dalam lintingan rokok yang menyala.
Setiap partikel tar merupakan komposisi dari bahan kimia organik dan
anorganik. Sebagian besar berupa nitrogen, oksigen, hydrogen,
karbondioksida, karbonmonoksida, dan bahan-bahan kimia organik lain
yang mudah menguap. Tar merupakan bahan kimia yang menjadi
penyebab noda kuning kecoklatan pada kuku dan gigi para perokok.
Selain itu, tar juga dapat membuat flek pada paru-paru. Benzopyrene
(senyawa polycyclic aromatic hydrocarbon) adalah salah satu zat
karsinogen (zat penyebab kanker) yang terkandung dalam tar.
Masih banyak terdapat cara-cara lain yang bisa ditempuh untuk berhenti
merokok. Remaja juga bisa memilih waktu yang tepat untuk mulai berhenti. Anda
boleh memilih hari atau tanggal tertentu yang bermakna dalam hidup anda,
misalnya hari ulang tahun, tahun baru, atau hari-hari lain, seperti bulan
Ramadhan, Galungan atau hari-hari besar lainnya. (Sugito, 2007).
A. Latar Belakang
Data dari provinsi Sumatra barat 9 juli 2020 Positif 785 orang, 653
orang yang sembuh, Meninggal 32 orang, Di Rawat/Karantina 100 orang.
Di puskesmas nilam sari kota bukittinggi terdapat 17 ODP dalam kondisi
sehat tanpa ada keluhan saat ini sudah tidak termasuk kategori ODP karena
sudah melewati masa karantina 14 hari pada bulan mei. untuk
PDP,OTG,dan pasien terkonfirmasi covid 19.
Kementerian Kesehatan beserta jajarannya di daerah tak henti-
hentinya melakukan sosialisasi, edukasi kepada masyarakat agar paham
apa yang harus dilakukan supaya terhindar dari Covid-19.
Upaya yang akan dilakukan adalah memutuskan rantai penyebaran virus,
salah satunya dengan mengajarkan pemakaian masker.
B. TUJUAN
C. SASARAN
Masyarakat
D. SUB POKOK BAHASAN
1. Defenisi masker
2. Tujuan pemakaian masker
3. Manfaat pemakaian masker
4. Dampak jika tidak memakai masker
5. Kapan waktu memakai masker
6. Pemakaian masker yang benar
7. Melepas masker yang benar
E. METODE PEMBELAJARAN
1. Tatap muka
F. MEDIA
Timbal balik
G. MATERI (Terlampir).
H. KEGIATAN PENYULUHAN.
I. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur.
a. Tempat dan alat tersedia sesuai perencanaan
b. Pre planning sudah di setujui
2. Evaluasi Proses.
a. Pelaksannaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah di
rencanakan.
b. Seluruh peserta dapat mengikuti acara atau kegiatan
penyuluhan sampai selesai
c. Seluruh peserta berperan aktif selama kegiatan.
3. Evaluasi Hasil.
a. Minimal 50 % masyarakat mengikuti penyuluhan dari awal
sampai akhir.
b. Minimal 50 % masyarakat yang mengikuti penyuluhan dapat
memehami maateri yang dijelaskan yaitu:
Lampiran Materi
A. Defenisi Masker
Masker medis didefinisikan sebagai masker bedah atau prosedur yang
datar atau memiliki lipatan; masker jenis ini dikencangkan pada kepala
dengan tali yang mengitari telinga atau kepala atau keduanya. Karakteristik
kinerjanya diuji menurut serangkaian metode uji terstandar (ASTM F2100,
EN 14683, atau yang setara) yang bertujuan untuk menyeimbangkan filtrasi
yang tinggi, kemudahan bernapas yang memadai, dan (opsional) resistansi
penetrasi cairan.
Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif
langkah pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran
penyakit-penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19.
Masker dapat digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai
untuk melindungi diri sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi)
atau untuk mengendalikan sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk
mencegah penularan lebih lanjut). Namun, penggunaan masker saja tidak
cukup memberikan tingkat perlindungan atau pengendalian sumber yang
memadai. Karena itu, langkah-langkah lain di tingkat perorangan dan
komunitas perlu juga diadopsi untuk menekan penyebaran virus-virus saluran
pernapasan. Terlepas dari apakah masker digunakan atau tidak, kepatuhan
kebersihan tangan, penjagaan jarak fisik, dan langkah-langkah pencegahan
dan pengendalian infeksi (PPI) lainnya sangat penting untuk mencegah
penularan COVID-19 dari orang ke orang.
Jenis masker beragam dengan fungsinya. Berikut perbedaan masker dan fungsinya
yang diyakini dapat mengurangi paparan Virus Corona ini.
1. Masker Kain
Menurut penelitian, masker kain memang tidak se-efektif masker N95
maupun masker bedah dalam menangkal Virus Corona hanya mampu
menangkal virus sebanyak 70%, jadi harus segera dicuci setelah dipakai
dalam waktu 4 jam dengan sabun dan air, air hangat lebih baik.
Dibandingkan masker kain, masker bedah dan masker respirator N95 jauh
lebih efektif dalam menyaring debu, bakteri, dan partikel yang ukurannya
sangat kecil seperti Virus Corona. Kedua jenis masker ini juga dapat
mencegah tembusnya percikan dahak atau air liur, karena memiliki lapisan
anti air.
Berikut ini adalah beberapa alasan mengapa masker kain kurang efektif
dalam mengurangi risiko penularan Virus Corona :
Masker kain kebanyakan dibuat oleh industri rumah tangga yang
proses pembuatan dan bahannya tidak mengikuti standar medis.
Kain yang digunakan tidak sama dengan bahan masker bedah atau
masker N95.
Ujung masker kain cenderung longgar, sehingga tidak dapat
menutupi area di sekitar hidung dan mulut dengan sempurna.
Masker kain tidak dapat mencegah masuknya partikel yang sangat
kecil, seperti Virus Corona, ke dalam hidung atau mulut melalui
udara.
Bila tidak digunakan dengan cara yang benar, masker kain justru
dapat meningkatkan risiko virus masuk ke dalam tubuh. Salah
satunya karena masker ini mudah bergerak dan longgar, sehingga
pemakainya perlu berulang kali menyentuh wajah untuk
menyesuaikan posisi masker.
Pilih masker yang sesuai dengan ukuran wajah dan dapat menutup
mulut, hidung, dan dagu.
Cuci tangan sebelum mengenakan masker, lalu kenakan masker pada
wajah dan selipkan talinya di belakang telinga atau ikat tali masker
di belakang kepala dengan erat agar masker tidak longgar.
Hindari menyentuh masker kain saat sedang dipakai. Jika ingin
memperbaiki posisi masker kain yang berubah atau longgar, cuci
tangan terlebih dahulu sebelum menyentuh masker.
Setelah selesai digunakan, lepaskan masker kain dengan hanya
menyentuh tali pengait atau pengikatnya, lalu segera cuci masker
kain dengan air bersih dan deterjen atau rebus masker di air
mendidih dengan suhu minimal 1300Celsius.
Segera ganti masker kain apabila sudah robek atau rusak.
Masker kain memang tidak sepenuhnya efektif melindungi diri dari Virus
Corona. Namun, mengenakan masker kain bila tidak tersedia masker
sekali pakai setidaknya dapat menurunkan risiko tertular Virus Corona,
dengan catatan masker kain dipakai dengan benar serta dibarengi upaya
pencegahan lainnya.
2. Masker Bedah
Masker bedah atau surgical mask merupakan jenis masker sekali pakai
yang mudah dijumpai dan sering digunakan tenaga medis saat bertugas.
Masker bedah dapat dijadikan pilihan untuk mencegah penyebaran Virus
Corona karena memiliki lapisan yang mampu menghalau percikan air liur.
Meski begitu, masker ini lebih efektif bila dikenakan oleh orang yang
sedang sakit untuk mencegah penularan kuman ke orang lain, ketimbang
oleh orang yang sehat untuk melindungi diri dari penyakit.
Kebanyakan masker bedah terdiri dari 3 lapisan yang memiliki fungsi
berbeda, yaitu :
Lapisan luar, yang anti air.
Lapisan tengah, yang berfungsi sebagai filter kuman.
Lapisan dalam, yang berguna untuk menyerap cairan yang keluar
dari mulut.
3. Masker N95
Masker N95 juga disarankan untuk mencegah penularan Virus Corona.
Masker yang cenderung lebih mahal dari masker bedah ini tidak hanya
mampu menghalau percikan air liur saja, tapi juga partikel kecil di udara
yang mungkin mengandung virus. Dibanding masker bedah, masker N95
terasa lebih ketat pada wajah karena telah didesain secara pas untuk
menutupi hidung dan mulut orang dewasa. Pada anak-anak, penggunaan
masker ini tidak disarankan karena ukuran masker bisa terlalu besar
sehingga tidak dapat memberikan perlindungan yang cukup. Walaupun
daya lindungnya lebih baik, masker N95 tidak disarankan untuk
penggunaan sehari-hari. Hal ini disebabkan desainnya yang membuat
orang yang memakai bisa sulit bernapas, gerah, dan tidak betah
memakainya dalam jangka waktu yang agak lama.
Masker bedah dan masker N95 dapat digunakan untuk mencegah paparan Virus
Corona. Namun, manfaat dari kedua masker ini hanya akan efektif jika digunakan
dengan benar.
Berikut adalah beberapa cara melepas masker yang benar, termasuk saat makan
atau minum, adalah sebagai berikut:
Oleh :
RONA RIHHADATHUL AISY
1614201030
A. Latar Belakang
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 1 2 0
yang berisi daun daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar
pada salah satu ujungnya dan dibiakan membara agar asapnya dapat
dipatuhi.
atau roh. Pada abad 16 ketika bangsa eropa menemukan benua amerika,
sebagian dari para penjelajah eropa itu ikut mencoba- coba menghisap rokok
Spanyol masuk ke Turki dan saat itu kebiasaan merokok mulai masuk negara-
negara islam.
Telah banyak riset yang membuktikan bahwa rokok sangat menyebabkan
terhadap tubuh, pasien dan keluarga pasien memahami tentang tahapan dalam
berhenti merokok.
mampu :
D. Strategi Pelaksanaan
1. Metode
2. Media
Lembar balik
a. Pengertian rokok
b. Kandungan rokok
c. Jenis rokok
d. Dampak merokok
e. Berhenti merokok
f. Kesimpulan
E. Pengorganisasian
Penyaji
Pembagian Tugas :
1. Peran Leader
atau mendominasi
c. Koordinator, yaitu mengarahkan proses kegiatan kearah pencapaian
dalam kegiatan
2. Peran Moderator
3. Peran Penyaji
a. Menyampaikan Materi
4. Peran Fasilitator
5. Peran Notulen
a. Mencatat Pertannyaan
6. Peran Observer
7. Peran Dokumentasi
a. Mendokumentasikan seluruh kegiatan penyuluhan
F. Setting tempat
Lembar balik
Keterangan:
: Moderator
: Penyaji
: Fasilitator
: Notulen
: Observer
: Dikumentasi
G. Kegiatan Penyuluhan
- Perkenalan - Memperhatikan
pelaksanaan
2. Penyampaian materi
- Dampak merokok
- Berhenti merokok
- Kesimpulan
untuk bertanya
peserta jawaban
3. Penutup
salam
H. Kritria Evaluasi
tugasnya
di sampaikan
A. Pengertian Rokok
Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila digunakan mengakibatkan
bahaya kesehatan bagi diri sendiri maupun masyarakat, oleh karena itu diperlukan
berbagai kegiatan pengamanan rokok bagi kesehatan. Rokok adalah hasil olahan
B. Kandungan Rokok
Setiap batang rokok yang dinyalakan akan mengeluarkan lebih 4000 bahan kimia
beracun yang membahayakan dan membawa maut. Dengan ini setiap sedutan itu
Bagaimanapun, racun paling penting adalah Tar, Nikotin dan karbon monoksida.
jantung dan strok. Hampir satu perempat penderita penyakit jantung adalah hasil
puncak dari tabiat merokok. Karbon Monoksida adalah gas beracun yang biasanya
dikeluarkan oleh kendaraan. Apabila racun rokok itu memasuki tubuh manusia
ataupun hewan, yang akan membawa kerusakkan pada setiap organ, yaitu bermula
organ reproduksi, ke saluran kencing dan kandung kencing, yaitu apabila sebagian
C. Jenis Rokok
Terdapat 2 jenis rokok yang umum yaitu, rokok putih dan rokok
kretek juga terbagi lagi menjadi rokok kretek filter dan non-filter.
yang berbeda dari rokok putih. Rokok kretek mengandung 5 komposisi tambahan
epoxide.Efek eugenol yang telah diteliti yaitu eugenol merupakan bahan anestetik
yang digunakan oleh dokter gigi sehingga dapat menimbulkan efek anestesi pada
D. Dampak Merokok
Setiap tahun kurang lebih 40.000 orang di Inggris yang berusia dibawah
65 tahun meninggal karena serangan jantung dan sekitar tiga perempat dari
tekanan darah dan mempercepat denyut jantung sehingga pemasokan zat asam
kurang dari normal yang diperlukan agar jantung dapat berfungsi dengan baik.
Keadaan ini dapat memberatkan tugas otot jantung. Merokok juga dapat
2. Trombosis coroner
dan lebih mudah membeku. Nikotin dapat mengganggu irama jantung yang
normal dan teratur sehingga kematian secara tiba-tiba akibat serangan jantung
tanpa peringatan terlebih dahulu dan lebih sering terjadi pada orang yang
3. Kanker
Kanker adalah penyakit yang terjadi di beberapa bagian tubuh akibat sel-
gumpalan sel hancur dan terbawa dalam aliran darah ke bagian tubuh lain
kemudian hal yang sama berulang kembali. Pertumbuhan sel secara tiba-tiba
dapat terjadi jika sel-sel di bagian tubuh terangsang oleh substansi tertentu
selama jangka waktu yang lama. Substansi ini bersifat karsinogenik yang
karsinogenik. Selain itu terdapat juga sejumlah bahan kimia yang bersifat ko-
bereaksi dengan bahan kimia lain dan merangsang pertumbuhan sel kanker.
atau radang cabang tenggorok. Batuk yang di derita perokok dikenal dengan
nama batuk perokok yang merupakan tanda awal adanya bronkhitis yang
terjadi karena paru-paru tidak mampu melepaskan mukus yang terdapat di
dalam bronkus dengan cara normal. Mukus adalah cairan lengket yang terdapat
di dalam tabung halus yaitu tabung bronchial yang terletak dalam paru-paru.
Batuk ini terjadi karena mucus menangkap serpihan bubuk hitam dan debu
dari udara yang di hirup dan mencegahnya agar tidak menyumbat paru-paru.
bantuan rambut halus yang disebut silia. Silia terus bergerak bergelombang
tenggorokan. Asap rokok dapat memperlambat gerakan silia dan setelah jangka
waktu tertentu akan merusaknya sama sekali dan menyebabkan perokok harus
tidak bekerja sempurna, maka perokok lebih mudah menderita radang paru-
oksigen. Penyebab utama penyakit emfisema adalah bernafas dalam udara yang
tercemar. Asap rokok merupakan udara tercemar yang terhisap setiap hari
sehingga selain perokok juga dapat menderita penyakit ini. Perokok pasif yang
tinggal serumah dengan perokok, dua kali akan lebih mudah terkena kanker
Asap yang dihembuskan pada saat merokok dapat dibedakan atas dua,
yaitu asap utama dan asap samping. Asap utama merupakan bagian asap
oleh orang lain yang berada diruangan yang sama dan dikenal sebagai perokok
pasif. Dari ribuan jenis bahan kimia yang terdapat dalam rokok, 40 jenis
lantai, dan nitrogen oksida, dimana bahan toksis ini banyak terdapat pada asap
samping. Karbon monoksida lima kali lipat lebih banyak terdapat pada asap
samping, benzo(a)pyrene tiga kali lipat, dan ammonia lima puluh kali lipat
beberapa jam dalam ruangan setelah kegiatan merokok dihentikan. Oleh karena
itu, asap rokok yang terdapat di udara dapat meningkatkan resiko terjadinya
Bahan toksis yang terkandung dalam asap rokok kemudian dihirup oleh
perokok dan dikeluarkan dari ujung rokok yang terbakar atau dihembuskan
paru di kalangan orang sehat yang tidak merokok merupakan akibat yang
paling serius. Penyakit lain yang disebabkan oleh asap rokok adalah
mual, radang mata, dan hidung. Pemaparan secara tidak sengaja terhadap
perkembangan janin wanita hamil yang merokok serta bayi ibu menyusui yang
merokok. Banyak dari bahan tersebut yang dapat menembus plasenta dan
mencapai fetus, juga dapat mempengaruhi air susu ibu. Akibat yang
ditimbulkan oleh pemaparan ini antara lain: anak lahir mati, keguguran,
kelahiran bayi secara prematur, berat bayi lahir rendah, dan pertumbuhan anak
terganggu.
Beberapa efek lain yang dapat timbul dari kebiasaan merokok, antara lain:
1. Wajah keriput, merokok dapat mengurangi aliran oksigen dan zat gizi yang
2. Gigi berbercak dan nafas bau,partikel dari rokok dapat memberikan bercak
kuning hingga cokelat pada gigi, hal ini juga akan menyebabkan bakteri
penghasil bau akan terperangkap. Selain itu kelainan pada gusi dan gigi
3. Lingkungan akan menjadi bau, rokok sigaret memiliki bau yang tidak
menyenangkan dan dapat menempel pada segala sesuatu, mulai dari kulit,
4. Menjadi contoh yang buruk bagi anak, kebiasaan anak untuk menjadikan
Singapura, Swedia, Sudan, dan Thailand. (Aditama, 1995). Upaya yang dapat
anak-anak dan remaja serta perokok dari golongan menengah kebawah. Upaya
lain adalah memasang peringatan pada bungkus rokok. Peringatan untuk tidak
Penanganan pada perokok berat tidak hanya ditujukan terhadap efek balik yang
selama beberapa minggu. Metode ini menekankan pada aspek psikologis, yaitu
Penggunaan nikotin dosis rendah dalam bentuk gum (permen) atau bentuk patch
rokok melalui media tertentu. Bahan filter akan menangkap asap rokok
kemudian udara bersih diloloskan dari filter tersebut. Penyaringan atau filtrasi
digunakan untuk memisahkan pengotor (asap rokok) dari udara. Secara umum
profesi dokter, media massa, alim ulama, dan masyarakat luas memiliki
bukan persoalan mudah tetapi semua pihak harus mendapat informasi yang
F. Kesimpulan
minggu. Metode ini menekankan pada aspek psikologis, yaitu keinginan kuat dari
setiap perokok untuk berhenti merokok dan yang kedua terdapat metode
rendah dalam bentuk gum (permen) atau bentuk patch (plester) adalah salah satu
obat-obatan.
lain-lain.
DAFTAR PUSTAKA
Sitti Hasna Wati, Bahtiar, dan Dewi Anggraini. 2018. Dampak Merokok Terhadap
Kehidupan. Neo Societal.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
PENINGKATAN EFIKASI DIRI
OLEH
PROFESI NERS
UNIVERSITAS FORT DE KOCK
BUKITTINGGI
2020/2021
Topic
: Peningkatan motivasi dan Efikasi Diri Terhadap
Ergonomi Kerja
Sasaran : Masyarakat
universitas fort de kock
Tempat : Gedung keperawatan
dan kebidanan
Hari/tanggal : Kami 10 Juni 2021
Waktu
: 09.00-09.30 WIB
Penyuluh : Mahasiswa
universitas fort de kock
H. LATAR BELAKANG
Efikasi diri merupakan gagasan kunci dari teori sosial kognitif
(socialcognitive theory) yang dikembangkan oleh Albert Bandura. Bandura
(1997) mendefenisikan efikasi diri sebagai keyakinan individu akan
kemampuannya untuk mengatur dan melakukan tugas-tugas tertentu yang
dibutuhkan untuk mendapatkan hasil sesuai yang diharapkan. Efikasi diri
membantu seseorang dalam menentukan pilihan, usaha untuk maju, serta
kegigihan dan ketekunan dalam mempertahankan tugas-tugas yang mencakup
kehidupan mereka.
Menurut Pender (1996, dalam Tomey & Alligood, 2006), efikasi diri
adalah keyakinan individu akan kemampuannya untuk mengatur dan melakukan
prilaku yang mendukung kesehatannya berdasarkan pada tujuan dan harapan
yang diinginkannya. Efikasi diri mempengaruhi bagaimana seseorang berpikir,
merasa, memotivasi diri sendiri dan bertindak.
Istilah ergonomi (ergonomics) berasal dari ergo (Yunani lama, yang
berarti kerja) dan nomos berarti aturan, kaidah, atau prinsip. Dalam hal ini
pengertian yang dipakai cukup luas termasuk faktor lingkungan kerja dan metode
kerja. International Labour Organization (ILO) mendefinisikan ergonomi sebagai
berikut : Ergonomi ialah penerapan ilmu biologi manusia sejalan dengan ilmu
rekayasa untuk mencapai penyesuaian bersama antara pekerjaan dan manusia
secara optimum dengan tujuan agar bermanfaat demi efisiensi dan kesejahteraan.
I. TUJUAN
3. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan, masyarakat universitas fort de kock
dapat mengetahui dan memahaminya serta mengaplikasikannya
4. Tujuan Khusus
Setelah meliputi kegiatan penyuluhan ini masyarkat di harapkan :
e. Peserta dapat menyebutkan pengertian efikasi diri
terhadap ergonomi kerja
f. Peserta dapat memahami tujuan dan manfaat
motivasi dan efikasi diri dari ergonomi kerja
g. Peserta dapat mengaplikasikan ergonomi kerja
dengan baik
h. Peserta dapat memahami penanggulangan
permasalahan ergonomi
J. Materi Penyuluhan
(terlampir)
K. Strategi Pelaksanaan
8. Topik : Motivasi dan Efikasi
Diri terhadap Ergonomi Kerja
9. Sasaran : Masyarakat
universitas fort de kock
10. Metode : Ceramah dan Tanya
Jawab
11. Media : lembar balik dan
leaflet
12. Waktu dan tempat
a. Hari
: Kamis
b. Tanggal : 10 Juni 2021
c. Jam
: 09.00 – 09.30 wib
d. Tempat : gedung keperawatan
dan kebidanan
LEMBAR BALIK
Keterangan :
: moderator : penyaji
: pembimbing
: fasilitator : peserta : Observer
14. Pengorganisasian :
f. Moderator : Atika Humaira
g. Penyaji : Okja Yudia Sari
h. Observer : Chika Angelia
i. Fasilitator : Rona Rihadatul Aisy, Sonia Silalahi, Rani Saputri
j. Dokumentasi : Boby Marson
L. PEMBAGIAN TUGAS
5. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan
6. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Co Leaderdan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
7. Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua
peserta
- Membuat laporan penyuluhan
8. Peran Fasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan
5. peran dokumentasi
- mendokumentasi proses penyuluhan
M. KEGIATAN PENYULUHAN
No Tahap Kegiatan Kegiatan audiens
1. Pembukaan - Memberikan salam - Menjawab salam
5 menit - Menjelaskan tujuan kegiatan - Memperhatikan dan
penyuluhan mendengarkan
- Memperkenalkan diri, pembimbing - Memperhatikan dan
klinik dan anggota kelompok mendengarkan
- Membuat kontrak waktu dan bahasan - Menyetujui kontrak
2. Pelaksanaan 15 1. Penyampaian Materi - Menjawab
menit Menjelaskan Tentang :
a) Motivasi dan efikasi diri terhadap
ergonomi kerja - Memperhatikan dan
b) Tujuan dan manfaat motivasi dan mendengarkan
efikasi diri terhadap ergonomi kerja
c) Cara mengaplikasikan ergonomi kerja
dengan baik
d) Penanggulanganpermasalah ergonomi - memperhatikan dan
kerja mendengarkan
3. Evaluasi
Memberikan pertanyaan tentang :
a) Manfaan dan tujuan memotivasi dan -Mendengarkan,
efikasi diri terhadap ergonomi kerja memperhatikan
b) Cara mengaplikasikan ergonomi kerja - menjawab
dengan baik
c) Cara penanggulangan permasalahan
ergonomi kerja
c.
N. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
4. Evaluasi Struktur
a. Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan
b. Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan
c. Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
5. Evaluasi Proses
g. Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
h. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
i. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
j. Suasana penyuluhan tertib
k. Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
l. Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 15 orang
6. Evaluasi Hasil
f. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan
g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang
pengertian obesitas
h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang penyebab
obesitas
i. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang dampak
obesitas
j. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang manfaat
therapeutic lyfe style
LAMPIRAN MATERI
d) Meningkatkan kegigihan
a) Dukungan emosional
c) Dukungan instrumental
d) Dukungan inform
B. ERGONOMI
1. Pengertian
Tujuan Ergonomi :
Manfaat Ergonomi :
Nama:
FEBBY AFGIAN PUTRA, S. Kep
NIM: 2014901023
TAHUN 2021
Masalah : untuk mengontrol
pemberian obat analgetik
Sasaran : Mahasiswa Di
Lingkungan Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Waktu
: 20 menit
A.Latar Belakang
Analgetika merupakan suatu senyawa atau obat yang dipergunakan untuk
mengurangi rasa sakit atau nyeri (diakibatkan oleh berbagairangsangan pada
tubuh misalnya rangsangan mekanis, kimiawi dan fisissehingga menimbulkan
kerusakan pada jaringan yang memicu pelepasanmediator nyeri seperti brodikinin
dan prostaglandin yang akhirnyamengaktivasi reseptor nyeri di saraf perifer dan
diteruskan ke otak) yangsecara umum dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu
analgetika nonnarkotik (seperti: asetosat, parasetamol) dan analgetika narkotik
seperti :morfin.
Terkadang, nyeri dapat berarti perasaan emosional
yang tidak nyaman dan berkaitan dengan ancaman seperti
kerusakan pada jaringankarena pada dasarnya rasa nyeri
merupakan suatu gejala, serta isyarat bahaya tentang adanya
gangguan pada tubuh umumnya dan jaringankhususnya.
Untuk mengurangi atau meredakan rasa sakit atau nyeri tersebutmaka banyak
digunakan obat-obat analgetik (seperti parasetamol, asammefenamat dan antalgin)
yang bekerja dengan memblokir pelepasanmediator nyeri sehingga reseptor nyeri
tidak menerima rangsang nyeri.Terdapat perbedaan mencolok antara analgetika
dengan anastetika umumyaitu meskipun sama-sama berfungsi sebagai zat-zat
yang mengurangiatau menghalau rasa nyeri namun, analgetika bekerja tanpa
menghilangkankesadaraan. Nyeri sendiri terjadi akibat rangsangan mekanis,
kimiawi, ataufisis yang memicu pelepasan mediator nyeri. Intensitas
rangsanganterendah saat seseorang merasakan nyeri dinamakan ambang nyeri.
Analgetika yang bekerja perifer atau kecil memiliki
kerjaantipiretik dan juga komponen kerja antiflogistika
dengan pengecualianturunan asetilanilida. Nyeri ringan dapat
ditangani dengan obat perifer (parasetamol, asetosal,
mefenamat atau aminofenazon). Untuk nyerisedang dapat
ditambahkan kofein dan kodein. Nyeri yang disertai
pembengkakan sebaiknya diobati dengan suatu analgetikum
anti radang (aminofenazon, mefenaminat dan nifluminat).
Nyeri yang hebat perluditanggulangi dengan morfin. Obat
terakhir yang disebut dapatmenimbulkan ketagihan dan
menimbulkan efek samping sentral yangmerugikan.
Berdasarkan kerja farmakologisnya, analgetika dibagi
dalamdua kelompok besar yaitu: analgetika perifer (non-
narkotik), yang terdiridari obat-obat yang tidak bersifat
narkotik dan tidak bekerja sentral.Analgetika narkotik, khusus
digunakan untuk mengahalau rasa nyerihebat, seperti pada
fractura dan kanker. Penggunaan analgetika perifer mampu
meringankan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa
mempengaruhiSSP atau menurunkan kesadaran, juga tidak
menimbulkan ketagihan.Kombinasi dari dua atau lebih
analgetika sering kali digunakan, karenaterjadi efek
potensiasi.
Analgetika narkotik merupakan kelompok obat yang
memilikisifat-sifat seperti opium atau morfin. Meskipun
memperlihatkan berbagaiefek farmakodinamik yang lain,
golongan obat ini terutama digunakanuntuk meredakan atau
menghilangkan rasa nyeri yang hebat. Meskipunterbilang
ampuh, jenis ini dapat menimbulkan ketergantungan pada si
pemakai. Seiring berjalannya waktu, ditemukannya obat yang
bersifatcampuran agonis dan antagonis jenis ini yang mampu
meniadakanketergantungan fisik, maka penggunaan istilah
analgesik narkotik untuk pengertian farmakologik tidak
sesuai lagi.
B. Topik
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan bimbingan diharapkan Klien mampu memahami tentang
prinsip 6 benar minum obat
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan bimbingan selama 1x15 menit diharapkan:
a) Klien dapat mengetahui prinsip 6 benar minum obat
b). Klien dapat mengetahui penatalaksanaan minum obat
7. MATERI
Terlampir
8. METODE
Metode yang digunakan adalah edukasi melalui tatap muka dan
penempelan poster.
9. MEDIA
Media yang digunakan adalah Laptop dan Poster
Materi Terlampir
A. Pengertian Obat
3.Benar Dosis
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa
dosisnya. Jika ragu, perawat harus berkonsultasi dengan
dokter yang menulis resep atau apoteker sebelum dilanjutkan
ke pasien. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun
tablet memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya.
Misalnya ondansentron 1 amp, dosisnya berapa ? Ini
penting !! karena 1 amp ondansentron dosisnya ada 4 mg, ada
juga 8 mg. ada antibiotik 1 vial dosisnya 1 gr, ada juga 1 vial
500 mg. jadi Anda harus tetap hati-hati dan teliti !
4.Benar Cara/Rute
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang
berbeda. Faktor yang menentukan pemberian rute terbaik
ditentukan oleh keadaan umum pasien, kecepatan respon yang
diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta tempat kerja
yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
Oral , adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi melalui
rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet ISDN.
Parenteral, kata ini berasal dari bahasa
Yunani, para berarti disamping, enteron berarti usus, jadi
parenteral berarti diluar usus, atau tidak melalui saluran cerna,
yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Topikal, yaitu pemberian obat melalui kulit atau
membran mukosa. Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes
mata.
Rektal, obat dapat diberi melalui rute rektal berupa
enema atau supositoria yang akan mencair pada suhu badan.
Pemberian rektal dilakukan untuk memperoleh efek lokal
seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid (anusol), pasien
yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan
pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak
semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
Inhalasi, yaitu pemberian obat melalui saluran
pernafasan. Saluran nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang
sangat luas, dengan demikian berguna untuk pemberian obat
secara lokal pada salurannya, misalnya salbotamol (ventolin),
combivent, berotek untuk asma, atau dalam keadaan darurat
misalnya terapi oksigen.
5. Benar Waktu
Ini sangat penting, khususnya bagi obat yang
efektivitasnya tergantung untuk mencapai atau
mempertahankan kadar darah yang memadai. Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang
diperlukan, harus diberi satu jam sebelum makan. Ingat dalam
pemberian antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu
karena susu dapat mengikat sebagian besar obat itu sebelum
dapat diserap. Ada obat yang harus diminum setelah makan,
untuk menghindari iritasi yang berlebihan pada lambung
misalnya asam mefenamat.
6.Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan,
dosis, rute, waktu dan oleh siapa obat itu diberikan. Bila
pasien menolak meminum obatnya, atau obat itu tidak dapat
diminum, harus dicatat
C. Penatalaksanaan Obat
Dalam membahas tentang penatalaksaan obat dibagi
menjadi 2 yaitu pemberian obatlangsung ke pasien dan
pengelolaan atau penyimpanan obat di ruangan.
1. Pemberian obat ke pasien
a. Prinsip-prinsip peberian obat
Dalam membahas tentang prinsip peberian obat hal ini dibagi
menjadi 3 yaitu persiaan peberian dan evaluasi.
1) Persiapan
Peratama erawat harus melihat obat apa yang akan di berikan.
Kemudian mengkaji obat (tujuan peberian cara kerja efek samping dosis dan
lainnya). Setelah itu elakukan persiapan yang berkaitan dengan pasien yaitu
mengkaji riwayat pengobatan pasien, pengetahuan pasien dan kondisi
sebelum pengobatan.
2) Pemberian
Ada 6 tahap yang harus diperhatikan perawat dalam pemberian obat :
- benar obat
- benar dosis
- benar pasien,
- benar waktu pemberian
- benar cara pemberian
- benar pendokumentasian
3) Evaluasi
Perawat bertanggung jawab untuk memonitor respon pasien terhada
pengobatan. Untuk obat-obatan yang sering digunakan di rumah sakit jiwa
efek samping biasanya terlihat sampai 1 jam setelah pemberian.
b. Metode pendekatan khusus dalam pemberian obat
Pemberian obat untuk pasien gangguan jiwa memerlukan pendekatan
khusus sesuai dengan kasusnya seperti pada kasus pasien curiga pasien
bunuh diri dan pasien yang ketergantungan obat.
1) . Pendekatan khusus kepada pasien curiga
Pada pasien curiga tidak mudah percaya terhadap suatu tindakan
atau pemberian yang diberikan padanya. Perawat harus meyakinkan
bahwa tindakan treatment yang dilakukan ke pasien tidaklah berbahaya
dan bermanfaat bagi pasien. Secara verbal dan non verbal, erawat harus
dapat mengontrol perilakunya agar tidak menimbulkan keraguan pada
diri pasien karena tindakan ragu-ragu dari perawat akan menimbulkan
kecurigaan pasien.
Berikan obat dala bentuk dan kemasan yang sama setiap emberi
obat agar pasien tidak bingung, ceas dan curiga. Jika ada perubahan dosis
diskusikan terlebih dahulu keada pasien sebelum einta pasien untuk
meminumnya. Yakinkan obat benar-benar diminum dan ditelan dengan
cara meminta pasien membuka mulut dan gunakan spatel untuk melihat
aakah obat disebunyikan. Hal ini terutaa pada pasien yang mempunyai
riwayat menyembunyikan obat di bawah lidah dan membuangnya. Untuk
pasien yang benar-benar menolak minum obat walaupun sudah dilakukan
pendekatan aka emberian obat dilakukan melalui injeksi sesuai dengan
instruktur dokter dengan memperhatikan aspek legal dan hak pasien
untuk menolak pengobatan dalam keadaan darurat.
c. Pendidikan Kesehatan
Secara moral perawat bertanggung jawab memberikan pendidikan kesehatan
pada pasien dan keluarga. Pendidikan kesehatan yang perlu diberikan
mencakup informasi tentang penyakit kemajuan pasien, obat, cara merawat
pasien. Pendidikan kesehatan yang berkaitan dengan peberian obat yaitu
informasi tentang obat efek samping cara minum obat waktu dan dosis.
DAFTAR PUSTAKA
Oleh:
TAHUN 2021
Sasaran
: Masyarakat Universitas Fort de Kock Bukittinggi
A. LATAR BELAKANG
Nyeri punggung termasuk salah satu gangguan muskuloskletal
yang sering terjadi. Nyeri punggung dapat didefinisikan sebagai rasa nyeri
dan ketidaknyamanan di area punggung atau tulang rusuk dan di atas
lipatan gluteal. Nyeri punggung merupakan keluhan yang sering dijumpai
dan umum dalam masyarakat hampir setiap orang pernah merasakan nyeri
punggung dalam hidupnya (Wahab, 2021).
Prevalensi nyeri punggung banyak terjadi di wilayah Asia Timur
dan Asia Tenggara. Nyeri punggung berdasarkan hasil studi sebesar 62%
terjadi pada pria, dan mayoritas dialami usia 35-55 tahun. Peningkatan
kasus nyeri punngung karena pekerjaan antara 1990 dan 2010 sebesar
22%. Hasil studi menyimpulkan bahwa nyeri punggung muncul akibat
paparan ergonomi di tempat kerja adalah penyebab utama dari kecacatan
sehingga perlu peningkatan pemberian informasi tentang distribusi
paparan dan risikonya terutama di negara berkembang (Wahab, 2021).
Di Indonesia nyeri punggung merupakan masalah kesehatan yang
nyata. Data untuk jumlah penderita nyeri punggung di Indonesia belum
diketahui secara pasti, namun diperkirakan penderita nyeri di Indonesia
bervariasi antara 7,6% sampai 37% dari jumlah penduduk yang ada di
Indonesia. Kira-kira 80% penduduk seumur hidup pernah sekali
merasakan nyeri punggung. Pada setiap saat, lebih dari 10% penduduk
menderita nyeri punggung. Insidensi nyeri punggung di beberapa negara
berkembang lebih kurang 15-20% dari total populasi, yang sebagian besar
merupakan nyeri punggung akut maupun kronik. Dan berdasarkan
diagnosis yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan, prevalensi penyakit
muskuloskeletal di Indonesia sebesar 7,3% dan prevalensi penyakit
(Riskesdas, 2018).
Dari hasil Distribusi Frekuensi Masalah Keperawatan Di Klinik
Universitas Fort de Kock Bukittinggi jumlah kunjungan terbanyak dengan
masalah nyeri punggung yaitu sebanyak 37 orang.
Oleh karena latar belakang diatas maka penyusun menyusun satuan
acara penyuluhan (SAP) mengenai Konseling latihan (Stretching) dalam
upaya mengurangi nyeri punggung dengan tujuan supaya setelah
dilakukan pendidikan kesehatan mengenai latihan (Stretching) kepada
masyarakat Universitas fort de kock. Masyarakat dapat memahami tentang
mengurangi nyeri, dan melakukan perawatan diri terhadap nyeri
punggung.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Masyarakat penderita nyeri punggung mampu memahami tentang
penyebab nyeri punggung, pengobatan nyeri punggung, dan perawatan diri
terhadap nyeri punggung.
2. Tujuan Khusus
a. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui definisi nyeri
punggung.
b. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui faktor
penyebab nyeri punggung.
c. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui tanda dan
gejala nyeri punggung
d. Agar Masyarakat penderitan nyeri punggung mengetahui pengobatan
untuk mengurangi nyeri punggung
C. SASARAN
Masyarakat penderitan nyeri punggung Universitas Fort de Kock
Bukittinggi.
D. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal Pelaksanaan : Jumat, 11 Juni 2021
Di Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Tempat : Klinik Kasih Ibu Universitas Fort de Kock
Bukittinggi
a. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Penyaji
: Moderator
ff. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Membuka dan menutup acara penyuluhan
Memberikan kesempatan pada peserta untuk bertanya
Mengarahkan jalannya penyuluhan
Menyimpulkan hasil penyuluhan
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
E. MATERI
Terlampir
F. KEGIATAN PENYULUHAN
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN MAHASISWA KEGIATAN PESERTA ME
1. Pembukaan 15 menit Memberikan salam m. Menjawab
Memperkenalkan diri, salam
anggota kelompok n. Mendengarkan dan
G. METODE
Metode yang digunakan adalah :
1. Ceramah
2. Mendemonstrasikan Latihan (Stretching)
3. Tanya jawab
Lampiran 1
SENAM ERGONOMIK
Oleh :
Dewita Maharani
(2014201052)
BUKITTINGGI
2021
PROPOSAL PENYULUHAN
UNIVERSITAS FORT DE KOCK BUKITTINGGI
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
R. Latar Belakang
8. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang senam ergonomik, audiens dapat :
5) Menjelaskan mengenai pengertian senam ergonomik
6) Menyebutkan gerakan senam ergonomik
7) Menjelaskan teknik senam ergonomik
- Ceramah
- Senam
- Tanya jawab
jj. Media
Leaflet
Lembar Balik
kk. Waktu dan tempat
Hari :
Jam :
Setting
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
mm. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
h. Mencoba untuk
menjelaskan
m. Evaluasi
12. Evaluasi Struktur
U. Lampiran
9. Materi
10. Leaflet
MATERI PENYULUHAN SENAM ERGONOMIK
B. Pengertian
Senam ergonomik merupakan senam yang gerakan
dasarnya terdiri atas lima gerak yang masing-masing memiliki
kandungan manfaat berbeda, tetapi saling terkait satu dan
lainnya. Senam ergonomik adalah suatu teknik senam untuk
mengembalikan atau membetulkan posisi dan kelenturan
sistem saraf dan aliran darah, memaksimalkan suplai oksigen
ke otak, membuka sistem kecerdasan, sistem keringat, sistem
pemanas tubuh, sistem pembakaran asam urat, kolesterol, gula
darah, asal laktat, sistem kesegaran tubuh, dan sistem
kekebalan tubuh.
a. Teknik ke satu
Berdiri tegak dengan dua lengan diputar ke belakang
semaksimal mungkin kemudian rasakan keluar dan masuknya
udara dengan rileks. Saat dua lengan di atas kepala, jari kaki jinjit
b. Teknik ke dua
Dari posisi berdiri tegak dengan menarik napas dalam secara
rileks, tahan napas sambil membungkukkan badan ke depan (napas
dada) semampunya. Tangan berpegangan pada pergelangan kaki
sampai punggung terasa tertarik/teregang. Wajah menengadah
sampai terasa tegang/panas. Saat melepaskan napas, lakukan hal itu
dengan rileks dan perlahan.
c. Teknik ke tiga
Menarik napas dalam (napas dada) lalu tahan sambil
membungkukkan badan ke depan dan dua tangan bertumpu pada
paha. Wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat
membungkuk, pantat jangan sampai menungging.
d. Teknik ke empat
Posisi Duduk Perkasa dengan dua tangan menggenggam
pergelangan kaki, menarik napas dalam (napas dada), badan
membungkuk ke depan sampai punggung terasa tertarik/teregang,
wajah menengadah sampai terasa tegang/panas. Saat membungkuk,
pantat jangan sampai menungging. Saat melepaskan napas, lakukan
hal itu secara rileks dan perlahan
e. Teknik ke lima
Posisi kaki duduk pembakaran dilanjutkan berbaring pasrah.
Punggung menyentuh lantai/alas, dua lengan lurus di atas kepala,
napas rileks dan dirasakan (napas dada), perut mengecil. Apabila
tidak mampu menekuk kaki, maka kaki bisa diposisikan pada
keadaan lurus
f. Teknik ke enam
Gerakan putaran energi inti diawali dengan duduk simpuh
dengan punggung kaki sebagai alas. Dua lengan lurus ke depan,
lalu pergelangan tangan diputar mulai dari depan dada sampai atas
kepala, wajah menengadah melihat putaran tangan, kemudian putar
pergelangan tangan ke arah luar sebanyak 60 putaran. Saat putaran
berakhir, menghirup napas dan ditahan. Dua lengan digerakan ke
belakang melewati dua pinggang hingga dua lengan lurus dengan
telapak tangan menghadap ke atas. Badan membungkuk ke depan,
kemudian wajah ditengadahkan sampai terasa darah (gerakan
energi) berjalan dari punggung ke wajah (wajah tampak
kemerahan). Jika sudah maksimal, maka napas dihembuskan
perlahan (rileks) tidak menghentak.
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
V. Latar Belakang
W. Tujuan
9. Tujuan Umum
8) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika sampah medis tidak
diolah dengan baik
9) Mengetahui bagaimana upaya pengendalian resiko terhadap sampah
medis
- Ceramah
- Tanya jawab
rr. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Setting
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
uu. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
n. Evaluasi
15. Evaluasi Struktur
Y. Lampiran
11. Materi
12. Leaflet
MATERI PENYULUHAN UPAYA PENGENDALIAN RESIKO TERHADAP
SAMPAH MEDIS
F. Pengertian
Limbah medis adalah sisa-sisa produk baik itu biologis
maupun non biologis yang dihasilkan oleh rumah sakit, klinik,
puskesmas, maupun fasilitas kesehatan lainnya termasuk
laboratorium kesehatan. Limbah medis bisa berupa darah,
cairan tubuh, tubuh, maupun alat-alat yang sudah
terkontaminasi seperti jarum suntik, kain kasa, selang infus,
dan lain-lain. Limbah ini jika tidak dikelola dengan baik, bisa
menjadi sumber kontaminasi. Pada limbah darah, misalnya,
jika berasal dari pasien yang mengidap penyakit infeksius,
maka jika tidak sengaja tersentuh orang, akan bisa menularkan
penyakit. Begitu pula dengan limbah jarum suntik yang bisa
melukai orang lain jika dibuang sembarangan. Maka dari itu,
pengelolaan limbah medis adalah hal yang sangat penting
dilakukan.
8. Limbah biasa
Sebagian besar limbah medis merupakan limbah biasa yang dihasilkan dari
kegiatan harian di fasilitas kesehatan rumah sakit, seperti makanan untuk
pasien, bungkus plastik alat medis, dan lain-lain.
A. LATAR BELAKANG
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi selama 30 menit diaharapkan masyarakat dapat
memahami dan menerapkan cara pencegahan yang benar terhadap
penyakit hipertensi
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Hipertensi diharapkan masyarakat dapat:
a) Masyarakat mampu mengenal penyakit Hipertensi
b) Masyarakat dapat mengetahui jenis hipertensi
c) Masyarakat mampu mengetahui penyebab hipertensi
d) Masyarakat mampu mengenali tanda dan gejala hipertensi
e) Masyarakat mampu mengetahui komplikasi hipertensi
f) Masyarakat dapat melakukan pencegahan hipertensi
C. SASARAN
D. MEDIA
1) Lembar balik
2) Leaflet
E. METODE
1) Ceramah
2) simulasi
3) Tanya jawab
4) Diskusi
H. SUSUNAN ACARA
No Acara Waktu Penanggung Jawab
1 Pembukaan 09.00-.09.05 Wib Nelfika Okktia Sari
2 Acara Inti: 09.05-09.25 Wib Meri Anggraini
1) Penyampaian materi
pencegahan
Hiertensi
2) Tanya jawab
3 Penutup dan Evaluasi 09.25-09.30 Wib Nelfika Okktia Sari
LEMBAR BaLIKL
Keterangan :
: penyaji : moderator
: fasilitator : peserta
16. TUJUAN
a. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Hipertensi selama 30 menit diaharapkan masyarakat dapat
memahami dan menerapkan cara pencegahan yang benar terhadap
penyakit hipertensi
b. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Hipertensi diharapkan masyarakat dapat:
a) Masyarakat mampu mengenal penyakit Hipertensi
b) Masyarakat dapat mengetahui jenis hipertensi
c) Masyarakat mampu mengetahui penyebab hipertensi
d) Masyarakat mampu mengenali tanda dan gejala hipertensi
e) Masyarakat mampu mengetahui komplikasi hipertensi
f) Masyarakat dapat melakukan pencegahan hipertensi
g) Masyarakat dapat melakukan terapi komplementer
20. EVALUASI
Kriteria Evaluasi
7. Evaluasi Struktur
a) Minimal 70 % dari audiens mengikuti penyuluhan
b) Tempat dan media tersedia sesuai perencanaan
c) Peran dan tugas mahasiswa sesuai perencanaan
8. Evaluasi Proses
a) Fase dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b) Peserta antusias terhadap materi penyuluhan
c) Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d) Suasana penyuluhan tertib
e) Tidak ada peserta yang meninggalkan tempat penyuluhan
f) Jumlah hadir dalam penyuluhan minimal 5 orang
9. Evaluasi Hasil
a. Sekitar 70% audiens mengikuti penyuluhan
b. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pengertian
tentang hipertensi.
c. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang jenis
hipertensi.
d. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang penyebab
hipertensi.
e. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang tanda dan
gejala hipertensi.
f. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang komplikasi
hipertensi.
g. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang pencegahan
hipertensi.
h. Sekitar 70% audiens dapat menyebutkan kembali tentang terapi
komplementer untuk hipertensi.
MATERI TERLAMPIR
B. Jenis Hipertensi
C. Penyebab Hipertensi
1. Faktor keturunan
2. Ciri perseorangan, misalnya usia, jenis kelamin dan ras
3. Kebiasaan hidup:
a. Konsumsi garam yang tinggi
b. Kegemukan atau makanan yang berlebihan
c. Stress atau ketegangan jiwa
d. Pengaruh lain : merokok, minum alkohol dan minum obat
1. Sakit kepala
2. Pusing atau migren
3. Rasa berat ditengkuk
4. Telinga berdenging
5. Mimisan
6. Mudah lelah dan mata berkunang-kunang
7. Sukar tidur
8. Sesak nafas
E. Komplikasi Hipertensi
F. Pencegahan Hipertensi
G. INTERVENSI HIPERTENSI
Penanganan hipertensi dapat dilakukan dengan cara
farmakologis yaitu dengan obat-obat anti hipertensi atau
secara non farmakologis yaitu dengan memodifikasi gaya
hidup dan obat-obatan tradisional.
1. Pijat refleksi dengan tempurung kelapa
Pijat refleksi adalah terapi yang bersifat holistik.Pijat melancarkan
peredaran darah dan aliran getah bening. Efek langsung yang bersifat
mekanis dari tekanan secara berirama dan gerakan-gerakan yang
digunakan dalam pijat secara dramatis dapat meningkatkan aliran darah.
Pijat dan latihan refleksi dapat dilakukan menggunakan jari tangan
maupun benda yang bersifat tumpul dan tidak menembus kulit. Salah satu
benda tumpul yang dapat digunakan sebagai alat pijat dan refleksi ialah
tempurung kelapa. Tempurung kelapa bersifat padat dan memiliki kontur
yang melengkung sehingga dapat menjangkau area telapak kaki. Sebagai
alat pijat refleksi kaki, tempurung kelapa dapat mengenai titik akupuntur
pada telapak kaki yang berhubungan dengan area jantung, sehingga dapat
memberikan rangsangan relaksasi yang mampu memperlancar aliran darah
pada titik syaraf kaki yang dipijat.
2. Daun alpukat
Daun alpukat merupakan salah satu ramuan herbal yang memiliki sifat
antihipertensi dan memiliki rasa pahit.Daun alpukat ini secara empiris
dipercayai sebagai diuretik yaitu menambah volume urin yang dihasilkan
saat urinasi untuk mengurangi tekanan darah. Kandungan zat aktif yang
terdapat di daun alpukat untuk melancarkan peredaran darah dan
mencegah terjadinya penyumbatan pada pembuluh darah, sehingga darah
dapat mengalir dengan normal.
Cara pembuatannya :
1. Daun alpukat yang diperlukan untuk membuat rebusan sebanyak 5
lembar kemudian dicuci dengan air mengalir
2. direbus dengan 3 gelas air selama 10 menit
3. Kemudian minum setelah dingin
4. Rebusan atau ekstrak daun alpukat dikonsumsi dua kali sehari (pagi
dan sore hari) sebanyak 1 gelas rebusan sekali minum
5. Rebusan daun alpukat dapat menurunkan tekanan darah pada penderita
hipertensi kurang lebih dalam waktu 1 minggu
3. Infused water mentimun
Mentimun adalah salah satu sayuran buah yang banyak dikonsumsi segar oleh
masyarakat Indonesia. Mentimun banyak memberikan manfaat bagi tubuh
diantaranya sebagai berikut: Membantu Menurunkan Tekanan Darah
tinggi, Sumber vitamin B yang dapat menjaga tubuh dari serangan
penyakit, Menjaga tubuh dari dehidrasi karena timun
Cara pembuatannya :
1. Ambil 1 buah mentimun, kemudian kupas jarang bagian kulitnya lalu
cuci dengan air bersih.
2. Serut mentimun
3. Masukkan seruttan mentimun ke botol di tambah dengan 500 ml air
dan jika ada madu tambahkan dengan madu.
4. Diamkan selama +_ 15 jam
5. Setelah 15 jam minum infused water mentinun secara rutin.
DAFTAR PUSTAKA
https://samoke2012.wordpress.com/2018/09/01/asuhan-keperawatan-pasien-
dengan-hipertensi/ (diakses pada tanggal 11 Maret 2019)
I. LATAR BELAKANG
Manusia memiliki berbagai macam kebiasaan. Mulai dari berolahraga,
membaca, menulis, mengarang,dan sebagainya. Di antara sekian banyak
kebiasaan manusia, ada salah satu kebiasaan manusia yang sangat merugikan
bagi kesehatan mereka.Anehnya, kebiasaan yang tidak baik ini sering
dilakukan oleh masyarakat kita, yakni kebiasaan merokok. Merokok sendiri
bukanlah hal yang dianggap tabu oleh masyarakat kita,meskipun yang
melakukannya adalah anak yang masih duduk di bangku sekolah.Hal ini sangat
memprihatinkan, karena sebagaimana kita ketahui bahwa di dalam rokok
terdapat banyak zat beracun yang nantinya akan mengganggu kesehatan tubuh
kita
Merokok merupakan kebiasaan buruk yang banyak sekali akibat buruknya
bagi tubuh perokok maupun orang yang berada disekitar perokok (perokok
pasif) yang menjadi masalah kesehatan dimasyarakat sampai saat ini.dengan
persepsi oleh perokok yang bermacam-macam padahal telah jelas akibat bagi
organ-organ tubuh seperti jalan pernafasan, paru, jantung, ginjal dan mata.
Pengetahuan masyarakat yang kurang akan bahaya merokok berpengaruh
terhadap tingkat kebiasaan merokok pada masyarakat yang cukup tinggi.
II. Tujuan
11. Tujuan Umum
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan masyarakat di universitas fort de kock dapat mengerti tentang
bahaya kebiasaan merokok.
12. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti kegiatan penyuluhan selama 30 menit,
diharapkan masyarakat universitar fort de kock akan dapat menjelaskan
tentang:
1. Pengertian merokok
2. Zat-zat yang terkandung dalam rokok
3. Bahaya merokok
4. Cara mengurangi efek jelek dari rokok
5. Alasan menghindari merokok
6. Cara mencegah merokok
7. Kiat-kiat berhenti merokok
8. Pengaruh rokok terhadap lingkungan
III. Kegiatan Belajar Mengajar
ww. Topik
: Bahaya Merokok bagi kesehatan dan Lingkungan
xx. Sasaran : Masyarakat di universitas fort de kock
yy. Metode :
- Ceramah
- Tanya jawab
zz. Media
Leaflet
Lembar balik
Setting
Penyaji
Audiens Audiens
Fslttr
Observer
Keterangan :
: moderator : penyaji : pembimbing
ccc. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator : Meri Anggraini
Tugas
Penyaji
: Nelfika Oktia Sari
Tugas
:
Observer
: Rossalinda
Tugas
:
Dokumentasi : Rossalinda
Tugas :
Mengambil foto
eee. Evaluasi
18. Evaluasi Struktur
A. Pengertian Merokok
Merokok adalah menghisap zat-zat yang dapat menimbulkan gangguan
pada organ tubuh.
2. Tar
Cairan kental berwarna coklat tua atau hitam didapattkan dengan
cara distilasi kayu dan arang juga dari getah tembakau. Zat inilah yang
menyebabkan kanker paru-paru. Zat berbahaya ini berupa kotoran pekat
yang dapat menyumbat dan mengiritasi paru-paru dan sistem
pernapasan sehingga menyebabkan penyakit bronchitis kronis,
emfisema, dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kanker paru-
paru.
6. Caries
Rokok mempengaruhi keseimbangan kimiawi dalam mulut
membentuk plak yang berlebihan, membuat gigi menjadi kuning dan
terjadinya caries, perokok berisiko kehilangan gigi mereka 1,5 kali
lipat.
7. Enfisema
Selain kanker paru, merokok dapat menyebabkan enfisema yaitu
pelebaran dan rusaknya kantong udara pada paru-paru yang
menurunkan kapasitas paru untuk menghisap oksigen dan melepaskan
CO 2. Pada kasus yang parah dugunakan Tracheotomy untuk
membantu pernafasan pasien. Ibarat suatu asyatn untuk lubang ventilasi
pada tenggorokan sebagai jalan masuk udara ke dalam paru-paru. Pada
kasus Bronkhitis kronis terjadi penumpukan muncus sehingga
mengakibatkan batuk yang terasa nyeri dan kesulitan bernafas.
8. Kerusakan paru
Selain kanker paru dan jantung merokok dapat pula menyebabkan
batuk. Dikarenakan rusaknya kantung udara pada paru yang
menurunkan kapasitas paru dan oksigen untuk melepas O2. bila
keadaan ini belanjut akan terjadi penumpukan lender sehingga
mengakibatkan batuk yang tersa nyeri dan kesulitan bernafas.
9. Berisiko tinggi terkena kanker paru-paru dan jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia disebabkan oleh penyakit
jantung. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko terbesar
untuk penyakit ini. Telah ditetapkan bahwa asap rokok mengandung
lebih dari 40 macam zat racun. Kemungkinan timbulnya kanker paru
dan jantung pada perokok 22 kali lebih besar dariyang tidak merokok.
10. Osteoporosis
Karbon monoksida (CO) yaitu zat kimia beracun yang banyak
terdapat pada gas buangan mobil,dan asap rokok lebihmudah terikat
pada darah dari pada oksigen sehingga kemampuan darah untuk
mengangkat oksigen turun 15% pada perokok. Akibatnya tulang pada
perokok kehilangan densitasnya menjadi lebih mudah patah atau retak
dan penyembuhannya 805 lebih lama. Perokok jiga menjadi lebih
rentan terhadap masalah tulang punggung. Perokok juga menjadi lebih
retan terhadap masalah tulang punggung. Sebuah studi menunjukkan
bahwa buruh pabrik yang merokok 5 kali lebih banyak mengalami nyeri
punggung setelah terjadi trauma.
11. Penyakit jantung
Satu diantara tiga kematian di dunia diakibatkan oleh penyakit
kardiovaskuler. Pemakaian tembakau adalah salah satu factor resiko
terbesar untuk penyakit ini. Di Negara yang sedang berkembang
penyakit membunuh lebih dari satu juta orang setiap tahun. Penyakit
kardiovaskuler yang menyangkut pemakaian tembakau di Negara-
negara maju membunuh lebih dari 600.000 orang setiap tahun. Rokok
menyebabkan jantung berdenyut lebih cepat, menaikkkan tekanan darah
dan meningkatkan resiko terjadinya hipertensi dan penyumbatan arteri
yang akhirnya menyebabkan serangan jantung dan stroke.
12. Tukak lambung
Konsumsi tembakau menurunkan resistensi terhadap bakteri yang
menyebabkan tukak lambung juga meminimalisasi kemampuan
lambung untu menetralkan asam lambung setelah makan sehingga sisa
asam akan mengerogoti dinding lambung. Tukak lambung yang diderita
para perokok lebih sulit dirawat dan disembuhkan.
13. Diskolori jari-jari
Tar yang terdapat pada asap rokok terakumulasi pada jari-jari
dan kuku yang meninggalkan warna coklat kekuningan.
14. Kanker uterus
Selain meningkatkan resiko kanker serviks dan uterus rokok
meneyebabkan timbulnya masalah kezsuburan pada wanita dan
berbagai komplikasi selama masa kehamilan dan kelahiran bayi.
Merokok selama masa kehamilan meningkatkan resiko kelahiran bayi
dengan BBLR dan masalah kesehatan sesudahnya. Kegagalan hamil
atau abortus terjadi 2-3 kali lebih besar pada wanita perokok. Angka
yang sama berlaku juga untuk kelahiran atau kematian karena
kekurangan oksigen pada janin dan plasenta yang menjadi abnormal
karena tercemar oleh Karbon Monoksida dan Nikotin dalam asap
rokok. Sindrom kematian bayi mendadak (Sudden Infant Death) juga
dihubungkan dengan pemakaian tembakau. Tambahan pula, rokok
dapat menurunkan kadar estrogen yang menyebabkan terjadinya
menopause dini.
15. Kerusakan sperma
Rokok dapat menyebabkan deformasi pada sperma dan
kerusakan pada DNAnya sehiungga mengakibatkan aborsi. Beberapa
studi menemukan bahwa pria yang merokok meningkatkan resiko
menjadi ayah dari anak yang berbakat kanker. Rokok juga memperkecil
jumlah sperma dan infertilitas banyak terjadi pada perokok.
16. Penyakit Buerger
Terjadinya inflamasi pada arteri, vena, dan saraf terutama di
kaki, yang mengakibatkan terhambatnya aliran darah. Dan jika
dibiarkan tanpa perawatan akan mengarah ke gangrene (matinya
jaringan tubuh) sehingga pasien perlu diamputasi.
Smeltzer, SC &Bare, BG, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah Brunner
& Suddarth, Edisi 8 Vol 2, EGC, Jakarta
Susalit, E, Kapojos, E.J., Lubis, H.R., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
“Hipertensi Primer”, FK UI, Jakarta
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
A. Latar Belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang pemberantasan jentik
nyamuk , audiens dapat :
a. Menjelaskan pengertian bebas jentik
b. Menyebutkan cara memberantas jentik nyamuk
c. Menyebutkan cara menghindari gigitan nyamuk
d. Menjelaskan cara memberantas jentik
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
h) Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
I. Kegiatan Penyuluhan
NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN PESERTA MEDIA
KEGIATAN MAHASISWA
e. Mencoba untuk
ww. Menggali
menjawab
pengetahuan peserta
tentang upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
medis
f. Menerima pujian
xx. Memberikan
reinforcement positif
atas jawaban peserta g. Mendengarkan dan
yy. Menjelaskan kepada memperhatikan
peserta upaya
pengendalian resiko
terhadap sampah
medis h. Mencoba untuk
zz. Memberikan menjelaskan
reinforcement positif
atas jawaban peserta
o. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
2) Evaluasi Hasil
J. Lampiran
a) Materi
b) Leaflet
MATERI PENYULUHAN PEMBERANTASAN JENTIK NYAMUK
A. Pengertian
Jentik ( atau jentik-jentik) adalah tahap larva dari nyamuk. Jentik hidup di
air dan memiliki perilaku mendekat atau ‘’menggantung’’ pada permukaan
air untuk bernafas. Nama ‘’jentik’’ berasal dari gerakannya ketika
bergerak di air.
Jentik menjadi sasaran dalam pengendalian populasi nyamuk yang
berperan sebagai vektor penyakit menular melalui nyamuk, seperti malaria
dan demam berdarah dengue. Di beberapa tempat, jentik-jentik juga
dikumpulkan orang dan di manfaatkan sebagai pakan ikan hias.
A. LATAR BELAKANG
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) kini telah menjadi
wabah pandemik di Indonesia. Mewabahnya penyebaran penyakit ini
menyebabkan bencana bagi masyarakat hingga mengakibatkan kematian
ribuan jiwa diseluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Munculnya wabah
penyakit ini mendorong pentingnya untuk memberikan edukasi terhadap
masyarakat tentang perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Pencegahan
penularan virus ini dapat dicegah dengan melakukannya dari hal-hal yang
sederhana seperti cuci tangan dengan baik dan benar, menerapkan etika batuk,
serta menjaga kesehatan dan sistem kekebalan tubuh.
PHBS merupakan salah satu starategi dalam pencegahan penyebaran
Covid-19 yang sangat efektif dan mudah dilakukan oleh semua lapisan
masyarakat. Rekomendasi pemerintah yang terus menghimbau gerakan PHBS
serta keluarga yang memiliki kesepakatan bersama dalam gerakan hidup sehat
menjadi kunci pencegahan penyebaran Covid-19 pada masa pandemic ini.
Melakukan PHBS diharapkan penyebaran Covid-19 dapat dihambat sehingga
kejadian tidak menambah angka terkonfirmasi. Oleh karena pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat, perlu dilakukan pemberian informasi secara
terus menerus sehingga dapat meningkatkan pengetahuan seluruh lapisan
masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam kehidupan sehari-hari.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
2. Pengertian PHBS
3. Kaitan PHBS dengan Virus Corona
C. TUJUAN UMUM
Dengan diadakannya penyuluhan berupa Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat
diharapkan semua kalangan masyarakat di Universitas Fort De Kock Bukittinggi
dapat mengerti apa itu Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat, serta mengerti apa
manfaat dari Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat.
D. MATERI
Terlampir
E. MEDIA
1. Media SAP
2. Leaflet
3. Powerpoint
F. METODE
1. Ceramah
2. Tanya jawab
3. Demonstrasi.
G. STRATEGI PELAKSANAAN
Hari/ Tanggal Pelaksanaan :Jumat, 11 Juni 2021
Di Universitas Fort De Kock Bukittinggi
Setting
1. Setting Tempat
Keterangan:
: Moderator
: Pemateri
: Responden
: Fasilitator
2. Pengorganisasian
a. Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
b. Moderator :
Tugas
c. Penyaji
:
Tugas
:
d. Fasilitator :
Tugas
:
Memotivasi peserta untuk bertanya
Menjawab pertanyaan peserta
e. Observer
:
Tugas
:
H. MATERI
Terlampir
I. KEGIATAN
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta
1.5 menit Pembukaan:
1. Member salam 1. Menjawab salam
2. Menjelaskan tujuan 2. Mendengarkan
penyuluhan dan
3. Menyebutkan materi atau memperhatikan
pokok
2. 45 menit Pelaksanaa Menyimak dan
Menjelaskan materi penyuluhan memperhatikan.
secara menyeluruh dan teratur
Materi:
1. Pengertian Kesehatan
Lingkungan
2. Pengertian Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat
3. Apa kaitan PHBS dengan
virus Corona
3.8 mnt Evaluasi Merespon dan bertanya
1. Memberikan kesempatan
kepada ibu-ibu dan
bapak-bapak untuk
bertanya
J. KRITERIA HASIL
1. Masyarakat mengetahui tentang kesehatan Lingkungan
2. Mayarakat mengetahui tentang Virus Corona
3. Masyarakat mengetahui Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)
4. Masyarakat dapat menyadari tentang kaitan PHBS dengan Virus
Corona
K. MATERI PENYULUHAN
1. Pengertian Kesehatan Lingkungan
Menurut WHO (World Health Organization) kesehatan lingkungan
adalah suatu keseimbangan ekologi yang harus ada antara manusia dan
lingkungan agar dapat menjamin keadaan sehat dari manusia.
Menurut HAKLI ( Himpunan Ahli Kesehatan Lingungan
Indonesia) kesehatan lingkungan adalah suatu kondisi lingkungan yang
mampu menopang keseimbangan ekologi yang dinamis antara manusia
dan lingkungannya untuk mendukung tercapainya kualitas hidupmanusia
yang sehat dan bahagia.
2. Pengertian Covid-19
Corona Virus Disease 2019 atau COVID-19 adalah jenis penyakit
baru yang disebabkan oleh infeksi Virus Severe Acute Respiratory
Syndrome Coronavirus 2 (SARSCOV-2) atau yang dikenal dengan novel
coronavirus (2019-nCoV) (Singhal, 2020).Penyakit ini ditularkan melalui
droplet (percikan) pada saat berbicara, batuk, dan bersin dari orang yang
terinfeksi virus Corona. Selain itu penyakit ini juga dapat ditularkan
melalui kontak fisik (sentuhan atau jabat tangan) dengan penderita serta
menyentuh wajah, mulut, dan hidung oleh tangan yang terpapar virus
Corona (Singhal, 2020).
Prinsip pencegahan penularan COVID-19 pada individu dilakukan
dengan menghindari masuknya virus melalui ketiga pintu masuk dengan
beberapa tindakan, seperti:
a. Menggunakan alat pelindung diri berupa masker yang menutupi
hidung dan mulut hingga dagu, jika harus keluar rumah atau berinteraksi
dengan orang lain yang tidak diketahui status kesehatannya (yang
mungkin dapat menularkan COVID-19). Apabila menggunakan masker
kain, sebaiknya gunakan masker kain 3 lapis.
b. Membersihkan tangan secara teratur dengan cuci tangan pakai
sabun dengan air mengalir atau menggunakan cairan antiseptik berbasis
alkohol/handsanitizer. Selalu menghindari menyentuh mata, hidung, dan
mulut dengan tangan yang tidak bersih (yang mungkin terkontaminasi
droplet yang mengandung virus).
c. Menjaga jarak minimal 1 meter dengan orang lain untuk
menghindari terkena droplet dari orang yang bicara, batuk, atau bersin,
serta menghindari kerumunan, keramaian, dan berdesakan. Gejala klinis
yang muncul akibat terinfeksi virus ini seperti gejala flu biasa (demam,
batuk, pilek, nyeri tenggorokan, nyeri otot, nyeri kepala) hingga
komplikasi berat (diare dan pneumonia) hingga menyebabkan kematian
(Huang dkk, 2020: Chen 2020).
3. Pengertian Perilaku Hidup Sehat dan Bersih (PHBS)
PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) merupakan
sekumpulan perilaku yang dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil
pembelajaran yang menjadikan seseorang, keluarga, kelompok atau
masyarakat agar mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang
kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan kesehatan masyarakat
(Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 2269).
Perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) untuk pencegahan
virus COVID-19 dapat berupa cara mencuci tangan yang baik dan benar,
cara menerapkan etika batuk, cara melakukan Physical Distancing
(menjaga jarak fisik), dan cara menjaga kebersihan diri. Pemberian
edukasi mengenai PHBS ini dapat dilakukan dengan penyuluhan atau
dengan menggunakan media berupa poster.
4. Kaitan PHBS dengan Virus Corona
Menerapkan perilaku hidup sehat sebenarnya sangatlah mudah
selain itu juga murah, dibandingkan dengan harus mengeluarkan biaya
untuk pengobatan apabila mengalami gangguan kesehatan. Hidup sehat
merupakan hal yang seharusnya diterapkan oleh setiap orang karena
manfaat yang didapat sangat banyak, mulai dari fokus dalam mengerjakan
sesuatu, hingga pada kesejahteraan hidup anggota keluaga. Terlebih disaat
terjadi pandemi covid19 ini, perilaku hidup bersih dan sehat harus
ditekankan secara mendalam kepada masyarakat.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) juga merupakan seluruh
perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran seseorang sehingga
dapat menangani dirinya sendiri dalam hal kesehatan serta dapat berperan
aktif dalam kegiatan-kegiatan kesehatan baik bagi individu atau pada
orang lain. Sayangnya masih banyak orang tidak memahami tentang apa
arti hidup sehat itu, hal ini dibuktikan dengan banyaknya masyarakat yang
melakukan berbagai aktivitas tanpa memperdulikan tingkat kesehatannya.
Perilaku-perilaku tersebut memang terlihat biasa dan sepele namun
berdampak besar ketika menjadi sebuah kebiasaan. Untuk itu diperlukan
pemberitahuan atau informasi terkait pengetahuan tentang Perilaku Hidup
Bersih dan Sehat (PHBS) kepada masyarakat, supaya tumbuh kesadaran
akan pentingnya menerapkan PHBS pada masyarakat demi kesehatan dan
kesejahteraan anggota keluarga.
Lingkungan yang bersih dan sehat akan sangat membantu
masyarakat yang tinggal di dalamnya untuk merasa aman, nyaman, tenang
dan bahagia. Tubuh yang sehat dapat diperoleh dengan mengkonsumsi
makanan dan minuman yang bersih dan sehat serta bergizi lengkap. Tubuh
yang sehat akan sangat sulit untuk terinfeksi oleh berbagai penyakit
berbahaya dan virus seperti Covid-19 maupun penyakit lainnya, karena
tubuh yang sehat memiliki pertahanan (imunitas) yang kuat dan mudah
melakukan penyebuhan sendiri. Oleh karena itu sangat penting bagi
masyarakat untuk menetapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat sekitar.
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
Z. Latar Belakang
10) Mengetahui apa saja resiko yang dapat terjadi jika menggunakan
narkoba
11) Mengetahui jenis – jenis narkoba dan gejala yang ditimbulkan
narkoba.
- Ceramah
- Tanya jawab
iii. Media
Leaflet
Lembar Balik
jjj. Waktu dan tempat
Hari :
Jam :
Setting
kkk.Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
lll. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
CC. Lampiran
1. Materi
2. leaflet
A. Pengertian Narkoba
Narkotika dan Obat-obatan terlarang (NARKOBA) atau Narkotik,
Psikotropika, dan ZatAditif (NAPZA) adalah bahan / zat yang dapat
mempengaruhi kondisi kejiwaan / psikologi seseorang (pikiran, perasaan
dan perilaku) serta dapat menimbulkan ketergantungan fisik dan psikologi.
Psikotropika yaitu zat atau obat, baik alami maupun sintesis bukan
narkotik yang berkhasia psikoaktif melalui pengaryh selektif pada susunan
saraf dan menyebabkan perubahan khas pada aktifitas mental dan perilaku.
G. Metode
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian adalah pendekatan
kualitatif, dengan menggunakan metode deskriptif analitis.
Gambar Ganja
SATUAN ACARA PENYULUHAN
MANFAAT MINUM AIR PUTIH
A. LATAR BELAKANG
Peranan air begitu penting dalam hidup ini. Saat lahir lalu tumbuh
berkembang dari bayi hingga dewasa bahkan tatkala ajal telah tiba jasad
ini akan selalu bersentuhan dengan air. Dengan air pula kita membersihkan
diri, minum dan bergaul.
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang Manfaat Minum Air Putih selama 30 menit
diaharapkan masyarakat dapat memahami dan menerapkan tentang minum
Air Putih
2. Tujuan Khusus
Setelah mendapatkan pendidikan kesehatan
tentang penyakit Manfaat Air Putih diharapkan masyarakat dapat:
Agar Masyarakat lebih tahu manfaat air putih bagi tubuh manusia.
a) Agar masyarakat tahu pengaruh air putih terhadap tubuh
manusia.
b) Agar masyarakat tahu pentingnya air putih bagi tubuh manusia.
C. SASARAN
Masyarakat
D. MEDIA
3) Lembar balik
E. METODE
5) Ceramah
6) simulasi
7) Tanya jawab
8) Diskusi
F. WAKTU DAN TEMPAT PENYULUHAN
G. PENGORGANISASIAN
Moderator: Rossalinda
Observer: Meri angraini
Penyaji: Mila sari
Fasilitator: Nelfika oktia sari
H. SUSUNAN ACARA
No Acara Waktu Penanggung Jawab
1 Pembukaan 09.00-.09.05 Wib Rossalinda
2 Acara Inti: 09.05-09.25 Wib Mila Sari
3) Penyampaian materi
pencegahan
Hiertensi
4) Tanya jawab
3 Penutup dan Evaluasi 09.25-09.30 Wib Rossalinda
Penyaji
:
1. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti pertemuan ini, peserta mampu memahami tentang
kesehatan air putih.
Media /
No Kegiatan Waktu Perawat Peserta
Alat
1. Pembuka
· Salam pembuka
· Bertanya
2. Kerja 5 menit Memberi kesempatan pada peserta · Leaflet
· Menjelaskan
Memberikan pertanyaan tentang
3. Sasaran
Sasaran ditujukan pada masyarakat
4. Strategi Pelaksanaan
5. Setting
Ket :
: Moderator
: Penyaji
: Fasilitator
:Peserta
6. Pembagian Tugas
a. Peran Moderator
- Membuka dan menutup acara
- Membuat tata tertib acara
- Mengatur kelancaran acara
- Mengingatkan co leader tentang waktu kegiatan
b. Peran Penyaji
- Menyampaikan materi
- Co Leader dan leader bekerja sama dalam melaksanakan acara
- Menjawab pertanyaan dari semua peserta
c. Peran Observer
- Mengamati jalannya kegiatan acara
- Menilai dan mencatat perilaku verbal dan nonverbal dari semua peserta
- Membuat laporan penyuluhan.
d. PeranFasilitator
- Memotifasi peserta untuk mengajukan pertanyaan
- Menjadi contoh bagi peserta selama penyuluhan berlangsung
- Membuat absensi bagi peserta penyuluhan
- Memfasilitasi kegiatan penyuluhan.
7. Evaluasi
a. Evaluasi Struktural
Membuat SAP
Kontrak Waktu
Menyiapkan Peralatan
Setting
b. Evaluasi Proses
Peserta
o Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.
o Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama
proses penyuluhan
o Pertemuan berjalan dengan lancar.
Penyuluh
o Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.
o Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.
o Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.
MATERI PENDIDIKAN KESEHATAN
A. Definisi
Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia.
Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak
berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme
yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air
yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang
memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung di minum (Keputusan
Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002)Walaupun air dari sumber
alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah
tercemar oleh bakteri (misalnya Escherichia coli) atau zat-zat berbahaya.
Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga 100 °C, namun banyak
zat berbahaya, terutama logam, yang tidak dapat dihilangkan dengan cara
ini.
Air adalah unsur yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.
Bahkan dapat dipastikan tanpa pengembangan sumberdaya air secara
konsisten peradaban manusia tidak akan mencapai tingkat yang dinikmati
sampai saat ini. Oleh karena itu pengembangan dan pengolahan sumber
daya air merupakan dasar peradaban manusia. 80% tubuh manusia terdiri
dari air. Organ otak dan darah adalah organ tubuh yang memiliki kadar air
diatas 80%. Otak memiliki komponen air sebanyak 90%, sedangkan darah
memiliki komponen air 95%. Dari paparan ini, maka secara normal tubuh
kita membutuhkan 2 liter sehari atau 8 gelas sehari. Air tesebut digunakan
untuk mengganti cairan tubuh yang keluar melalui air seni, keringat,
pernapasan, dan sekresi. Jika tidak meminum air sebanyak 8 gelas sehari
maka secara keseluruhan tidak terasa efeknya. Tapi sebagai konsekuensi,
tubuh akan menyeimbangkan diri dengan cara mengambil sumber air dari
komponen tubuh sendiri. Diantaranya dari darah, kekurangan air bagi
darah amat berbahaya bagi tubuh, sebab darah akan mengental. Maka,
akibatnya sirkulasi darah sebagai alat transportasi oksigen dan zat zat
makanan yang kita konsumsi akan mengalami gangguan.
1. Penyeimbang tubuh
Jumlah air yang menurun dalam tubuh menyebabkan turunya fungsi organ
tubuh, dan lebih mudah terganggu oleh bakteri, dan virus. Tubuh
manusia mempunyai mekanisme dalam mempertahankan
keseimbangan asupan air yang masuk dan yang di keluarkan. Rasa
haus pada manusia merupakan mekanisme yang normal dalam
mempertahankan asupan air dalam tubuh.
2. Kebugaran tubuh.
Air tidak hanya untuk membersihkan tubuh saja, tapi juga merupakan
senyawa yang di perlukan tubuh. Kita lebih dapat mempertahankan
kekurangan makan daripada kekurangan air. Karena air merupakan
komposisi terbesar dalam membangun tubuh manusia.
Daftar Pustaka
http://id.shvoong.com/exact-
sciences/biology/1870490-10-manfaat-air- putih/
http://jacksite.wordpress.com/2007/04/13/manfaat-air-
putih/
http://ebymedico.student.umm.ac.id/2010/03/03/air
-putih-yang-sehat/
http://translate.google.co.id/translate?
hl=id&langpair=en|
id&u=http://wiki.answers.com/Q/Are_there_any_n
egative_effects_of_drinking_t oo_much_water
http://club-melilea.com/manfaat-air-putih.html
SAP ( SATUAN ACARA PENYULUHAN)
PEMBUANGAN / PEMILIHAN SAMPAH
Waktu : 30 menit
A. Latar Belakang
Permasalahan sampah merupakan masalah yang masih menjadi fokus
utama yang perlu kita perhatikan.Masih banyak sampah yang berserakan yang
akan menimbulkan berbagai macam dampak negatih baik bagi manusia dan
makhluk hidup yang lain. titik awal dari solusi masalah sampah harus dimulai
dari kesadaran semua lapisan masyarakat, lembaga pendidikan, pengusaha dan
pemerintah bahwa semua problem sampah yang ada sekarang ini adalah
sumbernya dari kesalahan kita bersama. Gunadi (2004) mengungkapkan
bahwa kita masih lemah dalam disiplin memilah sampah organik dan sampah
anorganik. Maka dari itu pemaparan tentang pembuangan sampah sangatlah
dibutuhkan. Apalagi bila disampaikan kepada generasi-generasi muda agar
terdidik lebih dinisehingga dari kecil dapat membiasakan untuk berperilaku
yang positif.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit warga diharapkan mampu
memahami tentang konsep pembuangan sampah.
Tempat : UFDK
f. Setting Tempat :
infocus
Moderator Dosen
Penyaji
peserta peserta
Observer
Keterangan :
: moderator : penyaji : pembimbing
g. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Menyajikan atau menyampaikan materi penyuluhan
Menggali pengetahuan peserta tentang materi penyuluhan
Menjawab pertanyaan peserta
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
h. Kegiatan Penyuluhan
23. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
2. Evaluasi proses
3. Evaluasi Hasil
a. Peserta mampu membina hubungan saling percaya
b. Peserta mengerti apa yang dijelaskan penyajian
c. Peserta memahami mengenai:
4. Lampiran
a. Materi
b. Leaflet
MATERI PENYULUHAN
Yang dimaksud dengan pembuangan sampah adalah semua zat/ benda yang sudah
tidak terpakai lagi baik berasal dari rumah-rumah maupun siasa-sisa proses
industri. sedangkan
Sampah adalah suatu bahan yang terbuang atau dibuang dari sumber aktivitas
manusia maupun proses alam yang belum memiliki nilai ekonomis.
Berdasarkan buku yang berjudul “Ayo ke Bank Sampah” yang ditulis oleh
kantor lingkungan hidup kota Magelang, dijelaskan bahwa menurut Lembaga
Penelitian Universitas Indonesia (1989), sampah adalah limbah yang
berbentuk padat atau setengah padat yang berasal dari kegiatan manusia pada
suatu lingkungan, terdiri dari bahan organik dan atau anorganik, logam, dan
atau non logam, dapat dibakar dan atau tidak dapat dibakar, tetapi tidak
termasuk buangan (kotoran) manusia (Kurniaty, 2016).
2. Jenis Sampah
d. Sampah Organik
merupakan jenis sampah yang terdiri dari bahan-bahan penyusun tumbuhan dan
hewan yang diambil dari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian,
perikanan atau yang lainnya. Sampah ini dengan mudah diuraikan dalam
proses alami.
e. Sampah Anorganik
merupakan jenis sampah yang berasal dari sumber daya alam tak terbarui seperti
mineral dan minyak bumi atau dihasilkan dari proses industri. Beberapa
bahan seperti ini tidak terdapat di alam, yaitu plastik dan aluminium.
Sebagian zat anorganik secara keseluruhan tidak dapat diuraikan oleh alam,
sedang sebagian yang lain hanya diuraikan secara lambat. Sampah jenis ini
pada tingkat rumah tangga berupa botol, botol plastik, tas plastik, kaleng dan
lain-lain. Kertas, koran dan karton merupakan perkecualian. Berdasarkan
asalnya, kertas, koran dan karton termasuk sampah organik. Tetapi karena
kertas, koran dan karton dapat di daur ulang seperti sampah anorganik lain
(misalnya gelas, kaleng dan plastik) sehingga dapat digolongkan sampah
anorganik.
Selain itu juga dijelaskan bahwa secara garis besar sampah dibedakan menjadi
tiga saja 1:
c. Sampah organik/basah
Sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur,
sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah, dll. Sampah jenis ini dapat
terdegradasi.
d. Sampah anorganik/kering
Sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya: logam, besi,
kaleng, plastik, karet, botol, dll.
e. Sampah berbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik
bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir, dll. Sampah jenis ini memerlukan
penanganan khusus.
3. Pembagian Sampah
f. Terhadap Kesehatan
Pengelolaan sampah yang tidak memadai (pembuangan sampah sembarangan dan
tidak terkontrol) dapat menimbulkan berbagai penyakit sebagai berikut :
1) Diare, kolera, tipus dan demam berdarah dapat menyebar dengan cepat
karena sampah memasuki air minum.
2) Cacing pita yang dapat menyebar melalui rantai makanan, dimana cacing
dikonsumsi sebelumnya oleh ternak melalui makanannya yang berupa
sisa makanan / sampah.
3) Minamata (di Jepang) disebabkan karena masyarakat mengkonsumsi
ikan yang terkontaminasi sampah beracun (limbah baterai dan
akumulator yang dibuang di perairan umum).
g. Terhadap Lingkungan
Cairan yang dilepaskan sampah ke saluran drainase dan air tanah sehingga
mencemari sumber air tersebut. Penguraian sampah yang dibuang ke dalam
air akan menghasilkan asam organik dan gas-cair organik seperti metana
(dapat menimbulkan bau dan gasnya dapat menimbulkan ledakan bila
konsentrasinya cukup besar).
Agar sampah ini tidak membahayakan kesehatan manusia, maka perlu pengaturan
pembuanagnnya.
1) Penyimpanannya (Storage)
2) Pengumpulan (Collection
3) Pembuanagan (Disposal)
a) Terbuat dari bahan yang mudah dibersihkan dan tidak mudah rusak.
b) Harus ditutup rapat sehingga tidak menarik serangga atau binatang-binatang
lainnya seperti : tikus, ayam, kucing dan sebagainya.
c) Ditempatkan di luar rumah. Biloa pengumpulannya tidak dilakukan oleh
pemerintah, tempatkanlah tempat sampah sedemikian rupa sehingga karyawan
pengumpul sampah mudah mencapainya.
Cara buang sampah yang baik dan benar, yaitu antara lain :
DAFTAR PUSTAKA
Seting tempat
LEMBAR BaLIKL
Keterangan :
: penyaji : moderator
: fasilitator : peserta
G. Kegiatan Penyuluhan
KEGIATAN
NO. WAKTU KEGIATAN PENYULUH
PESERTA
1. 5 menit Pembukaan :
2. Membuka kegiatan dengan 3. Menjawab
mengucapkan salam salam
3. Memperkenalkan diri 4. Mendengark
4. Menjelaskan tujuan dari an
penyuluhan 5. Memperhati
5. Menyebutkan materi yang kan
akan diberikan 6. Memperhati
kan
2. 15 menit Pelaksanaan :
3. Menjelaskan penggunaan masker Memperhatikan
4. Menjelaskan proses dan sumber
Bertanya dan
penyebaran infeksi
menjawabpertany
5. Menjelaskan cara pengendalian dan
aan yang
pencegahan infeksi
diajukan
3. 5 menit Evaluasi :
1. Menanyakan kepada peserta 1. Menjawab
tentang materi yang telah diberikan, pertanyaan
dan reinforcement kepada pasien
dan keluarga yang dapat menjawab
pertanyaan
4. 5 menit Terminasi :
i. Mengucapkan 4.
terimakasih atas peran serta peserta 5.
j. Mengucapkan salam
penutup
H. Evaluasi
j. Evaluasi Struktur
b. Peserta hadir di tempat penyuluhan
c. Penyelenggaraan Penyuluhan dilakukan di kampus
d. Pengorganisasian penyelenggaraan penyuluhan dilakukan 1 hari
sebelumnya (Satuan Acara Penyuluhan)
e. Tidak ada peserta penyuluhan yang meninggalkan tempat sebelum
penyuluhan selesai
f. Pada penyuluhan sarana dan prasarana yang menunjang telah tersedia
antara lain : leaflet dan absensi peserta penyuluhan
k. Evaluasi Proses
b. Masing-masing anggota tim bekerja sesuai dengan tugas
c. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan, serta peserta yang terlibat
aktif dalam penyuluhan 50% dari yang hadir
l. Evaluasi Hasil
b. 100% sarana dan prasarana sudah lengkap
c. 90% kegiatan edukasi sudah dilakukan
d. 100% setiap anggota berjalan sesuai jobdesk
e. 100% kehadiran tepat waktu
f. 95% komunikasi antar peserta dan fasilitator berjalan dengan baik
g. 95% peserta mengerti dan memahami penjelasan yang diberikan
oleh penyuluh yaitu sesuai dengan tujuan khusus yaitu dengan mampu
menyawab post test
BAB II
PEMBAHASAN
1. PENGGUNAAN MASKER
Penggunaan masker merupakan bagian dari rangkaian komprehensif langkah
pencegahan dan pengendalian yang dapat membatasi penyebaran penyakit-
penyakit virus saluran pernapasan tertentu, termasuk COVID-19. Masker dapat
digunakan baik untuk melindungi orang yang sehat (dipakai untuk melindungi diri
sendiri saat berkontak dengan orang yang terinfeksi) atau untuk mengendalikan
sumber (dipakai oleh orang yang terinfeksi untuk mencegah penularan lebih
lanjut).Namun, penggunaan masker saja tidak cukup memberikan tingkat
perlindungan ataupengendalian sumber yang memadai. Karena itu, langkah-
langkah lain di tingkat perorangan dan komunitas perlu juga diadopsi untuk
menekan penyebaran virus-virus saluran pernapasan. Terlepas dari apakah masker
digunakan atau tidak, kepatuhan kebersihan tangan, penjagaan jarak fisik, dan
langkah-langkah pencegahan dan pengendalian infeksi (PPI) lainnya sangat
penting untuk mencegah penularan COVID-19.
Hari/tanggal :
Waktu
: 30 menit
Penyuluh :
A. Latar Belakang
`
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem
kesehatan nasional yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam
baik promotif, preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh
pemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat. UU 36/2009 juga
memberikan gambaran bahwa pelayanan kesehatan yang bersifat promotif
dan preventif bertujuan untuk menginformasikan kepada masyarakat
tentang pola hidup sehat dan mencegah terjadinya permasalahan kesehatan
masyarakat atau penyakit. Sedangkan pelayanan kesehatan yang bersifat
kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada penyembuhan dan pengobatan
suatu penyakit serta mengembalikan bekas penderita ke dalam masyarakat
(Laksono, 2016).
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan penyuluhan tentang Upaya Pengendalian Resiko pada
Unit Pengolahan Sampah Medis , audiens dapat :
1) Mengetahui apa saja layananyang tersedia di layanan kesehatan
C. Kegiatan Belajar Mengajar
- Ceramah
- Tanya jawab
d. Media
Leaflet
Lembar Balik
Hari :
Jam :
Setting
f. Setting Tempat :
Keterangan :
: Peserta
: Fasilitator&Observer
: Panitia
: Penyaji
: Moderator
g. Pengorganisasian
Penanggung Jawab : Kelompok
Tugas
: Mengkoordinasi Kegiatan Penyuluhan
Moderator :
Tugas
Penyaji
:
Tugas
:
Fasilitator :
Tugas
:
Observer
:
Tugas
:
d. Memberikan
c. Mencoba untuk
reinforcement positif
menjawab
atas jawaban peserta
d. Menerima pujian
i. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
D. Lampiran
1. Materi
2. Leaflet
A. Pengertian
Pelayanan kesehatan merupakan salah satu komponen dalam sistem kesehatan
nasional yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Dalam baik promotif,
preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah,
pemerintah daerah dan/atau masyarakat. UU 36/2009 juga memberikan gambaran
bahwa pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif bertujuan untuk
menginformasikan kepada masyarakat tentang pola hidup sehat dan mencegah
terjadinya permasalahan kesehatan masyarakat atau penyakit. Sedangkan
pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif berorientasi pada
penyembuhan dan pengobatan suatu penyakit serta mengembalikan bekas
penderita ke dalam masyarakat. Akses menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
(KBBI) dalam Jaringan merupakan kata serapan dari bahasa Inggris, yaitu access
yang mempunyai arti jalan masuk. Sehingga secara umum akses pelayanan
kesehatan dapat diartikan sebagai suatu bentuk pelayanan kesehatan dengan
berbagai macam jenis pelayanannya yang dapat dijangkau oleh masyarakat
(Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, 2016). Secara umum akses dapat
dibagi menjadi beberapa aspek, antara lain: akses geografis, ekonomi dan sosial.
Akses geografis dapat dideskripsikan sebagai kemudahan menjangkau pelayanan
kesehatan yang diukur dengan jarak, lama perjalanan, jenis transportasi,
infrastruktur jalan. Akses ekonomi lebih menekankan kepada kemampuan
masyarakat untuk mengalokasikan kemampuan finansialnya dalam menjangkau
pelayanan kesehatan. Sedang akses sosial lebih pada masalah komunikasi,
budaya, keramahan, dan kepuasan pelayanan (Laksono, 2016).
BAB IV
PEMBAHASAN
Dari hasil Whinshield survey ditemukan beberapa
penyakit.
jumlah kunjungan 1.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bedasarkan hasil pelaksanaan kegiatan praktik komunitas yang kami