Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

ASUHAN KEPERAWATAN PHBS TENTANG MEMBAKAR SAMPAH SEM-


BARANGAN

Disusun oleh :

1. Ayu lestari 7. Fitri damayanti


2. Salsabilla rahmadania 8. Meri ariska
3. Dila oktafiani 9. Deska lara sinta
4. Bagus sutiyoso 10. Putri maharani
5. Liza 11. Anisa fitriyani
6. Gea meika 12. Tegar kurniawan

Dosen Pengampu :

Ns. SUNARMI, M.Kep

STIKES AISYIYAH PALEMBANG

PRODI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AJARAN 2023/2024

1
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pencurah kasih sayang tiada batas kepada yang dikehendaki-
Nya. Allah telah mencurahkan rahmat-Nya Sholawat dan salam semoga senantiasa tercu-
rahkan kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pemberi syafaat dan pembawa kabar
gembira.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada berbagai pihak yang bersangkutan


dalam menyelesaikan penulisan makalah ini. Makalah ini penulis ajukan untuk
memenuhi tugas yang ditetapkan oleh dosen DIII Keperawatan STIKES AISYIYAH
PALEMBANG . Penulis telah berusaha sangat maksimal untuk memberikan yang ter-
baik, tetapi tidak menutup kemungkinan untuk menerima kritik dan saran yang memban-
gun untuk perbaikan di masa yang akan datang.

Palembang, 04 januari 2024

Penulis

2
DAFTAR ISI

Table of Content

s
KATA PENGANTAR....................................................................................................................2

DAFTAR ISI...................................................................................................................................3

PENDAHULUAN..........................................................................................................................4

A. Tujuan.....................................................................................................................................4

B. Waktu......................................................................................................................................5

C. Tempat Praktik.......................................................................................................................5

D. Strategi Pelaksanaan...............................................................................................................6

BAB II.............................................................................................................................................9

TINJAUAN PUSTAKA.................................................................................................................9

BAB III.........................................................................................................................................11

ASUHAN KEPERAWATAN......................................................................................................11

A. Pengkajian Data....................................................................................................................11

B. ANALISI DATA..................................................................................................................12

C. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH............................................................................13

D. PERENCANAAN KEPERAWATAN ................................................................................14

BAB IV PEMBAHASAN.............................................................................................................15

BAB V PENUTUP.......................................................................................................................16

A. KESIMPULAN....................................................................................................................16

B. SARAN.................................................................................................................................16

3
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................17

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Masa globalisasi menuntut adanya perkembangan dan perubahan di segala bidang salah
satu diantaranya adalah bidang kesehatan. Dengan berbagai inovasi yang dilakukan di bidang
kesehatan, perubahan bidang ilmu pengetahuan dan teknologi, maka terjadi peningkatan usia
harapan hidup warga Indonesia dan ini memberikan dampak tersendiri dalam upaya peningkatan
derajat/status kesehatan penduduk.

Penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai peningkatan


derajat hidup sehat bagi setiap penduduk adalah merupakan hakekat pembangunan kesehatan
yang termuat di dalam Sistem Kesehatan Nasional (SKN) dengan tujuan agar dapat mewujudkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum dari
tujuan nasional. Agar tujuan tersebut dapat tercapai secara optimal, diperlukan partisipasi aktif
dari seluruh anggota masyarakat bersama petugas kesehatan. Hal ini sesuai dengan telah diber-
lakukannya UU No. 23 tahun 1992 yaitu pasal 5 yang menyatakan bahwa setiap orang berkewa-
jiban untuk ikut serta dalam memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan perorangan, kelu-
arga dan lingkungan.

Peningkatan taraf hidup masyarakat Indonesia di berbagai bidang kehidupan mengaki-


batkan pergeseran pola kehidupan masyarakat diantaranya bidang kesehatan. Dengan berkem-
bangnya Paradigma “Sehat-Sakit”, saat ini telah terjadi pergeseran, antara lain: perubahan upaya
kuratif menjadi upaya preventif dan promotif, dan segi kegiatan yang pasif menunggu
masyarakat berobat ke unit-unit pelayanan kesehatan menjadi kegiatan penemuan kasus yang
bersifat aktif. Hal ini akan memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada masyarakat untuk
ikut berperan dalam upaya meningkatkan kemampuan bekerja dengan individu, keluarga dan

4
kelompok di tatanan pelayanan kesehatan komunitas dengan menerapakan konsep kesehatan dan
keperawatan komunitas, serta sebagai salah satu upaya menyiapkan tenaga perawat profesional
dan mempunyai potensi keprawatan secara mandiri sesuai dengan kompetensi yang harus dica-
pai, maka Pelaksanakan Praktik menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan keluarga, kelom-
pok dan masyarakat, serta secara aktif dalam upaya peningkatan status kesehatannya.

Selain itu, selama proses belajar harus mengidentifikasi populasi dengan resiko tinggi
dan sumber yang tersedia untuk bekerjasama dengan komunitas dalam merancang, melak-
sanakan dan mengevaluasi perubahan kemunitas dengan penerapan proses keperawatan komuni-
tas dan pengorganisasian komunitas. Harapan yang ada, masyarakat akan mandiri dalam upaya
meningkatkan status kesehatannya.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu mengaplikasikan konsep dan teori keperawatan yang telah diperoleh pada tahap
akademik secara nyata dalam memberikan Asuhan Keperawatan di komplek boughrnvile
kec. Alang alang lebar palembang,
2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengumpulan data hasil pengkajian pada masyarakat
b. Melakukan anilasa data hasil pengkajian pada masyarakat di komplek boughrnvile
kec. Alang alang lebar palembang.
c. Menentukan diagnosa keperawatan hasil pengkajian pada masyarakat di komplek
boughrnvile kec. Alang alang lebar palembang
d. Menginformasikan tentang prioritas masalah yang ada di komplek boughrnvile kec.
Alang alang lebar palembang
e. Menginformasikan perencanaan Asuhan Keperawatan komplek boughrnvile kec.
Alang alang lebar palembang.

C. Waktu
Pelaksanaan Praktik Keperawatan di komplek boughrnvile kec. Alang alang lebar palem-
bang, dimulai pada tanggal 25 oktober 2023 – 27 oktober 2023.

5
D. Tempat Praktik
Praktik Keperawatan di tempatkan komplek boughrnvile kec. Alang alang lebar palem-
bang.

E. Strategi Pelaksanaan
Strategi pelaksanaan keperawatan yang dapat digunakan dalam perawatan kesehatan
masyarakat adalah :

1. Pendidikan kesehatan (Health Promotion)


Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menye-
barkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sada, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya den-
gan kesehatan (Elisabeth,2007).
2. Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien terma-
suk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu :
Individu, keluarga, kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan up-
aya peningkatan, perlindungan, dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat meng-
gunakan alternatif model perorganisasian masyarakat yaitu : perencanaan sosial, aksi
sosial atau pengembangan masyarakat. Berkaitan dengan pengembangan kesehatan
masyarakat yang relevan, maka penulis mencoba mendekatkan pengorganisasian
masyarakat dengan model perkembangan masyarakat (Community development,2007).
3. Kerja sama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerjasama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan ke-
setaraan, keterbukaan yang saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi
klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala
kegiatan yang memiliki konstribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elis-
abeth,2007).
Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digam-
barkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini mem-
berikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian mas-

6
ing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan
(Elisabeth,2007).
4. Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pembe-
rian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformasi kepada
masyaraka. Antara lain : adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan keku-
atan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth,2007)
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat
agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak ter-
lepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi
masyarakat (Elisabeth,2007).

Metode pengumpulan data di di Komplek Boughenville kec. Alang alang lebar Palembang
menggunakan :

1. Wawancara

Pada tahap wawancara melibatkan:

 Masyarakat
 Tokoh masyarakat
 Kader
 Aparat kelurahan / desa
2. Observasi

Pada tahap observasi meliputi :

 Norma
 Nilai
 Keyakinan

7
 Struktur kekuatan
 Proses penyelesaian masalah
 Dinamika kelompok masyarakat
 Pola komunikasi
 Situasi/ kondisi lingkungan wilayah
3. Kuisioner

Pengumpulan data menggunakan kuisioner yaitu dengan mengambil sample sebanyak


181 Kartu Keluarga dari 401 Kartu Keluarga.

8
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi
Menurut Swesty, 2007 proses pembakaran sampah adalah menggunakan insinerator
dengan suhu kisarannya mendekati suhu pembakaran sampah terbuka dilapangan
(100-700 0C).

B. Penyebab
Membakar sampah justru dapat menimbulkan masalah baru khususnya bagi kesehatan
kita. Saat pembakaran sampah dalam tumpukan, tidak terjadi proses pembakaran yang
baik. Pembakaran yang baik adalah dengan membutuhkan oksigen (O2) yang cukup.
Berbeda saat membakar tumpukan sampah, mungkin bagian luar tumpukan cukup
mendapatkan oksigen sehingga menghasilkan CO2,tapi di dalam tumpukan sampah
akan kekurangan O2 sehingga yang di hasilkan adalah gas Karbon Monoksida (CO)
yang merupakan gas yang berbahaya, karena dapat membunuh kita secara masal. Bila
kita menghirup gas CO, hemoglobin darah yang seharusnya mengangkat dan
mengedarkan oksigen keseluruh tubuh akan terganggu. Dengan itu tubuh kita akan
mengalami kekurangan Oksigen, yang dapat berujung kematian.
C. Tanda dan Gejala
a. Dampak asap pembakaran sampah terhadap lingkungan dan kesehatan :
Disinyalir dapat menyebabkan kematian meski pada konsentrasi yang sangat ren-
dah (1/1.000.000 gr), kerusakan sistem imun pada manusia, dapat menimbulkan
penyakit chloracnem (tampak seperti jerawat yang sangat besar, merah, timbul dan
banyak, kanker, dan pada ibu hamil dapat menimbulkan efek terhadap reproduksi
atau perkembangan seperti keguguran, kemandulan dan bawaan saat lahir.
b. Dampak asap pembakaran terhadap pencemaran udara :
Populasi udara ini merupakan suatu kondisi yang menggambarkan udara yang tidak
murni lagi. Karena tercemar oleh berbagai macam zat-zat polutan. Polutan yang

9
mencemari udara ini paling banyak berupa asap-asap yang di dalamnya mengan-
dung banyak sekali penyakit dan juga hal merugikan lainnya.

D. Penyakit yang Sering Muncul

1) ISPA
Gejala : Batuk yang mungkin mengandung dahak, Bersin, Hidung berair,
Sakit tenggorokan, Sakit kepala, Nyeri otot, Sesak napas, Mengi, Demam,
Merasa tidak enak badan

2) Asma
Merupakan gangguan kesehatan yang muncul akibat terjadinya penyempitan
saluran nafas karena hiperaktifitas terhadap rangsangan tertentu yang menyebabkan
peradangan. Penyempitan ini bersifat sementara.
Gejala : mengi (bunyi saat nafas), pilek/bersin-bersin, batuk disertai rasa gatal di
tenggorokan, sesak nafas, berkeringat dan denyut nadi meningkat.
Penyebab: radang di tenggorokan akibat debu, bahan makanan yang menimbulkan iri-
tasi seperti pedas, asam, manis, asin, dingin, bergetah dan panas, udara kotor, bulu dan
kotoran dari hewan peliharaan (kucing, anjing, unggas, dll.)
3) Batuk
Reaksi otomatis tubuh dalam melindungi paru-paru akibat adanya benda asing selain
udara yang masuk.
Gejala : tenggorokan sakit terasa gatal. Adanya dahak di saluran pernafasan
Penyebab : penyempitan saluran pernafasan, produksi dahak yang berlebihan disalu-
ran tenggorokan karena infeksi atau masuknya benda asing seperti debu, asap atau
cairan makanan secara tidak sengaja.

10
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

A. PENGKAJIAN DATA
1. Pengkajian

Menurut Padila (2017) meliputi :

a. Biodata

Identitas pasien berisikan nama pasien, tempat tanggal lahir, jenis kelamin, tanggal masuk sakit,
rekam medis.

b. Keluhan Utama

Keluhan utama yang timbul pada klien dengan asma adalah dyspnea

( sampai bisa berhari-hari atau berbulan-bulan), batuk, dan mengi

c. Riwayat Kesehatan

1) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien dengan serangan asma datang mencari pertolongan terutama dengan keluhan sesak napas
yang hebat dan mendadak, kemudian diikuti dengan gejala-gejala lain seperti batuk, wheezing,
gelisah.

2) Riwayat Kesehatan dahulu

Penyakit yang pernah diderita pada masa dahulu seperti adanya riwayat serangan asma dan aler-
gen yang dicurigai sebagai pencetus serangan asma.

3) Riwayat Kesehatan Keluarga

Pada klien dengan serangan asma perlu dikaji tentang riwayat penyakit asma atau penyakit
alergi yang lain . Klien dengan asma sering kali didapatkan adanya riwayat penyakit turunan.

d. Pemeriksaan Fisik

Menurut Scholastica.F.A (2019) pada pemeriksaan yang dilakukan pada pasien dengan asma
bronkiale dapat ditemukan :

1) Inspeksi : klien terlihat gelisah, sesak napas, napas cepat dan sianosis

11
2) Palpasi : biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata (pada serangan berat)

3) Perkusi : biasanya tidak terdapat kelainan yang nyata

4) Auskultasi : ekspirasi memajang , mengi (wheezing), ronchi.

2. Diagnosa keperawatan

a. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan mukus dalam jumlah berlebi-
han, peningkatan produksi mukus, eksudat dalam alveoli dan bronkospasme

b. Ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan keletihan otot pernapasan


dan deformitas dinding dada.

c. Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan retensi karbon dioksida

d. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dan kebu-


tuhan oksigena (hipoksia) kelemahan.

(Amin & Hardhi, 2015).

3. Rencana keperawatan

Menurut Tim Pokja SLKI DPP PPNI (2019) rencana keperawatan adalah panduan untuk peri-
laku yang diharapkan klien untuk mencapai tujuan atau hasil yang diharapkan.

Tujuan : Jalan napas menjadi efektif

Kriteria hasil :

a. Pasien tidak batuk

b. Pasien tidak mengeluarkan sputum

c. Tidak ada wheezing

d. Frekuensi pernafasan dalam rentang normal

e. Mempunyai jalan napas yang paten

f. Pasien tidak gelisah

Menurut Tim Pokja SIKI DPP PPNI (2018) intervensi yang dilakukan pada pasien den-
gan ketidakefektifan bersihan jalan napas yaitu :

a. Kaji keluhan pasien

Rasional : mengetahui keadaan pasien


12
b. Lakukan auskultasi bunyi nafas

Rasional : beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tidak
di manefastikan adanya bunyi nafas adventisius (bunyi tambahan).

c. Memberikan terapi nebulisasi

Rasional : untuk mengencerkan sekret

d. Berikan terapi oksigen sesuai dengan kebutuhan

Rasional : untuk mencegah terjadinya hipoksia

e. Atur posisi pasien setengah duduk/semi fowler

Rasional : meningkatkan pengembangan paaru dan melonggarkan posisi diafragma

f. Kolaborasi dengan tim medis

Rasional : untuk mempercepat penyembuhan pasien

4. Implementasi Keperawatan

Perawat melakukan tindakan sesuai rencana keperawatan yang telah dibuat untuk menyelesaikan
masalah pengelolaan ketidaefektifan bersihan jalan napas pada pasien asma bronkial.

5. Evaluasi Keperawatan

Evaluasi adalah suatu proses yang terencana dan sistematis, dalam mengumpulkan, mengorgan-
isasi, menganalisis dan membandingkan status kesehatan klien dengan kriteria hasil yang di in-
ginkan serta menilai derajat pencapaian hasil klien.

S : Respon subjektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukan

O : Respon obyektif klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilaksanakan

A : Analisa ulang terhadap data subjektif untuk menyimpulkan apakah masih tetap atau muncul
masalah baru atau ada data yang kontraindikasi masalah yang ada

P : Perencanaan atau tindak lanjut berdasarkan hasil analisa pada respon klien

13
B. ANALISIS DATA
Setelah pengkajian proses pengumpulan data kami menggunakan SPSS 20 yang di prosen-
tasikan dalam bentuk diagram seperti yang dicantumkan dibawah ini :

NO Data Masalah Penyebab


1 Ds: Polusi Bersihan jalan
-pasien mengatakan sesak nafas, batuk ⬇ nafas tidak
berdahak Masuk saluran per- efektif
nafasan

Do: ⬇

-pasien tampak sesak Iritasi mukosa saluran


pernafasan
-RR 28x/menit

-terdaapat weazzing
Reaksi inflamasi

Hipertropi dan hiper-
flasia mukosa bronkus

Metaplasia sel globet

Produksi sputum
meningkat

Batuk

bersihan jalan nafas
tidak efektif

C. DIAGNOSA
Diagnosa keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien ter-
hadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik berlangsung ak-
tual maupun potensial. Diagnosa keperawatan bertujuan untuk mengidentifikasi respons
klien individu, keluarga dan komunitas terhadap situasi yang berkaitan dengan kesehatan.

14
Diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus DHF yaitu (Erdin 2018) (SDKI
DPP PPNI 2017) :

Bersihan jalan nafas tidak efektif b/d benda asing dalam jalan nafas d/d batuk tidak
efektif, sputum berlebih, wheezing

D. INTERVENSI

` Intervensi keperawatan atau perencanaan merupakan keputusan awal yang mem-


beri arah bagi tujuan yang ingin dicapai, hal yang akan dilakukan, termasuk bagaimana,
kapan dan siapa yang akan melakukan tindakan keperawatan.

DIAGNOSA Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan penyuluhan OBSERVASI
tidak efektif b/d benda
keperawatan 1 x 24 jam di-  Monitor pola nafas
asing dalam jalan nafas
d/d batuk tidak efektif, harapkan kesehatan di masu-  Monitor bunyi nafas
sputum berlebih,
yarakat menningkat dengan tambahan
wheezing
Ds: kriteria hasil  Monitor sputum
-pasien mengatakan sesak 1. Batuk efektif meningkat 
nafas, batuk berdahak 2. Produksi sputum menurun TERAUPETIK
3. Mengi menurun  Posisikan semi flower
Do: 4. Whezzing menurun Atau flower
-pasien tampak sesak 5. Dipsnea menurun
 Berikan oksigen
-RR 28x/menit 6. Frekuensi nafas membaik
-terdaapat weazzing 7. Pola nafas membaik
EDUKASI
 Anjurkan asupan
cairan 2000ml/ hari
 Ajarkan teknik batuk
efektif

15
KOLABORASI
 Memberikan
btonkodilator, ek-
spetoran, mukolitik

16
17
BAB IV

PEMBAHASAN

A. Identifikasi Masalah dan Analisis Kesehatan

Hasil pengkajian di di Komplek Boughenville kec. Alang alang lebar Palembang dengan
teknik pengambilan quesioner dan musyawarah masyarkat desa. Identifikasi masalah kese-
hatan yaitu : di Komplek Boughenville kec. Alang alang lebar Palembang, berdasarkan hasil
pengumpulan data yang didapatkan di Komplek Boughenville kec. Alang alang lebar Palem-
bang dalam pengolahan sampahnya.

Masalah kondisi kesehatan di di Komplek Boughenville kec. Alang alang lebar Palem-
bang memang merupakan karakteristik masalah kesehatan yang banyak dijumpai pada
masyarakat, kurangnya pengetahuan masyarakat dan belum adanya kesadaran mereka yang
menyebabkan masalah ini selalu ada. Jenis penyakit terbanyak adalah hipertensi dan beberapa
penyakit penyerta lainnya.

B. Diagnosa Keperawatan

Berdasarkan hasil survei kesehatan masyaraka di Komplek Boughenville kec. Alang


alang lebar Palembang tanggal 25 oktober- 27 oktober, diagnosa keperawatan yang muncul
adalah masalah keperawatan resiko terjadi peningkatan kasus penyakit (Asma,batuk, ISPA,
dll) berhubungan dengan lingkungan yang kurang sehat didapatkan melalui data subyektif
yaitu masyarakat mengatakan sampah ditumpuk lalu dibakar didekat rumah sehingga
menimbulkan polusi udara disekitar lingkungan rumah.

18
BAB V
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan di Komplek Boughenville kec. Alang alang
lebar Palembang menunjukan bahwa terdapat beberapa masalah yaitu dalam pengolahan sam-
pahnya masih banyak yang dibakar

Pelayanan Keperawatan adalah suatu dalam keperawatan yang merupakan perpaduan an-
tara keperawatan dan kesehatan masyarakat dengan dukungan peran serta aktif masyarakat
yang bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara kesehatan masyarakat dengan
menekankan kepada peningkatan peran serta masyarakat dalam melakukan upaya promotif
dan preventif dengan tidak melupakan tindakan kuratif dan rehabilitatif sehingga di harapkan
masyarakat mampu mengenal mengambil keputusan dalam memelihara kesehatannya
( Mubarak,2009 ).

Tahapan proses keperawatan komunitas yaitu 1) pengkajian yang terdiri dari wawancara,
observasi, kuisioner, 2) menentukan masalah Keperawatan

B. SARAN
Berdasarkan hasil pembahasan yang diperoleh maka dapat diberikan saran sebagai berikut:

1. Bagi Masyarakat

Masyarakat diharapkan mempunyai motivasi menjaga pola hidup sehat dalam kehidupan
sehari-hari. Masyarakat juga diharapkan berpartisipasi dalam meningkatkan taraf kese-
hatan termasuk menjaga lingkungan

2. Bagi Pemerintah

Perlu kerja sama yang baik antara pemerintah dan masyarakat komplek boughenville un-
tuk mencegah terjadinya masalah kesehatan di masyarakat

19
3. Bagi Mahasiswa

Mahasiswa dapat menerapkan konsep keperawatan komunitas untuk meningkatkan ke-


mampuan masyarakat untuk hidup sehat, sehingga tercapai derajat kesehatan yang optimal
bagi masyarakat RW 05 dan RW 06 Dusun Werdi Tengah, Desa Werdi, Kecamatan
Wonokerto Kabupaten Pekalongan.

4. Bagi Institusi Pendidikan

Laporan asuhan keperawatan ini dapat dijadikan referensi dalam penerapanya pada proses
pendidikan.

20
BAB VI

DAFTAR PUSTAKA

Alfitri. 2011. Comunity Development. Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka pelajar.
Alimul H., Aziz. 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta:
Salemba Medika.
Anderson, Elizabeth T. 2007. Buku Ajar Keperawatan Komunitas: Teori Dan Praktek. Jakarta:
EGC.
Edelman dan Mandle. 1994. WHO.
Mubarak, W, I & Chayatin, N. 2009. Ilmu Keperawatan Komunitas Pengantar dan Teori.
Jakarta: Salemba Medika.
1. Rahayu. (2012). Pemberdayaan posyandu untuk menanggulangi terjadinya gizi buruk.
www.slideshere.net diakses tanggal 02 Mei 2015.
2. Handayani, Eka. 2008. Hubungan Antara Pengetahuan Lansia Tentang Posbindu Dengan
Motivasi Pada Lansia Berkunjung Ke Posbindu Di Wilayah RW 03 Kelurahan Utama Keca-
matan Cimahi Selatan. Skripsi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Indonesia. Sumber :
http://Lontar.ui.ac.id. Diakses Tanggal 3 April 2013.
3. Rahayu, Y.,P., 2012. Posbindu Lansia. Sumber
:http://duniapintardancemerlang.blogspot.com.

Diakses Tanggal 3 April 2013.

4. Wrihatnolo, Randy dan Riant Nugroho Dwidjowijoto. 2007. Manajemen Pemberdayaan Se-
buah Pengantar dan Pemanduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat. Jakarta : PT. Elex Media
Komputindo

21

Anda mungkin juga menyukai