Anda di halaman 1dari 8

KOMUNIKASI TERAPEUTIK DENGAN KECEMASAN PASIEN RAWAT

INAP BEDAH RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI TAHUN 2019

THERAPEUTIC COMMUNICATION WITH ANXIETY INPATIENTS AT


RSUD ACHMAD MOCHTAR BUKITTINGGI IN 2019

Atika Afri Cahyani


E-mail : cahyaniafriatika@gmail.com
Universitas Fort De Kock Bukittinggi Indonesia

Abstrak
Kecemasan merupakan sesuatu hal yang tidak jelas, adanya perasaan gelisah atau tidak tenang dengan
sumber yang tidak spesifik dan tidak diketahui oleh seseorang. Untuk dapat menurunkan kecemasan pada
pasien preoperasi salah satunya diperlukan komunikasi yang efektif terutama komunikasi terapeutik. Hal
ini perlu mendapat perhatian serius dari perawat karena perawat merupakan petugas kesehatan yang
terdekat dan terlama dengan pasien. Pengaruh pemberian informasi tentang persiapan operasi dengan
pendekatan komunikasi terapeutik terhadap tingkat kecemasan pasien. Gejala kecemasan yang
berhubungan dengan kondisi medis umum sering ditemukan, walaupun insidensi bervariasi untuk
masing-masing kondisi tersebut. Tindakan pembedahan merupakan ancaman potensial yang mengancam
danmembangkitkan reaksi stres fisiologis maupun psikologis. Salah satu faktor yang dapat menurunkan
tingkat kecemasan pasien yaitu dengan komunikasi terapeutik perawat. Desain yang digunakan adalah
literature review, artikel dikumpul dengan menggunakan Google Scholar dan Google. Akan diambil pada
tahun 2014-2019. Berdasarkan artikel yang dikumpulkan didapatkan hasil bahwa Komunikasi terapeutik
dapat menurunkan kecemasan pasien. Perawat dapat mengaplikasikan komunikasi terapeutik sebagai
intervensi mandiri dalam usaha menurunkan kecemasan pasien.

Kata Kunci : Komunikasi terapetik,Perawat,Kecemasan

Abstract
Anxiety is something that is not clear, the feeling of anxiety or uneasy with sources that are not specific
and unknown to someone. To be able to reduce anxiety in preoperative patients one of them requires
effective communication, especially therapeutic communication. This needs serious attention from nurses
because nurses are the closest and longest-standing health workers to patients. The effect of providing
information about surgery preparation with a therapeutic communication approach on client anxiety
levels. Anxiety symptoms associated with common medical conditions are often found, although the
incidence varies for each of these conditions. Surgery is a potential threat that threatens and evokes
physiological and psychological stress reactions. One factor that can reduce the level of patient anxiety is
the therapeutic communication of nurses. The design used was literature review, articles were collected
using Google Scholar and Google. Will be taken in 2014-2019. Based on the articles collected, the
results show that therapeutic communication can reduce patient anxiety. Nurses can apply therapeutic
communication as an independent intervention in an effort to reduce patient anxiety.

Keywords : Therapeutic Communication,nurse,Anxiety

1
PENDAHULUAN maupun konsep diri. Salah satu contoh
Salah satu masalah gangguan kecemasan yang sering dirasakan pasien
emosional yang sering ditemui pada adalah cemas pada saat menghadapi
masyarakat dan menimbulkan dampak ancaman dan kejadian traumatik misalnya
psikologis cukup serius adalah ansietas saat akan menjalani tindakan operasi
(kecemasan). Kecemasan adalah terutama pasien yang pertama kali menjalani
kekhawatiran yang tidak jelas dan menyebar tindakan operasi. Gangguan kecemasan
berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan (anxiety disorder) didefinisikan sebagai
tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak sekelompok penyakit mental yang membuat
memiliki objek yang spesifik, dialami secara orang menderita perasaan gugup dan
subjektif dan dikomunikasikan secara khawatir yang berlebihan. Gangguan
interpersonal. Kecemasan juga ketakutan kecemasan dalam waktu yang lama dapat
yang tidak nyata, suatu perasaan terancam mengganggu keteraturan hidup sehari-hari.
sebagai tanggapan terhadap sesuatu yang (Pekanbaru & Pakpahan, n.d.)
sebenarnya tidak mengancam, menurut teori Maka tidak heran sering kali pasien
psikodinamika kecemasan muncul saat dan keluarga menunjukkan sikap berlebihan
keinginan Id menuntut pelepasan dari ego. dengan kecemasan yang dialami. Terjadinya
(Widya & Semarang, n.d.) gejala kecemasan yang berhubungan dengan
Perasaan takut yang dialami oleh kondisi medis umum sering ditemukan,
seseorang tentang sesuatu yang akan terjadi walaupun insidensi gangguan variasi untuk
berupa ancaman-ancaman dan kesulitan masingmasing kondisi medis umum
yang sebenarnya belum jelas dan tidak spesifik. Salah satu faktor yang dapat
realistis yang akan muncul di masa depan menurunkan tingkat kecemasan pasien yaitu
sehingga dapat membahayakan dengan memberikan komunikasi terapeutik
kesejahteraan seseorang dikenal dengan kepada pasien pre-operasi. Hal ini
istilah kecemasan.(Rachmady & Aprilia, berdasarkan teori yang diungkapkan Peplau,
2018) Kecemasan itu sendiri diartikan asuhan keperawatan yang berfokus pada
sebagai perasaan tidak nyaman, yang terdiri individu, perawat dan proses interaktif yang
atas respon-respon psikofisik sebagai menghasilkan hubungan antara perawat dan
antisipasi terhadap bahaya yang pasien. Berdasarkan teori ini pasien adalah
dibayangkan atau tidak nyata, seolah-olah individu dengan kebutuhan perasaan, dan
disebabkan oleh konflik intrapsikis.(Jannah, keperawatan adalah proses interpersonal dan
2017) Kecemasan dapat disebabkan oleh terapeutik, dimana perawat memiliki peran
adanya perasaan takut tidak diterima dalam yang cukup penting dalam mempengaruhi,
lingkungan tertentu, pengalaman traumatis menurunkan kecemasan dan meningkatkan
akan perpisahan atau kehilangan, rasa kesehatan pasien melalui proses komunikasi.
frustasi akibat kegagalan dalam mencapai Komunikasi terapeutik adalah komunikasi
tujuan dan ancaman terhadap integritas diri yang direncanakan secara sadar, bertujuan

2
dan kegiatan dipusatkan untuk mengatasi Sikap perawat yang tenang, memperhatikan,
masalah yang dihadapi klien. Dengan dan penuh pengertian dapat menimbulkan
komunikasi dan hubungan terapeutik kepercayaan pada pihak pasien.(Arifa &
perawat-klien diharapkan dapat menurunkan Trise, 2012)
kecemasan klien. Klien merasa bahwa Komunikasi terapeutik terjadi dengan
interaksinya dengan perawat merupakan tujuan menolong pasien yang dilakukan oleh
kesempatan untuk berbagi pengetahuan, orangorang yang professional dengan
perasaan dan informasi dalam rangka menggunakan pendekatan personal
mencapai tujuan keperawatan yang optimal, berdasarkan perasaan dan emosi, di dalam
sehingga proses penyembuhan akan lebih komunikasi terapeutik ini harus ada unsure
cepat.(Irwanti & Siswanto, 2015) kepercayaan antara perawat – pasien (Liza et
Komunikasi merupakan alat al., n.d.)
penghubung dalam bersosial. Sehingga ilmu Hubungan perawat - pasien yang
komunikasi sekarang sangat berkembang terapeutik adalah pengalaman belajar
pesat. Salah satu kajian ilmu komunikasi bersama dan pengalaman perbaikan emosi
ialah komunikasi kesehatan, yang dimana bagi pasien(Terapeutik, Perawat, et al.,
selalu dilakukan saat berhubungan dengan 2017)
pasien, keluarga dan tenaga kesehatan Komunikasi terapeutik merupakan suatu
lainnya. (Loihala, n.d.) bentuk komunikasi yang direncanakan
Agar kebutuhan pasien terpenuhi, salah secara sadar untuk membantu / pemulihan
satu tindakan yang diharapkan adalah pasien tersebut (Keluarga & Kritis, 2017)
perawat dapat membina hubungan baik Komunikasi memegang peranan sangat
dengan pasien melalui teknik dan sikap penting dalam pelayanan keperawatan,
komunikasi selama memberikan asuhan bahkan dapat dikatakan komunikasi
keperawatan kepada pasien. Salah satu cara merupakan kegiatan mutlak dan menentukan
mengatasi masalah komunikasi yang terjadi bagi hubungan / interaksi perawat – pasien
antar perawat dengan pasien adalah dengan untuk menunjang kesembuhan pasien.
menggunakan komunikasi terapeutik secara (Mirnawati, 2014)
efektif oleh perawat, tindakan pembedahan Ketrampilan berkomunikasi bukan
merupakan pengalaman yang bisa merupakan kemampuan yang kita bawa
menimbulkan kecemasan, kecemasan sejak lahir dan juga tidak akan muncul
merupakan masalah yang sering muncul di secara tiba – tiba saat kita memerlukannya.
pusat pelayanan kesehatan atau rumah sakit. (Program et al., 2017) Dengan
(Padang, 2018) berkomunikasi perawat dapat mendengarkan
Kemampuan komunikasi terapeutik perasaan klien dan menjelaskan prosedur
dalam pemberian informasi harus digunakan tindakan keperawatan.(Manado et al., n.d.)
dalam menghadapi berbagai macam reaksi Kompetensi komunikasi menentukan
dalam interaksi tersebut. Salah satunya keberhasilan dalam membantu penyelesaian
adalah kemampuan mendengarkan saat masalah kesehatan pasien.(Pratita et al.,
berinteraksi dan terlibat dalam percakapan. 2014) Sehingga keterampilan komunikasi

3
interpersonal perawat yang tinggi pasien penelitian. Jadi sampel dalam penelitian ini
akan memberikan kepuasan pada pasien. ada sebanyak 156 orang dimana dari lantai 1
(Syagitta et al., 2017) Perawat yang ada 90 dan lantai 2 ada 90 orang.
memiliki ketrampilan berkomunikasi secara
terapeutik tidak saja akan menjalin HASIL
hubungan rasa percaya dengan klien, Berdasarkan dari hasil artikel yang
mencegah terjadinya masalah legal, dikumpulkan dan analisa penulis didapatkan
memberikan kepuasan profesional dalam bahwa bahwa sebagian besar responden
pelayanan keperawatan dan meningkatkan menyatakan komunikasi perawat yang
citra profesi keperawatan serta citra rumah didapat di unit perawatan di Rumah Sakit,
sakit.(Liestriana et al., 2010) Komunikasi terapeutik bukan pekerjaan
Ketrampilan tersebut harus dipelajari yang bisa dikesampingkan, namun harus
dan dilatih secara terus menerus melalui direncanakan, disengaja dan merupakan
kemampuan belajar mandiri, penyegaran tindakan profesional, akan tetapi jangan
dan pelatihan terutama berhubungan dengan sampai karena terlalu sibuk bekerja dan
upaya untuk mendapatkan pengetahuan, terbawa oleh suasana yang serba cepat maka
sikap dan ketrampilan yang diperlukan (Di kita melupakan pasien serta keluarga
& Perawatan, 2016) Perlu adanya hubungan sebagai manusia dengan beragam latar
saling percaya (trust) yang didasari oleh belakang dan masalah yang dialaminya.
keterbukaan serta pengertian akan Baik buruknya komunikasi perawat
kebutuhan, harapan, dan kepentingan dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor,
masing-masing.(Fasya & Supratman, 2018) diantaranya kondisi lingkungan. Dimana
kondisi lingkungan yang kondusif
METODE merupakan faktor pendukung yang positif
Metode yang digunakan dalam bagi berlangsungnya komunikasi. Situasi
penulisan ini adalah literatule review yaitu yang ramah, nyaman, tetapi terganggu oleh
pencarian literature yang baik jurnal suara gaduh tidak mendukung keberhasilan
internasional 6, jurnal nasional 20 dan jurnal komunikasi.
terakreditasi 10 yang menggunakan Google Perawat berwenang mengendalikan
Cendekia/Scholar dan Google akan diambil suasana pada waktu pasien berkumpul di
pada tahun 2014-2019. Pada tahap awal suatu ruangan untuk menunggu giliran
dengan adanya pendekatan cross sectional pelayanan kesehatan. Ia harus bersikap
study. Populasi pada penelitian ini dari tenang dan berbicara dengan jelas ketika
penelitian ini dari penelitian ini adalah menyampaikan informasi kepada klien atau
pasien rawat inap bedah ruangan ambun suri keluarga. Karena itu diperlukan penataan
lantai 1 dan lantai 2 yang berjumlah 258 suasana agar komunikasi dapat berlangsung
orang. Teknik sampling yang digunakan efektif.(Program et al., 2017) Komunikasi
dalam penelitian ini adalah teknik accidental dapat menjadi sulit ketika orang yang
Sampling yaitu suatu teknik pengambilan berkomunikasi memiliki tingkat
sampel yang kebetulan ada saat dilakukan pengetahuan yang berbeda.(Irwanti &

4
Siswanto, 2015) Hal ini dapat terjadi karena karena penyuluhan dan pendidikan
informasi yang diberikan perawat melalui kesehatan merupakan fungsi penting dari
komunikasi terapeutik dapat meningkatkan perawat pada fase ini yang dapat
kepercayaan, serta meningkatkan kedekatan mengurangi cemas pasien tentunya dengan
dengan perawat dimana akan merasa lebih penerapan komunikasi yang
nyaman dan yakin kalau apa yang dilakukan terapeutik(Terapeutik, Dengan, et al., 2017)
adalah untuk kesembuhannya.(Komalasari Teknik komunikasi interpersonal
& Muliani, 2018) dapat efektif ataupun baik bila pertemuan
komunikasi mempunyai tujuan dan
PEMBAHASAN memberikan sesuatu hal dengan perasaan
Berdasarkan kemampuan kerja cukup menyenangkan bagi komunikan.
dalam penelitian ini terbukti secara bersama- (Jurusan et al., n.d.) Komunikasi yang baik
sama (simultan) Rumah sakit merupakan dan efektif sangat menentukan kesembuhan
suatu tempat pelayanan, yang pasien.(Mawaddah et al., 2020)
menyelenggarakan pelayanan medik dan Manfaat komunikasi terapeutik
spesialistik, pelayanan penunjang medik, menurut Anas (2014) adalah Mendorong
pelayanan instalasi medik dan pelayanan dan menganjurkan kerja sama antara
perawatan secara rawat jalan maupun rawat perawatdengan pasien melalui hubungan
inap.(Djohan, 2015)(Jurnal a 6) perawatpasien dan mengidentifikasi,
Komunikasi yang dilakukan perawat mengungkapkan perasaan,mengkajimasalah,
meliputi komunikasi verbal dan non verbal, dan mengevaluasi tindakan yang dilakukan
perawat yang berkomunikasi dengan sikap olehperawat.(Untuk & Smp, 2018)
tidak bersahabat dan cara berkomunikasi Pendidikan kesehatan adalah suatu upaya
yang tidak baik menyebabkan ketidakpuasan atau kegiatan untuk menciptakan perilaku
pada pasien, hal ini disebabkan karena masyarakat yang kondusif untuk kesehatan.
ketidakmampuan pasien menafsirkan pesan (Anisah & Susilawati, 2018)
verbal dan non verbal yang disampaikan
perawat. Salah satu faktor yang KESIMPULAN
mempengaruhi kecemasan pasien adalah Berdasarakan hasil penelitian, maka dapat
komunikasi, dimana pasien akan merasa disimpulkan bahwa ada hubungan
nyaman jika mereka memperoleh pelayanan komunikasi terapeutik perawat dengan
yang baik dan berkomunikasi yang baik atau tingkat kecemasan keluarga yang dirawat di
sesuai dengan yang diharapkan.(Sandra et ruangan rawat inap, dan Komunikasi
al., 2013)(jurnal nasional 20). Pada terapeutik terhadap pasien dalam fase pra-
kenyataannya tingkat kecemasan seseorang interaksi ini, akan mempersiapkan
tidak sama pada beberapa situasi dan bagaimana caranya berkomunikasi dengan
hubungan interpersonal karena reaksi klien dan mencari tahu informasi mengenai
kecemasan merupakan reaksi yang normal klien yang akan ditemui melalui media form
terhadap ancaman bedah tergantung pendaftaran yang sudah diisi klien. Terapis
bagaimana kita memberikan penjelasan juga merancang cara untuk membangun

5
hubungan interpersonal dengan klien yang Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga
akan dihadapinya dengan cara Pada Pasien Yang Dirawat Di Unit
mempraktekkan lima sikap yang dapat Perawatan Kritis Rumah Sakit Unisma.
2, 286–294.
membangun efektivitas komunikasi
interpersonal. Yang dimaksud adalah Indirawaty, H., & Ab, S. (2015). Nurse
keterbukaan, empati, sikap mendukung, Interaction With Clients In
sikap positif dan kesetaraan dalam Communication Therapeutic ( Study
berkomunikasi. Analysis Of Symbolic Interactionism
Hospital South Sulawesi ). 4(10).
SARAN Irwanti, W., & Siswanto, R. A. (2015).
Saran diharapkan bagi RS untuk Komunikasi Terapeutik Perawat
meningkatkan pelayanan dengan Standar Berhubungan dengan Tingkat
Operasional Prosedur (SOP) komunikasi Kecemasan Pasien Pre-Operasi di
Ruang Instalasi Bedah Sentral RSUD
terapeutik perawat-pasien. Bagi tenaga
Saras Husada Purworejo Nursing
keperawatan diharapkan meningkatkan Therapeutic Communication Had
pelayanan dalam hal mencegah atau Relationship with Anxiety Level of
mengurangi tingkat kecemasan pasien Preoperative Patients in Central
melalui komunikasi terapeutik. Surgical Instalation Room at RSUD
Saras Husada Purworejo. 3(1), 96–
DAFTAR PUSTAKAXAnna, A. (2016). 102.
The relationship between Komalasari, W., & Muliani, R. (2018).
communication of nurses and level of Perbedaan Tingkat Kecemasan
anxiety of patient ’ s family in Sebelum Dan Sesudah Pelaksanaan
emergency room dr . Dradjat Komunikasiterapeutik Pada Pasien Pre
Prawiranegara hospital , Original Operasi Mayor Di Ruang Perawatan
Research Article The relationship Bedah Rsu Dr. Slamet Garut. (April),
between communication of nurses and 230–234.
level of anxiety of patient. (December).
https://doi.org/10.18203/2320- Lidgett, C. D. (2016). Improving the patient
6012.ijrms20164228 experience through a commit to sit
service excellence initiative. 3(2).
Dwi, R. (2016). Hubungan Komunikasi
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan Liza, N. M., Suryani, M., & Meikawati,
Keluarga Pasien Di Unit Perawatan W. (n.d.). Efektifitas Komunikasi
Kritis Dwi. 11(1), 35–43. Terapeutik Perawat Terhadap Tingkat
Kecemasan Orangtua Anak Pre Operasi
Dwi, W. (2017). Komunikasi Terapeutik Di Rsud Tugurejo Semarang. 1–8.
Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Anak Usia Prasekolah (3-5 Tahun) Loihala, M. (n.d.). Hubungan Komunikasi
Selama Pemasangan Infus Therapeutic. Terapeutik Perawat Dengan Tingkat
5(2), 19–24. Kecemasan Keluarga Pasien Yang
Dirawat Di Ruangan Hcu Rsu Sele Be
Elvina, L. goveia. (2017). Hubungan Antara Solu Kota Sorong. 176–181.
Komunikasi Terapeutik Perawat

6
Maghsoodi, S., Zarea, K., & Perawat Dengan Tingkat Kecemasan
Haghighizadeh, M. (2014). The Effect Orang Tua Saat Pemasangan Infus
of Using Peplau ’ s Therapeutic Pada Anak Di Rsup Prof. Dr. R. D.
Relationship Model on Anxiety of Kandou Manado. 5, 0–3.
Coronary Artery Bypass Graft Surgery
Candidates. 3(3). Syagitta, M., Sriati, A., & Fitria, N.
https://doi.org/10.5812/jjcdc.21709 (2017). Persepsi Perawat Terhadap
Pelaksanaan Komunikasi Efektif di IRJ
Al – Islam Bandung. V(2), 140–147.
Mujiati, R. (2017). Komunikasi Terapeutik Loihala,Maria (2016). Hubungan
Perawat Menurunkan Kecemasan Komunikasi Terapeutik Perawat
Keluarga Pasien Kritis. 08(November), Dengan Tingkat Kecemasan Keluarga
144–151. Pasien yang Di Rawat Di Ruangan
HCU Sele Solu Kota Sorong,V(6),176-
Negi, S., Kaur, H., Singh, G. M., & 181.
Pugazhendi, S. (2017). Quality of
nurse patient therapeutic Utama Hendra. 2011. Manajemen Stress,
communication and overall patient Cemas, Dan Depresi. Jakarta : FKUI
satisfaction during their hospitalization
stay. 6(4), 675–679. Primus Vilgius, Lembar Persetujuan
https://doi.org/10.5455/ijmsph.2017.02 Menjadi Responden Penelitian
11522112016 Gambaran Tingkat Kecemasan Pasien
Pre Operasi,Lampiran/skripsi;Blogspot.
Pakpahan, N. (n.d.). Komunikasi
Terapeutik Dalam Hipnoterapi Pasien Liliweri Alo. 2007. Dasar - Dasar
Gangguan Kecemasan (Anxiety Komunitas Kesehatan. Yogyakarta :
Disorder) Di Glow Mind Klinik Pustaka Pelajar
Hipnoterapi Pekanbaru. 4(2), 1–15.
Suarli S. Dkk. 2012. Manajemen
Paskaleva, D., Tufkova, S., & Popova, V. Keperawatan. Jakarta : Penerbit
(2017). Gerontology & Geriatric Erlangga
Research Communication of
Suryani. 2017. Komunikasi Teraupetik.
Healthcare Professionals with
Jakarta : EGC
Geriatric Patients. 6(3).
https://doi.org/10.4172/2167- Nursalam. 2014. Manajemen Keperawatan
7182.1000 Aplikasi Dalam Praktik Keperawatan
Profesional. Jakarta. Salemba Medika.
Pratita, A. L. (2014). Hubungan Antara
Komunikasi Efektif Dokter-Pasien Muhith,Abdul. Dkk. 2018. Aplikasi
Dengan. 94–100. Komunikasi Terapeutik Nursing & Health.
Sandra, B. B. (1998). The Effects of Yogyakarta. ED. I
Animal-Assisted Therapy on Anxiety
(Anisah & Susilawati, 2018)
Ratings of Hospitalized Psychiatric
Patients. 49(6). Anisah, S., & Susilawati, I. (2018). Hubungan
Pelaksanaan Informasi Dan Edukasi
Suselo, R. R., & Wowiling, F. (2017).
terhadap Tingkat Kecemasan keluarga
Hubungan Komunikasi Terapeutik

7
Pasien Yang Dirawat Di Ruang ICU. 1(1), (Mawaddah et al., 2020)Mawaddah, N., Fisik,
44–52. P., Komunikasi, M., & Peplau, T. (2020).
PENERAPAN MODEL KOMUNIKASI
Djohan, A. J. (2015). Faktor-Faktor yang TERAPEUTIK PEPLAU PADA PASIEN
Mempengaruhi Kepuasan dan PENYAKIT FISIK DENGAN ANSIETAS.
Kepercayaan untuk Mencapai Loyalitas 4(1), 16–24.
Pasien Rawat Inap pada Rumah Sakit
Swasta di Kota Banjarmasin. Jurnal (Arifa & Trise, 2012)Arifa, S., & Trise, I. N.
Aplikasi Manajemen, 13(2), 257–271. (2012). Pengaruh Pemberian Informasi
https://doi.org/Doi Persiapan Op Dengan Pendekatan
10.1093/Bioinformatics/Btn214 Komunikasi Terapeutik Terhadap Tingkat
Kecemasn Pasien Pre Op. Jurnal
Widya, S., & Semarang, H. (n.d.). Kebidanan, IV(1), 40–49.
PENGARUH KECEMASAN AKADEMIS
TERHADAP PRESTASI MAHASISWA (Jannah, 2017)Jannah, N. (2017). Pengaruh
STIKES WIDYA HUSADA SEMARANG. Zikir al-Ma’tsurat dan Terjemahannya
29–35. Terhadap Penurunan Kecemasan Siswa
Menghadapi Ujian Nasional. Jurnal Studia
Rachmady, T. M. N., & Aprilia, E. D. (2018). Insania, 5(2), 155.
Hubungan Adversity Quotient Dengan
Kecemasan Menghadapi Dunia Kerja (Jurusan et al., n.d.)Jurusan, D., Poltekes, K.,
Pada Freshgraduate Universitas Syiah & Ternate, K. (n.d.). HUBUNGAN
Kuala Correlation Adversity Quotientand PENGETAHUAN KOMUNIKASI
the Anxiety in Facing the Working World NONVERBAL DENGAN TEKNIK
on Fresh graduate from Syiah Kuala KOMUNIKASI INTERPERSONAL
University. 6(1), 54–60. MAHASISWA JURUSAN KEPERAWATAN
POLTEKES MENKES TERNATE DALAM
(Padang, 2018)Padang, R. M. D. (2018). PRAKTEK KLINIK KEPERAWATAN DI
HUBUNGAN PERILAKU CARING RSUD DR. H. CHASAN BOESOIRIE
PERAWAT TERHADAP TINGKAT TERNATE. 1, 1–13.
KECEMASAN PASIEN PRE OPERATIF
DI RUANG RAWAT INAP BEDAH PRIA (Mawaddah et al., 2020)Mawaddah, N., Fisik,
DAN WANITA RSUP DR. M. DJAMIL P., Komunikasi, M., & Peplau, T. (2020).
PADANG. 2(April), 1–6. PENERAPAN MODEL KOMUNIKASI
TERAPEUTIK PEPLAU PADA PASIEN
(Untuk & Smp, 2018)Untuk, H., & Smp, S. PENYAKIT FISIK DENGAN ANSIETAS.
(2018). HUBUNGAN KOMUNIKASI 4(1), 16–24.
TERAPEUTIK PERAWAT PADA
PELAKSANAAN ORIENTASI PASIEN
BARU DENGAN KEPUASAN PASIEN DI
RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT
ANTON SOEDJARWO BHAYANGKARA
PONTIANAK. 37.

(Napas et al., 2019)Napas, G. S., Latihan, K.,


Rawat, L., Komunitas, P., & Emfisema, P.
(2019). Gambaran Kadar Kabon
Monoksida Udara Ekspirasi pada
Pengguna Shisha dan Faktor yang
Mempengaruhi. 39(1).

Anda mungkin juga menyukai