Anda di halaman 1dari 7

BAB V

PEMBAHASAN

A. Pembahasan Literatur Berdasarkan Tehnik Compare

1. Temuan

Berdasarkan dari 10 jurnal penelitian didapatkan bahwa 8 jurnal

ada pengaruh antara brisk walking terhadap penurunan kadar gula

darah yaitu: usia, jenis kelamin, dan 2 jurnal tidak ada hubungan briks

walking terhadap penurunan kadar gula darah diakibatkan oleh faktor

seperti gaya hidup yang kurang baik Perbandingan tersebut dapat

dilihat dari berbagai aspek yaitu sampel penelitian, metode penelitian,

karaktristik pasien dan kategori usia.

Dari hasil penelitian tersebut peneliti menganalisa bahwa

berdasarkan umur dapat mempengaruhi aktivitas seseorang. Kenaikan

kadar glukosa darah ini dikarenakan semakin bertambahnya usia maka

akan semakin tinggi resiko terkena diabetes mellitus, dimana usia

tersebut merupakan usia yang memasuki tahapan perkembangan usia

lanjut, kondisi ini sangat berpengaruh terhadap penurunan fungsi

tubuh dan ini akan lebih susah bagi usia lanjut untuk melakukan berisk

walking (jalan cepat). Mayoritas pada jenis kelamin perempuan lebih

banyak terdapat yang mengalami kenaikan kadar gula darah

dibandingkan dengan laki laki, dikarenakan perempuan lebih cendrung

37
38

keluar rumah untuk melakukan olahraga dan disertai dengan,

terjadinya penurunan hormon. Selain itu perempuan juga lebih sulit

mengendalikan depresi dibandingkan dengan laki laki.

Menurut penelitian Fadilah (2017) dengan judul Brisk Walking

Dapat Menurunkan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita Diabetes

Mellitus Di Desa Klumpit Kecamatan Gebog Kabupaten Kudus. Hasil

menunjukkan bahwa, Setelah melakukan latihan fisik brisk walking

selama 4 minggu kadar glukosa darah turun rata rata 19,26 mg/dl.

Hasil uji statistik Uji Paired T Test menunjukkan pada kelompok

intervensi memiliki nilai p value 0,007 yang menunjukkan adanya

pengaruh brisk walking terhadap penurunan kadar glukosa darah

penderita diabetes mellitus. Sedangkan pada kelompok non intervensi

memiliki nilai p value 0,133 yang menunjukkan bahwa tidak ada

pengaruh pada kelompok non intervensi. Hasil Uji Independet T Test

nilai p-value yaitu 0,002 < 0,05 yang menunjukkan terdapat perbedaan

antara kelompok non intervensi dengan kelompok intervensi.

Menurut penelitian Damanik (2019) dengan judul Pengaruh Jalan

Cepat (Brisk Walking) Terhadap Penurunan Glukosa Darah Pada

Pasien Diabetes Mellitus Tipe II Yang Berobat Jalan Di Rumah Sakit

Umum Imelda Pekerja Indonesia Medan. Hasil menunjukkan bahwa,

sesudah melakukan jalan cepat kadar glukosa darah penderita diabetes

mellitus mampu turun rata-rata dari 225, 63 mg/dl menjadi 223,02


39

mg/dl. Dalam hasil ini terdapat penurunan kadar glukosa darah rata-

rata sebesar 2,63 mg/dl.

Menurut penelitian Fauzi (2013) dengan judul Intensitas Jalan

Kaki Terhadap Penurunan Kadar Glukosa Darah. Hasil menunjukkan

bahwa, hasil statistik secara pairwise comparison antara kelompok

jalan kaki intensitas sedang dengan kontrol menunjukkan bahwa

terdapat perbedaan penurunan kadar glukosa darah pada kedua

kelompok tersebut (p<0,05), antara kelompok jalan kaki intensitas

tinggi dengan kontrol menunjukkan bahwa terdapat perbedaan

penurunan kadar glukosa darah pada kedua kelompok tersebut

(p<0,05), dan antara kelompok jalan kaki intensitas sedang dengan

kontrol menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan penurunan kadar

glukosa darah pada kedua kelompok tersebut (p>0,05).

Menurut Penelitina Fenny (2013 ) dengan Judul Pengaruh

Olahraga Jalan Cepat 30 Menit Terhadap Penurunan Kadar Glukosa

Darah Pada Penderita Diabetes Mellitus Tipe II. Hasil Menunjukkan

Bahwa, Berdasarkan Data Nilai Kadar GDS Responden Pre Dan Post

Test Yang Telah Diuji Hipotesis Dengan Bantuan Computer SPSS

15.00 Maka Diperoleh Hasil Bahwa Ada Pengaruh Olahraga Jalan

Cepat 30 Menit Dengan Treadmill Dan Tanpa Treadmill Terhadap

Penurunan Kadar Glukosa Darah Terhadap Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2(P=0,028)Dan (P=0,027) Dan Terdapat Beda Pengaruh

Diantara Kedua Kelompok Tersebut (P=0,006).


40

Menurut Penelitian Isrofah (2015) dengan judul Efektifitas Jalan

Kaki 30 Menit Terhadap Nilai Gula Darah Pada Pasien Diabetes

Mellitus Tipe Ii Di Desa Karangsari Kecamatan Karanganyar

Kabupaten Pekalongan Hasil Menunjukkan Bahwa, Karakteristik

responden diketahui 13 orang (65 %) berusia produktif (15-64 tahun),

13 orang (68,4%) berjenis kelamin laki-laki, 9 orang (45 %) masing-

masing berpendidikan dasar dan 8 orang (40 %) bekerja sebagai

pedagang. Kadar gula darah sesudah jalan kaki 30 menit menunjukkan

bahwa 13 orang (65 %) mempunyai gula darah sewaktu tidak normal.

Kadar gula darah pasien diabetes mellitus tipe II yang mengalami

penurunan sesudah jalan kaki 30 menit sebanyak 7 orang (35 %) dan

kadar gula darah yang mengalami peningkatan sebanyak 13 orang (65

%).

Menurut Penelitian Romli (2019) dengan Judul Pengaruh Walking

Exercise Terhadap Perubahan Kadar Glukosa Darah Pada Penderita

Diabetes Mellitus Tipe 2 Dengan Pendekatan Theory Of Planned

Behavior Di Desa Banjardowo Kabupaten Jombang . Hasil

Menunjukkan Bahwa, Kadar Glukosa Darah Sebelum Pemberian

Walking Exercise Tabel 5.9 Diketahui Hampir Setengahnya Kategori

Naik Dan Turun Masing-Masing Sebanyak 12 Orang (44,4%). Kadar

Glukosa Darah Sesudah Walking Exercise Pada Penderita Diabetes

Mellitus Tipe 2 Tabel 5.10 Diketahui Hampir Seluruhnya Kadar Gula

Darah Turun Sebanyak 23 Orang (85,2%).


41

Menurut Penelitian Hidayah (2019) Dengan Judul Efektivitas

Antara Brisk Walk Exercise Dan Relaksasi Otot Progresif Terhadap

Penurunan Kadar Gula Darah Pada Pasien Diabetes Mellitus Tipe 2.

Hasil Menunjukkan Bahwa, Uji Paired T-Test Kelompok Brisk Walk

Exercise Didapatkan Nilai Pvalue =0,000<Α=0.05 Hal Ini Berarti Ada

Perbedaan Yang Signifikan. Sedangkan Pada Kelompok Relaksasi

Otot Progresif Nilai Pvalue=0,000<Α=0.05 Berarti Ada Perbedaan

Yang Signifikan. Pada Uji Paired T-Test Didapatkan Nilai Pvalue

=0,000<Α=0.05 Artinya Ada Perbedaan Bermakna Antara Brisk Walk

Exercise Dan Relaksasi Otot Progresif. Sebagai Perawat Diharapkan

Dapat Menerapkan Terapi Non Farmakologis Seperti Brisk Walk

Exercise Dan Relaksasi Otot Progresif Sebagai Terapi Alternatif

Pilihan Pasien Yang Mudah Untuk Dilakukan Untuk Menurunkan

Kadar Gula Darah.

Menurut penelitian Subramaniyan (2012) dengan judul Brisk

Walking And Yoga As Adjupant Therapy In Management Of Type 2

Diabete Mellitus. Hasil menunjukkan bahwa, Dua puluh peserta yang

memenuhi syarat menyetujui protokol penelitian dan menyelesaikan

studi tanpa penarikan. Meja 2 mengilustrasikan karakteristik deskriptif

penelitian peserta. Sebagian besar peserta penelitian berusia antara 31

tahun dan usia 40 tahun, menderita DM kurang dari satu tahun dengan

kadar glukosa darah puasa antara 151 dan 200 mg / dl. Penurunan

kadar glukosa darah puasa partisipan secara signifikan (p <0.05)


42

terlihat pada kedua kelompok pada hari ke 15 intervensi dari nilai

dasarnya.

A. Keterbatasan Literatur Review

Keterbatasan penelitian yang memungkinkan hasil penelitian tidak sesuai

dengan harapan atau hipotesis awal, timbulnya bias dan ketidak akuratan

penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini diantaranya, peulis tidak dapat

melakukan penelitian langsung terhadap sampel dikarenakan kondisi di

Indonesia sedang dalam masa pandemic Covid19, sehingga penelitian tentang

Evektivitas Brisk Walking Terhadap Penurunan Kadar Gula Dilakukan Dengan

Literature Review. Selain itu hasil dari penelitia terdahulu hanya meggambarkan

secara umum tentang Evektivitas Brisk Walking Terhadap Penurunan Kadar

Gula Dilakuka dengan salah satu metode dengan judul yang sama ada yang

melakukan tetapi penelitian tersebut hanya menghubungkan satu variabel saja

sehingga Peneliti melakukan dengan mebandingkan antara jurnal yang satu

dengan jurnal yang lain yang menggunakan metode dan variabel yang sama

sehingga faktor yang berhubungan dengan Evektivitas Brisk Walking Terhadap

Penurunan Kadar Gula Dilakukan Dengan dapat dilihat kesamaannya dan ketidak

relevannya.

B. Implikasi dari Literatur Review


43

Hasil penelitian memperlihatkan bahwa faktor yang berhubungan dengan

pengaruh brisk walking terhadap penurunun kadar gula darah yaitu usia, jenis

kelamin. umur dapat mempengaruhi aktivitas seseorang. Kenaikan kadar glukosa

darah ini dikarenakan semakin bertambahnya usia maka akan semakin tinggi

resiko terkena diabetes mellitus, dimana usia tersebut merupakan usia yang

memasuki tahapan perkembangan usia lanjut, kondisi ini sangat berpengaruh

terhadap penurunan fungsi tubuh dan ini akan lebih susah bagi usia lanjut untuk

melakukan berisk walking (jalan cepat). Mayoritas pada jenis kelamin

perempuan lebih banyak terdapat yang mengalami kenaikan kadar gula darah

dibandingkan dengan laki laki, dikarenakan perempuan lebih cendrung keluar

rumah untuk melakukan olahraga dan disertai dengan, terjadinya penurunan

hormon. Selain itu perempuan juga lebih sulit mengendalikan depresi

dibandingkan dengan laki laki.

Anda mungkin juga menyukai