Kelas Paralel 3
Oleh:
Frido Ageng Priambodo (H4401201104)
Wanda Azzahra Putri (H4401201015)
Nilam Khoirun Nisa (H4401201030)
Annida Rahma (H4401201062)
M. Fadhli Robbi (H4401201067)
Dosen:
Dr. Nia Kurniawati Hidayat S.P., M.Si
Fitria Dewi Raswatie S.P., M.Si
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR LAMPIRAN iv
BAB I. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Penelitian 3
1.4 Lingkup dan Asumsi 3
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN 4
2.1 Gambaran Proyek 4
2.2 Aspek Kelayakan Proyek 4
2.3 Komponen Analisis Ekonomi 8
2.4 Komponen Biaya dan Manfaat dengan Harga Bayangan 13
2.5 Penentuan Harga Bayangan dan Valuasi Komponen Biaya dan Manfaat 13
2.6 Analisis Cash Flow dan Interpretasi 15
2.6.1 Kriteria Kelayakan Finansial 15
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN 18
3.1 Kesimpulan 18
3.2 Saran 18
DAFTAR PUSTAKA 19
LAMPIRAN 20
ii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Biaya Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya Desa
Situdaun 6
Tabel 2.2 Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya Desa
Situdaun 8
Tabel 2.3 Nilai Sisa Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya 9
Tabel 2.4 Kelayakan usahatani ikan mas di Rana Berkah Jaya 10
iii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi 20
iv
BAB I. PENDAHULUAN
1
dapat diketahui bahwa volume produksi ikan mas budidaya pembesaran
menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap peningkatan ini dapat
bervariasi. Menurut Tanudy (2019), faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
peningkatan produksi ikan mas adalah bibit ikan, pakan ikan, dan tenaga kerja.
Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah dan institusi terkait dalam
pengembangan industri perikanan budidaya juga dapat berperan dalam
peningkatan produksi ikan mas budidaya.
Namun, pengembangan budidaya ikan mas masih dihadapkan pada
berbagai kendala, seperti teknologi budidaya yang belum optimal, kurangnya
akses terhadap pembiayaan, serta kurangnya informasi pasar yang akurat. Oleh
karena itu, analisis kelayakan ekonomi usaha tani budidaya ikan mas menjadi
penting untuk dilakukan. Karena dengan melakukan analisis kelayakan ekonomi,
dapat dievaluasi potensi keuntungan yang dapat diperoleh dari budidaya ikan mas,
serta perencanaan yang lebih baik terkait alokasi sumber daya dan pengelolaan
risiko.
2
3. Bagaimana kelayakan ekonomi usahatani budidaya ikan mas Rana Berkah
Jaya?
3
BAB II. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Aspek Teknis
Aspek teknis berkaitan dengan input/penyediaan serta output
berupa barang atau jasa yang akan diperlukan dan dihasilkan oleh proyek.
Aspek ini berpengaruh terhadap kelancaran jalannya usahatani khususnya
dalam proses produksi. Dalam aspek teknis kurang lebih ada sebelas hal
yang perlu diperhatikan, diantaranya adalah ketersediaan lahan,
ketersediaan air, tanaman/hewan dan varietas-varietas, jenis hewan ternak,
input-input fisik, mekanisasi, kontrol penyakit, produktivitas, pola dan
frekuensi penanaman, fasilitas pasar dan penyimpanan, sistem prosesing.
Dalam analisis kelayakan ekonomi usaha budidaya ikan mas rana
berkah jaya Desa Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,
Lahan yang digunakan adalah lahan milik pribadi untuk pembenihan ikan
mas dan lahan sewa untuk pembesaran. Untuk ketersediaan air, usaha
4
budidaya ikan mas rana berkah jaya mengambil air dari alam sehingga
dapat disimpulkan ketersediaan air sangat baik mengingat letak usaha ini
terletak di kaki gunung. Untuk Ikan yang dibudidayakan di usaha ikan mas
rana berkah jaya sebenarnya ada ikan gurame, ikan mas koi dan ikan mas
konsumsi, tetapi ikan mas lebih dominan. Untuk input-input yang
digunakan di usaha ini adalah kakaban dan eceng gondok (penempel
telur), hapa (jaring), serokan untuk mengambil ikan, oksigen, obat PK
(untuk penyakit insang), pakan, ketersediaan air, serokan, gayung, ember,
tenaga kerja, dan kolam ikan. Untuk proses mekanika, usaha rana berkah
jaya menggunakan galon pakan ikan. Selanjutnya untuk mengontrol
penyakit, rana berkah jaya selalu memastikan kondisi kolam bersih, dan
selalu menggunakan antibiotik secara intensif di awal usaha. Pola
budidaya ikan mas di rana berkah jaya untuk benih dari pemijahan sampai
masuk air deras kurang lebih 4 bulan, dan untuk pembesaran tergantung
dari bibitnya rata-rata 3 bulan. Untuk sekali panen rana berkah jaya dapat
mencapai 3-4 ton, sedangkan pada kolam pembenihan 3-4 kuintal paling
lama per tiga bulan.
B. Aspek Sosial
Aspek sosial merupakan aspek yang menyangkut dampak sosial
dari adanya penggunaan input dan output. Aspek sosial diharapkan dapat
berimplikasi terhadap dampak sosial yang lebih luas dari investasi yang
diusulkan. Sebuah proyek harus mempertimbangkan pola kebiasaan sosial
dari pihak yang akan dilayani. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada
aspek sosial adalah mengenai pendapatan, penciptaan lapangan kerja,
pembangunan regional, peranan wanita, peningkatan hidup, dan dampak
terhadap lingkungan.
Usaha budidaya ikan mas rana berkah jaya Desa Situdaun,
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor memberikan banyak dampak
sosial kepada masyarakat sekitar, dari sisi pendapatan usaha ini dapat
meningkatkan perekonomian pada usaha-usaha penunjang lain di sekitar
usaha budidaya Ikan Mas, seperti usaha penyedia benih ikan, usaha pakan
ikan, usaha transportasi pemasaran ikan (Pengangkutan ikan), sarana
prasarana terkait mesin dan alat budidaya. Usaha rana berkah jaya ini juga
membantu menciptakan lapangan kerja baru, banyak masyarakat sekitar
yang bekerja di rana berkah jaya. Jika kita lihat dari sisi pembangunan
kawasan regional usaha rana berkah jaya berkontribusi dalam peningkatan
pendapatan per kapita masyarakat sekitar melalui penyerapan tenaga kerja
dan munculnya beberapa fasilitas atau sarana dapat meningkatkan
kesejahteraan masyarakat serta pendapatan daerah. Selanjutnya, jika kita
lihat dari sisi dampak lingkungan usaha ikan mas rana berkah jaya ini
menimbulkan dampak positif yaitu air limbah dari perikanan budidaya
5
ikan ternyata mengalir ke lahan sawah dan membuat lahan sawah tersebut
menjadi subur dan produktivitas meningkat.
C. Aspek Komersial
Aspek komersial adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan
oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk
kelangsungan dan pelaksanaan proyek. Aspek ini dapat disebut juga aspek
pasar yang bertujuan untuk mengetahui potensi pasar yang tersedia. Dari
sudut pandang output, analisa ini untuk memastikan permintaan dan
penawaran pada harga yang menguntungkan. Sementara itu dari sudut
input, untuk memastikan pasar yang menyediakan input input yang
diperlukan. Usaha budidaya ikan mas rana berkah jaya Desa Situdaun,
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor memiliki pasar potensial karena
dapat bertahan dalam waktu yang lama serta tidak mengenal musim,
terdapat sejumlah pelanggan tetap yang dapat menjaga konsistensi
permintaan, dan pada saat bencana, permintaan banyak dikarenakan ikan
yang ada di sekitar sedikit, tetapi demand yang dihasilkan banyak. Output
yang dihasilkan berupa ikan hidup dan pembeli mendatangi langsung
lokasi sehingga tidak ada media penyimpanan yang digunakan dan
pemrosesan yang dilakukan. Sistem pemasaran ikan masih dilakukan
secara pribadi oleh pemilik dan juga masih menggunakan jasa tengkulak
dalam melakukan pemasarannya dikarenakan dirasa oleh pemilik lebih
efisien dan lebih cepat untuk menjual hasil ikan. Kebijakan harga yang
digunakan adalah harga ikan dijual dengan harga sesuai dengan yang ada
di pasaran dan survei kepada petani ikan sekitar.
D. Aspek Finansial
Tujuan utama analisis finansial terhadap usaha pertanian adalah
untuk menentukan berapa banyak keluarga petani yang menggantungkan
kehidupan mereka terhadap usaha pertanian tersebut. Apabila usaha
memberikan keuntungan finansial, usaha tersebut dapat dikatakan layak,
dan sebaliknya. Suatu analisis aspek-aspek finansial diperlukan untuk
mengetahui seberapa besar biaya investasi yang diperlukan, biaya operasi,
dan alokasi anggaran dalam menjalankan proyek. Secara finansial, pada
usaha perikanan Rana Berkah Jaya harga ikan mas konsumsi berfluktuatif
Rp 21.000-28.000 per kg, benih ikan mas Rp 30.000 per gelas (120-150
ikan). Pendapatan yang dihasilkan yang dikatakan oleh pemilik adalah
secara kotor per triwulan mencapai Rp 80-100 juta tergantung permintaan
ikan. Kemudian ada penawaran insentif, tetapi pemilik lebih memilih
untuk mengelolanya sendiri dan kelembagaan keuangan oleh pemilik
didapatkan dari modal sendiri dan pinjaman ke lembaga keuangan seperti
kredit ke bank. Tidak ada pajak dikarenakan usaha ini milik pribadi
perorangan sehingga terbebas dari pajak.
6
E. Aspek Kelembagaan
Analisis aspek ini berhubungan dengan penetapan institusi,
organisasi dan manajerial yang tepat dan tidak tumpang tindih (over
lapping) yang berpengaruh terhadap pelaksanaan proyek usaha. Aspek
yang menyangkut kemampuan manajerial dari staf pelaksana untuk
melaksanakan kegiatan dan hubungan antara administrasi dengan lembaga
lain. Keorganisasian dari suatu usaha harus diteliti untuk diketahui apakah
usaha dapat diarahkan dan sesuai dengan peraturan yang ada. Aspek ini
diperlukan agar mempermudah dan memperlancar kegiatan usaha saat
kerjasama.
Usaha budidaya ikan mas rana berkah jaya Desa Situdaun,
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor melakukan telah melakukan kerja
sama di antara para petani ikan untuk memajukan usahanya. Kerjasama ini
dapat melibatkan berbagi sumber daya, pemasaran bersama. Kemudian di
bagian kelembagaan lokal terdapat gabungan kelompok tani tetapi sudah
tidak beroperasi. Selanjutnya kemampuan manajemen petani mengelola
ikan dapat dilihat dari kemampuan para pekerja dalam menjalankan tugas
dan tanggung jawabnya dalam memelihara tanpa pengawasan dari
pemilik, menunjukkan bahwa aspek manajemen pembesaran ikan mas ini
layak untuk diusahakan.
Terdapat kebijakan pemerintah pada Peraturan Menteri Kelautan
Dan Perikanan Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2021 tentang standar
kegiatan usaha dan produk pada penyelenggaraan perizinan berusaha
berbasis risiko sektor kelautan dan perikanan. Keberlanjutan model
penanaman dan keahlian dilakukan dengan pengembangan sumber daya
manusia, kelembagaan kelompok, dan sinergitas antar pihak yang terlibat.
Strategi ini bertujuan untuk menjaga keberlanjutan kegiatan perencanaan,
pengorganisasian, pengelolaan, dan pengawasan. Pengembangan
pengembangan sumber daya manusia, kelembagaan kelompok, dan
sinergitas antar pihak yang terlibat merupakan faktor utama penentu
keberhasilan proyek.
F. Aspek Ekonomi
Analisa ekonomi proyek membutuhkan pengetahuan mengenai
apakah proyek akan memberikan kontribusi terhadap pembangunan
ekonomi keseluruhan dan berkontribusi dalam penggunaan sumber daya
yang diperlukan. Aspek ini mempelajari apakah usaha memberikan
peningkatan pendapatan masyarakat dan aktivitas ekonomi lain. Di aspek
ini untuk analisis pada Usaha budidaya ikan mas rana berkah jaya Desa
Situdaun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor digunakan harga
bayangan yaitu harga pasar ikan mas konsumsi yaitu sebesar Rp 28.000.
7
Usaha perikanan Rana Berkah Jaya menambah pendapatan pelaku usaha
dan masyarakat sekitarnya, seperti penjual pakan ikan di sekitar usaha
budidaya, membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar sehingga
pendapatan per kapita masyarakat sekitar meningkat, dan meningkatkan
fasilitas umum di sekitar usaha dengan perbaikan jalan di sekitar lokasi
usaha.
A. Biaya (Outflow)
Komponen biaya usaha budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya di
Desa Situ Daun terdiri atas biaya investasi, biaya variabel, dan biaya tetap.
Biaya investasi dikeluarkan di awal kegiatan usaha yaitu pada tahun
pertama. Biaya investasi kembali dikeluarkan ketika umur teknis barang
investasi sudah habis. Biaya investasi pada usaha budidaya ikan mas Rana
Berkah Jaya di Desa Situdaun terdiri dari lahan, kolam beton, instalasi
listrik, serokan, jaring hapa reguler, jaring hapa besar, galon pakan, pipa,
selang oksigen, gayung, ember, keranjang, pompa oksigen, dan timbangan.
Biaya investasi yang dikeluarkan pemilik usaha masing-masing dalam
jumlah secara keseluruhan selama setahun pada unit usaha budidaya ikan
mas.
Tabel 2.1 Biaya Investasi Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya
Desa Situdaun
8
Instalasi Listrik 15 1 1.000.000 1.000.000
Total 131.847.000
Sumber: Data primer diolah (2023)
9
Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah
mengikuti volume produksi dalam kegiatan usaha. Biaya variabel pada
usaha budidaya ikan mas Rana Berkah Jaya di Desa Situdaun meliputi
biaya input produksi dan operasional kegiatan usaha pembenihan dan
pembesaran ikan mas. Biaya variabel yang dikeluarkan terdiri dari isi
oksigen, perawatan kolam, benih, indukan, pakan, dan obat. Biaya
pembelian benih hanya dilakukan di tiga tahun pertama, untuk selanjutnya
pemilik usaha menggunakan benih ikan mas hasil produksi sendiri. Biaya
pembelian indukan hanya dikeluarkan di tahun pertama. Biaya variabel
dalam usaha budidaya ikan mas Rana Berkah Jaya di Desa Situdaun secara
keseluruhan selama satu tahun adalah sebagai berikut.
Tabel 2.2 Biaya Variabel Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya
Desa Situdaun
Total 261.013.500
Sumber: Data primer diolah (2023)
10
dalam setahun pengeluaran listrik untuk area usaha budidaya ikan mas
adalah Rp 600.000. Selanjutnya, pemilik menggunakan 3 orang tenaga
kerja dengan gaji sebesar Rp 1.200.000 (harga bayangan gaji tenaga kerja)
per bulan sehingga dalam setahun pengeluaran untuk pembayaran gaji
pekerja adalah sebesar Rp 43.200.000.
B. Manfaat (Inflow)
Manfaat yang diperoleh usaha budidaya ikan mas Rana Berkah
Jaya Desa Situdaun terdiri dari penjualan ikan mas segar, manfaat
penghasil pupuk, dan nilai sisa. Produksi ikan mas segar relatif stabil
dengan jumlah yang sama setiap tahunnya yaitu sebanyak 2 ton setiap kali
panen. Dalam satu siklus produksi, pemanenan dilakukan setelah dua
bulan sehingga dalam setahun terdapat 6 kali pemanenan. Harga jual ikan
mas segar per kg sebesar Rp 29.000 sehingga dalam setahun total manfaat
dari penjualan ikan mas segar adalah Rp 348.000.000. Usaha budidaya
ikan mas Rana Berkah Jaya Desa Situdaun memberikan manfaat bagi
lingkungan sekitar berupa manfaat limbah atau kotoran ikan mas sebagai
pupuk untuk area sawah di sekitar lokasi usaha yang sebesar
Rp28.305.000/Tahun. Perhitungan manfaat penghasil pupuk bagi sawah
ini secara lebih detail akan dijelaskan pada sub bab penentuan harga
bayangan dan valuasi ekonomi. Selanjutnya terdapat nilai sisa yang juga
menjadi bagian dari manfaat usaha dengan perhitungan sebagai berikut.
Tabel 2.3 Nilai Sisa Usaha Budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya
Lahan 20 0 70.000.000 0
Kolam 20 0 38.000.000 0
Beton
Serokan 1 0 900.000 0
11
Jaring Hapa 1 0 200.000 0
Reguler
ukuran 2x2
Galon 10 0 30.000 0
Pakan
Selang 5 0 54.000 0
Oksigen
Gayung 2 0 8.000 0
Ember 2 0 1.200.000 0
Pompa 10 0 1.500.000 0
Oksigen
Besar
Pompa 10 0 600.000 0
Oksigen
Kecil
Timbangan 10 0 250.000 0
25 kg
Timbangan 10 0 350.000 0
50 kg
Total 10.870.000
Sumber: Data primer diolah (2023)
12
2.4 Komponen Biaya dan Manfaat dengan Harga Bayangan
Terdapat dua biaya pada penelitian ini yang menggunakan harga bayangan
dalam perhitungan analisis kelayakan ekonomi, yaitu obat PK dan gaji tenaga
kerja. Penentuan harga obat PK tersebut menggunakan harga bayangan karena itu
merupakan barang yang terkena intervensi pajak. Besarnya penerapan pajak pada
obat PK adalah sebesar 11%. Lalu, dari sisi tenaga kerjanya, tenaga kerja yang
digunakan merupakan tenaga kerja tidak terdidik yang berada di pedesaan
sehingga gaji yang diterima hanya sebesar 80% dari upah aktualnya karena
terdapat distorsi kebijakan.
Manfaat penghasil pupuk didekati dengan perhitungan valuasi replacement
cost. Manfaat penghasil pupuk bagi area sawah di sekitar lokasi usaha budidaya
ikan mas diasumsikan dapat menggantikan pembelian terhadap pupuk yang
dibutuhkan untuk usahatani padi. Terdapat dua hektar lahan sawah yang
mendapatkan manfaat penghasil pupuk. Setiap tahun, terjadi tiga kali musim
tanam di area sawah dekat lokasi usaha budidaya ikan mas. Setiap kali musim
tanam, dibutuhkan pupuk nitrogen (Urea) sebesar 225 kg, pupuk phospor (SP-36)
sebesar 125 kg, dan pupuk kalium (KCl) sebesar 87,5 kg masing-masing untuk
per hektar. Harga masing-masing pupuk yaitu pupuk nitrogen (Urea) Rp520.000
per sak, pupuk phospor (SP-36) Rp6.000 per kg, dan pupuk kalium (KCl)
Rp930.000 per sak. Lalu, harga input lainnya diasumsikan sama seperti harga
pasarnya.
2.5 Penentuan Harga Bayangan dan Valuasi Komponen Biaya dan Manfaat
Pada penelitian ini, terdapat beberapa input produksi yang belum
mencerminkan harga yang sebenarnya karena terdapat pajak pada harga yang
dibayarkan petani untuk membeli barang tersebut. Input produksi tersebut berupa
biaya obat untuk Ikan Mas, yaitu Peka dan biaya tenaga kerja yang digunakan
setiap tahun. Berikut adalah rincian perhitungannya,
13
B. Biaya Tenaga Kerja
● Unit Penggunaan = 3 Orang
● Harga Sebelum Konversi = Rp1.500.000/orang/bulan
● Konversi Faktor = 80%
● Harga Tenaga Kerja Setelah Konversi,
= Harga Sebelum Konversi * Konversi Faktor
= Rp1.500.000/Orang/Bulan*80% = Rp1.200.000/orang/bulan
➔ Biaya Tenaga Kerja yang Sebenarnya,
= Harga Setelah Konversi * Unit Penggunaan
= Rp1.200.000/orang/bulan*3 orang = Rp3.600.000/bulan
= Rp3.600.000/bulan*12 bulan = Rp43.200.000/Tahun
Selain itu, usaha ternak Ikan Mas ini juga memiliki eksternalitas positif
bagi petani padi sekitar karena limbah air yang bercampur kotoran ikan dari usaha
tersebut dapat dimanfaatkan sebagai pupuk untuk menambah nutrisi bagi tanaman
padi, walaupun jumlahnya tidak terlalu banyak. Berikut adalah perhitungannya,
14
= Rp750.000/MusimTanam/Ha*3 Kali Musim
Tanam/Tahun*2 Ha
= Rp4.500.000/Tahun
Sehingga total dari manfaat usaha ternak Ikan Mas tersebut sebagai
penghasil pupuk untuk usahatani padi seluas 2 Ha sawah di sekitarnya adalah
sebesar Rp28.305.000/Tahun, yaitu penjumlahan dari total manfaat pupuk urea,
pupuk SP-36, dan pupuk KCl yang masing-masing besarannya adalah
Rp14.040.000/Tahun, Rp4.500.000/Tahun, dan Rp9.765.000/Tahun.
15
Tabel 2.4 Kelayakan usahatani ikan mas di Rana Berkah Jaya
16
budidaya ikan mas Rana Berkah Jaya di Desa Situ Daun,
Kecamatan Tenjolaya layak untuk dijalankan.
17
BAB III. KESIMPULAN DAN SARAN
3.1 Kesimpulan
1. Objek penelitian ini adalah usaha perikanan Rana Berkah Jaya, Desa Situ
Daun, Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Usaha
tersebut melakukan kegiatan pembenihan dan pembesaran ikan mas koi,
ikan mas konsumsi, dan ikan gurame segar sejak 2014. Meskipun begitu,
penelitian ini hanya berfokus pada Ikan Mas konsumsi. Lalu, jenis kolam
yang digunakan untuk kegiatan pembenihan dan pembesarannya berbeda.
Kegiatan pembenihan ikan mas dilakukan pada kolam air tenang,
sedangkan untuk pembesaran dilakukan di kolam air deras.
2. Berdasarkan aspek teknis, aspek sosial, aspek komersil, aspek finansial,
aspek kelembagaan, dan aspek ekonomi usaha perikanan Ikan Mas Rana
Berkah Jaya layak untuk diusahakan. Hal itu terjadi karena usaha ikan mas
tersebut memiliki kondisi lokasi yang mendukung dalam menyediakan
input produksi, memiliki peluang pasar, dan memberikan dampak positif
pada sekitarnya dalam aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan.
3. Berdasarkan hasil yang diperoleh dari perhitungan cashflow analisis
ekonomi, diperoleh nilai NPV, Gross B/C, Net B/C, dan IRR adalah
sebesar Rp 612.533.604; 10,95; 1,20; 102,28%. Hal itu menunjukkan
bahwa usaha budidaya Ikan Mas Rana Berkah Jaya, Desa Situdaun,
Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor layak atau menghasilkan
keuntungan secara ekonomi yang mana nilai tersebut telah
menggambarkan harga sebenarnya dari barang atau jasa yang digunakan.
Dapat dikatakan layak karena nilai NPV lebih besar dari nol atau bernilai
positif, nilai Gross B/C lebih besar dari 1, Net B/C lebih besar dari 1, dan
IRR lebih lebih dari nilai suku bunganya. Sehingga, hal itu menandakan
bahwa biaya yang dikeluarkan usaha tersebut secara agregat masih lebih
kecil dibandingkan dengan penerimaannya.
3.2 Saran
Dalam melakukan kegiatan wawancara pada pemilik usaha peternakan
Ikan Mas Ranah Berkah Jaya, kami menemukan kesulitan terkait harga pembelian
beberapa barang di awal tahun karena tidak ada buku catatan yang dimiliki sang
pemilik terkait harga itu. Meskipun begitu, data tersebut berhasil didapatkan
melalui perkiraan harga dari sang pemilik. Hal ini menjadi kendala dalam
menganalisis kelayakan usaha tersebut. Oleh karena itu, diharapkan agar sang
pemilik dapat mulai membiasakan diri untuk melakukan pencatatan usahataninya
agar nantinya data tersebut dapat dijadikan sebagai alat evaluasi ke depannya,
sehingga usahanya dapat terjaga kelayakannya dan berkelanjutan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2000. Undang-undang Nomor 34 Tahun 2000 Tentang Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.
Irawan PB, Zulfanita Z, Wicaksono IA. 2012. Analisis Usaha Pembenihan Gurami
(Osphronemus gouramy Lacepede.) di Desa Kaliurip Kecamatan Bener
Kabupaten Purworejo. Surya Agritama. 1(2): 24–33.
Pratama FA, Harris H, Anwar S. 2020. Pengaruh Perbedaan Media Filter Dalam
Resirkulasi Terhadap Kualitas Air, Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Ilmu-Ilmu Perikanan dan
Budidaya Perairan. 15(2): 95–104. Doi:
https://doi.org/10.31851/jipbp.v15i2.5089.
19
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi
20
Lampiran 2. Perhitungan Cashflow Detail (1-10 tahun)
21
Lampiran 3. Perhitungan Cashflow Detail (11-20 tahun)
22
Lampiran 3. Kuesioner Penelitian
KOMPONEN PENERIMAAN
1. Berapa Rp hasil penjualan dari produksi usaha pembenihan ikan mas yang
bapak lakukan per bulannya?
2. Untuk modal awal usaha, apakah berasal dari modal milik pribadi atau
pinjaman? Berapa Rp jumlahnya? Di tahun berapa dilakukan persediaan
modal tersebut (utk perkiraan tk suku bunga)?
3. Adakah sumber penerimaan lain dari usaha pembenihan ikan mas ini
selain yang sudah ditanyakan diatas? Jika ada, apa saja dan berapa Rp
besarnya per bulan?
23
17. Apakah terdapat barang investasi lain yang dibeli selain yang telah
ditanyakan?
18. Timbangan?
24
35. Berapa jumlah vitamin untuk ikan yang Bapak butuhkan dalam usaha
Bapak setiap bulannya? Berapa harga vitamin tersebut per satuannya?
PERTANYAAN PELENGKAP
36. Adakah pengeluaran lain dari usaha pembenihan ikan mas ini selain yang
sudah ditanyakan diatas? Jika ada, apa saja dan berapa Rp besarnya per
bulan?
25