Dengan ini saya menyatakan bahwa laporan magang dengan judul “Hilirisasi
Produk Aquapro Sebagai Produk Inovasi Aditif Pakan Untuk Meningkatkan
Produktivitas Budidaya Udang” adalah karya saya dengan arahan dari dosen
pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi
mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan
maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan
dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir laporan akhir ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Laporan Magang
Disetujui oleh
Pembimbing 1:
Andri Iskandar S.Pi., M.Si., M.Sc.
Pembimbing 2 :
Eli Riswandi S.Kel.
Diketahui oleh
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam pelaksanaan magang yang dilaksanakan sejak bulan Agustus 2023 sampai
bulan Desember 2023 ini ialah Magang Khusus dengan judul “Hilirisasi Produk
Aquapro Sebagai Produk Inovasi Aditif Pakan Untuk Meningkatkan Produktivitas
Budidaya Udang”. Terima kasih penulis ucapkan kepada para pembimbing 1
bapak Andri Iskandar S.Pi., M.Si, M.Sc. dan pembimbing 2 Bapak Eli Riswandi
S.Kel. yang telah membimbing dan banyak memberi saran. Ucapan terima kasih
juga disampaikan kepada bapak ketua program studi Dr. Wiyoto S.Pi., M.Si.,
M.Sc. yang telah membimbing serta mengawasi selama kegiatan berlangsung. Di
samping itu, penghargaan penulis sampaikan kepada bapak Nanang Supriatna
selaku owner PT Bagja yang telah memberi izin magang, bapak Dr. Mohammad
Khotib M.Si. selaku ketua tim kedaireka 2023 beserta staf Laboratorium mini CPP
Cipatujah yang telah membantu selama pengumpulan data. Ungkapan terima
kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga yang telah
memberikan dukungan, doa, dan kasih sayangnya.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan dan
bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditas 3
2.2 Budidaya Udang Vaname 4
III METODE
3.1 Lokasi dan Waktu MBKM 5
3.2 Teknik Pengumpulan Data dan Analisis Data 5
3.3 Prosedur Kerja 5
IV KEADAAN UMUM PERUSAHAAN
4.1 Sejarah 7
4.2 Kegiatan Lembaga 7
4.3 Struktur Organisasi 8
4.4 Fungsi dan Tujuan 8
V HASIL DAN PEMBAHASAN
VI SIMPULAN DAN SARAN 9
6.1 Simpulan 12
6.2 Saran 12
DAFTAR PUSTAKA 13
LAMPIRAN 14
ii
P
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
1. Lampiran foto 14
iii
I PENDAHULUAN
1
P
1.2 Tujuan
Tujuan dari pelaksanaan kegiatan magang riset budidaya udang vaname di tambak Kedaireka
antara lain :
1. Mengikuti dan melakukan kegiatan magang riset budidaya udang vaname secara langsung di lokasi
MBKM.
2. Melakuka aplikasi produk Kedaireka untuk membantu meningkatkan produktivitas udang vaname
Litopenaeus vannamei
2. Menambah pengalaman, pengetahuan, dan keterampilan mengenai kegiatan magang riset budidaya
udang vaname Litopenaeus vannamei di lokasi MBKM
1.3 Manfaat
Manfaat dari pelaksanaan magang riset budidaya udang vaname di tambak kedaireka antara lain :
1. Bagi instansi, dapat membantu menambah tenaga kerja dan pikiran untuk pelaksanaan kegiatan
magang riset program Kedaireka.
2. Bagi Perguruan Tinggi, yaitu melaksanakan kebijakan pemerintah dalam penerapan kegiatan
MBKM serta membuka peluang kerjasama dengan DU/DI.
3. Bagi mahasiswa, sebagai peningkatan soft skill dan hard skill serta pengalaman lapangan pada
kegiatan magang riset budidaya udang vaname di tambak Kedaireka
2
P
II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Komoditas
Komoditas yang akan dipilih dalam kegiatan MBKM ini adalah udang vaname Litopenaeus
vannamei (Gambar 1). Udang vaname merupakan salah satu komoditas yang banyak dikenal dan
diminati oleh masyarakat. Menurut Haliman dan Adijaya (2005), udang vaname dapat
diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Animalia
Sub Kingdom : Metazoa
Filum : Arthropoda
Subfilum : Crustacea
Kelas : Malacostraca
Subkelas : Eumalacostraca
Superordo : Eucarida
Ordo : Decapodas
Subordo : Dendrobrachiata
Familia : Penaeidae
Genus : Penaeus
Sub genus : Litopenaeus
Spesies : Litopenaeus vannamei
Gambar 1
Udang Vaname Litopenaeus vannamei
Udang vaname memiliki tubuh yang dibentuk oleh 2 cabang (biramous) yaitu exopodite dan
endopodite. Udang vaname memiliki tubuh berbuku-buku yang tertutup oleh eksoskeleton dan
termasuk dalam famili Penaidae, sehingga sifat umum morfologi udang vaname sama dengan
udang windu. Tubuh udang vaname secara morfologis dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu
bagian kepala dan dada (cephalotorax) serta bagian perut (abdomen) (Amri dan Kanna 2008).
Bagian chepalotorax terlindung oleh chitin yang tebal yang disebut dengan carapace. Kulit chitin
pada udang penaeid akan selalu mengalami pergantian secara periodik (moulting) ketika udang
vaname bertumbuh, setelah itu kulit tersebut akan mengeras kembali (Wyban dan Sweeney
1991). Kepala udang vaname terdiri dari antena, antenula, mandibular (rahang) dan maxillae
(pembantu rahang). Bagian dada dilengkapi dengan 3 pasang maxilliped yang berfungsi untuk
berenang dan 5 pasang peripoda (kaki jalan) yang berfungsi untuk berjalan dan membantu proses
makan. Bagian abdomen udang vaname terdiri atas 6 ruas perut dan ekor. Bagian abdomen
3
P
memiliki 5 pasang kaki renang (pleopoda) yang berfungsi untuk berenang dan sepasang sirip
ekor (uropoda), dan ujung ekor yang disebut telson (Haliman dan Dian 2005). Udang jantan dan
betina dapat dibedakan dengan melihat alat kelamin luarnya. Alat kelamin luar jantan disebut
ptasma, yang terletak di dekat kaki renang pertama, lubang saluran kelaminnya terletak di antara
pangkal kaki jalan keempat dan kelima. Alat kelamin betina disebut thelycum, terletak di antara
kaki jalan keempat dan kelima (Elovaara 2001). Udang vaname secara umum bersifat bentis dan
hidup di permukaan dasar laut, terutama di bawah garis pantai dengan kedalaman 72 m (Dian dan
Rubianto 2005). Habitat yang disukai oleh udang adalah dasar laut yang lembut atau biasanya
terdapat campuran lumpur dan pasir. Siklus hidup udang vaname terdiri dari beberapa tahapan
berbeda. Perkembangan siklus hidup udang vaname yaitu mulai dari telur yang berkembang
menjadi naupli, zoea, mysis, post larva, juvenile dan terakhir berkembang menjadi udang dewasa.
Sifat hidup dari udang vaname adalah catadromous atau berada di dua lingkungan, dimana udang
dewasa akan bermigrasi kembali ke laut untuk melakukan kegiatan pemijahan seperti
pematangan gonad dan pemijahan (Haliman dan Dian 2005).
4
P
III METODE
Persiapan Wadah
Persiapan wadah atau pembersihan tambak meliputi pengerokan lumut yang terdapat di dinding
tambak dan kincir, pembersihan kotoran dan penyemprotan tambak dengan menggunakan air laut
dan sterilisasi dengan penyiraman dinding dan dasar tambak menggunakan kaporit yang
dilarutkan pada air tawar dengan cara menyiram keseluruh permukaan tambak dan didiamkan
selama 1-2 hari. Pengeringan wadah yang dilakukan dengan membiarkan wadah yang sudah
dibersihkan terkena sinar matahari sampai kering, tanpa melakukan perlakuan apapun. Lama
waktu pengeringan yang dibutuhkan adalah 5-7 hari. Pemasangan biosecurity, penutupan pintu
air, pemasangan skala tinggi air, perbaikan bantalan kincir, pemasangan anco dan perbaikan
jembatan anco serta pengumpulan kembali alat-alat yang akan dilakukan dalam kegiatan budidaya
udang vaname setelah pengeringan wadah selesai (Sandi et al. 2020).
Persiapan Media
Sterilisasi air media dilakukan di wadah pemeliharaan yaitu ketinggian air pemeliharaan 1 m.
Proses sterilisasi dilakukan menggunakan kaporit berbahan aktif 60% dan kincir dinyalakan
selama 24 jam untuk menghilangkan kandungan klorin air. Desinfeksi air sebelum pemeliharaan
yaitu untuk memastikan bahwa air terbebas dari organisme yang tidak diinginkan. Desinfeksi
dilakukan menggunakan cupri sulfat (CuSO4). Penggunaan bahan desinfektan ini dimaksudkan
untuk membunuh moluska, kepiting, udang liar atau biota air pengganggu lainnya yang terdapat
di wadah pemeliharaan. Selama 24 jam dilakukan penumbuhan plankton dengan cara pengapuran,
pemupukan dan pemberian probiotik. Pengapuran menggunakan kapur dolomit, pemupukan
dilakukan menggunakan pupuk ZA dan pemberian probiotik (Sandi et al. 2020).
Penebaran Benur
Sebelum ditebar, benur dihitung kembali untuk memastikan jumlah benur di setiap kantongnya.
Benur yang tiba di hitung menggunakan teknik sampling acak yaitu dengan mengambil 2 kantong
benur secara acak. Teknik penebaran benur yaitu dengan aklimatisasi benur terlebih dahulu.
Aklimatisasi dilakukan pada suhu lingkungan yang rendah yaitu dilakukan pada pukul 05.30.
Benur dimasukkan ke dalam wadah pemeliharaan yang pada bagian sudut tambak diberi bambu
sebagai alat penahan agar kantong benur tidak menyebar ke seluruh petakan tambak, lalu benur
5
P
dibiarkan mengapung selama 30 menit sampai terdapat embun di dalam kantong dengan asumsi
bahwa suhu dalam kantong telah sama dengan suhu air tambak. Selanjutnya kantung benur dibuka
dan benur diapungkan dengan ember yang disertai aerasi, bertujuan untuk mengurangi tingkat
stres pada benur. Setelah 5 menit, benur perlahan ditebar ke petakan tambak (Sandi et al. 2020).
Pengelolaan Pakan
Pakan buatan yang digunakan untuk produksi udang vaname merupakan pakan buatan yang
diproduksi oleh PT Suri Tani Pemuka unit pakan udang dengan merek pakan yaitu PV dan SGH.
Pada DOC 1–12 masih menggunakan pakan dengan bentuk powder, DOC 13–20 sudah
menggunakan pakan dengan bentuk crumble, setelah masuk DOC 30–panen udang diberikan
pakan dengan bentuk pellet dengan menggunakan alat pemberian pakan otomatis atau autofeeder.
Adapun teknik perhitungan pakan, awal tebar benur yaitu menggunakan perhitungan pakan blind
feeding, pada DOC 40 setelah dilakukannya panen, perhitungan pakan berdasarkan FR terhadap
ABW (Average Body Weight) udang (Sandi et al. 2020).
Monitoring Pertumbuhan
Monitoring pertumbuhan dilakukan untuk melihat nafsu makan udang, dan mengetahui kondisi
kesehatan. Sampling pertumbuhan dilakukan dengan mengambil sampel udang di anco pada petak
pemeliharaan, dan dilakukan penimbangan dan penghitungan udang. Kegiatan ini juga berfungsi
untuk menghitung kebutuhan pakan pada udang vaname (Sandi et al. 2020).
6
P
4.1 Sejarah
PT BBS (Bagja Barokah Sarerea) adalah sebuah badan usaha yang bergerak dalam
bidang konsultan terutama udang dengan sasaran membantu para petani tambak udang vaname.
Sebelumnya PT BBS ini tidak hanya sebagai konsultan bagi para petani tambak udang akan
tetapi jenis ikan hingga pemasaran yang sedang menghadapi kesulitan. Selain menjadi
konsultan PT BBS saat ini selain memfokuskan pada jasa konsultan tambak udang PT BBS juga
membuka tambak dan menyediakan lowongan pekerjaan bagi yang tertarik dibidang perikanan
khususnya tambak udang vaname, PT BBS juga membuka bagi orang yang ingin berinvestasi
dan menanam saham. Fokus konsultasi udang dilakukan PT BBS diutamakan yang berada di
wilayah Kecamatan Cipatujah dan Cikalong Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat. PT BBS
berjalan hampir 3 tahun terhitung dari tahun 2020.
Gambar 2
PT BBS, Tasikmalaya Jawa Barat.
Tujuan utama dari PT BBS adalah membantu para petani tambak udang yang memiliki
kesulitan terutama gagal panen dengan penerapan SOP (Standar Operasional Prosedur) yang
dimilikinya. PT BBS saat ini mengelola 4 blok budidaya tambak udang tepatnya di Kecamatan
Cipatujah 3 blok dan Kecamatan Cikalong 1 blok. Udang vaname selalu menjadi primadona
karena banyak negara yang membutuhkan nilai profit bisa mencapai 100%-200% saat panen
raya meski perlu dikhawatirkan terjadinya serangan penyakit.
pakan dilakukan setiap hari sekaligus pengecekan anco dilakukan 2 jam sekali setelah
pemberian pakan.
8
P
Pelaksanaan budidaya di PT BBS diawali dengan persiapan air secara langsung dipetakan air
yang akan disalurkan ke dalam tambak disterilisasi terlebih dahulu menggunakan kapur serta
dilakukan pembentukan plankton yang secara umum memakan waktu sekitar7-14 hari sebelum
penebaran. Kolam tambak yang digunakan kolam lima berukuran 972 m2, kolam enam berukuran
784 m2, dan kolam tujuh berukuran 1200 m2. Benur yang digunakan berasal dari Suri Tani Pemuka
dan sudah bersertifikat SPF. Sebelum dilakukan penebaran benur dilakukan aklimatisasi terlebih
dahulu untuk penyesuaian suhu, salinitas dan parameter lainnya. Penebaran benur dilakukan secara
perlahan kedalam kolam budidaya, untuk mengantisipasi terjadinya stress pada udang. Pakan yang
digunakan merupakan pakan komersil dengan merk dagang NOVO produksi PT. Central Proteina
Prima Tbk. Dengan memiliki kandungan protein sebesar 28%, lemak 5%, serat maksimal 4%, abu
maksimal 11% dan kadar air maksimal 12%. Manajemen pemberian pakan dilakukan berdasarkan
program blind feeding sampai dengan umur DOC 30 hari, setelah itu disesuaikan dengan
pertumbuhan bobot udang. Frekuensi pemberian pakan pada awal pemeliharaan DOC 0-9 pemberian
tiga kali sehari yaitu pukul 07.00, 11.00 dan 15.00. DOC 10-49 frekuensi pemberian sebanyak lima
kali sehari pada pukul 07.00, 11.00, 15.00, 19.00 dan 23.00. FCR yang didapatkan selama ini sekitar
1,26-1,44.
1,5
Feed Conversion Ratio
1,4
1,3
1,2
1,1
Kolam
Grafik 2 Feed Conversion Ratio
Tabel 1 merupakan total pakan dan total produksi yang dihasilkan oleh PT Bagja Barokah
Sarerea selama satu siklus atau sekitar empat bulan.
Pengukuran kualitas air serta monitoring pertumbuhan udang atau sampling dilakukan setiap satu
minggu sekali. Kualitas air dilakukan secara in situ pada setiap kolam titik pengukuran dilakukan di
setiap sudut penempatan anco. Pengukuran kualitas air meliputi suhu, DO, salinitas, dan pH.
Kecerahan diukur untuk mengetahui tingkat kepadatan plankton. Kualitas air dilakuakn pengukuran
untuk mengetahui jumlah plankton dan total bakteri. Sampel air dibawa menggunakan botol sampel
250 mL lalu dilakukan pengecekan pada laboratorium terdekat. Frekuensi pengukuran kualitas air
secara in situ setiap dua jam sekali dimulai pukul 05.00 sampai dengan pukul 19.00. Sampling
pertumbuhan dilakukan setiap seminggu sekali pegukuran pertumbuhan dilakukan dengan cara
menjala beberapa sample kemudian ditimbang untuk mengetahui ADG dan bobot udang lalu
9
P
dilakukan pencatatan. Data MBW dan ADG dapat dilihat melalui grafik dibawah.
KOLAM 5
20 MBW (g)
15 ADG
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan grafik diatas sampling pertumbuhan dilakukan sebanyak sembilan kali terhitung dari
tanggal 26 September 2023 dengan hasil sampling MBW 1,88 g dan ADG 0,16%. Nilai MBW
tertinggi diangka 16,61 g dengan ADG 0,47%.
KOLAM 6
20
15 0,29
0,33
0,26 Series2
10
0,19
0,28 Series1
5 0,24
0,17
0,19
0
0
1 2 3 4 5 6 7 8 9
Berdasarkan grafik diatas sampling pertumbuhan dilakukan sebanyak sembilan kali terhitung dari
tanggal 26 September 2023 dengan hasil sampling MBW 1,62 g dan ADG 0,19%. Nilai MBW
tertinggi diangka 15,17 g dengan ADG 0,33% terdapat pada tanggal 14 November 2023.
KOLAM 7
20
15 MBW
10 ADG
5
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Berdasarkan grafik diatas sampling pertumbuhan dilakukan sebanyak sembilan kali terhitung dari
tanggal 26 September 2023 dengan hasil sampling MBW 2,2 g dan ADG 0,19%. Nilai MBW
10
P
tertinggi diangka 13,97 g dengan ADG 0,31% terdapat pada tanggal 7 November 2023 (data sampling
terlampir).
Pemanenan dilakukan sekitar 90-100 hari dengan estimasi ukuran udang mendapatkan size 40-
50. Pemanenan dilakukan dengan dua metode yaitu panen parsial dan panen total. Panen parsial
merupakan kegiatan pemanenan yang dilakukan dengan mengambil sebagian udang dari tambak dan
penyesuaian sebagian udang untuk dibudidaya hingga umur tertentu dan dilakukan sebanyak 3-4 kali.
Panen parsial bertujuan untuk mengurangi tingkat kepadatan di tambak sehingga resiko penularan
penyakit berkurang dan dapat meningkatkan produktivitas. Hasil dari panen total mendapatakan
survival rate berkisar diangka 82%-97%. Kolam lima 82%, kolam enam 96% dan kolam tujuh 97%.
11
P
6.1 Simpulan
Siklus di PT BBS menggunakan kolam lima, enam dan tujuh dengan rata-rata density 130-
140 ekor m2 mendapatkan survival rate lebih dari 80% menurut (Suryadi 2019) dalam jurnal
tentang budidaya udang vaname dikatakan baik apabila memiliki survival rate lebih dari >70%.
6.2 Saran
Sebaiknya PT BBS memiliki fasilitas yang lebih lagi contohnya pompa air lebih layak lagi.
12
P
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad R, Nuraini, Sukendi. 2016. The effect of stocking density and the giving tofu with dofferent doses on
the population growth silk worms (Tubifex sp). Universitas Riau. Journal Marlin Vol. 4 (1): 8–22.
Comtrade U. 2020. United Nations commodity trade statistics database. Trade Statistics Section of the United
Nations Statistics Division. New York (NY): Trade Statistic.
Debataraja L, Fathurrohman. 2015. Analisis Peluang Pembudidayaan Udang Vannamei di Daerah Serang
Banten. Jurnal Ilmiah Ekonomi 11 (1), 81-94.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 2014. The State of World Fisheries and Aquaculture (SOFIA). The
State of World Fisheries adn Aquaculture. Opportunities and challenges. 14(1): 151-156. 355-321.
Huda A, Inspinanto J, Bahri F, Decam O. 2013. Successful production in semibiofloc in Indonesia.
Aquaculture Asia Pacific 9:8-12.
Iskandar A, Hendriana A, GM Darmawangsa, et al. 2021. Manajemen Pembenihan Udang Vaname
Litopenaeus vannamei di PT Central Proteina Prima, Kalianda Lampung. Jurnal Perikanan Terapan
(PERANAN) Vol. 2 (1): 1– 8.
Juarno O, Oktaviani R, Fauzi A, Nuryartono N. 2017. Kinerja Produktivitas dan Faktor yang Berpengaruh
Terhadap Total Factor Productivity (TFP) Tambak Udang Indonesia. Jurnal Sosial Ekonomi Kelautan dan
Perikanan 6:149-168.
Jusaidi D, Ruchyani S, Mokoginta I. 2011. Peningkatan kelangsungan hidup dan perkembangan larva udang
putih melalui pengayaan Rotifera dengan taurin. Jurnal Akuakultur Indonesia 10 (2): 131–136.
Retnaningsih C, Ruenda O. 2021. Shrimp Paste Crackers as Potential Product Development for Small and
Medium Enterprise (SMEs), IOP Conference Series: Earth and Environmental Science. IOP Publishing, p :
012075.
Schouten G, Vellema S. 2016. Diffusion of global sustanibility standards: The institutonal fit of teh ASC-
Shrimp standard in Indonesia. Revista de Adimintracao de Empresas 56:411-423.
Suseno D, Waluyo B, Rahardjo S, Surahmat D, Supriyadi B, Priono B. 2021. Analisis Faktor Produksi
Budidaya Udang Vannamei (Litopenaeus vannamei) di Tambak HDPE (High Density Polyethilene)
Pulokerto Pasuruan. Chanos chanos 19 (1):99-104.
Tabarestani M, Keithly Jr, Warzoughi H. 2017. An Analysis of the US Shrimp Market : A Mixed Demand
Apporach. Marine Resource Economics 32, 411-429.
Wahidah, DS Dharmawan, Nugroho. 2014. Morphometric variance of South Sulawesi‟s freshwater prawn
Macrobrachium rosenbergii and Macrobrachium idea. International Journal of Scientific and Research
Publications. Vol.5 (4): 1–5.
Tahe S, Makmur. 2016. Pengaruh Padat Penebaran Terhadap Produksi Udang Vaname Litopenaeus vannamei
Skala Kecil. Prosiding Forum Inovasi Teknologi Akuakultur. 1(1): 303309.
Wyban JA, Sweeney J. 1991. Intensif Shrimp Production Technology: The Oceanic Institute Shrimp Manual.
Hawaii (USA): Oceanic Institute Honolulu.
13
P
LAMPIRAN
14
Pelatihan di lab terpadu IPB Team Kedaireka Cipatujah
Tambak Cipatujah
Tambak Ciaptujah
Sampling
Panen raya 15
Pengecekan laboratorium Pengambilan sample plankton
16