Oleh:
BONARDO DEBATARAJA
NIM. 165080400111019
Oleh:
BONARDO DEBATARAJA
NIM. 165080400111019
Oleh:
BONARDO DEBATARAJA
NIM. 165080400111019
Mengetahui, Menyetujui,
Ketua JurusanSEPK Dosen Pembimbing
Puji Syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat, rahmat dan kasih
setia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan praktik kerja magang ini
dengan baik. Selama pengerjaan laporan praktik kerja magang ini, penulis banyak
mendapat dukungan moril maupun material dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
1. Tuhan Yang Maha Esa karena limpah rahmat, karunia dan kesehatan yang
2. Keluarga saya yaitu kedua orang tua saya yang selalu memberikan
4. Bapak Maryanto selaku pimpinan UK BAT Wonocatur dan Mas Arif selaku
5. Patner magang saya yaitu Didik dan Gilda yang menemani saya merasakan
Wonocatur.
6. Teman Teman asrama JOIS yaitu Baridhi, Umar, Nony, Ribka, Pini, Mia dan
Rina yang sudah membantu dan menemani dalam suka dan duka di asrama
JOIS.
7. Teman dekat saya Octo, Yoyo, Febrianty dan Saul selalu membantu dan
RINGKASAN
Aspek finansial usaha pembenihan ikan lele Mutiara selama satu tahun
sudah dikatakan menguntungkan dan dapat dikembangkan. Hal ini dapat diketahui
dari R/C ratio yang memiliki nilai >1 dengan keuntungan yang diperoleh selama
satu tahun Rp. 17.732.600. Hal ini juga diperkuat dengan jumlah benih ikan yang
dapat dijual pada satu tahunnya sudah melebihi BEP.
Untuk factor pendukung usaha pembenihan ikan lele Mutiara ini sudah dapat
dikatakan baik dan mendukung usaha serta sudah dapat dimanfaatkan untuk
pengembangan produksi. Sedangkan factor penghambat yaitu meliputi perubahan
suhu yang drastis, serangan hama dan penyakit serta ketersediaan sarana dan
prasarana yang kurang memadai.
Saran yang dapat diberikan dari hasil Praktik Kerja Magang adalah
meningkatkan kapasitas produksi benih ikan lele Mutiara untuk mengoptimalkan
penggunaan biaya tetap yang ada pada usaha dan meningkatkan kegiatan
penelitian lebih lanjut untuk mengetahui bagaimana mengoptimalkan kegiatan
produksi. Sedangkan bagi pemerintah, sebaiknya memberikan dukungan dengan
cara pemberian modal kepada usaha ini, untuk memperbaiki dan meningkatkan
sarana dan prasarana yang ada.
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas taufik dan hidayah-Nya,
untuk meraih gelar sarjana perikanan di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan,
Magang yang dilaksanakan mulai tanggal 17 Juni 2019 – 26 Juli 2019 (30 Hari
Orang Kerja). Pada kesempatan ini, tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih
1. Keluarga besar yang selalu memberikan doa dan dukungan serta dana.
2. Dr. Ir. Anthon Efani,MP selaku dosen pembimbing yang telah memberi
ini.
Penulis menyadari bahwa usulan Praktik Kerja Magang ini masih banyak
terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis sangat bersedia menerima kritik dan
Penulis
ix
DAFTAR ISI
RINGKASAN ...................................................................................................... vi
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................... 1
1.2 Tujuan ................................................................................................. 5
1.3 Kegunaan ............................................................................................ 5
LAMPIRAN........................................................................................................ 79
xi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. PENDAHULUAN
wilayah laut yang dapat dikelola sebesar 5,8 juta km2 yang memiliki
lestari sumber daya ikan atau Maximum Sustainable Yield (MSY) di perairan laut
Indonesia sebesar 6,5 juta ton per tahun, dengan jumlah tangkapan yang
diperbolehkan sebesar 5,2 juta ton/tahun (80% dari MSY). Kemudian, untuk
besarnya potensi perikanan tangkap di perairan umum yang memiliki total luas
sekitar 54 juta Ha, yang meliputi danau, waduk, sungai, rawa, dan genangan air
perikanan budidaya, potensi yang dimilikinya adalah a)perikanan budidaya air laut
seluas 8,3 juta Ha (yang terdiri dari 20% untuk budidaya ikan, 10% untuk budidaya
kekerangan, 60% untuk budidaya rumput laut, dan 10% untuk lainnya),
b)perikanan budidaya air payau atau tambak seluas 1,3 juta Ha, dan c)perikanan
budidaya air tawar seluas 2,2 juta Ha (yang terdiri dari kolam seluas 526,40 ribu
Ha, perairan umum (danau, waduk, sungai dan rawa) seluas 158,2 ribu Ha, dan
sawah untuk mina padi seluas 1,55 juta Ha). Berdasarkan data FAO, pada tahun
2012 Indonesia menempati peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap dan
peringkat ke-4 untuk produksi perikanan budidaya di dunia. Fakta ini dapat
sehingga bila dikelola dengan baik dan bertanggungjawab agar kegiatannya dapat
berkelanjutan, maka dapat menjadi sebagai salah satu sumber modal utama
menggali potensi ikan. Akan tetapi masih memiliki beberapa permasalahan yaitu
keterbatasan induk yang berkualitas, dan sumber daya manusia yang ada masih
Filum : Chordata
Kelas : Pisces
Subkelas : Telestoi
Ordo : Ostariophysi
Subordo : Siluroidae
Famili : Clariidae
Genus : Clarias
Ikan lele yang memiliki nama latin Clarias sp. Adalah salah satu jenis ikan
air tawar yang banyak dibudidayakan oleh pembudidaya ikan yang ada di
Indonesia. ikan lele merupakan ikan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat di
Indonesia, kandungan gizi yang cukup tinggi dan relative murahnya harga ikan lele
adalah beberapa alasan mengapa ikan lele menjadi pilihan masyarakat, sehingga
kebutuhan akan ikan lele terus bertambah disetiap daerah. Ikan lele termasuk
komoditas yang memiliki peluang pasar yang prospektif, karena permintaan pasar
sebab itu, usaha budidaya ikan lele akan cenderung meningkat pada masa-masa
mendatang. Ikan lele merupakan ikan yang memiliki beberapa keistimewaan dan
banyak diminati orang, aneka masakan dari lele bisa diperoleh dengan mudah,
rasa daging yang lezat dan gurih membuat bisnis budidaya lele menjadi peluang
Pada kondisi yang ada, usaha budidaya ikan yang ada saat ini memiliki
prospek usaha yang menjanjikan. Hal ini karena permintaan pasar akan ikan
sehingga hasil yang diperoleh tidak dapat optimal. Untuk itu diperlukan
daya- sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan. Manajemen juga dapat berarti sebagai suatu proses pencapaian tujuan
suatu organisasi melalui orang lain. Manajemen dalam suatu organisasi sangan
manusia, sumber daya alat dan sumber daya dana serta bahan, secara efektif dan
efisien, untuk menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan
jasa. Berdasarkan istilah di atas, manajemen produksi dan operasi adalah segala
sesuatu kegiatan yang berhubungan dengan menciptakan barang dan jasa, serta
Dengan demikian, manajemen produksi dan operasi selalu terdapat dalam hamper
kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) karena memiliki perikanan budidaya yang
berkembang dengan pesat serta didukung oleh pemerintah daerah Sleman dalam
manajemen yang baik dan matang. Akan tetapi, dalam usaha budidaya yang ada
produktivitas yang masih rendah, SDM yang berkerja juga masih memiliki kualitas
yang rendah, mahalnya harga pakan intensif serta kesulitan memperoleh induk
terkait manajemen produksi pembenihan ikan lele Mutiara dengan kegiatan Praktik
manajemen produksi yang dijalankan apakah sudah efektif dan efisien, sehingga
dapat dijadikan tolok ukur apakah usaha tersebut sukses atau tidaknya dalam
manajemen produksinya. Hal inilah yang mendasari penulis untuk memilih judul:
5
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Magang (PKM) ini yaitu untuk mengetahui dan
mempelajari:
1. Profil Unit Kegiatan Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur Sleman,
Yogyakarta
2. Aspek Manajemen pada produksi pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.)
Sleman, Yogyakarta
3. Aspek teknis pada produksi pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) di
4. Aspek finansial pada produksi pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) di
Sleman, Yogyakarta.
1.3 Kegunaan
Kegunaan dari Praktik Kerja Magang (PKM) ini adalah sebagai bahan
informasi bagi:
2. Masyarakat
6
3. Instansi
proses produksi agar produksi yang dijalankannya lebih efektif dan efisien lagi.
4. Pemerintah
Praktik Kerja Magang (PKM) yang telah dilaksanakan ini dilakukan pada
Praktik Kerja Magang (PKM) ini dilaksanakan di Unit Kerja Budidaya Air
magang yaitu pada tanggal 17 Juni sampai dengan 26 Juli 2019 atau selama 30
Menurut Sarwono (2006), partisipasi aktif adalah salah satu cara peneliti
mengumpulkan data dengan terlibat langsung terhadap apa yang diteliti. Untuk
memperoleh hasil data dan informasi yang akurat peneliti harus mampu berbaur
8
dengan objek yang diteliti. Peneliti harus cermat mengamati setiap perubahan dari
objeknya.
berupa keikutsertaan secara aktif dalam kegiatan yang ada pada Balai
yang meliputi berpartisipasi dalam kegiatan penerimaan bahan baku dan kegiatan
dalam produksi pembenihan ikan lele Mutiara. Selain melakukan kegiatan yang
berkenaan dengan manajemen produksi benih lele, yaitu dengan cara ikut
2.1.3 Observasi
tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Dua di antaranya yang
perilakumanusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati
magang ini dilakukan selama kegiatan magang dilaksanakan, yaitu selama 30 Hari
2.1.4 Wawancara
informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-
hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya sedikit. Teknik
pengumpulan data ini mendasarkan diri atau pemikiran diri pada laporan pada diri
Informan yang dipilih dalam wawancara pada Praktik Kerja Magang (PKM)
kepada pekerja yang ada di usaha pembenihan ini. Wawancara dalam praktik
kerja magang ini berfungsi untuk menggali informasi mengenai profil dan sejarah
balai serta penerapan menejemen produksi dan aspek teknis yang digunakan
dalam usaha ini. Selain itu, wawancara digunakan untuk mengetahui faktor
pendukung dan hambatan yang ada dalam usaha pembenihan ikan lele Mutiara.
2.1.5 Dokumentasi
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, surat kabar,
agenda, dan sebagainya. Dokumentasi dapat pula dimengerti secara luas adalah
segala macam bentuk sub informasi yang berhubungan dengan dokumen, baik
yang resmi maupun tidak resmi dalam bentuk laporan, buku harian, dan
sebagainya baik yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan. Jadi data dapat diambil
melalui metode yang digunakan dalam penelitian dari berbagai catatan tentang
usaha, catatan maupun data administratif tempat usaha. Pengambilan data ini
nantinya akan diperoleh dari pemilik usaha. Selain itu, dokumentasi juga dapat
dilakukan dengan mengambil gambar kegiatan yang ada dalam usaha ini.
10
Data yang digunakan dalam Praktik Kerja Magang (PKM) ini meliputi data
Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama yaitu
tanya jawab langsung dengan pihak-pihak terkait. Data primer pada umumnya
diperoleh ketika pelaksanaan kegiatan magang yang berupa hasil dari wawancara,
Data primer adalah data yang diperoleh langung dari tempat Praktik Kerja
Magang yang diperoleh dari kegiatan partisipasi aktif, observasi, wawancara dan
Sleman Yogyakarta
2. Aspek teknis, aspek finansiil dan aspek manajemen yang digunakan di Balai
telah diolah lebih lanjut dan disajikan dengan baik oleh pihak pengumpul data
primer atau pihak lain. Data sekunder biasanya berupa data dokumen dan arsip-
Data sekunder adalah data yang tidak secara langsung didapatkan dari
tempat usaha. Dalam Praktik Kerja Magang (PKM) yang dilaksanakan di Balai
1. Keadaan umum lokasi Praktik Kerja Magang (PKM) yang meliputi letak
Analisis data pada kegiatan Praktik Kerja Magang (PKM) ini dilakukan
pada makna dibalik data yang tampak. Untuk memahami interaksi sosial. Interaksi
sosial yang kompleks hanya dapat diuraikan, bila peneliti melakukan penelitian
metode kualitatif dengan cara ikut serta, wawancara mendalam terhadap interaksi
sosial tersebut. Selain itu untuk memahami perasaan orang. Perasaan orang
Analisis data yang dilakukan selama Praktik Kerja Magang (PKM) yaitu
a. Sarana Produksi
Analisa data mengenai sarana produksi pembenihan ikan lele pada Balai
dengan alat yang digunakan untuk mencapaimaksud atau tujuan misalnya adalah
b. Prasarana produksi
Analisa data mengenai prasarana produksi pembenihan ikan lele pada Balai
c. Proses Produksi
Analisa data mengenai proses produksi pembenihan ikan lele pada Balai
kegiatan terkait bagaimana proses produksi pada pembenihan ikan lele dilakukan
Menurut Yusuf (2014), penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis
Analisis data yang dilakukan selama Praktik Kerja Magang (PKM) yaitu
1. Permodalan
Modal yang cukup sangat penting bagi setiap usaha karena dengan modal
keuangan. Kelebihan dengan adanya modal merupakan jumlah aktiva lancar yang
2. Total Biaya
Biaya total (total cost) adalah jumlah dari biaya tetap dan biaya variable.
Biaya variable merupakan biaya yang berubah secara linear sesuai dengan
volume output operasi perusahaan. Biaya tetap adalah biaya yang tidak dapat
pabrik dan asuransi., biaya abdomen telepon bulanan. Biaya total dapat dihitung
TC = FC + VC
Dimana:
FC = Fix Cost
VC = Variabel Cost
3. Penerimaan Usaha
dihasilkan pada suatu periode produksi dikalikan dengna harga per satuan produk
TR = Y x Py
Dimana:
Y : Jumlah Produksi
Analisis R/C ratio merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat
pendapatan relatif suatu usaha dalam 1 tahun terhadap biaya yang dipakai dalam
suatu kegiatan. Suatu usaha dikatakan layak jika nilai R/C ratio lebih besar dari 1
(R/C > 1). Semakin tinggi nilai R/C, tingkat keuntungan suatu usaha akan semakin
tinggi (Mahyuddin, 2008). Untuk menghitung R/C ratio seperti rumus di bawah ini:
4. Keuntungan
penerimaan dan biaya atau revenue-cost ratio(R/C). Analisis R/C digunakan untuk
mengetahui setiap nilai rupiah biaya yang digunakan dalam kegiatan usaha dapat
Analisis Break Even Point (BEP) atau titik impas yang merupakan teknik
analisa untuk mempelajari hubungan antara biaya total, laba yang diharapkan dan
volume penjualan. Secara umum analisa ini juga memberikan informasi mengenai
usaha yang dijalankan tidak menderita rugi. Selain itu apabila penjualan pada
Break Event Point (BEP) dihubungkan dengan penjualan yang dianggarkan. Maka
akan dapat diperoleh informasi tentang berapa jauh penjualan bisa turun sehingga
industri tidak menderita rugi atau tingkat keamanan bagi industri dalam melakukan
6. Rentabilitas
selama periode tertentu. Bisa juga dikatakan bahwa rentabilitas adalah tingkat
suku bunga tertentu (Utama, 2016). Cara untuk mengukur tingkat rentabilitas
perusahaan yaitu:
Laba Bersih
Rasio rentabilitas = X 100%
Total Passiva
16
(BPTPB)
(BPTPB) Cangkringan memiliki tugas dan fungsi yang tercantum dalam peraturan
Gubernur nomor 39 Tahun 2008. Tugas dari BPTPB itu sendiri adalah
memiliki tujuh unit kerja yaitu Unit kerja Budidaya Air Tawar (UKBAT) sebanyak 4
unit, Unit Kerja Budidaya Air Payau (UKBAP) sebanyak 2 unit, dan Unit Kerja
Budidaya Air Laut (BAL) 1 unit. Unit Kerja Budidaya Air tawar meliputi UKBAT
Sedangkan Unit Kerja Budidaya Air Payau (UKBAP) meliputi UKBAP Samas dan
Secara geografis wilayah Kabupaten Sleman terbentang mulai dari 1100 13’
00’’ BT sampai dengan 1100 33’ 00’’ BT dan 70 34’ 51’’ LS sampai dengan 70 47’
03’ LS dengan ketinggian antara 100 – 2.500 meter ditas permukaan air laut.
Kabupaten Sleman terdiri dari 17 Kecamatan, 86 desa dan 1.212 padukuhan. Unit
Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur terletak di Dusin Cangkringan,
Desa Argumulyo, Kabupaten Sleman, DIY lebih tepatnya berada disebelah barat
800 15’ LS dan 1100 00’ BT sampai 1100 BT. Jarak tempuh UK BAT Wonocatur ±
seluas 1.155 Ha yang terdiri dari lahan untuk perkolaman seluas 0.575 ha, lahan
untuk bangunan berupa 1 unit hatchery, 1 gudang pupuk, 1 gudang pakan dan
bangsal serta bangunan kantor seluas 0.192 ha dan untuk lahan penghijauan serta
mdpl dengan kemiringan tanah sebesar 5 %, dengan suhu udara berkisar 25-33
mengandung pasir berdebu, dengan jenis tanah vulkanis muda dan bersifat poros
berupa tanah yang berombah dan perbukitan dengan batas wilayah sebagai
berikut:
Jiwa laki-laki dan 1,876 adalah perempuan. Jenis pekerjaan yang menempati
peringkat kedua adalah kariawan swasta dengan jumlah 3,590 jiwa, dengan
jumlah kariawan swasta laki-laki sebanyak 2,097 jiwa dan kariawan swasta
perempuan sebanyak 1,493 jiwa. Kemudian pada peringkat ketiga yaitu Mengurus
Rumah Tangga sebanyak 3,488 jiwa, dengan 1 jiwa adalah laki-laki dan 3,487 jiwa
adalah perempuan.
4.1 Profil Unit Kegiatan Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur
Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur, Sleman, Yogyakarta meliputi sejarah
Unit kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur Yogyakarta berdiri pada
tahun 1951. Pada awal berdirinya unit kerja ini bernama Balai Benih Ikan (BBI).
Gagasan ini dicetuskan oleh Bapak Husein selaku kepala seksi Perikanan di Dinas
Kelautan dan Perikanan Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Pada tahun 2004,
nama Balai Benih Ikan (BBI) Wonocatur di ubah menjadi Unit Kerja Budidaya Air
Tawar (UK BAT) Wonocatur Yogyakarta dengan dengan pertimbangan unit kerja
ini dikhususkan untuk melakukan kegiatan operasional jenis-jenis ikan air tawar
saja.
Pada awalnya Unit Kerja Budidaya Air Tawar Wonocatur berlokasi di Desa
sekitar 2 hektar, namun pada bulan Juli 2008 lokasi UK BAT Wonocatur pindah ke
lokasi yang lama digunakan untuk kepentingan publikasi yang lain. UK BAT
Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul adalah ikan Tawes, ikan Lele dan
ikan Grasscarp dengan komoditas utama adalah ikan Mas, ikan Nila dan ikan
ikan Sidat dan pada akhir tahun 2014 UK BAT Wonocatur juga mengembangkan
Daerah Balai Pengembangan Teknologi Perikanan Budidaya DIY. Unit Kerja ini
bergerak dalam bidang pembenihan dan pembesaran ikan khususnya ikan air
operasi yang akan dilakukan dapat terarah bagi pencapaian tujuan produksi dan
23
operasi, serta fungsi produksi dapat terlaksana secara efektif dan efisien.
c. Perencanaan mutu.
Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur sendiri dalam hal
jangka panjang. Pada perencanaan jangka pendek, hal yang diencanakan adalah
seputar input maupun output produksi. Untuk input sendiri mengenai pengadaan
pengadaan pakan akan ada sistem buka tender bagi perusahaan pakan.
Kemudian untuk output produksinya, dibuatkan target berapa besar produksi benih
panjang yang dirumuskan yaitu untuk membangun pagar maupun renovasi kantor.
staf pegawai PNS, Pegawai honorer yang berjumlah 4 orang. UK BAT Wonocatur
dipimpin oleh Bapak Maryanto yang bertangungjawab atas semua kegiatan yang
terjadi di UK BAT Wonocatur. Pada bagian administrasi diduduki oleh Dian A.Md,
Bapak Rohman, A.Md yang bertugas di bagian produksi ikan Lele, M Ichsan A.Md
yang bertugas di pemasaran ikan lele, Arif S.Pi bertugas di bagian sarana dan Ari
Dwipriyanto yang bertugas sebagai penjaga malam. Wonocatur, tidak ada sistem
pemasaran benih ikan lele mutiara ini dilakukan secara bersama-sama dan
tanggung jawab bersama, jadi semua pegawai di Unit Kerja Budidaya Air Tawar
Wonocatur dapat ambil bagian didalam pemasaran ikan lele mutiara ini. Semua
pegawai yang ada pada saat pemasaran benih ikan lele mutiara dan telah dipilih
oleh Maryanto selaku Kepala Unit Kerja di Unit Kerja Budidaya Air Tawar
Wonocatur adalah pegawai yang biasanya akan melakukan pemasaran benih ikan
Pimpinan
Maryanto
Bagian
Bagian Bagian Sarana- Bagian Bagian
Administrasi Produksi Prasarana Pemasaran Keamanan
Dian A.Md Arif S.Pi Rohman Ichsan A.Md Ari D.
A.Md
mengarahkan penggerak pada arah yang kita tentukan. Agar semua aktivitas tidak
menyimpang, maka diperlukan kualitas pekerja. Kualitas dan peran pekerja ditata
dalam suatu struktur organisasi yang dapat kita petik hasilnya bila semua itu
memenuhi sasaran dan sub-sasaran. Masalah yang ada adalah kualitas pekerja
tidak sama. Oleh karena itu, para pekerja yang berkaitan dengan produksi harus
diarahkan. Bila fungsi ini dijalankan dengan langkah-langkah secara benar, maka
Wonocatur dikepalai oleh Bapak Maryanto selaku kepala Unit Kerja. Sebagai
kepala unit kerja, Bapak Maryanto melakukan pengarahan kepada setiap staffnya
kepala unit kerja melakukan briefing terlebih dahulu agar jalannya kegiatan
produksi lancar seperti apa yang diharapkan. Selain itu, untuk menciptakan
diri dengan para pekerja dengan seringnya mengobrol santai dan bercanda.
Dengan hal ini, pekerja maupun siswa yang magang merasa nyaman dan tidak
canggung. Hal ini berdampak positif untuk produktifitas SDM yang ada. Adapun
kegiatan yang dilakukan untuk menjamin agar kegiatan produksi dan operasi yang
dilakukan dalam pelaksanaan fungsi produksi dan operasi adalah sebagai berikut
pengendalian bahan, harga, proses produksi, standar kualitas produk, dan tenaga
lebih berfokus kepada penyediaan bahan baku pakan ikan dan pengendalian
hama dan penyakit. Penyediaan pakan ikan dilakukan setiap dua minggu sekali.
Pakan berasal dari pemerintah karena UK BAT Wonocatur berada pada Naungan
Dinas Perikanan Dan Ilmu Kelautan. Sedangkan untuk pengendalian hama dan
penyakit dilakukan apabila secara visual ikan tampak lemas dan berwarna pucat.
Apabila ikan terserang bakteri maka diberikan vitamin dan obat yang dicampurkan
pada pakan. Kegiatan pemberian vitamin dan obat dilakukan sampai ikan benar
benar sehat.
menyerang lele mutiara baik masih larva maupun dewasa yaitu Argullus sp.,
Gyrodactylus sp. , Trichodina sp. , dan Cychlidogyrus sp.. Penyakit ini biasanya
menyerang benih lele yang dipicu oleh kualitas air yang buruk, suhu air yagn terlalu
dingin dan padat tebar yang terlalu tinggi, pH yang rendah, dan kadar amoniak
28
yang tinggi akibat sisa pakan dan sisa metabolisme ikan. Penangananya dengan
cara penggantian air kolam, penggaraman sebanyak 500 gr/m3 selama 3 hari, dan
pada pakan ikan lele diberi fish imunovit atau biovitaquatik sebanyak 5 ml/kg pakan
pemberiannya setiap sore sampai tidak ada kematian pada lele. Hama yang
merupakan organisme pembawa penyakit ke larva ikan. Selain itu, hama tersebut
juga bisa menjadi kompetitor dalam perebutan oksigen yang ada di dalam perairan
pengendalian hama ialah dengan memasang jaring pada saluran inlet serta
mengurangi benda atau tanaman air yang digunakan sebagai media bertelur
serangga.
Jenis penyakit yang sering yang menyerang lele adalah penyakit parasitik
yang disebabkan oleh protozoa, bakteri dan virus. Jenis protozoa yang sering
menginfeksi benih lele adalah Icthyopthirius sp., Trichodina sp., dan Cychlidogyrus
sp. Penyakit yang ditimbulkan oleh serangan protozoa adalah penyakit bintik putih
(white spot disease). Jenis bakteri penyebab timbulnya penyakit pada ikan lele
adalah Aeromonas sp., Pseudomonas sp., dan Myobacterium sp. Gejala serangan
penyakit bacterial adalah bintik merah diseluruh permukaan tubuh ikan, perut
mengembung, sirip ekor geripis, sirip punggung dan sirip dada berdarah. Virus
yang menyerang ikan lele adalah Rabdovirus dengan gejala pendarahan pada
organ-organ ikan dan kulit, perut mengembung dan kulit pucar. Pencegahan
penularan dan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan virus dapat dilakukan
produksi. Salah satu upaya peningkatan mutu benih lele adalah dengan
diberikan memiliki gizi yang seimbang maka pertumbuhan benih akan sangat
pesat dan memiliki postur tubuh yang besar. Pada saat ikan sudah masuk tahap
pendederan maka dilakukan uji laboratorium tentang kesehatan ikan agar ikan
tersebut layak konsumsi. Mutu ikan tersebut sangat dijaga karena apabila mutu
ikan buruk akan mempengaruhi jumlah dan harga jugal ikan. Pemberian pakan
dengan kadar protein dan serat yang tinggi akan mempengaruhi mutu ikan
dari BPTPB Cangkringan. Segala biaya dalam proses produksi direkap oleh
Apabila terjadi kecurangan atau penggunaan biaya produsi tidak sesuai tempat
nya maka pimpinan UK BAT Wonocatur akan menindak tegas kariwan dengan
4. Pengendalian SDM
Adapun kegiatan yang dilakukan adalah dengan membuat catatan capaian setiap
studi banding ke dinas-dinas perikanan dan ilmu kelautan ataupun balai-balai lain.
Apabila ada kariawan yang tidak mencapai target penilaian maka akan dilakukan
kariawan tersebut merasa bisa melakukan dan nyaman terhadap pekerjaan yang
dilakukan.
30
Fungsi pengawasan di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur
cara melihat hasil produksi dengan apa yang dirumuskan dalam perencanaan,
apakah sudah sesuai dengan apa yang direncanakan atau tidak. Hal ini dapat
diketahui melalui catatan harian yang dimiliki oleh Unit Kerja Budidaya Air Tawar
fekunditas, HR, SR dan pemanenan. Apabila hasil tidak sesuai dengan target,
maka akan dievaluasi faktor apa yang menjadi penyebabnya, dan diperbaiki untuk
sumberdaya manusia yang ada, hal ini dilakukan Bapak Yudi Kasmono selaku
kepala unit dengan melihat absensi pekerja, kedisiplinan, maupun kinerja para
pekerja.
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Magang (PKM), aspek teknis pada laporan
4.3.1 Sarana
Sarana ialah sesuatu yang digunakan sebagai alat atau peralatan dalam
Fasilitas utama dalam proses pembenihan ikan lele mutiara yang digunakan yaitu
kolam beton dan sistem pengairan. Sarana yang digunakan dalam produksi
pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK
yang terbuat dari beton dan memiliki luas 9 m2dengan tinggi bak 1 m dengan dasar
kolam berupa beton. Kolam tersebut dilengkapi dengan inletdan outlet dari pipa
paralon dengan diameter inlet2 inci dan diameter outlet3 inci. Inlet Kolam
dihubungkan dengan pipa dari saluran air. Air yang masuk pada kolam
pemeliharaan induk dan pemijahan sebesar 0,4 L/detik. Outle kolam berada pada
sisi yang berlawanan dengan inlet kolam dan berada dibagian dasar yang
Kolam pemeliharaan induk ikan lele mutiara adalah kolam permanen yang
berdimensi 12 mx 6.7 m x 1.5 m dengan luas kolam 80 m2. saluran inlet dan
outletkolam induk tersebut berukuran 2 inci. Debit air yang mengalir dalam kolam
dengan jaring yang berfungsi untuk menjaga induk ikan agar tidak melompat dari
kolam pemeliharaan. Jaring tersebut di ikat di setiap sisi jaring pada paku yang
terbuat dari beton yang berbentuk persegi panjang dengan luas ukuran 15 m2.
Kolam ini dilengkapi dengan saluran inlet dan outlet yang terbuat dari pipa paralon.
Jumlah kolam pemijahan berjumlah 20 unit. Kolam pemijahan lele ditujukkan pada
Gambar 5.
sarana yang sangat vital dalam suatu usaha pembenihan karena hampir sebagian
besar peralatan yang dioperasikan membutuhkan tenaga listrik, oleh karena itu
tenaga listrik harus tersedia 24 jam. Ketersediaan listrik juga harus dioperasikan
dengan baik dan benar agardimanfaatkan secara optimal. Pada suatu lokasi
generator set yang kapasitasnya sesuai dengan kebutuhan dari peralatan yang
sumber energi listrik untuk mensuplai oksigen dan distribusi air selama 24 jam. UK
BAT Wonocatur menggunakan cadangan listrik yang berasal dari 2 generator set
dengan kapasitas 380 KVA dan 100 KVA. Sumber tenaga listrik ditunjukkan pada
Gambar 6.
Penyediaan air merupakan hal mutlak yang harus ada karena merupakan
media hidup ikan. Air yang tersedia harus steril, yakni tidak mengandung hama
dan penyakit. Sumber air yang dignakan UK BAT Wonocatur dalam kegiatan
pembenihan berasal dari aliran Sungai Opak. Air yang masuk ke dalam kolam
pemeliharaan sebelumnya melewati bak filter. Bak filter tersebut berupa bak beton
yang memiliki bentuk persegi panjang dengan volume 9 m3. Air yang mengalir di
bak tersebut akan membentuk aliran zig-zag yang bertujuan agar pasir yang
terbawa dari sungai akan mengendap di bak tersebut. Aliran zig-zag tersebut
terjadi karena adanya sekat yang terbuat dari beton dengan ukuran panjang 4 cm
34
dengan ketinggian 1.16 m. Bak filter tersebut dilengkapi dengan inlet dan
outletyang tebuat dari pipa paralon dengan diameter 4 inci. Air yang sudah
diendapkan selanjutnya didistribusikan melalui saluran air yang terbuat dari beton
dengan lebar 45 cm dan tinggi saluran air sebesar 47 cm. Bak filter. Bak filter
5. Sistem Aerasi
BAT Wonocatur berasal dari Hi-Blower dengan spesifikasi 100 HP, 230 V, 50 Hz,
dengan aerasi dan batu sebagai pemberat agar selang aerasi bisa tenggelam.
terdapat 5 titik aerasi. Pengaturan debit udara digunakan keran aerasi pada setia
Gambar 8. Hi-Blower
Sumber : Data Primer yang Diolah
4.3.2 Prasarana
Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT)
1. Kantor
Budidaya Air yang ada di Provinsi DIY. Kantor BPTPB Cangkringan ditunjukan
digunakan untuk menerima tamu maupun rapat anggota. Selain itu kantor juga
Gambar 9. Kantor
Sumber : Data Primer yang Diolah
2. Bangsal
selang aerator, jaring dan timbangan. Selain itu, bangsal juga dapat digunakan
dan proses pengepakan benih. Ukuran bangunan bangsal yang dimiliki UK BAT
3. Gudang Pakan
Gudang pakan merupakan tempat untuk menyimpan pakan ikan lele dan
menyimpan probiotik air dan pakan. Bangunan ini memiliki ukuran 5,5 x 2,36 m2
4. Gudang Kapur
dan alat-alat penunjang proses budidaya yang dimiliki oleh UK BAT Wpnpcatur.
Bangunan ini memiliki ukuran 4,13 x 2,19 m2 berjumlah 1 unit yang terletak
5. Gudang Pupuk
Gudang pupuk di UK BAT Wonocatur terbuat dari beton tanpa pintu yang
6. Garasi
garasi sekitar 100 m dari kantor UK BAT Wonocatur karena letaknya berada di
7. Transportasi
bermotor sebanyak 2 unit yaitu motor roda dua dan motor roda tiga. Kendaraan ini
Wonocatur.
39
8. Tabung Oksigen
kegiatan pengepakan ikan. Alat ini berfungsi untuk proses pengemasan ikan
indukan, benih, maupun larva pada waktu akan dipasarkan. Tabung oksigen ini
memiliki panjang 132 cm, keliling 71 cm, dan diameter 17 cm. Tabung oksigen
oksigen 1:2.
9. Kulkas
antibiotik, pakan,dan bahan bahan yang mudah rusak karena pengaruh suhu
lainnya. Kulkas yang digunakan oleh UK BAT Wonocatur adalah kulkas dua pintu.
Dimensi kulkas tersebut yaitu 62 x 61 x 154 cm2 dan mempunyai berat 63 kg.
40
10. Timbangan
berkapasitas 5 kg untuk menimbang induk ikan lele saat dipijahkan dan juga untuk
(a) (b)
Gambar 18. Timbangan (a) Digital dan (b) Duduk
Sumber : Data Primer yang Diolah
11. Sumur
serta pengawasan lingkup balai. Keluarga dari pegawai dapat tinggal di rumah
13. Asrama
Asrama ini diberi nama Jois yang singkatan dari Jogjakarta Istimewa.
Asrama ini memiliki kamar berjumlah 8, dimana luas setiap kamar adalah 3 x 3 m2
tempat jemuran. Asrama Jois diperuntukkan untuk penginapan tamu dari BPTPB
42
Provinsi DIY, atau 45 menit dari ibu kota provinsi. Dari kondisi jalan berada pada
golongan A yang mana mempermudah dan mendukung akses segala hal yang
Tahapan proses produksi pada pembenihan Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.)
di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur, Balai Pengembangan
43
kultur pakan alami, pengolaan kualitas air, pengendalian hama dan penyakit dan
pemanenan.
pemeliharaan
induk
pemijahan
penanganan telur
penanganan larva
pengolaan kualitas
air
pengendalian
hama dan penyakit
pemanenan
Kegiatan pemeliharaan induk pada Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) dimulai
dengan pengadaan induk dan pemberian pakan induk akan dijelaskan sebagai
berikut.
44
1. Pengadaan Induk
pembesaran yang dilakukan oleh balai itu sendiri. Induk jantan dan betina yang
dipijahkan menimal mempunyai berat 1 kg dan sudah berumur lebih dari 10 bulan.
Induk yang akan dipijahkan kemudian dipuasakan selama 22-24 jam agar bisa
diketahui perut induk berisi telur atau berisi pakan. Berat induk betina yang akan
dipijahkan memiliki berat 1000 sedangkan pada jantan memiliki berat 1100. Hal ini
sesuai dengan pendapat Khairuman dan Amir (2012) bahwa induk yang akan
digunakan dalam pemijahan ditentukan oleh jenis dan kualitas induk, karena induk
yang berkualitas baik akan menghasilkan benih yang baik pula. Benih yang
dihsilkan memiliki daya tahan tubuh kuat sehingga mampu bertahan dalam kondisi
lingkungan yang buruk maupun terhadap serangan penyakit. Induk lele mutiara
sebesar 39% - 41% (Tabel 4). Tujuan dari pemberian pakan dengan kadar protein
tinggi adalah agar pertumbuhan induk optimal dan gonad yang dihasilkan
45
frekuensi pembenihan pakan sebanyak 2 kali/hari yaitu diberi pada pagi hari pukul
ikan. Pemberian pakan dengan gizi tinggi tidak dan akan bermanfaat maksimal,
bila dalam pemberian tidak sesuai dengan kebiasaan pakan dari ikan yang
Apabila kandungan gizi dalam pakan tidak sesuai maka mempengaruhi laju
4.3.3.2 Pemijahan
Pemijahan pada Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) dimulai dengan pemberokan,
1. Pemberokan
Pemberokan iduk jantan dan betina lele mutiara dalam proses pemijahan
sangat penting karena bertujuan untuk mengetahui induk yang akan dipijahkan
benar-benar matang gonad atau belum. Selain itu, pemberokan induk juga
Induk lele yang akan dipijahkan sebaiknya diberok atau dipuasakan terlebih
dahulu. Caranya, lele yang sudah diseleksi tidak diberi pakan sekitar 1-2 hari.
Pemberokan induk betina dilakukan untuk meastikan bahwa isi perut induk adalah
telur dan bukan lemak. Jika perut induk mengempes setelah pemberokan maka
dapat dipastikan isi perutnya adalah lemak bukan telur. Apabila telur tidak
mengempis dan alat kelaminnya sesuai dengan ciri-ciri matang gonad maka sudah
2. Seleksi Induk
sebelum kegiatan pemijahan. Kegiatan diawali dengan mengambil induk dari bak
jenis kelamin dan kondisi fisik pada induk tersebut. Induk yang memiliki kriteria
kematangan gonad induk yang akan dipijahkan. Induk lele yang digunakan untuk
47
memijah harus benar-benar siap memijah. Induk yang di seleksi merupakan bibit
unggul dengan pertumbuhan bagus, berumur setahun atau lebih, berat induk
minimal 0,5 kg setiap ekornya, sehat dan tidak cacat. Jika yang dimaksud sudah
Betina
Jantan
Induk yang telah diseleksi kemudian di ukur panjang dan beratnya agar
diketahui keseimbangan berat antara jantan dan betina agar dapat memijah dan
meminimalisirkan luka yang ditimbulkan saat memijah. Induk jantan dan betina di
dan berat induk jantan dan betina di timbang menggunakan timbangan duduk dan
48
bak sortin agar mudah dalam penimbangan dan di dapat berat yang
pemeliharaan larva dijadikan satu pada kolam bak beton. Bak beton yang
digunakan untuk pemijahan adalah bak beton dengan luas 9 m2 dan memiliki tinggi
1 m. Bak tersebut dilengkapi dengan inlet berdiameter 2 inci dan outlet dengan
diameter 3 inci. Debit air yang masuk 0,4 L/detik. Bak pemijahan induk terlebih
dahulu dibersihkan dari kotoran dengan menyikan dan membilas kolam dengan air
bersih. Bak tersebut kemudian di isi air sampai mencapai ketinggian 30 cm. Proses
Kolam untuk induk yang akan dipijahkan dapat menggunakan kolam tanah
maupun beton. Kolam tersebut berukuran 2-9 m2 dengan ketinggian air optimum
mencapai 25-30 cm. Selain bak beton juga dapat digunakan bak fiber. Kegunaan
bak fiber adalah untuk tempat sementara pemberokan agar ikan benar benar siap
untuk memijah. Kolam juga perlu diberikan kakaban yang berguna untuk tepat
4. Pemijahan
pemijahan alami, semi buatan dan buatan. Pemijahan yang dilakukan di UK BAT
ataupun sripping induk betina untuk mengeluarkan telur. Bak pemijahan di isi
sepasang induk betina dan jantan dengan rasio pemijahan 1 jantan : 1 betina
dengan bobot induk yang sama. Pada umumnya pemijahan secara alami terjadi
Telur ikan lele bersifat menempel pada substrat (Gambar 27). Jumlah
pada pukul 20.00 – 22.00 WIB, dengn pengamatan dilakukan 1 jam sekali, pada
saat pemijahan lele jantan akan mengejar lele betina disekitar substrat. Induk
betina yang dikejar jantan akan mengeluarkan telur dan disemprotkan ke substrat
pemijahan dan saat itu pula jantan menyemprotkan sperma ke telur yang telah
menempel pada substrat. Untuk mengetahui induk telah memijah atau tidak yaitu
dengan melihat pada air jika sedikit berminyak maka induk telah memijah.
Pengamatan pada pukul 22.00 WIB induk telah memijah dan menghasilkan telur
yang banyak.
Pemijahan ikan lele mutiara terjadi secara alamiah pada bulan November-
Desember dan bulan April-Mei. Sebelum berpijah, induk jantan dan betina
selama dua jam dan diakhiri dengan pembuahan, yaitu induk betina menghasilkan
telur dan jantan membuahi dengan spermanya. Setiap memijah, seekor induk lele
mutiara dapat menghasilkan telur sebanyak 10.000 hingga 15.000 butir telur.
Setelah pembuahan, induk lele jantan akan meninggalkan sara tempat pemijahan
50
sedangkan yang induk betina akan tetap tinggal di tempat pemijahan sampai telur
menetas. Telur akan lebih cepat menetas apabila berada pada suhu 25-320C pada
Setelah terjadi pembuahan, induk lele harus diangkat dan dikeluarkan dari
bak pemijahan menggunakan seser agar induk tidak merusak telur yang
menempel pada substrat. Pengcekan aerasi dan suhu air pada bak penetasan
harus dilakukan secara berkala agar kegiatan penetasan telur maksimal. Suhu air
harus dijaga pada kisaran 28-300C, kadar oksigen terlarut yang optimal berkisar
pada 4 mg/L-5mg/L. Selanjutnya kakaban yang telah berisi telur di atur posisinya
dengan cara dibalik agar telur yang menempel pada kakaban dapat terendam air
Penanganan telur pada Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) dimulai dengan
persiapan wadah penetasan telur, proses penanganan dan perhitungan telur akan
Wadah yang digunakan untuk penetasan telur adalah wadah yang sama
dilakukan ketika proses persiapan wadah untuk pemijahan. Pada saat wadah akan
menggunakan seser atau skopnet dengan perlahan agar tidak merusak telur yang
menempel pada substrat pemijahan. Pengcekan aerasi dan suhu air pada bak
maksimal. Suhu air harus dijaga pada kisaran 28-300C, kadar oksigen terlarut
yang optimal berkisar pada 4 mg/L-5mg/L. Selanjutnya kakaban yang telah berisi
telur di atur posisinya dengan cara dibalik agar telur yang menempel pada kakaban
dapat terendam air secara keseluruhan. Pembalikan kakaban dapat dilihat pada
Gambar 29.
52
Penetasan terjadi bila embrio lebih panjang dari lingkaran kuning telur dan
ini adalah kemungkinan telur dan larva dimangsa oleh predator dan terkena infeksi
2. Proses Penanganan
Penanganan telur setelah pemijahan yaitu telur yang sudah dikeluarkan dari
induk betina menempel pada kakaban di balik dan diusahakan jangan sampai ada
perairan. telur ikan lele berbentuk bulat berwarna bening serta memiliki lapisan
minyak sehingga telurnya dapat mengapung. Tipe telur lele termasuk pada tipe
telur adhesife karena telur menempel pada substrat dan telur lele termasuk pada
telur bouyant, karena telur akan mengapung di permukaan air. Telur lele akan
menetas dalam jangka waktu 24 jam. Telur lele berdasarkan kualitas kulit luarnya
3. Perhitungan Telur
Perhitungan telur pada pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) meliputi
a. Fekunditas
oleh induk yang dipijahkan. Semakin kecil ukuran telur, fekunditasnya akan
fekunditas dapat dilihat pada lampiran 1. Hasil dari perhitungan fekunditas dari 2
27.605 butir/kg. Fekunditas ikan lele mutiara pada umumnya berkisar antara
60.000 butir/kg berat tubuh induk. Menurut Fatah dan Adjie (2013), nilai fekunditas
suatu spesies ikan selain dipengaruhi oleh ukuran panjang total, juga dipengaruhi
oleh bobot tubuh. Rendahnya nilai fekunditas yang diperoleh disebabkan karena
biasanya terjadi pada musim penghujan dan meningkatnya kualitas air serta
tersedianya jasad renik (pakan alami). Lele terangsang untuk memijah setelah
turun hujan lebat dan munculnya bau tanah yang cukup menyengat (bau embrio)
akibat tanah kering terkena hujan. Pada saat musim terjadi peningkatan
b. Derajat Pembuahan
Untuk mengetahui berapa banyak telur yang terbuahi, maka setelah ikan memijah
dan dipindahkan ke kolam induk masing-masing dapat di lihat pada kakaban dan
Ciri-ciri telur ikan lele mutiara yang tidak terbuahi adalah warna putih susu.
yang tidak terbuahi. Proses perhitungan sampel telur yang terbuahi dan tidak
karena itu, perbandingan antara induk jantan dengan betina harus seimbang.
berdasarkan berat induk. Selain itu, kematangan telur dan sperma juga ikut
mengambil 100 butir telur yang tebuahi pada kakaban dan diletakkan pada wadah
baskom yang sudah berisi air. Wadah baskom diberi aerasi dan dibiarkan hingga
telur menetas. Larva yang menetas di hitung di wadah yang berisi air secukupnya
dan diberi saringan diatasnya, kemudian dari wadah baskom dituangkan ke atas
saringan perlahan-lahan. Kemudia siapkan wadah baskom berisi air dan proses
kualitas air pada kolam penetasan telur. Menurut Bachtiar (2004), selama proses
penetasan telur, air yang digunakan harus dalam keadaan jernih dan bersih agar
proses pemijahan berjalan dengan baik. Air yang bersih dan jernih akan
mempengaruhi daya tetas telur. Oleh karena itu, selam proses penetasan telur
Larva lele mutiara tidak diberi makan selama 3 hari, karena larva masih
mempunyai cadangan makanan berupa kuning telur (egg yolk). Kuning telur akan
habis dalam waktu 3 hari, pada saat inilah larva sangan rentan akan kematian
pertumbuhan larva, sehingga larva lele akan tumbuh dengan cepat dan memiliki
56
bentuk tubuh yang besar serta sehat. Pakan yang dapat digunakan untuk larva
telur yang menetas. Cara menghitung larva yang hidup sama dengan menghitung
telur yang menetas, yaitu memindahkan larva dari wadah baskom ke saringan lalu
dikembalikan lagi ke wadah baskom yang sudah di isi air. Perhitungan SR ada
pada lampiran 4. Hasil perhitungan dari 2 sampel yang digunakan disajikan pada
Tabel 9.
yang tedapat pada kuning telur. Kelangsungan hidup larva tergantung pada
cadangan dengan jumlah banyak atau ukuran kuning telurnya besar, biasanya
Produksi larva pada Ikan Lele Mutiara (Clarias sp.) dimulai dengan
sebagai berikut.
1. Pemeliharaan Larva
Telur ikan lele mutiara akan menetas pada waktu 24 jam setelah pembuahan
pada kolam bak penetasan. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Kordi (2012),
telur lele akan menetas 1-2 hari setelah pemijahan yang dipelihara dengan baik
pada suhi 25-280C. Hasil pengamatan Pada larva yang baru menetas diperoleh
57
bahwa tubuh larva ikan lele yang baru menetas memiliki pigmen mata dan bercak
coklat hitam yang transparan pada tiap bagian tubuhnya dengan tubuh yang lurus
dan berada dipermukaan air. Larva lele yang baru menetas sudah memiliki sirip
yang masih belum sempurna bentuknya dengan ukuran rahang mulut yang besar.
Setelah 1 hari telur ikan lele menetas, kakaban sebaiknya diambil dari bak
penetasan. Larva yang baru menetas kondisinya sangat lemah. Larva lele harus
larva yang mati akibat jamur harus tetap dilakukan agar jamur tidak menyebar ke
larva lele yang lain. Selama 2 hari setelah menetas, larva ikan lele mendapat
asupan makanan dari kantung kuning telur (egg yolk) yang tedapat pada tubuhnya.
Jika kantung telur kuning sudah habis, larva diberi pakan alami berupa cacing sutra
selama 1 minggu yang selanjutnya akan di beri pakan buatan yang dihaluskan
atau bisa juga diberi tepung ikan. Pada proses pemeliharaan larva, hal yang perlu
diperhatikan adalah kebersihan dan kualitas air bak pemeliharaan yaitu DO, suhu
dan pH.
Pemberian pakan larva dilakukan apabila larva telah mencapai umur 3 hari.
Pakan yang diberikan setelah larva mencapai umur 3 hari yaitu cacing sutra
(Gambar 30). Pemberian pakan alami cacing sutra (tubifex sp.) dilakukan sampai
larva tersebut berumur 1 minggu. Pemberian pakan dilakukan 2 kali sehari secara
terkontrol pada pagi dan sore hari. Cacing sutra ditebar pada bak pemeliharaan
sebanyak 5 titik, yakni setiap sudut bak pemeliharaan dan ditengah bak.
Larva yang baru menetas (umur 3-4 hari) kondisinya sangat lemah dan
rentan mati sehingga harus berupa pakan alami. Pakan alami yang umumnya
diberikan adalah kutu air dan cacing sutra. Kutu air biasanya diperoleh pada
genangan air, sedangkan cacing sutra terdapat di selokan atau saluran irigasi
dengan bahan organik yang berasal dari limbah rumah tangga atau pabrik tapioca,
58
tahu, dan tempe. Agar pertumbuhannya optimal, kutu buku air atau cacing sutra
sebaiknya diberikan ke larva hingga berumur 13 hari. Setelah itu larva bisa diberi
Larva yang berumur 2 minggu pakan yang diberikan berupa pakan buatan
jenis pellet PF 500 yang mengandung protein sebesar 39-41% (Tabel 10).
Frekuensi pemberian pakan sebanyak 2 kali sehari yaitu pada pukul 08.00 WIB
dan 15.00 WIB. Pakan yang diberikan tidak berdasarkan pengamatan langsung
Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur memberikan pakan
terhadap larva ikan berdasarkan perkembangan larva. Semakin besar umur larva,
maka pakan yang diberikan juga menyesuaikan bukaan mulut ikan. Jenis, dosis,
dan frekuensi pemberian pakan terhadap larva ikan lele yang dapat di lihat pada
Tabel 11.
59
3. Pendederan
Pendederan larva ikan lele mutiara dilakukan pada kolam berukuran 120 m 2.
Kolam yang digunakan untuk pendederan adalah kolam beton dengan dasar
pakan alami. Pengeringan dasar kolam kemudian dilakukan dan setelah itu di isi
air. Penebaran dilakukan pada pagi atau sore hari ketika suhu air tidak tinggi.
lalu larva dilepaskan secara perlahan sampai larva keluar dengan sendirinya.
1 larva yang ditebar berumur 10 hari. Padat tebar sebanyak 50.000 ekor dengan
namun terlebih dahulu dilakukan aklimatisasi suhu air pada wadah pengangkutan.
yang cukup. Pemupukan dapat dilakukan 1-2 kali seminggu, menggunakan pupuk
Pakan yang diberikan dalam pemeliharaan larva adalah Miona sp. (Gambar
32). Miona sp. diberikan pada fase pendederan. Kultur Miona sp. dilakukan pada
kolam pemeliharaan larva melalui kegiatan pemupukan yang telah dilakukan saat
kolam pemeliharaan. Kultur Miona sp. dilakukan 4-5 hari sebelum penebaran larva
sehingga saat kuning telur habis larva bisa langsung ditebar pad akolam
pemeliharan larva. Pemberian Miona sp. sampai Miona sp. yang berada di kolam
Pakan alami sangat penting bagi kelangsungan hidup ikan terutama pada
fase benih. Miona sp. sebagai pakan benih yang memiliki keunggulan antara lain
Miona sp. sangat cocok untuk bukaan mulut benih ikan, sifat Miona sp. yang selalu
bergerak aktif akan menarik benih untuk memangsa Miona sp. dan Miona sp.
memiliki kandungan terdiri dari protein 37,38%, lemak 13,29%, serat kasar 0%,
dan kadar air 99,60%. Kandungan gizi tersebut cukup berpotensi dalam
Wonocatur yaitu pengaliran air secara terus menerus. Pengaliran air ini bertujuan
untuk menggantikan air lama dengan air yang baru, sehingga kotoran atau lumpur
yang ada pada kolam pemeliharaan dapat terbuang. Air kolam pemeliharaan
berasal dari sungai Opak. Air dialirkan melalui saluran irigasi dan didistribusian
masing. Saluran air pada tiap kolam dihubungkan oleh paralon berdiameter 4 inci
dan saling terkait antar satu kolam dengan kolam yang lainnya, sehingga air
berjalan dari kolam yang berada di hulu ke kolam yang berada di hilir. Kegiatan
pengukuran kualitas air (Gambar 33) pada saat PKM dilakukan pada pagi dan sore
hari, parameter yang diukur meliputi suhu, pH, DO dan kecerahan. Data
survival dan pertumbuhan mahkluk hidup di perairan itu sendiri. Lingkungan yang
baik ialah lingkungan yang cocok bagi hewan yang diperlukan untuk pertumbuhan
atau tumbuhan diperairan sangat dipengaruhi oleh suhu, kecerahan, pH, DO, dan
CO2 dan kadar ammonia (NH3). Pada kegiatan usaha budidaya, kualitas air
merupakan suatu hal yang penting karena kualitas air dapat mempengaruhi
62
budidaya. Apabila kualitas air dalam suatu kolam buruk, maka produksi akan turun
4.3.3.7 Pemanenan
Lele di panen dengan cara menentukan umur dan ukuran ikan yang
sudah berumur 3-4 hari. Selain itu ikan lele juga di jual dalam ukuran benih yang
dibagi menjadi beberapa ukuran yaitu 1-3 cm, 3-5 cm dan 5-7.
Pemanenan larva dilakukan dengan cara diangkat secara perlahan dan larva
lele digiring kebagian tepi sehingga larva terkumpul pada satu titik. Larva yang
dalam gelas ukur 1 ml dan segera dimasukkan ke dalam kantong plastik. Jumlah
larva dalam 1 ml gelas ukur berkisar antara 260-265 ekor. Kantong plastik yang
63
berisi larva kemudian diberi oksigen dan di ikat dengan karet dan selanjutnya larva
pemasaran benih, hal pertama yang dilakukan yaitu seleksi benih. Seleksi benih
dilakukan dengan cara benih dimasukkan ke dalam bak grading sesuai ukuran
plastik dengan menghitung jumlah benih per kantong. Setelah itu, di isi oksigen
dengan perbandingan oksigen dan air 3:1. Sebelum pengisian oksigen terlebih
dahulu pantong plastik dikosongkan dengan tujuan mengeluarkan udara yang ada
di dalam kantong plastik, setelah itu kantong plastik di ikat rapat menggunakan
karet gelang.
biasanya digunakan untuk mengangkut jarak jauh dan membutuhkan waktu lama.
dalam wadah tertutup dan diberi oksigen murni. Pengangkutan ikan secara
pengangkutan terbuka, ikan diangkut dalam wadah atau bak terbuka tanpa di beri
oksigen murni.
membeli langsung di balai, sedangkan untuk petani yang berada di luar daerah
dapat memesan larva atau benih terlebih dahulu agar jumlahnya bisa disesuaikan.
64
Dalam suatu kegiatan produksi, salah satu aspek penting yang harus
dianalisis adalah aspek finansial. Aspek finansial sendiri ada dua yaitu aspen
finansial jangka pendek dan jangka panjang. Unutk aspek finansial jangka pendek
4.4.1 Permodalan
Modal kerja merupakan aspek penting bagi tiap perusahaan karena modal
perusahaan yang mampu memanfaatkan modal kerja secara efektif dan efisien.
pendek seperti kas, sekuritas, persediaan, dan piutang. Dana sebagai modal kerja
perusahaan, terutama yang memiliki jangka waktu pendek. Jadi modal kerja
adalah seluruh aktiva lancar atau aktiva jangka pendek yang sering digunakan
untuk menunjang kegiatan produksi, diketahui modal tetap yang digunakan dalam
usaha tersebut sebesar Rp. 15.165.000,00 dengan penyusuta modal tetap tiap
tahunnya sebesar Rp. 2.721.500,00. Perhitungan modal tetap dapat dilihat pada
Tabel 13.
Harga Umur
Harga Penyusuta
No. Komponen Jumlah satuan tekni
total (Rp) n
(Rp) s
1 Ember plastik besar 5 18.000 90.000 2 45.000
2 Ember plastik kecil 10 10.000 100.000 2 50.000
3 Bak plastik besar 5 25.000 125.000 2 62.500
4 Bak plastik grading 8 25.000 200.000 5 40.000
5 Timbangan duduk 1 250.000 250.000 5 50.000
6 Timbangan gantung 1 150.000 150.000 5 30.000
7 Timbangan 1 150.000 150.000 5 30.000
8 Skopnet 2 50.000 100.000 2 50.000
9 Seser kecil 6 20.000 120.000 3 40.000
10 Kalo 3 10.000 30.000 4 7.500
11 Hapa 6 100.000 600.000 4 150.000
12 Kakaban 8 10.000 80.000 2 40.000
13 Bak fiber 4 1.500.000 6.000.000 10 600.000
14 Krembeng plastik 2 50.000 100.0000 5 20.000
15 Hi-blow 1 1.500.000 1.500.000 5 300.000
16 Penggaris 1 20.000 20.000 5 4.000
17 Kulkas 1 2.500,000 2.500.000 5 500.000
18 Tabung gas 1 1.000.000 1.000.000 5 200.000
19 Mesin pompa air 3 450.000 1.350.000 5 270.000
20 Angkong 1 350.000 350.000 5 70.000
21 Cangkul 1 50.000 50.000 4 12.500
22 Induk lele mutiara 6 50.000 300.000 2 150.000
Jumlah 15.165.000 2.721.500
Sumber : Data Primer yang Diolah
Biaya total/Total cost adalah penjumlahan dari biaya variabel total (TVC) dan
biaya tetap total (TFC). TVC merupakan biaya produksi yang jumlahnya berubah-
ubah sesuai atau mengikuti perubahan jumlah output. TFC merupakan biaya
tetap total (Total Fixed Cost) dapat dikatakan sebagai biaya yang sifatnya wajib
dikeluarkan oleh produsen dimana ada atau tidak ada aktivitas produksi. Jika biaya
Biaya produksi pada usaha pembenihan ikan lele mutiara Clarias sp. di UK
BAT Wonocatur terdiri dari biaya total dan biaya variabel. Biaya tetap selama satu
Biaya total
= Rp. 22.592,400,00
67
Penerimaan atau Total Revenue (TR) adalah pendapatan kotor usaha yang
didefenisikan debagai nilai produk total usaha dalam jangka waktu tertentu.
harga jual produk per unit (Primyastanto, 2011). Jika dirumuskan sebagai berikut:
TR = Q x P
Keterangan:
BAT Wonocatur terdiri dari penerimaan larva ikan lele dan benih ikan lele, dengan
total penerimaan yagn diterima selama satu tahun sebesar Rp. 40.325.000,00.
Pada satu tahun terdapat 10 kali siklus pembenihan, sehingga dalam satu
= Rp. 40.325.000,00
68
suatu usaha dalam satu tahun terhadap biaya yang dipakai dalam kegiatan
tersebut. Suatu usaha dikatakan layak apabila R/C lebih besar dari 1 (R/C > 1).
Hal ini menggambarkan semakin tinggi nilai R/C ratio maka tingkat keuntungan
suatu usaha akan semakin tinggi (Primyastanto, 2011). Perhitungan R/C Ratio
total pendapatan
R/C ratio =
total biaya produksi
Revenue Cost Ratio (R/C Ratio) pada usaha pembenihan ikan lele mutiara
penerimaan dengan total biaya. R/C Ratio pada usaha ini sebesar 1,78, hal ini
menunjukkan bahwa usaha ini menguntungkan, karena nilai R/C Ratio >1. Untuk
𝑅𝑝.40.325.000
= 𝑅𝑝.22.592.400
= 1,78
setelah dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi baik tetap
Π = TR - TC
Keterangan:
BAT Wonocatur diketahui dengan mencari selisih antara total penerimaan dengan
biaya total. Keuntungan yagn diperoleh selama satu tahun sebesar Rp.
= Rp. 17.732.600,00
Break Even Point atau titik impas merupakan keadaan dimana suatu usaha
berada pada posisi tidak memperoleh keuntungan dan tidak mengalami kerugian.
BEP merupakan teknik analisa yang mempelajari hubungan antara biaya tetap,
analisa Break Even Point merupakan profit planning approach yang mendasarkan
(Primyastanto, 2011).
Dimana:
FC = Biaya Tetap
VC = Biaya Variabel
Dimana:
70
FC = Biaya Tetap
Hasil perhitungan BEP pada usaha pembenihan ikan lele Mutiara pada UK
BAT Wonocatur selama satu tahun diperoleh nilai BEP total sebesar Rp.
20.869.562,00. BEP unit larva sebanyak 1.035.068 ekor dengan nilai BEP sales
sebesar Rp. 5.175.340,00. BEP unit pada benih ukuran 1-2 cm sebanyak 31.052
ekor dengan nilai BEP sales sebesar Rp. 310.520,00. BEP unit pada benih ukuran
2-3 cm sebanya 157.847 ekor dengan nilai BEP sales sebesar Rp. 7.103.155,00.
BEP unit pada benih ukuran 3-5 cm sebanyak 103.503 ekor dengan nilai BEP
sales sebesar Rp. 8.280.545,00. Rincian perhitungan BEP dapat di lihat pada
BEP Sales Mix = Larva : benih ukuran 1-3 : benih ukuran 3-5 : benih ukuran 5-7
19.021.500
= 3.570.900
1−
40.325.000
19.021.500
= 0.911
= Rp. 20.869.562,00
𝑇𝑅 𝐿𝑎𝑟𝑣𝑎
- BEP Sales Larva = 𝑇𝑅
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
10.000.000
= 𝑥 20.869.562
40.325.000
= Rp. 5.175.340,00
𝑇𝑅 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑅
- BEP Unit Larva = 𝑝 𝑙𝑎𝑟𝑣𝑎
10.000.000
𝑥 20.869.562
40.325.00
= 5
75.684.340
= 70.000
71
= 1.035.068 ekor
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 1−3 𝑐𝑚
- BEP Sales Size 1-3 cm = 𝑇𝑅
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
600.000
= 40.325.000 𝑥 20.869.562
= Rp.310.520,00
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 1−3 𝑐𝑚
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑅
- BEP Unit Size 1-3 cm = 𝑝 𝑠𝑖𝑧𝑒 1−2 𝑐𝑚
600.000
𝑥 20.869.562
40.325.000
=
10
310.520
= 10
= 31.052 ekor
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 3−5
- BEP Sales Size 3-5 cm = 𝑇𝑅
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝. 13.725.000
= 𝑅𝑝.40.325.000
𝑥 𝑅𝑝. 20.869.562
= Rp. 7.103.155
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 3−35𝑐𝑚
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑅
- BEP Unit Size 3-5 cm =
𝑃 𝑠𝑖𝑧𝑒 2−3 𝑐𝑚
𝑅𝑝.13.725.000
𝑥 𝑅𝑝.20.869.000
𝑅𝑝.40.325.000
= 𝑅𝑝.45
𝑅𝑝.7.104.155
= 𝑅𝑝.45
= 157.847 ekor
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 5−7 𝑐𝑚
- BEP Sales Size 5-7 cm = 𝑇𝑅
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑅𝑝.16.000.000
= 𝑅𝑝.40.325.000 𝑥 𝑅𝑝. 20.869.562
= Rp. 8.280.545
𝑇𝑅 𝑠𝑖𝑧𝑒 5−7 𝑐𝑚
𝑥 𝐵𝐸𝑃 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙
𝑇𝑅
- BEP Unit Size 5-7 cm = 𝑃 𝑠𝑖𝑧𝑒 3−5 𝑐𝑚
𝑅𝑝.16.000.000
𝑥 𝑅𝑝.20.869.562
= 𝑅𝑝.40.325.000𝑅𝑝 80
𝑅𝑝 8.280.545
= 𝑅𝑝 80
72
= 103.506 ekor
4.4.7 Rentabilitas
ada beberapa indicator yang dapat dijadikan tolak ukur menghitung efesiensi
penggunaan modal yang ditanamkan pada perusahaan tersebut, hal ini dilakukan
untuk melihat gambaran kelancaran dan keberhasilan usaha. Salah satu dari
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan laba
Laba Bersih
Rasio Rentabilitas = 𝑥 100%
Total Passiva
yang diperoleh dengan modal kerja yang digunakan dalam suatu usaha, kemudian
dikalikan 100%. Pada dasarnya modal kerja sama dengan biaya total yang
dikeluarkan. Rentabilitas pada usaha pembenihan ikan lele mutiara (Clarias sp.)
di UK BAT Wonocatur sebesar 78,49%. Hal ini berarti usaha tersebut layak
dilakukan, karena modal yang ada dapat dimanfaatkan secara efisien dan efektif
𝑙𝑎𝑏𝑎 𝑏𝑒𝑟𝑠𝑖ℎ
Rentabilitas = 𝑏𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙x 100%
𝑅𝑝.17.732.600
= 𝑅𝑝.22.592.400 𝑥 100%
= 78,49%
73
peternakan dan lain-lain pasti ada faktor yang menjadi pendukung dan
penghambat dalam sebuah usaha. Baik faktor internal maupun faktor eksternal
semua sama-sama mempengaruhi usaha. UK BAT Wonocatur pun juga tak luput
dari adanya faktor pendukung dan faktor penghambat dalam menjaga ekstensi
Dalam suatu usaha, faktor pendukung suatu usaha dapat menjadi poin plus
ikan lele mutiara di UK BAT Wonoctur meluputi ikan lele Mutiara (Clarias sp.)
adalah spesien baru ikan lele yang memiliki banyak keunggulan. Berdasarkan
namanya sendiri, ikan lele Mutiara memiliki kepanjangan “Mutu Tiada Tara” atau
dapat dikatakan jenis ini adalah unggulannya dari ikan lele. Keunggulannya dalah
yang mudah. Selain itu, nafsu makan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) stabil dan lebih
hemat pakan, yang mana dapat menghemat biaya untu pemberian pakan.
Selain faktor biologi ikan, terdapat juga faktor eksternal yang dapat
mendukung kegiatan produksi, meliputi permintaan akan benih ikan lele mutiara
(Clarias sp.) tinggi. Askes menuju lokasi produksi mudah, dalam hal ini UK BAT
Wonocatur terletak tidak jauh dari jalan raya Cangkringan, dan didekatnya juga
terdapat pasar ikan. Aksesibilitas yang mudah akan mendukung kegiatan produksi
sumber air. Dalam usaha budidaya, sumber air sendiri menjadi faktor penting
sungai Opak maupun saluran irigasi sawat, yang mana supply air bersihnya selalu
tercukupi.
penghambat dari usaha ini meliputi, terjadinya perubahan suhu yang sangat
drastis antara siang dan malam. Hal ini menyebabkan nafsu makan ikan
Selain itu, perubahan suhu yang sangat drastis dapat menyebabkan kematian
massal ikan. Adanya penyakit dan hama yang menyerang benih ikan lele Mutiara.
mempengaruhi kehidupan ikan. Penyakit yang sering menyerang pada ikan lele
Apabila sarana maupun prasarana kurang memadai, hal ini dapat berdampak
5. 1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari Praktik Kerja Magang yang dilaksanakan pada usaha
pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) di Unit Kerja Budidaya Air Tawar (UK
Kerja Budidaya Air Tawar (UK BAT) Wonocatur sudah terlaksana dengan
baik.
2. Aspek tenkis yang digunakan dalam usaha pembenihan lele Mutiara (Clarias
3. Aspek finansial pada usaha pembenihan ikan lele Mutiara (Clarias sp.) di UK
BAT Wonocatur meluputi sifat dari ikan lele itu sendiri yang unggul, hemat
pakan, permintaan tinggi, dan aksesibilitas yang mudah. Akan tetapi faktor
penghambat dalam usaha ini meliputi perubahan suhu yang drastis, adanya
76
hama dan penyakit yang menyerang, maupun sarana dan prasarana yang
kurang memadahi.
5. 2 Saran
dapat saya berikan sebagai bahan masukan dan bahan petimbangan untuk
antara lain:
Mutiara. Hal ini untuk mengoptimalkan penggunaan biaya tetap yang ada
pada usaha. Selain itu meningkatkan kegiatan promosi baik promosi secara
modal kepada usaha ini, untuk memperbaiki dan meningkatkan sarana dan
prasarana yang ada. Selain itu, perlu adanya perbaiki jalan menuju lokasi
UK BAT Wonocatur.
77
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
1000−900
Fekunditas =
0.00439
= 22.779 butir
80
171
FR = 𝑥 100%
226
= 75,66%
81
91
HR = 𝑋 100%
100
HR = 91%
82
68
SR = 𝑥 100%
91
SR = 74,73%
83
b. Kecerahan
Keterangan:
Kedalaman 1 = saat secchi disk tidak tampak pertama kali
Kedalaman 2 = saat secchi disk tampak pertama kali
Pengamatan Ke- 08.00 WIB 16.00 WIB
(Minggu)
1 106 cm (100%) 105 cm (100%)
2 101,5 cm (100%) 101 cm (100%)
3 101 cm (100%) 105 cm (100%)
4 106 cm (100%) 101 cm (100%)
c. pH
Pengamatan Ke- 08.00 WIB 16.00 WIB
(Minggu)
1 7,30 8.09
2 7,32 8.13
3 7,85 8.01
4 7,44 8.07