Oleh:
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan / Kelautan
di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya
Oleh:
Oleh:
Mengetahui: Menyetujui,
Sekretaris Departemen Dosen Pembimbing
Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan
iv
PERNYATAAN ORISINALITAS
hasil kegiatan, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik untuk
naskah, tabel, gambar maupun ilustrasi lainnya yang tercantum sebagai bagian
dari laporan PKL ini. Jika terdapat karya/ pendapat/ informasi dari orang lain,
maka saya telah mencantumkan sumber yang jelas dalam daftar pustaka.
Kediri, 2023
v
UCAPAN TERIMA KASIH
ucapan terima kasih adalah sebagai berikut, Selama kegitan dan penulisan
Laporan PKL ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu
1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta
Lapng (PKL).
2. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Eko dan Ibu Dwi yang selalu
penulis.
4. Bapak Agung selaku pemilik AKF dan karyawan khususnya Ibu Mei, Bapak
Jaylan, Mas Dio, Mas Dani, Mas Dadang, Mas Jaya, dan Mas Faisal yang
Lapang (PKL).
vi
RINGKASAN
Ikan koi (Cyprinus carpio ) merupakan jenis ikan yang masih berkeluarga
dengan ikan mas namun yang membedakannya adalah ikan koi mempunyai
corak yang banyak dan berwarna warni pada coraknya. Ikan koi sendiri
mempunyai banyak jenis salah satunya adalah Taisho, Sanshiku, Showa, dan
Sanshoku
Agung Koi Farm merupakan tempat usaha yang bergerak dalam bidang
perikanan yang memiliki kegiatan usaha pembesaran ikan koi. Berlokasi di Desa
Karanganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Produk yang dimiliki Agung
Koi Farm adalah ikan koi dengan berbagai jenis dan ukuran. Ikan koi memiliki
permintaan yang cukup tinggi dipasaran dan harga yang cukup tinggi pula.
Praktik Kerja lapang ini bertujuan untuk mengetahui Profil usaha Agung Koi
Farm dan usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm serta faktor pendukung
dan penghambat usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, partisipasi
aktif, dan observasi. Praktik Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 3 juli
hingga 11 Agustus 2023. Hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapang di Agung Koi
Farm memperoleh beberapa informasi mengenai usaha pembesaran ikan koi
yang sudah diterapkan seperti persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air
dan menjaga kualitas air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir
adalah proses sortir serta panen. Persiapan kolam yaitu mempersiapkan kolam
untuk pembesaran ikan koi sesuai dengan ukuran kolam yang sudah ditentukan,
persiapan air mempersiapkan air ke dalam kolam pembesaran serta menjaga dan
mengontrol kualitas air, penebaran yaitu menebarkan benih yang sudah berumur 2
minggu ke dalam kolam pembesaran, pemberian pakan pada ikan dilakukan saat
ikan masih menjadi benih hingga dewasa dikolam pembesaran, proses sortir dan
panen yaitu memilih ikan yang baik dan bagus maupun corak dan size pada ikan
lalu jika sudah dilakukan sortir akan dipanen.
Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan koi di AKF terdiri dari sarana
prasarana dan alur atau proses pembesaran ikan koi. Tahapan pembesaran ikan
koi yaitu persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air dan menjaga kualitas
air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir adalah proses sortir
serta panen.
Aspek manajemen AKF terdiri dari Perencanaan (planning) yaitu lebih
meningkatkan kuantitas dan kualitas ikan koi serta meningkatkan kualitas
karyawan AKF. Pengorganisasian (organizing) guna untuk pembagian tugas kerja
karyawan dan membagi jadwal piket. Penggerakan (actuating) meningkatkan
kinerja karyawan dan strategi memasarkan ikan koi. Pengawasan (controlling)
mengawasi kinerja para karyawan sudah sesuai atau belum serta mengontrol
pembesaran ikan koi.
Aspek pemasaran pada usaha pembesaran di AKF yaitu teknik pemasaran,
daerah pemasaran, dan saluran pemasaran. Teknik pemasaran yang digunakan 3
vii
jenis membeli secara offline, membeli lewat online, dan saat diadakan lelang atau
kompetisi ikan koi. Margin pemasaran memperoleh total sebesar Rp. 1.360.800.
Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm adalah
biaya total sebesar Rp. 980.236.250. Total biaya keuntungan sebesar Rp.
577.263.250. Total R/C ratio sebesar 1,59. Total BEP sales mix sebesar Rp.
524.377.947. Total Rentabilitas dari usaha pembesaran koi di Agung Koi Farm
adalah sebesar 122% maka dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan koi
yang dilakukan di Agung Koi Farm layak dilakukan karena lebih tinggi dari tingkat
suku bunga yaitu 12%. Dapat disimpulkan dari nominal yang diperoleh dari usaha
pembesaran di AKF menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan.
Faktor pendukung pada usaha pembesaran ikan koi di AKF mampu
mendukung kelancaran usaha pembesaran ikan koi seperti lokasi yang strategis,
produk yang berkualitas, dan memiliki lahan yang luas, sedangkan faktor
penghambat adalah faktor cuaca, hama ikan koi, dan ukuran kolam yang tidak
sesuai dan kutu pada ikan koi. Jika di AKF mampu ditangani dengan dengan baik
dan benar para karyawan kompak untuk mengelola penyebab hambatan
tersebut.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan
Lapang ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu kita
Agung Farm Koi atau usaha pembesaran ikan koi di Desa Karanganyar.
PKL ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama
melakukan paktek kerja selama 45 hari di pembesaran ikan koi Agung Farm.
Topik bahasan yang diambil adalah Usaha Pembesaran Ikan Koi (Cyprinus
Kediri.
Demikian laporan PKL ini saya buat, semoga dapat bermanfaat. Penulis
Kediri, 2023
ix
DAFTAR ISI
Halaman
RINGKASAN................................................................................................. vii
3.1 Letak Geografis dan Topografi Lokasi Praktik Kerja Lapang ............. 21
3.2 Sejarah dan Perkembangan AKF ...................................................... 22
3.3 Tata Tertib Agung Koi Farm .............................................................. 23
x
4.1.1 Sarana dan Prasaran ............................................................. 25
4.1.2 Proses Pembesaran .............................................................. 32
4.2 Aspek Manajemen............................................................................. 34
4.2.1 Perencanaan (Planning) ........................................................ 35
4.2.2 Pengorganisasian (Organizing).............................................. 35
4.2.3 Penggerakan (Actuating) ....................................................... 37
4.2.4 Pengawasan (Controlling)...................................................... 38
4.3 Aspek Pemasaran ............................................................................. 38
4.3.1 Daerah Pemasaran ................................................................ 39
4.3.2 Teknik Pemasaran ................................................................. 39
4.3.3 Saluran Pemasaran ............................................................... 40
4.3.4 Margin Pemasaran ................................................................ 41
4.4 Aspek Finansial ................................................................................. 47
4.4.1 Permodalan ........................................................................... 47
4.4.2 Biaya Produksi ....................................................................... 47
4.4.3 Penerimaan ........................................................................... 48
4.4.4 R/C Ratio ............................................................................... 48
4.4.5 Keuntungan ........................................................................... 48
4.4.6 Rentabilitas ............................................................................ 49
4.4.7 BEP ....................................................................................... 49
4.5 Faktor pendukung dan penghambat usaha pembesaran ikan koi ...... 51
4.5.1 Faktor Pendukung ................................................................. 51
4.5.2 Faktor Penghambat ............................................................... 52
LAMPIRAN ................................................................................................... 58
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Jumlah Produksi Ikan Koi Di Kabupaten Kediri Tahun 2016-2020 ......... 1
Tabel 2. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 25
Tabel 3. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm......................................... 41
Tabel 4. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm..................................... 42
Tabel 5. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm..................................... 42
Tabel 6. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm..................................... 43
Tabel 7. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm..................................... 43
Tabel 8. Margin Pemsaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm....................................... 44
Tabel 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm..................................... 44
Tabel 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm................................... 45
Tabel 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 ........................................ 45
Tabel 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm................................... 46
Tabel 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm................................... 46
xii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Ikan Koi (Cyprinus carpio) ................................................................. 3
Gambar 2. Sumber Listrik ................................................................................. 31
Gambar 3. Sumber Air ...................................................................................... 32
Gambar 4. Akses Jalan ..................................................................................... 32
Gambar 5. Alur Pembesaran Ikan Koi ............................................................... 33
Gambar 6. Struktur Organisasi AKF .................................................................. 36
Gambar 7. Media Penjualan Online................................................................... 39
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Hasil Perhitungan.......................................................................... 58
Lampiran 2. Biaya Produksi .............................................................................. 64
Lampiran 3. Penerimaan .................................................................................. 67
Lampiran 4. BEP Sales dan Unit....................................................................... 68
Lampiran 5. Finansial Jangka Pendek .............................................................. 69
Lampiran 6. Keuntungan .................................................................................. 70
Lampiran 7. R/C Ratio ...................................................................................... 71
Lampiran 8. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm .................................. 72
Lampiran 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm .............................. 72
Lampiran 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm ............................ 73
Lampiran 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm ............................ 73
Lampiran 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm ............................ 74
Lampiran 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm ............................ 74
Lampiran 14. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm ............................ 75
Lampiran 15. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm ............................ 75
Lampiran 16. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 cm ............................ 76
Lampiran 17. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm ............................ 76
Lampiran 18. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm ............................ 77
Lampiran 19. Rentabilitas ................................................................................. 78
Lampiran 20. Dokumentasi Kegiatan PKL ........................................................ 79
Lampiran 21. Penilaian oleh instansi ................................................................ 80
Lampiran 22. Logbook ...................................................................................... 81
xiv
BAB I. PENDAHULUAN
Ikan Koi merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi
yang sampai saat ini masih menjadi primadona di pasar internasional dan
merupakan ikan hias kelompok mahal, serta fluktuasi di pasaran relatif stabil
adalah ikan koi (Cyprinus Carpio). Ikan hias koi atau nishikigoi sebagai salah satu
ikan hias yang banyak diminati karena keindahan bentuk badan serta warnanya,
dan dipercaya membawa keberuntungan oleh para pecinta koi di Indonesia. Ikan
ini bersifat omnivora (pemakan segala makanan) dan mudah menyesuaikan diri
terhadap lingkungannya, oleh karena itu ikan ini dapat dipelihara dihampir semua
tempat di dunia. (Firdausi, 2020). Ikan koi bukan ikan endemik Indonesia, namun
ikan koi semakin meningkat dari tahun 2016 - 2020, berikut merupakan tabel 1.
Dapat dilihat dari tabel 1 di atas bahwa produksi ikan koi di Jawa Timur
kenaikan jumlah produksi ikan. Diketahui bahwa ikan koi merupakan ikan hias
yang memiliki harga jual yang sangat tinggi dibandingkan ikan hias lainnya.
Dengan jumlah yang semakin naik pada setiap tahunnya kuhusunya pada tahun
2020 jumlah produksi mencapai 72.159 menunjukan bahwa minat pembeli yang
tinggi setiap tahunnya dengan begitu ikan koi dapat dikembangkan lagi dengan
memperluas lagi pemasaran dan memperbanyak lagi jumlah produksi ikan koi
(Putriana, 2015).
Ikan Koi memiliki keunggulan yaitu koi memiliki nilai jual yang cukup tinggi.
Warna menjadi indikator keindahan ikan hias. Warna yang indah pada ikan
terjadi karena jumlah dan letak sel pigmen (kromatofor) pada lapisan epidermis.
Ikan koi memiliki warna tubuh yang berwarna-warni dengan berbagai jenis serta
pola. Pada saat pemilihan ikan koi yang baik, kriteria yang dapat dipilih adalah
bentuk tubuh yang ideal dan tidak melebar, tulang punggungnya tidak bengkok,
warna tubuhnya cemerlang serta kontras tanpa ada gradasi warna atau
bayangan, gerakan ikan tenang namun gesit serta tidak menyendiri dan tidak
sakit. Dengan begitu minat pecinta ikan hias akan semakin tinggi (DERIYANTI,
2016).
Klasifikasi dan Fisiologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichtyes
Ordo : Cypriniformes
Family : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
2
Berikut merupakan gambar dari ikan koi atau (Cyprinus carpio):
Dalam melakukan suatu budidaya ikan pasti memerlukan suatu usaha yang
didalamnya mencakup analisis usaha agar dapat mengetahui aspek apa saja
yang diperlukan dalam budidaya ikan koi. Analisis usaha juga dapat digunakan
untuk mengetahui aspek-aspek yang berada dalam usaha budidaya ini layak
atau tidak dijalankan atau dikembangkan yaitu aspek teknis, aspek manajemen,
satu kegiatan menghasilkan produk budidaya. Usaha perluasan ikan koi meliputi
pemilihan bibit ikan mas, memelihara bibit koi sampai panen ikan koi. Usaha
usaha budidaya ikan koi dapat berjalan dengan lancar. Dalam melakukan usaha
pembesaran ini analisis usaha dilakukan dengan baik agar saat melakukan
pengeluaran selama proses budidaya ikan koi. Oleh karena itu, penulis
1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan adalah untuk
3
1. Aspek Teknis meliputi sarana, prasarana dan alur usaha pembesaran ikan
koi.
1.3 Manfaat
1. Akademisi (Mahasiswa)
Sebagai sarana untuk edukasi dan menggali informasi serta sarana untuk
dilakukan oleh Agung Koi Farm sebagai sarana untuk menjalin hunungan
4
BAB II. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG
Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilakukan di Usaha Pembesaran Ikan Koi
Praktik Kerja Lapang ini di mulai pada tanggal 3 Juli 2023 dan berakhir pada
metode yang saling terkait yang akan mendukung pelaksanaan Praktik Kerja
2.1.1 Observasi
Observasi merupakan langkah awal menuju fokus perhatian lebih luas yaitu
sentuhan, dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta peristiwa empiris. Untuk
Observasi adalah observasi yang dilakukan peneliti yang ikut serta dalam
dari observasi partisipasif ini, yaitu observant akan bertingah laku secara wajar
dan tidak dibuat-buat karena mereka tidak merasa sedang diamati karena
peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang sedang berlangsung secara
bersama-sama. Metode observasi yang digunakan, observasi partisipasi
Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Parktik Kerja Lapang ini adalah
koi yaitu Agung Koi Farm. Dengan tujuan agar saat melakukan kegiatan
saat terjun ke lapang langsung. Dengan ini akan mendapatkan hasil yang
Partisipasi merupakan proses aktif, inisiatif yang diambil oleh warga komunitas
ini yang dilakukan yaitu mengikuti segala kegiatan yang berkaitan dengan aspek
ikan, dan panen ikan. Aspek manajemen yaitu meliputi kegiatan mengontrol air
ikan dalam plastik saat akan dipasarkan di Agung Koi Farm. Aspek finansial
6
2.1.3 Dokumentasi
yang dilakukan dengan jalan mencatat data-data yang sudah ada. Dokumentasi
laporan kegiatan, foto-foto, data-data relevan dan lain sebagainya yang dijadikan
Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti
apabila ada kekeliruan, sumber datanya masih tetap (belum berubah). Dengan
metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.
Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian
kegiatan, dan data yang relevan dengan konteks penelitian (Saadati, 2019).
letak geografi dan toprografi wilayah, keadaan penduduk, dan jumlah penduduk.
2.1.4 Wawancara
cara tanya jawab antara penanya atau pewawancara dengan responden atau
merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan
7
dalam penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Wawancara dilakukan secara
dalam buku Burhan bingim mengatakan bahwa wawancara adalah suatu cara
mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka secara langsung
Lapang ini adalah mengajukan pertanyaan kepada pemilik Agung Koi Farm.
dan segala aspek yang berhubungan dengan usaha pembesaran ikan koi.
Sumber data adalah bagian dari penelitian dan penelitian akan Bekerja
dengan baik ketika ada sumber data. Dalam penelitian ini dimana sumber data
adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun jenis dan sumber data
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang
auditor yang termasuk dalam kriteria sampel untuk kemudian diisi dan
sikap dan persepsi tentang kejadian atau gejala sosial menggunakan skala likert
(In, 2019).
8
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sampel melalui penelitian
dengan pemilik usaha. Adapun data primer yang dikumpulkan berupa sejarah
Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disediakan
baik oleh pihak pengumpul data primer. Misalnya, peneliti mendapatkan data
yang sudah jadi, yaitu berupa data tentang produk-produk perusahan, struktur
organisasi, sejarah singkat perusahan, serta data-data lain yang dianggap perlu
Data sekunder merupakan data tertulis yang dapat diperoleh dari buku,
maupun dokumen resmi seperti hasilhasil studi, tesis, hasil survei, studi historis,
Data sekunder yang akan dikumpulkan pada Praktik Kerja Lapang ini
diantaranya adalah mengenai keadaan umum lokasi Praktik Kerja Lapang dan
keadaan lokasi pada usaha pembesaran ikan koi di Agung koi farm. Analisis
Data
9
Analisis data adalah proses mengatur dan mengklasifikasikan data ke
dalam pola. Analisis data juga mengurutkan kategori dan unit deskriptif dasar
rekomendasi data. Analisis kata berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua
kata "ana" dan "lisis". Ana artinya di atas (atas), dan liysis artinya memecahkan
penelitian. Hasil analisis data dari pengumpulan data. Karena data yang
terkumpul, jika tidak dianalisis, menjadi tidak berarti, tidak berarti, data mati, data
tidak berarti. Oleh karena itu, analisis data disini adalah memberi makna. Arti dan
Analisis data yang digunakan dalam Praktek Kerja Praktek adalah analisis
yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang ada yang sedang
mempelajari isu-isu sosial, dan prosedur yang berlaku untuk masyarakat dan
10
situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan, sikap, perspektif dan proses yang
pengolahan data dan analisis data. Analisis deskriptif adalah suatu bentuk
2017).
untuk penelitian deskriptif. Jenis studi ini sering digunakan dalam fenomenologi.
Salah satu ilmu sosial adalah yang berkaitan dengan ilmu bimbingan dan
terkait siapa, apa, di mana, dan bagaimana suatu peristiwa atau pengalaman
terjadi, hingga akhirnya digali untuk menemukan pola yang muncul dari peristiwa
a. Aspek Teknis
11
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan menggunakan
dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin
dan teknologi. pada penerangan aspek teknis dari beberapa pendapat peneliti
terdahulu ialah aspek menilai kelayakan teknis operasional serta teknologi yang
akan dipergunakan supaya tidak terjadi kesalahan fatal yang akan membuat
meningkat biaya produksinya. pada menganalisis aspek teknis ini antara lain
(Fauzi, 2019).
Aspek teknis pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada usaha
pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri
b. Aspek Manajemen
Dalam suatu usaha baik perikanan juga bukan perikanan buat mencapai sebuah
manajemen yang dinilai mirip menyusun rencana kerja dengan sumber daya
12
mengetahui mana yang harus diperbarui buat mempertinggi kinerja yang bagus
Aspek manajemen pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada
usaha pemebesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten
c. Aspek Pemasaran
meneglompokkan pasar yang tidak sejenis kedalam sati kelompok yang memiliki
produk yang diproduksi atau dijual terjangkau dan tersedia untuk pasar sasaran,
dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana produk atau jasa ditawarkan kepada
konsumen dan lokasi yang strategis. Daerah pemasaran adalah daerah di mana
suatu produk dapat dijual. Bagian ini menganalisis sifat bidang pemasaran.
lingkungan dan tujuan utama organisasi ditujukan untuk memastikan Ini dapat
alat, landasan dan pondasi bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui
2018).
13
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung
dan terlibat dalam proses untuk menjadikan barang atau jasa siap untuk
yang ada di Koi Aagung Farm. Aspek pemasaran pada Praktik Kerja Lapang
kegiatan aktivitas melindungi dari ancaman dan kegagalan aktivitas apa yang
akan terjadi di masa depan. Faktor pendukung adalah faktor yang dapat
Praktik Kerja Lapang ini dilakukan untuk mengetahui faktor pendukung dan
penghambat pada proses usaha pembesaran ikan koi di Koi Agung Farm
14
merupakan bentuk pengolahan atau berbasis pada nilai dengan menggunakan
Analisis deskriptif kuantitatif yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang ini
a. Permodalan
ekonomi untuk produksi barang dan jasa. Pembentukan modal dapat dijelaskan
karena akumulasi modal terkait dengan peningkatan stok investasi riil yang
Analisis Permodalan pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada
usaha pemebesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten
Kediri yakni meliputi tentang mengategorikan bentuk modal yaitu modal tetap dan
b. Biaya Produksi
biaya standar. Pengendalian biaya produksi memerlukan suatu tolak ukur atau
untuk membandingkan apakah biaya standar dan biaya aktual berada dalam
15
kisaran yang wajar (Martusa, 2016). Formula yang digunakan untuk menghitung
TC = TFC + TVC
Keterangan:
c. Penerimaan
adalah total output kali harga atau biaya produksi (kuantitas input kali harga).
suatu output, maka output tersebut akan dijual kepada konsumen, dan
produsen akan menerima pendapatan dari setiap output yang terjual. Bagian
TR = P X Q
Keterangan:
Penerimaan yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah
C). Dalam rentang nilai R/C tersebut dapat dilihat apakah suatu usaha
16
menguntungkan Jika pendapatan lebih besar dari biaya usaha maka usaha akan
menguntungkan Jika hasil R/C rasio lebih besar dari 1 maka usahatani
dikatakan impas atau tidak untung atau rugi, R/C Jika hasil R/C Ratio kurang dari
sebagai berikut:
R/C Ratio = TR / TC
Keterangan:
R/C Ratio yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah
perbandingan antara penerimaan dan total biaya yang dihasilkan dalam usaha
e. Keuntungan
dan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam periode waktu ketika
terlibat dalam bisnis utama atau bisnis sampingan. Laba tahun berjalan adalah
laba tahun buku setelah dikurangi taksiran pajak terutang, dan jumlah laba
tahun buku dihitung berdasarkan modal inti hanya 50%. Jika bank atau bisnis
mengalami kerugian dalam satu tahun, semua kerugian tersebut menjadi faktor
sebagai berikut:
Keuntungan = TR - TC
Keterangan:
17
Keuntungan yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah
Titik impas adalah posisi di mana perusahaan tidak mendapat untung atau
rugi. BEP atau titik impas sangat penting bagi manajemen untuk mengambil
perusahaan yang tidak menguntungkan. Suatu usaha dikatakan impas jika total
pendapatan atau pemasukan (revenue) sama dengan total biaya, atau jika
kontribusi keuntungan hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap. Titik
impas, atau titik impas, adalah tingkat penjualan di mana laba operasinya nol.
Total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Titik impas adalah titik di
mana pendapatan total sama dengan biaya total, yaitu titik di mana keuntungan
berikut:
Keterangan:
VC = Biaya Variabel
BEP yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah BEP sales
dan BEP unit yang dihasilkan dalam usaha Agung Koi Farm.
g. Rentabilitas
18
Rentabilitas suatu perusahaan menerangkan perbandingan antara untung
dengan aktiva atau kapital yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas artinya
sendiri serta modal asing yang digunakan buat membentuk untung tersebut dan
𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
Rentabilitas yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah
perbandingan antara laba dan modal kerja dalam bentuk persen yang dihasilkan
h. Margin Pemasaran
Margin pemasaran adalah selisih antara dua harga pasar dan dapat juga
pemasaran. Salah satu isu penting dalam pemasaran berkaitan dengan saluran
dan semakin tinggi laba kotor pemasaran. Margin pemasaran yang tinggi
mengakibatkan harga yang relatif rendah bagi petani dan harga yang relatif tinggi
margin pemasaran :
19
MP = PR – PF
Keterangan :
MP =Margin pemasaran.
20
BAB III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANG
Kabupaten Kediri. Watts Street meliputi area seluas 71,88 kilometer persegi,
dengan luas 5,53% dari Kabupaten Kediri. Luasnya meliputi 2.365 hektar lahan
sawah dan 5.293 hektar lahan bukan sawah. Secara geografis, Kabupaten
Wates terletak pada 7°54'09" Lintang Selatan dan 112°06'12" Bujur Timur,
dengan ketinggian 199 meter. Kelurahan Wates sendiri meliputi beberapa desa
antara lain Desa Duwet, Desa Tawang, Desa Segaran, Desa Gadungan, Desa
Pojok, Desa Wonorejo, Desa Wates, Desa Jajar, Desa Tunge, Desa Tempurejo,
Desa Plaosan, Desa Karanganyar, Desa Sumberagung, Desa Pagu, Desa Joho,
Kediri.
Plosoklaten.
Kediri yang memiliki potensi wilayah yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan.
Desa ini memiliki lokasi yang strategis karena memiliki jarak tempuh 11 menit
pertanian (sawah) seluas 244 Ha lahan pertanian bukan sawah, dan 2.899 Ha
Agung koi farm merupakan tempat penangkaran ikan koi yang berkualitas
specialis untuk jenis penangkaran ikan koi Taisho, Sanshiku dan Showa
ini dilatar belakangi oleh sumberdaya alamnya yang melimpah seperti air yang
memiliki kualitas bagus dan tanah yang baik sehingga cocok untuk digunakan
Berdiri sejak tahun 2000 yang menyediakn koi berkualitas dengan berbagai
jenis ukuran. Namun sebelum fokus pada ikan koi dahulu pak agung juga banyak
membudidayakan berbagai jenis ikan hias air tawar dan pada akhirya pak agung
memilih untuk berfokus budidaya ikan koi saja karna dirasa ikan koi memiliki
potensi yang besar. Dalam menjalankan usaha budidaya ikan koi ini pak agung
tugas yang berbeda-beda. Pada awal budidaya ikan koi pak agus membentuk
suatu kelompok untuk membangun kerja sama dalam usaha budidaya ikan koi
usaha budidaya ikan koi ini sudah dapat dikatakan besar dan memiliki lebih dari
80 kolam untuk budidaya ikan koi dimana kolam itu terdiri dari kolam pemijahan
dan kolam pembesaran. Dalam menjalankan bisnisnya pak agung juga terdapat
beberap masalah seperti ikan mati saat dilakukannya pengiriman keluar kota dan
itu mengakibatkan kerugian bagi AKF, namun dengan masalah itu AKF tetap
tidak pantang menyerah dan terus mengupayakan berbagai cara agar masalah
tersebut dapat diatasi dengan baik dan benar agar usaha yang ditekuni dapat
berkembang dengan lebih besar lagi dan tentunya akan semakin banyak yang
mengenal AKF.
22
3.3 Tata Tertib Agung Koi Farm
07.16 dianggap tidak ada dan akan dikenakan denda sebesar Rp 75.000
2. Tim piket mingguan ada 2 orang sesuai jadwal, dan gaji 60.000 rupiah,
bisa diambil di hari yang sama. Bagi yang tidak piket akan dikenakan
denda Rp 60.000. Teman yang tidak bisa piket, harap dicatat bahwa
3. Maksimal 2 kali per bulan atau maksimal 4 kali per ½ hari kerja yang
4. Harga ikan tidak bisa langsung diupload, jika ada harga yang bisa
dibatalkan segera).
5. Ikan yang sudah deal harus di DP 20% baru ikan bisa dikarantina atau
dipindahkan dari kolam dan dipisahkan dari ikan koi yang masih belum
terjual.
23
6. Bonus bagi penjualan luar kota via ekspedisi 10% untuk pelanggan lokal
5%.
24
BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG
Aspek teknis pada parktik kerja lapang dalam usaha pembesaran ikan koi
di Agung Koi Farm meliputi sarana dan prasarana yang digunakan, serta proses
pembesaran ikan koi. Aspek teknis penting dalam usaha dimana digunakan
untuk menjelaskan bagaimana tahapan produksi, bahan dan alat apa saja yang
26
11. Ember Ayak Alat untuk seleksi atau
grading ikan koi umur 1
bulan.
27
19. Mesin diesel Alat penyedotan air skala
besar dari sumber air
untuk pengairan kolam
lumpur ataupun
menguras kolam lumpur.
28
26. Moluskisida Sebagai intektisida
seldene atau pembasmi hama
khusus siput.
29
32. Selang air Sebagai media
mengalirkan air ke bak
30
38. Sepeda Motor Sebagai media
mengantarkan barang
produksi dalam jumlah
yang kecil.
a. Listrik
Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi di Agung
Koi Farm energi listrik didapat dari PLN. Aliran listrik menjadi prasarana utama
untuk melakukan usaha pembesaran ikan koi. Listrik digunakan sebagai alur
berjalannya usaha budidaya ikan koi seperti filler, lampu, aerator, serta untuk
menghidupkan jaringan wifi. Jika tidak ada listrik dalam usaha pembesaran ikan
Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi air sangat
dibutuhkan untuk berjalannya usaha pembesaran ikan koi. Aliran air yang
digunakan dalam usaha pembesaran ikan koi ini didapatkan dari sumber mata air
atau sumur dan aliran air sungai. Aliran air digunakan untuk media mengisi air
kolam, menguras air kolam, dan membersihkan peralatan yang habis digunakan.
31
Gambar 3. Sumber Air
c. Jalan
Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi di Agung
Koi Farm prasarana jalan juga dibtuhkan karena itu faktor utama agar usaha
pembesaran ikan koi dapat berjalan dengan baik dan tanpa kendala. Jalan yang
berada di agung koi farm merupakan jalan yang sudah beraspal dan akses
jalannya juga mudah karena berdekatan dengan jalan raya wates. Jarak tempuh
menuju kediri kota juga tidak jauh saat akan melakukan pengiriman ke stasiun.
kegiatan dalam usaha pembesaran ikan koi. Kegiatan Praktik Kerja Lapang
32
dalam usaha pembesaran ikan koi meliputi persiapan kolam, persiapan air,
ikan koi. Sedangkan, diagram yang digunakan dalam proses usaha pembesaran
setiap tahap proses pembesaran ikan koi. Berikut adalah gambaran singkat alur
Penyoftiran Pemberian
dan Panenen Pakan
kaporit yang direndam selama semalam agar bakteri yang berada dalam kolam
mati. Kemudian dibersihkan dengan sapu lidi dan serok lalu siram dengan air
bersih yang mengalir agar kaporit yang ada di kolam dapat hilang. Tujuan dari
pembersihan ini agar benih ikan yang ditebar di kolam tersebut bisa hidup dan
b. Persiapan Air
Dalam usaha pembesaran ikan koi tentunya dibutuhkan air namun air yang
dibutuhkan untuk pembesaran ikan koi adalah air yang mengalir di dalam kolam
pembesaran. Tujuannya untuk menjaga kualitas air serta menetralkan air dalam
33
kolam sehingga memiliki sirkulasi air masuk dan keluar karena jika tidak dijaga
atau tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan benih ikan koi banyak yang
mati dengan metode ini dapat mengurangi resiko kematian pada benih ikan koi.
c. Penebaran benih
Penebaran benih ikan koi ke kolam pembesaran yaitu pada umur 2 minggu
dari berupa telur dihitung dari penetasannya yaitu 12 hari. Karena benih ikan koi
yang berumur 12 hari sudah mampu bertahan hidup di kolam pembesaran dan
d. Pemberian Pakan
Pada benih ikan koi yang berumur 2 hari akan diberi pakan kuning telur,
lalu jika sudah berumur 5 hari sejak penebaran benih ikan koi akan dikasih
makan kutu air, dan jika sudah memasuki umur 1-2 bulan akan dikasih makan
berupa pelet ikan yaitu harmony karena dirasa mampu memberikan bentuk
badan dan warna yang bagus untuk perkembangan ikan koi selama proses
pada ikan koi karena pada satu kolam belum tentu semua size dan warna ikan
koi akan sama semua tentunya ada ikan koi yang memiliki bentuk badan yang
kecil, warna yang tidak sesuai, dan mengalami cacat. Penyortiran dilakukan
selama enam kali selama proses pembesaran ikan koi sampai panen. Dengan
tujuan saat pemanenan ikan koi memiliki ukuran dan warna yang seragam.
Aspek manajemen pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram
34
4.2.1 Perencanaan (Planning)
Perencanaan yang akan dilakukan dimasa depan atau masa yang akan
mendatang adalah AKF ingin lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan koi
dan produk lainnya seperti pakan ikan koi miliknya. Selain itu, AKF juga ingin
meningkatkan kualitas kerja karyawannya agar lebih kompak dalam bekerja serta
siklus ingin ditingkatkan lagi hasil pannnya dengan cara menambah benih ikan
yang biasanya hanya mampu menebar benih 10.000 ekor kedepannya mampu
menebar benih menjadi 15.000 ekor dan selalu mengontrol benih-benih ikan koi
yang berada di kolam agar mengurangi kematian benih ikan, karena benih ikan
koi sangat rentang dan mudah mati. Dengan begitu panen-panen kedepannya
Rencana lain dari AKF untuk kedepannya adalah ingin lebih memperbaiki
ingin meningkatkan alat-alat budidaya di Agung Koi Farm agar lebih modern dan
memudahkan para pekerja atau karyawan yang bekerja di Agung Koi Farm.
membentuk struktur organisasi para pekerja dan jobdesk kerja pada masing-
pekerjaan agar selesai dengan cepat. Dengan begitu karyawan mampu bekerja
35
yang kondusif untuk mendukung berjalanya usaha milik pak Agung yaitu Agung
Koi Farm. Pemilik yaitu pak agung bertugas untuk memberikan arahan kepada
AKF bertugas untuk mengawasi ikan dan keperluan di AKF. Berikut ini adalah
Pak Agung
karena struktur ini umum digunakan untuk organisasi. Dalam pembagian kerja
kinerja dari masing-masing organisasi. Berikut adalah uraian tugas dari struktur
1. Pemilik AKF
36
Agung Wibowo adalah pemilik usaha AKF yang bertugas melakukan
koordinasi dengan mitra, menyusun agenda harian, cutting ikan koi, sortir ikan
2. Mitra
laporan ke AKF, melaporkan terkait perkembangan ikan koi ke AKF, dan laporan
3. Bendahara
keuangan AKF, dan menerima laporan dari admin terkait kebutuhan di AKF.
mencatat barang yang keluar masuk AKF, dan melayani pembelian ikan koi di
AKF
konsumen secara langsung atau melalui perantara, dan membeli pakan ikan koi
6. Tenaga Kerja
Jaya, Dani, Dio, Dadang, dan Faisal bertugas untuk melakukan pekerjaan
perantara.
pemilik memberikan arahan dan pembagian kerja kepada para karyawan yang
bekerja di Agung Koi Farm sebelum akan diadakan kegiatan kerja. Pembagian
kerja tersebut sudah dicatat dipapa tulis yang terletak di kantor AKF. Pembagian
37
jadwal piket tiap minggunya juga ada dan akan dikasih bonus apa bila mau
melaksanakan piketnya tujuan bonus tersebut agar para karyawan yang bekerja
di AKF bersemangat bekerja dan apabila piket tersebut tidak dilaksanakan maka
akan mendapatkan denda. Motivasi yang diberikan pak Agung selaku pemilik
AKF yaitu setiap karyawannya membantu memasarkan produk milik AKF dan jika
memperluas pangsa pasar AKF agar dapat dikenal masyarakat lebih luas lagi.
AKF memberikan aturan yang cukup ketat untuk para karyawannya yaitu
jadwal kerja mereka yaitu batas maksimal masuk kerja adalah jam 06.45 dan
apabila karyawannya melanggar dan telat masuk kerja akan diberikan denda
tujuannya adalah agar karyawan AKF dapar disiplin saat bekerja. Selain itu, AKF
juga memberikan motivasi kepada karyawannya yaitu jikan mampu menjual ikan
koi dalam jumlah partai maka akan diberikan bonus setiap penjualannya dengan
kinerja para karyawan sudah sesuai tanggung jawabnya. Selain itu, pengawasan
terhadap ikan-ikan yang berada pada farm Agung Koi Farm antara lain yaitu
pada kolam agar meminimalisir terjadinya ikan koi yang sakit, dan mengecek
Aspek manajemen pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram
38
4.3.1 Daerah Pemasaran
produk dari AKF. Daerah pemasaran AKF sudah sangat luas yaitu hampir
beberapa tempat yang tidak bisa dijangkau dalam memasarkan produknya yaitu
seperti pulau-pulau kecil, karena dapat membahayakan kematian pada ikan koi
bila dikirim terlalu jauh dan tentunya memakan biaya yang cukup mahal. Peminat
konsumen banyak sekali dari indonesia yang ingin membeli ikan di AKF karena
produk dari AKF mempunyai kualitas yang sangat baik dan dapat dipercaya oleh
para konsumen.
Teknik pemasaran yang dilakukan di AKF ada 3 jenis yaitu melalui online,
offline, dan saat ada diadakannya kontes ikan koi. Melalui online yaitu dilakukan
AKF saat akan melakukan pemasaran dengan media online dan juga produk
AKF akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat lebih luas lagi.
secara langsung atau datang langsung ke AKF dan dapat memilih secara
39
langsung ikan-ikan koi yang diinginkan. Teknik pemasaran dengan kontes ikan
khususnya ikan koi di sini selain ikan koi digunakan sebagai kontes juga mampu
AKF sendiri merupakan sebuah usaha budidaya ikan koi yang memiliki ikan
dengan kualitas yang sangat baik maka dari itu teknik pemasaran yang
digunakan juga ada banyak jenis karena akan mempermudahkan AKF untuk
offline, dan kontes ikan koi merupakan tujuan utama pak Agung selaku pemilik
AKF agar usaha yang dimilikinya dapat berjalan dengan stabil dan lancar dalam
pemasarannya.
Berdasarkan hasil dari Praltik Krja Lapang di Agung Koi Farm (AKF)
a. Saluran pemasaran 1
Konsumen/
AKF
Penghobby ikan koi
ikan tidak lulus seleksi dan akan dijual lagi oleh konsumen tersebut. Ikan yang
akan dijual lagi oleh konsumen mempunyai harga yang bervariasi tergantung
pada ukuran ikan koi. Konsumen biasanya membeli ikan yang ukuran 3-5 cm, 6-
10 cm, dan 11-15 cm. Khusus penghobi ikan yang dijual dari ukuran 15 hingga
lebih dari 50 cm dan dengan motif, bentuk, gradasi yang lain dari pasar.
b. Saluran pemasaran 2
40
Reseller/
AKF Konsumen
Petani
Saluran pemasaran kedua AKF menjual ikan koi hasil budidayanya kepada
treseller atau petani kemudian akan dijual lahgi ke konsumen akhir. Reseller atau
petani biasanya mencari ikan-ikan yang berukuran 20-50 cm dan akan dijual
kembali dengan harga yang diinginkan mereka. Reseller yang mencari ikan ke
AKF biasanya membeli dengan jumlah partai atau jumlah yang banyak karena
harga jual yang diberikan akan lebih murah daripada membeli satuan.
Margin pemasaran selisih antara dua harga pasar dan dapat didefinisikan
sebagai selisih antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang
pemasaran maka nilai marginnya juga semakin besar. Semakin kecil persentasi
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
3-5 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 200 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 3-5 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 1.000 per ekornya. Margin untuk ikan koi
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 3-5 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 200
41
Reseller → 80%
Konsumen
Rp.1.000 Rp. 800
Total Rp. 800
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
10-12 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 5.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 10-12 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 8.000 per ekornya. Margin untuk ikan koi
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 10-12 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 500
Reseller → 30%
Konsumen Rp.8.000 Rp. 3.000
Total Rp. 3.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
13-15 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 8.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 13-15 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 10.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 13-15 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 8.000
Reseller → 6%
42
Konsumen Rp.10.000 Rp. 2.000
Total Rp. 2.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
16-18 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 10.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 16-18 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 15.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 16-18 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 10.000
Reseller → 2%
Konsumen Rp.15.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
18-20 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 15.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 18-20 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 20.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 18-20 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 15.000
Reseller → 0,50000%
Konsumen Rp.20.000 Rp. 5.000
43
Total Rp. 5.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
20-25 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 35.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 20-25 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 50.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 20-25 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 35.000
Reseller → 0,15000%
Konsumen Rp.50.000 Rp. 15.000
Total Rp. 15.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
26-30 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 70.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 26-30 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 100.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 26-30cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 70.000
Reseller → 0,04500%
Konsumen Rp.100.000 Rp. 30.000
44
Total Rp. 30.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
30-35 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 150.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 30-35 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 200.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 30-35 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 150.000
Reseller → 0,01125%
Konsumen Rp.200.000 Rp. 50.000
Total Rp. 50.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
35-40 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 400.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 35-40 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 500.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 35-40 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 400.000
Reseller → 0,00225%
Konsumen Rp.500.000 Rp. 100.000
Total Rp. 100.000
45
j. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
40-45 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 750.000 untuk satu ekornya.
Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 40-45 cm yang telah
dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 900.000 per ekornya. Margin untuk ikan
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 40-45 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 750.000
Reseller → 0.00038%
Konsumen Rp.900..000 Rp. 150.000
Total Rp. 150.000
Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran
45-50 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 20.000.000 untuk satu
ekornya. Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 45-50 cm
yang telah dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 21.000.000 per ekornya.
Margin untuk ikan koi ukuran 45-50 cm dapat dilihat pada tabel 13.
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 45-50 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 20.000.000
Reseller → 0,00002%
Konsumen Rp.
Rp.21.000.000
21.000.000
46
Rp.
Total
21.000.000
Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram
4.4.1 Permodalan
Modal yang didapat dari usaha pembesaran ikan koi di AKF adalah modal
sendiri. Modal tersebut digunakan untuk memperlancar usaha yang didirikan pak
Agung selaku pemilik AKF. Modal terdiri dari modal tetap, modal lancar, dan
modal kerja. Modal tetap yang dikeluarkan AKF untuk usaha pembesaran ikan
koi yaitu sebesar Rp. 127.270.750 modal tetap sebagai modal yang dikeluarkan
dalam proses usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm. Modal lancar
Modal kerja yang dikeluarkan selama 1 tahun di Agung Koi Farm yaitu sebesar
Biaya produksi diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dengan biaya
variabel. Biaya variabel yang diperoleh dalam satu tahun produksi sebesar Rp.
671.806.000 sedangkan biaya tetap yang diperoleh yang diperoleh dalam satu
satuan produksi adalah sebesar Rp. 308.430.750. Total biaya produksi yang
yang selalu dikeluarkan untuk biaya usaha pembesaran ikan koi. (Lampiran 2.
Hasil Perhitungan).
47
4.4.3 Penerimaan
produk dengan jumlah produk. Dalam usaha pembesaran ikan koi menghasilkan
produk yaitu ikan koi ukuran 3-5 cm sebanyak 80.000 ekor, berukuran 10-12 cm
sebanyak 50 ekor. Total penerimaan usaha pembesaran ikan koi di AKF sebesar
diperoleh yaitu sebesar 1,59 >1, sehingga dikatakan layak atau menguntungkan.
Apabila R/C ratio yang diperoleh <1 maka usaha tersebut dikatakan tidak
dapat dikatakan bahwa usaha tersebut impas yaitu tidak rugi dan tidak untung.
4.4.5 Keuntungan
Pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm keuntungan yang
diperoleh yaitu sebesar Rp. 577.263.250 untuk produksi selama satu tahun.
keuntungan yang diperoleh AKF sedikit maka usaha tersebut dapat dikatakan
rugi, karena keuntungan sangat penting untuk menjalankan suatu usaha guna
48
untuk roda atau pendorong usaha tersebut atau memutarkan uang. (Lampiran 7.
Hasil Perhitungan)
4.4.6 Rentabilitas
di AKF mampu menghasilkan laba sebesar 122% selama periode tertentu. Hasil
dikatakan layak lantaran nilai rentabilitas yang dihasilkan lebih tinggi dari nilai
4.4.7 BEP
Farm didapatkan penerimaan ikan koi dengan berukuran 3-5 cm sebesar Rp.
16.000.000 yang artinya sudah melebihi dari nilai BEP sales yang dimiliki yakni
sebesar Rp.5.71.780 dan untuk jumlah produksi memperoleh hasil 80.000 ekor
artinya sudah melebihi BEP unit dengan jumlah 27.859 ekor. Penerimaan ikan
koi dengan berukuran 10-12 cm sebesar Rp. 150.000.000 yang artinya sudah
melebihi dari BEP sales Rp. 52.235.436 dan untuk jumlah produksinya
memperoleh hasil 30.000 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah
10.447 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 13-15 cm sebesar Rp.
112.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 39.002.459 dan
untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 14.000 ekor artinya sudah melebihi
BEP Unit dengan jumlah 4.875 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 16-
18 cm sebesar Rp. 50.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp.
17.411.812 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 5.000 ekor artinya
sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 1.741 ekor. Penerimaan ikan koi
melebihi dari BEP sales Rp. 15.670.631 dan untuk jumlah produksinya
49
memperoleh hasil 3.000 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah
1.045 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 20-25 cm sebesar Rp.
42.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 14.625.922 dan
untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 1.200 ekor artinya sudah melebihi
BEP Unit dengan jumlah 418 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 26-30
cm sebesar Rp. 35.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp.
10.447.087 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 500 ekor artinya
sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 70 ekor. Penerimaan ikan koi dengan
berukuran 30-35 cm sebesar Rp. 30.000.000 yang artinya sudah melebihi dari
BEP sales Rp. 12.188.268 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 200
ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 174 ekor. Penerimaan ikan
koi dengan berukuran 35-40 cm sebesar Rp. 40.000.000 yang artinya sudah
melebihi dari BEP sales Rp. 13.929.450 dan untuk jumlah produksinya
memperoleh hasil 100 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 35
ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 40-45 cm sebesar Rp. 37.500.000
yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 13.058.859 dan untuk jumlah
produksinya memperoleh hasil 50 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan
jumlah 17 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 45-50 cm sebesar Rp.
1.000.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 348.236.240 dan
untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 50 ekor artinya sudah melebihi BEP
Unit dengan jumlah 17 ekor. Dari hasil yang telah didapatkan keseluruhan hasil
melebihi titik impas atau dapat dikatakan keseluruhan hasil melebihi nilai BEP,
50
4.5 Faktor pendukung dan penghambat usaha pembesaran ikan koi
Dalam mendirikan usaha pembesaran ikan ikan koi tentunya AKF memiliki
1. Lokasi Strategis
memiliki sumber air yang jernih serta kualitas airnya yang baik untuk usaha
2. Produk Berkualitas
usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm dengan begitu akan
yang bagus dan baik menjadi salah satu faktor pendukung dalam usaha
pembesaran ikan koi di AKF dan memiliki indukan ikan koi yang berkualitas
3. Lahan Luas
berjalannya usaha pembesaran ikan koi di AKF, AKF memiliki lahan yang
cukup luas sehingga mampu digunakan untuk usaha pembesaran ikan koi.
yang optimal.
51
4.5.2 Faktor Penghambat
1. Faktor Cuaca
Cuaca yang tidak menentu menyebabkan ikan banyak yang sakit dan saat
musim pemijahan banyak ikan yang tidak bisa bertelur sehingga menjadi
menjadi penghambat dalam proses pembesaran ikan dan ikan yang dapat
dimakan oleh udang dan siput sedangkan untuk benih ikan koi yang masih
kecil-kecil akan dimakan oleh siput dan udang dan mengakibatkan banyak
kematian pada benih ikan koi dan menyebabkan hasil panen ikan koi
menjadi sedikit. Ikan koi terserang kutu ada dua jenis kutu yaitu kutu kura-
kura dan kutu jarum yang berbahaya adalah kutu jarum dapat
menyebabkan luka pada sisik ikan koi dan akan mengalami kerusakan
pada sisiknya. Ikan yang sakit atau mati jika tidak segera ada penanganan
Ukuran kolam juga menjadi faktor penghambat karena jika ukuran kolam
tidak sesuai maka akan menghambat masa pertumbuhan ikan koi yang
ukuran kolam yang tidak sesuai menjadi menjadikan ukuran ikan koi lebih
kecil padahal sudah berumur tua. Pada umumnya kolam yang tidak sesuai
ini sering terjadi pada kolam milik mitra yang bekerjasama dengan AKF.
Faktor ini dapat menyebabkan kerugian bagi AKF dan mitra sendiri.
52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi
1. Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan koi di AKF terdiri dari sarana
prasarana dan alur atau proses pembesaran ikan koi. Tahapan pembesaran
ikan koi yaitu persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air dan menjaga
kualitas air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir adalah
digunakan 3 jenis membeli secara offline, membeli lewat online, dan saat
4. Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm adalah
biaya total sebesar Rp. 980.236.250. Total biaya keuntungan sebesar Rp.
577.263.250. Total R/C ratio sebesar 1,59. Total BEP sales mix sebesar Rp.
pembesaran ikan koi yang dilakukan di Agung Koi Farm layak dilakukan
karena lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitu 12%. Dapat disimpulkan
sedangkan faktor penghambat adalah faktor cuaca, hama ikan koi, dan
ukuran kolam yang tidak sesuai dan kutu pada ikan koi. Jika di AKF
mampu ditangani dengan dengan baik dan benar para karyawan kompak
5.2 Saran
memberikan saran yang bersifat membangun untuk AKF. Saran yang diberikan
mengacu pada faktor penghambat yang telah diuraikan, maka dapat diberikan
kurangnya pengawasan pada AKF dan masih banyaknya ikan yang sakit
akibat cuaca namun tidak ketahuan akhirnya banyak ikan mati. Kontrol air
juga diperlukan namun AKF masih belum mempunyai kontrol air diperlukan
54
atau pemindahan ikan koi ke kolam pembesaran bertujuan hama udang,
siput, dan kutu mati. Setelah pemberian obat hama dan kutu kolam
dibersihkan serta diisi dengan air baru agar benih ikan koi tidak mati terkena
55
DAFTAR PUSTAKA
56
Jannah, D. R. (2019). Analisis Pengelolaan Kas Masjid Agung Baing Yusuf
Kabupaten Purwakarta (Ditinjau Dari Aspek Manajemen Dan Alokasinya).
EKSISBANK (Ekonomi Syariah dan Bisnis Perbankan), 3(2), 136-147.
Jayanti, E. &. (2019). Pengaruh Penetapan Total Cost (TC), Total Revenue (TR),
Dan Break Even Point (BEP) Terhadap Laba pada PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. . Jurnal Ekonomi,, 1-12.
Suhardi, M. (2016). Analisis Break Event Point (BEP) Usaha Ikan Asin di Desa
Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Pase. eJournal
Asministrasi Bisnis, 4(1), 142-156.
57
LAMPIRAN
a. Modal Tetap
Modal Tetap
Jumlah Harga Satuan Penyusutan/Tahun
No. Jenis Barang Umur Teknis Harga Total (Rp)
(Unit) (Rp) (Rp)
1 Kolam Beton Karantina 20 12 15.000.000 300.000.000 25.000.000
2 Kolam Beton Filter 5 12 15.000.000 75.000.000 6.250.000
3 Kolam lumpur/sawah 19 12 45.000.000 855.000.000 71.250.000
4 Bak Fiber Karantina 10 5 1.500.000 15.000.000 3.000.000
5 Bak Bulat 2 5 1.400.000 2.800.000 560.000
6 Bak Ukur 3 5 500.000 1.500.000 300.000
7 Jaring Ikan 6 5 70.000 420.000 84.000
8 Genset 1 10 1.500.000 1.500.000 150.000
9 Air Pump 6 8 300.000 1.800.000 225.000
10 Tas Obrok 2 8 80.000 160.000 20.000
11 Ember Ayak 5 2 35.000 175.000 87.500
12 Tabung Oksigen 6 12 1.500.000 9.000.000 750.000
13 Lampu Sorot 2 8 85.000 170.000 21.250
14 Spawing Brush 16 8 15.000 240.000 30.000
15 Pisau 2 8 25.000 50.000 6.250
16 Toples 1 5 35.000 35.000 7.000
17 Timbangan 1 10 250.000 250.000 25.000
58
18 Mesin Diesel 2 8 4.000.000 8.000.000 1.000.000
19 Artco 1 4 800.000 800.000 200.000
20 Sapu lidi 2 4 15.000 30.000 7.500
21 Selang Air 1 12 45.000 45.000 3.750
22 Kran Aerator 65 10 1.500 97.500 9.750
23 Kran Besar 10 10 12.000 120.000 12.000
24 Kran kecil 10 4 10.000 100.000 25.000
25 Pipa penguras kolam 18 8 20.000 360.000 45.000
26 Tempat duduk mini 2 4 20.000 40.000 10.000
27 Alat penghitung ikan 1 4 125.000 125.000 31.250
28 Gunting 2 4 15.000 30.000 7.500
29 Culing 4 2 10.000 40.000 20.000
30 Sabit 1 2 50.000 50.000 25.000
31 Timba 2 2 20.000 40.000 20.000
32 Mobil pick up 1 10 135.000.000 135.000.000 13.500.000
33 Seser Benih 2 0,5 7.000 14.000 28.000
34 Seser Besar 5 2 40.000 200.000 100.000
35 Pompa Air Sumur 2 5 450.000 900.000 180.000
36 Water Pupm 15 10 100.000 1.500.000 150.000
37 Pel Karet 3 1 12.000 36.000 36.000
38 Set Boot 8 10 190.000 1.520.000 152.000
39 Computer 1 5 5.000.000 5.000.000 1.000.000
40 Printer 1 5 1.800.000 1.800.000 360.000
41 Meja + Kursi 2 10 750.000 1.500.000 150.000
42 Alat Tulis Kantor 1 5 400.000 400.000 80.000
43 Papan Tulis Besar 1 5 500.000 500.000 100.000
44 Papa Tulis Kecil 1 5 70.000 70.000 14.000
59
45 Tong Pakan 2 5 100.000 200.000 40.000
46 Tandon Air 1 10 3.100.000 3.100.000 310.000
47 Sepeda motor 1 10 18.000.000 18.000.000 1.800.000
48 Mesin Absensi 1 10 880.000 880.000 88.000
Total Rp 1.443.597.500 Rp 127.270.750
60
b. Modal Lancar
Modal Lancar
Jumlah Harga Satuan
No. Jenis Barang Jumlah Bulan Harga Total (Rp)
(Unit) (Rp)
1 Indukan 2 18.000.000 36.000.000
2 Pejantan 4 16.000.000 64.000.000
3 Kardus Pack 50 12 15.000 9.000.000
4 Lakban 1 12 10.000 120.000
5 Garam 10 12 230.000 27.600.000
6 Quarantine Med 6 12 30.000 2.160.000
7 PK 500gr 1 12 130.000 1.560.000
8 Insektisida bassa 5 12 12.000 720.000
9 Moluskisida seldene 5 12 30.000 1.800.000
10 Amox Cell 5 12 35.000 2.100.000
11 Kutu kiler 4 12 25.000 1.200.000
12 Kaporit 1 12 50.000 600.000
13 Dettol Cair 1 12 29.000 348.000
14 Pakan Ikan:
KAE 12 12 550.000 79.200.000
Harmony 20 12 200.000 48.000.000
Hiroyuki Merah 19 12 300.000 68.400.000
Hiroyuki Kuning 12 12 220.000 31.680.000
Fengli 2 12 190.000 4.560.000
PF 1000 1 12 195.000 2.340.000
Telur Ayam 24 2.500 60.000
Mrutu 24 20.000 480.000
61
234.720.000
15 Spidol 1 12 7.000 84.000
16 Kertas Absensi 7 12 300 25.200
17 Plastik Packing 15 12 85.000 15.300.000
18 Karet 5 12 20.000 1.200.000
19 Bahan Bakar 195 12 10.000 23.400.000
20 Silet Pack 3 12 5.000 180.000
Total 422.117.200
62
c. Modal Kerja
Modal Kerja
Waktu Dalam
Jumlah
No. Jenis Barang Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp) 1 Tahun JumlahTotal (Rp)
(Unit)
Berapa Kali
1 Penyusutan - 127.270.750 127.270.750 1 127.270.750
2 Biaya Pemeliharaan - 3.000.000 3.000.000 1 3.000.000
3 Gaji Tenaga Kerja 7 1.500.000 10.500.000 12 126.000.000
4 Bonus - 10.000.000 10.000.000 12 120.000.000
5 Biaya Internet - 300.000 300.000 12 3.600.000
6 Biaya Listrik - 4.000.000 4.000.000 12 48.000.000
7 Plastik Packing 15 85.000 1.275.000 12 15.300.000
8 Karet 5 20.000 100.000 12 1.200.000
9 Isi Ulang Tabung O2 6 300.000 1.800.000 3 5.400.000
10 Bahan Bakar 195 10.000 1.950.000 12 23.400.000
Total Rp 146.485.750 Rp 160.195.750 Rp 473.170.750
63
Lampiran 2. Biaya Produksi
a. Biaya Variabel
Biaya Variabel
No. Jenis barang Jumlah Jumlah Bulan Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp)
64
22 Plastik Pack 15 12 85.000 15.300.000
23 Kertas Absensi 7 12 500 42.000
24 Bahan Bakar 195 12 10.000 23.400.000
25 Gaji Tenaga Kerja 7 12 1.500.000 126.000.000
26 Bonus 12 10.000.000 120.000.000
27 Silet 3 12 7.000 252.000
28 spidol 1 12 7.000 84.000
29 Indukan 2 18.000.000 36.000.000
30 Pejantan 4 16.000.000 64.000.000
Jumlah Rp 48.203.000 Rp 671.806.000
65
b. Biaya Tetap
Biaya Tetap
Harga Satuan 1 tahun
No. Jenis Barang Satuan Harga Total (Rp) JumlahTotal (Rp)
(Rp) berapa kali
1 Penyusutan - 127.270.750 127.270.750 1 127.270.750
2 Biaya pegawai 7 1.500.000 10.500.000 12 126.000.000
3 Biaya Pemeliharaan - 3.000.000 3.000.000 1 3.000.000
4 Biaya listrik - 4.000.000 4.000.000 12 48.000.000
5 Biaya PBB 560.000 560.000 1 560.000
6 Biaya internet - 300.000 300.000 12 3.600.000
Jumlah Rp 145.630.750 308.430.750
66
Lampiran 3. Penerimaan
Penerimaan
Total Harga / Unit
No. Produk Penerimaan (Rp) Persentase
Penjualan (Rp)
1 Ikan koi ukuran 3-5cm 80.000 200 16.000.000 1%
2 Ikan koi ukuran 10-12cm 30.000 5.000 150.000.000 10%
3 Ikan koi ukuran 13-15 cm 14.000 8.000 112.000.000 7%
4 Ikan koi ukuran 16-18 cm 5.000 10.000 50.000.000 3%
5 Ikan koi ukuran 18-20 cm 3.000 15.000 45.000.000 3%
6 Ikan koi ukuran 20-25 cm 1.200 35.000 42.000.000 3%
7 Ikan koi ukuran 26-30 cm 500 70.000 35.000.000 2%
8 Ikan koi ukuran 30-35 cm 200 150.000 30.000.000 2%
9 Ikan koi ukuran 35-40 cm 100 400.000 40.000.000 3%
10 Ikan koi ukuran 40-45 cm 50 750.000 37.500.000 2%
11 Ikan koi ukuran 45-50 cm 50 20.000.000 1.000.000.000 64%
Jumlah Rp 1.557.500.000 100%
67
Lampiran 4. BEP Sales dan Unit
68
Lampiran 5. Finansial Jangka Pendek
69
Lampiran 6. Keuntungan
= Rp. 577.263.250
70
Lampiran 7. R/C Ratio
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
R/C Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑅𝑝. 1.557.500.000
=
𝑅𝑝.980.236.750
= 1,59
71
Lampiran 8. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 3-5 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 200
Reseller → 80%
Konsumen Rp.1.000 Rp. 800
Total Rp. 800
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 10-12 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 500
Reseller → 30%
Konsumen Rp.8.000 Rp. 3.000
Total Rp. 3.000
72
Lampiran 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 13-15 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 8.000
Reseller → 6%
Konsumen Rp.10.000 Rp. 2.000
Total Rp. 2.000
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 16-18 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 10.000
Reseller → 2%
Konsumen
Rp.15.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000
73
Lampiran 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 18-20 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 15.000
Reseller → 0,50000%
Konsumen
Rp.20.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 20-25 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 35.000
Reseller → 0,15000%
Konsumen
Rp.50.000 Rp. 15.000
Total Rp. 15.000
74
Lampiran 14. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 26-30cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 70.000
Reseller → 0,04500%
Konsumen
Rp.100.000 Rp. 30.000
Total Rp. 30.000
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 30-35 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 150.000
Reseller → 0,01125%
Konsumen
Rp.200.000 Rp. 50.000
Total Rp. 50.000
75
Lampiran 16. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 35-40 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 400.000
Reseller → 0.00225%
Konsumen
Rp.500.000 Rp. 100.000
Total Rp. 100.000
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 40-45 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 750.000
Reseller → 0,00038%
Konsumen
Rp.900..000 Rp. 150.000
Total Rp. 150.000
76
Lampiran 18. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm
Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 45-50 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 20.000.000
Reseller → 0,00002%
Konsumen Rp.
Rp.21.000.000
21.000.000
Rp.
Total
21.000.000
77
Lampiran 19. Rentabilitas
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Rentabilitas = x 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎
𝑅𝑝.557.263.250
=
𝑅𝑝.473.170.750
= 1,2199
= 122%
78
Lampiran 20. Dokumentasi Kegiatan PKL
Pengambilan ikan koi dewasa yang Pemanenan ikan koi jantan berusia
terserang penyakit pada kolam agar 2 tahunan.
tidak menular ke kolam lainnya.
79
Lampiran 21. Penilaian oleh instansi
80
Lampiran 22. Logbook
81
82
83
84
85