Anda di halaman 1dari 99

USAHA PEMBESARAN IKAN KOI (Cyprinus carpio) DI AGUNG

KOI FARM DESA KARANGANYAR, KECAMATAN WATES,


KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Oleh:

KHOFIFAH IFFATUL ELSA THERESA


NIM. 205080400113041

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
USAHA PEMBESARAN IKAN KOI (Cyprinus carpio) DI AGUNG
KOI FARM DESA KARANGANYAR, KECAMATAN WATES,
KABUPATEN KEDIRI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan / Kelautan
di Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:

KHOFIFAH IFFATUL ELSA THERESA


NIM. 205080400113041

PROGRAM STUDI SOSIAL EKONOMI PERIKANAN


DEPARTEMEN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2023
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANG

USAHA PEMBESARAN IKAN KOI (Cyprinus carpio) DI AGUNG


KOI FARM DESA KARANGANYAR, KECAMATAN WATES,
KABUPATEN KEDIRI

Oleh:

KHOFIFAH IFFATUL ELSA THERESA


NIM. 205080400113041

Telah dipertahankan didepan Pembimbing sekaligus penguji


pada tanggal 19 September 2023
dan dinyatakan memenuhi syarat

Mengetahui: Menyetujui,
Sekretaris Departemen Dosen Pembimbing
Sosial Ekonomi Perikanan dan Kelautan

Erlinda Indrayani S.Pi.,M.Si Asyifa Anandya, S.Pi., M. Sc


NIP. 197402202003122001 NIP. 20180983042822001
Tanggal : 19 September 2023 Tanggal : 19 Septemeber 2023
PERYATAAN PRAKTIK KERJA LAPANG

iv
PERNYATAAN ORISINALITAS

Dengan ini Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Khofifah Iffatul Elsa Theresa


NIM : 205080400113041
Judul Skripsi : Usaha Pembesaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di Agung
Koi Farm Desa Kranganyar, Kecamatan Wates,
Kabupaten Kediri

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa penulisan PKL ini berdasarkan

hasil kegiatan, pemikiran dan pemaparan asli dari saya sendiri baik untuk

naskah, tabel, gambar maupun ilustrasi lainnya yang tercantum sebagai bagian

dari laporan PKL ini. Jika terdapat karya/ pendapat/ informasi dari orang lain,

maka saya telah mencantumkan sumber yang jelas dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat, apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik sesuai dengan peraturan yang berlaku di

Universitas Brawijaya, Malang. Demikian pernyataan ini saya buat dalam

keadaan sadar tanpa adanya paksaan dari pihak manapun.

Kediri, 2023

Khofifah Iffatul Elsa Theresa


NIM.205080400113041

v
UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih sebaiknya ditulis dengan Bahasa formal .Contoh

ucapan terima kasih adalah sebagai berikut, Selama kegitan dan penulisan

Laporan PKL ini penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak. Maka dari itu

pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Allah SWT Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Lapng (PKL).

2. Kedua orang tua penulis yaitu Bapak Eko dan Ibu Dwi yang selalu

mendoakan dan memberikan dukungan secara moril maupun materiil kepada

penulis.

3. Ibu Asyifa Anandya, S.Pi., M. Sc selaku dosen pembimbing dari FPIK UB

yang senantiasa memberi bimbingan dan dukungan dalam penulisan Laporan

Kerja Lapang (PKL) ini.

4. Bapak Agung selaku pemilik AKF dan karyawan khususnya Ibu Mei, Bapak

Jaylan, Mas Dio, Mas Dani, Mas Dadang, Mas Jaya, dan Mas Faisal yang

telah membantu dalam kelancaran penyelesaian laporan Praktik Kerja

Lapang (PKL).

5. Teman – teman Sosial Ekonomi Perikanan 2020 Universitas Brawijaya yang

selalu memberikan dukungan dan semangat dalam penulisan laporan Praktik

Kerja Lapang (PKL)

vi
RINGKASAN

KHOFIFAH IFFATUL ELSA THERESA. Usaha Pembesaran Ikan Koi (Cyprinus


carpio) Di Agung Koi Farm Desa Kranganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten
Kediri (dibawah bimbingan Asyifa Anandya, S.Pi., M. Sc)

Ikan koi (Cyprinus carpio ) merupakan jenis ikan yang masih berkeluarga
dengan ikan mas namun yang membedakannya adalah ikan koi mempunyai
corak yang banyak dan berwarna warni pada coraknya. Ikan koi sendiri
mempunyai banyak jenis salah satunya adalah Taisho, Sanshiku, Showa, dan
Sanshoku
Agung Koi Farm merupakan tempat usaha yang bergerak dalam bidang
perikanan yang memiliki kegiatan usaha pembesaran ikan koi. Berlokasi di Desa
Karanganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri. Produk yang dimiliki Agung
Koi Farm adalah ikan koi dengan berbagai jenis dan ukuran. Ikan koi memiliki
permintaan yang cukup tinggi dipasaran dan harga yang cukup tinggi pula.
Praktik Kerja lapang ini bertujuan untuk mengetahui Profil usaha Agung Koi
Farm dan usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm serta faktor pendukung
dan penghambat usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm. Metode
pengumpulan data yang digunakan adalah dokumentasi, wawancara, partisipasi
aktif, dan observasi. Praktik Kerja Lapang dilaksanakan pada tanggal 3 juli
hingga 11 Agustus 2023. Hasil dari kegiatan Praktik Kerja Lapang di Agung Koi
Farm memperoleh beberapa informasi mengenai usaha pembesaran ikan koi
yang sudah diterapkan seperti persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air
dan menjaga kualitas air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir
adalah proses sortir serta panen. Persiapan kolam yaitu mempersiapkan kolam
untuk pembesaran ikan koi sesuai dengan ukuran kolam yang sudah ditentukan,
persiapan air mempersiapkan air ke dalam kolam pembesaran serta menjaga dan
mengontrol kualitas air, penebaran yaitu menebarkan benih yang sudah berumur 2
minggu ke dalam kolam pembesaran, pemberian pakan pada ikan dilakukan saat
ikan masih menjadi benih hingga dewasa dikolam pembesaran, proses sortir dan
panen yaitu memilih ikan yang baik dan bagus maupun corak dan size pada ikan
lalu jika sudah dilakukan sortir akan dipanen.
Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan koi di AKF terdiri dari sarana
prasarana dan alur atau proses pembesaran ikan koi. Tahapan pembesaran ikan
koi yaitu persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air dan menjaga kualitas
air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir adalah proses sortir
serta panen.
Aspek manajemen AKF terdiri dari Perencanaan (planning) yaitu lebih
meningkatkan kuantitas dan kualitas ikan koi serta meningkatkan kualitas
karyawan AKF. Pengorganisasian (organizing) guna untuk pembagian tugas kerja
karyawan dan membagi jadwal piket. Penggerakan (actuating) meningkatkan
kinerja karyawan dan strategi memasarkan ikan koi. Pengawasan (controlling)
mengawasi kinerja para karyawan sudah sesuai atau belum serta mengontrol
pembesaran ikan koi.
Aspek pemasaran pada usaha pembesaran di AKF yaitu teknik pemasaran,
daerah pemasaran, dan saluran pemasaran. Teknik pemasaran yang digunakan 3

vii
jenis membeli secara offline, membeli lewat online, dan saat diadakan lelang atau
kompetisi ikan koi. Margin pemasaran memperoleh total sebesar Rp. 1.360.800.
Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm adalah
biaya total sebesar Rp. 980.236.250. Total biaya keuntungan sebesar Rp.
577.263.250. Total R/C ratio sebesar 1,59. Total BEP sales mix sebesar Rp.
524.377.947. Total Rentabilitas dari usaha pembesaran koi di Agung Koi Farm
adalah sebesar 122% maka dapat disimpulkan bahwa usaha pembesaran ikan koi
yang dilakukan di Agung Koi Farm layak dilakukan karena lebih tinggi dari tingkat
suku bunga yaitu 12%. Dapat disimpulkan dari nominal yang diperoleh dari usaha
pembesaran di AKF menunjukkan bahwa usaha tersebut menguntungkan.
Faktor pendukung pada usaha pembesaran ikan koi di AKF mampu
mendukung kelancaran usaha pembesaran ikan koi seperti lokasi yang strategis,
produk yang berkualitas, dan memiliki lahan yang luas, sedangkan faktor
penghambat adalah faktor cuaca, hama ikan koi, dan ukuran kolam yang tidak
sesuai dan kutu pada ikan koi. Jika di AKF mampu ditangani dengan dengan baik
dan benar para karyawan kompak untuk mengelola penyebab hambatan
tersebut.

viii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Rahmat dan

karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik Kerja

Lapang ini dengan tepat waktu. Shalawat serta salam selalu kita

curahkankepada Nabi Muhammad SAW. Penulis berharap dapat

memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca mengenai

Agung Farm Koi atau usaha pembesaran ikan koi di Desa Karanganyar.

PKL ini berisi tentang kegiatan yang dilakukan oleh penulis selama

melakukan paktek kerja selama 45 hari di pembesaran ikan koi Agung Farm.

Topik bahasan yang diambil adalah Usaha Pembesaran Ikan Koi (Cyprinus

carpio) Di Agung Koi Farm Desa Kranganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten

Kediri.

Demikian laporan PKL ini saya buat, semoga dapat bermanfaat. Penulis

mengharapkan kritik dan saran untuk kesempurnaan laporan ini

sehingga kedepannya menjadi lebih baik. Terima kasih.

Kediri, 2023

Khofifah Iffatul Elsa Theresa


NIM. 205080400113041

ix
DAFTAR ISI

Halaman

PERYATAAN PRAKTIK KERJA LAPANG.................................................... iv

PERNYATAAN ORISINALITAS ...................................................................... v

UCAPAN TERIMA KASIH ............................................................................. vi

RINGKASAN................................................................................................. vii

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................................... x

DAFTAR TABEL........................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xiv

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................... 1


1.2 Tujuan ................................................................................................. 3
1.3 Manfaat ............................................................................................... 4

BAB II. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG ............................................... 5

2.1 Tempat, Waktu dan Jadwal Pelaksanaan ............................................ 5


2.2 Metode Pelaksanaan Kerja Lapang ..................................................... 5
2.1.1 Observasi ................................................................................ 5
2.1.2 Partisipasi Aktif ........................................................................ 6
2.1.3 Dokumentasi............................................................................ 7
2.1.4 Wawancara.............................................................................. 7
2.3 Jenis dan Sumber Data ....................................................................... 8
2.1.2 Data Primer ............................................................................. 8
2.2.2 Data Sekunder ......................................................................... 9
2.3.1 Analisis Deskriptif .................................................................. 10
2.3.2 Analisis Deskriprif Kualitatif .................................................... 11

BAB III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANG ............... 21

3.1 Letak Geografis dan Topografi Lokasi Praktik Kerja Lapang ............. 21
3.2 Sejarah dan Perkembangan AKF ...................................................... 22
3.3 Tata Tertib Agung Koi Farm .............................................................. 23

BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG ................................................ 25

4.1 Aspek Teknis..................................................................................... 25

x
4.1.1 Sarana dan Prasaran ............................................................. 25
4.1.2 Proses Pembesaran .............................................................. 32
4.2 Aspek Manajemen............................................................................. 34
4.2.1 Perencanaan (Planning) ........................................................ 35
4.2.2 Pengorganisasian (Organizing).............................................. 35
4.2.3 Penggerakan (Actuating) ....................................................... 37
4.2.4 Pengawasan (Controlling)...................................................... 38
4.3 Aspek Pemasaran ............................................................................. 38
4.3.1 Daerah Pemasaran ................................................................ 39
4.3.2 Teknik Pemasaran ................................................................. 39
4.3.3 Saluran Pemasaran ............................................................... 40
4.3.4 Margin Pemasaran ................................................................ 41
4.4 Aspek Finansial ................................................................................. 47
4.4.1 Permodalan ........................................................................... 47
4.4.2 Biaya Produksi ....................................................................... 47
4.4.3 Penerimaan ........................................................................... 48
4.4.4 R/C Ratio ............................................................................... 48
4.4.5 Keuntungan ........................................................................... 48
4.4.6 Rentabilitas ............................................................................ 49
4.4.7 BEP ....................................................................................... 49
4.5 Faktor pendukung dan penghambat usaha pembesaran ikan koi ...... 51
4.5.1 Faktor Pendukung ................................................................. 51
4.5.2 Faktor Penghambat ............................................................... 52

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN............................................................ 53

5.1 Kesimpulan ....................................................................................... 53


5.2 Saran ................................................................................................ 54

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

LAMPIRAN ................................................................................................... 58

xi
DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 1. Jumlah Produksi Ikan Koi Di Kabupaten Kediri Tahun 2016-2020 ......... 1
Tabel 2. Sarana dan Prasarana ......................................................................... 25
Tabel 3. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm......................................... 41
Tabel 4. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm..................................... 42
Tabel 5. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm..................................... 42
Tabel 6. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm..................................... 43
Tabel 7. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm..................................... 43
Tabel 8. Margin Pemsaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm....................................... 44
Tabel 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm..................................... 44
Tabel 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm................................... 45
Tabel 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 ........................................ 45
Tabel 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm................................... 46
Tabel 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm................................... 46

xii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Ikan Koi (Cyprinus carpio) ................................................................. 3
Gambar 2. Sumber Listrik ................................................................................. 31
Gambar 3. Sumber Air ...................................................................................... 32
Gambar 4. Akses Jalan ..................................................................................... 32
Gambar 5. Alur Pembesaran Ikan Koi ............................................................... 33
Gambar 6. Struktur Organisasi AKF .................................................................. 36
Gambar 7. Media Penjualan Online................................................................... 39

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Halaman
Lampiran 1. Hasil Perhitungan.......................................................................... 58
Lampiran 2. Biaya Produksi .............................................................................. 64
Lampiran 3. Penerimaan .................................................................................. 67
Lampiran 4. BEP Sales dan Unit....................................................................... 68
Lampiran 5. Finansial Jangka Pendek .............................................................. 69
Lampiran 6. Keuntungan .................................................................................. 70
Lampiran 7. R/C Ratio ...................................................................................... 71
Lampiran 8. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm .................................. 72
Lampiran 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm .............................. 72
Lampiran 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm ............................ 73
Lampiran 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm ............................ 73
Lampiran 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm ............................ 74
Lampiran 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm ............................ 74
Lampiran 14. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm ............................ 75
Lampiran 15. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm ............................ 75
Lampiran 16. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 cm ............................ 76
Lampiran 17. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm ............................ 76
Lampiran 18. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm ............................ 77
Lampiran 19. Rentabilitas ................................................................................. 78
Lampiran 20. Dokumentasi Kegiatan PKL ........................................................ 79
Lampiran 21. Penilaian oleh instansi ................................................................ 80
Lampiran 22. Logbook ...................................................................................... 81

xiv
BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ikan Koi merupakan salah satu komoditas ikan hias air tawar introduksi

yang sampai saat ini masih menjadi primadona di pasar internasional dan

merupakan ikan hias kelompok mahal, serta fluktuasi di pasaran relatif stabil

adalah ikan koi (Cyprinus Carpio). Ikan hias koi atau nishikigoi sebagai salah satu

ikan hias yang banyak diminati karena keindahan bentuk badan serta warnanya,

dan dipercaya membawa keberuntungan oleh para pecinta koi di Indonesia. Ikan

ini bersifat omnivora (pemakan segala makanan) dan mudah menyesuaikan diri

terhadap lingkungannya, oleh karena itu ikan ini dapat dipelihara dihampir semua

tempat di dunia. (Firdausi, 2020). Ikan koi bukan ikan endemik Indonesia, namun

ikan koi telah berkembang pesat di Indonesia, terbukti dengan banyaknya

pembudidaya koi di Indonesia salah satunya di Kabupaten Kediri jumlah produksi

ikan koi semakin meningkat dari tahun 2016 - 2020, berikut merupakan tabel 1.

Tabel 1. Jumlah Produksi Ikan Koi Di Kabupaten Kediri Tahun 2016-2020

Tahun Produksi Produksi (Ton)


Koi
2016 55.762
2017 59.703
2018 70.549
2019 70.672
2020 72.159

Sumber : BPS Kabupaten Kediri (2021)

Dapat dilihat dari tabel 1 di atas bahwa produksi ikan koi di Jawa Timur

khususnya di Kabupaten Kediri menunjukkan bahwa setiap tahunnya mengalami

kenaikan jumlah produksi ikan. Diketahui bahwa ikan koi merupakan ikan hias

yang memiliki harga jual yang sangat tinggi dibandingkan ikan hias lainnya.
Dengan jumlah yang semakin naik pada setiap tahunnya kuhusunya pada tahun

2020 jumlah produksi mencapai 72.159 menunjukan bahwa minat pembeli yang

tinggi setiap tahunnya dengan begitu ikan koi dapat dikembangkan lagi dengan

memperluas lagi pemasaran dan memperbanyak lagi jumlah produksi ikan koi

(Putriana, 2015).

Ikan Koi memiliki keunggulan yaitu koi memiliki nilai jual yang cukup tinggi.

Warna menjadi indikator keindahan ikan hias. Warna yang indah pada ikan

terjadi karena jumlah dan letak sel pigmen (kromatofor) pada lapisan epidermis.

Ikan koi memiliki warna tubuh yang berwarna-warni dengan berbagai jenis serta

pola. Pada saat pemilihan ikan koi yang baik, kriteria yang dapat dipilih adalah

bentuk tubuh yang ideal dan tidak melebar, tulang punggungnya tidak bengkok,

warna tubuhnya cemerlang serta kontras tanpa ada gradasi warna atau

bayangan, gerakan ikan tenang namun gesit serta tidak menyendiri dan tidak

sakit. Dengan begitu minat pecinta ikan hias akan semakin tinggi (DERIYANTI,

2016).

Klasifikasi dan Fisiologi Ikan Koi (Cyprinus carpio) adalah sebagai berikut :

Kingdom : Animalia

Phylum : Chordata

Sub phylum : Vertebrata

Super class : Pisces

Class : Osteichtyes

Sub class : Actinopterygii

Ordo : Cypriniformes

Sub ordo : Cyprinoidea

Family : Cyprinidae

Sub family : Cyprininae

Genus : Cyprinus

2
Berikut merupakan gambar dari ikan koi atau (Cyprinus carpio):

Gambar 1. Ikan Koi (Cyprinus carpio)

Dalam melakukan suatu budidaya ikan pasti memerlukan suatu usaha yang

didalamnya mencakup analisis usaha agar dapat mengetahui aspek apa saja

yang diperlukan dalam budidaya ikan koi. Analisis usaha juga dapat digunakan

untuk mengetahui aspek-aspek yang berada dalam usaha budidaya ini layak

atau tidak dijalankan atau dikembangkan yaitu aspek teknis, aspek manajemen,

aspek pemasaran, dan aspek finansial. Usaha pembesaran merupakan salah

satu kegiatan menghasilkan produk budidaya. Usaha perluasan ikan koi meliputi

pemilihan bibit ikan mas, memelihara bibit koi sampai panen ikan koi. Usaha

pembesaran Ikan koi juga membutuhkan manajemen produksi usaha, sehingga

usaha budidaya ikan koi dapat berjalan dengan lancar. Dalam melakukan usaha

pembesaran ini analisis usaha dilakukan dengan baik agar saat melakukan

usaha mendapatkan keuntungan yang maksimal dan meminimalkan biaya

pengeluaran selama proses budidaya ikan koi. Oleh karena itu, penulis

mengambil judul : Usaha Pembesaran Ikan Koi (Cyprinus carpio) Di Agung

Koi Farm Desa Kranganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

1.2 Tujuan

Tujuan dari Praktik Kerja Lapang (PKL) yang dilakukan adalah untuk

mengetahui usaha pembesaran ikan koi yang berada di Kecamatan Wates

tepatnya di Agung Koi Farm sebagai berikut :

3
1. Aspek Teknis meliputi sarana, prasarana dan alur usaha pembesaran ikan

koi.

2. Aspek Manajemen usaha pembesaran ikan koi yang meliputi perencanaan,

pengorganisasian, pengendalian dan pengawasan pembesaran ikan koi.

3. Aspek Pemasaran meliputi daerah pemasaran, teknik pemasaran, saluran

pemasaran, dan margin pemasaran.

4. Aspek Finansial permodalan, pembiayaan, penerimaan, R/C ratio, BEP,

rentabilitas, dan keuntungan.

5. Faktor pendukung dan faktor penghambat yang mempengaruhi usaha

pembesaran ikan koi.

1.3 Manfaat

1. Akademisi (Mahasiswa)

Sebagai sarana untuk edukasi dan menggali informasi serta sarana untuk

pembelajaran secara langsung tentang Usaha pembesaran ikan koi

(Cyprinus carpio) di Agung Koi Farm Desa Kranganyar Kabupaten Kediri,

Provinsi Jawa Timur.

2. Lembaga Akademisi (Perguruan Tinggi)

Sebagai bahan informasi keilmuwan dalam menambahn pengetahuan dan

wawasan dibidang analisis usaha khususnya dibidanng usaha

pemebesaran dan dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut.

3. Instansi atau Perusahaan

Sebagai tempat untuk memberikan edukasi, sarana, informasi, dan tempat

menyalurkan ilmu tentang analisis usaha pemebesaran ikan koi yang

dilakukan oleh Agung Koi Farm sebagai sarana untuk menjalin hunungan

antara Agung Koi Farm dengn Prguruan Tinggi.

4
BAB II. METODE PRAKTIK KERJA LAPANG

2.1 Tempat, Waktu dan Jadwal Pelaksanaan

Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilakukan di Usaha Pembesaran Ikan Koi

(Cyprinus carpio) di Desa Karanganyar, Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

Praktik Kerja Lapang ini di mulai pada tanggal 3 Juli 2023 dan berakhir pada

tanggal 11 Agustus 2023.

2.2 Metode Pelaksanaan Kerja Lapang

Praktik Kerja Lapangan ini dilakukan dengan menggunakan metode-

metode yang saling terkait yang akan mendukung pelaksanaan Praktik Kerja

Lapang, seperti observasi, partisipasi aktif, dokumentasi dan wawancara.

2.1.1 Observasi

Observasi merupakan langkah awal menuju fokus perhatian lebih luas yaitu

observasi partisipan, hingga observasi hasil praktis sebagai sebuah metode

dalam kapasitasnya sendiri-sendiri. Observasi ini dapat dilacak pada kemapanan

akar teoretis metode interaksionissimbolik, karena dalam mengumpulkan data,

peneliti sekaligus dapat berinteraksi dengan subjek penelitiannya. Kegiatan yang

melibatkan seluruh kekuatan indera seperti pendengaran, penglihatan, perasa,

sentuhan, dan cita rasa berdasarkan pada fakta-fakta peristiwa empiris. Untuk

menjawab keraguan ilmuan kualitatif (Anggraeni, 2020).

Observasi adalah observasi yang dilakukan peneliti yang ikut serta dalam

kegiatan yang dilakukan oleh observant. Terdapat keuntungan yang diperoleh

dari observasi partisipasif ini, yaitu observant akan bertingah laku secara wajar

dan tidak dibuat-buat karena mereka tidak merasa sedang diamati karena

peneliti ikut ambil bagian dalam kegiatan yang sedang berlangsung secara
bersama-sama. Metode observasi yang digunakan, observasi partisipasi

merupakan metode observasi terstruktur (Hasanah, 2017).

Observasi Partisipasi yang dilakukan dalam Parktik Kerja Lapang ini adalah

ikut melakukan semua kegiatan-kegiatan yang dilakukan di tempat budidaya ikan

koi yaitu Agung Koi Farm. Dengan tujuan agar saat melakukan kegiatan

obseravsi dapat mengetahui kegaiatan-kegiatan apa saja yang perlu dilakukan

saat terjun ke lapang langsung. Dengan ini akan mendapatkan hasil yang

berguna bagi mahasiswa yang sedang melakulan Praktik Kerja Lapang.

2.1.2 Partisipasi Aktif

Partisipasi aktif merupakan kegiatan mengajukan usul, memeberikan kritik

Partisipasi merupakan proses aktif, inisiatif yang diambil oleh warga komunitas

sendiri, dibimbing oleh cara berfikir mereka sendiri, dengan menggunakan

sarana dan proses (lembaga dan mekanisme) di mana mereka dapat

menegaskan kontrol secara efektif. Partisipasi juga dapat dilakukan dalam

kekikutsertaan masyarakat dalam proses mengidentifikasi permsalahan dan

potensi yang ada pada masyarakat pemilihan atau pengambilan keputusan

tentang alternatif solusi untuk menangani permasalahan yang ada pada

masyakat. Partisipasi merupakan wujud untuk mengembangan keinginan melalui

proses perencanaan dan pembangunan pada masayarakat (Kartikasari, 2017).

Dalam Praktik Kerja Lapang dengan menggunakan metode partisipasi aktif

ini yang dilakukan yaitu mengikuti segala kegiatan yang berkaitan dengan aspek

teknis yaitu meliputi membersihkan kolam, pemberian pakan ikan, mengobati

ikan, dan panen ikan. Aspek manajemen yaitu meliputi kegiatan mengontrol air

dan kolam ikan. Aspek pemasaran meliputi kegiatan membantu pengemasan

ikan dalam plastik saat akan dipasarkan di Agung Koi Farm. Aspek finansial

meiputi kegiatan membantu merekap penerimaan dan pengeluaran AKF.

6
2.1.3 Dokumentasi

Metode Dokumentasi merupakan suatu cara untuk mengumpulkan data

yang dilakukan dengan jalan mencatat data-data yang sudah ada. Dokumentasi

merupakan suatu teknik pengumpulan data dengan menghimpun dan

menganalisis dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar, maupun

elektronik. Sedangkan pendapat lain menjelaksan bahwa dokumentasi adalah

cara pengumpulan data melalui peninggalan tertulis seperti arsip-arsip.

Dokumentasi merupakan suatu bentuk data tertulis berupa bukubuku relevan,

laporan kegiatan, foto-foto, data-data relevan dan lain sebagainya yang dijadikan

sebagai sumber informasi (Khaatimah, 2017).

Dokumentasi merupakan cara pengumpulan data yang berupa bahan tulis.

Dibandingkan dengan metode lain, maka metode ini tidak begitu sulit, dalam arti

apabila ada kekeliruan, sumber datanya masih tetap (belum berubah). Dengan

metode dokumentasi yang diamati bukan benda hidup tetapi benda mati.

Dokumentasi dipilih agar dapat memperoleh data langsung dari tempat penelitian

seperti laporan tertulis, peraturanperaturan, laporan kegiatan, fotofoto, rekaman

kegiatan, dan data yang relevan dengan konteks penelitian (Saadati, 2019).

Dokumentasi yang dilakukan pada Praktik Kerja Lapang melalui

pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelakari dokumen yang berupa

letak geografi dan toprografi wilayah, keadaan penduduk, dan jumlah penduduk.

2.1.4 Wawancara

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara tanya jawab antara penanya atau pewawancara dengan responden atau

penjawab. Wawancara dapat dikatakan teknik pengambilan data ketika penelitian

berlangsung berdialog dengan responden untuk mengambil informasi dari

responden. Sedangkan sumber lain berpendapat wawancara atau interviu

merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan

7
dalam penelitian deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Wawancara dilakukan secara

lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual (Khaatimah, 2017).

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data dalam sebuah

penelitian dengan jalan mengadakan dialog dengan responden. Sementara itu

dalam buku Burhan bingim mengatakan bahwa wawancara adalah suatu cara

mengumpulkan data atau informasi dengan cara bertatap muka secara langsung

dengan informan, dengan maksud mendapatkan gambaran lengkap tentang topik

yang diteliti (Arikunto, 2016).

Wawancara atau pngambilan data yang dilakukan dalam Praktik Kerja

Lapang ini adalah mengajukan pertanyaan kepada pemilik Agung Koi Farm.

Dalam proses wawancara membahas mengenai sejarah berdirinya usaha, faktor-

faktor yang mendukung atau menghambat usaha, permodalan, biaya produksi

dan segala aspek yang berhubungan dengan usaha pembesaran ikan koi.

2.3 Jenis dan Sumber Data

Sumber data adalah bagian dari penelitian dan penelitian akan Bekerja

dengan baik ketika ada sumber data. Dalam penelitian ini dimana sumber data

adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Adapun jenis dan sumber data

yang digunakan dalam praktik kerja lapang ini meliputi :

2.1.2 Data Primer

Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari responden yang

menjadi sasaran penelitian. Peneliti memperoleh data langsung dari auditor

dengan menyebarkan kuisioner. Kuisioner yang dibuat akan diberikan kepada

auditor yang termasuk dalam kriteria sampel untuk kemudian diisi dan

dikembalikan kepada peneliti. Kemudian peneliti akan mengukur pendapatan,

sikap dan persepsi tentang kejadian atau gejala sosial menggunakan skala likert

(In, 2019).

8
Data primer merupakan data yang diperoleh dari sampel melalui penelitian

lapangan dengan menggunakan kuesioner yang diberikan secara langsung

kepada responden yang dijadikan objek dalam penelitian. Teknik pengumpulan

data primer menggunakan metode survei dengan menyebarkan daftar

pernyataan (kuesioner) secara langsung. Data primer merupakan data yang

diperoleh dari observasi langsung di lokasi dan wawancara dengan konsumen

atau pembeli anggrek tersebut dengan pertanyaan-pertanyaan yang telah

disiapkan sebelumnya (Fauzan, 2017).

Dalam Praktik Kerja Lapang ini data primer didapatkan dengan

menggunakan metode partisipasi aktif, observasi dan wawancara langsung

dengan pemilik usaha. Adapun data primer yang dikumpulkan berupa sejarah

dan berkembangnya usaha, teknis kolam, permodalan, biaya produksi,

pemasaran, dan faktor penghambat dan mendukung berjalannya usaha.

2.2.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data primer yang telah diolah dan disediakan

baik oleh pihak pengumpul data primer. Misalnya, peneliti mendapatkan data

yang sudah jadi, yaitu berupa data tentang produk-produk perusahan, struktur

organisasi, sejarah singkat perusahan, serta data-data lain yang dianggap perlu

dalam penelitian (Hutagalung, 2019).

Data sekunder merupakan data tertulis yang dapat diperoleh dari buku,

majalah ilmiah, arsip dari instasi, laporan pertanggung jawaban program,

maupun dokumen resmi seperti hasilhasil studi, tesis, hasil survei, studi historis,

sumber internet, dan sebagainya (Agustinova, 2017).

Data sekunder yang akan dikumpulkan pada Praktik Kerja Lapang ini

diantaranya adalah mengenai keadaan umum lokasi Praktik Kerja Lapang dan

keadaan lokasi pada usaha pembesaran ikan koi di Agung koi farm. Analisis

Data

9
Analisis data adalah proses mengatur dan mengklasifikasikan data ke

dalam pola. Analisis data juga mengurutkan kategori dan unit deskriptif dasar

sehingga tema dapat ditemukan dan hipotesis kerja dikembangkan dari

rekomendasi data. Analisis kata berasal dari bahasa Yunani dan terdiri dari dua

kata "ana" dan "lisis". Ana artinya di atas (atas), dan liysis artinya memecahkan

atau menghancurkan. Analisis data merupakan proses terpenting dalam

penelitian. Hasil analisis data dari pengumpulan data. Karena data yang

terkumpul, jika tidak dianalisis, menjadi tidak berarti, tidak berarti, data mati, data

tidak berarti. Oleh karena itu, analisis data disini adalah memberi makna. Arti dan

nilai yang terkandung dalam data (Siyoto, 2015).

Analisis data yang digunakan dalam Praktek Kerja Praktek adalah analisis

deskriptif kualitatif. Analisis data adalah proses memanipulasi data untuk

menemukan informasi yang berguna yang digunakan sebagai dasar

pengambilan keputusan. Dalam penelitian kuantitatif, data disusun dalam bentuk

statistik, sedangkan dalam penelitian kualitatif, data tersebut direpresentasikan

dalam simbol atau kata-kata.

2.3.1 Analisis Deskriptif

Menurut Wihitney (1960), penelitian deskriptif adalah metode penelitian

yang bertujuan untuk menggambarkan suatu fenomena yang ada yang sedang

terjadi sekarang atau di masa lalu. Penelitian deskriptif hanya dapat

menggambarkan suatu keadaan, tetapi juga dapat menggambarkan kondisi

tahapan perkembangannya. Penelitian ini tidak memanipulasi atau mengubah

variabel bebas, melainkan menggambarkan suatu kondisi yang dapat berupa

individu atau kelompok, dan menggunakan angka. Metode deskriptif adalah

menemukan fakta melalui interpretasi yang benar. Penelitian deskriptif

mempelajari isu-isu sosial, dan prosedur yang berlaku untuk masyarakat dan

10
situasi tertentu, termasuk hubungan, kegiatan, sikap, perspektif dan proses yang

sedang berlangsung dan efek dari fenomena.

Pemrosesan data membantu meningkatkan kecepatan dan kualitas

transfer informasi. Metode deskriptif kualitatif dan kuantitatif digunakan untuk

pengolahan data dan analisis data. Analisis deskriptif adalah suatu bentuk

pengolahan data berdasarkan pertimbangan logis, penulisan sistematis

berdasarkan perilaku yang diamati. Analisis kuantitatif deskriptif adalah suatu

bentuk pengolahan nilai yang menggunakan perhitungan matematis (Hasanah,

2017).

2.3.2 Analisis Deskriprif Kualitatif

Deskripsi kualitatif adalah istilah yang digunakan dalam penelitian kualitatif

untuk penelitian deskriptif. Jenis studi ini sering digunakan dalam fenomenologi.

Salah satu ilmu sosial adalah yang berkaitan dengan ilmu bimbingan dan

konseling. Deskripsi kualitatif berfokus pada menjawab pertanyaan penelitian

terkait siapa, apa, di mana, dan bagaimana suatu peristiwa atau pengalaman

terjadi, hingga akhirnya digali untuk menemukan pola yang muncul dari peristiwa

tersebut. Kesimpulannya dapat dijelaskan bahwa deskriptif kualitatif adalah

metode penelitian yang dikembangkan pada metode kualitatif sederhana dan

proses induktif (Yuliani, 2018).

Berdasarkan metode deskriptif kualitatif merupakan metode penelitian yang

sesuai pada filsafat potpositivisme. Metode deskriptif kualitatif digunakan untuk

meneliti di kondisi objek yang alamiah (sebagai lawannya merupakan

eksperimen). Metode ini menempatkan peneliti sebagai instrumen kunci teknik

pengumpulan data dilakukan secara trigulasi (gabungan). Analisis data bersifat

indukstif atau kualitatif. hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna

daripada generalisasi. Analisis data bersifat indukstif kualitatif (Pane, 2020).

a. Aspek Teknis

11
Aspek teknis merupakan suatu aspek yang berkenaan menggunakan

proses pembangunan proyek secara teknis dilapangan dan pengoperasiannya

setelah proyek tersebut terselesaikan dibangun. di pengertian lain aspek teknis

artinya untuk menilai kesiapan suatu usaha dalam menjalankan kegiatannya

dengan menilai ketepatan lokasi, luas produksi dan layout serta kesiapan mesin

dan teknologi. pada penerangan aspek teknis dari beberapa pendapat peneliti

terdahulu ialah aspek menilai kelayakan teknis operasional serta teknologi yang

akan dipergunakan supaya tidak terjadi kesalahan fatal yang akan membuat

meningkat biaya produksinya. pada menganalisis aspek teknis ini antara lain

merupakan pemilihan serta perancangan produk, perencanaan dari kapasitas

produksi, perencanaan proses, fasilitas produksi dan juga perencanaan lokasi

(Fauzi, 2019).

Aspek teknis pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada usaha

pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri

yakni meliputi proses produksi, sarana dan prasarana usaha.

b. Aspek Manajemen

Manajemen artinya suatu proses pada rangka mencapai tujuan dengan

bekerja bersama melalui orang-orang serta sumberdaya organisasi lainnya.

Dalam suatu usaha baik perikanan juga bukan perikanan buat mencapai sebuah

tujuan yang efektif serta efisien diharapkan aspek manajemen. Fungsi

manajemen yang dinilai mirip menyusun rencana kerja dengan sumber daya

yang dimiliki, mengorganisasi sumber daya yang dibutuhkan, personil yang

bertanggung jawab pada penugasan, menggerakan sumber daya berupa pola

kepemimpinan serta komunikasi yang dapat memadu bawahan maupun

mengendalikan kegiatan buat menjamin tujuan yang diinginkan serta

mengevaluasi kegiatan buat dilakukan perbaikan dalam kegiatan sehingga dapat

12
mengetahui mana yang harus diperbarui buat mempertinggi kinerja yang bagus

buat masa depan (Jannah, 2019).

Aspek manajemen pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada

usaha pemebesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten

Kediri yakni meliputi tentang perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan

pengawasan dalam usaha.

c. Aspek Pemasaran

Strategi pemasaran merupakan cara perusahaan buat membentuk nilai

pelanggan sebagai akibatnya menyampaikan keuntungan. Terdapat segmentasi

pasar merupakan proses pembagian pasar menjadikelompok-kelompok yang

berbeda karakteristik maupun kebutuhan. Segmentasi artinya proses

meneglompokkan pasar yang tidak sejenis kedalam sati kelompok yang memiliki

karakteristik dan kebutuhan yanga sama (Astina, 2016)

Daerah pemasaran adalah berbagai kegiatan perusahaan untuk membuat

produk yang diproduksi atau dijual terjangkau dan tersedia untuk pasar sasaran,

dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana produk atau jasa ditawarkan kepada

konsumen dan lokasi yang strategis. Daerah pemasaran adalah daerah di mana

suatu produk dapat dijual. Bagian ini menganalisis sifat bidang pemasaran.

Selanjutnya, implikasi keterbatasan model yang dihipotesiskan akan relevan

untuk memahami ketidakteraturan geografis (In, 2019).

Teknik pemasaran strategi pemasaran bersifat terpadu, menyeluruh, trategi

terpadu yang menghubungkan kekuatan strategi organisasi. Tantangan

lingkungan dan tujuan utama organisasi ditujukan untuk memastikan Ini dapat

dicapai melalui implementasi organisasi yang tepat. Strategi Pemasaran adalah

alat, landasan dan pondasi bertujuan untuk mencapai tujuan perusahaan melalui

pengembangan keunggulan dan daya saing berkelanjutan (Winarko & Astuti,

2018).

13
Saluran pemasaran adalah serangkaian organisasi yang saling tergantung

dan terlibat dalam proses untuk menjadikan barang atau jasa siap untuk

digunakan dan dikonsumsi atau saluran pemasaran adalah saluran yang

digunakan oleh produsen untuk menyalurkan barang tersebut dari produsen

sampai kekonsumen atau pemakai industri (Fasya, 2019).

Praktik Kerja Lapang ingin mengetahui bagaimana proses pemasaran

yang ada di Koi Aagung Farm. Aspek pemasaran pada Praktik Kerja Lapang

(PKL) meliputi daerah pemasaran, teknik pemasaran, dan saluran pemasaran

pada usaha pembesaran ikan koi.

d. Faktor Pengahambat dan Pendukung

Faktor penghambat adalah semua bentuk penyumbatan dari semua orang

kegiatan apa yang dapat dilakukan dengan mengetahui penghambat suatu

kegiatan aktivitas melindungi dari ancaman dan kegagalan aktivitas apa yang

akan terjadi di masa depan. Faktor pendukung adalah faktor yang dapat

mendorong kelancaran suatu kegiatan. Tujuan utama faktor pendukung adalah

memberikan kesempatan dan kekuatan bagi keberhasilan kegiatan. Setiap

kegiatan memiliki faktor pendukung dan penghambat yang harus diperhatikan

agar kegiatan dapat berjalan dengan lancar (Fasya, 2019).

Praktik Kerja Lapang ini dilakukan untuk mengetahui faktor pendukung dan

penghambat pada proses usaha pembesaran ikan koi di Koi Agung Farm

Kecamatan Wates, Kabupaten Kediri.

2.3.3 Analisis Deskriptif Kuantitatif

Pengelolaan data membantu kecepatan dan kualitas dalam penyampaian

informasi, pengolahan data dan analisis data menggunakan metode deskriptif

kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Analisis data dengan deskriptif kuantitatif

14
merupakan bentuk pengolahan atau berbasis pada nilai dengan menggunakan

perhitungan-perhitungan secara matematik.

Analisis deskriptif kuantitatif yang digunakan pada Praktik Kerja Lapang ini

adalah permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, Revenue Cost

Ratio, Break Event Point, dan rentabilitas.

a. Permodalan

Pengeluaran modal usaha atau biasa disebut dengan investasi adalah

pengeluaran untuk pembelian peralatan produktif dan barang modal yang

dimaksudkan untuk menambah jumlah modal yang digunakan dalam kegiatan

ekonomi untuk produksi barang dan jasa. Pembentukan modal dapat dijelaskan

sebagai proses pengumpulan aset atau peningkatan kekayaan untuk

kesejahteraan masa depan. Pembentukan modal dapat berasal dari tabungan

karena akumulasi modal terkait dengan peningkatan stok investasi riil yang

dibutuhkan oleh perekonomian (Amri, 2017).

Analisis Permodalan pada Praktik Kerja Lapang yang akan dilakukan pada

usaha pemebesaran ikan koi di Agung Koi Farm Kecamatan Wates, Kabupaten

Kediri yakni meliputi tentang mengategorikan bentuk modal yaitu modal tetap dan

modal kerja berdasarkan fungsi dan sumber modal yang diperoleh.

b. Biaya Produksi

Biaya produksi merupakan faktor utama dalam pelaksanaan produksi

perusahaan. Pengendalian biaya mengharuskan manajemen untuk merumuskan

biaya standar. Pengendalian biaya produksi memerlukan suatu tolak ukur atau

standar sebagai dasar pengendalian biaya produksi. Biaya yang digunakan

sebagai kontrol disebut biaya standar. Akuntansi pengendalian biaya juga

mencakup penyajian informasi tentang estimasi biaya atau biaya yang

seharusnya dikeluarkan untuk aktivitas tertentu. Akuntansi biaya juga digunakan

untuk membandingkan apakah biaya standar dan biaya aktual berada dalam

15
kisaran yang wajar (Martusa, 2016). Formula yang digunakan untuk menghitung

total cost adalah:

TC = TFC + TVC

Keterangan:

TC = Total Cost (Total Biaya)

TFC = Total Fixed Cost (Total Biaya Tetap)

TVC = Total Variabel Cost (Total Biaya Variabel)

c. Penerimaan

Penerimaan adalah pendapatan dari penjualan output. Penerimaan

adalah total output kali harga atau biaya produksi (kuantitas input kali harga).

Setelah setiap kegiatan produksi yang dilakukan oleh produsen menghasilkan

suatu output, maka output tersebut akan dijual kepada konsumen, dan

produsen akan menerima pendapatan dari setiap output yang terjual. Bagian

pendapatan yang diterima produsen digunakan untuk menutupi biaya yang

dikeluarkan dalam proses produksi (Suhardi, 2016). Rumus untuk menghitung

keuntungan sebagai berikut :

TR = P X Q

Keterangan:

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

Q = Quantity (Jumlah Produk)

P = Price (Harga Produk)

Penerimaan yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah

penerimaan yang dihasilkan dalam usaha Agung Koi Farm.

d. Revenue Cost Ratio

R/C Ratio (Revenue Cost adalah nilai numerik yang menunjukkan

perbandingan antara pendapatan usaha (Revenue = R) dan biaya total (Cost =

C). Dalam rentang nilai R/C tersebut dapat dilihat apakah suatu usaha

16
menguntungkan Jika pendapatan lebih besar dari biaya usaha maka usaha akan

menguntungkan Jika hasil R/C rasio lebih besar dari 1 maka usahatani

menguntungkan sedangkan jika hasil R/C rasio sama dengan 1, peternakan

dikatakan impas atau tidak untung atau rugi, R/C Jika hasil R/C Ratio kurang dari

1, peternakan merugi (Nugroho, 2021). Rumus untuk menghitung R/C Ratio

sebagai berikut:

R/C Ratio = TR / TC

Keterangan:

TR = Total revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

R/C Ratio yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah

perbandingan antara penerimaan dan total biaya yang dihasilkan dalam usaha

Agung Koi Farm.

e. Keuntungan

Laba atau keuntungan mengacu pada selisih lebih antara pendapatan

dan biaya yang dikeluarkan oleh suatu perusahaan dalam periode waktu ketika

terlibat dalam bisnis utama atau bisnis sampingan. Laba tahun berjalan adalah

laba tahun buku setelah dikurangi taksiran pajak terutang, dan jumlah laba

tahun buku dihitung berdasarkan modal inti hanya 50%. Jika bank atau bisnis

mengalami kerugian dalam satu tahun, semua kerugian tersebut menjadi faktor

pengurang modal inti (Wafirotin, 2015). Rumus untuk menghitung keuntungan

sebagai berikut:

Keuntungan = TR - TC

Keterangan:

TR = Total Revenue (Total Penerimaan)

TC = Total Cost (Total Biaya)

17
Keuntungan yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah

keuntungan yang dihasilkan dalam usaha Agung Koi Farm.

f. Break Event Ratio

Titik impas adalah posisi di mana perusahaan tidak mendapat untung atau

rugi. BEP atau titik impas sangat penting bagi manajemen untuk mengambil

keputusan menarik produk atau mengembangkan produk atau menutup anak

perusahaan yang tidak menguntungkan. Suatu usaha dikatakan impas jika total

pendapatan atau pemasukan (revenue) sama dengan total biaya, atau jika

kontribusi keuntungan hanya dapat digunakan untuk menutupi biaya tetap. Titik

impas, atau titik impas, adalah tingkat penjualan di mana laba operasinya nol.

Total pendapatan sama dengan total pengeluaran. Titik impas adalah titik di

mana pendapatan total sama dengan biaya total, yaitu titik di mana keuntungan

adalah nol (Jayanti, 2019). Perhitungan BEP menggunakan rumus sebagai

berikut:

Perhitungan BEP sales


𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑆𝑎𝑙𝑒𝑠 =
1 − 𝑉𝐶/𝑠

Perhitungan BEP unit


𝐹𝐶
𝐵𝐸𝑃 𝑈𝑛𝑖𝑡 =
𝑃 − 𝑉𝐶

Keterangan:

FC = Total Biaya Tetap

P = Harga per Unit Produk

VC = Biaya Variabel

S = Harga jual per unit

BEP yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah BEP sales

dan BEP unit yang dihasilkan dalam usaha Agung Koi Farm.

g. Rentabilitas

18
Rentabilitas suatu perusahaan menerangkan perbandingan antara untung

dengan aktiva atau kapital yang menghasilkan laba tersebut. Rentabilitas artinya

kemampuan suatu perusahaan buat membuat laba selama periode tertentu.

Rentabilitas ekonomi adalah perbandingan antara laba usaha dengan modal

sendiri serta modal asing yang digunakan buat membentuk untung tersebut dan

dinyatakan pada persentase. Oleh karena itu, pengertian rentabilitas sering

dipergunakan buat mengukur efisiensi penggunaan modal didalam suatu

perusahaan, maka rentabilitas ekonomi sering pula dimaksudkan sebagai

kemampuan suatu perusahaan menggunakan seluruh modal yang bekerja

didalamnya buat menghasilkan laba (Fasya, 2019). Rumus untuk menghitung

rentabilitas sebagai berikut:

𝐿𝑎𝑏𝑎
𝑅𝑒𝑛𝑡𝑎𝑏𝑖𝑙𝑖𝑡𝑎𝑠 = 𝑥100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

Rentabilitas yang ingin diketahui pada Praktik Kerja Lapang ini adalah

perbandingan antara laba dan modal kerja dalam bentuk persen yang dihasilkan

dalam usaha Agung Koi Farm.

h. Margin Pemasaran

Margin pemasaran adalah selisih antara dua harga pasar dan dapat juga

didefinisikan sebagai selisih antara harga yang dibayarkan konsumen dengan

harga yang diterima produsen. Keuntungan pemasaran ada karena saluran

pemasaran. Salah satu isu penting dalam pemasaran berkaitan dengan saluran

distribusi dimana terdapat masalah keuntungan pemasaran. Semakin panjang

saluran pemasaran, semakin tinggi biaya pemasaran, semakin rendah efisiensi,

dan semakin tinggi laba kotor pemasaran. Margin pemasaran yang tinggi

mengakibatkan harga yang relatif rendah bagi petani dan harga yang relatif tinggi

bagi konsumen (Pane, 2020). Berikut merupakan rumus untuk menghitung

margin pemasaran :

19
MP = PR – PF

Keterangan :

MP =Margin pemasaran.

PR = Harga di tingkat konsumen.

PF = Harga di tingkat produsen.

20
BAB III. KEADAAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANG

3.1 Letak Geografis dan Topografi Lokasi Praktik Kerja Lapang

Lokasi praktik kerja lapang di desa Karanganyar kecamatan Wates,

Kabupaten Kediri. Watts Street meliputi area seluas 71,88 kilometer persegi,

dengan luas 5,53% dari Kabupaten Kediri. Luasnya meliputi 2.365 hektar lahan

sawah dan 5.293 hektar lahan bukan sawah. Secara geografis, Kabupaten

Wates terletak pada 7°54'09" Lintang Selatan dan 112°06'12" Bujur Timur,

dengan ketinggian 199 meter. Kelurahan Wates sendiri meliputi beberapa desa

antara lain Desa Duwet, Desa Tawang, Desa Segaran, Desa Gadungan, Desa

Pojok, Desa Wonorejo, Desa Wates, Desa Jajar, Desa Tunge, Desa Tempurejo,

Desa Plaosan, Desa Karanganyar, Desa Sumberagung, Desa Pagu, Desa Joho,

Silir, Janti dan Sidomulyo. Batas wilayah Kecamatan Wates :

1. Batas sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Kandat dan Kota

Kediri.

2. Batas sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Gurah dan

Plosoklaten.

3. Batas sebelah Timur : Berbatasan dengan Kecamatan Ngancar.

4. Batas sebelah Selatan : Berbatasan dengan Kecamatan Ngancar.

Desa karanganyar merupakan desa yang berada di Kecamatan Wates

Kediri yang memiliki potensi wilayah yaitu pertanian, peternakan, dan perikanan.

Desa ini memiliki lokasi yang strategis karena memiliki jarak tempuh 11 menit

untuk menuju ke kecamatan. Dimana memiliki sluas 3.370 Ha adalah lahan

pertanian (sawah) seluas 244 Ha lahan pertanian bukan sawah, dan 2.899 Ha

bukan lahan pertanian.


3.2 Sejarah dan Perkembangan AKF

Agung koi farm merupakan tempat penangkaran ikan koi yang berkualitas

specialis untuk jenis penangkaran ikan koi Taisho, Sanshiku dan Showa

Sanshoku yang terletak berlokasikan di jalan mawar RT.06 RW.02 Desa

Karanganyar Kecamatan wates Kabupaten Kediri Jawa Timur. Berdirinya usaha

ini dilatar belakangi oleh sumberdaya alamnya yang melimpah seperti air yang

memiliki kualitas bagus dan tanah yang baik sehingga cocok untuk digunakan

sebagai lahan untuk budidaya ikan koi.

Berdiri sejak tahun 2000 yang menyediakn koi berkualitas dengan berbagai

jenis ukuran. Namun sebelum fokus pada ikan koi dahulu pak agung juga banyak

membudidayakan berbagai jenis ikan hias air tawar dan pada akhirya pak agung

memilih untuk berfokus budidaya ikan koi saja karna dirasa ikan koi memiliki

potensi yang besar. Dalam menjalankan usaha budidaya ikan koi ini pak agung

dibantu oleh 7 seorang pekerja dan masing-masing pekerja tersebut mempunyai

tugas yang berbeda-beda. Pada awal budidaya ikan koi pak agus membentuk

suatu kelompok untuk membangun kerja sama dalam usaha budidaya ikan koi

kelompok itu dinamai Kelompok Usaha Bersama (KUB). Seiring berkembangnya

usaha budidaya ikan koi ini sudah dapat dikatakan besar dan memiliki lebih dari

80 kolam untuk budidaya ikan koi dimana kolam itu terdiri dari kolam pemijahan

dan kolam pembesaran. Dalam menjalankan bisnisnya pak agung juga terdapat

beberap masalah seperti ikan mati saat dilakukannya pengiriman keluar kota dan

itu mengakibatkan kerugian bagi AKF, namun dengan masalah itu AKF tetap

tidak pantang menyerah dan terus mengupayakan berbagai cara agar masalah

tersebut dapat diatasi dengan baik dan benar agar usaha yang ditekuni dapat

berkembang dengan lebih besar lagi dan tentunya akan semakin banyak yang

mengenal AKF.

22
3.3 Tata Tertib Agung Koi Farm

Dalam menjalankan usahanya AKF memiliki tata tertib untuk semua

karyawan yang bekerja di AKF yang bertjuan agar mendisiplinkan karyawannya

dan mampu bertanggung jawab dengan tugas-tugasnya.

1. Jam cek kedatangan karyawan harus pukul 06.45 WIB. Keterlambatan

pukul 06.46 – 07.00 WIB akan dikenakan denda sebesar Rp 10.000

(keterlambatan Rp 10.000/15 menit). Pengecekan gembok setelah jam

07.16 dianggap tidak ada dan akan dikenakan denda sebesar Rp 75.000

(mohon diperhatikan jika tidak ada penjelasan).

2. Tim piket mingguan ada 2 orang sesuai jadwal, dan gaji 60.000 rupiah,

bisa diambil di hari yang sama. Bagi yang tidak piket akan dikenakan

denda Rp 60.000. Teman yang tidak bisa piket, harap dicatat bahwa

dapat menegosiasikan pertukaran dengan anggota lain yang tidak piket.

3. Maksimal 2 kali per bulan atau maksimal 4 kali per ½ hari kerja yang

diperbolehkan. Jika Anda gagal memasukkan dua kali tanpa alasan

dalam 1 bulan, Anda akan mendapatkan SP. Maksimal 2x SP akan

diterbitkan dalam waktu 3 bulan, dan sisanya dapat dikeluarkan.

4. Harga ikan tidak bisa langsung diupload, jika ada harga yang bisa

dinegosiasikan maka harga bisa dinaikkan setelah ada konfirmasi. Waktu

pemesanan penjualan harus segera dikonfirmasi dengan Grup AKF.

Waktu tunggu reservasi hingga 24 jam (transaksi harus dikonfirmasi atau

dibatalkan segera).

5. Ikan yang sudah deal harus di DP 20% baru ikan bisa dikarantina atau

dipindahkan dari kolam dan dipisahkan dari ikan koi yang masih belum

terjual.

23
6. Bonus bagi penjualan luar kota via ekspedisi 10% untuk pelanggan lokal

5%.

24
BAB IV. HASIL PRAKTIK KERJA LAPANG

4.1 Aspek Teknis

Aspek teknis pada parktik kerja lapang dalam usaha pembesaran ikan koi

di Agung Koi Farm meliputi sarana dan prasarana yang digunakan, serta proses

pembesaran ikan koi. Aspek teknis penting dalam usaha dimana digunakan

untuk menjelaskan bagaimana tahapan produksi, bahan dan alat apa saja yang

digunakan dalam produksi.

4.1.1 Sarana dan Prasaran

Dalam usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm membutuhkan

sarana dan prasarana merupakan peralatan yang digunakan dalam proses

usaha pembesaran dan mendukung kegiatan tersebut yang meliputi :

Tabel 2. Sarana dan Prasarana

No. Sarana Fungsi Foto


1. Kolam Beton Digunakan sebagai
media pemijahan, media
media penetasan, media
karantina, dan media
Keeping.

2. Kolam Sebagai media


Lumpur/sawah pembesaran dan media
hidup induk koi

3. Ember Bulat Sebagai wadah


penampungan benih
sementara dan wadah
menaruh ikan untuk di
video atau foto untuk
dipasarkan.
4. Bak Ukur Untuk mengukur ikan
setelah panen.

5. Jaring ikan Sebagai alat untuk


menangkap ikan

6. Plastik Sebagai media


memindahan ikan dari
kolam satu ke kolam lain
dan mempacking ikan
koi.

7. Karet Sebagai pengikat plastik


bungkus ikan.

8. Genset Alat alternatif pembangkit


listrik saat listrik padam.

9. Air Pump Media aerasi atau


penyuplai oksigen.
Aerator tersebut
digunakan di tempat
karantina kolam fiber
persegi.

10. Tas Obrok Sebagai wadah untuk


mengirim ikan
menggunakan motor.

26
11. Ember Ayak Alat untuk seleksi atau
grading ikan koi umur 1
bulan.

12. Tabung Untuk persediaan O2


Oksigen saat ingin melakukan
pemindahan ikan ke
kolam besar, panen dan
juga pengiriman ikan.

13. Lampu sorot Memberi penerangan


dan pencahayaan dalam
membuat video/foto ikan
koi serta membuat
foto/video serta melihat
kondisi fisik ikan koi.

14. Spawning Sebagai media


brush menempel telur ikan koi
saat memijah.

15. Pisau Sebagai alat pemotong


plastik dan bahan
lainnya.
16. Lodong toples Media penyimpanan
pakan

17. Timbangan Media menimbang pakan


atau sebagai manakar
takaran pakan.
18. Silet Alat untuk membantu
pembentukan pola pada
ikan koi.

27
19. Mesin diesel Alat penyedotan air skala
besar dari sumber air
untuk pengairan kolam
lumpur ataupun
menguras kolam lumpur.

20. Gerobak Arco Sebagai media


mengangkut ikan
packing dan mengangkut
barang.

21. Kardus Sebagai media packing


untuk pengiriman ikan
jarak dekat.

22. Solasi Media merekatkan


kardus pada saat
packing.

23. Garam Penetralan pH air dan


menghidari penyakit
akibat bakteri, dan virus
pada ikan

24. Quarantine Obat karantina


Med

25. Insektisida Sebagai obat


bassa pembasmian hama di
kolam kolam lumpur.

28
26. Moluskisida Sebagai intektisida
seldene atau pembasmi hama
khusus siput.

27. Amox Cell Obat antibiotik untuk


mengatasi penyakit
akibat infeksi bakteri dan
virus pada ikan

28. Kutu Killer Obat untuk membasmi


kutu pada badan ikan

29. Dettol cair Sebagai bahan anastesi


atau bius.

30. Kaporit Sterilisasi kolam setelah


kolam digunakan untuk
penanganan ikan yang
sakit.

31 Sapu lidi Alat untuk mencuci


kolam

29
32. Selang air Sebagai media
mengalirkan air ke bak

33. Kran kecil Sebagai media mengisi


air kolam

34. Pipa penguras Sebagai media untung


kolam menyaring kotoran ikan
saat kolam akan dikuras

35. Tempat duduk Sebagai media untuk


mini duduk saat dilakukan
sortir ikan dan cutting
ikan

36. Alat Sebagai media untuk


penghitung menghitung ikan saat
ikan dilakukannya sortir ikan

37. Mobil pick up Media mengantarkan


barang produksi yang
dalam jumlah banyak.

30
38. Sepeda Motor Sebagai media
mengantarkan barang
produksi dalam jumlah
yang kecil.

Prasaran yang menunjang kegiatan usaha pembesaran ikan koi meliputi :

a. Listrik

Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi di Agung

Koi Farm energi listrik didapat dari PLN. Aliran listrik menjadi prasarana utama

untuk melakukan usaha pembesaran ikan koi. Listrik digunakan sebagai alur

berjalannya usaha budidaya ikan koi seperti filler, lampu, aerator, serta untuk

menghidupkan jaringan wifi. Jika tidak ada listrik dalam usaha pembesaran ikan

koi maka akan banyak kendala yang terjadi.

Gambar 2. Sumber Listrik

Sumber : Data Primer (2023)


b. Air

Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi air sangat

dibutuhkan untuk berjalannya usaha pembesaran ikan koi. Aliran air yang

digunakan dalam usaha pembesaran ikan koi ini didapatkan dari sumber mata air

atau sumur dan aliran air sungai. Aliran air digunakan untuk media mengisi air

kolam, menguras air kolam, dan membersihkan peralatan yang habis digunakan.

31
Gambar 3. Sumber Air

Sumber : Data Primer (2023)

c. Jalan

Dari hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi di Agung

Koi Farm prasarana jalan juga dibtuhkan karena itu faktor utama agar usaha

pembesaran ikan koi dapat berjalan dengan baik dan tanpa kendala. Jalan yang

berada di agung koi farm merupakan jalan yang sudah beraspal dan akses

jalannya juga mudah karena berdekatan dengan jalan raya wates. Jarak tempuh

menuju kediri kota juga tidak jauh saat akan melakukan pengiriman ke stasiun.

Gambar 4. Akses Jalan

Sumber : Data Primer (2023)

4.1.2 Proses Pembesaran

Proses pembesaran ika koi merupakan suatu tahapan atau serangkaian

kegiatan dalam usaha pembesaran ikan koi. Kegiatan Praktik Kerja Lapang

32
dalam usaha pembesaran ikan koi meliputi persiapan kolam, persiapan air,

penebaran benih, pakan, penyotiran, dan panen.

Alur merupakan pola urutan dimana didalamnya terdapat urutan kegiatan

atau tahapan kegiatan secara sistematis dalam melakukan usaha pembesaran

ikan koi. Sedangkan, diagram yang digunakan dalam proses usaha pembesaran

adalah diagram fungsional karena membantu serta dapat mengetahui ilustrasi

setiap tahap proses pembesaran ikan koi. Berikut adalah gambaran singkat alur

dan pembahasan mengenai pembesaran ikan koi :

Pesiapan Persiapan Penebaran


Kolam Air Benih

Penyoftiran Pemberian
dan Panenen Pakan

Gambar 5. Alur Pembesaran Ikan Koi

a. Persiapan Kolam Beton/ Sawah

Persiapan kolam yaitu dengan membersihkan kolam tersebut dengan

kaporit yang direndam selama semalam agar bakteri yang berada dalam kolam

mati. Kemudian dibersihkan dengan sapu lidi dan serok lalu siram dengan air

bersih yang mengalir agar kaporit yang ada di kolam dapat hilang. Tujuan dari

pembersihan ini agar benih ikan yang ditebar di kolam tersebut bisa hidup dan

terhindar dari penyakit atau hama.

b. Persiapan Air

Dalam usaha pembesaran ikan koi tentunya dibutuhkan air namun air yang

dibutuhkan untuk pembesaran ikan koi adalah air yang mengalir di dalam kolam

pembesaran. Tujuannya untuk menjaga kualitas air serta menetralkan air dalam

33
kolam sehingga memiliki sirkulasi air masuk dan keluar karena jika tidak dijaga

atau tidak dikontrol dengan baik akan menyebabkan benih ikan koi banyak yang

mati dengan metode ini dapat mengurangi resiko kematian pada benih ikan koi.

c. Penebaran benih

Penebaran benih ikan koi ke kolam pembesaran yaitu pada umur 2 minggu

dari berupa telur dihitung dari penetasannya yaitu 12 hari. Karena benih ikan koi

yang berumur 12 hari sudah mampu bertahan hidup di kolam pembesaran dan

daya kekebalan tubuhnya sudah terbilang kuat.

d. Pemberian Pakan

Pada benih ikan koi yang berumur 2 hari akan diberi pakan kuning telur,

lalu jika sudah berumur 5 hari sejak penebaran benih ikan koi akan dikasih

makan kutu air, dan jika sudah memasuki umur 1-2 bulan akan dikasih makan

berupa pelet ikan yaitu harmony karena dirasa mampu memberikan bentuk

badan dan warna yang bagus untuk perkembangan ikan koi selama proses

pembesaran ikan koi.

e. Penyortiran dan panen

Penyortiran dilakukan untuk melakukan penyeragaman size dan warna

pada ikan koi karena pada satu kolam belum tentu semua size dan warna ikan

koi akan sama semua tentunya ada ikan koi yang memiliki bentuk badan yang

kecil, warna yang tidak sesuai, dan mengalami cacat. Penyortiran dilakukan

selama enam kali selama proses pembesaran ikan koi sampai panen. Dengan

tujuan saat pemanenan ikan koi memiliki ukuran dan warna yang seragam.

4.2 Aspek Manajemen

Aspek manajemen pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram

meliputi perencanaan (Planning), pengorganisasian (Organizing), penngerakan

(Actuatuating), dan pengawasan (Controlling).

34
4.2.1 Perencanaan (Planning)

Perencanaan yang akan dilakukan dimasa depan atau masa yang akan

mendatang adalah AKF ingin lebih meningkatkan kualitas dan kuantitas ikan koi

dan produk lainnya seperti pakan ikan koi miliknya. Selain itu, AKF juga ingin

meningkatkan kualitas kerja karyawannya agar lebih kompak dalam bekerja serta

disiplin pengadan meningkatkan koordinasi pekerja agar tercapai tujuan yang

diinginkan kedepannya. Dalam usaha pembesaran ikan koi kedepannya dalam 1

siklus ingin ditingkatkan lagi hasil pannnya dengan cara menambah benih ikan

yang biasanya hanya mampu menebar benih 10.000 ekor kedepannya mampu

menebar benih menjadi 15.000 ekor dan selalu mengontrol benih-benih ikan koi

yang berada di kolam agar mengurangi kematian benih ikan, karena benih ikan

koi sangat rentang dan mudah mati. Dengan begitu panen-panen kedepannya

mampu menghasilkan ikan koi lebih banyak lagi dari sebelumnya.

Rencana lain dari AKF untuk kedepannya adalah ingin lebih memperbaiki

pembukuan akuntansi agar dapat mengetahui lebih detail pemasukan dan

pengeluaran yang dilakukan di Agung Koi Farm dengan begitu akan

mempermudah kinerja karyawan bagian administrasi dan AKF. Kedepannya lagi

ingin meningkatkan alat-alat budidaya di Agung Koi Farm agar lebih modern dan

memudahkan para pekerja atau karyawan yang bekerja di Agung Koi Farm.

4.2.2 Pengorganisasian (Organizing)

Pengorganisasian pada usaha pembesaran di Agung Koi Farm yaitu

membentuk struktur organisasi para pekerja dan jobdesk kerja pada masing-

masing karyawan. Pembentukan struktur organisasi ini bertujuan agar karyawan

mempunyai tanggung jawab masing-masing dan untuk mempermudahkan

pekerjaan agar selesai dengan cepat. Dengan begitu karyawan mampu bekerja

dan bertanggung jawab sesuai tugas masing-masing serta menciptakan suasana

35
yang kondusif untuk mendukung berjalanya usaha milik pak Agung yaitu Agung

Koi Farm. Pemilik yaitu pak agung bertugas untuk memberikan arahan kepada

karyawan, seleksi, dan mengayomi karyawannya. Admin AKF bertugas untuk

mencatat pengeluaran, pemasukan, dan pemesanan ikan lewat online. Karyawan

AKF bertugas untuk mengawasi ikan dan keperluan di AKF. Berikut ini adalah

struktur organisasi di Agung Koi Farm :

Struktur Organisasi Agung Koi Farm

Agung Koi Farm

Pak Agung

Mitra Agung Koi Bendahara


Lestari Ibu Mei

Co. Tenaga Kerja Admin


Pak Lan Danang
Staff Kolam
Jaya
Dadang
Dio
Faisal
Dani

Gambar 6. Struktur Organisasi AKF

Pada pembagian kerja diatas menggunakan struktur organisasi fungsional

karena struktur ini umum digunakan untuk organisasi. Dalam pembagian kerja

menggunakan struktur organisasi fungsional sangat berguna agar mengetahui

kinerja dari masing-masing organisasi. Berikut adalah uraian tugas dari struktur

organisasi Agung Koi Farm di atas :

1. Pemilik AKF

36
Agung Wibowo adalah pemilik usaha AKF yang bertugas melakukan

koordinasi dengan mitra, menyusun agenda harian, cutting ikan koi, sortir ikan

koi, dan mengawasi kinerja para pegawai.

2. Mitra

Mitra usaha bertugas melakukan budidaya dalam lingkup lingkungannya,

laporan ke AKF, melaporkan terkait perkembangan ikan koi ke AKF, dan laporan

ke admin terkait kebutuhan selama pembesaran ikan koi.

3. Bendahara

Bu mei selaku bendahara yang bertugas memegang uang dan mengatur

keuangan AKF, dan menerima laporan dari admin terkait kebutuhan di AKF.

4. Sekretaris & Admin

Danang selaku sekretaris dan admin yang bertugas melayani pelanggan,

mencatat barang yang keluar masuk AKF, dan melayani pembelian ikan koi di

AKF

5. Koordinator Tenaga Kerja

Pak Lan selaku koordinator tenaga kerja bertugas memberikan arahan

kepada para pekerja, membagi tugas para pekerja, mengantarkan ikan ke

konsumen secara langsung atau melalui perantara, dan membeli pakan ikan koi

6. Tenaga Kerja

Jaya, Dani, Dio, Dadang, dan Faisal bertugas untuk melakukan pekerjaan

di AKF dan mengantarkan ikan ke konsumen secara langsung atau melalui

perantara.

4.2.3 Penggerakan (Actuating)

Penggerakan dalam usaha pembesaran di Agung Koi Farm ini adalah

pemilik memberikan arahan dan pembagian kerja kepada para karyawan yang

bekerja di Agung Koi Farm sebelum akan diadakan kegiatan kerja. Pembagian

kerja tersebut sudah dicatat dipapa tulis yang terletak di kantor AKF. Pembagian

37
jadwal piket tiap minggunya juga ada dan akan dikasih bonus apa bila mau

melaksanakan piketnya tujuan bonus tersebut agar para karyawan yang bekerja

di AKF bersemangat bekerja dan apabila piket tersebut tidak dilaksanakan maka

akan mendapatkan denda. Motivasi yang diberikan pak Agung selaku pemilik

AKF yaitu setiap karyawannya membantu memasarkan produk milik AKF dan jika

mampu memasarkan produknya akan diberikan reward, tujuan ini untuk

memperluas pangsa pasar AKF agar dapat dikenal masyarakat lebih luas lagi.

AKF memberikan aturan yang cukup ketat untuk para karyawannya yaitu

jadwal kerja mereka yaitu batas maksimal masuk kerja adalah jam 06.45 dan

apabila karyawannya melanggar dan telat masuk kerja akan diberikan denda

tujuannya adalah agar karyawan AKF dapar disiplin saat bekerja. Selain itu, AKF

juga memberikan motivasi kepada karyawannya yaitu jikan mampu menjual ikan

koi dalam jumlah partai maka akan diberikan bonus setiap penjualannya dengan

begitu karyawan yang bekerja di AKF akan semangat bekerja.

4.2.4 Pengawasan (Controlling)

Pengawasan yang dilakukan di AKF adalah melakukan pengawasan

terhadap kinerja karyawan yang bekerja di AKF dengan tujuan mengetahui

kinerja para karyawan sudah sesuai tanggung jawabnya. Selain itu, pengawasan

terhadap ikan-ikan yang berada pada farm Agung Koi Farm antara lain yaitu

pemberian pakan, membersihkan kolam, pengecakan suhu kolam, pergantian air

pada kolam agar meminimalisir terjadinya ikan koi yang sakit, dan mengecek

filter ikan. Pengawasan terhadap sistem administrasi yang meliputi pemasaran

ikan, dan kemitraan atau orang yang bekerjasama dengan AKF.

4.3 Aspek Pemasaran

Aspek manajemen pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram

meliputi daerah pemasaran, teknik pemasaran, dan saluran pemasaran.

38
4.3.1 Daerah Pemasaran

Daerah pemasaran adalah tempat atau tujuan untuk memasarkan hasil

produk dari AKF. Daerah pemasaran AKF sudah sangat luas yaitu hampir

seluruh Indonesia tepatnya sabang sampai merauke mencakup wilayah

Indonesia Palembang, Batam, Makasar, Medan, dan Lampung. Namun ada

beberapa tempat yang tidak bisa dijangkau dalam memasarkan produknya yaitu

seperti pulau-pulau kecil, karena dapat membahayakan kematian pada ikan koi

bila dikirim terlalu jauh dan tentunya memakan biaya yang cukup mahal. Peminat

konsumen banyak sekali dari indonesia yang ingin membeli ikan di AKF karena

produk dari AKF mempunyai kualitas yang sangat baik dan dapat dipercaya oleh

para konsumen.

4.3.2 Teknik Pemasaran

Teknik pemasaran yang dilakukan di AKF ada 3 jenis yaitu melalui online,

offline, dan saat ada diadakannya kontes ikan koi. Melalui online yaitu dilakukan

dengan media youtube dengan melakukan siaran langsung dan Instagram,

Facebook, serta WhatsApp karena dirasa media ini cukup mempermudahkan

AKF saat akan melakukan pemasaran dengan media online dan juga produk

AKF akan lebih banyak dikenal oleh masyarakat lebih luas lagi.

Gambar 7. Media Penjualan Online

Teknik pemasaran Offline yaitu konsumen atau pembeli dapat membeli

secara langsung atau datang langsung ke AKF dan dapat memilih secara

39
langsung ikan-ikan koi yang diinginkan. Teknik pemasaran dengan kontes ikan

merupakan sebuah event yang dilakukan para penghobi ikan-ikan hias

khususnya ikan koi di sini selain ikan koi digunakan sebagai kontes juga mampu

memberikan peluang untuk menjual belikan ikan koi.

AKF sendiri merupakan sebuah usaha budidaya ikan koi yang memiliki ikan

dengan kualitas yang sangat baik maka dari itu teknik pemasaran yang

digunakan juga ada banyak jenis karena akan mempermudahkan AKF untuk

memasarkan produknya dan membesarkan nama AKF. Selain

mempermudahkan dalam pemasarannya teknik pemasaran secara online,

offline, dan kontes ikan koi merupakan tujuan utama pak Agung selaku pemilik

AKF agar usaha yang dimilikinya dapat berjalan dengan stabil dan lancar dalam

pemasarannya.

4.3.3 Saluran Pemasaran

Berdasarkan hasil dari Praltik Krja Lapang di Agung Koi Farm (AKF)

memiliki saluran pemasaran sebagai berikut :

a. Saluran pemasaran 1

Konsumen/
AKF
Penghobby ikan koi

Pada saluran pemasaran pertama adalah Akf menjual langsung produknya

kepada konsumen. Konsumen yang membeli adalah konsumen yang mencari

ikan tidak lulus seleksi dan akan dijual lagi oleh konsumen tersebut. Ikan yang

akan dijual lagi oleh konsumen mempunyai harga yang bervariasi tergantung

pada ukuran ikan koi. Konsumen biasanya membeli ikan yang ukuran 3-5 cm, 6-

10 cm, dan 11-15 cm. Khusus penghobi ikan yang dijual dari ukuran 15 hingga

lebih dari 50 cm dan dengan motif, bentuk, gradasi yang lain dari pasar.

b. Saluran pemasaran 2

40
Reseller/
AKF Konsumen
Petani

Saluran pemasaran kedua AKF menjual ikan koi hasil budidayanya kepada

treseller atau petani kemudian akan dijual lahgi ke konsumen akhir. Reseller atau

petani biasanya mencari ikan-ikan yang berukuran 20-50 cm dan akan dijual

kembali dengan harga yang diinginkan mereka. Reseller yang mencari ikan ke

AKF biasanya membeli dengan jumlah partai atau jumlah yang banyak karena

harga jual yang diberikan akan lebih murah daripada membeli satuan.

4.3.4 Margin Pemasaran

Margin pemasaran selisih antara dua harga pasar dan dapat didefinisikan

sebagai selisih antara harga yang dibayarkan konsumen dengan harga yang

diterima produsen. Selisih tersebut didasarkan banyaknya biaya yang ditetapkan

stakeholder yang terlibat dalam saluran pemasaran. Makin panjang saluran

pemasaran maka nilai marginnya juga semakin besar. Semakin kecil persentasi

margin pemasaran yang dihasilkan maka semakin menguntungkan produsen.

Adapun rincian margin pemasaran di Agung Koi Farm sebagai berikut :

a. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

3-5 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 200 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 3-5 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 1.000 per ekornya. Margin untuk ikan koi

ukuran 3-5 cm dapat dilihat pada tabel 3.

Tabel 3. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 3-5 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 200

41
Reseller → 80%
Konsumen
Rp.1.000 Rp. 800
Total Rp. 800

b. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

10-12 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 5.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 10-12 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 8.000 per ekornya. Margin untuk ikan koi

ukuran 10-12 cm dapat dilihat pada tabel 4.

Tabel 4. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 10-12 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 500
Reseller → 30%
Konsumen Rp.8.000 Rp. 3.000
Total Rp. 3.000

c. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

13-15 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 8.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 13-15 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 10.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 13-15 cm dapat dilihat pada tabel 5.

Tabel 5. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 13-15 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 8.000
Reseller → 6%

42
Konsumen Rp.10.000 Rp. 2.000
Total Rp. 2.000

d. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

16-18 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 10.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 16-18 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 15.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 16-18 cm dapat dilihat pada tabel 6.

Tabel 6. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 16-18 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 10.000
Reseller → 2%
Konsumen Rp.15.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000

e. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

18-20 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 15.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 18-20 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 20.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 18-20 cm dapat dilihat pada tabel 7.

Tabel 7. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 18-20 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 15.000
Reseller → 0,50000%
Konsumen Rp.20.000 Rp. 5.000

43
Total Rp. 5.000

f. Margin Pemsaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

20-25 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 35.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 20-25 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 50.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 20-25 cm dapat dilihat pada tabel 8.

Tabel 8. Margin Pemsaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 20-25 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 35.000
Reseller → 0,15000%
Konsumen Rp.50.000 Rp. 15.000
Total Rp. 15.000

g. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

26-30 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 70.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 26-30 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 100.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 26-30 cm dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 26-30cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 70.000
Reseller → 0,04500%
Konsumen Rp.100.000 Rp. 30.000

44
Total Rp. 30.000

h. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

30-35 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 150.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 30-35 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 200.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 30-35 cm dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 30-35 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 150.000
Reseller → 0,01125%
Konsumen Rp.200.000 Rp. 50.000
Total Rp. 50.000

i. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

35-40 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 400.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 35-40 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 500.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 35-40 cm dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 35-40 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 400.000
Reseller → 0,00225%
Konsumen Rp.500.000 Rp. 100.000
Total Rp. 100.000

45
j. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

40-45 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 750.000 untuk satu ekornya.

Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 40-45 cm yang telah

dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 900.000 per ekornya. Margin untuk ikan

koi ukuran 40-45 cm dapat dilihat pada tabel 12.

Tabel 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 40-45 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 750.000
Reseller → 0.00038%
Konsumen Rp.900..000 Rp. 150.000
Total Rp. 150.000

k. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm

Berdasarkan Hasil dari Praktik Kerja Lapang harga ikan koi dengan ukuran

45-50 cm yang dibeli dari AKF adalah sebesar Rp. 20.000.000 untuk satu

ekornya. Sedangkan, pada petani ikan atau reseller ikan koi ukuran 45-50 cm

yang telah dibeli dari AKF dijual dengan harga Rp. 21.000.000 per ekornya.

Margin untuk ikan koi ukuran 45-50 cm dapat dilihat pada tabel 13.

Tabel 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 45-50 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 20.000.000
Reseller → 0,00002%
Konsumen Rp.
Rp.21.000.000
21.000.000

46
Rp.
Total
21.000.000

4.4 Aspek Finansial

Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Fram

meliputi permodalan, biaya produksi, penerimaan, keuntungan, R/C ratio, BEP,

rentabilitas, dan margin pemasaran.

4.4.1 Permodalan

Modal yang didapat dari usaha pembesaran ikan koi di AKF adalah modal

sendiri. Modal tersebut digunakan untuk memperlancar usaha yang didirikan pak

Agung selaku pemilik AKF. Modal terdiri dari modal tetap, modal lancar, dan

modal kerja. Modal tetap yang dikeluarkan AKF untuk usaha pembesaran ikan

koi yaitu sebesar Rp. 127.270.750 modal tetap sebagai modal yang dikeluarkan

dalam proses usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm. Modal lancar

adalah modal yang dikeluarkan selama 1 tahun yaitu sebesar Rp.422.117.200.

Modal kerja yang dikeluarkan selama 1 tahun di Agung Koi Farm yaitu sebesar

Rp. 473.170.750. (Lampiran 1. Hasil Perhitungan).

4.4.2 Biaya Produksi

Biaya produksi diperoleh dari hasil penjumlahan biaya tetap dengan biaya

variabel. Biaya variabel yang diperoleh dalam satu tahun produksi sebesar Rp.

671.806.000 sedangkan biaya tetap yang diperoleh yang diperoleh dalam satu

satuan produksi adalah sebesar Rp. 308.430.750. Total biaya produksi yang

dikeluarkan dalam setahun adalah sebesar Rp. 980.236.750 jumlah tersebut

yang selalu dikeluarkan untuk biaya usaha pembesaran ikan koi. (Lampiran 2.

Hasil Perhitungan).

47
4.4.3 Penerimaan

Hasil penerimaan yang diperoleh AKF didapatkan dari perkalian harga

produk dengan jumlah produk. Dalam usaha pembesaran ikan koi menghasilkan

produk yaitu ikan koi ukuran 3-5 cm sebanyak 80.000 ekor, berukuran 10-12 cm

sebanyak 30.000 ekor, berukuran 13-15 cm sebanyak 14.000 ekor, berukuran

16-18 cm sebanyak 5.000 ekor, berukuran 18-20 cm sebanyak 3.000 ekor,

berukuran 20-25 cm sebanyak 1.200 ekor, berukuran 26-30 cm sebanyak 500

ekor, berukuran 30-35 cm sebanyak 200 ekor, berukuran 35-40 cm sebanyak

100 ekor, ukuran 40-45 cm sebanyak 50 ekor, dan berukuran 45-50 cm

sebanyak 50 ekor. Total penerimaan usaha pembesaran ikan koi di AKF sebesar

Rp. 1.557.500.000 selama satu tahun produksi. (Lampiran 3. Hasil Perhitungan)

4.4.4 R/C Ratio

Perhitungan R/C ratio yang diperoleh menunjukkan bahwa usaha

pembesaran di Agung Koi Farm menguntungkan lantaran R/C ratio yang

diperoleh yaitu sebesar 1,59 >1, sehingga dikatakan layak atau menguntungkan.

Apabila R/C ratio yang diperoleh <1 maka usaha tersebut dikatakan tidak

menguntungkan atau mengalami kerugian. Namun apabila R/C ratio =1 maka

dapat dikatakan bahwa usaha tersebut impas yaitu tidak rugi dan tidak untung.

(Lampiran 8. Hasil Perhitungan)

4.4.5 Keuntungan

Pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm keuntungan yang

diperoleh yaitu sebesar Rp. 577.263.250 untuk produksi selama satu tahun.

Dengan memperoleh keuntungan tersebut dikatakan layak namun hasil yang

diperoleh dalam 1 tahun tentunya akan berubah-ubah setiap tahunnya. Apabila

keuntungan yang diperoleh AKF sedikit maka usaha tersebut dapat dikatakan

rugi, karena keuntungan sangat penting untuk menjalankan suatu usaha guna

48
untuk roda atau pendorong usaha tersebut atau memutarkan uang. (Lampiran 7.

Hasil Perhitungan)

4.4.6 Rentabilitas

Rentabilitas yang didapat menunjukkan bahwa usaha pembesaran ikan koi

di AKF mampu menghasilkan laba sebesar 122% selama periode tertentu. Hasil

dari rentabilitas tersebut diharapkan mampu memberikan investasi untuk

membangun dan mengembangkan usaha. Usaha pembesaran di AKF ini

dikatakan layak lantaran nilai rentabilitas yang dihasilkan lebih tinggi dari nilai

suku bunga bank yaitu 12%. (Lampiran 9. Hasil Perhitungan)

4.4.7 BEP

Berdasarkan perhitungan pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi

Farm didapatkan penerimaan ikan koi dengan berukuran 3-5 cm sebesar Rp.

16.000.000 yang artinya sudah melebihi dari nilai BEP sales yang dimiliki yakni

sebesar Rp.5.71.780 dan untuk jumlah produksi memperoleh hasil 80.000 ekor

artinya sudah melebihi BEP unit dengan jumlah 27.859 ekor. Penerimaan ikan

koi dengan berukuran 10-12 cm sebesar Rp. 150.000.000 yang artinya sudah

melebihi dari BEP sales Rp. 52.235.436 dan untuk jumlah produksinya

memperoleh hasil 30.000 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah

10.447 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 13-15 cm sebesar Rp.

112.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 39.002.459 dan

untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 14.000 ekor artinya sudah melebihi

BEP Unit dengan jumlah 4.875 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 16-

18 cm sebesar Rp. 50.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp.

17.411.812 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 5.000 ekor artinya

sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 1.741 ekor. Penerimaan ikan koi

dengan berukuran 18-20 cm sebesar Rp. 45.000.000 yang artinya sudah

melebihi dari BEP sales Rp. 15.670.631 dan untuk jumlah produksinya

49
memperoleh hasil 3.000 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah

1.045 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 20-25 cm sebesar Rp.

42.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 14.625.922 dan

untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 1.200 ekor artinya sudah melebihi

BEP Unit dengan jumlah 418 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 26-30

cm sebesar Rp. 35.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp.

10.447.087 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 500 ekor artinya

sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 70 ekor. Penerimaan ikan koi dengan

berukuran 30-35 cm sebesar Rp. 30.000.000 yang artinya sudah melebihi dari

BEP sales Rp. 12.188.268 dan untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 200

ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 174 ekor. Penerimaan ikan

koi dengan berukuran 35-40 cm sebesar Rp. 40.000.000 yang artinya sudah

melebihi dari BEP sales Rp. 13.929.450 dan untuk jumlah produksinya

memperoleh hasil 100 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan jumlah 35

ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 40-45 cm sebesar Rp. 37.500.000

yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 13.058.859 dan untuk jumlah

produksinya memperoleh hasil 50 ekor artinya sudah melebihi BEP Unit dengan

jumlah 17 ekor. Penerimaan ikan koi dengan berukuran 45-50 cm sebesar Rp.

1.000.000.000 yang artinya sudah melebihi dari BEP sales Rp. 348.236.240 dan

untuk jumlah produksinya memperoleh hasil 50 ekor artinya sudah melebihi BEP

Unit dengan jumlah 17 ekor. Dari hasil yang telah didapatkan keseluruhan hasil

melebihi titik impas atau dapat dikatakan keseluruhan hasil melebihi nilai BEP,

maka usaha ini dapat dikatakan untung. (Lampiran 4. Hasil Perhitungan)

50
4.5 Faktor pendukung dan penghambat usaha pembesaran ikan koi

Dalam mendirikan usaha pembesaran ikan ikan koi tentunya AKF memiliki

faktor yang mendukung berjalnnya usahanya dan faktor penghambat. Berikut

adalah faktor pendukung dan penghambat AKF.

4.5.1 Faktor Pendukung

1. Lokasi Strategis

Memiliki lokasi usaha yang strategis sehingga memperlancar dan

mempermudah akses berjalannya usaha pembesaran ikan koi di AKF dan

memiliki sumber air yang jernih serta kualitas airnya yang baik untuk usaha

pembesaran ikan koi.

2. Produk Berkualitas

Indukan yang berkualitas merupakan salah satu faktor pendukung dari

usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm dengan begitu akan

menghasilkan benih-benih ikan koi yang berkualitas. Kualitas pakan ikan

yang bagus dan baik menjadi salah satu faktor pendukung dalam usaha

pembesaran ikan koi di AKF dan memiliki indukan ikan koi yang berkualitas

sehingga banyak konsumen yang mempercayai AKF dan membangun

kerjasama berupa mitra karena benih ikan koi yang berkualitas.

3. Lahan Luas

Lahan yang luas merupakan faktor pendukung yang mendukung

berjalannya usaha pembesaran ikan koi di AKF, AKF memiliki lahan yang

cukup luas sehingga mampu digunakan untuk usaha pembesaran ikan koi.

Selain itu, memiliki pengalaman yang cukup luas serta mampu

mempekerjakan karyawan menjadi disiplin sehingga memberikan hasil

yang optimal.

51
4.5.2 Faktor Penghambat

1. Faktor Cuaca

Cuaca yang tidak menentu menyebabkan ikan banyak yang sakit dan saat

musim pemijahan banyak ikan yang tidak bisa bertelur sehingga menjadi

menjadi penghambat dalam proses pembesaran ikan dan ikan yang dapat

dibesarkan hanya sedikit.

2. Hama dan Kutu Ikan Koi

Banyaknya siput atau udang di kolam termasuk hama yang dapat

menghambat pertumbuhan ikan koi karena makanan ikan koi akan

dimakan oleh udang dan siput sedangkan untuk benih ikan koi yang masih

kecil-kecil akan dimakan oleh siput dan udang dan mengakibatkan banyak

kematian pada benih ikan koi dan menyebabkan hasil panen ikan koi

menjadi sedikit. Ikan koi terserang kutu ada dua jenis kutu yaitu kutu kura-

kura dan kutu jarum yang berbahaya adalah kutu jarum dapat

menyebabkan luka pada sisik ikan koi dan akan mengalami kerusakan

pada sisiknya. Ikan yang sakit atau mati jika tidak segera ada penanganan

akan menular dengan sangat cepat di kolam.

3. Ukuran Kolam Yang Tidak Sesuai

Ukuran kolam juga menjadi faktor penghambat karena jika ukuran kolam

tidak sesuai maka akan menghambat masa pertumbuhan ikan koi yang

seharusnya ikan koi berumur 2 tahun mempunyai ukuran 60 cm dengan

ukuran kolam yang tidak sesuai menjadi menjadikan ukuran ikan koi lebih

kecil padahal sudah berumur tua. Pada umumnya kolam yang tidak sesuai

ini sering terjadi pada kolam milik mitra yang bekerjasama dengan AKF.

Faktor ini dapat menyebabkan kerugian bagi AKF dan mitra sendiri.

52
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang pada usaha pembesaran ikan koi

di Agung Koi Farm dapat disimpulkan bahwa :

1. Aspek teknis pada usaha pembesaran ikan koi di AKF terdiri dari sarana

prasarana dan alur atau proses pembesaran ikan koi. Tahapan pembesaran

ikan koi yaitu persiapan kolam beton atau sawah, persiapan air dan menjaga

kualitas air, penebaran benih, pemberian pakan, dan yang terakhir adalah

proses sortir serta panen.

2. Aspek manajemen AKF terdiri dari Perencanaan (planning) yaitu lebih

meningkatkan kuantitas dan kualitas ikan koi serta meningkatkan kualitas

karyawan AKF. Pengorganisasian (organizing) guna untuk pembagian tugas

kerja karyawan dan membagi jadwal piket. Penggerakan (actuating)

meningkatkan kinerja karyawan dan strategi memasarkan ikan koi.

Pengawasan (controlling) mengawasi kinerja para karyawan sudah sesuai

atau belum serta mengontrol pembesaran ikan koi.

3. Aspek pemasaran pada usaha pembesaran di AKF yaitu teknik pemasaran,

daerah pemasaran, dan saluran pemasaran. Teknik pemasaran yang

digunakan 3 jenis membeli secara offline, membeli lewat online, dan saat

diadakan lelang atau kompetisi ikan koi.

4. Aspek finansial pada usaha pembesaran ikan koi di Agung Koi Farm adalah

biaya total sebesar Rp. 980.236.250. Total biaya keuntungan sebesar Rp.

577.263.250. Total R/C ratio sebesar 1,59. Total BEP sales mix sebesar Rp.

524.377.947. Total Rentabilitas dari usaha pembesaran koi di Agung Koi


Farm adalah sebesar 122% maka dapat disimpulkan bahwa usaha

pembesaran ikan koi yang dilakukan di Agung Koi Farm layak dilakukan

karena lebih tinggi dari tingkat suku bunga yaitu 12%. Dapat disimpulkan

dari nominal yang diperoleh dari usaha pembesaran di AKF menunjukkan

bahwa usaha tersebut menguntungkan.

5. Faktor pendukung pada usaha pembesaran ikan koi di AKF mampu

mendukung kelancaran usaha pembesaran ikan koi seperti lokasi yang

strategis, produk yang berkualitas, dan memiliki lahan yang luas,

sedangkan faktor penghambat adalah faktor cuaca, hama ikan koi, dan

ukuran kolam yang tidak sesuai dan kutu pada ikan koi. Jika di AKF

mampu ditangani dengan dengan baik dan benar para karyawan kompak

untuk mengelola penyebab hambatan tersebut.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil Praktik Kerja Lapang yang telah dilakukan, penulis

memberikan saran yang bersifat membangun untuk AKF. Saran yang diberikan

mengacu pada faktor penghambat yang telah diuraikan, maka dapat diberikan

saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya pengawasan dalam usaha pembesaran ikan karena masih

kurangnya pengawasan pada AKF dan masih banyaknya ikan yang sakit

akibat cuaca namun tidak ketahuan akhirnya banyak ikan mati. Kontrol air

juga diperlukan namun AKF masih belum mempunyai kontrol air diperlukan

guna untuk mengetahui kualitas air pada kolam.

2. Mengontrol pembuatan kolam agar sesuai dengan ukuran yang sudah

ditetapkan dalam usaha pembesaran ikan koi.

3. Pemberian obat pembasmi hama sebelum dilakukannya penebaran benih

54
atau pemindahan ikan koi ke kolam pembesaran bertujuan hama udang,

siput, dan kutu mati. Setelah pemberian obat hama dan kutu kolam

dibersihkan serta diisi dengan air baru agar benih ikan koi tidak mati terkena

obat pembasmi hama.

55
DAFTAR PUSTAKA

Agustinova, D. E. (2017). Penerapan Kurikulum 2013 pada mata pelajaran


sejarah pada Sekolah Menengah Atas. Jurnal Pendidikan Dan Sejarah.

Amri, K. (2017). Pengaruh Pembentukan Modal Dan Ekspor Terhadap


Pertumbuhan Ekonomi Indonesia. Economac, 1(1), 1-16.

Anggraeni, D. Z. (2020). Pembelajaran blended learning berbasis schoology


pada mata kuliah Pendidikan Agama Islam. Indonesian Journal of Islamic
Education, 7(1), 56-69.

Arikunto, S. (2016). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Astina, S. T. (2016). Analisis Segmentatiion, Targeting, dan Positioning dalam


Rangka Meningkatkan Daya Saing Melalui Strategi Pemasaran di Toko
Pia Cap Mangkok Cabang Semeru. Administrasi Bisnis, 39(2), 57-66.

DERIYANTI, A. (2016). Korelasi Kualitas Air dengan Prevalensi Myxobolus pada


Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Sentra Budidaya Ikan Koi Kabupaten Blitar,
Jawa Timur . Doctoral dissertation, Universitas Airlangga.

Fasya, N. A. (2019). Analisis Rentabilitas untuk Mengetahui Efektivitas


Penggunaan Modal dalam Menghasilkan Laba pada PT. Bank Central
Asia Tbk. . Jurnal Inovasi Bisnis dan Manajemen Indonesia,, 1(2).

Fauzan, M. (2017). Pengaruh Stress Dan Kepemimpinan Terhadap Kinerja


Perawat Di Rumah Sakit Umum Daerah Pematangsiantar. Jurnal
Wawasan Manajemen, 5(1), 89-106.

Fauzi, P. M. (2019). Analisis kelayakan serta perancangan aplikasi website pada


Startup Digital Creative Fotografi berdasarkan aspek pasar, aspek teknis,
dan aspek finansial. Jurnal INTECH Teknik Industri Universitas Serang
Raya, 5(2), 60-66.

Firdausi, A. P. (2020). Protozoa Ektoparasitik pada Ikan Koi Cyprinus carpio di


Daerah Sukabumi. Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia,, 8(1), 50-57.

Hasanah, H. (. (2017). eknik-teknik observasi (sebuah alternatif metode


pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial). At-Taqaddum, 8(1), 21-46.

Hutagalung, M. A. (2019). Analisa pembiayaan gadai emas di pt. Bank syari’ah


mandiri kcp setia budi. Al-Qasd Islamic Economic Alternative, 1(1), 116-
126.

In, A. W. (2019). Pengaruh kompetensi dan independensi terhadap kualitas audit


dengan etika auditor sebagai variabel pemoderasi. Ilmu dan Riset
Akuntansi (JIRA).

56
Jannah, D. R. (2019). Analisis Pengelolaan Kas Masjid Agung Baing Yusuf
Kabupaten Purwakarta (Ditinjau Dari Aspek Manajemen Dan Alokasinya).
EKSISBANK (Ekonomi Syariah dan Bisnis Perbankan), 3(2), 136-147.

Jayanti, E. &. (2019). Pengaruh Penetapan Total Cost (TC), Total Revenue (TR),
Dan Break Even Point (BEP) Terhadap Laba pada PT. Indocement
Tunggal Prakarsa Tbk. . Jurnal Ekonomi,, 1-12.

Kartikasari, F. (. (2017). ekan dan Partisipasi Mahasiswa terhadap Aktivitas


Kampus Universitas Airlangga. LIBRI-NET, 6(3), 45-46.

Khaatimah, H. &. (2017). Efektivitas model Pembelajaran cooperative integrated


reading and composition terhadap hasil belajar. Jurnal Teknologi
Pendidikan. Jurnal Penelitian dan Pengembangan Pembelajaran, 2(2),
76-87.

Martusa, R. &. (2016). Penerapan Biaya Standar Terhadap Pengendalian Biaya


Produksi: Studi Kasus pada CV Sejahtera Bandung. Akurat Jurnal Ilmiah
Akuntansi,, 7, 1-20.

Nugroho, A. Y. (2021). Proyeksi Bep, Rc Ratio Dan R/L Ratio Terhadap


Kelayakan Usaha (Studi Kasus Pada Usaha Taoge di Desa Wonoagung
Tirtoyudo. Journal Koperasi dan Manajemen, 2(1), 26-37.

Pane, R. N. (2020). Etnomatematika Pada Rumah Bolon Batak Toba. Prosiding


Seminar Nasional Matematika, 5, 384-390.

Putriana, N. T. (2015). The Influence of Additional Red Pepper (Capsicum


annuum) Juice in Fish Feed To Koi Fish’s (Cyprinus carpio) Color
Brightness Level. Jurnal Ilmiah Perikanan dan Kelautan, Universitas
Airlangga., Vol. 7, No. 2.

Saadati, B. A. (2019). Analisis pengembangan budaya literasi dalam


meningkatkan minat membaca siswa di sekolah dasar. Jurnal pendidikan
dan pembelajaran Dasar, 6(2), 151-164.

Siyoto, S. &. (2015). Dasar Metodologi Penelitian. Literasi Media Publishing.

Suhardi, M. (2016). Analisis Break Event Point (BEP) Usaha Ikan Asin di Desa
Tanjung Aru Kecamatan Tanjung Harapan Kabupaten Pase. eJournal
Asministrasi Bisnis, 4(1), 142-156.

Wafirotin, K. Z. (2015). Persepsi Keuntungan Menurut Pedagang Kaki Lima di


Jalan Baru Ponorogo. Jurnal Ekuilibrium, 13(2), 24-36.

Winarko, S. P., & Astuti, P. (2018). Analisis Cost-Volume-Profit Sebagai Alat


Bantu PerencanaanLaba (Multi Produk) pada Perusahaan Pia Latief
Kediri. Jurnal Nusamba, 3(2), 9-21.

Yuliani, W. (2018). Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif Dalam Perspektif


Bimbingan Dan Konseling. Jurnal Quanta, 2(2), 83-91.

57
LAMPIRAN

Lampiran 1. Hasil Perhitungan

a. Modal Tetap

Modal Tetap
Jumlah Harga Satuan Penyusutan/Tahun
No. Jenis Barang Umur Teknis Harga Total (Rp)
(Unit) (Rp) (Rp)
1 Kolam Beton Karantina 20 12 15.000.000 300.000.000 25.000.000
2 Kolam Beton Filter 5 12 15.000.000 75.000.000 6.250.000
3 Kolam lumpur/sawah 19 12 45.000.000 855.000.000 71.250.000
4 Bak Fiber Karantina 10 5 1.500.000 15.000.000 3.000.000
5 Bak Bulat 2 5 1.400.000 2.800.000 560.000
6 Bak Ukur 3 5 500.000 1.500.000 300.000
7 Jaring Ikan 6 5 70.000 420.000 84.000
8 Genset 1 10 1.500.000 1.500.000 150.000
9 Air Pump 6 8 300.000 1.800.000 225.000
10 Tas Obrok 2 8 80.000 160.000 20.000
11 Ember Ayak 5 2 35.000 175.000 87.500
12 Tabung Oksigen 6 12 1.500.000 9.000.000 750.000
13 Lampu Sorot 2 8 85.000 170.000 21.250
14 Spawing Brush 16 8 15.000 240.000 30.000
15 Pisau 2 8 25.000 50.000 6.250
16 Toples 1 5 35.000 35.000 7.000
17 Timbangan 1 10 250.000 250.000 25.000

58
18 Mesin Diesel 2 8 4.000.000 8.000.000 1.000.000
19 Artco 1 4 800.000 800.000 200.000
20 Sapu lidi 2 4 15.000 30.000 7.500
21 Selang Air 1 12 45.000 45.000 3.750
22 Kran Aerator 65 10 1.500 97.500 9.750
23 Kran Besar 10 10 12.000 120.000 12.000
24 Kran kecil 10 4 10.000 100.000 25.000
25 Pipa penguras kolam 18 8 20.000 360.000 45.000
26 Tempat duduk mini 2 4 20.000 40.000 10.000
27 Alat penghitung ikan 1 4 125.000 125.000 31.250
28 Gunting 2 4 15.000 30.000 7.500
29 Culing 4 2 10.000 40.000 20.000
30 Sabit 1 2 50.000 50.000 25.000
31 Timba 2 2 20.000 40.000 20.000
32 Mobil pick up 1 10 135.000.000 135.000.000 13.500.000
33 Seser Benih 2 0,5 7.000 14.000 28.000
34 Seser Besar 5 2 40.000 200.000 100.000
35 Pompa Air Sumur 2 5 450.000 900.000 180.000
36 Water Pupm 15 10 100.000 1.500.000 150.000
37 Pel Karet 3 1 12.000 36.000 36.000
38 Set Boot 8 10 190.000 1.520.000 152.000
39 Computer 1 5 5.000.000 5.000.000 1.000.000
40 Printer 1 5 1.800.000 1.800.000 360.000
41 Meja + Kursi 2 10 750.000 1.500.000 150.000
42 Alat Tulis Kantor 1 5 400.000 400.000 80.000
43 Papan Tulis Besar 1 5 500.000 500.000 100.000
44 Papa Tulis Kecil 1 5 70.000 70.000 14.000

59
45 Tong Pakan 2 5 100.000 200.000 40.000
46 Tandon Air 1 10 3.100.000 3.100.000 310.000
47 Sepeda motor 1 10 18.000.000 18.000.000 1.800.000
48 Mesin Absensi 1 10 880.000 880.000 88.000
Total Rp 1.443.597.500 Rp 127.270.750

60
b. Modal Lancar

Modal Lancar
Jumlah Harga Satuan
No. Jenis Barang Jumlah Bulan Harga Total (Rp)
(Unit) (Rp)
1 Indukan 2 18.000.000 36.000.000
2 Pejantan 4 16.000.000 64.000.000
3 Kardus Pack 50 12 15.000 9.000.000
4 Lakban 1 12 10.000 120.000
5 Garam 10 12 230.000 27.600.000
6 Quarantine Med 6 12 30.000 2.160.000
7 PK 500gr 1 12 130.000 1.560.000
8 Insektisida bassa 5 12 12.000 720.000
9 Moluskisida seldene 5 12 30.000 1.800.000
10 Amox Cell 5 12 35.000 2.100.000
11 Kutu kiler 4 12 25.000 1.200.000
12 Kaporit 1 12 50.000 600.000
13 Dettol Cair 1 12 29.000 348.000
14 Pakan Ikan:
KAE 12 12 550.000 79.200.000
Harmony 20 12 200.000 48.000.000
Hiroyuki Merah 19 12 300.000 68.400.000
Hiroyuki Kuning 12 12 220.000 31.680.000
Fengli 2 12 190.000 4.560.000
PF 1000 1 12 195.000 2.340.000
Telur Ayam 24 2.500 60.000
Mrutu 24 20.000 480.000

61
234.720.000
15 Spidol 1 12 7.000 84.000
16 Kertas Absensi 7 12 300 25.200
17 Plastik Packing 15 12 85.000 15.300.000
18 Karet 5 12 20.000 1.200.000
19 Bahan Bakar 195 12 10.000 23.400.000
20 Silet Pack 3 12 5.000 180.000
Total 422.117.200

62
c. Modal Kerja

Modal Kerja
Waktu Dalam
Jumlah
No. Jenis Barang Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp) 1 Tahun JumlahTotal (Rp)
(Unit)
Berapa Kali
1 Penyusutan - 127.270.750 127.270.750 1 127.270.750
2 Biaya Pemeliharaan - 3.000.000 3.000.000 1 3.000.000
3 Gaji Tenaga Kerja 7 1.500.000 10.500.000 12 126.000.000
4 Bonus - 10.000.000 10.000.000 12 120.000.000
5 Biaya Internet - 300.000 300.000 12 3.600.000
6 Biaya Listrik - 4.000.000 4.000.000 12 48.000.000
7 Plastik Packing 15 85.000 1.275.000 12 15.300.000
8 Karet 5 20.000 100.000 12 1.200.000
9 Isi Ulang Tabung O2 6 300.000 1.800.000 3 5.400.000
10 Bahan Bakar 195 10.000 1.950.000 12 23.400.000
Total Rp 146.485.750 Rp 160.195.750 Rp 473.170.750

63
Lampiran 2. Biaya Produksi

a. Biaya Variabel

Biaya Variabel
No. Jenis barang Jumlah Jumlah Bulan Harga Satuan (Rp) Harga Total (Rp)

1 Kardus Pack 50 12 15.000 9.000.000


2 Lakban 1 12 10.000 120.000
3 Garam 10 12 230.000 27.600.000
4 Quarantine Med 6 12 30.000 2.160.000
5 PK 500gr 1 12 130.000 1.560.000
6 Insektisida bassa 5 12 12.000 720.000
7 Moluskisida seldene 5 12 30.000 1.800.000
8 Amox Cell 5 12 35.000 2.100.000
9 Kutu kiler 4 12 25.000 1.200.000
10 Dettol Cair 1 12 29.000 348.000
11 Kaporit 1 12 50.000 600.000
12 Karet 5 12 20.000 1.200.000
13 Telur Ayam 24 2.500 60.000
14 Mrutu 24 20.000 480.000
15 KAE 12 12 550.000 79.200.000
16 Harmony 20 12 200.000 48.000.000
17 Hiroyuki Merah 19 12 300.000 68.400.000
18 Hiroyuki Kuning 12 12 220.000 31.680.000
19 Fengli 2 12 190.000 4.560.000
20 PF 1000 1 12 195.000 2.340.000
21 Isi Ulang Tabung O2 1 12 300.000 3.600.000

64
22 Plastik Pack 15 12 85.000 15.300.000
23 Kertas Absensi 7 12 500 42.000
24 Bahan Bakar 195 12 10.000 23.400.000
25 Gaji Tenaga Kerja 7 12 1.500.000 126.000.000
26 Bonus 12 10.000.000 120.000.000
27 Silet 3 12 7.000 252.000
28 spidol 1 12 7.000 84.000
29 Indukan 2 18.000.000 36.000.000
30 Pejantan 4 16.000.000 64.000.000
Jumlah Rp 48.203.000 Rp 671.806.000

65
b. Biaya Tetap

Biaya Tetap
Harga Satuan 1 tahun
No. Jenis Barang Satuan Harga Total (Rp) JumlahTotal (Rp)
(Rp) berapa kali
1 Penyusutan - 127.270.750 127.270.750 1 127.270.750
2 Biaya pegawai 7 1.500.000 10.500.000 12 126.000.000
3 Biaya Pemeliharaan - 3.000.000 3.000.000 1 3.000.000
4 Biaya listrik - 4.000.000 4.000.000 12 48.000.000
5 Biaya PBB 560.000 560.000 1 560.000
6 Biaya internet - 300.000 300.000 12 3.600.000
Jumlah Rp 145.630.750 308.430.750

66
Lampiran 3. Penerimaan

Penerimaan
Total Harga / Unit
No. Produk Penerimaan (Rp) Persentase
Penjualan (Rp)
1 Ikan koi ukuran 3-5cm 80.000 200 16.000.000 1%
2 Ikan koi ukuran 10-12cm 30.000 5.000 150.000.000 10%
3 Ikan koi ukuran 13-15 cm 14.000 8.000 112.000.000 7%
4 Ikan koi ukuran 16-18 cm 5.000 10.000 50.000.000 3%
5 Ikan koi ukuran 18-20 cm 3.000 15.000 45.000.000 3%
6 Ikan koi ukuran 20-25 cm 1.200 35.000 42.000.000 3%
7 Ikan koi ukuran 26-30 cm 500 70.000 35.000.000 2%
8 Ikan koi ukuran 30-35 cm 200 150.000 30.000.000 2%
9 Ikan koi ukuran 35-40 cm 100 400.000 40.000.000 3%
10 Ikan koi ukuran 40-45 cm 50 750.000 37.500.000 2%
11 Ikan koi ukuran 45-50 cm 50 20.000.000 1.000.000.000 64%
Jumlah Rp 1.557.500.000 100%

67
Lampiran 4. BEP Sales dan Unit

BEP Sales Mix Rp 542.377.947


BEP Sales :
Ikan koi ukuran 3-5cm Rp 5.571.780
Ikan koi ukuran 10-12cm Rp 52.235.436
Ikan koi ukuran 13-15 cm Rp 39.002.459
Ikan koi ukuran 16-18 cm Rp 17.411.812
Ikan koi ukuran 18-20 cm Rp 15.670.631
Ikan koi ukuran 20-25 cm Rp 14.625.922
Ikan koi ukuran 26-30 cm Rp 12.188.268
Ikan koi ukuran 30-35 cm Rp 10.447.087
Ikan koi ukuran 35-40 cm Rp 13.929.450
Ikan koi ukuran 40-45 cm Rp 13.058.859
Ikan koi ukuran 45-50 cm Rp 348.236.242
BEP Unit:
Ikan koi ukuran 3-5cm 27859
Ikan koi ukuran 10-12cm 10447
Ikan koi ukuran 13-15 cm 4875
Ikan koi ukuran 16-18 cm 1741
Ikan koi ukuran 18-20 cm 1045
Ikan koi ukuran 20-25 cm 418
Ikan koi ukuran 26-30 cm 174
Ikan koi ukuran 30-35 cm 70
Ikan koi ukuran 35-40 cm 35
Ikan koi ukuran 40-45 cm 17
Ikan koi ukuran 45-50 cm 17

68
Lampiran 5. Finansial Jangka Pendek

Analisis Jangka Pendek


No. Usaha Agung Koi Farm Hasil Analisis

1 Modal Tetap Rp 1.443.597.500 Modal Sendiri


2 Modal Kerja Rp 473.170.750 Modal Sendiri
3 Total Biaya (TC) Rp 980.236.750 Modal Sendiri
4 Penerimaan (TR) Rp 1.557.500.000 Penerimaan / Tahun
5 R/C Ratio 1,59 >1 Menguntungkan
6 Keuntungan Rp 577.263.250 Rp 0 > Menguntungkan
7 Rentabilitas 122% >12 (Tingkat Suku Bunga) Layak
8 BEP Sales Mix Rp 542.377.947

69
Lampiran 6. Keuntungan

Keuntungan (Laba) = Total Revenue – Total Cost

= Rp. 1.557.500.000 – Rp. 980.236.750

= Rp. 577.263.250

70
Lampiran 7. R/C Ratio

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒
R/C Ratio =
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡
𝑅𝑝. 1.557.500.000
=
𝑅𝑝.980.236.750
= 1,59

71
Lampiran 8. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 3-5 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 3-5 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 200
Reseller → 80%
Konsumen Rp.1.000 Rp. 800
Total Rp. 800

Lampiran 9. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 10-12 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 10-12 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 500
Reseller → 30%
Konsumen Rp.8.000 Rp. 3.000
Total Rp. 3.000

72
Lampiran 10. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 13-15 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 13-15 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
AKF→ Rp. 8.000
Reseller → 6%
Konsumen Rp.10.000 Rp. 2.000
Total Rp. 2.000

Lampiran 11. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 16-18 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 16-18 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 10.000
Reseller → 2%
Konsumen
Rp.15.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000

73
Lampiran 12. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 18-20 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 18-20 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 15.000
Reseller → 0,50000%
Konsumen
Rp.20.000 Rp. 5.000
Total Rp. 5.000

Lampiran 13. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 20-25 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 20-25 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 35.000
Reseller → 0,15000%
Konsumen
Rp.50.000 Rp. 15.000
Total Rp. 15.000

74
Lampiran 14. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 26-30 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 26-30cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 70.000
Reseller → 0,04500%
Konsumen
Rp.100.000 Rp. 30.000
Total Rp. 30.000

Lampiran 15. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 30-35 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 30-35 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 150.000
Reseller → 0,01125%
Konsumen
Rp.200.000 Rp. 50.000
Total Rp. 50.000

75
Lampiran 16. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 35-40 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 35-40 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 400.000
Reseller → 0.00225%
Konsumen
Rp.500.000 Rp. 100.000
Total Rp. 100.000

Lampiran 17. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 40-45 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 40-45 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 750.000
Reseller → 0,00038%
Konsumen
Rp.900..000 Rp. 150.000
Total Rp. 150.000

76
Lampiran 18. Margin Pemasaran Ikan Koi Ukuran 45-50 cm

Saluran Pemasaran 2
Ikan Koi Ukuran 45-50 cm
Harga Harga Peresentase
Margin
Aktor Ditingkat Ditingkat Margin
Pemasaran
Produsen Konsumen
Rp.
AKF→ 20.000.000
Reseller → 0,00002%
Konsumen Rp.
Rp.21.000.000
21.000.000
Rp.
Total
21.000.000

77
Lampiran 19. Rentabilitas
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Rentabilitas = x 100%
𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝐾𝑒𝑟𝑗𝑎

𝑅𝑝.557.263.250
=
𝑅𝑝.473.170.750

= 1,2199
= 122%

78
Lampiran 20. Dokumentasi Kegiatan PKL

Proses mengambil ikan satu persatu Proses pensoftiran ikan kecil


dengan tangan langsung saat akan berukuran 3-5 cm.
dilakukan pengurasan dan
pembersihan kolam ikan.

Pengambilan ikan koi dewasa yang Pemanenan ikan koi jantan berusia
terserang penyakit pada kolam agar 2 tahunan.
tidak menular ke kolam lainnya.

Pemberikan pakan kutu air kepada Kegiatan foto bersama dengan


benih ikan koi yang sudah berumur pemilik AKF yaitu pak Agung
sekitar 5 harian. Wibowo.

79
Lampiran 21. Penilaian oleh instansi

80
Lampiran 22. Logbook

81
82
83
84
85

Anda mungkin juga menyukai