SECARA MASSAL
Oleh:
Oleh:
HALAMAN PENGESAHAN
5. Jurusan : Peternakan
Menyetujui
Pembimbing,
Pembimbing I Pembimbing II
LEMBAR PERSETUJUAN
1. Tim Penguji
Oleh
RINGKASAN
Ikan mas (Cyprinus carpio) merupakan ikan konsumsi air tawar yang cukup
berkembang di Indonesia. Permintaan terhadap produk ikan mas cukup tinggi.
Berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (2018), terjadi
peningkatan produksi sebesar 33.954 ton dari tahun 2010 sampai dengan tahun
2017. Oleh karena itu cara yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan
masyarakat perlu melakukan pemijahan pada ikan mas, kegiatan pemijahan ini
ditunjukan untuk mendapatkan benih secara berkelanjutan untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat Tugas Akhir (TA) ini bertujuan untuk mengetahui hasil
pemijahan ikan mas Marwana secara massal untuk mengetahui fekunditas,
fertilization rate, hatching rate, dan tingkat kelangsungan hidup. Dari kegiatan
pemijahan ikan mas marwana secara alami didapatkan nilai fekunditas ikan mas
marwana sebesar 1.161.500 butir dan 89.346 butir per kilogram induk, nilai FR
sebesar 85%, nilai HR sebesar 82% dan nilai SR sebesar 86%.
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
“Setiap hari yang kamu buang sekarang, itu sama saja kamu
meminjam dari satu hari dimasa depan kamu sendiri”
ix
KATA PENGANTAR
Penulis
x
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR TABEL........................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................ xi
I. PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang............................................................................ 1
1.2 Tujuan......................................................................................... 2
1.3 Kerangka Pemikiran................................................................... 2
1.4 Kontribusi................................................................................... 3
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................. 23
LAMPIRAN................................................................................................. 28
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I. PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Tujuan dari penulisan Tugas Akhir (TA) ini adalah untuk mengetahui hasil
Fekunditas, Fertilization Rate, Hatching Rate dan Survival Rate pada pemijahan
alami ikan mas marwana secara massal.
1.4 Kontribusi
Penulisan Tugas Akhir (TA) diharapkan memberikan kontribusi yang dapat
memberikan informasi kepada masyarakat yang luas, khususnya pembudidaya
ikan mas yaitu teknik pemijahan ikan mas Marwana. Selain itu juga dapat
memberikan tambahan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa dan
masyarakat umum teknik pemijahan ikan mas Marwana.
4
4
Ikan mas memiliki bentuk tubuh yang agak memanjang dan sedikit memipih
ke samping (compressed). Sebagian besar tubuh ikan mas ditutupi oleh sisik.
Moncongnya terletak di ujung tengah (terminal) dan dapat disembulkan
(protaktil). Pada bibirnya yang lunak terdapat dua pasang sungut (berbel) dan
tidak bergerigi. Pada bagian dalam mulut terdapat gigi kerongkongan (pharynreal
teeth) sebanyak tiga baris berbentuk geraham. Sirip punggung ikan mas
memanjang dan bagian permukaannya terletak berseberangan dengan permukaan
sirip perut (ventral). Sirip punggungnya (dorsal) berjari-jari keras, sedangkan di
bagian akhir bergerigi. Seperti halnya sirip punggung, bagian belakang sirip dubur
(anal) ikan mas ini pun berjari-jari keras dan bergerigi pada ujungnya. Sirip
5
dari indukan jantan 1 kg) dan dilakukan diluar kolam pemijahan. Metode
pengambilan sperma indukan jantan yaitu dengan melakukan pembedahan
dimulai dari bagian anus hingga kebelakang insang dan dipotong secara vertikal
tepat dibelakang insang sehingga ikan terpisah antara badan dan kepala (Susanto,
2011). Kantung sperma berjumlah 2 buah kemudian dipotong dan diencerkan
dengan menggunalkan Nacl sebanyak 50 ml. Cairan sperma hanya dapat
digunakan dalam jangka waktu kurang lebih 2 menit. Hal ini sesuai dengan
pendapat menurut Gusrina (2008) bahwa sperma yang telah dihaluskan hanya
dapat bertahan kurang lebih 1 menit dan cairan berwarna keruh. Metode
pengambilan sel telur indukan betina yaitu dengan menggunakan teknik
Streeping/Pengurutan, dilakukan setelah 24 jam penyuntikkan hormon. Setelah itu
melakukan pembuahan dengan cara mencampurkan sel sperma dan sel telur pada
wadah yang telah disiapkan. Pembuahan berlangsung cepat karena sperma hanya
aktif bergerak dan bertahan hidup kurang lebih satu menit setelah terkena air.
2.6. Fekunditas
Fekunditas adalah jumlah telur yang terdapat pada ovari ikan betina yang
telah matang gonad dan siap untuk di keluarkan pada waktu memijah.
Pengetahuan tentang fekunditas dibidang budidaya perikanan sangatlah penting
artinya untuk memprediksi berapa banyak jumlah larva atau benih yang akan di
hasilkan oleh individu ikan pada waktu mijah sedangkan di bidang biologi
perikanan untuk memprediksikan berapa stok suatu populasi ikan dalam
lingkungan perairan (Herianto 2011).
Induk ikan mas marwana akan meletakan telurnya pada kakaban, kakaban
yang berisi telur dicuci kemudian dipindahkan ke kolam penetasan. Kemudian
induk ikan mas betina ditimbang untuk mengetahui fekunditas atau jumlah telur
yang dikeluarkan induk. Dari jumlah telur sampling sebanyak 429 butir, berat
gonad 150 gram dan berat telur sampling 1 gram didapat jumlah fekunditas
sebanyak 643.500 butir (Akbarurrasyid dkk., 2019).
kualitas induk dan kualitas telur dan ada beberapa faktor lain yang menentukan
tingkat pembuahan antara lain faktor genetik, morfologis dan fisiologi. Faktor
morfologis yaitu kesesuaian lubang mikrofil dan diameter kepala sperma
sedangkan faktor fisiologi yaitu kualitas sperma ikan jantan. Kesesuaian antara
kepala sperma dan lubang mikrofil telur sebagai faktor morfologis mendukung
tinggi rendahnya tingkat pembuahan (Chervas 1994).
Pemberian pakan pada induk ikan mas marwana dilakukan untuk proses
pematangan gonad. Pakan yang baik untuk indukan ikan mas marwana minimal
harus memiliki kandungan protein min 30% dengan ukuran 3 mm. Kandungan
pakan 30% dapat mempercepat proses pematangan gonad. Bachtiar (2003)
mengemukakan bahwa pakan untuk induk ikan mas harus memiliki minimal 20%
kandungan protein untuk mempercepat proses pematangan gonad serta pemberian
pakan induk ikan mas dilakukan pada pagi dan sore dengan feeding rate (FR) 3%
(Akbarurrasyid dkk., 2019).
relatif singkat. Telur yang tidak terbuahi ditandai dengan warna telur yang pucat,
hal ini dikarenakan kurangnya sperma induk jantan untuk membuahi telur induk
betina. Jumlah telur yang berhasil menetas sebanyak 50.273 ekor larva (7,81%)
(Akbarurrasyid dkk., 2019).
2) Induk jantan
- Induk jantan matang kelamin lebih awal, yaitu pada usia 8 bulan, bahkan
ada ras ikan mas yang matang pada usia 6 bulan.
- Bobot tubuh induk jantan minimal sudah mencapai 0,5 kg.
- Induk jantan yang telah matang kelamin ditandai dengan mudah keluarnya
sperma bila bagian perutnya ditekan sedikit saja.
Keterangan :
Bt = Berat induk sebelum memijah
Bo = Berat induk setelah memijah
oleh Khauf (2010) dalam wahyu (2016) kualitas dan kuantitas pakan untuk ikan
mas sangat penting karena akan berpengaruh terhadap kualitas telur yang
dihasilkan.
Jumlah keseluruhan telur yang terbuahi dan tidak terbuahi di peroleh pada
saat sampling adalah 987.275 butir telur terbuahi dan 174.225 butir telur tidak
terbuahi. Jumlah telur terbuahi sebesar 987.275 butir dibagi dengan jumlah total
telur sebesar 1.161.500 butir. Nilai FR yang dihasilkan dari pemijahan ikan mas
marwana secara massal tergolong tinggi yaitu sebesar 85% hasil yang didapatkan
cukup baik bila mengacu pada (Wahyu, 2016) yang menyatakan bahwa °
pembuahan ikan mas secara alami berkisar 50-80%. Perhitungan dari fertilization
rate (FR) dapat dilihat pada (Lampiran 1).
18
normal berkisar antara 50–80%. Perhitungan dari hatching rate (HR) dapat dilihat
pada (Lampiran 1).
Faktor pembuahan sangat ditentukan oleh seberapa banyak telur yang
dibuahi oleh sperma, semakin banyak telur yang dibuahi oleh sperma maka
semakin tinggi daya tetas telur, karena semakin matang telur yang dipijahkan
maka semakin baik hasil penetasan telur, karena kemungkinan sperma mencapai
inti telur secara maksimal akan mudah. Menurut Pujihastuti et al., (2009) telur-
telur hasil pemijahan yang dibuahi selanjutnya berkembang menjadi embrio dan
akhirnya menetas menjadi larva, sedangkan telur yang tidak dibuahi akan mati
dan membusuk. Lama waktu perkembangan hingga telur menetas menjadi larva
tergantung pada spesies ikan. Air yang kurang oksigen dan asam juga akan
mempengaruhi daya tetas telur, air yang kurang baik akan menghambat
pertumbuhan embrio dan akan memudahkan pathogen penyerang telur hal ini
didukung oleh Simbolon (2015) bahwa daya tetas telur ikan selalu ditentukan oleh
pembuahan sperma, kecuali jika ada faktor lingkungan yang mempengaruhinya.
Survival rate yang didapatkan pada pemijahan ikan mas marwana adalah
sebesar 86% dari tebar awal 953.040 ekor, dan pada pemanenan larva didapatkan
jumlah ikan 821.482 ekor. Hasil yang didapatkan sama baiknya jika mengacu
pada SNI 1999 yang menyatakan survival rate larva ikan mas marwana > 60%.
Mokodongan (2009) juga menyatakan, kelangsungan hidup larva ikan mas pada
pemijahan secara alami adalah 35-75%.
Hal ini didukung oleh Gusman dan Firdaus (2014) yang menyatakan bahwa
hasil penelitian tingkat kelangsungan hidup pada ikan mas mencapai 83,33% −¿
20
96,67%. Tingkat kelangsungan hidup pada ikan banyak dipengaruhi oleh faktor
suhu, suhu yang tidak sesuai akan menyebabkan larva atau benih ikan menjadi
stres dan mati. Suhu yang rendah juga mengakibatkan pertumbuhan larva ikan
menjadi lambat. Hal ini disebabkan suhu sangat berpengaruh terhadap proses
metabolisme dan proses metabolisme akan berpengaruh terhadap pertumbuhan
ikan. Perhitungan dari Survival rate dapat dilihat pada (Lampiran 1).
Tingkat keberlangsungan hidup larva ikan hasil dari pemijahan secara
massal mendapatkan hasil yang baik walaupun tingkat kepadatan tinggi tapi tidak
lupa untuk memperhatikan keadaan kolam larva seperti, selalu melihat sistem
pengairan agar air dikolam larva selalu mengalir dan memberi oksigen yang
cukup, tidak lupa memberi pakan larva yang cukup dan teratur agar larva tidak
mengalami kematian. Menurut Putri (2014), tingkat keberlangsungan hidup cukup
baik diarenakan penanganan pada awal tebar yang baik pada saat pagi hari, selain
itu juga air dalam pemeliharaan cukup baik dikarenakan air pada media
pemeliharaan terus mengalir sehingga sisa pakan dan feses dapat terbawa oleh air.
Tabel 7. kualitas air yang baik untuk bak induk ikan mas marwana (Cyprinus carpio).
No Parameter Hasil pengukuran Literatur
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
Saran yang dapat disampaikan dalam proses pemijahan ikan mas marwana
yaitu harus memperhatikan padat tebar agar mendapatkan hasil pertumbuhan yang
baik, selain itu juga kegiatan pemijahan harus diperhatikan setiap tahapan agar
tidak terjadi kesalahan pada pemijahan.
23
DAFTAR PUSTAKA
Amin, M., Taqwa, F. H., Yulisman, Y., Mukti, R. C., Rarassari, M. A., & Antika,
R. M. 2020. The Effectiveness of Utilization of Local Raw Materials as Feed
to Increase Productivity of Catfish (Clarias sp.) in Sakatiga Village,
Indralaya District, Ogan Ilir Regency, South Sumatra. Journal of
Aquaculture and Fish Health, 9(3), 222-231.
Bachtiar, I. Y., dan Lentera, T. 2002. Pembesaran ikan mas di kolam pekarangan.
AgroMedia.
BSN: Produksi Benih Ikan Mas (cyprinus Carpio L) Strain Majalaya Benih Sebar.
Badan Standarisasi Nasional. Jakarta. 01-6133-1999.
Effendi, M. I. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sri Bogor. Bogor.
Eti, M. S. A., Zakir, H. M., Quadir, Q. F., & Rahman, M. S. 2019. Protein and
mineral contents in some fish species available in the Brahmaputra river of
Bangladesh. European Journal of Nutrition & Food Safety, 11(1), 14-27.
Gustiano, R., Arifin, O. Z., dan Nugroho, E. 2008. Perbaikan pertumbuhan ikan
Nila (Oreochromis niloticus) dengan seleksi famili. Media Akuakultur, 3(2),
98-106.
Handajani, H dan Wahyu, W.. 2010. Nutrisi Ikan. UMM Press: Malang.
Herianto, T. 2011. Fekunditas dan Diameter Telur. Diakses pada 1 Mei 2012
Husni, H., dan Esmiralda, M. T. 2012. Uji Toksisitas Akut Limbah Cair Industri
Tahu Terhadap Ikan Mas (Cyprinus Carpio Lin). Jurnal Jurusan Teknik
Lingkungan. Universitas Andalas: Padang.
Ismail, A., dan Khumaidi. 2016. Teknik Pembenihan Ikan Mas (Cyprinus carpio
L.) di Balai Benih Ikan Tenggarang Bondowoso. Jurnal Ilmu Perikanan,
7(1) : 32.
Khairuman, S. P., dan Amri, K. 2013. Budi Daya Ikan Nila. Agromedia.
Khairuman, D. S., dan B. Gunandi. 2008. Budidaya Ikan Mas secara Intensif. PT
Agromedia Pustaka. Jakarta. 96 hal.
Larasati, S., Basuki, F., & Yuniarti, T. 2017. Pengaruh jus nanas dengan
konsentrasi berbeda terhadap derajat pembuahan dan penetasan telur ikan
patin (Pangasius pangasius). Journal of Aquaculture Management and
Technology, 6(4), 218-225.
Mas’ud, F. 2011. Prevalensi dan Derajat Infeksi Dactylogyrus sp. pada Insang
Benih Bandeng (Chanos chanos) di Tambak Tradisional, Kecamatan
Glagah, Kabupaten Lamongan [Prevalence and Infection Level of
Dactylogyrus sp. on Gill of Milkfish Juvenile (Chanos chanos) in
Traditional Pond, Glagah Subdistrict, Lamongan Residence]. Jurnal Ilmiah
Perikanan dan Kelautan, 3(1), 27-40.
Meilala, A. 2018. Teknik Pembenihan Ikan Koi (Cyprinus carpio) di Balai Benih
Ikan Jepun, Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur (Doctoral dissertation,
Fakultas Perikanan dan Kelautan).
Pujihastuti, Y., Nirmala, K., dan Effendi, I. 2009. Pengaruh Sedimen Waduk
Cirata terhadap Perkembangan Awal Embrio Ikan Mas (Cyprinus carpio)
The Effect of Cirata Reservoir Sediment on Early Developmental Stage of
Common Carp (Cyprinus carpio) Embryo. Jurnal Akuakultur Indonesia,
8(2), 185-192.
Rustidja, R. Penggunaan Sludge Sebagai Pakan Calon Induk Ikan Nila Merah
(Oreochromis sp.). Jurnal Perikanan Universitas Gadjah Mada, 5(2), 11-
18.
Saanin, H. 1984. Taksonomi dan Kunci Identifikasi Ikan, Jakarta : Bina Cipta.
Sahetapy J.M.F., dan Borut R.R. 2018. Pengaruh perbedaan konsentrasi deterjen
bubuk terhadap frekuensi bukaan operculum dan kelangsungan hidup ikan
mas (Cyprinus carpio). Jurnal Triton. 14(1): 35 – 40.
SNI 6133. 1999. Produksi Benih Ikan Mas (Cyprinus carpio Linneaus) Strain
Majalaya Kelas Benih Sebar. Badan Standarisasi Nasional, hal : 1-8.
Septihandoko, K., dan Lamid, M. 2020. Hibridisasi Ikan Karper (Cyprinus carpio)
Rajadanu Dengan Ikan Karper Merah Muntilan di Laboratorium Pengujian
Kesehatan Ikan dan Lingkungan (LPKIL) Muntilan, Magelang, Jawa
Tengah. Samakia: Jurnal Ilmu Perikanan, 11(2), 71-78.
26
Sumawidjaja, K., Effendi, I., & Sudrajat, A. O. 1993. Pakan bagi Larva Ikan
Betutu, Oxyeleotris marmorata (Blkr.), Dua Minggu di Awal Hidupnya.
Lembaga Penelitian, IPB, Bogor, 29.
Susanto, H., dan Rochdianto, A. 2002. Kiat Budaya Ikan Mas di Lahan Kritis.
Penebar Swadaya. Jakarta.
Trilaksani, W., Riyanto, B., dan Susanto, H. 2004. Pemanfaatan protein ikan
mujair (Oreochromis mossambicus Peters.) sebagai bahan baku pembuatan
fish cake goreng. Jurnal Pengolahan Hasil Perikanan Indonesia, 7(1).
Yustysi, D. P., Basuki, F., & Susilowati, T. 2016. Analisis Karakter Reproduksi
Dan Performa Benih Pendederan I Ikan Nila Pandu F6 Dengan Ikan Nila
Nilasa (Oreochromis Niloticus) Secara Resiprokal. Journal of Aquaculture
Management and Technology, 5(1), 116-123.
27
LAMPIRAN
28
987.275
FR = ×100 %
1.161.500
FR = 85 %
953.040
HR = ×100 %
1.161.500
HR = 82%
821.482
SR = × 100 %
953.040
SR = 86%
29
Gambar 11. Pengangkatan Gambar 12. Telur menempel Gambar 13. Pemasangan
kakaban di kakaban hapa
31
Gambar 14. Proses Gambar 15. Penyaringan Gambar 16. Sampling larva
Memasukan kakaban larva
kedalam hapa