Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO PRODUKSI OLAHAN IKAN ASIN DI

DESA KILENSARI, PANARUKAN, SITUBONDO,


JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Oleh:

RENI EKOWATI PUTRI


NIM. 155080401111039

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO PRODUKSI OLAHAN IKAN ASIN DI
DESA KILENSARI, PANARUKAN, SITUBONDO,
JAWA TIMUR

ARTIKEL SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Perikanan


di Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Universitas Brawijaya

Oleh:

RENI EKOWATI PUTRI


NIM. 155080401111039

PROGRAM STUDI AGROBISNIS PERIKANAN


JURUSAN SOSIAL EKONOMI PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2019
ARTIKEL SKRIPSI

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO PRODUKSI OLAHAN IKAN ASIN DI


DESA KILENSARI, PANARUKAN, SITUBONDO,
JAWA TIMUR

Oleh:

RENI EKOWATI PUTRI


NIM. 155080401111039

Telah dipertahankan didepan penguji


pada tanggal 26 Juni 2019
dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Mengetahui, Menyetujui,
Ketua Jurusan SEPK Dosen Pembimbing

Dr. Ir. Edi Susilo, MS Dr. Ir. Agus Tjahjono, MS


NIP. 19591205 198503 1 003 NIP. 19630820 198802 1 001
Tanggal : Tanggal :
Analysis of Income and Risk Production of Salted Fish in Kilensari Village, Panarukan,
Situbondo, East Java

ANALISIS PENDAPATAN DAN RISIKO PRODUKSI OLAHAN IKAN ASIN DI DESA


KILENSARI, PANARUKAN, SITUBONDO,
JAWA TIMUR

Reni Ekowati Putri1, Agus Tjahjono2

Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Brawijaya Malang


Jl. Veteran No. 16, Ketawanggede, Lowokwaru, Malang 65145

ABSTRACK
UD ira Ayu is one of the businesses that produce salted fish using traditional method that
utilize sunlight. The purpose of this research is to calculate cost, revenue, income, BEP, identify
sources of production risk, to analyze how the value of probability and the impact of risk caused by
processing salted fish, and how alternative strategies for handling production risk that can be done by
UD Ira Ayu in Kilensari Village. The research method used cost formula, revenue, BEP, income,
descriptive method to identify sources of production risk, z-score method to calculate probability
value and Value at Risk method to calculate risk impact. Methods of data collection in this study is to
make observations, interviews, questionnaire, and documentation. The result of identification has
been found total cost is Rp 74.995.167,-, revenue in one month is Rp 128.250.000,-, income in one
month is Rp 53.254.833,-, BEP unit cucut salted fish is 25kg, kurisi salted fish is 32kg, and jenggelek
salted fish 39kg. BEP sales cucut salted fish is Rp 865.968,-/month, kurisi salted fish is Rp 795.276,-
/month, and jenggelek salted fish is Rp 1.360.806,-/month. The sources of production risk in
business of processed salted fish are 3 types, , that is source of risk caused by insects and dust has
probability value and biggest impact loss, drying having probability value and biggest impact loss, and
storage has the least probability value and risk impact. Alternative strategies for handling production
risks can be done in two ways: preventive strategies and mitigation strategies.

Keywords: income, production risk, z-score, value at risk, salted fish

ABSTRAK
UD Ira Ayu merupakan salah satu usaha dibidang perikanan yang memproduksi ikan asin
dengan cara tradisional yang memanfaatkan bantuan sinar matahari. Tujuan dari penelitian ini adalah
untuk menghitung biaya, penerimaan, pendapatan, dan BEP, mengidentifikasi risiko produksi,
menganalisis nilai probabilitas dan dampak risiko produksi yang disebabkan pada proses pengolahan
ikan asin, dan menganalisis alternatif strategi penanganan risiko produksi yang dapat dilakukan UD Ira
Ayu di Desa Kilensari. Metode penelitian menggunakan rumus biaya, penerimaan, BEP, dan
pendapatan, metode deskriptif untuk mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi, metode z-score
untuk menghitung nilai probabilitas, dan metode Value at Risk untuk menghitung dampak risiko.
Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah dengan observasi, wawancara, kuisioner, dan
dokumentasi. Hasil identifikasi yang telah dilakukan didapatkan total biaya sebesar Rp 74.995.167,-,
penerimaan dalam satu bulan Rp 128.250.000,-, pendapatan dalam sebulan sebesar Rp 53.254.833,-.
BEP unit ikan asin cucut 25kg, ikan asin kurisi 32kg, dan ikan asin jenggelek 39kg. BEP sales ikan asin
cucut sebesar Rp 865.968,- per bulan, ikan asin kurisi sebesar Rp 795.276,- per bulan, dan ikan asin
jenggelek sebesar Rp 1.360.806,- per bulan. Sumber risiko produksi pada usaha olahan ikan asin
terdapat 3 macam, yaitu sumber risiko yang disebabkan karena serangga dan debu yang memiliki nilai
probabilitas dan dampak risiko yang besar, penjemuran yang memiliki nilai probabilitas dan dampak
risiko yang besar, serta penyimpanan yang memiliki nilai probabilitas dan dampak risiko yang kecil.
Alternatif strategi penanganan risiko produksi dapat dilakukan dengan dua cara yaitu strategi preventif
dan strategi mitigasi.

Kata kunci: pendapatan, risiko produksi, z-score, value at risk, ikan asin
1)
Mahasiswa SEPK, FPIK, Universitas Brawijaya Malang
2)
Dosen SEPK, FPIK, Universitas Brawijaya Malang
PENDAHULUAN untuk menganalisis risiko dan ketidakpastian
Indonesia memiliki sumber daya agar pelaku bisnis dapat membuat keputusan
kelautan berlimpah yang tersebar pada 3,351 yang bisa menghasilkan keuntungan
juta km2 wilayah laut dan 2,936 km2 wilayah (Harwood, 1999).
perairan Zona Ekonomi Ekslusif dan Suatu usaha akan mendapatkan
landasan kontinen ((Badan Pusat Statistik, keuntungan yang maksimal bila dapat
2018). menerapkan manajemen risiko. Tujuan dari
Ikan merupakan salah satu sumber penelitian ini antara lain: 1) menghitung biaya,
protein hewani yang banyak dikonsumsi penerimaan, pendapatan, dan BEP pada usaha
masyarakat. Namun ikan cepat mengalami pengolahan ikan asin di Desa Kilensari,
proses pembusukan. Pengawetan ikan secara Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo,
tradisional bertujuan untuk mengurangi kadar 2) mengidentifikasi risiko produksi yang
air dalam tubuh ikan, salah satu caranya adalah terjadi pada usaha pengolahan ikan asin di
dengan pembuatan ikan asin (Suhartini dan Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan,
Hidayat, 2005). Ikan asin merupakan salah Kabupaten Situbondo, 3) menganalisis nilai
satu pengolahan ikan secara tradisional. probabilitas dan dampak risiko produksi yang
Prinsip dalam pembuatan ikan asin ditimbulkan pada proses pengolahan ikan asin
merupakan kombinasi antara proses di Desa Kilensari, Kecamatan Panarukan,
penggaraman dan pengeringan (Widiastuti et Kabupaten Situbondo, 4) menganalisis
al., 2018). alternatif strategi penanganan risiko produksi
Desa Kilensari merupakan salah satu yang dapat dilakukan pada usaha pengolahan
desa yang masyarakatnya mempunyai usaha ikan asin di Desa Kilensari, Kecamatan
pengolahan ikan asin. Pengolahan ikan asin Panarukan, Kabupaten Situbondo.
dilakukan secara tradisional dengan
menggunakan peralatan produksi yang METODE PENELITIAN
sederhana dan memanfaatkan sinar matahari. Penelitian ini dilaksanakan di UD Ira
Dalam produksi ikan asin masih ada risiko Ayu yang bertempat di Desa Kilensari,
kegagalan produksi yang dapat mempengaruhi Kecamatan Panarukan, Kabupaten Situbondo,
tingkat pendapatan. Jawa Timur. Penelitian dilaksanakan selama
Pendapatan usaha pengolahan adalah kurang lebih 2 minggu, yaitu pada tanggal 21
pendapatan yang bersumber dari hasil Januari sampai 4 Februari 2019.
pengolahan setelah dikurangi dengan total Jenis penelitian yang digunakan
biaya. Semakin besar volume produksi, maka dalam penelitian ini adalah jenis deskriptif
semakin besar pula pendapatan yang diperoleh kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah suatu
(Aini et al., 2014). proses menemukan pengetahuan yang
Risiko menunjukkan kemungkinan menggunakan data berupa angka sebagai alat
yang dapat menimbulkan kerugian bagi para menemukan keterangan mengenai apa yang
pelaku bisnis. Maka dari itu dalam ingin kita ketahui. Penelitian kuantitatif dapat
menjalankan bisnis diperlukan kemampuan dilaksanakan dengan penelitian deskriptif.
Deskriptif adalah metode yang berfungsi TR = Q x P
untuk mendeskripsikan atau memberi
gambaran terhadap objek yang diteliti melalui Dimana:

data atau sampel yang telah terkumpul. TR (Total Revenue)= Penerimaan total (Rp)

(Darmawan, 2014). Q (Quantity = Jumlah Produksi

Jenis dan sumber data yang P (Price) = Harga (Rp)

digunakan dalam penelitian ini adalah data c. Pendapatan

primer dengan teknik pengumpulan data Menurut Soekartawi (1995), untuk

berupa wawancara dan memberikan kuisioner menganalisis pendapatan usaha, maka

offline kepada pemilik usaha UD Ira Ayu, digunakan rumus pendapatan usaha sebagai

observasi serta dokumentasi pada kegiatan berikut:

yang ada di UD Ira Ayu dan data sekunder I = TR – TC


yang diperoleh dengan cara studi pustaka. TR = Y x Py
Analisis deskriptif yang digunakan TC = VC + FC
dalam penelitian ini untuk mengidentifikasi Keterangan:
sumber-sumber risiko produksi pada usaha I = Pendapatan (Rp/Ut/MT)
pengolaha ikan asin. Analisis data kuantitatif TR = Penerimaan (Rp/Ut/MT)
yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu TC = Pengeluaran (Rp/Ut/MT)
analisis pendapatan, analisis nilai probabilitas Q = Jumlah Produksi (Kg/Ut/MT)
risiko, dan analisis dampak risiko produksi. P = Harga (Rp/Kg)
VC = Biaya Variabel (Rp/Ut/MT)
Analisis pendapatan FC = Biaya Tetap (Rp/Ut/MT)
a. Biaya d. BEP
Menurut Pasau et al. (2015), Biaya Menurut Purwanti dan Fattah (2017),
produksi merupakan total semua biaya yang produksi apabila lebih dari satu maka
terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel. menggunakan BEP mix, tahapan perhitungan
Untuk mengetahui total biaya secara antara lain:
matematis dirumuskan sebagai berikut: 1. Hitung BEP atas dasar penjualan.
TC= TFC +TVC 2. Buat perbandingan atas dasar penerimaan.

Dimana: 3. Hitung dari hasil perbandingan

TC = Total biaya (Rp) penerimaan produk satu dibagi

TFC= Total biaya tetap (Rp) penerimaan total dikalikan BEP atas dasar

TVC= Total biaya variabel (Rp) penjualan akan menghasilkan BEP atas

b. Penerimaan dasar sales produk satu dan seterusnya.

Menurut Dewi et al. (2018), 4. BEP atas dasar sales produk satu bagi

penerimaan adalah jumlah produksi dikali dengan harga produk satu akan

dengan harga jual yang berlaku. Secara menghasilkan BEP unit produk satu.

sistematis rumus penerimaan dapat ditulis:


Analisis Probabilitas Risiko HASIL DAN PEMBAHASAN
Menurut Kountur (2008), metode z- Analisis Pendapatan
score digunakan untuk menganalisis a. Biaya
probabilitas risiko dengan rumus: Biaya produksi merupakan biaya
𝑥− x̅ yang dikeluarkan oleh pengusaha ikan asin
Z=
𝑠
selama melakukan kegiatan usahanya dimulai

Dimana: dari proses produksi hingga menghasilkan

Z = Nilai z-score produk, yang meliputi biaya tetap dan biaya

X = Batas risiko tidak tetap (biaya variabel). Rincian

𝑥 = Rata-rata x pembiayaan pada usaha pengolahan ikan asin

S = Standar deviasi dapat dilihat pada tabel 1.

Menurut Talakua (2014), menghitung Tabel 1. Rincian Pembiayaan Usaha


Pengolahan Ikan Asin
standar deviasi menggunakan rumus:
No. Biaya Tetap Jumlah (Rp)
∑ 𝐸𝑖 − E 2 1 Penyusutan 1.035.167
V=
𝑛−1
2 PBB 250.000
Dimana:
Total Biaya Tetap 1.285.167
V = Simpangan baku/standar deviasi faktor
tertentu No. Biaya Variabel Jumlah
Ei = Pendapatan usaha pengolahan ikan asin
1 Bahan Baku
(Rp)
Ikan Cucut 14.400.000
E = Keuntungan rata-rata usaha pengolahan
Ikan Kurisi 15.000.000
ikan asin (Rp)
Ikan Jenggelek 27.000.000
n = Jumlah responden
2 Garam 9.000.000

Analisis Dampak Risiko 3 Kardus 750.000


Menurut Kountur (2008), 4 Transportasi 60.000
menganalisis dampak risiko dengan 5 Upah Tenaga Kerja 7.500.000
menggunakan metode value at risk. Rumus
Total Biaya Variabel 73.710.000
value at risk adalah sebagai berikut:
Total Biaya 74.995.167
𝑠
VaR= x + 𝑧
𝑛 Sumber: Responden, Data Primer Diolah
(2019)
Dimana: b. Penerimaan
VaR = Value at Risk Penerimaan yang diterima oleh
𝑥 = Rata-rata kejadian merugikan x produsen ikan asin adalah perkalian antara
z = Nilai z-score jumlah produk ikan asin yang dihasilkan
s = Standar deviasi dengan harga ikan asin. Rincian penerimaan
n = Jumlah data dapat dilihat pada tabel 2.
Tabel 2. Rincian Penerimaan pada Usaha mengalami kerugian. Rincian BEP sales dan
Pengolahan Ikan Asin
Total
BEP unit dapat dilihat pada tabel 4.
Harga
Jenis Produksi Penerimaan
No.
Ikan (Kg)
Jual Per Bulan
Tabel 4. Perhitungan BEP Mix per Bulan
(Rp/Kg) (Rp/Produksi) Nama Produk
Ikan Ikan Ikan
Ikan
1 Cucut
1050 35.000 36.750.000 Keterangan Cucut Kurisi Jenggelek
Ikan Volume
1350 25.000 33.750.000
2 Kurisi Penjualan (Kg) 1050 1350 1650
Ikan
3 Jenggelek
1650 35.000 57.750.000 Harga (Rp) 35.000 25.000 35.000
Total BEP Sales (Rp) 865.968 795.276 1.360.806
4050 128.250.000
Penerimaan BEP unit (Kg) 25 32 39
Sumber: Responden, Data Primer Diolah Sumber: Responden, Data Primer Diolah
(2019) (2019)
Berdasarkan hasil penelitian pada Berdasarkan hasil perhitungan pada
tabel 2 rincian penerimaan pada olahan ikan table 4, agar usaha pengolahan ikan asin tidak
asin, yaitu penerimaan usaha ikan asin per mengalami untung dan rugi atau berada pada
bulan didapatkan sebesar Rp 128.250.000,-. titik impas. Maka usaha tersebut harus
Peneriman ikan cucut sebesar Rp 36.750.000,- memproduksi ikan asin jenis ikan cucut
per bulan, ikan kurisi Rp 33.750.000,- per sebanyak 25kg dan harus mendapatkan omset
bulan, dan ikan jenggelek sebesar Rp sebesar Rp 865.968,- dalam satu bulan. Ikan
57.750.000,- per bulan. kurisi sebanyak 32kg dan harus mendapatkan
c. Pendapatan omset sebesar Rp 795.276,- dalam satu bulan
Pendapatan merupakan selisih antara dan ikan jenggelek sebanyak 39kg dan harus
total penerimaan dikurangi dengan total biaya. mendapatkan omset sebesar Rp 1.360.806,-.
Biaya total terdiri dari biaya tetap dan biaya
variabel. Rincian pendapatan pada usaha Identifikasi Sumber-sumber Risiko
pengolahan ikan asin dapat dilihat pada tabel Secara umum risiko produksi yang
3. terjadi di UD. Ira Ayu yaitu berupa penurunan
Tabel 3. Pendapatan Usaha Pengolahan hasil produksi ikan asin. Berikut adalah faktor-
Ikan Asin
Jumlah Jumlah faktor yang menjadi sumber risiko pada usaha
Uraian
(Rp/Produksi) (Rp/Bulan) pengolahan ikan asin di UD. Ira Ayu:
Penerimaan 4.275.000 128.250.000
Biaya 2.499.839 74.995.167 1. Jamur (penyimpanan)
Pendapatan 1.775.161 53.254.833
Pertumbuhan jamur pada produk
Sumber: Responden, Data Primer Diolah
(2019) ikan asin disebabkan oleh penanganan dan
Berdasarkan hasil penelitian pada penyimpanan ikan asin yang tidak tepat.
tabel 3 pendapatan usaha pengolahan ikan Penyimpanan ikan asin pada tempat yang
asin sebesar Rp 53.254.833,- dengan lembab atau pada suhu kisaran 25-300C dapat
penerimaan sebesar Rp 128.250.000,- dan menyebabkan pertumbuhan jamur semakin
biaya sebesar Rp 74.995.167,-. cepat.
d. BEP Jamur sering sekali ditemukan pada
Break Even Point (BEP) adalah ikan asin yang penanganan maupun
keadaan dimana suatu perusahaan tidak penyimpanan tidak tepat. Jamur dapat tumbuh
mengalami keuntungan dan juga tidak pada permukaan daging dan dapat
menghasilkan lendir, penyimpangan bau dan bertelur pada ikan asin dan akhirnya ikan asin
rasa, serta perubahan warna. Selain itu mengandung ulat/belatung (Marpaung, 2015).
pertumbuhan jamur juga dapat menyebabkan
permukaan daging menjadi lengket, adanya Analisis Probabilitas Sumber Risiko
spot hitam akibat pertumbuhan jamur Produksi
(Purnomo et al., 2017). 1. Bercak coklat kehitaman (serangga
2. Jamur (penjemuran) dan debu)
Pertumbuhan jamur pada produk Probabilitas risiko produksi akibat
ikan asin disebabkan oleh proses penjemuran terkontaminasi oleh debu dan serangga yang
yang kurang sempurna. Sinar matahari yang menempel pada daging ikan menempati posisi
kurang mendukung pada saat proses tertinggi. Hal ini disebabkan karena proses
penjemuran, maka akan menyebabkan ikan penjemuran ikan asin pada ruangan terbuka
tidak kering dengan sempurna. Ikan asin yang dan bersifat tradisional. Nilai probabilitas
tidak kering dengan sempurna akan akibat serangga dan debu pada ikan asin cucut
menimbulkan tumbuhnya jamur. sebesar 16%, ikan asin kurisi 19%, ikan asin
Dalam proses pengeringan dibantu jenggelek 16%.
dengan bantuan sinar matahari secara 2. Jamur (penjemuran)
langsung. Bila pengeringan dengan dijemur itu Probabilitas risiko produksi karena
tidak sempurna justru dapat menyebabkan proses penjemuran menempati posisi kedua
ikan mudah busuk terutama karena serangan setelah sumber risiko bercak coklat kehitaman
jamur, bakteri, belatung dan kutu (Marpaung, akibat serangga dan debu. Jamur yang tumbuh
2015). pada permukaan daging ikan asin disebabkan
3. Bercak coklat kehitaman (serangga oleh proses penjemuran yang tidak sempurna.
dan debu) Nilai probabilitas akibat serangga dan debu
Penjemuran ikan asin ditempat pada ikan asin cucut sebesar 13%, ikan asin
terbuka akan mengundang serangga seperti kurisi 18%, ikan asin jenggelek 14%.
lalat untuk hinggap pada ikan asin dan 3. Jamur (penyimpanan)
terkontaminasi oleh kotoran atau debu. Hal ini Probabilitas risiko produksi akibat
dapat berpengaruh pada proses penyimpanan, jamur karena proses penyimpanan merupakan
sehingga akan menimbulkan bercak coklat probabilitas risiko terendah dari sumber risiko
kehitaman pada daging ikan. yang didapatkan. Ikan asin yang disimpan
Dalam proses pengeringan dengan pada tempat lembab atau pada suhu kisaran
bantuan sinar matahari secara langsung 25-300C dapat menyebabkan pertumbuhan
(dijemur) sangat rawan terhadap serangan lalat jamur semakin cepat. Nilai probabilitas akibat
dan kontaminasi kotoran selama penjemuran serangga dan debu pada ikan asin cucut
sehingga hal ini justru dapat mempengaruhi sebesar 11%, ikan asin kurisi 11%, ikan asin
daya simpan ikan dan menimbulkan jenggelek 12%.
perubahan warna kecoklatan. Lalat akan
Analisis Dampak Sumber Risiko Produksi
1. Bercak coklat kehitaman (serangga
dan debu)
Nilai dampak risiko akibat serangga
dan debu pada ikan asin cucut sebesar Rp
547.083,-, ikan asin kurisi sebesar Rp 526.190,-
, ikan asin jenggelek sebesar Rp 596.667,-.
2. Jamur (penjemuran)
Nilai dampak risiko akibat
penjemuran pada ikan asin cucut sebesar Rp
526.667,-, ikan asin kurisi sebesar Rp 520.238,-
, ikan asin jenggelek sebesar Rp 592.500,-.
3. Jamur (penyimpanan)
Nilai dampak risiko akibat Gambar 2. Peta Sumber Risiko Produksi
Olahan Ikan Asin Kurisi
penyimpanan pada ikan asin cucut sebesar Rp
Sumber: Responden, Data Primer Diolah
500.000,-, ikan asin kurisi sebesar Rp 508.631,- (2019)
, ikan asin jenggelek sebesar Rp 567.917,-.

Pemetaan Risiko Produksi


Hasil dari pemetaan sumber risiko
pada usaha produksi ikan asin di UD Ira Ayu
dapat dilihat pada Gambar 1, 2, dan 3.

Gambar 3. Peta Sumber Risiko Produksi


Olahan Ikan Asin Jenggelek
Sumber: Responden, Data Primer Diolah
(2019)
Berdasarkan hasil pemetaan sumber
risiko pada gambar 1, 2, dan 3 diatas sumber
risiko yang masuk dalam kuadran 2 yaitu
bercak coklat pada ikan asin akibat serangga

Gambar 1. Peta Sumber Risiko Produksi (lalat) dan debu dan jamur akibat proses
Olahan Ikan Asin Cucut penjemuran. Sumber risiko tersebut memiliki
Sumber: Responden, Data Primer Diolah
(2019) probabilitas lebih besar dari 13% dan dampak
lebih besar dari Rp 524.583,- untuk ikan asin
cucut, probabilitas lebih besar dari 16% dan dengan membuat mesin pengering jenis rak
dampak lebih besar dari Rp 518.353,- untuk tertutup atau dengan menggunakan alat
ikan asin kurisi, dan probabilitas lebih besar pengering ikan model Thin Layer Drying
dari 14% dan dampak lebih besar dari Rp (TLD). Pengering model TLD adalah
585.694,- untuk ikan asin jenggelek. Sumber pengering dengan model tertutup sehingga
risiko yang termasuk dalam kuadran 3 yaitu pada saat musim hujan alat ini masih dapat
jamur akibat proses penyimpanan. Sumber digunakan, bebas dari debu dan serangga.
risiko tersebut memiliki probabilitas lebih kecil Hasil dari strategi preventif ini
dari 13% dan dampak lebih kecil dari Rp memiliki tujuan untuk memperkecil
524.583,- untuk ikan asin cucut, probabilitas probabilitas risiko produksi yang disebabkan
lebih kecil dari 16% dan dampak lebih kecil oleh bercak coklat kehitaman (serangga dan
dari Rp 518.353,- untuk ikan asin kurisi, dan debu) dan jamur (penjemuran). Sehingga
probabilitas lebih kecil dari 14% dan dampak diharapkan sumber-sumber risiko tersebut
lebih kecil dari Rp 585.694,-74 untuk ikan asin yang berada pada kuadran 2 dapat bergeser ke
jenggelek. kuadran 4 yang merupakan sumber risiko
porduksi dengan nilai probabilitas kecil.
Strategi Penanganan Risiko Produksi 2. Strategi mitigasi
1. Strategi preventif Alternatif strategi mitigasi untuk
a. Bercak coklat kehitaman (serangga sumber risiko bercak coklat kehitaman
dan debu) (serangga dan debu) dan jamur (penjemuran)
Upaya yang dapat digunakan untuk yang dapat disarankan untuk membantu
mengatasi masalah tersebut dengan mengatasi risiko tersebut dengan
mengontrol penjemuran ikan asin secara membersihkan bercak coklat kehitaman
berkala, yaitu dengan mengusir serangga yang dengan cara dicuci dan dijemur kembali.
hinggap pada olahan ikan asin. Alternatif Setelah itu dapat dijual kembali kepada
strategi preventif yang dapat disarankan konsumen. Risiko tersebut masih aman untuk
dengan menggunakan insektisida alami, yaitu dikonsumsi karena dalam proses produksi
menggunakan daun cengkih dengan tidak menggunakan bahan pengawet buatan
disemprotkan ke olahan ikan asin yang sedang berupa formalin.
dijemur. Daun cengkih mengandung minyak Hasil dari strategi mitigasi ini
atsiri jenis eugenol yang aromanya tidak memiliki tujuan untuk memperkecil dampak
disenangi lalat dan dapat melemahkan system risiko produksi yang disebabkan oleh bercak
saraf pada serangga. coklat kehitaman (serangga dan debu) dan
b. Jamur (penjemuran) jamur (penjemuran). Sehingga diharapkan
Upaya yang dapat digunakan untuk sumber-sumber risiko tersebut yang berada
mengatasi masalah tersebut dengan tetap pada kuadran 2 dapat bergeser ke kuadran 1
menjemur ikan pada malam hari dengan yang merupakan sumber risiko porduksi
memanfaatkan bantuan angina. Alternatif dengan nilai dampak yang kecil.
strategi preventif yang dapat disarankan
KESIMPULAN 4. Alternatif strategi penanganan risiko
Berdasarkan hasil penelitian Skripsi yang dapat dilakukan untuk setiap
yang dilaksanakan di UD. Ira Ayu dapat sumber risiko, yaitu:
diambil kesimpulan sebagai berikut: a. Bercak coklat kehitaman akibat
1. Biaya tetap ikan asin sebesar Rp serangga dan debu dengan
1.285.167,- dan biaya variabel sebesar mengontrol penjemuran ikan asin
Rp 73.710.000,-, total biaya sebesar dan mengusir serangga yang
Rp 74.995.167,-. Total penerimaan menempel pada ikan asin serta
olahan ikan asin dalam sebulan menggunakan minyak daun cengkih
sebesar Rp 128.250.000,-. b. Jamur akibat proses penjemuran
Pendapatan yang didapatkan dalam dengan menjemur ikan asin pada
sebulan sebesar Rp 53.254.833,-. malam hari menggunakan bantuan
BEP unit produk ikan asin cucut angina. Menggunakan rak pengering
sebanyak 25kg, ikan asin kurisi tertutup atau Thin Layer Drying.
sebanyak 32kg, dan ikan asin c. Jamur akibat proses penyimpanan
jenggelek sebanyak 39kg. BEP sales dengan menyimpan olahan ikan asin
ikan asin cucut sebesar Rp 865.968,- pada tempat yang kering, sejuk,
per bulan, ikan asin kurisi sebesar Rp tertutup.
795.276,- per bulan, dan ikan asin
jenggelek sebesar Rp 1.360.806,- per SARAN
bulan. 1. Pengusaha Ikan Asin
2. Sumber risiko produksi pada usaha Meningkatkan penggunaan modal
olahan ikan asin terdapat 3 macam, dan jumlah produksi agar dapat terus
yaitu adanya bercak coklat kehitaman meningkatkan pendapatan. Menggunakan alat
akibat serangga dan debu, jamur pengering ikan model Thin Layer Drying atau
akibat proses penjemuran, dan jamur rak pengering tertutup serta minyak daun
akibat proses penyimpanan. cengkih untuk meminimalisir risiko.
3. Nilai probabilitas risiko ikan cucut 2. Masyarakat
dari tertinggi hingga terendah yaitu Memberikan masukan dan saran
16%, 13%, 11%. Ikan kurisi sebesar dalam meningkatkan kualitas produk dan
19%, 18%, 11%. Ikan jenggelek dukungan dalam pengembangan usaha
sebesar 16%, 14%, 12%. Nilai pengolahan ikan asin.
dampak risiko ikan cucut dari 3. Peneliti
tertinggi hingga terendah yaitu Rp Meneliti lebih lanjut sumber risiko,
547.083,-, Rp 526.667,-, Rp 500.000,- probabilitas, dan dampak risiko selain risiko
. Ikan kurisi sebesar Rp 526.190,-, yang telah didapatkan diatas agar dapat
Rp520.238,-, Rp 508.631,-. Ikan meningkatkan kualitas produk.
jenggelek sebesar Rp 596.667,-, Rp
592.500,-, Rp 567.917,-.
4. Pemerintah Kota Jambi. Jurnal Ilmiah Universitas
Batanghari Jambi. 15(3): 145 – 155.
Memberi bantuan modal dana atau
peralatan pengolahan ikan asin agar dapat Pasau, Mariam A. Basra., Made Antara., Lien
Damayanti. 2015. Analisis
meningkatkan produksi dan meminimalisir
Pendapatan dan Kelayakan Usaha
risiko produksi. Keripik Ubikayu pada Industri Pundi
Masdi Kota Palu. Jurnal Agrotekbis.
3(3): 402 – 408.
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Muhammad., Idiannor Mahyudin., Purnomo, I Made Hadi., Shanti Dwita
Emmy Sri Mahreda. 2014. Analisis Lestari., dan Ace Baehaki. 2017.
Usaha Analisis
Pengolahan Kerupuk Ikan Gabus Kandungan Formalin, Pestisida, dan
(Channa striata bloch) Peserta Program Jamur pada Beberapa Jenis Ikan
Pemberdayaan Konsultan Keuangan Asin. Jurnal Teknologi Hasil Perikanan.
Mitra Bank (KKMB) di Kalimantan 6(1): 47 – 55.
Selatan (Strudi Pemberdayaan
KKML di Kota Banjarmasin). Journal Purwanti, Pudji dan Mochammad Fattah.
Fish 2017. Manajemen Industri Perikanan.
Scientiae. 4(7): 23 – 34. UB Press: Malang.

Badan Pusat Statisti. 2018. Kecamatan Soekartawi. 1995. Analisis Usahatani. Jakarta:
Panarukan dalam Angka 2018. UI-Press.
Diakses
pada tanggal 5 Desember 2018 pukul Suhartini S dan N Hidayat. 2005. Olahan Ikan
10.00 WIB. Segar. Penerbit Trubus
Agrisarana: Surabaya.
Darmawan, D. 2014. Metode Penelitian
Kuantitatif. PT. Remaja Rosdakarya: Talakua, Willem. 2014. Pendapatan dan
Bandung. Tingkat Risiko Usaha Pengolahan
Ikan
Dewi, Tri Mirta., Paulus A. Pangemanan., Cakalang Banda di Kecamatan
Ribka M. Kumaat. 2018. Analisis Banda. Jurnal: 1 – 15.
Keuntungan Usaha CV. Indospice di
Tuminting Kota Manado. Jurnal Widiastuti, Indah., Wiji Rahayu., Herpandi.
AgriSosioEkonomi Unsrat. 14(2): 271 – 2018. Pengaruh Penambahan Soda
278. Kue dan Rempah-rempah terhadap
Karakteristik Ikan Kering Rendah
Harwood. 1999. Managing Risk in Farming: Garam. Jurnal Teknologi Hasil
Concepts, Research and Analysis Perikanan. 7(1): 60 – 68
Agricultural Economic Report No. 774.
Market and Trade Economic
Division and Resource Economics
Division, Economic Research
Service
U.S. Department of Agriculture.

Kountur, Ronny. 2008. Mudah Memahami


Manajemen Risiko Perusahaan. PPM:
Jakarta.

Marpaung, Ridawati. 2015. Kajian


Mikrobiologi pada Produk Ikan Asin
Kering
yang Dipasarkan di Pasar Tradisional
dan Pasar Swalayan dalam Upaya
Peningkatan Keamanan Pangan di

Anda mungkin juga menyukai