Anda di halaman 1dari 53

LAPORAN KEGIATAN

PROGRAM PROFESI DOKTER HEWAN


LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER
KEGIATAN KOASISTENSI KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER DI BALAI
KARANTINA PERTANIAN KELAS I DENPASAR

Oleh :
PPDH GELOMBANG 19 KELOMPOK L

Made Bayu Putra 2109611027


Nisha Aisya Sutadisastra 2109611035
Komang Tri Mywisti Perayadhista 2109611045
Kadek Soma Apriliana 2109611055

LABORATORIUM KESEHATAN MASYARAKAT VETERINER


FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga “Laporan Kegiatan Koasistensi Kesehatan Masyarakat Veteriner di Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar” ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami juga
mengucapkan terima kasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan
memberikan materi maupun pikirannya, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini.
Tulisan ini dibuat untuk melengkapi salah satu syarat dalam mengikuti Program
Profesi Dokter Hewan (PPDH) di bagian Laboratorium Kesehatan Masyarakat Veteriner
Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Udayana. Adapun isi dari laporan ini meliputi
kegiatan yang telah kami laksanakan selama berada di Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar.
Penulis menyadari bahwa sangat dimungkinkan dalam penyusunan masih banyak
kekurangan, baik dalam penyajian laporan maupun penulisan. Oleh karena itu, kami sangat
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi lebih baiknya tulisan
yang selanjutnya. Harapan kami, semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan dan
pengalaman dari pembacanya.

Denpasar, Februari 2022

Kelompok 19 L

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL v
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan 2
1.3 Manfaat 2
1.4 Waktu dan Tempat 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 3
2.1 Definisi Karantina 3
2.2 Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 4
2.2.1 Sejarah Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 4
2.2.2 Visi dan Misi 6
2.2.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi 7
2.2.4 Struktur Organisasi 8
2.2.5 Wilayah Kerja 8
2.3 Persyaratan Karantina 9
2.3.1 Persyaratan Masuk ke Wilayah Indonesia 9
2.3.2 Persyaratan Keluar dari Wilayah Indonesia 9
2.4 Tindakan Karantina 9
2.5 Formulir Penting di Karantina Pertanian 11
2.6 Kebijakan Krantina 12
2.7 Operasional Karantina Hewan 13
2.8 Instansi yang Membantu Kerja Karantina 14
2.9 Komoditi Karantina Hewan 15
2.10 Ketentuan Pidana 15
BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 18
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan 18
3.2 Bentuk Kegiatan 18
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 20

2
4.1 Hasil 20
4.1.1 Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Pelabuhan
Padangbai, dan Pelabuhan Gilimanuk 20
4.1.2 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Padangbai 33
4.1.3 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Gilimanuk 33
4.2 Pembahasan 35
4.2.1 Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 35
4.2.2 Kegiatan di Karantina Pelabuhan Penyebrangan Padangbai 37
4.2.3 Kegiatan di Karantina Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk 40
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 43
5.1 Simpulan 43
5.2 Saran 43
DAFTAR PUSTAKA 44
LAMPIRAN 45

3
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar 8

4
DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Pelabuhan
Padangbai, dan Pelabuhan Gilimanuk 20
Tabel 4.2 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Padangbai (Selasa, 08
Februari 2022) 33
Tabel 4.3 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Padangbai (Rabu, 09
Februari 2022) 33
Table 4.4 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Gilimanuk (Kamis, 10
Februari 2022) 33
Table 4.5 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali Pelabuhan Gilimanuk (Jumat, 11
Februari 2022) 35

5
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pangan asal hewan memiliki potensi mengandung bahaya biologis, kimia dan atau
fisik yang dapat mengganggu kesehatan manusia, pangan asal hewan juga dapat
membawa agen penyakit hewan seperti bakteri, virus, parasit maupun prion yang dapat
menular ke manusia atau yang dikenal dengan zoonosis. Untuk mengantisipasi
kemungkinan masuk dan tersebarnya penyakit tersebut baik dari luar negeri ke dalam
wilayah negara Republik Indonesia, dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara
Republik Indonesia, maupun keluar dari wilayah negara Republik Indonesia, maka
diperlukan pengawasan dan pemeriksaan lalu lintas terhadap komoditi hewan beserta
produknya, dimana hal ini menjadi peranan Karantina Hewan di pintu-pintu masuk dan
keluar (entry/exit point). Badan Karantina Pertanian merupakan sebuah lembaga
pemerintahan yang berada di bawah Kementrian Pertanian Republik Indonesia yang
bertugas sebagai penyelenggara perkarantinaan dan pengawasan keamanan hayati melalui
pencegahan masuk, tersebar, serta keluarnya Hama dan Penyakit Hewan Karantina
(HPHK) dan Organisme Penggangu Tumbuhan Karantina (OPTK) di wilayah NKRI
maupun dari luar negeri ke dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia ataupun
sebaliknya melalui berbagai tempat pemasukan dan pengeluaran. Oleh karena pentingnya
fungsi Badan Karantina Pertanian, sehingga kegiatan koasistensi sangat penting untuk
dilakukan, melalui salah satu Unit Pelaksanan Teknis (UPT) Badan Karantina Pertanian
yang tersebar di seluruh Indonesia baik melalui jalur darat dan udara, yaitu Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar yang memiliki cakupan wilayah kerja, yaitu Bandar
Udara I Gusti Ngurah Rai, Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan Laut Celukan Bawang,
Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk dan Kantor
Pos.
Karantina Hewan sangat penting untuk melakukan tindakan pencegahan dan
penangkalan atau penolakan masuk, tersebar, dan keluarnya hama penyakit hewan serta
diharapkan mampu mengelola suatu system kewaspadaan atau kesiagaan darurat jika
terjadi suatu wabah hama penyakit hewan karantina. Dalah melakukan tugasnya, pejabat
karantina melaksanakan Tindakan 8P, meliputi pemeriksaan, pengasingan, pengamatan,
perlakukan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan. Dalam hal ini, profesi
dokter hewan sangat dibutuhkan dalam menunjang dan melaksanakan tindakan tersebut,

1
2

sesuai dengan kompetensinya. Dalam pemeriksaan serta penentuan keputusan sertifikasi


karantina harus dalam pengawasan seorang yang ahli dalam bidang profesi dokter hewan.
Selain ilmu kompetensi dokter hewan, diperlukan pula ilmu legislasi yang kuat terkait
Undang-Undang yang berlaku untuk pelaksanaan tindakan karantina agar mampu
mewujudkan tujuan utama dari Balai Karantina Pertanian demi melindungi stabilitas
ekonomi serta ketahanan pangan.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari kegiatan koasistensi kesehatan masyarakat veteriner di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah untuk mengetahui tindakan karantina hewan
di wilayah kerja dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar.

1.3 Manfaat
Adapun manfaat pelaksanaan kegiatan koasistensi kesehatan masyarakat veteriner di
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, dimana mahasiswa mampu mengetahui
tugas, fungsi, dan kegiatan yang terlaksana di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
serta mengetahui tindakan karantina hewan di wilayah kerja dari Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar.

1.4 Waktu dan Tempat


Pelaksanaan koasistensi PPDH Kesmavet kelompok 19L, dilakksanakan di Balai
Karantina Pertanian Kelas I Denpasar dari tanggal 7 – 11 Februari 2022. Tempat kegiatan
dibagi menjadi 3, yaitu di Kantor Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah
Kerja Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Karantina


Karantina adalah sebagai tempat pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya
pencegahan masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan atau organisme
pengganggu dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau
keluarnya dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Sedangkan karantina hewan,
ikan, dan tumbuhan adalah tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya
hama dan penyakit hewan, hama dan penyakit ikan, atau organisme pengganggu
tumbuhan dari luar negeri dan dari suatu area ke area lain di dalam negeri, atau keluarnya
dari dalam wilayah negara Republik Indonesia. Hal tersebut dijelaskan dalam Undang –
Undang No.21 tahun 2019. Dalam undangundang tersebut juga dijelaskan bahwa
karantina memiliki tujuan:
a. Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan adalah sistem pencegahan masuk, keluar dan
tersebarnya hama dan penyakit hewan Karantina, hama dan penyakit ikan Karantina,
dan organisme pengganggu tumbuhan Karantina; serta pengawasan dan/atau
pengendalian terhadap keamanan pangan dan mutu pangan, keamanan pakan dan
mutu pakan, produk Rekayasa Genetik, Sumber Daya Genetik, Agensia Hayati, Jenis
Asing Invasif, Tumbuhan dan Satwa Liar, serta Turmbuhan dan Satwa Langka yang
dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu Area ke Area lain, dan/atau dikeluarkan
dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
b. Hama dan Penyakit Hewan, Hama dan penyakit Ikan, dan Organisme Pengganggu
Tumbuhan yang selanjutnya disebut Hama dan Penyakit adalah organisme yang dapat
merusak, mengganggu kehidupan, atau menyebabkan kematian Hewan, Ikan, atau
Tumbuhan serta yang membahayakan Kesehatan manusia dan menimbulkan kerugian
ekonomi.
c. Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina yang selanjutnya disingkat OPTK
adalah organisme yang dapat merusak, mengganggu kehidupan atau menyebabkan
kematian tumbuhan, menimbulkan kerugian sosioekonomi serta belum terdapat di
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia atau sudah terdapat di sebagian wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk
dicegah masuknya ke dalam dan tersebarnya di dalam wilayah Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

3
4

d. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian,
perkebunan, kehutanan, perikanan, peternakan, perairan dan air, baik yang diolah
maupun tidak diolah yang diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi
konsumsi manusia, termasuk bahan tambahan pangan bahan baku pangan, dan bahan
lainnya yang digunakan dalam proses penyiapan, pengolahan, dan/atau pembuatan
makanan atau minuman.
e. Pakan adalah bahan makanan tunggal atau campuran, baik yang diolah maupun yang
tidak diolah, yang diberikan kepada hewan untuk kelangsungan hidup, berproduksi,
dan berkembangbiak.
f. Keamanan Pangan adalah kondisi dan upaya yang diperlukan untuk mencegah pangan
dari kemungkinan cemaran biologis, kimia, dan benda lain yang dapat mengganggu,
merugikan, dan membahayakan kesehatan manusia serta tidak bertentangan dengan
agama, keyakinan, dan budaya masyarakat sehingga aman untuk dikonsumsi.
g. Jenis Asing Invasif adalah hewan, ikan, tumbuhan, mikroorganisme, dan organisme
lain yang bukan merupakan bagian dari suatu ekosistem yang dapat menimbulkan
kerusakan ekosistem, lingkungan, kerugian ekonomi, dan/atau berdampak negatif
terhadap keanekaragaman hayati dan kesehatan manusia.
h. Tumbuhan dan Satwa Liar adalah semua tumbuhan yang hidup di alam bebas
dan/atau dipelihara yang masih mempunyai kemurnian jenis, atau semua binatang
yang hidup di darat, air, dan/atau udara yang masih mempunyai sifat - sifat liar, baik
yang hidup bebas maupun yang dipelihara oleh manusia.

2.2 Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar


2.2.1 Sejarah Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
Karantina hewan secara hukum berdiri pada tahun 1978 sesuai dengan SK
Menteri Pertanian No. 316/Kpts/Org/5/1978 tanggal 25 Mei 1978 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja Balai Karantina Kehewanan. Pada tahun 1983, organisasi
karantina hewan diintegrasikan dengan organisasi karantina tumbuhan di bawah
Sekretariat Jenderal Departemen Pertanian dengan pembinaan operasional langsung
dibawah Menteri Pertanian dan selanjutnya pada tahun 1985 diserahterimakan tenaga-
tenaga karantina hewan dari Direktorat Jenderal Peternakan kepada Pusat Karantina
Pertanian, Balai Karantina Kehewanan Wilayah IV Denpasar yang pada masa itu
membawahi stasiun-stasiun karantina hewan yang belum di strukturalkan yang tersebar
di Provinsi Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, dan Timor Timur. Lalu,
5

pada tahun 1994 terjadi reorganisasi dengan SK Menteri Pertanian No. 800/Kpts/OT.
210/12/1994 tanggal 13 Desember 1994 yang menetapkan bahwa Balai Karantina
Kehewanan Wilayah IV Denpasar berubah menjadi Balai Karantina Hewan Ngurah Rai
dengan wilayah kerja yang meliputi pelabuhan laut, pelabuhan penyebrangan, dan
pelabuhan udara yang ada di Provinsi Bali saja. Selanjutnya, berdasarkan SK Menteri
Pertanian No. 501/Kpts/OT/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang Susunan Organisasi
Balai, Stasiun Kelas I, dan Stasiun Kelas II Karantina Hewan, Balai Karantina Hewan
Ngurah Rai tidak mengalami perubahan nama.
Perkembangan selanjutnya, berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 548/Kpts/ OT/
210/2004 tentang Susunan Organisasi Balai dan Stasiun Karantina Hewan, maka Balai
Karantina Hewan Ngurah Rai berubah menjadi Balai Karantina Hewan (BKH) Kelas I
Ngurah Rai dengan wilayah kerja yang meliputi Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan Laut
Celukan Bawang, Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, Pelabuhan Penyebrangan
Gilimanuk, Bandar Udara Ngurah Rai, dan Kantor Pos Besar Denpasar. Struktur
organisasi ini tidak mengalami perubahan hingga tahun 2008.
Karantina Tumbuhan di Pulau Bali pada awalnya merupakan penggabungan dari
Pos Karantina Pertanian Ngurah Rai yang berkedudukan di Bandara Ngurah Rai dan Pos
Karantina Pertanian Singaraja yang berkedudukan di Pelabuhan Laut Singaraja.
Berdasarkan SK Menteri Pertanian No. 800/Kpts/OT/12/94 tanggal 13 Desember 1994
tentang Struktur Organisasi, kedua unit kerja Pusat Karantina Pertanian tersebut melebur
menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Ngurah Rai yang berkedudukan di Bandara
Ngurah Rai, sedangkan Pelabuhan Laut Singaraja berstatus sebagai wilayah kerja dari
Stasiun Karantina Tumbuhan Ngurah Rai. Perubahan status ini diikuti dengan
peningkatan eselonering dari eselon V-a menjadi eselon IV-a. Sesuai dengan Keputusan
Menteri Pertanian No. 499/Kpts/OT. 210/8/2002 tanggal 21 Agustus 2002 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Balai dan Stasiun Karantina Tumbuhan, Stasiun Karantina
Tumbuhan Ngurah Rai diubah menjadi Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai
dengan penambahan satu eselon V-a, yaitu kepala urusan tata usaha, selain kepala sub
seksi pelayanan teknis yang telah ada.
Pada tanggal 22 September 2004, terbit Keputusan Menteri Pertanian No.
547/Kpts/OT. 140/9/2004 tentang Organisasi dan Tata kerja Balai serta Stasiun
Karantina Tumbuhan. Dalam Keputusan Menteri Pertanian tersebut, Stasiun Karantina
Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai meningkat statusnya menjadi Balai Karantina Tumbuhan
Kelas I Ngurah Rai yang diikuti dengan peningkatan dan penambahan eselonering dari
6

eselon IV-a menjadi eselon III-a, lalu pada tanggal 29 Desember 2004 dilantik para
pejabat struktural sesuai dengan SK Menteri Pertanian Nomor 699/Kpts/KP.
330/12/2004 tanggal 22 Desember 2004. Pejabat struktural tersebut terdiri atas kepala
balai (eselon III-a), kepala sub bagian tata usaha (eselon IV-a), kepala seksi pelayanan
teknik (eselon IV-a), serta kepala seksi informasi dan dokumentasi (eselon IV-a).
Dengan wilayah kerja Bandara Ngurah Rai, Pelabuhan Laut Benoa, Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai, Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Pelabuhan Laut Celukan
Bawang, Kantor Pos Denpasar, dan tempat-tempat pemasukan dan/atau pengeluaran
lainnya di Provinsi Bali.
Peningkatan status Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai menjadi
Balai Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai tidak terlepas dari penilaian peningkatan
kinerja dan pelayanan pada tahun 2004 maupun tahun-tahun sebelumnya, dimana Stasiun
Karantina Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai pernah mendapatkan Piagam Penghargaan
ABDI BAKTI TANI pada tahun 2003 sebagai unit kerja pelayanan berprestasi Madya
atas upaya meningkatkan pelayanan kepada publik. Pada tahun 2006, Balai Karantina
Tumbuhan Kelas I Ngurah Rai Kembali meraih Plakat Penghargaan ABDI BAKTI
TANI sebagai unit kerja pelayanan berprestasi Madya atas upaya meningkatkan
pelayanan kepada publik. Hal ini merupakan sebuah tantangan yang harus dipertahankan
serta ditingkatkan sehingga pelayanan terhadap masyarakat akan semakin baik. Pada
tanggal 3 April 2008, terjadi reorganisasi yang cukup besar, yaitu dengan dikeluarkannya
Permentan Nomor 22/Permentan/OT. 140/4/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis Karantina Pertanian, Melalui Permentan tersebut, terjadi integrasi
antara Balai Karantina Hewan Kelas I Ngurah Rai dengan Balai Karantina Tumbuhan
Kelas I Ngurah Rai menjadi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar.

2.2.2 Visi dan Misi


Visi Balai Pertanian Kelas I Denpasar adalah “Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar yang Profesional, Tangguh, dan Terpercaya dalam mencegah masuk dan
tersebarnya HPHK dan OPTK”.
Misi dari Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar adalah:
1. Melindungi kelestarian sumber daya alam hayati hewan dan tumbuhan dari serangan
Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan Organisme Pengganggu Tumbuhan
Karantina (OPTK),
2. Memfasilitasi kelancaran perdagangan/pemasaran produk pertanian (agrobisnis),
7

3. Mewujudkan operasional karantina yang prima,


4. Mendorong partisipasi masyarakat dalam membantu penyelenggaraan perkarantinaan.

2.2.3 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi


Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 61/Permentan/OT.140/10/2010
tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian menyatakan bahwa kedudukan,
tugas pokok dan fungsi Badan Karantina Pertanian adalah:
a. Kedudukan Badan Karantina Pertanian dipimpin oleh seorang kepala badan yang
berada di bawah dan bertanggung jawab langsung kepada Menteri Pertanian RI.
b. Tugas Pokok
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati yang meliputi :
1. Melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan dalam
mencegah masuk dan tersebarnya hama penyakit hewan karantina (HPHK) dan
organisme pengganggu tanaman karantina (OPTK) dari luar negeri dan antar area
di dalam negeri serta keluar dan tersebarnya HPHK dan OPTK tertentu yang
dipersyaratkan negara tujuan.
2. Melaksanakan kegiatan pengawasan keamanan hewani, hayati dan keamanan
pangan.
c. Fungsi
1. Penyusunan rencana, evaluasi, dan pelaporan.
2. Pelaksanaan tindakan karantina meliputi 8P yaitu: Pemeriksaan, Pengasingan,
Pengamatan, Perlakuan, Penahanan, Penolakan, Pemusnahan, Pembebasan
terhadap media pembawa HPHK dan OPTK.
3. Pelaksananan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK.
4. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK.
5. Pelaksanaan pengawasan Keamanan Hayati Hewani dan Nabati.
6. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan.
7. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati.
8. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi, dan sarana teknik karantina hewan
dan tumbuhan.
9. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan.
8

10. Pelaksanaan urusan tata usaha.


2.2.4 Struktur Organisasi

Gambar 2.1. Struktur organisasi Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar


(Sumber: https://bkp1denpasar.karantina.pertanian.go.id/)

2.2.5 Wilayah Kerja


Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pertanian No. 548/Kpts/OT.140/9/2004,
Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar terdiri dari 6 wilayah kerja, sebagai berikut:
1. Bandar Udara Ngurah Rai Di Kabupaten Badung
2. Pelabuhan Laut Benoa Di Kota Denpasar
3. Pelabuhan Laut Celukan Bawang Di Kabupaten Buleleng
4. Pelabuhan Laut Padang Bai Di Kabupaten Karangasem
5. Pelabuhan Laut Gilimanuk Di Kabupaten Jembrana
6. Kantor Pos
9

2.3 Persyaratan Karantina


2.3.1 Persyaratan Masuk ke Wilayah Indonesia
Setiap media pembawa hama dan hewan karantina, hama dan penyakit ikan
karantina, atau organisme pengganggu tumbuhan karantina yang dimasukkan ke dalam
wilayah negara Republik Indonesia wajib:
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan dari negara asal dan negara transit bagi hewan, bahan
asal hewan, hasil bahan asal hewan, ikan, tumbuhan dan bagian-bagian tumbuhan,
kecuali media pembawa yang tergolong benda lain.
b. Melalui tempat-tempat pemasukan yang telah ditetapkan.
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat pemasukan
untuk keperluan tindakan karantina.

2.3.2 Persyaratan Keluar dari Wilayah Indonesia


Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang akan
dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia wajib:
a. Dilengkapi sertifikat kesehatan bagi hewan, bahan asal hewan, dan hasil bahan asal
hewan, keculai media pembawa yang tergolong benda lain.
b. Melalui tempat-tempat pengeluaran yang telah ditetapkan.
c. Dilaporkan dan diserahkan kepada petugas karantina di tempat-tempat pengeluaran
untuk keperluan tindakan karantina.

2.4 Tindakan Karantina


Media pembawa hama dan penyakit hewan atau organism pengganggu tumbuhan
adalah hewan, bahan asal hewan, hasil bahan asal hewan, tumbuhan dan bagian-
bagiannya dan/atau benda lain yang dapat membawa hama dan penyakit hewan karantina
(HPHK) atau Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina (OPTK).
a. Setiap media pembawa hama dan penyakit hewan karantina yang dimasukkan,
dibawa atau dikirim dari suatu area ke area lain di dalam, dan/atau dikeluarkan dari
wilayah negara Republik Indonesia dikenakan tindakan karantina.
b. Setiap media pembawa hama dan penyakit ikan karantina atau organisme
pengganggutumbuhan karantina yang dimasukkan ke dalam dan/atau dibawa atau
dikirim dari suatu area ke area lain di dalam wilayah negara Republik Indonesia
dikenakan tindakan karantina.
10

c. Media pembawa hama dan penyakit ikan karantina dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina yang dikeluarkan dari wilayah negara Republik Indonesia tidak
dikenakan tindakan karantina, kecuali disyaratkan oleh negara tujuan.
Tindakan karantina dilakukan oleh petugas karantina dikenal dengan 8P yaitu:
1. Pemeriksaan, dilakukan untuk mengetahui kelengkapan isi dokumen dan mendeteksi
hama dan penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa,
atau kelayakan sarana prasarana karantina, alat angkut. Pemeriksaan kesehatan atau
sanitasi media pembawa dilakukan secara fisik dengan cara pemeriksaan klinis pada
hewan atau pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada bahan
asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain.
2. Pengasingan, dilakukan terhadap sebagian atau seluruhnya media pembawa untuk
diadakan pengamatan, pemeriksaan dan perlakukan dengan tujuan untuk mencegah
kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantina selama waktu tertentu yang
akan dipergunakan sebagai dasar penetapan masa karantina.
3. Pengamatan, mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina dengan cara
mengamati timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina pada media pembawa
selama diasingkan dengan mempergunakan system semua masuk – semua keluar.
4. Perlakuan, merupakan tindakan untuk membebaskan dan mensucihamakan media
pembawa dari hama penyakit hewan karantina, atau tindakan lain yang bersifat
preventif, kuratif dan promotif.
5. Penahanan, dilakukan terhadap media pembawa yang belum memenuhi persyaratan
karantina atau dokumen yang dipersyaratkan oleh Menteri lain yang terkait atau
dalam pemeriksaan masih diperlukan konfirmasi lebih lanjut.
6. Penolakan, dilakukan penolakan apabila media pembawa tersebut berasal dari
daerah/negara terlarangkarena masih terdapat/tertular atau sedang wabah penyakit
hewan karantina golongan I, atau pada waktu pemeriksaan ditemukan gejala adanya
penyakit hewan karantina golongan I, atau pada waktu pemeriksaan tidak dilengkapi
dengan dokumen karantina (sertifikat kesehatan).
7. Pemusnahan, dilakukan apabila media pembawa yang ditahan tersebut melewati
batas waktu yang ditentukan dan pemilik/kuasanya tidak dapat memenuhi
persyaratan yang diperlukan, atau terhadap media pembawa tersebut ditemukan
adanya hama dan penyakithewan karantina golongan I atau golongan II tetapi telah
diobati ternyata tidak dapat disembuhkan, atau hewan yang ditolak tidak segera di
berangkatkan/tidak mungkin dilakukan penolakan dan media pembawa tersebut
11

berasal dari daerah terlarang atau daerah yang tidak bebas dari penyakit hewan
karantina golongan I.
8. Pembebasan, dilakukan apabila semua kewajiban dan persyaratan untuk
memasukkan/mengeluarkan media pembawa tersebut telah dipenuhi dan dalam
pemeriksaan tidak ditemukan adanya/dugaan adanya gejala hama dan penyakit
hewan karantina, atau selama pengasingan dan pengamatan tidak ditemukan adanya
hama dan penyakit hewan karantina. Pembebasan untuk masuk diberikan dengan
sertifikat pelepasan/pembebasan sedang pembebasan keluar diberikan dengan
Sertifikat kesehatan.

2.5 Formulir Penting di Karantina Pertanian


Dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas karantina Hewan diperlukan berbagai
macam bentuk formulir dokumen operasional karantina hewan yang meliputi:
a. KH.1 (Berita Acara Serah Terima Media HPHK. Diajukan paling lambat 2 hari
sebelum mendatangkan atau memberangkatkan hewan atau komoditi asal hewan)
b. KH.2 (Surat Penugasan Melakukan Tindakan Karantina)
c. KH.3 (Laporan Pelaksanaan Tindakan Karantina)
d. KH.4 (Surat Penolakan Bongkar Muatan, karena komoditi tersebut adalah komoditi
yang tidak boleh masuk ke daerah tujuan atau transit)
e. KH.5 (Surat Persetujuan Bongkar Muatan, bongkar muatan biasanya dilakukan
Bea Cukai atas persetujuan karantina saat transit atau pindah pesawat)
f. KH.6 (Surat Persetujuan Muat)
g. KH.7 (Surat Perintah Masuk Instalasi Karantina Hewan, untuk daging biasanya proses
karantina dilakukan di IKHS)
h. KH.8A (Surat Perintah Penahanan jika komoditi tersebut tidak memiliki dokumen
yang lengkap. Pemilik diberikan waktu maximal 7 hari untuk melengkapinya)
i. KH.8B (Berita Acara Penolakan Komoditi Masuk atau Keluar wilayah tersebut
komoditi tersebut tidak boleh masuk atau keluar wilayah)
j. KH 9A (Surat Perintah Penolakan)
k. KH 9B (Berita Acara Penolakan)
l. KH 10 A (Surat Perintah Pemusnahan)
m. KH 10B (Berita Acara Pemusnahan)
n. KH 11 (Sertifikat Kesehatan Hewan)
o. KH 12 (Sertifikasi Sanitasi Produk Hewan)
12

p. KH 13 (Surat Keterangan untuk Benda Lain)


q. KH 14 (Sertifikat Pelepasan Karantina Hewan
r. KH-15 (Surat keterangan transit)
s. KH-16 (Berita acara serah terima media pembawa hama penyakit hewan karantina
dan pelaksanaan tindakan karantina antar dokter hewan karantina)
t. KH-17 (Surat keterangan untuk barang yang bukan termasuk media pembawa hama
penyakit hewan karantina)
u. Kwitansi PNBP
v. Lampiran:
1. Surat Keterangan Kesehatan dari Daerah/Negara Asal
2. Surat Izin/Rekomendasi Pemasukan/Pengeluaran
3. Sertifikat Halal
4. Hasil Uji Laboratorium
5. Health Certificate Quarantine Negara Asal
6. Surat Angkut Satwa Dalam Negeri/Luar Negeri
7. Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and
Flora (CITES).
8. Bill of Landing (BL)

2.6 Kebijakan Krantina


Kebijakan Karantina Hewan Kebijakan karantina hewan dalam hal ini, antara lain:
1. Mempertahankan status bebasnya Indonesia dari beberapa penyakit hewan menular
utama (major epizootic disease) dari kemungkinan masuk dan tersebarnya agen
penyakit dari luar negeri.
2. Mengimplementasikan kebijakan pengamanan maksimum (maximum security policy)
dengan menerapkan kebijakan pelarangan atau pelarangan sementara jika terjadi
wabah penyakit hewan menular yang dalam pelaksanaanya memantau perkembangan
situasi wabah melalui berbagai informasi resmi baik dari OIE maupun dengan cara
mencermati pelaporan negara yang bersangkutan atau melalui komunikasi langsung
dengan negara tersebut.
3. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan lalu lintas hewan serta produknya dengan
menerapkan CIA (Controlling, Inpection, and Approval) untuk melindungi sumber
daya alam hayati fauna dari ancaman penyakit hewan berbahaya lainnya serta
penyakit eksotik.
13

4. Melakukan Minimum Disease Program, yaitu program untuk meminimalkan kasus


penyakit hewan di suatu wilayah/daerah tertentu di Indonesia melalui sistem
pengendalian dan pengawasan lalu lintas hewan serta produknya antar wilayah/antar
pulau sehingga dapat mencegah atau menangkal penyebarannya.
5. Mewujudkan pelayanan karantina hewan yang modern, mandiri, dan professional.
Dalam menjalankan kebijakan karantina hewan yang dilaksanakan oleh petugas
karantina hewan di lapangan untuk memastikan dan meyakinkan bahwa media
pembawa tersebut tidak mengandung atau tidak dapat lagi menularkan hama penyakit
hewan karantina, tidak lagi membahayakan kesehatan manusia dan menjaga
ketentraman batin masyarakat, mengangkat harkat dan martabat hidup masyarakat
melalui kecukupan pangan yang bermutu dan bergizi, serta ikut menjaga kelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup.
2.7 Operasional Karantina Hewan
Data yang berkaitan dengan operasional perkarantinaan meliputi data yang terkait
dengan tindakan karantina 8P berupa pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan. Menurut Statistik Badan
Karantina Hewan 2012-2016, berikut data yang berkaitan dengan operasional
perkarantinaan.
1. Tindakan 8P pada karantina hewan
a. Impor
b. Ekspor
c. Domestik masuk
d. Domestik keluar
2. Tindakan 8P pada karantina tumbuhan
a. Impor
b. Ekspor
c. Domestik masuk
d. Domestik keluar
3. Jenis media pembawa karantina hewan yang di lalu lintaskan
a. Impor
b. Ekspor
c. Domestik masuk
d. Domestik keluar
4. Jenis media pembawa karantina tumbuhan yang di lalu lintaskan
14

a. Impor
b. Ekspor
c. Domestik masuk
d. Domestik keluar
5. Data hasil temuan HPHK dan OPTK
6. Data pemberitahuan ketidaksesuaian yang diterima Badan Karantina Pertanian
7. Data sanding lalu lintas media pembawa terhadap temuan OPTK
8. Kegiatan kepatuhan

2.8 Instansi yang Membantu Kerja Karantina


Dalam pelaksanaan karantina, terdapat beberapa instansi yang membantu dalam
pengawasan lalu lintas hewan serta tumbuhan, bahan asal hewan, dan produk asal hewan.
Instansi tersebut antara lain:
1. Kepolisian Republik Indonesia, bertugas memberikan payung hukum bagi karantina
jika terdapat pihak pelaku lalu lintas ternak dan bahan ikutannya yang mencoba
melawan atau mengancam pegawai karantina, khususnya di setiap wilayah kerja.
2. Dinas Peternakan, bertugas menerbitkan surat rekomendasi dalam pemasukan dan
pengiriman serta surat keterangan sehat ternak.
3. Badan Penanaman Modal dan Perizinan (BPMP), bertugas menerbitkan surat izin
dalam pemasukan dan pengiriman ternak berdasarkan rekomendasi dinas peternakan.
4. Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), bertugas dalam hal
perlindungan/pelestarian satwa liar dan menerbitkan Surat Ijin Angkut Satwa (SIAS).
5. Balai Besar Veteriner (BBVet), bertugas membantu karantina untuk meneguhkan
diagnosa terhadap hewan maupun bahan ikutan lainnya.
6. Direktur Jendral Bea dan Cukai, bertugas membantu pengawasan komoditi wajib
periksa karantina baik ekspor maupun impor.
7. Imigrasi, beacukai, imigrasi, dan karantina merupakan tiga unsur yang disebut dengan
CIQ (Custom, Imigration, Quarantine).
8. PT. Pos Indonesia (Persero) dan Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres
Indonesia, bertugas dalam hal pelaksanaan tindakan karantina terhadap media
pembawa HPHK serta OPTK yang berasal dari barang impor, ekspor, dan kiriman
antar area yang dikirim melalui pos dan/atau jasa titipan.
15

9. Direktorat Jendral Penyelenggaraan Pos dan Informatika Kementrian Komunikasi dan


Informatika, bertugas dalam hal penyediaan akses internet dalam rangka mendukung
pelayanan karantina pertanian.
10. Direktorat Jendral Standarisasi dan Perlindungan Konsumen dengan Direktorat
Jendral Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian, Badan Pengawasan Obat dan
Makanan, bertugas dalam hal kerjasama pengawasan untuk produk non pangan,
pangan olahan, dan pangan segar.
11. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI-AD), bertugas dalam hal dukungan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
di wilayah perbatasan darat antar negara.
12. Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (TNI-AL), bertugas dalam hal dukungan
operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan serta pengawasan keamanan hayati
di wilayah perairan Republik Indonesia.
13. Deputi Bidang Pengkaji Persandian, bertugas dalam hal penyelenggaraan Certificate
Authority (CA) sebagai sarana pengaman pertukaran data dan informasi dalam sistem
E-Cert Sanitary and Pythosanitary (SPS).

2.9 Komoditi Karantina Hewan


Komoditi karantina hewan meliputi beberapa hal, antara lain:
1. Hewan/ternak, yaitu seluruh binatang/hewan yang hidup di darat baik yang dipelihara
maupun yang hidup secara liar.
2. Bahan Asal Hewan (BAH), yaitu bahan yang berasal dari hewan yang dapat diolah
lebih lanjut seperti dendeng, kulit, tulang, telur, tanduk, lemak, susu segar, madu,
tepung tulang, tepung hati, dan lainnya.
3. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH), yaitu bahan asal hewan yang telah diolah lebih
lanjut seperti daging kaleng, keju, krim, mentega, sosis, daging olahan, dan lainnya.
4. Benda lain adalah media pembawa yang bukan tergolong dalam hewan, BAH, dan
HBAH yang memiliki potensi penyebaran hama penyakit hewan karantina.

2.10 Ketentuan Pidana


Menurut UU Nomor 21 tahun 2019 tentang ketentuan pidana meliputi,
1. Setiap Orang Yang Memasukan:
16

a. Memasukkan Media Pembawa dengan tidak melengkapi sertifikat kesehatan dari


negara asal bagi Hewan, Produk Hewan, Ikan, Produk lkan, Tumbuhan, dan/atau
Produk Tumbuhan
b. Memasukkan Media Pembawa tidak melalui Tempat Pemasukan yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat
c. Tidak melaporkan atau tidak menyerahkan Media Pembawa kepada Pejabat
Karantina di Tempat Pemasukan yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk
keperluan Tindakan Karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian
d. Mentransitkan Media Pembawa tidak menyertakan sertifikat kesehatan dari negara
transit Dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan pidana
denda paling banyak Rp10.000.000.000,00 (sepuluh miliar rupiah).
2. Setiap Orang Yang Mengeluarkan:
a. Mengeluarkan Media Pembawa dengan tidak melengkapi sertifikat kesehatan bagi
Hewan, Produk Hewan, Ikan, Produk Ikan, Tumbuhan, dan/atau Produk
Tumbuhan.
b. Mengeluarkan Media Pembawa tidak melalui Tempat Pengeluaran yang ditetapkan
oleh Pemerintah Pusat,
c. Tidak melaporkan atau tidak menyerahkan Media Pembawa kepada Pejabat
Karantina di Tempat Pengeluaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat untuk
keperluan tindakan Karantina dan pengawasan dan/atau pengendalian Dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 (tiga) tahun dan pidana denda paling banyak
Rp3.000.000.000,00 (tiga miliar rupiah).
3. Setiap Orang Yang Memasukan dan Mengeluarkan:
a. Memasukkan atau mengeluarkan Media Pembawa dari suatu Area ke Area lain di
dalam wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak melengkapi
sertifikat kesehatan dari Tempat Pengeluaran yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat bagi Hewan, Produk Hewan, Ikan, Produk Ikan, Tumbuhan, danf atau
Produk Tumbuhan
b. Memasukkan dan/atau mengeluarkan tidak melalui Tempat Pemasukan dan
Tempat Pengeluaran yang ditetapkan oleh Pemerintah Pusat,
c. Tidak melaporkan atau tidak menyerahkan Media Pembawa kepada Pejabat
Karantina di Tempat Pemasukan dan Tempat Pengeluaran yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat untuk keperluan tindakan Karantina dan pengawasan dan/atau
pengendalian
17

d. Mentransitkan Media Pembawa tidak menyertakan surat keterangan Transit


Dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 (dua) tahun dan pidana denda paling
banyak Rp2.000.000.000,00 (dua miliar rupiah).
BAB III
PELAKSANAAN KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan


Kegiatan koasistensi kesehatan masyarakat veteriner PPDH kelompok 19L yang
dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar berlangsung selama lima
hari yang terhitung dari 7-11 Februari 2022. Tempat kegiatan koasistensi terbagi di 3
lokasi, yaitu satu hari di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar pada
tanggal 7 Februari 2022, selanjutnya dua hari di Wilayah Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada tanggal 8-9 Februari 2022, dan dua hari di
Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada tanggal
10-11 Februari 2022.

3.2 Bentuk Kegiatan


1. Pembelajaran sekaligus pengetahuan mengenai administrasi karantina hewan yang
meliputi informasi persyaratan dan prosedur perpindahan hewan karantina bai
kantar daerah maupun dengan tujuan ekspor-impor, cara mengajukan dokumen
perizinan perpindahan hewan karantina baik antar daerah maupun yang dengan
tujuan ekspor-impor, dan cara melakukan verifikasi dokumen perpindahan hewan
karantina baik antar daerah maupun yang dengan tujuan ekspor-impor.
2. Pemeriksaan dan evaluasi bahan asal hewan (daging, telur, dan susu), hasil bahan
pangan asal hewan (bakso, sosis, abon, dan keju), media pembawa yang bukan
tergolong hewan (obat hewan, vaksin, dan bahan biologis), alat angkut dan produk
yang berkaitan dengan hewan serta bahan pakan asal hewan di Unit Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai dan Unit Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk.
3. Pemeriksaan uji kelayakan dan standarisasi alat angkut hewan dan media pembawa
hewan, hal ini meliputu packaging hewan dengan memperhatikan kesrawan dan
prosedural keselamatan hewan serta penumpang.
4. Pengambilan sampel semua hewan, bahan pangan asal hewan, dan hasil bahan
pangan asal hewan serta benda lain tanpa terkecuali satupun yang kemudian
dilakukan pengujian sampel di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I
Denpasar.

18
19

5. Melakukan pengawasan dan pengecekan kelengkapan dokumen perizinan


perpindahan hewan karantina dan produk asal hewan yang akan masuk maupun
keluar di pos penjaga dan pelayanan karantina hewan di terminal Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai dan Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil
Kegiatan koasistensi kesehatan masyarakat veteriner PPDH kelompok 19L yang
dilaksanakan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar berlangsung selama lima hari
yang terhitung dari 7-11 Februari 2022. Tempat kegiatan koasistensi terbagi di 3 lokasi,
yaitu satu hari di Laboratorium Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar pada tanggal 7
Februari 2022, selanjutnya dua hari di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai pada tanggal 8-9 Februari 2022, dan dua hari di Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada tanggal 10-11 Februari
2022.
4.1.1 Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk
Tabel 4.1. Jadwal Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar, Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai, dan Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk
No. Hari/Tanggal Uraian Kegiatan Pembimbing Lokasi
1. Senin, 07 Penerimaan PPDH 19L di
Februari Balai Karantina Kelas I
2022 Denpasar
Presensi kehadiran dan
pembagian jadwal
kegiatan di Balai drh. Siti Rofi’ah
Karantina Pertanian Kelas Balai
I Denpasar Karantina
Penjelasan mengenai Balai Pertanian
Karantina Pertanian Kelas Kelas I
I Denpasar Denpasar
Persiapan dan pembuatan
media BPW dan PCA
untuk uji bakteri sampel Bapak Muh. Hari
HBAH di laboratorium Wahyudi
Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar

20
21

2. Selasa, 08 Penerimaan dan


Februari pengenalan mahasiswa
2022 PPDH 19L beserta staff
yang bertugas di Wilayah
Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai.
Pemaparan mengenai
ruang lingkup karantina
pertanian, pengenalan
tugas pokok, tujuan, dan
fungsi karantina pertanian.
Pemaparan mengenai
kegiatan yang
dilaksanakan di Wilayah
Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai
Pemaparan persyaratan
karantina pertanian dan
ketentuan pidana yang
diatur dalan UU No. 21 Wilayah
Tahun 2019 tentang Kerja
Karantina Hewan, Ikan, Karantina
drh. Nyoman
dan Tumbuhan Pertanian
Wijaya Kusuma
. Pelabuhan
Mitha
Pemaparan mengenai Penyebranga
komoditi yang sering n
diawasi di Wilayah Kerja Padangbai
Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai, meliputi hewan
hidup (DOC, kambing
potong, sapi potong, dan
babi potong) serta HBAH
(daging ayam, daging sapi,
daging bebek, telur
konsumsi, susu segar, dan
susu
pasteurisasi)
Pengenalan alur pelayanan
Tindakan karantina, yaitu
tindakan 8P (pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan,
perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan,
dan pembebasan) serta
dokumen karantina
Pengenalan pemeriksaan
klinis terhadap hewan
22

hidup dan pemeriksaan


organoleptik terhadap
daging dan telur
Pengarahan mengenai
tugas di lapangan saat
melakukan pemeriksaan
terhadap komoditi yang
masuk maupun keluar
Koordinasi terhadap polisi
terkait pemeriksaan
komoditi di ketiga pos
kerja (pos 1, pos 2, dan
pos 3)
Pengenalan pos yang
terdapat di Pelabuhan
Padangbai (pos 1, pos 2,
dan pos 3)
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Tabanan ke Mataram.
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Mataram.
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Bima
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
beku yang akan dikirim
dari Tabanan ke Mataram
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap keju yang akan
dikirim dari Mataram ke
Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
23

administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap hasil olahan lain
dari susu yang akan
dikirim dari Mataram ke
Denpasar
3. Rabu, 09 Pemeriksaan kelengkapan
Februari administrasi dan
2022 pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Dompu
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Dompu
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan Wilayah
dikirim dari Bangli ke Kerja
Bima Karantina
drh. Nyoman
Pemeriksaan kelengkapan Pertanian
Wijaya Kusuma
administrasi dan Pelabuhan
Mitha
pemeriksaan organoleptik Penyebranga
terhadap telur ayam n
konsumsi yang akan Padangbai
dikirim dari Bangli ke
Bima
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Bima
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Bima
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
24

pemeriksaan organoleptik
terhadap telur ayam
konsumsi yang akan
dikirim dari Karangasem
ke Mataram
Pelepasan mahasiswa
PPDH 19L Fakultas
Kedokteran Hewan
Universitas Udayana
4. Kamis, 10 Penerimaan dan
Februari pengenalan mahasiswa
2022 PPDH 19L beserta staff
yang bertugas di Wilayah
Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Gilimanuk
Pemaparan mengenai
kegiatan yang
dilaksanakan di Wilayah
Kerja Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Gilimanuk
Pemaparan UU No. 21
Tahun 2019 tentang
karantina hewan, ikan, dan
tumbuhan (khususnya
mengenai pengertian Wilayah
karantina, tindakan 8P Kerja
drh. I Nyoman
karantina, instalasi Karantina
Ludra, MP dan Drh.
karantina, dan masa Pertanian
Gede Andhi
karantina hewan) Pelabuhan
Suprapta
Pemaparan mengenai Penyebranga
komoditi yang sering n Gilimanuk
diawasi di Wilayah Kerja
Karantina Pertanian
Pelabuhan Penyebrangan
Gilimanuk, meliputi
hewan hidup (kambing,
babi, sapi, dan ayam) serta
HBAH (daging ayam,
daging sapi, daging bebek,
telur konsumsi, dan susu
segar)
Kunjungan ke instalasi
karantina
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap babi potong yang
akan dikirim dari Tabanan
25

ke Surabaya.
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembrana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembrana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembrana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap babi potong yang
akan dikirim dari Bangli
ke Jakarta Barat
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembrana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap sapi potong yang
akan dikirim dari Badung
ke Bekasi
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembrana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap sapi potong yang
akan dikirim dari Badung
ke Depok
Pemeriksaan kelengkapan
26

administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging sapi yang
akan dikirim dari Bekasi
ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap mentega yang
akan dikirim dari Bekasi
ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging sapi
olahan yang akan dikirim
dari Bekasi ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
olahan yang akan dikirim
dari Bekasi ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Pasuruan
ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap kambing potong
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap olahan susu yang
akan dikirim dari Pasuruan
ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap kambing potong
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
27

terhadap olahan susu yang


akan dikirim dari Jakarta
Timur ke Badung
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging bebek/itik
yang akan dikirim dari
Kediri ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap susu pasteurisasi
yang akan dikirim dari
Malang ke Badung
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap yogurt yang akan
dikirim dari Malang ke
Badung
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap cheese yang akan
dikirim dari Malang ke
Badung
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap olahan susu yang
akan dikirim dari Malang
ke Buleleng
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Jombang
ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Jombang
ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Pasuruan
28

ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Jombang ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap hati yang akan
dikirim dari Jombang ke
Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Jombang ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging sapi beku
yang akan dikirim dari
Bekasi ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
29

administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap pakan hewan
ternak yang akan dikirim
dari Sidoarjo ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
30

terhadap kambing potong


yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Buleleng
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap kambing pototng
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Jombang ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur konsumsi
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap kambing potong
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Buleleng
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Pasuruan
ke Tabanan
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap kambing potong
yang akan dikirim dari
31

Banyuwangi ke Denpasar
5. Jum’at, 11 Pemeriksaan kelengkapan
Februari administrasi dan
2022 pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembarana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembarana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler
yang akan dikirim dari
Jembarana ke Surabaya
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC Broiler Wilayah
yang akan dikirim dari Kerja
drh. I Nyoman
Jembarana ke Surabaya Karantina
Ludra, MP dan
Pemeriksaan kelengkapan Pertanian
Drh. Gede Andhi
administrasi dan Pelabuhan
Suprapta
pemeriksaan klinis Penyebranga
terhadap babi potong yang n Gilimanuk
akan dikirim dari Badung
ke Pangkal Pinang
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap keju yang akan
dikirim dari Bekasi ke
Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging bebek
yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Pasuruan
Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
32

administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam
yang akan dikirim dari
Banyuwangi Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Jombang
ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap yogurt yang akan
dikirim dari Malang ke
Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap susu pasteurisasi
yang akan dikirim dari
Malang ke Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap cheese yang akan
dikirim dari Malang ke
Denpasar
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
terhadap telur tetas yang
akan dikirim dari Jombang
ke Jembrana
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC yang akan
dikirim dari Lamongan ke
Bangli
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan klinis
terhadap DOC yang akan
dikirim dari Malang ke
Buleleng
Pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan
pemeriksaan organoleptik
33

terhadap daging ayam


yang akan dikirim dari
Banyuwangi ke Jembrana
Pelepasan mahasiswa
PPDH 19L Fakultas drh. I Nyoman
Kedokteran Hewan Ludra, MP
Universitas Udayana

4.1.2 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai
Tabel 4.2. Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Selasa, 08 Februari 2022
No. Jenis Komoditi Asal Tujuan Volume No. Sertifikat
1. DOC Broiler Tabanan Mataram 20485 K11.K000250
2. Telur Ayam Karangasem Mataram 3125 K12.K000251
3. Telur Ayam Karangasem Bima 3125 K12.K000252
Daging Ayam
4. Tabanan Mataram 3000 K12.K000253
Beku
5. Keju Mataram Denpasar 5209 K14.M000003
Hasil Olahan
6. Mataram Denpasar 1386 K14.M000003
Lain Susu

Tabel 4.3. Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai pada Rabu, 09 Februari 2022
No. Jenis Komoditi Asal Tujuan Volume No. Sertifikat
1. Telur Ayam Karangasem Dompu 3125 K12.K000254
2. Telur Ayam Karangasem Dompu 3125 K12.K000255
3. Telur Ayam Bangli Bima 3125 K12.K000256
4. Telur Ayam Bangli Bima 4688 K12.K000257
5. Telur Ayam Karangasem Bima 3125 K12.K000258
6. Telur Ayam Karangasem Bima 3125 K12.K000259
7. Telur Ayam Karangasem Mataram 3125 K12.K000260

4.1.3 Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk

Tabel 4.4. Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Kamis, 10 Februari 2022
No. Jenis Komoditi Asal Tujuan Volume No. Sertifikat
1. Babi Potong Tabanan Surabaya 65 K11.K000321
2. DOC Broiler Jembrana Surabaya 12000 K11.K000322
3. DOC Broiler Jembrana Surabaya 15000 K11.K000323
4. DOC Broiler Jembrana Surabaya 22000 K11.K000324
Jakarta
5. Babi Potong Bangli 80 K11.K000325
Barat
6. DOC Broiler Jembrana Surabaya 20000 K11.K000326
34

7. Sapi Potong Badung Bekasi 15 K11.K000327


8. DOC Broiler Jembrana Surabaya 7900 K11.K000328
9. Sapi Potong Badung Depok 19 K11.K000329
10. Daging Sapi Bekasi Denpasar 400 K14.M001256
11. Mentega Bekasi Denpasar 60 K14.M001256
Daging Sapi
12. Bekasi Denpasar 120 K14.M001256
Olahan
Daging Ayam
13. Bekasi Denpasar 340 K14.M001256
Olahan
14. Telur Tetas Pasuruan Tabanan 45720 K14.M001257
Kambing
15. Banyuwangi Jembrana 26 K14.M001258
Potong
16. Olahan Susu Pasuruan Denpasar 14893 K14.M001259
Kambing
17. Banyuwangi Denpasar 18 K14M001260
Potong
Jakarta
18. Olahan Susu Badung 4000 K14.M001261
Timur
Daging
19. Kediri Denpasar 3777,5 K14.M001262
Bebek/Itik
Susu
20. Malang Badung 5136 K14.M001263
Pasteurisasi
21. Yogurt Malang Badung 25 K14.M001263
22. Cheese Malang Badung 77 K14.M001263
23. Olahan Susu Malang Buleleng 1275 K14.M001264
24. Telur Tetas Jombang Jembrana 43200 K14.M001265
25. Telur Tetas Jombang Jembrana 50400 K14.M001266
26. Telur Tetas Pasuruan Jembrana 46800 K14.M001267
27. Daging Ayam Banyuwangi Jembrana 80 K14.M001268
28. Daging Ayam Banyuwangi Jembrana 2000 K14.M001269
29. Daging Ayam Jombang Denpasar 5503,9 K14.M001270
30. Hati Jombang Denpasar 387,1 K14.M001270
31. Daging Ayam Jombang Denpasar 2000 K14.M001271
Daging Sapi
32. Bekasi Denpasar 20000 K14.M001271
Beku
Pakan Ternak
33. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001273
Hewan
Pakan Ternak
34. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001274
Hewan
Pakan Ternak
35. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001275
Hewan
Pakan Ternak
36. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001276
Hewan
Pakan Ternak
37. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001277
Hewan
Pakan Ternak
38. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001278
Hewan
Pakan Ternak
39. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001279
Hewan
40. Pakan Ternak Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001280
35

Hewan
Pakan Ternak
41. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001281
Hewan
Pakan Ternak
42. Sidoarjo Tabanan 19000 K14.M001282
Hewan
Kambing
43. Banyuwangi Buleleng 38 K14.M001283
Potong
Kambing
44. Banyuwangi Jembrana 32 K14.M001284
Potong
45. Daging Ayam Banyuwangi Jembrana 100 K14.M001285
46. Daging Ayam Jombang Denpasar 1200 K14.M001286
47. Telur Konsumsi Banyuwangi Tabanan 1800 K14.M001287
48. Daging Ayam Banyuwangi Jembrana 2000 K14.M001288
Kambing
49. Banyuwangi Buleleng 22 K14.M001289
Potong
50. Telur Tetas Pasuruan Tabanan 45720 K14.M001290
Kambing
51. Banyuwangi Denpasar 30 K14.M001291
Potong

Tabel 4.5. Daftar Komoditi Keluar-Masuk Area Bali melalui Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk pada Jum’at, 11 Februari 2022
No. Jenis Komoditi Asal Tujuan Volume No. Sertifikat
1. DOC Broiler Jembrana Surabaya 20000 K11.K000330
2. DOC Broiler Jembrana Surabaya 20000 K11.K000331
3. DOC Broiler Jembrana Surabaya 13000 K11.K000332
4. DOC Broiler Jembrana Surabaya 12000 K11.K000333
Pangkal
5. Badung 85 K11.K000334
Babi Potong Pinang
6. Keju Bekasi Denpasar 7500 K14.M001292
7. Daging Bebek Banyuwangi Denpasar 1000 K14.M001293
8. Telur Tetas Pasuruan Jembrana 50400 K14.M001294
9. Daging Ayam Banyuwangi Denpasar 1500 K14.M001295
10. Telur Tetas Jombang Jembrana 50400 K14.M001296
11. Yoghurt Malang Denpasar 1980 K14.M001297
Susu
12. Malang Denpasar 12736 K14.M001297
Pasteurisasi
13. Cheese Malang Denpasar 152 K14.M001297
14. Telur Tetas Jombang Jembrana 43200 K14.M001298
15. DOC Lamongan Bangli 10000 K14.M001299
16. DOC Malang Buleleng 11300 K14.M001300
17. Daging Ayam Banyuwangi Jembrana 80 K14.M001301

4.2 Pembahasan
4.2.1 Kegiatan di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar
Kegiatan koasistensi satse Kesehatan Masyarakat Veteriner PPDH Fakultas
Kedokteran Hewan Universitas Udayana, kelompok 19L dilaksanakan dilmulai pada hari
36

Senin, 7 Februari 2022 di Balai Karantina Kelas I Denpasar. Kegiatan dimulai dengan
penerimaan dan pengenalan Mahasiswa PPDH oleh Ibu drh. Siti Rofi’ah. Selanjutnya
diberikan pemaparan materi mengenai karantina berupa; profil, tujuan dan fungsi
karantina, peraturan-peraturan mengenai karantina, sejarah karantina, serta menentukan
jadwal dan lokasi koasistensi di beberapa wilayah kerja Balai Karantina Kelas I
Denpasar yaitu Wilayah Kerja di Balai Karantina Kelas I Denpasar, Wilayah Kerja
Pelabuhan Padang Bai, dan Wilayah Kerja Pelabuhan Gilimanuk, dan dilanjutkan dengan
diskusi mengenai tindakan karantina dan operasional karantina.
Kegiatan selanjutnya mahasiswa diarahkan untuk melaksanakan kegiatan di
laboratorium seperti pengenalan alat dan preparasi media penanaman sampel yang akan
diuji dengan PCA, serta melakukan demo pengujian sampel daging untuk menguji
cemara mikroba dengan metode TPC (Total Plate Count). Kegiatan di laboratorium ini
didampingi oleh Bapak Muh Hari Wahyudi. Uji cemaran mikroba merupakan cara
penghitungan jumlah mikroba yang terdapat dalam suatu produk yang tumbuh pada
media agar pada suhu dan waktu inkubasi tertentu. Media yang digunakan pada uji ini
ialah media Plate Count Agar (PCA) dengan metode tuang. Pembuatan media PCA
diperlukan 22,5 gr bubuk PCA dalam 1 liter air. Mahasiswa membuat media PCA
sebanyak 500 ml dengan 11,75 gr bubuk PCA yang kemudian dihomogenkan dan
dipanaskan menggunakan kompor listrik selama 45 menit hingga warna media menjadi
bening Setelah media jadi, seluruh alat seperti cawan petri, gelas ukur, dan media
disterilisasi dengan menggunakan wet autoclave selama 1,5 jam.
Kegiatan dilanjutkan dengan preparasi sampel yang akan diperiksa, yaitu daging
babi, kerbau, sosis ayam dan sosis sapi. Sampel dibuat menjadi ekstrak menggunakan
alat stomacher dan diuji dengan metode total plate count/TPC menggunakan media Plate
Count Agar/PCA dan Buffered Peptone Water/BPW yang didampingi oleh Bapak Muh
Hari Wahyudi. Pengujian TPC tersebut merupakan salah satu tujuan dari adanya SNI
tersebut, yaitu untuk memberikan perlindungan kepada konsumen dan masyarakat
terutama dalam aspek keamanan dan kesehatan, mewujudkan jaminan mutu dari bahan
makanan asal hewan, dan mendukung perkembangan agroindustry dan agrobisnis. Selain
itu, pengujian tersebut dilakukan sebagai salah satu syarat dalam pendistribusian bahan
makanan asal hewan. Pengenceran yang digunakan hingga pengenceran ke-4 atau 10-4 .
Total plate yang digunakan untuk pengujian adalah 14 plate, yang berasal dari empat
sampel yang diuji x 3 (pengenceran 10-2 , 10-3 , 10-4 ) ditambah dengan dua sampel
kontrol. Indikator kontaminasi daging segar dapat dilihat melalui jumlah dari TPC,
37

karena bakteri dapat secara alami berkembang pada daging segar dan dapat
menimbulkan penyakit jika memiliki jumlah diatas ambang batas yang diizinkan. Batas
ambang keamanan untuk jumlah mikroba TPC adalah 1 x 106 CFU/g (SNI 7388: 2009).
Kemudian dilakukan penuangan media PCA sebanyak 15 mL kemudian diratakan
dengan melakukan pemutaran cawan pada bidang datar. Seluruh sampel yang didiamkan
selama satu jam dan telah memadat kemudian diinkubasi dalam inkubator dengan posisi
terbalik pada suhu 37°C selama 24 jam.
4.2.2 Kegiatan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan
Padangbai
Kegiatan koasistensi di Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai dilaksanakan pada hari
Selasa, 08 Februari hingga Rabu, 09 Februari 2022. Pada hari pertama (08 Februari
2022), mahasiswa PPDH kelompok 19L diterima secara resmi oleh drh. Wijaya Kusuma
Mitha. Kegiatan diawali dengan perkenalan masing-masing mahasiswa serta perkenalan
dari staff. Kemudian dilanjutkan dengan pemaparan materi mengenai perundang-
undangan, meliputi Undang-Undang (UU) Nomor 21 Tahun 2019 serta perbandingan
cakupan/ruang lingkupnya dengan undang-undang yang lama, yaitu UU Nomor 16
Tahun 1992. Menurut UU Nomor 16 Tahun 1992, karantina adalah “tempat”
pengasingan dan/atau tindakan sebagai upaya pencegahan masuk dan tersebarnya hama
dan penyakit atau organisme pengganggu dari luar negeri dan suatu area ke area lain di
dalam negeri, atau keluarnya dari wilayah Negara Republik Indonesia. Sedangkan
menurut UU Nomor 21 Tahun 2019, karantina (mencakup karantina hewan, ikan, dan
tumbuhan) adalah “sistem” pencegahan masuk, keluar, dan tersebarnya hama dan
penyakit hewan karantina, hama dan penyakit ikan karantina, dan organisme pengganggu
tumbuhan karantina; serta pengawasan dan/atau pengendalian terhadap keamanan
pangan dan mutu pangan, kemananan pakan dan mutu pakan, produk rekayasa genetik,
sumber daya genetik, agensia hayati, jenis asing invasif, tumbuhan dan satwa liar, serta
tumbuhan dan satwa langka yang dimasukkan ke dalam, tersebarnya dari suatu area ke
area lain, dan/atau dikeluarkan dari wialyah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Kemudian dijelaskan juga mengenai ketentuan-ketentuan pidana yang diatur dalam UU
Nomor 21 Tahun 2019. Selanjutnya dilakukan pemaparan mengenai komoditi yang
sering masuk/keluar ataupun transit di Wilker Karantina Pertanian Pelabuhan
Penyebrangan Padangbai, meliputi hewan hidup (day old chick/DOC, kambing potong,
sapi, dan babi potong) serta hasil bahan asal hewan/HBAH (daging ayam, daging sapi,
38

daging bebek, telur konsumsi, susu segar, dan susu pasteurisasi). Setelah itu dilakukan
pemaparan materi lebih mendalam mengenai tindakan karantina 8P (pemeriksaan,
pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan, dan
pembebasan) dan dokumendokumen karantina. Materi lain yang dipaparkan adalah
pengenalan pemeriksaan klinis terhadap hewan hidup dan pemeriksaan organoleptik
terhadap daging serta telur. Adapun parameter-parameter yang diperiksa untuk kualitas
fisik telur seperti warna kerabang, keutuhan kerabang dan, bentuk kerabang; sedangkan
untuk daging adalah warna, bau, dan konsistensi/teksturnya. Adapun tindakan karantina
8P, sebagai berikut:
1. Pemeriksaan
Dilakukan untuk mengetahui kelengkapan isi dokumen dan mendeteksi hama
dan penyakit hewan karantina, status kesehatan dan sanitasi media pembawa, atau
kelayakan sarana prasarana karantina, alat angkut. Pemeriksaan kesehatan atau
sanitasi media pembawa dilakukan secara fisik dengan cara pemeriksaan klinis pada
hewa. atau pemeriksaan kemurnian atau keutuhan secara organoleptik pada bahan
asal hewan, hasil bahan asal hewan dan benda lain.
2. Pengasingan
Dilakukan terhadap sebagian atau seluruhnya media pembawa untuk diadakan
pengamatan, pemeriksaan dan perlakukan dengan tujuan untuk mencegah
kemungkinan penularan hama penyakit hewan karantinaselama waktu tertentu yang
akan dipergunakan sebagai dasar penetapan masa karantina.
3. Pengamatan
Mendeteksi lebih lanjut hama penyakit hewan karantina dengan cara mengamati
timbulnya gejala hama penyakit hewan karantina pada media pembawa selama
diasingkan dengan mempergunakan system semua masuk – semua keluar.
4. Perlakuan
Merupakan tindakan untuk membebaskan dan mensucihamakan media pembawa
dari hama penyakit hewan karantina, atau tindakan lain yang bersifat preventif,
kuratif dan promotif.
5. Penahanan
Dilakukan terhadap media pembawa yang belum memenuhi persyaratan
karantina atau dokumen yang dipersyaratkan oleh Menteri lain yang terkait atau
dalam pemeriksaan masih diperlukan konfirmasi lebih lanjut.
6. Penolakan
39

Dilakukan penolakan apabila media pembawa tersebut berasal dari


daerah/negara terlarangkarena masih terdapat/tertular atau sedang wabah penyakit
hewan karantina golongan I, atau pada waktu pemeriksaan ditemukan gejala adanya
penyakit hewan karantina golongan I, atau pada waktu pemeriksaan tidak dilengkapi
dengan dokumen karantina (sertifikat kesehatan).
7. Pemusnahan
Pemusnahan dilakukan apabila media pembawa yang ditahan tersebut melewati
batas waktu yang ditentukan dan pemilik/kuasanya tidak dapat memenuhi
persyaratan yang diperlukan, atau terhadap media pembawa tersebut ditemukan
adanya hama dan penyakithewan karantina golongan I atau golongan II tetapi telah
diobati ternyata tidak dapat disembuhkan, atau hewan yang ditolak tidak segera di
berangkatkan/tidak mungkin dilakukan penolakan dan media pembawa tersebut
berasal dari daerah terlarang atau daerah yang tidak bebas dari penyakit hewan
karantina golongan I.
8. Pembebasan
Pembebasan dilakukan apabila semua kewajiban dan persyaratan untuk
memasukkan/mengeluarkan media pembawa tersebut telah dipenuhi dan dalam
pemeriksaan tidak ditemukan adanya/dugaan adanya gejala hama dan penyakit
hewan karantina, atau selama pengasingan dan pengamatan tidak ditemukan adanya
hama dan penyakit hewan karantina. Pembebasan untuk masuk diberikan dengan
sertifikat pelepasan/pembebasan sedang pembebasan keluar diberikan dengan
Sertifikat kesehatan.
Materi lain yang dipaparkan adalah pengenalan pemeriksaan klinis terhadap
hewan hidup dan pemeriksaan organoleptik terhadap daging serta telur. Adapun
parameter-parameter yang diperiksa untuk kualitas fisik telur seperti warna kerabang,
keutuhan kerabang dan, bentuk kerabang; sedangkan untuk daging adalah warna, bau,
dan konsistensi/teksturnya. Selanjutnya dilakukan kegiatan ke lapangan bersama drh
Wijaya Kusuma Mitha. Kegiatan lapangan dimulai dengan pengenalan Pos kerja. Pos
kerja di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai dibagi
atas 3 pos yaitu Pos 1, Pos 2 dan Pos 3. Pos 1 merupakan tempat pemeriksaan untuk
komoditi yang akan menuju keluar wilayah Bali dan Pos 2 merupakan tempat
pemeriksaan komoditi yang akan memasuki wilayah Bali, setiap pos diawasi oleh pihak
kepolisian. Kegiatan pemeriksaan yang dilakukan antara lain pemeriksaan kelengkapan
administrasi dan pemeriksaan organoleptik terhadap telur ayam konsumsi yang akan
40

dikirim dari Karangasem ke Bima dan Mataram, pemeriksaan kelengkapan administrasi


dan pemeriksaan klinis terhadap DOC broiler yang akan dikirim dari Tabanan ke
Mataram, pemeriksaan kelengkapan administrasi dan pemeriksaan organoleptik
terhadap daging ayam beku yang akan dikirim dari Tabanan ke Mataram, dan
pemeriksaan kelengkapan administrasi dan pemeriksaan organoleptik terhadap keju
dari Mataram ke Denpasar, pemeriksaan kelengkapan administrasi dan pemeriksaan
organoleptik terhadap hasil olahan lain susu yang akan dikirim dari Mataram ke
Denpasar.
Kegiatan hari kedua (09 Februari 2022) didampingi oleh drh. Wijaya Kusuma
Mitha. Kegiatan yang dilakukan adalah kegiatan lapangan antara lain pemeriksaan
kelengkapan administrasi serta pemeriksaan organoleptik terhadap telur ayam konsumsi
yang dikirim dari Karangasem ke Dompu, Bima dan mataram, serta dari Bangli ke
Bima, Kegiatan hari kedua kemudian ditutup dengan pelepasan mahasiswa PPDH
kelompok 19L oleh drh. Wijaya Kusuma Mitha.

4.2.3 Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk


Pada hari Kamis, 10 Februari 2022 dilakukan penerimaan dan pengenalan
mahasiswa PPDH kelompok 19 L di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan
Penyeberangan Gilimanuk yang di didampingi oleh drh. Gede Andhi Suprapta. Kegiatan
selanjutnya yakni Pemaparan mengenai kegiatan yang dilaksanakan di Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, Pemaparan UU No. 21 Tahun
2019 tentang karantina hewan, ikan, dan tumbuhan (khususnya mengenai pengertian
karantina, tindakan 8P karantina, instalasi karantina, dan masa karantina hewan),
Pemaparan mengenai komoditi yang sering diawasi di Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk, meliputi hewan hidup (kambing, babi,
sapi, dan ayam) serta HBAH (daging ayam, daging sapi, daging bebek, telur konsumsi,
dan susu segar). Instalasi karantina adalah suatu bangunan berikut peralatan dan lahan
serta sarana pendukung yang diperlukan sebagai tempat untuk melakukan tindakan
karantina. Sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor
15/Permentan/KR.100/4/2018 tentang tindakan karantina hewan di luar tempat
pemasukan dan pengeluaran, Pasal 7 yaitu, Tindakan Karantina di luar Instalasi
Karantina sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5, dilakukan di Tempat Tindakan
Karantina. Tempat Tindakan Karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berupa
kandang, Gudang atau tempat penyimpanan, dan tempat produksi. Tempat Tindakan
41

Karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan oleh Menteri. Menteri dalam
menetapkan Tempat Tindakan Karantina sebagaimana dimaksud pada ayat (3) dalam
pelaksanaannya dimandatkan kepada Kepala Badan Karantina Pertanian atas nama
Menteri.

Pada malam harinya mahasiswa PPDH kelompok 19 L melakukan pemeriksaan


administrasi dokumen dan fisik kambing potong yang berasal dari Jawa Timur menuju
Denpasar, Bali. Pemeriksaan tersebut didampingi oleh drh. Gede Andhi Suprapta.
Pemeriksaan dilakukan dengan memeriksa kelengkapan dokumen yang dilanjutkan
dengan pemeriksaan fisik kambing. Kambing yang diperiksa secara fisik sehat dan
dokumen karantina lengkap, sehingga perjalanan dapat dilanjutkan menuju ke Denpasar.
Kemudian dilaksanakan pengenalan dan kunjungan ke instalasi karantina hewan Wilayah
Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk meliputi: kandang sapi,
babi, kambing, burung atau unggas, serta HPR yang di didampingi oleh drh. Gede Andhi
Suprapta. Kegiatan selanjutnya dilakukan pemeriksaan administrasi dan fisik DOC.
Pemeriksaan tersebut didampingi oleh drh. I Nyoman Ludra, MP. Pemeriksaan dilakukan
dengan memeriksa kelengkapan dokumen yang dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik
pada DOC. Day old chick (DOC) yang diperiksa secara fisik sehat dan dokumen
karantina lengkap sehingga perjalanan dapat dilanjutkan. Kemudian kegiatan dilanjutkan
dengan pengenalan dan kunjungan ke Pos pemeriksaan media pembawa HPHK yang
akan masuk dan keluar wilayah Bali. Kegiatan pengenalan dan kunjungan tersebut
didampingi oleh drh. I Nyoman Ludra, MP. Pos pemeriksaan terdiri dari dua pos yaitu
Pos I merupakan jalur pintu keluar komoditas dari wilayah Bali dan Pos II merupakan
jalur pintu masuk komoditas ke wilayah Bali. Sebelum komoditas masuk atau keluar
wilayah Bali, dilakukan pengecekan terlebih dahulu terhadap kendaraan-kendaraan
terutama yang membawa komoditas media pembawa HPHK maupun OPTK oleh Pejabat
Karantina Wilayah Kerja Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk. Dalam melakukan
pemeriksaan media pembawa HPHK, pejabat karantina bekerja sama dengan Kepolisian
Sektor Pelabuhan Penyeberangan Gilimanuk.
Berdasarkan Keputusan Kepala Badan Karantina Pertanian
Nomor:2205/KPTS/KR.120/K/12/2017 tentang Pedoman Tindakan Karantina Hewan
terhadap Pemasukan dan Pengeluaran Produk Hewan di Dalam Wilayah Negara
Republik Indonesia, persetujuan perjalanan terhadap media pembawa HPHK dilakukan
oleh dokter hewan karantina dalam bentuk pemberian stempel dan tanda tangan pada
42

lembar deklarasi sertifikat yang telah diterbitkan sebelumnya oleh dokter hewan
karantina di tempat pengeluaran awal. Dokter hewan karantina di tempat pengeluaran
awal menerbitkan sertifikat sanitasi dengan mencantumkan seluruh pengeluaran dan
tempat pemasukan yang akan dilalui oleh pembawa serta tempat pemasukan akhir yang
dituju. Sedangkan dokter hewan di tempat pemasukan akhir menerbitkan sertifikat
pelepasan. Kegiatan di Wilayah Kerja Karantina Pertanian Pelabuhan Penyeberangan
Gilimanuk diakhiri dengan pelepasan mahasiswa PPDH pada hari Jumat, 11 Februari
2022 oleh drh. I Nyoman Ludra, MP.
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan
Kegiatan koasistensi kesehatan masyarakat veteriner di Balai Karantina Pertanian
Kelas I Denpasar serta wilayah kerjanya yang dalam hal ini meliputi Wilayah Kerja
Karantina Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Padangbai dan Wilayah Kerja Karantina
Pertanian Pelabuhan Penyebrangan Gilimanuk memiliki tugas pokok untuk
melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan dalam
mencegah masuk dan tersebarnya Hama Penyakit Hewan Karantina (HPHK) dan
Organisme Pengganggu Tanaman Karantina (OPTK). Fungsi karantina meliputi
pelaksanaan tindakan 8P, yaitu pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
pembebasan, penolakan, penahanan, dan pemusnahan terhadap media pembawa HPHK,
HBAH, dan OPTK. Dalam pengawasan terhadap lalu lintas hewan, mahasiswa diajak
untuk mengawasi komoditi yang akan keluar maupun masuk ke area Bali. Hal ini
bertujuan agar media pembawa yang membawa HPHK, HBAH dan OPTK tidak masuk
dan menyebar di Bali serta mencegah keluarnya media pembawa yang membawa HPHK,
HBAH dan OPTK keluar dari Bali.

5.2 Saran
Diperlukan sosialisasi kepada masyarakat tentang fungsi dan tugas karantina
hewan serta alur pengiriman bahan asal hewan atau hasil bahan asal hewan sehingga
dapat mencegah masuk dan tersebarnya hama dan penyakit hewan karantina atau
organisme pengganggu tumbuhan karantina.

43
DAFTAR PUSTAKA

Balai Karantina Hewan Kelas I. 2006. Perundang-Undangan.


Balai Karantina Pertanian Kelas I Denpasar. 2021. Struktur Organiasi Balai Karantina
Pertanian Kelas I Denpasar. https://bkp1denpasar.karantina.pertanian.go.id/. Diakses
pada 29 November 2021.
Standard Nasional Indonesia (SNI 7388, 2009). Batas Maksimun Cemaran Mikroba pada
Pangan. Badan Standarisasi Nasional (BSN).
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2019 Tentang Karantina Hewan, Ikan, dan Tumbuhan.
Surat Keterangan No. 019572 A. Jakarta.

44
LAMPIRAN

Lampiran 1. Dokumentasi Kegiatan Koasistensi di Laboratorium Balai Karantina Pertanian


Kelas I Denpasar

Gambar 1. Proses penanaman sampel pada media PCA untuk pengujian bakteri

Lampiran 2. Dokumentasi Kegiatan Koasistensi di Pelabuhan Padangbai

Gambar 2. Pemeriksaan administrasi dan komoditi di pos 1 yang akan keluar dari Bali

45
46

Gambar 3. Pemeriksaan administrasi dan komoditi di pos 2 yang akan masuk ke Bali

Gambar 4. Foto Bersama drh. Nyoman Kusuma Mitha

Lampiran 3. Dokumentasi Kegiatan Koasistensi di Pelabuhan Gilimanuk

Gambar 5. Pemeriksaan klinis terhadap kambing yang akan masuk ke dalam Bali
47

Gambar 6. Pemeriksaan klinis terhadap sapi potong yang akan dikirim keluar Bali

Anda mungkin juga menyukai