)
DI PT VILLA TANI INDONESIA
PROGRAM STUDI
PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2021
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat
dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Teknologi
Produksi Tanaman Hortikultura dengan tepat pada waktunya.
Dalam penyusunan dan penulisan Laporan Praktikum Teknologi Produksi
Tanaman Hortikultura "Budidaya Tanaman Kangkung (Ipomoea spp.) di PT Villa
Tani Indonesia" penulis mendapatkan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada Dr. Ir Dwiwanti Sulistyowati, M.Si
dan Abdul Hakim SP., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah memberikan
arahan dan motivasi dalam penyusunan laporan praktikum ini. Ucapan terima
kasih juga kepada orang tua yang memberikan curahan do'a dan dukungannya
serta kepada seluruh pihak yang telah turut membantu dalam penyusunan laporan
ini.
Penulis menyadari laporan praktikum ini sangat jauh dari kata sempurna dan
masih terdapat kekurangan, maka dari itu saran dan masukan yang bersifat
membangun sangat penulis harapkan dalam menyempurnakan laporan praktikum
ini sehingga dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umunya
Penulis
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR iv
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
TINJAUAN PUSTAKA 3
Karakteristik Tanaman Kangkung 3
Teknis Budidaya Tanaman Kangkung 4
PELAKSANAAN KEGIATAN 7
Waktu dan Tempat 7
Alat dan Bahan 7
Jadwal Kegiatan 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 10
Teknis Praktikum Budidaya Tanaman Kangkung 10
Perbandingan Teknis Praktikum Dengan SOP 20
KESIMPULAN DAN SARAN 25
Kesimpulan 25
Saran 25
DAFTAR PUSTAKA 26
LAMPIRAN 28
iii
DAFTAR GAMBAR
1 Pembuatan Guludan 10
2 Pemberian Dolomit 10
3 Pemberian Pupuk Kandang 11
4 Hasil Pengolahan Lahan 11
5 Benih Kangkung Jawara 12
6 Perendaman Benih Kangkung 12
7 Penaburan Benih Kangkung Pada Garitan 12
8 Penebaran Sekam 13
9 Penyiraman Awal Pertanaman 13
10 Penyiraman Tanaman Kangkung 14
11 Penyulaman 14
12 Daun Menguning 15
13 POC Nasi Basi 15
14 Pemupukan Tanaman Kangkung 16
15 Serangan Hama Tanaman Kangkung 16
16 Pengendalian Hama Penyakit 18
17 Penyiangan Tanaman Kangkung 18
18 Pemanenan Tanaman Kangkung 19
19 Pencucian Tanaman Kangkung 19
20 Penyortiran Tanaman Kangkung 19
21 Pengikatan Tanaman Kangkung 20
22 Tanaman Kangkung Siap Panen 23
DAFTAR TABEL
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Proses Pembuatan POC dari Limbah Nasi 28
2 Pembuatan Pestisida Nabati Serai Wangi 29
v
PENDAHULUAN
Latar Belakang
1
Pertanian. Salah satu alasan PT Villa Tani Indonesia tidak menerapkan budidaya
kangkung dari SOP terbitan Kementerian Pertanian adalah praktik budidaya yang
dilakukan sudah diterapkan sejak lama dan memperoleh hasil yang memuaskan
perusahaan. PT Villa Tani Indonesia beranggapan bahwa dengan menerapkan
SOP dari Kementerian Pertanian dikhawatirkan tidak memperoleh hasil yang
maksimal. Hal tersebut yang melatarbelakangi praktikum ini untuk
membandingkan antara budidaya tanaman kangkung yang mengikuti SOP terbitan
Kementerian Pertanian dengan yang tidak mengikuti SOP terbitan Kementerian
Pertanian.
Tujuan
2
TINJAUAN PUSTAKA
3
Batang tanaman berbentuk bulat panjang, berbuku-buku, banyak
mengandung air (herbaceous), dan berlubang-lubang. Perakaran tanaman
kangkung berpola perakaran tunggang dan cabang akarnya menyebar ke semua
arah, dapat menembus tanah sampai kedalaman 60-100 cm (Iskandar 2018).
Kangkung dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim dingin.
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar antara
1500-2500 mm/tahun. Tanaman kangkung dapat tumbuh di dataran rendah sampai
dataran tinggi dengan suhu 20-30˚C. Intensitas cahaya matahari yang dibutuhkan
tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200-400 footcandels, sedangkan
kelembaban tergolong tinggi yaitu >60% (Kementerian Pertanian 2014)
Syarat Tumbuh
Menurut Wibowo dan Sitawati (2017) tanaman kangkung dapat tumbuh
pada daerah yang beriklim panas dan dingin. Curah hujan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman kangkung berkisar 1500-2500 mm/tahun. Pada musim
hujan tanaman kangkung pertumbuhannya sangat cepat dan subur, asalkan
disekelilingnya tidak tumbuh rumput liar. Pada umumnya kangkung kuat
menghadapi rumput sehingga kangkung dapat tumbuh di padang rumput, kebun,
dan ladang yang agak rimbun.
Lahan yang terbuka diperlukan oleh tanaman kangkung agar mendapatkan
sinar matahari yang cukup. Penanaman tanaman kangkung di tempat yang
ternaungi mengakibatkan pertumbuhan tanaman kangkung menjadi lebih panjang
(tinggi) tetapi kurus-kurus. Kangkung kuat dalam menghadapi panas terik dan
kemarau yang panjang. Penanaman kangkung di tempat yang agak terlindungi
membuat kualitas tanaman daun menjadi bagus dan lemas sehingga disukai oleh
konsumen (Kementerian Pertanian 2011)
4
Persiapan Lahan
Lahan dicangkul terlebih dahulu sedalam 20-30 cm agar lahan tersebut
gembur. Lahan yang sudah dicangkul dibuat guludan membujur dari barat ke
timur untuk memperoleh cahaya penuh. Bedengan dibuat dengan lebar 100-120
cm, tinggi 30 cm, serta panjang yang disesuaikan dengan kondisi lahan. Jarak
antara bedengan adalah 30 cm untuk mempermudah pemeliharaan. Lahan yang
memiliki nilai pH yang asam dapat dilakukan pengapuran dengan kapur dolomit.
Penggunaan kapur dolomit ini untuk meningkatkan derajat keasaman tanah, dosis
yang digunakan adalah 1,5 t/ha. Pengapuran dilakukan sebelum penanaman, yakni
2-4 minggu sebelum tanam.
Pemupukan
Jenis pupuk yang digunakan adalah pupuk kandang dan pupuk kompos, baik
berbentuk curah maupun granul. Pemberian pupuk dilakukan pada saat pembuatan
media tanam dengan menambah volume pupuk kompos, atau pupuk kandang
lebih banyak dalam media tanam, misalnya 2 atau 3 bagian dibandingkan tanah
dan sekam. Pupuk susulan dapat berupa pupuk organik cair yang telah tersedia di
toko-toko pertanian atau dengan cara membuat sendiri. Intensitas pemberian
pupuk organik biasanya dilakukan 3-7 hari sekali dengan cara melarutkan 10-100
ml pupuk dalam 10 liter air dan disiramkan secara merata pada media tanam.
Penanaman
Biji kangkung dapat ditanam di bedengan yang telah dipersiapkan dengan
membuat lubang tanam menggunakan jarak tanam 20x20 cm. Jumlah benih per
lubang adalah 2-5 biji, penanaman benih dapat dilakukan dengan sistem zigzag
atau garitan (baris). Penanaman kangkung sebaiknya dilakukan pada sore hari.
Pemeliharaan
Aspek utama dalam pemeliharaan tanaman kangkung adalah ketersediaan
air. Kangkung dapat disiram 2 kali sehari yakni pada pagi dan sore hari, jika tidak
turun hujan harus dilakukan penyiraman. Penjarangan dan penyulaman dilakukan
5
agar tanaman kangkung dapat tumbuh dengan seragam. Penyiangan dapat
dilakukan setiap 2 minggu sekali atau menyesuaikan kondisi pertumbuhan gulma.
Pengendalian OPT
Pengendalian hama dapat dilakukan secara fisik yakni dengan membunuh
atau membuang hama yang berada pada tanaman atau media tanam. Pengendalian
hama juga dapat dilakukan dengan menggunakan insektisida nabati. Insektisida
nabati banyak dijual di kios-kios pertanian. Apabila memungkinkan, pestisida
nabati dapat dibuat sendiri dengan menggunakan sumberdaya yang terdapat di
dapur dan perkarangan. Contoh pestisida nabati adalah dari ekstrak daun nimba,
tembakau, brotowali, daun sirsak, sirih, dan tembakau. Pengendalian penyakit
dapat dilakukan dengan cara memberikan agensia hayati. Agensi hayati secara
terbatas telah mulai tersedia di kios-kios pertanian. Apabila tidak tersedia agensia
hayati, pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan cara memusnahkan
tanaman terserang sehingga tidak menulari tanaman lainnya. Penyakit virus yang
penyebarannya diperantai oleh serangga seperti kutu pucuk atau kutu daun, maka
pengendalian dapat dilakukan dengan cara menghalangi serangga vektor melalui
aplikasi pestisida nabati.
6
PELAKSANAAN KEGIATAN
Berdasarkan praktikum yang akan dilakukan, ada beberapa alat dan bahan
yang dibutuhkan. Tabel 1 merupakan alat dan bahan kegiatan praktikum.
Tabel 1 Alat dan Bahan
Nama Gambar Nama Gambar
Benih Pupuk
Kangkung Organik Cair
Mangkok
Berisi Air
Cangkul
Dolomit Tapetool
7
Nama Gambar Nama Gambar
Handsprayer Selang
Pupuk
Sekam Kandang
Pestisida Kored
Nabati
Bak Berisi
Air
Jadwal Kegiatan
8
Minggu Ke-
No Kegiatan 1 2 3 4 5 6
1 Persiapan Lahan
2 Pemupukan Dasar
3 Penanaman
4 Pemeliharaan
5 Penyulaman
6 Penyiangan
7 Pengendalian Hama Penyakit
8 Pemanenan
9 Pasca Panen
9
HASIL DAN PEMBAHASAN
Persiapan Lahan
Pengolahan lahan tanaman kangkung dilakukan dengan membuat guludan.
Guludan dibuat dengan lebar 1 m, tinggi 15 cm, jarak antar guludan 40 cm, serta
panjang guludan yang dibuat adalah 13 m. Pembuatan guludan mengarah dari
utara ke arah selatan, hal tersebut dilakukan agar mempermudah proses
fotosintesis makanan. Gambar 1 merupakan proses pengolahan lahan tanaman
kangkung.
10
Gambar 2 Pemberian Dolomit
Pupuk dasar yang digunakan adalah pupuk kandang. Pemberian pupuk
kandang dilakukan agar tanaman kangkung memperoleh nutrisi yang dibutuhkan
dari pupuk kandang tersebut, sehingga tanaman kangkung sudah memiliki stok
nutrisi yang dibutuhkan selama pertumbuhan. Pemberian pupuk kandang juga
dapat meminimalisir pengeluaran untuk pupuk lain, karena pupuk kandang telah
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman kangkung. Gambar 3 merupakan proses
pemberian pupuk kandang.
Penanaman
11
Benih yang digunakan dalam budidaya kangkung adalah benih merek
Jawara. Benih Jawara dipilih karena memiliki pertumbuhan yang bagus dan telah
lama digunakan oleh perusahaan, sehingga membuat petani memilih benih Jawara
sebagai bahan tanam. Benih Jawara memiliki berat 1000 gram/bungkus dengan
daya tumbuh 85%. Benih Jawara merupakan benih yang bersertifikat, sehingga
membuat petani menjadi yakin untuk menggunakan benih tersebut. Gambar 5
merupakan bentuk kemasan benih Jawara.
12
Gambar 7 Penaburan Benih Kangkung Pada Garitan
Benih yang sudah ditebar pada garitan ditutup dengan sekam. Alasan
penggunaan sekam untuk menutupi benih kangkung agar benih kangkung mudah
untuk tumbuh ke atas, penutupan benih dengan tanah guludan menyebabkan benih
kangkung sulit untuk tumbuh ke atas karena tanah tersebut berat. Gambar 8
merupakan proses penaburan sekam pada garitan.
Penyiraman
Penyiraman tanaman kangkung dilakukan pada pagi dan sore hari. Alasan
penyiraman dilakukan pada pagi hari adalah untuk memberikan nutrisi pada
tanaman kangkung untuk melakukan proses fotosintesis serta melindungi tanaman
dari panasnya siang. Penyiraman pada sore hari dilakukan untuk memberikan
nutrisi yang hilang karena proses fotosintesis yang dilakukan tanaman
sebelumnya. Teknik penyiraman pada tanaman kangkung saat awal tanaman
dilakukan dengan menyiramkan air secara tipis-tipis, hal tersebut dilakukan agar
benih pada saat benih yang disiram tidak bergeser. Gambar 9 merupakan proses
penyiraman pada tanaman kangkung pada awal pertanaman.
13
Gambar 9 Penyiraman Awal Pertanaman
Penyiraman tanaman kangkung tanpa menggunakan spray pemercik air
ketika tanaman kangkung sudah memiliki daun yang besar serta batang yang
kokoh. Penyiraman dapat dilakukan dengan air yang dialiri oleh selang dengan
sumber air berasal dari bak penampungan air. Berdasarkan pengalaman petani di
PT Villa Tani Indonesia, penyiraman tanaman kangkung diarahkan ke bagian
bawah daun. Alasan penyiraman kangkung ke bagian bawah daun adalah
penyiraman yang diarahkan ke daun mengakibatkan daun menjadi berwarna
kuning, walaupun air yang digunakan adalah air bersih namun tidak menutup
kemungkinan adanya kontaminasi bahan pencemar lain. Hal tersebut alasan
penyiraman diarahkan ke bagian bawah batang. Gambar 10 merupakan proses
penyiraman tanaman kangkung.
Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila terdapat tanaman yang mati pada guludan.
Penyulaman dilakukan maksimal 7 HST, hal tersebut dilakukan agar pertumbuhan
tanaman kangkung seragam antara tanaman non sulam dan sulam sehingga pada
saat panen menjadi merata atau seragam. Tanaman kangkung sulaman harus sama
dengan karaktersitiknya dengan tanaman kangkung yang ditanan. Tanaman
kangkung sulaman harus sehat sehingga dapat memperoleh hasil yang baik.
Gambar 11 merupakan penyulaman tanaman kangkung.
14
Gambar 11 Penyulaman
Pemupukan
Pemupukan pada tanaman kangkung telah diberikan pada saat pengolahan
lahan, yakni dengan memberikan pupuk kandang sebagai pupuk dasar agar
kebutuhan unsur hara tanaman kangkung dapat terpenuhi. Berdasarkan keadaan di
lapangan, pemupukan dengan menggunakan pupuk kandang pada saat pengolahan
lahan tidak cukup. Hal tersebut dapat dilihat dari adanya daun tanaman kangkung
yang berwarna kuning. Penyebab daun tanaman kangkung berwarna kuning
adalah kurangnya unsur nitrogen pada tanaman kangkung sehingga daun menjadi
berwarna kuning dam layu (Febriyono et al. 2017). Gambar 12 merupakan bentuk
daun kangkung yang berwarna kuning.
15
Menurut Ria et al. (2021) menyatakan bahwa limbah nasi basi mengandung
nutrisi penting untuk tanaman sehingga jika sudah diolah menjadi pupuk organik,
limbah nasi basi ini tidak akan merusak lingkungan dan juga tidak berbahaya bagi
manusia dan hewan, serta sangat bermanfaat untuk kebutuhan petani dalam
menyuburkan tanah. Pupuk organik cair nasi basi mengandung unsur nitrogen
sebesar 92 mg mg/L serta mengandung satu atau lebih pembawa unsur makro dan
mikro yang dibutuhkan tanaman dan bahan organik yang dipakai mudah larut
dalam air. Proses pembuatan POC dari nasi basi dapat dilihat pada Lampiran 1,
Gambar 12 merupakan bentuk POC nasi basi.
16
Hama yang sering menyerang tanaman kangkung adalah ulat grayak
(Spadoptera litura f), kutu daun (Myzus persicae sulz), belalang, dan Aphis
gossypii. Salah satu indikasi tanaman kangkung terserang oleh hama adalah
terdapat lubang pada daun, Gambar 15 merupakan bentuk daun tanaman
kangkung yang berlubang.
17
ketidaksukaan sehingga konsumsi hama pada tanaman inang menjadi jauh
berkurang. Akibatnya pertumbuhan hama dan perkembangan populasi menjadi
terhambat.
3. Minyak atsiri serai wangi dapat membunuh hama. Minyak atsiri mempunyai
efek iritasi, efek ini menyebabkan kerusakan pada integumen hama sehingga
terjadi proses transpirasi tinggi. Hal tersebut dapat mengakibatkan kematian
pada hama tersebut.
Semua bagian tanaman serai wangi yang meliputi bagian daun, batang, dan
akar bisa digunakan sebagai bahan pembuatan pestisida nabati, proses pembuatan
pestisida nabati serai wangi dapat dilihat pada Lampiran 2. Dosis yang digunakan
adalah 50 ml ekstrak serai wangi dicampurkan dengan 500 ml air, pengaplikasian
dilakukan dengan penyemprotan Gambar 16 merupakan proses pengendalian
hama penyakit.
Penyiangan
Salah satu kendala dalam budidaya tanaman kangkung adalah tumbuhnya
gulma, walaupun tanaman kangkung merupakan tanaman bersiklus cepat
adakalanya tanaman kalah bersaing dengan rumput. Tindakan yang dapat
dilakukan untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah dengan melakukan
pengendalian gulma atau penyiangan.
Penyiangan dilakukan seminggu 2 kali atau menyesuaikan dengan
pertumbuhan gulma. Kegiatan penyiangan dapat dilakukan secara manual yakni
menggunakan tangan untuk mencabut gulma yang ada, dan juga bisa
menggunakan alat seperti koret untuk mengendalikan pertumbuhan gulma.
Gambar 17 merupakan proses penyiangan tanaman kangkung.
18
Gambar 17 Penyiangan Tanaman Kangkung
Pemanenan
Tanaman kangkung dapat dipanen jika umur tanaman mencapai usia 25-30
hari. Ciri-ciri tanaman kangkung siap panen adalah batangnya telah memanjang
sekitar 2-25 cm serta daunnya yang cukup besar. Waktu panen tanaman kangkung
yang baik adalah saat pagi atau sore hari, hal tersebut dilakukan untuk mengurangi
susut bobot akibat transpirasi yang diakibatkan panas sinar matahari. Pemanenan
tanaman kangkung dilakukan dengan cara mencabut kangkung dengan
menggunakan tangan sampai ke akarnya. Pencabutan tanaman kangkung
dilakukan secara hati-hati agar kangkung tidak rusak atau putus pada saat dicabut.
Gambar 18 merupakan proses pemanenan tanaman kangkung.
Pasca Panen
Tahapan pasca panen dilakukan agar hasil tanaman kangkung tetap dalam
kondisi baik dan sesuai untuk segera dikonsumsi atau untuk bahan baku
pengolahan. Tanaman kangkung yang telah dipanen kemudian dicuci dengan air
bersih untuk menghilangkan kotoran yang menempel pada tanaman. Gambar 19
merupakan proses pencucian tanaman kangkung.
19
Gambar 19 Pencucian Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung yang telah dicuci akan disortasi. Sortasi tanaman
kangkung dilakukan untuk memperoleh tanaman kangkung yang sehat dan segar,
sehingga dapat diterima oleh pasar. Sortasi tanaman kangkung dilakukan dengan
memisahkan tanaman kangkung sehat dengan tanaman yang memiliki batang
yang rusak, busuk, dan cacat. Gambar 20 merupakan proses penyortiran tanaman
kangkung.
20
Tujuan dari pelaksanaan praktikum ini adalah membandingkan antara
praktik budidaya tanaman kangkung yang dilakukan dengan teknis budidaya
menurut SOP dari Kementerian Pertanian. Berdasarkan praktikum yang telah
dilakukan, secara keseluruhan antara teknis praktikum yang dilakukan dan teknis
menurut SOP tidak berbeda jauh. Konsep yang diterapkan pada dua metode
budidaya adalah konsep organik. Aspek yang dibandingkan adalah proses
budidayanya, kualitas, seta kuantitas. Berikut adalah pemaparan perbandingan
antara teknis praktikum dengan teknis budidaya menurut SOP dari Kementerian
Pertanian
Persiapan Lahan
Teknis budidaya yang dilakukan dengan teknis budidaya menurut SOP
untuk secara keseluruh tidak memiliki perbedaan yang signifikan. Hal tersebut
terlihat dari sama-sama melakukan proses pengolahan lahan dengan
menggemburkan lahan menggunakan cangkul, kemudian membentuk guludan
dengan lebar 1 m serta panjang yang disesuaikan. Panjang guludan pada
praktikum adalah 13 m dengan jumlah guludan adalah 3. Budidaya tanaman
kangkung yang dilakukan serta budidaya menurut SOP juga sama-sama
melakukan pengapuran dengan menggunakan dolomit serta diberikan pupuk dasar
berupa pupuk kandang.
Penanaman
Aspek yang membedakan pada tahapan penanaman adalah pada praktikum
yang dilakukan benih kangkung direndam selama satu malam. Tujuan
perendaman tersebut adalah untuk memecahkan masa dormansi benih kangkung
sehingga benih bisa berkecambah, sedangkan pada SOP tidak menyatakan bahwa
benih harus direndam terlebih dahulu. Aspek lainnya seperti sistem penanaman
dan waktu penanaman benih kangkung sudah sama antara SOP dengan teknis
yang dilakukan
Penyiraman
21
Aspek dalam tahapan penyiraman antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut terlihat dari waktu penyiraman yang
dilakukan pada pagi dan sore hari pada kedua metode budidaya kangkung
tersebut.
Penyulaman
Aspek dalam tahapan penyulaman antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut terlihat dari proses penyulaman yang
dilakukan pada waktu 7 HST. Penyulaman dilakukan agar pertumbuhan tanaman
kangkung seragam antara tanaman non sulam dan sulam sehingga pada saat panen
menjadi merata atau seragam. Tanaman kangkung sulaman harus sama dengan
karakterstiknya dengan tanaman kangkung yang ditanan. Tanaman kangkung
sulaman harus sehat sehingga dapat memperoleh hasil yang baik. Tahapan
penyulaman pada praktikum yang dilakukan dengan budidaya menurut SOP tidak
ada yang berbeda.
Pemupukan
Aspek dalam tahapan pemupukan antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut terlihat dari sama-sama menggunakan
pupuk kandang sebagai pupuk dasar serta menggunakan pupuk organik cair
buatan sendiri. Pupuk yang digunakan dalam kegiatan praktikum adalah pupuk
organik cair dari limbah nasi basi. Dosis yang dianjurkan juga sama antara
kegiatan praktikum yang dilakukan serta budidaya menurut SOP yakni 100 ml
larutan pupuk dicampurkan ke 10 liter air.
22
pengendalian hama penyakit pada praktikum yang dilakukan dengan SOP dari
Kementan memiliki kemiripan.
Penyiangan
Aspek dalam tahapan penyiangan antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut terlihat dari kedua metode penanaman
kangkung tersebut yang menganjurkan penyiangan dilakukan 2 minggu sekali
atau menyesuaikan dengan pertumbuhan gulma pada tanaman kangkung.
Berdasarkan hal tersebut pada aspek penyiangan pada metode budidaya kangkung
yang dilakukan dan menurut SOP Kementerian Pertanian adalah sama.
Panen
Aspek dalam tahapan panen antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut dapat dilihat pada waktu panen yang
sama-sama dilakukan waktu 25-30 hari, ciri-ciri tanaman kangkung yang siap
panen juga persis, serta cara panen juga memiliki kemiripan. Berdasarkan hal
tersebut pada aspek panen pada metode budidaya kangkung yang dilakukan dan
menurut SOP Kementerian Pertanian adalah sama.
Pasca Panen
Aspek dalam tahapan pasca panen antara budidaya yang dilakukan dengan
budidaya menurut SOP mirip. Hal tersebut terlihat dari anjuran yang sama
terhadap tanaman kangkung yang baru dipanen seperti mencuci kangkung yang
baru dipanen. melakukan sortasi pada tanaman kangkung yang baru dipanen
untuk memisahkan kangkung yang tidak bagus dengan yang bagus, mengemas
tanaman kangkung dengan baik, serta menyimpan tanaman kangkung dalam
keadaan suhu yang dingin jika disimpan dalam waktu yang lama. Berdasarkan hal
tersebut pada aspek pasca panen pada metode budidaya kangkung yang dilakukan
dan menurut SOP Kementerian Pertanian adalah sama.
23
Aspek Kualitas
Semua aspek budidaya tanaman kangkung antara yang dilakukan pada
praktikum dengan budidaya menurut SOP dari Kementerian Pertanian hampir
sama. Dampak dari praktik budidaya yang dilakukan hampir sama dengan SOP
dari Kementerian Pertanian adalah kualitas yang diperoleh sangat baik. Hal
tersebut terlihat dari tanaman kangkung yang terlihat segar, lebih hijau, daunnya
besar dan lebar, serta terlihat lebih kokoh pada praktikum yang dilakukan. Hal
tersebut juga disampaikan pada SOP dari Kementerian Pertanian bahwa jika
budidaya tanaman kangkung menerapkan SOP dari Kementerian Pertanian maka
hasil yang diperoleh adalah tanaman kangkung segar, besar, dan sehat. Gambar 22
merupakan bentuk tanaman kangkung siap panen
Aspek Kuantitas
Semua aspek budidaya tanaman kangkung antara yang dilakukan pada
praktikum dengan budidaya menurut SOP dari Kementerian Pertanian hampir
sama. Dampak dari praktik budidaya yang dilakukan hampir sama dengan SOP
dari Kementerian Pertanian adalah kuantitas yang diperoleh sangat baik.
Berdasarkan SOP dari Kementerian Pertanian jika teknis budidaya kangkung
tersebut diterapkan dengan baik pada guludan sepanjang 13 m dan lebar 1 m serta
ditanam dengan sistem garitan maka akan memperoleh tanaman kangkung sebesar
14 kg per guludan. Hal tersebut juga sama dengan yang dilakukan pada praktikum
yakni dengan menanam tanaman kangkung pada guludan sepanjang 13 m, lebar 1
m, serta ditanam dengan sistem garitan. Hasil yang diperoleh pada praktikum
adalah 39 kg untuk 3 guludan.
24
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
25
Saran
DAFTAR PUSTAKA
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2020. Produksi Tanaman Sayuran 2020. Jakarta:
Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
[BPS] Badan Pusat Statistik. 2019. Survey Sosial Ekonomi Nasional (Sunsesnas)
2019. Jakarta: Badan Pusat Statistik Republik Indonesia
26
[Kementan] Kementerian Pertanian. 2019. Budidaya Sayuran Sawi/Caisin
Kangkung Katuk Bawang Daun. Jawa Barat:Dinas Tanaman Pangan dan
Hortikultura
Arfianto F. 2016. Pengendalian Hama Kutu Daun Coklat Pada Tanaman Cabe
Menggunakan Pestisida Organik Ekstrak Serai Wangi. Jurnal Anterior.
16(1):57-66
Ria P, Noer S, dan Marhento G. 2021. Efektivitas Pemberian Nasi Basi Sebagai
Pupuk Organik Pada Tanaman Selada Merah (Lactuca sativa var. crispa).
Jurnal Biological Science and Education. 1(1):55-61
Wibowo HY, Sitawati. 2017. Respon Tanaman Kangkung Darat (Ipomiea reptans
Poir) dengan Interval Penyiraman Pada Pipa Vertikal. Journal of
Agricultural Science. 2(2):148-154
27
LAMPIRAN
28
Alat dan bahan: Larutkan molases ke dalam air Masukkan nasi basi ke
Air 500 ml sebanyak 500 ml dalam larutan molases
Nasi basi yang telah ditumbuhi tersebut.
jamur
Molases
Ember
29
Siapkan bahan baku utama yaitu Potong kecil-kecil serai Rendam potongan serai
serai wangi wangi wangi tersebut
menggunakan air
Pestisda nabati serai wangi Setelah perendaman selama 24 Tutup rendaman serai
siap digunakan jam, saring rendaman tersebut wangi tersebut dengan
untuk memisahkan air dengan plastik, diamkan selama
daun-daun serai wangi 24 jam
30