Anda di halaman 1dari 16

Laporan Rekayasa Akuakultur

PEMILIHAN LOKASI DAN KONTRUKSI TAMBAK

Di susun oleh :

Nama : Lathifa Nabila

Nim : 2111102010056

Mata Kuliah : Rekayasa Akuakultur 02

Asisten : Ardi Saputra

Kelompok : 4 (EMPAT)

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN

FAKUTAS KELAUTAN PERAIRAN

UNIVERSITAS SYIAH KUALA

2022

i
DAFTAR ISI
halaman

DAFTAR ISI................................................................................................................ii

DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii

DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv

DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................6

1.1 Latar Belakang...............................................................................................6

1.2 Tujuan Praktikum...........................................................................................6

1.3 Manfaat..........................................................................................................6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA..................................................................................7

BAB III METODE KERJA..........................................................................................8

3.1 Waktu Dan Tempat....................................................................................8

3.2 Alat Dan Bahan..........................................................................................8

3.3 Cara Kerja...................................................................................................9

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN...................................................................10

4.1 Hasil Pengamatan..................................................................................10

4.2 Pembahasan..........................................................................................11

BAB V PENUTUP.................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14

LAMPIRAN...............................................................................................................15

ii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 4.1.1 Desain Tambak………………………………………………………10

iii
DAFTAR TABEL
halaman

Tabel 3.2.1 Alat Dan Bahan…………………………………………………………8

iv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Gambar 1. Proses Elevasi……………........………………………………………15

Gambar 2. Ukur kedalaman..............……………………………………………...15

Gambar 3. Sampel tanah.......……………………………………………………...15

Gambar 4. Pembatas Kolam.....……………………………………………………15

Gambar 5. Pengambilan Sampel Tanah Outlet........................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN

5.1 Latar Belakang

Dalam budidaya perairan kita mengenal tambak yang biasa dihubungkan dengan air
payau atau air laut. Tambak merupakan lahan basah buatan berbentuk kolam berisi air payau
atau air laut di daerah pesisir yang digunakan untuk membudidayakan hewan-hewan air
payau (terutamma ikan dan udang). Tambak merupakan buatan manusia yang digunakan
untuk budidaya berbagai ikan dan udang.

Proses produksi udang di tambak mengakibatkan terabaikannya control atas prinsip


mikrobiologis dan proses eutrofikasi (penyuburan) lingkungan sehingga tambak-tambak di
Indonesia mulai berkurang produktivitasnya dengan indicator ukuran udang yang semakin
mengecil dan tingkat kelangsungan hidup (SR-survival rate) yang rendah atau kebutuhan
pakan yang lebih banyak. Kondisi yang tidak disadari ini lebih diperparah oleh
meledaknya tingkat infeksi penyakit virus bercak putih/panuan/White spots Virus (WSSV)
atau Systemic Ectodhermal Mesodhermal Bacculo Virus (SEMBV) pada benih, udang di
tambak dan jenis-jenis krustasea liar di sekitar tambak yang selalu menyebabkan kematian
massal pada udang yang dipeliharan.

Kegiatan usaha budidaya di tambak merupakan proses produksi yang memerlukan kendali
dan keberhasilan akan sangat tergantung pada faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis,
seperti perencanaan terpadu sangat penting dalam mata rantai kegiatan budidaya tambak.
Dengan demikian, perencanaan harus diarahkan pada kemampuan untuk menciptakan kondisi
yang sesuai dengan keaadan alami yang dituntut oleh organisme akuatik yang dibudidayakan.

5.2 Tujuan Praktikum


Mahasiswa dapat menjelaskan faktor- faktor yang berpengaruh terhadap usaha budidaya
yaitu bersifat teknis dan non teknis. Mahasiswa dapat menjelaskan faktor- faktor yang
berpengaruh terhadap usaha budidayaya itu bersifat non teknis.

5.3 Manfaat
1. Praktikan dapat mengetahui proses budidaya udang vaname
2. Praktikan dapat menjelaskan faktor teknis dan non teknis
3. Praktikan dapat informasi mengenai berbagai keanekaragaman hayati yang
terdapat pada tambak

6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

Keberadaan berbagai jenis flora ini sangat berpengaruhi kegiatan budidaya yang
dikembangkan di tambak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-jenis
fitoplankton yang ditemukan ditambak umumnya adalah kolompok cyanophceae (alga biru),
chlorophiceae (alga hijau), dan diatomae. Selain itu di tambak juga terdapat klekap, yaitu
suatu lapisan alga didasar tambak dangkal yang umumnya terdiri dari berbagai jenis
cyanophyceae dan diatomae (Pudjiatno dan Ranoemihardjo, 2017)

Keberhasilan sistem budidaya udang vaname intensif sangat ditentukan oleh


perencanaan yang tepat terutama dalam hal kesesuaian aspek teknis dari segi konstruksi.
Mengingat penerapan sistem budidaya intensif memunculkan permasalahan berupa
penurunan daya dukung tambak bagi kehidupan udang yang dibudidayakan. Selain itu,
penerapan sistem budidaya intensif juga membutuhkan biaya operasional yang jauh lebih
besar dengan resiko ataupun tingkat kegagalan yang relatif lebih tinggi (Farionita et al.,
2018).

Kelebihan sistem budidaya intensif dalam meningkatkan produktivitas udang


vaname, sejalan dengan efisiensi pemanfaatan kapasitas lingkungan media pemeliharaan,
dimana ketersediaan lahan budidaya semakin berkurang seiring kegiatan pembangunan yang
terus meningkat, baik untuk permukiman penduduk maupun dalam bidang industri (Novriadi
et al., 2020).

Wilayah pesisir dan lautan indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar dan
sangat potensial untuk dikembangkan.sering meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
pembangunan,meningkat pula kebutuhan masyarakat untuk mengosumsi hasil sumber daya
perikanan.salah satu kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan yang dapat dilakukan dan
dioptimalkan adalah budidaya tambak (kordi dan Tanjung,2019)

PT. Andulang Shrimp Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang produksi udang vaname yang teletak di Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan produksi udang vaname yang dilakukan, yakni budidaya dengan sistem intensif
dimana padat tebar udang berkisar 80 – 100 ekor/m2 sampai 300 ekor/m2 . Padat penebaran
ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sistem budidaya tradisional dimana berkisar
<20 ekor m2 (Zulkarnain et al., 2020).

7
BAB III
METODE KERJA

5.1 Waktu Dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 September 2022 pada pukul 14.00-
18.00 dan pada hari Minggu, 11 September 2022 pada pukul 07.00-13.00. lokasi
praktikum ini
dilaksanakan di
Alue Naga.

5.2 Alat Dan Bahan


3.2.1 Alat yang digunakan dalam praktikum ini yaitu:

Alat Jumlah Fungsi


Pipa paralon 1 Untuk mengambil sample tanah
Botol sample 8 Untuk menyimpan sample berupa tanah
dan air.
Papan skala 1 Untuk mengukur kedalam air
Alat tulis 1 Untuk mencatat hasil
Kamera 1 Untuk dokumentasi

3.2.2 Bahan yang digunakan dalam praktikum


Tidak ada bahan dalam praktikum ini

8
5.3 Cara Kerja
3.3.1 Tambak Inlet
 Disiap kan alat dan bahan
 Dimasukkan papan skala kedalam dasar tempat masuknya air tambak
 Diukur kedalaman tambak menggunakan papan skala
 Dicatat jumlah kedalaman air
 Diambil sampel tanah melalui pipa paralon
 Dimasukkan sampel kedalam botol sampel
 Diberi label name dimasing-masing botol sampel
 Diambil air menggunakan botol sampel
3.3.2 Tengah Tambak
 Disiapkan alat dan bahan.
 Dimasukkan papan skala kedalam saluran inlet kolam hingga
menyentuh dasar kolam.
 Dilihat dan dicatat jumlah kedalamannya.
 Diambil sampel tanah melalui pipa paralon
 Dimasukkan sampel kedalam botol sampel
 Diberi label name masing-masing botol sampel
 Diambil air menggunakan botol sampel

3.3.3 Tambak Outlet


 Disiapkan alat dan bahan.
 Dimasukkan papan skala kedalam saluran inlet kolam hingga
menyentuh dasar kolam.
 Dilihat dan dicatat jumlah kedalamannya.
 Diambil pipa paralon untuk diambil sampel tanah,
 Dimasukkan kedalam botol sampel dan diberi label name
 Diambil sampel air menggunkan botol sample.

9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Dari pengamatan tambak yang telah di lakukan pada hari sabtu dan minggu
dapat di gambar sebagai berikut :

Gambar 4.1.1 Konstruksi Tambak Udang

10
4.2. Pembahasan

Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan.Biasanya terdapat didaerah pantai yang
diisi air dan dimanfaat kan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).Hewan yang
dibudidayakan adalah hewan air,terutama ikan,udang,dan juga kerang.Tambak ini biasanya
dihubungkan dengan air payau atau air laut.Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut
kolam atau empang.Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai
tempat untuk kegiatan buidaya perairan payau yang berlokasi didaerah pesisir.

Keberhasilan usaha budidaya ikan sangat ditentukan oleh ketepatan pemilihan


lokasi.Lokasi tambak/kolam harus menjanjikan masa depan yang baik untuk budidaya secara
berkelanjutan dan lestari. Dalam memilih lokasi yang akan digunakan dalam usaha budidaya
yang perlu diperhatikan adalah faktor teknis dan faktor non teknis.

Ada 3 jenis kolam yang umumnya kita ketahui, yaitu kolam tradisional, semi
tradisional dan kolam intensif. Masing-masing kolam memiliki kelebihan dan kekurangannya
. Hal yang harus di lakukan pada kolam baru adalah pembersihan kolam/lahan, dalam tahap
pembersihan kolam ini ada yang namanya tahap membunuh racun/hama. Racun yang di
bunuh dalam pembersihan ini adalah racun darah merah (samponin) untuk membunuh siput
dan kepiting. Kemudian langkah selanjutnya adalah persiapan air, air di siapkan sesuai
dengan jumlah ikan, tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit pula karena
bisa mengganggu metabolisme ikan. Selanjutnya adalah pengapuran, pengapuran bermanfaat
untuk menteralkan Ph di dasar kolam dan memberantas hama penyakit, kapur yang biasa di
gunakan adalah kapur carbonat atau ada juga yang menggunakan kapur delomit.

Setelah di tabur minimal air di diamkan selama 25 hari untuk menghilangkan zat
kapur, dalam masa 25 hari itu kita memberikan POC ( pupuk organic cair ) . Biasanya
setelah di berikan POC maka akan hidup cacing tanah/jentik untuk pakan alami ikan/udang.
Lalu air yang sudah di diamkan 25 hari itu akan di uji ke laboratorium guna melihat apakah
masih ada racun yang tersisa atau tidak, setelah di pastikan aman tidak ada racun maka benih

11
ikan/udang sudah bisa di isi ke dalam kolam. Pada masa benih seperti ini kita hanya perlu
menghidupkan 1 kincir/hari sesuai kebutuhan udang, kemudian setelah udang berusia 10 hari
keatas udang di beri pakan dengan pelet.

Pengecakan PH di lakukan pada pagi dan sore hari apakah ada guncangan pada PH
air, umumnya PH untuk udang adalah 7,5 - 8,5 yang menyebabkan PH naik adalah saat hujan
yang membuat air menjadi dingin. Setelah itu untuk menetralkan kondisi PH ini di taburkan
kapur dolomite. Hal yang perlu di perhatikan adalah manajemen pakan udang, agar udang
tidak terkena berak putih (white feses) Kegunaan kincir dalam kolam udang adalah untuk
memanajemen lumpur dengan berat massa 250 kg.Jika biomassa tidak memadai sekitar 25%
dari benur dalam 4 bulan maka akan di parsial sekitar 3-4 kali.Setelah di parsial udang akan
mengalami strees selama 23-25 hari kemudian akan mengalami kematian.Jadi,solusinya itu
setelah parsial adalah dengan menburkan kapur omia.Setelah 10 hari disampling lagi untuk
mengetahui adanya pertumbuhan.Pertambahan berat setelah parsial.

12
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah :
1. PH untuk udang adalah 7,5-8,5
2. Pemilihan lokasi dapat dibedakan berdasarkan sifat nya yaitu teknis dan non
teknis. Factor teknis antara lain Sumber air,Topografi,Jenis dan Tekstur Tanah
3. Factor non teknis antara lain aspek legalitas dan kelembagaan, jenis ikan
peliharaan, skala usaha yang dikembangkan, jarak dengan pasar, aspek keamanan,
dan iptek.
4. Ada 3 jenis Kolam yang umum yaitu kolam tradisonal,Semi Tradisional dan
Intensif.
5. Racun yang dibunuh dalam pembersihan kolam adalah racun darah
merah(Samponin)

5.2 Saran
Sebaiknya untuk kedepan pemaparan materi mendasar sebelum dimulai praktikum
dan lebih diarah kan dengan jelas

13
DAFTAR PUSTAKA

Farionita, I.M., Joni, M.M.A., dan Agus, S. 2018. Analisis Komparatif Usaha Budidaya
Udang Vaname Tambak Tradisional Dengan Tambak Intensif Di Kabupaten
Situbondo. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2 (4), 255-266.

Kordi & Tanjung ,2019. Wilayah pesisir dan lautan . indonesia memiliki sumber daya
perikanan yang besar dan sangat potensial untuk dikembangkan . Jakarta

Novriadi, R., Khoirun, N.A., Supriyanto, S., Rudy, K., Deendarlianto, D., Rustadi, R.,
Wiranti, W., dan Sinung, R. 2020. Pengaruh Padat Tebar dan Penggunaan Injektor
Venturi terhadap laju Pertumbuhan Udang (Litopenaeus vannamei) dalam Bak beton.
Jurnal Perikanan, 22 (2), 141- 147.

Pudjiatno dan Ranoemihardjo, B.S. 2017 . Ekologi Tambak: Pedoman Budidaya


Tambak.Balai Penelitian Air Payau Jepara , Direktorat . Jenderal perikanan . Jakarta.

Zulkarnain, R., Adiyana, K., Waryanto., Nugroho, H., Nugraha, B., Thesiana, L., dan
Supriyono, E. 2020. Selection of Intensive Shrimp Farming Technology For Small
Farmers With Analitical Hierarchy Process : a Case For Whiteleg. Earth and
Inviromental Science. 1-8.

14
LAMPIRAN

Gambar 2. Ukur Kedalaman

Gambar 1.Proses Elevasi

Gambar 4. Pembatas Kolam


Gambar 3. Sampel Tanah

Gambar 5.pengambilan sampel tanah Outlet

15
16

Anda mungkin juga menyukai