Di susun oleh :
Nim : 2111102010056
Kelompok : 4 (EMPAT)
2022
i
DAFTAR ISI
halaman
DAFTAR ISI................................................................................................................ii
DAFTAR GAMBAR..................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.......................................................................................................iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................................v
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................6
1.3 Manfaat..........................................................................................................6
4.2 Pembahasan..........................................................................................11
BAB V PENUTUP.................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................14
LAMPIRAN...............................................................................................................15
ii
DAFTAR GAMBAR
halaman
Gambar 4.1.1 Desain Tambak………………………………………………………10
iii
DAFTAR TABEL
halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
halaman
Gambar 1. Proses Elevasi……………........………………………………………15
v
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam budidaya perairan kita mengenal tambak yang biasa dihubungkan dengan air
payau atau air laut. Tambak merupakan lahan basah buatan berbentuk kolam berisi air payau
atau air laut di daerah pesisir yang digunakan untuk membudidayakan hewan-hewan air
payau (terutamma ikan dan udang). Tambak merupakan buatan manusia yang digunakan
untuk budidaya berbagai ikan dan udang.
Kegiatan usaha budidaya di tambak merupakan proses produksi yang memerlukan kendali
dan keberhasilan akan sangat tergantung pada faktor teknis maupun non teknis. Faktor teknis,
seperti perencanaan terpadu sangat penting dalam mata rantai kegiatan budidaya tambak.
Dengan demikian, perencanaan harus diarahkan pada kemampuan untuk menciptakan kondisi
yang sesuai dengan keaadan alami yang dituntut oleh organisme akuatik yang dibudidayakan.
5.3 Manfaat
1. Praktikan dapat mengetahui proses budidaya udang vaname
2. Praktikan dapat menjelaskan faktor teknis dan non teknis
3. Praktikan dapat informasi mengenai berbagai keanekaragaman hayati yang
terdapat pada tambak
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Keberadaan berbagai jenis flora ini sangat berpengaruhi kegiatan budidaya yang
dikembangkan di tambak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Jenis-jenis
fitoplankton yang ditemukan ditambak umumnya adalah kolompok cyanophceae (alga biru),
chlorophiceae (alga hijau), dan diatomae. Selain itu di tambak juga terdapat klekap, yaitu
suatu lapisan alga didasar tambak dangkal yang umumnya terdiri dari berbagai jenis
cyanophyceae dan diatomae (Pudjiatno dan Ranoemihardjo, 2017)
Wilayah pesisir dan lautan indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar dan
sangat potensial untuk dikembangkan.sering meningkatnya pertumbuhan penduduk dan
pembangunan,meningkat pula kebutuhan masyarakat untuk mengosumsi hasil sumber daya
perikanan.salah satu kegiatan pemanfaatan sumber daya perikanan yang dapat dilakukan dan
dioptimalkan adalah budidaya tambak (kordi dan Tanjung,2019)
PT. Andulang Shrimp Farm merupakan salah satu perusahaan yang bergerak di
bidang produksi udang vaname yang teletak di Kabupaten Sumenep Provinsi Jawa Timur.
Kegiatan produksi udang vaname yang dilakukan, yakni budidaya dengan sistem intensif
dimana padat tebar udang berkisar 80 – 100 ekor/m2 sampai 300 ekor/m2 . Padat penebaran
ini jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan sistem budidaya tradisional dimana berkisar
<20 ekor m2 (Zulkarnain et al., 2020).
7
BAB III
METODE KERJA
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu, 10 September 2022 pada pukul 14.00-
18.00 dan pada hari Minggu, 11 September 2022 pada pukul 07.00-13.00. lokasi
praktikum ini
dilaksanakan di
Alue Naga.
8
5.3 Cara Kerja
3.3.1 Tambak Inlet
Disiap kan alat dan bahan
Dimasukkan papan skala kedalam dasar tempat masuknya air tambak
Diukur kedalaman tambak menggunakan papan skala
Dicatat jumlah kedalaman air
Diambil sampel tanah melalui pipa paralon
Dimasukkan sampel kedalam botol sampel
Diberi label name dimasing-masing botol sampel
Diambil air menggunakan botol sampel
3.3.2 Tengah Tambak
Disiapkan alat dan bahan.
Dimasukkan papan skala kedalam saluran inlet kolam hingga
menyentuh dasar kolam.
Dilihat dan dicatat jumlah kedalamannya.
Diambil sampel tanah melalui pipa paralon
Dimasukkan sampel kedalam botol sampel
Diberi label name masing-masing botol sampel
Diambil air menggunakan botol sampel
9
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan tambak yang telah di lakukan pada hari sabtu dan minggu
dapat di gambar sebagai berikut :
10
4.2. Pembahasan
Tambak dalam perikanan adalah kolam buatan.Biasanya terdapat didaerah pantai yang
diisi air dan dimanfaat kan sebagai sarana budidaya perairan (akuakultur).Hewan yang
dibudidayakan adalah hewan air,terutama ikan,udang,dan juga kerang.Tambak ini biasanya
dihubungkan dengan air payau atau air laut.Kolam yang berisi air tawar biasanya disebut
kolam atau empang.Tambak merupakan salah satu jenis habitat yang dipergunakan sebagai
tempat untuk kegiatan buidaya perairan payau yang berlokasi didaerah pesisir.
Ada 3 jenis kolam yang umumnya kita ketahui, yaitu kolam tradisional, semi
tradisional dan kolam intensif. Masing-masing kolam memiliki kelebihan dan kekurangannya
. Hal yang harus di lakukan pada kolam baru adalah pembersihan kolam/lahan, dalam tahap
pembersihan kolam ini ada yang namanya tahap membunuh racun/hama. Racun yang di
bunuh dalam pembersihan ini adalah racun darah merah (samponin) untuk membunuh siput
dan kepiting. Kemudian langkah selanjutnya adalah persiapan air, air di siapkan sesuai
dengan jumlah ikan, tidak boleh terlalu banyak dan tidak boleh terlalu sedikit pula karena
bisa mengganggu metabolisme ikan. Selanjutnya adalah pengapuran, pengapuran bermanfaat
untuk menteralkan Ph di dasar kolam dan memberantas hama penyakit, kapur yang biasa di
gunakan adalah kapur carbonat atau ada juga yang menggunakan kapur delomit.
Setelah di tabur minimal air di diamkan selama 25 hari untuk menghilangkan zat
kapur, dalam masa 25 hari itu kita memberikan POC ( pupuk organic cair ) . Biasanya
setelah di berikan POC maka akan hidup cacing tanah/jentik untuk pakan alami ikan/udang.
Lalu air yang sudah di diamkan 25 hari itu akan di uji ke laboratorium guna melihat apakah
masih ada racun yang tersisa atau tidak, setelah di pastikan aman tidak ada racun maka benih
11
ikan/udang sudah bisa di isi ke dalam kolam. Pada masa benih seperti ini kita hanya perlu
menghidupkan 1 kincir/hari sesuai kebutuhan udang, kemudian setelah udang berusia 10 hari
keatas udang di beri pakan dengan pelet.
Pengecakan PH di lakukan pada pagi dan sore hari apakah ada guncangan pada PH
air, umumnya PH untuk udang adalah 7,5 - 8,5 yang menyebabkan PH naik adalah saat hujan
yang membuat air menjadi dingin. Setelah itu untuk menetralkan kondisi PH ini di taburkan
kapur dolomite. Hal yang perlu di perhatikan adalah manajemen pakan udang, agar udang
tidak terkena berak putih (white feses) Kegunaan kincir dalam kolam udang adalah untuk
memanajemen lumpur dengan berat massa 250 kg.Jika biomassa tidak memadai sekitar 25%
dari benur dalam 4 bulan maka akan di parsial sekitar 3-4 kali.Setelah di parsial udang akan
mengalami strees selama 23-25 hari kemudian akan mengalami kematian.Jadi,solusinya itu
setelah parsial adalah dengan menburkan kapur omia.Setelah 10 hari disampling lagi untuk
mengetahui adanya pertumbuhan.Pertambahan berat setelah parsial.
12
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat di ambil dari praktikum ini adalah :
1. PH untuk udang adalah 7,5-8,5
2. Pemilihan lokasi dapat dibedakan berdasarkan sifat nya yaitu teknis dan non
teknis. Factor teknis antara lain Sumber air,Topografi,Jenis dan Tekstur Tanah
3. Factor non teknis antara lain aspek legalitas dan kelembagaan, jenis ikan
peliharaan, skala usaha yang dikembangkan, jarak dengan pasar, aspek keamanan,
dan iptek.
4. Ada 3 jenis Kolam yang umum yaitu kolam tradisonal,Semi Tradisional dan
Intensif.
5. Racun yang dibunuh dalam pembersihan kolam adalah racun darah
merah(Samponin)
5.2 Saran
Sebaiknya untuk kedepan pemaparan materi mendasar sebelum dimulai praktikum
dan lebih diarah kan dengan jelas
13
DAFTAR PUSTAKA
Farionita, I.M., Joni, M.M.A., dan Agus, S. 2018. Analisis Komparatif Usaha Budidaya
Udang Vaname Tambak Tradisional Dengan Tambak Intensif Di Kabupaten
Situbondo. Jurnal Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (JEPA), 2 (4), 255-266.
Kordi & Tanjung ,2019. Wilayah pesisir dan lautan . indonesia memiliki sumber daya
perikanan yang besar dan sangat potensial untuk dikembangkan . Jakarta
Novriadi, R., Khoirun, N.A., Supriyanto, S., Rudy, K., Deendarlianto, D., Rustadi, R.,
Wiranti, W., dan Sinung, R. 2020. Pengaruh Padat Tebar dan Penggunaan Injektor
Venturi terhadap laju Pertumbuhan Udang (Litopenaeus vannamei) dalam Bak beton.
Jurnal Perikanan, 22 (2), 141- 147.
Zulkarnain, R., Adiyana, K., Waryanto., Nugroho, H., Nugraha, B., Thesiana, L., dan
Supriyono, E. 2020. Selection of Intensive Shrimp Farming Technology For Small
Farmers With Analitical Hierarchy Process : a Case For Whiteleg. Earth and
Inviromental Science. 1-8.
14
LAMPIRAN
15
16