Dosen pengajar :
Asisten pengajar :
2020
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya
dengan rahmat dan hidayah-Nya dan juga keridhoan-Nya penyusun dapat
menyelesaikan tugas laporan ini dengan baik.
Penyusun
Page | i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I 1
PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Tujuan Praktikum 2
BAB II 3
TINJAUAN PUSTAKA 3
BAB III 4
Metodologi 4
3.1 Waktu dan tempat 4
3.2 Alat dan Bahan 4
3.3 Langkah Kerja 4
BAB IV 5
PEMBAHASAN 5
4.1 Kedelai 5
4.2 Kacang kapri 8
4.3 Kacang Hijau 10
4.4 Kacang Tanah 11
4.5 Kelor 16
4.6 Putri Malu 20
4.7 Pintoi 23
4.8 Bauhinia 24
4.9 Lamtoro 26
4.10 Kacang Panjang 27
4.11 Buncis 30
4.12 Koro pedang 33
4.13 Kecipir 34
Page | ii
4.14 Akasia 35
BAB V 38
PENUTUP 38
5.1 Kesimpulan 38
5.2 Saran 38
LAMPIRAN 39
DAFTAR PUSTAKA 43
Page | iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Jenis kacang-kacangan atau dikenal dengan istilah legum merupakan salah
satu sumber protein nabati. Secara umum, kandungan protein kacang-kacangan
berkisar antara 20–40%. Jumlah tersebut mencapai 3 kali lipat jumlah protein
serealia, begitu pula jumlah asam amino lisin yang merupakan asam amino
pembatas pada serealia. Selain utamanya dimanfaatkan untuk pangan, kacang-
kacangan juga dimanfaatkan untuk pakan ternak. Bahkan akhir-akhir ini sudah
dipergunakan formula pakan ternak yang didasarkan atas kecernaan asam amino,
oleh sebab itu komposisi atau profil asam amino kacang-kacangan sangat penting
untuk diketahui.
Jenis kacang-kacangan yang lazim dikonsumsi di Indonesia antara lain kedelai
dan beberapa jenis lainnya seperti kacang hijau, kacang tanah dan sebagainya.
Selain jenis kacang-kacangan tersebut, masih banyak dijumpai jenis kacang-
kacangan yang belum banyak dikonsumsi dan dimanfaatkan secara optimal,
antara lain lamtoro, berbagai jenis koro, dan biji munggur. Sebagai negara yang
kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki potensi pangan lokal dari
berbagai jenis kacang-kacangan yang berpotensi untuk menambah zat gizi dalam
diet atau menu sehari-hari. Kacang-kacangan merupakan salah satu bahan
makanan sumber protein dengan nilai gizi yang tinggi (20 – 25 g/100 g), vitamin
B (thiamin, riboflavin, niacin, asam folat), mineral (Ca, Fe, P, K, Zn, Mg, dan
lain-lain), dan serat. (Dostalova, 2009). Kacang-kacangan juga memiliki
keunggulan dari segi harga yang murah, memiliki kandungan lemak yang
umumnya baik untuk kesehatan, dan mengandung berbagai mineral yang cukup
banyak (Koswara, 2013)
Pada saat ini jenis kacang yang mendominasi pasar adalah kacang kedelai, yang
sebagian besar masih impor. Kacangkacangan lokal Indonesia seperti kacang hijau,
Page | 1
kacang merah, kacang kecipir, kacang tunggak, kacang jogo, kacang komak dan
koro-koroan justru masih belum banyak tergali penggunaan dan pemanfaatannya.
.
Adapun tujuan dari praktikum ini ialah untuk mengetahui deskripsi tentang
tanaman leguminosa secara lengkap.
Page | 2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Tilman dkk. (1998) hijauan pakan jenis leguminosa memiliki sifat
yang berbeda dengan rumput-rumputan, jenis legum umumnya kaya akan protein,
kalsium dan phosfor. Legum berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 3 macam yaitu :
1) Sebagai bahan pangan dan hijauan pakan ternak (Papilionaceae), contohnya :
Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang kedele (Glycine soya), Kacang panjang
(Vigna sinensis),
Page | 3
yang tidak optimum viabilitasnya akan turun yang ditunjukkan oleh turunnya daya
berkecambah benih (Achmad dkk, 2012).
BAB III
Metodologi
3.1 Waktu dan tempat
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 8 sampai 14 april 2020 di kediaman
masing-masing.
Page | 4
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kedelai
Kedelai merupakan tanaman semusim berupa semak rendah, tumbuhan
tegak, berdaun lebat, dan beragam morfologi. Tinggi tanaman kedelai ini
berkisar antara 10-200 cm dapat bercabang sedikit atau banyak. Kultivar yang
berdaun lebar dapat memberikan hasil yang lebih tinggi karena mampu menyerap
sinar matahari lebih banyak bila dibandingkan dengan yang berdaun sempit (Lamina,
1989). Susunan tubuh tanaman kedelai terdiri atas 2 macam alat (organ) utama yaitu
organ vegetatif dan organ generatif. Organ vegetatif meliputi akar, batang dan daun
yang berfungsi sebagai alat pengambil, pengangkut, pengolah, pengedar, dan
penyimpan makanan sehingga disebut alat hara (organum nutritivum). Sedangkan
organ generatif meliputi bunga, buah, dan biji yang berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan (organum reproductivum) (Rukmana, 1996).
Page | 5
Radikula adalah bakal calon akar yang tumbuhn selama masa
perkecambahan. Fungsi radikula adalah sebagai bagian tanaman yang akan
berkembang menjadi akar tanaman yang selanjutnya akan menjadi penyokong
dan penyuplai bahan-bahan makanan untuk diproses pada bagian tanaman
yang lainnya.
Kotiledon (disebut juga kotil atau daun lembaga): bakal daun yang terbentuk,
dan melekat pada embrio dengan hipokotil.
a) Biji (Semen)
Biji kedelai berkeping dua, terbungkus kulit biji dan tidak mengandung
jaringan endosperma. Embrio terletak di antara keping biji. Warna kulit biji kuning,
hitam, hijau, coklat. Pusar biji (hilum) adalah jaringan bekas biji melekat pada
dinding buah. Bentuk biji kedelai umumnya bulat lonjong tetapi ada pula yang bundar
atau bulat agak pipih.
b) Batang(Caulis)
Sistem pertumbuhan batang kedelai dibedakan menjadi dua tipe yaitu tipe
determinate adalah tipe pertumbuhan pucuk batang yang jika tanaman telah
berbunga pertumbuhan batangnya terhenti dan tipe indeterminate adalah
pertumbuhan pucuk batang dapat terus berlangsung walaupun tanaman telah
mengeluarkan bunga (Adisarwanto, 2005).
Batang kedelai yang masih muda setelah perkecambahan menurut
AAK (1991) dibedakan menjadi dua bagian yaitu hipokotil dan epikotil. Hipokotil
adalah bagian batang dibawah keping biji yang belum lepas sampai ke pangkal
batang, sedangkan epikotil adalah bagian batang yang berada diatas keping biji.
c) Bunga(Flos)
Kedelai dapat berbunga ketika memasuki stadia reproduktif yaitu 5-7
minggu bergantung pada varietas. Bunga kedelai umumnya muncul pada ketiak
tangkai daun. Jumlah bunga yang ada pada setiap tangkai daun beragam, antara 2-
25 bunga (Adisarwanto, 2005). Penyerbukan bunga berlangsung secara sendiri
dengan tepung sari sendiri karena pembuahan terjadi sebelum bunga kedelai
mekar (AAK, 1991).
Page | 6
Gambar 4.2. Bunga kedelai
Keterangan:
1. Bendera (Vexillum)
2. Sayap (alae, sepasang)
3. Lunas (carina, melindungi benang sari putik)
d) Akar (Radix)
Kedelai memiliki akar tunggang, dan memiliki bintil-bintil akar yang
merupakan koloni dari bakteri Rhizobium japonicum (Gambar). Bakteri Rhizobium
bekerja mengikat nitrogen dari udara yang kemudian dapat digunakan
untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah gembur, akar tanaman kedelai dapat
tumbuh sampai kedalaman 150 cm (Mursiani, 1993). Akar kedelai dapat mencapai
kedalaman 150 cm dalam tanah, tetapi kebanyakan kedalaman perakaran hanya
mencapai 60 cm. Sistem perakaran yang berada 15 cm lapisan atas tanah banyak
berperan dalam mengabsorbsi air dan unsur hara (Singh, 1983).
Page | 7
Gambar 4.3 Morfologi Akar dan Bintil Akar Kedelai (Irawan, 2006).
e) Daun (Folium)
Daun kedelai adalah daun majemuk berwarna hijau, hijau tua atau hijau
kekuningan tergantung varietasnya. Daun kedelai memiliki ciri-ciri antara lain helai
daun oval, dan tata letaknya pada tangkai daun bersifat majemuk berdaun tiga
(Gambar 2.3). Umumnya, bentuk daun kedelai ada dua yaitu oval dan lancip. Kedua
bentuk daun tersebut dipengaruhi oleh faktor genetik. Daun ini berfungsi untuk
proses asimilasi, respirasi dan transpirasi (Rukmana, 1996).
Page | 8
Masyarakat Indonesia mengenal kacang kapri (Pisum sativum L.) sebagai
polong muda, tanaman ini banyak diusahakan di sumatera Utara dan Jawa Barat,
sedangkan di Eropa khususnya di Inggris dikenal tiga macam sesuai keguanaannya
yaitu biji tua untuk pangan dan pakan, polong, muda untuk sayur (Sastrodihardjo
1991)
a) Biji
Biji tanaman kapri berbentuk bulat, memiliki permukaan yang berkerut, dan
bertekstur halus. Warna biji tersebut adalah hijau kelabu kecokelatan; Anda akan
melihat guratan bercak-bercak pada biji tanaman ini. Ada dua jenis kapri yang perlu
Anda ketahui: pertama adalah snow pea yang memiliki biji berbentuk pipih dan yang
kedua adalah snap pea yang memiliki biji berbentuk bulat.
b) Batang
Batang dari kacang kapri bersifat lemah, berbentuk silideris memanjang, serta
memerlukan sanggahan ajir untuk tumbuh.Ketika tumbuh, batang dari kapri dapat
merambat ke daerah sekitarnya dengan radius tiga puluh hingga seratus-lima puluh
sentimeter.
c) Bunga
Tidak seperti pada kebanyakan tanaman, bunga pada tanaman kacang kapri ini
tumbuh sendiri-sendiri dan terkadang juga tumbuh bergerombol. Jika bunganya
tumbuh bergerombol, maka gerombolan ini akan terdiri dari dua hingga tiga bunga
sekaligus. Bunga-bunga ini memiliki variasi warna dari putih, merah mawar, hingga
ungu.
d) Akar
Akar dari tanaman kacang kapri ini berjenis akar tunggang, Bila akar
tungganga dari tanaman ini tumbuh dengan baik, maka akan bertumbuhan akar-akar
leteral silinderis lainnya.
e) Daun
Daun pada kacang kapri berupa pinnatus yang terdiri dari satu hingga tiga
yang tumbuh, pada bagian ujung daun-daun tersebut tumbuh sulur-sulur yang
bercabang. Daunya juga tumbuh memiliki dua hingga enam helai daun; bentuk dari
Page | 9
daun milik kapri berupa eliptis atau oval. Daun tanaman kacang kapri dapat tumbuh
dengan panjang kurang lebih antara satu setengah hingga lima-setengah senti;
sedangkan lebarnya dapat mencapai satu hingga tiga sentimeter.
Page | 10
memiliki warna coklat dengan panjang akar kacang hijau kurang lebih 15
sampai 20 cm.
e) Daun
Kacang hijau memiliki ciri-ciri daun yang berbentuk hampir mirip segitiga
yang lancip pada bagian ujungnya, umumnya daun kacang hijau memiliki tiga helai
daun pada tiap tangkai daunnya, daun dari kacang hijau memiliki warna hijau dan
jika sudah tua daun akan berwarna kuning sampai akhirnya berubah menjadi warna
coklat.
4.4 Kacang Tanah
Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) adalah tanaman polong-
polongan atau legum anggota suku Fabaceae yang dibudidayakan, serta menjadi
kacang-kacangan kedua terpenting setelah kedelai di Indonesia. Tanaman yang
berasal dari benua Amerika ini tumbuh secara perdu setinggi 30 hingga 50 cm (1
hingga 1½ kaki) dengan daun-daun kecil tersusun majemuk.
Page | 11
a) Biji
Radikula adalah poros embrio yang tumbuh ke bawah dan akan menjadi akar primer.
Plumula adalah bagian dari epikotil (pucuk kecil yang akhirnya menjadi batang
tanaman, bunga, dan daun) yang tumbuh.
Epikotil adalah ruas batang di atas daun lembaga yang akan tumbuh menjadi batang
dan daun.
Kotiledon adalah bakal daun yang terbentuk, dan melekat pada embrio dengan
hipokotil. Kotiledon merupakan organ cadangan makanan pada biji sekelompok
tumbuhan, sekaligus organ pertama yang dimiliki oleh tumbuhan yang baru saja
berkecambah yang tak memiliki klorofil.
b) Batang
Page | 12
Batang tanaman kacang hijau berbentuk bulat tidak berkayu, berbuku-buku dan
tipe pertumbuhannya tegak. Batang yang tegak memiliki panjang batang sekitar 60-
70 cm. Batang berwarna hijau sampai keungu-unguan. Pitojo (2005) melaporkan
bahwa batang tanaman kacang tanah tidak berkayu dan berbulu halus, ada yang
tumbuh Menjalar dan ada yang tegak. Tinggi batang rata-rata sekitar 50 cm, namun
ada yang mencapai 80 cm.
c) Bunga
Bunga kacang tanah berwarna kuning dan mekar di malam hari, melakukan
proses penyerbukan pada pagi hari, dan akan layu disore hari. Bunga menandakan
adanya polong namun yang berhasil menjadi polong hanya 15-20 %. Bunga kacang
tanah tersusun dalam bentuk bulir yang muncul di ketiak daun, dan termasuk bunga
sempurna yaitu alat kelamin jantan dan betina terdapat dalam satu bunga. Mahkota
bunga kacang tanah berwarna kuning terdiri dari 5 helai yang bentukn ya berlainan
satu dengan yang lain (Trustinah, 1993).
Page | 13
d) Akar
Kacang tanah berakar tunggang yang tumbuh lurus ke dalam tanah hingga
kedalaman 40 cm. Akar kacang tanah memiliki sistem akar tunggang dan akar cabang
yang menyerupai akar serabut. Akar-akar cabang ini ada yang bersifat sementara dan
permanen. Akar kacang tanah berfungsi untuk menyerap unsur hara dan air serta
memperkokoh berdirinya tanaman.
e) Daun
Kacang tanah memiliki empat helaian daun yang disebut tetrafoliate yang muncul
pada batang dengan susunan melingkar pilotaksis 2/5. Daun mempunyai beragam
bentuk antara lain bulat, elips, sampai agak lancip (Gambar 4.4), dengan ukuran
bervariasi (2,4 x 0,8 cm sampai 8,6 x 4,1 cm) tergantung varietas dan letaknya.
Warna daun hijau dan hijau tua. Daun-daun pada bagian atas biasanya lebih besar
dibandingkan dengan yang di bawah. Daun yang terletak pada batang utama
umumnya lebih besar dibandingkan dengan yang muncul pada cabang. Ukuran dan
bentuk daun tercermin dari panjang daun, lebar daun, serta rasio panjang dan lebar
Page | 14
daun. Perbandingan panjang dan lebar daun ini menentukan bentuk daun, di mana
untuk tipe-tipe Spanish bentuk daun umumnya lebih mendekati bulat-oval, sedangkan
pada tipe Valencia umumnya lebih lancip. Semakin besar nilai perbandingan
menunjukkan semakin lancip (lanceolate) bentuk daunnya.
Daun kacang tanah memiliki daun penumpu (stipula) yang panjangnya 2,5–3,5
cm, dan tangkai daun (petiola) yang panjangnya 3–7 cm. Berdasarkan adanya
bulu/rambut daun, permukaan daun kacang tanah dibedakan menjadi: tidak berbulu,
berbulu sedikit dan pendek, berbulu sedikit dan panjang, berbulu banyak dan pendek,
serta berbulu banyak dan panjang.
f) Polong
Polong kacang tanah bervariasi dalam ukuran, bentuk, paruh, dan kontriksinya.
Berdasarkan ukuran polong, kacang tanah dibedakan ke dalam:
(1) polong sangat kecil (panjang <1,5 cm, ukuran 35–50 g/100 polong),
Page | 15
(2) polong kecil (panjang 1,6–2,0 cm, ukuran 51–65 g/100 polong),
(3) polong sedang (panjang 2,1–2,5 cm, ukuran 66–105 g/100 polong),
(4) polong besar (panjang 2,6–3,0 cm, ukuran 106–155 g/100 polong), dan
(5) polong sangat besar (panjang >3,0 cm, ukuran >155 g/100 polong).
4.5 Kelor
Kelor atau merunggai (Moringa oleifera) adalah sejenis tumbuhan
dari suku Moringaceae. Tumbuhan ini dikenal dengan nama lain seperti:
limaran, moringa, ben-oil (dari minyak yang bisa diekstrak dari bijinya), drumstick
(dari bentuk rumah benihnya yang panjang dan ramping), horseradish tree (dari
bentuk akarnya yang mirip tanaman horseradish), dan malunggay di Filipina.
a) Biji
Page | 16
Biji tumbuhan daun ini berbentuk bulat berwarna cokelat kehitaman,
dalam satu buah biji ini akan terdapat beberapa butir dalam buah sekitar 10-20
biji bahkan lebih.
b) Batang
Tanaman Kelor memiliki ketinggian 7-11 meter, berbatang berkayu
(lignosus), tegak, berwarna putih kotor, kulit tipis, permukaan kasar;
percabangan simpodial, arah cabang tegak atau miring, cenderung tumbuh
lurus dan memanjang.
c) Bunga
Page | 17
Bunga tumbuhan daun kelor berwarna putih kekuning-kuningan, dan
memiliki pelepah bunga yang berwara hijau, bunga ini tumbuh di ketiak daun
yang biasanya ditandai dengan aroma atau bau semerbak.
d) Akar
Akar tumbuhan daun kelor ini tunggang, berwarna putih kotor, biasanya
bercabang atau serabut dan juga dapat mencapai kedalaman 5-10 meter. Perakaran ini
berguna untuk membantu menyerap air dalam tanah dan juga menyokong
pertumbuhan tumbuhan daun kelor.
Page | 18
e) Daun
Daun tumbuhan daun kelor berbentuk bulat telur, ukuran relatif kecil, daun
majemuk, bertangkai panjang, tersusun selang seling, beranak daun gasal, helai
daun berwarna hijau muda, dan biasanya di gunakan sebagai bahan masakan atau
obat.
f) Buah
Page | 19
4.6 Putri Malu
Putri malu atau Mimosa pudica adalah perdu pendek anggota suku polong-
polongan yang mudah dikenal karena daun-daunnya yang dapat secara cepat
menutup/layu dengan sendirinya saat disentuh. Walaupun sejumlah anggota polong-
polongan dapat melakukan hal yang sama, putri malu bereaksi lebih cepat daripada
jenis lainnya. Kelayuan ini bersifat sementara karena setelah beberapa menit
keadaannya akan pulih seperti semula.
Keunikan dari tanaman ini adalah bila daunnya disentuh, ditiup, atau
dipanaskan akan segera "menutup". Hal ini disebabkan oleh terjadinya perubahan
tekanan turgor pada tulang daun. Rangsang tersebut juga bisa dirasakan daun lain
yang tidak ikut tersentuh.
Gerak ini disebut seismonasti, yang walaupun dipengaruhi rangsang
sentuhan (tigmonasti), sebagai contoh, gerakan tigmonasti daun putri malu tidak
peduli dari mana arah datangnya sentuhan.
Tanaman ini juga menguncup saat matahari terbenam dan merekah kembali
setelah matahari terbit. Tanaman putri malu menutup daunnya untuk melindungi diri
dari hewan pemakan tumbuhan (herbivora) yang ingin memakannya. Warna daun
bagian bawah tanaman putri malu berwarna lebih pucat, dengan menunjukkan warna
yang pucat, hewan yang tadinya ingin memakan tumbuhan ini akan berpikir bahwa
tumbuhan tersebut telah layu dan menjadi tidak berminat lagi untuk memakannya.
a) Biji
Biji putri malu berukuran kecil dan bulat,berbentuk pipih
b) Batang
Putri malu memiliki batang berbentuk bulat, berbulu, dan berduri tajam.
Bagian batang putri malu terdapat bulu halus dan tipis berwarna putih dengan
panjang sekitar 1 – 2 mm. Batang muda berwarna hijau mencolok dan batang tua
berwarna merah.
Page | 20
c) Bunga
Bunga berbentuk bulat seperti bola, warnanya merah muda dan bertangkai
serta bentuk bunga berambut. Putik berwarna kuning dan tangkai bunga berbulu
halus. Pada saat matahari tenggelam, bunga akan menutup seakan layu dan mati, tapi
jika terkena sinar matahari lagi maka bunga itu akan kembali mekar.
d) Akar
Tumbuhan putri malu memiliki akar tunggang berwarna putih kekuningan.
Diameter akar tidak labih dari 1 – 5 mm. Akar mimosa memiliki bau yang khas yakni
menyerupai buah jengkol.
Page | 21
e) Daun
Daun berbentuk kecil tersusun secara majemuk, berbentuk lonjong serta
letak daun berhadapan. Warna daun hijau namun ada juga yang berwarna kemerah-
merahan. Warna daun bagian bawah dari putri malu (Mimosa pudica Linn) berwarna
lebih pucat. Bila tersentuh, daun putri malu akan segera menguncup atau menutup.
Page | 22
f) Buah
Buah dari putri malu menyerupai buah kedelai dalam ukuran kecil. Pada buah
putri malu, terdapat bulu-bulu halus berwarna merah, namun hanya terdapat pada
bagian tertentu saja. Tangkai buah memiliki panjang tangkai sekitar 3 – 4 cm dengan
diameter 1 – 2 mm. Pada satu tangkai buah, terdapat 10 – 20 buah dengan pangkal
buah melekat pada ujung tangkai. Ketika buah telah masak, buah tersebut akan pecah
sehingga bijinya akan jatuh dan menyebar ke segala arah. Biji ini nantinya akan
tumbuh menjadi tunas baru. Buah yang mentah maupun telah masak berwarna hijau.
4.7 Pintoi
Arachis pintoi mempunyai karakteristik tumbuh yang menjalar dengan Tangkai yang
dapat tumbuh sepanjang 50 cm, tergantung pada kondisi tempat tumbuhnya. Pada
bagian tangkai Arachis pintoi mempunyai dua pasang helai daun dengan daun yang
berbentuk oval, lebar daur pada tanaman Arachis pintoi ini sekitar 1,5 cm dan
mempunyai panjang daun sekitar 3 cm.
Tanaman Pintoi bisa berbunga sepanjang taun dengan pada bagian Bunga, tanaman
Arachis pintoi ini mempunyai warna kuning dan berukuran sekitar 2 cm. Jika telah
terjadi penyerbukan, ovary (indung telur) pada bagian bunga akan memanjang yang
disebut dengan gynophore, panjangnya ovary sampai 27 cm dan masuk ke dalam
tanah hingga kedalaman 7 cm, kemudian ovary akan membentuk polong dan biji.
Seperti pada tanaman legum lainnya, tanaman Arachis pintoi ini mempunyai
polong, namun berbeda dengan tanaman jenis kacang-kacangan yang mempunyai
polong yang banyak. Tanaman Arachis pintoi ini hanya mempunyai polong dengan
satu buah biji namun terkadang dua buah biji
Page | 23
Gambar Bunga Pintoi
4.8 Bauhinia
Bunga Kupu-kupu, demikian tanaman berbunga ini kerap dinamai di
Indonesia. Tanaman dari famili Fabaceae di Indonesia sering kali dijumpai sebagai
tanaman peneduh dan tanaman pagar. Bunga Kupu-kupu sebenarnya adalah nama
umum untuk penyebutan berbagai tanaman dari genus Bauhinia sp, yang jumlahnya
hingga 300-an jenis. Namun yang paling dikenal adalah spesies Bauhinia purpurea.
Nama latin tanaman ini adalah Bauhinia purpurea L. yang mempunyai beberapa nama
sinonim seperti Bauhinia castrata Blanco, Bauhinia coromandeliana DC., Bauhinia
platyphylla Span., Bauhinia purpurea var. corneri de Wit, Bauhinia rosea Corner,
Page | 24
Bauhinia triandra Roxb., Bauhinia violacea Corner, Caspareopsis purpurea (L.)
Pittier, dan Phanera purpurea (L.) Benth. Dinamakan bunga Kupu-kupu lantaran
sekilas daun bunga tanaman ini menyerupai kupu-kupu. Sedangkan bentuk bunganya
sekilas hampir menyerupai anggrek. Dalam bahasa Inggris tanaman ini disebut
sebagai Butterfly Tree, Orchid Tree, Purple Bauhinia, dan Purple Camel’s Foot.
Page | 25
4.9 Lamtoro
Lamtoro, kemlandingan, petai selong atau petai cina (Leucaena
leucocephala) adalah sejenis perdu dari suku Fabaceae (Leguminosae, polong-
polongan).
Buah tanaman lamtoro mempunyai bentuk yang menyerupai pita lurus, pipih
serta tipis. Berukuran 14-26 cm dengan lebar 2 cm, buah yang mentah berwarna
kehijauan mudah sedangkan buah yang sudah masak akan berubah warna menjadi
kecoklatan, memiliki sekat – sekat diantara bijinya. Untuk setiap buah dapat
menghasilkan 15-30 biji, bentuk bijinya bulat, pipih berukuran kecil yaitu 6-10 mm
dan lebar 3-4,5 mm dengan warna coklat tua yang mengkilap.
Perakaran pada tanaman lamtoro adalah akar tunggang, akarnya yang kokoh
dapat menembus kuat ke dalam tanah, sehingga pohon peta cina tidak mudah
tumbang oleh tiupan angin. Tekstur permukaan batang kasar, keras, ada guratan garis
– garis secara vertikal atau berbintil – bintil dan berlentisel, warnanya kecoklatan.
Pohon lamtoro memiliki ketinggian mencapai 20 meter, meskipun pada umumnya
hanya 2-10 meter. Pencabangan pohon ini rendah serta banyak. Ranting – ranting
lamtoro berbentuk bulat torak dengan ujung ranting berbulu rapat. Batang utama serta
ranting sudah tua dapat digunakan sebagai kayu yang dikeringkan untuk berbagai
kegiataan di dapur. Atau bisa juga sebagai bahan baku dalam pembuatan mebel
dengan menambahkan sentuhan vistrur atau cat untuk mempercantik kusen, pintu-
pintu yang terbuat dari kayu lamtoro.
c) Bunga
Page | 26
berukuran 5 mm, lepas-lepas. Benangsari 10 helai berukuran 10 mm dan lepas-lepas.
Buah polong bentuk pita lurus, pipih tipis, 14-26 cm x 1,5-2 cm, dengan sekat-sekat
diantara biji, berwarna hijau saat muda dan coklat kering jika telah masak, memecah
sendiri sepanjang kampuhnya. Berisi 15-30 biji yang terletak melintang dalam
polongan, bulat telur terbalik, berwarna coklat tua mengkilap, berukuran 6-10 mm x
3-4,5 mm (Siswanto, 2010).
d) Daun
a) Biji
Biji kacang panjang bentuknya bulat agak memanjang dan pipih, ditengahnya
terdapat bintik merah tua atau hitam atau belang-belang.
Page | 27
b) Batang
Batang tanaman kacang panjang berfungsi untuk menopang bagian tanaman
kacang panjang yang lain. Batang tanaman kacang panjang berbentuk memanjang
dan membutuhkan penyangga sebagai tempat untuk menjalar.
c) Bunga
Page | 28
Tanaman kacang panjang merupakan tanaman yang masuk dalam salah satu
tanaman yang berjenis bunga sempurna. Yang dimaksud dengan bunga sempurna
adalah bunga yang memiliki alat kelamin jantan dan alat kelamin betina.Bentuk dari
bunga kacang panjang cukup unik, yaitu berbentuk menyerupai kupu-kupu. Bunga ini
biasanya terletak pada ujung tangkai dan tidak tumbuh secara serentak. Panjang
tangkai bunga kurang lebih sekitar 40 sentimeter.
Dalam satu tangkai biasanya terdapat 4 sampai 6 kuntum bunga dan setiap
kuntum memiliki tiga mahkota. Dua mahkota terletak bersebelahan dan satu terletak
di bawah. Warna bunga tanaman kacang ini adalah putih atau sedikit kebiru-biruan.
dan Mempunyai putik dan benang sari sebagai alat kelamin pada bunga.
d) Akar
Seperti tanaman lainnya, kacang panjang memiliki akar yang digunakan untuk
mencari nutrisi makanan dan air yang diperlukan untuk seluruh bagian tubuhnya.
Tanaman kacang panjang memiliki akar tunggang. Akar ini dapat mencari makanan
hingga kedalaman 30 cm dari permukaan tanah.
Bentuk akar tanaman kacang panjang ini bercabang. Di akar ini, kacang panjang
mempunyai bintil-bintil yang digunakan untuk mengikat nitrogen bebas di udara. Hal
ini dilakukan untuk menyuburkan tanah yang ditempati tanaman ini.
Page | 29
e) Daun
Selanjutnya adalah daun. Daun yang dimiliki oleh kacang panjang memiliki
bentuk yang meruncing di ujungnya. Daun kacang panjang ini memiliki ruas daun
yang bercabang. Kacang panjang sendiri memiliki tulang daun menyirip.
Daun tanaman kacang panjang ini memiliki warna hijau muda sampai hijau tua
dan ketika diraba memiliki tekstur sedikit kasar.
4.11 Buncis
Buncis (Phaseolus vulgaris) berasal dari bahasa belanda yaitu “boontjes”.
Buncis adalah tanaman sayuran yang dikonsumsi dalam bentuk polong. Buncis
pertama kali berasal dari negara Meksiko Tengah dan Amerika Selatan. Buncis yang
dibudidayakan di Indonesia terdiri dari beberapa varietas yang secara umum dibagi
menjadi dua yaitu buncis dengan pohon yang melilit dan buncis dengan pohon yang
tegak. Taksonomi buncis (Rukmana, 1994).
a) Biji
Biji buncis memiliki warna yang bervariasi bergantung varietas, memiliki rasa
hambar dan akan mengeras jika umur buncis semakin tua. Biji buncis berukuran lebih
besar dari kacang pada umumnya dan berbentuk bulat, lonjong dengan bagian tengah
(mata biji) sedikit melengkung (cekung), berat biji buncis berkisar antara 16-40,6
gram per 100 biji bergantung varietas.
Page | 30
b) Batang
Batang tanaman buncis berbengkok-bengkok, berbentuk bulat dengan
diameter hanya beberapa milimeter, berbulu atau berambut halus-halus, lunak tetapi
cukup kuat. Ruas-ruas batang mengalami penebalan, batang bercabang menyebar
merata sehingga tampak rimbun, warna batang berwarna hijau ada pula yang
berwarna ungu (Cahyono, 2003).
c) Bunga
Bunga tanaman buncis merupakan bunga sempurna (berkelamin ganda),
berbentuk bulat panjang (silindris) dengan ukuran panjang 1,3 cm dan lebar 0,4 cm,
kelopak bunga berjumlah 2 buah pada bagian pangkal bunga berwarna hijau, dan
tangkai bunga sepanjang 1 cm. Mahkota bunga buncis memiliki warna beragam ada
yang kuning, ungu, hijau keputih-putihan, ungu muda dan ungu tua bergantung
varietasnya. Jumlah mahkota bunga sebnyak 3 buah dengan 1 mahkota berukuran
lebih besar dari lainnya.
Page | 31
d) Akar
Buncis memiliki akar yang tunggang dan serabut. Akar tunggang buncis
masuk ke dalam tanah hingga kedalaman 11-15 cm, sedangkan akar serabutnya
tumbuh menyebar horizontal dan tidak dalam. Perakaran buncis tidak tahan terhadap
genangan air (tanah becek).
e) Daun
Daun tanaman buncis berbentuk bulat lonjong, ujung runcing, tepi daun rata,
berbulu atau berambut sangat halus, dan memiliki tulang-tulang menyirip.
Kedudukan daun tegak agak mendatar dan bertangkai pendek. Setiap cabang tanaman
terdapat tiga daun yang ke dudukannya berhadapan. Ukuran daun buncis bervariasi
bergatung varietasnya dengan lebar berukuran 6-7,5 cm da panjang 7,5-9 cm.
Page | 32
4.12 Koro pedang
Kacang koro merupakan salah satu jenis kacang - kacangan yang telah lama
dikenal di Indonesia. Kacang koro memiliki beberapa varietas. Menurut Handajani
(1993) ada jenis tanaman koro yang tumbuhnya tegak seperti koro pedang dan koro
gude serta jenis tanaman koro yang tumbuhnya menjalar seperti koro benguk, koro
sayur, koro epek, koro kerupuk dan lainnya. Kacang koro yang paling banyak
dibudidayakan yakni kacang koro pedang. Di Indonesia penyebaran koro pedang
terbesar meliputi wilayah pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi dan Nusa Tenggara.
Tanaman ini dapat tumbuh subur dan menyebar di daerah tropis. Kacang koro pedang
dapat tumbuh dengan baik pada dataran rendah (mulai 40 m dpl) namun dapat pula
tumbuh pada ketinggian 2.000 m dpl.
Page | 33
Polong dalam satu tangkai berkisar 1 - 3 polong, tetapi umumnya 1
polongtangkai. Panjang polong 30 cm dan lebar 3,5 cm, polong muda berwarna hijau
dan polongh tua berwarna kuning jerami.
e) Biji
Biji berwarna putih dan tanaman koro dapat dipanen pada 9-12 bulan, namun
terdapat varietas berumur genjah umur 4-6 bulan Rubatzky dan Yamaguchi, 1997.
4.13 Kecipir
Tanaman kecipir tumbuh merambat, membentuk semak. Dalam budidaya
biasanya diberi penyangga, namun jika dibiarkan akan menutupi permukaan tanah.
Batangnya silindris, beruas-ruas, jarang mengayu. Daun majemuk dengan anak tiga
daun tiga berbentuk segitiga, panjang 7,0-8,5 cm, pertulangan menyirip, letak
berselangseling, warna hijau. Bunganya tunggal, tipe kupu-kupu, tumbuh dari ketiak
daun, kelopaknya biasanya berwarna biru pucat, dapat dipakai sebagai pewarna
makanan. Buah tipe polong, memanjang, berbentuk segiempat dengan sudut
beringgit, panjang sekitar 30 cm, berwarna hijau waktu muda dan menjadi hitam dan
kering bila tua. Bijinya bulat dengan diameter 8-10 mm, berwarna coklat hingga
hitam. Tanaman kecipir termasuk tanaman setahun, mempunyai keunggulan
dibandingkan dengan kedelai, karena seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan.
Daun, buah dan umbinya memiliki kadar protein yang tinggi, bahkan rata-rata
melampaui kadar protein biji-bijian atau umbi-umbian lainnya seperti beras, ubi jalar,
ketela pohon dan kentang. Buah kecipir berbentuk persegi empat siku yang
masingmasing segi bersayap dan bergelombang.
Page | 34
4.14 Akasia
Yang dimaksud dengan tanaman akasia atau disebut dengan nama latin adalah
acacia auriculiformis a, cunn ex benth merupakan pohon semak yang termasuk ke
dalam famili fabeceae dan ordo fabales. Yang mana tanaman akasia ini aslinya
berasal dari Australia untuk selanjutnya menyebar ke daerah tropis dan sedang
meliputi Asia Selatan, Eropa dan Amerika. Tanaman ini mampu bertahan hidup
dalam kondisi lingkungan dan cuaca apapun akan tetapi membutuhkan perawatan
khusus jika ditanam sebagai tanaman kebun. Tanaman akasia dikenal juga sebagai
tanaman duri karena dibagian batangnya terdapat duri – duri agak tajam yang cukup
banyak. Pohon akasia pertama kali diidentifikasikan di Afrika sekitar tahun 1773
yang pada waktu itu memiliki 1300 spesies yang menyebar dengan luas area beriklim
tropis terutama Australia, Eropa, Asia Selatan dan Amerika.
Page | 35
a) Buah
Buah tanaman ini memiliki bentuk bulat lonjong berwarna hijau jika masih
muda dan kecoklatan jika sudah tua yang mana dalam buah ini terdapat biji – biji
yang berbentuk lonjong, pipih dan berwarna kecoklatan yang biasanya ada beberapa
biji di dalam satu buah dari tumbuhan akasia.
b) Batang
Batang tanaman ini memiliki bentuk bulat memanjang dengan diameter antara
10 s/d 20 cm bahkan lebih dengan permukaan kasar dan terdapat duri – duri tajam.
Batang – batang ini bisa mencapai ketinggian sekitar 15 s/d 20 meter yang biasanya
tumbuh dengan tegak dan berwarna kecoklatan dan abu – abu hingga keputihan agak
kotor.
c) Bunga
Bunga yang dimiliki oleh tanaman ini bersifat majemuk berbentuk kuku
berwarna keputihan yang muncul pada ketiak daun. Bunga yang dimaksudkan
berkelamin ganda baik itu untuk bunga jantan maupun betina dengan kelopak bunga
berbentuk slindris sama dengan benang sari dan bagian kepala putik berbentuk
hampir menyerupai ginjal manusia serta mahkota memiliki warna putih.
Page | 36
d) Akar
Akar pada tanaman akasia ini memiliki akar yang bersifat tunggang berwarna
keputihan agak kotor hingga kecoklatan dengan panjang rata – rata antara 5 s/d 10
meter bahkan lebih dan mencapai kedalaman tanah sekitar 3 s/d 5 meter.
e) Daun
Daun dari tanaman ini memiliki sifat majemuk yang posisinya saling
berhadapan berbentuk lonjong yang memiliki sistem pertulangan menyirip dan bagian
tepinya merata. Daun secara garis besar berwarna hijau muda hingga hijau tua yang
memiliki panjang rata – rata antara 5 s/d 20 cm dengan lebar 1 s/d 2 cm dan daun ini
menyimpan banyak getah kental berwarna keputihan hingga kecoklatan. Getah
mempunyai kandungan tanin yang mampu bermanfaat di bidang kesehatan dan
industri.
Page | 37
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Leguminoseae ini terbagi menjadi 3 subsuku, yaitu :
- Mimosoideae seperti putri malu (Mimosa pudica) ,Jengkol (Archidendron
pauciflorum), Jeungjing (Paraserianthes falcataria), Lamtoro (Leucaena glauca).
- Faboideae (atau Papilionoideae, tumbuhan berbunga kupu-kupu) seperti kacang
tanah (Arachis hypogaea), Kedelai (Glycine max), Buncis (Phaseolus vulgaris), Kapri
(Pisum sativum),
- Caesalpinioideae seperti Kembang merak (Caesalpinia pulcherrima) Secang
(Caesalpinia sappan).
5.2 Saran
Dalam melakukan praktikum diperlukan ketelitian dan kumpulkan data secara
terperinci.
Page | 38
LAMPIRAN
Klasifikasi kedelai
Klasifikasi Kapri
Kacang Tanah
Kingdom : Plantae
Sub Kingdom : Viridiplantae
Infra Kingdom : Streptophyta
Super Divisi : Embryophyta
Divisi : Tracheophyta
Sub Divisi : Spermatophytina
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Family : Fabaceae
Genus : Arachis L.
Spesies : Arachis hypogeae L
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliophyta
Kelas: Magnoliopsida
Ordo: Fabales
Page | 39
Famili: Fabaceae
Genus: Vigna
Spesies: Vigna radiate
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Classis : Angiospermae
Ordo : Rosales
Suku : Mimosaceae
Familia : Mimosaceae
Genus : Mimosa
Spesies : Mimosa pudica Linn
Kingdom : Plantae
Sub kingdom : Trakheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae/Leguminosa
Genus : Arachis
Spesies : Arachis pintoi
Klasifikasi Bauhinia
Page | 40
Kingdom: Plantae
Divisi : Tracheophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Subfamili : caesalpinioideae
Genus : Bauhinia
Spesies : B. purpurea L. (Widiyantoro, 2010).
Klasifikasi Lamtoro
Kingdom : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Classis : Magnoliopsida
Sub classis : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Mimosaceae
Genus : Leucaena
Spesies : Leucaena leucocephala (Lam.) de W
Klasifikasi Buncis
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta (tanaman berbiji)
Subdivisi : Angiospermae (Biji berada di dalam buah)
Kelas: Dicotiledoneae
Ordo: Leguminales
Famili : Leguminoceae
Subfamili : Papilionaceae
Genus : Phaseolus
Page | 41
Species : Phaseolus vulgaris
Kingdom : Plantae(tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta(berpembuluh)
Superdivisio : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisio : Magnoliophyta(berbunga)
Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Sub-kelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Familia : Fabaceae(suku polong-polongan)
Genus : Canavalia
Species :Canavalia ensiformis(L.)DC.
Klasifikasi Kecipir
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Rosidae
Ordo : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Psophocarpus
Spesies : Psophocarpus tetragonolobus (L.) DC. (Jhonny, 1993).
Klasifikasi Akasia
ingdom: Plantae
Clade: Tracheophytes
Clade: Angiosperms
Clade: Eudicots
Clade: Rosids
Order: Fabales
Family: Fabaceae
Clade: Mimosoideae
Genus: Acacia
Species: A. mangium
Page | 42
DAFTAR PUSTAKA
Dosen, tim, Program Keahlian Teknologi Industri Benih Sekolah Vokasi IPB. 2019.
Dostalova, P. K. 2009. The Changes of – Galaktosidase during Germination and High
Pressure Treament of Legume Seeds. Czech J. Food Sience, S76.
Dalimartha S. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia. Jilid 2. Jakarta: PT. Niaga Swadaya.
1999; p.158
Trustinah. 1993. Biologi Kacang Tanah. Hal 9-30. Dalam: A. Kasno, A. Winarto dan
Sunardi (Eds.). Kacang Tanah : Monograf Balittan Malang No 12. Malang.
Purwono, dan H.Purnamawati. 2007. Budi daya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul.
Penebar Swadaya. Bogor
Page | 43
Page | 44