Disusun Oleh:
Ir. Neneng Nana Siti Zenab
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL iii
DAFTAR GAMBAR iv
BAB 1. PENANAMAN 1
1.1 PENDAHULUAN 2
1.2 URAIAN MATERI 3
1.3 PROSES PEMBELAJARAN MATERI 1 20
1.4 PROSES PEMBELAJARAN MATERI 2 22
1.5 TES FORMATIF 28
1.6 RANGKUMAN 28
BAB 2. PENYIRAMAN 30
2.1 PENDAHULUAN 30
2.2 URAIAN MATERI 31
2.2.1 Macam-Macam Sumber Air 31
2.2.2 Tujuan Penyiraman 35
2.2.3 Macam-Macam Teknik Penyiraman 35
2.3 RANGKUMAN 41
2.4 TUGAS 41
2.5 TES FORMATIF 41
2.6 PENILAIAN 42
DAFTAR PUSTAKA 43
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB 1. PENANAMAN
A. KOMPETENSI DASAR
3.5 Menganalisis penanaman tanaman pangan.
4.5 Melaksanakan penanaman tanaman pangan.
B. INDIKATOR
3.5.1 Kriteria benih untuk penanaman dianalisis dengan benar.
3.5.2 Persyaratan benih untuk tanaman pangan diidentifikasi sesuai karakteristiknya.
3.5.1 Laporan hasil melaksanakan penanaman dibuat dengan benar.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Melalui diskusi peserta didik dapat menganalisis kriteria benih untuk penanaman
tanaman pangan dengan tepat.
2. Melalui diskusi dan pengamatan peserta didik mampu mengidentifikasi persyaratan
benih sesuai karakteristiknya dengan tepat.
3. Melalui membaca referensi peserta didik mampu membuat perencanaan penanaman
tanaman pangan dengan benar.
4. Melalui observasi peserta didik dapat membuat jadwal penanaman dan monitoring
keberhasilan penanaman tanaman pangan.
5. Peserta didik mampu menerapkan teknik penanaman dan melaksanakan penanaman
bibit sesuai standar.
6. Melalui kegiatan diskusi peserta didik dapat membuat laporan dengan benar.
1
1.1 PENDAHULUAN
A. Materi Prasyarat
Untuk mempelajari modul ini, peserta didik harus sudah menguasai tentang
dasar-dasar budidaya tanaman
C. Pendahuluan
Keperluan akan bahan pangan senantiasa menjadi permasalahan yang tidak putus-
putusnya. Kekurangan pangan seolah olah sudah menjadi persoalan akrab dengan manusia.
Kegiatan pertanian yang meliputi budaya bercocok tanam merupakan kebudayaan manusia
paling tua.
Sejalan dengan peningkatan peradaban manusia, teknik budidaya tanaman juga
berkembang menjadi berbagai sistem. Mulai dari sistem yang paling sederhana sampai
sistem yang canggih.
Batasan untuk tanaman pangan adalah kelompok tanaman sumber karbohidrat dan
protein. Namun, secara sempit, tanaman pangan biasanya dibatasi pada kelompok tanaman
yang berumur semusim.
Tanaman pangan menyebar hampir secara merata diseluruh wilayah Indonesia
meskipun sentra beberapa jenis tanaman pangan terdapat di daerah tertentu. Hal ini
disebabkan oleh kesesuaian lahan dan kultur masyarakat dalam mengembangkan jenis
tanaman pangan tertentu. Sebagai contoh daerah utama penghasil jagung di Indonesia
adalah Lampung, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
2
1.2 URAIAN MATERI
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan didalam kelas dan mendiskusikan tentang
kriteria benih untuk penanaman tanaman pangan disesuaikan dengan tujuan pembelajaran
1.2.1 Materi 1
Melalui kegiatan pembelajaran 1 ini diharapkan peserta didik dapat menganalisis
kriteria benih untuk penanaman tanaman pangan dengan tepat dan pengamatan peserta
didik mampu mengidentifikasi persyaratan benih sesuai karakteristiknya dengan tepat
Kriteria benih tanaman pangan
Benih merupakan biji tanaman yang digunakan untuk tujuan penanaman. Pada
budidaya tanaman pangan, benih sebagai penyambung kehidupan tanaman sangatlah
penting. Oleh karena itu mutu benih harus diketahui sebelum petani menanam, untuk
mencegah kegagalan petani. Menurut Sajad (1977) dalam konteks budidaya pertanian,
benih dapat dipandang melalui empat macam titik tolak pemikiran, yaitu :
Batasan struktural
Mendasarkan pengertian kepada segi anatomi dari biji. Proses pembentukan biji
pada berbagai jenis tanaman tidak sama, baik disebabkan oleh faktor genetik maupun
faktor lingkungannya. Ketidaksempurnaan dalam proses pembuahan bakal biji akan
mengakibatkan terbentuknya biji yang tidak sempurna. Hal ini akan mengakibatkan
produsen benih mengalami kerugian karena sasaran kuantitatif maupun kualitatif
produksi tidak tercapai.
Batasan fungsional
Bertolak dari perbedaan antara fungsi benih dan biji. Di sini benih adalah biji
tumbuhan yang digunakan oleh manusia untuk penanaman atau budidaya. Sebagai
contoh: gabah dan benih padi mempunyai bentuk fisik yang sama tetapi berbeda dalam
fungsinya. Gabah untuk diberaskan dan benih padi untuk disemaikan.
Batasan agronomi/budidaya pertanian
Batasan benih sebagai sarana budidaya pertanian mendasarkan pengertian bahwa
di samping penggunaan sarana produksi lainnya yang maju maka benih yang digunakan
3
harus memiliki tingkat kekuatan tumbuh dan daya kecambah yang tinggi sehingga
mampu mencapai produksi secara maksimum.
Batasan teknologi
Batasan teknologi memberikan pengertian kepada benih sebagai kehidupan
biologi benih. Benih suatu tanaman mini yang tersimpan baik di dalam suatu wadah dan
dalam keadaan istirahat. Materi yang membentuk kulit biji ada berbagai ragam.
Perlakuan teknologi sangat penting untuk menyelamatkan benih dari kemunduran
kualitasnya dengan memperhatikan sifat-sifat kulit bijinya. Benih juga harus diusahakan
semurni mungkin bagi suatu varietas yang disebutkan. Batasan ini merupakan batasan
teknologi yang membatasi bidang teknologi benih untuk tidak berbuat ceroboh dalam
menangani benih.
Benih yang digunakan dalam budidaya tanaman dituntut yang bermutu tinggi,
yaitu sehat dan bersih, sebab benih harus mampu menghasilkan tanaman yang
berproduksi optimum dengan sarana teknologi yang maju. Petani sering mengalami
kerugian baik biaya maupun waktu akibat penggunaan benih yang kurang baik. Karena
kita beritikad hendak melindungi petani dari kegagalan benih maka pengujian benih perlu
dilakukan. Salah satu faktor yang mengukur kualitas benih adalah persentase
perkecambahan
❖ Persyaratan Benih
Benih yang bermutu baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
a. Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
b. Benih sehat, bernas, tidak keriput dan warnanya mengkilat
c. Benih harus bebas hama dan penyakit
d. Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji atau benih lain serta
bersih dari kotoran.
e. Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
f. Mempunyai daya kecambah 80%.
4
g. Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air.
h. Merupakan hasil panen baru (belum lama disimpan)
i. Benih harus diberi label dengan benar
Benih yang baik menyebabkan tingkat kegagalan benih yang lebih rendah,
munculnya tanaman yang lebih tinggi (> 70%), penanaman kembali (kegiatan menyulam)
berkurang, tegakan tanaman lebih seragam, dan pertumbuhan tanaman awal yang lebih
kuat. Pertumbuhan yang kuat pada tahap awal mengurangi masalah gulma dan
meningkatkan ketahanan tanaman terhadap hama dan penyakit serangga. Kombinasi
kemunculan tanaman yang lebih tinggi, pertumbuhan tanaman awal yang kuat, dan
peningkatan resistensi tanaman terhadap hama dan penyakit serangga akan menghasilkan
peningkatan hasil 20-30%.
Kemampuan potensi lapang dari benih untuk keperluan budidaya diharapkan
benih tidak hanya baik tapi juga mempunyai kekuatan tumbuh. Ciri-ciri benih yang kuat
sebagai berikut:
5
1. Dapat tahan bila disimpan
2. Berkecambah cepat dan merata
3. Tahan terhadap gangguan mikroorganisme
4. Bibit tumbuh kuat, baik di tanah yang basah maupun kering
5. Bibit dapat memanfaatkan persediaan makanan dalam benih semaksimum mungkin
sehingga dari bibit dapat tumbuh jaringan-jaringan yang baru
6. Laju tumbuhnya tinggi
7. Menghasilkan produksi yang tinggi dalam waktu tertentu
❖ Penggunaan Varietas Unggul Potensi Produksi Tinggi
Tinggi rendahnya tingkat kualitas dan kuantitas hasil suatu tanaman sebagian besar
dipengaruhi oleh varietas yang digunakan. Oleh karena itu pemilihan varietas menjadi
sangat penting karena varietas unggul memiliki kelebihan misalnya produktivitas lebih
tinggi, lebih toleran terhadap kondisi curah hujan, penyinaran matahari, suhu, jenis tanah
dan sebagainya. Selain itu varietas unggul biasanya memiliki tingkat resisten/ketahanan
yang lebih tinggi terhadap serangan berbagai jenis hama penyakit, kualitas hasil yang lebih
baik seperti warna/penampakan, rasa dan lain-lain. Secara garis besar misalnya varietas
jagung dapat dikelompokan kedalam dua golongan yaitu varietas bersari bebas dan varietas
hibrida.
Yang dimaksud dengan varietas hibrida adalah keturunan pertama (F1) dari
persilangan antara: varietas dengan varietas, varietas dengan galur, atau galur dengan galur.
(Direktorat budidaya serealia Dirjen tanaman pangan 2006).
❖ Perawatan benih
⮚ Priming benih (opsional) untuk penyemaian langsung
Rendam benih dalam air selama 12 hingga 24 jam sebelum penyemaian langsung di
lahan. Jika pembibitan tertunda, benih yang direndam dapat dikeringkan di tempat teduh
dan disimpan hingga dapat ditanam pada musim itu.
⮚ Inokulasi Azospirillum (untuk fiksasi N oleh bibit padi)
6
Gunakan 1 g Azospirillum sp. inokulan (sebagai bubuk) per kg benih dan campur
dengan benih basah prima sesaat sebelum disemai.
⮚ Perawatan benih menggunakan fungisida
Larutkan fungisida 3 g (mis., Benlate + Mancozeb atau Arazone) per kg benih
dalam 5 ml air di dalam kantong plastik atau botol plastik. Bagikan bubur fungisida
di sekitar dinding wadah. Tempatkan benih dalam wadah, segel, dan kocok untuk
melapisi benih secara seragam dengan bubur fungisida. Pakailah peralatan
pelindung dan ikuti prosedur keselamatan yang sesuai.
❖ Sepuluh langkah bagi petani untuk menghasilkan benih mereka sendiri
⮚ Pilih bidang lahan yang subur.
⮚ Gunakan benih yang bersih dan berkualitas baik.
⮚ Bajak, buat genangan air dan ratakan untuk mengendalikan gulma dan
meningkatkan pengelolaan air.
⮚ Melakukan penanaman, misalnya padi, tanamlah bibit muda (15-20 hari dari
pembibitan sehat dan bebas gulma dengan jarak tanam 22,5 cm x 22,5 cm.
⮚ Gunakan nutrisi seimbang (Nitrogen, Fosfor, Kalium, Sulfur, dan Seng) sesuai
permintaan tanaman.
⮚ Jaga agar tanaman bebas dari gulma, hama serangga, dan penyakit.
⮚ Pada anakan dan pembungaan maksimum, jenis-jenis yang tidak baik (berdasarkan
tinggi tanaman, penampilan, waktu berbunga, dll.) atau tanaman yang rusak,
berpenyakit atau serangga dengan malai berwarna tidak digunakan untuk benih.
⮚ Panen pada saat jatuh tempo penuh (80−85% dari biji-bijian
berwarna jerami).
⮚ Rontok, bersihkan, keringkan (kadar air 12-14%), tingkatkan dan beri label benih
yang dipanen.
⮚ Simpan benih berlabel dalam wadah bersegel bersih di tempat yang sejuk, kering,
dan bersih.
7
1.2.1 Materi 2. Teknik Penanaman
1. Penanaman Jagung
Jagung selain untuk keperluan pangan, juga digunakan untuk bahan baku industri
pakan ternak, maupun ekspor. Teknologi produksi jagung sudah banyak dihasilkan oleh
lembaga penelitian dan pengkajian lingkup Badan Litbang Pertanian maupun Perguruan
Tinggi, namun belum banyak diterapkan di lapangan.
Penanaman jagung ditanam pada lahan kering atau lahan sawah setelah padi musim
hujan. Tanaman jagung sangat tidak tahan terhadap genangan air sehingga dalam
penyiapan lahan harus diperhatikan saluran drainasenya, karena teknik bertanam jagung
sangat mempengaruhi hasil panen yang diperoleh.
Setelah lahan diolah dan dikapuri, tahap selanjutnya yaitu penanaman, dan untuk
memastikan waktu penanaman yang tepat sesuai dengan musim kemarau atau hujan,
peserta didik dapat meminta informasi terlebih dahulu kepada Dinas Pertanian setempat
mengenai jadwal tanam yang tepat. Dengan demikian, pertumbuhan tanaman jagung
tersebut sesuai saat memasuki masa pemanenan atau mengeluarkan buah.Sebelum
8
penanaman dilakukan, sebaiknya ditentukan dahulu pola tanam yang akan diinginkan dan
ditentukan jarak tanamnya, setelah itu, baru dilakukan penanaman.( Purwono, 2002)
a. Pola tanam
Tanaman jagung dapat ditanam pada awal musim hujan atau pada awal musim
kemarau. Petani umumnya tidak menanam jagung secara mono kultur, tetapi dicampur dengan
tanaman lain. Pola tanam di daerah tropis seperti Indonesia, biasanya disusun selama 1 tahun
dengan memperhatikan curah hujan, terutama pada lahan yang sepenuhnya tergantung dari
hujan. Dengan demikian, pemilihan varietas yang ditanampun perlu disesuaikan dengan
keadaan iar yang tersedia atau curah hujan. Beberapa pola tanam yang biasa diterapkan dalam
penanaman jagung sebagai berikut.
Pola tumpang sari adalah penanaman lebih dari 1 tanaman dalam satu luasan tertentu
dengan umur tanaman sama atau berbeda dan jaka tanam teratur. Sebagai contoh tumpang sari
umur sama seperti jagung dan kedelai. Sementara tumpangsari umur berbeda seperti jagung,
singkong, dan padi gogo.
9
Pola tanam tumpanggilir dengan cara menyisipkan satu atau beberapa jenis tanaman
selain tanaman pokok dalam waktu yang berbeda, tetapi ditanam sebelum tanaman pokok
dipanen sehingga terjadi overlapping (tumpang tindih). Contoh pola tanam tumpanggilir adalah
di antara tanaman jagung disisipkan kacang tanah menjelang dipanen atau disisipkan tanaman
kacang panjang menjelang jagung panen. Tujuannya agar batang jagung dapat digunakan
sebagai lanjaran kacang panjang.
10
Gambar 5. Mixed cropping
Sumber : http://www.fao.org/3/x3996e/x3996e36.htm
b. Jarak tanam
Jarak tanam jagung disesuaikan dengan umur panen, semakin panjang umurnya,
tanaman akan semakin tinggi dan memerlukan tempat yang lebih luas. Jagung berumur panjang
dengan waktu panen lebih dari 100 hari setelah tanam, sebaiknya jarak tanamnya dibuat 100
cm x 40 cm (2 tanaman/lubang) atau 100 cm x 25 cm (1 tanaman/lubang). Jagung berumur
sedang (umur panen 80 – 100 hari), jarak tanamnya 75 cm x 25 cm (1 tanaman/lubang).
Sementara untuk jagung berumur penden (umur panen kurang dari 80 hari), jarak tanamnya 50
cm x 20 cm (1 tanaman/lubang). (Purwono, 2002).
11
dengan jarak antar lubang 5 cm. untuk tanah berat sebaiknya penutupan lubang benih
menggunakan kompos yang sudah matang (M.Syukur, 2002).
Untuk tambahan pengetahuan ada beberapa type tugal yang sangat membantu untuk
lebih efisiensi waktu dan ekonomis biaya produksi, diantaranya, tugal manual dan tugal yang
dimodifikasi/mekanis.
❖ Tugal manual
12
d. Cara penanaman jagung yang baik adalah sebagai berikut:
1) Siapkan tugal terlebih dahulu. Tugal dapat terbuat dari kayu bulat yang bagian pangkalnya
agak runcing. Jika menggunakan tugal system dua lubang maka pada bagian pangkal diberi
lapisan logam dengan jarak 5 cm antar ujung logam.
2) Siapkan tiga utas tali rapia sesuai ukuran lebar dan panjang lahan, dan empat buah ajir
ukuran 50 cm. tali raffia digunakan untuk memudahkan pembuatan jarak tanam dan
meluruskan bagian. Dua utas tali raffia ini sesuai dengan lebar petakan, misalnya 4,5 cm.
beri penanda menggunakan tali rafia berwarna berbeda untuk penanda antar barisan.
Ikatkan tali rafia tersebut setiap jarak tertentu, misalnya 75 cm. utas ketiga dugunakan
untuk membuat jarak tanam dalam barisan. Ikatkan tali rafia warna berbeda setiap jarak
dalam barisan tertentu, misalnya 25 cm.
3) Ikatkan tali rafia pertama dan kedua pada masing-masing ajir. Bentangkan kedua tali tali
tersebut pada bagian depan dan belakang petakan. Tali ini sebagai penanda jarak antar
barisan. Tali ketiga juga diikat pada ajir. Tali ketiga ini sebagai penanda dalam barisan.
tancapkan ajir pada penanda barisan pertama. Buat lubang tanam dengan menggunakan
tugal sesuai dengan jarak dalam barisan tersebut. Setelah selesai menugal dan membuat alur
pupuk, tali dan kedua ajirnya dipindahlan pada tanda barisan berikutnya (di sisi
sebelahnya). Demikian seterusnya sehingga semua barisan tertanami dengan baik.
4) Buat lubang dengan tugal disamping tanda jarak tanam pada rentangan tali rafia.
Kedalaman lubang 3-5 cm, usahakan kedalamannya seragam.
5) Masukan benih pada tiap lubang tanam. Berikan furadan 3G secukupnya untuk mencegah
serangan lalat bibit dan ulat Agrotis
6) Tutup lubang tanam menggunakan tanah halus atau arang sekam.
7) Penanaman dengan menggunakan alat mekanisasi transplanter yang seperti gambar no 8
diatas, peserta didik tinggal memasukan biji dan mengatur gear nya sesuai jarak tanam
jatuhnya biji pada lubang gear. Selanjutnya tinggal mendorong lurus, maka biji akan jatuh
13
sesuai jarak yang diukur dan tidak usah menutupnya karena dengan otomatis lubang akan
tertutup sendiri dengan dorongan perata alat yang berada dibawahnya.
2. Penanaman Padi Gogo
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman pertanian kuno
berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan subtropis. Bukti sejarah
memperlihatkan Padi gogo ditanam di sawah tadah hujan yang disiapkan dan disemai saat
kering, mirip gandum atau jagung. Ekosistemnya sangat beragam, termasuk bidang-bidang
14
yang datar, bergulir dengan lembut atau curam, pada ketinggian hingga 2.000 meter dan dengan
curah hujan mulai dari 1.000 hingga 4.500 mm per tahun.
Pada dasarnya dalam budidaya tanaman, pertumbuhan dan perkembangan tanaman
sangat dipengaruhi oleh faktor genetis dan faktor lingkungan. Faktor lingkungan yang paling
penting adalah tanah dan iklim serta interaksi kedua faktor tersebut. Tanaman padi gogo dapat
tumbuh pada berbagai agroekologi dan jenis tanah. Sedangkan persyaratan utama untuk
tanaman padi gogo adalah kondisi tanah dan iklim yang sesuai. Faktor iklim terutama curah
hujan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan budidaya padi gogo. Hal ini
disebabkan kebutuhan air untuk padi gogo hanya mengandalkan curah hujan.
Padi gogo memerlukan air sepanjang pertumbuhannya dan kebutuhan air tersebut
hanya mengandalkan curah hujan. Tanaman dapat tumbuh pada derah mulai dari daratan
rendah sampai daratan tinggi. Tumbuh di daerah tropis/subtropis pada 450 LU sampai 450 LS
dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan 4 bulan. Rata-rata curah hujan
yang baik adalah 200 mm/bulan selama 3 bulan berturut-turut atau 1500-2000 mm/tahun. Padi
dapat ditanam di musim kemarau atau hujan. Pada musim kemarau produksi meningkat asalkan
air irigasi selalu tersedia. Di musim hujan, walaupun air melimpah produksi dapat menurun
karena penyerbukan kurang intensif. Di dataran rendah padi memerlukan ketinggian 0-650 m
dpl dengan temperature 22-27 0C sedangkan di dataran tinggi 650-1.500 m dpl dengan
temperature 19-23 0C.
Melihat kondisi iklim diatas khusus untuk dataran rendah dengan temperature antar
22-27 0C maka lahan peraktek di SMK Negeri 2 Subang sangat sesuai untuk dilakukan
budidaya sebagai pembelajaran bagi peserta didik dalam kompetensi penanaman tanaman
pangan.
Tanaman padi memerlukan penyinaram matahari penuh tanpa naungan. Di Indonesia
memiliki panjang radiasi matahari ± 12 jam sehari dengan intensitas radiasi 350 cal/cm2 /hari
pada musim penghujan. Intensitas radiasi ini tergolong rendah jika dibandinkan dengan daerah
sub tropis yang dapat mencapai 550 cal/cm2 /hari. Angin berpengaruh pada penyerbukan dan
pembuahan tetapi jika terlalu kencang akan merobohkan tanaman.
15
Padi gogo harus dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, sehingga jenis tanah tidak
begitu berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil padi gogo. Sedangkan yang lebih
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil adalah sifat fisik, kimia dan biologi tanah atau
dengan kata lain kesuburannya. Untuk pertumbuhan tanaman yang baik diperlukan
keseimbangan perbandingan penyusun tanah yaitu 45% bagian mineral, 5% bahan organik,
25% bagian air, dan 25% bagian udara, pada lapisan tanah setebal 0 – 30 cm. Struktur tanah
yang cocok untuk tanaman padi gogo ialah struktur tanah yang remah. Tanah yang cocok
bervariasi mulai dari yang berliat, berdebu halus, berlempung halus sampai tanah kasar dan air
yang tersedia diperlukan cukup banyak. Sebaiknya tanah tidak berbatu, jika ada harus < 50%.
Keasaman (pH) tanah bervariasi dari 5,5 sampai 8,0.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan varietas padi gogo untuk
diusahakan di suatu daerah antara lain adalah;
1) Kesesuaiannya terhadap lingkungan tumbuh (ketinggian tempat, iklim),
2) Umur tanaman yang erat kaitannya dengan curah hujan yang ada dan pola tanam,
3) Ketahanan terhadap hama dan penyakit,
4) Produktivitas.
Sedangkan syarat benih yang baik:
⮚ Tidak mengandung gabah hampa, potongan jerami, kerikil, tanah dan hama gudang.
⮚ Warna gabah sesuai aslinya dan cerah.
⮚ Bentuk gabah tidak berubah dan sesuai aslinya. Dan daya perkecambahan >80%.
Pengolahan tanah untuk pertanaman padi gogo dimulai sebelum atau menjelang
musim penghujan. Pengolahan tanah dilakukan sesuai kondisi lahan. Pada prinsipnya
pengolahan tanah dilakukan untuk menciptakan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan
tanaman, yaitu menciptakan keseimbangan antara padatan, aerasi dan kelembaban tanah. Ada
lahan yang perlu pengolahan tanah sedikit (minimum tillage) atau bahkan tidak perlu
pengolahan tanah (zerro tillage) seperti tanah podzolik merah Kuning di Sumatra yang
memiliki tingkat kemiringan > 10%. Karena jika dilakukan pengolahan tanah justru akan
merugikan disamping menambah biaya juga menyebabkan tanah lebih peka terhadap erosi
16
sehingga kesuburannya menurun. Demikian pula hasil padi yang diperoleh antara sistem olah
tanah sempurna dengan oleh tanah minimum tidak berbeda nyata, sehingga sistem olah tanah
minimum lebih ekonomis.
Cara pengolahan tanah adalah sebagai berikut:
1) Lahan dibersihkan dari tanaman penggangu dan rumput sambil memperbaiki pematang dan
saluran drainase.
2) Tanah dibajak dua kali pada kedalaman 25-30 cm, tanah dibalik.
3) Pemupukan organik diberikan pada waktu pembajakan yang kedua sebanyak 20 ton/ha.
4) Untuk menghaluskan tanah, tanah digaru lalu diratakan.
5) Tanah dibiarkan sampai hujan turun.
Setelah lahan siap, selanjutnya dibuat lubang tanam. Untuk mengukur jarak tanam serta
meluruskan barisan dapat digunakan tali yang direntangkan. Jarak tanam disesuaikan dengan
kondisi tanah setempat. Sebagai patokan untuk tanah yang cukup subur jarak tanamnya 20 cm
x 20 cm. Lubang tanam dibuat dengan alat tugal dari kayu atau bambu yang ujung bawahnya
diruncingkan. Pembuatan lubang tanam jangan terlalu dalam, tetapi juga jangan terlalu
dangkal. Jika terlalu dalam dapat mengakibatkan lambatnya perkecambahan, bahkan kegagalan
pertumbuhan. Namun, jika terlalu dangkal maka benih sering muncul ke permukaan tanah dan
dapat termakan oleh burung atau tikus, maupun rusak akibat kekeringan. Lubang tanam
dengan kedalaman 3-5 cm. Di sebelah lubang tanam dibuat lubang lagi, yaitu untuk tempat
pupuk dasar. Jarak lubang ini dengan lubang tanam kurang lebih 5 cm. Benih yang telah
dipersiapkan dimasukkan ke dalam lubang tanam. Tiap lubang tanam diisi dengan 4-5 butir
gabah.
Penanaman padi gogo pada dasarnya dapat dilakukan dengan tiga macam cara yaitu :
1. Cara tanam disebar
Cara tanam ini dilakukan dengan menyebar rata diatas permukaan tanah atau lahan yang
telah dipersiapkan terlebih dahulu. Kebutuhan benih pada cara ini biasanya lebih banyak
dibandingkan cara yang lain, yaitu berkisar 60 – 70 kg/ha. Cara tanam ini mempunyai
keuntungan tenaga kerja tanam yang dibutuhkan sedikit.
17
Kelemahan dari cara ini antara lain :
⮚ Memerlukan benih lebih banyak
⮚ Resiko benih dimakan hama lebih tinggi, karena di permukaan
⮚ Tanaman lebih peka terhadap kekeringan atau kekurangan air.
⮚ Resiko benih hanyut jika terjadi hujan lebat lebih tinggi
⮚ Lebih sulit dalam perawatan, termasuk pengendalian gulma.
Untuk mengurangi resiko atau kelemahan tersebut maka perlu dilakukan antisipasi
seperti pembuatan saluran drainase atau parit-parit sehingga terbentuk bedeng-bedeng untuk
mencegah genangan air. Guna mengendalikan rumput sebaiknya diaplikasikan herbisida pra
tumbuh sebelum sebar benih. Penggunaan seed treatment untuk menanggulangi hama.
2. Cara tanam alur
Lahan yang telah dipersiapkan dibuat alur-alur sedalam 3 – 4 cm, dengan jarak antar
alur 20 – 25 cm. Kemudian dalam alur tersebut disebarkan benih padi secara giliran, artinya
benih padi dijatuhkan secara manual dengan tangan dan diatur sedemikian rupa sehingga benih
jatuh dalam alur tersebut secara merata. Setelah itu benih dalam alur ditutup kembali dengan
tanah. Kebutuhan benih cara tanam alur ini berkisar antara 40 – 50 kg/ha, jadi lebih sedikit
dibandingkan dengan sistem sebar.
3. Cara tanam tugal
Pada cara tanam ini lahan yang sudah siap dibuat lubang-lubang tanam dengan
menggunakan tugal. Pada umumnya untuk pertanaman padi gogo menggunakan jarak tanam 20
x 20 cm. Setelah lubang bekas tugal terbentuk kemudian 2 – 3 butir benih dimasukkan ke
dalam setiap lubang tanam dan selanjutnya ditutup kembali dengan tanah. Sebaiknya sebelum
ditanam benih direndam sekitar 6 – 12 jam, kemudian dikeringanginkan sekitar 6 – 12 jam.
Pada cara tanam dengan tugal ini kebutuhan benihnya ± 30 kg/ha, dan perawatan tanaman akan
lebih mudah. Oleh karena itu cara ini yang paling banyak dipraktekkan oleh petani meskipun
memerlukan tenaga kerja tanam lebih banyak dibandingkan cara sebat atau alur. Jarak tanam
atau jarak antar larik dan jumlah benih/lubang/ha sangat tergantung pada tingkat kesuburan
18
tanah dan kualitas benih yang ditanam. Semakin subur tanah, jarak tanam dapat semakin rapat.
Demikian pula, semakin baik kualitas benih, maka semakin sedikit jumlah benih yang
diperlukan. Jarak tanam, jumlah benih dan cara tanam dapat berpengaruh terhadap hasil padi
gogo di lahan kering.
a. Waktu tanam
Penentuan waktu tanam yang tepat untuk padi gogo merupakan masalah yang cukup
sulit karena datangnya musim hujan berbeda-beda untuk tiap daerah. Umumnya padi gogo
ditanam pada awal musim penghujan. Pelaksanaan tanam benih yang terlambat atau awal
musim hujan telah lewat dapat berakibat tanaman padi gogo mengalami kekeringan di
kemudian hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan tanam awal memberikan
hasil yang tertinggi dibandingkan saat tanam yang lebih lambat. Semakin lambat saat tanam,
semakin rendah hasil yang diperoleh. Penanaman yang dilakukan saat terjadi hujan lebat dapat
mengakibatkan benih ke luar dari lubang tanam karena terkena benturan air hujan dan akhimya
akan terbawa aliran air. Sedangkan untuk penanaman dengan bibit sebaiknya dilakukan pada
musim hujan.
3. Penanaman Sorgum
Jarak tanam sorgum dapat bervariasi sesuai dengan varietas yang digunakan,
ketersediaan air tanah dan kesuburan. Untuk mencapai hasil yang optimum, varietas pendek
dan sedang memerlukan jarak tanam yang lebih rapat dibandingkan dengan varietas tinggi.
Pada jenis varietas sedang sampai batas tertentu terjadi kenaikkan hasil dengan semakin
tingginya populasi tanam. Sedangkan kebutuhan benih untuk pertanaman sorgum berkisar 10
kg/ha dengan jarak tanam 70 cm x 20 cm atau 15-20 kg/ha dengan jarak tanam 60cm x 20 cm.
Pada tanah yang kurang subur dan kandungan air tanah rendah, sebaiknya digunakan
jarak tanam lebih lebar atau populasi tanam kurang dari populasi baku. Untuk mengurangi
penguapan air tanah, jarak tanam antar baris dipersempit tetapi jarak dalam baris diperlebar.
Menanam sorgum dapat dilakukan dengan cara ditugal seperti halnya menanam jagung, bila
jarak tanamnya tidak terlalu rapat. Lubang tanam diisi sekitar 3-5 biji, kemudian ditutup
dengan tanah ringan. Penutupan tanah secara padat dan berat menyebabkan biji sukar
19
berkecambah. Tanaman rapat dilakukan dengan menyebar biji di sepanjang alur garitan dan
pengaturan jarak tanam dilakukan pada saat penjarangan. Tetapi cara ini hanya dapat dilakukan
pada tanah yang mempunyai struktur gembur.
Setelah umur 3 minggu, tanaman harus segera dijarangi dan ditinggalkan 2 tanaman
agar dapat tumbuh dan berproduksi secara optimum. Pertanaman yang hanya mengandalkan
residu air tanah tidak perlu digemburkan. Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan
pemupukan ke2 (3-4 minggu setelah tanam), dengan tujuan untuk memperkokoh kedudukan
tanaman dan untuk menekan penguapan air tanah.
20
(*) Kerjakan Berkelompok
b) Mendesain Perencanaan Proyek dan Menyusun Jadwal (Menanya)
Setelah peserta didik mengamati dan diskusi secara kelompok pada tanaman yang
sudah ditentukan komoditasnya (jagung, padi gogo, atau sorgum), kemudian tahap
pembelajaran berikutnya adalah membuat pertanyaan berdasarkan hasil pengamatan/mengenal
fakta di lapangan atau studi pustaka. Pertanyaan tersebut akan digunakan untuk mengumpulkan
informasi tentang penanaman pada tanaman yang sudah ditentukan komoditasnya (jagung, padi
gogo, atau sorgum) sebagai perencanaan proyek dan untuk menyusun jadwal
penanaman.apakah peserta didik sudah memahami? Apabila belum coba diskusikan sesama
teman kegiatan mana yang belum jelas, Misalnya:
1. Apakah semua jenis tanaman pangan dalam penanaman sama jarak tanamnya?
2. Bagaimana kondisi tanah dan luas lahan akan mempengaruhi hasil produksi?
3. Kapan waktu penanaman yang baik?
Hasil diskusi bisa diisi dalam tabel 2
21
● Mengetahui kelompoknya masing-masing
● Memahami tugas diskusi yang diberikan
2 Proses diskusi
● Kelancaran jalannya diskusi
● Keseriusan anggota kelompok
● Kerjasama anggota kelompok
● Kesesuaian materi diskusi
22
Peserta didik dapat membuat penyusunan jadwal dan penanaman tanaman pangan.
Alat dan bahan
1. Alat tulis
2. Alat dan bahan Keselamatan Kerja
3. Sarana Produksi Budidaya (benih, tugal, tali raffia dll)
Keselamatan Kerja
1. Kenakan pakaian praktek sepatu boot, topi, sarung tangan
2. Hati-hati sewaktu memasuki lahan praktek
Langkah kerja
1. Lakukan doa bersama sebelum melakukan tahapan langkah kerja berikutnya sesuai
agama yang peserta didik anut
2. Siapkan bahan dan alat
3. Kunjungi lahan praktek yang sudah disiapkan (bedengan/petakan yang sudah jadi dari
ketuntasan Kompetensi Dasar (KD) sebelumnya
4. Ambil benih yang sudah terseleksi sesuai jenis dan persyaratannya
5. Pilih bedengan/petakan sesuai dengan komoditas yang sudah ditentukan
6. Lakukan pengukuran jarak tanam dan pembuatan lubang tanam
7. Lakukan teknik penanaman sesuai jarak tanam dan jumlah benih komoditas yang sudah
ditentukan setiap lubang tanam
8. Lakukan pemeliharaan awal dengan pemberian Furadan 3G pada setiap lubang dengan
dosis yang sudah ditentukan
9. Lakukan penyiraman pertama setelah penanaman selesai
10. Lakukan pembersihan alat dan sisa bahan yang sudah digunakan
11. Lakukan semua kegiatan langkah kerja diatas 1 sampai 10 dengan cermat, disiplin,
peduli dan kerjasama.
12. Kegiatan terakhir membuat form penjadwalan pemeliharaan dan monitoring untuk
kegiatan penanaman sampai tanaman bisa terpanen.
23
● Pedoman Penilaian Praktikum :
Skor Penilaian
NO Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Kelengkapan Alat Pelindung Diri
2 Kelengkapan Alat dan Bahan
3 Pelaksanaan sesuai SOP
4 Ketepatan dalam penentuan komoditas
24
dan masih dalam disimpan (tertinggal) ke
kondisi kotor. (tertinggal) ke tempat semula,
tempat semula tapi sudah
dan masih dalam kondisi
dalam kondisi bersih.
kotor.
Benih yang ditanam Benih yang Benih yang Benih yang
tidak sesuai dengan ditanam tidak ditanam sesuai ditanam sesuai
komoditas pada sesuai dengan dengan dengan komoditas
bedengan/petakan komoditas pada komoditas pada pada
Ketepatan
yang sudah bedengan/petakan bedengan/petaka bedengan/petakan
dalam
disediakan dan yang sudah n yang sudah yang sudah
penentuan
jumlah benihnya disediakan tetapi disediakan serta disediakan serta
komoditas
tidak sesuai dengan jumlah benihnya benihnya jumlah jumlah benihnya
yang ditetapkan. sesuai dengan benihnya tidak sesuai dengan
ketentuannya. sesuai dengan ketentuannya.
ketentuannya.
Tugas:
Buatkan laporan tentang penanaman pada tanaman yang sudah ditentukan komoditasnya
(jagung, padi gogo, atau sorgum) yang ada disekitar sekolah/kelompok tani meliputi:teknik
yang digunakan dalam penanaman, langkah penanaman sesuai prosedur, jarak tanam yang
digunakan dan waktu tanam yang tepat sesuai dengan musimnya
25
● Pedoman Penilaian laporan penanaman /Portofolio :
Skor Penilaian
NO Aspek Penilaian
1 2 3 4
1 Waktu Pengumpulan
2 Hasil Tugas yang dikumpulkan
3 Kerapihan tugas
26
rapi dan tidak rapi dan rapi dan cukup
bagus kurang bagus bagus
Pedoman penskoran : Nilai akhir untuk ranah keterampilan diambil dari nilai optimal (nilai
tertinggi yang dicapai)
Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
Remedial
a. Remedial Teaching
Pelaksanaan Remedial Teaching dan tes remedial, dilakukan apabila kelulusan /
ketuntasan atau keberhasilan siswa antara 0 – 50 % dari jumlah siswa dalam satu kelas.
27
Kembali ke daftar isi
1.6 RANGKUMAN
Keberhasilan dalam melakukan kegiatan penanaman pada tanaman jagung, padi gogo, atau
sorgum meliputi: teknik yang digunakan dalam penanaman, langkah penanaman sesuai
prosedur, jarak tanam yang digunakan dan waktu tanam yang tepat sesuai dengan musim.
28
BAB 2. PENYIRAMAN
A. KOMPETENSI DASAR
3.6. Menerapkan Teknik penyiraman/Pengairan sesuai prosedur.
4.6. Melaksanakan Teknik penyiraman /pengairan sesuai prosedur.
B. INDIKATOR
3.6.1. Mengidentifikasi kebutuhan air.
3.6.2. Mengidentifikasi sumber air sesuai kondisi di lapangan.
4.6.1. Mengidentifikasi factor-faktor yang mempengaruhi kehilangan air sesuai kondisi di
lapangan.
4.6.2. Mengidentifikasi system pengairan yang tepat sesuai kondisi di lapangan.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Setelah mempelajari modul ini diharapkan peserta didik dapat :
1. Menjelaskan macam-macam sumber air
2. Menjelaskan macam-macam teknik pengairan
3. Menjelaskan cara penyiraman /pengairan
2.1 PENDAHULUAN
Menyiram tanaman merupakan aktivitas yang harus dilakukan untuk membuat tanaman tetap
segar dan sehat. Karena semua mahluk hidup pastinya akan membutuhkan air untuk bertahan
hidup, begitu juga tanaman. Dengan menyiram secara rutin dengan cara yang benar dan waktu
yang tepat maka tanaman yang akan kita budidayakan akan berkembang dengan baik.
29
Materi Prasyarat
Peserta didik sebelum mempelajari modul ini sebaiknya mempelajari tentang kapan
waktu yang tepat untuk menyiram tanaman, dan kapan waktu yang kurang tepat untuk
menyiram tanaman.
Waktu yang paling tepat untuk menyiram tanaman
Dalam menyiram tanaman ini yang perlu diperhatikan adalah kadar dan kebutuhan air
harus disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. Tidak kurang dan tidak pula berlebihan. Jika
intensitas air dalam menyiram kurang, maka otomatis tanaman masih belum mendapatkan
pasokan air yang cukup, begitu pula sebaliknya jika intensitas menyiram ini berlebihan juga
kurang baik untuk tanaman.
Cara menyiram tanaman yang baik dan benar
1. Menentukan jumlah air dan tanaman
2. Menggunakan air yang bersih dan tidak tercemar limbah
3. Menyiram menggunakan cara yang benar sesuai usia tanaman
4. Memperhatikan kondisi cuaca
5. Memperhatikan letak tanaman atau lokasi tanaman
30
Mata Air, yaitu air yang terdapat di dalam tanah, seperti sumur, air artesis dan air tanah air
tersebut banyak mengandung zat terlarut sehingga mineral bahan makan tanamn sangat
kurang dan pada umumnya konstan
31
Gambar 11. Air sungai
Sumber : http://diahastutiii.blogspot.com/2015/12/pengolahan-air-sungai-skala-rumah.html
Air Waduk, yaitu air yang terdapat di permukaan tanah, seperti pada sungai. Tetapi air
waduk sedikit mengandung lumpur, sedangkan zat terlarutnya sama banyaknya dengan air
sungai. Air waduk di sini dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu waduk alami dan
waduk buatan manusia. Air waduk juga dibedakan menjadi dua macam menurut keuntungan
yang diperoleh, yaitu waduk multi purpose atau waduk dengan keuntungan yang diperoleh
lebih dari satu. Misalnya air waduk selain untuk pertanian juga untuk perikanan,
penanggulangan banjir pembangkit listrik dan pariwisata. Tetapi ada juga waduk yang hanya
digunakan untuk pertanian saja.
Air hujan atau presipitasi yaitu peristiwa sampainya air dalam bentuk cair dari atmosfer
menuju ke permukaan bumi. Hal ini dikarenakan titik-titik air yang terkandung di dalam
32
awan bertambah semakin banyak sampai pada keadaan dimana awan sudah tidak mampu
lagi untuk menampung titik-titik air tesebut,maka akan dijatuhkan kembali ke permukaan
bumi dalam bentuk air hujan.Manfaat air hujan 1) sebagai sumber penting untuk
pertanian,perikanan dan pengolahan sumber daya hutan.2)sebagai sumber energi untuk
pembangkit listrik,3)mengatur kondisi ufara untuk manusia,4) menjaga sumber air
tanah,5)mengandung unsur Nitrogen dlsbnya. Adapun bahaya air hujan mengandung
kontaminan biologi berupa bakteri, alga, jamur, dan virus yang berbahaya bagi kesehatan
manusia
Diskusikan tentang macam-macam sumber air seperti yang tertera pada tabel 1, kemudian
dipresentasikan diantara siswa, disimpulkan dan dicatat sebagai bahan pembelajaran diwaktu
praktik di lapangan.
33
(*) kerjakan berkelompok
34
Secara garis besar, ada tiga cara pemberian air dalam sistem pengairan/penyiramanyaitu :
pemberian air melalui permukaan, pemberian air melalui bawah permukaan atau resapan dan
pemberian air dengan penyiraman.
Perluapan penggenangan terkendali, cara pemberian air dengan cara ini yaitu air dialirkan
dari parit pada satu sisi suatu petak sawah, air dialirkan ke petak sawah yang telah ditentukan
letaknya maupun ukurannya
Sistem kalenan, cara pemberian air dengan cara ini yaitu penggenangan diberikan pada
kalenan-kalenan yang dibuat sejajar lajur-lajur tanaman, air diberikan pada parit pemberi
dengan menggunakan pipa.
Dengan petak penggenangan atau check sungai, yaitu system pemberian air yang umumnya
dipakai untuk tanaman buah-buahan dengan membuat cekungan di bawah tanaman yang akan
diairi.
Proses pemberian air ke cekungan tersebut dengan sistem pengairan terbuka.
35
Dengan adanya daya kapiler, maka air dapat naik ke atas sehingga air dapat diserap dan
dimanfaatkan oleh tanaman.
Peresapan dengan saluran tertutup. Pada sistem ini, air dialirkan pada pipa porous yang
dimasukkan ke dalam tanah sehingga air dapat diserap dan dapat meresap ke tanah
disekitarnya. Cara ini jarang digunakan karena pipa porous yang digunakan harus di tahan
terhadap air (tidak cepat lapuk) dan juga pemasangannya mahal.
Pemberian air dengan cara tetesan. Pemberian air dengan cara ini yaitu air dialirkan dengan
menggunakan pipa-pipa yang pada tempat tertentu diberi perlengkapan jalur keluarnya air
(lubang-lubang). Lubang tersebut diletakkan sedikit di atas tanah tetapi tidak terlalu
tinggi,sehingga air dapat menetes terus-menerus, cara ini biasa disebut trickle irrigation.
Diskusikan tentang Macam-macam teknik penyiraman seperti yang tertera pada tabel 3,
kemudian dipresentasikan diantara siswa,disimpulkan dan dicatat sebagai bahan pembelajaran
diwaktu praktik di lapangan.
36
(*) kerjakan berkelompok
37
makin meningkatnya kekeringan. Mengingat makin terbatasnya sumber air, maka
langkah-langkah penghematan 72 (peningkatan keefisienan) penggunaan air dalam budidaya
tanaman, perlu dilakukan secara simultan dan terus menerus.
Langkah-langkah tersebut antara lain melalui pergiliran tanaman (padi dan
palawija/sayuran di lahan sawah), pemanfaatan mulsa (diutamakan mulsa organik) di laahn
kering pada musim kemarau, sistem tanpa olah tanah (TOT) di akhir musim hujan,
pemanfaatan air tanah, penerapan pengairan tetes, dll. Dengan langkah-langkah tersebut
kelestarian sunber daya alam air akan lebih terjamin.
Macam-macam cara pengairan / penyiraman adalah
● Disiram; menyiram langsung tanaman dengan gembor, gayung, ember dsb
● Sistem leb; penggenangan parit sekeliling bedengan, penggenangan lahan padi
● Drip; penggunaan pipa-pipa dan selang yang diberi lobang-lobang yang dapat meneteskan
air ke arah tanaman
● Disemprot; penggunaan alat penyemprot/sprayer untuk mengairi pertanaman
● Sprinkler , penggunaan sprinkler untuk mengairi
38
Gambar 15. Sistem Springkel
Sumber: http://8villages-dashboard.s3.amazonaws.com/1537168934-735-151777.jpg
Diskusikan tentang Cara pengairan / penyiraman seperti yang tertera pada Tabel 4, kemudian
dipresentasikan diantara siswa, disimpulkan dan dicatat sebagai bahan pembelajaran diwaktu
praktik di lapangan.
39
Tabel 6. Cara pengairan / penyiraman
NO Nama komoditas Sumber air Cara penyiraman
2.3 RANGKUMAN
Tujuan pengairan/penyiram memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Daya pelarut unsur-unsur yang diambil oleh tanaman.
b. Mempertinggi reaktivitas persenyawaan yang sederhana/kompleks.
c. Berperan dalam proses fotosintesis.
d. Penyangga tekanan di dalam sel yang penting dalam aktivitas sel tersebut.
e. Mengabsorbsi temperatur dengan baik/mengatur temperatur di dalam tanaman.
f. Menciptakan situasi temperatur yang konstan.
Teknik penyiraman yang dilakukan tergantung keadaan tempat budidaya dan jenis
tanaman pangan dan palawija yang dibudidayakan. Secara garis besar, ada tiga cara pemberian
air dalam sistem pengairan/penyiraman yaitu : pemberian air melalui permukaan, pemberian air
melalui bawah permukaan atau resapan dan pemberian air dengan penyiraman.
Macam-macam cara pengairan/ penyiraman adalah Disiram; Sistem leb; Drip; Disemprot;
Sprinkler.
40
2.4 TUGAS
a. Amati sumber air dan cara pengairan pada tanaman pangan dan palawija
di sekitar lingkungan sekolah atau rumah?
b. Diskusikan secara kelompok dari hasil pengamatan tersebut?
c. Presentasikan hasil tersebut?
41
2.5 TES FORMATIF
a. Jelaskan sumber-sumber air?
b. Jelaskan tujuan pengairan/penyiraman?
c. Jelaskan macam-macam teknik pengairan/penyiraman?
d. Jelaskan cara pengairan/penyiraman?
2.6 PENILAIAN
Teknik Penilaian : Non Tes
Bentuk Instrumen : Pengamatan (Penilaian Proses)
Instrumen Penilaian
42
b. Mampu mengidentifikasi sumber-
sumber air
c. Mampu memahami tujuan
pengairan/penyiraman
d. Mampu memahami teknik
pengairan/penyiraman
e. Mampu melaksanakan
pengairan/penyiraman
3. Keterampilan
Terampil melaksanakan
pengairan/penyiraman
Jumlah
43
DAFTAR PUSTAKA
44
https://www.researchgate.net/figure/Diagrammatic-representation-of-maize-and-soybean-in
tercropping-patterns-and-layout-of_fig1_240783638, 09 Mei 2019
http://arif-0937.blogspot.com/2014/02/rancang-bangun-tugal-kedelai-semi.html, 09 Mei
2019
https://www.amazon.co.uk/Earthway-1001-B-Walk-Behind-Garden-Seeder/dp/B00G06VIA
O, 09 Mei 2019
http://sawitwatch.or.id/download/ manual dan modul Budidaya Padi Gogo.pdf, 09 Mei
2019
45